18 | SABTU, 11 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus O · melakoni satu laga persahabatan melawan...

1
18 | SABTU, 11 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus O SAATNYA SKUAT Tersingkirnya Singapura dan Thailand membuat peluang Indonesia merengkuh juara untuk kali pertama terbuka lebar. K ETIKA mengawali kiprah di AFF Suzuki Cup 2010, Indo- nesia tidak difavoritkan menjuarai turnamen akbar se-Asia Tenggara ini. Pasalnya, skuat ‘Merah Putih’ menghuni grup berat bersama juara tiga kali Thailand (1996, 2000, 2002) juara SEA Games 2009 Malaysia, serta juara kualifikasi Laos. Masa persiapan yang baru berjalan efektif selama tiga minggu serta ren- dahnya kualitas lawan-lawan uji coba semakin memperkuat rasa pesimisme terhadap tim nasional. Selama Novem- ber, Indonesia menjajal kekuatan tim- tim lemah seperti Maladewa dan menang 3-0, Timor Leste (6-0), dan Taiwan (2-0). Pada Oktober lalu, Bambang Pa- mungkas dan kawan-kawan hanya melakoni satu laga persahabatan melawan Uruguay yang berkesuda- han 1-7. Satu bulan sebelumnya, tim- nas malah melakoni pertandingan uji coba dengan tim-tim lokal yang bukan berasal dari kompetisi kasta tertinggi, yaitu Persita (4-1) dan Pro Titan (3-0). “Indonesia berada dalam grup be- rat. Ada Thailand dan Malaysia serta satu tim hasil kualikasi. Perjuangan di grup sebelah yang dihuni Vietnam, Singapura, dan Myanmar, tidak seberat kita. Tetapi, kita akan maksi- mal untuk lolos,” kata Sekretaris Jen- deral Nugraha Besoes menanggapi hasil drawing maut Piala AFF 2010, 15 September lalu. Namun, pesimisme telah berganti optimisme. Itu setelah Indonesia lolos ke seminal seusai menjadi juara Grup A dengan poin sempurna. Tim asuhan Alfred Riedl bahkan mendapat bonus tambahan. Mereka mendapatkan kembali sesuatu yang telah lama hi- lang. Cinta para penggila bola Indo- nesia mulai tertambat lagi bersama Irfan Bachdim dan kawan-kawan. Laga pamungkas grup A antara In- donesia melawan Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, 7 Desember lalu, disaksikan sekitar 60 ribu penonton. Mereka tetap bersemangat mendukung timnas yang tengah berlaga meski sempat tertinggal lebih dahulu 0-1. Suporter Indonesia tidak henti-hentinya memberikan mo- tivasi sehingga akhirnya ‘Pasukan Garuda’ berhasil membalikkan kedudu- kan melalui dua gol penalti striker amboyan Bambang Pamungkas. Raut puas terpancar jelas di wajah para pendukung Indonesia. Untuk kali pertama sejak 12 tahun silam, Thailand akhirnya takluk di tangan Indonesia. Atmosfer pertandingan ketika laga itu berkesudahan 2-1, tidak jauh berbeda dengan Piala Asia 2007. Kala itu, pe- nonton dihinggapi euforia dan antu- siasme yang membuncah kala me- nyaksikan Indonesia tampil ciamik melawan raksasa Asia, yakni Bahrain, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Jalan masih panjang Dukungan para penonton menjadi modal berharga untuk Indonesia merebut gelar juara. Tetapi, jalan tim ‘Merah Putih’ masih panjang dan terjal. Para pemain harus terlebih da- hulu melewati hadangan Filipina pada babak seminal yang akan berlang- sung di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 16 dan 19 Desember men- datang. Kalau lolos, Indonesia harus meng- hadapi pemenang duel antara juara bertahan Vietnam dan Malaysia pada babak nal dengan sistem home and away. Filipina--yang gagal menjadi lawan tanding saat persiapan Piala AFF, November lalu--bukanlah tim semba- rangan. The Azkals secara mengejutkan menjungkalkan tuan rumah Grup B Vietnam dengan skor 2-0. Tim besutan Simon McMenemy ini akhirnya mencetak sejarah lolos ke semifinal untuk kali pertama sejak Piala AFF digulirkan pada 1996. Pada laga terakhir, Chris Greatwitch dan kawan-kawan menahan imbang Myanmar tanpa gol. Adapun Si- ngapura gagal melaju ke semifinal karena dikalahkan Vietnam 0-1 pada laga terakhir. Singapura (1998, 2004, 2006), mengikuti jejak Thailand yang sama-sama berpredikat juara tiga kali Piala AFF, angkat koper lebih awal. Filipina menjadi kekuatan baru ka- rena dihuni pemain naturalisasi dan dwikewarganegaraan. Tidak sedikit dari mereka yang mencicipi ketatnya atmosfer kompetisi di luar Asia. Pen- jaga gawang keturunan Inggris-Filipi- na Neil Etheridge merupakan pemain Fulham (Inggris). Robert James Dazo yang juga berdarah Inggris-Filipina merupakan bek Ascot United (Ing- gris). Pemain belakang Ray Anthony Jóns- son yang berdarah Islandia-Filipina ialah mantan pemain tim nasional U-21 (usia di bawah 21 tahun) Islan- dia dan bermain di kompetisi Islan- dia. Alexander Borromeo pemain keturunan Amerika Serikat dan Fi- lipina yang menghuni lini belakang. Gelandang Christopher Greatwich merupakan pemain keturunan Ing- gris-Filipina yang memperkuat klub Amerika Serikat Morris County Colo- nials. Sayap kanan James Younghus- band adalah pemain berkebangsaan Inggris-Filipina yang pernah mem- bela Chelsea. Saudaranya, Philip Younghusband, juga pernah dikontrak Chelsea untuk memperkuat lini de- pan. Salah satu pemain kelahiran Be- landa di timnas Filipina ialah Jason De Jong yang memperkuat klub Eerste Divisie, BV Veendam. PSSI siapkan bonus Melangkah ke nal bukanlah barang baru buat Indonesia. Pada Piala AFF 2000, 2002, dan 2004/2005, tim bentu- kan PSSI ini secara beruntun melaju hingga ke laga pamungkas. Namun, dewi fortuna belum berpihak ke Indo- nesia sehingga selalu gagal mencicipi gelar juara. Sepuluh tahun silam, Indonesia takluk di tangan Thailand 1-4. Dua tahun setelah itu, Gendut Doni dan kawan-kawan kembali bertemu de- ngan tim ‘Negeri Gajah Putih’. Hanya saja saat itu, anak-anak asuhan Ivan Kolev masih belum mampu mengha- pus trauma atas Thailand meski tampil di kandang sendiri. Indonesia kali ini gagal menjadi juara setelah melalui drama adu penalti dengan skor 2-4. Pada 2005, Indonesia berjumpa Singapura di babak final dengan sistem home and away. Di kandang sen- diri, Mahyadi Panggabean dan rekan- rekan takluk 1-3. Ketika melakoni laga away, tim besutan Peter Withe kalah 1-2. Indonesia harus puas menghuni posisi runner-up setelah kalah agregat 2-5. Singapura saat itu sedang getol- getolnya menggunakan pemain natu- ralisasi seperti Agu Casmir dan Daniel Bennett. Kini, dua negara yang menghantui Indonesia di nal, yakni Thailand dan Singapura, telah tersingkir lebih da- hulu, sehingga peluang menjadi juara sangat terbuka apabila Indonesia ber- hasil menyingkirkan Filipina dan menjejakkan kaki ke nal. Jika juara, PSSI berencana mengucurkan bonus Rp5,5 miliar. “Kalau bisa menembus nal, PSSI akan memberikan bonus Rp2,5 miliar. Jika menjadi juara, bonus itu ditambah Rp3 miliar. Total bonus yang akan kalian terima adalah Rp5,5 miliar,” kata Ketua Umum PSSI Nurdin Halid saat melepas pemain berlaga di ajang AFF 2010, 29 November lalu. Jumlah ini meningkat lebih dari tiga kali lipat ketimbang dua tahun lalu. Ketika itu, tim asuhan Benny Dolo dijanjikan uang sebesar Rp 1,5 miliar jika men- jadi juara. (R-1) [email protected] MERAH PUTIH BERKIBAR Perjuangan di grup sebelah yang dihuni Vietnam, Singapura, dan Myanmar, tidak seberat kita.” Nugraha Besoes Sekjen PSSI Irvan Sihombing

Transcript of 18 | SABTU, 11 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus O · melakoni satu laga persahabatan melawan...

Page 1: 18 | SABTU, 11 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus O · melakoni satu laga persahabatan melawan Uruguay yang berkesuda-han 1-7. Satu bulan sebelumnya, tim- ... Para pemain harus

18 | SABTU, 11 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Fokus O

SAATNYA SKUAT

Tersingkirnya Singapura dan

Thailand membuat peluang Indonesia

merengkuh juara untuk kali pertama

terbuka lebar.

KETIKA mengawali kiprah di AFF Suzuki Cup 2010, Indo-nesia tidak difavoritkan menjuarai turnamen akbar

se-Asia Tenggara ini. Pasalnya, skuat ‘Merah Putih’ menghuni grup berat bersama juara tiga kali Thailand (1996, 2000, 2002) juara SEA Games 2009 Malaysia, serta juara kualifikasi Laos.

Masa persiapan yang baru berjalan efektif selama tiga minggu serta ren-dahnya kualitas lawan-lawan uji coba semakin memperkuat rasa pesimisme terhadap tim nasional. Selama Novem-ber, Indonesia menjajal kekuatan tim-tim lemah seperti Maladewa dan menang 3-0, Timor Leste (6-0), dan Taiwan (2-0).

Pada Oktober lalu, Bambang Pa-mungkas dan kawan-kawan hanya melakoni satu laga persahabatan melawan Uruguay yang berkesuda-han 1-7. Satu bulan sebelumnya, tim-nas malah melakoni pertandingan uji coba dengan tim-tim lokal yang bukan berasal dari kompetisi kasta tertinggi, yaitu Persita (4-1) dan Pro Titan (3-0).

“Indonesia berada dalam grup be-rat. Ada Thailand dan Malaysia serta satu tim hasil kualifi kasi. Perjuangan di grup sebelah yang dihuni Vietnam, Singapura, dan Myanmar, tidak seberat kita. Tetapi, kita akan maksi-mal untuk lolos,” kata Sekretaris Jen-deral Nugraha Besoes menanggapi hasil drawing maut Piala AFF 2010, 15 September lalu.

Namun, pesimisme telah berganti optimisme. Itu setelah Indonesia lolos ke semifi nal seusai menjadi juara Grup A dengan poin sempurna. Tim asuhan Alfred Riedl bahkan mendapat bonus

tambahan. Mereka mendapatkan kembali sesuatu yang telah lama hi-lang. Cinta para penggila bola Indo-nesia mulai tertambat lagi bersama Irfan Bachdim dan kawan-kawan.

Laga pamungkas grup A antara In-donesia melawan Thailand di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, 7 Desember lalu, disaksikan sekitar 60 ribu penonton. Mereka tetap bersemangat mendukung timnas yang tengah berlaga meski sempat tertinggal lebih dahulu 0-1. Suporter Indonesia tidak henti-hentinya memberikan mo-tivasi sehingga akhirnya ‘Pasukan Garuda’ berhasil membalikkan kedudu-kan melalui dua gol penalti striker fl amboyan Bambang Pamungkas.

Raut puas terpancar jelas di wajah para pendukung Indonesia. Untuk kali pertama sejak 12 tahun silam, Thailand akhirnya takluk di tangan Indonesia. Atmosfer pertandingan ketika laga itu berkesudahan 2-1, tidak jauh berbeda dengan Piala Asia 2007. Kala itu, pe-nonton dihinggapi euforia dan antu-siasme yang membuncah kala me-nyaksikan Indonesia tampil ciamik melawan raksasa Asia, yakni Bahrain, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Jalan masih panjangDukungan para penonton menjadi

modal berharga untuk Indonesia merebut gelar juara. Tetapi, jalan tim ‘Merah Putih’ masih panjang dan terjal. Para pemain harus terlebih da-hulu melewati hadangan Filipina pada babak semifi nal yang akan berlang-sung di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 16 dan 19 Desember men-datang.

Kalau lolos, Indonesia harus meng-

hadapi pemenang duel antara juara bertahan Vietnam dan Malaysia pada babak fi nal dengan sistem home and away.

Filipina--yang gagal menjadi lawan tanding saat persiapan Piala AFF, November lalu--bukanlah tim semba-rangan. The Azkals secara mengejutkan menjungkalkan tuan rumah Grup B Vietnam dengan skor 2-0.

Tim besutan Simon McMenemy ini akhirnya mencetak sejarah lolos ke semifinal untuk kali pertama sejak Piala AFF digulirkan pada 1996.

Pada laga terakhir, Chris Greatwitch dan kawan-kawan menahan imbang Myanmar tanpa gol. Adapun Si-ngapura gagal melaju ke semifinal karena dikalahkan Vietnam 0-1 pada laga terakhir. Singapura (1998, 2004, 2006), mengikuti jejak Thailand yang sama-sama berpredikat juara tiga kali Piala AFF, angkat koper lebih awal.

Filipina menjadi kekuatan baru ka-rena dihuni pemain naturalisasi dan dwikewarganegaraan. Tidak sedikit dari mereka yang mencicipi ketatnya

atmosfer kompetisi di luar Asia. Pen-jaga gawang keturunan Inggris-Filipi-na Neil Etheridge merupakan pemain Fulham (Inggris). Robert James Dazo yang juga berdarah Inggris-Filipina merupakan bek Ascot United (Ing-gris).

Pemain belakang Ray Anthony Jóns-son yang berdarah Islandia-Filipina ialah mantan pemain tim nasional U-21 (usia di bawah 21 tahun) Islan-dia dan bermain di kompetisi Islan-dia. Alexander Borromeo pemain keturunan Amerika Serikat dan Fi-lipina yang menghuni lini belakang.

Gelandang Christopher Greatwich merupakan pemain keturunan Ing-gris-Filipina yang memperkuat klub Amerika Serikat Morris County Colo-nials. Sayap kanan James Younghus-band adalah pemain berkebangsaan Inggris-Filipina yang pernah mem-bela Chelsea. Saudaranya, Philip Younghusband, juga pernah dikontrak Chelsea untuk memperkuat lini de-pan. Salah satu pemain kelahiran Be-landa di timnas Filipina ialah Jason De Jong yang memperkuat klub Eerste Divisie, BV Veendam.

PSSI siapkan bonusMelangkah ke fi nal bukanlah barang

baru buat Indonesia. Pada Piala AFF 2000, 2002, dan 2004/2005, tim bentu-kan PSSI ini secara beruntun melaju hingga ke laga pamungkas. Namun, dewi fortuna belum berpihak ke Indo-nesia sehingga selalu gagal mencicipi gelar juara.

Sepuluh tahun silam, Indonesia takluk di tangan Thailand 1-4. Dua tahun setelah itu, Gendut Doni dan kawan-kawan kembali bertemu de-

ngan tim ‘Negeri Gajah Putih’. Hanya saja saat itu, anak-anak asuhan Ivan Kolev masih belum mampu mengha-pus trauma atas Thailand meski tampil di kandang sendiri. Indonesia kali ini gagal menjadi juara setelah melalui drama adu penalti dengan skor 2-4.

Pada 2005, Indonesia berjumpa Singapura di babak final dengan sistem home and away. Di kandang sen-diri, Mahyadi Panggabean dan rekan-rekan takluk 1-3. Ketika melakoni laga away, tim besutan Peter Withe kalah 1-2. Indonesia harus puas menghuni posisi runner-up setelah kalah agregat 2-5. Singapura saat itu sedang getol-getolnya menggunakan pemain natu-ralisasi seperti Agu Casmir dan Daniel Bennett.

Kini, dua negara yang menghantui Indonesia di fi nal, yakni Thailand dan Singapura, telah tersingkir lebih da-hulu, sehingga peluang menjadi juara sangat terbuka apabila Indonesia ber-hasil menyingkirkan Filipina dan menjejakkan kaki ke fi nal. Jika juara, PSSI berencana mengucurkan bonus Rp5,5 miliar.

“Kalau bisa menembus fi nal, PSSI akan memberikan bonus Rp2,5 miliar. Jika menjadi juara, bonus itu ditambah Rp3 miliar. Total bonus yang akan kalian terima adalah Rp5,5 miliar,” kata Ketua Umum PSSI Nurdin Halid saat melepas pemain berlaga di ajang AFF 2010, 29 November lalu. Jumlah ini meningkat lebih dari tiga kali lipat ketimbang dua tahun lalu. Ketika itu, tim asuhan Benny Dolo dijanjikan uang sebesar Rp 1,5 miliar jika men-jadi juara. (R-1)

[email protected]

MERAH PUTIH

BERKIBAR

Perjuangan di grup sebelah yang dihuni Vietnam, Singapura, dan Myanmar, tidak seberat kita.”

Nugraha BesoesSekjen PSSI

Irvan Sihombing