13509134039-Beni Suwasono

14
1. Undang undang lalu lintas yang lama dan yang baru : Melihat UU sebelumnya yakni UU Nomor 14 Tahun 1992 menyebutkan: ”Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah”. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara. Sedangkan pada undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, UU lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Selanjutnya di jelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh Undang-Undang ini adalah : 1) Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; 2) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan 3) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

description

regulasi

Transcript of 13509134039-Beni Suwasono

1. Undang undang lalu lintas yang lama dan yang baru :Melihat UU sebelumnya yakni UU Nomor 14 Tahun 1992 menyebutkan: Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara.Sedangkan pada undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, UU lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Selanjutnya di jelaskan bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh Undang-Undang ini adalah :1) Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;

2) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar melalui:1) Kegiatan gerak Pindah kendaraan, orang, dan/atau barang di jalan;2) Kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan; dan3) Kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, pendidikan berlalu lintas, manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta penegakan hukum lalu lintas dan angkutan jalan.4) Mencermati lebih dalam dari semangat yang telah disebutkan di atas, maka kita harus lebih dalam lagi melihat isi dari pasal-pasal yang ada di uu nomor 22 tahun 2009. dari sini kita akan tahu apakah semangat tersebut seirama dengan isi dari pengaturan-pengaturannya, atau justru berbeda. selanjutkan kita dapat melihat bagaimana uu ini akan berjalan dimasyarakat serta bagaimana pemerintah sebagai penyelenggara negara dapat mengawasi serta melakuakn penegakannya.Perbandingan Pengaturan UU Nomor 14 Tahun 1992UU Nomor 22 Tahun 2009

Bab I Ketentuan Umum Bab I Ketentuan Umum

Bab II Asas dan Tujuan Bab II Asas dan Tujuan

Bab III Pembinaan Bab III Ruang Lingkup Keberlakuan Undang-Undang

Bab IV Prasarana Bab IV Pembinaan

Bab V KendaraanBab V Penyelenggaraan

Bab VI Pengemudi Bab VI Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bab VII Lalu Lintas Bab VII Kendaraan

Bab VIII Angkutan Bab VIII Pengemudi

Bab IX Lalu Lintas dan AngkutanBab IX Lalu Lintas bagi Penderita Cacat

Bab X Dampak Lingkungan Bab X Angkutan

Bab XI Penyerahan Urusan Bab XI Keamanan dan

Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bab XII Penyidikan Bab XII Dampak Lingkungan

Bab XIII Ketentuan Pidana Bab XIII Pengembangan Industri dan Teknologi Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bab XIV Ketentuan Lain-Lain Bab XIV Kecelakaan Lalu Lintas

Bab XV Ketentuan Peralihan Bab XV Perlakuan Khusus bagi Penyandang Cacat, Manusia Usia Lanjut, Anak-Anak, Wanita Hamil, dan Orang Sakit

Bab XVI Ketentuan Penutup Bab XVI Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bab XVII Sumber Daya Manusia

Bab XVIII Peran Serta Masyarakat

Bab XIX Penyidikan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Bab XX Ketentuan Pidana

Bab XXI Ketentuan Peralihan

Bab XXII Ketentuan Penutup

Oleh : Edy Halomoan Gurning, SH. (04 Maret 2010)

Pengacara Publik dan Staf Penelitian Pengembangan pada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta2. Beberapa produk peraturan pemerintah dan peraturan presiden tentang regulasi transportasi serta contoh perbedaan antara peraturan lama dan yang baru, yaitu :PERATURAN PEMERINTAH1. Peraturan Pemerintah no 8 tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda2. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas3. Peraturan Pemerintah no 37 tahun 2011 tentang Forum lalu Lintas dan Angkutan Jalan4. Peraturan Pemerintah no 51 tahun 2012 tentang Sumber Daya Manusia Bidang Transportasi5. Peraturan Pemerintah no 55 tahun 2012 tentang Kendaraan6. Peraturan Pemerintah no 80 tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran LLAJPERATURAN PRESIDENPeraturan Presiden no 2 tahun 2012 tentang Komite Nasional Keselamatan Transportasi

PP dan PM Undang Undang Lalu Lintas Yang LamaPP dan PM Undang Undang Lalu Lintas Yang Baru

1. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan2. Peraturan Pemerintah RI No. 42 tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan

3. PP NO. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan4. Peraturan Menteri perhubungan Nomor PM 17 tahun 2014 tentang formulasi dan mekanisme penetapan biaya pelayanan navigasi penerbangan

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu lalu lintas

6. Peraturan Menteri perhubungan Nomor PM 2 Tahun 2014 tentang Besaran biaya tambahan tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan niaga berjadwal dalam negeri

7. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 79 tahun 2013 tentang Jaringan Lalu lintas dan angkutan jalan

8. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 62 Tahun 2013 tentang investigasi kecelakaan transportasi

9. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 80 tahun 2012 tentang tata cara pemeriksaan kendaraan bermotor dijalan dan penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan

10. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 77 tahun 2012 tentang Perusahaan umum lembaga penyelenggara pelayanan penerbangan indonesia

11. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 55 tahun 2012 tentang kendaraan

12. Peraturan Pemerintah Republik indonesia nomor 32 tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa analisis dampak serta manajemen kebutuhan lalu lintas

13. Peraturan Menteri perhubungan Nomor PM 51 tahun 2011 tentang terminal khusus dan terminal untuk kepentingan sendiri.

Perubahan jika dibandingkan dengan undang-undang lama No. 14 tahun 1992, diantaranya mengatur tentang kelengkapan kendaraan seperti misalnya spion, klakson, alat pengukur kecepatan (speedometer), kelengkapan surat-surat (SIM, STNK), aturan terkait rambu-rambu lalu lintas, ataupun peraturan belok kiri tidak boleh langsung. Pengaturan lain yang ditujukan bagi pengendara sepeda motor kendaraan roda dua adalah tentang menyalakan lampu di siang hari dan penggunaan helm baik bagi pengemudi sendiri maupun membiarkan penumpangnya tidak memakai helm yang memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia).Mengenai peraturan larangan belok kiri boleh langsung, sebagaimana tercantum dalam UU LLAJ No. 22 tahun 2009 pasal 112 (3) yang berbunyi: Pada persimpangan jalan yang dilengkapi alat pemberi isyarat lalu lintas, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh Rambu Lalu Lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas merupakan revisi dari Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 pasal 59 (3) yang berbunyi: Pengemudi dapat langsung belok kiri pada setiap persimpangan jalan kecuali ditentukan oleh rambu-rambu lalu lintas pengatur belok kiri. Pada aturan lama, di setiap persimpangan tanpa rambu belok kiri, pengemudi kendaraan dapat belok kiri langsung. Dengan adanya aturan yang baru, maka pengemudi hanya diperkenankan belok kiri jika ada rambu belok kiri langsung atau traffic light dengan tanda panah arah kiri.Selain itu, ketentuan di dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 22 tahun 2009 ini bukan saja hanya diperuntukkan bagi pengguna jalan, namun juga bagi setiap penyelenggara jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki jalan rusak mengakibatkan kecelakaan lalu lintas, sehingga menimbulkan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan atau barang, akan dipidana penjara paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp 12 juta. Bila mengakibatkan korban luka berat, pelaku dipidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp 24 juta. Sedangkan bila korban sampai meninggal dunia, pelaku dipidana penjara 5 tahun atau denda paling banyak Rp 120 juta. Sedangkan penyelenggara jalan yang tidak memberi tanda atau rambu pada jalan yang rusak dan belum diperbaiki, akan dipidana penjara paling lama 6 bulan atau denda paling banyak Rp 1,5 juta.

3. a). Manajemen dan regulasi transportasi memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi, pentingnya manajemen transportasi ini didasarkan pada besarnya kebutuhan transportasi untuk menunjang mobilitas dan efisiensi penggunaan transportasi. Sehingga diperlukan pembuatan atau pengaturan transportasi.

b). Konsep manajemen dan regulasi transportasinya yaitu dengan memisahkan/ membedakan aturan-aturan dari setiap moda transportasi,baik darat, laut, maupun udara. Selain itu juga ada perbedaan-perbedaan yang lebih spesifik mengenai aturan aturan yang diberlakukan. Petugas pelaksananya pun juga dibedakan menurut keperluan dan fungsinya masing masing sehingga terlaksana manajemen dan regulasi transportasi yang efektif dan efisien.c) Tujuan manajemen dan regulasi transportasi adalah terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa.Sedangkan manfaatnya yaitu memberikan kenyamanan kepeda masyarakat dalam berlalulintas, selain itu juga memberikan rasa aman sehingga dapat berkendara dengan baik tanpa perlu khawatir dengan hal-hal yang tidak diinginkan.d). Dephub adalah lembaga/ instansi yang menangani manajemen dan regulasi transportasi, sebagai instansi pemerintah (regulator) berkewajiban untuk membina terwujudnya Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) yang handal, efisien dan efektif. Sehingga dalam pelaksanaannya Sistranas berkewajiban menciptakan terselenggaranya transportasi yang efektif dalam artian kapasitas mencukupi, terpadu, tertib dan teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman, biaya yang terjangkau dan efisien dalam arti bahwa beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional.4. Dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1993 tentang angkutan jalan yang menyebutkan bahwa: Pengangkutan orang dengan kendaraan bermotor dilakukan dengan menggunakan sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, dan kendaraan khusus dapat dianalisis mengapa peraturan tersebut berbunyi seperti itu. Hal ini tentunya banyak faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah :

a. Ketika membawa atau mengantarkan orang, baik dalam jumlah sedikit maupun dalam jumlah yang banyak maka dibutuhkan kendaraan yang tepat, tidak semua kendaraan bermotor dapat dijadikan kendaraan berpenumpang. Karena setiap kendaraan dibuat sudah memiliki fungsinya masing-masing.

b. Kendaraan sepeda motor, mobil penumpang, dan mobil bus merupakan kendaraan yang sudah sangat tepat apabila digunakan untuk pengangkutan orang. Karena dari segi kenyamanan dan keamanan sudah terpenuhi, sehingga dapat meminimalisir adanya kecelakaan dan kemungkinan adanya pihak yang dirugikan.

c. Penggunaan kendaraan bermotor seperti halnya truck barang, pick up, bentor dan lain-lain memang dapat digunakan untuk mengangkut orang. Namun didalam praktiknya penggunaan kendaraan tersebut kurang memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi penumpang. Misalnya penggunaan truck, penumpang akan terbebas terkena hujan maupun panas matahari, selain itu apabila terjadi rem yang mendadak maka penumpang sulit untuk mengontrol badannya, maka dari segi faktor keamanan sangat tidak memenuhi standar, sehingga kendaraan-kendaraan seperti truck barang sebaiknya tidak digunakan untuk mengangkut orang.5. Dalam pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksanaan Kendaraan Bermotor di Jalan disebutkan bahwa: Pemeriksaan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap pengemudi dan kendaraan bermotor mengenai pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan serta pemenuhan kelengkapan persyaratan administratif.

Dalam hal ini pemeriksa adalah Polisi maupun petugas DLLAJ, pemerikasaan ini sudah sepatutnya dilaksanakan agar pengendara kendaraan dapat tetib dalam berkendara dan memiliki persayarsyaratan administratif yang lengkap, seperti harus memiliki SIM untuk mengetahui apakan pengendara tersebut sudah memiliki izin berkendara atau belum, dan memeriksa STNK apakah pengendara sudah membayar pajak atau belum serta mengetahui kepemilikan kendaraan tersebut.

Disisi lain pemenuhan persyaratan teknis juga penting dilakukan agar tidak menimbulkan dampak yang negatif bagi pengendara itu sendiri, orang lain maupun lingkungan.

Contohnya penggunaan knalpot yang tidak standar maka dapat menyebabkan kekurangnyamanan orang lain apabila mendengarnya, hal ini merupakan pelanggaran yang harus ditindak lanjuti oleh petugas kepolisian lalu lintas agar diproses dan di berikan surat bukti pelanggaran agar pengguna knalpot yang tidak standar tersebut jera untuk menggunakannya lagi.

Didalam lapangan contoh pemeriksaan yang dilakukan petugas kepada pengguna jalan dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar di atas adalah gambar Petugas Polisi Lalu Lintas sedang melakukan operasi, dalam operasi tersebut Petugas menanyakan kelengkapan administrasi seperti kepemilikan SIM dan STNK. Selain itu petugas juga memeriksa kendaraan apakah masih standar atau sudah melanggar UU.

Apabila dalam pemeriksaan tersebut pengendara terbukti melanggar peraturan maka petugas akan memberika surat tilang kepada pengendara untuk segera ditindaklanjuti ke pengadilan setempat.

Namun dalam kenyataannya banyak oknum petugas yang tidak memberikan surat tilang dan hanya meminta denda langsung ditempat razia. Hal ini memungkinkan denda tidak dibayarkan/masuk kas negara melainkan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut.

6. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan hal-hal utama yang diatur adalah sebagai berikut :

a. jaringan transportasi jalanb. manajemen dan rekayasa lalu lintasc. jaringan transportasi jaland. kelas jalan dan jaringan lintase. perlengkapan jalanf. terminalg. fasilitas parkir untuk umumh. tata cara berlalu lintasi. penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintasj. pejalan kakik. kecelakaan lalu lintasl. pemindahan kendaraan bermotorm. ketentuan peralihann. ketentuan penutup7. Pendapat saya tentang pertanyaan pernyataan yang telah dibuat adalah sebagi berikut :

a. Untuk memberikan efek jera kepada pelanggar untuk tidak melakukannya lagi, hal ini penting sekali karena apabila tidak dikenai sanksi maka para pelanggar akan dengan sesuka hari mereka melakukan pelanggaran yang mereka inginkan tanpa memperhatikan dampaknya, dengan ini dapat menyebabkan terganggunya ketertiban dan kenyamanan berlalulintas.

b. Setiap kasus memang memiliki sanksinya masing-masing bergantung terhadap apa yang dilanggarnya, mengapa kasus-kasus yang dilakukan memiliki perbedaan bobot yaitu karena kesalahan yang kecil tidak bisa disamakan dengan kesalahan yang besar, apabila disamakan maka akan menimbulkan katimpangan. Seseorang yang melakukan kesalahan yang ringan akan mendapat sanksi yang sama besarnya dengan seseorang yang melakukan kesalahan yang sangat besar, hal ini tentunya tidak adil, untuk itu maka disetiap kasusnya akan memiliki bobot sanksi yang berbeda-beda.c. Penyimpangan terhadap praktik penanganan kasus memang sudah terjadi sejak dahulu, hal ini seakan sudah menjadi tradisi dan budaya secara turun temurun, hal ini sangat sulit untuk dihilangkan, karena oknum-oknum tersebut melakukan hal itu pada dasarnya dikarenakan juga oleh para pelanggarnya. Contohnya apabila terdapat pengendara yang ditilang, maka mereka yang ditilang lebih memilih untuk menyogok dari pada mengikuti sidang yang lebih rumit.Untuk dapat mengatasi penyimpangan seperti ini harus dilakukan perubahan dari paling dasar, masyarakat harus disadarkan agar mengikuti regulasi yang seharusnya ditetapkan maka penyuluhan atau penyebarluasan mengenai peraturan transportasi harus lebih digalakkan, dengan ini maka penyimpangan-penyimpangan seperti itu dapat dihilangkan.

d. Budaya masyarakat dalam berlalu lintas masih dapat dikatakan banyak sekali yang belum menaati peraturan yang ada, setiap harinya banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dijalan raya, mulai dari menerobos lampu merah sampai tidak memakai helm saat berkendara. Hal ini sebenarnya dapat diatasi jika petugas dapat berlaku tegas terhadap pelanggar-pelanggar tersebut.e. Penanganan penegak hukum dalam pelanggaran lalu lintas masih dapat dikatakan belum maksimal, karena dalam kenyataannya masih sangat banyak sekali pengguna f. jalan yang tidak menaati peraturan berlalu lintas.