164470433 Luka Bakar Indradftch

53
REFERAT ILMU BEDAH LUKA BAKAR (COMBUSTIO) Pembimbing : Dr. Sananto, Sp.BP Oleh : A.A. Indra Yulyastuti

Transcript of 164470433 Luka Bakar Indradftch

  • REFERAT ILMU BEDAH

    LUKA BAKAR

    (COMBUSTIO)

    Pembimbing :

    Dr. Sananto, Sp.BP

    Oleh :

    A.A. Indra Yulyastuti

  • PENDAHULUAN

    Luka bakar insidennya relatif cukup tinggi

    Statistik 60 kecelakaan RT, 20 kecelakaan kerja, dan

    sisanya 20 sebab lain (bus terbakar, bom, gunung meletus)

    Luka bakar kecacatan fisik : kontraktur; psikis : minder,

    depresi

    Luka bakar dampak lokal dan sistemik tubuh

    Luka bakar komplikasi harus dirawat secara terpadu

    dan ketat

  • PENGERTIAN

    Luka bakar luka yang terjadi akibat

    bersentuhannya permukaan tubuh dengan

    benda yang menghasilkan panas atau zat-zat

    yang bersifat membakar yang mengenai kulit,

    mukosa dan jaringan-jaringan yang lebih dalam

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Kulit tiga lapisan utama yaitu :

    Lapisan epidermis atau kutikel

    Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)

    Lapisan subkutis (hypodermis)

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Lapisan epidermis

    Terdiri atas : stratum korneum, stratum

    lusidum, stratum granulosum, dan stratum

    basale

    Stratum korneum (lapisan tanduk)

    paling luar : bbrp lapis sel-sel gepeng&mati, tidak berinti,

    &protoplasmanya telah berubah mjd keratin

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Stratum lusidum

    Langsung di bawah lapisan korneum

    Mrpk lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dg protoplasma yang berubah

    menjadi protein = eleidin

    Tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki

    Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

    Mrpk 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dg sitoplasma berbutir kasar = keratihialin

    dan terdapat inti di antaranya keratihialin

    Mukosa biasanya lapisan ini (-)

    Tampak jelas di telapak tangan dan kaki

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Stratum spinosum (stratum malphigi)

    tdd bbrp lapis sel bentuk poligonal yg besarnya

    berbeda-beda

    Protoplasmanya jernih glikogen, dan inti di tengah-

    tengah

    Diantara sel-sel stratum spinosum terdapat jembatan-

    jembatan antar sel yg tdd protoplasma dan tonofibril

    atau keratin.

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Stratum basale

    sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) tersusun vertikal

    pd prbatasan dermo-epidermal berbaris ~ pagar

    (palisade)

    Mrpk lapisan epidermis paling bawah

    Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu :

    o Sel-sel bentuk kolumnar

    o Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Lapisan dermis

    adl lap. dibawah epidermis yg lebih tebal dari

    epidermis

    Tdd lapisan elastik dan fibrosa padat dg elemen2

    selular&folikel rambut

    Tdd 2 dua bagian :

    o Pars papilare

    o Pars retikulare

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Lapisan subkutis

    Adl kelanjutan dari dermis

    Tdd jar.ik. longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya sel

    bulat, besar, dg inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak

    Lapisan sel-sel lemak = panikulus adipose, berfungsi sebagai

    cadangan makanan

    Pd lapisan ini terdapat ujung2 saraf tepi, PD,&getah bening

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    ADNEKSA KULIT

    kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku

    Kelenjar kulit di lapisan dermis, tdd :

    Kelenjar keringat (gld sudorifera) 2 mcm yaitu :

    o Kelenjar ekrin

    o Kelenjar apokrin

    Kelenjar palit (gld. Sebasea)

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk

    (stratum korneum) yang menebal, tdd :

    Nail root

    Nail plate

    Nail groove

    Eponikium

    Hiponikium

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Rambut

    Tdd bagian yg terbenam dlm kulit (akar rambut) dan

    bagian yang berada di luar kulit (batang rambut)

    Ada 2 macam tipe rambut :

    o Lanugo

    o Rambut terminal

  • ANATOMI DAN FISIOLOGI

    Fungsi utama kulit adalah:

    Fungsi proteksi

    Fungsi absorpsi

    Fungsi ekskresi

    Fungsi persepsi

    Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

    Fungsi pembentukan pigmen

    Fungsi keratinisasi

    Fungsi pembentukan vitamin D

  • PATOFISIOLOGI

    Cedera termis ggg keseimbangan cairan &

    elektrolit sampai syok mnimb. asidosis, ATN

    & disfungsi serebral pd fase

    awal/akut/syok

    Kehilangan kulit luas pd luka bakar, terjadi

    penguapan cairan tubuh yg brlebihn, yg disertai

    pengeluaran protein & energi, shg tjd ggg

    metabolism&mdh terinfeksi

  • ..PATOFISIOLOGI

    Jaringan nekrosis yang ada melepas toksin

    menimbulkan SIRS bahkan sepsis mybbkn disfungsi

    dan kegagalan fungsi organ2 tubuh seperti hepar dan

    paru (ARDS)

    Reaksi inflamasi yang berkepanjangan akibat luka bakar

    menyebabkan kerapuhan jaringan dan struktur-struktur

    fungsional timbulnya parut yang tidak beraturan

    (hipertropik), kontraktur, deformitas sendi dan sebagainya

  • FASE LUKA BAKAR

    3 fase yaitu :

    Fase akut/fase syok/fase awal

    dari saat kejadian sampai perawatan di IRD/ unit luka bakar

    mengalami ancaman gangguan ABC

    Gangguan airway dapat terjadi segera atau beberapa saat

    setelah trauma, atau jg dalam 48-72 jam pasca trauma

    Cedera inhalasi : penyebab utama px fase akut

    Pd fase ini dapat terjadi juga ggg keseimbangan sirkulasi cairan

    dan elektrolit akibat cedera termal sistemik

  • FASE LUKA BAKAR

    Fase subakut

    Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi

    Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu :

    o Proses inflamasi atau infeksi

    o Problem penutupan luka

    o Keadaan hipermetabolisme

    Fase lanjut

    Penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap rawat jalan

    Problem : parut yg hipertropik, keloid, ggg pigmentasi,

    deformitas&kontraktur

  • ETIOLOGI

    Luka Bakar Termal

    kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya

    Luka Bakar Kimia

    kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat

    konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan byknya jaringan yang terpapar menentukan

    luasnya injuri

    Luka Bakar Elektrik

    disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui

    tubuh

    Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara

    gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh

    Luka Bakar Radiasi

    terpapar dengan sumber radioaktif dan terbakar oleh terpapar sinar matahari terlalu

    lama

  • KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    Berat ringannya luka bakar yang ditentukan

    melalui :

    1. Derajat kedalaman luka bakar

    Tergantung pada derajat panas sumber, penyebab

    dan lamanya kontak dengan tubuh penderita

    Dahulu Dupuytren membagi atas 6 tingkat, sekarang

    lebih praktis hanya dibagi 3 tingkat/derajat

  • ..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR

    Luka bakar derajat I

    Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial)

    Kulit hiperemik berupa eritem, tidak di jumpai bullae, terasa

    nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

    Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan

    khusus

  • ..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR

    Luka bakar derajat II :

    Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis

    Berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi

    Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi

    Dibedakan atas dua bagian :

    Derajat II dangkal/ superficial (IIA)

    Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari

    corium/ dermis

    Penyembuhan spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk

    sikatrik

  • ..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR

    Derajat II dalam/ deep (IIB)

    Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa

    jaringan epitel tinggal sedikit

    Adneksa kulit tinggal sedikit

    Penyembuhan lebih lama dan disertai parut hipertrofi

    Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari satu bulan

  • ..KLASIFIKASI LUKA BAKAR ~ 3 DERAJAT LUKA BAKAR

    Luka bakar derajat III

    Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai

    jaringan subkutan, otot dan tulang.

    Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel

    bullae, kulit yang terbakar berwarna abu2 dan lebih pucat sampai berwarna hitam

    kering

    rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-ujung sensorik rusak

    Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi spontan

  • .KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    2. Luas luka bakar Wallace membagi tubuh atas bagian-bagian 9% atau kelipatan

    dari 9 terkenal dengan nama Rule of Nine atau Rule of Wallace

    o Kepala dan leher : 9%

    o Lengan : 18%

    o Badan depan : 18%

    o Badan belakang : 18%

    o Tungkai : 36%

    o Genetalia/perineum : 1%

    o Total : 100%

  • .KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    Modifikasi rule of nine untuk

    anak (Lund dan Browder)

    Antara umur 0-1 tahun

    Kepala dan laher :18%

    Lengan @ 9% :18%

    Badan depan :18%

    Badan belakang :18%

    Tungkai @14% :28 %

    Umur 5 tahun

    Kepala dan laher :14%

    Lengan @ 9% :18%

    Badan depan :18%

    Badan belakang :18%

    Tungkai @16% :32 %

    Umur 15 tahun

    Kepala dan laher :10%

    Lengan @ 9% :18%

    Badan depan :18%

    Badan belakang :18%

    Tungkai @ 18% :36 %

  • .KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    3. Berat ringannya luka bakar

    American Burn Association

    Luka bakar ringan

    Luka bakar derajat II < 15%

    Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak

    Luka bakar derajat III < 2%

    Luka bakar sedang

    Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa

    Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak

    Luka bakar derajat III < 10%

  • .KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    Luka bakar berat

    Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa

    Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak

    Luka bakar derajat III 10% atau lebih

    Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan

    genetalia/perineum

    Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma

    lain.

  • DIAGNOSIS

    Diagnosis atas dasar gambaran klinis, klasifikasi dari luka bakar dan anamnesis

    Anamnesis :

    Anamnesis yang menyeluruh

    Tanggal, jam, lokasi, causa cedera hal yang penting dalam penatalaksanaan awal

    yang tepat

    RPK : penyakit kronis, misalnya penyakit cerebrovaskular, AIDS, dll prognosis

    Pada pemeriksaan fisik :

    1. penyebab ketidakstabilan yang paling dini yang timbul pada pasien luka bakar adalah

    cedera inhalasi

    2. deteksi adanya cedera-cedera lain yang menyertai, perubahan status neurologik dapat

    menunjukkan adanya cedera kepala tertutup Perhatikan!Tanda-tanda vital dan

    penilaian denyut perifer

    Laboratorium : DL, elektrolit, BGA, foto thorax PA

  • INDIKASI RAWAT INAP

    Penderita syok atau terancam syok

    Anak : luasnya luka > 10%

    Dewasa : luasnya luka >15%

    Letak luka cacat berat, seperti wajah,

    mata,tangan dan kaki, perineum

    Terancam odem laring akibat terhirup asap atau

    udara hangat

  • PENATALAKSANAAN

    Prinsip :

    o penutupan lesi sesegera mungkin

    o pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit

    o pencegahan trauma mekanik pada kulit yang

    vital dan elemen di dalamnya

    o pembatasan pembentukan jaringan parut

  • ..PENATALAKSANAAN

    Pada saat kejadian

    o hal pertama, menjauhkan korban dari sumber trauma

    o padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air

    o pada trauma bahan kimia, siram kulit dengan air mengalir

    o Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi

    berlangsung terus walau api telah dipadamkan, shg destruksi tetap meluas.

    Proses dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan

    mempertahankan suhu dingin ini pada jam petama OKI merendam

    bagian yang terbakar selama 15 menit pertama sangat bermanfaat luka

    bakar >10% terjadi hipotermia cardiac arrest

  • ..PENATALAKSANAAN

    Tindakan selanjutnya adalah :

    1. Lakukan resusitasi dengan memperhatikan jalan

    napas, pernapasan dan sirkulasi*

    2. Periksa cedera di slrh tubuh untuk menentukan

    adanya cedera inhalasi, luas dan derajat luka

    bakar jumlah&jenis cairan resusitasi dapat

    ditentukan tx cairan u/luka bakar drjt 2 atau 3 dg

    luas >25%, atau px tidak dpt minum

  • ..PENATALAKSANAAN

    Dua cara yang lazim digunakan untuk menghitung kebutuhan cairan

    pada penderita luka bakar, yaitu :

    Cara Evans

    o Untuk menghitung kebutuhan cairan pada hari pertama hitunglah :

    Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc NaCl(1)

    Berat badan (kg) x % luka bakar x 1 cc larutan koloid(2)

    2000 cc glukosa 5%(3)

    Separuh dari jumlah (1), (2), dan (3) diberikan dalam 8 jam pertama.

    Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan

    setengah jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan

    setengah jumlah cairan hari kedua. Sebagai monitoring pemberian

    cairan dilakukan penghitungan diuresis

  • ..PENATALAKSANAAN

    Cara Baxter

    o Hari pertama

    Dewasa : ringer laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24

    jam

    Anak : ringer laktat : dextran = 17 : 3

    2 cc x berat badan x % luas luka bakar ditambah kebutuhan faali

    o Kebutuhan faali :

    < 1 tahun : berat badan x 100 cc

    1-3 tahun : berat badan x 75 cc

    3-5 tahun : berat badan x 50 cc

    jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama

    diberikan 16 jam berikutnya

  • ..PENATALAKSANAAN

    3. Berikan analgetik morfin atau petidin i.v. Hati-hati pemberian i.m karena

    dg sirkulasi yang terganggu penimbunan di dalam otot

    4. Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil debridement antiseptik

    : Betadine atau nitras argenti 0,5%

    5. AB topikal pasca pencucian luka untuk mencegah dan mengatasi infeksi

    yang terjadi pada luka krim : silver nitrat 0,5%, mafenide acetate 10%,

    silver sulfadiazine 1%, atau gentamisin sulfat

    6. Kompres nitras argenti yang selalu dibasahi tiap 2 jam efektif sebagai

    bakteriostatik untuk semua kuman silversulfadiazin krim 1%

    7. Balut luka kassa gulung kering dan steril

    8. Serum anti tetanus/ toksoid : ATS 3.000 pada dewasa dan separuhnya pada

    anak-anak

  • KOMPLIKASI

    komplikasi akibat luka bakar, a.l :

    Syok, karena kehilangan cairan

    Kegagalan jantung

    Sepsis/toksis karena infeksi

    Kegagalan ginjal mendadak (acute renal failure)

    Komplikasi saluran cerna

  • PROGNOSA

    Morbiditas&mortalitas px luka bakar brgtg dr :

    Luas luka bakar

    Derajat luka bakar

    Umur

    Tingkat kesehatan

    Lokalisasi luka

    Pertolongan yang diberikan

    Fasilitas tempat pertolongan

  • LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS

    LUKA BAKAR LISTRIK

    karena voltase rendah atau voltase tinggi

    Kerusakan jaringan tubuh disebabkan bbrp hal, yi :

    Aliran listrik (arusbolak-balik) energi dalam jumlah besar, berasal dari sumber listrik,

    mll bagian tubuh yang kontak dengan sumber listrik (luka masuk) dialirkan melalui

    bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah (cairan, darah/pembuluh darah).

    Kerusakannya dapat bersifat ekstensif lokal maupun sistemik (otak/encefalopati,

    jantung/ fibrilisasi ventrikel, dsb.)

    Loncatan udara yang ditimbulkan oleh udara yang berubah menjadi api

    Kerusakan jaringan bersifat lambat tapi pasti dan tidak dapat diperkirakan luasnya

    OK kerusakan sist. PD di sepanjang bagian tubuh yang dialiri listrik (trombosis, oklusi

    kapiler).

  • LUKA BAKAR LISTRIK

    Penanganan/ special management

    Primary survey A-B-C-D-E

    Secondary survey

    Pemeriksaan dari kepala sampai kaki

    Pakaian dan perhiasan

    Periksa titik kontak

    Estimasi luas luka bakar/ derajat luka bakarnya

    Pemeriksaan neurologis

    Pemeriksaan trauma lain, patah tulang/ dislokasi

    Kalau perlu pasang endotrakeal intubasi

  • LUKA BAKAR LISTRIK

    Resusitasi

    Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4cc/ kg/ luas luka bakar

    Kalau didapatkan haemochromogen (myoglobin), urine output dipertahankan antara 75-

    100 cc/ jam sampai urine tampak menjadi jernih.

    Sodium bicarbonate dapat ditambahkan pada ringer laktat sampai pH>6,0

    Manitol jarang digunakan

    Cardiac monitoring

    Monitoring EGC kontinu untuk disritmia

    Monitoring post resusitasi (72 jam pascatrauma) @ hari :

    o Cairan-elektrolit

    o Keadaan luka bakarnya

    o Kondisi potensial infeksi

    o Status nutrisi/gizi

  • LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS

    LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI

    Pada kebakaran dalam ruang tertutup (in-door)

    Luka bakar mengenai daerah muka/ wajah

    Dapat merusak mukosa jalan napas

    Edema laring hambatan jalan napas

    Gejala :

    Sesak napas

    Takipnea

    Stridor

    Suara sesak

    Dahak berwarna gelap (jelaga)

    Hati-hati pada kasus trauma inhalasi mematikan

  • LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI

    Klinis :

    Kecurigaan trauma inhalasi bila trdpt tiga/lebih dr kead.berikut :

    Riwayat terjebak dalam rumah/ ruang terbakar

    Sputum tercantum arang

    Luka bakar perioral, hidung, bibir, mulut dan tenggorokan

    Penurunan kesadaran

    Tanda distress napas, rasa tercekik, tersedak, malas bernapas dan adanya

    wheezing atau rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan (iritasi

    mukosa)

    Gejala distress napas, takipnea

    Sesak atau tidak ada suara

    Pada fase awal kerusakan sal. napas akibat efek toksik yang langsung

    terhirup

    Pada fase lanjut edema paru dengan terjadinya hipoksemia progresif

    ARDS

  • LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI

    Penatalaksanaan

    Tanpa distres pernapasan :

    1. intubasi/ pipa endotrakeal

    2. pemberian oksigen 2-4 liter/ menit

    3. penghisapan sekret secara berkala

    4. pemberian bronkodilator (ventolin inhalasi)

    5. pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan

    a. gejala subyektif : gelisah, sesak napas

    b. gejala obyektif : frekuensi napas meningkat (>30x/ menit), sianotik,

    stridor, aktivitas otot pernapasan tambahan,perubahan nilai

    hasil pemeriksaan analisis gas darah (8jam pertama pasca

    kejadian), perselubungan / infiltrat pada paru baru dijumpai > 24

    jam sampai 4-5 hari

  • LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI

    .Penatalaksanaan tanpa distres nafas

    c. pemeriksaan :

    Analisis gas darah

    Pada saat pertama kali (resusitasi).

    8 jam pertama

    Setelah 24 jam kejadian

    Selanjutnya sesuai kebutuhan

    Foto thoraks 24 jam pasca kejadiaan

    6. Pemeriksaan radiologik (foto thoraks) dikerjakan bila ada masalah pada

    jalan napas

    7. Posisi penderita duduk atau setengah duduk

    8. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat

  • LUKA BAKAR DENGAN TRAUMA INHALASI

    Dengan distres pernapasan

    1. Dilakukan trakeostomi dengan lokal anestesi

    2. Pemberian oksigen 2-4 liter/ menit melalui trakeostomi

    3. Penghisapan sekret secara berkala

    4. Pemberian bronkodilator (ventolin inhalasi) setiap 6 jam

    5. Pemantauan gejala dan tanda distress pernapasan

    a. gejala subyektif : gelisah, sesak napas

    b. gejala obyektif : RR (30-40x/ menit), sianotik, stridor, aktivitas otot pernapasan

    tambahan,perubahan nilai hasil pemeriksaan analisis gas darah,

    perselubungan/infiltrat pada paru baru dijumpai > 24 jam sampai 4-

    5 hari

    6. Pemeriksaan radiologik (foto thoraks) dikerjakan bila ada masalah pada jalan nafas

    7. Posisi penderita duduk atau setengah duduk

    8. Pelaksanaan di ruang resusitasi instalasi gawat darurat

  • LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS

    LUKA BAKAR KIMIA

    Klasifikasi bahan kimia :

    Alkalis / basa

    Acid/asam

    Organic Compounds

    Berat ringannya trauma tergantung pada :

    Bahan

    Konsentrasi

    Volume

    Lama kontak

    Mekanisme trauma

  • LUKA BAKAR KIMIA

    Penatalaksanaan :

    Bebaskan pakaian yang terkena

    Irigasi dengan air yang kontinu

    Hilangkan rasa nyeri

    Perhatikan airway, breathing, dan circulation

    Identifikasi bahan penyebab

    Perhatikan bila mengenai mata

    Penanganan selanjutnya sama seperti penanganan luka bakar

  • LUKA BAKAR YANG PERLU PERAWATAN KHUSUS

    LUKA BAKAR DAN KEHAMILAN

    Hati-hati terhadap komplikasi

    Komplikasi terhadap ibu dan janin

    Pada luka bakar 60% atau lebih menimbulkan

    terminasi spontan dari kehamilan

  • LUKA BAKAR KEHAMILAN

    Penatalaksanaan :

    Segera dilakukan stabilisasi airway. Hipoksia dapat terjadi pada ibu dan janin.

    Distres nafas dan hipoksia dapat menimbulkan resistensi vaskuler pada uterus, mengurangi

    uterus blood flow dan oksigen ke janin menurun

    Monitoring janin

    Konsultasi dengan spesialis kandungan

    Komplikasi :

    Terminasi kehamilan akibat hipotensi, hipoksia serta adanya gangguan cairan dan elektrolit

    Persalinan prematur

    Kematian intrauterin

  • TERIMA KASIH