193581330-Infark-Di-Pons

download 193581330-Infark-Di-Pons

of 16

description

s

Transcript of 193581330-Infark-Di-Pons

  • Refarat INFARK PONS

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Infark (bahasa Latin: infarcire) adalah nekrosis iskemik pada satu tempat di otak,

    karena perubahan sirkulasi darah, atau kurangnya pasokan oksigen. Infark biasanya terjadi

    karena penyumbatan aliran pembuluh nadi dan kadang bisa terjadi pada pembuluh darah

    balik. Pons adalah struktur yang terletak di batang otak, dinamai kata Latin untuk "jembatan"

    atau anatomi abad ke-16 Italia dan ahli bedah Costanzo Varolio (pons Varolii). Adalah

    kranial ke medulla oblongata, ekor ke otak tengah, dan ventral ke cerebellum. 1,2

    Infark Pons adalah penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat menyebabkan

    infark pada pons dan medulla oblongata.

    Berdasarkan laporan sporadis infark dasar pontine menghasilkan sindrom klinis

    hemiparesis motorik murni (PMH), sensorimotor stroke (SMS), hemiparesis ataxic (AH),

    dan dysarthria-clumsy hand (DA-CH) syndrome. Namun, laporan jumlah pasien yang cukup

    jarang terjadi, dan klinik-radiologi korelasi studi belum dilakukan. 1,2

    Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling umum dan penting, dan mekanisme

    pathogenetic iskemia yang cenderung terjadi oklusi arteri kecil (lacunar) atau oklusi

    ateromatosa pada arteri basilar di sebagian besar pasien. Klinis-radiologis studi korelasi kami

    menyarankan bahwa lesi besar yang melibatkan paramedian yang caudal atau tengah pons

    berkorelasi dengan hemiparesis parah (PMH), sedangkan lesi dengan ukuran hampir sama

    terletak di paramedian rostral pons cenderung menghasilkan DA-CH sindrom. Lesi

    menghasilkan AH berada berbagai bagian tetapi cenderung terjadi pada cadangan saluran

    piramida. Prognosis pasien ini baik, meskipun hemiparesis residu tetap pada pasien dengan

    hemiparesis awalnya parah. 3,4,5

  • Refarat INFARK PONS

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Infark

    Suatu daerah nekrosis iskemik yang timbul oleh kurangnya pasokan darah, biasanya

    oleh embolisme atau trombosit.

    Infark (bahasa Latin: infarcire) adalah nekrosis iskemik pada satu tempat di otak,

    karena perubahan sirkulasi darah, atau kurangnya pasokan oksigen. Infark biasanya terjadi

    karena penyumbatan aliran pembuluh nadi dan kadang bisa terjadi pada pembuluh darah

    balik. 1,2

    Sumbatan bisa saja terjadi secara pelan atau cepat. Sumbatan sering terjadi

    karena embolus dan tromnbus.

    Tipe infark :

    Aseptik

    Septik

    Infark menurut bentuknya dapat dibagi menjadi:

    Infark anemik, terjadi karena penyumbatan pembuluh nadi dan pada alat tubuh

    padat seperti jantung dan ginjal, lien dan otak.

    Infark hemoragik, terjadi pada alat tubuh dengan jaringan renggang seperti usus,

    paru.

    Faktor-faktor predisposisi :

    Daerah dengan sirkulasi kolateral yang tidak cukup setelah blokade pembuluh darah

    sama dengan daerah/jaringan dengan end arteri

    2.2. Anatomi Pons

    Pons adalah struktur yang terletak di batang otak, dinamai kata Latin untuk

    "jembatan" atau anatomi abad ke-16 Italia dan ahli bedah Costanzo Varolio (pons Varolii).

    Adalah kranial ke medulla oblongata, ekor ke otak tengah, dan ventral ke cerebellum. Pada

    manusia dan makhluk berkaki dua lainnya, ini berarti berada di atas medula, otak tengah

    bawah, dan anterior cerebellum. Ini termasuk saluran materi putih yang melakukan sinyal

    dari otak ke bawah ke otak dan medula, dan saluran yang membawa sinyal sensorik sampai

    ke thalamus. 1,2,3,4

  • Refarat INFARK PONS

    3

    Pons pada manusia berukuran sekitar 2,5 cm atau 1 inci panjangnya. Sebagian besar

    muncul sebagai tonjolan anterior luas rostral ke medulla. Posterior, sebagian besar terdiri dari

    dua pasang batang tebal yang disebut peduncles cerebellar. Mereka menghubungkan otak

    kecil ke pons dan otak tengah.

    Pons mengandung inti yang menyampaikan sinyal dari otak depan ke otak kecil,

    bersama dengan inti yang berhubungan terutama dengan tidur, respirasi, menelan, kontrol

    kandung kemih, pendengaran, keseimbangan, rasa, gerakan mata, ekspresi wajah, sensasi

    wajah, dan postur tubuh.

    Dalam pons merupakan pusat pneumotaxic, inti di pons yang mengatur perubahan

    dari inspirasi untuk kadaluarsa. Pons yang terlibat dalam kelumpuhan tidur, dan juga

    berperan dalam menghasilkan mimpi.

    Selama perkembangan embrio, mesencephalon embrio berkembang dari

    rhombencephalon dan menimbulkan dua struktur: Pons dan otak kecil. dan menghasilkan

    neuroblasts sensorik, yang akan menimbulkan inti soliter dan khusus aferen visceral yang

    (SVA) kolom, inti yang koklea dan vestibular membentuk somatik aferen khusus (SSA)

    serat-serat saraf, vestibulocochlear yang saraf trigeminal tulang belakang dan pokok inti yang

    membentuk kolom umum somatik aferen (GSA) dari trigeminal saraf, dan pontine inti yang

    relay ke cerebellum.

    Neuroblasts lempeng basal menimbulkan abducent inti yang membentuk somatik

    serat eferen umum (GSE), inti yang trigeminus wajah dan motor membentuk visceral khusus

    eferen (SVE) kolom, dan inti salivatory superior, yang membentuk umum eferen serat

    visceral dari saraf wajah. 5,6

    Sejumlah inti saraf kranial yang hadir dalam pons:

    mid-pons: inti 'kepala' atau 'pontine' inti saraf trigeminal sensorik (V)

    mid-pons: inti motor untuk saraf trigeminal (V)

    lower down di pons: abducens nukleus (VI)

    lower down di pons: nukleus nervus facialis (VII)

    lower down di pons: inti vestibulocochlear (inti vestibular dan inti koklea) (VIII)

    Fungsi keempat saraf sensorik termasuk peran dalam pendengaran, keseimbangan,

    dan rasa, dan sensasi wajah seperti sentuhan dan rasa sakit, serta peran motor dalam gerakan

    mata, ekspresi wajah, mengunyah, menelan, buang air kecil, dan sekresi air liur dan air mata.

  • Refarat INFARK PONS

    4

    2.3. Sistem sirkulasi otak :

    Kebutuhan energy oksigen jaringan otak adalah sangat tinggioleh karena itu aliran

    darah ke otak absoluteh arus selalu berjalan mulus suplai darah ke otak seperti organ lain pada

    umumnya disusun oleh arteri-arteri dan vena-vena.

    1. Arteri karotis:

    Arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna bercabang dari arteri karotis

    komunis kita-kira setinggi tulang rawan carotid. Arteri karotis kiri langsung

    bercabang dari arkus aorta tetapi arteri karotis komunis kanan berasal dari arteri

    brakiosefalika. Arteri karotis eksterna mendarahi wajah, tiroid, lidah dan faring.

    Cabang dari arteri karotis eksterna yaitu arteria meningea media, mendarahi

    struktur-struktur dalam didaerah wajah dan mengirimkan satu cabang yang besar

  • Refarat INFARK PONS

    5

    ke daerah duramatter. Arteri karotis interna sedikit berdilatasi tepat setelah

    percabangannya yang dinamakan sinus karotikus. Dalam sinus karotikus terdapat

    ujung-ujung saraf khusus yang berespon terhadap perubahan tekanan darah

    arteria, yang secara reflex mempertahankan suplai darah ke otak dan tubuh. Arteri

    karotis interna masuk ke otak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum,

    menjadi arteria serebri anterior dan media. Arteri Serebri media adalah lanjutan

    langsung dari arteri karotis interna. Segera setelah masuk ke Ruang subaraknoid

    dan sebelum bercabang-cabang, arteri karotis interna mempercabangkan Arteri

    oftalmika yang masuk kedalam orbita dan mendarahi mata dan isi orbita lainnya.

    Arteri Serebri anterior member suplai darah pada struktur-struktur seperti nucleus

    kaudatus, putamen, bagian-bagian kapsula interna dan korpus kalosum dan

    bagian-bagian lobus Frontalis dan parietalis serebri. Arteri serebri media

    menyuplai darah untuk bagian lobus temporalis,parietalis,dan frontalis korteks

    serebri dan membentuk penyebaran pada permukaan lateral yang menyerupai

    kipas.Arteri ini merupakan sumber darah utama girus prasentralis dan

    postsentralis. 7,8,9

    2. Arteri verebrobasilaris

    Arteri vertebralis kiri dan kananberasal dari arteri subklavia sisi yang sama.

    Arteri subklavia kanan merupakan cabang dari arteriarteri inomata,sedangkan

    arteri subklavia kiri merupakan Cabang langsung dari aorta.Arteri vertebralis

    memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasanpons dan

    medulla oblongata. Kedua arteri tersebut bersatu membentuk arteri basilaris.

    Tugasnya mendarahi sebahagian diensefalon, sebahagian lobus oksifitalis dan

    temporalis,apparatus koklearis,dan organ-organ vestibular. 6,7,8,9

    3. Sirkulus Arteriosus Willisi

    Meskipun arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris merupakan dua system

    arteri terpisah yang mengalirkan darah ke otak, tetapi keduanya disatukan oleh

    pembuluh-pembuluh darah anastomosis yang sirkulus arteriosus willisi. 7,8,9,10

  • Refarat INFARK PONS

    6

    2.4. Fisiologi sirkulasi darah di Otak

    Sistem karotis terutama melayani hemisfer otak dan sistem vertebrabasilaris terutama

    memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian posterior hemisfer. Aliran darah di

    otak (ADO) dipengaruhi terutama oleh 3 faktor. Dua yang paling penting adalah tekanan

    untuk memompa darah dari sistem arteri kapiler ke sistem vena dan tahanan (perifer)

    pembuluh darah otak. Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas dan

    koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku). Dari faktor pertama, yang penting adalah

    tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, pembuluh darah dan lain-lain) dan faktor

    kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah

    sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. 6,7

    Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah otak

    yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50 150 mmHg. Faktor darah, selain

    viskositas darah dan daya membekunya, juga diantaranya seperti kadar/tekanan parsial CO2

    dan O2 berpengaruh terhadap diameter arteriol. Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2

    yang turun, serta suasana jaringan yang asam ( pH rendah ), menyebabkan vasodilatasi,

    sebaiknya bila tekanan parsial CO2 turun, PO2 naik, atau suasana pH tinggi, maka terjadi

  • Refarat INFARK PONS

    7

    vasokontriksi. Viskositas/kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan

    koagulobilitas yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis dan aliran darah lambat,

    akibat ADO yang menurun. 6,7,8

    2.5. Infark di Pons

    a) Definisi

    Penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat menyebabkan infark pada pons dan

    medulla oblongata.

    Stroke iskemik adalah Infark otak fokal yang menyebabkan defisit neurologis

    mendadak lebih dari 1 jam. 1,2

    b) Etiologi

    o Stroke lakunar terjadi karena penyakit pembuluh halus hipertensif dan

    menyebabkan sindrom stroke yang biasanya muncul dalam beberapa jam atau

    bahkan lebih lama. Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi

    aterotrombotik atau hialin-lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus

    Wilisi, arteri serebri media, atau arteri vetebralis dan basilaris. Terdapat empat

    sindrom lakunar yang paling sering dijumpai yaitu hemiparesis motorik murni

    akibat infark pars anterior kapsula interna, hemiparesis motorik murni akibat

    infark di kapsula interna, stroke sensorik murni akibat infark talamus, dan

    hemiparesis ataksik serta gerakan yang canggung akibat infark pons basal.

    Stroke Akibat Hipertensi

    Hipertensi dapat menimbulkan perubahan patologik yang berbeda pada pembuluh

    darah sedang dan pembuluh darah kecil otak. Berdasarkan ini stroke yang timbul

    akibat hipertensi dapat dibedakan atas dua golongan yang gambaran patologi dan

    kliniknya berbeda. 3,4

    Pada pembuluh darah sedang, seperti a. karotis, a vertebrobasilaris atau arteri di

    basal otak, perubahan patologiknya adalah berupa aterosklerosis, dan manifestasi

    kliniknya adalah Transient Ischemic Attack (TIA), Stroke Trombotik dan Stroke

    Embolik. Di sini peranan hipertensi hanyalah sebagai salah satu faktor risiko di

    samping faktor-faktor lain seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia, merokok dan

    lain-lain. Pembuluh darah kecil otak,ialah cabang-cabang penetrans arteri yang

    menembus ke dalam jaringan otak, berukuran diameter 50200 mikron. Dasar

    kelainan pada pembuluh darah jenis ini adalah spasme dan lipohialinosis; spasme

  • Refarat INFARK PONS

    8

    terjadi pada hipertensi akut seperti hipertensi maligna, dan manifestasi kliniknya

    adalah Ensefalopati Hipertensif. Sedangkan lipohialinosis terjadi pada hipertensi

    khronik, pembuluh darah dengan lipohialinosis ini dapat mengalami

    penyumbatan dan menimbulkan sindroma klinik Infark Lakunar, atau timbul

    mikro aneurisma yang dapat pecah dan terjadi Perdarahan Intraserebral. Berbeda

    dengan aterosklerosis, pada lipohialinosis hipertensi dapat dikatakan merupakan

    faktor penyebab satu-satunya. 5,6,7

    Infark lakunar dapat bermanifestasi dalam 4 macam :

    Sindroma Pure motor hemiparesis (infark di kapsula interim dan pons).

    Pure sensory stroke (talamus).

    Homolateral ataxia and aural paresis (kaps. Interna dan korona radiata).

    Dysarthria and clumsy hand (pons).

    o Trombotik pembuluh besar dengan aliran lambat adalah subtipe kedua stroke

    iskemik ini. Sebagian besar stroke ini terjadi pada saat tidur, saat pasien

    mengalami dehidrasi dan sirkulasi relatif menurun. Stroke ini sering berkaitan

    dengan lesi aterosklerotik yang menyebabkan penyempitan atau stenosis di arteria

    karotis interna atau yang lebih jarang di pangkal arteri serebri media atau di taut

    arteria vetebralis dan basilaris.

    o Stroke embolik diklasifikasikan berdasarkan arteri yang terlibat atau asal

    embolus. Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung. Sumber

    emboli yang tersering adalah trombus mural dan tromboemboli dari plak

    ateromatosa. 6,7,8

    o Stroke kriptogenik adalah klasifikasi untuk stroke yang kausanya tidak jelas.

    c) Patofisiologis

    Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteri-arteri

    yang membentuk sirkulus Wilisi: arteria karotis interna dan sistem vetebrobasilar atau semua

    cabang-cabang nya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus 15-20 menit,

    akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak

    selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya

    adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah tersebut. 9,10,11

  • Refarat INFARK PONS

    9

    Patologinya dapat berupa:

    1. Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan

    tombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan

    2. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari

    jantung atau pembuluh ekstra kranium

    3. Ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.

    Patofisiologi Stroke Iskemik

    Oklusi akut dari pada pembuluh darah intrakranial menyebabkan berkurangnya aliran

    darah menuju daerah otak yang diperdarahinya. Bagian terpenting dari berkurangnya aliran

    ini adalah fungsi dari perdarahan kolateral dan semua ini bergantung dari anatomi pembuluh

    darah individu yang bersangkutan, lokasi oklusi, dan tekanan darah sistemik. Penurunan

    aliran darah otak sampai angka nol menyebabkan kematian jaringan otak dalam waktu 4-10

    menit; berkurangnya aliran hingga

  • Refarat INFARK PONS

    10

    Penyakit jantung

    Hiperkolesterol

    Transient ischemic attack (TIA)

    Obesitas

    Penggunaan kontrasepsi oral

    e) Manifestasi Klinik

    Berdasarkan laporan sporadis infark dasar pontine menghasilkan sindrom klinis

    hemiparesis motorik murni (PMH), sensorimotor stroke (SMS), hemiparesis ataxic (AH),

    dan dysarthria-clumsy hand (DA-CH) syndrome. Namun, laporan jumlah pasien yang cukup

    jarang terjadi, dan klinik-radiologi korelasi studi belum dilakukan.

    Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling umum dan penting, dan mekanisme

    pathogenetic iskemia yang cenderung terjadi oklusi arteri kecil (lacunar) atau oklusi

    ateromatosa pada arteri basilar di sebagian besar pasien. Klinis-radiologis studi korelasi kami

    menyarankan bahwa lesi besar yang melibatkan paramedian yang caudal atau tengah pons

    berkorelasi dengan hemiparesis parah (PMH), sedangkan lesi dengan ukuran hampir sama

    terletak di paramedian rostral pons cenderung menghasilkan DA-CH sindrom. Lesi

    menghasilkan AH berada berbagai bagian tetapi cenderung terjadi pada cadangan saluran

    piramida. Prognosis pasien ini baik, meskipun hemiparesis residu tetap pada pasien dengan

    hemiparesis awalnya parah.

    Pada pasien dengan PMH, kelemahan motorik biasanya progresif dan responsif

    terhadap antikoagulasi. Modus progresif onset dan unresponsiveness untuk antikoagulasi

    yang dijelaskan sebelumnya pada pasien dengan lacunar stroke. Kelemahan yang cenderung

    lebih ditandai di atas dari ekstremitas bawah dan di bagian proksimal distal (tangan atau kaki)

    daripada anggota badan. Fitur-fitur ini sesuai dengan penelitian sebelumnya dengan infark

    pontin, meskipun kelemahan kaki dominan juga reported. Dalam penelitian sebelumnya

    dengan infark batang otak unilateral, prognosis yang relatif baik. Namun, beberapa derajat

    kelemahan motorik tetap pada pasien dengan hemiparesis awalnya parah. Meskipun

    kelemahan tungkai sering parah, paresis wajah dan dysarthria sering ringan atau bahkan tidak

    ada dalam kasus sesekali.

    Hemipareses lingual, palatal-lingual, atau palatal-lingual-laring, menyerupai

    gambaran klinis yang disebut capsular genu syndrome. Dalam literatur, perbedaan antara AH

    dan DA-CH tidak selalu jelas. Fisher menyatakan bahwa yang terakhir mungkin merupakan

  • Refarat INFARK PONS

    11

    varian dari . Setelah menganalisis pasien dengan lacunar stroke, Chamorro menyatakan

    bahwa sindrom AH dan DA-CH dapat dilihat sebagai satu kesatuan. Kaca melaporkan bahwa

    DA-CH dengan infark mereka pontin memiliki karakteristik ataksia cerebellar dan

    menyarankan bahwa beberapa kasus sebelumnya dilaporkan sebagai memiliki AH harus

    direklasifikasi sebagai memiliki DA-CH sindrom. Pada pasien penelitian kami dengan ataksia

    yang jelas dan definitif Kelemahan (kelas IV) diklasifikasikan sebagai memiliki AH. 5,6,7

    Sebuah infark lokal ke dasar paramedian pontin terbagi atas infark basal unilateral dan

    infark bilateral. Gejala yang timbul adalah

    Dysarthria

    Palsy wajah supranuclear

    hemiparesis

    hemiparesis motorik murni.

    dysarthria dan hemiparesis dengan dominasi brakialis.

    Dysarthria-clumsy hand sindrom

    hemiparesis ataxic

    Tanda-tanda neurologis lainnya termasuk persepsi penurunan sentuhan

    ringan dan nyeri.

    f) Pemeriksaan Penunjang

    - Pemeriksaan Radiologi

    Pemeriksaan sinar X toraks merupakan prosedur standar karena pemeriksaan ini dapat

    mendeteksi pembesaran jantung dan infiltrat paru yang berkaitan dengan gagal jantung

    kongestif, pemeriksaan yang paling penting adalah Untuk membantu mendeteksi apakah

    sebelumnya telah terjadi trauma pada kepala atau tidak. 6,7,8

    - CT Scan

    CT Scan adalah non-invasif, tes yang tidak menyakitkan yang menggunakan sinar X

    untuk menghasilkan gambar tiga dimensi dari bagian dalam kepala pasien. Sebuah CT Scan

    awal dengan cepat dapat menyingkirkan perdarahan atau tumor otak menyebabkan stroke-

    seperti gejala. Bahkan mungkin menunjukkan area otak yang berada dalam bahaya sekarat

    tapi masih diselamatkan. CT scan untuk membedakan Jenis patologi lokasi lesi, ukuran lesi,

    menyingkirkan lesi non vaskuler. 6,7,9

  • Refarat INFARK PONS

    12

    - MRI

    MRI ini adalah non-invasif, tes yang tidak menyakitkan yang menggunakan medan

    magnet untuk menghasilkan gambar tiga dimensi dari bagian dalam kepala pasien. Scan MRI

    menunjukkan otak dan sumsum tulang belakang secara rinci lebih dari CT scan. MRI dapat

    digunakan untuk mendiagnosa stroke iskemik, stroke hemoragik, dan masalah lain yang

    melibatkan otak, batang otak, dan sumsum tulang belakang. 11,12

    - Pemeriksaan Lumbal

    Pemeriksaan lumbal melibatkan pemeriksaan CSS yang sering memberi petunjuk

    bermanfaat tentang kausa storke, terutama apabila pasien datang dalam keadaan tidak sadar

    dan tidak dapat memberikan anamnesis. Sebagai contoh, mungkin terdapat darah di CSS pada

    stroke hemoragik, terutama pada perdarahan subarakhnoid, informasi yang akan diperoleh

    harus ditimbang terhadap resiko melakukan pungsi lumbal pada pasien koma. Yaitu pada

    peningkatan TIK, penurunan mendadak tekanan CSS di tingkat spinal bawah dapat memicu

    gerakan ke bawah isi kranium disertai herniasi ke dalam batang otak dan kematian

    mendadak. 11,12,13

    - Ultrasonografi

    Ultrasonografi karotis terhadap arteria karotis merupakan evaluasi standar untuk

    mendeteksi gangguan aliran darah karotis dan kemungkinan memperbaiki kausa stroke. 11,12

    - Angiografi

    Angiografi serebrum dapat memberi informasi penting dalam mendiagnosis kausa dan

    lokasi stroke. Secara spesifik, angiografi serebrum dapat mengungkapkan lesi ulseratif,

    stenosis, displasia fibromuskular, fistula arteriovefna, vaskulitis, dan pembentukan trombus

    di pembuluh besar. Saat ini, angiografi serebrum dianggap merupakan cara yang paling

    akurat untuk mengindentifikasi dan mengukur stenosis arteri-arteri otak; namun, kegunaan

    metode ini agak terbatas oleh penyulit yang dapat terjadi hampir pada 12% pasien yang

    dicurigai mengidap stroke. Risiko utama dari pemeriksaan ini adalah robeknya aorta atau

    arteria karotis dan embolisasi pada pembuluh besar ke pembuluh intrakranium. 6,10

    - Doppler Transkranium

    Doppler transkranium, yaitu ultrasonografi yang menggabungkan citra dan suara,

    memungkinkan kita menilai aliran di dalam arteri dan mengindentifikasi stenosis yang

    mengancam aliran ke otak. Keunggulan prosedur ini adalah bahwa prosedur ini dapat

    dilakukan di tempat tidur pasien, noninvasif, dan relatif murah; secara serial juga dapat

    menilai perubahan dalam CBF. 11,12

  • Refarat INFARK PONS

    13

    - Ekokardiogram Transesofagus (TEE)

    Ekokardiogram transesofagus (TEE) sangat sensitif dalam mendeteksi sumber

    kardioembolus potensial. Ekokardiogram telah menjadi komponen rutin dalam evaluasi

    stroke iskemik apabila dicurigai kausa stroke adalah kardioembolus tetapi fibrilasi atrium

    sudah disingkirkan sebagai penyebab embolus. 11,12

    g) Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan yang cepat, tepat dan cermat memegang peranan besar dalam

    menentukan hasil akhir pengobatan. Hal yang harus dilakukan adalah:

    o Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC

    o Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas.

    o Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9% dengan kecepatan 20

    ml/jam, dengan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% dalam air dan salin

    0,45%, karena dapat memperhebat edema otak.

    o Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui hidung.

    o Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut.

    o Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan larutan foto rontgen toraks.

    o Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan

    trombosit, kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum dan kreatinin), masa protrombin

    dan masa tromboplastin parsial.

    o Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas darah arteri

    dan screening toksikologi.

    o Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

    o CT-Scan atau resonansi magnetic bila alat tersedia. Bila tidak ada, dengan skor siriraj

    untuk menentukan jenis stroke.

    Terapi umum:

    Letakkan kepala pasien pada posisi 30, kepala dan dada pada satu bidang; ubah

    posisi tidur setiap 2 jam; mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil. 11-12

    Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2 liter/menit sampai didapatkan

    hasil analisis gas darah. Jika perlu, dilakukan intubasi. Demam diatasi dengan kompres dan

    antipiretik, kemudian dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan

    (sebaiknya dengan kateter intermiten). Pemberian nutrisi dengan cairan isotonik, kristaloid

    atau koloid 1500-2000 mL dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung

  • Refarat INFARK PONS

    14

    glukosa atau salin isotonik. Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik;

    jika didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun, dianjurkan melalui selang

    nasogastrik. 11,12

    Kadar gula darah >150 mg% harus dikoreksi sampai batas gula darah sewaktu 150

    mg% dengan insulin drip intravena kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia (kadar

    gula darah < 60 mg% atau < 80 mg% dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% iv

    sampai kembali normal dan harus dicari penyebabnya. 11,12

    Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan pemberian obat-obatan sesuai

    gejala. Tekanan darah tidak perlu segera diturunkan, kecuali bila tekanan sistolik 220

    mmHg, diastolik 120 mmHg, Mean Arterial Blood Pressure (MAP) 130 mmHg (pada 2

    kali pengukuran dengan selang waktu 30 menit), atau didapatkan infark miokard akut, gagal

    jantung kongestif serta gagal ginjal. Penurunan tekanan darah maksimal adalah 20%, dan

    obat yang direkomendasikan: natrium nitro- prusid, penyekat reseptor alfa-beta, penyekat

    ACE, atau antagonis kalsium. 11,12

    Jika terjadi hipotensi, yaitu tekanan sistolik 90 mm Hg, diastolik 70 mmHg, diberi

    NaCl 0,9% 250 mL selama 1 jam, dilanjutkan 500 mL selama 4 jam dan 500 mL selama 8

    jam atau sampai hipotensi dapat diatasi. Jika belum ter- koreksi, yaitu tekanan darah sistolik

    masih < 90 mmHg, dapat diberi dopamin 2-20 g/kg/menit sampai tekanan darah sistolik

    110 mmHg.

    Jika kejang, diberi diazepam 5-20 mg iv pelan- pelan selama 3 menit, maksimal 100

    mg per hari; dilanjutkan pemberian antikonvulsan peroral (fenitoin, karbamazepin). Jika

    kejang muncul setelah 2 minggu, diberikan antikonvulsan peroral jangka panjang.

    Jika didapatkan tekanan intrakranial meningkat, diberi manitol bolus intravena 0,25

    sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena rebound atau keadaan umum

    memburuk, dilanjutkan 0,25g/kgBB per 30 menit setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus

    dilakukan pemantauan osmolalitas (

  • Refarat INFARK PONS

    15

    BAB III

    KESIMPULAN

    Infark (bahasa Latin: infarcire) adalah nekrosis iskemik pada satu tempat di otak,

    karena perubahan sirkulasi darah, atau kurangnya pasokan oksigen. Infark biasanya terjadi

    karena penyumbatan aliran pembuluh nadi dan kadang bisa terjadi pada pembuluh darah

    balik. Pons adalah struktur yang terletak di batang otak, dinamai kata Latin untuk "jembatan"

    atau anatomi abad ke-16 Italia dan ahli bedah Costanzo Varolio (pons Varolii). Adalah

    kranial ke medulla oblongata, ekor ke otak tengah, dan ventral ke cerebellum.

    Infark Pons adalah penyumbatan pada cabang arteri basilaris dapat menyebabkan

    infark pada pons dan medulla oblongata.

  • Refarat INFARK PONS

    16

    Daftar Pustaka

    1. Burnside JW, McGlynn TJ. Diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta:EGC;2003.hal. 267-83.

    2. Welsby PD. Pemeriksaan fisik dan anamnesis klinis. Jakarta:EGC;2009.hal.77-89.

    3. Bickley LS, Szilagyi PG. Bates buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat

    kesehatan.edisi 8. Jakarta:EGC;2009. Hal. 166-290.

    4. Junadi,Purnawan, Kapita selekta kedokteran, Jilid ke II, Penerbit FKUI,

    Jakarta. 2005.h. 17-26.

    5. Aliah A, Kuswara F.F, Limoa RA, Wuysang. Gangguan Peredaran Darah Otak.

    Dalam: Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,

    2003:79-102

    6. Price SA, Wilson LM . Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Volume

    2. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2005. Hal.966-71.

    7. Clarke C, Howard R, Rossor M, Shorvon SD. Neurology: a queenshare textbook.

    USA:John Wiley and Sons;2011.Hal 125-43

    8. Brust JCM. Current diagnosis and treatment in neurology. : McGraw-Hill Companies;

    2006. Hal 107-41.

    9. McPhee SJ, Ganong WF. Patophysiology of disease: an introduction to clinical

    medicine. Edisi 5.USA: McGraw-Hill Companies; 2005. Hal 582-4.

    10. McPhee SJ, Papadakis MA. Current medical diagnosis and treatmen. International

    Edition. USA:McGraw-Hill Companies; 2008. Hal 975-80.

    11. Fauci AS, et al. Harrisons principles of internal medicine.Edisi 18. USA: McGraw-

    Hill Companies; 2011. Hal. 3270-99.

    12. Algoritma Kegawatdaruratan Stroke menurut American Heart Association. Diunduh

    darihttp://ummc-acls.org/mod/resource/view.php?id=14. Diunduh tanggal 7 Januari

    2012.

    13. Stroke. Diunduh dari : http://www.theuniversityhospital.com/stroke.