15.pdf

9
66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007 Pembentukan Konsep Diri Siswa melalui Pembelajaran Partisipatif (Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar) Melanie D. Murmanto *) *) Guru SDK 1 BPK PENABUR Jakarta Opini emahaman konsep diri yang positif pada siswa perlu dilaksanakan oleh orang tua maupun guru dengan penuh tanggungjawab sehingga siswa dapat meraih masa depan yang lebih baik. Untuk mencapai konsep diri yang positif pada diri siswa, belajar dinamik serta pembelajaran partisipatif adalah metode dan teknik yang sangat sesuai diterapkan di sekolah, karena siswa ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran sejak awal perencanaan, strategi pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran. Belajar dinamik dan pembelajaran partisipatif menjadi lebih mudah dilaksanakan karena didukung Kurikulum Berbasis Kompetensi yang lebih menekankan pada proses dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain: siswa diberi kesempatan mengkomunikasikan gagasan, menunjukkan kemampuan berpikir kritis serta menunjukkan motivasi dan percaya diri dalam belajar secara mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok. Dengan terlibatnya siswa dalam seluruh proses kegiatan belajar, berarti siswa menjadi lebih menguasai materi pelajaran dan siswapun akan mendapat pengalaman berharga saat berinteraksi dengan guru dan teman-temannya, sehingga sosialisasi dan konsep diri siswa dapat terbentuk secara positif. Kata kunci : Siswa, guru, konsep diri positif, belajar dinamik, pembelajaran partisipatif, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Both parents and teachers should develop students self conceptualization to strengt hen their motivation and self confidence. This article discusses dynamic learning and participative learning as appropriate methods to be applied at school. These methods enable the students to participate in planning, implementation, and evaluation process. Students involement in the whole instructional process will enforce learning experience and improve their learning achievement. Abstrak P Pendahuluan Aspek fisik setiap anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejalan bertambahnya usia mereka. Kemudian terjadi peningkatan fungsi dari berbagai aspek fisik tersebut. Bersamaan itu terjadi perkembangan yang bersifat psikis yang meliputi aspek psikologis dan sosial. Indikatornya adalah, mereka lebih bertanggung jawab, mandiri, mampu beradaptasi, keinginan berkreasi, mengembangkan kemampuan diri hingga kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri serta keinginan untuk dihargai. Aktualisasi diri dan keinginan dihargai biasanya diperoleh dengan melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan suatu jasa atau karya sehingga mendapatkan suatu prestasi atau prestise yang memuaskan. Untuk mencapai itu semua, orang tua, guru dan lingkungan sangat berperan menumbuhkan kematangan setiap anak (siswa) sehingga ia dapat menemukan konsep diri yang mantap. Lingkungan harus mampu menyulut atau memicu suatu perubahan agar anak mampu menemukan dan mengembangkan konsep dirinya.

Transcript of 15.pdf

  • 66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    Pembentukan Konsep Diri Siswamelalui Pembelajaran Partisipatif

    (Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar)

    Melanie D. Murmanto*)

    *) Guru SDK 1 BPK PENABUR Jakarta

    Opini

    emahaman konsep diri yang positif pada siswa perlu dilaksanakan oleh orang tua maupunguru dengan penuh tanggungjawab sehingga siswa dapat meraih masa depan yang lebihbaik. Untuk mencapai konsep diri yang positif pada diri siswa, belajar dinamik sertapembelajaran partisipatif adalah metode dan teknik yang sangat sesuai diterapkan di sekolah,

    karena siswa ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran sejak awal perencanaan, strategipelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran. Belajar dinamik dan pembelajaran partisipatif menjadilebih mudah dilaksanakan karena didukung Kurikulum Berbasis Kompetensi yang lebih menekankanpada proses dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain: siswa diberikesempatan mengkomunikasikan gagasan, menunjukkan kemampuan berpikir kritis serta menunjukkanmotivasi dan percaya diri dalam belajar secara mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok.Dengan terlibatnya siswa dalam seluruh proses kegiatan belajar, berarti siswa menjadi lebih menguasaimateri pelajaran dan siswapun akan mendapat pengalaman berharga saat berinteraksi dengan gurudan teman-temannya, sehingga sosialisasi dan konsep diri siswa dapat terbentuk secara positif.

    Kata kunci : Siswa, guru, konsep diri positif, belajar dinamik, pembelajaran partisipatif, KurikulumBerbasis Kompetensi (KBK)

    Both parents and teachers should develop students self conceptualization to strengt hen their motivationand self confidence. This article discusses dynamic learning and participative learning as appropriatemethods to be applied at school. These methods enable the students to participate in planning,implementation, and evaluation process. Students involement in the whole instructional process willenforce learning experience and improve their learning achievement.

    Abstrak

    P

    Pendahuluan

    Aspek fisik setiap anak akan mengalamipertumbuhan dan perkembangan sejalanbertambahnya usia mereka. Kemudian terjadipeningkatan fungsi dari berbagai aspek fisiktersebut. Bersamaan itu terjadi perkembanganyang bersifat psikis yang meliputi aspekpsikologis dan sosial. Indikatornya adalah,mereka lebih bertanggung jawab, mandiri,mampu beradaptasi, keinginan berkreasi,mengembangkan kemampuan diri hingga

    kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sertakeinginan untuk dihargai. Aktualisasi diri dankeinginan dihargai biasanya diperoleh denganmelakukan berbagai kegiatan yangmenghasilkan suatu jasa atau karya sehinggamendapatkan suatu prestasi atau prestise yangmemuaskan. Untuk mencapai itu semua, orangtua, guru dan lingkungan sangat berperanmenumbuhkan kematangan setiap anak (siswa)sehingga ia dapat menemukan konsep diri yangmantap. Lingkungan harus mampu menyulut ataumemicu suatu perubahan agar anak mampumenemukan dan mengembangkan konsepdirinya.

  • 67Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    Soetjipto dan Raflis K (1999) dalambukunya Profesi Keguruan mengemukakan,guru merupakan jabatan yang melibatkankegiatan intelektual. Artinya di dalamnya terjadiproses pembelajaran berbagai aktivitas yangdilakukan untuk daya intelektual siswa. Jabatanguru lebih mementingkan sisi pelayanan. Dalamperspektif ini, aktivitas mengajar mengandungnilai sosial yang tinggi sehingga dapatmempengaruhi kehidupan siswa untuk meraihmasa depan yang lebih baik.

    Mengingat peran guru dalam prosespembelajaran sangat berpengaruh padaintelektual, emosional dan spiritual anaksehingga akhirnya menentukan kualitas masadepan anak, maka sangatlah bijak apabila gurumengenal perkembangan anak sesuai denganusianya. Dengan demikian guru dapatmelakukan proses pembelajaran denganmengikuti kebutuhansiswanya.

    Elizabeth B. Hurlock(1980) dalam bukunya P s i k o l o g iP e r k e m b a n g a n ,menegaskan bahwa,kematangan dan belajarmemainkan peranpenting dalamp e r k e m b a n g a n .Kematangan ataumaturity adalahterbukanya sifat-sifat bawaan individu.Kematangan memberikan bahan dasar untukbelajar dan menentukan pola-pola umum danurutan-urutan perilaku yang lebih umum.Belajar adalah perkembangan yang berasal darilatihan dan usaha pada pihak individu.

    Konsep diri terbentuk secara positif apabilaorang tua dan guru banyak memberipenghargaan terhadap usaha yang telahdilaksanakan sesuai tugas yang diterima anak.Dengan melibatkan dalam pelaksanaan prosespembelajaran akan membuat anak merasadihargai, dapat mengaktualisasikan dirinya danpasti akan membentuk konsep diri yang baik.

    Singgih D. Gunarso (2002), mengemukakanuntuk membentuk konsep diri siswa yang baikperlu dipersiapkan sebuah kurikulum yangmeliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.Siswa harus dibiasakan belajar dengan aktivitassendiri dan bukan secara pasif mengharapkanhasil kunyahan dari guru

    Untuk itulah artikel ini mencoba memberigagasan-gagasan konstruktif agar konsep dirisiswa dapat dibentuk melalui sebuahpendekatan pembelajaran partisipatif.

    1. Pengertian Konsep DiriMenurut Adi W. Gunawan (2005), yangmenyebut dirinya seorang Re-Educator dan MindNavigator mengatakan konsep diri diibaratkansebagai sebuah sistem yang menjalankankomputer mental yang mempengaruhikemampuan berpikir seseorang. Konsep diriyang telah ter-install akan masuk ke pikiranbawah sadar dan mempunyai bobot pengaruhsebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang.Semakin baik konsep diri maka akan semakinmudah seseorang untuk berhasil.

    Konsep diri seseorang dapat dilihat darisikap mereka. Konsep diri yang jelek akan

    mengakibatkan rasatidak percaya diri, tidakberani mencoba hal-halbaru, tidak beranimencoba hal-hal yangmenantang, takut gagal,takut sukses, merasa diribodoh, rendah diri,merasa tidak berharga,merasa tidak layak untuksukses, pesimis, danmasih banyak perilakuinferior lainnya.

    Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akanselalu optimis, berani mencoba hal-hal baru,berani sukses, berani gagal, percaya diri,antusias, merasa diri berharga, beranimenetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikirpositif, dan dapat menjadi seorang pemimpinyang handal.

    Sedangkan Jacinta F. Rini (2002),mengartikan konsep diri secara umum sebagaikeyakinan, pandangan atau penilaian seseorangterhadap dirinya. Seseorang dikatakanmempunyai konsep diri negatif jika ia meyakinidan memandang bahwa dirinya lemah, tidakberdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidakkompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidakdisukai dan kehilangan daya tarik terhadaphidup. Sebaliknya seseorang dengan konsep diripositif akan terlihat lebih optimis, penuh percayadiri dan selalu bersikap positif terhadap segalasesuatu, juga terhadap kegagalan yangdialaminya.

    ...untuk membentukkonsep diri siswa yang baikperlu dipersiapkan sebuahkurikulum yang meliputi

    aspek kognitif, psikomotorikdan afektif.

  • 68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    2. Proses Pembentukan Konsep DiriProses pembentukan konsep diri dimulai sejakmasih kecil. Masa kristis pembentukan konsepdiri adalah saat anak masuk sekolah dasar.Mengutip pendapat Glasser, seorang pakarpendidikan dari Amerika, Adi Gunawanmenyatakan bahwa lima tahun pertama di SDakan menentukan nasib anak selanjutnya.Pendapat ini sejalan dengan apa yangdikemukakan Jacinta F. Rini. Ia berpendapat,konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejakmasa pertumbuhan seseorang manusia dari kecilhingga dewasa. Lingkungan, pengalaman danpola asuh orang tua turut memberikan pengaruhyang signifikan terhadap konsep diri yangterbentuk. Sikap atau respon orang tua danlingkungan akan menjadi bahan informasi bagianak untuk menilai siapa dirinya.

    Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yangtumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yangkeliru dan negatif atau pun lingkungan yangkurang mendukung, cenderung mempunyaikonsep diri negatif. Jadi, anak menilai dirinyaberdasarkan apa yang dialami dan apa yangdiperoleh dari lingkungan. Jika lingkunganmemberikan sikap yang baik dan positif, makaanak akan merasa dirinya cukup berhargasehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.

    3. Belajar dinamikMelibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaranbukan hanya sekedar siswa mendengarkan,melaksanakan tugas, dan berakhir denganpenilaian terhadap tingkat keberhasilan siswadalam penguasaan materi. Namun lebih dari itudinamakan dengan belajar dinamik.

    Belajar dinamik sifatnya sangat kompleks,karena menyangkut lahirnya sumber-sumberenergi psikis, yang seolah-olah merupakanbahan bakar yang memberikan kekuatan dandorongan kepada orang untuk melakukanberbagai aktivitas, di antaranya kegiatan belajar.Sumber-sumber energi psikis itu adalahkemauan, sikap, motif dan perasaan. Di dalambelajar dinamik, dibentuk kemauan, sikap, motifdan modalitas perasaan, yang semuanyamengambil bagian dalam pembentukan watak.Jika konsepsi dari WS. Winkel ini benar-benardihayati, maka sepertinya ada titik temu denganorientasi dari kurikulum 2004 atau KurikulumBerbasis Kompetensi (KBK) yang lebihmenekankan pada proses dan keaktifan siswa.Dengan demikian aktivitas pembelajaran dapatdipersiapkan bersama-sama (guru dan siswa),

    mulai dari penentuan materi pelajaran, aktivitasyang sesuai untuk mencapai tujuan sampai padatahapan evaluasi. Semua kegiatan inidiharapkan dapat membangkitkan semangatbelajar siswa. Ketika terjadi interaksi denganguru serta teman-temannya dapat menjadisebuah pengalaman berharga dalam upayamembentuk perilaku, watak, kepribadian,konsep diri yang baik.

    Di dalam Kurikulum 2004 dirumuskansuatu standar kompetensi lintas kurikulum.Kompetensi-kompetensi itu siswa dapat: (1)menggunakan bahasa untuk memahami,mengembangkan dan mengkomunikasikangagasaan serta informasi sehingga dapatberinteraksi dengan orang lain; (2) menunjukkankemampuan berpikir konsekuen, berpikir lateral,berpikir kritis, memperhitungkan peluang danpotensi, serta siap untuk menghadapi berbagaikemungkinan; dan (3) menunjukkan motivasidan percaya diri dalam belajar, mampu bekerjamandiri, dan mampu bekerja sama dengan oranglain.

    4. Pembelajaran PartisisipatifPembelajaran partisipatif memiliki prinsiptersendiri dalam kegiatan belajar mengajar.Prinsip utama adalah siswa atau peserta didikmemiliki kebutuhan belajar, memahami teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar. Dari sisiguru, ia harus menguasai metode dan teknikpembelajaran, memahami materi, berperilakumembelajarkan anak didik. Sudjana (2001)dalam bukunya Metode dan TeknikPembelajaran Partisipatif memaparkan enamtahapan kegiatan yang berurutan dalampelaksanaan pembelajaran partisipatif, yaitupembinaan keakraban; identifikasi kebutuhandan sumber serta kemungkinan hambatan;perumusan tujuan belajar; penyusunanprogram kegiatan belajar; pelaksanaan kegiatanpembelajaran; dan evaluasi.a. Tahap pembinaan keakraban

    Tahap ini bertujuan membangun sebuahkondisi agar peserta didik siap melakukankegiatan pembelajaran. Terciptanyasuasana yang akrab di antara peserta didikmemungkinkan dikembangkan sikapterbuka, saling mempercayai, dan salingmenghargai. Dalam kegiatan belajar(diskusi), siswa diberi kesempatan untukmengeluarkan pendapat, bertanya danmenjawab pertanyaan sehingga ia merasakehadirannya dihargai.

  • 69Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    Apabila langkah ini berjalan dengan baik,siswa akan merasa bahwa keberadaandirinya tidak sia-sia. Penulis yakin dalamdiri siswa akan tertanam konsep diri positif.Dengan demikian ia siap untuk terlibatsecara aktif dalam proses pembelajaran.

    b. Tahap Identifikasi Kebutuhan, Sumber danHambatanTahap ini pendidik melibatkan siswamengenali, menyatakan, dan merumuskankebutuhan belajar, sumber-sumber yangtersedia dan hambatan yang mungkindihadapi dalam kegiatan belajar. Tujuanadalah memotivasi peserta didik agarkegiatan belajar itu dirasakan menjadimiliknya. Siswa harus didorong untukmenyatakan kebutuhan belajar,pengalaman belajar seperti apa yangmereka inginkan.Jika langkah ini berjalan dengan baik, siswaakan merasa bahwa apa yang menjadikebutuhannya bisa terpenuhi. Dengandemikian dalam siswa ada sense of belongingterhadap apa yang akan dilaksanakandalam pembelajaran. Rasa memilikimerupakan salah satu indikator bahwaseseorang mempunyai konsep diri positif.

    c. Tahap Perumusan Tujuan BelajarKegiatan dalam tahap ini ditandai olehkeikutsertaan peserta didik dalammenentukan tujuan belajar yang akandicapai. Perumusan tujuan belajar atauhasil belajar untuk memotivasi pesertadidik. Tujuan belajar berfungsi pula sebagaipengarah kegiatan belajar dan sebagai tolokukur efektivitas pembelajaran.Dalam kurikulum 2004 dinamakan dengankompetensi, sedangkan menurutKurikulum Tingkat Satuan Pendidikandinamakan dengan indikator.Melalui tujuan belajar yang jelas danterarah, apalagi siswa juga dilibatkandalam merumuskan tujuan itu, maka siswamerasa bahwa semua aktifitas yang akandilaksanakan adalah dalam rangkamencapai tujuan yang telah ditentukansendiri. Dalam tataran yang lebih luas,siswa akan mampu menentukan tujuanhidup yang akan dicapai.

    d. Tahap Penyusunan Program KegiatanBelajarTujuan yang terkandung dalam tahapkegitan ini adalah supaya peserta didikdapat memiliki pengalaman bersama dalam

    menyatakan, memilih, menyusun, danmenetapkan program kegiatan belajar yangakan mereka tempuh. Penyusunan programkegiatan belajar dapat dilakukan denganmenggunakan teknik-teknik pembelajaranseperti diskusi kelompok, analisis tugas,simulasi, presentasi.Konsep diri yang terbentuk dalam tahap iniadalah, siswa bertanggung jawab ataspilihan berbagai program dan kegiatanyang telah ditentukan bersama.

    e. Tahap Pelaksanaan Kegiatan PembelajaranTahap pelaksanaan kegiatan pembelajaranditandai oleh keikutsertaan peserta didikdalam pengelolaan kagiatan pembelajaran.Keiikutsertaannya diindikasikan melaluitugas dan tanggung jawab. Tugas pesertadidik adalah belajar, sedangkan tanggungjawabnya melibatkan diri secara intensdalam proses pembelajaran sesuaikesepakatan bersama pada saatpenyusunan program.Teknik-teknik pembelajaran yang dapatdigunakan dalam tahap ini misalnyadengan tanya jawab, diskusi, analisismasalah, studi kasus, kunjungan studi,simulasi, bermain peran.Konsep diri yang terbentuk melalui tahapini adalah, siswa mengerti danmenginternalisasikan dalam dirinya apayang menjadi tugas dantanggungjawabnya. Siswa tahu apa yangharus diperbuat.

    f. Tahap EvaluasiKegiatan pembelajaran pada tahap iniditandai dengan keterlibatan peserta didikdalam penilaian. Penilaian merupakanupaya mengumpulkan, mengolah, danmenyajikan data atau informasi mengenaikegiatan pembelajaran sebagai masukanuntuk mengambil keputusan. Aspekkegiatan yang dinilai meliputi proses, hasil,dan pengaruh kegiatan pembelajaran.Penilaian terhadap proses bertujuan untukmengetahui tingkat kesesuaian antarapelaksanaan kegiatan pembelajarandengan rencana yang telah ditetapkan.Penilaian hasil mencakup perubahantingkah laku seperti pengetahuan,keterampilan, sikap, dan nilai yang telahdiperoleh perserta didik. Penilaianpengaruh untuk mengetahui sejauh manahasil belajar mempunyai dampak terhadapkehidupan peserta didik.

  • 70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    Konsep diri yang terbentuk melaluikegiatan evaluasi adalah, siswa tahukelebihan dan kekurangan yang ada padadirinya. Kelebihan yang ada terusdipertahankan dan kekurangannya harusdicari jalan pemecahannya. Berpijak daripemahaman ini siswa akan mampumenemukan serangkaian langkah konkretsupaya kelebihan yang ada dapatdipertahankan, sedangkan kekurangannyadapat dihilangkan. Misalnya, mencoba hal-hal baru, berani sukses, dan juga beranigagal.Oleh karena itu, guru hendaknya kreatif

    untuk mendesain sebuah proses pembelajaranyang mampu mencapai kompetensi lintaskurikulum tersebut. Secara konkrit penulismencoba memberi gagasan aplikatifpembelajaran partisipatif di sekolah dasarseperti berikut.

    Aplikasi Pembelajaran Partisipartif di SekolahDasar1. Kelas : 5 Sekolah Dasar2. Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial3. Kompetensi : Siswa mampu mendeskripsikan

    kerajaan dan peninggalanmasa Hindu, Budha, dan Islamdi Indonesia

    4. Hasil Belajar :a. Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan dan

    peninggalan Hindu di Indonesiab. Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan dan

    peninggalan Budha di Indonesiac. Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan dan

    peninggalan Islam di Indonesia

    5. Pokok Bahasan: Kerajaan Hindu, Budha, danIslam di Indonesia

    6. Waktu : 2 x 40 menit

    Kegiatan Perencanaan Pembelajaran

    1. Guru harus memahami terlebih dahulukompetensi dasar dan hasil belajar yangharus dikuasai oleh siswa.

    2. Guru menyiapkan sumber belajar. Dari kompetensi dan hasil belajar yang

    harus dikuasi siswa tersebut, guru memilihsumber belajar. Sumber belajar yang dipilihadalah Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas5 Sekolah Dasar, terbitan Grasindo, Jakarta.

    3. Guru menentukan materi esensial. Dari pokok bahasan tersebut di atas, guru

    harus menentukan materi-materi esensial

    yang memang mendukung penguasaankompetensi dan hasil belajar siswa. Materiesensial itu seperti berikut.a. Kerajaan Hindu di Indonesia

    Kutai di Kalimantan Timur, pendirinyaKudunga, rajanya yang terkenalMulawarman.

    Tarumanegara di Jawa Barat, dipengaru-hi oleh Purnawarman.

    Kediri di Jawa Timur, rajanya Jayabayadan Kertajaya.

    Singasari di Jawa Timur, rajanya KenArok dan Kertanegara.

    Majapahit di Jawa Timur, rajanya RadenWijaya, Hayam Wuruk

    Peninggalan Hindu Seni Bangunan : Candi Prambanan,

    Candi Jago, Singasari, Jawi, Kidal Seni ukir : Ukiran arca (patung)

    Siwa, Durga, Ganesha. Karya Sastra : Kitab Smaradhabara

    karangan Empu Dharmaja. Kitab Negarakertagama karangan Empu

    Prapanca. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantu-

    lar. b. Kerajaan Budha di Indonesia, uraian

    seperti poin a dengan materi berbeda. c. Kerajaan Islam di Indonesia, uraian

    seperti poin a dengan materi berbeda.

    Reni, Akbar Hawadi (2003) mengemukakan,belajar dari berbagai sumber memperkayapengetahuan, menambah pemahaman sertapenguasaan siswa terhadap suatu materi.Berpijak dari pendapat tersebut maka guru harusmencari sumber-sumber lain untuk memperkayamateri. Bisa juga sumber materi berasal dari siswasendiri yang dibawa dari rumah atauperpustakaan. Dengan kegiatan ini siswabertanggung jawab terhadap tugasnya. Karenamampu melaksanakan tugasnya, dalam dirisiswa ada rasa dipercaya karena apa yangmereka cari dimanfaatkan oleh seluruh kelas.

    Strategi PelaksanaanPembelajaran

    a. Siswa Melaksanakan Tugas KelompokSiswa membentuk kelompok, setiap kelompokterdiri atas 5 siswa. Tugas kelompok adalahmencari informasi tentang Kerajaan Hindu,

  • 71Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    Budha, dan Islam di Indonesia dari buku sumberyang dibawa dari rumah atau yang telahdisediakan oleh guru. Dari buku sumber tersebutsiswa merangkum materi yang dianggappenting dan menuliskannya pada selembarkertas. Dapat juga masing-masing siswamerangkum materi dari rumah, kemudiandibawa ke sekolah dan mendiskusikan dalamkelompoknya sehingga tersusun menjadi suaturangkuman materi untuk kelompok tersebut.

    Jika dalam satu kelas ada 6 kelompok, makasudah terkumpul 6 proyek berupa rangkumansingkat. Kemungkinan ada rangkuman materiyang sama antara kelompok yang satu denganyang lain. Maka perlu ditentukan materi yangdianggap lengkap dan menambah informasibaru dari pokok materi yang sedang dibahasdengan persetujuan seluruh kelompok melaluipembahasan bersama-sama di dalam kelas.Untuk menentukan kelompok yang lengkap dankaya informasi baru dapat ditempuh dengancara: (1) Setiap kelompok yang diwakili olehseorang siswa mempresentasikan rangkumankelompoknya di depan kelas; (2) Setelah semuakelompok selesai presentasi, siswa dalam kelaslangsung membahas bersama dan menentukanrangkuman dari kelompok mana yang akandiambil sebagai materi tambahan. Usahakanpenentuan tersebut dilakukan secara demokratisdengan alasan yang dapatdipertanggungjawabkan; (3) Berdasarkan 6rangkuman yang telah dibahas bersama,terkumpullah sebuah rangkuman yangdigunakan sebagai materi tambahan yang akandisatukan dengan materi yang diberikan olehguru sehingga menjadi sebuah materi yangwajib dipelajari dan sesuai dengan kurikulumdan silabus serta tema semester/bulan tersebut.Contoh materi tambahan dari siswa dapatdilihat seperti ini.

    Peninggalan sejarah bercorak Hindu.1. Nenek moyang kita mempunyai kepercaya-

    an Animisme dan Dinamisme, kemudianmenjadi Politeisme.

    2. Patung Trimurti adalah tiga dewa utama:Dewa Brahma (pencipta), Wisnu(pemelihara) dan Syiwa (perusak).

    3. Prasasti batu yang bertuliskan catatankejadian sejarah, dituliskan dengan hurufPallawa dalam bahasa Sansekerta.Konsep diri yang terbentuk melalui kerja

    kelompok adalah, bahwa setiap siswabertanggung jawab terhadap keberhasilan

    kelompok. Bukan berpikir untuk keberhasilandirinya. Yang sangat penting adalah, jika materitambahan yang dibahas dalam tugas kelompokitu menjadi bagian dari materi utama, siswamerasa bahwa jerih payahnya dihargai.

    b. Presentasi Materi dari Guru dan Siswa

    Materi yang telah disiapkan oleh guru dan materitambahan yang telah disiapkan siswa adalahmateri wajib untuk dipelajari bersama. Semuamateri tersebut diketik oleh guru dandiperbanyak, kemudian dibagikan kepadasemua siswa. Strategi pembelajaran yang dapatdilakukan, materi yang dipersiapkan gurudijelaskan oleh guru sendiri dan materi dari hasilkontribusi siswa dijelaskan oleh siswa atau yangditunjuk untuk mewakilinya.

    Supaya lebih jelas lagi, guru mengulangiseluruh materinya sampai siswa mengerti benar.Dalam sesi ini dapat dilakukan tanya jawab ataudiskusi. Pastikan guru menggunakan berbagaialat peraga atau media untuk memperkuat dayaingat siswa.

    Konsep diri yang dapat terbentuk melaluikegiatan presentasi ini adalah siswa memilikirasa percaya diri yang tinggi. Mengapa? Karenamateri tambahan digunakan sebagai materiwajib, dan siswa diberi kesempatan untukmempresentasikannya.

    c. Evaluasi Pembelajaran

    Dari materi wajib yang telah ditentukan, setiapkelompok berkumpul untuk membuatpertanyaan-pertanyaan tertulis dengan soalpilihan, isian, dan uraian). Setiap kelompokdiberi batasan materi sehingga pertanyaan tidakkeluar dari konteks. Misalnya kelompok 1 2pertanyaannya tentang kerajaan Hindu,kelompok 3 4 kerajaan Budha dan kelompok 5 6 kerajaan Islam. Semua pertanyaan yang telahdibuat oleh setiap kelompok dikumpulkan dankembali dibahas secara demokratis untukmenentukan soal-soal yang akan dipakai dalamevaluasi.Terkumpullah soal evaluasi, misalnya:1. Kerajaan Kutai dipimpin raja bernama .... A. Jayabaya B. Ken Arok C. Mulawar-

    man.2. Mahapatih Gajah Mada berasal dari kerajaan

    .... A. Kediri B. Majapahit C. Singasari3. Kepercayaan yang dianut oleh nenek

    moyang kita adalah ....

  • 72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    A. Animisme B. Islam C. Hindu4. Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa adalah 3

    dewa utama yang disebut . A. Trisakti B. Triwarna C. Trimurti5. Dan seterusnya

    Soal evaluasi yang telah dibuat oleh siswa( 25%) digabung dengan soal evaluasi yangdisusun guru ( 75%) menjadi sebuah banksoal kecil-kecilan. Diharapkan saat ulangansiswa dapat mengerjakan dengan antusias danpercaya diri karena sebagian materi dan soalevaluasi merupakan kontribusi dari siswasendiri.

    Dengan percaya diri maka akan membentukkonsep diri yang positif pada siswa. Dalamdirinya ada keyakinan bahwa ia dapatmenyelesaikan soal-soal evaluasi karena iasendiri yang membuatnya.

    d. Tempat, Waktu dan MetodeKetika melaksanakan tugas kelompok ataudiskusi untuk menentukan materi/evaluasi;tempat dapat dipilih di dalam kelas,perpustakaan, halaman sekolah yang nyamanatau di bawah pohon yang teduh. Alokasi waktupenyampaian tergantung banyak dan sedikitnyamateri yang akan disampaikan kepada siswa.Biasanya jumlah tatap muka atau pertemuandengan siswa untuk sebuah pokok bahasantelah ditentukan dalam struktur kurikulum/silabus. Namun demikian harus jugadisesuaikan dengan kebutuhan di lapanganserta kemampuan siswa.

    Metode yang digunakan sangat variatif. Disini ada kerja kelompok, diskusi, pemberiantugas belajar dan resitasi; khususnya saatmembuat rangkuman materi dan soal evaluasi.Berbagai metode tersebut digunakan untukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan,memupuk inisiatif dengan kegiatan yangberguna dan konstruktif.

    Dalam artikel ini penulis mengembangkanmetode tersebut dengan lebih menitikberatkansasaran pembelajaran pada pembentukan rasapercaya diri dan rasa dihargai melalui kerjakelompok. Ini semua akan membentuk konsepdiri yang positif karena siswa sanggupmelaksanakan tugasnya. Guru harusmempunyai asumsi positif bahwa setiap anakpada dasarnya mampu mengerjakan tugas yangmenjadi tanggungjawabnya.

    e. Diversifikasi Sasaran

    Selain aplikasi yang sudah penulis paparkan diatas, kegiatan pembelajaran dapat didesaindengan kegiatan tambahan yang lebih menarikdengan tujuan menguatkan daya ingat siswaterhadap materi pelajaran yang sedangdipelajari, sekaligus menyalurkan beberapabakat siswa. Konsep ini oleh penulis disebutdengan diversifikasi sasaran. Misalnya aspekbahasa; siswa dapat membuat puisi, aspekapresiasi seni musik; siswa dapat mengubah syairlagu, bisa lagu daerah atau lagu-lagu yangsedangkan populer; aspek grafis; dapatmenggambar. Pengembangan sasaran tersebuttetap berada pada kerangka atau frame materiyang dibahas.

    Diversifikasi sasaran itu sangat sesuaidengan apa yang dinamakan dengan quantumteaching. Oleh De Porter (2003) mengartikanquantum teaching sebagai orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi inimencakup unsur-unsur untuk belajar efektifyang mempengaruhi kesuksesan siswa.Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuandan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yangakan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagiorang lain. Bakat yang teraktualisasi dapatmenjadi sugesti yang ampuh bagi siswa. Prinsipsemacam ini tergambar jelas dalam quantumlearning. Quantum learning prinsipnya adalahbahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhihasil situasi belajar, dan setiap detail apapunmemberikan sugesti positif dan juga negatif.Aktivitas membuat puisi, mengubah syair lagudan menggambar yang berkaitan dengan materiyang sedang dipelajari merupakan bagian darimomen belajar. Dengan bakat yang dimilikisiswa, dapat menjadi faktor pendukungkeberhasilan menguasai materi pelajaran. Ia bisamemberi sugesti pada setiap siswa bahwadirinya mampu melakukannya. Lagi-lagi konsepdirinya akan kemampuannya yang beragamdalam belajar terbentuk. Siswa mampu membuatpuisi, syair, bahkan menggambar.

    Berikut ini penulis berikan contoh puisi,syair lagu, dan gambar sebagai wujud daritahapan diversifikasi sasaran tersebut di atas.

  • 73Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    1) Puisi

    2) Syair laguSyair lagu Lenggang-LenggangKangkung dapat diubah syairnya sesuaidengan materi pelajaran. Di sinilahkompetensi guru untuk membawa siswamenghubungkan suatu lagu denganmateri pelajaran sangat diperlukan.

    3) GambarMelalui kegiatan menggambar yangberkaitan dengan materi pelajaran,misalnya siswa menggambar tokohSidharta Budha Gautama dan SultanAgung, siswa mendapat kepuasantersendiri dalam menyalurkanbakatnya, sekaligus menimbulkan rasabangga terhadap kemampuan yangdimilikinya. Pada akhirnya, membentuk

    konsep diri yangpositip, bahwadirinya mampum e l a k u k a nkegiatan kreatifdalam kaitannyadengan pel-ajaran. Selain itusiswa dapatbelajar akan nilai-nilai hidup yangada dari ke duatokoh masyhuritu. Nilai-nilaik e b e r a n i a n ,kebenaran, sosial,

    kedamaian yang ada di kedua tokoh itubisa menjadi tambahan yang bergunauntuk membentuk konsep diri siswayang positif.

    Menampilkan ekspresi dari bakat siswadengan mengkaitkan materi pelajaran akan

    memberi beberapa keuntungan, antara lain: (l)secara umum siswa memiliki keterampilantambahan pada saat melakukan eksperimenmembuat puisi, syair lagu dan menggambar; (2)secara khusus siswa yang memang telah bakatdi bidang tersebut akan mendapat kepuasanbatin saat menuangkan ekspresinya; (3) memorisiswa bertambah dan semakin kuat karena terusberhubungan dengan materi tersebut.

    Lenggang-Lenggang Kangkung

    Lenggang-lenggang kang kung kang kung di ke bon pa laDe wa brah ma de wa wis nu dan de wa syi wa 2xSe mu a di ke nal de ngan pa tung tri mur ti

    Na sib sung guh ber untung punya ke ka sih su ka ter ta waCan di pram ba nan ja wi se ni ba ngu nan a ga ma hin du 2xPa tung si wa ga ne sha dur ga di se but se ni u kir nya

    Lenggang-lenggang kang kung kang kung da ri se ma rangKi tab su ta so ma o leh em pu tan tu lar 2xNe ga ra ker ta gama o leh em pu pra pan ca

    Na sib ti dak ber un tung pu nya ke ka sih di re but o rangHa yam wu ruk ra ja nya dan ga jah ma da ma ha pa tih nya 2xBa ha sa san se ker ta hu ruf pa la wa ba tu pra sas ti

    Kerajaan di IndonesiaPedagang India ke Indonesia sebarkan agama HinduMajapahit kerajaan bercorak HinduGajah Mada mahapatih dan Raden Wijaya, Hayam Wuruk rajanya

    Agama Buddha dari India, pengajarnya Sidharta GautamaCandi Borobudur warisan yang dibangun SamaratunggaSriwijaya kerajaan bercorak Budha

    Penyebar Islam di Indonesia para wali sangaNabi Muhammad sumber pengajarannyaKerajaannya Samudra Pasai, Mataram, Demak, dan Banten

  • 74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

    Pembentukan Konsep Diri Siswa

    Aplikasi pendekatan pembelajaran yangsudah penulis uraikan di atas tidak hanyaterbatas pada materi pengetahuan sosial,melainkan dapat diterapkan pada berbagaipelajaran lainnya seperti IPA, PKn, Agama.

    Penutup

    Sudah disebutkan di atas bahwa pembentukankonsep diri anak dimulai sejak masa kecil. Danlingkungan sekolah memberi kontribusi yangsangat besar. Karena itulah lingkungan sekolahkhususnya lingkungan kelas harusmenyediakan serangkaian suasana belajar yangmembantu pembentukan konsep diri anak.Suasana belajar yang dimaksud adalah berbagaipendekatan pembelajaran yang dapatmerangsang pembentukan konsep diri.Pendekatan pembelajaran itu salah satunyaadalah pembelajaran partisipatif. Denganmelibatkan siswa dalam sebuah aktivitaspembelajaran jauh lebih baik danmenguntungkan daripada hanya sekedarmelaksanakan instruksi guru untuk melihat,mengamati, membaca, mempelajari ataumengambil kesimpulan, karena denganketerlibatan siswa secara langsung akanmenghasilkan pengalaman yang berharga.Keterampilan dan kematangan berpikir, sikapterhadap sesama terutama saat berinteraksisemakin terbentuk.

    Dengan bersama-sama bekerja, membahasmateri pelajaran yang akan digumuli terasa lebihdinamis. Dalam diri siswa akan timbul pancaransemangat secara jasmani maupun psikis (jiwa).Dalam diri siswa ada totalitas keterikatan yangmassif. Anak-anak berkembang karena jaringankerja antarmanusia, benda-benda dan peristiwayang mewarnai kehidupan mereka.

    Daftar Pustaka

    Departemen Pendidikan Nasional (2004).Kurikulum 2004 Standar Kompetensi.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

    De Porter, dkk (2000). Quantum learning.Bandung: Kaifa

    De Porter, dkk. (2003). Quantum teaching.Bandung: Kaifa

    Dunne R. (1996). Pembelajaran efektif. Jakarta:Grasindo

    Gardner, Howard. (1993). Multiple intelligence.New York: Basic Books

    Gunarsa, Singgih. (2002). Psikologi untukmembimbing. Jakarta: Gunung Mulia

    Gunawan, Adi W. (2005). Konsep diri positif:Kunci keberhasilan hidup. (http:/www.tempakul.com)

    Jacinta, Rini F. (2002). Konsep diri. http://www.e-psikologi.com/

    Hawadi, Akbar, Reni. (2003). Psikologiperkembangan Anak. Jakarta: Grasindo

    Hurlock B. Elizabeth. (1980). Perkembanganpsikologi. Jakarta: Erlangga

    Raflis K , dan Soetjipto. (1999). Profesi keguruan.Jakarta: Rineka Cipta

    Sujana. (2001). Metode dan teknik pembelajaranpartisipatif. Bandung: Rosdakarya

    Stein, Steven J, dkk. (2002). Ledakan EQ. Bandung:Kaifa

    Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan konseling diInstitusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo