16383790-Indikator-Asam-basa

9
a. Judul Praktikum : Indikator Asam, Basa b. Tanggal Praktikum : 6 Januari 2008 I. Tujuan Praktikum. Untuk mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa. II. Dasar Teori 2.1 Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa, atau netral. Alearts dan Santika (1984) melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek PH tertentu, kegunaan indikator ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira PH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa analisa kuantitatif senyawa organik dan senyawa anorganik. (Nonimus 2008) 2.2 Berbagai teori telah dikemukakan dalam menerangkan sifat asam dan basa, diantaranya Arrhenius. Arrhenius adalah suatu teori yang mendefinisikan asam sebagai suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan membebaskan ion hidrogen (H x ) sedangkan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH - ). Jadi reaksi netralisasi yang merupakan reaksi antara asam dan basa membentuk garam dan air, secara sederhana dapat ditulis : H + + OH - H 2 O Tetapi kelemahan teori Arrhenius adalah hanya terbatas pada larutan dengan pelarut air, walaupun asam dan basa sebenarnya juga pada larutan dengan pelarut baku air : Contoh : Misalkan reaksi yang berlangsung pada larutan dengan amonia cair sebagai pelarut :

Transcript of 16383790-Indikator-Asam-basa

Page 1: 16383790-Indikator-Asam-basa

a. Judul Praktikum : Indikator Asam, Basa

b. Tanggal Praktikum : 6 Januari 2008

I. Tujuan Praktikum.

Untuk mengamati perubahan warna indikator pada larutan asam dan basa.

II. Dasar Teori

2.1 Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam

atau basa, atau netral. Alearts dan Santika (1984) melampirkan beberapa

indikator dan perubahannya pada trayek PH tertentu, kegunaan indikator

ini adalah untuk mengetahui berapa kira-kira PH suatu larutan. Disamping

itu juga digunakan untuk mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapa

analisa kuantitatif senyawa organik dan senyawa anorganik.

(Nonimus 2008)

2.2 Berbagai teori telah dikemukakan dalam menerangkan sifat asam dan

basa, diantaranya Arrhenius.

Arrhenius adalah suatu teori yang mendefinisikan asam sebagai

suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan membebaskan ion

hidrogen (Hx) sedangkan basa adalah senyawa yang apabila dilarutkan

dalam air akan melepaskan ion hidroksida (OH-). Jadi reaksi netralisasi

yang merupakan reaksi antara asam dan basa membentuk garam dan air,

secara sederhana dapat ditulis :

H+ + OH- → H2O

Tetapi kelemahan teori Arrhenius adalah hanya terbatas pada larutan

dengan pelarut air, walaupun asam dan basa sebenarnya juga pada larutan

dengan pelarut baku air :

Contoh :

Misalkan reaksi yang berlangsung pada larutan dengan amonia cair

sebagai pelarut :

Page 2: 16383790-Indikator-Asam-basa

NH4CL + NaNH2 → NaCL + NH3

Reaksi ionnya : NH4 + NH2 → 2NH3

Pada tahun 1922 – 1923 J.N Bronsted dan M Lawry mengusulkan

sebuah teori baru yang lebih umum dari teori Arrhenius. Bronsted dam

Lawry mendefinisikan asam sebagai senyawa yang dapat memberikan

proton pada spesies lain.

Secara umum dapat ditulis sebagai :

A ⇒ H+ + B

asam proton basa

pada tahun 1923 G. N Lewis menganjurkan konsep basa terhadap asam

dan basa. Lewis mendefinisikan suatu asam sebagai senyawa yang dapat

menerima sepasang elektron sedangkan basa adalah suatu senyawa yang

dapat memberikan sepasang elektron.

(Jony Bird. 1987)

2.3 Menurut definisi klasik yang dirumuskan oleh Arrhenius asam (acid)

adalah zat yang dapat menghasilkan H+ dalam larutan HCLO4 dan HNO3

yang terionisasi seluruhnya didalam air masing-masing menjadi H+ dan

CLO4- dan H+ dan NO3. pada semua mosentrasi dibawah 1 M disebut asam

kuat (strong acid) HC2H3O2, asam asetat, dan HNO2, asam nitrit hanya

terionisasi sebagian menjadi H+ dan C2H3O2 dan menjadi H+ dan NO2-

dalam kosentrasi yang berkisar antara encer tak terhingga sampai 1 M; dan

zat demikian disebut asam lemah (weak acid). Disasiasi asam lemah

bersifat reversibel dalam larutan air dan dapat dinyatakan dengan suatu

tetapan keseimbangan (equilibrium constan).

HC2H3O2 H+ + C2H3O2 , Ka = [ ]+H [ ]−OHC 32

Demikian pula basa (base) ialah zat yag dapat menghasilkan OH-.

NaOH suatu basa kuat (strong base) terionisasi seluruhnya didalam air

menjadi Na+ dan OH- bahkan hidroksida yang relatif tak larut, seperti Ca

[ ]232 OHHC

Page 3: 16383790-Indikator-Asam-basa

(OH)2 memberikan larutan yang terionisasi seluruhnya. Basa lemah (weak

base) seperti NH4OH yang dalam larutan air hanya menghasilkan sebagian

OH- dapat dicirikan dengan tatapan keseimbangan :

NH4OH NH+ + OH- , Kb = [ ]+4NH [ ]−OH

Konsep Arrhenius tentang asam dan basa telah dimodifikasikan

dan diberi bentuk umum oleh Bronstede – Lawry dalam konsep Bronsted

– lAwry. Protonlah yang menjadi unsur penting dalam membentuk asam

dan basa. Menurut konsep ini asam adalah zat yang dapat memberikan

proton pada zat lain, dan zat lain ini mungkin adalah pelarut itu sendiri.

Basa adalah zat yang mungkin saja pelarut yang dapat menerima proton

dari asam.

Sedangkan menurut konsep Lewisn asam adalah struktur yang mempunyai

afinitas terhadap pasangan elektron yang diberikan oleh basa, dimana basa

didefinisikan sebagai zat yang mempunyai pasangan elektron yang belum

mendapat pemilikan bersama.

(Jerame L. Rosenberng Ph. D 1989)

2.4 Indikator asam-basa adalah asam lemah, yang asam tak bertanya (HLn)

mempunyai warna yang berbeda [warna (1)] dengan warna anionnya

[warna (2)]. Jika sedikit indicator dimasukkan dalam larutan. Larutan

akan berubah warna menjadi warna (1) atau warna (2), tegantung pada

apakah keseimbangan bergeser kearah bentuk asam atau anion. Arah

pergeseran ketimbangan tergantung pada pH.

HLn + H2O H3O+ + Ln-

warna (1) warna (2)

indikator asam – basa biasanya di buat dalam bentuk larutan (dalam air,

etanol, atau pelarut lain). Dalam fitrasi asam bisa sejumlah kecil

(beberapa tetes larutan indikator ditambah kedalam larutan indikator,

kemudian di keringkan, jika kertas ini dibasahi dengan larutan yang

[ ]OHNH 4

Page 4: 16383790-Indikator-Asam-basa

sedang diuji terjadi warna yang dapat digunakan sebagai penetu pH larutan

kertas ini lazim disebut Kertas pH (Lakmus). Indikator asam – basa

umumnya digunakan jika penentuan pH yang teliti tidak terlalu

diperlukan.

(Ralph H. Petrucci. 1992)

Tabel 1. Rasio bentuk warna dari indikator pada berbagai nilai pH.

pH LarutanRasio

[HLn] [Ln-]Warna

1

2

3

4

5

6

7

8

10.000 : 1

1.000 : 1

100 : 1

10 : 1

1 : 1

1 : 10

1 : 100

1 : 1000

Merah

Merah

Merah

Merah

Orange Rentang

Kuning

Kuning

Kuning

Tabel 2 Beberapa Indikator Asam – Basa

IndikatorPerubahan warna dengan

meningkatnya pH

Rentang

pH

Asam Pikrat

Tanol Biru

2,6 – Dinitrofenol

Metil Kuning

Brompenol Biru

Metil Orange

Bromkesol hijau

Tidak berwarna ke kuning

Merah ke kuning

Tidak berwarna ke kuning

Merah ke kuning

Kuning ke biru

Merah ke kuning

Kuning ke biru

0.1 – 0.8

0.2 – 2.8

2.0 – 4.0

2.9 – 4.0

3.0 – 4.6

3.7 – 4.4

3.8 – 5.4

Page 5: 16383790-Indikator-Asam-basa

Nietyl Merah

Litmus

Metyl Ungu

P. Nitropenol

Bromkesol Ungu

Bromtimol Biru

Netral Merah

Kenol Merah

p-a-Noftalfttalein

Fenolfttalein

Tinolftalein

Alizarin Kuning R

1,3,5 Trinitrobenzena

Merah ke kuning

Merah ke biru

Ungu ke hijau

Tidak berwarna ke kuning

Kuning ke ungu

Kuning ke biru

Merah ke kuning

Kuning ke biru

Kuning ke biru

Tidak berwarna ke merah

Tidak berwarna ke biru

Kuning ke violet

Tidak berwarna ke orange

4.2 – 6.8

5.0 – 8.0

4.8 – 5.4

5.6 – 7.6

5.2 – 6.8

6.0 – 7.6

6.8 – 8.0

6.8 – 8.4

7.0 – 9.0

8.0 – 9.6

9.3 – 10.6

10.1 – 12.0

12.0 – 14.0

(R.A. Day, J.R dan Al Underwood. 1998)

III. Alat dan Bahan.

3.1 Alat-alat

1. Tabung Reaksi 4 buah

2. Pipet tetes 1 buah

3. Kertas Lakmus secukupnya

3.2 Bahan-bahan

1. Larutan Hcl 0.1 m

2. larutan NaoH 0.1 m

3. Larutan CH3CooH 0.1 m

4. Indikator : Fenolpthalein

Metyl Blue

Metyl Red

Metyl orange

Page 6: 16383790-Indikator-Asam-basa

IV. Cara Kerja

1. a. Air ditambah kertas lakmus biru

b. Air ditambah kertas merah

2. a. CH3cooH ditambah kertas lakmus biru

b. CH3cooH ditambah kertas lakmus meras

3. a. NaoH ditambah kertas lakmus biru

b. NaoH ditambah kertas lakmus merah

4. a. Hcl ditambah kertas lakmus biru

b. Hcl ditambah kertas lakms merah

5. a. Air ditambah Indikator pp

b. Hcl ditambah Indikator pp

c. naoH ditambah Indikator pp

d. CH3cooH ditambah Indikator pp

6. a. Air ditambah Indikator M. Blue

b. Hcl ditambah Indikator M. Blue

c. NaoH ditambah Indikator M. Blue

d. CH3cooH ditambah Indikator M. Blue

7. a. Air ditambah Indikator M. Orange

b. Hcl ditambah Indikator M. Orange

c. NaoH ditambah Indikator M. Orange

d. CH3cooH ditambah Indikator M. Orange

8. a. Air ditambah Indikator M. Red

b. Hcl ditambah Indikator M. Red

c. NaoH ditambah Indikator M. Red

d. CH3cooH ditambah Indikator M. Red

V. Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

1. a. Kertas lakmus biru tetap tidak berubah (Netral)

b. kertas lakmus merah tetap tidak berubah (Netral)

2. a. Kertas lakmus biru menjadi merah (asam)

Page 7: 16383790-Indikator-Asam-basa

b. Kertas lakmus merah tetap tidak berubah (asam)

3. a. Kertas lakmus biru tetap tidak berubah (basa)

b. kertas lakmus merah menjadi biru (basa)

4. a. Kertas lakmus biru menjadi merah (asam)

b. kertas lakmus merah tidak berubah (asam)

5. a. pH Netral

b. pH asam

c. pH Basa

d. pH asam

6. a. pH Netral

b. pH asam

c. pH Basa

d. pH asam

7. a. pH Netral

b. pH asam

c. pH Basa

d. pH asam

8. a. pH Netral

b. pH asam

c. pH Basa

d. pH asam

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil pembahasannya adalah

a. Air mempunyai pH, Netral, tidak asam atau basa tetapi kenetralan air

tidak mencapai pH7.

b. Larutan CH3cooH bersifat asam yaitu pH < 7

c. Larutan Hcl bersifat asam yaitu pH <7

d. Larutan NaoH bersifat basa yaitu pH >7

Kertas lakmus merupakan suatu alat untuk membedakan sifat suatu

larutan. Apakah suatu larutan asam atau basa dapat dilihat dari perubahan

Page 8: 16383790-Indikator-Asam-basa

kertas lakmus, misalnya kertas lakmus biru menjadi merah dan kertas

lakmus merah tetap maka larutan itu mempunyai sifat asam.

VI. Kesimpulan

1. Basa adalah zat yang jika dilarutkan didalam air akan menghasilkan

ion OH-

Contoh :

NaoH, KoH, Mg (OH)2, dan Al (OH)3

2. Asam adalah zat yang dapat menghasilkan ion H+ jika dilarutkan

dalam air (H2O)

Contoh :

Hcl, HBr, CH3cooH, H3PO4, dan H2SO4

Indikator adalah pasangan asam – basa kunjungan yang terdapat

dalam kosentrasi molar kecil sehingga tidak mempengaruhi pH larutan

kesaluran.

Indikator juga suatu zat petunjuk yang dapat membedakan larutan

asam atau basa.

Page 9: 16383790-Indikator-Asam-basa

Daftar Pustaka

Bird, Tony, 1987, Kimia Universitas, Gramedia, Jakarta.

J. R . Day, R. A, 1998, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi ke Enam, Erlangga,Jakarta.

Petrucci, H. Ralph, Suminar, 1992, Kimia Dasar, Edisi ke Empat, Jilid 2,

Erlangga, Bandung.

PH. D Rosembang L. Jerame, Ir. Ejasjfi, Msc, 1989, Kimia Dasar, Edisi ke-6,

Erlangga, Jakarta.