15313050_kel.18_Lampung_tugas6

download 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

of 6

Transcript of 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    1/13

    POTENSI SUMBERDAYA LAUT PROVINSI LAMPUNG

    OSEANOGRAFI LINGKUNGAN (OS-3001)

    TUGAS MINGGU 6

    Disusun Oleh:

    Althof Naufal (12913033)

    Eva Fatonah Yunus (15313050)

    Della Valentina H. (10514026)

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2016

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    2/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Lingkungan laut merupakan salah satu sumber daya alam yang besar di bumi yang

    mengandung berbagai hal-hal yang besar dimana dapat dimanfaatkan manusia untuk

    dikumpulkan, dipanen, dan ditambang. Hal ini meliputi makanan yang bersumber dari laut,

     berbagai mineral, dan produk minyak bumi dari berbagai sumber. Jumlah rupiah dalam

    sumber daya yang diambil dari laut adalah ratusan miliar per tahun, namun kita bahkan

     belum mulai memanfaatkan beberapa sumber daya yang ada di lautan. Sejak awal peradaban,

    laut telah digunakan dalam tiga cara utama: untuk transportasi, untuk kekuatan militer, dan

    sebagai sumber makanan. Sejak revolusi industri, dasar ini telah diperluas dan sekarang

    termasuk minyak bumi, mineral, dan energi.

    Sumber daya kelautan adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup yang luas yang

    mencakup kehidupan laut (flora dan fauna, mulai dari organisme mikroskopis hingga paus

     pembunuh, dan habitat laut) mulai dari perairan dalam hingga ke daerah pasang surut di

     pantai dataran tinggi dan daerah muara yang luas. Berbagai orang memanfaatkan dan

     berinteraksi dengan lingkungan laut mulai dari pelaut, nelayan komersial, pemanen kerang,

    ilmuwan, dll. Dan digunakan untuk berbagai kegiatan baik rekreasi, penelitian, industri, dan

    kegitan lain yang bersifat komersial

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    3/13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 

    Gambaran Umum Provinsi Lampung

    Secara geografis, Propinsi Lampung terletak pada posisi 3o 45' LS - 6o 45' LS dan 103o 

    40' BT - 105o  50' BT. Luas Propinsi Lampung meliputi areal dataran sekitar 35.376 km 2 

    termasuk pulau-pulau. Lampung terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara Pulau

    Sumatera, yang berbatasan dengan :

    a)  Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Bengkulu,

     b) 

    Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda,

    c)  Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa,

    d)  Sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia

    Gambar 1. Letak Geografis Provinsi Lampung

    Keadaan alam daerah Lampung yaitu sebelah barat dan selatan di sepanjang pantai

    merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur pegunungan Bukit

    Barisan. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah, sedangkan ke dekat pantai di sebelah

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    4/13

    timur di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara merupakan daerah rawa-rawa perairan yang

    luas. Daerah Lampung dapat dibagi dalam 5 unit topografi, yaitu:

      Daerah topografis berbukit sampai bergunung;

      Daerah topografis berombak sampai bergelombang;

      Daerah dataran alluvial;

      Daerah rawa dataran pasang surut; dan

      Daerah river basi

    Panjang garis pantai Lampung lebih kurang 1.105 km (termasuk beberapa pulau),

    memiliki sekitar 69 buah pulau. Wilayah pesisirnya dapat dibagi atas 4 wilayah, yaitu PantaiBarat (210 km), Teluk Semangka (200 km), Teluk Lampung dan Selat Sunda (160 km), dan

    Pantai Timur (270 km). Masing-masing wilayah tersebut memiliki potensi fisik/ruang, sosial

    ekonomi, dan lingkungan ekosistem yang berbeda. Potensi pesisir dan lautan yang dapat

    dijumpai adalah perikanan tangkap, tambak, kerang mutiara, rumput laut, perhubungan,

     pariwisata, terumbu karang, mangrove, industri, pemukiman penduduk pesisir, dan hankam.

    Lampung merupakan daerah beriklim tropis-humid dengan angin laut lembah yang bertiup

    dari Samudera Indonesia dengan dua musim angin setiap tahunnya, yaitu:

      Bulan November sampai Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut; yang

    menyebabkan musim hujan.

      Bulan April sampai Oktober angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara; yang

    menyebabkan musim kemarau.

    Kecepatan angin rata-rata mencapai 5,83 km/jam. Temperatur rata-rata berkisar antara

    26oC - 28oC. Temperatur maksimum 33oC, dan temperatur minimum 20oC. Secara

    administratif, Propinsi Lampung dibagi dalam 10 Daerah Kabupaten/Kota, meliputi 82

    kecamatan. Kesepuluh Daerah Kabupaten/Kota tersebut adalah Kabupaten Lampung Barat,

    Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan, Kotamadya Bandar Lampung,

    Kabupaten Lampung Timur, Kotamadya Metro, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten

    Tulang Bawang, Kabupaten Way Kanan, dan Kabupaten Lampung Utara. Enam Daerah

    Kabupaten/Kota memiliki wilayah pantai dan 4 (empat) Daerah Kabupaten/Kota tidak

    memiliki wilayah pantai. Sedangkan dari 82 kecamatan tersebut, 21 kecamatan (26%)

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    5/13

    memiliki wilayah pantai. Propinsi Lampung memiliki sekitar 184 desa pantai dari total 2008

    desa (BPS, 1998).

    2.2 Sumber Daya Laut Provinsi Lampung

    1. 

    Potensi Pangan/Perikanan di Lampung

    Lampung memiliki potensi perikanan yang cukup besar, dimana perairan laut Lampung

    dibagi menjadi tiwa wilayah yaitu Pantai Timur (Laut Jawa), Selat sunda (Teluk Lampung

    dan Teluk Semangka ), dan Pantai Barat. Potensi ikan di perairan barat, sebesar 85,379 ton

     per tahun untuk areal penangkapan sampai 30 mil, sedangkan sampai areal ZEE sebesar

    97,845 ton per tahun, jadi potensi ikan tangkap di pantai barat sebesar 182,864 ton per tahun.

    Pada perairan pantai timur, potensinya sebesar 11,800 ton per tahun dengan didominasi oleh

     jenis ikan demesal, sedangkan potensi ikan tangkap di Selat Sunda sebesar 97,752 ton per

    tahun dengan di dominasi oleh jenis ikan karang.

      Perikanan Tangkap

    Perikanan tangkap merupakan kegiatan ekonomi penting bagi Propinsi Lampung karena

    kontribusinya dalam penyediaan pangan yang berasal dari laut seperti berbagai jenis ikan,

    udang, cumi, kerang-kerangan, dan hewan lunak lainnya. Produksi perikanan laut pada tahun

    1997 yang didaratkan di Teluk Lampung sekitar 51.000 ton, di Pantai Timur sekitar 43.000

    ton dan di Pantai Barat sekitar 10.000 ton. Selain menghasilkan pangan, perikanan tangkap

     juga menghasilkan ikan-ikan hias yang harganya relatif lebih mahal dari ikan konsumsi.

    Kegiatan perikanan tangkap ini melibatkan sekitar 55 ribu Rumah Tangga Nelayan

    (RTN) dan menyediakan kesempatan kerja bagi kelompok orang lainnya yang bekerja dalam

    kegiatan penanganan, pengolahan, dan pendistribusian atau perdagangan produk laut yang

    dihasilkan nelayan-nelayan tersebut. Sebagian produk perikanan (seperti tuna, cakalang,

    udang, lobster, ikan karang, ikan hias, rumput laut, dan beberapa jenis lainnya) adalah

    komoditi ekspor, sehingga kegiatan ini semakin penting sebagai sumber penghasil devisa

     pada saat Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi. Budidaya ikan kerapu dan ikan karang

    lainnya belum diusahakan secara optimal, sehingga peluang pengembangannya masih

    terbuka. Pilot proyek budidaya Kerapu Bebek dan Kerapu Macan sedang dilakukan antara

    Dinas Perikanan, Bappeda, Balai Budidaya Laut dan swasta di Tanjung Putus. Namun masih

    terdapat kendala teknologi yang cukup besar. Propinsi Lampung memiliki 1,3 juta ha

    kawasan hutan, seluas 422.500 ha (12,8%) telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    6/13

      Terumbu Karang

    Kebanyakan terumbu karang di Lampung adalah dari jenis “ fringing reefs”, dengan

    luasan relatif 20 - 60 meter. Pertumbuhan karang berhenti pada kedalaman 10 - 17 meter. Di

     bawah kedalaman itu terdapat lumpur atau hamparan pasir. Sejumlah terumbu karang tipe

    “ patch reefs”  tumbuh dengan baik, dan dapat dijumpai di sepanjang sisi barat Teluk

    Lampung. Pendataan awal menunjukkan terdapat sekitar 213 jenis karang keras yang berbeda

    di Selat Sunda (Kepulauan Krakatau, Teluk Lampung, Kalianda, Pulau-pulau di pesisir barat

    Pulau Jawa). Hal ini cukup sesuai bila dibandingkan dengan sekitar 139 jenis yang ditemukan

    di Kepulauan Seribu. Terumbu Karang di Kepulauan Krakatau menunjukkan total 113 jenis

    karang besar, sekalipun keanekaragaman jenis rata-rata per lokasi agak rendah (yakni 48,6 ±

    9.2). Hasil survei memperlihatkan bahwa hampir di semua lokasi, kecuali Teluk Lampung,

    terumbu karang memiliki penutupan karang batu yang rendah (0 - 10%). Khusus untuk

    kawasan Teluk Lampung, penutupannya cukup besar yaitu mencapai 75% (CRMP, 1998)

    Terumbu karang, terutama di Teluk Lampung, merupakan aset sumberdaya alam pesisir

    yang mampu menopang kelestarian perikanan serta jasa lingkungan, baik keindahannya

    maupun fungsi perlindungan pantainya, merupakan kekuatan yang spesifik untuk menunjang

     perekonomian di propinsi ini. Hasil survei (CRMP, 1998) menunjukkan bahwa potensi

    terumbu karang sebagai obyek wisata dan habitat ikan masih cukup besar, dengan penutupan

    lebih dari 50% di kawasan Teluk Lampung. Walaupun demikian, di beberapa lokasi

    menunjukkan penutupan karang yang sangat rendah, seperti di luar kawasan Teluk/gugus

    Krakatau yang kurang dari 10%.

    Penangkapan ikan di laut merupakan kegiatan ekonomi yang penting untuk propinsi ini,

    karena kontribusinya dalam penyediaan protein hewani. Produksi perikanan laut yang

    didaratkan di Teluk Lampung sekitar 51.000 ton/tahun, di Pantai Timur sekitar 43.000

    ton/tahun, dan di Pantai Barat sekitar 10.000 ton/tahun.

      Kerang mutiara

    Pemeliharaan kerang mutiara membutuhkan air tenang dan berkualitas tinggi. Sebagian

    kawasan laut di Teluk Lampung dan sekitarnya (lebih dari 5.000 hektare) telah dialokasikan

    sebagai kawasan usaha dua perusahaan pemelihara kerang mutiara, yaitu PT. Hikari dan PT.

    Kyoko Shinju. Luasan tersebut adalah 10% dari 50.000 hektare perairan Indonesia yang

    dianggap cocok untuk budidaya kerang mutiara raksasa Pinctada maximus. Kedua

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    7/13

     perusahaan tersebut menghasilkan kerang mutiara masing-masing 140.000 dan 400.000 buah

     per tahun. Kerang mutiara digantung pada tali-tali di dalam air dalam kawasan yang diberi

    tanda-tanda pembatas, seperti tali-tali dan pelampung tanda yang dibuat agar jelas terlihat.

    Pembatas ini menunjukkan bahwa nelayan tidak diperkenankan untuk menangkap ikan di

    dalam kawasan budidaya. Karena itu, kawasan budidaya ini berperan juga sebagai ëkawasan

    lindungí di mana ikan dan habitatnya atau terumbu karang yang ada di dalamnya dapat

    terlindungi dari ancaman kerusakan.

      Udang

    Kualitas air di pesisir timur Propinsi Lampung sangat cocok untuk budidaya udang. Air

    yang bebas dari bahan polusi dan banyak mengandung plankton, yaitu tumbuh- tumbuhan

    dan hewan-hewan renik, dibutuhkan oleh udang-udang yang berada di dalam tambak. Usaha

     pertambakan udang dilaksanakan di setiap kabupaten pesisir di Propinsi Lampung, kecuali di

    Lampung Barat yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia karena pantainya

    memiliki ombak yang sangat besar (Wilayah tambak dijelaskan di Peta Penggunaan Lahan

    Pesisir Lampung).

    Di Kabupaten Lampung Timur, tepatnya sebelah selatan Taman Nasional Way Kambas,

    kawasan pesisir sepanjang garis pantai mulai dari Tanjung Penet hingga Ketapang sudahdiubah seluruhnya dari rawa-rawa dan hutan mangrove menjadi lahan pertanian padi dan

    sekarang menjadi tambak udang windu yang sebagian besar dalam bentuk tambak tradisional

    (cara budidaya sederhana dan modal terbatas), sisanya adalah tambak semi-intensif dan

    intensif (cara budidaya lebih kompleks dan kebutuhan modal lebih besar). Konversi lahan

    diawali dari pinggir pantai, kemudian dilanjutkan semakin lebar ke arah daratan. Di sekitar

    Sungai Pisang lebar kawasan pertambakan ini mencapai 5 kilometer ke arah daratan. Saat ini

     jumlah luas areal pertambakan dari Tanjung Penet ke Ketapang mencapai sekitar 12.000

    hektare (CRMP, 1998). Tambak jenis semi-intensif dan intensif dicirikan dengan adanya

    tambahan pakan buatan dan kincir-kincir air yang digerakan oleh tenaga listrik atau solar.

    Kincir-kincir air tersebut berfungsi untuk menambah kandungan oksigen terlarut yang

     berguna untuk P 58 atlas sumberdaya wilayah pesisir lampung meningkatkan jumlah

    makanan alami udang, yaitu fitoplankton. Lama pemeliharaan untuk satu kali panen adalah

    sekitar 120 hari. Udang windu yang dihasilkan bisa dibeli oleh pedagang di sepanjang jalan

    dari Labuhan Maringgai hingga Jabung, atau sebagian di antaranya diangkut ke cold storage

    dengan tujuan ekspor. Selain itu benih udang untuk hampir semua tambak di Lampung

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    8/13

    diperoleh dari salah satu dari 90 unit pembenihan (hatchery) yang ada di Kalianda. Selain itu,

     benih udang ada juga yang didapatkan dari Aceh, dan Kalimantan Timur, sedangkan sumber

    nauplii berasal dari Jawa. Sedangkan pakan udang untuk tambak semi-intensif dan intensif

    hampir 40% didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat pada Peta

    Ketersediaan Sumberdaya Udang.

    2.  Potensi Pariwisata di Lampung

    Pesisir Lampung masih menyimpan potensi besar dalam pariwisata pantai yang ditunjang

    oleh letaknya yang dekat dengan pusat kota. Sumber daya alam berupa pariwisata pantai yang

     besar ini sayangnya belum dikelola secara optimal dan pengelolaan yang ada sekarang belum

    memperhatikan aspek keberlanjutan.

    Pantai yang indah dengan lumba-lumbanya dan pasir putih (di Teluk Kiluan) serta

    gelombang yang sangat besar hampir di sepanjarg Pantai Barat, merupakan daya tarik

    tersendiri bagi pengembangan pariwisata di masa datang. Di Teluk Kiluan ini terdapat sebuah

     pulau yang didalamnya sering digunakan sebagai rumah singgah bagi pengunjung yang ingin

    menikmati keindahan teluk dan menikmati suasana pantai pasir putih. Kawasan ini termasuk

    ekowisata bangunan yang berada didalamnya pun bukan bangunan permanen sehingga masih

    terlihat alami. Potensi pariwisata tersebut dikaitkan dengan keindahan 69 pulau-pulau kecil

    serta cagar alam lautnya (Krakatau dan TNBBS) merupakan daya tarik yang kuat bagi

    wisatawan untuk berkunjung ke propinsi ini.

    Wisatawan yang datang pasti akan melakukan snorkeling di pantai Pulau Tanjung Putus

    di Lampung. Terumbu karang di lokasi ini masih asri. Pulau ini memiliki keindahan di

     permukaan dan bawah laut. Pulau yang menurut cerita masyarakat merupakan daratan yang

     berbentuk tanjung yang menyatu dengan Pulau Sumatera yang kemudian terpisah karena

    abrasi kini menjadi salah satu tujuan wajib pecinta dunia bawah laut. Di dermaga Tanjung

    Putus terdapat ratusan aneka ikan hias akan menghampiri dan langsung menggoda siapapun

    yang datang.Ini bisa terjadi karena visibilitas air di kawasan ini masih amat terjaga. Air

     begitu jernih, benar-benar membuat siapapun yang datang terpesona dengan keindahan yang

    dihadirkan.

    Sejumlah ikan hias yang bisa dilihat wisatawan saat menyelam dan melakukan

    snorkeling, termasuk ikan badut (nemo/ikan badut anemon- Amphiprion ocellaris/ Amphyprion

     percula) dan anemon ungu ( Heteractis magnifica)  yang berkeliaran atau bersembunyi disekitar terumbu karang. Selain itu, pada beberapa spot lokasi berenang dan snorkeling juga

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    9/13

    dipenuhi ubur-ubur jeli ( jellyfish) yang berukuran kecil dan kerap menempel di badan

    sehingga menimbulkan rasa gatal. Ubur-ubur jeli itu pun terdapat sangat banyak dan bisa

    dilihat saat snorkeling di Pulau Kelagian, Pahawang Lunik (Kecil) maupun Pahawang Besar.

    Tapi paling banyak populasinya di sekitar Pulau Kelagian.

    Snorkeling (selam permukaan) atau selam dangkal (skin diving) merupakan kegiatan

     berenang atau menyelam dengan mengenakan peralatan berupa masker selam dan snorkel

    yang dapat dinikmati selama berkunjung di Pulau Pahawang dan sekitarnya. Di Pulau

    Pahawang Kecil terdapat satu jembatan alami yang disebut dengan Tanjung Putus. Tanjung

    Putus menghubungkan antara Pulau Tanjung Putus dengan Pulau Pahawang Kecil. Tanjung

    Putus hanya dapat terlihat saat air laut surut, sementara saat pasang akan terendam air.

    Kawasan Tanjung Putus juga merupakan salah satu spot menyelam favorit bagi para

     pengunjung.

    Pulau Pahawang Kecil dapat ditempuh kurang lebih sekitar sepuluh menit dari Pulau

    Pahawang Besar. Kebanyakan para pengunjung menginap di penginapan Pulau Pahawang

    Besar karena di pulau tersebutlah sebagian besar penduduk setempat tinggal. Disarankan,

    sebaiknya membawa makanan dan minuman bila akan berkunjung ke pulau ini untuk bekal

    selama di perjalanan.

    Perjalanan menuju ke Pulau Pahawang bisa ditempuh dengan menyeberang terlebih dulu

    melalui Dermaga Ketapang, dengan perjalanan sekitar satu jam kurang, akan tiba di Pulau

    Pahawang. Luas Pulau Pahawang sekitar 1. 084 hektare. Pengunjung bisa menyisiri semua

    garis pantai pulau ini dengan menyewa perahu, untuk menyaksikan sisi pulau yang terdapat

    deretan pohon nyiur yang banyak serta rapat-rapat. Pada bagian lain di pulau ini terdapat

    rimba dengan pohon besar di bibir pantainya, dengan sedikit pasir di pantainya tetapi benar-

     benar rimbun pohon-pohon. Air lautnya berwarna biru jernih, terlihat kontras dengan warna

    hijau dari pohon-pohon sekitarnya.

    Pulau Pahawang mempunyai enam dusun, yakni Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan,

    Kelompok, Pahawang dan Cukuhnyai dengan penghuni sebanyak 1. 533 jiwa. Di sekitar

    Pulau Pahawang terdapat banyak pulau, seperti Pulau Pahawang Kecil, Pulau Gosong, Pulau

    Kelagian, serta Pulau Pahawang Besar. Di sini terdapat banyak "spot snorkeling", termasuk

    di antaranya spot kapal nelayan yang karam yang telah menjadi tempat persembunyian ikan

    serta hewan laut lain. Keragaman biota dan keindahan bawah laut di pulau ini, menjaditerlihat makin cantik dengan berbagai macam karang, ikan, serta tumbuhan laut di dasar

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    10/13

     pantainya. Tak jauh dari pulau ini, pengunjung bisa meneruskan penjelajahan dengan

     berlayar ke Tanjung Putus serta Pulau Kelagian. Di Tanjung Putus terdapat Pulau Gosong,

     pulau yang cuma terbagi dalam pasir putih. Di sekitarnya, terdapat air laut yang jernih

     berwarna hijau toska, tidak terlampau dalam, seperti kolam renang pribadi tidak berbatas

    yang dibingkai deretan bukit serta pulau dari kejauhan.

    3.  Potensi Energi Laut di Lampung

    Potensi energi yang terdapat di laut sangatlah besar. 2/3 luas permukaan bumi adalah

    lautan, dan dari seluruhnya memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan energi.

    Banyak negara-negara maju yang telah mulai mengembangkan dengan serius potensi energi

    dari laut seperti Jepang, Amerika, Inggris, dll. Energi laut mulai dilirik ketika dunia

    disadarkan oleh penggunaan energi fosil yang hanya sementara dan tidak ramah lingkungan.

    Energi laut mempunyai beberapa keunggulan yaitu besarnya energi yang dihasilkan, ramah

    lingkungan, dan menghasilkan energi secara terus-menerus. Negara yang sangat berpotensi

    mengembangkan energi laut adalah negara kepulauan yang relatif mempunyai perairan yang

    luas, salah satunya yaitu Indonesia.

    Laut dengan segala kekuatannya, menyimpan potensi sumber energi yang sangat besar.

    Secara umum potensi energi yang dapat diambil dari laut dapat dibagi menjadi tiga yaitu

    energi ombak, energi pasang surut dan energi panas laut. Prinsip sederhana dari pemanfaatanketiga bentuk energi itu adalah memakai energi kinetik untuk memutar turbin yang

    selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. Energi kinetik dari

     pergerakan air laut baik gelombang maupun arus laut dan energi potensial dari perbedaan

    suhu permukaan laut itu semua merupakan potensi sumber energi yang dimiliki oleh laut

    secara umum.

    Sebagai negara kepulauan yang besar, laut Indonesia menyediakan sumber energi

    alternatif yang melimpah. Sumber energi itu meliputi sumber energi yang terbarukan dan tak

    terbarukan. Di Lampung sendiri terdapat berbagai potensi energy terbarukan yang

    memungkinkan untuk digunakan, karena daerah Lampung merupakan daerah paling selatan

    dari Pulau Sumatra dan terdekat dengan Pulau Jawa. Berdasarkan letak ini, daerah Lampung

     berada pada kondisi yang memungkinkan untuk di berdayakannya energy ini. Namun

     penelitian lebih lanjut terkait dengan energy terbarukan di Lampung ini sangatlah

    diperlukan. Berikut ini adalah beberapa tiper energy dari laut yang bisa di gunakan untuk

    kedepannya.

    a.  Energi tak Terbarukan

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    11/13

    Sumber energi yang tak terbarukan yang berasal dari laut dalam di wilayah

    Indonesia adalah methane hydrate. Methane hydrate adalah senyawa padat campuran

    antara gas metan dan air yang terbentuk di laut dalam akibat adanya tekanan

    hidrostatik yang besar dan suhu yang relatif rendah dan konstan di kedalaman lebih

    dari 1.000 meter.

     b. 

    Energi Terbarukan

    Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk

    mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling

    umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara

    alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan bakar nuklir dan

    fosil tidak termasuk di dalamnya.

    c. 

    Energi gelombang

    Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan

    turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara

    keluar dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun, udara

     bertiup dari luar ke dalam ruang generator dan memutar turbin kembali.

    d.  Energi yang timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut

    (Ocean Thermal Energi Conversion/OTEC)

    Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan

    memanfaatkan perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut kita

    akan merasakan bahwa semakin kita menyelam suhu laut akan semakin rendah

    (dingin). Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari

    memanasi permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin.

    Itulah sebabnya penyelam menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam. Baju

    tersebut akan menjaga agar suhu tubuh mereka tetap hangat. Pembangkit listrik bisa

    dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu untuk menghasilkan energi.

    Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya 380 fahrenheit antara suhu

     permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan ini. Cara ini dinamakan Ocean 

    Thermal Energi Conversion  atau OTEC. Cara ini telah digunakan di Jepang dan

    Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.

    e.  Energi akibat pasang surut

    Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika

     pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika

    air surut, air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    12/13

     bekerja optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan

     perbedaan kira-kira 16 kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut. Hanya

    ada beberapa tempat yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit listrik telah

     beroperasi menggunakan sistem ini. Sebuah pembangkit listrik di Prancis sudah

     beroperasi dan mencukupi kebutuhan listrik untuk 240.000 rumah.

    f. 

    Energi arus laut.

    Dari keempat energi ini hanya energi gelombang yang tidak dapat diprediksi

    kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan energi gelombang sangat bergantung

     pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan tinggi pasang surut serta energi arus

    laut dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat di atas kertas

  • 8/19/2019 15313050_kel.18_Lampung_tugas6

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    BAPPEDA. 1998. Potensi Wilayah Pesisir Pantai dan Kelautan Propinsi Lampung. Bandar

    Lampung

    CRMP. 1998. Profil Perikanan Tangkap Propinsi Lampung. Technical Report CRMP

    Lampung. Bandar Lampung.

    http://dokumen.tips/documents/sumber-daya-laut.html ( diakses pada tanggal 9 Maret 2016)

    http://m.antaranews.com/berita/516135/snorkeling-di-pulau-pahawang-lampung ( diakses

     pada tanggal 9 Maret 2016)

    https://rmportal.net/library/content/nric/305.pdf/at_download/file 

    ( diakses pada tanggal 9

    Maret 2016) 

    http://www.gurupendidikan.com/pengertian-arus-laut-dan-jenis-arus-laut-terlengkap/ (

    diakses pada tanggal 9 Maret 2016)

    http://www.lampungprov.go.id/halaman-12-sumber-daya-alam ( diakses pada tanggal 9

    Maret 2016)

    https://www.academia.edu/3549345/pemanfaatan_potensi_energi_laut_di_indonesia ( diakses

     pada tanggal 9 Maret 2016)

    http://dokumen.tips/documents/sumber-daya-laut.htmlhttp://m.antaranews.com/berita/516135/snorkeling-di-pulau-pahawang-lampunghttps://rmportal.net/library/content/nric/305.pdf/at_download/filehttps://rmportal.net/library/content/nric/305.pdf/at_download/filehttp://www.gurupendidikan.com/pengertian-arus-laut-dan-jenis-arus-laut-terlengkap/http://www.lampungprov.go.id/halaman-12-sumber-daya-alamhttps://www.academia.edu/3549345/pemanfaatan_potensi_energi_laut_di_indonesiahttps://www.academia.edu/3549345/pemanfaatan_potensi_energi_laut_di_indonesiahttp://www.lampungprov.go.id/halaman-12-sumber-daya-alamhttp://www.gurupendidikan.com/pengertian-arus-laut-dan-jenis-arus-laut-terlengkap/https://rmportal.net/library/content/nric/305.pdf/at_download/filehttp://m.antaranews.com/berita/516135/snorkeling-di-pulau-pahawang-lampunghttp://dokumen.tips/documents/sumber-daya-laut.html