183485422 Lapsus Abses Mandibula
description
Transcript of 183485422 Lapsus Abses Mandibula
BAB IPENDAHULUAN
Definisi Abses adalah suatu penimbunan nanah, pada rongga yang secara
anatomis tidak ada. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa
kantong berisi nanah. Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di
mandibula. Abses dapat terbentuk di ruangsub mandibula atau salah satu
komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher. PenyebabMenurut suatu
infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara antaralain:1. Bakteri
masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril 2.
Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain3. Bakteri yang dalam
keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan
kadang bisamenyebabkan terbentuknya abses.Lebih lanjut menjelaskan peluang
terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :1. Terdapat kotoran atau benda asingdi
daerah tempat terjadinya infeksi 2. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah
yang kurang 3. Terdapat gangguansisitem kekebalan. Abses mandibula sering
disebabkan oleh infeksi didaerah rongga mulut atau gigi.
ini menyebabkan adanya pembengkakan didaerah submandibula yang pada
perabaan sangat keras biasanya tidak terabaadanya fluktuasi. Seringmendorong lidah
keatas dan kebelakang dapat menyebabkantrismus. Halini sering menyebabkan
sumbatan jalan napas. Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan napas makajalan napas
harus segera dilakukan trakceostomiyang dilanjutkan dengan insisi digaris tengah dan
eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. Bila tidak ada tanda-
tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi tidak ditemukan nanah,
kelainan ini disebutkan Anginaludoviva (Selulitis submandibula). Setelah dilakukan
eksplorasi diberikan antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob.Abses
bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum, dan otot.
Abses yang sering ditemukan didalam kulit atau tepat dibawah kulit terutama
jika timbul diwajah. Patofisiologi Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang
sehat, maka akan terjadi infeks. Sebgian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga
yang berisi jaringan dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
pertahanan tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan
setelah menelan bakteri. Sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah
yang memebentuk nanah yang mengisis rongga tersebut. Akibat penimbunan
nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada akhirnya tumbuh
di sekliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan
mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut jika suatu abses
pecah di dalam tubuh makainfeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung kepada lokasiabses. Tanda dan gejala - gejala dari abses
tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf.
Berikut ini akan dipaparkan sebuah laporan kasus mengenai abses mandibula
yang dirawat di RSD Kota Blitar.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Abses adalah suatu penimbunan nanah, pada rongga yang secara
anatomis tidak ada. Ini adalah hasil dari reaksi pertahanan tubuh terhadap benda
asing. Abses adalah tahap terakhir dari suatu infeksi jaringan yang diawali dengan
proses yang disebut peradangan. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan
gejala berupa kantong berisi nanah. Sedangkan abses mandibula adalah abses yang
terjadi di mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu
komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher.
3.2 ETIOLOGI
Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjer liur atau
kelenjer limfa submandibula. Sebagian lain dapat merupakan kelanjutan infeksi ruang
leher dalam lainnya.
Sebelum ditemukan antibiotika, penyebab tersering infeksi leher dalam adalah
faring dan tonsil, tetapi sekarang adalah infeksi gigi. Bottin dkk, mendapatkan infeksi
gigi merupakan penyebab yang terbanyak kejadian abses mandibula (52,2%), diikuti
oleh infeksi submandibula (48,3%), dan parafaring.
Sebagian besar kasus infeksi disebabkan oleh berbagai kuman, baik aerob
maupun anaerob. Kuman aerob yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus
sp, Staphylococcus sp, Neisseria sp, Klebsiella sp, Haemophillus sp. Pada kasus yang
berasal dari infeksi gigi, sering ditemukan kuman anaerob Bacteroides
melaninogenesis, Eubacterium Peptostreptococcus dan yang jarang adalah kuman
Fusobacterium.Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara
antara lain:
a. Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang
tidak steril
b. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain
c. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
d. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
e. Darah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
f. Terdapat gangguan sisitem kekebalan.
abses mandibula sering disebabkan oleh infeksi didaerah rongga mulut atau
gigi. Peradangan ini menyebabkan adanya pembengkakan didaerah submandibula
yang pada perabaan sangat keras biasanya tidak teraba adanya fluktuasi. Sering
mendorong lidah keatas dan kebelakang dapat menyebabkan trismus. Hal ini sering
menyebabkan sumbatan jalan napas. Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan napas maka
jalan napas harus segera dilakukan trakceostomi yang dilanjutkan dengan insisi
digaris tengah dan eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah.
Bila tidak ada tanda- tanda sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi
tidak ditemukan nanah, kelainan ini disebutkan Angina ludoviva (Selulitis
submandibula). Setelah dilakukan eksplorasi diberikan antibiotika dosis tinggi untuk
kuman aerob dan anaerob.
3.3 PATOGENESIS
jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan se-sel
yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam
melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel
darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang
mengisis rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong
jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas.
Abses hal ini merupakan mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut
jika suatu abses pecah maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.
3.5 MANIFESTASI KLINIS
Gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi
suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa :
a. Nyeri
b. Nyeri tekan
c. Teraba hangat
d. Pembengakakan
e. Kemerahan
f. Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai
benjolan. Adapun lokasi abses antar lain ketiak, telinga, dan tungkai bawah. Jika
abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya
menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih
tumbuh lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan infeksi keseluruh
tubuh.
Adapun tanda dan gejala abses mandibula adalah nyeri leher disertai
pembengkakan di bawah mandibula dan di bawah lidah, mungkin berfluktuasi.
3.6 DIAGNOSIS
Abses dikulit atau di bawah kulit sangat mudah dikenali. Sedangkan abses
dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah
menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih. Untuk menetukan ukuran dan
lokasi abses dalam biasanya dilakukan pemeriksaan Rontgen panoramic, lateral, atau
dental.
3.7 PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotika terhadap kuman aerob dan anaerob diberikan secara
parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal untuk abses yang
dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan
luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi 0,5 tiroid,
tergantung letak dan luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda
infeksi reda.
Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengan
sendirinya dan mengeluarkan isinya,.kadang abses menghilang secara perlahan
karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi,
abses pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.
BAB III STATUS PASIEN
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. t
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Blitar
Umur : 65 tahun
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Periksa : 02 Oktober 2013
2.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Pipi bengkak
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluhkan kalau giginya nyeri 2
minggu yang lalu, nyerinya terus menerus, kemudian diberi obat diwarung
nyerinya hilang, apabila dibuat makan tidak nyeri, kemudian dilihat ternyata
giginya berlubang. Beberapa hari terakhir pipi sebelah kanan pasien bengkak,
nyeri, kalau malam nyerinya bertambah, tetapi gigi yang berlubang tidak ada
keluhan.
Riwayat Kesehatan :
- Kelainan darah : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan endokrin : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan Jantung : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan nutrisi : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan kulit/kelamin : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan pencernaan : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan Imunologi : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan respiratori : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Gangguan TMJ : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Tekanan darah : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Diabetes Melitus : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Lain-lain : -
1. Obat-obatan yang telah/sedang dijalani : saat ini pasien tidak melaksanakan
pengobatan lain.
2. Keadaan sosial/kebiasaan : cukup,
Riwayat Keluarga :
- Kelainan darah : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan endokrin : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Diabetes melitus : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan jantung : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Kelainan syaraf : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- Alergi : Pasien mengaku tidak ada kelainan
- lain-lain : -
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
1. Ekstra Oral
- Muka : asimetris
- Pipi kiri : tampak normal
- Pipi kanan : bengkak
- Bibir atas : tampak normal
- Bibir bawah : tampak normal
- Sudut mulut : tampak normal
- Kelenjar submandibularis kiri : tidak teraba
- Kelenjar submandibularis kanan : teraba
- Kelenjar submental : tidak teraba
- Kelenjar leher : tidak teraba
- Kelenjar sublingualis : teraba
- Kelenjar parotis kanan : tidak teraba
- Kelenjar parotis kiri : tidak teraba
2. Intra Oral
- Mukosa labial atas : tampak normal
- Mukosa labial bawah : tampak normal
- Mukosa pipi kiri : tampak normal
- Mukosa pipi kanan : hiperemi
- Bukal fold atas : tampak normal
- Bukal fold bawah : tampak normal
- Labial fold atas : tampak normal
- Labial fold bawah : tampak normal
- Gingival rahang atas : tampak hiperemis
- Gingival rahang bawah : kanan tampak oedem, hiperemi
- Lidah : tampak bercak putih
- Dasar mulut : tampak normal
- Palatum : tampak normal
- Tonsil : tampak normal
- Pharynx : tampak normal
Keterangan :
- Sisa akar
- Gigi hilang
- Karies
2.4 DIAGNOSIS KERJA
- Abses mandibula
2.5 RENCANA PERAWATAN
- Drainage melalui pembukaan atap pulpa 44
1. Pengobatan
- R/ Amoxicilin tab 500 mg NO. XV3 dd tab I
- R/ Asam mefenamat tab 500 NO. XPrn (2 – 3) dd tab I
2. Pemeriksaan Penunjang :
Lab.Rontgenologi mulut/ Radiologi : Tampak gambaran radiolusent tidak teraba jelas
Lab.Patologi anatomi : -
• Sitologi : -• Biopsi : -
Lab.Mikrobiologi : -
• Bakteriologi : -• Jamur : -
Lab.Patologi Klinik : -
3. Rujukan :
Poli Penyakit Dalam : -
Poli THT : -
Poli Kulit & Kelamin : -
Poli Syaraf : -
VI. DIAGNOSE AKHIR :
- Abses mandibula
BAB IIIKESIMPULAN
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat atau infeksi
bakteri. abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat
terbentuk di ruang sub mandibula. Gambaran Klinis diantaranya, pembengkakan,
teraba hangat, nyeri pada palpasi. Untuk menetukan penyebab abses biasanya
dilakukan pemeriksaan Rontgen panoramic, lateral, atau dental.
Pemberian antibiotika terhadap kuman aerob dan anaerob diberikan secara
parentral. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses
perlu dilakukan drainage dengan cara membuka atap pulpa gigi penyebab atau incise
dan pemberian analgesik
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abses mandibula.www.medicastore.com. Diakses tanggal 20 Desember 2010.2. Karies gigi.http//medicascore.com. [Diakses 21 Desember 2010]3. Karies Gigi. http://id.wikipedia.org/wiki/karies gigi. [Diakses 21 Desember
2010]4. ToothEruption.http://www.adandental.com.au/tooth_eruption_dates.htm [diak
ses 21Desember 2010]5. Dental Topics. http://www.surfcitykidsdds.com/dental_topics.html [diakses
22 agustus2010]6. Periodontitis. http://www.indonesian.com [diakses 19 Desember 2010]