13312010-Hizkia Natanael-I.pdf
-
Upload
hizkia-natanael -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
Transcript of 13312010-Hizkia Natanael-I.pdf
-
Tugas I TF3202 Lingkungan dan Energi
Risalah Global Warming Berbasis Kondisi Lingkungan Sehari-hari Hizkia Natanael/13312010
Global Warming
Globab warming adalah terminologi yang dipakai
untuk mendeskripsikan kenaikan suhu rata-rata
pada permukaan bumi baik pada atmosfir
maupun pada samudera secara bertahap. Global
warming dipercaya dapat mengubah iklim bumi
secara permanen jika tidak segera diatasi. Hal ini
diketahui dari data dan fakta yang dikumpulkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa temperatur
bumi secara rata-rata memang meningkat. Pada
100 tahun terakhir, suhu bumi telah naik antara
0.4 hingga 0.8 C. Penyebab utama dari global
warming 50 tahun belakangan adalah
peningkatan volume karbon dioksida, dan gas-gas
lainnya yang menyebabkan efek rumah kaca.
Peningkatan ini terjadi karena penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan lahan yang tidak
terencana, dan aktivitas manusia lainnya. Diprediksikan pada tahun 2100, temperatur global
dapat naik antara 1.4 hingga 5.8 C.
Apa dampak global warming bagi keseharian manusia? Salah satu yang dapat dirasakan
adalah kenaikan permukaan laut akibat mencairnya gunung es di kutub. Selain itu,
perubahan iklim mengakibatkan kenaikan jumlah badai dan kejadian-kejadian lainnya yang
berhubungan dengan cuaca.
Dampak Global Warming di Indonesia
Menurut Verena Puspawardhani, koordinator kampanye
bidang iklim dan energi World Wils Fund (WWF)
Indonesia, sudah banyak ditemukan dampak pemanasan
global di Indonesia. Dampak tersebut di antaranya adalah
ketidakteraturan musim di Indonesia. Musim kemarau
menjadi lebih panjang, yang memiliki dampak pada gagal
panen. Selain itu, krisis air bersih, kebakaran hutan,
punahnya berbagai jenis flora dan fauna adalah contoh
dari dampak global warming di Indonesia. Fakta lainnya,
90-95% karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya
suhu air laut. Bagi kesehatan, menurut Verena,
Grafik 1 Konsentrasi CO2 di Atmosfer
Grafik 2 Kenaikan permukaan laut
-
pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan
demam berdara. Setiap tahunnya di Indonesia, semakin banyak pasien penderita penyakit
ini.
Contoh Kasus Dampak Global Warming di Indonesia
Pada tanggal 13 Juli 2014 Jakarta mengalami penurunan suhu drastis hingga mencapai suhu
23,6C dari sekitar 31,2C. Fenomena ini langka terjadi, terutama di wilayah DKI Jakarta.
Oleh karenanya, Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG kemudian melakukan analisa
pada 6 stasiun di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah (Cengkareng,
Kemayoran, Tj. Priok, Curug, Cilacap, Citeko dan Dramaga) dan memperoleh hasil seperti
pada Grafik berikut.
Fenomena pada tanggal 13 Juli 2014 tersebut diakibatkan oleh penurunan suhu udara di
timur dan tenggara Australia, tepatnya di Queensland yang terjadi pada tanggal 12 Juli 2014.
Selain itu, benua Australia bagian barat mengalami cold front. Di Brisbane sendiri, badan
-
meteorologi Australia, BoM, mencatat suhu pada jam 7 pagi di Brisbane mencapai 3.3C,
dimana biasanya rata-rata suhu tahunan adalah 12C. Hal ini merupakan suhu terendah
sejak 103 tahun yang lalu tepatnya tanggal 28 Juli 1911.
Pada bulan Juli, pergerakan semu harian matahari mengakibatkan seakan-akan matahari
terlihat berada di belahan bumi utara setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan perbedaan
tekanan udara antara wilayah bumi bagian utara yang memiliki tekanan udara yang lebih
rendah dibandingkan dengan bumi bagian selatan. Secara umum, udara akan bergerak dari
selatan ke utara pada bulan tersebut. Pada kondisi normal, di sekitar selatan NTT terbentuk
tekanan udara cukup rendah sehingga pergerakan massa udara ini tidak terlalu berpengaruh
pada pulau Jawa. Akan tetapi, pada tanggal 10-13 Juli 2014, tekanan udara cukup rendah
tersebut tidak terbentuk sehingga angin dingin dari Australia dapat berhembus ke pulau
Jawa. Dari data angin di stasiun Cengkareng dan Curug, kecepatan angin tercatat cukup
kencang yaitu diatas 20 knot.
Massa udara yang dibawa dari bumi bagian selatan menuju bumi bagian utara melewati
wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang dingin dan kering. Hasil pengamatan citra
satelit MTSAT untuk parameter water vapour untuk massa udara di wilayah Indonesia dan
Australia menunjukkan adanya massa udara kering dari Australia yang bertiup masuk ke
wilayah Indonesia. Pada tanggal 13 Juli 2014, fenomena ini memuncak di mana massa udara
kering tersebut mendorong uap air ke sebelah selatan pulau Jawa. Hal ini memperkuat
bahwa massa udara kering dari benua Australia bertiup memasuki wilayah Indonesia dan
memberikan dampak pada cuaca saat itu. Pengaruh yang cukup signifikan ini dapat
dirasakan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Mengapa di Australia dapat terjadi cold front dan penurunan suhu secara signifikan?
Beberapa studi memang menunjukkan bahwa global warming menyebabkan penurunan
suhu pada beberapa bagian di dunia. Es baik di kutub utara maupun kutub selatan yang
mencair mempengaruhi pergerakan udara secara global. Hal ini menyebabkan suhu dingin
di Australia yang dibawa oleh angin pada periode tertentu, terutama di musim dingin. Tidak
hanya di Australia, hal ini juga berlaku di Asia tengah dan Eropa, pada periode tahunan
lainnya. Riset yang dipublikasikan pada jurnal Nature Geoscience, mendukung studi-studi
sebelumnya yang menunjukkan bahwa pada musim dingin, iklim telah berubah. Pencairan
es ini sudah menurun secara signifikan selama tiga sampai empat dekade lalu.
Menurut Colin Summerhayes, anggota dari Scott Polar Research Institute di Cambride,
penurunan suhu ini dapat membuat orang-orang berpikir bahwa global warming telah
berhenti. Akan tetapi, hal ini salah. Karena meskipun pada daratan, laju pemanasan telah
berkurang, pemanasan di kutub masih berlangsung dengan cepat belakangan ini. Pendapat
lainnya yang memperkuat dari Professor Jennifer Francis dari Rutgers University di New
Jersey menyatakan bahwa berdasarkan pada bukti bukti ini, bersamaan dengan studi
lainnya belakangan ini, kita dapat berkata bahwa respon ini nyata.
-
Penanggulangan Global Warming di Indonesia
Penanggulangan Global Warming di Indonesia telah berlangsung sejak beberapa tahun
belakangan ini. Beberapa diantaranya adalah
Mengurangi aktivitas yang menghasilkan gas rumah kaca (GRK) dan bahan perusak
ozon (BPO) dengan cara
o Mengurangi emisi gas karbon dengan mengurangi pembakaran sampah di
tempat pembuangan akhir, kawasan pertanian, peternakan, dan kawasan
lainnya
o Penggalakan pembangunan TPA sanitary landfill dalam usaha pengurangan
emisi gas metan dan karbon.
o Membatasi penggunaan alat-alat yang membutuhkan atau menghasilkan
BPO.
o Penggunaan alat-alat yang lebih ramah lingkungan
o Pembangunan pembangkit listrik yang tidak menggunakan bahan bakar fosil
o Penghematan penggunaan energi
o Penggalakan penggunaan bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakar
kayu atau fosil
o Penggalakan kendaraan bermotor berbahan bakar gas, tenaga surya, fuel cell,
dan hibrid
o Mewajibkan uji emisi pada setiap kendaraan dan pemasangan catalitic
converter pada kendaraan dengan gas buang yang melebihi ambang batas
o Penyaringan emisi pada berbagai cerobong yang menghasilkan GRK
Menjaga keberadaan daerah terbuka hijau dalam upaya mempertahankan
keberadaan daerah resapan air maupun resapan karbon dengan cara
o Mencegah terjadinya penebangan liar
o Mencegah konversi ruang terbuka hijau menjadi bangunan
o Mencegah perusakan hutan mangrove
o Meningkatkan pembangunan hutan kota dan kabupaten
o Mencegah pembangunan di daerah resapan air
Meningkatkan kepedulian terhadap data lingkungan, laut, darat, dan udara, dengan
cara
o Memperkuat keberadaan data lingkungan laut, darat, dan udara.
o Monitoring terhadap perubahan variabilitas iklim.
o Monitoring perubahan garis pantai
o Monitoring kenaikan permukaan laut
o Monitoring terhadap kemungkinan banjir maupun kekeringan
o Monitoring terhadap berkurangnya ketersediaan air
Melakukan perencanaan tata ruang yang berwawasan lingkungan yang memadukan
antara perencanaan ruang laut, pesisir, dan daratan
Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap upaya memperlambat dan mencegah
terjadinya global warming
-
Referensi:
Suwedi,Nawa. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Pemanasan Global. J. Tek .
Ling. P3TL-BPPT.2005.
http://www.livescience.com/topics/global-warming/
http://www.alpensteel.com/article/133-230-pemanasan-global/1589--efek-global-warming-
terhadap-perubahan-iklim
http://www.ahmadsains.com/2013/06/dampak-global-warming-pemanasan-global.html
http://wwvw.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Publikasi/Artikel/Default.bmkg
http://www.couriermail.com.au/news/queensland/brisbane-hits-coldest-temperature-in-
103-years/story-fnihsrf2-1226986116278?nk=05f085ca0787092d8d9c457a45db2f08
http://www.independent.co.uk/environment/climate-change/global-warming-will-make-
our-winters-colder-9819825.html
http://www.rumah.com/berita-properti/2014/11/71489/mulai-1-januari-2015-freon-
perusak-ozon-dilarang