14 Essa EBP Kelompok Minggu Ke 6 Kelompok 8

12
TUGAS ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL dan PERANAN ETIKA DALAM BISNIS Untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKA BISNIS Disusun Oleh: Galuh Rizqi Nugraha (115020307111008) Areta Widya Kusumadewi (115020307111022) Stella Rahmawati (115020309111001) Irene Natasya Devi (115020307111013) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Transcript of 14 Essa EBP Kelompok Minggu Ke 6 Kelompok 8

TUGAS ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL dan PERANAN ETIKA DALAM BISNIS

Untuk memenuhi tugas mata kuliah ETIKA BISNIS

Disusun Oleh:Galuh Rizqi Nugraha (115020307111008)Areta Widya Kusumadewi(115020307111022)Stella Rahmawati(115020309111001)Irene Natasya Devi (115020307111013)

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2014

ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Etika dalam bisnis Internasional berkaitan dengan beberapa masalah moral yang khusus berkaitan dengan bisnis pada taraf internasional.I. Norma-norma moral yang umum pada taraf internasional Salah satu masalah besar yang sudah lama disoroti serta didiskusikan dalam etika filosofis adalah relatif tidaknya norma-norma moral. Richard De George membicarakan tiga jawaban atas pertanyaan tersebut, yang kesemuanya ada benar maupun salahnya. Jawaban-jawaban tersebut adalah :

I.A. Menyesuaikan Diri Jawaban ini mengatakan bahwa dalam bisnis internasional kita harus menyesuaikan diri beitu saja dengan norma-norma etis yang berlaku di Negara lain di mana kita mempraktekkan bisnis.Tetapi bila diteliti secara kritis, relativisme moral itu tidak bisa diterima. Norma-norma penting berlaku sama di seluruh dunia. Sedangkan norma non-moral untuk perilaku manusia bisa berbeda di berbagai tempat.

I.B. Rigorisme Moral Pendangan kedua memilih arah terbalik, dimana pandangan ini mau mempertahankan kemurnian etika yang sama seperti di negerinya sendiri. Perusahaan di luar negeri hanya boleh melakukan apa yang dilakukan di Negaranya sendiri dan justru tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma etis yang berbeda di tempat lain. Namun pandanagan ini sulit dipertahankan karena situasi setempat bisa saja berbeda dan tentu akan mempengaruhi pandangan moral kita.

I.C. Immoralisme Naif Sedangkan menurut pandangan ketiga, dalam bisnis internasional kita tidak perlu berpegang pada norma-norma etis. Mereka berpendapat kita harus mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, tetapi selain itu, kita tidak perlu mematuhi norma-norma moral . Perusahaa yang terlalu memperhatikan etika akan dirugikan, karena daya saingnya terganggu.

Setelah mempelajari ketiganya, terlihat tidak ada satupun yang dapat dibenarkan. Tentu saja pandangan ketiga harus ditoak, namun kedua pandangan pertama mengandung kebenaran. Pada bisnis internasional harus berpegang pada norma moral, dimana kita harus pandai menyesuaikan diri dalam situasi tertentu. Namun kita juga tidak dapat sepenuhnya meninggalkan norma etis yang kita miliki. Situasi yang berbeda akan mempengaruhi kualitas etis suatu perbuatan.

II. Politik Dumping Pada Bisnis InternasionalYang jelas termasuk pada etika bisnis internasional adalah politik dmping karena diangap kurang etis dan berlangsung dalam hubungan dengan Negara lain.Politik dumping dapat dilakukan dengan berbagai motif. Salah satu motif adalah jumlah produksi yang berlebih sehingga penjual akan memilih lebih baik menjual dengan merugi daripada tidak terjual. Sedangkan motif lebih negative adalah menjual dengan murah demi merebut monopoli pasar, dan setelah tercapai Ia akan bebas menentukan harga pasar.Politik dumping dianggap tidak etis karena melanggar etika pasar bebas. Kelompok bisnis yang ingin terjun ke dalam bisnis internasional, dengan sendirinya melibatkan diri untuk menghormati keutuhan sistem pasar bebas. Kompetisi yang adil merupakan satu prinsip dasar dari etika pasar bebas. Sebaliknya tidak etis bila satu Negara menuduh Negara lain melakukan dumping padahal maksudnya adalah melindungi pasar dalam negeri.Maka dapat dikategorikan beberapa tindakan yang termasuk dumping dan tidak baik. Adapun tindakan tersebut adalah menekan arga ekspor dengan memberikan upah yang tidak adil. Untuk itu, standar upah buruh harus memiliki batas minimum, tidak boleh menekan upah buruh serendah mungkin. Tindakan lain adalah penyusutan aktiva sepenuhnya dibebankan pada harga produk dalam negeri, sedangkan factor tersebut tidak diperhitungkan pada harga jual ke Negara lain.

III. Aspek-aspek Etis dari Korporasi MultinasionalKorporasi multinasional adalah perusahaan yang mempunyai investasi langsung dalam dua Negara atau lebih. Perusahaan yang mempunyai hubungan dagang dengan luar negeri, belum termasuk kategori ini. Namun perusahaan yang memiliki pabrik di lebih dari satu Negara termasuk berstatus korporasi multinasional. Dan karena memiliki kekuatan ekonomis yang sering kali sangat besar, mereka menimbulkan masalah etis sendiriMasalah yang timbul adalah : Korporasi multinasional tidak boleh dengan sengaja mengakibatkan kerugian langsung. Korporasi multinasional harus menghasilkan lebih banyak manfaat daripada kerugian bagi Negara di mana mereka beroperasi. Dengan kegiatannya korporasi multinasional harus memberi kontribusi kepada pembangunan Negara di mana Ia beroperasi. Korporasi multinasional harus menghormati Hak Asasi Manusia dari semua karyawannya, di Negara manapun Ia beroperasi. Sejauh kebudayaan setempat tidak melanggaar norma-norma etis, korporasi multinasional harus menghormati kebudayaan local tersebut dan bekerja sama dengannya (bukan menentang budaya tersebut). Korporasi multinasional harus membayar pajak dengan benar, sesuai ketentuan yang berlaku di Negara tersebut kecuali ada Tax Treaty/perjanjian pajak antar Negara dengan Negara asal perusahaan. Korporasi multinasinal harus bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam mengembangkan dan menegakkan kebijakan yang berkaitan dengan lembaga pendukun dan yang mengatur perekonomian. Negara yang memiliki mayoritas saham sebuah perusahaan harus memikul tanggung jawab moral atas kegiatan dan kegagalan perusahaan tersebut. Jika suatu korporasi multinasional membangun pabrik yang beresiko tinggi, Ia wajib menjaga supaya pabriknya itu aman, dioperasikan dengan aman, dan tidak membahayakan lingkungan. Dalam mengalihkan teknologi beresiko tinggi kepada Negara berkembang, korporasi multinasional wajib merancang kembali sebuah teknologi sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai dengan aman dalam Negara baru yang belum berpengalaman. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kerugian yang dapat timbul di Negara tersebut dan membahayakan lingkungan internal maupun eksternal.

IV. Masalah Korupsi/SuapKorupsi dapat menimbulkan masalah besar bagi bisnis internasional karena di satu negara dapat saja dipraktekkan sesuatu yang tidak dapat diterima negara lain. Dan di sini timbul pertanyaan, tidakkah orang harus menyesuaikan diri dengan kebudayaan negara tertentu untuk mencapai kesuksesas yang termasuk budaya suap?

Uang suap tidak dapat dibenarkan, dengan beberapa alasan berikut : Praktek suap melanggar etika pasar. Kalau seseorang terjun dalam bisnis yang didasarkan pada prinsip ekonomi pasar, maka Ia harus berpegangn pada aturan main yang berlaku. Dalam system ekonomi, orang akan mendapat bayaran bila Ia bekerja. Maka tidak etis bila seseorang yang tidak berhak, menerima imbalan pula. Uang suap demi memonopoli alokasi persediaan yang terbatas, akan mengacaukan system pasar dan keseimbangan pasar. Dengan sendirinya juga melanggar etika pasar bebas yang seharusnya dianut dalam bisnis internasional. Praktek suap juga mengundang perbutatan tidak etis serta pelanggaran yang bersifat illegal lain.

KESIMPULAN Mengenai pandangan yang telah disebutkan di atas, yaitu :a. Menyesuaikan DiriDalam pandangan ini, seperti peribahasa di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Sperti halnya bila kita di suatu Negara lain, maka kita harus menyesuaikan diri dengan norma dan etika di tempat tersebut. Ada baik dan buruknya apabila kita menyesuaikan diri pada etika dan norma pada suatu Negara atau Negara orang lain. Perlu diperhatikan dari dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Positif Kita harus mematuhi norma dan etika di suatu Negara tersebut.Contoh :Aturan rambu lalu lintas di Negara A menyatakan bahwa berjalan atau mengendarai kendaraan berada di sisi kanan, sedangkan di Negara B berada di sisi kiri. Ketika seseorang dari Negara A berkunjung ke Negara B, maka orang tersebut harus mengikuti aturan rambu lalu lintas di Negara B. positifnya, hal ini tidak akan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.Di Singapura juga seperti itu, contohnya saja tidak boleh meludah dan memakan permen karet lalu membuangnya di sembarang tempat, bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi.

NegatifPandangan menyesuaikan diri ini juga dapat di lihat dari sisi negatifnya.Contoh :Suatu perusahaan Negara A ingin mendirikan perusahaan lagi di Negara B yang mengharuskan bahwa gaji karyawan wanita lebih rendah daripada gaji karyawan pria walaupun jabatannya adalah sama. Hal ini sudah menunjukkan suatu ketidakadilan atau deskriminasi. Nah.. apabila perusahaan tersebut mematuhi atau menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada di Negara B, maka memang hal ini akan memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut karena biaya pengeluaran kas lebih rendah. Tetapi hal ini menunjukkan ketidakadilan perlakuan atau deskriminasi. Padahal seharusnya gaji tetap disamaratakan antara karyawan wanita dan pria.Saya pernah membaca koran Jawa Pos seseorang dari Indonesia bercerita tentang keadaan di Negara Inggris tepatnya di Kota London. dia tinggal di suatu rumah milik orang asli sana. Ketika dia pulang bermain jam 9 malam, dia justru di marahi karena etika pulang malam di sana adalah jam 11 malam. Hal ini tentunya bertentangan dengan norma dan etika yang ada di Indonesia.Dari contoh-contoh di atas dapat di simpulkan bahwa memang benar apabila pandangan menyesuaikan diri ini sulit untuk dipertahankan.

b. Rigorisme MoralPandangan ini menyatakan bahwa mempertahankan etika yang sama seperti di negerinya sendiri. Masalah dalam pandangan ini adalah seperti buah simalakama, dimakan ayah mati tidak dimakan ibu mati. Misalnya ketika kita berada di suatu Negara atau di luar negeri, apabila kita tidak menuruti norma dan etika di Negara tersebut maka kita dikenakan sanksi atau bahkan hukuman karena kita tetap mempertahankan norma dan etika seperti di Negara kita walaupun norma dan etika Negara kita lebih baik daripada di Negara tersebut. Jadi, pandangan ini juga sulit untuk dipertahankan.

c. Imoralisme Naif Kita tidak perlu berpegang pada norma-norma etis. Mereka berpendapat kita harus mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, tetapi selain itu, kita tidak perlu mematuhi norma-norma moral . Perusahaa yang terlalu memperhatikan etika akan dirugikan, karena daya saingnya terganggu.Setelah mempelajari ketiganya, terlihat tidak ada satupun yang dapat dibenarkan. Tentu saja pandangan ketiga harus ditoak, namun kedua pandangan pertama mengandung kebenaran. Pada bisnis internasional harus berpegang pada norma moral, dimana kita harus pandai menyesuaikan diri dalam situasi tertentu. Namun kita juga tidak dapat sepenuhnya meninggalkan norma etis yang kita miliki. Situasi yang berbeda akan mempengaruhi kualitas etis suatu perbuatan

Masalah Dumping Dalam Bisnis InternasionalPolitik dumping dianggap tidak etis karena melanggar etika pasar bebas. Kelompok bisnis yang ingin terjun ke dalam bisnis internasional, dengan sendirinya melibatkan diri untuk menghormati keutuhan sistem pasar bebas. Kompetisi yang adil merupakan satu prinsip dasar dari etika pasar bebas. Sebaliknya tidak etis bila satu Negara menuduh Negara lain melakukan dumping padahal maksudnya adalah melindungi pasar dalam negeri.Maka dapat dikategorikan beberapa tindakan yang termasuk dumping dan tidak baik. Adapun tindakan tersebut adalah menekan arga ekspor dengan memberikan upah yang tidak adil. Untuk itu, standar upah buruh harus memiliki batas minimum, tidak boleh menekan upah buruh serendah mungkin. Tindakan lain adalah penyusutan aktiva sepenuhnya dibebankan pada harga produk dalam negeri, sedangkan factor tersebut tidak diperhitungkan pada harga jual ke Negara lain.

Aspek-aspek Etis dari Korporasi MultinasionalMenurut pendapat kelompok kami, dari permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan di atas, perusahaan multinasional seharusnya memperhatikan sosial dan lingkungan. Maksudnya adalah memperhatikan karyawan, lingkungan, dan sosial sekitar di mana perusahaan tersebut berdiri. Kemudian budaya yang ada di Negara lain tersebut juga harus dipatuhi. Mialnya saja di India, McDonald di India tentunya tidak memasang menu daging sapi karena di India, sapi merupakan hewan yang suci.

Masalah Korupsi/SuapMengenai masalah korupsi/ suap (KKN) sangat tidak dibenarkan karena hal ini sangat merugikan baik materi maupun non-materi. Hal ini merupakan perbuatan yang sangat dibenci oleh Tuhan karena KKN adalah merampas atau mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya. Orang yang melakukan KKN, tentunya dia tidak memiliki iman yang kuat, tanggungjawab, belas kasih, rasa cinta dan kasih sayang kepada diri sendiri dan orang lain bahkan lingkungan sekitarnya. Hal ini sangatlah merugikan.

PERANAN ETIKA DALAM BISNISPeranan Etika dalam Bisnis : Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil memerlukan 3 hal pokok yaitu :1. Produk yang baik2. Managemen yang baik3. Memiliki EtikaA. Bisnis Berlangsug dalam konteks moralBisnis merupakan suatu unsur yang tidak bisa dilepaskan dalam masyarakat sehingga bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral atau etika.Namun aturan-aturan moral ini masih banyak yang menentang. Berikut adalah alasan-alasan penolakan terhadap etika dalam bisnis.1. Mitos mengenai bisnis amoral.Maksutnya adalah sering kali di masyarakat timbul anggapan bahwa bisnis tidak mempunyai hubungan dengan etika atau moralitas. Dalam bisnis orang menyibukkan diri untuk bekerja membuatn produk, memasarkan produknya, menjual produknya , mencari keuntungan, tapi orang tidak berurusan dengan etika atau moralitas. 2. Mengapa bisnis harus berlaku etis?Mengapa bisnis harus berlaku etis?. Maka sama saja dengan begitu penting sebuah perilaku etis untuk manusia. Selanjutnya ada 3 jawaban untuk menjawab sebuah pertanyaan ini, yaitu sebagai berikut:a. Tuhan adalah hakim kita.Jawaban ini lebih mengedepankan bahwa adanya sebuah akibat apabila kita menjalankan atau tidak menjalankan sebuah perilaku etis dan Tuhan lah yang akan memberikan akibatnya.b. Kontrak SosialPandangan dari jawaban ini mengajak kita untuk memandang dari sisi sosial yang dimana bisnis merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh orang banyak yang mengharuskan kita atau menuntut adanya sebuah norma dan nilai moral yang harus disepakati bersama.c. Keutamaan. Pandangan ini memenadang kodrat dari manusia harus melakukan sebuah kebaikan. Manusia yang berlaku etis maka dia adalah sedang melakukan sebuah kebaikan. Didalam sebuah bisnis, baik biasanya diartikan dengan integritas. Seorang pebisnis akan sangat pantas apabila dia memiliki sebuah integritas yang baik. B. Kode Etik perusahaaan1. Manfaat dan kesulitan aneka macam kode etik perusahaan.Pembuatan kode etik adalah sebuah cara ampuh untuk melembagakan etika dalam struktur atau kegiatan perusahaan.Berikut manfaat dari adanya sebuah kode etik perusahaan. Meningkatkan kredibilitas perusahaan Menghilangkan peraturan yang bersifat grey area. Dapat menjelasakan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. Membantu perusahaan dan dunia bisnis untuk mengatur diri sendiri.

Namun kode etik perusahaan juga terdapat kritik, yaitu sebagai berikut: Kode etik hanya sebagai formalitas belaka Kode etik dirumuskan terlalu umum Jarang ada hukuman bagi kode etik2. Ethical AuditingUntuk menilai sebuah kinerja sosial yang etis belum ada standar sama sekali. Mungkin hanya institusi-institusi teretentu saja yang berusaha untuk membuat standar sendiri. Pemeriksaan terhadap kode etik dalam perusahaan tidak hanya dilakukan kepada perusahaan saja tetapi juga dilakukan kepada organisasi nirlaba seperti palang merah internasional.3. Good ethics, good businessTutntutan etis sejalan dengan sukses dalam bisnis. Terutama dalam bisnis yang jangka panjang. Mungkin dengan merepkan praktik yang kurang etis akan lebih menguntungkan, tetapi hanya bersifat jangka pendek.

C. PendapatDalam melaksanakan sebuah etika dalam berbisnis, hendaknya etika ini tidak dijadikan sebuah harapan atau motivasi untuk menuju kesuksesan. Belum tentu perusahaan yang menerpakan sebuah kode atik yang bagus lebih baik daripada perusahaan yang kurang memperhatikan kode etik. Maka sebaiknya kode etik dijadikan sebuah keutamaan hakikat diri kita sebagai manusia bahwa berbisnis dengan etika merupakan sebuah kebaikan.