12350773

download 12350773

of 137

Transcript of 12350773

  • 7/23/2019 12350773

    1/137

    i

    PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK

    DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

    PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 JATEN

    KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

    2010/2011

    SKRIPSI

    Oleh :

    ANIK PUJI LESTARI

    K7107001

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • 7/23/2019 12350773

    2/137

    ii

    PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK

    DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

    PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 JATEN

    KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

    2010/2011

    Oleh:

    ANIK PUJI LESTARI

    K7107001

    SKRIPSI

    Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapat

    Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • 7/23/2019 12350773

    3/137

  • 7/23/2019 12350773

    4/137

  • 7/23/2019 12350773

    5/137

    v

    ABSTRAK

    Anik Puji Lestari. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

    CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND

    PICTURE PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 01 JATEN

    KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta :

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

    Surakarta. Mei 2011.

    Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah unruk meningkatkan

    keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten

    Karanganyar dengan model pembelajaranpicture and picture.

    Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II SDN 01 Jaten

    Karanganyar tahun pelajaran 2010 / 2011 terdiri dari 39 siswa. Variabel yang

    menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

    meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek. Sedangkan variabel tindakan

    yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah model pembelajaran picture

    and picture. Bentuk penelitian ini adalah tindakan kelas dengan menggunakan dua

    siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

    observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data variabel untuk meningkatkan

    keterampilan menulis cerita pendek melalui observasi, wawancara, tes dan

    dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, sajian

    data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Validitas data yang

    digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisisdata yang digunakan adalah analisis interaktif.

    Hasil penelitian ini adalah peningkatan rata-rata nilai dan prosentase

    ketuntasan klasikal dalam keterampilan menulis cerita pendek siswa kelas II SD

    Negeri 01 Jaten Karanganyar. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil tes menulis

    cerita pendek siswa yang menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada pra

    tindakan nilai rata-rata kelas 57,4 dengan ketuntasan klasikal 41%. Pada siklus I

    menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 59,7 dan ketuntasan klasikal

    meningkat menjadi 59%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi

    66,1d an ketuntasan klasikal meningkat menjadi 79%.

    Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaanmodel pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan keterampilan

    menulis cerita pendek siswa kelas II SDN 01 Jaten Karanganyar.

  • 7/23/2019 12350773

    6/137

    vi

    ABSTRACT

    Anik Puji Lestari. IMPROVING THE SHORT STORY WRITING SKILLBY PICTURE AND PICTURE LEARNING MODEL AT 2

    ndGRADE

    STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL 01 JATEN

    KARANGANYAR, ACADEMIC YEAR 2011. Script. Surakarta. Teacher

    Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Surakarta,

    Mei 2011.

    Purpose of the classroom action research is to improve short story writing skill at

    students of 2ndgrade in Elementary School 01 Jaten Karanganyar by picture and

    picture learning model.

    The subject of this classroom action research is 2ndgrade students of ElementarySchool 01 Jaten Karanganyar, academic year 2010/2011 which consists of 39

    students. Variable that are targeted to change in the research is improvement of

    students short story writing skills. Whereas variable to use in the research is

    teaching model picture and picture. The research is a classroom action research

    with 2 cycles. Every cycles consist of 4 phases, namely, planning, action,

    observation, and reflection. Variable data is collected by using interview,

    observation, tes and documentation. Data analisys consists of data reduction, data

    presentation, and data verivication or conclusion drawing. The data validity used

    is substance validityand data triangular. The technique of analysing data is

    interactive analysis.

    The result of this research shows the increase of average score and average of

    classica completeness in short story skill at students of 2ndgrade in Elementary

    School 01 Jaten Karanganyar. The increased descriptive writing skill of the

    students could be seen from result of students test short story writing that

    indicated and increase, namely, in pre-action is 57,4 with classical

    completeness 41%, In the cycle 1, the average of classical score attains 59,7

    and classical completeness increases to 59%. In the cycle II, , the average of

    classical score increases to 66,1 and and classical completeness increases to

    79%.

    Based on research result above, it can be conclude that the use of picture andpicture learning model can increase short story skill at students of 2ndgrade in

    Elementary School 01 Jaten Karanganyar.

  • 7/23/2019 12350773

    7/137

    vii

    MOTTO

    Sesungguhnya aku mengingatkan kepadamu supaya kamu

    tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan

    (QS. Hud: 46)

    Ing ngarso sung tuladha

    Ing madya mangunkarso

    Tutwuri handayani(KI Hajar Dewantara)

    Kesuksesan dan keberhasilan dapat dicapai dengan 99 %

    kerjakeras dan 1 % kejeniusan atau kepintaran.

    (All Albert Einstain)

  • 7/23/2019 12350773

    8/137

    viii

    PERSEMBAHAN

    Kuhaturkan kepada Ayah dan Ibu tercinta yangsenantiasa

    mendukung dengan segala doa.

    Kakakku yang selalu memberikan semangat

    serta doa untukku.

    Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret

    dan almamaterku yang telah memberikan ilmu dan mengantarku

    hingga dapat mencapai masa sekarang ini.

  • 7/23/2019 12350773

    9/137

    ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dan terima kasih peneliti ucapkan kepada Allah SWT, yang

    telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta inayah-Nya, sehingga peneliti

    dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan

    Menulis Cerita Pendek Dengan Model Pembelajaran Picture and Picture Pada

    Siswa Kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011.

    Peneliti tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa

    bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini peneliti ingin

    menyampaikan rasa terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Selaku Dekan FKIP UNS.

    2. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP UNS.

    3.

    Prof. Dr. Heribertus Soegiyanto, S. Uselaku dosen pembimbing I yang telah

    memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.

    4. Drs. A. Dakir, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

    arahan dan bimbingan kepada peneliti.5. Sutarno, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 01 Jaten Karanganyar yang telah

    memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Elementary

    School 01 Jaten.

    6. Supinah, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar yang telah

    merelakan waktunya untuk berkolaborasi dengan peneliti dalam penelitian.

    7. Ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa moral

    maupun materi.

    8. Kakak-kakakku tersayang yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan

    skripsi ini.

    9. Teman-teman S1 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh masih banyak

    kekurangan.Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun untuk perbaikan penelitian berikutnya.

  • 7/23/2019 12350773

    10/137

    x

    Peneliti berharap bahwa penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat

    membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan terutama di Sekolah

    Dasar.

    Surakarta, Mei 2011

    Peneliti

  • 7/23/2019 12350773

    11/137

    xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL................................................................................. i

    PENGAJUAN SKRIPSI........................................................................... ii

    PERSETUJUAN........................................................................................ iii

    PENGESAHAN......................................................................................... iv

    ABSTRAK................................................................................................. v

    ABSTRACT............................................................................................... vi

    MOTTO..................................................................................................... vii

    PERSEMBAHAN...................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR............................................................................... ix

    DAFTAR ISI.............................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii

    BAB I.PENDAHULUAN.......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah .............................................................. 8

    C. Pembatasan Masalah ............................................................. 8

    D. Rumusan Masalah ................................................................. 8

    E. Tujuan Penelitian .................................................................. 9

    F. Manfaat Penelitian ................................................................. 9

    BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................. 11

    A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 11

    1. Tinjauan Tentang Model PembelajaranPicture

    and Picture........................................................................ 11

    2. Tinjauan Tentang Keterampilan Menulis Cerita Pendek .. 21

    B. Penelitian Relevan ................................................................ 42

    C.

    Kerangka Berpikir ................................................................ 43

    D.

    Hipotesis Tindakan ............................................................... 45

  • 7/23/2019 12350773

    12/137

    xii

    BAB III. METODE PENELITIAN......................................................... 49

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 49

    B. Subyek Penelitian ................................................................. 50

    C.

    Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................. 50

    D. Sumber Data ......................................................................... 53

    E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 54

    F.

    Validitas Data ....................................................................... 56

    G. Metode Analis Data .............................................................. 58

    H. Indikator Keberhasilan .......................................................... 60

    I.

    Prosedur Penelitian ................................................................ 61

    BAB IV. HASIL PENELITIAN............................................................... 67

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 67

    B.

    Deskripsi Kondisi Awal ........................................................ 67

    C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ....................................... 71

    D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ........................... 112

    BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................... 117

    A. Simpulan ............................................................................... 117

    B. Implikasi ............................................................................... 117

    C. Saran ..................................................................................... 119

    DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 121

    LAMPIRAN

  • 7/23/2019 12350773

    13/137

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel: Halaman

    Tabel 1. Jadwal Penelitian......................................................................... 49

    Tabel 2. Daftar Personil Tenaga Kerja ...................................................... 67

    Tabel 3. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Cerita Pendek

    Kelas II Pada Kondisi Awal. ...................................................... 68

    Tabel 4. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis

    Cerita Pendek Pada Kondisi Awal ............................................. 69

    Tabel 5. Hasil Nilai Rekapitulasi Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Cerita Pendek Siklus 1 Pertemuan .............................. 82

    Tabel 6. Data Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Cerita Pendek Siklus 1 Pertemuan 1 ............................ 82

    Tabel 7. Hasil Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek Siklus 1 Pertemuan 1 .......................................... 84

    Tabel 8. Data Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Menulis Cerita

    Pendek Siklus 1 Pertemuan 1 ...................................................... 84

    Tabel 9. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Cerita Pendek Siklus 1 Pertemuan 2 ........................... 86Tabel 10. Data Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Pendek Siklus 1 Pertemuan 2 ....................................... 86

    Tabel 11. Hasil Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek Siklus 1 Pertemuan 2 .......................................... 88

    Tabel 12. Data Frekuensi Nilai Kognitif Menulis Cerita

    Pendek Siklus 1 Pertemuan 2 ...................................................... 88

    Tabel 13. Ketuntasan Hasil Nilai Keterampilan Menulis Cerita Pendek .... 90

    Tabel 14. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus 1 ... 91

    Tabel 15. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Cerita Pendek Siklus II Pertemuan 1 ........................... 102

    Tabel 16. Data Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Dalam Menulis

    Cerita Pendek Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 102

    Tabel 17. Hasil Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek Siklus II Pertemuan 1 ......................................... 104

    Tabel 18.Data Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek Siklus II Pertemuan 1 .......................................... 104

    Tabel 19. Hasil Rekapitulasi Nilai Psikomotor Siswa MenulisCerita Pendek Siklus II Pertemuan 2 ......................................... 106

  • 7/23/2019 12350773

    14/137

    xiv

    Tabel 20. Data Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Dalam Menulis

    Cerita Pendek Siklus II Pertemuan 2 ......................................... 106

    Tabel 21. Hasil Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek Pada Siklus II Pertemuan 2 ................................. 108

    Tabel 22. Data Frekuensi Nilai Kognitif Siswa Menulis Cerita

    Pendek Siklus II Pertemuan 2 .................................................... 108

    Tabel 23. Ketuntasan Nlai Keterampilan Menulis Cerita Pendek

    Siswa Kelas II Siklus II .............................................................. 110

    Tabel 24. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Keterampilan

    Menulis Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II ................................. 111

    Tabel 25. Rata-Rata Nilai Keterampilan MenuisDan ProsentaseKetuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I

    Dan Siklus II ............................................................................... 112

    Tabel 26. Peningkatan Aktivitas Guru Dan Siswa Dalam Proses

    Pembelajaran Pada Siklus I Dan II............................................. 113

  • 7/23/2019 12350773

    15/137

    xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar: Halaman

    Gambar 1.Contoh Gambar Model PembelajaranPicture

    and Picture................................................................................. 19

    Gambar 2.Bagan Kerangka Berpikir ............................................................ 46

    Gambar 3.Bagan Prosedur Penelitian Hopkins ............................................ 50

    Gambar 4.Bagan Teknis Analisis Data ........................................................ 58

    Gambar 5.Grafik Nilai Keterampilan Menulis Cerita Pendek

    Siswa Kelas II Pada Kondisi Awal ........................................... 69

    Gambar 6.Contoh Gambar Materi Ciri-Ciri Binatang ................................. 74

    Gambar 7.Contoh Materi Ciri-Ciri Binatang Dalam model

    pembelajaranpicture and picture.............................................. 74

    Gambar 8.Contoh Materi Ciri-Ciri Binatang Dengan

    Model PembelajaranPicture and Picture................................. 77

    Gambar 9.Grafik Hasil Nilai Psikomotor Siswa Dalam Menulis

    Cerita Pendek Siklus I Pertemuan1 ........................................... 83

    Gambar 10.Grafik Hasil Nilai Kognitif Siswa Menulis CeritaPendek Siklus I Pertemuan 1 .................................................. 85

    Gambar 11.Grafik Hasil Nilai Psikomotor Siswa Dalam Menulis

    Cerita Pendek Siklus I Pertemuan 2 ........................................ 87

    Gambar 12.Grafik Hasil Nilai Kognitif Siswa Pendek Siklus I

    Pertemuan 2 .................................................................................................. 89

    Gambar 13.Grafik Ketuntasan Hasil Nilai Keterampilan Menulis

    Cerita Pendek Siswa Kelas II Siklus I..................................... 90

    Gambar 14.Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Keterampilan

    Menulis Cerita pendek Pada Pra Siklus dan Siklus 1 ............. 91

    Gambar 15.Contoh Materi Ciri-Ciri Tumbuhan Dengan Model

    PembelajaranPicture and Picture. ......................................... 95

    Gambar 16.Contoh Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan

    Model PembelajaranPicture and Picture............................... 97

    Gambar 17.Grafik Nilai Psikomotor Siswa Menulis Cerita Pendek

    Kelas II Siklus II Pertemuan1................................................. 103

    Gambar 18.Grafik Nilai Kognitif Siswa Menulis Cerita Pendek

    Kelas II Siklus II Pertemuan 1 ................................................ 105

  • 7/23/2019 12350773

    16/137

    xvi

    Gambar 19.Grafik Nilai PsikomotorSiswa MenulisCerita

    Pendek Siklus II Pertemuan 2 ................................................. 107

    Gambar 20.Grafik Nilai Kognitif Siswa Menulis Cerita Pendek

    Kelas II Siklus II Pertemuan 1 ................................................ 109

    Gambar 21.Grafik Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis Cerita

    Pendek Siswa Kelas II Siklus II .............................................. 110

    Gambar 22. Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Keterampilan

    Menulis Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ............................. 111

    Gambar 23.Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Nilai Keterampilan

    dan Ketuntasan Pembelajaran Menulis Cerita

    Pendek Setiap Siklus .................................................................................... 113

  • 7/23/2019 12350773

    17/137

    xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran: Halaman

    Lampiran 1. Silabus Bahasa Indonesia Kelas II........................................... 124

    Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................. 125

    Lampiran 3. Tes Evaluasi ............................................................................. 152

    Lampiran 4. Format Penilaian Aspek Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Cerita Pendek Siklus I Pertemuan 1 ........................ 161

    Lampiran 5. Pedoman Pwnilai Aspek Psikomotor Siswa Dalam

    Menulis Cerita Pendek ........................................................... 163

    Lampiran 6. Lembar Hasil Penilaian Aspek Psikomotor Siswa

    Dalam Menulis Cerita Pendek .............................................. 165

    Lampiran 7. Format Penilaian Aspek Kognitif Siswa Menulis Cerita

    Pendek .................................................................................... 173

    Lampiran 8. Pedoman Penilaian Aspek Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek ......................................................................... 175

    Lampiran 9. Lembar Hasil Penilaian Kognitif Siswa Menulis

    Cerita Pendek ......................................................................... 177

    Lampiran 10. Nilai Rata-Rata Keterampilan Menulis Cerita Pendek

    Siklus I dan Siklus II .............................................................. 185

    Lampiran 11. Prosentase Ketuntasan Klasikal Keterampilan

    Menulis Cerita Pendek Siklus I dan Siklus II ........................ 187

    Lampiran 12. Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Prosentase Ketuntasan

    Keterampilan Menulis Cerita Pendek Pada Pra Siklus,

    Siklus I dan Siklus II .............................................................. 189

    Lampiran 13. Lembar Observasi Kinerja Guru............................................ 190

    Lampiran 14. Pedoman Penilaian Observasi Kinerja Guru ......................... 192

    Lampiran 15. Hasil Observasi Kinerja Guru................................................ 197

    Lampiran 16. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran .... 205

    Lampiran 17. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran ........ 206

    Lampiran 18. Lembar Wawancara Guru Sebelum Menggunakan

    Model PembelajaranPicture and Picture............................. 210

    Lampiran 19. Lembar Wawancara Guru Sesudah Menggunakan

    Model PembelajaranPicture and Picture............................. 212

    Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian ......................................................... 213

  • 7/23/2019 12350773

    18/137

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

    dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara ( Undang-Undang Sisdiknas, 2003: 2).

    Pembelajaran bahasa yang utama sebagai alat komunikasi. Seorang anak

    belajar bahasa karena didesak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-

    orang di lingkungan sekitar. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia

    perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Pada saat manusia membutuhkan

    eksistensinya, maka interaksi itu terasa semakin penting. Kegiatan berinteraksi ini

    membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu bahasa. Sejak itulah bahasa menjadi

    alat, sarana atau media (Depdiknas, 2009: 1.3).

    Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima

    atau dipahami orang lain. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua

    yang dirasakannya kepada orang. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan

    semua yang kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang lain (Gorys

    Keraf, 2004: 4).

    Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

    Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu ciri pembeda antara manusia

    dengan makhluk lainnya, bahkan dengan bahasa dapat menunjukkan bangsa

    seseorang. Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif

    adalah pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar berbahasa, dalam

    kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk komunikasi. Siswa bukan

    sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan

    bahasa untuk keperluan komunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang

    sesuai adalah pendekatan komunikatif.

  • 7/23/2019 12350773

    19/137

    2

    Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh

    pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi

    merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa (Darmiyati

    Zuchdi dan Budiasih, 2001: 38 ). Tampak bahwa bahasa tidak hanya dipandang

    sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana untuk

    berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu

    fungsi komunikatif.

    Sesuai dengan pendapat Fulistyo dalam (http://www.google.com) yang

    mengatakan bahwa keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah berdasarkan

    kurikulum meliputi empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2)

    keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan

    menulis. Hal ini menunjukkan bahwa empat aspek tersebut sangat berperan

    penting dalam pengajaran suatu bahasa di sekolah. Dari keempat aspek ini

    disebutkan salah satunya adalah keterampilan menulis.

    Keterampilan menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan

    berbahasa yang sangat penting bagi siswa, di samping keterampilan menyimak,

    berbicara, dan membaca, baik selama mengikuti pendidikan di berbagai jenjang

    dan jenis sekolah maupun dalam kehidupannya nanti di masyarakat. Keberhasilan

    siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar banyak ditentukan

    kemampuannya dalam menulis (St. Y. Slamet, 2008: 95).

    Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat

    produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus

    dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Siswa akan terampil

    mengorganisasikan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai,

    memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam

    kalimat yang variatif dalam menulis (Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 2002: 72).

    Pengenalan huruf, baik huruf besar maupun huruf kecil diberikan dari

    kelas I sampai kelas II. Kemudian di kelas III, khusus mengenai ejaan, walaupun

    belum tuntas semuanya. Di kelas IV sudah mulai dengan pengembangan ide atau

    gagasan dengan menggunakan ejaan yang benar, misalnya menulis karangan pola

    deskripsi, dan membuat surat pribadi. Di kelas V sudah diajarkan bagaimana

    http://www.google.com/http://www.google.com/
  • 7/23/2019 12350773

    20/137

    3

    memilih judul untuk sebuah karangan, memecah judul tersebut menjadi topik-

    topik yang lebih kecil atau menyusun kerangka karangan, dilanjutkan dengan

    pengembangan paragraf. Di samping itu , juga ada pokok-pokok bahasan yang

    berkaitan dengan apresiasi sastra, misalnya membuat puisi atau mengubah bentuk

    puisi menjadi prosa. Di kelas VI, perluasan pokok bahasan sebelumnya yang

    penekanannya pada pengembangan bermacam-macam karangan, seperti: narasi,

    deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD Negeri 01 Jaten

    Karanganyar, pembelajaran menulis khususnya cerita pendek sering kali menjadi

    suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang baik dari

    siswa. Mereka tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Mereka tidak

    tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka

    terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai tulisan.

    Mereka kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak

    tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang

    diperintahkan oleh guru.

    Saat ini masih banyak guru yang belum melakukan fungsinya sebagai

    guru yang profesional. Masih banyak yang melalaikan tugas sebagai guru. Guru

    hanya bertugas menyelesaikan target materi dalam kurikulum setiap akhir

    semester atau setiap tahun. Namun, tidak memperhatikan masih terdapat

    ketidakseimbangan antara target kurikulum dengan daya serap yang dicapai siswa.

    Guru kurang mengenal siswa secara menyeluruh sehingga tidak bisa

    membedakan siswa yang lemah dengan siswa yang pandai dalam menerima

    pelajaran. Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya

    akan berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih sering.

    Memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam

    berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan

    menulis meningkat dan berkembang secara tepat.

    Selain itu juga banyak guru Sekolah Dasar mengalami kesulitan untuk

    membiasakan siswa belajar menulis. Penyebabnya adalah kesalahan guru dalam

    pemilihan model pembelajaran yang diterapkan. Guru di dalam pembelajaran

  • 7/23/2019 12350773

    21/137

    4

    masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional atau metode

    ceramah. Pembelajaran masih bersifat teacher centered,guru masih berperan aktif

    secara penuh dalam proses pembelajaran sedangkan siswa pasif, hanya menerima

    materi dari guru. Hal tersebut mengakibatkan pengajaran membosankan, karena

    siswa hanya disuguhkan materi yang banyak dengan metode ceramah dari guru

    tanpa diberi kesempatan untuk mengembangkan dirinya.. Selain itu dengan

    metode ceramah mengakibatkan konsentrasi siswa kurang dan cepat marasa jenuh

    menjadikan mereka malas menulis. Maka dari itu wajar siswa tidak mampu atau

    tidak menyukai pelajaran menulis, khususnya menulis cerita pendek.

    Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan

    menulis di sekolah adalah sistem penilaian dan pencapaian target kurikulum

    pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan tes-tes tertulis di akhir semester atau

    akhir tahun ajaran. Padahal tidak semua keterampilan berbahasa dapat dievaluasi

    dengan menggunakan hasil tes-tes tertulis. Untuk mengetahui kemampuan dan

    perkembangan keterampilan berbahasa termasuk menulis tidak cukup hanya

    dilihat melalui jawaban soal-soal yang diberikan satu atau dua kali di tengah dan

    di akhir semester. Tes-tes tertulis hanya salah satu bagian saja dari proses

    penilaian.

    Permasalahan-permasalahan tersebut juga terjadi pada siswa kelas II SD

    Negeri 01 Jaten Karanganyar. Rendahnya keterampilan menulis dalam

    pembelajaran bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor penghambat dari

    siswa yaitu tingkat inteligensi peserta didik yang beraneka ragam, sehingga

    kemampuan menerima pelajaran dari guru juga beragam. Ada yang cepat, sedang,

    dan lambat dalam menerima. Minat atau usaha siswa dalam mengikuti pelajaran

    juga beragam. Ada yang giat belajar, seenaknya belajar, bahkan ada yang malas

    belajar. Tidak ada dukungan belajar dari orang tua, Siswa berasal dari rumah

    tangga yang belum mengenal sekolah, sehingga dasar keterampilan menulis

    belum ada. siswa sulit beradaptasi dengan lingkungan sekolah, selain itu adalah

    model pembelajaran yang digunakan kurang menarik atau kurang tepat bagi siswa

    selama pembelajaran menulis.

  • 7/23/2019 12350773

    22/137

    5

    Hal ini diketahui setelah dilakukan observasi di SD Negeri 01 Jaten

    Karanganyar. Standar Ketuntasan Belajar Mengajar KKM yang dipakai guru

    dalam keterampilan menulis adalah 60. Sedangkan dari daftar nilai yang

    dipelihatkan guru kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar, sebanyak 50 % lebih

    siswa mendapatkan nilai kurang dari KKM pada pembelajaran menulis cerita

    pendek. Kelemahan siswa yang paling utama terletak pada kurang mampu

    mengembangkan isi cerita, kebanyakan dari mereka mengulang-ngulang kata atau

    kalimat yang sama.

    Berdasarkan hasil observasi tersebut, penulis bermaksud mengadakan

    penelitian di kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar. Karena pembelajaran

    keterampilan menulis khususnya cerita pendek masih kurang maksimal. Selain itu

    berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan pengamatan pada siswa di

    SD Negeri 01 Jaten Karanganyar, diketahui bahwa upaya khusus untuk

    meningkatkan keterampilan menulis siswa khususnya cerita pendek masih belum

    banyak dilakukan.

    Uraian di atas mengisyaratkan, bahwa dewasa ini dibutuhkan

    pembenahan serius dalam pengajaran menulis, meskipun dipahami bahwa banyak

    faktor yang mempengaruhi ketidakmampuan siswa dalam menulis. Namun, diakui

    bahwa peranan guru sangat menentukan. Oleh karena itu, guru dituntut untuk

    kreatif dan inovatif serta memiliki kemampuan yang memadai dalam merancang

    pembelajaran menulis, terutama menyangkut teknik dan strategi yang digunakan.

    Saat ini, pembelajaran inovatif yang mampu membawa perubahan belajar

    bagi siswa telah menjadi barang wajib bagi guru. Pembelajaran konvensional telah

    usang karena dipandang hanya berkutat pada metode mulut. Siswa sangat tidak

    nyaman dengan metode mulut. Sebaliknya siswa nyaman dengan pembelajaran

    yang sesuai dengan pribadi siswa itu sendiri yang masih dalam usia yang senang

    dengan permainan (bermain sambil belajar). Untuk membelajarkan siswa sesuai

    dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

    secara optimal.

    Oleh karena itu, pengajaran keterampilan menulis siswa harus segera

    diperbaiki sehingga tidak terlarut-larut dan menghadirkan masalah baru yang lebih

  • 7/23/2019 12350773

    23/137

    6

    rumit. Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat penting kehadirannya

    dalam pelajaran. Joyce dalam Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa

    each model guides us as we design instruction to help students achieve various

    objectives. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik

    mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan

    ide. Selain itu model pembelajaran juga dijadikan pedoman bagi para perancang

    pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

    Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk

    meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berfikir

    kritis, memiliki keterampilan sosial. Dan pencapaian hasil belajar yang optimal

    (Isjoni, 2008: 146). Hal ini dimaksudkan agar siswa berpartisipasi serta aktif

    untuk mengikuti proses pembelajaran, serta peserta didik mudah memahami

    materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Menurut Arends dalam Agus

    Suprijono (2009: 46) berpendapat bahwa:

    Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

    termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

    kegiatan pembelajaran, ligkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

    Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual

    yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

    pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

    Pembelajaran modern memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

    Menyenangkan. Aktif, pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian

    rupa sehingg peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan

    gagasan. Inovatif, pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang

    memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas

    belajar yang dilakoninya. Kreatif, pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran

    kritis, kemampuan berfikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta

    menghasilkan solusi unik atau suatu problem. Dan menyenangkan, pembelajaran

    dengan suasana sosio emotional climate positif. Peserta didik merasakan bahwa

    proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang mendera dirinya,

    melainkan berkah yang harus disyukurinya.

  • 7/23/2019 12350773

    24/137

    7

    Salah satu model pembelajaran yang menarik bagi anak adalah model

    pembelajaran picture and picture. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk

    pembelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika. Tetapi model ini

    tetap dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lain dengan kemasan dan

    kreatifitas guru. Model pembelajaran ini dipopulerkan sekitar tahun 2002, serta

    mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia.

    Model pembelajaranpicture and picture mengandalkan gambar sebagai

    media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama

    adalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah

    menyiapkan gambar yang akan ditampilkan dan yang menarik bagi siswa agar

    siswa aktif mengikuti proses pembelajaran.

    Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture

    (http://kiranawati.wordpress.com/2009/09/11/model-model-pembelajaran.) adalah

    sebagai berikut:

    1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

    2. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

    3.

    Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi.

    4. Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasangkan atau

    mengurutkan gambar.

    5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

    6.

    Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep

    atau materi.

    7. Kesimpulan/rangkuman.

    Model pembelajaran picture and picture sangat cocok untuk diterapkan

    pada anak SD, karena selain menarik model ini juga memiliki banyak

    keunggulan, yaitu:

    1. Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika

    menyampaikan materi pelajaran.

    2. Siswa cepat tanggap atas materi yang diberikan oleh guru.

    3.

    Siswa akan lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran

    melalui gambargambar yang diberikan.

    http://kiranawati.wordpress.com/2009/09/11/model-model-pembelajaranhttp://kiranawati.wordpress.com/2009/09/11/model-model-pembelajaran
  • 7/23/2019 12350773

    25/137

    8

    4.

    Siswa dapat berfikir aktif dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan

    oleh guru.

    5. Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan atas tugas yang diberikan guru.

    Dengan berbagai keunggulan yang dimilki oleh model pembelajaran

    picture and picture tersebut maka proses pembelajaran akan menjadi lebih

    menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan kenyataan dan permasalahan yang

    diuraikan di atas penulis tertarik melaksanakan penelitian dengan judul

    Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Dengan Model Pembelajaran

    Picture and Picture Pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Jaten Karanganyar Tahun

    Pelajaran 2010/2011.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

    masalah sebagai berikut:

    1. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional (metode

    ceramah) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis cerita

    pendek..

    2. Keterampilan menulis siswa masih rendah.

    3. Siswa tidak terbiasa menulis dengan baik di sekolah maupun di rumah.

    4. Guru hanya mengejar target materi yang sesuai kurikulum tanpa

    memperhatikan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

    C. Pembatasan masalah

    Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang akan diidentifikasi, agar

    permasalahan yang akan diteliti lebih jelas perlu dilakukan pembetasan masalah

    sebagai berikut:

    1. Masalah yang diteliti adalah tentang keterampilan menulis cerita pendek.

    2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran picture and

    picture.

  • 7/23/2019 12350773

    26/137

    9

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam

    penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan model

    pembelajaranpicture and picturedapat meningkatkan keterampilan menulis cerita

    pendek pada siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten karanganyar pada pembelajaran

    Bahasa Indonesia?

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: Meningkatkan

    keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas II SD Negeri 01 Jaten

    Karanganyar dengan model pembelajaranpicture and picture.

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

    1.

    Manfaat Teoretis

    a.

    Untuk mengetahui secara nyata tentang peningkatan keterampilan menuliscerita pendek dengan menggunakan model pembelajaranpicture and

    picture.

    b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif.

    c. Sebagai fakta pembelajaran menulis yang menerapkan model pembelaja-

    ran picture and picture.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Guru

    1).

    Dengan adanya penelitian ini, bertambahnya wawasan dan pengala-

    man guru mengenai model pembelajaran dalam meningkatkan

    keterampilan menulis cerita pendek yaitu dengan menggunakan model

    pembelajaranpicture and picture.

    2). Meningkatnya profesionalime guru dalam membelajarkan siswa.

    Khususnya dalam membelajarkan keterampilan menulis cerita pendek.

  • 7/23/2019 12350773

    27/137

    10

    3).

    Sebagai masukan bagi guru untuk melibatkan siswa secara aktif

    sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran.

    b. Bagi Siswa

    Meningkatnya keterampilan menulis cerita pendek siswa. Serta siswa

    mendapatkan pengalaman baru mengenai belajar bahasa Indonesia dalam

    keterampilan menulis yaitu dengan menggunakan model pembelajaran

    picture and picture.

    c. Bagi Sekolah

    Model pembelajaran picture and picture dapat memberikan

    kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam

    keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas II SD Negeri 01

    Jaten Karanganyar.

  • 7/23/2019 12350773

    28/137

    11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Picture and Picture

    a. Pengertian Model Pembelajaran

    Menurut Isjoni (2008: 146) model pembelajaran merupakan strategi

    yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di

    kalangan siswa, mampu berfikir kritis, memiliki keterampilan sosial, danpencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.

    Winataputra dalam Anton Sukarno (2006: 144) mendefinisikan

    model pembelajaran yaitu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

    yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

    mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

    para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan

    melaksanakan belajar-mengajar.

    Kemudian Joyce dalam Triyanto (2007: 5) mendefinisikan model

    pembelajaran yaitu suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

    sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

    pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

    pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-

    lain.Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan

    informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model

    pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang dan para

    guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan model

    pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman

    guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan digunakan oleh guru

    untuk meningkatkan motivasi siswa, minat belajar serta keterampilan siswa,

    sehingga hasil belajar siswa juga akan lebih optimal.

  • 7/23/2019 12350773

    29/137

    12

    b. Manfaat Model Pembelajaran

    Setiap model harus dipersiapkan dengan baik agar proses

    pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang

    pembelajaran apapun akan menjadikan siswa menjadi jenuh. Model pun harus

    berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar proses belajar mengajar tidak

    monoton. Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan

    oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Banyaknya

    model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para pakar

    tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap

    mata pelajaran. Hal ini disebabkan tidak semua model pembelajaran cocok

    untuk setiap topik atau mata pelajaran.

    Nieveen dalam Triyanto (2009: 8) mengemukakan bahwa suatu

    model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria, antara

    lain:

    Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal

    yaitu: 1) apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional

    teoritik yang kuat; dan 2) apakah terdapat konsistensi internal.

    Kedua, praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: 1) para

    ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat

    diterapkan; 2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang

    dikembangkan dapat diterapkan. Ketiga, efektif. Berkaitan dengan

    aspek efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter sebagai

    berikut: 1) ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan

    bahwa model tersebut efektif; dan 2) secara operasional model

    tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

    Dalam membelajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus

    dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akandicapai. Menurut Winataputra (2006: 17) ada beberapa hal yang perlu

    dipertimbangkan dalam memilih model atau strategi pembelajaran, yaitu: 1)

    tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/materi yang diajarkan,

    3) kondisi siswa , 4) ketersediaan sarana-prasarana belajar.

    Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor

    diantaranya adalah guru. Menurut UUSPN dalam Sutan Zanti Arbi (1992:

    130) Guru ialah tenaga pengajar yang merupakan tenaga pendidik yang

  • 7/23/2019 12350773

    30/137

    13

    khusus diangkat dengan tujuan utama mengajar pada jenjang pendidikan

    dasar dan jenjang pendidikan tengah. Tugas guru tidak hanya mengajar,

    menyampaikan bemacam-macam ilmu pengetahuan, dan keterampilan kepada

    murid, tetapi juga melaksanakan tugas mendidik. Selain itu di dalam

    melaksanakan tugas mengajar, guru dituntut untuk merencanakan pengajaran

    tersebut.

    Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang

    berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran

    yang dapat memberikan keefektivitasan kepada siswa. Menurut Degeng

    dalam Sugiyanto (2009:1) mengemukakan bahwa:

    Daya tarik suatu pelajaran (pembelajaran) ditentukan oleh dua hal,

    pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara

    mengajar guru. Oleh karena itu, tugas professional seorang guru

    adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik

    menjadikannya menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang

    tadinya berarti menjadi bermakna. Jika kondisi tersebut dapat

    dilaksanakan guru yaitu siswa secara sukarela untuk mempelajari

    lebih lanjut karena adanya kebutuhan dan belajar bukan sekedar

    kesajiban, maka guru sebagai pengajar dapat dikatakan berhasil.

    Setiap model pembelajaran berakar dari pihak pendidik yaitu guru,

    dan kegiatan belajar secara pedagodis berakar dari pihak siswa. Pembelajaran

    yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar

    rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan

    tujuan pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 4). Oleh karena itu, dalam memilih

    model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya

    materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau

    fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

    dapat tercapai.

    Menurut Abdul Aziz Wahab (1995: 15) penggunaan model

    pembelajaran memberikan beberapa manfaat di dalam kegiatan belajar yaitu

    antara lain:

    a). Mendorong siswa belajar cara-cara belajar dengan baik. Ketika guru

    memanfaatkan sebuah model untuk mempertajam memori, guru melatih

  • 7/23/2019 12350773

    31/137

    14

    siswa berfikir dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang sesuatu

    yang dipelajarinya.

    b). Melatih siswa cara-cara berfikir dan belajar dengan teknik-teknik

    tertentu, guru seyogyanya memapankan program pembelajaran tertentu

    dengan seksama yang dikaitkan dengan teknik-teknik pembelajaran yang

    telah dikenal siswa sebelumnya.

    c).

    Melatih siswa bernalar secara mandiri. Guru meningkatkan kemampuan

    siswa untuk belajar secara mandiri tanpa bergantung sepenuhnya pada

    pembimbingan guru secara total. Setelah siswa terbiasa berfikir

    kreatif,logis dan sistematis, siswa akan mampu mengembangkan proses

    pemecahan masalah yang belum pernah dilatihkan guru.

    d). Guru melatihkan strategi berfikir memadukan berbagai keterampilan

    seperti cara-cara mengamati, sedangkan obervasi tersebut digunakan

    dalam hubungan dengan keterampilan-keterampilan yang lainnya.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II SD Negeri 01

    Jaten Karanganyar, pembelajaran menulis khususnya menulis cerita kurang

    disukai siswa. Ketika pembelajaran menulis dimulai mereka tidak tahu apa

    yang harus dilakukan. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat

    pertama untuk memulai tulisan. Mereka kerap menghadapi sindrom kertas

    kosong (blank page syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka

    takut salah, takut berbeda dengan apa yang diperintahkan oleh guru.

    Untuk itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis cerita pendek

    model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan adalah model pembelajaran

    picture and picture, karena model pembelajaran ini sangat menyenangkan,

    memberikan pengalaman dalam proses belajar dengan memfasilitasi siswa

    berinteraksi dengan subjek, ide dan kejadian yang dapat dimanipulasi.

    Keterlibatan berupa aktivitas belajar yang tidak hanya mendengarkan, tetapi

    melibatkan potensi yang ada pada siswa, seperti berfikir kreatif, logis dan

    sistematis. Selain itu, model pembelajaran picture and picturemengunakan

    media gambar untuk menarik perhatian dan minat siswa, sehingga motivasi

  • 7/23/2019 12350773

    32/137

    15

    serta keaktivan siswa muncul dan keterampilan menulis khususnya cerita

    pendek akan dikuasai dengan baik oleh siswa.

    c. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture

    Pengertian model pembelajaran picture and picture menurut Elin

    Rosalin (2008: 125) yaitu sajian informasi kompetensi, sajian materi,

    perlihatkan gambar berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan

    gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut,

    guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi,

    dan refleksi.

    Sedangkan menurut Yatim Riyanto (2010: 278) mendefinisikan

    model pembelajaran picture and picture adalah strategi pembelajaran yang

    dibuat guru dengan menyajikan gambar yang disusun secara acak kemudian

    menyuruh siswa untuk mengurutkan gambar tersebut menjadi susunan yang

    logis dan sistematis. Model Pembelajaran picture and picturemengandalkan

    gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini

    menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses

    pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan.

    Gambar dibuat se-menarik mungkin agar keaktivan siswa muncul dalam

    mengikuti proses pembelajaran.

    Model pembelajaranpicture and picture di populerkan sekitar tahun

    2002 dan mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Picture and picture

    adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau

    dirutkan menjadi urutan yang logis. Model ini sangat cocok untuk

    pembelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan Matematika. Tetapi

    model ini tetap dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lain dengan

    kemasan dan kreatifitas yang diciptakan oleh guru

    (http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/03/model-pembelajaran-picture-and-

    picture/html).

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

    bahwa model pembelajaran picture and picture adalah suatu rencana atau

    http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/03/model-pembelajaran-picture-and-picture/htmlhttp://wyw1d.wordpress.com/2009/11/03/model-pembelajaran-picture-and-picture/htmlhttp://wyw1d.wordpress.com/2009/11/03/model-pembelajaran-picture-and-picture/htmlhttp://wyw1d.wordpress.com/2009/11/03/model-pembelajaran-picture-and-picture/html
  • 7/23/2019 12350773

    33/137

    16

    strategi pebelajaran yang dijadikan acuan atau pedoman guru yang di dalam

    proses pelaksanaannya meliputi sajian informasi kompetensi, sajian materi,

    perlihatkan gambar berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan

    gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut,

    guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi,

    dan refleksi.

    d. Penerapan Model Pictur e and PictureDalam Pembelajaran

    Keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat diwujudkan dalam

    bentuk pertanyaan atau memberikan jawaban dalam pembahasan materi

    pembelajaran. Dalam menerima jawaban dari siswa, guru tidak boleh

    langsung menyalahkan jika jawaban tersebut memang salah, akan tetapi guru

    mengganti pertanyaan yang sifatnya mengarahkan agar siswa dapat memberi

    jawaban yang benar. Adapun sikap guru kepada siswa yang menjawab

    dengan benar yaitu guru berusaha mengetahui alur pemikiran siswa tersebut

    untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya lebih lanjut.

    Hanafiah dan Cucu Suhana (2009: 42) langkah-langkah yang dapat

    dilakukan dalam model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

    1). Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

    Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi

    Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian

    maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus

    dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-

    indikator ketercapaian Kompetensi Dasar, sehingga sampai dimana KKM

    yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.

    2). Menyajikan materi sebagai pengantar.

    Penyajian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang sangat

    penting. Dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran.

    Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena

    guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang

    selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam

  • 7/23/2019 12350773

    34/137

    17

    pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh

    tentang materi yang dipelajari.

    3). Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan

    berkaitan dengan materi.

    Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif

    dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang

    ditunjukkan oleh guru atau oleh temannya. Dalam pelajaran bahasa

    Indonesia siswa dapat menceritakan kronologi atau urutan cerita atau

    maksud dari gambar yang ditunjukkan. DenganPictureatau gambar guru

    akan menghemat energi dan siswa akan lebih mudah memahami materi

    yang diajarkan.

    4). Guru menunjukkan atau memanggil siswa secara bergantian memasang

    atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

    Pada langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan

    secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah

    satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus

    menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah

    ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau dimodifikasi.

    5).

    Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

    Setelah itu mengajak siswa menemukan jalan cerita, atau tuntutan

    Kompetensi Dasar dengan indikator yang akan dicapai.

    6). Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

    konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

    Dalam proses pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-

    penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk

    mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa

    mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan

    indikator yang telah ditetapkan.

    7). Kesimpulan atau rangkuman.

    Model pembelajaran picture and picture sangat menyenangkan

    diterapkan di SD, karena menggunakan media gambar dan warna yang

  • 7/23/2019 12350773

    35/137

    18

    menarik serta ukuran besar yang menimbulkan motivasi siswa. Selain itu

    model pembelajaran ini juga melatih siswa berpikir secara logis dan

    sistematis dalam pengurutan gambar. Dengan demikian siswa akan lebih

    aktif dan tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

    e. Manfaat Model Pembelajaran Picture and Picture

    Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menangkap materi

    yang disampaikan, maka guru harus menerapkan model pembelajaran yang

    sesuai dengan siswa. Untuk tingkat Sekolah Dasar khususnya kelas rendah,

    model pembelajaran yang sesuai adalah model pembelajaran yang bersifat

    menyenangkan. Jadi di dalam proses belajar siswa dapat belajar sambil

    bermain.

    Model pembelajaranpicture and picturememberi beberapa manfaat

    di dalam proses belajar mengajar, antara lain:

    1). Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan guru ketika

    menyampaikan materi pembelajaran. Melalui media gambar siswa akan

    mudah menyerap materi yang diajarkan oleh guru. Karena dengan model

    pembelajaran ini siswa belajar secara bersama-sama dengan mengamati

    gambar.

    2).

    Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa

    Dengan menerapkan model pembelajaranpicture and picture, maka guru

    akan lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Hal ini

    dikarenakan siswa secara bergilir ditunjuk oleh guru untuk maju

    mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Jika siswa mengalami

    kesulitan dalam pengurutan gambar, berarti menandakan bahwa siswa di

    dalam berfikir kritis dan kreatif masih kurang. Sehingga siswa tersebut

    perlu diberikan bimbingan agar dapat menyelesaikan perintah yang

    diberikan oleh guru.

    3). Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Artinya, dengan

    penerapan model pembelajaran picture and picture maka siswa akan

    menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena di dalam

  • 7/23/2019 12350773

    36/137

    19

    pembelajaran siswa dapat belajar sambil bermain, yaitu memasangkan

    gambar acak menjadi gambar urut. Siswa akan berlomba-lomba untuk

    menunjukkan jari maju ke depan, dengan begitu keaktivan siswa akan

    meningkat.

    4). Siswa dapat berfikir logis dan sistematis dalam menyusun gambar yang

    telah dipersiapkan oleh guru. Siswa dapat berfikir logis dan sistematis

    maksudnya siswa mampu berfikir dengan benar (masuk akal) dan beralur

    (berurutan). Model pembelajaran picture and picture ini mengandalkan

    gambar untuk menarik minat siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    Siswa diminta guru untuk mengurutkan gambar acak menjadi gambar

    urut berdasarkan pemikirannya. Kemudian guru menanyakan dasar dari

    pengurutan gambar tersebut. Sehingga siswa akan terlatih untuk berfikir

    logis dan sistematis melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh

    guru.

    5). Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan atas tugas yang diberikan

    oleh guru. Di dalam proses pembelajaran siswa akan lebih konsentrasi

    pada gambar dan kemungkinan kecil siswa ramai karena asik mengamati

    gambar yang ada di depan. Sehingga siswa mudah dalam memahami

    materi pembelajaran.

    f. Contoh Model Pembelajaran Pictur e and Picture

    Model pembelajaran picture and picture merupakan suatu model

    pembelajaran yang menggunakan gambar dan tulisan yang dipasangkan dan

    diurutkan secara logis oleh siswa dan akan memberikan pengalaman dalam

    proses belajar, dengan memfasilitasi siawa berinteraksi dengan objek, ide dan

    kejadian yang dapat dimanipulasi. Keterlibatan merupakan aktivitas belajar

    yang tidak hanya mendengarkan, tetapi melibatkan potensi yang ada diri

    siswa, seperti berpikir kreatif, berintepretasi, dan pemecahan masalah dapat

    berkembang lebih efektif.

    Berikut ini adalah contoh gambar yang digunakan dalam

    pembelajaran dengan modelpicture and picture.

  • 7/23/2019 12350773

    37/137

    20

    Memancing

    1). 2).

    3). 4).

    Gambar 1. Contoh Gambar Model PembelajaranPicture and Picture

    Gambar 1 merupakan contoh media dalam model pembelajaran

    picture and picture yang ditunjukkan dengan penyusunannya yang acak,

    kemudian siswa diminta untuk mengurutkan gambar menjadi urutan yang

    logis dan sistematis. Logis yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang

    diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sistematis berarti

    menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur.Setelah

    itu, siswa menyusun kalimat pada setiap gambar. Selanjutnya siswa diminta

    untuk membuat cerita dengan mengembangkan kalimat yang telah dibuat

    menjadi paragraf dalam bentuk cerita.

    Dengan begitu siswa akan terlatih untuk menulis dan sebaiknya

    kegiatan pembelajaran menulis dengan model pebelajaranpicture and picture

    dilakukan secara berulang-ulang. Dengan demikian keterampilan menulis

    cerita khususnya cerita pendek akan meningkat.

  • 7/23/2019 12350773

    38/137

    21

    2. Tinjauan Tentang Keterampilan Menulis Cerita Pendek

    a.

    Pengertian Keterampilan

    Dalam kehidupan masyarakat keterampilan kerap dikaitkan dengan

    kecepatan dalam melakukan pekerjaan. Dalam Kamus Besar Bahasa

    Indonesia (2002: 180), dikemukakan bahwa keterampilan adalah kecakapan

    untuk menyelesaikan tugas. Seseorang dapat dikatakan terampil bila sudah

    cekatan dalam melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Setiap orang

    memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi hasil

    tugas yang dikerjakan.

    Tri Budiarto (2008: 1-2) juga mengungkapkan pengertian

    keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya adalah mampu

    bertindak dengan cepat dan tepat. Istilah lain dari terampil adalah cekatan,

    cakap mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain keterampilan dapat disebut juga

    kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan

    baik dan cermat.

    Menurut pendapat Aksay secara morfologis istilah keterampilan

    diambil dariskill maka memuat arti kemampuan mengerjakan sesuatu dengan

    baik dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan

    (http://aksay.multiply.com/journal/item/20).

    Setiap orang tentunya mempunyai kemampuan dan keterampilan

    dalam melakukan sesuatu. Seseorang akan dikatakan terampil bila selalu

    melatih keterampilan yang dimiliki. Melatih keterampilan dapat dilakukan

    sejak dini. Banyak sekali keterampilan yang dihasilkan, misalnyaketerampilan menulis. Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh

    kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar

    (http://saifulmmuttaqin. blogspot. com/2010/03/pembelajaran-ketrampilan.

    html).

    Menurut berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan keterampilan

    merupakan keahlian atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang di mana

  • 7/23/2019 12350773

    39/137

    22

    keahlian atau kemampuan itu timbul dikarenakan kebiasaan seseorang belajar

    dan berlatih secara berkesinambungan.

    b. Pengertian Menulis

    Imron Rosidi (2009: 2) mengemukakan bahwa menulis merupakan

    kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang yang

    diungkapkan dalam bentuk bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk

    menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat

    dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak

    langsung.

    Menurut H. G . Tarigan (2008:22) menulis adalah menurunkan atau

    melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa

    yang dipahami seseorang, sehingga orang-orang dapa membaca lambang-

    lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran dan

    grafik tersebut.

    Selain itu pengertian menulis menurut (http://42explore.com/

    writing.html). Writing is the expression of language in the form of letters,

    symbols, or words. The primary purpose of writing is communication Artinya

    menulis adalah ekspresi bahasa dalam bentuk huruf, simbol, atau kata-kata.

    Tujuan utama penulisan adalah komunikasi

    Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan

    dalam bentuk bahasa tulis (http://definisi-

    pengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.html). Menulis

    merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses menulis mencakup serangkaian

    kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topic yang akan di bahas sampai

    penulisan akhir (Sabarti Akhadiah dkk, 1997: 2). perasaan melalui tulisan

    untuk disampaikan kepada pembaca.

    Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 2.1) untuk mencapai

    suatu tulisan yang baik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, tentu saja

    akan berhubungan pula dengan keefektifan dalam menggunakan kalimat. Kalimat

    efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan, gagasan, ide, dan

    http://42explore.com/%20writing.htmhttp://42explore.com/%20writing.htmhttp://42explore.com/%20writing.htmhttp://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.htmlhttp://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.htmlhttp://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.htmlhttp://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-menulis.htmlhttp://42explore.com/%20writing.htmhttp://42explore.com/%20writing.htmhttp://42explore.com/%20writing.htm
  • 7/23/2019 12350773

    40/137

    23

    pemberitahuan kepada penerima (pembaca) sesuai dengan yang ada dalam

    benak si penyampai (penulis). Dengan kalimat efektif, penulis akan

    mengungkapkan gagasannya dengan jelas dan pembaca akan memahami

    gagasan penulis dengan jelas pula.

    Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan

    menulis adalah serangkaian kegiatan yang kompleks yang memerlukan

    tahapan-tahapan, dan menuangkan ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca

    dapat memahami isi dari gagasan yang disampaikan.

    c.

    Tahap-Tahap Dalam Menulis

    Sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang

    terjadi dan melibatkan beberapa fase. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus

    (2008: 14) ada beberapa fase dalam menulis yaitu meliputi:

    1). Tahap prapenulisan.

    Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, yaitu tahap

    mencari,menemukan dan mengingat kembali pengetahuan atau

    pengalaman yang dperoleh dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah

    untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain

    dalam menulis sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan

    baik. Fase ini sangat menentukan aktivitas dan hasil menulis berikutnya.

    Persiapan yang baik sangat memungkinkan untuk menumpulkan bahan

    secara terarah, mengaitpadukan antargagasan secara runtut, serta

    membahasnya secara kaya, luas, dan dalam.

    Sebaliknya, tanpa persiapan yang memadai, banyak kesulitan yang

    akan ditemui serta penulis kecewa atau bahkan tertawa melihat hasil

    tulisan yang dibuatnya. Pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas

    memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan

    atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan idea tau

    gagasan dalam bentuk karangan.

    2).

    Tahap penulisan.

    Pada tahap pramenulis, penulis telah menentukan topik dan tujuan,

  • 7/23/2019 12350773

    41/137

    24

    mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka

    karangan. Dengan selesainya itu semua, berarti penulis telah siap untuk

    menulis. Penulis mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat

    dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi

    yang telah dipilih dan dikumpulkan.

    Dalam pengembangan setiap ide, penulis dituntut untuk mengambil

    keputusan, yaitu keputusan tentang kedalaman serta keluasan isi, jenis

    informasi yang akan disajikan, pola organisasi karangan termasuk di

    dalamnya teknik pengembangan alinea, serta gaya dan cara

    pembahasannya (pemilihan kata, pengalimatan, pengalineaan) dan tentu

    saja keputusan itu harus disesuaikan dengan topik, tujuan, corak

    karangan, dan pembaca karangan.

    3). Tahap pascapenulisan.

    Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram

    yang penulis hasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan

    perbaikan (revisi). Penyuntingan merupakan kegiatan membaca ulang

    suatu buram karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan

    memeriksa baik untuk mekanik atau pun isi karangan. Tujuannya adalah

    untuk memperoleh informasi tentang unsure-unsur karangan yang perlu

    disempurnakan. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh orang lain atau

    penulisnya sendiri. Berdasarkan hasil penyuntingan itulah maka kegiatan

    revisi atau perbaikan karangan dilakukan.

    Kegiatan revisi itu dapat berupa penambahan, penggantian,

    penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur

    karangan. Kadar revisi itu sendiri tergantung pada tingkat keperluannya.

    Bila revisi berat, bisa juga sedang atau ringan. Pada revisi ringan, seperti

    yang disebabkan oleh kesalahan unsur-unsur mekanik, kegiatan

    perbaikan itu biasanya dilakukan bersamaan dengan penyuntingan.

    Tetapi untuk revisi berat misalnya karena kesalahan urutan gagasan,

    contoh atau ilustrasi, cara pengembangan, penyampaian penjelasan atau

    bukti, kegiatan perbaikan itu biasanya dilakukan setelah penyuntingan

  • 7/23/2019 12350773

    42/137

    25

    selesai. Bila perbaikan itu mendasar, maka kegiatan revisi berat biasanya

    diikuti kembali dengan penulisan kembali karangan (rewrite).

    Kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan

    dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a). Membaca keseluruhan karangan;

    b). Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan

    apabila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, dan

    disempurnakan; serta

    c). Melakukan perbaikan sesuai temuan saat penyuntingan.

    Berdasarkan penjabaran di atas, maka ketiga fase tersebut harus

    dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seorang

    penulis dalam proses tulis menulis.

    Menurut Amir dan Rukayah (1996: 77) sebelum melaksanakan

    pembelajaran menulis guru harus membuat suatu perencanaan terlebih dahulu

    dengan memperhatikan:

    a). Kegiatan belajar menulis harus dimulai dengan kegiatan mendengarkan,

    berbicara, dan membaca, sebab siswa SD belum memiliki kemampuan

    yang mendalam untuk menalar ide atau gagasan secara sendiri-sendiri.

    b).

    Kegiatan pembelajaran menulis harus dimulai dengan latihan-latihan pola

    kalimat, mengisi titik-titik, menyelesaikan kalimat atau paragraf, atau

    menulis bebas.

    c). Pembelajaran menulis dapat pula dilatihkan mulai dari mengarang

    ataupun paragraf atau menulis bebas.

    d).

    Karangan hendaknya ditulis dengan alasan:

    (1).Fungsional, maksudnya pembelajaran menulis tidak hanya untuk

    meningkatkan keterampilan mengemukakan ide atau gagasan secara

    tertulis dengan ejaan yang benar, tetap juga tulisannya itu harus

    berguna bagi kehidupan siswa, baik untuk mempelajari bidang studi

    lain, maupun bagi kehidupannya di masyarakat kelak. Misalnya

    menulis surat, menulis undangan, menjelaskan suatu objek dan lain-

    lain.

  • 7/23/2019 12350773

    43/137

    26

    (2).

    Ekspresif, yaitu untuk mengungkapkan perasaa atau emosi yang

    sesuai dengan lingkungan budayanya. Misalnya menulis puisi,

    prosan dan drama.

    (3).

    Pengembangan teknik, yaitu pengembangan keterampilan mulai dar

    penulisan judul, cara pengembangan paragraph sampai dengan

    menulis karangan yang baik seperti menulis cerita dengan ejaan yang

    benardan sebagainya.

    (4).Pengembangan keterampilan menulis antara lain.

    (a). Pengembangan tulisan tangan dan cetak.

    (b).

    Keterampilan menggunakan tanda baca, huruf capital, ejaan dan

    kosa kata.

    (c). Penggunaan pola kalimat dan tata bahasa.

    (d).

    Pemilihan cara penulisan sesuai dengan tujuuannya.

    (e). Keterampilan menyunting, seperti memeriksa tulisan sendiri,

    memperbaiki dan memeiksa hasil karangan sendiri.

    (f). Menyusun karangan dan keterampilan mengorganisasikan idea

    tau gagasan secara efektif, misalnya menulis majalah dinding.

    (g).Akhirnya siswa harus mempelajari keterampilan menulis untuk

    kepentingan sendiri atau bekerja. Dalam hal ini guru harus dapat

    memberikan dorongan agar siswa gemar mengarang misalnya

    menuliskan hal-hal atau kegiatan yang disaksikan, dirasakan

    maupun dialami sendiri ke buku hariannya.

    d. Tujuan Menulis

    Menurut Hugo Hartig (dalam Depdikbud: 235) ada beberapa tujuan

    menulis, antara lain:

    1). Assigment Purpose (tujuan penugasan).

    Penulis menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri.

    Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku bacaan, membuat

    cerita pendek, membuat laporan observasi dan sebagainya.

    2). Altruistic Purpose(tujuan altruistik).

  • 7/23/2019 12350773

    44/137

    27

    Penulis menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan

    para pembaca, menolong para pembaca untuk memahami, menghargai

    perasaan dan penalarannya, ingin menjadikan hidup pembaca

    menyenangkan. Penulis berkeyakinan bahwa pembaca adalah teman

    hidupnya. Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu

    idea tau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya dengan cara itulah

    tujuan altruistik dapat tercapai.

    3). Persuasive Purpose(tujuan persuasi).

    Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin akan

    kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan oleh penulis. Tulisan

    semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis untuk menawarkan

    sebuah produksi barang dagangan.

    4). Informatical Purpose(tujuan informasional).

    Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi

    informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis berusaha

    menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu mengenai apa yang

    diinformasikan oleh penulis.

    5). Self Expressive(tujuan pernyataan diri).

    Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya

    kepada para pembaca.

    6).

    Creative Purpose (tujuan kreatif).

    Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai

    artistik atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. Di

    sini penulis bukan hanya memberikan informasi, melainkan lebih dari itu.

    Dalam informasi yang disajikan oleh penulis, para pembaca bukan hanya

    sekedar tahu apa yang disajikan penulis, tetapi juga merasa terharu

    membaca tulisan tersebut.

    7). Problem Solving Purpose(tujuan pemecahan masalah).

    Dikenal tulisannya, penulis berusaha member kejelasan kepada para

    pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah.

  • 7/23/2019 12350773

    45/137

    28

    e. Manfaat Menulis

    Menulis merupakan kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang

    dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menurut Sabartiah, dkk (1994: 1)

    ada beberapa manfaat menulis antara lain:

    1).

    Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi

    yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis.

    2).

    Melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan atau

    pemikiran yang akan dikemukakan.

    3).

    Dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berfikir,baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berfikir terapan.

    4). Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui

    kegiatan menulis.

    5). Melalui kegiatan tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif.

    6). Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapt dipecahkan dengan

    lebih melalui tulisan.

    7). Dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar membaca lebih giat.

    Penulis menjadi penemu atu pemecah masalah bukan sekedar menjadi

    penyadap informasi dari orang lain.

    8). Melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk berfikir dan

    berbahasa secara tertib.

    f. Pengertian Keterampilan Menulis

    Keterampilan dalam pembelajaran mencakup beberapa aspek. Salah

    satu aspek keterampilan yang harus dikuasai adalah keterampilan menulis.

    Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan

    perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegunaan menulis bagi siswa

    adalah untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas

    sekolah. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai masuk

    SD (Mulyono Abdurrahman, 2003: 223).

    Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam

    cara berkomunikasi, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak

  • 7/23/2019 12350773

    46/137

    29

    langsung. Kegiatan berbicara dan mendengar (menyimak) merupakan

    komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca

    merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah

    satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang

    penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat

    mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk mencapai tujuan dan

    maksudnya.

    St. Y. Slamet (2008: 96) berpendapat bahwa keterampilan menulis

    merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang

    sesudah menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dalam

    dunia kepenulisan, pengertian keterampilan menulis seringkali menjadi

    sesuatu yang bias sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang

    sesungguhnya. Hal ini dapat dibuktikan dari kenyataan banyak yang

    menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat. Padahal sebenarnya

    seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara

    untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara

    langsung atau melatih dirinya sehingga terampil.

    Sedangkan menurut Agus Suriamiharja (2003: 25) keterampilan

    menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis

    yang mudah dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain

    yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa

    tersebut.

    Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang

    dalam bidang tulis menulis (http://www.anneahira.com/pengertian-

    keterampilan-menulis.html). Keterampilan menulis bukan pekerjaan profesi

    juga bukan pekerjaan sembarangan. Dikatakan demikian karena menulis

    selain membutuhkan penalaran juga membutuhkan acuan agar tulisan yang

    disajikan dapat dipahami secara sempurna. Keterampilan menulis diawali

    dengan rajin membaca. Salah satu kendala lemahnya minat menulis

    disebabkan karena kurangnya kegiatan membaca. Sebenarnya keterampilan

    menulis bila diminati dan dibutuhkan, maka pekerjaan itu tidak terasa sulit.

  • 7/23/2019 12350773

    47/137

    30

    Sulit dan mudah itu tergantung penilaian dan kebiasaan seseorang. Bisa

    karena biasa.

    Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

    keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh

    seseorang setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus dalam bidang

    menulis. Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih secara intensif, maka

    seseorang dapat terampil menulis.

    Linda Campbell (1996: 21) berpendapat tentang hubungan

    keterampilan menulis dengan aspek keterampilan yang lain yaitu:

    Writing cannot be segregated from other language acts. It is

    reinforced by speaking, listening and reading. Fully incorporating

    language arts activities into all content areas helps students

    communicate more effectivelly as well as learn more thoroughly. As

    in speech writing carries ideas from one person to another, with

    distinct purposes and meanings. Students, through a variety of

    writing activities, can develop a sense of audience and perceive

    writing as a relevant act occuring between themselves, other any

    society.

    Yang berarti, menulis tidak dapat dipisahkan dari tindakan bahasa lainnya.

    Hal ini diperkuat dengan berbicara, mendengarkan dan membaca. Penuh

    menggabungkan kegiatan seni bahasa ke dalam semua area konten membantu

    siswa berkomunikasi dengan lebih secara efektif serta belajar lebih teliti.

    Seperti dalam pidato tertulis membawa ide dari satu orang ke orang lain,

    dengan tujuan yang berbeda dan makna. Siswa, melalui berbagai kegiatan

    menulis, dapat mengembangkan rasa penonton dan menganggap menulis

    sebagai tindakan yang relevan yang terjadi antara mereka sendiri, lainnya

    masyarakat mana pun.

    g. Keterampilan Menulis Cerita Pendek

    Perkembangan pragmatik anak atau penggunaan bahasa merupakan

    hal yang paling penting dalam bidang pertumbuhan bahasa pada usia sekolah.

    Anak-anak berumur lima dan enam tahun menghasilkan berbagai macam

    cerita. Cerita-cerita anekdot yang paling banyak mereka hasilkan. Isinya

    tentang hal-hal yang terjadi di rumah mereka masing-masing dan di

    http://www.anneahira.com/instruktur-yoga.htmhttp://www.anneahira.com/instruktur-yoga.htm
  • 7/23/2019 12350773

    48/137

    31

    masyarakat sekitarnya. Kemampuan membuat cerita tersebut seharusnya

    sudah diperkenalkan pada usia prasekolah, meskipun masih sangat sederhana,

    yakni selama kegiatan mengasuh anak. Dengan demikian ketika anak

    memasuki sekolah dasar, anak-anak tidak merasa asing lagi dengan

    pembelajaran membuat cerita (http//www.

    artikel+peningkatan+keterampilan+menulis+cerita.html).

    Menurut Darmiyati Zucdi dan Budiasih (2001: 10) mengatakan

    bahwa anak-anak berumur enam tahun sudah mulai dapat membuat cerita

    sederhana atau pendek tentang acara televisi atau film yang mereka lihat.

    Kemampuan ini selanjutnya berkembang secara teratur, sedikit demi sedikit.

    Pada usia tujuh tahun anak-anak sudah mulai bisa membuat cerita yang agak

    padu. Cerita di tulis dengan menggunakan bahasa yang sudah lumayan bagus

    dan sedikit dapat dipahami oleh orang lain. Pada umur delapan tahun anak

    sudah mulai memiliki daya imajinasi yang tinggi yang ditandai dengan

    penggunaan kalimat misalnya akhirnya mereka hidup bahagia. Selain itu

    pengguaan struktur cerita semakin jelas untuk dipahami.

    Menurut Ismail (2001: 37)) keterampilan menulis cerita pendek

    adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan ide atau gagasan dalam

    bentuk cerita pendek dengan bahasa tulis, serta kalimat yang digunakan di

    dalam cerita ini masih bersifat sederhana.

    Di dalam (http//:www.cerita-cerita.html) menjelaskan bahwa di

    dalam pembuatan cerita pendek tidak memerlukan waktu yang lama untuk

    membuatnya karena bentuknya yang lebih pendek daripada cerita-cerita yang

    lain, begitu pun untuk membacanya, sehingga cerita pen sering disebut

    bacaan yang dapat dibaca sekali duduk. Bahasa yang digunakan dalam cerita

    pendek pun menggunakan bahasa yang sederhana, lebih sederhana jika

    dibandingkan dengan bahasa dalam puisi yang mempunyai arti lebih

    kompleks.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis cerita pendek

    adalah keahlian atau kecekatan yang dimiliki seseorang dalam menulis cerita

    http://www.jevuska.com/topic/artikel+peningkatan+keterampilan+menulis+cerita.htmlhttp://www.jevuska.com/topic/artikel+peningkatan+keterampilan+menulis+cerita.htmlhttp://www.cerita-cerita/http://www.cerita-cerita/http://www.jevuska.com/topic/artikel+peningkatan+keterampilan+menulis+cerita.htmlhttp://www.jevuska.com/topic/artikel+peningkatan+keterampilan+menulis+cerita.htmlhttp://www.jevuska.com/topic/artikel+peningkatan+keterampilan+menulis+cerita.html
  • 7/23/2019 12350773

    49/137

  • 7/23/2019 12350773

    50/137

    33

    3).

    Sifat suka meniru sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mendidik anak-

    anak melalui cerita. Oleh karena itu, penonjolan sifat yang baik pada

    pelaku cerita perlu diperhitungkan, agar bacaan tersebut besar

    manfaatnya bagi anak-anak.

    4). Pilihan tema cerita yang sesuai dengan dunia anak-anak. Jangan memilih

    tema yang pelik, sukar dan dianggap belum pantas disajikan untuk

    bacaan mereka.

    i. Pentingnya Pembelajaran Keterampilan Menulis Di Sekolah Dasar

    Keterampilan menulis adalah salah satu kemampuan bahasa yang

    semakin penting untuk dikuasai. Hal ini erat kaitannya dengan pengabdian

    budaya industrial yang merupakan salah satu tuntunan pembangunan

    nasional pada masa yang akan datang. Budaya industrial menuntut anggota

    masyarakat memiliki wawasan, sikap dan berbagai kemampuan yang cocok

    untuk budaya tersebut. Salah satu kemampuan yang terpenting adalah

    membaca dan menulis.

    Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa tulis yang

    bersifat produktif, artinya keterampilan menulis ini merupakan keterampilan

    yang menghasilkan, yaitu menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan

    yang memerlukan keterampilan yang bersifat kompleks. Keterampilan yang

    diperlukan antara lain keterampilan berfikir secara logis, keterampilan

    mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas, dan keterampilan

    menerapkan kaidah-kaida