150812_UWIN-PAK13-s61
-
Upload
elearninglspr -
Category
Documents
-
view
394 -
download
33
description
Transcript of 150812_UWIN-PAK13-s61
Session Topic : Persediaan
Course : Pengantar Akuntansi
By Wrin B. Djamaludin, SE, MBA, M.Ak
UWIN eLearning Program
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 3
Content
• Part 1 Persediaan
• Part 2 Metode Perpetual
• Part 3 Contoh Kasus
• Part 4 Pengaruh Pemilihan Metode
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 5
Persediaan: Definisi & Metode Pencatatan
>Persediaan. Defn:
• Sejumlah barang jadi, bahan baku, & barang dalam proses yg…
• …dimiliki perusahaan dgn tujuan utk dijual atau diproses lebih lanjut.
Metode Pencatatan
• Persediaan perusahaan dicatat & diakui sebesar harga belinya, bukan
harga jualnya.
• Harga beli adalah harga yg tercantum di faktur pembelian.
• Jika dalam transaksi pembelian terdapat pengeluaran tambahan seperti
ongkos angkut pembelian, maka…
• …akan dicatat di akun yg terpisah, yaitu akun ongkos angkut
pembelian.
• Jika dalam transaksi pembelian tersebut perusahaan memperoleh
potongan pembelian, maka…
• …harus dicatat di akun yang terpisah, yaitu akun potongan pembelian.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 6
• Walaupun akun2 tersebut pada akhirnya akan dijumlahkan ketika
menghitung beban pokok penjualan,
• tetapi pada dasarnya persediaan barang dagang harus dicatat
sebesar harga belinya.
Secara umum,
• terdapat 2 metode yg dipakai utk menghitung & mencatat persediaan…
• …berkaitan dgn perhitungan beban pokok penjualan, yaitu:
Metode…,
1. Fisik &
2. Perpetual.
Persediaan: Definisi & Metode Pencatatan (Lanjut)
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 7
Pencatatan: Metode Fisik
1. Metode Fisik/Periodik. Defn:
Metode pengelolaan persediaan,
• dimana arus keluar masuknya barang tidak dicatat secara terinci,
• sehingga utk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus
melakukan perhitungan barang secara fisik (stock opname) di gudang.
Penggunaan metode fisik,
• mengharuskan perhitungan barang yg ada (tersisa) pada akhir periode
akuntansi…
• …ketika menyusun laporan keuangan.
o Persediaan awal barang XXX
o Pembelian XXX
o Persediaan Total XXX
o Persediaan Akhir (XX)
o Beban Pokok Penjualan XXX
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 8
>>Beban Pokok Penjualan. Defn:
Harga beli atau total beban produksi dari sejumlah barang yg telah laku
terjual pada suatu periode tertentu.
Utk mengetahui beban pokok penjualan pada suatu periode tertentu,
• harus diketahui volume & nilai persediaan akhir pada periode tersebut.
• Dan utk mengetahui nilai persediaan akhir harus dilakukan perhitungan
fisik atau stock opname di gudang.
• Metode ini lebih cocok dipakai oleh perusahaan yg frekuensi transaksinya
tinggi & nilai uang per transaksi yg rendah.
• Seperti dalam perusahaan eceran.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
• bahwa utk mengetahui beban pokok penjualan suatu perusahaan dgn
menggunakan metode periodik,
• harus dilakukan perhitungan fisik atas persediaan yg dimilikinya.
Pencatatan: Metode Fisik (Lanjut)
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 9
• Dalam perhitungan fisik (stock opname) persediaan tersebut,
• harus ditentukan jumlah persediaan yg dimiliki perusahaan secara pasti.
• Setelah diketahui volume persediaannya, jumlah barang dikalikan dgn
harga beli per unit barang dagang tersebut.
• Persoalannya, jika harga beli barang berbeda satu dgn yg lainnya,
• maka perusahaan memiliki pilihan utk menggunakan beberapa harga beli
yg berbeda.
• Utk menentukan harga beli sebagai dasar penentuan nilai persediaan yg
dimiliki perusahaan pada suatu periode,
• terdapat beberapa metode yaitu:
1. First In First Out (FIFO)
2. Last In First Out (LIFO)
3. Rata2 (Average)
Pencatatan: Metode Fisik (Lanjut)
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 10
Metode Fisik: FIFO
1. First In First Out (FIFO)
• Dalam metode ini, barang yg masuk (dibeli/diproduksi) terlebih dahulu
akan dikeluarkan (dijual) pertama kali,
• sehingga yg tersisa pada akhir periode adalah barang yg berasal dari
pembelian/produksi yang terakhir.
PT. Niaga Jaya adalah,
• distributor microwave merk Hotmix yg berlokasi di Jakarta.
• Selama bulan Januari 2012, data yg dimiliki perusahaan ini berkaitan dgn
persediaan microwave adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Volume Harga/Unit Nilai
1/1/2012 Persediaan 250 unit 550.000 137.500.000
12/1/2012 Pembelian 300 unit 600.000 180.000.000
21/1/2012 Pembelian 350 unit 640.000 224.000.000
31/1/2012 Pembelian 100 unit 675.000 67.500.000
Total 1.000 unit 609.000.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 11
Contoh Kasus: PT. Niaga Jaya
Selama bulan Januari 2012,
• perusahaan ini menjual 700 unit microwave kepada para pelanggannya
secara tunai dgn harga jual Rp. 900ribu per unit, &
• perusahaan tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara terinci.
• Pada akhir bulan Januari 2012, bagian akuntansi & gudang perusahaan
melakukan stock opname persediaan.
• Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan
Januari sebanyak 300 unit microwave.
• Karena perusahaan menggunakan metode FIFO, maka…
• …dari 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari itu, harga beli
microwave yg digunakan adalah harga terakhir, yaitu sebanyak,
a. …100 unit menggunakan harga Rp. 675ribu per unit &
b. …200 unit menggunakan harga Rp. 640ribu per unit,
• jadi nilainya adalah:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 12
Contoh Kasus: PT. Niaga Jaya (Lanjut)
o 100 unit @ Rp. 675ribu = Rp. 67,5juta
o 200 Unit @ Rp. 640ribu = Rp. 128juta
o Total Persediaan = Rp. 195,5juta
Karena hasil stock opname menunjukkan,
• nilai persediaan pada akhir bulan Januari 2012 sebesar 300 unit bernilai
Rp. 195,5juta,
• maka beban pokok penjualan (BPP) bulan Januari 2012 adalah Rp.
413,5juta yg dihitung sebagai berikut:
o Persediaan awal (1 Januari 2012) = 137,5juta
o Pembelian = 471,5juta
o Persediaan Total = 609juta
o Persediaan akhir (31 Januari 2012) = 195,5juta
o Beban Pokok Penjualan/BPP = 413,5juta
Nilai beli sebesar Rp. 471,5juta adalah nilai beli pada bulan Januari 2012
utk 3 kali transaksi pembelian, yaitu pada tgl. 12, 21 & 31 Januari 2012.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 13
Metode Fisik: LIFO
2. Last In First Out (LIFO)
• Dalam metode ini, barang yg masuk (dibeli/diproduksi) paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal.
• Jadi barang yg tersisa pada akhir periode adalah barang yg berasal
dari pembelian atau produksi awal periode.
Dalam kasus PT. Niaga Jaya,
• jika perusahaan menggunakan metode LIFO maka akan menghasilkan nilai
persediaan akhir yg berbeda dimana…
• …hasil perhitungan fisik (stock opname) menunjukkan jumlah persediaan
pada akhir bulan Januari sebanyak 300 unit microwave,
• karena perusahaan menggunakan metode LIFO,
• maka dari 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari harga beli
microwave yg digunakan adalah harga awal, yaitu sebanyak,
a. …250 unit menggunakan harga Rp. 550ribu per unit &
b. …50 unit menggunakan harga Rp. 600ribu per unit.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 14
Contoh Kasus: PT. Niaga Jaya
Jadi, nilainya adalah:
o 250 unit @ Rp.550.000 = Rp. 137,5juta
o 50 unit @ Rp.600.000 = Rp. 30juta
o Total Persediaan Akhir = Rp. 167,5juta
• Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan
Januari 2012 sebanyak 300 unit bernilai Rp. 167,5juta,
• maka beban pokok penjualan (BPP) bulan Januari 2012 adalah Rp.
441,5juta yg dihitung sebagai berikut:
o Persediaan awal (1 Januari 2012) = Rp. 137,5juta
o Pembelian = Rp. 471,5juta
o Persediaan Total = Rp. 609juta
o Persediaan Akhir (31 Januari 2012) = Rp. 167,5juta
o Beban pokok penjualan = Rp. 441,5juta
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 15
Contoh Kasus: PT. Niaga Jaya (Lanjut)
IFRS,
• tidak mengizinkan penggunaan metode LIFO dalam mencatat persediaan,
• tetapi dalam buku ini, metode LIFO tetap disajikan guna kebutuhan proses
pembelajaran kepada mahasiswa,
• agar mahasiswa tetap memahami metode pencatatan & perhitungan BPP
dgn metode LIFO.
• Namun, pada saat yg sama mahasiswa juga mengetahui bahwa…
• …metode tersebut tidak diizinkan utk digunakan.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 16
Metode Fisik: Rata2
3. Rata2 (Average)
• Dalam metode ini barang yg dikeluarkan/dijual maupun barang yg tersisa
dinilai berdasarkan harga rata2,
• sehingga barang yg tersisa pada akhir periode adalah barang yg
memiliki nilai rata2.
Dalam kasus PT. Niaga Jaya,
• jika perusahaan menggunakan metode rata2,
• Maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yg berbeda dimana hasil
perhitungan fisik (stock opname)…
• …menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan Januari sebanyak 300
unit microwave.
• Karena perusahaan menggunakan metode rata2 (average),
• maka dari 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari harga beli
microwave yg digunakan adalah harga rata2.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 17
Contoh Kasus: PT. Niaga Jaya
Selama bulan Januari 2012,
• PT. Niaga Jaya memiliki 1.000 unit microwave dgn nilai sebesar Rp.
609juta.
• Karena dari 1.000 unit persediaan tersebut memiliki harga beli yg
berbeda,
• maka harga beli rata2 persediaan adalah Rp. 609juta/1.000 unit = Rp.
609ribu per unit.
• Jadi, nilai persediaan perusahaan pada akhir bulan Januari 2012 adalah
Rp. 609ribu x 300 unit = Rp. 182,7juta.
Karena hasil stock opname,
• menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan Januari 2012 adalah Rp.
182,7juta,
• maka beban pokok penjualan bulan Januari 2012 adalah Rp. 426,3juta
yg dihitung sebagai berikut:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 18
Contoh Kasus: PT. Niaga Jaya (Lanjut)
o Persediaan, awal 1 Januari 2012 = 137.500.000
o Pembelian = 471.500.000
o Persediaan Total = 609.000.000
o Persediaan, akhir 31 Januari 2012 = (182.700.000)
o Beban Pokok Penjualan = 426.300.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 20
Metode Perpetual: Definisi & Jenis
Metode Perpetual. Defn:
• Metode pengelolaan persediaan dimana arus masuk & arus keluar
persediaan dicatat secara rinci.
Dalam metode ini,
• setiap jenis persediaan dibuatkan kartu stok yg mencatat secara rinci
keluar masuknya barang di gudang beserta harganya.
• Metode ini dipilah lagi ke dalam beberapa metode, antara lain:
a. FIFO (First In First Out)
• Dalam metode ini, barang yg masuk (dibeli atau diproduksi) terlebih
dahulu akan dikeluarkan (dijual) pertama kali,
• sehingga yg tersisa pada akhir periode adalah barang yg berasal dari
pembelian atau produksi terakhir.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 21
Metode Perpetual: Jenis
b. LIFO (Last In First Out)
• Dalam metode ini, barang yg masuk (dibeli/diproduksi) paling akhir
akan dikeluarkan/dijual paling awal.
• Jadi barang yg tersisa pada akhir periode adalah barang yg berasal
dari pembelian atau produksi awal periode.
c. Moving Average
• Dalam metode ini, barang yg dikeluarkan/dijual maupun barang yg
tersisa dinilai berdasarkan harga rata2 bergerak.
• Jadi, barang yg tersisa pada akhir periode adalah barang yg memiliki
nilai rata2.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 22
Metode Perpetual: Jurnal
Karena metode perpetual,
• mengharuskan perusahaan memiliki kartu stok, maka setiap arus keluar
barang dapat diketahui beban pokoknya.
• Jadi, dalam membuat jurnal transaksi penjualan,
• metode perpetual mengharuskan akuntan mencatat beban pokok
penjualannya dari setiap transaksi penjualan yg dilakukan.
• Dgn demikian dari setiap jurnal transaksi penjualan, dapat diketahui Laba
Kotor yg diperoleh perusahaan.
Metode ini jika diterapkan secara murni,
• lebih cocok digunakan dalam perusahaan yg…
• …frekuensi transaksinya tidak terlalu tinggi, tetapi nilai per unit
transaksinya tinggi.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 23
Metode Perpetual: Jurnal (Lanjut)
TransaksiJurnal
Periodik Perpetual
Pembelian Barang DagangPembelian xxx
Kas xxx
Persediaan xxx
Kas xxx
Penjualan Barang
Kas xxx
Penjualan xxx
Kas xxx
Penjualan xxx
BPP xxx
Persediaan xxx
Metode periodik & perpetual,
• tidak hanya memiliki perbedaan dalam cara menghitung beban pokok
penjualan & cara mengelola persediaan,
• tetapi juga dalam metode membuat jurnal transaksi yg berkaitan dgn
pembelian & penjualan persediaan, seperti terlihat berikut ini:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 24
Metode Perpetual: Jurnal (Lanjut)
Kedua metode pencatatan tersebut,
• memiliki cara mencatat yg berbeda, khususnya utk transaksi pembelian &
penjualan seperti terlihat pada tabel di atas.
• Karena kedua transaksi tersebut memiliki metode pencatatan yg berbeda,
• maka dalam penyusunan laporan Laba Rugi pun akan menghasilkan
susunan yg sedikit berbeda.
Ilustrasi berikut ini,
• mungkin dapat memperjelas keterangan sebelumnya mengenai metode
pencatatan persediaan &
• pengaruhnya terhadap perolehan Laba Perusahaan:
PT. Doremi adalah,
• distributor monitor komputer yg berlokasi di Jakarta.
• Pada akhir bulan Maret 2012, perusahaan tersebut memiliki jumlah
persediaan monitor sebanyak 40 unit @ Rp. 800ribu.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 25
Metode Perpetual: Contoh Kasus
• Transaksi pembelian & penjualan yg dilakukan perusahaan selama bulan
April 2012 adalah sebagai berikut:
o 5 April Membeli tunai 50 unit monitor @ Rp. 900ribu
o 8 April Membeli secara kredit 40 unit monitor @ Rp. 1juta
o 10 April Menjual tunai 70 unit monitor @ Rp. 1,2juta
o 14 April Membeli secara kredit 30 unit monitor @ Rp. 1,2juta
o 22 April Menjual secara kredit 65 unit monitor @ Rp. 1,4juta
Berdasarkan data tersebut,
• buatlah kartu persediaan PT. Doremi utk bulan April 2012 dgn
menggunakan metode:
a. FIFO Perpetual
b. LIFO Perpetual
c. Moving Average
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 26
Metode Perpetual: Contoh Kasus (Lanjut)
Berdasarkan data tersebut,
• Juga buatlah Laporan Laba Rugi Komparatif per 30 April 2012,
• utk menunjukkan perbedaan perolehan laba PT. Doremi…
• …jika digunakan metode pencatatan persediaan yg berbeda (FIFO, LIFO,
Moving Average)!
Jika digunakan metode FIFO (First In First Out),
• maka langkah pertama yg harus dilakukan adalah,
• mencatat volume & nilai persediaan pada kolom saldo awalnya, yaitu…
• …sebanyak 40 unit dgn harga beli Rp. 800ribu per unit & nilai total
sebesar Rp. 32juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 27
FIFO: Kartu Stok (Nilai dalam Ribuan Rupiah)
Tanggal Masuk Keluar Saldo
2012 Unit Harga Nilai Unit Harga BPP Unit Harga Nilai
Apr 1 40 800 32.000
5 50 900 45.000 50 900 45.000
8 40 1.000 40.000 40 1.000 40.000
*130 *117.000
10 40 800 32.000 20 900 18.000
30 900 27.000 40 1.000 40.000
#70 #59.000
14 30 1.200 36.000 30 1.200 36.000
*90 *94.000
22 20 900 18.000
40 1.000 40.000
5 1.200 6.000
#65 #64.000 *25 1.200 *30.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 28
Contoh Kasus: PT. Doremi
Setelah itu, pada tgl. 5 April 2012,
• dilakukan transaksi pembelian 50 unit monitor pada harga beli sebesar
Rp. 900ribu per unit dgn nilai Rp. 45juta.
• Transaksi ini dicatat di kolom pembelian.
• Demikian pula, pada tgl. 5 April 2012 dilakukan transaksi pembelian 40
unit monitor dgn harga beli Rp. 1juta per unit.
• Pembelian pada tgl. 5 & 8 April ini lalu dipindahkan ke kolom saldo,
• sehingga pada tgl. 8 April 2012 perusahaan memiliki saldo persediaan
monitor sebanyak 130 unit dgn nilai Rp. 117juta.
• Jika kemudian pada tgl. 10 April terjadi transaksi penjualan monitor
sebanyak 70 unit, maka dari 70 unit yang dijual tersebut, sebanyak,
a. …40 unit diambil dari saldo awal per 1 April 2012, &
b. …30 unit diambil dari pembelian tgl. 5 April.
• Itu berarti dari penjualan 70 unit monitor pada tgl. 10 April memiliki
harga pokok penjualan sebesar Rp. 59juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 29
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
• Sementara saldo persediaan pada tgl. 10 April 2012 sebanyak 60 unit
dimana…
a. …20 unit berasal dari sisa pembelian tanggal 5 April 2012 &
b. …40 unit berasal dari pembelian tgl 8 April 2012.
Kemudian pada tgl. 14 April,
• saat dilakukan pembelian 30 unit monitor dgn harga Rp. 1,2juta per unit,
• pembelian tersebut dicantumkan di kolom pembelian, & juga ditambahkan
ke kolom saldo.
• Jadi, pada saat ini perusahaan memiliki persediaan sebanyak 90 unit
monitor dgn nilai total Rp. 94juta.
• Transaksi penjualan 65 unit monitor yg terjadi pada tgl. 22 April 2012,
• sebanyak 20 unit diambil dari persediaan yg memiliki harga beli Rp.
900ribu per unit,
• sebanyak 40 unit yg memiliki harga beli sebesar Rp.1juta per unit.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 30
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
• Dan sisanya sebanyak 5 unit berasal dari pembelian terakhir yg memiliki
harga beli Rp. 1,2jt.
• Itu berarti transaksi tersebut memiliki harga pokok penjualan Rp. 64juta.
• Jadi pada tgl. 22 April perusahaan memiliki saldo persediaan 25 unit
monitor yg berasal dari pembelian tgl. 14 April 2012 &
• bernilai beli Rp. 1,2jt per unit serta bernilai total Rp. 30juta.
Berdasarkan transaksi pembelian &penjualan tersebut,
• jurnal umum yg diperlukan utk mencatat transaksi itu adalah sebagai
berikut:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 31
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
BUKU JURNAL
TanggalKeterangan Ref.
Jumlah
2012 Debet Kredit
April 5 Persediaan
Kas
45.000.000
45.000.000
8 Persediaan
Utang Dagang
40.000.000
40.000.000
10 Kas
BPP
Penjualan
Persediaan
84.000.000
59.000.000
84.000.000
59.000.000
14 Persediaan
Utang Dagang
36.000.000
36.000.000
22 Piutang Usaha
BPP
Penjualan
Persediaan
91.000.000
64.000.000
91.000.000
64.000.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 32
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
Nilai penjualan sebesar Rp. 84juta pada tgl. 10 April 2012,
• merupakan perkalian antara volume penjualan 70 unit monitor & harga
jual sebesar Rp. 1,2juta per unit.
• Sedangkan nilai BPP & persediaan sebesar Rp. 59juta dicatat menurut
perhitungan BPP…
• …dalam kartu stok perusahaan pada tanggal transaksi dgn
menggunakan FIFO.
Demikian pula,
• jika digunakan metode LIFO (Last In First Out), maka langkah pertama yg
harus dilakukan adalah…
• …mencatat volume & nilai persediaan pada kolom saldo awalnya,
• yaitu sebanyak 40 unit dgn harga beli Rp. 800ribu per unit & nilai total
sebesar Rp. 32juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 33
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
Setelah itu, pada tanggal 5 April 2012,
• dilakukan transaksi pembelian 50 unit monitor dgn harga beli Rp. 900ribu
per unit yg bernilai Rp. 45juta yg dicatat di kolom pembelian.
• …8 April 2012 dilakukan transaksi pembelian 40 unit monitor dgn harga
Rp. 1juta per unit.
• Pembelian pada tgl. 5 & 8 April ini lalu dipindahkan ke kolom saldo,
• sehingga pada tgl. 8 April 2012 perusahaan memiliki saldo persediaan
monitor sebanyak 130 unit dgn nilai Rp. 117juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 34
Tanggal Masuk Keluar Saldo
2012 Unit Harga Nilai Unit Harga BPP Unit Harga Nilai
Apr 1 40 800 32.000
5 50 900 45.000 50 900 45.000
8 40 1.000 40.000 40 1.000 40.000
*130 *117.000
10 40 1.000 40.000 40 800 32.000
30 900 27.000 20 900 18.000
#70 #67.000
14 30 1.200 36.000 30 1.200 36.000
*90 *86.000
22 30 1.200 36.000
20 900 18.000
15 800 12.000
#65 #66.000 *25 800 *20.000
LIFO: Kartu Stok (Nilai dalam Ribuan Rupiah)
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 35
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
BUKU JURNAL
TanggalKeterangan Ref.
Jumlah
2012 Debet Kredit
April 5 Persediaan
Kas
45.000.000
45.000.000
8 Persediaan
Utang Dagang
40.000.000
40.000.000
10 Kas
BPP
Penjualan
Persediaan
84.000.000
67.000.000
84.000.000
67.000.000
14 Persediaan
Utang Dagang
36.000.000
36.000.000
22 Piutang Usaha
BPP
Penjualan
Persediaan
91.000.000
66.000.000
91.000.000
66.000.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 37
Contoh Kasus: PT. Doremi
Jika kemudian pada tgl. 10 April,
• terjadi transaksi penjualan monitor sebanyak 70 unit,
• maka dari 70 unit yg dijual tersebut sebanyak 40 unit diambil dari
pembelian terakhir pada tgl. 8 April yg…
• …memiliki beban pokok Rp. 1juta per unit, & sebanyak 30 unit diambil
dari pembelian tgl. 5 April yg berharga Rp. 900ribu per unit.
• Itu berarti penjualan 70 unit monitor pada tgl. 10 April tersebut memiliki
beban pokok penjualan sebesar Rp. 67juta.
• Saldo persediaan pada tanggal 10 April adalah 60 unit dimana
sebanyak 40 unit berasal dari saldo awal tgl. 1 April 2012 yg…
• …memiliki beban pokok sebesar Rp. 800ribu per unit & sebanyak 20 unit
berasal dari pembelian tgl. 5 April 2012 yg…
• …memiliki beban pokok sebesar Rp. 900ribu per unit.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 38
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
Kemudian pada tgl. 14 April,
• dilakukan pembelian 30 unit monitor dgn harga Rp. 1,2juta per unit.
• Pembelian tersebut dimasukkan di kolom pembelian & ditambahkan di
kolom saldo,
• sehingga pada saat ini perusahaan memiliki persediaan sebanyak 90 unit
monitor dgn nilai total Rp. 86juta.
• Transaksi penjualan 65 unit monitor yg terjadi pada tanggal 22 April
2012 sebanyak 30 unit diambil dari persediaan yg memiliki harga beli
Rp. 1,2juta per unit,
• sebanyak 20 unit diambil dari persediaan yg memiliki harga beli Rp.
900ribu per unit &
• sisanya sebanyak 15 unit berasal dari saldo awal yg memiliki harga beli
Rp. 800ribu. Itu berarti transaksi tersebut memiliki beban pokok penjualan
sebesar Rp. 66juta,
• sehingga pada tanggal 22 April 2012 perusahaan memiliki saldo 25 unit
yg berasal dari saldo awal bulan &
• berharga beli Rp. 800ribu per unit yg bernilai total Rp. 20juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 39
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
Berdasarkan transaksi pembelian & penjualan tersebut, jurnal umum yg
diperlukan utk mencatat tranaksi ini adalah sebagai berikut:
• Nilai penjualan sebesar Rp. 84juta pada tanggal 10 April 2012
merupakan…
• …perkalian antara volume penjualan sebanyak 70 unit monitor & harga
jual sebesar Rp. 1,2juta per unit.
• Sementara itu, nilai BPP & persediaan sebesar Rp. 67juta dicatat menurut
perhitungan BPP…
• …dalam kartu stok perusahaan pada tanggal transaksi dgn
menggunakan metode LIFO.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 40
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
Terlihat dari kartu stok tersebut,
• bahwa BPP dari transaksi penjualan akan lebih tinggi jika digunakan
metode LIFO.
• Akibatnya, laba kotor perusahaan akan lebih rendah.
• Dampak lanjutannya adalah laba yg dikenakan pajak akan menjadi lebih
rendah,
• sehingga jumlah pajak penghasilan badan yg akan diterima pemerintah
juga menjadi lebih rendah.
• Karena itu, IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode LIFO dalam
pencatatan persediaan.
• Namun utk kepentingan pembelajaran bagi mahasiswa tetap diberikan…
• …agar tetap memahami metode pencatatan & perhitungan BPP dgn
metode LIFO.
• Tetapi pada saat yg sama, mahasiswa mengetahui bahwa metode tersebut
tidak diizinkan utk digunakan.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 41
Tanggal Masuk Keluar Saldo
2012 Unit Harga Nilai Unit Harga BPP Unit Harga Nilai
Apr 1 40 800 32.000
5 50 900 45.000 50 900 45.000
8 40 1.000 40.000 40 1.000 40.000
*130 900 *117.000
10 #70 900 63.000
*60 900 *54.000
14 30 1.200 36.000 30 1.200 36.000
*90 1.000 *90.000
22 #65 1.000 65.000 *25 1.000 25.000
Moving Average: Kartu Stok (Nilai dalam Ribuan Rupiah)
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 42
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
Jika digunakan metode Moving Average (rata2 bergerak),
• maka langkah pertama yg harus dilakukan adalah mencatat volume &
nilai persediaan pada kolom saldo awalnya,
• yaitu sebanyak 40 unit dgn harga beli Rp. 800ribu per unit & nilai total
Rp. 32juta.
Setelah itu pada tanggal 5 April 2012,
• dilakukan transaksi pembelian 50 unit monitor dgn harga beli Rp. 900ribu
per unit & nilai total Rp. 45juta yg dicatat di kolom pembelian.
• Demikian pula pada tanggal 8 April 2012 dilakukan transaksi pembelian
40 unit monitor dgn harga Rp. 1juta per unit.
• Pembelian pada tanggal 5 & 8 April ini lalu dipindahkan ke kolom saldo,
• sehingga pada tanggal 8 April 2012 perusahaan memiliki saldo
persediaan monitor sebanyak 130 unit dgn nilai Rp. 117juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 43
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
• Jika nilai total persediaan pada tanggal ini Rp. 117juta dibagi dgn jumlah
monitor sebanyak 130 unit,
• maka akan diperoleh harga beli rata2 persediaan sebesar Rp.
900ribu/unit.
• Harga beli rata2 inilah yg dijadikan dasar utk menghitung beban pokok
penjualan pada saat terjadi transaksi penjualan.
Jika kemudian pada tanggal 10 April,
• terjadi transaksi penjualan monitor sebanyak 70 unit, maka 70 unit yg
dijual tersebut dikalikan dgn harga beli rata2 sebesar Rp. 900ribu/unit,
• sehingga diperoleh nilai beban pokok penjualan sebesar Rp. 63juta.
• Saldo persediaan akhir pada saat itu adalah 60 unit dgn nilai total Rp.
54juta.
• Kemudian pada tanggal 14 April, dilakukan pembelian 30 unit monitor
dgn harga Rp. 1,2juta per unit.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 44
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
• Pembelian tersebut dimasukkan di kolom pembelian & ditambahkan di
kolom saldo,
• sehingga pada saat ini perusahaan memiliki persediaan sebanyak 90 unit
monitor dgn nilai total Rp. 90juta.
• Jika nilai persediaan sebesar Rp. 90juta ini dibagi dgn volume persediaan
sebanyak 90 unit,
• maka akan diperoleh beban pokok persediaan rata2 sebesar Rp. 1juta per
unit.
• Transaksi penjualan 65 unit monitor yg terjadi pada tanggal 22 April itu
dihitung…
• dgn mengalikan 65 unit monitor dgn harga rata2 per unit sebesar Rp.
1juta, sehingga diperoleh beban pokok penjualan sebesar Rp. 65juta.
• Pada saat ini, saldo persediaan monitor adalah 25 unit dgn nilai Rp.
25juta.
Berdasarkan transaksi pembelian & penjualan tersebut, jurnal umum yg
diperlukan utk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 45
Contoh Kasus: PT. Doremi (Lanjut)
TanggalKeterangan Ref.
Jumlah
2012 Debet Kredit
Aprl 5 Persediaan
Kas
45.000.000
45.000.000
8 Persediaan
Utang Dagang
40.000.000
40.000.000
10 Kas
BPP
Penjualan
Persediaan
84.000.000
63.000.000
84.000.000
63.000.000
14 Persediaan
Utang Dagang
36.000.000
36.000.000
22 Piutang Usaha
BPP
Penjualan
Persediaan
91.000.000
65.000.000
91.000.000
65.000.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 47
Pengaruh Pemilihan Metode: Jurnal Transaksi Komparatif
Karena antara metode FIFO, LIFO, & Moving Average,
• menggunakan harga pokok penjualan yg berbeda utk setiap transaksi
penjualan atau
• setiap arus keluar barang yg terjadi maka akan dihasilkan,
a. Beban pokok penjualan &
b. Perolehan laba kotor
• …yg berbeda dari setiap transaksi penjualan yg terjadi.
Demikian pula,
• akumulasi beban pokok penjualan selama suatu periode akan memiliki
jumlah yg berbeda,
• seperti terlihat pada buku jurnal perusahaan yg melakukan 2 kali
transaksi penjualan selama bulan April 2012,
• dgn harga jual per unit berbeda.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 48
JURNAL TRANSAKSI KOMPARATIF (dalam Ribuan Rupiah)
Bln Tgl FIFO LIFO MOVING AVERAGE
4 10 Kas 84.000 Kas 84.000 Kas 84.000
BPP 59.000 BPP 67.000 BPP 63.000
Penjualan 84.000 Penjualan 84.000 Penjualan 84.000
Persediaan 59.000 Persediaan 67.000 Persediaan 63.000
4 22 Kas 70.000 Kas 70.000 Kas 70.000
BPP 64.000 BPP 66.000 BPP 65.000
Penjualan 70.000 Penjualan 70.000 Penjualan 70.000
Persediaan 64.000 Persediaan 66.000 Persediaan 65.000
Jika jurnal transaksi tersebut,
• diposting ke buku besar perusahaan bersangkutan,
• maka akan terlihat saldo akun beban pokok penjualan yg berbeda, seperti
berikut ini:
Pengaruh Pemilihan Metode: Jurnal Transaksi Komparatif
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 49
Jurnal Transaksi Komparatif: Buku Besar
Dari jurnal transaksi & buku besar tersebut,
• terlihat bahwa penggunaan metode pencatatan persediaan yg berbeda
menghasilkan beban pokok penjualan yg juga berbeda,
• baik utk setiap transaksi maupun akumulasinya.
• Jika digunakan metode FIFO, akan dihasilkan beban pokok penjualan
sebesar Rp. 123ribu.
• Jika digunakan metode LIFO, akan dihasilkan beban pokok penjualan
sebesar Rp. 133ribu.
• Dan jika digunakan metode Moving Average, akan dihasilkan beban
pokok penjualan sebesar Rp. 128ribu.
FIFO
BPP
59.000
64.000
123.000
LIFO
BPP
67.000
66.000
133.000
Moving Average
BPP
63.000
65.000
128.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 50
Jurnal Transaksi Komparatif: Laporan Laba Rugi
• Tentu saja, perbedaan beban pokok penjualan tersebut akan menghasilkan
laba kotor yg juga berbeda,
• seperti terlihat dalam laporan laba rugi komparatif berikut ini:
LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
Keterangan FIFO LIFO Moving Average
Penjualan 154.000 154.000 154.000
HPP (123.000) (133.000) (128.000)
Laba Kotor 31.000 21.000 26.000
Demikian pula jika digunakan,
• metode periodik ketika menyusun laporan laba rugi, akan dihasilkan…
a. Beban pokok penjualan &
b. Laba kotor
• …yg juga berbeda, karena…
• ketiga metode tersebut akan memiliki nilai persediaan akhir yang berbeda,
seperti terlihat berikut ini:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 51
Jurnal Transaksi Komparatif: Laporan Laba Rugi (Lanjut)
LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
Keterangan FIFO LIFO Moving Average
Penjualan 154.000 154.000 154.000
BPP:
• Persediaan Awal 32.000 32.000 32.000
• Pembelian 121.000 121.000 121.000
• Persediaan Total 153.000 153.000 153.000
• Persediaan Akhir 30.000 20.000 25.000
• BPP 123.000 133.000 128.000
Laba Kotor 31.000 21.000 26.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 52
Jurnal Transaksi Komparatif: Laporan Laba Rugi (Lanjut)
Penggunaan metode pencatatan persediaan yg berbeda akan menghasilkan
nilai persediaan akhir yang berbeda,
Dimana penggunaan metode…,
a. FIFO menghasilkan persediaan akhir sebesar Rp. 30juta,
b. LIFO menghasilkan persediaan akhir sebesar Rp. 20juta &
c. Moving Average menghasilkan persediaan akhir sebesar Rp. 25juta.
Dan perbedaan ini akan,
• menyebabkan beban pokok penjualan yg berbeda utk setiap metode yg
digunakan, &
• pada akhirnya akan menghasilkan laba kotor yg juga berbeda.
Jika digunakan metode,
a. FIFO akan dihasilkan laba kotor sebesar Rp. 31juta,
b. LIFO akan dihasilkan laba kotor sebesar Rp. 21juta &
c. Moving Average akan dihasilkan laba kotor sebesar Rp. 26juta.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 53
Dari laporan laba rugi komparatif tersebut,
• terlihat bahwa jika harga beli barang dagang cenderung naik dari waktu ke
waktu,
• maka BPP transaksi penjualan akan lebih tinggi jika menggunakan metode
LIFO dibandingkan dgn metode FIFO & Moving Average.
• Akibatnya, penggunaan metode LIFO akan menghasilkan laba kotor yg
lebih rendah dibandingkan dgn metode FIFO & Moving Average.
• Dampak lanjutannya adalah laba yg dikenakan pajak akan menjadi lebih
rendah sehingga…
• …menyebabkan pajak penghasilan badan yang diterima pemerintah juga
lebih rendah.
• Alasan itulah kenapa IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode LIFO.
• Metode LIFO hanya diberikan sebagai bahan pembelajaran saja.
Jurnal Transaksi Komparatif: Laporan Laba Rugi (Lanjut)
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 54
Persediaan: Metode Biaya Gabungan
Adakalanya sebuah perusahaan,
• membeli atau memproduksi sekelompok barang dgn satu harga tunggal,
• yg kemudian dijual secara terpisah satu dgn lainnya pada harga jual per
unit yg berbeda.
• Perbedaan harga jual produk tersebut terjadi karena adanya perbedaan,
a. …berat atau
b. …luas atau
c. …kualitas
• …diantara produk tersebut.
Jadi, penentuan beban pokok penjualan per unit produk tidak dapat dihitung
secara merata.
• Dalam kasus seperti ini, metode yg dapat digunakan adalah metode biaya
gabungan atau
• ada yg menyebutnya dgn metode pembelian sekeranjang (basket purchase).
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 55
Persediaan: Metode Biaya Gabungan (Lanjut)
Karena itu, langkah yg diperlukan utk menentukan beban pokok penjualan
per unit produk dalam kasus seperti ini adalah…
• …menghitung proporsi harga jual dari satu unit produk dibanding nilai
penjualan total yg direncanakan.
• Berdasarkan proporsi harga jual tersebut ditentukan proporsi beban pokok
penjualan per unit produk.
• Jika beban pokok penjualan per unit telah dapat ditentukan,
• maka nilai persediaan pada akhir periode akan dapat ditentukan dgn
jelas.
# Ilustrasi berikut ini mungkin,
• dapat memperjelas keterangan sebelumnya mengenai…
• …metode pencatatan persediaan dgn metode biaya gabungan.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 56
Contoh Kasus: PT. Griya Indah
PT. Griya Indah adalah,
• sebuah perusahaan pengembangan rumah/developer.
• Pada awal bulan Januari 2012, perusahaan ini membeli sebidang tanah
dgn harga Rp. 10milyar.
• Tanah ini kemudian dibagi menjadi 400 kavling yg dikelompokkan ke
dalam 3 ukuran yg berbeda.
Kelompok kavling,
1) A sebanyak 100 unit dijual dgn harga Rp. 100juta per kavling.
2) B sebanyak 100 unit dijual dgn harga Rp. 60juta per kavling &
3) C sebanyak 200 unit dijual dgn harga Rp. 45juta per kavling.
Jadi perhitungan beban pokok penjualan/unit kavling tersebut dapat dilakukan
dgn cara,
• …menghitung proporsi nilai penjualan per jenis kavling dibandingkan dgn
nilai penjualan total.
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 57
Contoh Kasus: PT. Griya Indah (Lanjut)
Karena kavling,
1. A direncanakan dijual seharga Rp. 100juta per unit & tersedia sebanyak
100 unit, maka nilai penjualan total kavling A adalah Rp. 10milyar.
2. B dijual seharga Rp. 6milyar &
3. C dijual seharga Rp. 9milyar.
Jadi, nilai total penjualan yg direncanakan utk ketiga jenis kavling tersebut
adalah Rp. 25milyar.
Dgn demikian,
Kavling…
1) A memberikan kontribusi sebesar Rp. 40% dari nilai penjualan
(10milyar/25milyar),
2) B memberikan kontribusi 24% (6milyar/25milyar) &
3) C memberikan kontribusi sebesar 36% (9milyar/25milyar).
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 58
Contoh Kasus: PT. Griya Indah (Lanjut)
• Setelah diketahui proporsi nilai penjualan per jenis kavling terhadap nilai
total penjualan seluruh kavling,
• maka langkah berikutnya adalah menentukan proporsi beban pokok
penjualan per jenis kavling. Seperti terlihat berikut ini:
Jenis
Kavling
Harga
Jual/Unit
Jumlah
KavlingNilai Penjualan Total Proporsi
A 100.000.000 100 10.000.000.000 40%
B 60.000.000 100 6.000.000.000 24%
C 45.000.000 200 9.000.000.000 36%
Total 25.000.000.000 100%
Jenis Kavling Proporsi BPP per Jenis BBP per Unit
A 40% 4.000.000.000 40.000.000
B 24% 2.400.000.000 24.000.000
C 36% 3.600.000.000 18.000.000
10.000.000.000
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 59
Contoh Kasus: PT. Griya Indah (Lanjut)
Karena harga beli (BPP) seluruh lahan tersebut adalah Rp. 10milyar, maka
harga beli (BPP) utk seluruh
Kavling,
1) A adalah Rp. 4milyar, yaitu 40% dari Rp. 10milyar,
2) B adalah Rp. 2,4milyar &
3) C sebesar Rp. 3,6milyar.
Maka BPP utk kavling,
1) A adalah Rp. 4milyar/100 unit = Rp. 40juta,
2) B adalah Rp. 2,4milyar/100 unit = Rp. 24juta &
3) C adalah Rp. 3,6milyar/200 unit = Rp. 18juta.
Jika pada akhir tahun 2012,
• perusahaan melaporkan telah menjual 77 unit kavling A, 80 unit kavling B
& 120 unit kavling C,
• maka laba kotor yg diperoleh atas penjualan tiap jenis kavling adalah:
Powered by HarukaEdu.com - 1508PAK13 - Hal 60
Contoh Kasus: PT. Griya Indah (Lanjut)
Maka, jumlah persediaan yg dimiliki PT. Griya Indah pada akhir tahun 2012,
• Merupakan jumlah kavling per jenis pada awal tahun dikurangi dgn jumlah
yg terjual, dikalikan BPP per unit kavling.
• Jadi, pada akhir tahun 2012, nilai persediaan PT. Griya Indah adalah
Rp. 2,48milyar seperti terlihat dalam tabel berikut:
Keterangan Kavling A Kavling B Kavling C Total
Penjualan 7.700.000.000 4.800.000.000 5.400.000.000 17.900.000.000
BPP (3.080.000.000) (1.920.000.000) (2.160.000.000) (7.160.000.000)
Laba Kotor 4.620.000.000 2.880.000.000 3.240.000.000 10.740.000.000
Jenis Kavling BPP per Unit Jumlah Kavling Nilai Persediaan Total
A 40.000.000 23 920.000.000
B 24.000.000 20 480.000.000
C 18.000.000 80 1.440.000.000
Total 2.840.000.000