134857010-Double-Pipe-He

30
BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari perpindahan energi mendapat penerapan yang luas sekali, dalam berbagi bidang dan pada berbagai tingkat kerumitan. Hampir tidak ada alat, baik dalam pabrik maupun di rumah tangga, yang tidak bersangkutan dengan perpindahan energi. Energi dikenal dalam berbagai bentuk, beberapa diantaranya yang dijumpai dalam bidang teknik kimia ialah : Energi dalam Energi kinetic Energi potensial Energi mekanis Panas Dalam bidang teknik kimia didapati banyak masalah perpindahan panas. Pengetahuan tentang mekanisme perpindahan panas mutlak diperlukan unuk dapat memahami peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam : pemanasan, pendinginan, pendidihan, pengeringan, distilasi, evaporasi, kondensasi dan lainlainnya. Ada tiga cara perpindahan panas, yang mekanismenya sama sekali berlainan, yaitu : Konduksi (secara molekuler) Konveksi (secara aliran) Radiasi (secara gelombamng elektromagnetik) Konduksi Dalam konduksi, panas dapat dikonduksi melalui solids, liquids, dan gases. Panas dikonduksi oleh perpindahan panas energi gerak molekul-molekul yang berdekatan. Dalam gas “hotter” molucelus, yang sama memiliki energi kinetic yang lebih besar memberi energinya ke molekul terdekat yang berada pada level terendah. 1

Transcript of 134857010-Double-Pipe-He

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Dalam kehidupan sehari-hari perpindahan energi mendapat penerapan yang

    luas sekali, dalam berbagi bidang dan pada berbagai tingkat kerumitan. Hampir tidak

    ada alat, baik dalam pabrik maupun di rumah tangga, yang tidak bersangkutan

    dengan perpindahan energi.

    Energi dikenal dalam berbagai bentuk, beberapa diantaranya yang dijumpai dalam

    bidang teknik kimia ialah :

    Energi dalam

    Energi kinetic

    Energi potensial

    Energi mekanis

    Panas

    Dalam bidang teknik kimia didapati banyak masalah perpindahan panas.

    Pengetahuan tentang mekanisme perpindahan panas mutlak diperlukan unuk dapat

    memahami peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam : pemanasan, pendinginan,

    pendidihan, pengeringan, distilasi, evaporasi, kondensasi dan lainlainnya.

    Ada tiga cara perpindahan panas, yang mekanismenya sama sekali berlainan, yaitu :

    Konduksi (secara molekuler)

    Konveksi (secara aliran)

    Radiasi (secara gelombamng elektromagnetik)

    Konduksi

    Dalam konduksi, panas dapat dikonduksi melalui solids, liquids, dan gases.

    Panas dikonduksi oleh perpindahan panas energi gerak molekul-molekul yang

    berdekatan. Dalam gas hotter molucelus, yang sama memiliki energi kinetic yang

    lebih besar memberi energinya ke molekul terdekat yang berada pada level terendah.

    1

  • Contoh : perpindahan panas melalui dinding heat exchangers atau sebuah

    refrigerator dan perlakuan panas pada steel forgings.

    Konveksi

    Konveksi merupakan suatu fenomena makroskopik, ia hanya berlangsung

    bila ada gaya yang bekerja pada partikel atau ada arus fluida yang dapat membuat

    gerakan melawan gaya gesekan. Contoh : perpindahan entalpi oleh pusaran-

    pusaran(eddy) aliran turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir melintas dan

    menjauhi radiator (pemanas) biasa.

    Radiasi

    Radiasi adalah istilah yang digunakan untuk perpindahan energi melalui

    ruang oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jika radiasi berlangsung melalui

    ruang kosong, ia tidak ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk lain

    enrgi, dan ia tidak akan pula terbelok dari lintasannya. Contoh : permukaan buram,

    mengkilap atau cermin memantulkan sebagian radiasi yang jatuh padanya.

    Perpindahan panas akan terjadi apabila ada perbedaan temperatur antara 2

    bagian benda. Panas akan berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih

    rendah. Alat-alat penukar panas tersebut antara lain: double pipe, shell and tube,

    plate-frame, spiral, dan lamella.

    Double pipe heat exchanger dapat disusun dengan tiga cara, yaitu :

    1. Susunan seri

    2. Susunan pararel

    3. Susunan seri-pararel

    2

  • BAB II

    TINAJAUAN PUSTAKA

    Perpindahan panas adalah salah satu faktor yang sangat menentukan

    operasional suatu pabrik Kimia. Penyelesaian soal-soal perpindahan kalor secara

    kuantitatif biasanya didasarkan pada neraca energi dan perkiraan laju perpindahan

    kalor. Perpindahan panas akan terjadi apabila ada perbedaan temperatur antara 2

    bagian benda. Panas akan berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih

    rendah. Panas dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

    Pada peristiwa konduksi, panas akan berpindah tanpa diiukti aliran medium

    perpindahan panas. Panas akaan berpindah secara estafet dari satu partikel ke

    partikel yang lainnya dalam medium tersebut. Pada peristiwa konveksi, perpindahan

    panas terjadi karena terbawa aliran fluida. Secara termodinamika, konveksi

    dinyatakan sebagai aliran entalpi, bukan aliran panas. Pada peristiwa radiasi, energi

    berpindah melalui gelombang elektromagnetik. Ada beberapa alat penukar panas

    yang umum digunakan pada industri. Alat-alat penukar panas tersebut antara lain:

    double pipe, shell and tube, plate-frame, spiral, dan lamella.Penukar panas jenis

    plate and frame mulai dikembangkan pada akhir tahun 1950- N. Banyak penelitian

    yang telah dilakukan pada penukar panas jenis ini, namun umumnya fluida operasi

    yang digunakan adalah air.

    Pengoperasian suatu pabrik tidak lepas dari proses perpindahan panas yang

    terjadi antara dua fluida yang berbeda temperaturnya. Alat yang digunakan adalah

    penukar panas (heat exchanger). Penukar panas adalah peralatan proses yang

    digunakan untuk memindahkan panas dari dua fluida yang berbeda dimana

    perpindahan panasnya dapat terjadi secara langsusng (kedua fluida mengalami

    3

  • pengontakan) ataupun secara tidak langsung (dibatasi oleh suatu dinidng pemisah/

    sekat). Fluida yang mengalami pertukaran panas dapat berupa fasa cair-cair, cair-

    gas, dan gas-gas. Dalam melakukan perancangan penukar panas harus

    diperhitungkan factor perpindahan panas pada fluida dan kebutuhan daya pompa

    mekanis untuk mengatasi gaya gesek dan menggerakkan fluida. Penukar panas

    untuk fluida kerja yang memiliki rapat massa besar (fluida cair), energi yang hilang

    akibat gesekan reletif lebih kecil daripada energi yang dibutuhkan sehingga

    pengaruh yang merugikan ini jarang diperhitungkan. Sedangkan untuk fluida yang

    rapat massanya rendah seperti gas, penambahan energy mekanik dapat lebih besar

    dari laju panas yang dipertukarkan. Pada sistem pembangkit daya termal, energi

    mekanik dapat mencapai 4 sampai 10 kali energi panas yang dibutuhkan.

    Ada tiga tipe penukar panas yang sering digunakan, yakni plate and frame/

    gaskette plate (umumnya disebut plate exchanger), spiral plate, dan lamella.

    Kesamaan dari ketiga konfigurasi ini adalah permukaan pemindahan panas sama-

    sama terdiri dari paralel lempeng logam yang dipisahkan permukaan kontak dan

    panas yang diterima mengubah aliran fluida pada saluran tipis.

    Penukar panas jenis plate adalah penukar panas yang dapat memindahkan

    panas lebih baik dari 2 konfigurasi lainnya. Kelebihan lain penukar panas jenis plate

    ini adalah:

    1. fleksibel dalam penyusunan arah alir fluida

    2. memiliki laju perpindahan panas yang tinggi

    3. mudah dalam pengecekan/ inspeksi dan perawatan.

    Proses pertukaran panas di industri digunakan untuk pemenuhan kebutuhan

    unit proses dan untuk konservasi energi. Penukar panas yang baik adalah yang

    memiliki laju perpindahan panas seoptimal mungkin. Ketidakoptimalan laju

    4

  • perpindahan panas ditentukan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan (U).

    Hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan menunjukkan bahwa perubahan

    fluks massa udara dapat meningkatkan nilai U untuk setiap laju alir massa flue gas

    konstan pada alat penukar panas jenis plat. Marriot (1971) membatasi rentang

    bilangan Reynolds yang efektif untuk fluida operasi gas-gas adalah 10-400. Pada

    bilangan Reynolds yang terlalu tinggi, laju alir fluida juga akan tinggi, yang akan

    menyebabkan perpindahan panas tidak efektif.

    II.1. Neraca Massa dan Energi pada Sistem Alat Perpindahan Panas

    Karakteristik alat perpindahan panas ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:

    1. jenis fluida yang akan dipertukarkan panasnya

    2. laju alir fluida

    3. tipe aliran yang dipakai (co-current atau counter-current)

    4. letak fluida panas dan dingin, di dalam atau di luar alat penukar panas

    tersebut.

    Dalam neraca entalpi pendingin dan pemanas didasarkan pada asumsi bahwa

    dalam penukar kalor tidak terjadi kerja poros, sedang energi mekanik, energi

    potensial, dan nergi kinetik semuanya kecil dibandingkan dengan suku-suku lain

    dalam persamaan neraca energi. Maka, untuk satu arus dalam penukar kalor

    Q= m (Hb-Ha) .................(1)

    Dimana, m = laju aliran massa dalam arus tersebut

    Q= tq

    = laju perpindahan kalor ke dalam arus

    Ha dan Hb = entalpi per satuan massa arus pada waktu masuk dan pada waktu

    keluar.

    Penggunaan laju perpindahan kalor dapat lebih disederhanakan dengan

    asumsi salah satu dari fluida dapat mengambil kalor dan melepaskan kalor ke udara

    5

  • sekitar jika fluida itu lebih dingin dari udara. Perpindahan kalor dari atau ke udara

    sekiktar dibuat sekecil mungkin dengan isolasi yang baik sehingga kehilangan kalor

    tersebut diabaikan terhadap perpindahan kalor yang melalui dinding tabung yang

    memisahkan udara panas dan udara dingin. Dengan asumsi tersebut, perpindahan

    kalor pada fluida panas adalah:

    mh (Hhb Hha) = qh

    sedangakan untuk fluida dingin adalah :

    mc (Hcb Hca) = qc

    Tanda qc positif sedangkan tanda qh negatif karena fluida panas menerima

    kalor sedangkan fluida dingin melepas kalor. Dengan asumsi tidak ada kalor yang

    terbuang ke lingkungan, maka

    qc = -qh

    Maka persamaan neraca entalpi keseluruhan adalah

    mh Cph (Thb Tha) = mc Cpb.(Tcb Tca) = qc

    Perhitungan perpindahan klalor didasarkan atas luas penukaran pemanasan

    yang dinyatakan dalam laju panas per luas permukaan atas dasar luas bidang tempat

    berlangsungnya aliran panas. Laju perpindahan kalor per satuan luas disebut fluks

    kalor. Bila fluida dipanaskan atau didinginkan, suhu fluida di dalam pemanas

    ataupun pendingin akan berbeda-beda. Jika fluida itu sedang mengalami pemanasan,

    suhu minimum terdapat pada dinding pemanas, dan meningkat berangsur sampai ke

    pusat. Suhu rata-rata dalah suhu yang dicapai bila keseluruhan fluida yang mengalir

    melalui penampang dikeluarkan dan dicampurkan secara adiabatik sehingga

    didapatkan satu suhu yang seragam.

    6

  • Fluks panas terjadi dengan driving force perbedaan suhu yaitu Th-Tc (T).

    Th adalah suhu rata-rata fluida panas dan Tc adalah suhu rata-rata fluida dingin.

    Perbedaan suhu tersebut disebut Overall Local Temperature Difference. Dalam

    suatu alat penukar panas T tersebut berubah dari suatu titik ke titik lain sehingga

    fluks juga berubah. Fluks lokal adalah dq/dA sebanding dengan nilai T pada tiap

    titik menurut persamaan

    dadq

    = U.T ....(2)

    U adalah koefisien perpindahan panas keseluruhan (overall).

    Untuk menyelesaikan integrasi tersebut harus diasumsikan beberapa

    pengandaian untuk penyederhanaan antara lain :

    1. Koefisien U bernilai konstan

    2. Kalor spesifik fluida panas dan fluida dingin konstan

    3. Pertukaran kalor dengan lingkungan diabaikan

    4. Aliran tunak dapat searah maupuin berlawanan arah

    Supaya asumsi-asumsi ini dapat berlaku benar maka nilai T harus kecil

    karena sebetulnya parameter-parameter tersebut merupakan fungsi suhu.

    Perhitungan T ini dihitung secara LMTD.

    II.2. Alat pertukaran kalorPada proses-proses industry,perpindahan energy dilaksanakan dengan

    berbagai ragam cara, termasuk diantaranya dengan konduksi di dalam pemanas

    tahanan listrik, konduksi-konveksi di dalam penukar kalor (heat exchanger) , ketel

    didih (boiler) dan condenser (condesor) , radiasi di dalam tungku (furnance) dan

    pengering kalor radiasi (radiant heat dryer) dan dengan berbagai metode khusus

    seperti pemanasan dielektrik. Sering kali peralatan itu berkerja dalam kondisi

    keadaan stedi (steady state) tetapi dalam banyak hal proses pula ada pula operasinya

    7

  • siklus seperti misalnya dalam tungku regenerasi dan dalam benjana proses

    pengaduk.

    Pada bagian akan membahas akan membahas berbagai jenis peralatan yang

    penting-penting, terutama bagi insiyur yang bergerak di bidang proses : penukar

    kalor berbentuk tabung (tubular exchanger) dan berbagai berbentuk plat (plate

    exchanger) , kondensor, ketel didih dan kalandria (calandria) peranti-peranti

    perpindahan kalor mekanik dan reactor kimia berbentuk tabung. Evaporator

    (peralatan penguapan) mekanik dan reactor kimia berbentuk tabung. Evaporator

    (peralatan penguapan)

    Alat penukar panas pipa dan alat penukar panas shell and tube merupakan

    alat penukar panas yang paling luas penggunaanya. Hal ini disebabkan oleh lebarnya

    rentang suhu dan tekanan media pemanas yang pada hakekatnya dibatasi oleh

    ketahanan bahan dasar alat. Selain itu alat penukar panas ini dapat disesuaikan untuk

    keperluan pengoperasian yang khusus (seperti kemungkinan pembersihan yang

    mudah dilakukan, pembongkaran) yaitu dengan mengubah konstruksi secara

    sederhana.

    Biaya pembuatannya relative rendah dibandingkan dengan jenis kontruksi

    lainnya. Suatu hal yang tidak disukai pada pertukaran panas pada melalui pip[a

    dalam industi kimia adalah seringnya terjadinya kebocoran pada saat digunakan

    media yang sangta panas atau yang sangat dingin.kebocoran terjadi pada pipa yang

    tidak atau hanya diberi sedikit bahahn isolasi. Tetapi dalam hal itui perpindahan

    panas yang terjadi kecil ,karena udara sekeliling tidak banyak bergerak dan udara

    merupakan penghantar panas yang bruk. Meskipu demikian alat penukar panas yang

    prinsip kerjanya serupa tetap dibuat.

    8

  • II.3. Rancangan umum peralatan pertukaran kalor

    Perancangan dan pengujian peralatan praktis untuk pertukaran kalor

    didasarkan atas prinsip-prinsip yang diberikan materi kulaih perpindahan panas.

    Pertama, harus dibuat dulu neraca bahan dan neraca energy. Dari hasil neraca itu,

    dihitung selanjutnya adalah koefisien perpindahan kalor secara menyeluruh, beda

    suhu rata-rata, dan dalam peralatan siklus (daur) ,waktu siklusnya. Dalam peranti-

    peranti sederhana ,besaran-besaran ini dapat dievaluasi dengan mudah dengan

    ketelitian yang cukup tinggi, tetapi dalam peralatan yang rumit evaluasi ini mungkin

    tidak mudah dan cukup tinggi, tetapi dalam peralatan yang rumit evaluasi ini

    mungkin tidak mudah dan mengandung berbagai ketakpastian. Rancangan akhir

    hampir selalu merupakan kompromi yang didasarkan atas pertimbangan keteknikan

    guna memberikan unjuk kerja menyeluruh yang terbaik dari berbagai segi

    persyaratan tugas kerjanya.

    Kadang-kadang rancangan itu ditentukan oleh berbagai pertimbangan yang

    hampir tidak ada hubungannya sama sekali demgam perpindahan kalor seperti

    umpamanya ruang yang tersedia untuk menempatkan peralatan itu atau penurunan

    tekanan yang dapat diperbolehkan dalam arus fluida. Penukar kalor jenis tabung

    pada umumnya dirancang sesuai dengan berbagai standard dan kode seperti

    standards of the turbulen exchanger , manufacturing association (TEMA) standar

    asosiasi pembuat penukar kalor jenis tabung dan ASME API ( unfired Pressure

    Vessel Code) kode benjana tanpa api dari ASME-API

    PENUKAR KALOR

    9

  • Penukar kalor merupakan peralatan yang sangat penting dan banyak

    digunakan dalam industry pengolahan sedemikian rupa sehingga rancangannya pun

    sudah sangat berkembang. Standar- standar yang telah disusun dan diterima oleh

    TEMA sudah ada dan meliputi perincian mengenai bahan kontruksi ,metode

    kontruksi, teknik perancangan dan dimensi-dimensi dari penukar kalor. Bagian

    berikut ini akan menguraikan beberapa jenis penukar kalor yang penting-penting

    saja dan membahas prinsip-prinsip yang berkenan dengan segi keteknikan,

    perancanagn dan operasinya.

    Penukar kalor lintas tunggal

    Penukar kalor pipa-rangkap (double pipe exchanger) yang sederhana ternyata

    tidak memadai untuk laju aliran yang lebih besar dari yang dapat ditangani dengan

    beberapa buah tabung saja. Jika kita menggunakan banyak penukar kalor pipa

    rangkap secara parallel, bobot logam yang digunakan sebgaia pipa luar akan

    menjadi sedemikian tinggi sehingga penggunaan konstruksi selongsong dan tabung

    (shell-tube) dimana satu selongsong melayani sejumlah tabung sekaligus akan

    menjadi lebih ekonomis. Penukar kalor ini , karena hanya melakukan satu lintas

    disebelah selongsong dan satu lintas pula di dalam tabung disebut penukar kalor.

    Dalam penukar kalor ini koefisien perpindahan kalor sisi selongsong

    ( sebelah ke selongsong) dan koefiosien sisi tabung sama-sama penting dan

    keduanya harus cukup besar agar koefisien menyeluruh yang memuaskan dapat

    tercapai. Kecepatan dan kertubelanan zat cair sisi selongsong juga tidak kalah

    pentingnya dari kecepatan dan kertubelenan zat cair sisi tabung. Untuk

    meningkatakan aliran silang dan menaikkan kecepatan rata-rata fluida sisi

    selongsong maka pada selongsong itu dipasang sekat--sekat. Dalam kontruksinya

    sekat-sekat terbuat dari lembaran logan berbentuk piring bundar yang satu sisnya

    dipotong. Dalam praktek biasanya segmen itu dipotong pada tinggi seperempat

    10

  • diameter selongsong. Sekat-sekat demikian disebut sekat 25 persen (25 persen

    baffles) . Sekat itu lalu diberi lubang-lubang untuk melakukan tabung-tabung. Agar

    kebocoran dapat dibuat minimum ruang bebas pemasangan antara sekat dan

    selongsong dan tabung harus dibaut sekecil mungkin. Sekat itu ditunjang oleh sebuh

    atau beberapa buah batangan pemandu C yang dipasangkan diantara kedua plat

    tabung (tube sheet) dan dengan sekrup pengencang. Agar sekat-sekat itu terpasang

    erat ditempatnya pada batangan itu dipasang pula potongan-potongan tabung

    pendek sebagai penjaga jarak anatara sekat-sekat. Dalam merakit penukar kalor itu

    plat tabung harus dipasang terlebih dahulu lalu berturut-turut batangan penunjang,

    penjarak (tabung penjaga jarak) dan sekat dan barulah tabung-tabungnya.

    Peti gasket (stuffing Box) gunanya adalah untuk menampung kemungkinan

    ekspansi tabung itu. Tetapi kontruksi ini hanya praktis untuk selongsong kecil. Alat

    penukar panas pipa ganda terdiri atas dua pipa konsentris yang ujungnya-ujungnya

    dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kontak-kontak penyekat (stuffing box).

    Tidak seperti pada kontruksi pipa lurus yang pada panjangnya-panjangnya tertentu

    harus dipasangi elemen kompensasi pemuaian , pada kontruksi yang berbentuk

    kumparanhal itu sudah ada dengan sedirinya.

    Alat penukar panas pipa ganda seringkali digunakan sebagai saluran

    penghubung antar alat yaitu bila cairan panas tidak boleh terdinginkan pada waktu

    transportasi. Alat pertuakaran panas jenis ini digunakan sebagai alat pemanas atau

    pendingin yang sesunguhnya bila diinginkan laju alir yang kecil dan trekanan yang

    tinggi.

    II.4 Counterlow double pipe heat exchangers

    Definisi

    Peralatan transfer panas dapat didefinisikan tergantung pada keseluruhan fungsinya

    dalam suatu proses.

    11

  • Peralatan transfer panas :

    a) Exchangers

    Mengubah panas antara 2 aliran proses. Menggunakan steam dan cooling

    water. Steam dan cooling water adalah utilitas yang tidak dapat disamakan

    fungsinya dalam aliran produk yang dapat direcoery.

    b) Heaters

    Paling utama digunakan untuk proses memanaskan fluida dan steam, selalu

    digunakan sebagai bahan pemanas dalam proses ini, meskipun bahan bakar

    minyak dapat digunakan untuk tujuan yang sama.

    c) Coolers

    Digunakan untuk proses pendinginan fluida. Media pendingin yang sering

    digunakan adalah air

    d) Condenser

    Adalah coolers yang tujuan utamanya adalah memindahkan panas latent

    disamping panas sensible.

    e) Reboiler

    Tujuan dari reboiler adalah untuk mensupply panas dalam proses distilasi

    sebagai panas latent.

    f) Evaporator

    Digunakan untuk konsentarsi larutan dengan eaporasi air.

    g) Vaporizer

    Jika fluida yang lain divaporasi disamping air, maka kita menggunakan

    vaporizer.

    Gambar Double Pipe Exchanger

    12

  • Bagian-bagian paling penting dari 2 sets pipa konsentris, 2 tees yang

    dihubungkan, sebuah return head, sebuah bend. Inner pipa dihubungkan dengan

    outer pipa dengan packing glands dan fluida masuk ke inner pipa melalui threaded

    connection yang letaknya diluar bagian section exchanger.

    Tees (fitting) memiliki nozzles atau penghubung baut yang mengatur masuk

    dan keluar dari annulus fluid dimana aliran berlawanan dari sisi satu ke sisi yang

    lain melalui return head. Inner pipa yang panjang diubungkan dengan return bend

    yang selalu di expose dan tidak menyediakan permukaan perpindahan panas yang

    efektif.

    Double pipe exchanger sangat berguna karena dapat dipasang dengan

    berbagai fitting piapa dari bagian standard dan menyediakan dalam permukaan

    transfer panas yang mahal. Ukuran standard dari Tees dan return head dapat dilihat

    dari tabel dibawah ini.

    Outer Pipe, IPS Inner pipa, IPS2 1,75

    2,5 1,753 24 3

    Double pipe exchanger selalu dipasang dalam 12ft, 15ft atau 20ft panjang

    efektif. Panjang efektif menjadi jarak setiap lengan dimana heat transfer terjadi dan

    memasuki inner pipa yang menjulang dari inner pipe ke bagian exchanger.

    13

  • Kerugian yang sangat prinsip terjadi didalam penggunaan double pipe

    exchangers terdapat sejumlah kecil transfer panas pada permukaan yang dilapisi

    single hairpin. Ketika peralatan destilasi digunakan pada proses industri banyak tipe

    yang dibutuhkan.

    Jumlah panas yang dibutuhkan permukaan dan seiap double pipe exchangers

    mengatakan bahwa tidak lebih dari 14 ponts kekeurangna yang tidak boleh terjadi.

    II.5 Koefisien Film Untuk Fluida Dalam Pipa Dan Tube

    Persamaan (3.42) ditemukan untuk beberapa panas minyak didalam pipa

    berdasarkan data Morris dan Whitman. Sieder dan Tate membuat sebuhan hubungan

    antara koefisien pemanasan dan pendinginan, pada prinsipnya fraksi minyak

    didalam orizontal dan ertikal tubes dan termasuk ke dalam persamaaan aliran

    dimana DG/ < 2100

    14.03114.0

    31

    486.186.1

    =

    =

    ww

    i

    kLwc

    LD

    kcDG

    kDh

    pi

    .. (3)

    Dimana :

    L : panjang total perpindahan panas sebelum pencampuran terjadi

    Persamaan (1) meberikan definisi maksimum dengan rata-rata 12% dari Re = 100 ke Re = 2100 kecuali untuk air. Sekitar range transisi data mungkin terjadi

    aliran turbulen

    14.0318.0

    027.0

    =

    w

    i

    kcDG

    kDh

    14

  • (1) didapat De = ( )( ) ( )1212

    21

    22

    44

    DDDDDD

    =

    +

    pi

    pi. ....................... .....(.4)

    (2)Hitung frictional Reynolds number, Rea = DeGa/.

    (3) Fa = 4fG2L/2g2De, ft.

    (4) pintu masuk dan keluar, one velocity head per hairpin:

    Fl = hairpinftgV /

    '2

    2

    (Fa + Fl)/144 = Pa, psi.

    (5) mass velocity, Ga = w/aa, lb/(hr)ft2)

    (6) Didapat pada Tc atau tc, lb/(hr)ft) = centipoises x 2,42. Dari Dc ft, Ga lb/

    (hr)ft2), lb/(hr)(ft) didapat Reynolds number,

    (7) Dari gambar dimana jH = (hoDe/k)(c /k)-1/3(/ w)-0,14 vs DeGa/ , didapat jH(8) Dari c, , dan k, semua didapat pada Tc atau tc untuk menghitung (c /k)1/3

    (9) Untuk mendapatkan ho, kalikan jH dengan (k/De) (c /k)1/3( = 10) atau

    ( )( )( )FfthrhoBtuxk

    cDek

    kc

    khoDe o

    w

    23

    114,031

    /0,1 =

    Overall coefficient:

    (10) Hitung Uc = hioho/( hi+ho), Btu/(hr)(ft2)(oF).

    (11) hitung UD dari 1/UD = 1/Uc + Rd

    (12) hitung A dari Q = UD A t yang bisa diartikan panjang.

    Perhitungan P. Harus diketahui total panjang dari alur untuk keperluan

    perhitungan heat-transfer

    15

    GaDe

    a.Re =

  • Bagian dalam pipa:

    (1) untuk Rep pada nomor (6) diatas didapat f dari persamaan (3.46) atau (3.47b)

    (2) Fp = 4FG2L/2g2D,ft ......................(5)

    Fp/144 = Pp, psi.

    Double Pipe Exchanger dalam rangkaian Seri-Parallel

    II.6 Faktor Fouling

    Overall koefisien perpidahan panas dapat dihitung dari persamaan Fourier

    dengan diketahuinya luas permukaan A, Q, dan t yang ada pada komdisi

    16

  • prosesnya. Maka U = tA

    Q. . Jika luas permukaan A tidak diketahui, maka U dapat

    diperoleh tanpa menggunakan persamaan Fourier dari dua koefisien film.

    Pengabaian tahanan pipe-wall :

    U1

    = Rio + Ro = ioh1

    + oh

    1 (6)

    U = oio

    oio

    hhhh

    +

    . ..(7)

    Ketika perpindahan panas berjalan terhadap fungsi waktu, pengotor dan scale

    deposit pada bagian dalam pipa, penambahan resistance dua atau lebih tahanan

    dimasukkan dalam perhitungan U pada persamaan (6).

    Penambahan resistance akan mengurangi harga orginal U, dan dikehendaki

    besarnya panas tidak lebih besar dari yang ditansfer oleh luas permukaan A. T2 mengalami kenaikan dan t2akan turun pada temperature outlet, meskipun hi dan

    hokonstan. Untuk mengatasi hal ini, biasanya peralatan didesain untuk

    mengantisipasi deposisi dari pengotor dan scale oleh penempatan resistansi Rdyang

    disebut pengotor (dirt), scale, atau factor fouling, atau resistance.

    Rdi menjadi factor pengotor untuk annulus pada diameter inside dan Rdo menjadi factor annulus pada diameter outside dari bagian dalam pipa.

    Harga U diperoleh dari persamaan (7) hanya ioh1

    dan oh

    1 dapat

    dipertimbangkan dengan "clean overall coefficient" yang ditunjukkan oleh UC yang

    memperlihatkan bahwa factor pengotor belum dihitung. Koefisien yang meliputi

    tahanan factor pengotor disebut desain atau dirty overall coefficient UD. harga A

    yang megkorespondensi untuk UD lebih sering digunakan dari pada UC.

    17

  • Hubungan antara UC dan UD adalah sebagai berikut :

    DU1

    = CU

    1 + Rdi + Rdo

    Atau dapat disetting :

    Rdi + Rdo = Rd (8)

    DU1

    = CU

    1 + Rd (9)

    Dengan demikian, untuk double pipe Heat Exchanger, nilai hi dan ho dapat

    diperkirakan sekitar 300 dan 100, maka :

    CU1

    = ioh1

    + oh

    1 = 0,0033 + 0,01 = 0,0133

    Atau UC = 0133,01

    = 7,50 Btu/(hr)(ft2)(oF)

    Rdi = 0,001 (hr)(ft2)(oF)/Btu

    Rdo = 0,0015

    Rd = Rdi + Rdo = 0,0025

    Sehingga :

    DU1

    = CU

    1 + Rd = 0,75

    1 + 0,0025 = 0,0158 (hr)(ft2)(oF)/Btu

    Atau

    DU1

    = 158,01

    = 63,3 Btu/(hr)(ft2)(oF)

    Persamaan Fourier untuk luas permukaan A pada pengotor (dirt) adalah :

    Q = UD . A . t ..................(10)

    II.7 Tekanan Jatuh Pada Suatu Pipa Dan Pipa Beranulus

    18

  • Tekanan jatuh pada pipa di dalam exchanger memudahkan kita untuk

    mengendalikan suatu fluida melalui exchanger. Pompa dapat kita gunakan di dalam

    proses fluida untuk mencukupkan kapasitas yang diinginkan karena adanya

    kapasitas yang hilang diakibatkan oleh gaya gesekan yang terjadi disebabkan oleh

    pemipaan, sambungan pipa, control regulator dan tekanan jatuh di dalam exchanger

    itu sendiri

    Tekanan jatuh pada suatu pipa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

    Fanning. Untuk tekanan jatuh pada fluida yang mengalir pada suatu annulus, dengan

    menggantikan nilai D pada bilangan Reynolds dengan Dc untuk mendapatkan nilai f.

    Persamaan Fanning yang baru adalah :

    cDgLfGF '2

    2

    24

    =

    II.8. Perhitungan Pada Double Pipe Heat Exchanger

    Persamaaan persamaan yang telah ada sebelumnya dapat kita

    kombinasikan menjadi perhitungan double pipe heat exchanger. Perhitungan

    sederhana dari jenis exchanger ini adalah menghitung ho dan hio untuk mendapatkan

    Uc. Nilai Uc dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Fourier tAU p =Q

    Biasanya permasalahan pertama adalah menentukan dimana fluida harus

    diletakkan didalam annulus atau di dalam pipa dalam. Hal ini akan memepercepat

    dengan menentukan ukuran yang sesuai dan laju daerah untuk kedua aliran. Untuk

    tekanan jatuh yang bernilai sama pada aliran yang panas dan yang dingin untuk

    menentukannya haruslah bernilai yang paling dekat dengan kecepatan massa dan

    tekanan jatuh. Berikut ini adalah table untuk perkiraan standard dari diameter double

    pipe dan daerah laju yang dapat dilewatinya.

    Exchanger, IPSFlow area, in2 Annulus, in

    Annulus Inner Pipe dc dc

    19

  • 2 x 11/4 1.19 1.50 0.915 0.402 x 11/4 2.63 1.50 2.02 0.813 x 2 2.93 3.35 1.57 0.694 x 3 3.14 7.38 1.14 0.53

    Bagaimanapun perhitungan pressure drop sebesar 15 atau 20 psi dan

    malebihi kapasitas head. Bagaimana kemudian beban panas dapat ditransfer dengan

    tekanan yang tersedia di head ? Satu kemungkinan yaitu menggunakan by-pass jadi

    hanya atau 2/3 dari fluida saja yang mengalir melalui exchanger dan reminder

    melalui by-pass. Ini bukanlah solusi yang ideal, sejak aliran menurun menyebabkan

    beberapa kerugian dalam desain. (1) Aliran menurun mengalir melalui exchanger

    menurunkan mass velocity Ga dan koefisien ho . Sejak kedua koefisien tersebut

    hampir sama, 323 Vs 276, penurunan ukuran manapun dalam Ga menurunkan Uc dengan hampir Ga0,8 . (2) Jika sedikit liquid berputar melalui annulus, maka harus

    didinginkan terlebih dahulu, melebihi range yang lebih panjang daripada 160

    menjadi 100o F sehingga, pada pencampuran dengan liquid by-pass, hasil proses

    memiliki temperatur 100o F. sebagai contoh, bagian yang berputar malalui annulus

    mungkin harus didinginkan melebihi range dari 160 sampai 85o F tergantung pada

    persen by-pass. Temperatur outlet 85o F mendekati bagian dalam pipa masuk, 80o F

    sebenarnya, dan perbedaan suhu yang baru pada t1, yaitu 5o F menurunkan LMTD.

    Dua efek, penurunan Uc dan LMTD, meningkatkan angka hairpins secara signifikan

    meskipun beban panas konstan. Membalikkan lokasi dengan menempatkan benzen

    dalam annulus tidak memberikan solusi untuk kasus ini, sejak aliran benzen lebih

    besar dari aliran toluen. Kemungkinan dari membalikkan lokasi aliran harus selalu

    diuji terlebih dahulu.

    20

  • Satu solusi masih mungkin, bagaimanapun, meskipun semua solusi di atas

    gagal. Andaikan bahwa alirannya terlalu besar untuk diakumulasi dalam beberapa

    exchanger dalam series dibagi dalam setengah bagian dan tiap bagian melewati tepi

    satu exschanger melalui bagian dalam pipa. Membagi aliran menjadi dua bagian

    sementara menjaga area aliran konstan menghasilkan sekitar 1-8 dari seri pressure

    drop, sejak G dan L menjadi dua dan produk G2L menjadi 1-8. Sementara koefisien

    film akan menurun juga, perbedaan temperatur yang tidak diinginkan dari by-

    passing dapat dihindari, dimana disana terdapat subtansi yang tidak seimbang antara

    aliran berat dari dua aliran karena satu beroperasi melebihi range panjang dan yang

    satunya melebihi range yang sangat pendek. Aliran besar setiap aliran pararel dapat

    juga mengalir melalui beberapa exchanger dalam seri di dalam setiap bank pararel.

    Bentuk pararel stream seharusnya tidak di rancukan dengan parael flow. Bentuk

    tersebut tertuju pada pembagian aliran dari satu fluida, sementara yang lainnya

    tertuju pada arah aliran antara 2 fluida.

    Perbedaan Temperatur Sesungguhnya Untuk Susunan Sri-Pararel

    LMTD telah menghitung dari T1, T2, t1, dan t2 untuk susunan seri tidak akan

    sama untuk susunan seri-pararel. Setengah pipa fluida memasuki bagian atas

    exchanger II, dimana fluida annulus panas, dan setengah lainnya masuk melalui

    bagian bawah heat exchanger I dimana fluida annulus telah didinginkan sebagian.

    Sementara exchanger di dalam seri tidak mentransfer sejumlah panas yang sama,

    hubungan seri-pararel meskipun merugikan, bagian bawah exchanger menghitung

    hanya sedikit panas yang di transfer. Jika perbedaan suhu sebenarnya disebut t, tida

    akan sama dengan LMTD untuk kondisi proses meskipun kedua exchanger

    beroperasi secara counterflow.

    21

  • Dengan menganggap kedua exchanger di desain secara I dan II. Suhu

    intermediet I, dan produk dan aliran pararel didesain secara t2; dan t1. Dan

    temperatur campuran yaitu t2

    Untuk exchanger I, memilkiki setengah dari permukaan

    Q1 = WC (T T2) = 2UA

    x LMTD1

    Dan

    LMTD1 = )12/()2'ln()12()'(

    tTtTtTtT

    Sehingga menjadi :

    WCUA

    2 = )12()2'(

    )2(tTtT

    TT

    ln 122'tT

    tT

    Susun ulang

    WCUA

    2 = )12'()2(

    )2(ttTT

    TT

    ln )12()2'(

    tTtT

    = )2/()12'(11

    TTtt ln 122'tT

    tT

    RI = ( )( )12

    2

    ttTT

    I

    = WCwc

    2

    22

  • WCUA

    2 =

    1II

    RR ln

    12

    2

    tTtT I

    (11)

    Begitu juga untuk exchanger II

    QII = WC(T1 T) = 2UA

    x LMTDII (12)

    LMTDII = ( ) ( )

    ( ) ( )121121

    /ln tTtTtTtT

    II

    II

    (13)

    Karena

    RII = WCwc

    ttTT

    II 2121

    =

    Maka,

    1

    21ln12 tT

    tTR

    RWCUA II

    II

    II

    = (14)

    Karena c dan C diasumsikan konstan,

    RI = RII = R = WCwc

    2(15)

    Karena

    SI = 1

    12

    tTtt I

    MI = 1

    2

    tTTT

    MakaMI = R SI

    Begitu juga. maka :

    23

  • SII = 11

    12

    tTtt II

    MII = 11

    1

    tTTT

    R dan S adalah perbandingan dimana terjadi pengulangan secara berulang-ulang dalam hasil dari perbedaan temperature t dari LMTD. S adalah

    perbandingan dari fluida dingin sampai meliputi temperature maksimum,

    belakangan perbedaan temperature terjadi pada kedua temperature inlet, T1 dan t1Tetapi

    MII = IISR

    1 - SI = 1

    12

    1

    1

    1

    2

    tTtt

    tTtT

    tTtT II

    =

    III

    SRS

    tTtT

    =

    11

    12

    2

    Dan dari persamaan (11)

    I

    I

    SRS

    RR

    WCUA

    =

    11ln

    12 (16)

    Dan dari persamaan (14)

    II

    II

    SRS

    RR

    WCUA

    =

    11ln

    12 (17)

    Dengan membandingkan persamaan (16) dan (17)

    II

    II

    I

    I

    SRS

    SRS

    =

    11

    11

    Oleh karena ituSI = SII

    MI = MII

    24

  • Penggabungan persamaan (16) dan (17),

    12

    2ln1

    211ln

    12

    tTtT

    RR

    SRS

    RR

    WCUA I

    I

    I

    =

    = (17.a)

    Dimana T adalah variable yang tidak diketahui, dank arena MI = MII,

    1

    2

    11

    1

    tTTT

    tTTT

    =

    T2 2t1T + t1(T1 + T2) T1T2 = 0 (18)

    Persamaan (18) dikuadratkan, sehingga menghasilkan

    T = ( )[ ]2

    4442 212112

    1 TTTTttt I +

    = t1 ( )( )1211 tTtT (19)Tanda minus digunakan ketika heaing medium berada dalam pipa, dan tanda

    plus digunakan ketika cooling medium berada dalam pipa.

    Substitusi untuk T pada persamaan (18),

    ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( )

    +

    =

    1211

    1211111ln1

    2tTtTR

    tTtTtTRR

    RWCUA

    =

    +

    RtTtT

    RR

    RR 11ln

    12 2

    1

    12

    11 (20)

    t adalah nilai tunggal untuk susunan jumlah seri-paralel; jadi

    Q = UA t = WC(T1 T2) (21)

    t = ( )21 TTUAWC

    UAQ

    = (22)

    25

  • Hal ini sesuai dengan asal mula pemakaian dari definisi untuk perbedaan

    temperature yang sebenarnya dalam batas temperature maksimum T1 t1 :

    ( )11 tTt = (23)

    Bandingkan persamaan (22) dan (23),

    ( ) ( )1121 tTTTUAWC

    =

    ( )( )11

    21

    tTUATTWC

    =

    Karena M = (T1 T2) / (T1 t1), definisikan P = (T2 t1) / (T1 t1) dan UA/WC = M/ , sehingga

    P + M = 1 atau M = 1 - PBandingkan dalam persamaan (21)

    +

    =

    RPRR

    RR

    WCUA 111ln

    12 2

    1

    (24)

    Atau

    +

    =

    RPRR

    RRP 111ln

    121

    21

    (25)

    Jika dikembangkan dalam cara yang umum hal itu dapat ditunjukkan, unuk one

    series hot stream dan n parallel cold stream, persamaan (25) menjadi

    +

    =

    RPRR

    RRnP n 111log

    13.21

    1

    (26.a)

    26

  • Dimana

    ( )1221

    ttnTTR

    =

    Untuk one series cold stream dan n parallel hot stream,

    ( )

    +

    =

    R

    PR

    RnP n

    111log

    13.21

    (26.b)

    Dimana

    11

    21

    tTtTP

    = dan ( )

    12

    21

    ttTTnR

    =

    27

  • BAB III

    KESIMPULAN

    1. Perpindahan panas akan terjadi apabila ada perbedaan temperatur antara 2

    bagian benda.

    2. Panas dapat berpindah dengan 3 cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

    3. Karakteristik alat perpindahan panas ditentukan oleh beberapa faktor, antara

    lain:

    a. jenis fluida yang akan dipertukarkan panasnya

    b. laju alir fluida

    c. tipe aliran yang dipakai (co-current atau counter-current)

    d. letak fluida panas dan dingin, di dalam atau di luar alat penukar panas

    tersebut.

    4. Perhitungan perpindahan klalor didasarkan atas luas penukaran pemanasan

    yang dinyatakan dalam laju panas per luas permukaan atas dasar luas

    bidang tempat berlangsungnya aliran panas.

    5. Double pipe exchanger sangat berguna karena dapat dipasang dengan

    berbagai fitting piapa dari bagian standard dan menyediakan dalam

    permukaan transfer panas yang mahal.

    28

  • DAFTAR PUSTAKA

    www. google. id. com. Double Pipe Exchanger.

    Kern. 1991. Heat Transfer Process.

    Bird. 1985. Transport Phenomena.

    Welty, James R.. 2000. Fundamental of Momentum, heat, and Mass Transfer

    fourt Edition. Jhon wiley and Sons Inc : Toronto.

    29

  • 30