119457370-K3

48
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan proyek, menerapkan hal-hal sebagai berikut : 1. Memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kepada karyawan/tenaga kerja 2. Memberikan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan pekerjaan 3. Membentuk lingkungan yang aman dan nyaman di lingkungan pekerjaan sehingga dapat mencegah/mengurangi resiko kecelakaan dalam lingkungan pekerjaan 4. Menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja 5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pengetahuan dan penanganan sistem keselamatandan kesehatn kerja 6. Mematuhi perundang-undangan yang berlaku dalam keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu: - Undang-Undang No. 01/1970 tentang Keselamatan dan kesehatan kerja - Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per- 05/MEN/1996 Tgl. 12 Desember 1996, Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pelaksana K3 adalah Manajemen Perusahaan/Pimpinan/Supervisor/Pengawas di lapangan kerja. Tugas pelaksana Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut: - Membuat sistem dan prosedur dalam upaya penanganan keselamatan dan kesehatan kerja - Menetapkan standar baku keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja - Melakukan identifikasi resiko yang mungkin timbul dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja - Melakukan evaluasi terhadap kebutuhan untuk keselamatan dan kesehatan kerja - Melakukan evaluasi kebutuhan peralatan untuk keselamatan dan kesehatan kerja - Menyusun form keselamatan dan kesehatan kerja untuk masing-masing item pekerjaan

description

K3

Transcript of 119457370-K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan proyek, menerapkan hal-hal sebagai berikut :

1. Memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kepada karyawan/tenaga kerja

2. Memberikan fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan pekerjaan

3. Membentuk lingkungan yang aman dan nyaman di lingkungan pekerjaan sehingga dapat mencegah/mengurangi resiko kecelakaan dalam lingkungan pekerjaan

4. Menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam

pengetahuan dan penanganan sistem keselamatandan kesehatn kerja

6. Mematuhi perundang-undangan yang berlaku dalam keselamatan dan kesehatan kerja, yaitu:

− Undang-Undang No. 01/1970 tentang Keselamatan dan kesehatan kerja− Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-05/MEN/1996 Tgl. 12 Desember 1996, Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pelaksana K3 adalah Manajemen Perusahaan/Pimpinan/Supervisor/Pengawas di lapangan kerja. Tugas pelaksana Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut:

− Membuat sistem dan prosedur dalam upaya penanganan keselamatan dan kesehatan kerja− Menetapkan standar baku keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja− Melakukan identifikasi resiko yang mungkin timbul dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja− Melakukan evaluasi terhadap kebutuhan untuk keselamatan dan kesehatan kerja− Melakukan evaluasi kebutuhan peralatan untuk keselamatan dan kesehatan kerja− Menyusun form keselamatan dan kesehatan kerja untuk masing-masing item pekerjaan

Penanganan Kecelakaan :

Kecelakaan dapat dikategorikan menjadi :

1. Kasus Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)Mencakup kasus yang hanya memerlukan perawatan sesekali selesai dan hanya untuk luka kecil karena goresan, terpotong, terbakar, robek dan sejenisnya, yang sebenarnya tidak memerlukan perawatan medis. Perawatan dan pemeriksaan seperti ini digolongkan dalam pertolongan pertama walaupun dilayani oleh dokter atau tenaga profesional resmi.

2. Kasus Ditangani DokterMencakup perawatan kecelakaan yang dilakukan oleh para dokter, tenaga medis, atau tenaga profesional lainnya.

Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya menjaga tubuh karyawan/tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. APD dipergunakan setelah melakukan rekayasa dan cara kerja yang aman telah dilaksanakan dengan baik dan benar (maksimum)Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Pelindung Diri:1. Setiap karyawan/tenaga kerja akan diberi alat-alat pelindung diri yang menjadi tanggungjawab perusahaan sesuai dengan kontrak kerjanya2. Setiap karyawan/tenaga kerja bertanggung jawab untuk memakainya, merawat dan melaporkan segala kerusakan atau kesalahan yang terdapat pada alat-alat tersebut3. Setiap Supervisor/Pengawas bertanggung jawab atas pemakaian alat pelindung diri sesuai persyaratan, memperagakan cara pemakaian yang benar dan mendorong bawahan untuk memakainya.4. Pelaksana K3 Proyek bertanggung jawab untuk memberitahu setiap orang yang akan masuk ke lokasi proyek untuk mengikuti peraturan penggunaan Alat Pelindung Diri tanpa kecuali.5. Tanggung Jawab Supervisor/Pengawas untuk memastikan alat-alat Pelindung Diri telah dipakai sesuai tingkatnya, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh karyawan / tenaga kerja-nya dan harus mempromosikan praktik keselamatan dan kesehatan kerja dengan memberikan contoh yang baik.

Syarat-syarat Alat Pelindung Diri:− Tidak mengganggu kerja− Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya ditempat kerja.− Tidak mengganggu kerja− Enak dipakai

Alat-alat Pelindung Diri pada umumnya berupa :

− Pelindung Kepala (Safety Helmet/Topi Pengaman)Semua karyawan harus memakai topi pengaman selama berada dilapangan, kecuali saat berada didalam kendaraan, kantor atau daerah bebas alat pelindung. Topi yang sudah penyok, topi yang terbuat dari aluminium dan topi yang tidak dapat diperbaiki lagi, tidak diperkenankan dipakai dilapangan. Topi pengaman tidak boleh digambar, dicat dengan kemauan sendiri dan harus terhindar dari bahan kimia.

− Pelindung Mata (Spectacle gogles/Kacamata biasa dan Gogles/Kacamata Khusus)

Lapangan yang dinyatakan sebagai daerah tempat pelindung mata harus dikenakan, kecuali saat berada dikendaraan, kantor atau daerah bebas Alat Pelindung Diri. Hanya pelindung mata yang memenuhi standar keselamatan kerja yang boleh dipakai. Kacamata teduh atau pelindung mata tanpa tutup disisi kiri dan kanan tidak diijinkan dipakai. Contoh standar pelindung mata yang disetujui adalah USA ANSI Z87.1 1988. Semua karyawan/tenaga kerja yang menggerinda atau membersihkan dengan piringan kawat baja harus memakai kacamata pengaman dan pelindung wajah. Saat melakukan pekerjaan di ruangan tertutup, kacamata anti debu (mono gogle) harus dipakai. Karyawan/tenaga kerja harus memakai kacamata anti debu dan pelindung wajah saat menggunakan sabun pembersih yang berbahaya, cairan korosif atau bahan lain yang berbahaya. Pelindung mata yang resmi untuk proses pemotongan harus digunakan saat melakukan proses memotong menggunakan oksigen (oxy-cutting). Semua karyawan/tenaga kerja harus memakai lensa kacamata pengaman bening. Perkecualian hanya diberikan kepada penderek dan para operator crane crawler. Mereka boleh memakai lensa kacamata bening atau gelap. Kacamata tukang cat harus menggunakan pelindung lensa kacamata pengaman. Tiap anggota dijajaran supervisi harus memberikan contoh yang baik kepada semua karyawan untuk mematuhi aturan pelindung mata. Supervisor harus memastikan para karyawan yang berada dibawah tanggung jawabnya (maupun karyawan lainnya yang berada dalam bahaya) telah memiliki dan memakai kacamata pelindung seperti yang seharusnya, dan memeriksa keadaan kacamata pelindung tersebut, serta segera memperbaikinya jika ada masalah.

− Pelindung Kaki (Sepatu Kerja Aman) Pelindung kaki yang dilengkapi dengan penutup jari dari baja harus selalu dipakai dilapangan, kecuali saat berada dikendaraan, kantor atau daerah bebas Alat Pelindung Diri. Pelindung kaki yang sudah tidak layak pakai harus diganti. Sepatu atau boot bertali harus digunakan dalam keadaan tali sepatu terikat sebagaimana mestinya, untuk keamanan kaki.

− Pelindung Tangan (Sarung Tangan)Sarung tangan (biasa) atau yang panjang (menutupi lengan bawah) harus dipakai pada pekerjaan yang memiliki resiko terluka. Sarung tangan bahan kimia harus dipakai apabila menangani produk-produk dari minyak, solar, zat asam, bahan kimia dan bahan yang berasal dari cairan-cairan berberbaya yang lainnya. Sarung tangan dari kulit atau yang panjang harus dipakai untuk melindungi tangan dari panas, barang-barang yang dapat terperangkap atau terjepit diantara putaran.

− Pelindung Pernapasan dari Debu, Asap, Gas Kimia dan Udara Menyengat (Respirator/ Masker)

− Pelindung pernapasan yang sudah disetujui harus dipakai bilamana terdapat benda-benda diudara yang berbahaya untuk kesehatan. Alat pernapasan organik harus dipakai ketika melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan cat, larutan dan bahan kimia lain. Alat pernapasan udara terpisah harus dipakai ketika masuk ketempat yang kurang oksigen. Alat pernapasan dengan pemasukan udara tersendiri atau tameng harus diapai ketika melakukan penyemprotan atau pengecetan didaerah tertutup. Alat pernapasan harus dipakai hanya oleh personil yang terlatih. Karyawan/tenaga kerja tertentu harus dilatih untuk memilih dan memakai pelindung pernapasan sesuai dengan persyaratan pabrik, cat atau produk lain yang akan dipakai.

− Pelindung Alat Pendengaran/Telinga (Ear Plug/Sumbat Telinga dan Ear Muff/Tutup Telinga)

Pelindung Pendengaran/Telinga harus dipakai oleh semua karyawan yang terpapar kebisingan 85 dB atau lebih dari 8 jam penuh. Penutup telinga harus dipakai di pembangkit tenaga listrik dan tempat-tempat yang bising karena mesin. Penyumbat telinga (yang sekali pakai saja atau yang dapat dipakai berulang) harus dipakai :

− Bila menggerinda, menghaluskan/memoles, memukul dengan palu besar, perkakas, yang bising, dan "gouging" dengan tekanan udara yang tinggi.

− Didalam bengkel-bengkel yang bising.− Dimana telah dipasang tanda untuk maksud itu dan bila instruksikan oleh para

pengawas.− Sumbat telinga yang dapat dipakai berulang kembali harus dibersihkan.

− Pelindung di Tempat Ketinggian (Safety Belt/Sabuk Pengaman, Tali pengaman, yaitu: Jaring Angkat, Sabuk Penunjang dan Sabuk Pengikat) dan perlengkapan khusus lainnya sesuai keperluan.

Safety Belt, Sabuk Pengaman, Tali Pelindung Tubuh dan Tali Pengaman yang disetujui harus dipakai dan terikat sebagaimana seharusnya jika ada resiko jatuh pada ketinggian dua meter atau lebih. Safety Belt/Sabuk Pengaman harus digunakan dan terikat dengan pengaman dengan tepat bila bekerja dan tidak dipagari dengan pegangan tangga. Safety Belt/Sabuk Pengaman harus dipakai oleh semua karyawan yang bekerja pada tempat yang tinggi. Safety Belt/Sabuk Pengaman harus dipakai dan terikat ketika bekerja didalam keranjang derek dan saat menggunakan alat pengangkat mekanis. Safety Belt/Sabuk Pengaman harus terpasang ketat dipinggang dan tali pengaman panjangnya tidak boleh lebih dari 1,2 m. Tali pengaman harus terikat untuk mengamankan pemakainya dan tidak boleh berada dibawah pinggang. Safety Belt/Sabuk Pengaman penuh tipe parasut harus selalu dipakai searah dengan gerakan kumparan (Sala Block). Perlengkapan ini harus dipakai oleh mereka yang bekerja didaerah beresiko tinggi. Sala Block atau gerak kumparan harus menempel pada bagian yang kokoh dengan perisai diatas pemakai. Alat-alat pelindung pencegah jatuh harus diperiksa sebelum digunakan. Perlengkapan yang tidak layak pakai tidak boleh digunakan. Safety Belt/Sabuk Pengaman, sabuk tipe parasut dan tali pengaman harus disimpan dan dijaga agar jangan sampai kena minyak, pelumas atau benda lain yang bisa membuatnya kotor. Alat-alat pencegah jatuh yang pernah terbentur beban yang keras harus segera dimusnahkan.

− Pelindung Badan (Pakaian Kerja Biasa dan Pakaian Kerja Khusus tahap api/radiasi/zat kimia, dll jika diperlukan)

Pakaian pelindung yang sesuai harus dipakai setiap saat. Tidak seorangpun karyawan diperkenankan bekerja tanpa kemeja. Celana pendek tidak diperkenankan dipakai saat melakukan pekerjaan apapun dan saat berada didaerah konstruksi. Pakaian yang longgar atau robek tidak boleh dipakai saat bekerja dengan perlengkapan dan perkakas yang berputar. Perhiasan seperti kalung atau cincin sebaiknya tidak dipakai saat bekerja karena bisa membahayakan si pemakai. Udara yang dimampatkan, oksigen atau gas yang dimampatkan sama sekali tidak boleh dipakai untuk "menghembus" pakaian kerja.

− Pelindung di Daerah Bahaya Tenggelam/di Daerah Perairan Dalam (Baju Pelampung, Alat Penyelam, dll)

− Baju pelampung harus dipakai saat bekerja di pinggir ponton, kapal atau tempat lain diatas air, dan selama melakukan pemuatan (deck, jacket). Baju pelampung tidak perlu dikenakan bila sudah tersedia pegangan tangga. Baju pelampung harus dipakai ketika berdiri atau bekerja di bagian luar pegangan tangga pada ponton material atau bila ponton tidak dilengkapi pegangan tangga. Semua pekerjaan pemuatan (deck, jacket), semua orang diponton

harus memakai baju pelampung, meskipun pegangan tangga terpasang.

Peralatan Untuk Menangani Material

− Alat Derek Dan PengangkatDilarang menunggangi alat pengangkat, muatan, atau setiap permukaan bulat dari crane dan alat derek lainnya. Jangan memanjat atau menuruni peralatan yang sedang bergerak. Jangan meloncat dari peralatan apapun. Gunakan kedua tangan saat naik atau turun dari suatu peralatan.Berdirilah ditempat yang aman saat peralatan sedang aktif dijalankan. Semua karyawan/tenaga kerja harus berada ditempat yang sama saat pengangkatan dan saat ambin (sling) dibuka. Hindari tangan anda dari titik jepit saat mengait, menyambung atau menjepit. Tali pengaman akan digunakan sesuai permintaan. Semua kait harus dililit, kecuali bila sudah dilengkapi dengan palang pengaman.Hanya satu orang, yang harus diketahui operator, yang boleh memberikan kode atau syarat kepada operator. Untuk ini digunakan aba-aba tangan yang standar pada crane. Para operator crane harus diberi pengarahan oleh supervisor mereka sebagai bagian dari Analisis Keselamatan dan kesehatan kerja.Pertimbangan terhadap factor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja harus dievaluasi ulang jika sudut sling melebihi 60 derajat. Karena pertimbangan akan berat dan pusat gaya berat, maka semua muatan harus dicek sebelum diangkat. Pastikan peralatan pengangkat bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Jangan mengukur muatan dengan pengait, kecuali memang dirancang demikian dan pengait memang untuk dipakai keperluan itu.Gunakan sling berkaki banyak, bukan gabungan sling, dari kaki tunggal. Jangan mengangkat beban memakai satu dari sling kaki banyak sebelum kaki-kaki yang tidak terpakai diikat dengan aman.

Sebelum melakukan pengangkatan, pastikan bahwa sling tidak melilit, terpelintir atau kusut, dan telah dipasang pada muatan secara benar. Salah mengaitkan muata, muatan miring atau tidak seimbang, mengangkat dengan tali pemikul beban yang terpelintir atau kusut, dapat membebani sling melebihi kapasitasnya.Saat mengangkat atau menurunkan muatan hindari adanya sentakan mendadak pada muatan. Sentakan atau tarikan mendadak pada saat pengangkatan akan membebani sling dan menyebabkan berat beban bertambah dari yang sebenarnya. Naikkan sling secara perlahan sampai tali tidak kendur lagi.Jangan meninggalkan muatan tergantung diudara tanpa operator yang menjaga crane. Tempatkan muatan serendah mungkin, tapi cukup tinggi dari yang ada di bawahnya. Jangan memasang segel melintang pada muatan. Mata sling harus masuk pada per dari segel. Tali penggerak atau tali baja yang sudah kadaluarsa tidak boleh digunakan untuk membuat sling. Periksalah pengait dan palang pengamannya sesering mungkin. Jagalah agar palang pengaman selalu bersih dan terlumasi dengan baik. Jangan mengerek dua atau lebih muatan yang terpisah-pisah sekali angkat, walaupun berat muatan seluruhnya tidak melebihi nilai kapasitas derek. Jika bukaan pengait lebih dari 15% dari yang seharusnya (diukur dari titik yang terdekat) atau terputar lebih dari 10° dari pengait yang tak bengkok, pengait tersebut tidak boleh digunakan. Matikan semua mesin pada saaat diminyaki, diisi bahan bakar, dicek airnya atau disetel bagian-bagiannya yang bergerak. Operator Crane harus mengecek daftar pemeriksaan kelayakan crane sebelum pekerjaan dimulai. Hanya karyawan yang berwenang yang diperbolehkan mengoperasikan semua mesin konstruksi, termasuk alat pengangkat dan peralatan bergerak. Operator yang berwenang harus memakai surat ijin yang sesuai dengan peralatan yang digunakannya. Semua bagian berbahaya atau mesin-mesin/alat-alat yang bergerak harus diamankan atau diberi penghalang. Setiap selesai perbaikan, penghalang tersebut harus dipasang kembali.Supervisor akan memberitahu dan menginstruksikan semua karyawan bawahannya tentang prosedur pelaksanaan kerja yang aman.Foreman, atau penggantinya, bertanggung jawab untuk melakukan inspeksi sebelum setiap giliran kerja dimulai. Inspeksi dilakukan terhadap semua alat pengangkat, seperti tali, kabel, sling, dan sebagainya, yang akan dipakai selama giliran kerja.Peralatan bergerak harus diarahkan oleh seorang penunjuk jalan di tempat-tempat yang padat dan sempit. Keranjang kerja yang bisa jatuh sendiri dilarang untuk digunakan. Crane yang bloknya bisa jatuh bebas diberi stiker kabin yang tepat, tidak boleh digunakan untuk mengangkat atau menurunkan keranjang kerja. Crane tidak boleh dipakai jika ada angin kencang atau bila ada instruksi dari Pelaksana Peralatan. Kondisi landasan harus diperiksa untuk kelayakan sebelum crane mobil dijalankan. Kaki-kaki penopang (bila ada) harus dikeluarkan pada pengangkatan-pengangkatan yang tetap ditempat.Hanya satu orang yang boleh memberikan aba-aba penderekan, kecuali memang diperlukan adanya tambahan orang untuk menjadi perantara pemberian aba-aba. Sedapat mungkin, gunakan pengarahan secara visual. Pengarahan lewat radio bisa digunakan untuk penderekan dengan banyak crane, didaerah yang gelap dan sebagainya, asalkan tidak ada komunikasi radio lain yang dapat menggangu pesan-pesan itu. Operator crane dilarang melaksanakan kerja jika isyarat yang diterima tidak jelas. Radio dan baterai harus dirawat. Baterai harus diisi secara teratur.

− Tali Temali dan Pengikat Sling

Hanya juru ikat yang telah mengikuti kursus tali temali, baik teori maupun praktik, yang boleh terlibat dalam aktivitas tali temali dan pengikat sling. Hanya tiga anggota magang yang boleh ikut bekerja dengan seorang juru ikat.Semua sling, balok pelebar (speader bars), jepot pengangkat (lifting clamps), rantai pengangkat (lifting chains) dan kait (hooks) pengangkat harus diberi kode warna sesuai dengan warna dan jadwal yang telah disetujui.Setiap enam bulan sekali, orang yang ditunjuk oleh Rigging Superintendent harus melakukan inspeksi terhadap tali temali dan alat pengangkat, serta memberikan kode warna untuk menandai masa pemeriksaan.Semua sling, tali kawat dan sebagainya, harus dirawat, dilumasi dan disimpan sebaik mungkin untuk menghindari kekusutan, karat, keretakan atau resiko lainnya.Pengelasan yang sesuai harus digunakan untuk mencegah kerusakan pada sling, rantai dan sebagainya pada saat bergesekkan dengan permukaan atau ujung yang tajam. Pengait dan segel harus dilengkapi dengan pengaman yang efektik untuk memastikan beban tidak terjatuh dengan tiba-tiba. Ketahui beban kerja aman yang tertera pada alat takel atau tali temali yang digunakan. Jangan sampai melebihi batas maksimum. Hitung berat badan sebelum diikat. Pakailah sarung tangan ketika memegang tali kawat. Periksalah semua perangkat keras, peralatan, alat takel dan sling sebelum digunakan dan kembalikan peralatan yang rusak kepada Rigging Superintendent. Jangan memakai sling yang kusut atau rusak. Semua sling harus diberi tanda pengenal dengan nomor identifikasi dan batas, maksimum kapasitas pada sebuah pelat logam atau cincin yang terkait secara permanent. Tempelkan pada kumparan. Jangan menyeret tali sling dari bawah beban. Jauhkan semua tali daerah kerja yang menggunakan api pemotong dan pengelas listrik.Balok pengangkat harus ditandai dengan jelas data beratnya dan beban kerja yang dirancang, dan hanya bisa dipakai sesuai fungsi yang telah dirancang. Tambang kerekan tidak boleh dililitkan di sekeliling muatan. Muatan harus dihubungkan ke pengait dengan sling atau tali yang lain, sesuai dengan beban yang akan diangkat. Jangan membuat perbaikan yang bersifat sementara pada sling. Sling yang rusak harus dikembalikan kepada Rigging Superintendent. Jangan mengangkat beban dengan satu kaki dari sling berkaki banyak sampai kaki-kaki yang tidak digunakan itu sudah diikat. Jangan mengungkit muatan dengan pengait jika tidak dirancang untuk itu. Bila memakai dua atau lebih sling untuk mengangkat satu beban pastikan semua sling terbuat dari bahan yang sama. Hindari sentuhan antara sling dengan cairan pelarut atau bahan-bahan kimia. Sling yang melilit dan tertekuk dan tidak dapat diperbaiki, tidak boleh digunakan. Jangan memakai tali kerekan yang apkir sebagai bahan untuk sling. Jangan melilitkan tali kawat disekeliling pengait, putaran yang tajam atau kecil akan merusak sling. Hindari pembengkokan di bagian matanya. Ketika mengangkat barang yang kaku dengan sling berkaki tiga atau empat, dua dari kakinya harus bisa memanggul beban secara keseluruhan. Bila menggunakan kait bermata, jangan menekan mata terlalu rapat ke arah beban, karena sekali talinya tegang akan mengakibatkan tambang itu rusak. Jangan berdiri atau memasuki jarak lentingan tali atau berada di bawah muatan.

Pemeliharaan Lingkungan Kerja dan Kebersihan

Perlu diperhatikan dan dipastikan bahwa Lingkungan Kerja harus :a. Mempunyai Sistem Sanitasi yang sehat, tidak ada bahan pencemar yang sengaja

dibuang ke saluran air atau langsung ke tanah.b. Limbah dan sampah dikontrol dengan cara mendaur ulang atau membuangnya

dengan cara yang layak.c. Semua sampah (kertas, plastik, polysterene dan sebagainya) harus dibuang di

tempat sampah dan tidak dibiarkan betebaran di lapangan.d. Lingkungan Kerja yang perlu diadakan pemeriksaan dan pemeliharaan adalah :

− Pemeliharaan Lingkungan Kerja Proyek:Tata letak kantor harus efisien, nyaman dan aman. Pintu keluar harus bebas dari halangan dan jika dikunci, harus bisa dibuka dari dalam tanpa menggunakan anak kunci. Pintu kaca harus memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup.Peralatan listrik / elektronik harus selalu dalam keadaan bekerja dengan baik. Kabel listrik yang melintasi lantai, jika ada, harus diplester agar tidak membuat orang tersandung. Stop kontak listrik tidak boleh dibebani dengan banyak adaptor. Bukalah laci lemari arsip satu hanya pada satu saat. Membuka dua laci paling atas sekaligus, dari empat laci yang ada, bisa membuat lemari arsip roboh. Laci harus segera ditutup setelah digunakan.Benda-benda yang berat tidak boleh diletakkan di tempat yang tinggi, benda-benda tersebut harus disimpan di tempat yang rendah.Kerapian dan kebersihan harus selalau dirawat dengan baik, cairan yang tumpah harus segera dibersihkan, kertas dan benda lain yang mudah terbakar jangan sampai menumpuk karena menjadi ancaman bahaya kebakaran, hal-hal yang menyebabkan risiko tersandung, seperti : kawat listrik dan ubin yang rusak harus diangkat. Tabung pemadam kebakaran harus selalu diletakkan di tempatnya. Personil kantor harus memahami tipe dan cara pemakaian alat pemadam kebakaran di tempatnya.

− Pemeriksaan Lingkungan Kerja PROYEK yang perlu dilakukan adalah : a. Lampu/Penerangan

Semua daerah kerja harus memiliki penerangan yang cukup, baik disiang hari maupun malam hari. Lampu sementara harus memiliki alas atau kaki dengan ukuran yang sesuai agar tidak terguling pada saat dipakai. Lampu sementara harus dilengkapi dengan pengaman agar tidak terjadi sentuhan dengan bola lampu atau elemen lain. Ketika mengganti bola lampu yang rusak, pastikan alirannya sudah diputus. Lampu neon yang sudah rusak harus ditangani dengan hati-hati dan dibuang dengan benar agar tidak menimbulkan luka/celaka.Peralatan lampu, bola lampu, dan sebagainya yang tidak berfungsi harus segera dilaporkan kepada supervisor.

Personil yang bekerja di daerah dengan penerangan atau pencahayaan rendah hanya boleh memakai kacamata pengaman berlensa bening. Hanya personil yang bewenang yang boleh memperbaiki lampu atau peralatan penerangan.Semua unit penerangan harus diperiksa setiap dua bulan sekali dan dipasangi kode warna yang sama dengan yang diguanakan saat itu.Semua perlengkapan lampu rendah (portable lamp) harus dipasangi steker yang disetujui.

b. Iklim Kerja.Iklim Kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan gerak udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja.Semua tempat/ruangan aktifitas kerja harus dilakukan peninjauan keadaan iklim kerja ruangannya sesuai dengan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dan atau kesepakatan subkontraktor yang telah disetujui.Pelaksana K3 harus memonitor, memeriksa dan melakukan penelitian secara acak apakah seluruh ruang/tempat kerja telah memenuhi prosedur dan persyaratan yang ditentukan serta melaporkan hal-hal yang menyimpang kepada Kepala Proyek.

c. Kontrol DebuMemelihara kebersihan kantor dari kotoran dan debu. Diusahakan mengurangi pengaruh debu, dilakukan dengan :

− Menyiram air jika halaman depan Kantor Proyek kering dan berdebu dan dengan manual atau memakai truk air, secara rutin.− Dengan mempertimbangkan personil yang sedang bekerja, kecepatan kendaraan di lapangan harus dibatasi sampai 25 km/jam.

d. Kontrol KebisinganTempat/Ruangan Kerja yang berdekatan atau terdapat Alat Produksi yang mengeluarkan suara bising (seperti Genset, Pile Hammer, Gerinda dll) harus diperiksa atau diukur itensitas kebisingannya agar diketahui tingkat kebisingannya. Jika tingkat kebisingan melebihi dari Nilai Ambang Batas (NAB) Normal dapat dipersyaratkan wajib pakai Alat Pelindung Diri Pendengaran yang harus digunakan oleh karyawan/tenaga kerja atau tamu yang berada di daerah/tempat/ruang kerja tersebut. Dan jika akan menggangu atau menimbulkan protes masyarakat sekitarnya, maka perlu diupayakan:

− Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumber atau alat produksinya dengan menempatkan alat peredam pada sumber getarannya. − Pengaturan waktu operasi, jika memungkinkan− Penempatan penghalang pada jalan transmisi secara baik dengan cara mengisolasi mesin/sumbernya.

TAHAP PELAKSANAAN METODE KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PROYEK

I. Pekerjaan Persiapan

A. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat− Peralatan yang akan digunakan dilakukan persiapan dan dilakukan running test di workshop. Tujuannya adalah untuk memberi jaminan bahwa kondisi peralatan dalam kondisi baik dan siap untuk dioperasionalkan.− Setelah melakukan pengecekan dan pengetesan peralatan dan dipastikan dalam kondisi baik, maka diangkut ke pelabuhan terdekat dengan menggunakan crane dan truck tronton− Selanjutnya peralatan diangkut ke lokasi proyek dengan menggunakan Kapal.

1. Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja :Prediksi yang mungkin terjadi pada item pekerjaan mobilisasi adalah :

− Terjadinya luka akibat tertimpa material− Terjadi lecet akibat penggunaan peralatan kerja dan tersengat listrik− Terjadi kecelakaan akibat kesalahan prosedur pada penggunaan alat berat, misalnya sling putus, muatan jatuh, ban pecah, dll

2. Solusi keselamatan:− Tenaga kerja harus dilengkapi dengan helmet− Persiapan obat-obatan− Mematuhi keselamatan dan kesehatan kerja di area kerja− Mentaati prosedur pengoperasian serta memperhatikan kapasitas alat

B. Pengukuran dan Positioning− Pihak kontraktor dan direksi mengadakan pertemuan membahas posisi letak dermaga berdasarkan layout gambar dan rencana.− Surveyor kemudian mencari lokasi titik BM terdekat dan kemudian membuat CP di sekitar dermaga dengan berpatokan pada elevasi BM yang menjadi referensi.− Selanjutnya surveyor berdasarkan gambat rencana kemudian menentukan titik pemancangan dan membuat patok-patok bantu arah memanjang pada daerah darat dan arah melintang pada dermaga exsisting.− Patok-patok bantu tersebut kemudian dibuat permanen dengan cor beton pada daerah darat dan pada dermaga eksisting di cat.− Titikt-titik pada patok bantu tersebut kemudian menjadi titik untuk mengontrol pemancangan arah memanjang dan melintang.

1. Identifikasi Resiko Kecelakaan Kerja:

− Luka di kepala akibat benturan benda keras/ tertimpa meterial.− Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam.− Lecet akibat pemakaian alat-alat kerja.− Jatuh ke laut.

2. Solusi Keselamatan:− Setiap tenaga kerja harus menggunakan helm pengaman, sepatu boot, dan kaos tangan.

C. Direksi Keet, Bangsal Kerja dan Gudang− Melakukan pengukuran oleh Kontraktor dan Direksi untuk menentukan lokasi pembuatan barak kerja, gudang dan bengkel kerja.− Kemudian membuat Bowplank pada lokasi penumpukan material kayu untuk dilakukan pabrikasi di sekitar lokasi untuk membuat rangka sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh direksi− Balok kayu kemudian diangkat dari lokasi penumpukan material untuk dipabrikasi disekitar lokasi untuk membuat rangka sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh direksi− Setelah rangka berdiri, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan rangka atap dan pemasangan atap.− Kemudian dipasang dinding, pintu dan jendela sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui

1. Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja:Prediksi resiko kecelakaan kerja, antara lain :

− Terjadi luka pada kapala akibat terjadi benturan benda keras / tertimpa material.− Terjadi luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam/paku.− Terjadi lecet akibat pemakaian alat-alat kerja− Kemungkinan jatuh dari ketinggian pada waktu memasang rangka, dinding dan atap.

2. Solusi Keselamatan:− Dalam pelaksanaan pengukuran, tenaga kerja harus menggunakan peralatan standar yang meliputi helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan− Dalam pelaksanaan pembangunan Direksi Keet, Bangsal Kerja dan Gudang, tenaga kerja harus menggunakan peralatan standar yang meliputi helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan. Untuk pekerjaan di ketinggian, maka diharuskan menggunakan safety belt dan body harness yang dikaitkan pada tiang

D. Penerangan dan Keselamatan Kerja− Pihak kontraktor dengan persetujuan direksi memasang Instalasi listrik pada Lokasi kerja yang dipagari, Barak Pekerja, Gudang dan disekitar lokasi proyek yang ditentukan oleh direksi

− Penerangan hanya dilakukan pada malam hari selama masa kerja berlangsung− Untuk keamanan, pihak kontraktor membuat pagar pengamanan dan pos jaga yang harus selalu dijaga oleh security atau petugas keamanan.− Pihak Kontraktor menyediakan peralatan keselamatan kerja yang memadai dan layak bagi para pekerja di lokasi proyek− Penggunaan Air Kerja diadakan dari sumur buatan atau pemanfaatan Air PDAM

1. Identifikasi Resiko Kecelakaan Kerja:− Tersengat aliran listrik− Kebakaran akibat hubungan arus pendek− Luka di kepala akibat benturan benda keras/ tertimpa material.− Luka akibat tertusuk benda tajam, teriris seng.− Terkena penyakit kulit akibat air yang tidak bersih

2. Solusi Keselamatan:− Sambungan-sambungan kabel diletakkan pada daerah yang aman dan terlindung dengan baik.− Jaringan Instalasi harus terpasang sedemikian rupa, sehingga tidak terganggu pada saat pekerjaan berlangsung− Peralatan yang digunakan oleh pekerja adalah helm pengaman, sepatu boot, kaos tangan.− Di lokasi kerja harus tersedia alat pemadam kebakaran− Dalam pelaksanaan, maka tenaga harus memperhatikan dengan benar lokasi penumpukan material di daerah aman dari hilir mudik pekerja lain.− Setiap tenaga kerja harus menggunakan helm pengaman, sepatu boot, dan kaos tangan.− Menggunakan air yang berih yang bebas dari penyakit dimana air bersih yang digunakan sesuai dengan syarat UU Menkes.

E. Pemasangan Papan Nama Proyek− Pihak kontraktor memasanga papan nama proyek yang berisi pengguna jasa (pemilik proyek), nama pekerjaan, keterangan kontrak, nilai poyek, lama pekerjaan, pelaksana, konsultan pengawas, dan konsultan perencana.

1. Identifikasi Resiko Kecelakaan Kerja:− Luka di kepala akibat benturan benda keras/ tertimpa material.− Luka akibat tertusuk benda tajam, teriris seng.

2. Solusi Keselamatan:− Setiap tenaga kerja harus menggunakan helm pengaman, sepatu boot, dan kaos tangan.

II. Pekerjaan Pemancangan

A. Pekerjaan Pengadaan Material Tiang Pancang− Setelah ada penunujukan pemenang dari panitia lelang, maka sambil menunggu proses kontrak dan pencairan uang muka, pihak Kontraktor segera membuat Purchasing Order (PO) material-material tersebut diatas sesuai spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.− Pihak ketiga yang telah menerima P.O material tersebut kemudian memprodusi material sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pihak kontraktor dalam jangka waktu yang telah disepakati berdasarkan Time schedule yang telah dibuat oleh pihak kontraktor dan diajukan dalam dokumen penawaran− Dalam Proses produksi, pihak kontraktor terus menerus melakukan monitoring menyangkut kemajuan proses produksi serta mutu produksi.− Setelah semua material selesai dipabrikasi, kemudian dengan menggunakan truck tronton material-material tersebut kemudian diangkut ke pelabuhan terdekat untuk kemudian diangkut ke lokasi proyek.

1. Identifikasi Resiko Kecelakaan Kerja− Kecelakaan pada saat produksi− Kecelakaan akibat kesalahan prosedur penggunaan alat berat, misalnya sling putus, muatan jatuh, ban pecah dan lain-lain− Kecelakaan pada kapal ekspedisi.− Langkah pencegahan

2. Solusi Keselamatan:− Peralatan di workshop meliputi: helm, pengaman, sepatu boot, kacamata safety, kacamata las, sarung tangan, sarung tangan las.− Peralatan pengangkutan meliputi: helm pengaman, sepatu boot, kaos tangan.− Peralatan di kapal ekspedisi, berupa sekoci pengaman, jaket pelampung, pemadam kebakaran, dll.

B. Pekerjaan pengangkutan tiang pancang ke titik pancang− Pembantu operator memasang sling pada tiang yang akan diangkat dengan crane ke ponton transport− Operator mengoperasikan crane untuk mengangkat dan memindahkan tiang dari tempat penumpukan ke ponton transport dengan petunjuk arah dari seorang operator lainnya− Ponton transport kemudian ditarik boat ke titik pemancangannya− Setelah sampai di lokasi pemancangan, tiang kemudian diangkat dari ponton transport dengan menggunakan winch dan leader dan hammer untuk selanjutnya ditempatkan pada titik pemancangan.1. Identifikasi Resiko Kecelakaan Kerja:

− Kecelakaan akibat kesalahan prosedur penggunaan alat berat, misalnya : sling putus, tiang jatuh dari ponton.

− Luka di kepala akibat terbentur benda tiang/benda keras− Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam− Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

2. Solusi Keselamatan:− Penggunaan alat berat harus memperhatikan prosedur pengoperasian dan memperhatikan kapasitas alat.− Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti: Helm Pengaman, Sepatu Boot, Kacamata Safety, dan Kaos Tangan

C. Pengecatan Tiang Pancang− Pengecatan tiang pancang dilakukan setelah dibersihkan terlebih dahulu dari

kotoran – kotoran yang menempel pada pipa.

1. Identifikasi resiko Kecelakaan Kerja:− Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras− Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam− Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

2. Solusi Keselamatan:− Penggunaan alat berat harus memperhatikan prosedur pengoperasian dan memperhatikan kapasitas alat.− Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti: Helm Pengaman, Sepatu Boot, Kacamata Safety, masker, pelindung muka, dan kaos tangan.

D. Pemancangan Tiang− Setelah tiang pancang diangkut ke lokasi pancang, maka kemudian ponton pancang diarahkan ke titik pancang dengan menggunakan winch tangan yang di jangkarkan pada lima arah yang saling bersilangan.− Surveyor memandu dari dua arah untuk menentukan titik pancang sesuai koordinat dalam gambar rencana.− Setelah posisi tiang benar-benar sudah tepat pada titik pemancangan, maka hammer akan diturunkan untuk membebani tiang dan selanjutnya proses pemancangan dilanjutkan.− Setelah pemancangan tiang dianggap telah diperoleh perlawanan tanah yang diperkirakan telah cukup keras dengan melihat tinggi jatuh hammer dan penetrasi tiang, maka pencatatan dari final set dilakukan dengan cara kalendering.

1. Identifikasi resiko Kecelakaan Kerja:− Percikan oli dan solar ke mata− Jatuh pada saat memanjat leader.− Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras− Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam− Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

2. Solusi Keselamatan:− Crane pancang harus menggunakan peralatan standar yang terdiri dari helm pengaman, kaos tangan dan sepatu boot− Crane pancang harus menggunakan peralatan pelindung mata (kaca mata safety) untuk menghindari percikan minyak dan oli dari alat pancang mengenai mata− Crane pancang harus menggunakan alat pelindung telinga untuk mengurangi kebisingan akibat suara ledakan-ladakan hammer dan tumbukan hammer dan tiang.− Crane pancang harus menggunakan safety belt ketika memanjat leader. Hammer kalau ada bagian hammer atau sling yang tersangkut.− Dalam pencatatan pemancangan (pile driving record/kalendering) dilakukan, kru pancang yang bertugas harus menggunakan jas hujan untuk melindungi dari percikan bahan bakar (solar dan oli)

E. Penyambungan Tiang Pancang− Tahap penyambungan pipa dilakukan didarat sehingga diperoleh panjang tiang yang sudah ditentukan sesuai panjang leader dari ponton− Penyambungan dilakukan oleh tenaga ahli las yang berpengalaman dengan memenuhi persyaratan Spesifikasi (Welding Procedure Specification – WPS)− Penyambungan tiang pipa juga akan dilakukan di laut setelah pemancangan tiang 24 meter dengan persyaratan penyambungan yang sama− Pipa –pipa yang telah disambung kemudian dites pengelasan penyambungannya dengan persyaratan bahwa semua sambungan harus kuat dan tidak bocor

1. Identifikasi resiko Kecelakaan Kerja:− Percikan bunga api ke mata− Jatuh pada saat mengelas− Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras− Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

2. Solusi Keselamatan:− Peralatan Las harus dalam keadaan baik. Tiang yang akan di las harus dalam keadaan bersih dari kotoran seperti solar, oli, karat, dll− Tenaga Kerja harus orang yang terlatih dalam pekerjaan pengelasan− Tenaga Kerja harus menggunakan perlengkapan keselamatan seperti: helm pengaman, sepatu boot, kacamata las, pelindung muka, masker, dan baju pelampung

F. Pemotongan Tiang Pancang− Tahap pemotongan pipa dilakukan apabila telah mencapai Final Set sehingga diperoleh panjang tiang yang sudah ditentukan.

− Pemotongan pipa dilakukan oleh tenaga ahli las yang berpengalaman dengan memenuhi persyaratan Spesifikasi (welding Procedure Specification – WPS )− Pipa –pipa yang telah dipotong kemudian diberi tanda sesuai Desain dan dilaporkan kepada konsultan pengawas dan diketahui Pimpinan Proyek.

3. Identifikasi resiko Kecelakaan Kerja:− Percikan bunga api ke mata− Percikan oli dan solar ke mata− Luka akibat tertusuk benda tajam− Jatuh pada saat mengelas− Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras− Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

4. Solusi Keselamatan:− Peralatan Las harus dalam keadaan baik. Tiang yang akan di las harus dalam keadaan bersih dari kotoran seperti solar, oli, karat, dll− Tenaga Kerja harus orang yang terlatih dalam pekerjaan pengelasan− Tenaga Kerja harus menggunakan perlengkapan keselamatan seperti: helm pengaman, sepatu boot, kacamata las, pelindung muka, masker, dan baju pelampung, alat pemadam kebakaran.

PEKERJAAN STRUKTUR BETON

Proses Kerja

⇒ Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Beton, Pihak kontraktor membuat Mix Design untuk mutu beton yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, yang dilaksanakan di Laboratorium Beton.

⇒ Setelah diperoleh hasil mix design, pihak kontraktor, kemudian meminta persetujuan direksi terhadap hasil mix design tersebut, untuk kemudian dijadikan pedoman dalam pekerjaan beton selanjutnya.

⇒ Dalam Pelaksaanaan pekerjaan beton, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja :

⇒ Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan ⇒ Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen⇒ Sesak napas akibat debu material⇒ Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan beton tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi kaca mata, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

III. PEKERJAAN GEDUNG TERMINAL DAN KANTORA. Pekerjaan Pondasi

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor menanamkan cerucuk untuk memperkuat daya dukung tanah yang akan didirikan bangunan.- Setelah selesai menanamkan cerucuk pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian menimbun cerucuk denga pasir urug sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan lantai kerja selanjutnya.- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.- Setelah selesai baru ditimbun dengan galian tanah setempat.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

B. Pekerjaan Lantai

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan lantai, Pihak kontraktor menimbun pasir urug untuk malas pembuatan cor beton yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai meninbun pasir urug dan cor beton pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian memasang keramik untuk lantai sesuai dengan gambar kerja yang terlampir, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan Rangka badan bangunan selanjutnya.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat kesalahan prosedure penggunaan alat berat, misalnya : sling putus.

- Luka di kepala akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan tiang pancang tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman.

Langkah Antisipasi

- Penggunaan alat berat harus memperhatikan prosedur pengoperasian dan memperhatikan kapasitas alat.

- Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

Peralatan Keselamatan

- Helm pengaman- Sepatu Safety- Kacamata Safety- Kaos Tangan- Baju Pelampung

D. Pekerjaan Rangka BadanE.

Proses kerja

- Setelah pekerjaan lantai selesai, maka kemudian di buat rangka badan yang terdiri dari kolom bulat dan kolom persegi serta ring balok untuk dasar pembuatan rangka badan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Jatuh pada saat memanjat rangka bangunan.- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan rangka badan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman- Kacamata Pengaman- Masker- Sepatu Safety- Kaos Tangan.

F. Pekerjaan dinding bangunan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan selesai, maka kemudian di buat dinding bangunan yang terdiri dari dinding psangan batako dan plesteran dinding untuk dasar pembuatan dindin bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

G. Pekerjaan Plafond

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat plafond yang terdiri dari Gypsum dan profil gypsum untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan gypsum

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan Plafond tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

H. Pekerjaan Pintu, jendela, dan Ventilasi

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di pasang pintu, jendela, dan ventilasi untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

I. Pekerjaan Atap

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat atap duck beton beserta lisplank untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pengecoran

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan atap bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman baju pelampung, kaca mata pelindung.

J. Pekerjaan Pengecatan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan bangunan selesai, maka kemudian di beri polesan cat supaya bangunan tampak asri dan juga berguna untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pengecatan kecuali di bangunan yang cukup tinggi.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

K. Pekerjaan Pengunci dan penggantung

Proses kerja

- Setelah pekerjaan pintu, jendela, dan ventilasi bangunan selesai, maka kemudian di beri alat pengunci dan prenggantung supaya bangunan aman dari hal hal yang tidak diinginkan seperti perampokan dan pencurian.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pemasangan pengunci dan penggantung ini.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

L. Pekerjaan Instalasi Listrik

Proses kerja

- Setelah pekerjaan bangunan selesai, maka kemudian di pasang alat instalasi listrik untuk peneranganbangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Terkena setruman saat proses pemasangan instalasi.- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembobokan bangunan.- Terluka akibat aliran listrik, induksi

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi listrik tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

M. Pekerjaan Sanitasi dan lain lain

Proses kerja

- Setelah pekerjaan bangunan selesai, maka kemudian di pasang alat sanitasi yang berfungsi sebagai pembuangan limbah bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan septictank

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan sanitasi dan lain lain tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

IV. PEKERJAAN GUDANG PELABUHAN

A. Pekerjaan Pondasi

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor menanamkan cerucuk untuk memperkuat daya dukung tanah yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai menanamkan cerucuk pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian menimbun cerucuk denga pasir urug sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan lantai kerja selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

- Setelah selesai baru ditimbun dengan galian tanah setempat.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

B. Pekerjaan Lantai

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan lantai, Pihak kontraktor menimbun pasir urug untuk malas pembuatan cor beton yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai meninbun pasir urug dan cor beton pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian memasang keramik untuk lantai sesuai dengan gambar kerja yang terlampir, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan Rangka badan bangunan selanjutnya.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat kesalahan prosedure penggunaan alat berat, misalnya : sling putus.

- Luka di kepala akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan tiang pancang tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman.

Langkah Antisipasi

- Penggunaan alat berat harus memperhatikan prosedur pengoperasian dan memperhatikan kapasitas alat.

- Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

Peralatan Keselamatan

- Helm pengaman- Sepatu Safety- Kacamata Safety- Kaos Tangan- Baju Pelampung

C. Pekerjaan Rangka Badan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan lantai selesai, maka kemudian di buat rangka badan yang terdiri dari kolom bulat dan kolom persegi serta ring balok untuk dasar pembuatan rangka badan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Jatuh pada saat memanjat rangka bangunan.- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan rangka badan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman- Kacamata Pengaman- Masker- Sepatu Safety- Kaos Tangan.

D. Pekerjaan dinding bangunan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan selesai, maka kemudian di buat dinding bangunan yang terdiri dari dinding psangan batako dan plesteran dinding untuk dasar pembuatan dindin bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

E. Pekerjaan Pintu, jendela, dan Ventilasi

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di pasang pintu, jendela, dan ventilasi untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

F. Pekerjaan Atap

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat atap spandek dengan kuda kuda beserta lisplank untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembuatan kuda kuda atap

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan atap bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman baju pelampung, kaca mata pelindung.

G. Pekerjaan Pengecatan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan bangunan selesai, maka kemudian di beri polesan cat supaya bangunan tampak asri dan juga berguna untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pengecatan kecuali di bangunan yang cukup tinggi.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

H. Pekerjaan Pengunci

Proses kerja

- Setelah pekerjaan pintu, jendela, dan ventilasi bangunan selesai, maka kemudian di beri alat pengunci supaya bangunan aman dari hal hal yang tidak diinginkan seperti perampokan dan pencurian.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pemasangan pengunci dan penggantung ini.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

I. Pekerjaan Instalasi Listrik

Proses kerja

- Setelah pekerjaan bangunan selesai, maka kemudian di pasang alat instalasi listrik untuk peneranganbangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Terkena setruman saat proses pemasangan instalasi.- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembobokan bangunan.- Terluka akibat aliran listrik, induksi

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi listrik tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

V. PEKERJAAN RUMAH GENSET DAN PENGADAAN GENSET

A. Pekerjaan Pondasi

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor menanamkan cerucuk untuk memperkuat daya dukung tanah yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai menanamkan cerucuk pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian menimbun cerucuk denga pasir urug sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan lantai kerja selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

- Setelah selesai baru ditimbun dengan galian tanah setempat.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

B. Pekerjaan Lantai

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan lantai, Pihak kontraktor menimbun pasir urug untuk malas pembuatan cor beton yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai meninbun pasir urug dan cor beton pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian memasang keramik untuk lantai sesuai

dengan gambar kerja yang terlampir, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan Rangka badan bangunan selanjutnya.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat kesalahan prosedure penggunaan alat berat, misalnya : sling putus.

- Luka di kepala akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan tiang pancang tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman.

Langkah Antisipasi

- Penggunaan alat berat harus memperhatikan prosedur pengoperasian dan memperhatikan kapasitas alat.

- Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

Peralatan Keselamatan

- Helm pengaman- Sepatu Safety- Kacamata Safety- Kaos Tangan- Baju Pelampung

C. Pekerjaan Pondasi Dudukan Mesin

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan lantai, Pihak kontraktor menanamkan cerucuk untuk memperkuat daya dukung tanah yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai menanamkan cerucuk pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian menimbun cerucuk denga pasir urug sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan lantai kerja selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan pondasi dudukan mesin, seluas mesinyang akan diletakkan.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan

- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

D. Pekerjaan Rangka Badan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan lantai selesai, maka kemudian di buat rangka badan yang terdiri dari kolom bulat dan kolom persegi serta ring balok untuk dasar pembuatan rangka badan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Jatuh pada saat memanjat rangka bangunan.- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan rangka badan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman- Kacamata Pengaman- Masker- Sepatu Safety- Kaos Tangan.

E. Pekerjaan dinding bangunan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan selesai, maka kemudian di buat dinding bangunan yang terdiri dari dinding psangan batako dan plesteran dinding untuk dasar pembuatan dindin bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

F. Pekerjaan Plafond

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat plafond yang terdiri dari Gypsum dan profil gypsum untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan gypsum

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan Plafond tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

G. Pekerjaan Pintu, jendela, dan Ventilasi

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di pasang pintu, jendela, dan ventilasi untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

H. Pekerjaan Atap

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat atap spandek dengan kuda kuda beserta lisplank untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembuatan kuda kuda atap

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan atap bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman baju pelampung, kaca mata pelindung.

I. Pekerjaan Pengecatan

Proses kerja

Setelah pekerjaan rangka badan dan bangunan selesai, maka kemudian di beri polesan cat supaya bangunan tampak asri dan juga berguna untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pengecatan kecuali di bangunan yang cukup tinggi.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

J. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

Proses kerja

- Setelah pekerjaan pintu, jendela, dan ventilasi bangunan selesai, maka kemudian di beri alat pengunci dan penggantung supaya bangunan aman dari hal hal yang tidak diinginkan seperti perampokan dan pencurian.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pemasangan pengunci dan penggantung ini.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

K. Pekerjaan Instalasi Listrik dan Lain Lain.

Proses kerja

- Setelah pekerjaan bangunan selesai, maka kemudian di pasang alat instalasi listrik untuk peneranganbangunan juga pemasangan genset dan pengadaannya.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Terkena setruman saat proses pemasangan instalasi.

- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembobokan bangunan.- Terluka akibat aliran listrik, induksi

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi listrik tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

VI. PEKERJAAN POS JAGA

A. Pekerjaan Pondasi

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor menanamkan cerucuk untuk memperkuat daya dukung tanah yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai menanamkan cerucuk pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian menimbun cerucuk denga pasir urug sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan lantai kerja selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

- Setelah selesai baru ditimbun dengan galian tanah setempat.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

B. Pekerjaan Lantai

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan lantai, Pihak kontraktor menimbun pasir urug untuk malas pembuatan cor beton yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai meninbun pasir urug dan cor beton pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian memasang keramik untuk lantai sesuai dengan gambar kerja yang terlampir, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan Rangka badan bangunan selanjutnya.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat kesalahan prosedure penggunaan alat berat, misalnya : sling putus.

- Luka di kepala akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkutan tiang pancang tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman.

Langkah Antisipasi

- Penggunaan alat berat harus memperhatikan prosedur pengoperasian dan memperhatikan kapasitas alat.

- Tenaga Kerja yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

Peralatan Keselamatan

- Helm pengaman- Sepatu Safety- Kacamata Safety- Kaos Tangan- Baju Pelampung

C. Pekerjaan Rangka Badan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan lantai selesai, maka kemudian di buat rangka badan yang terdiri dari kolom bulat dan kolom persegi serta ring balok untuk dasar pembuatan rangka badan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Jatuh pada saat memanjat rangka bangunan.- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan rangka badan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman- Kacamata Pengaman- Masker- Sepatu Safety- Kaos Tangan.

D. Pekerjaan dinding bangunan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan selesai, maka kemudian di buat dinding bangunan yang terdiri dari dinding psangan batako dan plesteran dinding untuk dasar pembuatan dindin bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras

- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

E. Pekerjaan Plafond

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat plafond yang terdiri dari Gypsum dan profil gypsum untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan gypsum

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan Plafond tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

F. Pekerjaan Pintu, jendela, dan Ventilasi

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di pasang pintu, jendela, dan ventilasi untuk interior dalam bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan pintu, jendela, dan ventilasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman, kaca mata pelindung.

G. Pekerjaan Atap

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan dinding bangunan selesai, maka kemudian di buat atap spandek dengan kuda kuda beserta lisplank untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembuatan kuda kuda atap

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan atap bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman baju pelampung, kaca mata pelindung.

H. Pekerjaan Pengecatan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan rangka badan dan bangunan selesai, maka kemudian di beri polesan cat supaya bangunan tampak asri dan juga berguna untuk melindungi bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pengecatan kecuali di bangunan yang cukup tinggi.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

I. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

Proses kerja

- Setelah pekerjaan pintu, jendela, dan ventilasi bangunan selesai, maka kemudian di beri alat pengunci dan penggantung supaya bangunan aman dari hal hal yang tidak diinginkan seperti perampokan dan pencurian.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Sangat jarang terjadi kecelakaan dalam proses pemasangan pengunci dan penggantung ini.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pengecatan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

J. Pekerjaan Instalasi Listrik.

Proses kerja

- Setelah pekerjaan bangunan selesai, maka kemudian di pasang alat instalasi listrik untuk penerangan bangunan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Terkena setruman saat proses pemasangan instalasi.- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.- Jatuh akibat proses pemasangan lisplank- Jatuh akibat proses proses pembobokan bangunan.- Terluka akibat aliran listrik, induksi

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi listrik tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

VII. PEKERJAAN MENARA AIR DAN KAPASITAS

A. Pekerjaan Pondasi

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor menanamkan cerucuk untuk memperkuat daya dukung tanah yang akan didirikan bangunan.

- Setelah selesai menanamkan cerucuk pada tanah yang akan dibangun, pihak kontraktor, kemudian menimbun cerucuk denga pasir urug sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan lantai kerja selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

- Setelah selesai baru ditimbun dengan galian tanah setempat.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

B. Pekerjaan Rangka Badan

Proses kerja

- Setelah pekerjaan lantai selesai, maka kemudian di buat rangka badan yang terdiri dari kolom bulat dan kolom persegi serta ring balok untuk dasar pembuatan rangka badan.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Jatuh pada saat memanjat rangka bangunan.- Luka di kepala, akibat terbentur benda tiang/benda keras- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan rangka badan bangunan tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman- Kacamata Pengaman- Masker- Sepatu Safety- Kaos Tangan.

C. Pekerjaan Lain lain.

Proses kerja

- Setelah pekerjaan bangunan selesai, maka kemudian di pasang alat instalasi pipa dan assesories jga pompa air dan rumah pompa.

Prediksi resiko Kecelakaan Kerja

- Terjatuh saat proses pemasangan instalasi.- Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam- Lecet akibat penggunaan peralatan kerja.

Solusi Keselamatan Kerja

Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi pipa dan lain lainnya, tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi sarung tangan, sepatu safety, helm pengaman , kaca mata pelindung.

VIII. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN AREAL PELABUHAN

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Pekrasan jalan , Pihak kontraktor mengerjakan situ lalu menghamparkan batu pecah,setelah itu dilapis dengan lapis kulit penahan berupa batu ukuran 5/7 dan 2/3. lalu diaspal dengan aslpalt split.

- Setelah selesai membuat jalan aspalt, lalu membuat marka jalan. Sesuai dengan gambar rencana.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan cansteen beton, sebagai pembatas bahu jalan , harus benar benar teliti supaya tingginya tidak mengenai bemper kendaraan beroda empat.

- Setelah selesai membuat cansteen, dilakukan pengecatan terhadap cansteen, supaya posisi cansteen nampak jelas dan terlihat oleh mata pengendara.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan jalan aspalt tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

IX. PEKERJAAN PAVING BLOK AREAL PELABUHAN

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan Paving blok , Pihak kontraktor mengerjakan sirtu lalu melakukan pemadatan terhadap areal yang akan dipasang paving blok.

- Setelah selesai pemadatan, lalu proses pemasangan paving blok atau perletakan paving blok.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan cansteen beton, sebagai pembatas bahu jalan , harus benar benar teliti supaya tingginya tidak mengenai bemper kendaraan beroda empat.

- Setelah selesai membuat cansteen, dilakukan pengecatan terhadap cansteen, supaya posisi cansteen nampak jelas dan terlihat oleh mata pengendara.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan jalan aspalt tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

X. PEKERJAAN SALURAN AIR, PAGAR, PINTU GERBANG, TIANG BENDRA DAN LAMPU PENERANGAN.

1. Pekerjaan Pasangan batu kali dan pagar BRC

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor melakukan galian tanah dan mengerjakan pasir urug sebagai landasan pondasi batu kali. Untuk memperkuat struktur pagar BRC.

- Setelah selesai membuat pondasi pasangan batu, tanah akan diuryg kembali, lalumembuat sloof untuk pagar yang sudah di plester halus,sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan pagar BRC selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump

test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

- Setelah selesai baru dipasang pipa rembesan untuk saluran pembuangan.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pagar BRC tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

2. Pekerjaan Pasangan batu kali dan pagar batako

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor melakukan galian tanah dan mengerjakan pasir urug sebagai landasan pondasi batu kali. Untuk memperkuat struktur pagar batako.

- Setelah selesai membuat pondasi pasangan batu, tanah akan diurug kembali, lalu membuat sloof untuk pagar yang sudah di plester halus,sesuai dengan rencana yang ada, untuk kemudian dijadikan alas dalam pekerjaan pagar batako selanjutnya.

- Dalam Pelaksaanaan pekerjaan sloof, sebagai pengendalian mutu, maka setiap akan melaksanakan pengecoran harus dilakukan pengukuran slump test untuk mangukur kekentalan campuran dan pengambilan sample kubus beton nantinya dilakukan pengetesan kubus beton di laboratorium Beton.

- Setelah selesai baru dipasang pipa rembesan untuk saluran pembuangan.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pagar batako tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan

3. Pekerjaan saluran air

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan pondasi, Pihak kontraktor melakukan galian tanah dan mengerjakan pasir urug sebagai landasan saluran. Untuk memperkuat saluran air.

- Setelah selesai membuat pondasi saluran, dibuat saluran dengan menggunakan beton tumbuk,sesuai dengan gambar rencana.

- Setelah selesai baru di lakukan pekerjaan buis beton.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan saluran air tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

Helm Pengaman Masker Sepatu SafetySarung tangan

3. Pekerjaan lain lain meliputi, pembuatan pintu gerbang, penanaman rumput, dan tanaman lansekap, ting bendera, serta lampu

penerangan.

Proses Kerja

- Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan diatas, Pihak kontraktor melakukan galian tanah dan mengerjakan pasir urug sebagai landasan bangunan.

- Setelah selesai baru di lakukan pekerjaan diatas sesuai dengan gambar kerja.

Prediksi Resiko Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan akibat salah penggunakan peralatan - Luka pada kaki akibat tertusuk benda tajam dan iritasi air semen- Sesak napas akibat debu material- Mata kemasukan debu material

Solusi Keselamatan

Dalam pelaksanaan pekerjaan di atas tenaga kerja yang terlibat harus menggunakan peralatan standar meliputi, masker, helm pengaman, sepatu boot dan kaos tangan.

Langkah Antisipasi

- Dalam pelaksanaan percobaan, maka procedure percobaan harus dimengerti- Tenaga yang terlibat harus menggunakan peralatan keselamatan.

Peralatan Keselamatan

- Helm Pengaman - Masker- Sepatu Safety- Sarung tangan