129078455-Bronkopneumonia-ppt

30
PRESUS Pasien Dengan Bronkopneumonia Oleh Annisa Rizki Ratih Pratiwi 1310.221.086 1

Transcript of 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Page 1: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

PRESUS

Pasien Dengan BronkopneumoniaOleh

Annisa Rizki Ratih Pratiwi1310.221.086

1

Page 2: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Alloanamnesis dilakukan terhadap Ayah dan Ibu pasien pada tanggal 2 juli 2014 pk.22.00 di Bangsal Flamboyan.

Nama : M. ANGTgl/jam lahir : 4 November 2013Berat badan : 8000 GramTanggal masuk : 29 juni 2014Jenis kelamin : Laki-lakiAlamat Lengkap : Gardu Pocalan, Magelang

Page 3: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

SUBJEKTIF

Page 4: 129078455-Bronkopneumonia-ppt
Page 5: 129078455-Bronkopneumonia-ppt
Page 6: 129078455-Bronkopneumonia-ppt
Page 7: 129078455-Bronkopneumonia-ppt
Page 8: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Bronkopneumonia

Peradangan pada parenkim paru yang melibatkanbronkus/bronkiolus yang berupa distribusi

berbentuk bercak-bercak (patchy distribution)

Definisi

Page 9: 129078455-Bronkopneumonia-ppt
Page 10: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Klasifikasi

Page 11: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

ETIOLOGI

Page 12: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

1

Lahir 20 hari :1.Escherria Coli2.Streptococcus

grup B3.Listeria

monocytogenes

2

Umur 3 minggu – 3 bulan :

Chlamydia trachomatis

ETIOLOGIETIOLOGI

3

Umur 4 bulan – 5 tahun :

Bakteri chlamydia,mycoplasma, streptococcus pneumonia.

Virus

45 tahun – remaja :

1. Chlamydia pneumonia2. Mycoplasma pneumonia3. Streptococcus pneumonia.

Page 13: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Patologi dan Patologi dan PatogenesisPatogenesis

Stadium II/Hepatissi Merah Stadium I/ Hiperemia

Disebut hiperemia karena terjadi respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi.

Disebut hepatisasi merah karena terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh pejamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan.

Page 14: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Patologi dan Patologi dan PatogenesisPatogenesis

Stadium IV/ Resolusi

Stadium III/ Hepatisasi Kelabu

Hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.

Pada stadium IV/ resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke struktur semula.

Page 15: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Berat badan lahir rendah

11

Morbili 22

Gizi kurang 33

Umur kurang dari 2 bulan 44

FAKTORFAKTORRESIKORESIKO

55

66

Pertusis

Tidak mendapat ASI yang memadai

Page 16: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Pemberian makanan tambahan terlalu dini

77

Laki-laki 88

Imunisasi yang tidak memadai 99

Defisiensi vitamin A 1010

FAKTORFAKTORRESIKORESIKO

1111

1212

Polusi udara

Kepadatan tempat tinggal

Page 17: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

1. ISPA selama beberapa hari

2. Demam tinggi mendadak

3. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasanCuping hidung

4. Sianosis sekitar mulut dan hidung

Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis PneumoniaPneumonia

1. ISPA selama beberapa hari

2. Demam tinggi mendadak

5. Gelisah, malaise, penurunan nafsu makan

Page 18: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

PemeriksaanPenunjang

1. Darah Perifer Lengkap2. C-Reaktif Protein3. Uji Serologis4. Pemeriksan Mikrobiologis5. Rontgen Thorax

Page 19: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan laboratorium

Pada pneumonia virus dan mikoplasma umumnya leukosit dalam batas normal. Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000 – 40.000/mm3 dengan predominan PMN. Kadang-kadang terdapat anemia ringan dan laju endap darah (LED) yang meningkat

2. C-Reactive Protein (CRP)

Secara klinis CRP digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara faktor infeksi dan noninfeksi, infeksi virus dan bakteri, atau infeksi bakteri superfisialis dan profunda. Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan infeksi bakteri superfisialis daripada infeksi bakteri profunda. CRP kadang digunakan untuk evaluasi respons terhadap terapi antibiotik.17

Pemeriksaan CRP dan prokalsitonin juga dapat menunjang pemeriksaan radiologi untuk mengetahui spesifikasi pneumonia karena pneumokokus dengan nilai CRP ≥ 120 mg/l dan prokalsitonin ≥ 5 ng/ml. 17

3. Pemeriksaan Mikrobiologis

Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat,dan jarang didapatkan hasil yang positif. Untuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring tidak memiliki nilai yang berarti. Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.18

19

Page 20: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

4. Pemeriksaan serologisUji serologik IgM dan IgG antara fase akut dan konvalesen pada anak dengan infeksi pneumonia oleh Chlamydia pneumonia dan Mycoplasma pneumonia memiliki hasil yang memuaskan tetapi tidak bermakna pada keadaan pneumonia berat yang memerlukan penanganan yang cepat.5. Pemeriksaan Roentgenografi

Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular, peribronchial cuffing dan overaeriation. Bila berat terjadi pachy consolidation karena atelektasis.Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu lobus disebut dengan pneumonia lobaris atau terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis, berbatas yang tidak terlalu tegas dan menyerupai lesi tumor paru disebut sebagai round pneumoniaBronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.

20

Page 21: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

DIAGNOSIS

21

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia pada balita, upaya penanggulangannya

WHO mengembangkan pedoman diagnosis dan tatalaksana yang sederhana

Page 22: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

22

Klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman WHO

Page 23: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Bayi berusia di bawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan, perjalanan penyakit lebih bervariasi. Klasifikasi pneumonia pada kelompok usia ini adalah sebagai berikut :

Pneumonia•Bila ada nafas cepat ≥ 60 x/menit atau sesak nafas•Harus dirawat dan diberikan antibiotik

Bukan pneumonia•Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas•Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatik

23

Page 24: 129078455-Bronkopneumonia-ppt
Page 25: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Pneumonia Rawat Inap : Terapi antibiotik selama 7-10 hari.Bila keadaan sudah stabil antibiotik dpt diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.

Pneumonia Rawat Jalan:Diberi antibiotik- Amoksisilin 25 mg/kgbb- Kotrimoksazol 4 mg/kgbb

PenatalaksanaanPneumonia

Page 26: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Penatalaksanaan

Page 27: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Penatalaksanaan

Page 28: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas hilang atau PaO2 pada analisis

gas darah ≥ 60 torr Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena dengan dosis awal 0,5 x 0,3 x

defisit basa x BB (kg). Selanjutnya periksa ulang analisis gas darah setiap 4-6 jam. Bila analisis gas darah tidak bisa dilakukan maka dosis awal bikarbonat 0,5 x 2-3 mEq x BB (kg).

Obat penurun panas dan pereda batuk sebaiknya tidak diberikan pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi antibiotik awal. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi, takikardi, atau penderita kelainan jantung.

Terapi Suportif

Page 29: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

Komplikasi

1.Empiema2.Abses Paru3.Atelektasis4.Emfisema5.Meningitis

Page 30: 129078455-Bronkopneumonia-ppt

PROGNOSIS

• Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukan mortalitas yang lebih tinggi

30