164470433 Luka Bakar Indradftch
-
Upload
achmad-muthoillah -
Category
Documents
-
view
30 -
download
10
Transcript of 164470433 Luka Bakar Indradftch
-
REFERAT ILMU BEDAH
LUKA BAKAR
(COMBUSTIO)
Pembimbing :
Dr. Sananto, Sp.BP
Oleh :
A.A. Indra Yulyastuti
-
PENDAHULUAN
Luka bakar insidennya relatif cukup tinggi
Statistik 60 kecelakaan RT, 20 kecelakaan kerja, dan
sisanya 20 sebab lain (bus terbakar, bom, gunung meletus)
Luka bakar kecacatan fisik : kontraktur; psikis : minder,
depresi
Luka bakar dampak lokal dan sistemik tubuh
Luka bakar komplikasi harus dirawat secara terpadu
dan ketat
-
PENGERTIAN
Luka bakar luka yang terjadi akibat
bersentuhannya permukaan tubuh dengan
benda yang menghasilkan panas atau zat-zat
yang bersifat membakar yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan-jaringan yang lebih dalam
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kulit tiga lapisan utama yaitu :
Lapisan epidermis atau kutikel
Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)
Lapisan subkutis (hypodermis)
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Lapisan epidermis
Terdiri atas : stratum korneum, stratum
lusidum, stratum granulosum, dan stratum
basale
Stratum korneum (lapisan tanduk)
paling luar : bbrp lapis sel-sel gepeng&mati, tidak berinti,
&protoplasmanya telah berubah mjd keratin
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Stratum lusidum
Langsung di bawah lapisan korneum
Mrpk lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dg protoplasma yang berubah
menjadi protein = eleidin
Tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki
Stratum granulosum (lapisan keratohialin)
Mrpk 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dg sitoplasma berbutir kasar = keratihialin
dan terdapat inti di antaranya keratihialin
Mukosa biasanya lapisan ini (-)
Tampak jelas di telapak tangan dan kaki
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Stratum spinosum (stratum malphigi)
tdd bbrp lapis sel bentuk poligonal yg besarnya
berbeda-beda
Protoplasmanya jernih glikogen, dan inti di tengah-
tengah
Diantara sel-sel stratum spinosum terdapat jembatan-
jembatan antar sel yg tdd protoplasma dan tonofibril
atau keratin.
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Stratum basale
sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) tersusun vertikal
pd prbatasan dermo-epidermal berbaris ~ pagar
(palisade)
Mrpk lapisan epidermis paling bawah
Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu :
o Sel-sel bentuk kolumnar
o Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Lapisan dermis
adl lap. dibawah epidermis yg lebih tebal dari
epidermis
Tdd lapisan elastik dan fibrosa padat dg elemen2
selular&folikel rambut
Tdd 2 dua bagian :
o Pars papilare
o Pars retikulare
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Lapisan subkutis
Adl kelanjutan dari dermis
Tdd jar.ik. longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya sel
bulat, besar, dg inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak
Lapisan sel-sel lemak = panikulus adipose, berfungsi sebagai
cadangan makanan
Pd lapisan ini terdapat ujung2 saraf tepi, PD,&getah bening
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
ADNEKSA KULIT
kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku
Kelenjar kulit di lapisan dermis, tdd :
Kelenjar keringat (gld sudorifera) 2 mcm yaitu :
o Kelenjar ekrin
o Kelenjar apokrin
Kelenjar palit (gld. Sebasea)
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk
(stratum korneum) yang menebal, tdd :
Nail root
Nail plate
Nail groove
Eponikium
Hiponikium
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Rambut
Tdd bagian yg terbenam dlm kulit (akar rambut) dan
bagian yang berada di luar kulit (batang rambut)
Ada 2 macam tipe rambut :
o Lanugo
o Rambut terminal
-
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Fungsi utama kulit adalah:
Fungsi proteksi
Fungsi absorpsi
Fungsi ekskresi
Fungsi persepsi
Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi keratinisasi
Fungsi pembentukan vitamin D
-
PATOFISIOLOGI
Cedera termis ggg keseimbangan cairan &
elektrolit sampai syok mnimb. asidosis, ATN
& disfungsi serebral pd fase
awal/akut/syok
Kehilangan kulit luas pd luka bakar, terjadi
penguapan cairan tubuh yg brlebihn, yg disertai
pengeluaran protein & energi, shg tjd ggg
metabolism&mdh terinfeksi
-
..PATOFISIOLOGI
Jaringan nekrosis yang ada melepas toksin
menimbulkan SIRS bahkan sepsis mybbkn disfungsi
dan kegagalan fungsi organ2 tubuh seperti hepar dan
paru (ARDS)
Reaksi inflamasi yang berkepanjangan akibat luka bakar
menyebabkan kerapuhan jaringan dan struktur-struktur
fungsional timbulnya parut yang tidak beraturan
(hipertropik), kontraktur, deformitas sendi dan sebagainya
-
FASE LUKA BAKAR
3 fase yaitu :
Fase akut/fase syok/fase awal
dari saat kejadian sampai perawatan di IRD/ unit luka bakar
mengalami ancaman gangguan ABC
Gangguan airway dapat terjadi segera atau beberapa saat
setelah trauma, atau jg dalam 48-72 jam pasca trauma
Cedera inhalasi : penyebab utama px fase akut
Pd fase ini dapat terjadi juga ggg keseimbangan sirkulasi cairan
dan elektrolit akibat cedera termal sistemik
-
FASE LUKA BAKAR
Fase subakut
Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi
Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu :
o Proses inflamasi atau infeksi
o Problem penutupan luka
o Keadaan hipermetabolisme
Fase lanjut
Penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap rawat jalan
Problem : parut yg hipertropik, keloid, ggg pigmentasi,
deformitas&kontraktur
-
ETIOLOGI
Luka Bakar Termal
kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya
Luka Bakar Kimia
kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat
konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan byknya jaringan yang terpapar menentukan
luasnya injuri
Luka Bakar Elektrik
disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui
tubuh
Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara
gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh
Luka Bakar Radiasi
terpapar dengan sumber radioaktif dan terbakar oleh terpapar sinar matahari terlalu
lama
-
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Berat ringannya luka bakar yang ditentukan
melalui :
1. Derajat kedalaman luka bakar
Tergantung pada derajat panas sumber, penyebab
dan lamanya kontak dengan tubuh penderita
Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang
lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat
-
..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR
Luka bakar derajat I
Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)
Kulit hiperemik berupa eritem, tidak di jumpai bullae, terasa
nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan
khusus
-
..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR
Luka bakar derajat II :
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis
Berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi
Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Dibedakan atas dua bagian :
Derajat II dangkal/ superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari
corium/ dermis
Penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk
sikatrik
-
..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR
Derajat II dalam/ deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa
jaringan epitel tinggal sedikit
Adneksa kulit tinggal sedikit
Penyembuhan lebih lama dan disertai parut hipertrofi
Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari satu bulan
-
..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR
Luka bakar derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai
jaringan subkutan, otot dan tulang.
Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel
bullae, kulit yang terbakar berwarna abu2 dan lebih pucat sampai berwarna hitam
kering
rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung sensorik rusak
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan
-
.KLASIFIKASI LUKA BAKAR
2. Luas luka bakar Wallace membagi tubuh atas bagian-bagian 9% atau kelipatan
dari 9 terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace
o Kepala dan leher : 9%
o Lengan : 18%
o Badan depan : 18%
o Badan belakang : 18%
o Tungkai : 36%
o Genetalia/perineum : 1%
o Total : 100%
-
.KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Modifikasi rule of nine untuk
anak (Lund dan Browder)
Antara umur 0-1 tahun
Kepala dan laher :18%
Lengan @ 9% :18%
Badan depan :18%
Badan belakang :18%
Tungkai @14% :28 %
Umur 5 tahun
Kepala dan laher :14%
Lengan @ 9% :18%
Badan depan :18%
Badan belakang :18%
Tungkai @16% :32 %
Umur 15 tahun
Kepala dan laher :10%
Lengan @ 9% :18%
Badan depan :18%
Badan belakang :18%
Tungkai @ 18% :36 %
-
.KLASIFIKASI LUKA BAKAR
3. Berat ringannya luka bakar
American Burn Association
Luka bakar ringan
Luka bakar derajat II < 15%
Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak
Luka bakar derajat III < 2%
Luka bakar sedang
Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak
Luka bakar derajat III < 10%
-
.KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Luka bakar berat
Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
Luka bakar derajat III 10% atau lebih
Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan
genetalia/perineum
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma
lain.
-
DIAGNOSIS
Diagnosis atas dasar gambaran klinis, klasifikasi dari luka bakar dan anamnesis
Anamnesis :
Anamnesis yang menyeluruh
Tanggal, jam, lokasi, causa cedera hal yang penting dalam penatalaksanaan awal
yang tepat
RPK : penyakit kronis, misalnya penyakit cerebrovaskular, AIDS, dll prognosis
Pada pemeriksaan fisik :
1. penyebab ketidakstabilan yang paling dini yang timbul pada pasien luka bakar adalah
cedera inhalasi
2. deteksi adanya cedera-cedera lain yang menyertai, perubahan status neurologik dapat
menunjukkan adanya cedera kepala tertutup Perhatikan!Tanda-tanda vital dan
penilaian denyut perifer
Laboratorium : DL, elektrolit, BGA, foto thorax PA
-
INDIKASI RAWAT INAP
Penderita syok atau terancam syok
Anak : luasnya luka > 10%
Dewasa : luasnya luka >15%
Letak luka cacat berat, seperti wajah,
mata,tangan dan kaki, perineum
Terancam odem laring akibat terhirup asap atau
udara hangat
-
PENATALAKSANAAN
Prinsip :
o penutupan lesi sesegera mungkin
o pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit
o pencegahan trauma mekanik pada kulit yang
vital dan elemen di dalamnya
o pembatasan pembentukan jaringan parut
-
..PENATALAKSANAAN
Pada saat kejadian
o hal pertama, menjauhkan korban dari sumber trauma
o padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air
o pada trauma bahan kimia, siram kulit dengan air mengalir
o Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi
berlangsung terus walau api telah dipadamkan, shg destruksi tetap meluas.
Proses dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan
mempertahankan suhu dingin ini pada jam petama OKI merendam
bagian yang terbakar selama 15 menit pertama sangat bermanfaat luka
bakar >10% terjadi hipotermia cardiac arrest
-
..PENATALAKSANAAN
Tindakan selanjutnya adalah :
1. Lakukan resusitasi dengan memperhatikan jalan
napas, pernapasan dan sirkulasi*
2. Periksa cedera di slrh tubuh untuk menentukan
adanya cedera inhalasi, luas dan derajat luka
bakar jumlah&jenis cairan resusitasi dapat
ditentukan tx cairan u/luka bakar drjt 2 atau 3 dg
luas >25%, atau px tidak dpt minum
-
..PENATALAKSANAAN
Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan
pada penderita luka bakar, yaitu :
Cara Evans
o Untuk menghitung kebutuhan cairan pada hari pertama hitunglah :
Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc NaCl(1)
Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc larutan koloid(2)
2000 cc glukosa 5%(3)
Separuh dari jumlah (1), (2), dan (3) diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua. Sebagai monitoring pemberian
cairan dilakukan penghitungan diuresis
-
..PENATALAKSANAAN
Cara Baxter
o Hari pertama
Dewasa : ringer laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24
jam
Anak : ringer laktat : dextran = 17 : 3
2 cc x berat badan x % luas luka bakar ditambah kebutuhan faali
o Kebutuhan faali :
< 1 tahun : berat badan x 100 cc
1-3 tahun : berat badan x 75 cc
3-5 tahun : berat badan x 50 cc
jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama
diberikan 16 jam berikutnya
-
..PENATALAKSANAAN
3. Berikan analgetik morfin atau petidin i.v. Hati-hati pemberian i.m karena
dg sirkulasi yang terganggu penimbunan di dalam otot
4. Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil debridement antiseptik
: Betadine atau nitras argenti 0,5%
5. AB topikal pasca pencucian luka untuk mencegah dan mengatasi infeksi
yang terjadi pada luka krim : silver nitrat 0,5%, mafenide acetate 10%,
silver sulfadiazine 1%, atau gentamisin sulfat
6. Kompres nitras argenti yang selalu dibasahi tiap 2 jam efektif sebagai
bakteriostatik untuk semua kuman silversulfadiazin krim 1%
7. Balut luka kassa gulung kering dan steril
8. Serum anti tetanus/ toksoid : ATS 3.000 pada dewasa dan separuhnya pada
anak-anak
-
KOMPLIKASI
komplikasi akibat luka bakar, a.l :
Syok, karena kehilangan cairan
Kegagalan jantung
Sepsis/toksis karena infeksi
Kegagalan ginjal mendadak (acute renal failure)
Komplikasi saluran cerna
-
PROGNOSA
Morbiditas&mortalitas px luka bakar brgtg dr :
Luas luka bakar
Derajat luka bakar
Umur
Tingkat kesehatan
Lokalisasi luka
Pertolongan yang diberikan
Fasilitas tempat pertolongan
-
LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS
LUKA BAKAR LISTRIK
karena voltase rendah atau voltase tinggi
Kerusakan jaringan tubuh disebabkan bbrp hal, yi :
Aliran listrik (arusbolak-balik) energi dalam jumlah besar, berasal dari sumber listrik,
mll bagian tubuh yang kontak dengan sumber listrik (luka masuk) dialirkan melalui
bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah (cairan, darah/pembuluh darah).
Kerusakannya dapat bersifat ekstensif lokal maupun sistemik (otak/encefalopati,
jantung/ fibrilisasi ventrikel, dsb.)
Loncatan udara yang ditimbulkan oleh udara yang berubah menjadi api
Kerusakan jaringan bersifat lambat tapi pasti dan tidak dapat diperkirakan luasnya
OK kerusakan sist. PD di sepanjang bagian tubuh yang dialiri listrik (trombosis, oklusi
kapiler).
-
LUKA BAKAR LISTRIK
Penanganan/ special management
Primary survey A-B-C-D-E
Secondary survey
Pemeriksaan dari kepala sampai kaki
Pakaian dan perhiasan
Periksa titik kontak
Estimasi luas luka bakar/ derajat luka bakarnya
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan trauma lain, patah tulang/ dislokasi
Kalau perlu pasang endotrakeal intubasi
-
LUKA BAKAR LISTRIK
Resusitasi
Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4cc/ kg/ luas luka bakar
Kalau didapatkan haemochromogen (myoglobin), urine output dipertahankan antara 75-
100 cc/ jam sampai urine tampak menjadi jernih.
Sodium bicarbonate dapat ditambahkan pada ringer laktat sampai pH>6,0
Manitol jarang digunakan
Cardiac monitoring
Monitoring EGC kontinu untuk disritmia
Monitoring post resusitasi (72 jam pascatrauma) @ hari :
o Cairan-elektrolit
o Keadaan luka bakarnya
o Kondisi potensial infeksi
o Status nutrisi/gizi
-
LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS
LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI
Pada kebakaran dalam ruang tertutup (in-door)
Luka bakar mengenai daerah muka/ wajah
Dapat merusak mukosa jalan napas
Edema laring hambatan jalan napas
Gejala :
Sesak napas
Takipnea
Stridor
Suara sesak
Dahak berwarna gelap (jelaga)
Hati-hati pada kasus trauma inhalasi mematikan
-
LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI
Klinis :
Kecurigaan trauma inhalasi bila trdpt tiga/lebih dr kead.berikut :
Riwayat terjebak dalam rumah/ ruang terbakar
Sputum tercantum arang
Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut dan tenggorokan
Penurunan kesadaran
Tanda distress napas, rasa tercekik, tersedak, malas bernapas dan adanya
wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan (iritasi
mukosa)
Gejala distress napas, takipnea
Sesak atau tidak ada suara
Pada fase awal kerusakan sal. napas akibat efek toksik yang langsung
terhirup
Pada fase lanjut edema paru dengan terjadinya hipoksemia progresif
ARDS
-
LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI
Penatalaksanaan
Tanpa distres pernapasan :
1. intubasi/ pipa endotrakeal
2. pemberian oksigen 2-4 liter/ menit
3. penghisapan sekret secara berkala
4. pemberian bronkodilator (ventolin inhalasi)
5. pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan
a. gejala subyektif : gelisah, sesak napas
b. gejala obyektif : frekuensi napas meningkat (>30x/ menit), sianotik,
stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan,perubahan nilai
hasil pemeriksaan analisis gas darah (8jam pertama pasca
kejadian), perselubungan / infiltrat pada paru baru dijumpai > 24
jam sampai 4-5 hari
-
LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI
.Penatalaksanaan tanpa distres nafas
c. pemeriksaan :
Analisis gas darah
Pada saat pertama kali (resusitasi).
8 jam pertama
Setelah 24 jam kejadian
Selanjutnya sesuai kebutuhan
Foto thoraks 24 jam pasca kejadiaan
6. Pemeriksaan radiologik (foto thoraks) dikerjakan bila ada masalah pada
jalan napas
7. Posisi penderita duduk atau setengah duduk
8. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat
-
LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI
Dengan distres pernapasan
1. Dilakukan trakeostomi dengan lokal anestesi
2. Pemberian oksigen 2-4 liter/ menit melalui trakeostomi
3. Penghisapan sekret secara berkala
4. Pemberian bronkodilator (ventolin inhalasi) setiap 6 jam
5. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan
a. gejala subyektif : gelisah, sesak napas
b. gejala obyektif : RR (30-40x/ menit), sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan
tambahan,perubahan nilai hasil pemeriksaan analisis gas darah,
perselubungan/infiltrat pada paru baru dijumpai > 24 jam sampai 4-
5 hari
6. Pemeriksaan radiologik (foto thoraks) dikerjakan bila ada masalah pada jalan nafas
7. Posisi penderita duduk atau setengah duduk
8. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat
-
LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS
LUKA BAKAR KIMIA
Klasifikasi bahan kimia :
Alkalis / basa
Acid/asam
Organic Compounds
Berat ringannya trauma tergantung pada :
Bahan
Konsentrasi
Volume
Lama kontak
Mekanisme trauma
-
LUKA BAKAR KIMIA
Penatalaksanaan :
Bebaskan pakaian yang terkena
Irigasi dengan air yang kontinu
Hilangkan rasa nyeri
Perhatikan airway, breathing, dan circulation
Identifikasi bahan penyebab
Perhatikan bila mengenai mata
Penanganan selanjutnya sama seperti penanganan luka bakar
-
LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS
LUKA BAKAR DAN KEHAMILAN
Hati-hati terhadap komplikasi
Komplikasi terhadap ibu dan janin
Pada luka bakar 60% atau lebih menimbulkan
terminasi spontan dari kehamilan
-
LUKA BAKAR KEHAMILAN
Penatalaksanaan :
Segera dilakukan stabilisasi airway. Hipoksia dapat terjadi pada ibu dan janin.
Distres nafas dan hipoksia dapat menimbulkan resistensi vaskuler pada uterus, mengurangi
uterus blood flow dan oksigen ke janin menurun
Monitoring janin
Konsultasi dengan spesialis kandungan
Komplikasi :
Terminasi kehamilan akibat hipotensi, hipoksia serta adanya gangguan cairan dan elektrolit
Persalinan prematur
Kematian intrauterin
-
TERIMA KASIH