1

22
1.1.1 Latar Belakang Baja karbon mempunyai nilai kekerasan yang berbeda bergantung pada kadar karbon pada suatu baja. Namun, pada kadar karbon yang sama juga bisa mempunyai nilai kekerasan yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi akibat proses manufacturing yang berbeda-beda pada baja kadar karbon sama. Sehingga, kita perlu mempelajari fenomena-fenomena pengerasan baja karbon agar kita bisa mendapatkan baja karbon sesuai dengan spesifikasi yang kita inginkan. Pada logam lain juga dapat mengeras jika diberi suatu perlakuan tertentu. Suatu logam dapat berubah kekerasannya akibat dari faktor-faktor penentu kekerasan logam itu juga sehingga kita perlu memahami faktor penetu kekerasan logam tersebut. Praktikan juga dituntut untuk memahami mekanisme dan fenomena precipitation hardening pada paduan Al-Cu untuk mengetahui perubahan kekerasan pada logam tersebut apabila diberiheat treatment [1] 1.1.2 Tujuan Praktikum 1. Menentukan pengaruh proses pemanasan terhadap kekerasan 2. Menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Mendapatkan sifat mekanik material yang diinginkan. 4. Mengetahui pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan media udara, air dan oli. 5. Mengetahui macam-macam proses heat treatment. 6. Mengetahui berbagai aplikasi heat treatment dalam bidang industri. [2] 1.1.3 Manfaat 1. Dapat mengetahui sifat mekanik material yang diinginkan dengan malakukan Heat Treatment 2. Dapat menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai dengan kebutuhan 3. Dapat Mengetahui sifat kekuatan dan keuletan material 4. Dapat Mengetahui macam-macam proses heat treatment suatu material 5. Dapat Mengetahui berbagai aplikasi heat treatment dalam bidang industri. 6. Dapat Mengetahui pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan media udara, air dan oli. [2] 1.2 DASAR TEORI 1.2.1 Pengertian Heat Treatment Heat Treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja, melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju pendinginan. Heat treatment merupakan mekanisme penguatan logam dimana logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam kondisi solid. Dalam heat treatment kita memanaskan specimen sampai dengan temperature austenisasinya. [3] Tujuan dari heat treatment adalah : 1. Mempersiapkan material untuk pengolahan berikutnya. 2. Mempermudah proses machining. 3. Mengurangi kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energi. 4. Memperbaiki keuletan dan kekuatan material 5. Mengeraskan logam sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat. 6. Menghilangkan tegangan dalam. 7. Memperbesar atau memperkecil ukuran butiran agar seragam. 8. Menghasilkan pemukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.

description

gambar

Transcript of 1

1.1.1 Latar BelakangBaja karbon mempunyai nilai kekerasan yang berbeda bergantung pada kadar karbon pada suatu baja. Namun, pada kadar karbon yang sama juga bisa mempunyai nilai kekerasan yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi akibat proses manufacturing yang berbeda-beda pada baja kadar karbon sama. Sehingga, kita perlu mempelajari fenomena-fenomena pengerasan baja karbon agar kita bisa mendapatkan baja karbon sesuai dengan spesifikasi yang kita inginkan.Pada logam lain juga dapat mengeras jika diberi suatu perlakuan tertentu.Suatu logam dapat berubah kekerasannya akibat dari faktor-faktor penentu kekerasan logam itu juga sehingga kita perlu memahami faktor penetu kekerasan logam tersebut. Praktikan juga dituntut untuk memahami mekanisme dan fenomena precipitation hardening pada paduan Al-Cu untuk mengetahui perubahan kekerasan pada logam tersebut apabila diberiheat treatment [1]1.1.2 Tujuan Praktikum1. Menentukan pengaruh proses pemanasan terhadap kekerasan2. Menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai dengan kebutuhan.3. Mendapatkan sifat mekanik material yang diinginkan.4. Mengetahui pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan media udara, air dan oli.5. Mengetahui macam-macam proses heat treatment.6. Mengetahui berbagai aplikasi heat treatment dalam bidang industri. [2]1.1.3 Manfaat1. Dapat mengetahui sifat mekanik material yang diinginkan dengan malakukan Heat Treatment2. Dapat menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai dengan kebutuhan3. Dapat Mengetahui sifat kekuatan dan keuletan material4. Dapat Mengetahui macam-macam proses heat treatment suatu material5. Dapat Mengetahui berbagai aplikasi heat treatment dalam bidang industri.6. Dapat Mengetahui pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan media udara, air dan oli. [2]1.2 DASAR TEORI

1.2.1 Pengertian Heat TreatmentHeat Treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja, melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju pendinginan. Heat treatment merupakan mekanisme penguatan logam dimana logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam kondisi solid. Dalam heat treatment kita memanaskan specimen sampai dengan temperature austenisasinya. [3]Tujuan dari heat treatment adalah :1. Mempersiapkan material untuk pengolahan berikutnya.2. Mempermudah proses machining.3. Mengurangi kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energi.4. Memperbaiki keuletan dan kekuatan material5. Mengeraskan logam sehingga tahan aus dan kemampuan memotong meningkat.6. Menghilangkan tegangan dalam.7. Memperbesar atau memperkecil ukuran butiran agar seragam.8. Menghasilkan pemukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.Dalam pengujian ini hanya dilakukan untuk menentukan kekerasan dari suatu material. Kekerasan sendiri adalah suatu sifat mekanis yang berkaitan dengan kekuatan (strength) dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam logam.Pembentukan sifat-sifat dalam baja tergantung pada kandungan karbon, temperatur pemanasan, sistem pendinginan, serta bentuk dan ketebalan bahan.1. Pengaruh unsur karbonKekerasan baja ini tergantung dari pada jumlah karbon yang terkandung di dalam baja, dimana makin tinggi prosentase karbonnya makin keras baja. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja dapat dikelompokkan menjadi :a. Baja karbon rendah (low carbon steel) yang mengandung karbon kurang dari 0.3%b. Baja karbon sedang (medium carbon steel) yang mengandung karbon 0.3%-0.7%c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) kandungan karbon sekitar 0.7%-1.3%. [4]2. Pengaruh suhu pemanasanBaja karbon rendah dipanaskan diatas titik kritis atas (tertinggi). Seluruh unsur karbon masuk ke dalam larutan padat dan selanjutnya didinginkan. Baja karbon tinggi biasanya dipanaskan hanya sedikit diatas titik kritis terendah (bawah). Dalam hal ini, terjadi perubahan perlit menjadi austenit. Pendinginan yang dilakukan pada suhu itu akan membentuk martensit. Juga sewaktu kandungan karbon diatas 0,83% tidak terjadi perubahan sementit bebas menjadi austenit, karena larutannya telah menjadi keras. Sehingga perlu dilakukan pemanasan pada suhu tinggi untuk mengubahnya dalam bentuk austenit. Lamanya pemanasan bergantung atas ketebalan bahan tetapi bahan harus tidak berukuran panjang karena akan menghasilkan struktur yang kasar.[5]3. Pengaruh pendinginanJika baja didinginkan dengan kecepatan minimum yang disebut dengan kecepatan pendinginan kritis maka seluruh austenit akan berubah ke dalam bentuk martensit. Sehingga akan dihasilkan kekerasan baja yang maksimum. Adapun kecepatan pendinginan kritis adalah bergantung pada komposisi kimia baja. Kecepatan pendinginan tergantung pada pendinginan yang digunakan. Untuk pendinginan yang cepat digunakan larutan garam atau soda api yang dimasukkan ke dalam air. Sementara itu, untuk pendinginan yang sangat lambat digunakan embusan udara secara cepat melalui batas lapisannya. [5]4. Pengaruh bentukBaja cair bila didinginkan melai membeku pada titik-titk inti yang cukup banyak. Atom-atom yang tergabung dalam kelompok di sekitar suatu inti cenderung memiliki letak yang serupa. Ukuran butir tergantung pada beberapa factor anatara lain laju pendinginan sewaktu pembekuan. Baja dengan butiran yang kasar kurang tangguh dan kecenderungan untuk distorsi. Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan , akan setelah baja jadi dapat dikendalikan melalui perlakuan panas.[6]5. Pengaruh ketebalan bahanPengaruh ketebalan bahan terhadap lama pemanasan atau penahanan pada suhu tertentu adalah semakin tebal bahan yang akan di heat treatment maka semakin lama waktu penahanan yang diperlukan.Tabel 1.1 Pegaruh ketebalan bahan [7]Diameter (Thickness) of tool (mm) Holding time (hours)Up to 20 1.021-40 1.541-60 2.0Over 60 2.5Dari penjelasan di atas, secara umum pemanasan pada baja dapat dibuat skema transformasi dekomposisi austenite seperti pada Gambar 1.1 di bawah ini.Gambar 1.1 Transformasi yang Melibatkan Dekomposisi Austenit [8]Selain karbon, pada besi dan baja terkandung Si, Mn, dan unsur pengotor lain seperti P, S, dan lain-lain. Unsur-unsur tersebut tidak berpengaruh besar terhadap diagram fasa seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.2, sehingga diagram fasa dapat dipergunakan tanpa menghiraukan adanya unsur-unsur tersebut. Paduan besi karbon terdapat fasa karbida yang disebut sementit dan grafit, grafit lebih stabil daripada sementit.Gambar 1.2 Diagram Fasa Besi-Karbon [9]Titik penting dalam diagram fasa ini adalah :A : Titik cair besiB : Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan titik peritetikH : Larutan padat alpha yang ada hubungannya dengan reaksi peritetikJ : Titik peritetik selama pendinginan austenit pada komposisi j fasa gamma terbentuk pada larutan padat pada cairan dan komposisi pada komposisi BN : Titik transformasi dari titik alpha menjadi titik gamma. Titik transformasi dari titik A4 dari besi murniC : Titik eutetik selama pendinginan fasa gamma dengan komposisi C dan sementit pada komposisi f terbentuk dari cairan pada komposisi C. Fasa ini disebut deleburitE : Titik yang menyatakan fasa gamma ada hubungannya dengan titik eutetik.G : Titik transformasi dari alpha menjadi gamma. Titik transformasi A3 untuk besiP : Titik yang menyatakan ferit, fasa alpha ada hubungannya dengan reaksi eutektoidS : Titik eutektoid selama pendinginan ferrit pada komposisi alfa dan sementit pada komposisi terbentuk simultan dari austenit pada komposisi s. Reaksi eutektoid ini dinamakan transformasi A1 dan fasa eutektoid ini dinamakan ferrit.A2 : Titik transformasi megnetik untuk besi atau feritA3 : Titik transformasi magnetic untuk sementitDalam heat treatment yang terjadi pada baja terdapat fasa-fasa yang dialami oleh baja itu sendiri pada saat proses berlangsung. Fasa pada baja dapat dilihat pada tabel 2.2.Tabel 1.2 Tabel Fasa pada Baja [10]Fasa dan Simbol Struktur PenjelasanMENURUT KRISTAL Austenit ()FCC Paramagnetik dan stabil pada temperatur tinggi, titik mulur jelas, tidak getas pada saat dingin.Ferit ()BCC Stabil pada temperatur rendah, kelarutan padat terbatas, dapat berada bersama Fe3C (sementit) atau lainnya, titik mulur jelas, getas pada temperatur rendah.Bainit ()BCC Austenit metastabil didinginkan dengan laju pendinginan cepat tertentu, terjadi hanya presipitasi Fe3C, unsur paduan lainnya tetap larut.Martensit () BCT Metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur paduan larut dalam keadaan padat.MENURUT KEADAAN PerlitLapisan ferit dan Fe3C.Widmanstaetten dan dalam orientasi pada presipitasi feritDendritBerbentuk cabang-cabang seperti pohon, struktur ini terbentuk karena segregasi karbon pada pembekuanSorbitSorbit adalah perlit halusTrosit trosit adalah bainit. Nama ini tidak bnayak dipakai.Catatan: FCC = Face Centered CubicBCC = Body Centered CubicBCT = Body Centered Tetragonal1.2.2 Jenis-Jenis Heat TreatmentHeat treatment untuk baja terdiri dari dua proses utama, yaitu:I. HardeningHardening adalah proses pemanasan baja sampai suhu di daerah atau di atas daerah kritis disusul dengan pendinginan yang cepat. Untuk proses ini dilakukan dengan input panas dan transfer panas dalam waktu pendek. Tujuan hardening untuk merubah struktur baja sedemikian rupa sehingga diperoleh struktur martensit yang keras. Prosesnya adalah baja dipanaskan sampai suhu tertentu antara 770-830 C (tergantung dari kadar karbon) kemudian ditahan pada suhu tersebut, beberapa saat kemudian didinginkan secara mendadak dengan mencelupkan dalam air, oli atau media pendingin yang lain. Dengan pendinginan yang mendadak, tidak ada waktu yang cukup bagi austenit untuk berubah menjadi perlit dan ferit atau perlit dan sementit. Pendinginan yang cepat menyebabkan austenit berubah menjadi martensit. Hasilnya keuletan tinggi.[11]Di dalam hardening baja hipoeutectoid dipanaskan 30-50 oC diatas upper critical temperatur, sementara baja hypereutectoid dipanaskan 30-50 oC diatas lower critical temperatur. Tergantung pada ketebalan dari komponen, baja ditahan pada temperatur ini untuk waktu yang diperlukan dan kemudian didinginkan pada media pendinginan yang sesuai seperti udara, brine, oil dan udara.Baja hypoeutectoid terdiri dari ferrit dan peaalit sementara baja hypereutectoid terdiri dari pearlit dan cementit. Saat memanaskan diatas temperatur kritis, strukturnya terdiri dari unsur pokok tunggal dinamakan austenit. Saat pendinginan cepat, austenit berubah menjadi unsur pokok mikro dinamakan maartensit. Martensit mungkin disebut solusi titik jenuh dari karbon pada -iron dimana sangat kuat dan rapuh. Kekerasan pada baja akibat dari martensit. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar 2.3. dimana di dalam gambar itu diterangkan tentang hubungan antara kandungan karbon dengan temperatur kekerasan pada baja.Gambar 1.3. Temperature hardening pada baja [12]Menurut proses pengerasannya hardening dibagi menjadi dua, yaitu:1. Surface hardeningSurface hardening adalah proses pengerasan material pada permukaan bahan. Secara garis besar surface hardening dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu surface hardening dengan penambahan zat dan surface hardening tanpa penambahan zat.A. Surface hardening dengan penambahan zatSurface hardening dengan penambahan zat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:a. KarburasiKarburasi adalah cara pengerasan agar baja yang memiliki kadar karbon rendah menjadi keras pada lapisan luar atau memiliki kadar karbon tinggi pada lapisan luarnya. Biasanya suhu pada proses karburasi adalah 1700o F. Setelah proses pendinginan maka pada permukaan baja dapat dilihat dengan mikroskop bahwa terdapat bagian-bagian hypereutektoid, zona yang terdiri dari perlit dengan jaringan sementit yang putih, diikuti zona eutektoid, hanya terdiri dari perlit, dan terakhir adalah zone hypoeutektoid, yang terdiri dari perlit dan ferrit, dimana jumlah ferrit meningkat hingga pusat dicapai (gambar 2.4).Gambar 1.4 Permukaan Baja Setelah Proses Pendinginan [13]Metode ini sering digunakan untuk mengeraskan permukaan baja. Pada metode ini digunakan baja dengan kandungan karbon rendah sekitar 0,10% sampai 0,25%. Pada umumnya karburisasi terjadi pada suhu 900-930C dan permukaan baja dan menghasilkan 0,7-0,9% kandungan karbon pada permukaan baja. Pada proses ini karbon berbaur dengan baja melalui pemanasan dan menjaga kontak antara baja dengan zat berkarbon lain yang dapat berbentuk padat, cair atau gas. Tebal lapisan tergantung pada waktu dan suhu perlakuan panas. Proses yang terjadi adalah membuat kontak antara material yang kaya akan karbon dengan dengan logam yang akan dikeraskan. Atom-atom karbon tertarik dan berpindah dari material yang kaya akan karbon menuju permukaan logam. Karburasi sendiri terdiri dari beragam cara antara lain karburasi padat, karburasi cair dan karburasi gas. [9]Gambar 1.5 Grafik hubungan antara kekerasan dan kandungan karbon pada saat karburisasi(a)Non- alloyed steel (En 32), (b)C-Mn steel (En 201), (c)Ni-Cr steel (En351) [9]1. Karburasi PadatKarburasi padat (pack carburizing) adalah salah satu bentuk karburasi yang telah dikenal sejak lama. Dalam proses ini baja mengalami pemanasan dengan menggunakan 80% batu bara dan 20% BaCO3 sebagai nergy dalam kotak pemanas dan dipanaskan pada suhu 930C dalam kotak pemanas elektrik dengan waktu tertentu tergantung pada kedalaman yang diinginkan.Temperatur yang tinggi pada alat tersebut membantu penyerapa karbon pada lapisan luar. Reaksi yang terjadi :1. Penguraian nergy untuk memberikan gas CO pada permukaan bajaBaCO3 BaO + CO2CO2 + C 2CO2. Karbon monoksida bereaksi dengan permukaan baja2CO + Fe Fe(c) + CO23. Karbon berdifusi ke dalam baja4. CO2 yang terbentuk dalam tahap (i) bereaksi dengan C pada batubaraCO2 + C 2COPada umumnya waktu karburasi bervariasi antara 6 sampai 8 jam dan kedalamannya antara 1-2 mm. Pada proses ini hasilnya bergantung pada kualitas batu bara. Pada proses ini kontrol suhu dan kedalaman lebih kecil daripada karburisasi cair dan gas.1) Kelebihan sistem karburasi ini adalah1. Memerlukan biaya yang kecil2. Sangat mudah dari pada teknik surface hardening yang lain.2) Kekurangannya sistem karburasi ini adalah1. Memakan waktu yang cukup lama2. Merupakan proses hardening yang kotor.Gambar 1.6 Proses Pack Carburizing [14]Gambar 1.7 Penyusunan Benda pada Pelaksanaan [9]2. Karburasi GasKarburasi gas (gas carburizing). Metode ini adalah karburasi yang paling sering digunakan. Proses ini dilakukan pada tabung kimia, pendingin tertutup, atau tungku pemanas dengan pendorong kontinu. Suhu gas untuk karburasi sekitar 870-950 C. Gas tersebut dihasilkan dari cairan (metanol, isopropanol) atau gas hidrokarbon (propana dan metana). Generator gas endotermik digunakan untuk menghasilkan gas endotermik. Senyawa propana atau metana akan terpecah oleh udara pada tabung kimia pada generator endogas untuk membentuk gas penghubung, dimana titik pengembunannya diatur pada +4C dengan rasio gas yang tepat. Komposisi gas tersebut:Nitrogen 40%Hidrogen 40%Karbon monoksida 20%Karbon dioksida 0,3%Metana 0,5%Uap air 0,8%Oksigen sisanyaGas tersebut merupakan gas penghantar dalam proses ini.Tungku pemanas dipenuhi oleh gas tersebut sampai bertahan pada tekanan positif. Keadaan ini akan mencegah infiltrasi udara dari atmosfer. Gas ini juga mencegah oksidasi baja selama pemanasan.Selama karburasi gas, reaksi yang berlangsung adalah:(i) C3H8 2CH4 + C (pemecahan hidrokarbon)(ii) CH4 + Fe Fe(c) +2H2(iii) CH4 + CO2 2CO +2H2(iv) 2CO + Fe Fe(c) + CO2Karburasi terjadi sebagian besar meliputi konversi CO menjadi CO2 pada reaksi (iv). Hidrogen bereaksi dengan CO2 dan meningkatkan konsentrasi CO dengan reaksi:H2 + CO2 CO + H2OOksigen (O2) dihasilkan dari reaksi:2CO 2CO + O22CO + Fe Fe(c) + O2Gambar 1.8 Proses Gas Carburizing [15]Gambar 1.9 Tungku Karburasi Gas [15]Gas digunakan sebagai bahan perantara yang sesuai untuk karburasi yang dilakukan terus menerus. Hal itu akan menghasilkan suatu lapisan yang tebalnya sekitar 1 mm dan memerlukan waktu sekitar 4 jam. Selama karburasi, peralatan dimasukkan ke dalam dapur pemanas yang dipanaskan dengan gas karbon yang sesuai. Kandungan karbon di dalam lapisan komponen dapat dikontrol dengan mengatur komposisi gas untuk karbonasi. Pelaksanaan karbonasi yang memerluakan waktu lama akan menyebabkan terjadi pertumbuahan butir-butir baru, kecuali kalau baja disepuh dengan perantaraan nikel.Peralatan yang dikarbonasi dengan perantaraan perlakuan panas dan menghasilkan butiran-butiran adalah suatu baja yang akan mempunyai lapisan sekitar 0.83% karbon dan intinya sekitar 0.15% karbon. Secara berangsur-angsur butiran akan berpindah dari lapisan luar ke arah inti sekitar 0.5 mm. Suhu perlakuan panas untuk inti akan lebih tinggi daripada suhu untuk lapisan, sehingga pengerjaan lapisan pada inti dilakukan secara terpisah. [9]3. Karburasi CairKarburasi cair (liquid carburizing) menggunakan larutan sianida (CN) pada baja berkarbon rendah yang dipanaskan dengan menggunakan belanga pemanas yang dipanaskan dengan minyak atau gas. Suhunya kira-kira 815-900 C. Proses yang dilakukan dengan kontinu dan otomatis akan memberikan hasil akhir yang baik. Permukaan larutan ditutup dengan grafit atau batu bara untuk mengurangi hilangnya radiasi dan dekomposisi sianida yang berlebihan. Selain sodium dan potassium sianida, larutan yang digunakan juga mengandung sodium dan potassium klorida dan barium klorida yang berperan sebagai aktivator. Reaksi pada larutan garam sianida:BaCl2 + 2Na CN Ba(CN)2 + 2NaClBa(CN)2 + Fe Fe(c) + BaCN2Difusi nitrogen berguna untuk oksidasi sianida (CN) menjadi CNO. Pada karburasi cair, jangka waktu pemanasannya pendek dan perambatan panasnya cepat. Proses ini menghasilkan lapisan karburisasi yang merata, tipis dan jernih (ketebalannya 0,08mm). Akan tetapi, proses ini memerlukan pengawasan dan kehati-hatian untuk mencegah peledakan.Gambar 1.10 Diagram Karburasi [9]Kelebihan :1. Karena cairan mentransfer panas dengan cepat maka karbon yang ditambahkan juga lebih cepat.2. Pengerasan yang dihasilkan lebih merata.Kekurangan :1. Beberapa nitrogen terserap bersama-sama dengan karbon dan menyebabkan pengerasan mendadak.2. Material harus dikeringkan setelah proses ini untuk menghindari korosi, hal tersebut memakan waktu dan biaya. [9]b. NitridingProses nitriding adalah proses pengerasan permukaan pada atmosphere yang mengandung campuran gas ammonia dan dissociated ammonia. Efektivitas dari proses ini tergantung pada formasi nitride dalam baja oleh reaksi nitrogen dengan unsur material. Nitrogen harus diubah menjadi atom-atom karena molekul nitrogen tidak akan bereaksi. Suhu dinaikkan antara 925F-1050F selama 10-72h. Nitrogen yang diserap oleh logam membentuk nitride yang keras yang merata pada permukaan logam.Baja nitriding terjadi karena pengaruh unsur paduan tertentu lebih kuat daripada baja biasa dan lebih mudah perlakuan panasnya. Nitriding adalah proses yang paling efektif untuk baja campuran yang mengandung elemen pembentuk nitrida stabil seperti alumunium, chromium, molybdenum, vanadium, dan tungsten. Logam dipanaskan sampai sekitar 510o C di dalam lingkungan gas amonia selama beberapa waktu.Nitrogen yang diserap oleh logam membentuk nitrida yang keras yang tersebar merata pada permukaan logam. Logam paduan khusus yang dibuat untuk proses ini. Aluminium sebanyak 11,5 %, berkombinasi dengan gas membentuk partikel yang stabil dan keras. Suhu pemanasan berkisar antara 495-565o C. Reaksi yang berlangsung :2NH3 2[N]Fe + 3H2Nitriding diaplikasikan untuk mengeraskan permukaan poros poros baja , selain itu juga diaplikasikan dalam pembuatan ring piston karena dapat meningkatkan ketahanan komponen dengan menunda kerusakan lapisannyaGambar 1.11 Tungku nitriding cair [16]Gambar 1.12 Dapur Nitriding [9]Gambar di atas menggambarkan seperti apa tempat yang dipakai proses nitriding beserta alur kerjanya.Proses nitriding cair ( liquid nitriding ) menggunakan garam sianida cair dan suhunya ditahan didaerah transformasi. Penyerapan nitrogen lebih mudah sedangkan penyerapan karbon lebih sedikit dibandingkan dengan proses cyaniding atau karburasi. Pengerasan dapat mencapai ketebalan 0,03 0,3 mm.Pada proses nitriding terbentuk lapisan permukaan yang sangat keras dengan kekerasan antara 9001100 brinell. Baja nitriding karena pengaruh unsur paduan tertentu lebih kuat dari pada baja biasa dan lebih mudah perlakuan panasnya. Sebaiknya jenis ini dibentuk dan mengalami perlakuan panas sebelum nitriding karena selama nitriding tidak terbentuk kerak. Perlakuan nitriding tidak mempengaruhi struktur dan sifatsifat bagian dalam karena tidak diperlakukan pencelupan. Perlakuan luar tahan korosi, khususnya dalam air, kabut air garam, alakali, minyak kasar atau gas alam. Kelebihannya permukaan material yang diproses nitriding akan lebih tahan terhadap korosi, kemungkinan terjadinya distorsi atau retak kecil sekali sedangkan kekurangannya proses ini memakan biaya yang mahal dan berjalan dengan lambatorsi.Nitriding tidak seperti carburizing, tidak memerlukan quenching untuk mendapatkan kekerasan. Nitriding adalah proses yang paling efektif untuk baja campuran yang mengandung elemen pembentuk nitrida stabil seperti alumunium, chromium, molybdenum, vanadium dan tungsten. Proses ini tidak menghasilkan kerak dan tidak mempengaruhi struktur dan sifat-sifat bagian dalam karena tidak diperlakukan pencelupan. Dari gambar di bawah dapat kita lihat pengaruh dari nitrit.Gambar 1.13 effek Nitriding [17]Kelebihan:1. Mempunyai resistensi fatigue (kelelahan)2. Permukaan material yang diproses nitriding akan lebih tahan terhadap korosi3. Kemungkinan terjadinya distorsi sangat kecil.Kekurangan:1. Prosesnya lambat2. Biayanya sangat mahal. [17]c. BoronizingBoronizing adalah salah satu metode surface hardening baru. Ada dua macam tehnik boronizing, yaitu dengan boronizing padat dan gas. Untuk boronizing padat, komponen ditempatkan di dalam kotak tahan panas dan dicampur dengan butiran atau pasta boron karbida atau senyawa boron lain dengan tambahan katalis pada suhu 900-1000C. Boron berdifusi ke dalam dan membentuk lapisan besi borid (FeB dan Fe2B). Pada permukaan paling luar akan terbentuk lapisan FeB dan pada bagian dalamnya terbentuk fase Fe2B. Lapisan borid sangat keras, kekerasannya dapat mencapai lebih dari 1500 VPN. Lapisan ini memiliki resistansi tinggi, dan digunakan untuk kompenen traktor, cetakan drop forging, dan jig buses. [9]Gambar 1.14 Borron carbide abrasive garade 60 sd 120 [18]Gambar 1.15 Boronized Trimming Wheel for Tobacco Processing [19]Kelebihan :1. Material hasil boronzing sangat keras memiliki resistensi tinggi ,case depth 0.025-0.075 mm2. Wear resistance , biasa digunakan sebagai tool dan die steel3. Memiliki ketahanan korosiKekurangan :1. Waktu prosesnya lama2. Lapisan terluarnya labil dan gampang terkelupas [20]d. CarbonitridingCarbonitriding adalah kombinasi antara gas carburizing dan nitriding. Carbonitriding, sianida kering atau nikarbing adalah suatu proses pengerasan permukaan di mana baja dipanaskan di atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Dapat digunakan gas ammonia atau gas yang akan kaya karbon. Amonia dan gas alami dialirkan mengenai material, material yang dihasilkan adalah kombinasi antara besi karbida (dari karbon) dan besi nitrida (dari nitrogen). Lapisan yang tahan aus mempunyai ketebalan antara 0,08 sampai 0,75 mm. Keuntungan carbonitriding adalah bahwa kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat dimanfaatkan baja yang relatif murah.Carbonitriding diaplikasikan pada : Komponen mesin untuk kendaraan bermotor, antara lain: steering gears, cylinder heads, cylinder liners, valves dan valves quiders, connecting rod-komponen-komponen mesin perkakas termasuk dies, antara lain: cutting tools (high speed steel), rolling tools, drawing tools, dies casting moulds, forging dies, dan lain-lain.Gambar 1.16 Proses Carbonitridin [13]Gambar di bawah ini merupakan contoh material yang telah mengalami proses karbonitriding.Gambar 1.17 Hasil Karbonitriding [19]1. Kelebihan, karena dengan adanya nitrogen maka struktur austenit berubah. Perubahan ini menyebabkan penurunan temperatur dan pendinginan yang lambat.2. Kekurangannya, prosesnya memakan waktu yang lama dibandingkan karburizing [9]e. CyanidingCyaniding adalah proses dimana terjadi absorbsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh permukaan yang keras pada karbon rendah yang sulit dikeraskan. Benda yang dikeraskan dimasukkan ke dalam dapur yang mengandung garam sianida natrium, suhunya sedikit di atas daerah Austenit, lama pemanasan tergantung pada permukaan yang dikeraskan. Benda kemudian dicelupkan ke dalam air untuk mendapatkan permukaan yang keras. Tebal lapisan antara 0.1 mm-0.4mm. Reaksi yang terjadi adalah :2NaCN + O2 2NaCNO2NaCNO + O2 Na2CO3 + CO + 2N2CO CO2 + CKarbon dan nitrogen berdifusi dalam bentuk atom-atom ke dalam logam. Untuk ketebalan 0,13mm-0,35mm, dengan penahanan suhu pada 850o C, dibutuhkan konsentrasi sebagai berikut:NaCN = 30%NaCl = 35%Na2CO3 = 35%Cyaniding biasa diaplikasikan dalam pembuatan baja khusus , salah satu contoh adalah dalam pembuatan austenitic steel yaitu baja yang memiliki struktur mikro berupa austenite pada suhu kamar , hal ini bertujuan untuk memperoleh kekerasan baja yang tinggi.Gambar 1.18 salt cyaniding [22]1. Kelebihan, biaya yang dihabiskan tidak mahal karena baja karbon biasa dapat digunakan.2. Kekurangan, sangat berbahaya karena garam sianida sangat beracun dan berbahaya jika terhirup. [9]f. ChromizingChromizing berbeda dari proses pengerasan yang lain, chromium carbide berdifusi ke dalam logam , mengubah permukaan logam menjadi stainless steel. Stainless steel tersebut mempunyai kekerasan yang tinggi dan koefisien friction (geser) yang rendah. Baja mengandung jumlah nikel yang besar (kira-kira 15 20%) dan 0,1% karbon mempunyai kekuatan dan keuletan yang besar serta sangat baik ketahanannya terhadap korosi ). Chromizing digunakan untuk meningkatkan daya tahan logam terhadap korosi dan daya tahan logam terhadap panas. Proses ini tidak dibatasi hanya pada logam yang terbuat dari besi tetapi juga pada cobalt, nickel, tungsten, dan molybdenum. Proses chromizing mengandung carbon 0.6%. Temperature pada proses ini biasanya berkisar antara 1650F-2000F. [9]Chromizing biasa diaplikasikan pada bagian bagian dalam blok mesin seperti pada piston dan di bagian penggerak pada motor seperti pada chain-kit (gear-set) , hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan komponen tersebut dari keausan akibat beban fatigue (lelah).Gambar 1.19 rantai yang telah di chromizing [23]Kelebihan1. .material hasil proses akan meningkat daya tahan terhadap korosi2. material hasil proses akan meningkat daya tahan terhadap panas3. Proses ini tidak dibatasi hanya pada logam saja4. Memiliki kekerasan yang tinggiKekurangan1. Proses pengeringannya memerlukan waktu yang lama2. Membutuhkan temperature pemanasan yang tinggi agar hasil akhir memiliki permukaan yang halusg. SiliconizingSiliconizing adalah proses pengerasan permukaan dimana silikon berdifusi pada permukaan dasar logam. Silikon ini menghasilkan tebal lapisan antara 0,005-0,1 inci. Pemanasan dilakukan dalam cairan yang mengandung campuran silikon karbida dan gas chlorine hingga suhunya mencapai 1700-1850o F. Campuran cairan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah tank. Bagian yang akan dikeraskan dimasukkan ke dalam sebuah conveyor yang akan melewati tank yang berisi cairan silikon karbida, dan gas chlorine. Tebal lapisan yang terbentuk tergantung pada lamanya pemanasan.[40]Siliconizing biasa di aplikasikan pada steel needle (jarum baja) , hal ini bertujuan untuk melapisi bagian dalam dan bagian luar nya, pada prosesnya dilakukan pencelupan kedalam conveyor yang berisi silicon karbida.Kelebihan1. Memiliki kekerasan yang tinggi2. Tebal lapisan dapat diatur sesuai keinginan, tergantung dari waktu prosesKekurangan1. Silikon ini menghasilkan tebal lapisan antara 0,005-0,1 inci, sehingga akan mengubah dimensi produkGambar 1.20 Siliconizing [24]B. Surface hardening tanpa penambahan zatSurface hardening tanpa penambahan zat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:1. Flame HardeningFlame hardening adalah proses pemanasan permukaan yang menggunakan nyala api oxyacetylene untuk pemanasan permukaan logam. Proses ini hanya dapat dilakukan untuk logam yang mengandung kadar karbon tinggi atau sedang. Dasar penyalaan nyala api sama dengan pengerasan induksi yaitu pemanasan yang cepat disusul dengan pencelupan permukaan tebal lapisan yang mengeras tergantung pada kemampu pengerasan bahan, karena selam pemanasan tidak ada penambahan unsure-unsur lain. Pada alat dipasangkan juga aliran pendingin sehingga setelah suhu yang diinginkan tercapai permukaan langsung disemprot dengan air.Gambar 1.21 Flame hardening [9]Dari Gambar 1.21 di atas diperlihatkan 2 metode yang berbeda dalam proses flame hardening yaitu Progresive Flame Hardening (gbr.atas) dan Progresive Spin Hardening (gbr.bawah). Namun masih ada satu metode lagi yaitu Spot Flame Hardening.Dasar pengerasan nyala adalah sama dengan pengerasan induksi yaitu pemanasan yang cepat disusul dengan pencelupan permukaan tebal lapisan yang mengeras tergantung pada kemampuan pengerasan bahan, karena selama proses pengerasan tidak ada penambahan unsur-unsur lainnya. Pemanasan di lakukan dengan nyala oksiasitelin yang dibiarkan memanasi logam sampai suhu kritis. Pada alat dipasangkan juga aliran pendingin sehingga setelah suhu yang diinginkan tercapai permukaan langsung disemprot dengan air. Bila dikendalikan dengan baik, bagian-bagian dalam tidak terpengaruh. Tebal lapisan yang keras tergantung pada waktu pemanasan dan suhu nyala.Metode yang umum dilaksanakan pada flame hardening adalah:1). Pengerasan stasioner : baik nyala maupun benda yang akan dikeraskan keduanya berada dalam keadaan diam, pengerasan bersifat setempat.2). Pengerasan progresif : Nyala bergerak menuju ke benda yang diam; metode ini berguna untuk mengeraskan bagian yang luas, contohnya gigi dari roda gigi yang besar.3). Pengerasan spinning : Nyala tetap diam sedangkan benda berotasi Metode ini digunakan untuk pengerasan bagian melingkar.4). Pengerasan progresif-spinning : Nyala bergerak pada benda yang berputar. Metode ini digunakan untuk mengeraskan permukaan benda melingkar, contohnya rolling.Proses ini menghasilkan permukaan yang keras dengan inti yang ulet. Benda-benda yang lapisannya besar dapat dikeraskan tanpa memanaskan seluruh benda, tebal lapisan yang dipanaskan dikendalikan dengan baik.1. Kelebihan, menghasilkan permukaan yang keras dengan cepat dengan mencapai ketebalan antara 1/8-1/4 inch.2. Kekurangan, tidak bisa diterapkan pada logam yang tipis, hanya dapat digunakan pada baja yang berkarbon tinggi.[9]Gambar 1.22 Flame Hardening [24]2. Laser and Electron Beam HardeningMetode ini dapat digunakan untuk pengerasan secara selektif terhadap logam yang dapat dikeraskan. Laser dan electron beam mempunyai kegunaan yang sama dengan nyala api pada flame hardening atau induksi pada induction hardening. Metode ini hanya dapat digunakan pada baja dengan kandungan karbon dan logam yang dapat di-quenching. Laser dan electron beam digunakan untuk menaikkan suhu permukaan logam yang akan dikeraskan. Ukuran titik pengerasan elektron ialah sekitar 0,010 hingga 0.015 in2. Sedangkan laser mempunyai ukuran yang lebih besar daripada elektron, tetapi tidak lebih besar dari 0,150 in2Gambar 1.23 Laser Beam Hardenin [22]Gambar 1.24 Contoh Proses Laser Beam Hardening [26]Keuntungan metode diatas yaitu:1. Kita dapat melakukan pengerasan secara selektif , jadi pengerasan hanya diberikan pada bagian bagian yang kita inginkanKedua metode diatas mempunyai kekurangan yang sama, yaitu:1. Biaya peralatan yang mahal2. Tidak dapat digunakan pada logam-logam yang termasuk high alloys. Metode ini terbatas hanya pada plain carbon steels, low alloy steels dan baja. [27]3. Induction HardeningInduction hardening adalah metode yang mirip dengan flame hardening, dengan pengecualian bahwa sumber panasnya adalah sentral listrik di dalam logam oleh sebuah aliran induksi listrik. Yang dapat dikeraskan dengan metode ini adalah konduktor atau semikonduktor. Blok induksi yang berfungsi sebagai kumparan primer transformator ditempatkan di sekeliling benda yang akan dipanaskan. Arus berfrekuensi tinggi yang melewati blok ini akan menimbulkan arus induksi pada permukaan benda. Blok indikator yang mengelilingi permukaan yang dipanaskan dengan saluran air yang berlubang-lubang halus.Gambar 1.25 Induction hardening [9 dan 27]Aplikasi proses induction hardening akhir-akhir ini melalui penggunaan arus induksi dalam industri mengalami kemajuan pesat, termasuk penggunaan arus listrik untuk pencairan logam, pengerasan, dan perlakuan panas lainnya. Seperti pemanasan permukaan untuk penempaan, pemanasan untuk sinter, brazing dan perlakuan jenis. Arus bolak-balik berfrekuensi tinggi berasal dari konverter merkuri, osilator spark atau osilator tabung. Frekuensi pada umumnya tidak melebihi 500.000 Hz. Untuk benda yang tipis digunakan frekuensi yang tinggi, sedangkan untuk benda yang tebal digunakan frekuensi yang rendah. Pemanasan induksi memberikan hasil yang cukup baik pada pengerasan permukaan kurkas dan yang harus tahan aus. Berbeda dengan pengerasan permukaan biasa, disini susunan kimia baja tidak berubah karena pemanasan berlangsung sangat cepat dan pencelupan permukaan tidak berpengaruh pada bagian dalamnya. Pengerasan yang diperoleh melalui pengerasan induksi sama dengan pemanasan biasa dan tergantung pada kadar karbon.Setelah baja dipanaskan sampai suhu yang tepat disemprotkan air sehingga terjadi proses pencelupan.1. Kelebihan, kecepatan untuk memanaskan baja sampai kedalaman 3,2 mm hanya beberapa detik saja, permukaan logam bebas kerak, distorsi minimal, dan bisa digunakan pada material yang tipis.2. Kekurangan, hanya dapat digunakan pada logam yang bersifat konduktor atau yang semikonduktor. [9]2. QuenchingQuenching adalah proses pendinginan secara cepat setelah mengalami pemanasan. Untuk mengilustrasikan sebuah kurva pendinginan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:Gambar 1.26 Typical cooling curve for a small cylinder quenched [13]Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat tiga tingkatan pendinginan, yaitu:1. Vapor-blanket Cooling stageTahap pertama, suhu logam sangat tinggi sehingga medium quenching menguap pada permukaan logam.2. Vapor-transport Cooling StageProses ini dimulai ketika logam didinginkan pada suhu uap air dan film tidak stabil. Permukaan logam basah oleh medium quenching dan titik didih yang tinggi. Tahapan ini merupakan proses pendinginan yang paling cepat.3. Liquid Cooling StageProses ini dimulai ketika suhu permukaan logam mencapai titik didih. Tahapan ini merupakan proses yang paling lambat.Gambar 1.27 Kurva Time Temperature Transformation [28]Laju reaksi, transformasi isotermal ditunjukan dalam diagram TTT. Pada gambar terlihat data waktu untuk reaksi pada baja eutektoid (AISI-SAE1080). Garis yang terdapat di sebelah kiri menyatakan waktu yang diperlukan untuk memulai dengan dekomposisi. Garis yang terdapat disebelah kanannya menyatakan waktu berakhirnya reaksi ( + C ) Garis-garis yang terdapat pada gambar tersebut dinamakan dengan diagram transformasi Isotermal atau diagram T-I. Gambar T-I diperoleh dari : potongan-potongan contoh baja eutektoid yang dipanaskan sampai mencapai suhu austenit dan dibiarkan untuk waktu tertentu agar transformasi ke austenit selesai sepenuhnya. Potongan-potongan sampel kemudian dicelupkan lebih lanjut sampai mencapai suhu ruang. Perubahan ( + C ) tidak terjadi pada contoh yang dibiarkan pada suhu 6200C selama kurang dari satu detik, dan transformasi sempurna menjadi + karbida baru terjadi setelah 10 detik berlalu.Dengan diagram T-I membuktikan bahwa transformasi austenit berlangsung dengan lambat, baik pada suhu tinggi (dekat suhu eutektoid) maupun suhu rendah . Reaksi yang lamban pada suhu tinggi disebabkan karena tidak cukup pendinginan lanjut yang dapat menimbulkan nukliasi ferit dan karbida baru dari austenit semula.[29]Menurut media pendinginnya, quenching dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:1) Quenching airAir adalah media yang paling banyak digunakan untuk quenching, karena biayanya yang murah, dan mudah digunakan serta pendinginannya yang cepat. Air khususnya digunakan pada baja karbon rendah yang memerlukan penurunan temperatur dengan cepat dengan tujuan untuk memperoleh kekerasan dan kekuatan yang baik. Air memberikan pendinginan yang sangat cepat, yang menyebabkan tegangan dalam, distorsi, dan retakan. [29]Gambar 1.28 Quenching dengan Media Air [30]2) Quenching dengan media oliOli sebagai media pendingin lebih lunak jika dibandingkan dengan air. Digunakan pada material yang kritis, antara lain material yang mempunyai bagian tipis atau ujung yang tajam. Karena oli lebih lunak, maka kemungkinan adanya tegangan dalam, distorsi, dan retakan kecil. Oleh karena itu medium olo tidak menghasilkan baja sekeras yang dihasilkan pad medium air. Quenching dengan media air akan efektif jika dipanaskan pada suhu 30-60 derajat Celcius.[29]Gambar 1.29 Grafik quenching dengan media oli [21]3) Quenching dengan media udaraQuenching dengan media udara lebih lambat jika dibandingkan dengan media oli maupun air. Material yang panas ditempatkan pada screen. Kemudian udara didinginkan dengan kecepatan tinggi dialirkan dari bawah melalui screen dan material panas. Udara mendinginkan material panas lebih lambat dari daripada medium air dan oli. Pendinginan yang lambat kemungkinan adanya tegangan dalam dan distorsi. Pendinginan udara pada umumnya digunakan pada baja yang mempunyai kandungan paduan yang tinggi. [9]Gambar 1.30 Quenching media udara [9]Dari proses quenching juga dapat dihasilkan diagram TTT (time, temperature, transformation), seperti pada gambar di bawah ini:Gambar 1.31 Diagram TTT Proses Quenching [32]Diagram tersebut menjelaskan tentang kaitan produk transformasi yang berhubungan dengan waktu dan teperatur. Dari diagram ini jelas bahwa dari dekomposisi austenit dapat diperoleh berbagai variasi struktur pada baja, struktur mungkin terdiri dari 100% perlite kasar, baja bersifat lunak dan ulet, atau martensit penuh, ketika baja bersifat keras dan getas. Karena transformasi baja dapat menghasilkan berbagai sifat maka baja tetap merupakan material konstruksi utama untuk keperluan rekayasa. Adakalanya baja yang akan diproses tidak mempunyai kekerasan yang cukup. Oleh karena itu perlu dilakukan proses hardening. Dengan melakukan hardening maka akan didapatkan sifat kekerasan yang lebih tinggi. Semakin tinggi angka kekerasan maka sifat keuletan akan menjadi rendah dan baja akan menjadi getas. Baja yang demikian tidak cukup baik untuk berbagai pemakaian. Oleh karena itu biasanya atau hampir selalu setelah dilakukan proses pengerasan kemudian segera diikuti dengan tempering [33]Gambar 1.32 Kurva Quenching Dengan Berbagai Media [32]4) Quenching dengan media air garamGambar 1.33 Quenching media air garam [58]Air garam adalah media yang sering digunakan pada proses quenching terutama untuk alat-alat yang terbuat dari baja. Beberapa keuntungan menggunakan air garam sebagai media adalah:a. Suhunya merata pada air garamb. Proses pendinginan merata pada semua bagian logamc. Tidak ada bahaya oksidasi, karburisasi, atau dekarburisasi selama proses pendinginan [29]Gambar 1.34 Beberapa teknik quenching [35]5) Quenching dengan media brineKurva berikutnya berhubungan dengan gulf super-quench oil pada suhu 125 F. Media ini memiliki tahap penguapan yang relatif panjang, dan memasuki tahap mendidih setelah 7 detik, tahap ketiga gulf super-quench oil dicapai setelah 15 detik. [9]Gambar 1.35 Peralatan untuk quenching dengan media brine [36]6) Quenching dengan media solusi air dan oliKurva berikutnya berhubungan dengan gulf super-quench oil pada suhu 125 F. Media ini memiliki tahap penguapan yang relatif panjang, dan memasuki tahap mendidih setelah 7 detik, tahap ketiga gulf super-quench oil dicapai setelah 15 detik. [9]Gambar 1.36 Peralatan quenching dengan media campuran oli dan air [36]7) Cryogenic QuenchCryogenic atau deep freezing bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada austenit yang tertahan selama quenching. Austenit yang ada akan berubah semuanya.[29]Gambar 1.37 Cryogenic Quench [37]8) Polimer QuenchPolimer quench pendinginannnya berada diantara air dan oli, kecepatan pendinginan dapat terpengaruh oleh variasi komponen dalam campuran yang mana tersusun atas air dan glycol polimer. Polimer quench berkemampuan untuk menghasilkan benda kerja dengan tingkat korosi yang rendah dari pada air dan resiko kebakaran yang rendah pada oli. Tapi hasil yang demikian hanya akan diperoleh bila komposisi kimia material quench selalu konstan.Gambar 1.38 Gambar Polimer Quench [38]Sesuai dengan diagram medium pendinginan, urut-urutan media pendingin berdasarkan kemampuan menghasilkan kekrasan tertinggi adalah :1. Air dengan 10% sodium chloride (brine).2. Larutan garam3. Air yang mengalir (disemprotkan dengan tekanan tinggi).4. Oli + air.5. Oli.Untuk keseluruhan penggunaan media quenching di atas dapat kita gambarkan diagram I-Tnya (Gambar 2.36). Kurva pendinginan yang didapatkan melalui media yang berbeda di tengah-tengah stainless steel berdiameter 0,5 inci. Kurva yang menjorok ke kiri adalah solusi air asin 10% pada suhu 75o F. Media quenching ini memiliki tingkat penguapan yang sangat pendek yang berlangsung antara satu detik kemudian jatuh dengan cepat pada tahap mendidih, dimana angka pendinginan bergerak sangat cepat. Dan kemudian masuk ke tahap ketiga saat 10 detik. Dengan melihat kurva pendinginan tap water pada 75o F, tahap penguapan lebih lama jika dibandingkan dengan air asin. Tahap ketiga dicapai sekitar 15 detik. Pada kurva media pendingin air garam dapat diperhatikan bahwa pada kurva tersebut memiliki tahapa penguapan yang sangat lambat. Akan tetapi angka pendinginan selama tahap mendidih tidak bergerak secepat yang terjadi pada air asin atau tap water, dan akan mencapai tahap ketiga setelah 10 detik.Dua kurva selanjutnya berhubungan dengan oli, Garis bertitik adalah Gulf Super-Quench oli pada 125o F dan garis kontinu tipis adalah slow oil. Keduanya menunjukkan tingkat penguapan yang relatif lama. Tahap ketiga dicapai Gulf Super-Quench setelah sekitar 15 detik dan sekitar 22 detik untuk slow oil. Kurva pendinginan terakhir adalah udara tetap pada suhu 82o F tidak pernah keluar dari tahap penguapan dan oleh karenanya menunjukkan angka pendinginan yang sangat lambat. [9]Gambar 1.39 Kurva pendinginan stainless steel diameter 0,5 inci dan panjangnya 2,5 inci [13]Angka pendinginan untuk berbagai macam media dapat dilihat pada tabel di bawah ini :Tabel 1 .3 Angka pendinginan pada specimen stainless steel berdiameter 0,5 inci dan panjangnya 2,5 inci diquench dari 1500o F [39]II. SofteningProses ini merupakan proses heat treatment yang bertujuan untuk melunakkan.Softening dibagi atas beberapa bagian, yaitu:A. AnnealingAnnealing adalah proses heat treatment dimana bahan mengalami pemanasan sampai temperatur yang sesuai dengan jenis anealling yang akan dilakukan kemudian menahannya pada suhu tersebut (holding time) selama satu jam tiap satu inci dengan pendinginan yang perlahan-lahan. Tujuan dari proses ini adalah pelunakkan sehingga baja yang keras dapat dikerjakan melalui proses permesinan atau pengerjaan dingin.Tujuannya adalah:1. Menghilangkan ketidak homogenan struktur2. Memperhalus ukuran butir3. Menghilangkan tegangan sisa4. Menyiapkan struktur baja untuk proses perlakuan panasSebagai contoh pada besi cor, annealing mengakibatkan meningkatnya keuletan dan kadang-kadang pelunakan (berkurangnya kekerasan) dipersamakan dengan keuletan.Anealling dapat dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan perlakuan suhu, fase transformasi dan berdasarkan tempat perlakuannya. Berdasarkan perlakuan suhunya annealing dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, full annealing, partial annealing, dan subcritial annealing. Untuk full annealing, baja dipanaskan di atas suhu kritis (A3) maksimum dan kemudian didinginkan secara lambat. Untuk partial annealing, baja dipanaskan diantara suhu kritis maksimum (A3 or Acm) dan suhu kritis minimum (A1). Sedangkan pada subcritial annealing, baja dipanaskan di bawah suhu kritis (A1), dapat dilihat pada Gambar 2.37 di bawah ini.[9]Gambar 1.40 Klasifikasi annealing berdasarkan suhu pada annealing1. Proses Annealing :Dalam proses annealing, material dipanaskan pada suhu antara 10500 F sampai 13000 F, kemudian didinginkan. Hal tersebut akan menghilangkan tegangan sisa pada material, dan menghilangkan tegangan internal, tetapi tidak semuanya. Proses annealing seringkali digunakan sebagai proses heat treatment lanjutan selama pembuatan material tersebut. Proses annealing dilakukan beberapa kali dengan beberapa proses penarikan. Setelah proses pemotongan kasar dengan mesin, material di-anneal untuk membebaskan tegangan yang diakibatkan oleh pemotongan. Setelah pembebasan tegangan sisa dapat dilanjutkan dengan pemotongan halus yang megakibatkan sedikit tegangan.[9]Gambar 1.41 Diagram Annealing [40]2. Tahap-tahap proses Annealing :a. RecoveryRecovery is a process by which deformed grains can reduce their stored energy by the removal or rearrangment of defects in their crystal structure. Kekurangan ini, dislokasi secara mendasar, dikenalkan oleh deformasi plastis dari material dan bertindak untuk meningkatkan yield strength dari material. Sejak recovery mengurangi the dislocation density proses ini secara normal diikuti dengan reduksi kekuatan material dan meningkat serentak pada keuletan. Sebagai hasil, recovery mempertimbangkan keuntungan atau detrimental tergantung pada the circumstances. Recovery berhubungan dengan proses yang sama dari rekristalisasi dan grain growth. Recovery bersaing dengan rekristalisasi, yang keduanya digerakkan oleh energi yang tersimpan, but is also thought to be a necessary prerequisite for the nucleation of recrystallised grains.b. RekristalisasiRekristalisasi adalah sebuah proses yang mana grains yang cacat digantikan dengan set yang baru dari grain yan tidak cacat yang nucleate dan tumbuh sampai grains yang asli dapai dipakai. Rekristalisasi biasanya diiringi oleh reduksi dalam kekuatan dan kekerasandari logam dan terjadi peningkatan dalam pembuluhnya. Dengan demikian, proses dikenalkan sebagai sebuah langkah pertimbangan dalam pemrosesan logam atau mungkin sebuah ketidak inginan oleh produk dengan langkah pemrosesan yang lain. Penggunaan paling penting dalam industri adalah softening logam secara keras dengan cold work, yang menghilangkan pembuluhnya, dan mengontrol struktur dari grain pada hasil akhir.c. Grain growthGrain Growth mengacu pada peningkatan ukuran dari grain (Crystallities) dalam material pada suhu yang tinggi. Ini terjadi ketika recovery dan rekristalisasi lengkap dan reduksi lebih jauhdalam energi internal hanya dapat dicapai dengan mengurangi total area dari batas grain. Keadaan ini biasanya digunakan dalam metalurgi tapi juga digunakan dalam hubungannya dengan keramik dan mineral.Tahapan-tahapan perubahan material dapat kita lihat dari diagaram fasanya seperti yang terlihat pada Gambar di berikut ini. [9]Gambar 1.42 Diagram Tahap Annealing [41]Gambar 1.43 Proses Annealing 59 [29]Untuk lebih jelasnya, berbagai jenis annealing akan dibahas di bawah ini :a. Full AnnealingTujuan dari annealing adalah untuk memperkecil butir, membuat baja lebih ulet, dan untuk meningkatkan kemmpuan baja untuk dimesin. Prosesnya dapat dilihat pada gambar 2.37 di bawah. Baja terdiri dari butiran kasar yang mengandung 0.2% carbon (hipoeutektoid) dan akan diubah ukurannya menjadi butiran yang halus melalui proses annealing. Aplikasi full annealing pada dunia industry di peruntukkan salah satunya untuk pembuatan plat baja , plat baja yang akan digunakan untuk membuat bagian bagian body mobil harus memiliki keuletan yang tinggi sehingga dapat dilakukan proses permesinan.Ketika baja dipanaskan, tidak akan ada perubahan yang terjadi hingga A1 (lower critical) dilewati. Pada suhu ini perlit akan bertranformasi menjadi butiran austenit oleh reaksi eutektoid tetapi pada suhu ini butiran ferrit yang kasar belum berubah, dan pendinginan pada garis suhu ini tidak akan memperkecil butiran. Dilanjutkan dengan pemanasan dengan suhu berada di antara A1 dan A3 yang mengakibatkan butiran ferrit bertranformasi menjadi austenit. [42]Gambar 1.44 Siklus Annealing Sempurna [43]Kemudian menaikkan suhu untuk hipoeutektoid kira-kira 50o F di atas garis A3. Perubahan ukuran butir hipereutektoid akan terjadi 50o F di atas garis A3. Pemanasan di atas suhu ini akan memperkasar ukuran butir austenitic yang kalau didinginkan akan berubah menjadi daerah perlit yang luas. Mikrostruktur hipereutektoid akan tetap karena butiran lamellar perlite dikelilingi oleh jaringan preutektoid sementit. Karena jaringan sementit mudah rusak dan cenderung menjadi bahan yang lemah, annealing tidak akan pernah berakhir menjadi heat treatment untuk hipereutektoid. Daerah hipoeutectoid dan hipereutectoid dapat dilihat pada gambar 1.41 di bawah ini.Gambar 1.45 Temperatur Annealing dan Spheroidizing [46]b. Partial AnnealingPada proses partial annealing, baja dipanaskan diantara suhu A1 dan A3. Yang diikuti dengan proses pendinginan lambat. Pada umumnya yang dipakai untuk perlakuan ini adalah baja hipereutektoid, yang strukturnya terdiri dari perlit dan sementit halus. Hipoeutektoid juga dipakai untuk proses ini untuk meningkatkan kemampuan di mesin. Tetapi tidak semua jenis baja hipotektoid dapat digunakan untuk proses ini, baja yang mempunyai struktur perlit dan ferrit yang kasar tidak dapat digunakan untuk proses ini. Aplikasi Partial Annealing salahg satunya biasa digunakan juga pada industri plat baja untuk spare part body otomotive [48]Gambar 1.46 Stability zone, partial annealing zone and total annealing zon [44]c. Stress-relief AnnealingStress reliefing adalah proses heat treatment yang digunakan untuk menghilangkan tegangan internal tanpa mengurangi kekuatan suatu material secara signifikan. Proses ini digunakan pada situasi dimana pengawasan dimensional secara ketat diperlukan dalam proses pengelasan, penempaan, pengecoran, dan lain-lain. Pemanasan dilakukan pada suhu dibawah garis kritis minimum (1000-1200o F).(Sumber: William D. Callister. Materials Science And Engineering. halaman 225) [82]Stress-relief Annealing dalam prosesnya biasa digunakan dalam dunia industry , salah satu contoh aplikasinya yaitu untuk menghilangkan tegangan sisa pada komponen setelah mengalami pengelasan , dengan cara menghilangkan tegangan sisa nya.Gambar 1.47 Stress-relief Annealing [45]d. SpherodizingSpheoridzing adalah proses heat treatment yang menghasilkan sebuah struktur yang terdiri dari bola-bola kecil atau spheroid carbide di dalam matriks ferrit. Bahan yang digunakan untuk spherodizing adalah baja karbon tinggi, seperti bantalan peluru. Proses dari spherodizing adalah bila bahannya adalah perlit maka dipanaskan selama 16-24 jam pada suhu eutektoid sedangkan bila bahannya martensit dipanaskan selama 1-2 jam pada suhu yang sama. Tujuan dari spherodizing adalah untuk meningkatkan ketangguhan baja yang rapuh. Pada baja tentunya diperlukan adanya kadar karbida yang tinggi agar daya tahanan arus meningkat. Dengan struktur mikro perlit ketangguhan akan rendah sekali. Dimana aplikasinya digunakan pada alat alat potong, alat alat pahat, roda gigi atau kontruksi mesin yang sering mengalami kontak antara bahan satu dengan bahan lainnya .[9]Gambar 1.48 Struktur mikro Spheroidizid[46]Gambar 1.49 Diagram Spheroidizing, Full Annealing dan Normalizing[47]e. RekristalisasiRekristalisasi dilakukan pada logam yang mengalami pengerjaan dingin. Tujuannya adalah untuk meniadakan pengerasan regangan. Pemanasan sekitar 0,3 Tm sampai 0,6 Tm agar waktu pemanasan wajar ditinjau dari segi produksi. Rekristalisasi berlangsung cepat dalam logam murni dibandingkan dengan paduan. Makin besar deformasi (regangan) makin cepat proses rekristalisasi. Dalam hal ini lembaran baja dan kawat baja jangan diekristalisir pada suhu di atas eutectoid kecuali bila ada usaha khusus untuk pendinginan perlahan-lahan. Bila tidak maka akan terbentuk martensit yang rapuh. [49]Gambar 1.50 Rekristalisasi [49]f. AnilDilakukan pada material gelas untuk menghilangkan tegangan tegangan sisa dan menghindarkan terjadinya retakan panas (benda mula dan benda akhir tidak berubah kekerasannya). Prosedur pelaksanaannya berubah dengan komposisi gelas karena suhu pemanasan harus mendekati suhu transisi gelas agar memungkinkan penurunan tegangan tanpa melampaui titik regangan dimana viskositas = 10 13,5 Pa. Dibawah suhu titik regangan dimana ada peningkatan viskositas sebanyak 30 kali, pendinginan dapat berlangsung dengan epat karena tidak mungkin terjadi tegangan sisa yang baru. Pada proses ini tidak ada perubahan struktur mikro. Aplikasinya untuk softening baja yang terkandung pada mesin-mesin industri. [9]Gambar 1.51 Proses anil [50]B. NormalizingNormalizing dilakukan dengan pemanasan baja di atas suhu kritis bagian atas (A3 atau Acm) yang diikuti dengan pendinginan pada suhu kamar. Tujuan dari normalizing adalah untuk meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja jika dibandingkan dengan full annealing, untuk beberapa pemakaian normalizing bisa saja menjadi akhir dari heat treatment. Oleh karena itu untuk baja hipereutektoid harus dilakukan pemanasan di atas suhu A3 untuk memutuskan jaringan sementit.Gambar 1.52 Normalizing untuk hipoeutectoiddan hipereutectoid steel [46]Normalizing juga digunakan untuk meningkatkan kemampuan baja untuk di mesin, memperhalus butiran, dan meningkatkan homogenitas struktur baja. Gambar 4.38 di bawah ini menunjukkan mikrostruktur baja 0,5 % karbon dari proses normalisasi.Gambar 1.53 Normalized 0.5 % carbon-steel. Proeutectoid ferrite surrounding pearlite area. [13]Pada kondisi annealing baja tersebut mempunyai 62 % perlit dan 38 % proeutektoid ferrit. Pada pendinginan udara baja tersebut akan mempunyai 10 % proeutektoid ferrit, dimana jaringan yang berwarna putih mengelilingi daerah perlit yang gelap. Untuk baja hipereutektoid, normalizing akan mengurangi jaringan proeutektoid sementit. [13]C. TemperingTempering adalah pemanasan kembali antara 100-400 derajat Celcius, yang bertujuan untuk menurunkan kekerasan, pendinginan dilakukan di udara. Dalam proses tempering atom-atom akan berganti menjadi suatu campuran fasa-fasa ferrit dan sementit yang stabil. Melalui tempering kekuatan tarik akan menurun sedang keuletan dan ketangguhan akan meningkat. Untuk proses quenching setelah hardening dilakukan mendadak, sedangkan setelah tempering pendinginan dilakukan dengan udara. Proses pendinginan ini jelas akan berakibat berubahnya struktur logam yang diquench.Tempering dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:a. Tempering suhu rendah (150-300 C)Tujuannya untuk mengurangi tegangan kerut dan kerapuhan baja. Digunakan pada alat kerja yang tak mengalami beban berat seperti alat potong dan mata bor kaca.b. Tempering suhu menengah (300-500 C)Tujuannya menambah keuletan dan sedikit mengurangi kekerasan. Digunakan pada alat kerja yanga mengalami beban berat seperti palu, pahat dan pegas.c. Tempering suhu tinggi (500-650 C)Tujuannya untuk memberikan daya keuletan yang besar dan kekerasannya menjadi lebih rendah. Digunakan pada roda gigi, poros, batang penggerak. [9]Tiga dasar pengerasan untuk perkembangan martensit, tempered martensite, dan bainite adalah conventional hardening and tempering, martempering dan austempering.Gambar 1.54 Tempering [13]1. Conventional Hardening dan TemperingConventional dan Tempering saling berhubungan, perbedaannya adalah bahwa pada Tempering medium quenching lebih terkontrol. Jika sebuah logam dipanaskan pada suhu austenit kemudian didinginkan pada air dingin, perbedaan suhu di pusat dan permukaan akan menyebabkan retakan pada logam dan ada kemungkinan akan terjadi distorsi. [9]2. MartemperingMartempering adalah salah satu solusi untuk untuk mencegah terjadinya distorsi dan retakan. Martempering mirip dengan conventional hardening, kecuali bahwa dalam quenching suhu logam dikurangi hingga 400o F, atau sedikit di atas garis martensit, Ms. Pada saat suhu ini ditahan hingga suhu pada pusat/inti sama dengan suhu pada permukaan, kemudian logam didinginkan pada suhu kamar. Logam dibiarkan dalam medium quenching hingga suhu pad logam sama, kemudian didinginkan pada suhu yang sedang, biasanya di udara. Pendinginan yang merata dapat mencegah terjadinya tegangan sisa. [9]Gambar 1.55 Martempering [46]3. AustemperingProses austempering mengubah austenit menjadi stuktur yang lebih keras yang disebut dengan bainit. Pada austempering, logam didinginkan dalam media garam pada suhu 450-800o F. Pada saat suhu ini dimaksudkan untuk memperoleh struktur logam yang ulet dan keras. Ketika suhu yang konstan dipertahankan untuk beberapa waktu tertentu selama transformasi austenit akan dihasilkan struktur bainit. Tetapi proses ini hanya dapat dilakukan pada logam yang mempunyai kekerasan yang baik seperti, mata pisau dan kawat. Baja yang mengandung karbon 0,6 % sangat mudah untuk diaustemper.[9]Gambar 1.56 Austempering (bainite tempering) [53]Gambar 1.57 Proses pada tempering [42]Untuk lebih singkatnya, dapat dilihat pada Tabel 1.3 Proses tarnsformasi untuk baja berikut. [54]Proses Tujuan Prosedur FasaAnil Pelunakan Pendinginan lambat daridaerah stabil + karbidaCelup Pengerasan Celup yang lebih cepat daripada CRm MartensitCelup Terputus Pengerasan tanpa retak Celup disusul dengan pendinginan lambat dari Ms ke Mf MartensitAustemper Pengerasan tanpapembentukan martensit rapuh Celup disusul dengan transformasi isotermal diatas Ms + karbidaTemper Peningkatan ketangguhan(biasanya denganpelunakan minimal) Pemanasan ulang dari martensit + karbida1.2.3 Jenis Jenis Tungku Pembakaran1. Car bottom furnaceGambar 1.58 Car bottom furnace [60]Tungku jenis ini memiliki dasar yang bergerak (car). Car dapat keluar dari tungku dan dapat dimuat atau dibongkar dengan melalui perbaikan. Metode pemanasan ini dengan memanfaatkan resistensi listrik atau bahan bakar / gas. Car Bottom Furnace cocok untuk sebagian besar operasi berbagai perlakuan panas.2. Bell Type FurnaceGambar 1.59 Bell Type Furnace [60]Tungku jenis ini memiliki lonceng pemanas vertikal yang bergerak dan stasioner. Metode pemanasan dengan resistensi listrik atau bahan bakar / gas.Tungku jenis Bell ini cocok untuk anil strip yang digulung dan perawatan panas lainnya termasuk operasi di atmosfer terkendali3. Vertical Pit FurnaceGambar 1.60 Vertical Pit Furnace [60]Tungku jenis ini digunakan untuk perbaikan panas poros seperti bagian (generator rotor, rotor turbin uap) yang dimuat secara vertikal melalui bagian atas tungku.Metode pemanasan ini dengan resistensi listrik atau bahan bakar / gas.4. Belt FurnaceGambar 1.61 Belt Furnace [60]Tungku jenis ini memiliki mesh conveyor belt yang bergerak melalui tabung panjang seperti tungku. Metode pemanasanya dengan listrik (resistansi atau induksi) atau bahan bakar / gas. Tungku Belt cocok untuk perlakuan panas bagian-bagian yang elative kecil.5. Roller FurnaceGambar 1.62 Roller Furnace [60]Tungku jenis ini telah rol baja tahan panas memindahkan bagian melalui tabung panjang seperti tungku. Metode pemanasan mungkin baik listrik atau bahan bakar / gas. Tungku Roller cocok untuk perlakuan panas lembaran, tabung dan bagian panjang lainnya.6. Pusher FurnaceGambar 1.63 Pusher Furnace [60]Tungku jenis ini memiliki pendorong yang terletak di ujung tungku dan memindahkan bagian-bagian melalui tungku. Metode pemanasan ini dengan listrik atau bahan bakar / gas. Tungku Pendorong umumnya digunakan untuk pemanasan suatubagian sebelum deformasi panas.7. Continuous strip annealing furnaceGambar 1.64 Continuous strip annealing furnace [60]Strip Coled berguling di daerah uncoiled melewati tabung panjang seperti tungku yang dilingkarkan dengan atmospere terkendali (umumnya campuran dari Hidrogen dan Nitrogen) mencegah oksidasi dari permukaan bajaMetode pemanasan ini dengan listrik atau bahan bakar / gas.[9]1.2.4 Aplikasi Heat TreatmentDalam proses pembuatan velg mobil yang menggunakan bahan utama paduan aluminium silikon (aluminium silicon alloy) AI-7Si atau A356.0, produk hasil cetakan (as-cast) tidak dapat dipakai langsung karena sifat mekaniknya masih rendah. Untuk meningkatkan sifat mekanik sesuai kebutuhan dilakukan proses heat treatment T6 yang meliputi : solution heat treatment,quenching dan aging. Dari ketiga rangkaian proses heat treatment tersebut saling berhubungan untuk menentukan hasil akhir terhadap sifat mekanik yang akan dihasilkan. Solution treatment berfungsi untuk melarutkan elemen-elemen penguat kedalam matrik a-aluminium sehingga akan terjadi penguatan. Temperatur solution (Ts) yang dipakai adalah 540C, 550 C, 560C dan holding time (ts) 4, 5 dan 6 jam.Artificial Aging merupakan proses pengerasan presipitasi dengan cara memanaskan kembali material diatas temperatur kamar yang masih berada dibawah garis solvus dan dibiarkan pada temperatur tersebut sehingga membentuk presipitasi yang halus dan mempunyai formasi yang koheren dengan matrik larutan a-aluminium. Temperatur aging (TaJ yang dipakai adalah 150C, 160 C, 170C dan holding time (taJ 2.5, 3.5, dan 4.5jam. [55