193018_Laporan Hasil Diskusi Modul Riset

29
LAPORAN HASIL DISKUSI MODUL RISET PEMICU 1 KELOMPOK DISKUSI 9 1. Dendy Frannuzul Ramadhan I1011131036 2. Suwenita I1011131065 3. Auliyah Tania Alkadrie I1011141014 4. Nora Indah Meilina I1011141006 5. Yalenko Afirio I1011141048 6. Dana Rizky Afina Rahma I1011141060 7. Rina Paramita Utami I1011141007 8. Edi Aluk I1011141029 9. M Hammam Faishal F I1011141066 10. Agitya Goesvie Ajie I1011141075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

description

riset

Transcript of 193018_Laporan Hasil Diskusi Modul Riset

LAPORAN HASIL DISKUSIMODUL RISETPEMICU 1

KELOMPOK DISKUSI 9

1. Dendy Frannuzul RamadhanI10111310362. Suwenita I10111310653. Auliyah Tania AlkadrieI10111410144. Nora Indah Meilina I10111410065. Yalenko Afirio I10111410486. Dana Rizky Afina RahmaI10111410607. Rina Paramita UtamiI10111410078. Edi Aluk I10111410299. M Hammam Faishal FI101114106610. Agitya Goesvie Ajie I1011141075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK2014

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 PemicuManfaat daun Mangga bacang bagi kesehatanIbu, sedang minum teh ya? Kelihatannya enak? tanya Bisma. Bukan teh sayang, tapi rebusan daun mangga bacang nak? jawab Ibu. Bisma, pernah lihat tanaman mangga bacang di belakang rumah nenek? Itu namanya mangga bacang. Walaupun buahnya asem sekali, ternyata Ibu pernah baca bahwa hampir semua bagian dari tanaman tersebut mempunyai khasiat bagi kesehatan, atau sering disebut sebagai terapi herbal. Mau coba? Wah, enak juga ya rasanya, ujar Bisma setelah mencicipinya. Apa saja khasiat yang Ibu rasakan setelah rutin minum rebusan daun mangga?bukannya pahit ya bu? tanya Bisma lagi. Ibu memang tidak sedang sakit, tapi setelah rutin minum rebusan daun mangga bacang ini rasanya Ibu menjadi tidak cepat lelah dan selalu terjaga staminanya.1.2 Kata Kuncia. Khasiat mangga bacangb. Terapi herbalc. Rebusan Daun Mangga Bacangd. Kesehatan

1.3 Rumusan MasalahBagaimana pengaruh rebusan daun mangga bacang bagi kesehatan?

1.4 Analisis Masalah

Tujuan dan ManfaatTinjauan PustakaHipotesisRancangan PenelitianDaftar PustakaEtika PenelitianVariabelPENELITIANManfaatMetodeHambatanPROPOSAL PENELITIANJudulLatar BelakangRumusan masalahmasalahPROPOSAL PENELITIAN

Rumusan masalahmasalahLatar Belakang

Judul

1.5 HipotesisAdanya pengaruh rebusan daun mangga bacang terhadap kesehatan.

1.6 Pertanyaan Diskusi1. Apa yang dimaksud dengan penelitian?2. Bagaimana membuat proposal yang baik dan benar:a. Judul//topikb. Latar Belakangc. Rumusan Masalahd. Tujuan dan Manfaate. Tinjauan Pustakaf. Rancangan Penelitiang. Daftar Pustakah. Hipotesisi. Etika Penelitianj. Variabel 3. Apa saja metode penelitian?4. Apa tujuan dan manfaat penelitian tersebut?5. Apa saja hambatan yang ditemi dalam pembuatan proposal?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Apa yang dimaksud dengan penelitian?Penelitian adalah suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk meyelesaikan masalah-masalah ( Cooper & Emory, 1995 )Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia ( Suparmoko, 1991 )

2.2 Bagaimana membuat proposal yang baik dan benar:a. Judul/TopikJudul merupakan suatu yang paling pertama yang akan banyak ditanyak oleh orang lain. Dalam menetapkan sebuah judul, Mardalis (1999) menyanrankan hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sebuah judul, sebagai berikut:a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain.

Dalam penulisan sebuah judul uang tepat dan baik harus memenuhi beberapa syarat berikut, yaitu:a. Judul harus dalam bentuk pernyataan, bukan pernyataan.b. Cukup jelas dan singkat serta tepat.c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti. d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

b. Latar BelakangLatar belakang kegiatan dilakukan untuk menjawab rasa keingintahuan untuk mengungkapkan suatu kreativitas/gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Dalam penulisan latar belakang juga harus dikemukakan hal-hal yang mendorong atau argmentasi pentingnya.Latar belakang dari penelitian memiliki susunan masalah yang harus diteliti berdasarkan a. pengamatan peneliti, kajian pustaka dan hasil-hasil penelitian terdahulu, yang merupakan bahanb. pertimbangan (justification) dan penggunaan fokus dan hipotesis bila diperlukan. Dalam suatu peneitianc. penting untuk dilakukan apabila:(a) mengacu pada agenda riset (b) permasalahanyang belum pernah/sangat jarang diteliti, (c) penelitian tetapi hasilnya belum lengkap atau kurangtajam, (d) hasil penelitian masih kontradiktif dan belum konsisten, (e) isu yang berkaitan dengan validitas eksternal dan (f) isu-isu penting lainnyaLatar belakang harus dibuat secara kuat, dengan cara mengemukakan data dan fakta sebagai alsan, dengan menggunakan argumentasi pribadi yang sedikit. Dalam Latar belakang harus diketahui dengan jelas bahwa masalah yang diajukan sangat diperlukan, agar latar belakang menjadi kuat harus didukung oleh fakta dan data yang dicari melalui studi pendahuluan dan studi pustakac. Rumusan masalahPerumusan masalah dirumuskan dengan jelas apa yang ingin diteliti atau dipecahkan. Dalam perumusan masalah harus menggunakan konsep dan pendekaan untuk menjawab masalah, hipotesis yang akan diuji, dugaan yang ingin dibuktikan , dan masalah yang akan , dicari penyelesaiannya. Di dalam rumusan masalah dapat dijelaskan arti dari definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan kegiatan penelitian.Tidak semua masalah memerlukan penelitian, misalnya ada masalah kesehatan yang dapat diselesaikan melalui perbaikan manajemen, peningkatan koordinasi, pelatihan, dan pemenuhan ketersediaan sumber daya. Setelah masalah teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah membatasi/ memfokuskan/mendefinisikan masalah dengan komponen yang memuat antara lain:a. Kelayakan masalahb. Besar dan luas masalahc. Urgensi dari masalahd. Wilayah geografis yang terpengaruh,e. Karakteristik populasi/ sampel penelitian,f. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah,g. Upaya yang pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, keberhasilan dan kekurangan upayatersebut.h. Prediksi terhadap keberhasilan penelitian,i. Masalah penelitian tidak merupakan item-item tetapi suatu deskripsi

d. Tujuan dan ManfaatTujuan dan manfaat penelitian memberikan pernyataan singkat mengenai tujuan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menguraikan, menerangkan, membuktikan atau menerapkan suatu gejala atau konsep, rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur.1. Tujuan PenelitianTujuan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah pernyataan spesifik yang menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian yang diusulkan.Tujuan khusus :a. merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum, b. harus spesifik dan dapat dicapai dalam waktu yang telah ditentukan, c. dinyatakan dengan tindakan yang menggunakankata kerja aktif (to), misalnya mengukur (to assess, to measure), mengidentifikasi (to identify), menentukan (to determine), membandingkan (to compare).2. Manfaat PenelitianHasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pemangku kebijakan (stakeholders), masyarakat ilmiah dan pelaksana programa. Program, sebagai masukan untuk penyusunan kebijakan dan program pembangunan kesehatan (redesign program) atau merumuskan program barub. Iptek, sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologic. Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam keluarga, atau untuk bahan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, Industri, dalam proses, produk dan teknologi barud. Peneliti dan institusi penelitian, untuk memperoleh HAKI

e. Tinjauan PustakaLandasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sendiri oleh mahasiswasebagaipedomanuntukmenyelesaikan masalahpenelitiandanuntukmerumuskan hipotesis.Landasanteori dapatberbentukuraian kualitatif,modelmatematis,ataupersamaan-persamaan yanglangsungberhubungandenganbidang ilmu yang diteliti. Bagian ini terdiri dari:a. Uraian teorib. Kerangka konseptualc. Hipotesis (untuk penelitian tertentuboleh tidak menggunakan hipotesis)Tinjauan pustaka , landasan teori bahasa yang digunakan untuk Bab 2 pada karya ilmiah atau penelitian harus memiliki 4 kriteria yaitu : 1. Penjelasan secara induktif tentang variable yang diteliti. 2. Penjelasan secara empiris dengan didukung dengan faktafakta mengenai persoalan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.3. Masalahmasalah yang sedang dihadapi terkait dengan variable yang diteliti dasar peneliti untuk melakukan penelitian. 4. Review dari berbagai hasil studi sejenisyang dikerjakan orang lain di tempat lain. Tinjauan pustaka ini bukan memindahkan tulisan orang lain namun memiliki peranan penting dan membantu dalam hal mengungkapkan sebagai berikut : 1. Pengetahuan tentang penelitian yang berkaitan, memungkinkan peneliti menetapkan batas batas bidang penelitiannya. 2. Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkin peneliti itu menetapkan masalah dalam perspektifnya. 3. Melalui pengkajian pustaka yang relevan, para peneliti dapat mengetahui prosedur dan instrument mana yang telah terbukti berguna atau tidak. 4. Studi yang cermat terhadap bahan pustaka yang relevan dapat menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara tak sengaja. 5. Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi yang lebih baik untuk menafsirkan arti pentingnya hasil penelitiannya sendiri.f. Rancangan Penelitian

1. Metodologi PenelitianBagian ini menyajikan penjelasan antara lain meliputi :a.Variabel PenelitianVariabel Penelitian pada dasarnya adalah segala hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian dibuat kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)b.TempatdanwaktupenelitianTempat penelitian adalah daerah atau lokasi yang akan dilakukan penelitian sedangkan waktu penelitian adalah bulan, tahun, dan periode lamanya penelitian berlangsung dari penyususan proposal hingga laporan akhir.c.Sumberdata atau populasidansampelSampel yang dipilih harus dapat mewakili populasi tersebut. Sampel yang baik harus memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan pada populasi terjangkau. Peneliti harus berhati-hati agar kriteria sampel yang diinginkan dapat relevan dengan masalah yang akan diteliti. kriteria eksklusi adalah segala hal yang membuat suatu sampel tidak masuk dalam kriteria inklusi, sebagai contoh hambatan etis, subjek penelitian menolak untuk berpartisipasi, dan terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan.d.Alat pengumpul data (sebaiknya dilengkapi dengan kisi-kisi atau indikator). Alat pengumpulan data dapat berupa kuesioner.e.Teknikanalisis dataReneDescartesDalamkaryanyaDiscourseOnMethoda dikemukakan6(enam)prinsip metodologi yaitu: Membicarakanmasalahilmupengetahu diawalidenganmenyebutkanakalsehat (commonsense) yang padaumumnyadimiliki oleh semua orang. Akal sehat menurut Descartes ada yangkurang,adapulayanglebihbanyakmemilikinya,namunyangterpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah.

Menjelaskankaidah-kaidahpokok tentang metodeyangakandipergunakan dalam aktivitas ilmiah maupun penelitian. Descartesmengajukan 4 (empat) langkah atau aturan yang dapat mendukungmetode yang dimaksud yaitu:

1) Jangan pernah menerima baik apasaja sebagai yang benar, jika tidak mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya artinya dengan cermat hindari kesimpulan dan prakonsepesi yang terburu-buru jangan memasukkan apapaun ke dalam pertimbangan lebih daripda yang terpapar dengan jelas sehingga tidak perlu diragukan lagi.2) Pecahkanlah setiap kesulitan menjadi sebanyak mungkin bagian dan sebanyakyangdapatdilakukanuntuk mempermudahpenyelesaiannyasecara lebih baik.3) Arahkan pemikiran secara jernih dantertib, mulai dari objek yang paling sederhana dan paling mudah diketahui,lalumeningkatsedikitdemisedikit,setahapdemisetahapkepengetahuanyangpalingkompleks,dandenganmengandaikan sesuatu urutan bahkan diantara objek yang sebelumitu tidak mempunyai ketertiban baru.4) Buatlah penomoran untukseluruhpermasalahanselengkapmungkin, danadakantinjauanulang secara menyeluruh sehingga anda dapat merasa pasti tidaksuatu pun yang ketinggalan.14g. Daftar PustakaSemua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut harus dituliskan sesuai dengan kaidah ilmiah. Rujukan pustaka yang dituliskan di dalam Daftar Kepustakaan hanya yang terkait langsung dengan isi proposal. Penulisan rujukan dilakkan dengan metode Vancouver.

h. HipotesisTidak semua penelitian membutuhkan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan sementara yang dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan uji statistik yang sesuai. Dalam penelitian eksperiman dan analitik dibutuhkan sebuah hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini harus operasional.dalam bentuk narasi (bukan hipotesis nol). Hipotesis dapat sebagai petunjuk tentang tipe data yang harus dikumpulkan dan tipe analisis yang harus dilakukan. Hipotesis perlu memikirkan masalah pokok yang menjadi variabel terikat, dan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan, menentukan, atau mempengaruhi variabel bebas.

i. EtikaSalah satu aspek penting dalam kode tersebt adalah keharusan adanya informed consent (persetujuan setelah penjelasan) dari manusia yang digunakan dalam percobaan. Pada tahun 1964, World Medical Association dalam sidangna ke-18 mengeluarkan satu rangkaian aturan untuk penelitian pada manusia, yang kini dikenal sebagai Deklarasi Helsinki I. Rangkaian aturan tersebut merupakan panduan untuk dokter yang melakukan penelitian klinis baik yang bersifat terapeutik maupun non-terapeutik.

j. VariabelVariabel Penelitian pada dasarnya adalah segala hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian dibuat kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)Macam-macam variabel : 1. Variabel Independen ( Bebas)Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat) disebut variabel bebas. Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena variabel lain bebas dipengaruhi. Contoh : Pengaruh air rebusan mangga bacang terhadap kesehatan...2. Variabel Dependen ( Terikat)Variabel dependen atau terikat yaitu variabel yang dipengatruhi oleh variabelbebas.3. Variabel ModeratorVariabel Moderator adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat.4. Variabel Intervening Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak Dapat Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.5. Variabel KontrolVariabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.

2.3 Apa saja metode penelitian?

a. Penelitian DeskriptifPada penelitian deskriptif peneliti hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan. Hasil pengukuran disajikan apa adanya, tidak dilakukan analisis mengapa fenomena terjadi. Pada studi deskriptif tidak diperlukan hipotesis sehingga tidak dilakukan uji hipotesis (uji statistika) seperti uji x2 atau uji-t maupun penghitungan risiko relatif, rasio odds dan sejenisnya. Contohnya adalah survei morbiditas dan mortalitas, atau gambaran klinis dan laboratorium sindrom atau penyakit tertentu. Laporan retrospektif hasil pengobatan (biasanya dalam konteks pelayanan pasien) yang dilakukan tanpa kontrol adalah contoh lain.

b. Penelitian AnalitikPada penelitian analitik peneliti berupaya mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data, karena itu pada penelitian analitik selalu diperlukan hipotesis yang harus diformulasikan sebelum penelitian dimulai, untuk divalidasi dengan data empiris yang dikumpulkan. Hubungan antar-variabel dapat dilakukan dengan pelbagai uji hipotesis (sering disebut secara kurang tepat sebagai uji statistika atau uji kemaknaan sesuai dengan data, dan atas pelbagai jenis analisis lain yang disebutkan di atas

c. Penelitian Analitik Observasional Penelitian analitik observasional Umumnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (1) studi cross'sectional, (2) studi kasus-kontrol, (3) studi kohort. Akhir-akhir ini meta-analisis, suatu desain khusus yang menggabungkan hasil banyak studi, digolongkan dalam studi observasional analitik. Pembagian desain tersebut cukup praktis dan didasarkan pada ada atau tidak adanya intervensi atau manipulasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek penelitian. Pada studi eksperimental peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel penelitian dan kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut, sedang pada studi observasional ia melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap berbagai jenis variabel subyek penelitian menurut keadaan alamiah, tanpa berupaya melakukan manipulasi atau intervensi. Yang dimaksud dengan intervensi dalam konteks ini adalah perlakuan yang dilakukan oleh peneliti terhadap subyek penelitiary dan hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis. Apabila peneliti melakukan tindakan atau intervensi, namun efek intervensi tersebut tidak diukur dan tidak dianalisis, maka hal tersebutbukan merupakan suatu studi intervensi. Sebagai contoh seorang ahli bedah melakukan intervensi bedah untuk mengambil batu empedu dan meneliti komposisi batu empedu yang diambilnya, maka ahli bedah tersebut tidak dapat dikatakan melakukan penelitian intervensional melainkan melakukan studi observasional. Ciri khas studi intervensional dibanding dengan studi observasional adalah pada studi intervensional peneliti menentukan subyek mana yang akan memperoleh perlakuan apa, sedangkan pada studi observasional pajanan terhadap faktor risiko atau variabel independen berlangsung secara alamiah.

d. Penelitian Cross SectionalDalam penelitian cross-sectional peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu. Kata satu saat bukan berarti semua subyek diamati tepat pada satu saat yang sama, tetapi artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Dengan demikian maka pada studi cross-sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. Desain crosssectional sering digunakan baik dalam studi klinis danlapangan; desain ini dapat digunakan pada penelitian deskriptif maupun analitik.

Contoh penelitian cross-sectional deskriptif:a. persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di komunitasb. prevalens obesitas pada mahasiswa di Jakartac. indeks tuberkulin pada anak. (Studi ini, meski memerlukan follow-up 48-72 jamuntuk penilaian hasil uji tuberkulin, tetap disebut sebagai studi cross-sectional karena penyuntikan dan penilaian hasil merupakan satu kesatuan).

Contoh penelitian cross-sectional analitik:a. beda proporsi pemberian ASI eksklusif pada pelbagai tingkat pendidikan ibub. beda kadar kolesterol dokter anak dan dokter bedahc. Beda prevalens penyakit tertentu antara siswa lelaki dan perempuand. Peran pelbagai faktor risiko dalam terjadinya penyakit tertentu

Dalam studi analittk cross-sectional yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit (efek), pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) hanya dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Dari pengukuran tersebut maka dapat diketahui jumlah subyek yang mengalami efek, baik pada kelompok subyek yang faktor risiko, maupun pada kelompok tanpa faktor risiko. Hasil pengukuran biasanya disusun dalam tabel 2 x 2; dari tabel ini dapat dilihat prevalens penyakit (efek) pada kelompok dengan atau tanpa faktor risiko, kemudian dapat dihitung rasio preaalens, yakni perbandingan antara prevalens efek pada kelompok subyek yang memiliki faktor risiko dengan prevalens efek pada kelompok subyek tanpa faktor risiko. Rasio prevalens memberikan gambaran peran faktor risiko terhadap terjadinya efek atau penyakit. Bila rasio prevalens sama dengan 1, artinya prevalens penyakit pada subyek dengan faktor A sama dengan prevalens pada subyek tanpa faktor A, maka faktor tersebut bukanlah merupakan faktor risiko. Bila nilai rasio prevalens lebih dari L berarti faktor A tersebut merupakan faktor risikg dan nilai yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan faktor protektif (mencegah terjadinya efek). Namun dalam menilai rasio prevalens harus diperhatikan interaal kepercayaan Karena studi cross-sectional hanya mengukur prevalens (bukan insidens), maka studi tersebut seringkali disebut pula sebagai studi prevalens.

e. Studi Kasus KontrolBerbeda dengan studi cross-sectionnl, pada studi kasus,kontrol observasi atau pengukuran variabel bebas dan variabel tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama. Peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung, yakni efek, sedangkan variabel bebasnya dicari secara retrospektif; karena itu studi kasus-konkol disebut sebagai studi longitudinaf artinya subyek tidak hanya diobservasi pada satu saat tetapi diikuti selama periode yang ditentukan. Seperti telah disebutkan, pada studi kasus-kontrol dilakukan identifikasi subyek (kasus) yang telah terkena penyakit (efek), kemudian ditelusur secara retrospektif ada atau tidaknya faktor risiko yang diduga berperan. Untuk kontrol harus dipilih subyek dari populasi dengan karakteristikyang sama dengan kasus; bedanya kelompok kontrol ini tidak menderita penyakit atau kelainan yang diteliti. Pemilihan subyek kontrol ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan cara serasi (matching) atau tanpa matching. Seperti pada studi cross -sectional, hasil pengukuran pada studi kasus kontrol disusun dalam tabel}x 2. Hubungan sebab akibat antara faktor risiko dan efek diperoleh secara tidak langsung, yakni dengan menghitung risiko relatif, yang dalam studi kasus-kontrol dinyatakan sebagai lasio odds (odds ratio). Odds adalah perbandingan antara peluang (probabilitas) untuk terjadinya efek dengan peluang untuktidak terjadinya efek

f. Studi KohortBerlawanan dengan studi kasus-kontrol yang mulai dengan identifikasi efek, pada penelitian kohort yang diidentifikasi lebih dahulu adalah kausa atau faktor risikonya kemudian sekelompok subyek (yang disebut kohort) diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau tidaknya efek Pada penelitian kohort murni, yang diamati adalah subyek yang belum mengalami pa;'anan faktor risiko yang dipelajari serta belum mengalami efek. Sebagian subyek tersebut secara alamiah akan mengalami pajanan terhadap faktor risiko tertentu, sebagian lainnya tidak. Subyek yang terpajan faktor risiko menjadi kelompok yang diteliti, sedang subyek yang tidak terpajan menjadi kelompok kontrol. Dalam keadaan ini, oleh karena kedua kelompok berangkat dari populasi yang sama, maka biasanya keduanya sebanding (comparable) kecuali dalam hal adanya pajanan terhadap faktor risiko. Kedua kelompok tersebut kemudian diikuti selama masa tertentu, untuk kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau penyakit yang diteliti. Hasil pengamatan studi kohort juga disusun dalam tabeI 2 x 2, dan dapat ditentukan insidens terjadinya efek pada kelompok terpajan dan kelompok kontrol. Selanjutnya dapat dihitung risiko relatif, atau risiko insidens, yakni perbandingan antara insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengnn insiden efek pada kelompok tanpa faktor risiko. Risiko relatif menunjukkan besarnya peran faktor risiko terhadap terjadinya penyakit; bila risiko relatif : 1 maka faktor yang diteliti bukanlah merupakan faktor risiko, nilai yang lebih daripada 1. menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan risiko, sedangkan nilai yang kurang daripada 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti tersebut bersifat protektif. Dalam menilai hasil risiko relatif harus pula diperhatikan interval kepercayaannya. Selain studi kohort prospektif juga dikenal studi kohort retrospektif. Pada desain ini peneliti mengidentifikasi faktor risiko dan efek pada kohort yang terjadi di masa lalu (penelitian disebut rerospektif bila pada saat penelitian dilakukan outcome yarrg diteliti sudah terjadi). Analisis yang digunakan sama dengan pada studi kohort prospektif. Kesahihan hasil studi ini bergantung pada kualitas data pada rekam medis atau sumber data lain. Seperti pada studi kohort prospektil baik faktor risiko maupun efek yang diteliti harus didefinisikan dengan jelas. Salah satu kelemahan studi kohort retrospektif ini adalah terdapatnya kemungkinan bahwa pelbagai pengukuran yang dilakukan pada masa lampau tidak memenuhi

g. Penelitian EksperimentalStudi eksperimental, sering pula disebut studi intervensional, adalah salah satu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab.akib at (cause-effect relationship). Dibanding studi observasional, studi eksperimental ini mempunyai kapasitas asosiasi yang lebih tinggi. Simpulan adanya hubungan sebab akibat pada studi observasional, baik studi cross-sectional, studi kasuskontrol, maupun kohort hanya sampai pada ingkatan dugaan atau dugaan kuat dengan landasan teori atau telaah logis. Pada penelitian eksperimental asosiasi sebab-akibat yang diperoleh lebih tegas dan nyata, sehingga simpulan yang dapat diperoleh pun lebih definitif ketimbang pada studi observasional. Namun studi eksprimental ini umumnya memerlukan biaya yang mahal dan pelaksanaannya rumit, hingga penggunaannya lebih terbatas. Di klinik studi eksperimental sering dilakukan dan didominasi oleh uji klinis untuk mehilai efek terapeutik obat atau prosedur pengobatan. Di lapangan, studi eksperimental dilakukan dalam bentuk intervensi komunitas, misalnya penelitian tentang pengaruh penyuluhan pembersihan air tergenang di sekitar rumah terhadap insidens demam berdarah dengue di suatu daerah. Di laboratorium studi eksperimental juga sering dilakukan, termasuk penelitian dengan hewan coba. Di antara ketiganya, kondisi yang ideal dapat dibuat di laboratorium, di klinik sampai batas tertentu lingkungan penelitian dapat dibuat mendekati ideal, sedang di lapangan studi intervensi dilakukan atas dasar keadaan faktual di masyarakat. Perbedaan ini tentu berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan kita terhadap hasil masing-masing studi. Studi eksperimental juga mempunyai tingkatan atau gradasi, mulai dari studi pra-eksperimental (pre-experimental studies), studi kuasi-eksperim ental (q u a si - exp erim ent al studi es), dan studi eksperimental benar (true experimental studies). True experimantal studies dianggap merupakan desain terkuat untuk memperlihatkan hubungan sebab-akibat. Desain ini ditandai dengan terdapatnya randomisasi, yakni alokasi subyek uji klinis yang berdasarkan asas peluang untuk diberikan obat atau prosedur yang diuji atau diberikan obat atau prosedur standar.

2.4 Apa tujuan dan manfaat penelitian tersebut?Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Ingin mengetahui kandungan-kandungan yang terdapat dalam air rebusan daun Mangga Bacang.b. Ingin mengetahui pengaruh dan khasiat air rebusan daun mangga bacang terhadap kesehatan.c. Ingin mengetahui dampak positif dan negatif yang akan di timbulkand. Ingin mengetahui kadar dosis pemberian air rebusan daun mangga bacam untuk di konsumsiManfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Menyelesaikan tugas diskusi kelompokb. Menambah dan meperluas wawasan penulis mengenai khasiat air rebusan mangga bacang bagikesehatanc. Bagi instansi, dapat digunakan sebagai rujukan yang bermanfaat untuk penelitian berikutnya.d. Menambah wawasan masyarakat mengenai khasiat daun mangga bacang bagi kesehatan.Ekstrak etanol daun mangga bacang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli (Anjar Nuryanto,2014) Ekstrak air daun Mangifera foetida memiliki efek kelasi terhadap feritin serum penderita talasemia, namun belum diteliti apakah ekstrak etanol daun M.foetida juga menunjukkan efek kelasi terhadap feritin , juga sebagai ekstrak air daun, mangga bacang sebagai khelator besi pada serum pasiendengan thalassemia

2.5 Apa saja hambatan yang ditemui dalam pembuatan proposal?Faktor penghambat yang sering ditemui dalam membuat proposal adalah sebagai berikut:a) Pemahaman tentang pengertian, fungsi dan masalah penerapan teori dalam penyusunan proposal penelitianb) Pemahaman tentang pengertian, fungsi dan masalah penerapan metodologi penelitian dalam penyusunan proposal penelitianc) Pemahaman tentang pengertian, fungsi dan masalah penerapan statistik dalam penyusunan propossal penelitian

BAB IIIKESIMPULAN3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Furchan, Arif. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jakarta: Pustaka pelajar

Mardalis. 1999.Pedoman Umum Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Nazir, M.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Yusuf,muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP press

Nicol J. The ethics of research ethics committes. BMJ 2000;320:1217

Purwaningsih, EH. Hanani E, Amalia P. Krisnamuti DGB. 2011. The Chealating of Mangifera Foetida Water Extract on Serum Thalassemic Patients. J Indon Med Assoc

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto