172389108 Proposal Pkm p Lolos Dikti 2012 Didanai 2013

download 172389108 Proposal Pkm p Lolos Dikti 2012 Didanai 2013

If you can't read please download the document

Transcript of 172389108 Proposal Pkm p Lolos Dikti 2012 Didanai 2013

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MENINGKATKAN POTENSI GERAK KASAR ANAK TUNADAKSA RINGAN MELALUI PENDEKATAN BERMAI N BIDANG KEGIATAN PKM Penelitian Disusun oleh: Ketua Kelompok: Zandra Dwanita Widodo (K4611116/2011) Anggota kelompok: Eka Ahmad Malik Parwaka (K4611036/2011) Indarto Wijanarko (K46 11060/2011) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 20121 A. JUDUL Meningkatkan Potensi Gerak Kasar Anak Tunadaksa Ringan Melalui Pendekat an Bermain. B. LATAR BELAKANG MASALAH IBK adalah orang yang memerlukan penyesuai an (adaptation) sebelum dapat bertindak secara normal. Istilah berkebutuhan khus us (Unique/special need) lebih ditujukan kepada individu yang mengalami gangguan atau ketidakmampuan baik secara fisik atau mental, dalam tanda kutip ada juga i ndividu dari kalangan normal yang ingin diperlakukan secara khusus. Dan beberapa literatur ditemukan beberapa IBK, yaitu kelompok kekacauan berfikir yang terdir i dari kelainan intelektual/Tunagrahita (Intelektual disoders); kelainan tingkah laku/Tunalaras (Behavior disability); ketidak mampuan menyerap pelajaran (Perva sipe developmental disoders); kesulitan belajar khusus (Spesific learning disabi lities); kelainan penglihatan/Tunanetra (Visual impairment); ketulian dan kebuta tulian/Tunarungu (Deafness and deaf blindness); kelumpuhan syaraf otak (Cerebral Palsy/CP); cedera otak traumatis (Traumatic brain injury); struk (Stroke); ampu tasi (Amputations); (dwarfism); les avtres; kelainan pada tulang belakang (Spina l cord disabilities); tingkat kesehatan rendah (Health impaired student). Salah satu kategori IBK ialah Tunadaksa. Tunadaksa berasal dari kata Tuna yang berarti r ugi atau kurang. Dan Daksa yang berarti tubuh. Menurut derajat kecacatan Tunadaksa dapat digolongkan atas : golongan ringan, golongan sedang dan golongan berat. G olongan ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbica ra tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dap at hidup bersama-sama dengan anak normal lainya, meskipun cacat tetapi tidak men gganggu kehidupan dan pendidikannya. Biasanya IBK Tunadaksa ringan memiliki ketr ampilan gerak motorik kasar yang kurang. Gerak motorik kasar merupakan ketrampil an gerak atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama ger akanya. Ketrampilan motorik kasar ini meliputi pola lokomotor (gerakan yang meny ebabkan perpindahan tempat) seperti berjalan, berlari, menendang, naik turun tan gga, meloncat,dsb. Juga ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang, dan memantulkan bola. Kurangnya ketrampilan gerak kasar yang tidak berkembang se cara baik bisa menyebabkan rusaknya perhatian terhadap lingkungan, maka dari itu peningkatan gerak motorik kasar sangat diperlukan. Bermain merupakan salah satu pendekatan yang paling mudah diperkenalkan dan diajarkan kepada anak-anak, kare na dalam bermain terkandung beberapa nilai yang dibutuhkan untuk anak berkebutuh an khusus yaitu edukatif, leadership, team work, dsb. Sehingga bermain merupakan sebuah pendekatan yang cocok untuk meningkatkan ketrampilan gerak motorik kasar anak Tunadaksa ringan. Bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sesuai untuk anak. Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa memikirkan hasil akhir, yang harus diperhatikan oleh orangtua dan guru, be rmain haruslah suatu aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Tidak boleh ada paks aan pada anak untuk melakukan kegiatan bermain. Bermain memiliki arti penting ba gi anak untuk mengekspresikan, mengeksplorasi dan menemukan banyak aspek kehidup an diluar dirinya sendiri.2 Bermain dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keterampilan dasar fisik dan dalam waktu yang sama memungkinkan anak untuk belajar kerjasama, berkompetisi, b erkomunikasi, berrelasi, menghargai kesetaraan, dan belajar mengerti arti keberh asilan. Bermain akan memberikan efek yang besar bila digunakan sebagai alat bela jar, namun permainan yang sekedar dilakukan untuk bermain bukan cara yang efekti f untuk membantu siswa belajar, guru harus memastikan bahwa permainan yang digun akan dalam mengajar memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampil an gerak dasar. Pengembangan keterampilan gerak dasar dirancang untuk mengidenti fikasi kebutuhan dan kepentingan anak-anak, melibatkan mereka dalam dalam kontek s berbagai pengalaman gerak, dengan penekanan pada menyenangkan dan belajar mela lui bermain.Di atas sudah dijelaskan bahwa bermain yang bertujuan dapat digunaka n sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak, oleh karenanya aktivitas yang dilakukan harus aktivitas yang terpilih. Untuk mengembangkan potensi ketera mpilan gerak kasar anak tunadaksa, dipilih aktivitas yang mengandung unsur berja lan, melompat, melempar, menendang, dan rotasi tubuh. Gerakan-gerakan tadi dilak ukan mulai dari gerak yang sederhana menuju ke gerakan yang kompleks. C. PERUMUS AN MASALAH Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas, maka permasalahan yang mu ncul adalah Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan potensi gerak kasa r anak tuna daksa? D. TUJUAN Penelitian ini bertujuan meningkatkan potensi gerak kasar anak tuna daksa ringan. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran dari penelitian y ang dilakukan adalah artikel ilmiah dan manual bermain untuk meningkatkan potens i gerak motorik kasar anak tuna daksa ringan. F. KEGUNAAN PROGRAM Manfaat dari h asil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Potensi gerak motorik kasar anak tunadaksa ringan meningkat. 2. Memberikan informasi kepada pihak terkait dalam m eningkatkan potensi gerak motorik kasar anak tunadaksa ringan melalui pendekatan bermain. G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kajian Pustaka 1.1 Tunadaksa Anak berkebutuhan khusus (IBK), adalah anak yang memiliki gangguan pada fisik, mental, tingkah lak u atau indrana yang sedemikian rupa sehingga untuk mengembangkan secara maksimum kemampuanya membutuhkan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang berbentuk program dan layanan yang berhubungan dengan PLB. Salah satu jenis individu berkbutuhan khusu s adalah tuna daksa.3 Tunadakasa berasal dari kata Tuna yang berarti rugi, kurang dan daksa berartitubuh . Dalam banyak literatur cacat tubuh atau kerusakan tubuh tidak terlepas dari pe mbahasan tentang kesehatan sehingga sering dijumpai judul Physical and Health Imp airments (kerusakan atau gangguan fisik dan kesehatan). Hal ini disebabkan karena seringkali terdapat gangguan kesehatan. Sebagai contoh, otak adalah pusat kontr ol seluruh tubuh manusia. Apabila ada sesuatu yang salah pada otak (luka atau in feksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, pada emosi atau terhadap f ungsi-fungsi mental, luka yang terjadi pada bagian otak baik sebelum, pada saat, maupun sesudah kelahiran, menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita). Pada dasarnya kelainan pada anak tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian be sar, yaitu (a) kelainan pada sistem serebral (Cerebral System), dan (2) kelainan pada sistem otot dan rangka (Musculus Skeletal System) Menurut derajat kecacata n, Tunadaksa ringan dalam cerebal palsy termasuk dalam golongan ringan, yaitu me reka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama de ngan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan p endidikannya. Derajat kecacatan akan mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri den gan lingkungan, kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada halnya deng an tingkah laku anak tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat kecacat annya. Jenis kecacatan itu akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai kompensasi akan kekurangan atau kecacatan. Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa malu, rendah diri dan sensitif, memisahkan diri dari llingkungan. Disamping karakteristik tersebut terdapat beberapa problema penyer ta bagi anak tunadaksa antara lain: (1) Kelainan perkembangan/intelektual , (2) Ganguan pendengaran, (3) Gangguan penglihatan, (4) Gangguan taktik dan kinesteti k, (5) Gangguan pesepsi, (6) Gangguan emosi. 1.2 Gerak Motorik Kasar Studi tenta ng motorik (gerak) manusia tidak terlepas dengan ilmu gerak, kinesiology, perfor mance manusia, pendidikan jasmani, dan bodi movement. Perilaku gerak (motor beha vior) merupakan sub disiplin yang menekankan pada investigasi mengenai prinsip-p rinsip perilaku manusia. Motorik dapat diuraikan dengan kata seperti otomatis, c epat, dan akurat atau dengan kata lain titik beratnya adalah pada ketelitian dan ketepatan. Menurut Hurlock (1998) perkembangan motorik: perkembangan pengendali an gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terk oordinasi.Pengendalian berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yan g ada pada waktu lahir. Gerak motorik dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu (1 ) gerak motorik kasar (2) gerak motorik halus. Gerak motorik kasar adalah gerak yang memacu kemampuan anak saat beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besarn ya. Gerak kasar ini dikelompokkan menjadi 3 (Sport New Zeland), yakni:4 Keterampilan Lokomotor melibatkan gerak tubuh ke segala arah dari satu titik ke titik yang lain. Yang termasuk keterampilan lokomotor ini adalah:, berjalan, ber lari, menghindar, meloncat, melompat, dan melompat-lompat. Keterampilan stabilit as melibatkan baik keseimbangan statis (dalam keadaan diam) maupun dinamis (dala m keadaan bergerak), dan rotasi (putaran). Keterampilan manipulative melibatkan memegang dan mengendalikan alat dengan tangan, kaki atau menggunakan (tongkat, p emukul atau raket). Yang terkategori dalam keterampilan manipulatih adalah: mele mpar, dan menangkap, memukul dengan tangan, kaki dan aplikasinya (misalnya: mene ndang, memvoli, memukul, dan mendribling) Gerak motorik kasar dapat ditingkatkan dengan pendekatan bermain yang dikombinasikan, misalnya lari sambil melempar da n menangkap bola. Dengan demikian, pola gerak adalah gerak dasar yang berhubunga n dengan pelaksanaan suatu tugas tertentu. Oleh karena itu, banyak anak yang bis a melaksanakan pola gerak dasar dengan kecakapan yang bermacam-macam. Pengaruh l atihan yang dilakukan pada gerak motorik kasar yaitu pengendalian koordinasi yan g lebih baik yang melibatkan kelompok otot besar yang digunakan untuk gerak loko mor, nonlokomotor, dan manipulatif seperti : berlari, melompat, mendorong, mereg ang, menarik, dan sebagainya. Dengan melakukan gerakan gerakan tersebut akan ter jadi adaptasi dalam tubuh yang berupa meningkatnya kemampuan lokomotor, nonlokom otor dan manipulatif..Dengan adanya adaptasi tersebut, maka potensi gerak motori k kasar anak tunadaksa ringan akan meningkat. 1.3 Bermain Bermain, menurut Mulya di (2004), secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima pengertian bermain, yaitu: 1). Sesuatu yang menye nangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak, 2). Tidak memiliki tujuan ekstri nsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik, 3). Bersifat spontan dan sukarela, t idak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak, 4). Melibatkan peran ak tif keikutsertaan anak, dan 5). Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti; kreativitas, pemecahan masalah, belajar bah asa, perkembangan sosial, dan sebagainya. Bermain memiliki nilai-nilai yang sang at berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan sosial-psikologis anak. Melalui bermain (play) dan permainan (games), anak akan memperolah beberapa manf at, diantaranya; bermasyarakat, mengenal diri sendiri, imajinasi dapat bertumbuh , menahan gejolak emosi, memperoleh kegembiraan, dan belajar taat pada aturan (A ndangIsmail, 2006). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi k esenangan, baik dengan tujuan maupun tanpa ada tujuan. Dari definisi tersebut, s atu syarat mutlak ketika anak melakukan kegiatan bermain adalah bahwa aktivitas yang dilakukan anak harus dapat menimbulkan efek menyenangkan pada diri anak. Me lalui bermain anak dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. Bagi anak, bermain adalah belajar. Bila orang dewasa membangun pengetahuannyaa lewat memba ca, maka anak membangun pengetahuannya lewat bermain. Melalui berbagai macam akt ivitas bermain,5 anak melatih kemampuan fisik dan motoriknya, mematangkan emosi dan mengasah kepe kaan sosialnya, memperlancar komunikasinya, serta mengembangkan kognitifnya. Men urut Landreth (2001), bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, medi a yang unik untuk memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, keterampilan komun ikasi, perkembangan emosi, keterampilan sosial, keterampilan pengambilan keputus an, dan perkembangan kognitif pada anak-anak. Berdasarkan aktivitas fisik dan su mber kesenangan, salah satu jenis bermain adalah permainan olahraga, baik tradis ional maupun modern. Melalui permainan ini, anak banyak menggunakan fisik dan en erginya, sehingga bisa membantu perkembangan fisik, penampilan, dan kebugaran js amaninya, mendorong sosialisasi lewat kerjasama, kepemimpinan, menilai diri dan kemampuannya secara realistis dan sportif. Bermain memiliki arti penting bagi an ak untuk mengekspresikan, mengeksplorasi dan menemukan banyak aspek kehidupan di luar dirinya sendiri. Bermain dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keteram pilan dasar fisik dan dalam waktu yang sama memungkinkan anak untuk belajar kerj asama, berkompetisi, berkomunikasi, berrelasi, menghargai kesetaraan, dan belaja r mengerti arti keberhasilan (Sport New Zeland: 2012). Bermain akan memberikan e fek yang besar bila digunakan sebagai alat belajar, namun permainan yang sekedar dilakukan untuk bermain bukan cara yang efektif untuk membantu siswa belajar, g uru harus memastikan bahwa permainan yang digunakan dalam mengajar memberikan ke sempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan gerak dasar. 1.4 Permainan unt uk meningkatkan potensi gerak anak tunadaksa Pengembangan keterampilan gerak dir ancang untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kepentingan anak-anak, melibatkan me reka dalam dalam konteks berbagai pengalaman gerak, dengan penekanan pada menyen angkan dan belajar melalui bermain. Dalam memilih permainan harus mempertimbangk an: Anak-anak belajar dan mengembangkan keterampilan gerakan dengan cara yang be rbeda dan pada tingkat yang berbeda-beda. Perkembangan keterampilan motorik anak -anak berhubungan dengan tetapi tidak tergantung pada usia pengalaman mereka. Ke tika anak-anak sudah siap (yaitu ketika mereka memiliki prasyarat fisik, sosial dan keterampilan kognitif) dan tertarik (dan termotivasi), mereka akan belajar. Anak cenderung mengembangkan keterampilan geraknya dalam urutan progresif, belaj ar dari yang sederhana sebelum mempelajari keterampilan yang kompleks (misalnya berjalan dan melompat pola gerakan sederhana dan menggabungkan untuk membuat ger ak meloncat-loncat). Anak-anak cenderung untuk mengembangkan kontrol tubuh merek a dari tengah (trunk=badan) ke bagian yang lebih jauh (lengan, tangan dan kaki), (misalnya anak-anak mengembangkan gerakan rotasi badan misalnya melempar sebelu m mereka mengembangkan keterampilan motorik misalnya menulis tangan). Permainan yang dipilih untuk meningkatkan keterampilan gerak kasar anak tunadaksa ringan a dalah gerak yang mengandung unsur berjingkat,6 menyongklang dan lompat tali, menyepak, menangkap, memantul-mantulkan bola, memu kul, dan koordinasi gerak. Berjingkat Gerakan berjingkat lebih sukar dibandingka n dengan gerakan meloncat. Berjingkat adalah gerakan meloncat dimana loncatan di lakukan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat dengan menggunakan satu kaki yang sama. Artinya, pada saat kaki tumpu meloncat, kaki yang diangkat mengayun ke dep an menunjang lajunya gerakan. Dengan bentuk gerakan itu jelas diperlukan kekuata n kaki yang lebih besar, di samping perlunya keseimbangan dan koordinasi yang le bih baik. Menyongklang dan lompat tali Gerakan mencongklang atau lari seperti la ngkah kuda dan lompat tali merupakan variasi dari gerakan berjalan atau berlari dengan meloncat; sedangkan lompat tali terbentuk dari kombinasi gerakan melangka h dengan berjingkat. Karena gerakan mencongklang dan lompat tali merupakan varia si dari gerakan berjalan, berlari, meloncat, dan berjingkat maka kedua gerakan t ersebut baru dikuasai sesudah dikuasainya gerakan-gerakan yang divariasikan. Mat eri pembelajaran loncat dengan dan tanpa alat adalah loncat dengan tumpuan dua k aki, loncat ke depan, ke belakang, ke samping kiri atau kanan, ke atas, ke bawah , dan berputar, sedangkan alat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara l ain loncat menggunakan tali, balok, kotak, simpai, dan bangku swedia. Menyepak G erakan menyepak mulai bisa dilakukan setelah siswa mampu mempertahankan keseimba ngan tubuhnya dalam posisi berdiri pada satu kaki sementara satu kaki lainnya di angkat dan diayun ke depan. Mekanisme keseimbangan tubuh dalam sikap berdiri sud ah baik, sudah mampu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan bertumpu pada satu kaki, dan satu kaki yang lain melakukan gerakan mengayun menyerupai gerakan men yepak. Gerakan menyepak bisa dilakukan dengan ayunan kaki. menyepak berupa ayuna n ke depan, langsung dari posisi menapak dengan awalan yang berupa gerak mengayu n ke belakang sebelum diayun ke depan. Menangkap Awal dari usaha untuk menangkap yang dilakukan adalah berupa gerakan tangan untuk menghentikan suatu benda yang mengulir di lantai dan benda yang ada di dekatnya. Siswa yang bermain-main bola akan berusaha menangkap bola yang menggulir di dekatnya. Apabila aktivitas sepe rti itu dilakukan berulang-ulang maka kemampuan menangkap akan terbentuk. Dengan melakukan gerakan menangkap berulang-ulang akan terjadi sinkronisasi gerakan ta ngan dengan kecepatan bola yang datang atau mengulir di dekatnya. Perkembangan i ni menjadikan anak mampu menangkap. Menangkap bola menggulir lebih mudah dilakuk an dibandingkan dengan menangkap benda yang melambung. Oleh karena itu, kemampua n menangkap benda yang dilambungkan akan berkembang dengan baik sesudah anak mam pu menangkap benda yang digulirkan. Dalam usaha menangkap benda yang dilambungka n, anak hanya menjulurkan tangannya lurus ke depan dengan telapak tangan terbuka menghempas ke atas.7 2. Kemampuan menyesuaikan posisi tubuh dan tangan dengan posisi di mana benda datan g masih belum dimiliki. Oleh karena itu, usaha menangkap yang dilakukan biasanya gagal. Memantul-mantulkan Bola Gerakan memantul-mantulkan bola bisa dilakukan a nak apabila ia memperoleh kesempatan bermain-main dengan bola. Gerakan ini terbe ntuk mula-mula dari gerakan menjatuhkan bola yang dipegang. Apabila bola itu mem antul ke atas maka, ia akan berusaha menangkapnya. Pada mulanya ia belum berhasi l menangkapnya, tetapi dengan melakukan berulang-ulang ia akan berhasil. Begitu berhasil, ia akan makin senang mengulanginya. Kemampuan memantul-mantulkan bola berulang kali tanpa menangkap berkembang sejalan dengan kemampuan mengontrol kek uatan tangan dan arah tegaknya bola. Pada mulanya anak berusaha memantul-mantulk an bola menggunakan satu tangan. Penguasaan gerakan memantul-mantulkan bola meng gunakan satu tangan berkembang lebih awal dibanding menggunakan dua tangan. Peng gunaan dua tangan lebih sukar dibanding menggunakan satu tangan karena cara ters ebut membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi antara tangan kanan dan tangan kiri serta masih sulitnya anak mengatur posisi badan. Besarnya bola yang digunakan a da pengaruhnya terhadap tingkat penguasaan gerakan. Hal ini berkaitan dengan uku ran dan kekuatan tangan. Memukul Gerakan memukul, misalnya memukul bola, dilakuk an dengan cara sebagai berikut: mula-mula anak berusaha mengayunkan tangannya de ngan lengan lurus ke arah depan atas. Selanjutnya gerakan akan berkembang dan ma mpu memukul dari samping ke arah depan serta memukul bola di atas kepala. Perkem bangan kemampuan memukul bola mulai tampak pada usia yang makin bertambah, dan k emampuan memukul akan semakin timbul dan berkembang apabila anak memperoleh kese mpatan untuk melakukannya berulang-ulang. Koordinasi Gerakan Koordinasi gerakan yang dimaksud di sini bukanlah bagian-bagian aksi motorik yang pengkoordinasiann ya dalam suatu gerakan. Tidak mungkin di sini akan membahas gerak tentang koordi nasi gerak, di mana gerak yang dilaksanakan hanyalah berupa kegiatan gerak yang dilakukan dengan memperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan menjadi satu penggabungan atau pengkoordinasian. Bila membicarakan teknik gerakan, maka deng an sendirinya sekurangkurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar gerakan yang terdiri dari beberapa komponen, di antaranya adalah berikut ini. (1) Strukt ur dasar gerakan (2) Irama gerakan (3) Hubungan gerakan (4) Luas gerakan (5) Kel ancaran gerakan (6) Kecepatan gerakan (7) Ketepatan gerakan (8) Kekonstanan gera kan Kerangka berfikir Tunadaksa ringan adalah mereka yang dapat berjalan tanpa m enggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskip un cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya.8 Derajat kecacatan akan mempengaruhi kemanpuan penyesuaian diri dengan lingkungan , kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah pada halnya dengan tingkah lak u anak tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis dan derajat kecacatannya. Jenis k ecacatan itu akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai kompensasi ak an kekurangan atau kecacatan. Potensi fisik Tunadaksa ringan masih dapat ditingk atkan melalui beberapa pendekatan, diantaranya bermain. Bermain dapat digunakan untuk meningkatkan potensi gerak motorik kasar IBK Tunadaksa Ringan karena berma in memiliki nilai-nilai yang sangat berharga bagi pertumbuhan dan perkembangan f isik dan sosial-psikologis anak. Melalui bermain (play) dan permainan (games), a nak akan memperolah beberapa manfat, diantaranya; bermasyarakat, mengenal diri s endiri, imajinasi dapat bertumbuh, menahan gejolak emosi, memperoleh kegembiraan , dan belajar taat pada aturan (Andang Ismail, 2006). Permainan yang dipilih unt uk meningkatkan keterampilan gerak kasar anak tunadaksa ringan adalah gerak yang mengandung unsur berjingkat, menyongklang dan lompat tali, menyepak, menangkap, memantul-mantulkan bola, memukul, dan koordinasi gerak Dengan melakukan gerakan gerakan tersebut akan terjadi adaptasi dalam tubuh yang berupa meningkatnya kem ampuan lokomotor, nonlokomotor dan manipulatif .Dengan adanya adaptasi tersebut, maka potensi gerak motorik kasar anak tunadaksa ringan akan meningkat. H. METOD E PELAKSANAAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan se lama 8 minggu di SLB D YPAC Surakarta, Jawa Tengah. 2. Metode Penelitian a. Pend ekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Preexperimental Design (Thomas dan Nelson: 1990), dengan rancangan One Group Pretest-Post Test Design. Berikut ini adalah rancangan penelitiannya: O1 T O2 Keterangan: O1 = Pre Test (tes awal) T = Treatment (perlakuan) O2 = Post Test (t es akhir) b. Variabel Jenis variabel : 1) Variabel bebas Variabel bebas (indepen dent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dalam penelit ian ini adalah pendekatan bermain. 2) Variabel terikat Variabel terikat (depende nt) adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas Variabel terikat dalam penel itian ini adalah gerak motorik kasar anak tunadaksa ringan.9 Definisi operasional variable: a). Pendekatan bermain Yang dimaksud dengan pende katan bermain dalam penelitian ini adalah; aktivitas bermain baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan potensi gerak motorik kasar anak tunadaksa ringan. Aktivitas tersebut berisi gerakan berjalan, berlari, melo mpat, melempar, rotasi tubuh; yang disusun dari gerakan sederhana ke yang lebih kompleks dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing anak. b). Gerak motorik kasar Yang dimaksud dengan gerak motorik kasar adalah keterampilan gera k atau gerakan tubuh yang memakai otot-otot besar sebagai dasar utama gerakanya. Dalam penelitian ini, gerak motorik kasar yang akan ditingkatkan adalah gerak n on-lokomotor, lokomotor, dan gerak manipulatif 3) Subjek penelitian Subjek penel itian yang akan ditingkatkan gerak motorik kasarnya adalah siswa SDLBD YPAC Suka rata 4) Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui te knik tes dan pengukuran. Instrumen atau tes yang digunakan adalah Test Of Gross Motor Development-2 (TGMD-2) Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelit ian ini diadakan tes dan pengukuran yaitu Test of Gross Motor Development-2. 5) Teknik Analisis Data Untuk mengetahui peningkatan potensi gerak motorik kasar an ak tunadaksa, dihitung t-test; yakni dengan membandingkan hasil pengukuran sebel um dan sesudah perlakuan. I. JADWAL KEGIATAN Kegiatan penelitian akan dilakukan selama tiga bulan dengan rincian kegiatan sebagai berikut: Bulan ke No RINCIAN K EGIATAN 1 2 3 1 Persiapan - Perijinan,Koordinasi dg pihak terkait - Tes awal - P enyusunan Program Latihan dan persiapan alat 2 Pelaksanaan Program - Treatment Test Akhir - Analisis Data 3 Penyusunan Laporan10 J. RANCANGAN BIAYA 1. Rekapitulasi Biaya Penggunaan Biaya NO Kegiatan 1 Pembelia n Alat Tulis 2 Bahan dan Peralatan Penelitian 3 Biaya Pengujian 4 Perjalanan 5 L ain-lain Jumlah Total 2. Rincian Pengeluaran a. Alat Tulis No Uraian 1 2 3 Kerta s HVS Cartide printer hitam Cartide printer berwarna 4 Fotocopy Dokumen 5 Bolpoi nt 6 Tinta Printer 7 Flashdisk 9 Kaset Video Jumlah Jumlah Biaya (Rp) 1.670.000 4.020.000 3.600.000 1.200.000 2.000.000 12.500.000 Volume 4 Rim 1 Buah 2 Buah 2 Paket 2 Lusin 3 Buah 1 Buah 2 Buah Harga(Rp) Satuan 40.000 250.000 250.000 200.000 60.000 35.000 130.000 125.000 Jumlah 160.000 250.000 500.000 200.000 120.000 60.000 130.000 250.000 1.670.000 b. Bahan dan Peralatan Penelitian No 1 2 3 4 5 Uraian Volume 5 Buah 5 Kg 3 Set 3 0 Buah 30 Buah 15 Buah 30 Buah 30 Buah 30 Buah 30 Buah 1 buah Harga(Rp) Satuan 1 0.000 15.000 150.000 8.000 15.000 25.000 15.000 10.000 8.000 45.000 50.000 Selotip Kawur Cone Bendera Mini Bola Ringan 10-15 cm 6 Pemukul Plastik 7 Bola Sp ons 15-20 cm 8 Bola Tenis 9 Bola Plastik 20-25 cm 10 Kaos Praktek 11 Batting tee Jumlah Jumlah 50.000 75.000 450.000 240.000 450.000 375.000 450.000 300.000 240.000 1.3 50.000 50.000 4.030.00011 c. Biaya Pengujian No 1 2 Uraian Volume 8 x pertemuan 2x Harga(Rp) Satuan 375.00 0 300.000 Jumlah 3.000.000 600.000 3.600.000 Latihan Tes Perkembangan Gerak Kasar Jumlah d. Perjalanan No 1 Uraian Perjalanan dalam kota untuk pengumpulan data dan uji coba Perjalanan membeli alat Volume 10x Harga(Rp) Satuan 100.000 Jumlah 1.000.000 2 2x 200.000 Jumlah 200.000 1.200.000 e. Lain-lain No 1 2 3 4 Uraian Dokumentasi Penelusuran Pustaka Pembuatan laporan Analisis data Volume 2 paket 3x 1 paket 1 paket Harga(Rp) Satuan 300.000 100.00 0 350.000 750.000 Jumlah Jumlah 600.000 300.000 350.000 750.000 2.000.00012 K. DAFTAR PUSTAKA Heri, Rahyubi.,Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran M otorik, Jawa Barat: Nusa Media, 2012 Landreth Garry L., 2001. Innovations in Pla y Therapy, New York: Brunner Roudledge Panggung, Sutapa. Pengamatan Skill Motori k dan Fisik dalam Upaya menjadikan Sosok Manusia Berkualitas. Yogyakarta: FIK UN Y Yudy, Hendrayana. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Criced : Univ ersity of Tsukuba Thomas, J.R., Nelson, J.K., 1990. Research Methods in Physical Activity. Champaign: Human Kinetics Books Winnick, Joseph P. 2005. Adapted Phys ical Education and Sport. Champaign, IL : Human Kinetics. Sport New Zeland, 2012 . Developing Fundamental Movement Skills Manual online .sportnz.org.nz Sugiyanto dan Sudjarwo. 1992. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Pendidi kan dan kebudayaan. -----.2002. Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah. Jaka rta: Ditjen Olahraga Depdiknas.1314 1. Biodata Dosen Pembimbing DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Diri Nama/NIP Temp at dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Agama Golongan/Pangkat/Jaba tan Alama Rumah : : : : : : Dra. Ismaryati, M.Kes/NIP. 19630505 198903 2 001 Magelang, 5 Mei 1963 Perempuan Islam IV-a/Pembina/ Lektor Kepala Perum Dosen Griyan Baru Gg-1 No 142 -G Rt-01 Rw-13 Baturan Colomadu Karanganyar Telp (0271) 741528 HP 0818431963 iis [email protected] Alamat e-mail : 2. Pengalaman Penelitian (5 tahun terakhir) Tahun Judul Penelitian Pengembangan dan Penyusunan Buku Ajar Anatomi Fungsional Gerak Olahraga untuk Meningkatkan Ko mpetensi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS (Penelitia n Hibah Bersaing) Model Pendidikan Jasmani Adaptif untuk Anak Cerebral Palsy Di Sekolah Luar Biasa (Penelitian Hibah Bersaing) Peran DPRD dalam Evaluasi Kinerja Berbasis Gender & Strategi Meningkatkan Kesetaraan Gender dalam Program Pembang unan Daerah (Studi Kasus Kota Surakarta & Kab. Karanganyar Aplikasi Interval Tra ining dan Sirkuit-Weight Training untuk Meningkatkan Daya Tahan Erobik Serta Kek uatan Otot Atlet Panahan Surakarta Implementasi Cooperative Learning dan Tutor T eman Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Anatomi pada Materi Myologi Integrasi Perspektif Gender dalam Penyusunan Program dan Ke bijakan Umum Penganggaran di Peran Sumber Dana 2012 Ketua DIPA BLU UNS 2012 Anggota DIPA BLU UNS Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ke menterian Pemuda dan Olahraga 2011 Ketua 2011 Ketua 2010 Ketua DIPA BLU UNS Kementerian Pemberdayaan 2008 Ketua15 Daerah Aplikasi STAD untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa JPOK UNS dalam Mata kuliah Anatomi Materi Myologi Perempuan 2008 Ketua DIPA PNBP 3. Makalah/Artikel Tahun 2012 Judul Penerbit/Jurnal Makalah Seminar Internasional UNNES-Kemenpora Jurnal IPTEK OLAHR AGA, Kementerian Pemuda dan Olahraga Makalah Seminar Internasional UNY-Kemenpora Jurnal Sport Smart, Prodi Penkepor Jurusan POK FKIP UNS Interval and Cirkuit-Weight Training Increase Endurance Aerobic and Archer Muscu lar Strength Busur Panahan yang Standar Increasing Motor Potency Cerebral Palsy Childs Through Adapted Physical Education and Sport Pendekatan Teknis-Taktis Men ingkatkan Keterampilan Memanah Pemanah Pemula 2010 2009 2009 Surakarta, 7 November 2012 (Dra. Ismaryati, M.Kes) NIDN 0005056308