125524050

15
BAB 8 POTONGAN (IRISAN) JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2012 FANDY AHMAD SAPUTRA NIM : 125524050 S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN A2

description

0012

Transcript of 125524050

BAB 8POTONGAN

(IRISAN)

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2012

FANDY AHMAD SAPUTRANIM : 125524050

S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN A2

Gambar potongan, atau disingkat saja dengan potongan digunakan untuk mendapatkan gambaran dari bagian-bagian yang tersembunyi dengan cara dipotong dan bagian potongan yang menutupi dibuang. Sehingga bagian dalam dari benda dapat terlihat.

Teknik gambar potongan ini digunakan pada gambar yang rumit sekali.Dalam hal-hal tertentu bagian-bagian yang terletak di belakang potongan

tidak perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan digambar dengan garis gores.

PENYAJIAN POTONGAN

Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar, tetapi juga dapat dibuat di luar sumbu dasar. Namun dalam hal ini bidang potongnya harus diberi tanda dan arah penglihatannya.

Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambar-gambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.

LETAK POTONGAN DAN GARIS POTONG

Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar dan anak panah yang menunjukkan arah penglihatan.

Macam-macam cara membuat potongan :

1. Potongan dalam satu bidang.2. Potongan oleh lebih dari satu bidang.3. Potongan separuh.4. Potongan oleh lebih dari satu bidang.5. Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan.6. Susunan potongan-potongan yang berurutan.

1. POTONGAN DALAM SATU BIDANG

a. Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasarJika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potong dan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebut potongan utama.

b. Potongan yang tidak melalui sumbu dasarJika potongan tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.

2. POTONGAN OLEH LEBIH DARI SATU BIDANG

a. Potongan meloncatUntuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan.

b. Potongan oleh dua bidang berpotonganBagian-bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang yang saling berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama.

c. Potongan pada bidang berdampingan Potongan dapat dibuat dengan bidang-bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya.

a. b. c.

3. POTONGAN SEPARUH

Bagian-bagian simetrik dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya sebagai pandangan. Garis-garis tersembunyi tidak perlu digambar dengan garis gores karena sudah jelas pada gambar potongan.

4. POTONGAN OLEH LEBIH DARI SATU BIDANG

Potongan dapat digambar dari bagian setempat dari benda yang tersembunyi (a,b) dan potongan penuh (c). Potongan setempat juga dilakukan pada bagian-bagian yang tidak boleh dipotong (d).

a. b.

c. d.

5. POTONGAN YANG DIPUTAR DI TEMPAT ATAU DIPINDAHKAN

Pada benda tertentu seperti ruji-ruji roda, peleg, dan kait, penampang dapat digambar setempat atau setelah potongannya diputar kemudian dipindahkan ke tempat lain.

6. SUSUNAN POTONGAN-POTONGAN BERURUTAN

Potongan-potongan berurutan diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain.

PENAMPANG-PENAMPANG TIPIS

Penampang-penampang tipis seperti plat, baja profil, dan paking dapat digambar dengan garis tebal atau seluruhnya dihitamkan. Jika terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan putih.

BAGIAN BENDA ATAU BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG

Benda-benda seperti baut, paku keling, pasak, dan poros tidak boleh dipotong dalam arah memanjang.

ARSIR

Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring.

Kemiringan garis arsir adalah 45o terhadap garis sumbu. Jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama (Gb.1).

Bagian-bagian yang berdampingan diarsir dengan sudut yang berbeda (Gb.2).

Penampang yang luas diarsir secara terbatas, hanya pada keliling saja (Gb.3).

Garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka jika tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir.

BEBERAPA CATATAN TENTANG POTONGAN

1. Potongan dapat dipergunakan jika bentuk dalam dapat diperjelas dengan memotong bendanya.

2. Elemen mesin tidak boleh dipotong dalam arah memanjang, dapat digambar dengan potongan setempat.

3. Gambar potongan yang hanya menunjukkan bagian-bagian yang dipotong adalah tidak benar, karena seolah-olah gambar tersebut adalah dua benda yang terpisah.