12.BAB 1
-
Upload
anaszakaria -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of 12.BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Problem antara saudara kandung merupakan fenomena yang wajar
dialami oleh semua keluarga. Pada dasarnya setiap individu memiliki
pribadi yang berbeda antara satu sama yang lainnya. Orang tua harus dapat
mengarahkan anak tanpa ada yang membela satu pihak sehingga salah
satu anak tidak ada yang merasa tersisihkan dan merasa iri. Apabila orang
tua tidak dapat bertindak sebagai pihak netral maka akan ada konflik-
konflik tidak sehat yang terus ada dalam interaksi antar saudara. Konflik
tersebut yang terus dibiarkan akan menjadi sebuah persaingan yang tidak
sehat di dalam keluarga yang seharusnya tidak boleh terjadi. Berdasarkan
fakta keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan
anak apabila hubungan antar saudara baik, maka hubungan keluarga pun
akan cenderung baik pula. Sebaliknya jika hubungan antar saudara kurang
baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga
lainnya (Hurlock, 2009).
Kehadiran seorang anggota keluarga baru berpengaruh terhadap
anak yang lebih tua, bila perbedaan usia antara 2-3 tahun bisa dikatakan
merupakan suatu ancaman bagi anak yang yang lebih tua. Pada saat usia
anak yang paling tua masih kecil, konsep diri belum mateng sehingga
muncul perasaan terancam (Wong Donna, 2008)
1
2
Pemahaman ibu tentang tumbuh kembang anak akan menentukan
mutu tumbuh kembang anak itu sendiri. Anak dalam fase tumbuh
kembang, sangat membutuhkan perhatian ekstra dari ibu. Salah satu
masalah anak yang sangat mengganggu dirinya yaitu kehadiran anggota
keluarga baru (adik) atau gangguan dari kakaknya yang juga menuntut
perhatian ibu karena kesibukannya ibu dalam mengurus pekerjaan rumah
sehingga perhatiannya menjadi berkurang, hal tersebut menyebabkan anak
mencari perhatian dari ibu dengan cara bersaing dan menjadi penyebab
pertengkaran antara saudara. Anak yang merasa tidak menerima perhatian,
disiplin, respons dan perlakuan sama seperti saudaranya maka anak akan
menjadi marah dan iri terhadap saudaranya.
Peneliti belum menemukan adanya hasil penelitian-penelitian yang
menyebutkan besarnya angka kejadian sibling Rivalry secara pasti Negara
barat 82% dari beberapa keluarga, anak-anaknya mengalami sibling
Rivalry (Puspa, 2008). Menurut Shopiana (2008), seorang psikolog
memperoleh data dari pekalongan diperoleh 68,5% anak mengalami
sibling Rivalry dari 80 anak (Shopiana, 2008 dikutip Agustin, 2013).
Menurut McNerney dan joy dalam Setiawati dan Zulkaida (2007),
berdasarkan pengalaman yang diungkapkan beberapa orang Amerika
dilaporkan 55% mengalami kompetisi dalam keluarga dan umur antara 10-
15 tahun merupakan kategori tertinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ulfah Darajad (2006) dikelurahan Sumbersari Malang
diperoleh data dari 25 responden yaitu 18 orang responden menyatakan
tidak terjadi sibling rivalry dengan jumlah prosentase 72 %, dan 7 orang
3
menyatakan terjadi sibling rivalry dengan jumlah prosentase 28%.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan 20 maret 2015 di Desa Gayaman
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Melalui wawancara dengan
orang tua anak diketahui bahwa perkembangan anak yang menderita
Sibling Rivalry mengalami gangguan emosi diantaranya adalah mengalami
kemunduran atau depresi, suka mengejek, kritis. Hal ini telah dibuktikan
dengan perkembangan anak lainnya yang tidak mengalami Sibling Rivalry.
Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran
adik baru. Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru,
bergairah karena mendapat teman bermain baru, takut akan dilantarkan,
dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain.
Temperamin anak tertentu dan cara orang tua, memperlakukan anak adalah
faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaingan yang terjadi
diantara saudara kandung (Dewi, 2011).
Sibling Rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak merupakan
hal yang biasa yang terjadi sibling rivalry itu. Serta sibling rivalty juga
merupakan kecemburuan dan kemarahan yang lazim terjadi pada anak
karena kehadiran anggota keluarga baru dalam keluarga, yang dalam hal
ini adalah saudara kandungnya (Dewi, 2011).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencengah timbulnya
kecemburuan pada anak melalui cara-cara berikut: a) Melibatkan anak
dalam mempersiapkan kelahiran adik (selama masa kehamilan), b)
Menjadikan kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau
4
kunjungan pertama. c) Membiarkan kakak membantu menjaga adiknya. d)
Menyediakan waktu untuk anak yang lebih tua. e) Pembesuk harus
memahami bahwa anak yang lebih tua juga membutuhkan perhatian. f)
Mengajari kakak untuk mengajari adik baru lagu-lagu dan berbagai
permainan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,dapat
diambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan
pada An ”K” dengan Sibling Rivalry di Desa Gayaman Kecamatan
Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penerapan Asuhan Kebidanan pada
An ”K” dengan Sibling Rivalry di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar
Kabupaten Mojokerto.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan kebidanan pada An “K” dengan sibling rivalry
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada An ”K” dengan sibling rivalry
b. Menyusun Diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada An
”K” dengan sibling rivalry.
c. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang diberikan pada An”K”
dengan sibling rivalry.
5
d. Melaksanakan Asuhan Kebidanan yang diberikan pada An”K”
dengan sibling rivalry.
e. Mengevaluasi Asuhan Kebidanan yang diberikan pada An”K”
dengan sibling rivalry.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat menerapkan teori yang didapat diperkuliahan dan
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya serta memberi
pengalaman yang sangat berarti kepada peneliti dalam melakukukan
penelitian.
2. Manfaat Praktis
Sebagai acuan dalam pemberian asuhan kebidanan dan menghindari
terjadinya Sibling Rivalry.
3. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan dokumentasi
dan pengembangan bagi institusi pendidikan bidang kesehatan
khususnya tentang Sibling Rivalry.
F. Metode Penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
dalam bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas
tentang Asuhan Kebidanan yang diberikan pada pasien.
6
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain
1. Studi Kepustakaan yaitu; mengacu pada buku-buku dan makalah yang
berhubungan atau jurnal yang berkaitan Sibling Rivalry dengan
gangguan emosi.
2. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan Tanya jawab secara langsung pada
orang tua responden tentangSibling Rivalry.
3. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung pada responden.
4. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara komperhensif dan menyeluruh agar dapat
mengetahui Sibling Rivalry dengan gangguan emosi.
H. Tempat dan Waktu Penelitian
Studi kasus ini dilakukan pada 20 Maret 2015 di Desa Gayaman
Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.
I. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak Sibling Rivalry di Desa Gayaman dan
gangguan emosi.
7
J. Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan
Melalui latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat,
metode penulisan, teknik pengumpulan data serta
sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Pada tinjauan teori ini yang dibahas adalah kosep Dasar
Perkembangan Emosi, Konsep Dasar Sibling Rivalry, dan
Konsep Manajemen Kebidanan.
BAB III Tinjauan Kasus
Meliputi 5 langkah Varney yaitu pengkajian meliputi data
subyektif dan ob-yektif, identifikasi diagnosa dan masalah,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV Pembahasan
Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek
dilapangan yaitu pada tinjauan kasus pada anak dengan
Sibling Rivalry.
BAB V Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran