13 kewenangan mengadili

3
KEWENANGAN MENGADILI KEWENANGAN MENGADILI Kewenangan mengadili (kompetensi mengadili) dalam Kewenangan mengadili (kompetensi mengadili) dalam ilmu pengetahunan dikenal 2 kekuasaan yaitu : ilmu pengetahunan dikenal 2 kekuasaan yaitu : 1. 1. Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai pemberian kekuasaan mengadili pemberian kekuasaan mengadili (attributie van (attributie van rechtsmacht / kompetensi absolut) kepada suatu rechtsmacht / kompetensi absolut) kepada suatu peradilan yang menanganinya perkara tersebut, peradilan yang menanganinya perkara tersebut, 2. 2. Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai pembagian kekuasaan mengadili pembagian kekuasaan mengadili (distributie van (distributie van rechtsmacht / kompetensi relatif) diantaranya masing rechtsmacht / kompetensi relatif) diantaranya masing masing pengadilan dalam lingkungan peradilan. masing pengadilan dalam lingkungan peradilan. Kewenangan mengadili diatur dalam Pasal 84, 85, dan Kewenangan mengadili diatur dalam Pasal 84, 85, dan 86 KUHAP (kompetensi relatif) yaitu : 86 KUHAP (kompetensi relatif) yaitu : Pengadilan berwenang mengadili suatu perkara Pengadilan berwenang mengadili suatu perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya, hukumnya, SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1

Transcript of 13 kewenangan mengadili

Page 1: 13 kewenangan mengadili

KEWENANGAN MENGADILIKEWENANGAN MENGADILIKewenangan mengadili (kompetensi mengadili) dalam ilmu Kewenangan mengadili (kompetensi mengadili) dalam ilmu pengetahunan dikenal 2 kekuasaan yaitu :pengetahunan dikenal 2 kekuasaan yaitu :

1.1.Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai pemberian pemberian kekuasaan mengadilikekuasaan mengadili (attributie van rechtsmacht / kompetensi absolut) (attributie van rechtsmacht / kompetensi absolut) kepada suatu peradilan yang menanganinya perkara tersebut,kepada suatu peradilan yang menanganinya perkara tersebut,

2.2.Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai Kekuasaan berdasarkan peraturan hukum mengenai pembagian pembagian kekuasaan mengadilikekuasaan mengadili (distributie van rechtsmacht / kompetensi relatif) (distributie van rechtsmacht / kompetensi relatif) diantaranya masing masing pengadilan dalam lingkungan peradilan.diantaranya masing masing pengadilan dalam lingkungan peradilan.

Kewenangan mengadili diatur dalam Pasal 84, 85, dan 86 KUHAP Kewenangan mengadili diatur dalam Pasal 84, 85, dan 86 KUHAP (kompetensi relatif) yaitu :(kompetensi relatif) yaitu :

Pengadilan berwenang mengadili suatu perkara mengenai tindak Pengadilan berwenang mengadili suatu perkara mengenai tindak pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya,pidana yang dilakukan dalam daerah hukumnya,

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1

Page 2: 13 kewenangan mengadili

Pengadilan negeri daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal, Pengadilan negeri daerah hukumnya terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, tempat ditemukan atau ditahan atau tempat berdiam terakhir, tempat ditemukan atau ditahan atau tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan negeri itu.tempat pengadilan negeri itu.

Apabila terdakwa melakukan beberapa tindak pidana dalam daerah Apabila terdakwa melakukan beberapa tindak pidana dalam daerah hukum yang berbeda, maka pengadilan itu masing masing berwenang hukum yang berbeda, maka pengadilan itu masing masing berwenang mengadili perkara pidana itu,mengadili perkara pidana itu,

Apabila beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut Apabila beberapa perkara pidana yang satu sama lain ada sangkut pautnya dilakukan oleh seorang dalam daerah hukum berbeda dengan pautnya dilakukan oleh seorang dalam daerah hukum berbeda dengan ketentuan dibuka kemungkinan penggabungan perkara tersebut.ketentuan dibuka kemungkinan penggabungan perkara tersebut.

Dalam hal keadaan daerah hukum “tidak mengizinkan” untuk Dalam hal keadaan daerah hukum “tidak mengizinkan” untuk mengadili suatu perkara (antara lain tidak aman daerah atau adanya mengadili suatu perkara (antara lain tidak aman daerah atau adanya bencana alam) maka atas usul ketua pengadilan negeri atau kepala bencana alam) maka atas usul ketua pengadilan negeri atau kepala kejaksaan negeri bersangkutan, mahkamah agung mengusulkan kejaksaan negeri bersangkutan, mahkamah agung mengusulkan kepada menteri kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk kepada menteri kehakiman untuk menetapkan atau menunjuk pengadilan negeri lain untuk mengadili perkara dimaksud (Pasal 85 pengadilan negeri lain untuk mengadili perkara dimaksud (Pasal 85 KUHAP). KUHAP). SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 2

Page 3: 13 kewenangan mengadili

Apabila seorang melakukan tindak pidana di luar negeri yang dapat Apabila seorang melakukan tindak pidana di luar negeri yang dapat diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka pengadilan negeri diadili menurut hukum Republik Indonesia, maka pengadilan negeri Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya (Pasal 86 KUHAP) Jakarta Pusat yang berwenang mengadilinya (Pasal 86 KUHAP) dalam penjelasan tersebut menganut asas personalitas aktif (asas dalam penjelasan tersebut menganut asas personalitas aktif (asas kebangsaan / actieve nationaliteitsbeginsel / undang undang yang kebangsaan / actieve nationaliteitsbeginsel / undang undang yang berlaku di suatu negara itu tetap dapat diberlakukan terhadap berlaku di suatu negara itu tetap dapat diberlakukan terhadap warganegaranya) dan personalitas pasif (asas perlindungan / warganegaranya) dan personalitas pasif (asas perlindungan / beschermingsbeginsel / bukan didasarkan kepada warganegaranya beschermingsbeginsel / bukan didasarkan kepada warganegaranya melainkan kepentingan negara yang dilindungi).melainkan kepentingan negara yang dilindungi).

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 3