135010431-Makalah-metanol

14
MAKALAH METHANOL Disusun Oleh : Puspita Firsty Lestari L2C009126 Conny Dewita Utami L2C009133 Adetya Hendri Murtanto L2C009140 Melinda Deviana L2C009147 Meitiandari Mutiara D L2C009153 Inggar Dianratri L2C009162 Utami Diah Permatasari L2C009168 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

description

makalah metanol

Transcript of 135010431-Makalah-metanol

  • MAKALAH

    METHANOL

    Disusun Oleh :

    Puspita Firsty Lestari L2C009126

    Conny Dewita Utami L2C009133

    Adetya Hendri Murtanto L2C009140

    Melinda Deviana L2C009147

    Meitiandari Mutiara D L2C009153

    Inggar Dianratri L2C009162

    Utami Diah Permatasari L2C009168

    JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

  • 2011

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I 1. Sejarah Proses

    Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai

    macam campuran, termasuk di dalamnya methanol, yang mereka peroleh dari

    pirolisis kayu. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert

    Boyle, yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi

    kotak kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus).Pada

    tahun 1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan

    komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene untuk kimia

    organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur"; lene = kayu (bagian dari

    pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu",

    tetapi mereka melakukan kesalahan.

    Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian

    digunakan untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat

    menjadi "methanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical

    Nomenclature.

    Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF

    mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida

    and hidrogen) menjadi methanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng

    kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim tekanan sekitar 30100 MPa (3001000

    atm), dan temperatur sekitar 400 C. Produksi methanol modern telah lebih effisien

    dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif

    lebih rendah.

    Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika

    krisis minyak bumi terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah.

    Masalah timbul pada pengembangan awalnya untuk campuran methanol-bensin.

  • Untuk menghasilkan harga yang lebih murah, beberapa produsen cenderung

    mencampur metanol lebih banyak. Produsen lainnya menggunakan teknik

    pencampuran dan penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini menurunkan mutu

    bahan bakar yang dihasilkan. Akan tetapi, methanol masih menarik utuk digunakan

    sebagai bahan bakar bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang

    dikeluarkan oleh General Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap

    kombinasi etanol, metanol dan/atau bensin.

    I 2. Spesifikasi Bahan Baku

    Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti gas alam

    dan batu bara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metanol paling ekonomis

    diproduksi dari gas alam dibanding dari batu bara. Biaya produksi metanol dari gas

    alam sekitar 0,736 USD/galon sedangkan dari batu bara sekitar 1,277 USD/galon.

    Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan

    bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan

    di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya

    dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-

    bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat

    ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan

    kotoran manusia dan hewan.

    Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian

    umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan

    organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses

    pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.

    Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang

    kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.

    I 3. Spesifikasi Produk

    Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol

  • alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit

    larut dalam lemak dan minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus

    terhadap karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7

    oC dengan panas pembentukan (cairan) 239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC . Metanol

    mempunyai panas fusi 103 J/g dan panas pembakaran pada 25 oC sebesar 22,662 J/g.

    Tegangan permukaan metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya

    pada 25 oC sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang sama

    adalah 2,533 J/(gK) [4].

    Methanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus. Ia

    adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Sebagai alkohol alifatik yang paling

    sederhana, reaktifitas metanol ditentukan oleh group hidroksil fungsional. Metanol

    bereaksi melalui pemutusan ikatan C-O atau O-H yang dikarakterisasi dengan

    penggantian group H atau OH. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang

    ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau

    yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan

    pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol

    industri.

    Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri.

    Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah

    beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan

    sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.

    Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida

    dan air adalah sebagai berikut:

    2 CH3OH + 3 O2 2 CO2 + 4 H2O

    Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-

    hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang

    tak terlihat.

    Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan

    additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini

  • akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol

    merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Dengan dosis

    30 mL saja yang dikonsumsi dapat menyebabkan kebutaan permanen karena

    kerusakan dari serat saraf mata.Pada dosis 100 mL methanol ini dapat menyebabkan

    kematian. Methanol sendiri sebenarnya bukanlah bahan beracun, namun dalam

    perjalanannya dia mengalami metabolisme (penguraian zat) menjadi formaldehyde

    selanjutnya diurai lagi menjadi asam format ( formic acid ) oleh enzym alcohol

    dehydrogenase. Asam format inilah yang mempunyai daya rusak yang kuat pada hati (

    lever ) dan ginjal ( kidney ). Sebagian besar korban meninggal diakibatkan karena gagal

    hati dan gagal ginjal.

    Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu

    merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului

    proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk

    membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon

    monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk

    menghasilkan metanol.Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap

    sintesisnya adalah eksotermik.

    I 4. Penggunaan Produk

    Di bawah ini adalah beberapa bidang yang memanfaatkan metanol, yaitu:

    1. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia lain, sepertiformalin dan

    methyl ester.

    2. Metanol merupakan campuran bahan anti beku (anti freezing) pada air pendingin,

    yang suhunya bisa mencapai 0 derajat C.

    3. Metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan cairan pembersih, seperti

    cairan pembersih kaca.

    4. Metanol adalah bahan baku pembuatan MTBE (methyl tertiary butyl ether), yaitu

    bahan additive bahan bakar untuk memperbaiki proses pembakaran.

    5. Sekitar 40% metanol diubah menjadi formaldehyde, dan dari sana menjadi berbagai

    macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.

  • 6. Metanol banyak digunakan sebagai pelarut.

    7. Metanol adalah bahan baku pembuatan dimethyl ether, sebagai cairan aerosol.

    8. Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke

    air limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang

    mengubah nitrat menjadi nitrogen.

    9. Metanol kini sedang dikembangkan sebagai fuel cell untuk laptop.

    Daftar manfaat metanol di atas akan terus berkembang, mengingat begitu pesatnya

    kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

    BAB II

    RANCANGAN PROSES

    II 1.Mekanisme dan Reaksi Produksi

  • Ada beberapa metode dalam produksi metanol, diantaranya ada destilasi-

    kering (pirolisis) kayu, sintesa dari campuran gas hydrogen dengan oksida karbon atau

    biasa disebut steam reforming, dan oksidasi parsial gas metana.

    Tahapan-tahapan produksi methanol dengan metode sintesa dari campuran

    gas hydrogen dengan oksida karbon atau biasa disebut steam reforming.

    CO + 2H2 CH3OH

    CO2 + 3H2 CH3OH

    Yaitu :

    1. UNIT REFORMASI GAS

    Unit reformasi gas adalah tempat pengubahan/pengorversian gas alam (natural gas)

    menjadi gas sintetis yang umumnya terdiri dari CO, CO2, dan H2

    2. PEMANASAN AWAL NATURAL GAS DAN DESULFURISASI

    Gas alam untuk proses dan bahan bakar diumpankan pada tekanan 27 bar dan suhu 30C.

    Gas alam ini dipanaskan hingga bersuhu 385C dan dimasukkan ke dalam unit desulfurisasi

    berkatalis CoMo untuk menghilangkan kandungan belerang yang dapat merusak katalis

    nikelpada reformer. Setelah proses ini, gas alam memiliki tekanan 24,3 bar dan suhu 385C.

    Sebagian besar gas alam ini diumpankan untuk proses reformasi dan sisanya diumpankan

    sebagai bahan bakar burner.

    3. PROSES REFORMASI DAN UNDERFIRING

    Sebelum memasuki reformer, kukus proses dan gas alam yang telah memenuhi syarat

    menjadi umpan reformer dicampur untuk mendapatkan umpan reformer yang lebih

    homogen. Setelah itu, campuran kukus proses dan gas alam dialirkan ke pemanas hingga

    temperaturnya mencapai 500C. Katalis yang digunakan dalam proses ini berupa katalis

    berbasis nikel. Selanjutnya, gas sisa pembakaran (flue gas) bertemperatur 900C dilewatkan

    menuju sistem pemanfaatan panas buangan (waste heat recovery).

    4. REFORMED GAS WASTE HEAT RECOVERY

  • Gas reformasi meninggalkan reformer dengan suhu 870C dan tekanan 19,1 bar. Panas dari

    gas ini kemudian digunakan untuk pemanasan awal gas alam, menghasilkan kukus proses,

    dan reboiler dalam unit distilasi (unit 300). Setelah dimanfaatkan sebagai pemanas dalam

    seluruh proses tersebut, suhu gas reformasi turun menjadi 103C. Selanjutnya, gas

    reformasi masih harus menjalani proses pendinginan karena unit 200 (reaktor konversi

    metanol) membutuhkan gas reformasi bertemperatur rendah. Setelah itu, barulah gas

    reformasi diumpankan ke unit 200.

    5. PEMANFAATAN PANAS GAS HASIL PEMBAKARAN

    Gas hasil pembakaran (flue gas) yang keluar dari reformer memiliki temperatur 900C.

    Panas dari gas ini digunakan dalam pembangkit kukus bertekanan tinggi dan menengah

    hingga temperaturnya menjadi 485C. Setelah itu, flue gas didinginkan kembali hingga

    mencapai suhu 147C dan dibuang ke atmosfer.

    6. UNIT REAKTOR KONVERSI METANOL

    1. Unit reaktor sintesis metanol adalah unit pembentukan metanol dari gas sintesis

    reformer. Reaksi-reaksi di menghasilkan 3 produk sampingan, yaitu air, aseton, dan

    etanol. Untuk memisahkan produk-produk sampingan ini, produk reaktor harus

    dialirkan lagi ke unit 300 (unit distilasi)

    2. Proses-proses utama pada unit koversi metanol :

    1. Kompresi gas sintetis

    2. Lingkar sintesis

    3. Pembuangan gas

    4. ASPEK DAUR ULANG (RECYCLE)

    5. Daur ulang yang dilakukan pada sintesa metanol bertujuan untuk mendapatkan

    konversi yang tinggi sehingga operasi berlangsung ekonomis. Recycle dilakukan

    terhadap gas sintesa keluaran reaktor yang tidak terkonversi dan telah dipisahkan

    dari kondensatnya.

    6. Perbandingan gas sintesa yang direcycle terhadap tambahan gas sintesa dinyatakan

    sebagai rasio recycle yang bernilai antara 2,5-5.

  • 7. Semakin tinggi rasio recycle menyatakan kenaikan produksi metanol

    8. KOMPRESI GAS SINTESIS

    Kompresi gas sintesis bertujuan untuk menaikkan tekanan umpan reaktor (gas sintesis) agar

    didapat konversi reaktor yang tinggi. Kompresor pertama menaikkan tekanan dan

    temperatur gas hasil sintesis reformasi kukus dari 17 bar 40C menjadi 68,6 bar 118C.

    Selanjutnya, kompresor kedua menaikkan tekanan gas sintesis hasil kompresi pertama

    menjadi 72,5 bar dan menurunkan temperaturnya menjadi 68C. Penurunan temperatur

    dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan temperatur setinggi mungkin dengan

    temperatur terendah.

    9. TAHAP SINTESA METANOL PADA LOOP SINTESA

    Campuran gas sintesa tambahan dan gas daur ulang yang merupakan gas sintesa masukan

    reaktor diumpankan menuju kompresor gas daur ulang. Di dalmnya, gas sintesa itekan

    hingga 72,5 bar dan disalurkan melalui gas interchanger menuju bagian atas kedua reaktor

    untuk dipanaskan dari 68C menjadi 225C. Reaksi sintesis metanol yang terjadi antara gas

    H2, CO, dan CO2 yang bersifat eksotermis terjadi dalam pipa reaktor berkatalis tembaga.

    Setelah konversi one pass, aliran gas keluaran reaktor yang terdiri dari gas tidak terkonversi,

    metanol, dan sejumlah produk samping didinginkan dari 225C menjadi 40C. Pendinginan

    ini bertujuan untuk memisahkan metanol mentah dari gas terlarut di dalamnya. Sementara

    itu, sebagian besar gas tidak terkonversi didaur ulang kembali sebagai gas sintesa masukan

    reaktor dan sisanya dibuang dengan dialirkan menuju sistem flare untuk dibakar agar tidak

    terjadi akumulasi inert.

    10. SISTEM GAS PEMBERSIH (PURGE GAS)

    Selain langsung dibakar dalam sistem flare, sebagian purge gas yang dihasilkan dari aliran

    gas-gas tidak terkonversi dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan :

    1. Digunakan sebagai gas hidrogenasi dalam tahap pemurnian belerang gas alam

    karena kandungan gas hidrogennya yang tinggi

    1. Dimanfaatkan sebagai bahan bakar (fuel) pembakaran gas alam dan steam

  • 2. UNIT PEMISAHAN DAN PEMURNIAN PRODUK

    3. Adanya unit 300 dimaksudkan untuk memisahkan metanol mentah yang dihasilkan

    dari gas-gas terlarut di dalamnya.

    4. Proses pemisahan metanol mentah dari gas terlarut, air, dan senyawa lainnya

    dilakukan dalam kolom distilasi dengan prinsip perbedaan volatilitas antara

    senyawa-senyawa tersebut

    II 2. Tinjauan Thermodinamika

    Dari tinjauan thermodinamika, kesetimbangan reaksi yang berlangsung pada

    reformer sangatlah bergantung pada

    1. Tekanan

    Kesetimbangan reaksi reformasi metana akan bergeser ke sebelah kiri jika

    tekanan dinaikkan, sehingga hal ini berakibat reformasi metana akan semakin

    berkurang. Akan tetapi, secara praktek akan lebih praktis jika digunakan tekanan

    tinggi. Karena pada tahap selanjutnya, yaitu konversi metana, merupakan proses

    kompresi syngas, sehingga lebih memudahkan jika digunakan tekanan tinggi pada

    tahap sebelumnya.di samping itu, tekanan tinggi akan menyebabkan temperatur

    dinding pembuluh katalis menjadi meningkat.

    2. Temperatur

    Kesetimbangan reaksireformasi metana akan begeser ke kanan seiring

    meningkatnya temperatur reaksi karena reaksi endotermik akan menghasilkan

    lebih banyak CO2 dan H2. Dengan kata lain, jika tekanan dan perbandingan kukus

    (karbon) bernilai konstan, maka kenaikan temperatur akan menghasilkan konversi

    metana yang lebih besar.

    3. Perbandingan kukus atau karbon

    Perbandingan kukus/karbon berkaitan sangat erat dengan katalis.

    Pembentukan karbon sedapat mungkin dicegah karena akan merusak katalis.

    Maka untuk mencegah hal tersebut, operasi sebaiknya dilaksanakan dengan

    kondisi kukus yang berlebih.Tetapi kelebihan kukus juga sebaiknya diatur

    seoptimum mungkin agar lebih ekonomis dan tidak memecahkan katalis.

  • II 3. Tinjauan Kinetika

    Pada metode steam reforming, jika dilakukan pada kondisi aktual, laju

    reaksi di reformer dengan katalis yang baru terjadi dengan sangat cepat.Sehingga

    konversi kesetimbangan untuk kedua reaksi tersebut tercapai secara praktek.. Jadi,

    kondisi operasional dapat dievaluasi dengan hanya melihat tinjauan thermodinamika.

    II 4. Kondisi Operasi

    1. Kolom Desulfurisasi

    1. Desulfurisasi berarti proses pengurangan kandungan sulfur dalam metanol

    2. Temperatur dalam proses desulfurisasi berada dalam rentang 300oC-400oC

    dengan suhu optimum di 385oC

    3. Menggunakan dua katalis CoMo dan ZnO

    4. Reformer

    1. Reformer ini digunakan untuk steam reforming ( pembentukan uap)

    2. Reaksi yang terjadi CH4 + H2O CO + 3H2

    3. Temperatur dalam reformer bisa mencapai 930oC

  • 4. Menggunakan katalis Ni

    5. Kompresor Gas Sintesa

    1. Proses kompresi gas sintesis ini dalaksanakan dalam Syngas Compressor

    tipe sentrifugal yang digerakkan oleh extraction back pressure Turbine

    1. Kapasitas kompresor pada operasi normal adalah 60 ton / jam

    2. Reaktor Metanol

    1. Reaksi pembentukan metanol berasal dari gas sintesa yang berlangsung

    pada temperatur 225-270o dan tekanan kurang + 70 bar

    2. Reaktor berbentuk tubular, bagian tube berisi katalis dan menjadi tempat

    berlangsungnya reaksi, sedangkan bagian shell berisi air pendingin

    II 5. Diagram Alir

  • BAB III

    PENUTUP

    1. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang

    menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak kayu.

    2. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol alkohol

    lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut

    dalam lemak dan minyak.

    3. Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti gas alam dan batu

    bara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metanol paling ekonomis diproduksi

    dari gas alam dibanding dari batu bara.

    4. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon dioksida dan

    hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7 oC dengan panas pembentukan

    (cairan) 239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC .

    5. Bidang yang memanfaatkan metanol, yaitu: baku pembuatan bahan kimia lain,

    campuran bahan anti beku (anti freezing) pada air pendingin, bahan baku pembuatan

    MTBE (methyl tertiary butyl ether), dll.

    6. Beberapa metode dalam produksi metanol, diantaranya ada destilasi-kering (pirolisis)

    kayu, sintesa dari campuran gas hydrogen dengan oksida karbon atau biasa disebut

    steam reforming, dan oksidasi parsial gas metana.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Austin, George T., 1986, Shreves Chemical Process Industries, 5th ed. McGraw Hill Book co,

    New York

    http://eprints.ui.ac.id/1563/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara

    http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam

    http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol

    http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/09/17/keracunan-fatal -akibat-menenggak-

    methanol/

    http://kimiadahsyatt.blogspot.com/

    http://www.kaltimmethanol.com/indo/index.php?page=history.php

    http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Artikel%20Lepas&artikel

    =tk1&hlm=2