17 · Web viewPada tahun 1986 penggunaan tanah di wilayah Kalimantan Timur meliputi areal...

65
17. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN TIMUR

Transcript of 17 · Web viewPada tahun 1986 penggunaan tanah di wilayah Kalimantan Timur meliputi areal...

17

17. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN TIMUR

17. DAERAH TINGKAT I KALIMANTAN TIMUR

I.GAMBARAN UMUM

1. Keadaan Daerah

Wilayah Daerah Tingkat I Propinsi Kalimantan Timur meliputi areal seluas 202,4 ribu km2. Kawasan budi daya di propinsi ini merupakan dataran pantai dan bukit-bukit di pedalaman yang sebagian besar merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Mahakam, Kahayan dan Sesayap. Pada tahun 1986 penggunaan tanah di wilayah Kalimantan Timur meliputi areal persawahan sekitar 81.706 ha atau 0,4%, areal perkebunan negara dan swasta sekitar 131.613 ha atau 0,7%, areal tegalan, kebun, ladang dan huma sekitar 163.552 ha atau 0,8%, areal tanah yang ditumbuhi kayu-kayuan sekitar 268.762 ha atau 1,3%, areal kehutanan sekitar 15.952.000 ha atau 78,8% dan areal pemukiman dan budi daya lainnya sekitar 3.646.367 ha atau 18% dari seluruh wilayah.

Secara administratif Daerah Tingkat I Kalimantan Timur terdiri dari 4 kabupaten/Daerah Tingkat II dan 2 kotamadya/ Daerah Tingkat II. Seluruh Daerah Tingkat II tersebut melipu-ti kota administratif Tarakan, 71 buah kecamatan, dan 1.087 buah desa dan kelurahan.

595

Pada tahun 1988 penduduk propinsi Kalimantan Timur diperkirakan mencapai 1.721.474 jiwa. Kepadatan rata-rata pada tahun 1988 adalah 9 jiwa per km2 (kepadatan rata-rata penduduk Indonesia pada tahun yang sama 91 jiwa per km2). Kabupaten-kabupaten Kutai dan Pasir merupakan kabupaten dengan kepadatan penduduk tertinggi, yaitu 5 jiwa per km2. Sedangkan kabupaten Berau merupakan daerah dengan kepadatan penduduk terendah, yaitu 2 jiwa per km2. Pada tahun 1985 penduduk propinsi Kalimantan Timur yang tinggal di daerah perkotaan meliputi 41,81.dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi 42,6%. Sebagian besar penduduk (72%) berdiam di kawasan pan-tai Timur dan sisanya 28% tersebar di daerah pedalaman dan daerah perbatasan di sebelah Barat.

Pada tahun 1985, penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) di Propinsi Kalimantan Timur berjumlah 1.071.673 orang (72,7%). Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam angkatan kerja sebanyak 555.621 orang dan angkatan kerja yang bekerja berjumlah 529.796 orang. Pada tahun 1985 tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 51,8%. Menurut tingkat pendidikannya angkatan kerja yang ada terbagi dalam: 12,3% tidak dan belum pernah tamat Sekolah Dasar (SD), 14,8% tamat SD, 24,2% tamat Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 24,5% tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), 22,9% tamat Sekolah Kejuruan dan 1,3% tamat Perguruan Tinggi atau yang setingkat. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian 47,6%, di sektor industri 7,6%, di sektor perdagangan, hotel dan restoran 14,1%, dan di sektor-sektor lainnya 30,7%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih meme- gang peranan yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja.

Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi daerah

di luar minyak dan gas bumi rata-rata 8,7% per tahun. Dalam periode tersebut sektor pertanian tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 5,1% per tahun, sedangkan industri 41,1% per tahun. Pada tahun 1986 sektor Perdagangan telah memberikan sumbangan terbesar kepada PDRB, yaitu 30,5%, dan sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar kedua, yaitu 27,1%. Dalam pada itu sektor industri selama Repelita IV berkembang dengan pesat. Pada tahun 1986 sektor ini memberikan sumbangan kepada PDRB sebesar 16,0%.

Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan mencapai tingkat penyediaan 72 kg produksi beras per kapita per tahun. Kegiatan perkebunan antara lain menghasilkan kelapa, karet, kopi, kelapa sawit, kakao dan lada. Di samping itu propinsi Kalimantan Timur juga memproduksi hasil hutan ikutan, terutama rotan dan damar, yang merupakan komoditi perdagangan yang cukup berarti.

Prasarana pengairan yang telah dibangun telah dapat mengairi areal sawah seluas 25.422 ha, termasuk daerah iriga-si teknis Semboja.

Bidang perhubungan selama Repelita IV telah mencapai kemajuan yang berarti. Jaringan jalan terdapat di sepanjang pesisir pantai Timur, dan di sebagian daerah pedalaman. Sebagi-an besar daerah pedalaman dilayani oleh angkutan sungai dan jalan-jalan bekas penebangan kayu. Pada tahun 1986 seluruh jaringan jalan panjangnya 4.277 km meliputi 340 km jalan nasional, 1.948 km jalan propinsi, 1.600 km jalan kabupaten dan 389 km jalan kotamadya. Keadaan jalan nasional pada umumnya sudah memadai, tetapi sekitar 45% jalan propinsi dan sekitar 32%.jalan kabupaten masih dalam kondisi rusak.

597

Pelabuhan-pelabuhan Balikpapan, Samarinda, Nunukan dan Tarakan, kesemuanya dapat melayani kapal-kapal pelayaran samudera. Pelabuhan udara Sepinggan di Balikpapan telah dapat didarati oleh pesawat jenis F-28 dengan kapasitas muatan penuh, pelabuhan udara perintis di Sampit, Long Bawan, Long Nawan, Tanah Grogot dan Tanjung Harapan dapat didarati oleh pesawat jenis Cassa 212, sedang pelabuhan udara di Samarinda dan Tarakan dapat didarati pesawat jenis Twin Otter.

Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah menjangkau hampir seluruh desa melalui 7 buah Kantor Pos Besar, 62 Kantor Pos Pembantu dan 60 buah fasilitas Pos Keliling. Fasilitas sentral telepon otomat di Kalimantan Timur berkapasitas 7.220 SS dan yang terpasang 6.230 buah.

Dalam bidang sosial budaya, upaya peningkatan kecerdasan penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas 10 tahun yang buta huruf menjadi 13,3 orang per 1.000 penduduk pada tahun 1985, dan berhasil menaikkan persentase anak umur 7-12 tahun yang masuk sekolah dari 94,2% pada akhir Repelita III menjadi 99,0% pada akhir Repelita IV.

Pada akhir Repelita IV fasilitas pendidikan dasar telah cukup merata. Setiap desa rata-rata telah memiliki 1 buah lembaga pendidikan dasar. Pada tahun 1986 Kalimantan Timur memiliki 1.774 buah SD, 300 SMTP, 129 SMTA, dan 1 Perguruan Tinggi Negeri. Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 30,9 bayi per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka kematian kasar mencapai 6,7 orang per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 7,9); angka kematian bayi mencapai 62,0 bayi per 1.000 kelahiran hidup (rata-rata nasional 58,04). Harapan hidup rata-rata mencapai 61,8 tahun (rata-rata nasional setinggi 62,8 tahun).

2. Masalah-masalah

Pembangunan yang dilaksanakan selama Repelita IV telah menghasilkan perkembangan daerah yang cukup tinggi, namun ma- sih ada masalah-masalah yang memerlukan perhatian.

Persebaran penduduk yang belum seimbang, yaitu 44,7% dari jumlah penduduk propinsi Kalimantan Timur berada di kotamadya-kotamadya Balikpapan dan Samarinda yang luasnya hanya 1,7% dari luas propinsi ini, sedangkan sisanya 50,3%, terse-bar di wilayah pedalaman Kalimantan Timur. Kegiatan pertanian di wilayah pedalaman masih berkembang. Prasarana jalan dan prasarana pengairan perlu ditingkatkan. Hal ini kurang mendorong penyebaran penduduk ke pedalaman.

Pada tahun 1985 sebesar 36,6% angkatan kerja berada di daerah perkotaan dan 63,4% berada di pedesaan. Persebaran ini telah menimbulkan permasalahan yang cukup berarti, antara lain berupa mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota-kota. Dalam pada itu tingkat pengangguran terbuka jumlahnya cukup berarti. Pada tahun 1985 jumlah pengangguran terbuka diperkirakan 25.800 orang atau sekitar 4,7%.

Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang sudah banyak mengalami kemajuan masih perlu ditingkatkan untuk mengimbangi meningkatnya arus barang dan orang sebagai akibat meningkatnya kegiatan-kegiatan perdagangan di dalam daerah, antar daerah dan kegiatan-kegiatan ekspor dan pariwisata. Pelayanan perhubungan laut masih perlu ditingkatkan karena kurangnya prasarana dan sarana pendukung pelayanan pelabuhan laut, seperti dermaga, gudang dan fasilitas keselamatan pelayaran. Fasilitas perhubungan udara, seperti landasan, terminal dan fasilitas keselamatan penerbangan, masih perlu ditingkatkan.

599

Dalam bidang pendidikan, prasarana dan sarana pendidikan, seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang laboratorium, buku dan guru, baik di tingkat SD, SMTP, SMTA maupun di Per-guruan Tinggi masih perlu ditingkatkan untuk menghadapi meningkatnya volume kegiatan pendidikan dan kebutuhan untuk menghasilkan lulusan pendidikan yang mutunya memadai.

Bidang kesehatan masih memerlukan peningkatan pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan vaksinasi dan pemberantasan penyakit menular, antara lain melalui penambahan pus-kesmas dan puskesmas keliling, fasilitas rumah sakit, serta tenaga dokter ahli, tenaga medis dan paramedis.

Pengembangan kegiatan kepariwisataan di Kalimantan Timur masih menghadapi masalah kurangnya prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata, seperti perhubungan, akomodasi, telekomunikasi dan tenaga terampil yang berpengetahuan.

Masalah lain yang dihadapi ialah perlunya peningkatan peran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah Kalimantan Timur. Demikian pula perkoperasian masih perlu didorong agar makin mandiri dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan perekonomian daerah, terutama di pedesaan.

Penataan ruang dan pertanahan di propinsi Kalimantan Timur masih menghadapi beberapa masalah yang membatasi kemampu-an Pemerintah Daerah dalam melaksanakan koordinasi pembangunan, pengendalian penggunaan ruang dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam. Rencana Umum Tata Ruang kabupaten, kotamadya dan kawasan-kawasan pengembangan industri dan pariwisata masih belum tersedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pengendalian penggunaan ruang, terutama di daerah perkotaan, masih belum mantap.

II. KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah Kalimantan Timur merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu pada Trilogi Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional dan pemantapan perwujudan Wawasan Nusantara. Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V, pembangunan daerah Kalimantan Timur diarahkan pada peningkatan perkembangan sektor pertanian dan sektor industri disertai peningkatan penguasaan dan kualitas teknologi sehingga dapat memberikan sumbangan yang optimal kepada pertumbuhan produksi daerah, peningkatan mutu produksi, ekspor dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah-daerah tersebut. Di samping itu pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi lainnya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu dalam rangka pembangunan wilayah juga diarahkan kepada peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan peningkatan pendapatan nyata, kesejahteraan serta taraf hidup seluruh lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi di daerah Kalimantan Timur yang cukup tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai terutama melalui peningkatan produksi dan pengembangan teknologi di sektor pertanian dan industri dan peningkatan penyediaan jasa yang secara keseluruhan berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Dengan kebijaksanaan itu perbaikan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan yang semakin nyata dirasakan oleh seluruh masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di daerah Kalimantan Timur dan antara

601

daerah Kalimantan Timur dengan daerah-daerah lain di Indo- nesia makin dapat diwujudkan.

Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi dan prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan daerah Kalimantan Timur yang akan dikembangkan dalam Repe- lita V pada pokoknya adalah sebagai berikut.

Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas akan terus ditingkatkan, dengan tujuan meningkatkan produksi dan memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan para petani, memperluas kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan industri akan bahan baku dan untuk membantu meningkatkan ekspor. Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan antara sektor industri dan sektor pertanian dalam struktur ekonomi nasional, usaha pembangunan dan pengembangan sektor industri, terutama agroindustri dan industri kimia dasar, termasuk industri pengilangan minyak, gas bumi dan pupuk terus didorong. Iklim berusaha yang lebih mendorong partisipasi swasta dalam kegiatan pembangunan akan diusahakan melalui berbagai usaha promosi, pemberian informasi dan kemudahan. Di samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan investasi di daerah Kalimantan Timur.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi di bidang pertanian dan industri, upaya-peningkatan prasarana dan sarana perhubungan dan komunikasi, peningkatan efisiensi dalam bidang perdagangan akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikutsertakan dan mendorong prakarsa pengusaha-pengusaha swasta.

Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja akan di-

arahkan agar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah Kalimantan Timur diterapkan pola investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Di samping itu diarahkan kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam agar memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Usaha koperasi akan terus didorong agar makin mandiri dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan di daerah. Seja- lan dengan itu akan terus diusahakan agar lembaga swadaya masyarakat makin banyak berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

Kegiatan pariwisata, terutama wisata budaya dan taman anggrek, selama Repelita V akan terus didorong agar dapat berkembang dan mampu menarik wisatawan lebih banyak. Untuk itu berbagai fasilitas akomodasi pengangkutan dan telekomunikasi dari dan ke lokasi daerah pariwisata, seperti Tanjung Isui dan Tenggarong, akan terus dikembangkan dan ditingkatkan.

Upaya untuk meningkatkan pendidikan dan kesehatan masyarakat Propinsi Kalimantan Timur akan dilanjutkan. Sejalan dengan itu peningkatan penyuluhan dan penyediaan berbagai fasi-litas pelayanan masyarakat, baik di bidang pendidikan, di bidang kesehatan maupun di bidang sosial lainnya, diusahakan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Mutu pendidikan dan keterampilan penduduk ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pelatihan dan peningkatan pendidikan formal. Kegiatan-kegiatan ini akan diarahkan agar sebagian dari jumlah tenaga kerja yang berasal dari pertambahan penduduk di pedesaan le-bih mampu bertani dengan cara-cara yang lebih maju, dan agar sebagian dari mereka akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar sektor pertanian.

Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan sarana per-tanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan yang ada, ke‑

giatan operasi dan pemeliharaannya akan ditingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyarakat akan disalurkan antara lain melalui kegiatan-kegiatan gotong royong.

Selanjutnya dalam rangka lebih memeratakan pembangunan, perhatian khusus akan diberikan kepada daerah yang relatif tertinggal, daerah kritis, daerah perbatasan dan daerah padat penduduk. Sejalan dengan itu pembangunan masyarakat desa akan terus ditingkatkan. Pembangunan daerah perkotaan akan dilanjutkan pula secara terencana dan terpadu dengan memperhatikan perkembangan penduduk dan kepentingan mereka agar dapat menjamin lingkungan yang sehat untuk hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pembangunan yang serasi antara desa dan kota diharapkan arus urbanisasi dapat dikendalikan.

Untuk mengatasi masalah kekurangan penduduk dan tenaga kerja serta ketidakseimbangan kepadatan penduduk di daerah Kalimantan Timur akan ditempuh langkah-langkah yang dapat mendorong perpindahan penduduk antara lain melalui pembangunan pertanian di kabupaten-kabupaten yang kurang penduduk terutama melalui transmigrasi lokal. Sejalan dengan itu perhatian yang lebih besar akan diberikan secara selektif kepada usaha pengembangan daerah perbatasan dan daerah berpotensi yang terisolasi di wilayah pedalaman. Sedangkan untuk daerah yang padat dan tingkat pertambahan penduduknya tinggi akan dilaku- kan peningkatan program keluarga berencana.

Pembangunan pedesaan diarahkan agar mampu menyerap pertambahan tenaga kerja yang terjadi dan dengan demikian dapat mengurangi arus urbanisasi. Sejalan dengan itu pengembangan kota sedang dan kecil akan ditingkatkan untuk membantu mengurangi derasnya arus urbanisasi ke kota-kota besar. Sementara itu pengembangan iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sektor informal di kota akan ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pembangunan akan dilakukan pula lang-kah-langkah pendayagunaan aparatur. Hal tersebut antara lain meliputi upaya untuk peningkatan pendapatan asli daerah. Upa-ya ini dijalankan melalui penggalian dan pengerahan potensi sumber pendapatan baru sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak menghambat perkembangan dunia usaha. Dalam hubungan ini diusahakan penyempurnaan meka-nisme perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan aparat pemerintah daerah dalam memungut pajak dan retribusi daerah dan peningkatan hasil pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bersamaan dengan itu usaha-usaha untuk mendorong agar swasta lebih berpartisipasi di dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah akan ditingkatkan pula. Di samping itu akan dilanjutkan pula program pendidikan dan pelatihan pegawai, penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, kerja sama, koordinasi, dan penyederhanaan prosedural. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat lebih memantapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab yang pelaksanaannya bertitik berat pada Daerah Tingkat II.

Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana Umum Tata Ruang di daerah Kalimantan Timur akan ditingkatkan agar peme-rintah daerah dapat lebih mampu mengatur pemanfaatan ruang dan sumber daya yang ada secara lebih terarah. Penataan per- tanahan akan ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang dapat diselesaikan secara lebih terarah.

Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas, dalam Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di luar minyak

dan gas bumi diharapkan dapat mencapai sekurang-kurangnya rata-rata 6,1% per tahun. Laju pertumbuhan tersebut diperhitungkan cukup memadai untuk mendukung peningkatan pendapatan per kapita penduduk Propinsi Kalimantan Timur dan penciptaan lapangan kerja yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang terjadi di daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Sedang laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun diperkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor per-tanian dan sektor industri masing-masing rata-rata akan tumbuh 4,5% dan 10,1% per tahun. Sedangkan pertumbuhan per tahun sektor pertambangan 9,6%, sektor bangunan7,8%, sektor perdagangan 5,5%, sektor pengangkutan dan komunikasi 5,4%, dan sektor lain-lain 5,3%.

Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di Propinsi Kalimantan Timur diharapkan akan turun menjadi rata-rata 3,9% per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk Propinsi Kalimantan Timur diperkirakan akan berjumlah 2,1 juta jiwa. Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan diusahakan penurunan angka kelahiran kasar dari 30,9 orang per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 27,0 pada akhir Repelita V, dan angka kematian kasar pada akhir Repelita V diharapkan mampu bertahan seperti pada akhir Repelita IV, yaitu sebesar 6,7. Sejalan dengan upaya tersebut akan dius-ahakan pula peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 62,0 pada akhir Repelita IV menjadi 59,3 pada akhir Repelita V. Ber samaan dengan itu harapan hidup rata-rata diharapkan naik dari 61,8 tahun pada akhir Repelita IV menjadi 62,5 tahun pada akhir Repelita V.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat akan diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan sasaran

antara lain jumlah penampungan anak usia 7 - 12 tahun di SD dari 99,0% pada akhir Repelita IV menjadi 99,1% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah lulusan SD yang dapat ditampung di SMTP akan ditingkatkan dari 83,2% pada akhir Repelita IV menjadi 93,2% pada akhir Repelita V, lulusan SMTP yang dapat ditampung di SMTA diharapkan meningkat dari 83,6% pada akhir Repelita IV menjadi 85,3% pada akhir Repelita V. Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan peningkatan da- lam mutu pendidikan, yang akan diusahakan melalui peningkatan penyediaan prasarana pendidikan, penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditetapkan di atas diperkirakan dapat menampung pertumbuhan angkatan kerja yang terjadi selama Repelita V, yang diperkirakan rata-rata meningkat dengan 6,0% per tahun atau diperkirakan akan berjum- lah 952 ribu jiwa pada akhir Repelita V.

Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang daerah akan dilanjutkan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa kawasan. Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana untuk upaya pemanfaatan ruang dan sumber daya secara optimal yang menjamin percepatan dan keserasian laju pertumbuhan daerah, pemanfaat-an keunggulan komparatif antar wilayah serta lebih terpenuhinya persyaratan-persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di bidang pertanian dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat Propinsi Kalimantan Timur akan pangan, meningkatkan pendapatan per jiwa mereka, membantu me-mantapkan swasembada pangan nasional, meningkatkan penyediaan

607

bahan baku untuk industri dan mendorong ekspor produksi pertanian. Hal tersebut akan dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, diversifikasi, rehabilitasi. dan ekstensifikasi. Peningkatan produksi tanaman pangan akan dilaksanakan melalui, intensifikasi tanaman padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang usaha-usaha peningkatan produksi tanaman pangan akan ditingkatkan pengadaan benih padi, palawija dan hortikultura melalui balai-balai benih dan penangkar benih yang diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu untuk memperoleh benih yang baik dan tahan hama akan diketatkan pengawasan mutu dan sertifikasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya jenis hama pengganggu akan ditingkatkan kegiatan untuk mengatasinya melalui pengembangan sistem pengendalian hama terpadu. Dalam rangka meningkatkan produksi palawija, pembinaan petani palawija akan dilakukan melalui Unit-unit Pelayanan Pengembangan (UPP) dan pengembangan paket teknologi tepat guna. Di samping itu pemanfaatan pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau juga akan ditingkatkan.

Dalam bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, kambing dan domba. Di samping itu pembinaan balai-balai penelitian ternak akan terus dikembangkan melalui investasi swasta dan swadaya masyarakat agar menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Peningkatan produksi ternak akan didukung dengan pe- ngamanan kesehatan ternak, pengadaan atau redistribusi ternak, dan inseminasi buatan. Dalam rangka meningkatkan kemam-puan dan keterampilan petani ternak penyuluhan akan makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensinya yang akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan kepada para kontak tani.

Produksi perikanan akan dikembangkan di daerah-daerah pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk membantu perkembangan usaha peningkatan produksi perikanan akan dila-kukan pembangunan saluran tambak. Di samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan operasional pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan, saluran tambak, Balai Benih Udang dan Balai Benih Ikan.

Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui perkebunan inti rakyat (NES/PIR) kelapa, kelapa sawit, dan karet. Di samping itu usaha peningkatan produksi perkebunan akan dilaksanakan melalui usaha rehabilitasi dan peremajaan (PRPTE) tanaman kelapa dan karet.

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan dan pe-ngukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu dilaksanakan inventarisasi hutan produksi yang terdiri dari yang dapat dikonversi dan khusus non kayu. Selanjutnya dilakukan pengadaan peta dasar, penatagunaan hutan, dan inventarisasi potensi hutan produksi dan hutan konversi.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, kemampu-an jaringan pengairan akan dipelihara dan ditingkatkan. Bersamaan dengan itu akan dilaksanakan operasi dan pemeliharaan (O&P) seluruh jaringan irigasi yang ada.

Usaha perluasan areal pertanian akan dikembangkan dengan memanfaatkan lahan rawa pasang surut dan bukan pasang surut. Pelaksanaan program pengembangan daerah rawa ini merupakan usaha diversifikasi pertanian yang sekaligus dimaksudkan untuk mendukung kegiatan tambak. Untuk mengembangkan potensi sumber daya air akan dilanjutkan pemeliharaan dan pengamanan sungai.

Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi reha‑bilitasi jalan dan jembatan, pemeliharaan jalan dan jembatan,609

peningkatan jalan dan jembatan serta pembangunan jalan dan jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau. Kegiatan peningkatan jalan akan dilakukan antara lain pada ruas-ruas jalan Batuaji-Kuaro, Lolo-Tanah Grogot, Samarinda-Sambera, dan Sambera-Bontang. Pembangunan jalan dan jembatan baru akan dilaksanakan terutama di kola besar guna menampung pertumbuhan lalu lintas kota dan untuk pemekaran kota dan untuk daerah-daerah pemukiman transmigrasi, daerah pertanian dan daerah perkebunan.

Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan raya, akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu lintas, penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan, pemasangan pa-gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas pengujian kendaraan bermuatan serta pengadaan bus perintis.

Dalam meningkatkan pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan, akan dilakukan rehabilitasi serta peningkatan beberapa dermaga dan terminal penyeberangan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk keselamatan pelayaran.

Pembangunan dalam perhubungan laut akan ditekankan pada kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi serta peningkatan dan pengembangan fasilitas pelabuhan. Selain itu, rehabilitasi dan pembangunan berbagai fasilitas keselamatan pelayaran akan dilanjutkan terutama pembangunan dan rehabilitasi menara suar, rambu suar, peralatan telekomunikasi dan radio pantai. Demikian pula halnya dengan armada pelayaran rakyat dan armada perintis, pengoperasiannya akan ditingkatkan.

Di bidang perhubungan udara pengembangan fasilitas Bandar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan pengoperasian jenis pesawat penerbangan komersial. Fasilitas

bandar udara Sepinggan di Balikpapan akan ditingkatkan hingga dapat didarati oleh pesawat udara sejenis A-300. Beberapa lapangan udara perintis akan ditingkatkan dengan melakukan pelapisan landasan, antara lain di lapangan udara Datak dan Dawai. Selain itu, alat bantu navigasi dan fasilitas keselamat- an penerbangan lainnya juga akan ditingkatkan kemampuannya.

Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu dan Kantor Pos Tambahan di beberapa kecamatan dan kabupaten. Di samping itu akan dilaksanakan pengadaan bis Surat, kendaraan bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk Pos Keliling Desa dan Jaringan sambungan telepon, telex, telegrap dan faksimile. Pembangunan telekomunikasi pedesaan akan diperluas.

Di bidang kepariwisataan akan dilaksanakan kegiatan pembangunan obyek wisata dengan potensi wisata keindahan alam sungai Mahakam dan Taman Anggrek. Selain itu, akan dimantapkan upaya promosi wisata nasional ke luar negeri dan dalam negeri.

Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan industri dengan ekspor. untuk itu usaha pengembangan industri-industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, seperti industri pengolahan kelapa sawit, kelapa, karet, tembakau, cok- lat dan industri pengolahan minyak atsiri, akan ditingkatkan. Demikian pula pengembangan industri pengolahan perikanan dan hasil laut lainnya seperti industri pembekuan udang, industri tepung ikan dan rumput laut akan dikembangkan. Dalam rangka pemanfaatan hasil peternakan akan dilanjutkan usaha peningkatan produksi dan pengembangan industri pengolahan daging, dan industri barang-barang jadi dari kulit. Di samping itu akan terus ditingkatkan hasil-hasil industri dari kelom‑

611

pok aneka industri seperti industri pengolahan kayu, pengolahan rotan, industri untuk mengolah hasil tambang bahan lo-gam. Untuk memperbaiki mutu produksi industri, maka bimbingan dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada peningkatan kemampuan berproduksi dengan penggunaan teknologi tepat guna dan peningkatan kemampuan manajemen pemasaran.

Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha peningkatan efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian pula akan dilanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar bagi para produsen, pengusaha dan lembaga-lembaga pemasaran di propinsi Kalimantan Timur.

Di bidang pertambangan secara bertahap akan dilanjutkan usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil tambang sebagai bahan baku untuk industri. Beberapa kegiatan penyelidikan umum yang mengidentifikasikan terdapatnya beberapa logam mu-lia di daerah ini akan dilanjutkan. Tambang emas yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat, usahanya akan dikait-kan dengan pemegang KP/KK. Penambangan batu bara yang sedang dilakukan diharapkan mulai berproduksi untuk kebutuhan ekspor serta memenuhi kebutuhan dalam negeri. Di samping itu, beberapa jenis hasil tambang terutama hasil galian mineral yang saat ini berada dalam tahap awal eksploitasi, terus didorong untuk dapat berkembang. Bimbingan dan pembinaan pengusahaan bahan-bahan galian golongan C akan dilanjutkan.

Pengembangan produksi minyak dan gas bumi dilakukan melalui pembukaan lapangan-lapangan baru dan teknik-teknik penambangan terbaru serta pengembangan fasilitas pemrosesan gas alam cair Badak dalam rangka meningkatkan ekspor. Untuk menunjang itu, sedang diusahakan penelitian dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi serta pengembangan sarana

pembekalan gas alam cair di Balikpapan.

Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui peningkatan dan perluasan eksplorasi dan produksi sumber energi utama yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi, dan tenaga air. Selain itu juga akan dilanjutkan pembangunan dermaga dan pipa penyalur untuk meningkatkan kapasitas bongkar muat bahan bakar minyak di Balikpapan.

Peningkatan penyediaan tenaga listrik akan terus dilaksanakan melalui pengembangan sarana pusat pembangkit tenaga listrik untuk kebutuhan pengembangan industri maupun konsumsi rumah tangga. Dalam Repelita V akan dibangun beberapa pem-bangkit listrik tenaga gas Balikpapan 1 dan 2 dengan kapasitas 50 MW. Di samping itu akan dilaksanakan peningkatan ja-ringan transmisi sepanjang 290 km dengan kapasitas 160 MVA, pembangunan sarana distribusi sebanyak 794 gardu distribusi untuk 54.000 pelanggan serta pengembangan tenaga listrik untuk daerah pedesaan di 91 desa untuk memenuhi kebutuhan 10.552 pelanggan.

Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal serta untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para penanam mo-dal, maka akan dilaksanakan penyederhanaan sistem perizinan serta peraturan-peraturan daerah yang lain. Di samping itu akan disempurnakan dan dilanjutkan penyusunan dan penyebar-luasan data dan informasi penanaman modal, profil proyek pe-nanaman modal, profil potensi daerah serta informasi pasar. Usaha untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang lebih efisien akan ditempuh dengan cara meningkatkan koordinasi pelaksanaan pengendalian dengan instansi terkait bagi Propinsi Kalimantan Timur maupun di Pusat.

613

Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan organisasi tata laksana dan usaha akan dilanjutkan agar kope-rasi dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri. Upaya peningkatan kemampuan koperasi itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi primer, khususnya Koperasi Unit Desa (KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa angkutan pedesaan dan yang melaksanakan usaha produksi dan atau pemasaran berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi masyarakat pedesaan. Lain dari itu mutu dan intensitas kemampuan pengelola koperasi dan anggotanya juga akan ditingkatkan. Untuk itu akan diusahakan adanya penyempurnaan dalam metode, materi dan penyelenggaraan pendidikan, penataran dan latihan keterampilan pengurus, badan pemeriksa, manajer dan karyawan koperasi serta penyempur-naan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang terdidik/ terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim yang mendukung pengem-bangan kehidupan koperasi yang sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan ditingkatkan.

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja terutama di daerah pedesaan yang padat penduduk, daerah minus, relatif tertinggal, dan daerah perbatasan akan dilaksanakan kegiatan Proyek Padat Karya Gaya Baru (PPKGB), yang akan disebar di berbagai kecamatan dan pedesaan. PPKGB ditujukan pada kegiatan pembangunan di sektor dan non pertanian yang berorientasi pada perluasan lapangan kerja sebesar mungkin untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Di samping itu dalam usaha mengatasi masalah melimpahkannya angkat‑

an kerja usia muda terdidik akan disebarkan dan ditugaskan sebagai tenaga kerja sukarela terdidik sebagai konsultan koperasi, pemandu wirausaha dan tenaga teknis di sektor-sek-tor pembangunan. Kegiatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja melalui mekanisme AKAD terus didorong dan ditingkatkan.

Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling selama Repeli-ta V akan diarahkan agar mampu mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan desa, pengembangan industri, khususnya dalam rangka menunjang ekspor dan usaha mandiri.

Dalam rangka membuka dan mengembangkan daerah produksi dan daerah pertanian baru, maka pembangunan daerah transmigrasi akan dilanjutkan dan ditingkatkan, baik untuk transmigrasi umum maupun untuk transmigrasi swakarsa. Selama Repelita V di Propinsi Kalimantan Timur diperkirakan akan dapat dibuka areal pertanian baru seluas 20.250 ha bagi penempatan sekitar 32 ribu KK transmigran. Jumlah ini terdiri dari 10 ribu KK yang ditempatkan di daerah persawahan beririgasi dan daerah pasang surut, 10 ribu KK dikaitkan dengan pengembangan perkebunan, 4 ribu KK pola kehutanan, 5 ribu KK untuk menunjang usaha perikanan, dan 3 ribu KK dengan pola jasa lainnya. Di samping itu dalam Repelita V akan dilanjutkan dan ditingkatkan pembinaan transmigran yang sudah ada tempat pemukiman agar dapat mandiri.

Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan, akan ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat pendidikan lainnya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah. Demikian pula ditingkatkan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku bacaan. Di samping itu dalam rangka memantapkan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan dibangun gedung SMTP dan SMTA, penam‑

615

bahan ruang kelas baru, pembangunan ruang laboratorium dan perpustakaan serta rehabilitasi bangunan. Pada tingkat SD akan diteruskan usaha rehabilitasi gedung SD agar tetap layak digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Khusus di daerah-daerah pemukiman transmigrasi yang telah dihuni, akan dibangun gedung SD baru dan gedung SMTP baru di tempat-tempat yang telah memerlukan. Di samping itu akan direhabilitasi serta dikembangkan Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama (SMKTP) dengan tambahan ruangan penunjang, seperti ruang praktek dan perpustakaan. Sementara itu akan dibangun pula Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA) baru, peningkatan daya tampung SMKTA yang ada baik negeri maupun swasta, serta pemeliharaan gedung SMTA di seluruh kabupaten.

Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat, akan dilaksanakan berbagai kegiatan, antara lain dilanjutkan penyelenggaraan Kelompok Belajar (Kejar) Paket A yang dipadukan dengan pendidikan mata pencaharian, penyelenggaraan Kejar Paket B sebagai usaha untuk mendukung perintisan pelaksanaan wajib belajar tingkat SMTP, penyelenggaraan Program Magang dan penyelenggaraan Kejar Usaha.

Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain usaha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai budaya; pembinaan kebahasaan, kesusasteraan dan perpustakaan, pembinaan kesenian, pembinaan tradisi, peninggalan sejarah dan permuseuman. Sementara itu akan lebih digairahkan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai warisan budaya bangsa.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui. Puskesmas akan dilakukan pembangunan 20 Puskesmas, 82

buah Puskesmas Pembantu, 8 buah Puskesmas Perawatan dan pengadaan 95 buah Puskesmas Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. Untuk menjangkau pelayanan kesehatan di daerah-daerah terpencil akan ditingkatkan pelayanan kesehatan melalui dokter terbang. Sedang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan lebih digalakkan upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian diharapkan akan 1ebih banyak Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat dengan dukungan dari petugas Puskesmas setempat.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan akan dilak-sanakan melalui semua RSU kelas D yang ada. Sedangkan RSU Balikpapan (kelas C) yang runtuh karena bencana alam, akan dipindahkan. Di samping itu pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula. Dalam pada itu upaya pelayanan laboratorium kesehatan juga akan lebih dimantapkan mutunya.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular akan dilaksanakan melalui jalur institusi upaya kesehatan masyarakat yang meliputi pelaksanaan imunisasi, penanggulangan penyakit diare, malaria, demam berdarah, rabies, tb-paru, frambusia, kusta, dan penyakit yang menimbulkan wabah atau keja-dian luar biasa serta peningkatan pengamatan kejadian penyakit. Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi akan diting-katkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan sumber pangan yang tersedia seperti umbi-umbian, jagung, dan lain-lain, menaikkan mutu makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Di samping itu akan diupayakan peningkatan pencegahan penanggulangan kekurangan kalori dan protein, vitamin A dan anemia gizi melalui kegiatan Usaha Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK) di seluruh desa, mencegah gondok di daerah endemik

617

serta ditingkatkan kemampuan dan pengelolaan program gizi. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) akan dikembangkan.

Dalam rangka menghindarkan masyarakat Kalimantan Timur dari penyalahgunaan obat, makanan, kosmetika dan bahan lainnya yang berbahaya, akan ditingkatkan pengawasannya atas bahan-bahan tersebut. Untuk itu akan ditingkatkan fungsi balai pemeriksaan obat dan makanan yang ada. Sedangkan untuk menja-min kelancaran distribusi dan pengadaan obat-obatan di unit pelayanan akan dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, alat, dan perbekalan kesehatan bagi kabupaten/kotamadya yang belum memilikinya. Sementara itu dalam rangka meningkat-kan derajat kesehatan rakyat di daerah pemukiman pedesaan yang kekurangan persediaan air bersih dan rawan penyakit menular akan dilanjutkan peningkatan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

Dalam rangka menunjang program kesehatan secara keseluruhan, akan diupayakan perubahan perilaku masyarakat melalui penyuluhan kesehatan. Penyuluhan ini akan dilakukan dengan jalan menyebarluaskan informasi kesehatan, mengembangkan potensi swadaya masyarakat dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan.

Dalam bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan dan pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan antara lain dalam bentuk pembinaan organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat, penyuluhan, bimbingan sosial dan pembinaan Pekerja Sosial Masyarakat, dan pembinaan organisasi sosial serta lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan dilaksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan yatim

piatu, penyantun para lanjut usia atau jompo, serta penyan- tunan dan pengentasan penyandang cacat.

Pembinaan generasi muda dalam wadah Karang Taruna di Kalimantan Timur juga akan dilaksanakan dengan upaya meningkat- kan peran serta Karang Taruna di pedesaan.

Peranan dan fungsi wanita akan lebih digairahkan untuk menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial, pencegahan timbulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah pelayanan sosial lainnya.

Dalam rangka pengendalian pertumbuhan sebanyak 233,5 ribu pasangan usia subur akan diajak menjadi peserta KB Baru. Di samping itu akan diberikan pembinaan kepada peserta KB aktif sebanyak 194,4 ribu pasangan agar tetap ber-KB.

Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian antara pembangunan antara kota dan pembangunan desa maka akan diusaha-kan peningkatan pembangunan pedesaan. Di samping itu akan diusahakan agar mobilitas penduduk meningkat sehingga apabila diperlukan setiap hari dapat bepergian ke kota secara ulangalik dengan lancar. Di samping itu akan diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil untuk mendukung percepatan pengembangan daerah-daerah pedalaman.

Perumahan sederhana akan terus dibangun di beberapa kota sesuai dengan hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-masing kota. Di samping itu, usaha perbaikan kampung atau perbaikan lingkungan pemukiman kota akan dilanjutkan antara lain di kota Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Tanjung Redep, Tenggarong, Nunukan, dan Bontang. Pada propinsi ini diperki-rakan akan diperbaiki sekitar 530 ha.

619

Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi peningkatan mutu rumah serta perbaikan lingkungan pemukimannya akan terus dilanjutkan pada desa. Dalam pelaksanaannya perhatian khusus diberikan pada desa-desa kritis, terbelakang, miskin, nelayan, dan desa-desa yang menjadi pusat pertumbuhan bagi desa-desa lain disekitarnya.

Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Di samping itu juga akan ditingkatkan kapasitasnya produksi dengan merehabilitasi instalasi, mengurangi kebocoran, dan membangun instalasi baru. Program ini akan dilaksanakan antara lain di kota Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Tanjung Redep, dan Tenggarong. Dalam Program ini juga termasuk usaha-usaha untuk menyediakan air bersih bagi penduduk pedesaan, baik dengan sistem perpipaan maupun non perpipaan. Usaha-usaha di bidang penyehatan lingkungan pemukiman akan terus pula ditingkatkan dengan sasaran kegiatan pemeliharaan dan perbaikan penanganan air limbah, drainase, dan persampahan. Program ini akan dilakukan antara lain di kota Balikpapan, Samarinda,. Tarakan, dan Tenggarong.

Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam Repe- lita V akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan untuk pembangunan atau rehabilitasi tempat peribadatan agama, penyediaan kitab suci dan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan Balai Nikah dan Penasehat Perkawinan, serta pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama, kantor-kantor Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupa- ten, kotamadya dan wilayah. Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup beragama terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus. Dalam rangka peningkatan mutu per‑

guruan agama yang meliputi: Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan disempurnakan prasarana dan sarananya. Di samping itu akan disediakan juga pemberian bantuan kepada perguruan agama swasta. Dalam pada itu dalam rangka pengembangan perguruan tinggi agama akan dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan fasilitas perkuliahan, pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan penelitian ilmiah pada IAIN Sunan Ampel (Fakultas Tarbiyah Samarinda), dan bantuan bagi perguruan tinggi agama swasta.

Pembangunan di bidang hukum tetap di-lanjutkan dengan berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan. Penun-jang bagi usaha-usaha penegakan hukum dan peradilan. Semuanya dilaksanakan dalam rangka mendekatkan jangkauan pelayanan hukum kepada masyarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah pembangunan gedung Asrama Karantina Imigrasi di Balikpapan, Pos Imigrasi di Long Pang Hai, Bontang, Lumbis, dan Tanjung Santan serta rehabilitasi dan atau perluasan sejumlah gedung kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri dan Kantor Imigrasi. Selanjutnya, sebagai upaya penunjangan tugas-tugas pemasyarakatan, diusahakan penyelesaian pembangunan lanjutan gedung Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara atau Cabang Rumah Tahan- an Negara, serta Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengen- tasan Anak.

Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum masyarakat, berbagai pola penyuluhan hukum yang ada akan terus dilaksanakan secara lebih terpadu. Dalam usaha untuk mewujudkan pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlindungan hu‑

621

kum, penyelenggaraan pemberian bantuan dan konsultasi hukum bagi golongan masyarakat yang kurang mampu akan tetap dilan-jutkan.

Program-program sektoral yang ada di daerah akan ditun-jang dengan program-program bantuan pembangunan kepada dae-rah. Program-program bantuan pembangunan yang diterima daerah Kalimantan Timur meliputi program-program berikut.

Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan pengguna-annya untuk membiayai kegiatan Operasi dan Pembiayaan (O&P) jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah sakit dan kegiatan-kegiatan lain yang telah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat I. Program Peningkatan Jalan dan Penggantian Jembatan digunakan untuk menangani peningkatan jalan dan peningkatan jembatannya agar sesuai dengan meningkatnya arus lalu lintas dan muatan.

Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan kabupaten/ kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.

Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya digunakan untuk meningkatkan prasarana jalan dalam rangka memenuhi kebutuhan prasarana perhubungan yang makin meningkat. Program pembinaan pendidikan dasar digunakan terutama untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dasar dan untuk membiayai, pembangunan sekolah dasar baru di daerah transmigrasi, PIR dan pemukiman baru. Program pelayanan kesehatan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit Kabupaten, Puskesmas,

Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu serta untuk membiayai penyediaan obat-obatan.

Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan untuk membantu daerah tingkat II yang menghadapi masalah ta-nah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan percontohan pengembangan pelestarian dengan konservasi dan mencegah meluas-nya daerah kritis dan untuk membiayai kegiatan lain yang dapat memperkecil kerusakan alam. Program Pembangunan Desa digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan swadaya masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT) dalam rangka mengembangkan daerah yang terpencil, daerah perbatasan dan daerah padat penduduk.

Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan kawasan konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan DAS. Di samping itu di DAS tersebut juga dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan masyarakat guna meningkatkan peran sertanya secara swadaya dalam rehabilitasi hutan dan tanah kritis di DAS Mahakam serta pembangunan dan pembinaan taman nasional di Ku-tai.

Usaha pelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan hidup dan peningkatan fungsinya serta pengendalian kerusakannya juga akan dilakukan dengan mengembangkan pola tata ruang yang dinamis.

Dalam rangka pengembangan meteorologi dan geofisika akan dibangun satu buah stasiun meteorologi dan peningkatan tiga buah stasiun meteorologi, peningkatan satu buah stasiun Geofisika, dan pembangunan satu buah stasiun Klimatologi.

Dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi hutan dan

623

tanah kritis akan dilakukan kegiatan reboisasi dan penghijau-an di DAS terpenting yang meliputi areal lahan kering dan lahan kritis dengan sasaran fisik 10 ribu ha reboisasi. Di samping itu akan dilakukan kegiatan konservasi tanah pada tanah usaha tani dengan kemiringan di atas 40%, perencanaan rehabi-litasi lahan kritis dalam pola terpadu DAS, pengembangan hutan tanaman industri di daerah alang-alang, pengembangan hu-tan rakyat, penyuluhan dan rehabilitasi hutan rusak dalam wilayah HPH seluas 1.120 ribu ha, pembangunan hutan tanaman in-dustri seluas 150.000 ha, serta pemukiman kembali peladang sejumlah 20 ribu kepala keluarga.

Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam ke-giatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang daerah akan dilanjutkan dan penyusunannya akan dipadukan dengan berbagai program terkait. Kegiatan yang akan dilaksanakan di an-taranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata Ruang Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Tingkat II. Di samping itu juga dilaksanakan penyusunan Rencana Umum Tata Ruang kawasan beserta rinciannya untuk kawasan-kawasan yang dirasa strategis atau kritis.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program Pengembangan Operasi Penerangan dengan pendekatan keterkaitan antar sektor yang memuat pesan-pesan pembangunan melalui radio, televisi dan pers serta pemanfaatan mekanisme Bakohumas. Sementara itu untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan televisi akan ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan film dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar radio dan televisi yang ada.

Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian di Kalimantan Timur akan dilanjutkan melalui kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan kemampuan sumber dayanya.

625

TABEL

WILAYAH SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

DAERAH TINGKAT II

Luas

Wilayah

Jumlah

Kecamatan

Jumlah

Desa

Perkiraan Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk/km2

1985

1988

1985

1988

(Km2)

(jiwa)

(jiwa)

(jiwa)

(jiwa)

Kotamadya:

Balikpapan

905,90

4

49

386.728

449.328

427

496

Samarinda

2.611,42

7

52

352.600

406.911

135

156

Kabupaten:

Kutai

87.168,90.

29

379

423.792

474.912

5

5

Berau

31.314,04

7

80

52.110

58.244

2

2

Bulongan

61.287,42

15

432

204.544

229.458

3

4

Pasir

19.152,32

9

95

91.891

102.620

5

5

Jumlah

202.440,00

71

1.087

1.511.665

1.721.474

7

9

596

598

600

602

603

604

605

608

610

612

614

616

618

620

622

624

626

606

627