138997605 Makalah Batik Mantap

download 138997605 Makalah Batik Mantap

of 42

Transcript of 138997605 Makalah Batik Mantap

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    1/42

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    2/42

    2

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, Sesungguhnya segala puji bagi Allah, karena pertolongan-Nya dan

    seizin-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini serta yang saya hormati Ibu Vicitra

    yang telah memberikan ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul

    Macam-Macam Batik dan Proses Pengerjaannya.

    Laporan singkat ini saya susun dari berbagai sumber dan saya menjadikan sebagai

    sebuah pengetahuan di bidang seni. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih

    kepada berbagai pihak dan memohon kepada Allah Taala agar memberikan ilmu yang

    bemanfaat dan amal shalih kepada mereka. Saya memohon kepada Allah agar memberikanrizki kepada kami dan mereka berupa keikhlasan dalam ucapan dan amalan, sesungguhnya

    Dia Maha Pemurah dan Maha Esa.

    Akhir kata, saya berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaat kepada para

    pembaca, sehingga dapat mengetahui dan memahami mengenai Batik.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    3/42

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    4/42

    4

    Sejarah Batik

    Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan

    Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan,

    pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada

    masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

    Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan

    terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya

    kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah

    akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis

    sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau

    sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerahpusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat

    perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.

    Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah

    satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya

    terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para

    pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian

    batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

    Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas

    menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.

    Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian

    rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu

    itu adalah hasil tenunan sendiri.

    Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli

    Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan

    sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.

    Jaman Majapahit

    Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah

    Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan

    kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    5/42

    5

    Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung

    Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan

    di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari

    rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat

    bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan

    tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.

    Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati

    Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang

    bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan

    Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama

    Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.

    Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan

    Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX

    ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai

    waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu,

    nila tom, tinggi dan sebagainya.

    Obat-obat luar negeri baru dikenal sesudah perang dunia kesatu yang dijual oleh

    pedagang-pedagang Cina di Mojokerto. Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-

    obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto

    dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia

    dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan

    Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh,

    karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan

    timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan

    pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana

    Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.

    Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik

    keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

    Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo.

    Desa ini juga mempunyai riwayat sebagai peninggalan dari zaman peperangan Pangeran

    Diponegoro tahun 1825.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    6/42

    6

    Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik

    mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman

    kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung

    Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.

    Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan

    pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri

    kearah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga

    zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala

    desanya seorang kiyai yang statusnya Uirun-temurun.Pembuatan batik Majan ini merupakan

    naluri (peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.

    Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah

    menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Sebagai batik setra sejak dahulu

    kala terkenal juga didaerah desa Sembung, yang para pengusaha batik kebanyakan berasal

    dari Sala yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih

    terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain

    dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada

    beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya

    batik tulis.

    Jaman Penyebaran Islam

    Riwayat pembatikan di daerah Jawa Timur lainnya adalah di Ponorogo, yang kisahnya

    berkaitan dengan penyebaran ajaran Islam di daerah ini. Riwayat Batik. Disebutkan masalah

    seni batik didaerah Ponorogo erat hubungannya dengan perkembangan agama Islam dan

    kerajaan-kerajaan dahulu. Konon, di daerah Batoro Katong, ada seorang keturunan dari

    kerajaan Majapahit yang namanya Raden Katong adik dari Raden Patah. Batoro Katong inilah

    yang membawa agama Islam ke Ponorogo dan petilasan yang ada sekarang ialah sebuah

    mesjid didaerah Patihan Wetan.

    Perkembangan selanjutanya, di Ponorogo, di daerah Tegalsari ada sebuah pesantren

    yang diasuh Kyai Hasan Basri atau yang dikenal dengan sebutan Kyai Agung Tegalsari.

    Pesantren Tegalsari ini selain mengajarkan agama Islam juga mengajarkan ilmu

    ketatanegaraan, ilmu perang dan kesusasteraan. Seorang murid yang terkenal dari Tegalsari

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    7/42

    7

    dibidang sastra ialah Raden Ronggowarsito. Kyai Hasan Basri ini diambil menjadi menantu

    oleh raja Kraton Solo.

    Waktu itu seni batik baru terbatas dalam lingkungan kraton. Oleh karena putri keraton

    Solo menjadi istri Kyai Hasan Basri maka dibawalah ke Tegalsari dan diikuti oleh pengiring-

    pengiringnya. disamping itu banyak pula keluarga kraton Solo belajar dipesantren ini.

    Peristiwa inilah yang membawa seni bafik keluar dari kraton menuju ke Ponorogo. Pemuda-

    pemudi yang dididik di Tegalsari ini kalau sudah keluar, dalam masyarakat akan

    menyumbangkan dharma batiknya dalam bidang-bidang kepamongan dan agama.

    Daerah perbatikan lama yang bisa kita lihat sekarang ialah daerah Kauman yaitu

    Kepatihan Wetan sekarang dan dari sini meluas ke desa-desa Ronowijoyo, Mangunsuman,

    Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono

    dan Ngunut. Waktu itu obat-obat yang dipakai dalam pembatikan ialah buatan dalam negeri

    sendiri dari kayu-kayuan antara lain; pohon tom, mengkudu, kayu tinggi. Sedangkan bahan

    kainputihnyajugamemakai buatan sendiri dari tenunan gendong. Kain putih import bam

    dikenal di Indonesia kira-kira akhir abad ke-19.

    Pembuatan batik cap di Ponorogo baru dikenal setelah perang dunia pertama yang

    dibawa oleh seorang Cina bernama Kwee Seng dari Banyumas. Daerah Ponorogo awal abad

    ke-20 terkenal batiknya dalam pewarnaan nila yang tidak luntur dan itulah sebabnya

    pengusaha-pengusaha batik dari Banyumas dan Solo banyak memberikan pekerjaan kepada

    pengusaha-pengusaha batik di Ponorogo. Akibat dikenalnya batik cap maka produksi

    Ponorogo setelah perang dunia petama sampai pecahnya perang dunia kedua terkenal dengan

    batik kasarnya yaitu batik cap mori biru. Pasaran batik cap kasar Ponorogo kemudian terkenal

    seluruh Indonesia.

    Batik Solo

    Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitamya

    abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya

    di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari

    para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun

    perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat batik

    dikembangkan menjadi komoditi perdagamgan.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    8/42

    8

    Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap

    maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap

    banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari

    dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan Sidomukti dan Sidoluruh.

    Batik Yogyakarta

    Sedangkan Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan

    Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah didesa

    Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan

    keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu

    ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga

    kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada

    upacara resmi kerajaan keluarga kraton baik pria maupun wanita

    memakai pakaian dengan kombonasi batik dan lurik. Oleh karena

    kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik

    pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya

    meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton.

    Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun

    antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan

    menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, dan kedaerah Timur

    Ponorogo, Tulungagung dan sebagainy a. Meluasnya daerah pembatikan ini sampai kedaerah-

    daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18.

    Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh

    pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    9/42

    9

    Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang

    pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan

    daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat.

    Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut

    pangeran Diponegoro mengembangkan batik.

    Ke Timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di

    Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura.

    Sedang ke arah Barat batik berkem-bang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon.

    Batik Banyumas

    Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikut-

    pengikut Pangeran Diponegero setelah selesa-inya peperangan tahun 1830, mereka

    kebanyakan menetap didaerah Banyumas. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah

    Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil

    tenunan sendiri dan obat pewama dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang

    memberi warna merah kesemuan kuning.

    Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir abad ke-

    XIX berhubungan langsung dengan pembatik

    didaerah Solo dan Ponorogo. Daerah

    pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak

    dahulu dengan motif dan wama khususnya dan

    sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah

    perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang

    bahan batik. .

    Sama halnya dengan pembatikan di Pekalongan. Para pengikut Pangeran Diponegoro

    yang menetap di daerah ini kemudian mengembangkan usaha batik di sekitara daerah pantai

    ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik tumbuh pesat di Buawaran, Pekajangan

    dan Wonopringgo. Adanya pembatikan di daerah-daerah ini hampir bersamaan dengan

    pembatikan daerah-daerah lainnya yaitu sekitar abad ke-XIX. Perkembangan pembatikan

    didaerah-daerah luar selain dari Yogyakarta dan Solo erat hubungannya dengan

    perkembangan sejarah kerajaan Yogya dan Solo.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    10/42

    10

    Meluasnya pembatikan keluar dari kraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan

    banyaknya keluarga kraton yang pindah kedaerah-daerah luar Yogya dan Solo karena tidak

    mau kejasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga kraton itu membawa pengikut-

    pengikutnya kedaerah baru itu dan ditempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan

    kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian.

    Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah sekitarnya.

    Pekalongan khususnya dilihat dari proses dan designya banyak dipengaruhi oleh batik dari

    Demak. Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan yang dikenal ialah batik tulis dengan

    bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian import. Setelah perang dunia kesatu

    baru dikenal pembikinan batik cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan

    Inggris.

    Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang

    menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Beberapa tahun

    belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja disektor

    pertenunan ini. Pertumbuhan dan perkembangan pembatikan lebih pesat dari pertenunan

    stagen dan pernah buruh-buruh pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-

    perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula.

    Batik Tegal

    Sedangkan pembatikan dikenal di Tegal akhir abad ke-XIX dan bahwa yang dipakai

    waktu itu buatan sendiri yang diambil dari tumbuh-tumbuhan: pace/mengkudu, nila, soga

    kayu dan kainnya tenunan sendiri. Warna batik Tegal pertama

    kali ialah sogan dan babaran abu-abu setelah dikenal nila

    pabrik, dan kemudian meningkat menjadi warna merah-biru.

    Pasaran batik Tegal waktu itu sudah keluar daerah antara lain

    Jawa Barat dibawa sendiri oleh pengusaha-pengusaha secara

    jalan kaki dan mereka inilah menurut sejarah yang mengembangkan batik di Tasik dan Ciamis

    disamping pendatang-pendatang lainnya dari kota-kota batik Jawa Tengah.

    Pada awal abad ke-XX sudah dikenal mori import dan obat-obat import baru dikenal

    sesudah perang dunia kesatu. Pengusaha-pengusaha batik di Tegal kebanyakan lemah dalam

    permodalan dan bahan baku didapat dari Pekalongan dan dengan kredit dan batiknya dijualpada Cina yang memberikan kredit bahan baku tersebut. Waktu krisis ekonomi pembatik-

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    11/42

    11

    pembatik Tegal ikut lesu dan baru giat kembali sekitar tahun 1934 sampai permulaan perang

    dunia kedua. Waktu Jepang masuk kegiatan pembatikan mati lagi.

    Batik Purworejo

    Demikian pula sejarah pembatikan di Purworejo bersamaan

    adanya dengan pembatikan di Kebumen yaitu berasal dari Yogyakarta

    sekitar abad ke-XI. Pekembangan kerajinan batik di Purworejo

    dibandingkan dengan di Kebumen lebih cepat di Kebumen.

    Produksinya sama pula dengan Yogya dan daerah Banyumas lainnya.

    Batik Bayat

    Sedangkan di daerah Bayat, Kecamatan Tembayat Kebumen-

    Klaten yang letaknya lebih kurang 21 Km sebelah Timur kota

    Klaten. Daerah Bayat ini adalah desa yang terletak dikaki gunung

    tetapi tanahnya gersang dan minus. Daerah ini termasuk lingkungan

    Karesidenan Surakarta dan Kabupaten Klaten dan riwayat

    pembatikan disini sudah pasti erat hubungannya dengan sejarah kerajaan kraton Surakarta

    masa dahulu. Desa Bayat ini sekarang ada pertilasan yang dapat dikunjungi oleh penduduknya

    dalam waktu-waktu tertentu yaitu makam Sunan Bayat di atas gunung Jabarkat. Jadi

    pembatikan didesa Bayat ini sudah ada sejak zaman kerjaan dahulu. Pengusaha-pengusaha

    batik di Bayat tadinya kebanyakan dari kerajinan dan buruh batik di Solo.

    Batik Kebumen

    Sementara pembatikan di Kebumen dikenal sekitar awal abad ke-XIX yang dibawaoleh pendatang-pendatang dari Yogya dalam rangka dakwah Islam antara lain yang dikenal

    ialah: PenghuluNusjaf. Beliau inilah yang mengembangkan batik di Kebumen dan tempat

    pertama menetap ialah sebelah Timur Kali Lukolo sekarang dan

    juga ada peninggalan masjid atas usaha beliau. Proses batik

    pertama di Kebumen dinamakan teng-abang atau blambangan

    dan selanjutnya proses terakhir dikerjakan di Banyumas/Solo.

    Sekitar awal abad ke-XX untuk membuat polanya dipergunakan

    kunir yang capnya terbuat dari kayu. Motif-motif Kebumen ialah:

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    12/42

    12

    pohon-pohon, burung-burungan. Bahan-bahan lainnya yang dipergunakan ialah pohon pace,

    kemudu dan nila tom.

    Pemakaian obat-obat import di Kebumen dikenal sekitar tahun 1920 yang

    diperkenalkan oleh pegawai Bank Rakyat Indonesia yang akhimya meninggalkan bahan-

    bahan bikinan sendiri, karena menghemat waktu. Pemakaian cap dari tembaga dikenal sekitar

    tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo dari Yogyakarta. Daerah pembatikan di Kebumen

    ialah didesa: Watugarut, Tanurekso yang banyak dan ada beberapa desa lainnya.

    Batik Tasikmalaya

    Dilihat dengan peninggalan-peninggalan yang ada sekarang dan cerita-cerita yang

    turun-temurun dari terdahulu, maka diperkirakan didaerah Tasikmalaya batik dikenal sejak

    zaman Tarumanagara dimana peninggalan yang ada sekarang ialah banyaknya pohon tarum

    didapat disana yang berguna un-tuk pembuatan batik waktu itu. Desa peninggalan yang

    sekarang masih ada pembatikan dikerja-kan ialah: Wurug terkenal dengan batik kerajinannya,

    Sukapura, Mangunraja, Maronjaya dan Tasikmalaya kota.

    Dahulu pusat dari pemerintahan dan keramaian yang terkenal ialah desa Sukapura,

    Indihiang yang terletak dipinggir kota Tasikmalaya sekarang. Kira-kira akhir abad ke-XVII

    dan awal abad ke-XVIII akibat dari peperangan antara kerajaan di Jawa Tengah, maka banyak

    dari penduduk daerah: Tegal, Pekalongan, Ba-nyumas dan Kudus yang merantau kedaerah

    Barat dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya. Sebagian besar dari mereka ini adalah

    pengusaha-pengusaha batik daerahnya dan menuju kearah Barat sambil berdagang batik.

    Dengan datangnya penduduk baru ini, dikenallah

    selanjutnya pembutan baik memakai soga yang

    asalnya dari Jawa Tengah. Produksi batik

    Tasikmalaya sekarang adalah campuran dari

    batik-batik asal Pekalongan, Tegal, Banyumas,

    Kudus yang beraneka pola dan warna.

    Batik Ciamis

    Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan

    Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta,

    menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    13/42

    13

    meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan

    Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany

    a dan ditempat baru menetap menjadi penduduk dan

    melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya. Sebagian dari

    mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan

    kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang

    pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga.

    Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari

    pohon seperti: mengkudu, pohon tom, dan sebagainya.

    Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh

    daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Sampai awal-awal abad ke-XX pembatikan

    di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari kebutuhan sendiri menjadi produksi pasaran.

    Sedang di daerah Cirebon batik ada kaintannya dengan kerajaan yang ada di aerah ini, yaitu

    Kanoman, Kasepuahn dan Keprabonan. Sumber utama batik Cirebon, kasusnya sama seperti

    yang di Yogyakarta dan Solo. Batik muncul lingkungan kraton, dan dibawa keluar oleh abdi

    dalem yang bertempat tinggal di luar kraton. Raja-raja jaman dulu senang dengan lukisan-

    lukisan dan sebelum dikenal benang katun, lukisan itu ditempatkan pada daun lontar. Hal itu

    terjadi sekitar abad ke-XIII. Ini ada kaitannya dengan corak-corak batik di atas tenunan. Ciri

    khas batik Cirebonan sebagaian besar bermotifkan gambar yang lambang hutan dan

    margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina,

    dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan

    yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.

    Pembatikan di Jakarta

    Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerahpembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX.

    Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa

    Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-

    daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di

    Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet,

    Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah

    Mampang Prapatan serta Tebet.

    Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    14/42

    14

    menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang.

    Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi

    batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah

    pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan

    Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang.

    Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan,

    Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan

    dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak

    ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.

    Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta

    khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik

    diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari

    pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta

    dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang. Pengusaha-

    pengusaha batik yang muncul sesudah perang dunia kesatu, terdiri dari

    bangsa cina, dan buruh-buruh batiknya didatangkan dari daerah-daerah pembatikan

    Pekalongan, Yogya, Solo dan lain-lain. Selain dari buruh batik luar Jakarta itu, maka diambil

    pula tenaga-tenaga setempat disekitar daerah pembatikan sebagai pembantunya. Berikutnya,

    melihat perkembangan pembatikan ini membawa lapangan kerja baru, maka penduduk asli

    daerah tersebut juga membuka perusahaan-perusahaan batik. Motif dan proses batik Jakarta

    sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas.

    Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-

    obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya.

    Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik

    Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan

    pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.

    Pembatikan di Sumatera Barat

    Dari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik

    kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa,

    daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari

    pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    15/42

    15

    Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik

    sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-

    batik produksi Pekalongan (saaingnya) dan Solo serta Yogya.

    Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah

    industri tenun tangan yang terkenal tenun Silungkang dan

    tenun plekat. Pembatikan mulai berkembang di Padang

    setelah pendudukan Jepang, dimana sejak putusnya

    hubungan antara Sumatera dengan Jawa waktu pendudukan

    Jepang, maka persediaan-persediaan batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah

    habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah

    kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat

    blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang batik yang biasa hubungan dengan pulauJawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri.

    Dengan hasil karya sendiri dan penelitian yang seksama, dari batik-batik yang dibuat

    di Jawa, maka ditirulah pembuatan pola-polanya dan ditrapkan pada kayu sebagai alat cap.

    Obat-obat batik yang dipakai juga hasil buatan sendiri yaitu dari tumbuh-tumbuhan seperti

    mengkudu, kunyit, gambir, damar dan sebagainya. Bahan kain putihnya diambilkan dari kain

    putih bekas dan hasil tenun tangan. Perusahaan batik pertama muncul yaitu daerah Sampan

    Kabupaten Padang Pariaman tahun 1946 antara lain: Bagindo Idris, Sidi Ali, Sidi Zakaria,

    Sutan Salim, Sutan Sjamsudin dan di Payakumbuh tahun 1948

    Sdr. Waslim (asal Pekalongan) dan Sutan Razab. Setelah daerah

    Padang serta kota-kota lainnya menjadi daerah pendudukan tahun

    1949, banyak pedagang-pedagang batik membuka perusahaan-

    perusahaan/bengkel batik dengan bahannya didapat dari Singapore

    melalui pelabuhan Padang dan Pakanbaru. Tetapi pedagang-

    pedagang batik ini setelah ada hubungan terbuka dengan pulau

    Jawa, kembali berdagang dan perusahaanny a mati.

    Warna dari batik Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya

    Banyumasan, Indramajunan, Solo dan Yogya. Sekarang batik produksi Padang lebih maju

    lagi tetapi tetap masih jauh dari produksi-produksi dipulau Jawa ini. Alat untuk cap sekarang

    telah dibuat dari tembaga dan produksinya kebanyakan sarung.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    16/42

    16

    BATIK ASLI INDONESIA

    Batik Tulis Lasem natural

    Batik Tulis Jawa Hokokai

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    17/42

    17

    Macam - Macam Batik dan Proses Pengerjaannya

    Awalnya batik merupakan pakaian raja-raja di Jawa pada abad-abad yang lalu

    kemudian berkembang menjadi pakaian sehari-hari masyarakat Jawa. Meskipun batik

    identik dengan pakaian adat Jawa, namun kini batik sudah menjadi pakaian nasional bagi

    masyarakat Indonesia, bahkan sudah banyak pula dikenal di manca negara.

    Penggunaannyapun tidak lagi sebagai pakaian adat tetapi sudah mengikuti perkembangan

    mode busana baik bagi wanita maupun pria, bahkan biasa digunakan sebagai desain interior

    dan perlengkapan rumah tangga.

    Macam batik dapat dibedakan menjadi :

    1. Batik Klasik, dan

    2. Batik Modern.

    1. Batik Klasik

    Batik klasik mempunyai nilai dan cita rasa seni yang tinggi, dengan pengerjaan yang

    rumit dan dalam waktu berminggu-minggu. Batik klasik mempunyai pola-pola dasar tertentu

    dengan berbagai macam variasi motif, seperti kawung, parang, nitik, tuntum, ceplok, tambal,

    dan lain sebagainya. Bahan dasar batik berupa kain katun putih kwalitas halus, juga kain

    sutera putih, batik dengan bahan sutera akan menghasilkan warna yang lebih hidup.

    Proses Pembuatan Batik Klasik

    Hampir setiap orang pernah melihat batik. Bahkan banyak diantaranya yang pernah

    melihat cara pembuatan batik. Mereka mengira bahwa mereka melihatnya dalam

    perjalanannya di Jawa sewaktu kunjungan ke sebuah tempat kerja batik dimana para wanita

    menggambar desain-desain pada kain putih dengan sebuah canting. Bagian ini, dimana

    sesungguhnya merupakan penerapan malam adalah hanya satu dari berbagai langkah

    pemrosesan yang harus dilakukan untuk menjadikan suatu barang bernama batik.

    A. Persiapan

    Kain katun putih dengan lebar kira-kira 110 cm dan panjang 240 cm digarap

    sebelumnya agar bisa dipakai untuk pengolahan selanjutnya. Penggarapan ini terdiri dari

    mencuci, menganji, menjemur dan mengetuknya, suatu proses yang memakan waktu berhari-

    hari.

    Design

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    18/42

    18

    Jika kain sudah siap untuk proses selanjutnya, maka motif-motif digambar dengan

    mengikuti pola yang sudah tersedia pada kertas atau langsung menggambar pada kain bagi

    pengrajin batik yang telah ahli. Setelah desain dibuat maka satu persatu diberi warna. Namun

    bisa juga menggambar keliling desain dulu supaya bidang-bidangnya bisa ditutupi. Cara

    menggambar dilakukan dengan cairan malam yang keluar dari canting dalam bentuk pancuran

    halus, sedangkan ukuran canting pun bervariasi.

    Canting berbentuk seperti poci teh kuningan

    kecil sebesar kepala pipa tembakau dan bertangkai kayu.

    Semakin kecil canting semakin halus aliran malam yang

    keluar. Sebelumnya malam dicairkan dengan cara

    memanaskan lebih dulu, yang terpenting adalah menjaga

    suhu agar tepat. Kemudian pada permukaan kainsebaliknya, dilakukan desain dan pengerjaan yang sama

    agar tidak terdapat perbedaan di kedua sisi kain batik.

    B. Pewarnaan

    Selanjutnya kain bisa dicelupkan dalam bahan pewarna biru. Pewarnaan/pencelupan

    ini diulang berkali-kali hingga hasilnya tercapai. Pada produk-produk bermutu tinggi

    pewarnaan hingga 30 kali adalah suatu keharusan. Pewarna tradisional adalah indigo,

    keistimewaan warna ini adalah warnanya baru timbul sesudah kain yang diberi pewarna ini

    dijemur dan terkena udara. Jika kain masih basah maka bagian-bagian desain yang akan diberi

    warna coklat, dikerik malamnya. Setelah itu bagian-bagian yang diberi warna biru dan tetap

    harus berwarna biru juga ditutup dengan malam. Kemudian kain dicelup ke dalam pewarna

    coklat.

    Bahan pewarna tradisional untuk coklat adalah soga, sejenis kulit pohon tertentu.

    Penggarapan warna yang baik memakan waktu 15 hari, dengan 3 macam pewarnaan perhari.

    Bagian-bagian yang mula-mula diwarna biru dan kemudian diwarna coklat menjadi hitam

    warnanya. Dengan demikian terjadilah tiga warna dari dua bahan pewarna, yaitu biru, coklat

    dan hitam. Dan disamping itu beberapa bagian tetap berwarna putih.

    C. Penghilangan Malam

    Setelah pengulangan pewarnaan dilakukan sehingga sesuai. Selanjutnya seluruh

    malam dapat dilepaskan, hal ini dilakukan dengan meng-godog hingga cair, dan cairan malam

    akan mengapung di permukaan. Setelah itu kain dicuci lagi.

    Pengerjaan batik pada kain sutera digunakan tehknik yang berbeda, karena memerlukan

    malam dan bahan pewarna yang berbeda agar tidak merusak kain suteranya.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    19/42

    19

    Hasil proses pembuatan batik tersebut di atas disebut batik tulis. Jenis lainnya adalah

    batik cap, dimana pada proses penggambaran dengan canting pada batik tulis digantikan

    dengan menggunakan cap (seperti gambar di bawah ini) untuk menerapkan malam pada kain.

    Batik klasik dikenal dengan bermacam ukuran dan penamaan yakni :

    batik kain panjang dengan lebar 110 cm X panjang 240 cm,

    batik kain sarung (sekitar 105cmX200cm),

    selendang (45~60cmX200~300cm),

    iket kepala (90cmX90cm) dan

    kemben (60cmX200cm).

    Pada penggunaan sehari-harinya batik banyak ditemui dalam berbagai bentuk seperti

    berbagai macam pakaian resmi pada pria dan wanita, dan bermacam bahan untuk dekorasi

    interior rumah, kantor ataupun hotel, juga variasi rumah tangga seperti, taplak meja, napkins,

    place mats, tas, sarung bantalan, bedcover, bed sheet, dan lainnya.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    20/42

    20

    2. Batik Modern

    Berbeda dengan batik klasik, pada batik modern motif maupun pewarnaan tidak

    tergantung pada pola-pola dan pewarnaan tertentu seperti pada batik klasik, namun desainnyabisa berupa apa saja dan warna yang beraneka macam. Batik modern juga menggunakan

    bahan-bahan dan proses pewarnaan yang mengikuti perkembangan dari

    bahan-bahan pewarnanya. Terkadang pada beberapa area desain, canting

    tidak dipergunakan namun dengan menggunakan kuas dan untuk

    pewarnaan kadang diterapkan langsung dengan menggunakan kapas atau

    kain. Dengan kata lain, proses pembuatan batik modern hampir seperti

    batik klasik namun desain dan pewarnaannya terserah pada citarasa seni

    pembuat dan tergantung bahan-bahan pewarnanya. Bahkan dengan

    berkembangnya bahan dasar kain dan bahan kain berwarna, batik

    modern menjadi semakin bervariasi, seperti misalnya batik pada bahan katun lurik Jogja ,

    bahan kain poplin, bahan piyama, bahan wool, dsb.

    Proses Pembuatan Batik Modern

    Pengerjaan pada batik modern memiliki prinsip yang sama seperti pada proses

    pembuatan batik klasik karena batik modern merupakan perkembangan dari variasi batik

    klasik.

    A. Persiapan

    Kain katun yang akan dibatik terlebih dahulu dicuci agar terbebas dari bahan-bahan

    yang masih dikandung oleh kain ketika proses penenunan/pembuatan kain, ini dimaksudkan

    agar pada proses pewarnaan nantinya tidak akan berpengaruh oleh bahan-bahan tersebut.

    Selanjutnya kain yang dipersiapkan dikeringkan.

    B. Desain

    Desain dilakukan langsung di atas kain dengan menggunakan pensil atau apapun yang

    jika nantinya dicuci pada akhir pemrosesan batik maka coretan tersebut bisa hilang, atau

    desain dapat pula menggunakan pola-pola yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah

    desain siap maka dilakukan pembatikan awal dengan menggunakan canting ataupun kuas

    pada coretan desain tersebut. Pada proses pembatikan perlu diperhatikan bagian mana yang

    akan diberi warna berbeda, mengikuti desain dan hasil warna yang dikehendaki.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    21/42

    21

    C. Pewarnaan

    Proses pewarnaan berbeda-beda tergantung dari bahan pewarna dan teknik mewarna

    yang ingin digunakan. Pada dasarnya pada pewarnaan tahap pertama warna yang digunakan

    adalah warna yang lebih muda dahulu, ini disebabkan pada proses batik pewarnaan nantinya

    akan dilakukan secara berulang-ulang tergantung dari banyaknya warna yang diinginkan.

    Bahan-bahan pewarna tersebut antara lain Naphtol, Indigosol, Basis, Procion, dsb.

    Pada proses ini juga masih dilakukan pembatikan pada warna-warna yang ingin

    dicapai pada akhir proses.

    Setelah proses pewarnaan selesai maka dilakukan proses penghilangan malam

    batik/dilorod dengan cara memasukkan kain tersebut ke dalam air panas, setelah seluruh

    malam batik hilang dari kain selanjutnya kain dicuci hingga bersih.

    Di bawah ini diberikan beberapa contoh dari teknik batik dan pewarnaan batik modern.Contoh teknik pengerjaan pewarnaan batik dengan teknik batik pikaso:

    1. Kain dibatik dengan malam dan diselesaikan

    menurut proses pembatikan.

    2. Kain dibentang horisontal.

    3. Dioles rata dengan larutan Natrium-silikat.

    4. Dilukis dengan larutan zat warna reaktip

    (Remazol, Drimarene) dengan menggunakan kuas.

    5. Dibiarkan satu malam agar terjadi ikatan antara zat warna dan kain.

    6. Dilorod dan dicuci.

    Contoh batik dengan bahan dasar lurik Jogja dengan motif gaya Toraja:

    1. Bagian putih dibatik dengan motif gaya

    Toraja.

    2. Bagian jalur kembangan lurik (warna

    hitam) yg tidak dibatik ditutup dengan

    malam.

    3. Dicelup warna oranye, dengan resep perliter larutan:

    3 gram ZAT PEWARNA Naphtol AS - OL

    1 gram ZAT PEWARNA Naphtol AS

    9 gram garam oranye GC

    1 gram garam GC

    4. Dilorod.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    22/42

    22

    3. Batik Lukisan

    Dengan perkembangan-perkembangan teknik maupun pewarnaan batik tersebut, maka

    batik pun diaplikasi dalam berbagai bidang seni lain diantaranya, seni lukis batik (batikpainting) yaitu lukisan dengan menggunakan media bahan, pemrosesan dan pewarnaan seperti

    halnya pada pembuatan batik.

    Proses Pembuatan Batik Lukis

    Dipersiapkan kain katun atau sutera seluas bidang lukis yang diinginkan.

    Kemudian dibuat sket atau coretan-coretan atau apapun tergantung dari masing-

    masing orang yang ingin membuatnya, karena terkadang untuk langsung menuangkan

    ekspresi seninya, pembatikan di atas kain dilakukan tanpa menggunakan sket atau coretan-

    coretan terlebih dahulu namun langsung mencoretkan malam dengan canting ataupun kuas di

    atas kain. Pada batik lukis ini seringkali pembatikan dan pewarnaan dilakukan beriringan

    untuk mendapatkan hasil lukisan yang diinginkan.Khusus pada pewarnaan untuk menciptakan

    efek-efek khusus, gradasi atau efek-efek yang lainnya terkadang selain kuas digunakan juga

    kapas atau potongan kain.

    Yang terpenting dalam proses pembuatan batik lukis ini adalah perpaduan antara

    pengerjaan pembatikan dan pewarnaan yang tergantung dari citarasa seni pembuatnya.

    Sesungguhnya pembuatan batik lukis ini sangatlah rumit ketika ingin mendapatkan warna dan

    efek yang diinginkan karena terkadang warna dan efek tersebut tidak dapat tercapai. Namun

    jika warna dan efek tersebut dapat tercapai maka akan mendapatkan lukisan dengan warna

    yang sangat indah luar biasa. Disinilah kelebihan dari lukisan batik dibanding lukisan

    lain.Lukisan yang indah akan terlihat pada kain setelah proses pelorodan malam batik

    dilakukan

    Selain seni lukis batik tersebut masih banyak seni batik lainnya dan salah satunya yang

    berhubungan dengan kerajinan tangan adalah seni batik kayu (wood batik) yaitu pembatikan

    yang dilakukan diatas media kayu ataupun pahatan kayu dengan pemrosesan dan pewarnaan

    batik.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    23/42

    23

    4. Batik Cetak / Printed Batik

    Dengan berkembangnya industri-industri pada teknik tekstil, maka cara pembuatan

    batik, bahan pewarna batik dan bahan dasar kain batik pun ikut berkembang, sehinggaberbagai jenis dan motif batik dapat dihasilkan dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat

    besar.

    Cara yang jauh lebih cepat lagi adalah mencetak desai-desain batik dengan mesin-

    mesin cetak / rotasi film yang modern (printed). Seringkali, dipasaran luas ditemukan tekstil

    dengan motif-motif seperti batik. Untuk membedakan antara batik yang asli dengan batik

    hasil cetak (batik imitasi), pada batik asli, warna-warnanya jelas terlihat pada kedua sisi kain.

    Tetapi jika hanya satu sisi kain yang terlihat jelas warnanya dan sisi yang lain kurang atau

    tidak terlihat jelas warnanya, maka yang demikian itu adalah batik cetak. Batik pencetakan

    (batik pabrik) adalah batik imitasi, sehingga jauh lebih murah dari batik klasik ataupun

    modern yang dibuat secara manual (batik asli).

    Namun pembedaan seperti di atas akan sulit dilakukan jika bahan kain yang digunakan

    adalah kain yang tipis semisal sutera ataupun sutera tiruan, karena warna akan muncul pada

    kedua sisi hampir sama, untuk membedakan ini perlu kejelian yaitu dengan memperhatikan

    detail gambar, maka akan terlihat dan dapat dibedakan antara coretan buatan tangan atau

    coretan buatan mesin.

    Walaupun demikian, setiap orang bisa membeli menurut kesanggupannya dan

    tergantung dari nilai dan seni yang ada pada barang tersebut.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    24/42

    24

    Susunan Motif Batik

    1. Unsur-unsur Motif Batik.

    S.K. Sewan Susanto (1980:261) berpendapat bahwa unsur-unsur motif batik dapat

    digolongkan menjadi tiga, yaitu:

    a. Ornamen Utama.

    Ornamen utama/pokok adalah suatu ragam hias yang menentukan motif sebuah batik

    mempunyai makna, sehingga dalam pemberian nama motif batik berdasarkan jiwa dan arti

    lambang yang ada pada motif tersebut. (S.K. Sewan Susanto,1980:261). Contoh ornamen

    pokok/utama ini antara lain :

    1) Ornamen Meru

    2) Ornamen Pohon Hayat

    3) Ornamen Tumbuh-tumbuhan

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    25/42

    25

    4) Ornamen garuda

    5) Ornamen Burung

    6) Ornamen Bangunan

    7) Ornamen Lidah Api

    8) Ornamen Naga

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    26/42

    26

    9) Ornamen Binatang

    10) Ornamen Kupu-kupu

    b. Ornamen tambahan

    Ornamen tambahan/isian motif yaitu ornamen yang tidak mempunyai arti dalam pembentukan

    motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang.

    c. Isen-isen motif batik

    Isen-isen motif batik yaitu unsur-unsur garis dan titik atau ornament tertentu yang berfungsi

    sebagai pengisi untuk melengkapi motif secara keseluruhan sehingga menimbulkan keindahan

    pada motif secara keseluruhan (S.K. Sewan Susanto,1980:231). Isen dapat berbentuk titik

    dinamakan cecekdan garis yang dinamakan sawut. Ornamen yang berfungsi sebagai isen

    berupa cabang-cabang tumbuh-tumbuhan yaitu daun, bunga, dan batang.

    2. Penggolongan Motif Batik.

    Penggolongan motif batik menurut S.K.Sewan Susanto (1980:215-231) dibagi menjadi tiga

    golonan yaitu :

    a. Golongan geometris.

    Golongan geometris adalah golongan motif yang mudah dibagibagi menjadi bagian-bagian

    yang disebut rapor (S.K.Sewan Susanto,1980:215). Golongan geometris ini dibedakan

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    27/42

    27

    menjadi dua macam, yaitu pertama yang rapornya berbentuk seperti ilmu ukir biasa, dengan

    bentuk segi empat, segi empat panjang dan lingkaran. Kedua tersusun dalam garis miring,

    sehingga rapornya berbentuk belah ketupat. Motif batik yang tergolong mepunyai rapor segi

    empat ialah :

    1) Golongan motif banji.

    Golongan motif banji yaitu motif yang berdasarkan ornament swastika. Batik banyumas

    adalah daerah yang masih membuat motif banji ini, dengan proses bedesan sehingga hanya

    terdapat warna hitam dan coklat. Motif ini tergolong motif klasik (S.K.Sewan Susanto,

    1980:210)

    2) Golongan motif Ganggong.

    Golongan motif ganggong sepintas seperti motif ceplok, bedanya motif ganggong berupa

    garis yang tidak sama panjang, sedang ujung garis yang paling panjang mirip bentuk salib

    .(S.K.Sewan Susanto, 1980:218)

    3) Golongan motif Ceplok.

    Golongan motif Ceplok adalah motif batik yang didalamnya terdapat gambar-gambar segi

    empat, lingkaran dan segala variasinya. (S.K.Sewan Susanto, 1980:221). Nama-nama pada

    motif ceplok di ambil berdasarkan nama penciptanya, Isi ornamen yang di gambarkan dan

    berdasarkan atas kedaerahan.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    28/42

    28

    4) Golongan motif nitik atau anyaman.

    Golongan motif nitik adalah motif yang tersusun atas garis-garis putus, titik-titik dan

    variasinya, sehingga motif nitik disebut juga motif anyaman. Motif ini dianggap motif asli dan

    tergolong motif tua. (S.K.Sewan Susanto,1980:224)

    5) Golongan motif kawung

    Golongan motif kawung yaitu motif yang tersusun dalam bentuk bundar, lonjong atau elips.

    Susunan memanjang menurut garis diagonal miring kekiri dan kekanan secara berselangseling. (S.K.Sewan Susanto,1980:226). Motif kawung digambarkan berupa lingkaran-

    lingkaran yang saling berpotongan atau bentuk bulat lonjong yang saling mengarah kesatu

    titik yang sama. Nama-nama dari motif kawung didasarkan pada besar kecilnya kawung

    tersebut, misalnya :

    a. Kawung bentuknya kecil-kecil disebut kawung pecis. Pecis adalah nama mata uang

    dari logam yang paling kecil.

    b. Kawung yang berukuran agak besar disebut kawung bribil. Bribil adalah mata uang

    logam yang besarnya lebih besar dari picis.

    c. Kawung yang lebih besar dari kawung bribil disebut kawung sen.

    6) Golongan motif parang dan lereng

    Golongan motif parang dan lereng adalah motif-motif yang tersusun menurut garis miring

    atau diagonal. (S.K.Sewan Susanto, 1980:226). Pada bidang miring antara dua deret parang

    yang bertolak belakang digambar deretan segi empat yang disebut mlinjon. Jadi kalau tidak

    terdapat mlinjon berarti bukan parang tetapi lereng atau liris. KRT.DR. (HC) Kalinggo\

    Honggopuro berpendapat bahwa batik parang dan batik lereng mempunyai ciri-ciri tersendiri

    yaitu:

    1.Ciri Batik Parang

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    29/42

    29

    a. Bentuk lereng diagonal 450

    b.

    Memakai mlinjon

    c. Memakai Sujen

    d. Ada mata gareng

    2. Ciri batik Lereng

    a.

    Bentuk miring diagonal 450

    b. Tidak slalu memakai mlinjon, sujen dan mata gareng.

    c. Hanya dibatasi garis lurus

    d.

    Bisa memakai motif lung-lungan/diselingi dengan bentuk parangan yang disebut

    glabangan.

    b. Golongan non geometris.

    Golongan non geometris yaitu motif batik yang tersusun atas ornamen tumbuh-tumbuhan,

    meru, pohon hayat, candi, binatang, burung, garuda ular atau naga, dalam susunan tidak

    teratur menurut bidang geometris meskipun dalam satu kain batik akan terjadi pengulangan

    motif tersebut, yang termasuk golongan motif non geometris adalah :

    1. Motif Semen.

    Motif semen berasal dari bahasa jawa semi yang berartitumbuhnya bagian dari tanaman.

    Susunan ornamen semen ini terdiri dari tumbuh-tumbuhan, burung, binatang, lar-laran yang

    disusun dalam komposisi pembagian bidang yang harmonis.

    2. Motif buketan atau terang bulan.

    Motif buketan adalah motif yang mengambil tumbuh-tumbuhan atau bunga-bunga sebagai

    ornamen hias, digambar secara realistis tanpa distilisasi, disusun meluas memenuhi bidang

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    30/42

    30

    kain yang terdapat pada kain sarung. Sedangkan motif terang bulan hampir sama dengan

    motif buketan hanya penempatannya pada ujung kain berbentuk segitiga yang disebut

    tumpal. Tumpal ini diberi isen-isen motif batik, sedangkan yang diluar bidang tumpal diberi

    ornamen kecil-kecil yang bertebaran.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    31/42

    31

    Bahan dan Alat-alat Membatik

    Perlengkapan membatik, terutama peralatannya, tidak banyak mengalami perubahan

    dari dahulu sampai sampai sekarang. Dilihat dari peralatan dan cara pengerjakannya

    membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisionil.

    Kain batik yang indah dan menarik tentunya tidak lepas dari bagaimana kelihaian

    tangan-tangan pengrajin dalam mengolahnya. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk

    menciptakan karyaseni tradisional ini dan tentunya dengan keuletan dalam menggunakan

    teknik-teknik tradisional alami yang mampu menghasilkan kain batik dengan ceceg-ceceg

    yang membentuk suatu pola motif indah akan membuat nilai dari batik tersebut menjadi tinggidibandingkan dengan pembuatan batik menggunakan teknik moderen seperti cap, printing,

    sablon dan sebagainya. Dalam pembuatannya ada beberapa hal atau dalam bahasa inggrisnya

    weaponstertentu yang harus dipersiapkan. Berikut adalah perlengkapannya :

    Perlengkapan Membatik

    a. Gawangan

    Gawangan ialah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori

    sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bambu. Gawangan

    harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah - pindah, tetapi

    harus kuat dan ringa.

    b. Bandul

    Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang di kantongi. Fungsi pokok Bandul ialah

    untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergeser ditiup angin, atau tarikan si

    pembatik secara tidak sengaja. Jadi tanpa bandul pekerjaan membatik dapat saja dilaksanakan.

    c. Wajan

    Wajan ialah perkakas untuk mencairkan malam (lilin untukmembatik). Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    32/42

    32

    sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa

    mempergunakan alat lain. Oleh karena itu wajan yang dibuat dari tanah liat lebih baik dari

    pada yang dari logam, karena tangkainya tidak mudah panas. Tetapi wajan tanah liat agak

    lambat memanaskan malam.

    d. Anglo

    Anglo dibuat dari tanah liat, atau bahan lain. Anglo adalah alat perapian

    sebagai pemanas malam. Apabila mempergunakan anglo, maka bahan

    untuk membuat api ialah arang kayu. Jika mempergunakan kayu bakar

    anglo diganti dengan keren : keren inilah yang banyak dipergunakan

    orang didesa-desa. Keren pada prinsipnya sama dengan anglo, tetapi

    tidak bertingkat.

    e. Tepas

    Tepas ialah alat untuk membesarkan api menurut kebutuhan :

    terbuat dari bambu. Selain tepas, digunakan juga ilir. Tepas dan ilir

    pada pokoknya sama, hanya berbeda bentuk. Tepas berbentuk

    empat persegi panjang dan meruncing pada salah satu sisi lebarnya

    dan tangkainya terletak pada bagian yang runcing itu. Sedangkan ilir berbentuk bujur sangkardan tangkainya terletak pada salah satu sisi serta memanjang kesamping.

    f. Taplak

    Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembatik supaya tidak terkena tetesan malam, panas

    sewaktu canting di tiup, atau waktu membatik. Taplak biasanya dibuat dari kain bekas.

    g. Saringan malam

    Saringan ialah alat untuk menyaring malam, panas yang banyak kotorannya. Jika malam

    disaring, maka kotoran dapat dibuang, sehingga tidak mengganggu jalannya pada cucuk

    genting sewaktu dipergunakan untuk membatik.

    h. Dingklik (lincak)

    Dingklik atau lincak pada prinsipnya sama, tempat duduk si pembatik. Tetapi

    pembatik dapat pula duduk diatas tikar.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    33/42

    33

    i. Bak celup.

    Bak celup digunakan untuk memberi warna pada kain dengan jenis warna tertentu, sehingga besar

    kecil bak celup serta jumlah bak disesuaikan dengan kebutuhan.

    j. Canting

    Canting adalah alat pokok untuk membatik yang dapat menentukan

    kriteria suatu hasil kerja apakah bisa disebut batik atau bukan batik.

    Canting terbuat dari tembaga. Tembaga mempunyai sifat ringan, mudah

    dilenturkan dan kuat meskipun tipis. Gunanya untuk melukis (memakai

    cairan malam), membuat motif-motif batik yang dikehendaki. Canting terdiri dari cucuk

    (saluran kecil), dan leleh (tangki). Menurut fungsinya ada canting reng-rengan (untuk

    membatik reng-rengan batikan pertama sesuai pola atau tanpa pola) dan canting isen ( untuk

    membatik isi bidang). Menurut besar kecil cucuk ada,

    1. cucuk kecil

    2. sedang

    3.

    besar.

    Menurut banyaknya cucuk ada,

    1. canting cecekan /cucuk satu

    2. canting loron/cucuk dua

    3.

    canting telon/cucuk tiga

    4. canting prapatan/cucuk empat

    5. canting liman/cucuk lima

    6.

    canting byok/cucuk tujuh atau lebih dan canting renteng/galaran (bercucuk genap

    tersusun dari atas ke bawah).

    Banyaknya cucuk ada berbagai macam dengan penggunaan yang bervariasi tergantung dari

    kebutuhan. Menurut Murtihadi dan Mukminatun (1979:45) macam-macam canting tulis

    adalah canting klowong, canting tembokan, canting cecek, canting ceret.

    1. Canting Klowong

    Canting Klowong adalah canting yang dipakai untuk membatik klowongan, canting ini

    mempunyai ukuran mulut paruh dengan garis tengah 1mm-2mm.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    34/42

    34

    2. Canting Tembokan

    Canting Tembokan adalah canting yang dipakai untuk membatik tembokan atau

    memperkuat lilin pada kain agar tidak mudah lepas dengan larutan asam.Lebar mulut

    paruh antara 1mm-3mm.

    3.

    Canting Cecek atau Sawut.

    Canting Cecek atau sawut adalah merupakan canting batik yang dipakai membuat titik

    dan garis garis yang halus. Lebar paruh antara mm-1mm

    4. Canting Ceret.

    Canting Ceret dipakai untuk membuat garis ganda yang dikerjakan sekali jalan,

    besarnya lubang tiap mulut canting kurang lebih 1mm.

    Seiring perkembangan jaman kini tengah dikembangkan inovasi baru berupa canting

    elektronik. Canting elektronik ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni bak

    penampung lilin batik atau malam, tangkai pemegang, dan alat kontrol

    suhu yang berfungsi mengontrol suhu canting. Salah satu kelebihan lain,

    paruh canting bisa dicopot dan diganti sesuai ukuran yang diinginkan.

    Seluruh jenis paruh canting, yakni ceceg, klowong, tembogan, dobel ceceg,

    dan dobel klowong bisa dipasang di tubuh canting. Padahal pada canting tradisional, lima

    jenis ini terpisah-pisah.

    k. Kemplongan

    Kemplongan merupakan alat yang terbuat dari kayu yang berbentuk meja dan palu pemukul

    alat ini dipergunakan untuk menghaluskan kain mori sebelum di beri pola motif batik dan

    dibatik.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    35/42

    35

    Bahan - bahan

    a. Mori

    Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya

    sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Karena kebutuhan Mori dari

    macam-macam kain tidak sama, keterangan dibawah ini barangkali bermanfaat juga.

    1. Ukuran Mori

    Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ada juga

    kebutuhan yang pasti misalnya udeng atau ikat kepala. Udeng berukuran lebih atau kurang

    dari kebutuhan; oleh karena itu tidak dapat dipergunakan sesuai dengan pemakaian yangsemestinya. Tetapi kain tidak pasti ukurannya. Jika pendek akan mempengaruhi

    kesempurnaan pemakainya; jika lebih panjang akan menambah sempurna dalam pemakaian.

    Ukuran panjang pendek mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran

    tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut dinamakan sekacu. Kacu ialah sapu tangan, biasanya

    berbentuk bujur sangkar (persegi). Maka yang disebut sekacu ialah ukuran perseginya mori,

    diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu. dari suatu jenis mori akan

    berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lainnya. Maka lebar mori sangat menentukan

    panjang masing-masing jenis mori, meskipun jumlah kacunya sama. Cara mengukurnya pun

    hanya dengan jalan memegang kedua sudut mori pada sebuah sisi lebar dan menempelkan

    salah satu sudut tadi pada sisi panjang berseberangan sepanjang lebar mori. Kalau akan

    mengambil beberapa kacu, maka berganti-ganti tangan kiri dan kanan memegang sudut mori

    itu, menempelkan pada sisi panjang yang sama dengan menekuk mori.

    2. Kebutuhan Akan Mori

    Kain dodot membutuhkan mori 7 kacu. Kain dodot biasanya dipakai oleh keluarga keraton

    atau penari klasik. Tetapi karena kain dodot mahal harganya, maka fungsi kain dodot para

    penari diganti oleh kain biasa yang cukup panjang. Kain nyamping membutuhkan 2 atau 2,5

    kacu, menurut kesenangan atau besar kecilnya si pemakai. Udeng membutuhkan mori sekacu.

    Udeng ada dua macam : udeng lembaran dan udeng jadi. Udeng jadi ialah udeng yang

    sudah terbentuk, tinggal pakai. Udeng jadi ini sebenarnya hanya membutuhkan kain setengah

    kacu, dan memotongnya secara diagonal. Sedang udeng lembaran dibentuk sewaktu akan

    dipakai, langsung dikepala si pemakai; selesai dipakai udeng itu dilepas lagi. Udeng terakhirini membutuhkan mori sekacu ; tetapi secara praktis juga hanya setengah kacu, karena

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    36/42

    36

    setengah kacu lagi terlipat didalam sebagai penebal belaka. Oleh karenanya udeng lembaran

    dapat dibatik menurut dua macam motif batik dengan batas salah satu diagonal. Dalam dalam

    hal udeng yang memakai dua macam motif batik itu, si pemakai bebas memilih motif mana

    yang ditaruh diluar untuk diperlihatkan.

    Kain kemben membutuhkan 5 kacu, dan dapat kurang atau lebih sesuai dengan besar kecilnya

    si pemakai. Fungsi kemben dapat disamakan dengan BH jaman sekarang. Sering fungsi

    kemben diganti oleh kutang (BH Klasik). Tetapi banyak orang perempuan memakai kutang

    dan kemben bersamaan dan bahkan masih memakai baju (kebaya). Biasanya kemben dipakai

    oleh Abdi Istana sebagai ganti kebaya.

    Celana membutuhkan 1,5 kacu; juga tergantung besar kecilnya si pemakai. Orang laki-laki

    jaman dahulu (sebelum tahun 1940 an) banyak memakai celana batik sampai lutut. Selain

    memakai celana sering masih memakai sarung atau bebet. Bebet yaitu sama dengan nyampingbagi perempuan. Tetapi bebet biasanya diwiru salah satu ujung kainnya, dan wiru terletak

    pada bagian depan. Diwiru artinya dilipat kecil-kecil bentuk spiral. Kain sarung

    membutuhkan 2 kacu.

    3. Mengolah Mori Sebelum Dibatik

    sebelum dibati mori harus diolah lebih dahulu. Baik buruknya pengolahan akan menentukan

    baik buruknya kain. Pengolahan mori sebagai berikut:

    Mori yang sudah dipotong diplipit. Diplipit adalah dijahit pada bekas potongan supaya benang

    pakan tidak terlepas. Benang pakan ialah benang yang melintang pada tenunan. Setelah

    diplipit kemudian di cuci dengan air tawar sampai bersih. Kalau mori kotor, maka kotoran itu

    akan menahan meresapnya cairan lilin (malam) yang dibatikan dan menahan cairan warna

    pada waktu proses pembabaran. Di daerah Yogyakarta dan Surakarta mori dijemur sampai

    kering setelah dicuci bersih mori terus direbus.

    Cara merebus mori di daerah Blora. Lebih dahulu orang membuat Wantu, yaitu air yang

    dipanaskan dalam suatu wadah sebelum sesuatu barang yang direbus di masukkan

    didalamnya. Wadah untuk membuat Wantu diberi dasar di dalamnya, supaya barang rebusan

    tidak hangus. Sebagai wadah dasar tadi digunakan daun bambu, daun pepaya atau merang

    (tangkai bulir padi). Bahan-bahan tadi lebih baik dari bahan lainnya untuk dasar merebus

    sesuatu, karena meskipun hangus tidak akan mengerut dan arangnya tidak mengotori mori.

    Setelah wantu panas, mori bersih dimasukkan di masukan di dalamnya. Cara memesukkan

    mori kedalam wantu mulai dari ujung sampai pangkal secra urut. Rebusan memakan waktu

    beberapa menit. Mori kemudian diangkat dan dicuci untuk menghilangkan kotoran sewaktudirebus. Selesai dicuci barulah dijemur sampai kering. Mori menjadi lemas ; kemudian

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    37/42

    37

    dikanji. Bahan kanji ialah beras. Di daerah Blora dipakai sembarang beras asalkan putih.

    Beras direndam beberapa saat dalam air secukupnya; kemudian beras bersama airnya direbus

    sampai mendidih. Air rebusan beras diambil dan dinamakan tajin. Mori kering dimasukkan

    kedalam tajin sampai merata; tanpa diperas langsung dijemur supaya kering. Akhirnya mori

    menjadi kaku.

    Tetapi didaerah Yogyakarta dan Surakarta pada jaman sebelum perang bahan kanji terbuat

    dari beras ketan; dan cara pembuatannya pun berbeda-beda. Ada yang memakai cara seperti

    didaerah Blora, tetapi ada juga dengan cara beras dijadikan tepung halus. Apabila berupa

    tepung, sesenduk tepung diberi empat gelas besar air, dimasak sampai mendidih, kemudian

    disaring. Air saringan seukuran tadi hanya untuk mori sekacu.

    Mori kering sehabis dikanji akan mengerut dan kaku. Maka mori diembun-embunkan setiap

    pagi beberapa hari. Diembun-embunkan ialah dibentangkan diluar rumah waktu pagi hari (jam 5.00), supaya menjadi lembab karena air embun.

    Selain mori lembab, kemudian dikemplong. Di Kemplong ialah di pukuli pada tempat tertentu

    dengan cara tertentu pula, supaya benang-benang menjadi kendor dan lemas, sehingga cairan

    lilin dapat meresap.

    Cara mengemplong mori. Disediakan kayu kemplongan sebagai alas dan alu pemukul atau

    ganden (ganden ialah martil agak besar terbuat dari kayu). Mori dilipat memanjang menurut

    lebarnya. Lebar lipatan lebih kurang setengah jengkal ; kemudian ditaruh diatas kayu dasar

    memanjang, lalu dipukul-pukul. Jika perlu dibolak-balik agar pukulan menjadi rata.

    Selesai dikemplong, tinggal menentukan motif matikan yang dikehendaki. Jika ingin motif

    parang-paragan, atau motif-motif yang membutuhkan bidang-bidang tertentu, maka mori

    digaris terlebih dahulu. Fungsi pengarisan ini hanyalah untuk menentukan letak motif agar

    menjadi rapi (lurus). Pembatik yang sudah mahir tidak menggunakan penggarisan. Besar

    kecilnya garisan tidak sama, tergantung pada motif rencana batikan. Biasanya kayu garisan

    berpenampang bujur sangkar. Cara memindah kayu penggaris setelah garisan pertama ke

    garis kedua ialah dengan memutar kayu penggaris (membalik), tanpa mengangkatnya. Maka

    lebar sempitnya ruang antara garis satu sama lain ditentukan oleh banyaknya putaran kayu

    penggaris. Mori yang dibatik motif semen tidak perlu digaris, langsung dirangkap dengan

    pola pada muka mori sebaliknya. Setelah semua itu selesai, barulah dapat dimulai kerja

    membatik.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    38/42

    38

    Pola

    Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik yang akan

    dibuat

    Malam

    Lilin atau lilin malam ialah bahan yang dipergunakan

    untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang),

    karena akhirnya diambil kembali sewaktu proses mbabar,

    proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Tentang malam dapat

    dikemukakan sebagai berikut:

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    39/42

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    40/42

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    41/42

    41

    4) Kaos kapas

    Kaos kapan adalah kain katun hasil rajutan, biasanya dibuat batik dalam bentuk produk kaos

    oblong atau Tshirt.

    Batik Tuban juga menggunakan kaos kapas untuk T-shirt dengan motif khas Tuban. B. Kain

    Sutra Kain sutra terbuat dari serat protein, yang diperoleh dari sejenis serangga Iepidoptera

    dan spesies utama yang dipelihara untuk menghasilkan sutra adalah Bombyx mori. Serat sutra

    berbentuk filamen dihasilkan dari larva ulat sutra pada saat membuat kepompong. Serat sutra

    mentah terdiri dari lebih kurang 75% fibroin dan 25% serisin yaitu sejenis perekat yang

    melapisi fibroin, berfungsi untuk melindungi fibroin dari gaya mekanik. Untuk proses

    pewarnaan lapisan serisin ini harus dihilangkan dengan proses degumming atau boil off,

    karena akan mengganggu penyerapan warna. Saat ini sutra yang ada di pasaran adalah : a.

    Sutra import, yaitu kain sutra yang ditenun secara masinal yang dikenal dengan sutra super

    T54, sutra super T56, Abote, Organdi, Sifon, sutra kaca kotak, sutra salur yaitu kombinasi

    anyaman sutra super denan organdi, sutra krepe, sutra kembang batu yang anyaman desain

    struktur dengan doby. b. Sutra lokal, yaitu kain sutra buatan dalam negri ditenun dengan

    ATBM antara lain sutra polos, sutra granitan yang anyaman desain struktur dengan doby,

    sutra salur. c. Sutra liar, yaitu sutra yang dibuat dari serat ulat sutra yang dibudidayakan

    secara liar. Ulat-ulat sutra ini dibiarkan hidup di pohon mahoni, jambu mete, kedondong,

    sehingga makanannya adalah daun-daun dimana mereka hidup. Jenis serat yang dihasilkan

    dari ulat yang makanannya jambu mete atau daun kedondong disebut criccula, berwarna

    kuning keemasan. Sedangkan serat yang dihasilkan dari ulat yang makanannya daun mahoni

    disebut attacus, berwarna cokelat. Warna-warna tersebut warna alami.

    SUMBER: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tuban.

  • 8/10/2019 138997605 Makalah Batik Mantap

    42/42

    TIPS MERAWAT BATIK

    1. Mencuci kain batik dengan menggunakan shampo rambut .sebelumnya, larutkan dulu

    shampoo hingga tak ada lagi bagian yg mengental. Setelah itu baru batik

    dicelupkan.bisa jg menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yg dijual

    dipasaran.

    2. Pada saat mencuci batik jangan digosok dan jangan gunakan detergen. Jika batik anda

    tidak terlalu kotor maka anda bisa mencucinya dengan air hangat. Tapi jika batik anda

    terkena noda maka anda bisa mencucinya cukup dengan sabun mandi saja. Akan tetapi

    jika notanya membandel maka anda bisa menghilangkannya dengan kulit jeruk pada

    bagian yg kotor saja. Jgn mencuci kain batik dengan menggunakan mesin cuci.

    3.

    Setelah kotoran hilang anda harus menjemur di tempat yg teduh tetapi anda tidak perlu

    memerasnya biarkan saja kain tersebut mongering secara alami pada saat mejemur

    sebaiknya anda tarik bagian tepi kain agar serat kain yang terlipat kembali seperti

    sedia kala.

    4. Hindari penyetrikaan secara langsung, jika terlalu kusut anda bisa semprotkan air

    diatas kain batik anda lalu lapisi batik anda dengan kain lainnya. Hal ini untuk

    menghindari kain batik anda terkena panas langsung dari setrikaan.

    5.

    Bila anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis jangan

    disemprotkan air diatas kain batik anda. Sebelumnya tutupi dulu kain dengan Koran

    lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Sebaiknya anda tida

    menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan

    batik sutera berpewarna alami.Sesudah disetrika sebaiknya anda simpan batik anda

    dalam plastic agar tidak di makan ngengat. Sebaiknya anda jgn memberi kapur barus

    karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak kain batik anda. Ada baiknya

    anda beri merica atau lada yg dibungkus dengan tisu lalu dimasukkan dalam lemari

    pakaian adan untuk mengusir ngengat. Atau anda bisa menggunakan akar wangi yg

    sebelumnya anda celup ke air panas kemudian dijemur lalu dicelup sekali lagi ke

    dalam air panas dan dijemur.setelah akar wangi tersebut kering anda baru bisa

    menggunakannya