152064582-99980083-Skripsi-Jaringan-Komputer
-
Upload
marsha-bradley -
Category
Documents
-
view
172 -
download
10
description
Transcript of 152064582-99980083-Skripsi-Jaringan-Komputer
LAPORAN TUGAS AKHIR
PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER
ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS
STUDI KASUS SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO
KABUPATEN WONOGIRI
Disusun Oleh :
Nama : Joko Mukti
NIM : A11.2002.01221
Program Studi : Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2010
LAPORAN TUGAS AKHIR
PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER
ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS
STUDI KASUS SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO
KABUPATEN WONOGIRI
Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh :
Nama : Joko Mukti
NIM : A11.2002.01221
Program Studi : Teknik Informatika
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2010
PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Nama : Joko Mukti
NIM : A11.2002.01221
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir :
Pembangunan Jaringan Komputer antar Sekolah
dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah di
Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri
Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui,
Semarang, 5 Januari 2010
Menyetujui :
Pembimbing
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Komputer
Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Nama : Joko Mukti
NIM : A11.2002.01221
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Ilmu Komputer
Judul Tugas Akhir :
Pembangunan Jaringan Komputer antar Sekolah
dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah di
Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri
Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada
sidang tugas akhir tangggal 10 Februari 2010. Menurut pandangan kami,
tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan
penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)
Semarang, 10 Februari 2010
Dewan Penguji :
Ir. Lilik Eko Nuryanto, M.Kom
Anggota
Edi Faisal, S.Kom., M.Kom
Anggota
M. Arief Soeleman, M.Kom
Ketua Penguji
PERNYATAAN
KEASLIAN TUGAS AKHIR
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah
ini saya:
Nama : Joko Mukti
NIM : A11.2002.01221
Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul:
PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH
DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASUS SEKOLAH
DI KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI
merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing
telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti peralatan jaringan
dll). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli
saya, yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan
gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian
surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
Pada tanggal
:
:
Semarang
10 Februari 2010
Yang menyatakan
(Joko Mukti)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah
ini, saya:
Nama : Joko Mukti
NIM : A11.2002.01221
Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non Exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH
DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASUS SEKOLAH
DI KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro
berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan
menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan Universitas
Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran
Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
Pada tanggal
:
:
Semarang
10 Februari 2010
Yang menyatakan
(Joko Mukti)
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pembangunan Jaringan
Komputer antar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah di
Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri”. Penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian
Nuswantoro.
2. Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng, selaku Dekan Fasilkom Universitas
Dian Nuswantoro dan juga sebagai Pembimbing tugas akhir yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan sampai penulisan tugas
akhir ini selesai.
3. Ayu Pertiwi, S.Kom.,M.Kom, selaku Ka.Prodi Teknik Informatika
Universitas Dian Nuswantoro dan juga sebagai dosen wali penulis.
4. Dosen-dosen pengampu di Fasilkom Teknik Informatika Universitas Dian
Nuswantoro yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya, sehingga
penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.
5. Ruri Suko Basuki, S.Kom.,M.Kom selaku ketua umum Forum Komunitas
Tirtomoyo Online (FKTO) yang telah melibatkan penulis secara langsung
dalam pembangunan jaringan komputer dengan teknologi wireless yang
menghubungkan antar sekolah di wilayah kecamatan Tirtomoyo kabupaten
Wonogiri.
6. Ayah dan Ibu (Sutarno, S.Pd dan Sri Darini), Kakak dan Adik (Ruri SB,
Agustina, Niken Mie Wahyuni) serta seluruh keluarga tercinta di Wonogiri
yang telah memberikan dorongan moral dan material serta doa kepada
penulis.
Semarang, Januari 2010
Penulis
vi
ABSTRAK
Perbedaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan antara daerah dengan kota
merupakan salah satu faktor penyebab tertinggalnya informasi yang sampai ke
daerah menjadi lebih lambat dibandingkan dengan kota, hal ini menyebabkan
terjadinya kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah dan kota. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan dukungan infrastruktur teknologi informasi
yang berfungsi sebagai media tersampaikannya informasi secara up to date.
Pembangunan jaringan komputer antar sekolah dengan teknologi wireless di
kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri berangkat dari visi, misi dan tujuan
dari masyarakat Tirtomoyo yang tergabung dalam Forum Komunitas Tirtomoyo
Online (FKTO). Visi FKTO adalah memajukan pendidikan di Tirtomoyo melalui
teknologi informasi. Teknologi wireless merupakan salah satu teknologi alternatif
yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer antar sekolah di
kecamatan Tirtomoyo.
Pembangunan jaringan komputer antar sekolah dengan teknologi wireless ini
merupakan percepatan pembangunan infrastrukur untuk mendapatkan informasi
yang cepat dan akurat melalui jaringan intranet yang terbentuk maupun jaringan
internet untuk koneksi ke jaringan pendidikan nasional. Sekolah-sekolah yang
saling terhubung dapat berbagi informasi dengan sekolah lain, dengan adanya
komunikasi data antar sekolah ini maka dapat meminimalkan kesenjangan
maupun kualitas pendidikan daerah dan kota.
Laporan tugas akhir ini akan menguraikan tahap-tahap pembangunan jaringan
komputer dengan teknologi wireless di kecamatan Tirtomoyo kabupaten
Wonogiri. Tahapan tersebut meliputi site survey, tahap perencanaan jaringan yang
terdiri dari pemetaan lokasi, penentuan topologi, penentuan alat dan perhitungan
fresnel zone untuk menentukan ketinggian antena, tahap implementasi jaringan
yang merupakan proses installasi perangkat jaringan. Pada tahap akhir dilakukan
pengujian jaringan untuk memastikan layak tidaknya kualitas koneksi yang
dihasilkan. Pengujian menggunakan utility dari perangkat yang digunakan dan
dibandingkan dengan perhitungan link budget. Hal-hal yang telah dilakukan dan
apa yang belum dilakukan pada pembangunan jaringan akan diulas pada bagian
akhir laporan ini.
Kata kunci : Jaringan komputer
Wireless
xii + 152 halaman, 30 gambar, 29 tabel, 13 lampiran
Daftar acuan : 19 (1998-2009)
vii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam ..................................................................................... i
Halaman Persetujuan ........................................................................................... ii
Halaman Pengesahan .......................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ....................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ........................................................ v
Halaman Ucapan Terima Kasih .......................................................................... vi
Halaman Abstrak ................................................................................................. vii
Halaman Daftar Isi .............................................................................................. viii
Halaman Daftar Tabel ......................................................................................... x
Halaman Daftar Gambar ..................................................................................... xi
Halaman Daftar Lampiran................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah.......................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1. Pengertian Jaringan Komputer ................................................... 4
2.2. Klasifikasi Jaringan Komputer ................................................... 4
2.3. Topologi Jaringan Komputer ..................................................... 5
2.4. Protokol Jaringan Komputer ...................................................... 8
2.5. Jaringan Wireless ....................................................................... 12
2.6. Klasifikasi Jaringan Wireless ..................................................... 12
2.7. Protokol IEEE 802.xx ................................................................ 13
2.8. Standar WLAN 802.11............................................................... 14
2.9. Topologi Jaringan Wireless ........................................................ 16
2.10. Komponen-Komponen Jaringan Wireless ................................. 18
2.11. Media Transmisi Jaringan Wireless ........................................... 23
2.12. Radio Frequency (RF) ............................................................... 24
2.13. Wi-Fi (Wireless Fidelity) ........................................................... 28
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 30
3.1. Obyek Penelitian ......................................................................... 30
3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 30
3.3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 31
3.4. Materi Penelitian ......................................................................... 31
3.5. Metode Penelitian........................................................................ 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 35
4.1. Koordinat Lokasi ......................................................................... 35
4.2. Pemetaan Lokasi ......................................................................... 36
viii
4.3. Line of Sight (LOS) ..................................................................... 37
4.4. Perancangan Wireless Network ................................................... 40
4.5. Implementasi Wireless Network .................................................. 43
4.6. Pengujian Wireless Network ....................................................... 57
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 70
5.1. Kesimpulan ................................................................................ 70
5.2. Saran ........................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71
LAMPIRAN ........................................................................................................ 73
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Fungsi dan Karakteristik OSI Layer ............................................ 9
Tabel 2.2. Fungsi dan Karakteristik TCP / IP ............................................... 10
Tabel 2.3. Standar Kategori IEEE 802 .......................................................... 14
Tabel 2.4. Jenis-jenis material yang mempengaruhi Sinyal .......................... 23
Tabel 2.5. Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF .......................................... 25
Tabel 2.6. Spesifikasi dari 802.11 ................................................................. 29
Tabel 3.1. Spesifikasi Peralatan ................................................................... 34
Tabel 4.1. Koordinat Lokasi.......................................................................... 35
Tabel 4.2. Jarak antar Titik Koneksi ............................................................. 36
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Fresnel Zone ................................................... 38
Tabel 4.4. Tinggi Tower dan Jenis Antena ................................................... 39
Tabel 4.5. Classless Inter Domain Routing .................................................. 41
Tabel 4.6. Site Detail Jaringan ...................................................................... 42
Tabel 4.7. Deskripsi Perangkat Keras di Kantor kecamatan Tirtomoyo ....... 44
Tabel 4.8. Konfigurasi IP Address di Kantor kecamatan Tirtomoyo ........... 46
Tabel 4.9. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Sultan Agung ...................... 46
Tabel 4.10. Konfigurasi IP Address di SMK Sultan Agung .......................... 48
Tabel 4.11. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Kanisius .............................. 48
Tabel 4.12. Konfigurasi IP Address di SMP Kanisius ................................... 50
Tabel 4.13. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Sultan Agung ...................... 51
Tabel 4.14. Konfigurasi IP Address di SMP Sultan Agung ........................... 51
Tabel 4.15. Deskripsi Perangkat Keras di SMA Kanisius ............................. 52
Tabel 4.16. Konfigurasi IP Address di SMA Kanisius .................................. 53
Tabel 4.17. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Negeri 1 .............................. 53
Tabel 4.18. Konfigurasi IP Address di SMP Negeri 1 ................................... 54
Tabel 4.19. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Muhamadiyah 6 ................. 55
Tabel 4.20. Konfigurasi IP Address di SMK Muhamadiyah 6 ...................... 56
Tabel 4.21. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Negeri 2 .............................. 57
Tabel 4.22. Klasifikasi SNR Margin .............................................................. 60
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Topologi Bus ................................................................................ 6
Gambar 2.2. Topologi Ring ............................................................................... 6
Gambar 2.3. Topologi Star ............................................................................... 7
Gambar 2.4. Topologi Independent Basic Service Set ...................................... 16
Gambar 2.5. Topologi Basic Service Set ........................................................... 17
Gambar 2.6. Topologi Extended Service Set ..................................................... 17
Gambar 2.7. Access Point ................................................................................. 18
Gambar 2.8. Pigtail dan Wireless Card ............................................................ 19
Gambar 2.9. Antena Omnidirectional ............................................................... 20
Gambar 2.10. Antena Directional Yagi............................................................... 20
Gambar 2.11. Antena Grid Directional .............................................................. 21
Gambar 2.12. Bridge ........................................................................................... 21
Gambar 2.13. Switch / HUB ................................................................................ 22
Gambar 2.14. Router ........................................................................................... 22
Gambar 2.15. Amplitudo, Frekuensi, dan Interval .............................................. 24
Gambar 2.16. Difraksi ......................................................................................... 25
Gambar 2.17. Interfensi Konstruktif dan Destruktif ........................................... 26
Gambar 2.18. Line of Sight (LOS) ...................................................................... 27
Gambar 2.19. Fresnel Zone ................................................................................. 27
Gambar 2.20. Logo Wi-Fi ................................................................................... 28
Gambar 4.1. Pemetaan Lokasi .......................................................................... 36
Gambar 4.2. Topologi Jaringan ......................................................................... 40
Gambar 4.3. Implementasi Wireless AP di Kantor Kecamatan ........................ 45
Gambar 4.4. Implementasi Wireless AP di SMK Sultan Agung ...................... 47
Gambar 4.5. Implementasi Wireless AP di SMP Kanisius ............................... 49
Gambar 4.6. Implementasi Wireless AP di SMP Sultan Agung ....................... 50
Gambar 4.7. Implementasi Wireless AP di SMA Kanisius .............................. 52
Gambar 4.8. Implementasi Wireless AP di SMP Negeri 1 ............................... 54
Gambar 4.9. Implementasi Wireless AP di SMK Muhamadiyah 6 .................. 55
Gambar 4.10. Pointing Antena di SMP Negeri 2 ............................................... 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Fresnel Zone ..................................................... 73
Lampiran 2. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 433 dan
Router Mikrotik RB 450 di Kantor Kecamatan ................... 77
Lampiran 3. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 dan
PC Router Mikrotik x86 di SMK Sultan Agung .................. 97
Lampiran 4. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 dan
PC Router Mikrotik x86 di SMP Kanisius ........................... 106
Lampiran 5. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router
Mikrotik x86 di SMP Sultan Agung ..................................... 112
Lampiran 6. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router
Mikrotik x86 di SMA Kanisius ............................................ 118
Lampiran 7. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router
Mikrotik x86 di SMP Negeri 1 ............................................. 124
Lampiran 8. Konfigurasi Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2
di SMK Muhamadiyah 6 ...................................................... 129
Lampiran 9. Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 di SMP Negeri 2 ....... 133
Lampiran 10. Spesifikasi Access Point, Router Board, dan Antena. .......... 141
Lampiran 11. Estimasi Biaya Pembangunan Jaringan Wireless. ................ 148
Lampiran 12. Foto-foto Kegiatan Pembangunan Jaringan Wireless. .......... 149
Lampiran 13. Surat Keterangan ................................................................. 152
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sektor pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor penting dan
memerlukan perhatian khusus untuk pengembangannya. Pendidikan di Indonesia
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan lebih baik serta dapat mengembangkan kemampuannya
lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan yang lebih tinggi. Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam hal ini mempunyai peran dalam
mengelola dan merencanakan pendidikan di Indonesia, untuk menjalankan
perannya Depdiknas membutuhkan suatu pengelolaan dan pengiriman data untuk
penyajian informasi secara cepat dan tepat yang berkaitan dengan layanan
pendidikan.
Perbedaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan antara daerah dengan kota
merupakan salah satu faktor penyebab tertinggalnya informasi yang sampai ke
daerah menjadi lebih lambat dibandingkan dengan kota, hal ini tentunya akan
menyebabkan kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah dan kota. Hal ini
menjadikan beberapa perantau yang sukses dari kecamatan Tirtomoyo, kabupaten
Wonogiri, provinsi Jawa Tengah bertemu dan berkumpul melalui media
elektronik (internet) sehingga terbentuk Forum Komunikasi Tirtomoyo Online
(FKTO) pada bulan Maret 2008. Visi FKTO adalah memajukan pendidikan di
Tirtomoyo melalui teknologi informasi agar tidak tertinggal dengan daerah lain
terutama di kota. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan dukungan informasi
yang up to date. Terdapat beberapa kendala untuk mewujudkan tersampaikannya
informasi yang up to date yaitu dukungan infrastruktur yang belum memadai, hal
ini disebabkan provider telekomunikasi masih sangat terbatas, bahkan Telkom
belum masuk di wilayah kecamatan Tirtomoyo. Sementara itu dukungan
Depdiknas melalui Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) hanya sampai pada
1
wilayah kota kabupaten. Oleh karena itu FKTO mendorong percepatan
pembangunan infrastruktur teknologi informasi dengan membangun jaringan
komputer yang menghubungkan antar sekolah dengan menggunakan teknologi
wireless dengan biaya swadaya.
Awal tahun 2009 penulis beserta team dari FKTO mengadakan survey
lapangan dengan objek semua sekolah SLTP dan SLTA di lingkungan kecamatan
Tirtomoyo, dari hasil survey digambarkan untuk pembangunannya dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu kelompok pertama disebut inner ring dan kelompok 2 disebut
dengan outter ring. Kelompok inner ring ini merupakan area prioritas utamanya
karena letak geografis cenderung lebih mudah diaplikasikan terlebih dahulu,
disamping itu mengingat biaya development bukan dari APBD maka perlu
dilakukan secara bertahap. Setelah inner ring jadi maka local contentnya
diambilkan dari server Jardiknas, hal ini sudah mendapatkan ijin dari admin
Jardiknas.
Hal tersebut di atas merupakan gambaran mengapa sekolah-sekolah
kecamatan Tirtomoyo perlu membangun infrastruktur jaringan komputer untuk
mendapatkan informasi yang up to date. Karena melihat letak geografis antar
sekolah yang berjauhan serta provider telekomunikasi yang masih terbatas, maka
solusi yang tepat jika komunikasi antar sekolah diimplementasikan dengan
teknologi wireless.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, maka dapat diambil
suatu rumusan masalah yaitu :
Tidak terjadi pemerataan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas)
antar wilayah di daerah dan kota, terutama daerah dengan infrastruktur
yang tidak memadai.
Bagaimana penerapan suatu jaringan komputer dengan teknologi
wireless yang menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo,
sebagai solusi untuk mempercepat pemerataan jaringan pendidikan
nasional.
2
1.3. BATASAN MASALAH
Untuk mengantisipasi pembahasan yang terlalu melebar maka perlu adanya
pembatasan masalah yang penulis fokuskan pada implementasi jaringan wireless
untuk menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten
Wonogiri.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mendukung program Jardiknas dengan
membangun jaringan komputer untuk menghubungkan antar sekolah di
kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri menggunakan teknologi wireless.
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan dari berbagai segi yang
berbeda :
1.5.1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui lebih dalam tentang jaringan komputer
dengan teknologi wireless, bagaimana menganalisa infrastruktur
yang harus dibangun, merancang jaringan dan dapat menerapkan
ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan selama menjalankan
penelitian.
1.5.2. Bagi Akademik
Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber acuan dalam melakukan
penelitian dengan tema yang hampir sama.
1.5.3. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri
Akan membantu mempercepat program Jardiknas dan pengelolaan
layanan pendidikan di wilayah kabupaten Wonogiri, khususnya
wilayah kecamatan Tirtomoyo.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas dua atau lebih
komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah membagi
sumber daya, komunikasi dan akses informasi [1]. Jaringan komputer dapat pula
diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di
berbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan [2].
2.2. Klasifikasi Jaringan Komputer
Klasifikasi jaringan komputer yang dikelompokkan berdasarkan keluasan
area dan jumlah komputer yang digunakan terdiri dari Local Area Network
(LAN), Medium Area Network (MAN) dan Wide Area Network (WAN) [3].
2.2.1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah sejumlah komputer yang saling
dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang tidak begitu luas,
seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe
jaringan atau LAN, yaitu jaringan peer to peer dan jaringan client server. Pada
jaringan peer to peer, setiap komputer yang terhubung ke jaringan dapat
bertindak baik sebagai workstation maupun server. Sedangkan pada jaringan
client server hanya satu komputer yang bertugas sebagai server dan komputer
lain berperan sebagai workstation [4].
2.2.2. Medium Area Network (MAN)
Medium Area Network (MAN) dapat diartikan sebagai arsitektur
jaringan yang di dalamnya terdapat dua atau lebih jaringan LAN yang
dihubungkan menjadi sebuah jaringan lokal. Pada jaringan jenis MAN
4
komputer yang berada antar lantai dalam sebuah gedung, antar gedung
maupun antar kota dapat saling terhubung [5].
2.2.3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) merupakan arsitektur jaringan yang
memiliki cakupan paling luas, jangkauannya mencakup daerah geografis yang
luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari
kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program
(aplikasi) pemakai [3]. Media transmisi yang digunakan dalam jaringan
komputer dapat menggunakan kabel untuk LAN maupun MAN yang jaraknya
masih berdekatan, sarana telepon, jalur satelit, dan menggunakan teknologi
wireless yang jaraknya berjauhan dan tidak memungkinkan menggunakan
kabel [5].
2.3. Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan komputer adalah suatu cara menghubungkan komputer
yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Topologi
jaringan yang biasa digunakan adalah bus, ring, dan star. Jenis topologi yang
dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Oleh karena itu perlu
dicermati kelebihan dan kekurangan masing-masing topologi berdasarkan
karakteristiknya [3].
2.3.1. Topologi Bus
Topologi bus merupakan segmen backbone tunggal melalui kabel lurus
panjang, dimana semua host dikoneksikan langsung. Topologi bus
menggunakan metode unicast, multicast dan broadcast. Unicast adalah
komunikasi antara satu pengirim dengan satu penerima dalam jaringan.
Multicast adalah komunikasi antara satu pengirim dengan banyak penerima
dalam jaringan. Sedangkan pada Broadcast, setiap titik akan menerima dan
menyimpan frame yang disalurkan.
Kelebihan jaringan topologi bus adalah harganya lebih murah, karena
harga kabel yang digunakan lebih murah dan tidak dibutuhkan konsentrator.
Kelemahan jaringan topologi bus adalah apabila terjadi kabel putus, semua
5
komputer tidak dapat digunakan, serta tidak ada manajemen komunikasi data
bila terjadi tabrakan data [3].
Gambar 2.1. Topologi Bus
2.3.2. Topologi Ring
Topologi ring menghubungkan komputer satu ke komputer
selanjutnya, dengan komputer terakhir terhubung ke komputer yang pertama.
Pada topologi ring setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam
ring, dan setiap komputer mengirim pesan yang diterima dari komputer
sebelumnya [6].
Gambar 2.2. Topologi Ring
Kelebihan jaringan topologi ring adalah tidak ada komputer yang
memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang
sama terhadap jaringan. Kelebihan yang lain adalah data mengalir dalam satu
arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan. Kelemahan topologi ring
6
adalah apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan
mempengaruhi keseluruhan jaringan. Pada topologi ini sulit untuk mengatasi
kerusakan dalam jaringan dan ketika menambah atau mengurangi komputer
akan mengganggu jaringan. Kelemahan yang lain dalam topologi ring adalah
sulit untuk melakukan konfigurasi ulang [6].
2.3.3. Topologi Star
Topologi star menghubungkan semua kabel dari komputer-komputer
ke lokasi pusat (central location), dimana semuanya terhubung ke suatu alat
yang dinamakan hub. Topologi ini merupakan susunan yang menggunakan
lebih banyak kabel daripada bus dan ring karena semua komputer dan
perangkat terhubung ke central point. Jadi bila ada salah satu komputer atau
perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi
komputer lain dalam jaringan [6].
Gambar 2.3. Topologi Star
Kelebihan dari topologi star adalah sanggup memuat banyak
workstation dalam satu jaringan LAN, tabrakan data sangat jarang terjadi
sehingga transfer data akan lebih cepat. Kelemahan dari topologi star adalah
lebih boros kabel serta memerlukan penanganan khusus dan kontrol terpusat
(hub) [5].
7
2.4. Protokol Jaringan Komputer
Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan beberapa
fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer seperti pengiriman pesan, data,
informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim (transmitter) dan
penerima (receiver) agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar. Protokol
juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat
berkomunikasi dengan bahasa yang sama [2].
2.4.1. OSI Layer
Kompleknya tugas-tugas yang harus disediakan dan dilakukan oleh
suatu jaringan komputer, maka tidak cukup dengan hanya satu standard
protokol saja. Tugas yang komplek tersebut harus dibagi menjadi bagian-
bagian yang lebih dapat diatur dan diorganisasikan sebagai suatu arsitektur
komunikasi. Menanggapi hal tersebut International Standard Organization
(ISO) pada tahun 1977 membentuk suatu komite untuk mengembangkan suatu
arsitektur jaringan. Hasil dari komite tersebut adalah model referensi OSI
(Open Systems Interconnection) [7].
Lapisan protokol dalam jaringan komputer atau lebih dikenal dengan OSI
layer dibagi atas tujuh lapisan. Urutan lapisan dari yang paling bawah ke yang
paling tinggi adalah physical layer, link layer, network layer, transport layer,
session layer, presentation layer dan application layer. Dari ketujuh lapisan
tersebut hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya
merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media penghubung untuk
mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang
secara fisik dapat kita lihat [8].
Lapisan OSI layer masing-masing memiliki tugas yang berbeda satu
sama lain. Fungsi dan karakteristik OSI layer mulai dari lapisan yang paling
bawah hingga lapisan paling tinggi dapat dilihat dalam Tabel 2.1 [9].
8
Tabel 2.1. Fungsi dan karakteristik OSI Layer
LAYER NAMA FUNGSI
7 Application - Menetapkan interface proses user untuk
transfer data dan komunikasi dalam jaringan
- Memberikan layanan standarisasi seperti
virtual terminal, transfer file, email dan akses
suatu komputer atau layanan.
6 Presentation - Menangani perbedaan format data diantara
sistem-sistem yang tidak sama.
- Menetapkan arsitektur independen format
transfer data.
- Menyelenggarakan encode dan decode data,
encrypt dan decrypt data, compress dan
decompress data.
5 Session - Mengelola sesi dan dialog user.
- Mengontrol pembentukan dan terminasi link
logis antar user.
- Melaporkan error layer lebih tinggi.
4 Transport - Mengelola penyampaian pesan end to end
dalam jaringan.
- Menyelanggarakan penyampaian paket yang
reliabel dengan memberikan mekanisme
recovery error dan flow conrol.
- Menyelenggarakan penyampaian paket
connectionless oriented
3 Network - Menetapkan bagaimana data ditransfer
diantara device.
- Meroutekan paket mengikuti address untuk
device.
- Menyajikan mekanisme flow control dan
congestion control untuk mencegah
penyusutan resource jaringan.
2 Link - Menetapkan prosedur untuk operasi link
komunikasi
- Menyusun frame untuk paket.
- Mendeteksi dan mengoreksi error transmisi
paket.
1 Physical - Memberikan pelayanan fisik dalam
pengiriman data melalui device jaringan.
- Memberikan interface diantara media dan
device jaringan.
- Menetapkan karakteristik optik, elektris dan
mekanis.
- Melakukan komunikasi peer to peer.
9
2.4.2. TCP / IP
Selain referensi model arsitektur protokol OSI, terdapat model
arsitektur protokol yang umum digunakan yaitu TCP / IP (Transfer Control
Protokol / Internet Protocol). Arsitektur TCP / IP lebih sederhana daripada
tumpukan protokol OSI, yaitu berjumlah 5 lapisan protokol. Terdapat
beberapa lapisan pada model OSI yang dijadikan satu pada arsitektur TCP /
IP. Fungsi dan karakteristik TCP / IP dapat dilihat dalam Tabel 2.2 [7].
Tabel 2.2. Fungsi dan Karakteristik Lapisan TCP / IP
NAMA FUNGSI
Application - Menyediakan komunikasi antar proses atau aplikasi
pada host yang berjauhan namun terhubung pada
jaringan.
Transport
(End-to-End)
- Menyediakan layanan transfer end to end. Lapisan
ini juga termasuk mekanisme untuk menjamin
kehandalan transmisi datanya. Layanan ini tentu
saja akan menyembunyikan segala hal yang terlalu
detail untuk lapisan di atasnya.
Internetwork - Fokus pada pemilihan jalur (routing) data dari host
sumber ke host tujuan yang melewati satu atau lebih
jaringan yang berbeda dengan menggunakan router.
Network Access/
Data link
- Mendefinisikan antarmuka logika antara sistem dan
jaringan.
Physical - Mendefinisikan karakteristik dari media transmisi,
pensinyalan dan skema pengkodean sinyal
2.4.2.1. Keunggulan TCP / IP
TCP / IP memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah :
open protokol standar independen terhadap perangkat keras
komputer, sistem operasi dan lain-lain; ideal untuk menyatukan
mesin-mesin dengan perangkat keras dan lunak yang berbeda
walaupun tidak terhubung internet; tidak tergantung pada perangkat
keras jaringan tertentu, sehingga cocok untuk berbagai macam
jaringan; cara pengalamatan bersama memungkinkan device TCP /
IP mengidentifikasi secara unik device yang lain di seluruh jaringan
walaupun merupakan jaringan global (dunia); protokol level tinggi
10
yang distandarkan untuk konsistensi, sehingga menyediakan servis
user yang luas.
2.4.2.2. Pengalamatan TCP / IP
Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat dan IP
Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP Privat
dibagi dalam tiga kelas antara lain :
Kelas A
10 1-255 1-255 1-255
Kelas B
172 16-31 1-255 1-255
Kelas C
192 168 1-255 1-255
IP Public adalah IP yang penggunaanya harus diregistrasikan
dahulu, dengan IP Public komputer dapat dikenali di internet.
Alamat IP terbagi ke dalam lima kelas yakni :
Kelas A
1-126 1-255 1-255 1-255
Kelas B
128-191 1-255 1-255 1-255
Kelas C
192-223 1-255 1-255 1-255
Kelas D
224-239 1-255 1-255 1-255
Kelas E
240-255 1-255 1-255 1-255
Sebuah alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu : Network ID
dan Host ID. Network ID adalah host yang tersambung dalam satu
jaringan fisik atau dapat pula dikatakan sebagai identitas alamat dari
sebuah jalur. Semua alat yang terhubung pada jalur fisik yang sama
harus memiliki network ID yang sama. Host ID merupakan identitas
11
bagi host. Dengan host ID bisa mengetahui bahwa IP tersebut
merupakan bagian dari network mana dan kelas berapa.
2.5. Jaringan Wireless
Jaringan wireless adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi
radio sebagai media transmisi data. Jaringan wireless sering juga disebut jaringan
nirkabel (jaringan tanpa kabel). Wireless merupakan teknologi yang bertujuan
untuk menggantikan kabel yang menghubungkan terminal komputer dengan
jaringan, sehingga komputer dapat berpindah dengan bebas dan tetap dapat
berkomunikasi dalam jaringan dengan kecepatan transmisi yang memadai [10].
Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya
peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, ponsel,
dan peralatan radio lainnya, serta adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer
sebagai barang yang mudah dibawa (mobile). Hal-hal tersebut akhirnya
mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.
Teknologi jaringan wireless memungkinkan untuk berkomunikasi, mengakses
aplikasi dan informasi tanpa menggunakan kabel. Teknologi wireless
menyediakan kebebasan mobile dan kemampuan untuk melakukan komunikasi
data antar bagian bangunan yang berbeda, antar kota, atau hampir di seluruh
tempat dunia [11].
2.6. Klasifikasi Jaringan Wireless
Klasifikasi jaringan wireless dibagi atas empat jenis, yaitu Wireless
Personal Area Network (WPAN), Wireless Local Area Network (WLAN),
Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) dan Wireless Wide Area Network
(WWAN). Hal yang membedakan jenis jaringan adalah jangkauan area atau lokasi
jaringan tersebut [12].
2.6.1. Wireless Personal Area Network (WPAN)
Wireless Personal Area Network (WPAN) mewakili teknologi
personal area network wireless seperti Bluetooth (IEEE 802.15) dan Infrared
(IR). Jaringan ini mengizinkan hubungan peralatan personal dalam suatu area
12
berkisar 30 feet (1 feet = 12 inch). Infrared membutuhkan hubungan langsung
dan jangkauan yang lebih pendek dibandingkan bluetooth.
2.6.2. Wireless Local Area Network (WLAN)
Wireless Local Area Network (WLAN) adalah suatu sistem
komunikasi data fleksibel yang dapat menggunakan teknologi inframerah atau
frekuensi radio (RF) untuk mentransmisikan dan menerima informasi dengan
perantaraan gelombang radio. Biasanya WLAN terdiri atas sebuah access
point dan wireless LAN adapter yang diinstall pada personal komputer atau
notebook [13].
2.6.3. Wireless Metropolitan Area Network (WMAN)
Teknologi Wireless Metropolitan Area Network (WMAN)
mengizinkan koneksi dari berbagai jaringan dalam suatu area metropolitan
seperti bangunan-bangunan yang berbeda dalam suatu kota.
2.6.4. Wireless Wide Area Network (WWAN)
Wireless Wide Area Network (WWAN) meliputi teknologi dengan
daerah jangkauan yang luas seperti selular 2G, Cellular Digital Packet Data
(CDPD), Global System for Mobile Communications (GSM), dan mobitex.
2.7. Protokol IEEE 802.xx
Jaringan wireless semakin berkembang dan memiliki perkembangan
teknologi yang semakin maju. Beberapa vendor telah menyediakan perangkat
jaringan fisik yang semakin beragam dengan tujuan melakukan interkoneksi antar
node-node untuk saling bertukar data maupun resource. Protokol yang dikenal
dalam Wireless Local Area Network (WLAN) adalah protokol IEEE 802.xx [14].
IEEE 802.xx dengan angka awal 802 merupakan sub-komite yang bekerja untuk
melakukan standarisasi jaringan baik lokal maupun metropolitan. Komite ini
bertemu pada bulan Februari 1980, sehingga komite ini memeberikan nama
proyek ini sebagai nama standar yang mereka bentuk. Angka 80 berasal dari
angka tahun sedangkan 2 berasal dari angka pada bulan kedua yaitu Februari.
Standar kategori IEEE 802 yang terus berkembang terlihat dalam Tabel 2.3.
13
Tabel 2.3. Standar Kategori IEEE 802
STANDAR TOPIK
802.1 LAN/MAN Management dan Media Acces Control Bridges
Standar ini salah satunya menghasilkan algoritma spanning tree
untuk bridge jaringan yang berfungsi menghindari loop bridge
pada jaringan multibridge
802.2 Logical Link Control (LLC)
Standar ini menentukan operasi sublayer LLC dari layer data
link model OSI. Sublayer LLC menyediakan interface antara
sublayer MAC dan layer network. Standar 802.2 digunakan pada
spesifikasi ethernet 802.3
802.3 CSMA/CD
Standar ini digunakan pada jaringan dengan topologi bus
802.4 Token Bus
802.5 Token Ring
802.6 Distributed Queue Dual bus (DQDB) Metropolitan Area
Network (MAN)
802.7 Broadband Local Area Network
802.8 Fiber Optic LAN dan MAN
802.9 Integrated Service LAN interface
802.10 LAN/MAN security
802.11 Wireless LAN
802.12 Demand Priority Access Method
802.15 Wireless PAN (Personal Area Network)
802.16 Broadband Wireless Access
2.8. Standar WLAN 802.11
Pada tahun 1997 sebuah lembaga independen bernama Institute of
Electrical and Electronic Engineers (IEEE) membuat standar WLAN pertama
yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada
frekuensi 2,4 GHz dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal
2 Mbps. Standar 802.11 merupakan layer fisik yang menggunakan Frequency
Hopping Spread Spectrum (FHSS) dan Direct Sequence Spread Spectrum
(DSSS), sehingga memungkinkan untuk melakukan tune access point FHSS
menjadi 15 pola hopping yang berlainan serta tidak menimbulkan interferensi satu
dengan yang lain. Hal ini akan menjadikan 15 FHSS access point tersebut dapat
beroperasi dengan efektif pada area yang sama. FHSS digunakan untuk
14
menangani masalah jaringan wireless outdoor dan point to point system karena
lebih tahan terhadap interferensi yang biasa terjadi pada lingkungan outdoor [14].
2.8.1. Standar 802.11a
Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) pada akhir
tahun 1999 membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda.
Frekuensi yang digunakan 5 Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data
teoritis maksimal sampai 54 Mbps. Keuntungan dari standar 802.11a adalah
kapasitas cakupan mencapai 12 channel yang terpisah secara non overlapping,
sehingga sangat mendukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi
seperti streaming video. Kekurangan dari standar ini adalah terbatasnya
cakupan range pancarnya yang disebabkan penggunaan pita frekuensi 5 GHz,
cakupannya tidak lebih dari 50 meter, sehingga standar 802.11a memerlukan
access point lebih banyak [14].
2.8.2. Standar 802.11b
Pada bulan Juli 1999 IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru
bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat
dicapai adalah 11 Mbps. Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga
bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz. Keuntungan dari standar 802.11b adalah
mempunyai range lebih panjang dari 802.11a, cakupannya mencapai 100
meter, sehingga sangat efektif digunakan untuk mengembangkan LAN secara
wireless. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada
frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless
phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang
radio pada frekuensi sama [14].
2.8.3. Standar 802.11g
Tahun 2002 IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat
menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode
802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan kecepatan transfer data
teoritis maksimal 54 Mbps. Keunggulan dari 802.11g adalah kompatibel
dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Kekurangannya adalah
adanya interferensi RF secara potensial dan keterbatasan dari tiga channel
15
yang tidak saling overlap pada standar 802.11g karena masih menggunakan
frekuensi 2,4 GHz yang sarat dengan interferensi [14].
2.9. Topologi Jaringan Wireless
Standar IEEE 802.11 mendukung tiga topologi dasar untuk WLAN yaitu
Independent Basic Service Set (IBSS), Basic Service Set (BSS), dan Extended
Service Set (ESS) [15].
2.9.1. Independent Basic Service Set (IBSS)
Independent Basic Service Set (IBSS) juga dikenal sebagai konfigurasi
independent atau ad hoc. Topologi IBSS mirip jaringan peer to peer dimana
tidak ada satu node yang berfungsi sebagai server. Dalam topologi IBSS
sejumlah node wireless akan berkomunikasi secara langsung satu dengan
lainnya secara peer to peer [15]. Ad hoc merupakan mode jaringan WLAN
yang sangat sederhana, karena tidak memerlukan access point untuk host
dapat saling berinteraksi, setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver
wireless untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak
pada Gambar 2.4. Kekurangan dari topologi ini adalah komputer tidak bisa
berkomunikasi dengan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel,
selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua
komputer tersebut [16].
Gambar 2.4. Topologi Independent Basic Service Set
16
2.9.2. Basic Service Set (BSS)
Topologi Basic Service Set (BSS) disebut juga topologi jaringan
infrastruktur. Basic service set setidaknya terdiri dari satu access point (AP)
yang bertindak sebagai base station. AP berfungsi untuk sinkronisasi dan
koordinasi, melakukan forwarding serta broadcasting paket data.
Gambar 2.5. Topologi Basic Service Set
2.9.3. Extended Service Set (ESS)
Topologi Extended Service Set (ESS) merupakan penggunaan
beberapa access point untuk memenuhi range area yang lebih luas. Metode
ini terdiri dari dua atau lebih Basic Service Set (BSS) yang terhubung dalam
satu jaringan kabel. ESS memungkinkan melakukan forwarding dari sebuah
sel radio ke sel yang lain melalui jaringan kabel. Kombinasi access point
dengan jaringan kabel tersebut akan membentuk Distribution System (DS).
Gambar 2.6. Topologi Extended Service Set
17
2.10. Komponen-Komponen Jaringan Wireless
Komponen dalam jaringan wireless yang berupa fisik dan dapat dilihat
terdapat dalam layer fisik, layer data link, dan layer network. Komponen yang
terdapat dalam layer fisik adalah Access Point (AP), wireless LAN Interface, dan
antena external (optional). Peralatan yang terdapat pada layer data link adalah
bridge dan switch sedangkan pada layer network terdapat peralatan router.
2.10.1. Access Point (AP)
Access Point (AP) merupakan perangkat yang menjadi sentral
koneksi dari pengguna (user) ke Internet Service Provider (ISP), atau dari
kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah
perusahaan. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data,
sebagai buffer data antara WLAN dengan wired LAN, mengkonversi sinyal
frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui
kabel atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi
ulang menjadi sinyal frekuensi radio. Satu AP dapat melayani sejumlah user
sampai 30 user, dengan semakin banyaknya user yang terhubung ke AP
maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semakin berkurang [17].
Gambar 2.7. Access Point
2.10.2. Wireless LAN Interface
Wireless LAN Interface merupakan peralatan yang dipasang di
Mobile / Desktop PC, peralatan yang dikembangkan secara massal adalah
dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International
18
Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial
Bus). Vendor wireless LAN pada umumnya merancang WLAN card
tersebut untuk aplikasi dalam ruangan (indoor), tetapi ada beberapa tipe dan
jenis wireless LAN card yang dapat digunakan untuk keperluan komunikasi
jarak jauh, biasanya card jenis ini dirancang untuk disambungkan ke antena
luar (eksternal) dengan menggunakan adapter yang biasa disebut dengan
pigtail [17].
Pigtail PCI Wireless LAN card.
PCMCIA
USB Wireless LAN
Gambar 2.8. Pigtail dan wireless LAN Card
2.10.3. Antena
Antena merupakan media yang sangat vital dalam memaksimalkan
coverage radio frequency. Antena mempunyai fungsi utama untuk
memperluas cakupan area dan frekuensi radio dalam range 802.11 WLAN.
Beberapa NIC radio dan access point mempunyai antena yang menyatu dan
terintegrasi, tetapi ada beberapa peralatan WLAN mempunyai antena yang
dapat dilepas dan dapat diganti-ganti. Terdapat beberapa tipe antena dalam
jaringan wireless yaitu omnidirectional, directional yagi, dan parabolic.
Tipe antena akan menentukan pola radiasi gelombang.
19
2.10.3.1. Antena Omnidirectional
Tipe antena omnidirectional akan merambatkan sinyal RF
ke segala arah dalam bidang horizontal, tetapi jarak daya pancarnya
terbatas. Omnidirectional mempunyai range gain hingga 17 dBi, dan
memiliki coverage yang luas sehingga dapat terjadi overlapping sel
dengan beberapa access point. Penggunaan gain yang tinggi akan
menambah range coverage area, hal ini akan mengurangi jumlah
access point dalam sebuah kawasan.
Gambar 2.9. Antena Omnidirectional
2.10.3.2. Antena Directional Yagi
Antena directional disebut juga antena yagi. Antena yagi
hanya mentransmisikan serta menerima energi sinyal RF dalam satu
arah. Antena yagi merupakan antena unidirectional dengan gain
yang cukup tinggi antara 12 hingga 20 dBi.
Gambar 2.10. Antena Directional Yagi
20
2.10.3.3. Antena Parabolic
Antena parabolic disebut juga antena grid directional.
Antena parabolic memiliki gain paling tinggi yaitu 24 dBi, namun
coverage area menyamping sangat terbatas. Berdasarkan sifatnya
antena ini sangat baik digunakan untuk link point to point antar
lokasi yang berjauhan.
Gambar 2.11. Antena Grid Directional
2.10.4. Bridge
Bridge merupakan peralatan jaringan yang beroperasi pada layer
data link. Bridge berfungsi untuk membagi jaringan tunggal ke dalam dua
segmen jaringan, tetapi jika dilihat dari layer di atasnya keduanya masih
tetap dalam satu jaringan, penggunaan bridge bertujuan untuk menjaga lalu
lintas station agar tetap pada satu sisi bridge dan tidak langsung
berhubungan dengan sisi yang lain.
Gambar 2.12. Bridge
21
2.10.5. Switch / HUB
Switch / HUB merupakan peralatan dalam jaringan yang berfungsi
menghubungkan setiap node yang akan terhubung dalam jaringan. Pada
dasarnya switch memiliki fungsi sama seperti HUB, perbedaannya adalah
HUB memiliki satu collision control untuk semua port, sedangkan switch
memiliki collision control sesuai dengan jumlah port.
Gambar 2.13. Switch / HUB
2.10.6. Router
Router merupakan peralatan yang berfungsi melakukan koneksi
beberapa jaringan, sehingga membentuk internetwork yang sangat besar.
Router memberikan pilihan jalur paket terbaik yang akan dikirim ke tujuan
melalui jaringan. Router mempunyai fungsi kompleks, router dapat
melakukan koneksi baik ke segmen terkecil jaringan atau ke koneksi
jaringan yang lebih besar seperti WAN atau internet.
Gambar 2.14. Router
22
2.11. Media Transmisi Jaringan Wireless
Media transmisi secara umum dikategorikan dalam dua kelompok yaitu
saluran fisik dan non-fisik. Saluran fisik yaitu saluran yang mempunyai bentuk
serta ukuran fisik seperti kabel dan serat optik, sedangkan saluran non-fisik yaitu
saluran yang tidak berbentuk dan hanya tersedia di alam. Media transmisi yang
digunakan dalam jaringan wireless termasuk dalam saluran non-fisik yaitu udara.
Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untuk mendukung perambatan
gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain.
Udara dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi
wireless yang merupakan inti dari jaringan wireless. Udara merupakan saluran
yang memungkinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan
infrastruktur wireless Kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya
sinyal di udara maupun jarak sinyal sendiri. Hambatan yang mengganggu
perambatan sinyal komunikai wireless antara lain hujan, salju, kabut, asap, pohon
dan gedung yang tinggi. Hambatan tersebut akan memengaruhi perambatan dan
performa jaringan wireless. Jenis-jenis hambatan dapat dilihat pada Tabel 2.4
[18].
Tabel 2.4. Jenis-jenis Material yang Mempengaruhi Sinyal
Nama Bahan Hambatan Contoh
Kayu Kecil Ruangan dengan partisi kayu atau
triplek
Bahan-bahan sintetis Kecil Partisi dengan bahan plastik
Asbes Kecil Langit-langit
Air Sedang Aquarium
Tembok bata Sedang Dinding
Keramik Tinggi Lantai keramik, tembok yang dilapisi
keramik
Bahan yang memantul Sangat tinggi Cermin logam
Plat besi Sangat tinggi Filling cabinet, meja, lift
23
2.12. Radio Frequency (RF)
Sinyal Radio Frequency (RF) merupakan gelombang elektromagnetik
yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalui udara
dari satu titik ke titik lain. Sinyal RF juga merupakan sarana umum untuk
mengirim data melalui jaringan wireless. Sinyal RF merambat melalui antena
pemancar pengirim dan penerima. Sinyal yang dipasok pada antena memiliki
amplitudo, frekuensi, dan interval. Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal.
Ukuran untuk amplitudo biasanya berupa energi. Energi dalam konteks sinyal
elektromagnetik, menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk
mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga
bertambah. Hal tersebut seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15. Amplitudo, Frekuensi, dan Interval
Saat sinyal radio merambat melalui udara, sinyal tersebut kehilangan
amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan penerima bertambah, amplitudo sinyal
menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada
rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebut para engineer sebagai free-
space loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kondisi tersebut
menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensial saat
sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki
cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai
yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal
24
tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya.
Frekuensi menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan
frekuensi adalah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap
detik. WLAN 802.11 beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup
2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu
sinyal tetap konstan pada titik acuan. Sinyal RF memiliki kelebihan dan
kelemahan yang dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF
KELEBIHAN KELEMAHAN
Menjangkau jarak yang relatif jauh.
Garis pandangnya mencapai 20 mil.
Dengan jangkauan Mbps, throughput
lebih rendah.
Dapat dioperasikan dalam kondisi
kabur dan berkabut, kecuali hujan
deras yang dapat menyebabkan
kinerjanya menjadi lemah
Sinyal RF mudah terganggu oleh
sistem berbasis RF eksternal lain.
2.12.1. Difraksi Gelombang
Gelombang radio akan terpantul jika gelombang tersebut
bersentuhan dengan penghalang. Hal tersebut biasa disebut dengan difraksi
yaitu pembelokan gelombang pada saat menabrak sebuah objek. Difraksi
akan membebani daya dari gelombang yang terdifraksi akan sangat jauh
lebih kecil dari barisan gelombang asalnya [19].
Gambar 2.16. Difraksi
25
2.12.2. Interferensi Gelombang
Interferensi muncul saat dua sinyal berada pada stasiun penerima
dalam waktu yang sama, dengan asumsi bahwa mereka memiliki frekuensi
dan interval yang sama. Dalam teknologi wireless, istilah interferensi
biasanya digunakan untuk hal yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber
RF seperti dari chanel lain. Interferensi merupakan salah satu kesulitan
utama pada saat membangun jaringan wireless, terutama di lingkungan
perkotaan atau ruangan yang tertutup, seperti, ruang seminar atau konferensi
dimana banyak jaringan akan saling berkompetisi untuk menggunakan
spektrum frekuensi yang ada. Pada saat gelombang dengan amplituda yang
sama tapi berbeda fasa saling bersilangan, gelombang akan saling
menghilangkan dan tidak akan ada sinyal yang di terima. Sering kali,
gelombang akan bergabung satu sama lain membentuk gelombang bersama
yang tidak berarti apa-apa sehingga tidak dapat digunakan untuk
komunikasi. Teknik modulasi dan menggunakan banyak chanel akan
menolong dari masalah interferensi, tapi tidak dapat menghilangkan sama
sekali. Dalam gelombang satu tambah satu belum tentu sama dengan dua,
hasilnya bisa saja menjadi nol. Pada saat saat puncak bertemu dengan
puncak, maka kita akan memperoleh hasil yang maksimum (1 + 1 = 2) yang
disebut interferensi konstruktif, tetapi jika puncak bertemu dengan lembah
maka akan diperoleh penghilangan dari sinyal ((1 + (-)1 = 0) yang disebut
interferensi destruktif [19].
Gambar 2.17. Interferensi Konstruktif dan Destruktif
26
2.12.3. Line of Sight (LOS)
Line of Sight (LOS) yaitu keadaan dimana antar point harus saling
berhadapan, hal ini bertujuan agar perangkat wireless dapat berkomunikasi
dengan baik [18].
Gambar 2.18. Line of Sight (LOS)
2.12.4. Fresnel Zone
Fresnel Zone merupakan tempat kedudukan titik-titik sinyal tidak
langsung dalam lintasan gelombang radio dimana daerah tersebut dibatasi
oleh gelombang tidak langsung yang lain dengan beda panjang lintasan
kelipatan dari setengah panjang gelombang langsung [19].
Gambar 2.19. Fresnel Zone
27
2.13. WiFi (Wireless Fidelity)
WiFi adalah singkatan dari Wireless Fidelity. WiFi adalah standar IEEE
802.11x, yaitu teknologi jaringan nirkabel yang mampu menyediakan akses
internet dengan bandwidth mencapai 11 Mbps (untuk standar 802.11b).
Gambar 2.20. Logo WiFi
Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat WiFi sehingga
dapat digunakan oleh user yang berada di lokasi tersebut untuk mengakses
internet dengan menggunakan notebook / PDA yang sudah memiliki card WiFi.
WiFi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, WiFi juga dapat
digunakan untuk membuat jaringan lokal tanpa kabel di perusahaan maupun
instansi (jaringan intranet).
WiFi dapat diakses dengan komputer, laptop, PDA atau hand phone (HP)
yang telah dikonfigurasi dengan WiFi certified Radio. Untuk Laptop yang belum
include WiFi dapat menginstall wireless cards yang berbentuk kartu PCMCIA di
slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash
format WiFi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna personal komputer /
PC dapat dengan memasangkan kartu wireless ke slot yang tersedia. Dengan
adanya WiFi, user dapat bekerja dimana saja dan kapan saja sehingga tidak perlu
harus selalu terkurung di ruang kerja untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. WiFi
dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Terdapat empat variasi dari
802.11 yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.
28
Tabel 2.6. Spesifikasi 802.11
SPESIFIKASI KECEPATAN FREKUENSI SESUAI SPESIFIKASI
802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b
802.11a 54 Mb/s 5 GHz a
802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b , g
802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n
WiFi berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g beroperasi pada 2.400 MHz
sampai 2.483,50 MHz. Dengan demikian mengijinkan 11 chanel untuk beroperasi
(masing-masing 5 MHz), Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Channel 1 -
2,412 MHz; Channel 2 - 2,417 MHz; Channel 3 - 2,422 MHz; Channel 4 - 2,427
MHz; Channel 5 - 2,432 MHz; Channel 6 - 2,437 MHz; Channel 7 - 2,442 MHz;
Channel 8 - 2,447 MHz; Channel 9 - 2,452 MHz; Channel 10 - 2,457 MHz;
Channel 11 - 2,462 MHz.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Penelitian mengenai jaringan komputer antar sekolah di kecamatan
Tirtomoyo kabupaten Wonogiri dengan menggunakan teknologi wireless
dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2009 di 4 (empat) Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) yang meliputi SMP Negeri 1 Tirtomoyo, SMP Negeri 2
Tirtomoyo, SMP Kanisius Tirtomoyo, SMP Sultan Agung Tirtomoyo dan 3 (tiga)
Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) yang meliputi SMK Sultan Agung Tirtomoyo,
SMK Muhamadiyah 6 Tirtomoyo, SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penulis menggunakan metode pengumpulan data dari jenis data dengan
cara sebagai berikut :
3.2.1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat
dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan bagian yang
terkait. Data primer dapat berupa data hasil penelitian langsung yaitu
dalam implementasi jaringan yang penulis lakukan.
3.2.2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
yang dapat berupa catatan-catatan, laporan-laporan tertulis, dokumen-
dokumen dan makalah-makalah serta daftar pustaka. Data sekunder dapat
berupa pengertian tentang jaringan komputer dan hal-hal yang
berhubungan dengan jaringan komputer.
30
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
3.3.1. Studi Literatur
Penulis banyak mengambil bahan sebagai laporan tugas akhir
melalui buku disamping pengembangan dan analisa dari penulis
sendiri.
3.3.2. Studi Interview
Penulis melakukan wawancara dan konsultasi dengan dosen
pembimbing maupun dengan team dari Forum Komunitas Tirtomoyo
Online (FKTO) sebagai pendukung pembuatan laporan tugas akhir.
3.3.3. Studi Lapangan
Penulis melakukan implementasi jaringan dengan teknologi
wireless secara langsung di 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) di
kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
3.4 . Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi
wireless untuk menghubungkan jaringan komputer antar sekolah di kecamatan
Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. Objek dari penelitian ini meliputi 4 (empat)
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan Atas
(SLTA) di kecamatan Tirtomoyo, dengan titik sentral koneksi di kantor
kecamatan Tirtomoyo.
Peralatan yang digunakan dalam tahap survey adalah GPS (Global
Positioning System) untuk menentukan titik-titik koordinat lokasi dan software
Google Earth untuk mengetahui halangan dan jarak antar titik lokasi. Peralatan
dalam implementasi jaringan meliputi access point (AP), tower, antena yang
meliputi jenis parabolic, omnidirectional dan yagi directional, kabel UTP
kategori 5, konektor RJ 45, dan router.
31
3.5. Metode Penelitian
3.5.1. Prosedur Penelitian
Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian adalah survey lokasi
(site survey). Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui koordinat
lokasi dengan menggunakan GPS, selanjutnya data koordinat yang
diperoleh, dengan menggunakan bantuan google earth digunakan untuk
menentukan jarak antar lokasi dan halangan yang menghadang antar titik
lokasi. Data-data tersebut adalah sebagai dasar untuk penentuan topologi
jaringan dan penentuan tinggi tower berdasarkan perhitungan fresnel zone.
Tahap-tahap dalam penelitian meliputi :
1. Perencanaan Jaringan
Berdasarkan hasil dari site survey dengan peralatan GPS maka
didapatkan titik koordinat masing-masing lokasi dan ketinggian lokasi dari
permukaan air laut. Dengan menggunakan bantuan google earth maka akan
didapat suatu keputusan dalam menentukan perencanaan jaringan. Pada
tahap ini dapat ditentukan berapa ketinggian tower masing-masing lokasi
untuk mendapatkan titik LOS (Line of Sight) berdasarkan perhitungan dari
radius fresnel zone, topologi jaringan yang digunakan, serta spesifikasi
peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi jaringan. Menentukan
aspek-aspek yang berkaitan berupa elemen-elemen yang berkaitan dengan
jaringan baik itu sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan,
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur kerja
maupun beragam aspek lainnya, baik yang terkait secara langsung maupun
tidak dengan jaringan yang akan dibangun. Fase ini merupakan fase yang
sangat penting (essential) untuk mendapatkan gambaran network design
untuk pengembangan jaringan selanjutnya.
2. Implementasi jaringan
Tahap implementasi jaringan merupakan tahap installasi peralatan
dalam jaringan wireless yang berupa perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Installasi perangkat keras meliputi pemasangan
tower, access point, antena, dan router di masing-masing titik koneksi.
32
Installasi perangkat lunak meliputi konfigurasi dari peralatan di masing-
masing titik koneksi.
3. Testing (Uji Coba)
Setelah proses tahap implementasi langkah berikutnya berupa proses
pengujian atau test jaringan. Pengetesan jaringan ini adalah untuk
memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari jaringan yang di
buat telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan dilakukan
untuk mencari kesalahan-kesalahan atau kelemahan-kelemahan yang
mungkin masih terjadi. Testing jaringan menggunakan parameter utama
signal strength antar titik yang saling terkoneksi. Pengujian menggunakan
tools yang terdapat dalam peralatan jaringan. Pengujian ini menggunakan
utility dari mikrotik dengan parameter signal strength (kekuatan sinyal)
antar titik yang saling terkoneksi, signal to noise ratio (SNR), ping test, dan
bandwith test. Hasil pengujian akan dibandingkan dengan pengujian secara
teoritis dengan perhitungan link budget. Metode dari perhitungan link
budget mengacu pada minimal received signal level (RSL) yaitu sensitivitas
dari penerima. Minimum RSL selalu dinyatakan sebagai dBm negatif
(-dBm). Minimum RSL biasanya dalam kisaran antara -75 ke -95 dBm.
Dengan metode ini dapat diketahui kualitas sambungan antar titik koneksi.
4. Maintenance (Pemeliharaan)
Fase ini merupakan fase perawatan terhadap jaringan yang telah
diimplementasikan. Cakupan fase ini berupa proses perawatan terhadap
jaringan yang berkaitan dengan perawatan berkala dari jaringan maupun
proses terhadap perbaikan jaringan manakala jaringan menghadapi kendala
dalam operasionalnya akibat masalah teknis dan non teknis.
33
3.5.2. Spesifikasi Peralatan
Peralatan yang digunakan seperti terlihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Spesifikasi Peralatan
No Lokasi Spesifikasi Peralatan
1 Kantor Kecamatan Antena Parabolic 2,4 GHz, mikrotik RB
133, Antena Omnidirectional 2,4 GHz,
mikrotik RB 433, Tower Triangle 30
meter, grounding kit, mikrotik RB 450,
PC web server, UTP Cable CAT 5E, PoE
Adaptor, konektor RJ 45 AMP.
2 SMP Negeri 1 Antena Yagi 2,4 GHz, AP Senau ECB
3220, Mikrotik RB 750, Pipa Pole 6
meter, PoE Adaptor, UTP Cable CAT 5E,
konektor RJ 45 AMP
3 SMP Negeri 2 Antena Parabolic 2,4 GHz, Mikrotik RB
133, PC Router mikrotik x86, Tower
Triangle 30 meter, grounding kit, UTP
Cable CAT 5E, PoE Adapter, konektor
RJ 45 AMP.
4 SMP Kanisius Antena Omnidirectional 2,4 GHz,
mikrotik RB 411 OS Level 4, PC Router
mikrotik x86, Pipa Pole 24 meter,
grounding kit, PoE Adapter, UTP Cable
CAT 5E, konektor RJ 45 AMP.
5 SMP Sultan Agung Antena Parabolic 2,4 GHz, AP Senau
ECB 3220, PC Router mikrotik x86, Pipa
Pole 6 meter, PoE Adapter, UTP Cable
CAT 5E, konektor RJ 45 AMP.
6 SMK Muhamadiyah 6 Antena Yagi 2,4 GHz, Ubiquiti Pico
Station2, Pipa Pole 6 meter, PoE
Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor
RJ 45 AMP.
7 SMA Kanisius Antena Yagi 2,4 GHz, AP Senau ECB
3220, PC Router mikrotik x86, PoE
Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor
RJ 45 AMP.
8 SMK Sultan Agung Antena Omnidirectional 2,4 GHz,
Mikrotik RB 411 OS Level 4, PC Router
mikrotik x86, Tower Triangle 30 meter,
grounding kit, PoE Adapter, UTP Cable
CAT 5E, konektor RJ 45 AMP.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Koordinat Lokasi
Survey lokasi (site survey) dengan peralatan GPS (global Positioning
System) didapatkan koordinat lokasi dan ketinggian lokasi dari permukaan air laut
(dpl). Data hasil survey ditampilkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Koordinat Lokasi
Location Elevation Latitude S Longitude E
Kantor Kecamatan 193 meter 7o 56’ 56.79” 111
o 3’ 58.69”
SMP Negeri 1 197 meter 7o 56’ 44.51” 111
o 3’ 27.23”
SMP Negeri 2 954 meter 7o 59’ 22.92” 111
o 6’ 23.98”
SMP Kanisius 195 meter 7o 56’ 51.55” 111
o 3’ 27.87”
SMP Sultan Agung 193 meter 7o 56’ 51.63” 111
o 3’ 24.98”
SMK Muhamadiyah 6 218 meter 7o 56’ 59.31” 111
o 3’ 54.72”
SMA Kanisius 213 meter 7o 56’ 37.56” 111
o 3’ 21.62”
SMK Sultan Agung 189 meter 7o 56’ 50.47” 111
o 3’ 22.52”
Titik koordinat lokasi yang diperoleh dengan menggunakan peralatan GPS
di atas kemudian dengan bantuan google earth didapat pemetaan lokasi yang
selanjutnya akan dijadikan acuan untuk topologi jaringan. SMP Negeri 2 yang
memiliki lokasi tertinggi (954 meter dari permukaan air laut) berperan penting
dalam implementasi jaringan, karena dalam implementasi jaringan lokasi tersebut
juga untuk koneksi dengan Internet Service Provider (ISP) yang selanjutnya
diarahkan ke kantor kecamatan sebagai pusat koneksi untuk jaringan antar
sekolah. Lokasi sekolah berjauhan satu sama lain, sehingga dalam implementasi
jaringan antar sekolah tersebut menggunakan teknologi wireless, dengan router
dan web server untuk lokal konten terletak di kantor kecamatan Tirtomoyo.
35
4.2. Pemetaan Lokasi
Hasil dari pemetaan lokasi dengan menggunakan software google earth
seperti terlihat pada Gambar 4.1. Hasil dari pemetaan ini merupakan dasar
penentuan topologi jaringan dan untuk menentukan titik-titik yang digunakan
sebagai repeater atau yang dikenal dengan wireless distribution system (WDS).
Gambar 4.1. Pemetaan Lokasi
Berdasarkan hasil dari pemetaan tersebut dapat ditentukan jarak antar titik
yang saling terkoneksi. Jarak antar titik yang saling terkoneksi seperti yang tersaji
dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jarak antar Titik Koneksi
Lokasi Tujuan Koneksi Jarak (m)
SMP Negeri 2 Kantor Kecamatan 6295
SMK Muhamadiyah 6
Kantor Kecamatan 144
SMK Sultan Agung Kantor Kecamatan 1105
SMA Kanisius SMK Sultan Agung 385
SMP Sultan Agung SMK Sultan Agung 113
SMP Kanisius SMK Sultan Agung 170
SMP Negeri 1 SMP Kanisius 216
36
Titik-titik lokasi yang digunakan sebagai wireless distribution system
(WDS) ditentukan berdasarkan jarak terdekat dengan client. Kantor kecamatan
Tirtomoyo selain sebagai pusat koneksi juga berfungsi sebagai WDS yang
terhubung secara langsung ke SMP Negeri 2, SMK Sultan Agung, dan SMK
Muhamadiyah 6. SMK Sultan Agung berfungsi sebagai WDS ke SMA Kanisius,
SMP Sultan Agung, dan SMP Kanisius. SMP Kanisius berfungsi sebagai WDS ke
SMP Negeri 1 Tirtomoyo. Titik-titik tersebut akan menggunakan jenis antena
yang dapat memancarkan sinyal ke segala arah yaitu jenis omnidirectional,
sedangkan titik yang lain (client) menggunakan jenis antena parabolic maupun
yagi. Pemilihan jenis antena ini berdasarkan pada fungsi, arah rambatan dan jarak
lokasi ke titik koneksi yang dituju.
4.3. Line of Sight (LOS)
Line of Sight (LOS) dibutuhkan agar dapat terjadi koneksi wireless yang
optimal antara titik-titik yang saling terkoneksi, LOS merupakan keadaan dimana
antar point harus saling berhadapan. LOS sebetulnya lebih dari sekedar garis lurus
yang tipis tetapi berbentuk seperti elips. Lebar elips tersebut dikenal sebagai
konsep fresnel zone. Jarak antar koneksi yang didapatkan digunakan untuk
perhitungan fresnel zone. Perhitungan tersebut menggunakan rumus :
r = 17,31 √ (d1 x d2) /(f x D)…………………(4-1)
dimana r adalah jari-jari dari zone tersebut dalam meter, D adalah jarak total
sambungan dalam meter, d1 adalah jarak dari titik koneksi pertama ke halangan,
d2 adalah jarak dari titik koneksi kedua ke halangan, f adalah frekuensi dalam
MHz. Rumus tersebut akan memberikan jari-jari / radius dari zone. Untuk
menghitung ketinggian tower sehingga didapatkan LOS maka perlu mengetahui
tinggi halangan di tengah-tengah titik koneksi yang saling berhubungan. Tinggi
halangan tersebut ditambahkan dengan radius fresnel zone untuk menentukan
tinggi antena. Hasil perhitungan fresnel zone antar titik-titik yang saling
terkoneksi terlihat dalam Tabel 4.3.
37
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Fresnel Zone
Lokasi 1 Lokasi 2 D(m) f(MHz) r (m) 60% r
SMP Negeri 2 Kantor Kec. 6295 2412 13,98 8,39
SMK Muhamadiyah 6
Kantor Kec. 144 2412 2,11 1,25
SMK Sultan Agung Kantor Kec. 1105 2412 5,86 3,51
SMA Kanisius SMK Sultan Agung 385 2412 3,46 2,07
SMP Sultan Agung SMK Sultan Agung 113 2412 1,87 1,12
SMP Kanisius SMK Sultan Agung 170 2412 2,30 1,38
SMP Negeri 1 SMP Kanisius 216 2412 2.60 1,55
Pada saat membuat koneksi wireless perlu memastikan bahwa wilayah /
zone tersebut bebas dari hambatan. Dalam jaringan wireless perlu memastikan
bahwa minimal 60% dari radius fresnel zone (r) yang pertama bebas dari
penghalang, batas 60% tersebut merupakan batas toleransi penghalang yang
menembus radius fresnel zone sebesar 40%, lebih dari 40% halangan yang
menembusnya mengakibatkan terganggunya komunikasi data bahkan koneksi
tidak stabil atau tidak terjadi koneksi sama sekali. Jarak terjauh dari implementasi
jaringan adalah antara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 yaitu 6,295 km.
Berdasarkan perhitungan jari-jari fresnel zone antara kantor kecamatan dengan
SMP Negeri 2 dengan frekuensi transmite 2,412 GHz (chanel 1) adalah 13,98
meter. Perhitungan 60% dari radius fresnel zone yang pertama adalah 8,39 meter.
Dilihat dari hasil pemetaan halangan yang berada antara kedua lokasi berupa
pepohonan dengan ketinggian rata-rata kurang lebih 15 meter, untuk menentukan
tinggi tower sehingga didapat LOS, maka tinggi halangan tersebut ditambahkan
dengan radius fresnel zone yaitu 15 meter ditambah 13,98 meter adalah 28,98
meter. Tinggi tower yang diimplementasi berdasarkan radius dari fresnel zone
adalah 30 meter di kantor kecamatan dan 30 meter di SMP Negeri 2. SMP Negeri
2 dengan ketinggian 954 meter dpl sebenarnya tidak memerlukan tower dengan
ketinggian 30 meter, tetapi karena SMP Negeri 2 juga merupakan koneksi ke ISP,
maka ketinggian 30 meter tersebut untuk mencapai titik LOS dengan pusat
koneksi ISP.
Titik tengah koneksi antara SMK Sultan Agung yang terhubung ke kantor
kecamatan terdapat halangan bangunan bertingkat dengan ketinggian 20 meter.
38
Ketinggian SMK Sultan Agung dari permukaan air laut lebih rendah 4 meter dari
kecamatan. Tinggi tower SMK Sultan Agung untuk mencapai kondisi LOS adalah
jumlah dari radius fresnel zone ditambah tinggi halangan dan selisih ketinggian
dari permukaan air laut yaitu 5,86 meter ditambah 20 meter ditambah 4 meter
(29,86 meter). Tinggi tower yang diimplementasi berdasarkan radius dari fresnel
zone adalah 30 meter di SMK Sultan Agung Tirtomoyo.
Koneksi antara SMP Kanisius dengan SMK Sultan Agung tidak terdapat
halangan yang berarti, tetapi untuk mencapai LOS tinggi tower harus sejajar,
karena kedua antena memiliki jenis yang sama yaitu omnidirectional. Ketinggian
SMP Kanisius dari permukaan air laut adalah 195 meter, selisih 6 meter lebih
tinggi dari SMK Sultan Agung, untuk menentukan tinggi tower di SMP Kanisius
supaya sejajar dengan SMK Sultan Agung adalah dengan cara mengurangkan
tinggi tower di SMK Sultan Agung dengan selisih ketinggian permukaan air laut.
Dari perhitungan tersebut didapatkan tinggi tower untuk implementasi di SMP
Kanisius adalah 24 meter (30 meter – 6 meter).
Penentuan tinggi tower untuk SMP Sultan Agung, SMP Negeri 1, dan
SMK Muhamadiyah masing adalah satu pipa pole (6 meter). Penentuan tinggi
tersebut berdasarkan jarak untuk ke titik koneksi yang dekat (<400 meter), tidak
terdapat halangan dan dapat terlihat oleh mata telanjang serta pemakaian jenis
antena yagi maupun parabolic, sehingga untuk mencapai LOS dapat dilakukan
dengan pengaturan arah antena (pointing) pada sisi client yang terhubung. Tinggi
tower masing-masing titik koneksi seperti terlihat dalam Tabel 4.4. Perhitungan
fresnel zone antara titik koneksi terlampir dalam Lampiran 1.
Tabel 4.4. Tinggi Tower dan Jenis Antena masing-masing Titik Koneksi
Lokasi Tinggi Tower Jenis Antena
Kantor Kecamatan 30 meter Parabolic dan omnidirectional
SMP Negeri 1 6 meter Yagi
SMP Negeri 2 30 meter Parabolic
SMP Kanisius 24 meter Omnidirectional
SMP Sultan Agung 6 meter Parabolic
SMK Sultan Agung 30 meter Omnidirectional
SMK Muhamadiyah 6 meter Yagi
SMA Kanisius 6 meter Yagi
39
4.4. Perancangan Wireless Network
Perancangan dilakukan berdasarkan data hasil survey di lapangan dengan
titik pusat di kantor kecamatan. Titik-titik yang berfungsi sebagai wireless
distribution system (WDS) adalah SMK Sultan Agung dan SMP Kanisius. WDS
memungkinkan sebuah client wireless (client I) dapat terhubung dengan node
pusat (node A) tanpa harus terhubung langsung dengannya, tetapi cukup
terhubung ke node lain (node B) yang terdekat dengan client I yang sudah bekerja
sama dengan node A. Node B tersebut berfungsi sebagai relay yang akan
meneruskan ke node A. Demikian juga sebaliknya, dimana jika ada client wireless
lain (Client II) yang ingin berkomunikasi dengan node A, maka dapat terhubung
dengan node tersebut melalui node B.
4.3.1. Topologi Jaringan.
Topologi jaringan wireless yang menghubungkan antar sekolah di
kecamatan Tirtomoyo seperti terlihat dalam Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Topologi Jaringan
4.3.1. IP Address.
IP Address yang digunakan dalam implementasi adalah IP address
privat kelas B untuk alamat wireless access point (WAP) dan router, IP
address privat kelas C untuk IP Hotspot dan IP client. IP address untuk
40
WAP dan router yaitu 172.16.0.1/24, sedangkan IP address untuk hotspot
dan client yaitu 192.168.0.0 – 192.168.255.255. IP public untuk jaringan
internet yang diperoleh dari internet service provider (ISP) adalah
121.100.22.227. IP address WAP dan Router 172.16.0.1/24 berarti IP
Privat tersebut menggunakan subnet mask 255.255.255.0 yang berarti
jumlah mesin yang dapat terhubung maksimal 256 mesin. Penentuan
subnet mask tersebut berdasarkan notasi CIDR (Classless Inter Domain
Routing). Tabel Classless Inter Domain Routing tersaji dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Classless Inter Domain Routing
CIDR Desimal Jumlah Mesin
/30 255.255.255.252 4
/29 255.255.255.248 8
/28 255.255.255.240 16
/27 255.255.255.224 32
/26 255.255.255.192 64
/25 255.255.255.128 128
/24 255.255.255.0 256
/16 255.255.0.0 65536
/8 255.0.0.0 16777216
Device jaringan dengan menggunakan IP privat tidak dirutekan
melintasi internet, ketika device membutuhkan koneksi ke internet, device-
device tersebut dapat berbagi menggunakan sebuah IP address public
melalui konfigurasi Network Address Translation (NAT) yang akan
dilakukan oleh router. Pemberian IP address untuk WAP dan router
dilakukan secara statik, alamat IP statik adalah sebuah pemberian alamat
yang tidak pernah berubah. Pemberian IP address untuk hotspot dan client
dilakukan secara dinamik dengan menggunakan Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP). Site detail dari jaringan komputer antar
sekolah di kecamatan Tirtomoyo seperti terlihat dalam Tabel 4.6.
41
Tabel 4.6. Site Detail Jaringan
Site Detail IP Allocation
Kantor Kecamatan Router
WAP (WDS)
WAP (to SMP2/ ISP)
IP Hotspot
Web Server
SSID
172.16.0.1
172.16.0.2
121.100.22.227
192.168.1.1/24
172.16.0.7
CyberVillage
SMP Negeri 1 Router
WAP
LAN
172.16.0.17
172.16.0.18
192.168.15.1/24
SMP Negeri 2 Router
WAP (to kecamatan)
WAP (to ISP)
LAN
172.16.0.8
121.100.22.228
121.100.22.xxx
192.168.11.1/24
SMP Kanisius Router
WAP (WDS)
LAN
172.16.0.9
172.16.0.10
192.168.12.1/24
SMP Sultan Agung Router
WAP
LAN
172.16.0.13
172.16.0.14
192.168.17.1/24
SMK Muhamadiyah 6 Router
WAP
LAN
172.16.0.16
172.16.0.16
192.168.14.1/24
SMA Kanisius Router
WAP
LAN
172.16.0.19
172.16.0.20
192.168.16.1/24
SMK Sultan Agung Router
WAP (WDS)
LAN
172.16.0.11
172.16.0.12
192.168.13.1/24
Jaringan komputer antar sekolah selain berfungsi sebagai intranet untuk
keperluan pendidikan juga dapat untuk melakukan koneksi internet, hal ini dapat
dilakukan karena bekerja sama dengan Internet Service Provider (ISP) yang
sebelumnya telah bekerjasama dengan kecamatan Tirtomoyo untuk keperluan
pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) online, untuk jalur internet menumpang
dengan jalur kecamatan yang sudah ada sebelumnya, tetapi hal ini tidak berarti
antara jaringan untuk keperluan pembuatan KTP online dengan jaringan antar
sekolah untuk pendidikan tergabung jadi satu dan saling mengganggu satu sama
lain, hal ini tidak akan terjadi karena pembagian jalur data (bandwith) telah diatur
42
oleh router sesuai alokasi dari ISP. Tiap lokasi menggunakan tower yang
digunakan untuk penempatan antena dan radio AP yang digunakan sebagai media
transmisi data. Hal ini dikarenakan keadaan geografis tirtomoyo yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan media kabel sebagai media perantara
jaringan komputer antar sekolah. Sebagai salah satu solusi maka menggunakan
gelombang radio sebagai transmisinya, teknologi ini dikenal sebagai teknologi
wireless.
Implementasi jaringan yang dibangun adalah jaringan lokal yang
mengkover suatu area atau daerah (khususnya lingkungan pendidikan) untuk
memajukan dunia pendidikan di wilayah kecamatan Tirtomoyo. Semua komputer
yang berada di lingkungan pendidikan tersebut terhubung dalam satu jaringan
lokal dan memiliki satu titik gateway, dimana melalui gateway ini semua
pengguna komputer yang berada di daerah tersebut dapat juga mengakses jaringan
internet maupun intranet.
4.5. Implementasi Wireless Network
Implementasi wireless network dilakukan di 8 (delapan) titik koneksi yaitu
kantor kecamatan Tirtomoyo, SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Kanisius, SMP
Sultan Agung, SMK Muhamadiyah 6, SMA Kanisius, dan SMK Sultan Agung.
Proses implementasi terdiri dari installasi perangkat keras (hardware) dan
konfigurasi perangkat lunak (software). Tahap paling awal dalam implementasi
adalah pemasangan peralatan di kantor kecamatan, hal ini dikarenakan lokasi
tersebut sebagai pusat koneksi, sehingga pemasangan harus dilakukan pada tahap
paling awal. Installasi hardware meliputi pemasangan access point, router,
antena, dan peralatan lain seperti tower serta peralatan pendukung lainnya.
konfigurasi perangkat lunak adalah konfigurasi dari access point maupun router
untuk dapat saling terkoneksi dalam jaringan antar sekolah.
4.5.1. Kantor Kecamatan Tirtomoyo
Installasi peralatan meliputi access point mikrotik RB 433 beserta
antena omnidirectional, dan router mikrotik RB 450. Peralatan dari ISP
berupa mikrotik RB 133 dan antena parabolic yang menuju ke SMP
43
Negeri 2 sudah terpasang sebelumnya, penulis melakukan pointing ulang
untuk peralatan dari ISP untuk mendapatkan kualitas sinyal terbaik. Tower
antena sudah tersedia di kantor kecamatan beserta peralatan anti petir
dengan ketinggian 30 meter. Dalam implementasi tower tersebut ditempati
oleh peralatan dari ISP yang terdiri dari AP RB 133, antena parabolic
serta peralatan dari FKTO yang terdiri dari AP RB 433 dan antena
omnidirectional. Deskripsi perangkat keras dalam installasi peralatan di
kantor kecamatan tersaji dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Deskripsi Perangkat Keras di Kantor Kecamatan Tirtomoyo
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antenna Omndirectional 2,4 Ghz 1 Unit
Antenna Parabolic 2,4 Ghz 1 Unit
Mikrotik RB 433 1 Unit
Mikrotik RB 133 1 Unit
Mikrotik RB 450 1 Unit
Tower
30 cm ▲ per 5 meter stick, include sling 6 Stick
Antenna Mounting Kit 2 Buah
Grounding Kit 1 Buah
Safety Lamp with Automatic Sensor 1 Buah
Networking
UTP Cable Categori 5E 50 Meter
Konektor RJ45 10 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
Pemakaian antena parabolic di kecamatan untuk koneksi point to
point ke SMP Negeri 2, koneksi antara kantor kecamatan dengan SMP
Negeri 2 merupakan koneksi terjauh dengan jarak 6,295 km. Jenis antena
parabolic memiliki gain paling tinggi yaitu 24 dBi, namun coverage area
menyamping sangat terbatas, berdasarkan sifatnya antena ini sangat baik
digunakan untuk link point to point antar lokasi yang berjauhan.
Pemakaian antena omnidirectional digunakan di kantor kecamatan karena
lokasi ini akan saling terkoneksi dengan beberapa client dengan lokasi
yang berbeda yaitu SMK Sultan Agung dan SMK Muhamadiyah 6. Lokasi
44
ini juga berfungsi sebagai hotspot area. Tipe antena omnidirectional akan
merambatkan sinyal RF ke segala arah dalam bidang horizontal, tetapi
jarak daya pancarnya terbatas. Antena omnidirectional mempunyai range
gain hingga 17 dBi. Hasil dari pemasangan tersebut seperti terlihat pada
Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Implementasi Wireless AP di Kantor Kecamatan
Mikrotik RB 450 berfungsi sebagai router jaringan, dengan router
mikrotik RB 450 konfigurasi jaringan diatur, diantaranya adalah network
routing, setting IP Hotspot, setting Network Address Transalation (NAT),
dan setting Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Titik koneksi
yang berfungsi sebagai WDS dapat difungsikan pula untuk akses jaringan
intranet maupun internet melalui mobile desktop / laptop. IP address yang
digunakan untuk WAP sekolah adalah 172.16.0.1/24, IP address yang
digunakan untuk hotspot area 192.168.1.1/24. IP address mikrotik AP RB
433 adalah 172.16.0.2, IP address untuk mikrotik router RB 450
172.16.0.1, sedangkan IP address dari ISP adalah 121.100.227 (IP public).
Konfigurasi IP address di kantor kecamatan terlihat pada Tabel 4.8.
45
Tabel 4.8. Konfigurasi IP Address di Kantor Kecamatan Tirtomoyo
Device Name IP Address
Mikrotik AP RB 433 (Tio.omni)
Mikrotik Router RB 450 (Tio.router)
IP Hotspot Area
WLAN
IP Publik
172.16.0.2
172.16.0.1
192.168.1.1/24
172.16.1.1/24
121.100.22.227
Detail konfigurasi access point mikrotik RB 433 dan router
mikrotik RB 450 di kantor kecamatan terlampir dalam Lampiran 2.
4.5.2. SMK Sultan Agung Tirtomoyo
Installasi jaringan di SMK Sultan Agung meliputi installasi tower
dengan ketinggian 30 meter, access point mikrotik RB 411 beserta antena
omnidirectional, dan PC router mikrotik x86. Peralatan RB 411 dan
omnidirectional dipasang pada tower. Koneksi SMK Sultan Agung
mengarah ke pusat koneksi yaitu kantor kecamatan. SMK Sultan Agung
juga berfungsi sebagai wireless distribution system (WDS) untuk koneksi
ke SMP Kanisius, SMP Sultan Agung dan SMA Kanisius. Lokasi ini juga
berfungsi sebagai hotspot area. Deskripsi perangkat keras dalam installasi
peralatan di SMK Sultan Agung tersaji dalam Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Sultan Agung
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena Omndirectional 2,4 Ghz 1 Unit
Mikrotik RB 411 1 Unit
PC router x86 1 Unit
Tower
30 cm ▲ per 5 meter stick, include sling 6 Stick
Antenna Mounting Kit 2 Buah
Grounding Kit 1 Buah
Safety Lamp with Automatic Sensor 1 Buah
Networking
UTP Cable Categori 5E 40 Meter
Konektor RJ45 4 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
46
Seperti halnya di kantor kecamatan pemakaian antena
omnidirectional di SMK Sultan Agung karena lokasi ini akan saling
terkoneksi dengan beberapa client dengan lokasi yang berbeda yaitu SMP
Sultan Agung, SMP Kanisius, dan SMA Kanisius. Tipe antena
omnidirectional akan merambatkan sinyal RF ke segala arah dalam bidang
horizontal, tetapi jarak daya pancarnya terbatas. Antena omnidirectional
mempunyai range gain hingga 17 dBi. Hasil dari pemasangan tersebut
seperti terlihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Implementasi Wireless AP di SMK Sultan Agung
Router di SMK Sultan Agung dibuat dengan memanfaatkan PC
Pentium III yang sudah tidak terpakai tetapi dapat diinstall mikrotik router
OS versi 3.20 (mikrotik x86). Spesifikasi dari PC router mikrotik x86
adalah Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128, Harddisk 4 GB, dan 2 buah
LAN Card. Dengan PC router mikrotik x86 ini jaringan lokal di SMK
Sultan Agung penulis set sebagai Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address menjadi lebih dinamis. IP
address yang digunakan untuk WAP SMK Sultan Agung adalah
47
172.16.0.12, IP address yang digunakan untuk PC router adalah
172.16.0.11. IP address untuk Local Area Network (LAN) adalah
192.168.13.1/24. Konfigurasi IP address di SMK Sultan Agung terlihat
pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Konfigurasi IP Address di SMK Sultan Agung
Device Name IP Address
Mikrotik AP RB 411 (smksa.omni)
PC router mikrotik x86 (smksa.router)
LAN
172.16.0.12
172.16.0.11
192.168.13.1/24
Detail konfigurasi access point mikrotik RB 411 dan PC router
mikrotik x86 di SMK Sultan Agung terlampir dalam Lampiran 3.
4.5.3. SMP Kanisius
Pemasangan peralatan jaringan di SMP Kanisius meliputi installasi
tower dengan menggunakan pipa pole dengan ketinggian 24 meter, access
point mikrotik RB 411 beserta antena omnidirectional, dan PC router
mikrotik x86. Peralatan RB 411 dan omnidirectional dipasang pada pipa
pole. Koneksi SMP Kanisius mengarah ke SMK Sultan Agung. SMP
Kanisius berfungsi sebagai wireless distribution system (WDS) untuk
koneksi ke SMP Negeri 1 serta berfungsi sebagai hostpot area. Deskripsi
perangkat keras dalam installasi peralatan di SMP Kanisius tersaji dalam
Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Kanisius
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena Omndirectional 2,4 Ghz 1 Unit
Mikrotik RB 411 1 Unit
PC router x86 1 Unit
Tower
Pipa pole per 6 meter, include sling 4 Stick
Grounding Kit 1 Buah
Networking
UTP Cable Categori 5E 40 Meter
Konektor RJ45 4 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
48
Pemakaian antena omnidirectional di SMP Kanisius karena lokasi
ini akan saling terkoneksi dengan SMP Negeri 1 dan SMK Sultan Agung,
sehingga dengan jarak antar lokasi koneksi yang tidak terlalu jauh (<250
meter) penggunaan antena omnidirectional lebih efisien baik dari sisi
teknis maupun biaya. Hasil dari pemasangan tersebut seperti terlihat pada
Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Implementasi Wireless AP di SMP Kanisius
Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMP Kanisius adalah
Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB, 2 LAN Card
dengan sistem operasi mikrotik x86 versi 3.20. Melalui PC router mikrotik
x86 ini jaringan lokal di SMP Kanisius penulis set sebagai Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address
menjadi lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk WAP SMP
Kanisius adalah 172.16.0.10, IP address untuk PC router adalah
172.16.0.9. IP address untuk Local Area Network (LAN) adalah
49
192.168.12.1/24. Konfigurasi IP Address di SMP Kanisius terlihat pada
Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Konfigurasi IP Address di SMP Kanisius
Device Name IP Address
Mikrotik AP RB 411 (smpk.omni)
PC router mikrotik x86 (smpk.router)
LAN
172.16.0.10
172.16.0.9
192.168.12.1/24
Detail konfigurasi access point mikrotik RB 411 dan PC router
mikrotik x86 di SMP Kanisius terlampir dalam Lampiran 4.
4.5.4. SMP Sultan Agung
Installasi peralatan jaringan di SMP Sultan Agung meliputi access
point (AP) Senau beserta antena parabolic, dan PC router mikrotik x86.
AP senau dan antena parabolic dipasang pada pipa pole dengan ketinggian
6 meter. Koneksi SMP Sultan Agung mengarah ke SMK Sultan Agung.
Hasil dari pemasangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6. Implementasi Wireless AP di SMP Sultan Agung
Deskripsi perangkat keras dalam installasi peralatan di SMP Sultan
Agung tersaji dalam Tabel 4.13.
50
Tabel 4.13. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Sultan Agung
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena parabolic 2,4 GHz 1 Unit
AP Senau 1 Unit
PC router mikrotik x86 1 Unit
Tower
Pipa pole 6 meter 1 Stick
Networking
UTP Cable Categori 5E 10 Meter
Konektor RJ45 4 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
Router yang digunakan di SMP Sultan Agung adalah dengan
memanfaatkan PC Pentium III yang sudah tidak terpakai tetapi dapat
diinstall mikrotik router OS versi 3.20 (mikrotik x86). Dengan PC router
mikrotik x86 ini jaringan lokal di SMP Sultan Agung penulis set sebagai
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server sehingga
konfigurasi IP address menjadi lebih dinamis. IP Address yang digunakan
untuk WAP SMP Sultan Agung adalah 172.16.0.14, IP address yang
digunakan untuk PC router adalah 172.16.0.13. IP address untuk Local
Area Network (LAN) adalah 192.168.17.1/24. Konfigurasi IP address di
SMP Sultan Agung terlihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Konfigurasi IP Address di SMP Sultan Agung
Device Name IP Address
AP Senau (smpsa.wap)
PC router mikrotik x86 (smpsa.router)
LAN
172.16.0.14
172.16.0.13
192.168.17.1/24
Detail konfigurasi AP Senau dan PC router mikrotik x86 di SMP
Sultan Agung terlampir dalam Lampiran 5.
4.5.5. SMA Kanisius
Pemasangan peralatan jaringan di SMA Kanisius meliputi access
point (AP) Senau beserta antena yagi, dan PC router mikrotik x86. AP
51
senau dan antena Yagi dipasang di bangunan laboratorium komputer, hal
ini dilakukan karena tanpa menggunakan pipa sudah didapatkan titik line
of sight (LOS) ke koneksi tujuan. Koneksi SMA Kanisius mengarah ke
SMK Sultan Agung. Hasil dari pemasangan terlihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7. Implementasi Wireless AP di SMA Kanisius
Deskripsi perangkat keras yang digunakan dalam installasi
peralatan di SMA Kanisius tersaji dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Deskripsi Perangkat Keras di SMA Kanisius
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena Yagi 2,4 Ghz 1 Unit
AP Senau 1 Unit
PC router mikrotik x86 1 Unit
Networking
UTP Cable Categori 5E 10 Meter
Konektor RJ45 4 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
Installasi Router di SMA Kanisius menggunakan PC dengan sistem
operasi mikrotik x86 versi 3.20. PC tersebut memiliki spesifikasi Intel
Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB dan 2 LAN card.
Untuk jaringan lokal (LAN) penulis set sebagai Dynamic Host
52
Configuration Protocol (DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address
untuk client menjadi lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk
WAP SMA Kanisius adalah 172.16.0.20, IP address yang digunakan
untuk PC router adalah 172.16.0.19. IP address untuk Local Area Network
(LAN) adalah 192.168.16.1/24. Konfigurasi IP address di SMA Kanisius
terlihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Konfigurasi IP Address di SMA Kanisius
Device Name IP Address
AP Senau (smak.yagi)
PC router mikrotik x86 (smak.router)
LAN
172.16.0.20
172.16.0.19
192.168.16.1/24
Konfigurasi AP Senau dan PC router mikrotik x86 di SMA
Kanisius secara detail terlampir dalam Lampiran 6.
4.5.6. SMP Negeri 1
Installasi peralatan jaringan di SMP Negeri 1 meliputi access point
(AP) Senau beserta antena yagi, dan router mikrotik RB 750. AP senau
dan antena yagi dipasang pada pipa pole dengan ketinggian 6 meter.
Koneksi SMP Negeri 1 mengarah ke SMP Kanisius. Deskripsi perangkat
keras dalam installasi peralatan di SMP Negeri 1 tersaji dalam Tabel 4.17.
Hasil dari pemasangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.8.
Tabel 4.17. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Negeri 1
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena Yagi 2,4 Ghz 1 Unit
AP Senau 1 Unit
Mikrotik RB 750 1 Unit
Tower
Pipa pole per 6 meter 1 Stick
Networking
UTP Cable Categori 5E 10 Meter
Konektor RJ45 4 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
53
Gambar 4.8. Implementasi Wireless AP di SMP Negeri 1
SMP Negeri 1 menggunakan router mikrotik RB 750. Jaringan
lokal penulis set sebagai Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
Server sehingga konfigurasi IP address menjadi lebih dinamis. IP address
yang digunakan untuk WAP SMP Negeri 1 adalah 172.16.0.18, IP address
yang digunakan untuk RB 750 adalah 172.16.0.17. IP address untuk Local
Area Network (LAN) adalah 192.168.15.1/24. Konfigurasi IP address di
SMP Negeri 1 terlihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Konfigurasi IP Address di SMP Negeri 1
Device Name IP Address
AP Senau (smpn1.yagi)
Mikrotik router RB 750 (smpn1.router)
LAN
172.16.0.18
172.16.0.17
192.168.15.1/24
Detail dari konfigurasi AP Senau dan router mikrotik RB 750 di
SMP Negeri 1 terlampir dalam Lampiran 7.
4.5.7. SMK Muhamadiyah 6
Installasi jaringan di SMK Muhamadiyah 6 meliputi access point
(AP) Ubiquity Picostation2 beserta antena yagi. Access point Ubiquity
Picostation2 dan antena yagi dipasang pada pipa pole dengan ketinggian 6
54
meter. Koneksi SMK Muhamadiyah 6 mengarah ke kantor kecamatan.
Hasil dari pemasangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Implementasi Wireless AP di SMK Muhamadiyah 6
Deskripsi perangkat keras dalam installasi peralatan di SMK
Muhamadiyah 6 tersaji dalam Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Muhamadiyah 6
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena Yagi 2,4 Ghz 1 Unit
AP Ubiquity PicoStation2 1 Unit
Tower
Pipa pole per 6 meter 1 Stick
Networking
UTP Cable Categori 5E 10 Meter
Konektor RJ45 4 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
Pengaturan router di SMK Muhamadiyah 6 dilakukan pada AP
ubiquity PicoStation2. Jaringan lokal penulis set sebagai Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address
55
menjadi lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk WAP SMK
Muhamadiyah 6 adalah 172.16.0.16. IP address untuk Local Area
Network (LAN) adalah 192.168.14.1/24. Konfigurasi IP address di SMK
Muhamadiyah 6 terlihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Konfigurasi IP Address di SMK Muhamadiyah 6
Device Name IP Address
AP Ubiquiti (smkmuh.yagi)
LAN
172.16.0.16
192.168.14.1/24
Konfigurasi AP Ubiquity PicoStation2 di SMK Muhamadiyah
terlampir dalam Lampiran 8.
4.5.8. SMP Negeri 2
Pemasangan peralatan jaringan di SMP Negeri 2 meliputi access
point (AP) RB 133 beserta antena parabolic dan PC router mikrotik x86.
AP RB 133 dan antena parabolic dipasang pada tower dengan ketinggian
30 meter. Koneksi SMP Negeri 2 mengarah ke kantor kecamatan. Untuk
implementasi jaringan di SMP Negeri 2 adalah installasi router dan
konfigurasi ulang dengan pihak ISP, karena selain sebagai client SMP
Negeri 2 merupakan jalur akses internet yang menuju ke lokasi ISP.
Pemberian IP dan konfigurasi peralatan dilakukan oleh administrator dari
ISP. Untuk dapat tetap dalam satu jaringan maka di SMP Negeri 2
ditambahkan router dengan PC router mikrotik x86. Spesifikasi PC yang
digunakan sebagai router di SMP Negeri 2 adalah Intel Pentium III 800
MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB dan 2 LAN card. Konfigurasi
router di SMP Negeri 2 terlampir dalam Lampiran 9. Deskripsi perangkat
keras dalam installasi peralatan di SMP Negeri 2 tersaji dalam Tabel 4.21.
Proses pointing ulang antena parabolic di SMP Negeri 2 seperti terlihat
dalam Gambar 4.10.
56
Tabel 4.21. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Negeri 2
Deskripsi Jumlah Satuan
Hardware
Antena Parabolic 2,4 Ghz 2 Unit
Mikrotik RB 133 1 Unit
PC Router mikrotik x86 1 Unit
Tower
30 cm ▲ per 5 meter , include sling 6 Stick
Antenna Mounting Kit 2 Buah
Grounding Kit 1 Buah
Safety Lamp with Automatic Sensor 1 Buah
Networking
UTP Cable Categori 5E 50 Meter
Konektor RJ45 10 Buah
Tools
RJ45 Crimping Tools 1 Buah
Cable Tester 1 Buah
Gambar 4.10. Pointing Antena di SMP Negeri 2
4.6. Pengujian Wireless Network
Setelah proses tahap installasi dan konfigurasi jaringan selesai, langkah
berikutnya berupa proses pengujian atau test jaringan. Pengetesan jaringan ini
57
adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari jaringan
yang dibuat telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan dilakukan
dengan utility dari mikrotik operating system maupun bawaan operating system
dari access point yang digunakan.
Parameter pengetesan meliputi kekuatan sinyal (signal strength) antara
titik yang saling terkoneksi, signal to noise ratio (SNR), ping test, dan bandwith
test. Pengujian sinyal secara real dengan menggunakan utility dari mikrotik akan
dibandingkan dengan perhitungan link budget. Berdasarkan teori, komunikasi
yang terjadi antara titik koneksi jika access point dapat memancarkan ataupun
menangkap sinyal minimal ke tujuan koneksi. Penentuan sebuah sambungan layak
atau tidak untuk komunikasi adalah proses yang disebut perhitungan link budget.
Sebuah sinyal dapat atau tidak dilalukan antar access point tergantung pada
kualitas dari peralatan yang digunakan dan kehilangan sinyal karena jarak (path
loss). Perhitungan link budget menggunakan parameter daya pancar access point,
penguatan antena, minimal received signal level (RSL), dan kerugian kabel. Daya
pancar dinyatakan dalam milliwatts (mW) atau dBm, daya pancar (Tx) yang
diberikan perangkat ditentukan dalam manual yang diberikan oleh pabrik.
Perhitungan link budget menggunakan satuan dBm untuk daya Tx, untuk
mengkonversi dari mW menjadi dBm dihitung menggunakan rumus :
dBm = 10 * Log (P)…………………………….(4-2)
dimana P adalah daya dalam miliwatts (mW). Penguatan antena (gain) adalah
rasio yang tidak berdimensi gain diberikan sesuai dengan rujukan kepada antena
standar. Antena adalah perangkat pasif yang dapat membuat efek amplifikasi
berdasarkan bentuk fisik mereka dan memiliki karakteristik yang sama ketika
menerima dan transmisi. Antena parabolic mempunyai penguatan 19-24 dBi,
antena omnidirectional memiliki 5-17 dBi, antena yagi memiliki 10-20 dBi.
Minimal received signal level (RSL) adalah adalah batasan minimal sinyal yang
diterima penerima untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Minimum RSL
dinyatakan sebagai dBm negatif (- dBm). RSL minimum tergantung kecepatan,
dan sebagai standar umum kecepatan terendah (1 Mbps) mempunyai sensitivitas
terbesar. Seperti daya TX, spesifikasi RSL disediakan oleh pabrik pembuat
58
peralatan. Kerugian kabel dalam jaringan termasuk konektor yang digunakan
berkisar antara 2-3 dB. Perhitungan link budget harus memperhatikan kerugian di
udara / ruang (free space loss), redaman dan penyebaran. Persamaan untuk free
space loss :
Lfsl = 40 + 20 * Log (r)…………………………….(4-3)
Lfsl dinyatakan dalam dB dan r adalah jarak antara pemancar dan penerima,
dalam meter. Perhitungan link budget dilakukan dengan menambah semua
penguatan (total gain) dari access point (AP) pemancar, antena gain AP
pemancar, cable losses AP pemancar, antena gain AP penerima, dan cable losses
AP penerima, kemudian total gain yang didapat dikurangi dengan path loss.
Hasilnya adalah level sinyal yang diperoleh di salah satu sisi sambungan. Jika
sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal minimum, maka
sambungan tersebut adalah layak. Sinyal yang diterima cukup kuat bagi radio
untuk digunakan.
4.6.1. Kantor Kecamatan dan SMP Negeri 2.
Peralatan yang digunakan di kedua lokasi adalah access point
mikrotik RB 133 dengan antena parabolic. RB 133 yang digunakan di
kedua titik koneksi tersebut menggunakan wireless mini PCI Atheros
R52H daya pancar maksimal 350 mW dengan receive sensitivity -92 dBm.
Jarak antara kedua titik koneksi 6,295 km, gain antena parabolic adalah 24
dBi, kerugian kabel dan konektor di setiap sisi masing-masing sebesar 2
dB maka diperoleh perhitungan link budget antara kantor kecamatan
dengan SMP Negeri 2 sebagai berikut :
TX Power AP1 (=10*Log 350) = 25 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 24 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 24 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 69 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (6295) = 145 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -76 dBm
59
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -76 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-92 dBm), level
sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pemancar.
Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal minimum,
maka sambungan tersebut adalah layak dengan margin 16 dB (92 dB – 76
dB).
Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah sebagai berikut :
signal strength : -79 dBm
Noise floor : -101 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 22 dB
Latency Average (ping test) : 3 ms
Send bandwith test average : 20,4 Mbps
Receive bandwith test average : 18,0 Mbps
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan signal strength -79 dBm.
Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 3 dBm dibandingkan dengan
perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan
memberikan pengaruh koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 22
dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal
strength, hal ini berarti koneksi antara kedua lokasi tersebut excellent
(bagus). Semakin tinggi angka SNR maka koneksi juga semakin baik,
klasifikasi SNR margin seperti terlihat dalam Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Klasifikasi SNR Margin
SNR Margin Klasifikasi
29,0 dB ~ ke atas Outstanding (bagus sekali)
20,0 dB ~ 28,9 dB Excellent (bagus)
Koneksi stabil
11,0 dB ~ 19,9 dB Good (baik)
07,0 dB ~ 10,9 dB Fair (cukup)
Rentan terhadap variasi perubahan kondisi
pada jaringan.
00,0 dB ~ 06,9 dB Bad (buruk)
Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar
(terputus-putus).
60
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 3 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari kantor kecamatan ke SMP 2 dalam waktu 3 mili
detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang didapatkan
maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate dalam proses
pengiriman adalah 20,4 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam proses
penerimaan sebesar 18,0 Mbps.
4.6.2. Kantor Kecamatan dan SMK Muhamadiyah 6
Peralatan untuk koneksi antara kantor kecamatan dengan SMK
Muhamadiyah 6 menggunakan access point mikrotik RB 433 dengan
antena omnidirectional di kantor kecamatan. RB 433 yang digunakan
tersebut menggunakan wireless mini PCI mikrotik R52H daya pancar
maksimal 350 mW dengan receive sensitivity -92 dBm. Antena
omnidirectional memiliki gain sebesar 17 dBi. Peralatan di SMK
Muhamadiyah 6 menggunakan access point ubiquity PicoStation2 dengan
menggunakan antena yagi dengan gain 15 dBi. Sensitivitas penerimaan
ubiquity PicoStation2 adalah -95 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi
144 meter, kerugian kabel dan konektor di setiap sisi adalah 2 dB.
Perhitungan link budget adalah sebagai berikut :
TX Power AP1 (=10*Log 350) = 25 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 17 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 15 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 53 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (144) = 96 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -43 dBm
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -43 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-92 dBm), secara
teori level sinyal tersebut sangat bagus, hal ini juga dipengaruhi oleh jarak
antar koneksi yang dekat (144 meter). Hasil pengujian real dengan utility
dari mikrotik adalah sebagai berikut :
61
signal strength : -54 dBm
Noise floor : -84 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 30 dB
Latency Average (ping test) : 1 ms
Send bandwith test average : 27 Mbps
Receive bandwith test average : 28 Mbps
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan signal strength -54 dBm.
Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 11 dBm dibandingkan dengan
perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan
memberikan pengaruh koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 30
dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal
strength, hal ini berarti koneksi antara kedua lokasi outstanding (bagus
sekali) (Tabel 4.22).
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari kantor kecamatan ke SMK Muhamadiyah 6 dalam
waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang
didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate
dalam proses pengiriman adalah 27 Mbps, dan rata-rata bandwith rate
dalam proses penerimaan sebesar 28 Mbps.
4.6.3. Kantor Kecamatan dan SMK Sultan Agung
SMK Sultan Agung untuk melakukan koneksi ke kantor kecamatan
menggunakan peralatan access point mikrotik RB 411 OS level 4 dengan
antena omnidirectional. Wireless mini PCI yang digunakan pada RB 411
adalah mikrotik WMIA-166A (CM9) daya pancar 65 mW atau setara
dengan 18 dBm. Receive sensitivity dari wireless mini PCI tersebut adalah
-95 dBm. Antena omnidirectional yang digunakan memiliki gain sebesar
17 dBi. Jarak antara kedua titik koneksi 1105 meter, dengan kerugian
kabel dan konektor di setiap sisi 2 sebesar dB maka didapatkan
perhitungan link budget antara kantor kecamatan dengan SMK Sultan
Agung sebagai berikut :
62
TX Power AP1 (=10*Log 350) = 25 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 17 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 17 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 55 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (1105) = 116 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -61 dBm
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -61 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-95 dBm). Secara
teori level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari
pemancar. Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal
minimum, maka sambungan tersebut adalah layak dengan margin 34 dB
(95 dB – 61 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah
sebagai berikut :
signal strength : -79 dBm
Noise floor : -103 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 24 dB
Latency Average (ping test) : 1 ms
Send bandwith test average : 11,5 Mbps
Receive bandwith test average : 12,6 Mbps
Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal
strength -79 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 18 dBm
dibandingkan dengan perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan
tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signifikan,
karena SNR mencapai 24 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan
lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua
lokasi excellent (bagus) (Tabel 4.22).
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari kantor kecamatan ke SMK Sultan Agung dalam
waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang
didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate
63
dalam proses pengiriman adalah 11,5 Mbps, dan rata-rata bandwith rate
dalam proses penerimaan sebesar 12,6 Mbps.
4.6.4. SMK Sultan Agung dan SMA Kanisius
Peralatan yang digunakan di SMA Kanisius untuk melakukan
koneksi ke SMK Sultan Agung adalah access point senau ECB-3220
dengan daya maksimal 26 dBm atau setara dengan 400 mW. Antena yang
digunakan adalah jenis yagi dengan gain 15 dBi. Receive sensitivity dari
access point tersebut adalah -94 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi 385
meter, dengan kerugian penggunaan kabel dan konektor di setiap sisi
sebesar 2 dB maka didapatkan perhitungan link budget antara SMK Sultan
Agung dengan SMA Kanisius sebagai berikut :
TX Power AP1 (=10*Log 65) = 18 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 17 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 15 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 46 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (385) = 98 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -52 dBm
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -52 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara
teori level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari
pemancar. Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal
minimum, maka sambungan tersebut adalah layak dengan margin 42 dB
(94 dB – 52 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah
sebagai berikut :
signal strength : -65 dBm
Noise floor : -94 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 29 dB
Latency Average (ping test) : 1 ms
Send bandwith test average : 22 Mbps
Receive bandwith test average : 22.5 Mbps
64
Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal
strength -65 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 13 dBm
dibandingkan dengan perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan
tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signifikan,
karena SNR mencapai 29 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan
lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua
lokasi outsanding (bagus sekali) (Tabel 4.22).
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari SMK Sultan Agung ke SMA Kanisius dalam waktu
1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang
didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate
dalam proses pengiriman adalah 22 Mbps, dan rata-rata bandwith rate
dalam proses penerimaan sebesar 22,5 Mbps.
4.6.5. SMK Sultan Agung dan SMP Sultan Agung
SMP Sultan Agung menggunakan access point senau ECB-3220
dengan daya maksimal 26 dBm atau setara dengan 400 mW. Antena yang
digunakan adalah jenis parabolic dengan gain 24 dBi. Receive sensitivity
dari access point tersebut adalah -94 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi
113 meter, dengan kerugian penggunaan kabel dan konektor di setiap sisi
sebesar 2 dB maka didapatkan perhitungan link budget antara SMK Sultan
Agung dengan SMP Sultan Agung sebagai berikut :
TX Power AP1 (=10*Log 65) = 18 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 17 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 24 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 55 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (113) = 96 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -41 dBm
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -41 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara
65
teori level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari
pemancar. Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal
minimum, maka sambungan tersebut adalah layak dengan margin 53 dB
(94 dB – 41 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah
sebagai berikut :
signal strength : -55 dBm
Noise floor : -85 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 30 dB
Latency Average (ping test) : 1 ms
Send bandwith test average : 27.5 Mbps
Receive bandwith test average : 28.5 Mbps
Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal
strength -55 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 14 dBm
dibandingkan dengan perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan
tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signifikan,
karena SNR mencapai 30 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan
lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua
lokasi dalam keadaan outsanding (bagus sekali) (Tabel 4.22).
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari SMK Sultan Agung ke SMP Sultan Agung dalam
waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang
didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate
dalam proses pengiriman adalah 27,5 Mbps, dan rata-rata bandwith rate
dalam proses penerimaan sebesar 28,5 Mbps.
4.6.6. SMK Sultan Agung dan SMP Kanisius
SMP Kanisius untuk melakukan koneksi ke SMK Sultan Agung
menggunakan peralatan access point mikrotik RB 411 OS level 4 dengan
antena omnidirectional. Wireless mini PCI yang digunakan pada RB 411
adalah mikrotik WMIA-166A (CM9) daya pancar 65 mW atau setara
dengan 18 dBm. Receive sensitivity dari wireless mini PCI tersebut adalah
-95 dBm. Antena omnidirectional yang digunakan memiliki gain sebesar
66
17 dBi. Jarak antara kedua titik koneksi 170 meter, dengan kerugian
penggunaan kabel dan konektor di setiap sisi 2 sebesar dB maka
didapatkan perhitungan link budget antara SMK Sultan Agung dengan
SMP Kanisius sebagai berikut :
TX Power AP1 (=10*Log 65) = 18 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 17 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 17 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 48 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (170) = 93 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -45 dBm
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -45 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara
teori level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari
pemancar. Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal
minimum, maka sambungan tersebut adalah layak dengan margin 49 dB
(94 dB – 45 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah
sebagai berikut :
signal strength : -65 dBm
Noise floor : -87 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 22 dB
Latency Average (ping test) : 1 ms
Send bandwith test average : 23 Mbps
Receive bandwith test average : 24 Mbps
Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal
strength -65 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 20 dBm
dibandingkan dengan perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan
tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signifikan,
karena SNR mencapai 22 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan
lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua
lokasi dalam keadaan excellent (bagus) (Tabel 4.22).
67
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari SMK Sultan Agung ke SMP Kanisius dalam waktu
1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang
didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate
dalam proses pengiriman adalah 23 Mbps, dan rata-rata bandwith rate
dalam proses penerimaan sebesar 24 Mbps.
4.6.7. SMP Kanisius dan SMP Negeri 1
SMP Negeri 1 menggunakan access point senau ECB-3220 dengan
daya maksimal 26 dBm atau setara dengan 400 mW. Antena yang
digunakan adalah jenis yagi dengan gain 15 dBi. Receive sensitivity dari
access point tersebut adalah -94 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi 216
meter, dengan kerugian penggunaan kabel dan konektor di setiap sisi 2
sebesar dB maka didapatkan perhitungan link budget antara SMP Kanisius
dengan SMP Negeri 1 sebagai berikut :
TX Power AP1 (=10*Log 65) = 18 dBm
Antenna Gain AP 1 = + 17 dBi
Cable Losses AP 1 = - 2 dB
Antenna Gain AP 2 = + 15 dBi
Cable Losses AP 2 = - 2 dB
Total Gain = 46 dB
Path Loss = 40 + 20 Log (216) = 93 dB
Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = -47 dBm
Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -47 dBm lebih
besar daripada sensitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara
teori level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari
pemancar. Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal
minimum, maka sambungan tersebut adalah layak dengan margin 47 dB
(94 dB – 47 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah
sebagai berikut :
68
signal strength : -67 dBm
Noise floor : -92 dBm
signal to noise ratio (SNR) : 25 dB
Latency Average (ping test) : 1 ms
Send bandwith test average : 24.5 Mbps
Receive bandwith test average : 26 Mbps
Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal
strength -67 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 20 dBm
dibandingkan dengan perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan
tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signifikan,
karena SNR mencapai 25 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan
lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua
lokasi dalam keadaan excellent (bagus) (Tabel 4.22).
Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket
untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket
dapat dikirimkan dari SMP Kanisius ke SMP Negeri 1 dalam waktu 1 mili
detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang didapatkan
maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate dalam proses
pengiriman adalah 24,5 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam proses
penerimaan sebesar 26 Mbps.
69
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembangunan jaringan dengan teknologi wireless dilaksanakan
dalam beberapa tahap yang meliputi site survey, perencanaan jaringan,
implementasi jaringan, pengujian jaringan dan maintenance jaringan.
2. Hasil dari site survey dengan menggunakan peralatan GPS menghasilkan
data koordinat dan ketinggian lokasi dari permukaan air laut dijadikan
sebagai acuan dalam penentuan metode koneksi yang akan digunakan,
topologi jaringan, ketinggian antena berdasarkan perhitungan fresnel zone
dan spesifikasi peralatan yang digunakan dalam implementasi.
3. Kualitas jaringan komputer antar sekolah dengan teknologi wireless yang
diketahui berdasarkan parameter kualitas sinyal (signal strength), signal to
noise ratio (SNR), ping test dan bandwith test antar titik koneksi dengan
utility dari mikrotik, jaringan tersebut layak digunakan sebagai jaringan
intranet maupun untuk koneksi internet melalui Internet Service Provider
(ISP).
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada institusi pendidikan di
wilayah kecamatan Tirtomoyo adalah segera melakukan koordinasi dengan Forum
Komunitas Tirtomoyo Online (FKTO) dengan membentuk team untuk
mengadakan pelatihan secara rutin, maintenance dan pengembangan jaringan
wireless dengan melibatkan siswa maupun masyarakat yang berdomisili di daerah
setempat.
70
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.wikipedia.com akses : April 2009 Kata Kunci : Pengertian
Jaringan Komputer.
[2] Kristanto, Andi. 2003. Jaringan Komputer. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
[3] Supriyadi, Andi dkk. 2007. Memilih Topologi Jaringan dan Hardware dalam
Desain Sebuah Jaringan Komputer. Informatika Pertanian Volume 16 No.
2, 2007.
[4] Fahrial, Jaka. 2003. Teknik Konfigurasi LAN.
[5] Nugroho, Bunafit. 2005. Installasi dan Konfigurasi Jaringan Windows dan
Linux. Penerbit Andi. Yogyakarta.
[6] Ghazali, M. 2008. Topologi Jaringan. Penerbit Theoneman2480.
[7] Proboyekti, Umi. 2008. Pengantar Teknologi Informasi. Jurnal Sistem
Informasi. UKDW
[8] Purbo, Onno W, 1998. Jaringan Komputer Menggunakan Protokol TCP/IP.
Department of Electrical and Computer Engineering University of
Waterloo Waterloo, Ontario.CANADA N2L 3G1.
[9] Rafiudin, Rahmat. 2006. IP Routing dan Firewall dalam Linux. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
[10] Sutiyadi, M. 2007. Jaringan Wireless LAN (WLAN). Tersedia: http://www.e-
dukasi.net (Akses: Juni 2009).
[11] Ross, John. 2003. The Book of Wi-Fi: Install, Configure, and Use 802.11b
Wireless Networking. No Starch Press.
[12] Windowsnetworking.com. 2009 . Introduction-Wireless-Networking-Part1.
http://www.windowsnetworking.com/articles_tutorials/IntroductionWirele
ss Networking-Part1.html (akses April 2009)
[13] Hillsouth,. 2009. WLAN. www.hillsouth.com/solutions/pdf/WLAN.pdf (akses
: Agustus 2009)
[14] Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
71
[15] Purbo Onno, W. 2001. Jaringan Komputer di Indonesia dan Perangkatnya.
Computer Network Research Group Inter University Center on
Microelektronics Institut Teknologi Bandung. Bandung.
[16] Buettrich, Sabastian. 2005. Basic Wireless Infrastructure And Topologies.
http://www.itrainonline.org/itrainonline.org/mmtk/ (akses April 2009).
[17] Purbo Onno, W. 2003. Jaringan Komputer di Indonesia, Aplikasi dan
Teknologi. Computer Network Research Group Inter University Center on
Microeletronics Institute of Technology Bandung. Bandung 40132.
[18] Arifta Surya (2009). Perbandingan Media Transmisi Wireless dan Satelit.
Skripsi Teknik Informatika. Universitas Sriwijaya.
[19] Flickenger, Rob. 2007. Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Hacker
Friendly LLC,London
72
Lampiran 1. Perhitungan Fresnel Zone
Data Jarak antar Titik Koneksi dan Frekuensi yang digunakan
Lokasi Tujuan Koneksi Jarak (m) f (MHz)
SMP Negeri 2 Kantor Kecamatan 6295 2412
SMK Muhamadiyah 6
Kantor Kecamatan 144 2412
SMK Sultan Agung Kantor Kecamatan 1105 2412
SMA Kanisius SMK Sultan Agung 385 2412
SMP Sultan Agung SMK Sultan Agung 113 2412
SMP Kanisius SMK Sultan Agung 170 2412
SMP Negeri 1 SMP Kanisius 216 2412
Perhitungan Fresnel Zone menggunakan rumus :
r = 17,31√ (di*d2)/(D*f) atau r = 17,31 √ (D/4f)
dimana r adalah jari-jari dari zone tersebut dalam meter, d1 /d2 jarak dari titik
koneksi ke halangan D adalah jarak total sambungan dalam meter, dan f adalah
frekuensi dalam MHz.
1. Kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2
Diketahui
D (meter) : 6295
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (6295/4(2412))
: 17,31√ (6295/9648)
: 17,31 √0,65
: 17.31 x 0,81
: 13,98 meter
Radius fresnel zone antara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 adalah
13,98 meter
73
Lampiran 1 (Lanjutan)
2. Kantor kecamatan dengan SMK Muhamadiyah 6
Diketahui
D (meter) : 144
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (144/4(2412))
: 17,31√ (144/9648)
: 17,31 √0,01
: 17.31 x 0,12
: 2,11 meter
Radius fresnel zone antara kantor kecamatan dengan SMK Muhamadiyah 6
adalah 2,11 meter.
3. Kantor Kecamatan dengan SMK Sultan Agung
Diketahui
D (meter) : 1105
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (1105/4(2412))
: 17,31√ (1105/9648)
: 17,31 √0,11
: 17.31 x 0,34
: 5,86 meter
Radius fresnel zone antara kantor kecamatan dengan SMK Sultan Agung adalah
5,86 meter.
4. SMK Sultan Agung dengan SMA Kanisius
Diketahui
D (meter) : 385
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (385/4(2412))
74
Lampiran 1 (Lanjutan)
r (meter) : 17,31√ (385/9648)
: 17,31 √0,04
: 17.31 x 0,20
: 3,46 meter
Radius fresnel zone antara SMK Sultan Agung dengan SMA Kanisius adalah
3,46 meter.
5. SMK Sultan Agung dengan SMP Sultan Agung
Diketahui
D (meter) : 113
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (113/4(2412))
: 17,31√ (113/9648)
: 17,31 √0,01
: 17.31 x 0,11
: 1,87 meter
Radius fresnel zone antara SMK Sultan Agung dengan SMP Sultan Agung
adalah 1,87 meter.
6. SMK Sultan Agung dengan SMP Kanisius
Diketahui
D (meter) : 170
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (170/4(2412))
: 17,31√ (170/9648)
: 17,31 √0,02
: 17.31 x 0,13
: 2,30 meter
Radius fresnel zone antara SMK Sultan Agung dengan SMP Kanisius adalah
2,30 meter.
75
Lampiran 1 (Lanjutan)
7. SMP Kanisius dengan SMP Negeri 1
Diketahui
D (meter) : 216
F (MHz) : 2412
r (meter) : 17,31 √ (216/4(2412))
: 17,31√ (216/9648)
: 17,31 √0,02
: 17.31 x 0,16
: 2,60 meter
Radius fresnel zone antara SMP Kanisius dengan SMP Negeri 1 adalah 2,60
meter.
76
Lampiran 2. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 433 dan Router
Mikrotik RB 450 di Kantor Kecamatan.
1. Konfigurasi Mikrotik RB 450 sebagai Router.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 133 ke ether1 RB
450, kemudian dari ether3 RB 450 ke ethernet laptop penulis (ether2
dihubungkan AP RB 433).
2. Menghidupkan power AP RB 133, RB 450 dan laptop penulis.
3. Untuk mensetting RB 450 penulis menggunakan tools winbox versi 2.2.15.
Tools winbox ini didapatkan secara gratis di website
http://www.mikrotik.co.id. Winbox dapat mendeteksi sistem mikrotik yang
digunakan asalkan masih dalam satu network, yaitu dengan mendeteksi
MAC address dari ethernet mikrotik.
4. Tampilan pertama kali mengaktifkan winbox adalah seperti berikut :
77
Lampiran 2 (Lanjutan).
5. Memilih MAC address yang sudah terdeteksi dan klik tombol Connect.
Maka akan muncul menu konfigurasi seperti di bawah :
78
Lampiran 2 (Lanjutan).
6. Untuk memudahkan mengingat, penulis memberi keterangan pada
ethernet yang digunakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan
keterangan WLAN. Cara ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik
ether1 lalu klik comment dan menuliskan keterangan di comment for
interface.
7. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah set IP Address, menu
konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik tanda tambah (+).
79
Lampiran 2 (Lanjutan).
8. Set IP DHCP Server untuk WLAN. Masuk ke menu konfigurasi IP-
DHCP Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke
ether2 (WLAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS
server yang pertama 192.168.1.1 dan yang kedua 172.16.0.1. kemudian
klik next sampai dengan Setup has completed successfully. Rincian
langkah-langkah set IP DHCP Server seperti terlihat pada gambar nomor
1-8 di bawah:
(1)
(2)
80
Lampiran 2 (Lanjutan).
(3)
(4)
(5)
(6)
81
Lampiran 2 (Lanjutan).
(7)
(8)
9. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway dari ISP
121.100.22.225 di General- Gateway.
82
Lampiran 2 (Lanjutan).
10. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS, dan
klik settings. Primary DNS dari ISP adalah 121.100.20.20 dan secondary
DNS adalah 122.200.48.14. cek list Allow Remote Request.
11. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall lalu
klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan
action pilih masquerade.
(1)
83
Lampiran 2 (Lanjutan).
(2)
12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk ke
menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
2. Konfigurasi Mikrotik RB 433
1. Menghubungkan ujung kabel UTP RB 433 ke PoE, dari PoE terhubung
ke laptop penulis (setelah selesai setting, kabel UTP dari RB 433
dihubungkan ke ether2 RB 450, ether1 RB 450 terhubung ke RB 133).
84
Lampiran 2 (Lanjutan).
2. Menghidupkan power adaptor RB 433.
3. Menjalankan winbox Loader v 2.2.15 dari laptop, Klik pada browse pada
Connect To muncul Mac Address, IP Address, Identity dan Version. Pilih
MAC address RB 433, default identity-nya MikroTik, username admin,
password kosong.
4. Setelah masuk ke menu konfigurasi, langkah pertama adalah membuat
bridge, dengan cara masuk ke menu konfigurasi pilih menu Bridge lalu
klik tambah (+). Masuk ke General, dan memberikan nama, dalam
implementasi penulis member nama wds-bridge.
5. Set IP address yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP –
Addresses, interface diarahkan ke wds-bridge yang telah dibuat. IP
Address untuk RB 433 adalah 172.16.0.2.
85
Lampiran 2 (Lanjutan).
6. Masuk ke menu konfigurasi Interface klik pada wlan yang terlihat di
interface list.
86
Lampiran 2 (Lanjutan).
7. Masuk ke menu wireless, kemudian untuk mode dipilih ap-bridge, band 2,4
GHz B/G, Frequensi chanel 1 (2412), SSID penulis memberi nama
CyberVillage, Radio Name Kec.Tirtomoyo, security profile default,
Frequency mode manual tx-power, country Indonesia, antenna mode
antenna a, cek list pada Default Authenticate dan Default Forward.
8. Masuk ke menu WDS, kemudian WDS mode dipilih dynamic, dan WDS
default bridge diarahkan ke wds-bridge.
87
Lampiran 2 (Lanjutan).
9. Masuk ke menu Tx Power, kemudian Tx Power Mode dipilih card rates,
dan Tx Power 22 dBm.
10. Set IP Routes, masuk menu konfigurasi IP – Routes. Memasukkan IP RB
450 (172.16.0.1) ke Gateway.
88
Lampiran 2 (Lanjutan).
11. Langkah selanjutnya adalah memberi nama RB 433 dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama RB 433, dan masuk ke
menu konfigurasi Password untuk memberi password pada RB 433.
3. Konfigurasi RB 450 untuk Hostpot Area
Setting hotspot untuk jaringan WLAN melalui mikrotik router RB 450.
Sistem autentikasi akan digunakan ketika user ingin terkoneksi internet pada areal
hotspot CyberVillage. Ketika membuka halaman web maka user akan diarahkan
pada hotspot login page yang mengharuskan mengisi username dan password.
Jika informasi login dan password yang dimasukkan sudah benar, maka router
akan memasukkan user tersebut ke dalam sistem hotspot dan client sudah bisa
mengakses halaman web. Hal ini dilakukan untuk membiasakan hidup tertib dan
teratur pada staff pengajar, karyawan maupun masyarakat yang ingin
menggunakan layanan hotspot CyberVillage. User yang tidak terautentifikasi
masih tetap dapat menikmati akses internet tetapi waktu aksesnya penulis batasi
selama 30 menit per hari per MAC Address per user yang tidak terdaftar.
Sedangkan untuk client sekolah, konfigurasinya melalui walled garden IP List.
89
Lampiran 2 (Lanjutan).
Langkah-langkah setting mikrotik router RB 450 untuk hotspot adalah
sebagai berikut :
1. Menjalankan winbox Loader v2.2.15 dengan dengan laptop penulis yang
terhubung ke ether3 RB 450, klik pada browse pada Connect To muncul
Mac Address, IP Address, Identity dan Version. Pilih IP 172.16.0.1
identity nya Tio.router, username admin, password ****** ).
2. Setelah masuk menu konfigurasi, masuk ke menu IP – Hotspot – Servers
–Hostpot Setup. Langkah-langkahnya seperti terlihat di bawah :
90
Lampiran 2 (Lanjutan).
91
Lampiran 2 (Lanjutan).
3. Langkah selanjutnya adalah masuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot-
Server Profile lalu edit profile hsproff1 dengan cara doble klik pada
hsprof1. Mengganti Name hsprof menjadi “CyberVillage” dan HTTP
Proxy port menjadi 80.
4. Masuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot-Server Profile lalu doble klik
pada CyberVillage dan masuk ke login, kemudian seting waktu akses
bagi free user yang tidak terdaftar selama 30 menit. Namun bagi guru dan
karyawan maupun user yang terdaftar tidak ada batasan waktu akses, bagi
user yang terdaftar akan diberi login dan password serta MAC address dari
laptop harus didaftarkan di router.
92
Lampiran 2 (Lanjutan).
5. Masuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot – Users lalu doble klik pada
server all name admin untuk memberi password login bagi admin.
93
Lampiran 2 (Lanjutan).
6. Langkah berikutnya adalah menambahkan user untuk dapat login tanpa
dibatasi waktu, pada menu konfigurasi IP-Hotspot – User klik tanda
tambah (+), kemudian memasukkan login dan password serta MAC
Address dari user.
7. Langkah selanjutnya adalah membatasi bandwith bagi user hotspot dengan
cara masuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot-Server Profile doble klik
pada CyberVillage. Atas persetujuan pihak sekolah maka penulis
membatasi bandwith untuk hotspot area Tx = 64 kb, Rx = 64 kb
94
Lampiran 2 (Lanjutan)
8. Dengan setingan hotspot tersebut maka setiap user yang terkoneksi dengan
jaringan wireless dan membuka halaman web browser maka akan otomatis
diarahkan pada halaman login page mikrotik seperti tampak pada gambar
di bawah.
95
Lampiran 2 (Lanjutan).
9. Untuk client sekolah IP Address dimasukkan dalam walled garden IP List,
dengan maksud ketika komputer di tiap-tiap sekolah yang terhubung
jaringan WLAN langsung dapat menggunakan akses internet tanpa melalui
login. Masuk ke menu konfigurasi – IP- hostspot – Walled Garden IP
List, lalu memasukkan IP Wireless AP dan router masing-masing sekolah.
96
Lampiran 3. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 dan PC Router
mikrotik x86 di SMK Sultan Agung.
1. Konfigurasi AP Mikrotik RB 411.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 411 ke laptop penulis.
2. Menghidupkan power AP RB 411.
3. Untuk mensetting RB 411 penulis menggunakan tools winbox versi 2.2.15.
4. Dari winbox masuk menu konfigurasi – interface list klik wlan lalu klik
scan, di dalam list scan terdapat daftar jaringan wireless kemudian pilih
CyberVillage, kemudian klik connect.
5. Masuk ke menu konfigurasi, langkah pertama adalah membuat bridge,
dengan cara masuk ke menu konfigurasi pilih menu Bridge lalu klik
tambah (+). Masuk ke General, dan memberikan nama, dalam
implementasi penulis member nama wds-bridge.
6. Set IP address yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP –
Addresses, interface diarahkan ke wds-bridge yang telah dibuat. IP
Address untuk RB 411 adalah 172.16.0.12.
97
Lampiran 3 (Lanjutan).
7. Masuk ke menu konfigurasi Interface klik pada wlan yang terlihat di
interface list.
8. Masuk ke menu wireless, kemudian untuk mode dipilih ap-bridge, band
2,4 GHz B/G, Frequensi chanel 1 (2412), SSID CyberVillage, Radio Name
SMK-SA, security profile default, Frequency mode manual tx-power,
country Indonesia, antenna mode antenna a, cek list pada Default
Authenticate dan Default Forward.
9. Masuk ke menu WDS, kemudian WDS mode dipilih dynamic, dan WDS
default bridge diarahkan ke wds-bridge.
98
Lampiran 3 (Lanjutan).
10. Masuk ke menu Tx Power, kemudian Tx Power Mode dipilih card rates,
dan Tx Power 22 dBm.
11. Set IP Routes, masuk menu konfigurasi IP – Routes. Memasukkan IP RB
450 (172.16.0.1) ke Gateway.
99
Lampiran 3 (Lanjutan).
12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama RB 411 dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama RB 411, dan masuk
ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada RB 411.
2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86.
Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMK Sultan Agung Intel
Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 4 GB, dan 2 LAN Card. PC
tersebut penulis install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan
konfigurasi penulis menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 411 ke ether1 PC
Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah konfigurasi
selesai ether2 dihubungkan ke HUB).
2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang
penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan, ether1
dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara ini
dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment
dan menuliskan keterangan di comment for interface.
100
Lampiran 3 (Lanjutan).
3. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah set IP Address, menu
konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik tanda tambah (+).
4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IP- DHCP
Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2
(LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS server
yang pertama 192.168.13.1 dan yang kedua 172.16.0.1. kemudian klik
next sampai dengan Setup has completed successfully.
(1)
101
Lampiran 3 (Lanjutan).
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
102
Lampiran 3 (Lanjutan).
(7)
5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di General-
Gateway.
6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS, dan
klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow Remote
Request.
103
Lampiran 3 (Lanjutan).
7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall lalu
klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan
action pilih masquerade.
104
Lampiran 3 (Lanjutan).
8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk ke
menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
105
Lampiran 4. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 dan PC Router
mikrotik x86 di SMP Kanisius.
1. Konfigurasi AP Mikrotik RB 411.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 411 ke laptop penulis.
2. Menghidupkan power AP RB 411.
3. Untuk mensetting RB 411 penulis menggunakan tools winbox versi 2.2.15.
4. Dari winbox masuk menu konfigurasi – interface list klik wlan lalu klik
scan, di dalam list scan terdapat daftar jaringan wireless kemudian pilih
CyberVillage, kemudian klik connect.
5. Langkah selanjutnya adalah membuat bridge, dengan cara masuk ke menu
konfigurasi pilih menu Bridge lalu klik tambah (+). Masuk ke General,
dan memberikan nama, dalam implementasi penulis member nama wds-
bridge.
6. Set IP address yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP –
Addresses, interface diarahkan ke wds-bridge yang telah dibuat. IP
Address untuk RB 411 adalah 172.16.0.10.
106
Lampiran 4 (Lanjutan).
7. Masuk ke menu konfigurasi Interface klik pada wlan yang terlihat di
interface list.
8. Masuk ke menu wireless, kemudian untuk mode dipilih ap-bridge, band
2,4 GHz B/G, Frequensi chanel 1 (2412), SSID CyberVillage, Radio Name
SMP-K, security profile default, Frequency mode manual tx-power,
country Indonesia, antenna mode antenna a, cek list pada Default
Authenticate dan Default Forward.
9. Masuk ke menu WDS, kemudian WDS mode dipilih dynamic, dan WDS
default bridge diarahkan ke wds-bridge.
107
Lampiran 4 (Lanjutan).
10. Masuk ke menu Tx Power, kemudian Tx Power Mode dipilih card rates,
dan Tx Power 22 dBm.
11. Set IP Routes, masuk menu konfigurasi IP – Routes. Memasukkan IP RB
450 (172.16.0.1) ke Gateway.
108
Lampiran 4 (Lanjutan).
12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama RB 411 dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama RB 411, dan masuk
ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada RB 411.
2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86.
Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMP Kanisius Intel Pentium III
800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 4 GB, dan 2 LAN Card. PC tersebut penulis
install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan konfigurasi penulis
menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 411 ke ether1 PC
Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah
konfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB).
2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang
penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan,
ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara
ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik
comment dan menuliskan keterangan di comment for interface.
109
Lampiran 4 (Lanjutan).
3. Set IP Address, menu konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik
tanda tambah (+).
4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IP-
DHCP Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke
ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP
DNS server yang pertama 192.168.12.1 dan yang kedua 172.16.0.1.
kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully.
(Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran
3).
5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di
General- Gateway. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung di Lampiran 3).
110
Lampiran 4 (Lanjutan).
6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS,
dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow
Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung di Lampiran 3).
7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall
lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat
dan action pilih masquerade (Langkah sama dengan set router di SMK
Sultan Agung di Lampiran 3).
8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk
ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
111
Lampiran 5. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router mikrotik x86 di
SMP Sultan Agung.
1. Konfigurasi Access Point (AP) Senao.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke laptop penulis.
2. Menghidupkan power AP Senao.
3. Untuk mensetting AP Senao IP address laptop penulis set terlebih dahulu
192.168.1.2 dan subnet mask 255.255.255.0.
4. Membuka web browser dengan alamat default AP Senao 192.168.1.1.
dengan mengetikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan
password (user default AP Senao : admin, password : kosong)
5. Operating mode cek list pada point to multi point. The SSID diisikan
dengan SSID yang dituju untuk melakukan koneksi yaitu CyberVillage
dengan frekuensi chanel 1 (2412 MHz), Tranmision rate nya diset
automatic, Access Point Desnity : High. Kemudian klik save, lalu restart
AP.
112
Lampiran 5 (Lanjutan).
6. Setelah restart masuk lagi ke web browser dan ketikkan alamat IP
192.168.1.1, user dan password. Langkah selanjutnya adalah set IP
address untuk AP Senao. Untuk keamanan password default diganti,
setelah konfigurasi selesai klik save.
7. Masuk ke AP Senao melalui web browser menggunakan IP 172.16.0.14
dengan password yang telah diset, setelah masuk ke AP maka akan
muncul tampilan signal dan link quality, akan kelihatan mac address dan
SSID dari AP yang dituju.
113
Lampiran 5 (Lanjutan).
114
Lampiran 5 (Lanjutan).
2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86.
Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMP Sultan Agung Intel
Pentium II, RAM 64 MB, Harddisk 4 GB, dan 2 LAN Card. PC tersebut penulis
install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan konfigurasi penulis
menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke ether1 PC
Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah konfigurasi
selesai ether2 dihubungkan ke HUB).
2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang
penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan, ether1
dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara ini
dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment
dan menuliskan keterangan di comment for interface.
3. Set IP Address, menu konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik tanda
tambah (+).
115
Lampiran 5 (Lanjutan).
4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IP-
DHCP Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke
ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP
DNS server yang pertama 192.168.17.1 dan yang kedua 172.16.0.1.
kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully.
(Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran
3).
5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di
General- Gateway. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung di Lampiran 3).
6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS,
dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow
Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung di Lampiran 3).
7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall
lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat
dan action pilih masquerade (Langkah sama dengan set router di SMK
Sultan Agung di Lampiran 3).
116
Lampiran 5 (Lanjutan).
8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk
ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
117
Lampiran 6. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router mikrotik x86 di
SMA Kanisius.
1. Konfigurasi Access Point (AP) Senao.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke laptop penulis.
2. Menghidupkan power AP Senao.
3. Untuk mensetting AP Senao IP address laptop penulis set terlebih dahulu
192.168.1.2 dan subnet mask 255.255.255.0.
4. Membuka web browser dengan alamat default AP Senao 192.168.1.1.
dengan mengetikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan password
(user default AP Senao : admin, password : kosong)
5. Pada Operating mode cek list pada point to multi point. The SSID
diisikan dengan SSID yang dituju untuk melakukan koneksi yaitu
CyberVillage dengan frekuensi chanel 1 (2412 MHz), Tranmision rate
nya automatic, Access Point Desnity : High. Kemudian klik save, lalu
restart AP.
118
Lampiran 6 (Lanjutan).
6. Setelah restart masuk lagi ke web browser dan ketikkan alamat IP
192.168.1.1, user dan password. Langkah selanjutnya adalah set IP
address untuk AP Senao. Untuk keamanan password default diganti,
setelah konfigurasi selesai klik save. Lalu restart AP Senao.
7. Masuk ke AP melalui web browser menggunakan IP 172.16.0.20 dengan
password yang telah diset, setelah masuk ke AP maka akan muncul
tampilan signal dan link quality, akan kelihatan mac address dan SSID
dari AP yang dituju.
119
Lampiran 6 (Lanjutan).
120
Lampiran 6 (Lanjutan).
2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86.
Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMA Kanisius Intel Pentium III
800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB, dan 2 LAN Card. PC tersebut penulis
install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan konfigurasi penulis
menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke ether1 PC
Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah
konfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB).
2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang
penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan,
ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara
ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik
comment dan menuliskan keterangan di comment for interface.
3. Set IP Address, menu konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik
tanda tambah (+).
121
Lampiran 6 (Lanjutan).
4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IP-
DHCP Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke
ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP
DNS server yang pertama 192.168.16.1 dan yang kedua 172.16.0.1.
kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully.
(Langkah sama dengan set router SMK Sultan Agung di Lampiran 3).
5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di
General- Gateway. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung di Lampiran 3).
6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS,
dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow
Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung di Lampiran 3).
7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall
lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat
dan action pilih masquerade (Langkah sama dengan set router di SMK
Sultan Agung di Lampiran 3).
122
Lampiran 6 (Lanjutan).
8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk
ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
123
Lampiran 7. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router mikrotik x86 di
SMP Negeri 1.
1. Konfigurasi Access Point (AP) Senao.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke laptop penulis.
2. Menghidupkan power AP Senao.
3. Untuk mensetting AP Senao IP address laptop penulis set terlebih dahulu
192.168.1.2 dan subnet mask 255.255.255.0.
4. Membuka web browser dengan alamat default AP Senao 192.168.1.1.
dengan mengetikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan password
(user default AP Senao : admin, password : kosong)
5. Pada Operating mode cek list pada point to multi point. The SSID
diisikan dengan SSID yang dituju untuk melakukan koneksi yaitu
CyberVillage dengan frekuensi chanel 1 (2412 MHz), Tranmision rate
nya automatic, Access Point Desnity : High. Kemudian klik save, lalu
restart AP.
124
Lampiran 7 (Lanjutan).
6. Setelah restart masuk lagi ke web browser dan ketikkan alamat IP
192.168.1.1, user dan password. Langkah selanjutnya adalah set IP address
untuk AP Senao. Untuk keamanan password default diganti, setelah
konfigurasi selesai. Klik save dan restart AP .
7. Setelah restart, untuk masuk ke AP menggunakan IP 172.16.0.18 dengan
password yang telah diset, setelah masuk ke AP maka akan muncul
tampilan signal dan link quality, akan kelihatan mac address dan SSID
dari AP yang dituju.
125
Lampiran 7 (Lanjutan).
126
Lampiran 7 (Lanjutan).
2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86.
Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMP Negeri 1 adalah mikrotik
RB 750. Untuk melakukan konfigurasi penulis menggunakan Win Box versi
2.2.15. Adapun rincian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke ether1 PC
Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah
konfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB).
2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang
penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan,
ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara
ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik
comment dan menuliskan keterangan di comment for interface.
3. Set IP Address, menu konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik
tanda tambah (+).
127
Lampiran 7 (Lanjutan).
4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IP-
DHCP Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke
ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP
DNS server yang pertama 192.168.15.1 dan yang kedua 172.16.0.1.
kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully.
(Langkah sama dengan set router SMK Sultan Agung di Lampiran 3).
5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di
General- Gateway. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung Lampiran 3).
6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS,
dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow
Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan
Agung Lampiran 3).
7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall
lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat
dan action pilih masquerade (Langkah sama dengan set router di SMK
Sultan Agung Lampiran 3).
8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk
ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
128
Lampiran 8. Konfigurasi Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 di SMK
Muhamadiyah 6.
1. Konfigurasi Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point (AP) Ubiquity
PicoStation2 ke laptop penulis.
2. Menghidupkan power Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2
3. Untuk mensetting Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 IP address
laptop penulis set terlebih dahulu 192.168.1.21 dan subnet mask
255.255.255.0.
4. Membuka web browser dengan alamat default Ubiquity PicoStation2
adalah 192.168.1.20, dengan mengetikkan alamat tersebut maka akan
muncul user dan password (user : ubnt, password : ubnt).
5. Klik Link Setup, pada Wireless Mode pilih Station, ESSID klik select,
maka akan muncul SSID CyberVillage kemudian klik connect. Country
Code pilih Indonesia, IEEE 802 11 Mode pilih B/G mixed, cek list Auto
pada Data Rate, kemudian klik change.
129
Lampiran 8 (Lanjutan).
6. Masuk ke Network, pada Network Mode pilih Router, Disabled Network
pilih None. Pada WLAN Network Setting cek list pada Static di WLAN IP
Address. IP Address 172.16.0.16, Netmask 255.255.255.0, Gateway IP
172.16.0.1, Primary DNS IP 172.16.0.1, cek list pada Auto IP Aliasing.
7. Pada LAN Network Setting, IP Address 192.168.14.1 Netmask
255.255.255.0 kemudian cek list pada Enable NAT dan Enable DHCP
Server. Range Start 192.168.14.2, Range End 192.168.14.254 Netmask
255.255.255.0.
8. Pada Multicast Routing Settings cek list Enable Mcast Routing.
9. Klik change.
130
Lampiran 8 (Lanjutan).
10. Untuk mengganti password dan radio name masuk ke System, Hotname
diganti dengan SMK-6, password juga diganti untuk keamanan jaringan
131
Lampiran 8 (Lanjutan).
132
Lampiran 9. Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 di SMP Negeri 2.
1. Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 sebagai router.
1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 133 ke ether1 PC
Router, kemudian dari ether2 PC Router ke ethernet laptop penulis
(setelah konfigurasi ether2 dihubungkan ke HUB).
2. Menghidupkan power AP RB 133, PC Router dan laptop penulis.
3. Untuk mensetting PC Router penulis menggunakan tools winbox versi
2.2.15. Tools winbox ini didapatkan secara gratis di website
http://www.mikrotik.co.id. Winbox dapat mendeteksi sistem mikrotik yang
digunakan asalkan masih dalam satu network, yaitu dengan mendeteksi
MAC address dari ethernet mikrotik.
4. Tampilan pertama kali mengaktifkan winbox adalah seperti berikut :
133
Lampiran 9 (Lanjutan).
5. Memilih MAC address yang sudah terdeteksi dan klik tombol Connect.
Maka akan muncul menu konfigurasi seperti di bawah :
134
Lampiran 9 (Lanjutan).
6. Untuk memudahkan mengingat, penulis memberi keterangan pada
ethernet yang digunakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan
keterangan LAN. Cara ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik
ether1 lalu klik comment dan menuliskan keterangan di comment for
interface.
7. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah set IP Address, menu
konfigurasi - IP –Addresses kemudian klik tanda tambah (+).
135
Lampiran 9 (Lanjutan).
8. Set IP DHCP Server untuk WLAN. Masuk ke menu konfigurasi IP-
DHCP Server – DHCP Setup. DHCP Server Interface diarahkan ke
ether2 (WLAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS
server yang pertama 192.168.11.1 dan yang kedua 172.16.0.1. kemudian
klik next sampai dengan Setup has completed successfully. Rincian
langkah-langkah set IP DHCP Server seperti terlihat pada gambar no 1-7
(1)
(2)
(3)
136
Lampiran 9 (Lanjutan).
(4)
(5)
(6)
(7)
137
Lampiran 9 (Lanjutan).
9. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes.
Klik tanda panah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di General-
Gateway.
10. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS, dan
klik settings. Primary DNS 172.16.0.1. cek list Allow Remote Request.
138
Lampiran 9 (Lanjutan).
11. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP – Firewall lalu
klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan
action pilih masquerade.
(1)
(2)
139
Lampiran 9 (Lanjutan).
12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk
memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu
konfigurasi System – Identity untuk memberi nama router, dan masuk ke
menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.
140
Lampiran 10. Spesifikasi Access Point, Router Board, dan Antena.
1. Mikrotik RB 133
Model RB 133
Wireless card 3 (Mini PCI Type IIIA/IIIB slots)
CPU MIPS32 4Kc based 175MHz embedded processor
Memory 32MB SDRAM onboard memory
Speaker Mini PC-speaker
Data storage 64 or 128 MB onboard NAND memory chip
Ethernet ports 3 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-
MDI/X)
Serial ports One DB9 RS232C asynchronous serial port
LEDs Power, user LED
Fan Control Two DC fan power output headers with rotation sensor
and automatic fan switching (maximum output current-
500mA total)
Power Option Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over
datalines); Power jack: 9..28V DC
Dimensions 11, 7 cm x 10,5 cm (4,61 inch x 4,13 inch),
Temperature Operational: -20°C to +65°C (-4°F to 149°F)
Humidity Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
Power
consumption
3-4 watt without extension card, maximum – 20W (10W
output to extension cards)
2. Mikrotik RB 433
Model RB 433
Wireless card Atheros Min iPCI Wireless 802.11a+b+g 54Mbps
2.4/5GHz
CPU 300MHz Atheros CPU
Memory 64MB DDR onboard memory chip
Root loader Router BOOT, 1Mbit Flash chip
Data storage 64MB onboard NAND memory chip
Ethernet ports 3 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-
MDI/X)
Serial ports One DB9 RS232C asynchronous serial port
LEDs Power, user LED
Watchdog IDT internal SoC hardware watchdog timer
Power Option Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over
datalines); Power jack: 10..28V DC; Overvoltage
protection
Dimensions 150 mm x 105 mm (5.90 in x 4.13 in)
141
Lampiran 10 (Lanjutan).
Temperature Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
Humidity Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
supported OS Lisensi Mikrotik Router OS AP - Level 4/CF
3. Mikrotik RB 411
Model RB 411
Wireless card Atheros Mini PCI Wireless 802.11b+g 54Mbps 2.4/5GHz
CPU Atheros AR7130 300MHz
Memory 64MB DDR onboard memory chip
Root loader Router BOOT, 1Mbit Flash chip
Data storage 64MB onboard NAND memory chip
Ethernet ports 1 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-
MDI/X)
Serial ports One DB9 RS232C asynchronous serial port
LEDs Power, user LED
Power Option Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over
datalines); Power jack: 10..28V DC; Overvoltage
protection
Dimensions 105 mm x 105 mm (4,13 inch x 4,13 inch)
Temperature Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
Humidity Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
supported OS Lisensi Mikrotik Router OS AP - Level 4/CF
4. Mikrotik RB 450
Model RB 450
CPU 300MHz Atheros CPU
Memory 32MB DDR onboard memory chip
Root loader RouterBOOT, 1Mbit Flash chip
Data storage 64MB onboard NAND memory chip
Ethernet ports 5 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-
MDI/X)
Serial ports One DB9 RS232C asynchronous serial port
LEDs Power, user LED
Watchdog IDT internal SoC hardware watchdog timer
Power Option Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over
datalines); Power jack: 10..28V DC; Overvoltage
protection
Dimensions 150 mm x 105 mm (5.90 in x 4.13 in)
Temperature Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
142
Lampiran 10 (Lanjutan).
Humidity Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
supported OS Router OS
5. Mikrotik RB 750
Model RB 750
CPU AR7240 300MHz (overclock up to 400MHz) CPU
Memory 32MB DDR SDRAM onboard memory
Root loader RouterBOOT
Data storage 64MB onboard NAND memory chip
Ethernet ports Five 10/100 ethernet ports (with switch chip)
Serial ports no serial port
LEDs Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs
Watchdog IDT internal SoC hardware watchdog timer
Power Option Power over Ethernet: 9..28V DC (except power over
datalines); Power jack: 9..28V DC.
Dimensions 113x89x28mm. Weight without packaging and cables:
130g
Power
Consumption
Up to 3W
supported OS MikroTik RouterOS v3, Level4 license
6. Ubiquity Pico Station 2
Processor
Specs
Atheros MIPS 4KC 180MHz
Frequency 2412-2462 MHz
Memory
Information
32MB SDRAM, 8MB Flash
Networking
Interface
1 X 10/100 BASE-TX (Cat 5. RJ-45) Ethernet Interface
Wireless
Approvals
FCC Part 15.247, IC RS210, CE
Enclosure Size 13.6 cm. length x 2.0 cm. height x 3.9cm. width
Weight 0.10kg
Enclosure
Characteristics
Outdoor UV Stabalized Plastic
Max Power
Consumption
4 Watts
Power Rating 12V, 1A (12 Watts). Supply and injector included
Power Method Passive Power over Ethernet (pairs 4,5+; 7,8 return)
143
Lampiran 10 (Lanjutan).
Operating Temperature -20C to +70C
Operating Humidity 5 to 95% Condensing
Shock and Vibration ETSI300-019-1.4
7. Senao ECB-3220
Data Rates 1, 2, 5.5, 6, 9, 11, 12, 18, 24, 36, 48, 54 Mbps
Standards IEEE802.11b/g, IEEE802.1x, IEEE802.3,
IEEE802.3u
Compatibility IEEE 802.11g/ IEEE 802.11b
Power Requirements Power Supply: 90 to 240 VDC +/- 10%
(depends on different countries)
Device: 12 V/ 1A
Status LEDs LAN: Link, WLAN: Link, Power: on/off
Regulation Certifications FCC Part 15/UL, ETSI 300/328/CE
RF Information
Frequency Band 2.400~2.484 GHz
Media Access Protocol Carrier Sense Multiple Access with Collision
Avoidance (CSMA/CA)
Modulation Technology Orthogonal Frequency Division Multiplexing
(OFDM)
DBPSK @ 1Mbps
DQPSK @2Mbps
CCK @ 5.5 & 11Mbps
BPSK @ 6 and 9 Mbps
QPSK @ 12 and 18 Mbps
16-QAM @ 24 and 36 Mbps
64-QAM @ 48 and 54 Mbps
Operating Channels 11 for North America, 14 for Japan, 13 for
Europe,
Receive Sensitivity
(Typical)
-94dBm @ 1Mbps, -92dBm @ 2Mbps,
-89dBm @ 5.5Mbps, -86dBm @ 11Mbps,
-92dBm @ 6Mbps, -90dBm @ 9Mbps
-88dBm @ 12Mbps, -86dBm @ 18Mbps,
-83dBm @ 24Mbps, -79dBm @ 36Mbps,
-74dBm @ 48Mbps, -72dBm @ 54Mbps
144
Lampiran 10 (Lanjutan).
Available transmit power
(Typical)
25 min dBm @1 ~ 24 Mbps
23 +/- 2dBm @36Mbps
21 +/- 2dBm @48Mbps
20 +/- 2dBm @54Mbps
RF Connector TNC Type (Female Reverse)
Networking
Topology Ad-Hoc, Infrastructure
Operation Mode Point-to-Point/ Point-to-Multipoint Bridge/
AP/ Client Bridge/ WDS
Interface One 10/100Mbps RJ-45 LAN Port
Security IEEE802.1x Authenticator / RADIUS Client
(EAP-MD5/TLS/TTLS) Support in AP Mode
WPA2/ WPA/ Pre-share Key (PSK)/ AES/
TKIP
MAC address filtering
Hide SSID in beacons
IP Auto-configuration DHCP client/server
Management
Configuration Web-based configuration (HTTP)
Telnet configuration
SNMP V1(MIBI, MIBII)
Firmware Upgrade Upgrade firmware via web-browser
Environmental
Temperature Range Operating: -10C to 50C (14F to 132F
Storage: -40Cto 70C (-40F to 158F)
Humidity (non-condensing) 5%~95% Typical
8. Antena Omnidirectional
Model OM1724
Frequency 2400-2500 MHz
Gain 17 dBi
Polarization Vertical
Vertical Beam Width 6°
Horizontal Beam Width 360°
145
Lampiran 10 (Lanjutan).
Impedance 50 Ohm
Max. Input Power 100 Watt
VSWR < 1.5
Connector N-Female
Weight 1.6 kg
Length 1.37 M
9. Antena Yagi
Frequency 2300-2500 MHz
Gain 15 dBi
Front to Back ratio > 18 dBi
Lightning Protection Direct Ground
Dimension 750 mm
Support Pole Diameter 38~52 mm
Beam 25 x 25
Wind Resistance 60 m/s
Polarization Vertical or Horizontal
Impedance 50 Ohm
Max. Input Power 100 Watt
VSWR < 1.5
Connector RPTNC-male
Weight 1.0 kg
146
Lampiran 10 (Lanjutan).
9. Antena Parabolic
Frequency 2400-2483 MHz
Gain 24 dBi
Front to Back ratio 30 dB
Beam width 10° × 14°
Polarization Vertical or Horizontal
Rated Wind Velocity 60m/ s
Impedance 50 ohm
Max. Input Power 100w
VSWR 1.5
Connector N Female
Weight 2.5Kg
Dimension-m 0.4m× 0.9m
147
Lampiran 11. Estimasi Biaya Pembangunan Jaringan Wireless.
NO DESKRPSI HARGA (RP) JUMLAH SATUAN SUBTOTAL
1. Hardware
Antena Omnidirectional
2,4 Ghz 17 dBi 2,100,000 3 Buah 6,300,000
Antena Parabolic 2,4Ghz
24 dBi 1,000,000 3 Buah 3,000,000
Antena yagi 2,4 Ghz 325,000 3 Buah 975,000
Mikrotik RB 433 +mini
PCI + Box + POE
Adapter 2,050,000 1 Unit 2,050,000
Mikrotik RB 411+mini
PCI + Box + POE
Adapter 1,480,000 2 Unit 2,960,000
Mikrotik RB 450 2,300,000 1 Unit 2,300,000
Mikrotik RB 133 +mini
PCI + Box + Adaptor 2,500,000 2 Unit 5,000,000
Senao ECB 3220 +
Outdoor Box 1,000,000 3 Unit 3,000,000
Ubiquity Pico Station 2 900,000 1 Unit 900,000
2. Tower
30 cm ▲ per 5mtr, incl.
sling and insulator 1,000,000 6 Stage 6,000,000
20 cm ▲ per 5mtr, incl.
sling and insulator 900,000 6 Stage 5,400,000
tower sambungan pipa
pole per 6 meter x 4, incl
sling 600,000 4 Stage 2,400,000
Pipa Pole Ø 1,75 inch;
Ketebalan 3mm; Panjang
6mtr;
200,000
3
Stage 600,000
Semen 50,000 5 sak 250,000
Cable Twist 10,000 6 lsm 60,000
Aqua Proof + Fiber 80,000 6 lsm 480,000
Antenna Mounting Kit 100,000 9 buah 900,000
Grounding Kit 1,500,000 4 buah 6,000,000
3. Networking
UTP Cable CAT5 E 980,000 1 roll 980,000
Connector RJ45 50,000 2 box 100,000
4. Tools
RJ45 Crimping Tools 60,000 1 buah 60,000
Cable Tester 50,000 1 buah 50,000
Total
49,765,000
148
Lampiran 12. Foto-foto Kegiatan Pembangunan Jaringan Wireless.
1. Foto Lokasi Pemasangan Jaringan Wireless
149
Lampiran 12 (Lanjutan).
2. Foto Proses Implementasi Jaringan Wireless dan Pelatihan
150
Lampiran 12 (Lanjutan).
151
SURAT KETERANGAN Nomor : 001/Project/FKTO/2009
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Ruri Suko Basuki, S.Kom.,M.Kom
Jabatan : Ketua Umum Forum Komunitas Tirtomoyo Online (FKTO)
Alamat : Perum Wolter Monginsidi Baru Kav. 14
Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa yang tersebut di bawah ini :
Nama : Joko Mukti
Status
NIM
:
:
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Dian Nuswantoro
A11.2002.01221
Alamat : Puter RT 01/01 , Desa Hargorejo, Kecamatan
Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri
Benar-benar telah melakukan penelitian dan terlibat secara langsung sebagai team
teknis FKTO dalam pembangunan jaringan wireless antar sekolah di Kecamatan
Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Semarang, 13 Desember 2009
Ruri Suko Basuki, S.Kom., M.Kom
Ketua Umum FKTO
152