1_1_15009091_berkas

download 1_1_15009091_berkas

of 5

description

d

Transcript of 1_1_15009091_berkas

  • ABSTRAK PANJANG

    PENERAPAN METODE EARNED VALUE PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

    (STUDI KASUS PT SARANAKARYA BANGUN PERSADA DALAM PROYEK

    PEMBANGUNAN GEDUNG PENUNJANG I, PT SEMEN INDONESIA

    (PERSERO))

    Oleh:

    Khoiru Zubadi Miftah

    NIM : 15009091

    (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)

    Pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen proyek konstruksi. Metode earned

    value dapat mengintegrasikan faktor waktu dan biaya dalam kontrol proyek konstruksi. Metode earned

    value dapat menyajikan prediksi kinerja pada suatu proyek yang sedang berjalan. Hasil dari evaluasi ini

    menjadi peringatan awal jika terdapat inefisiensi biaya maupun waktu.

    Penelitian ini bertujuan mengetahui performa pekerjaan konstruksi, mengetahui manfaat penerapan

    metode earned value, dan mengidentifikasi masalah dan hambatan dalam penerapan metode earned

    value. Metode earned value dalam penelitian ini mengambil studi kasus proyek pembangunan gedung

    penunjang I, PT Semen Indonesia (Persero).

    Berdasarkan penelitian ini diperoleh secara garis besar biaya pengeluaran aktual proyek hampir selalu

    sesuai dengan biaya yang dianggarkan. Dari segi waktu, proyek mengalami keterlambatan yang cukup

    parah mulai dari periode bulan ke-4 sampai dengan periode bulan ke-7. Hasil dari evaluasi kinerja dapat

    digunakan sebagai early warning jika terdapat inefisiensi kinerja. Hambatan utama dalam menerapkan

    metode earned value pada tugas akhir ini adalah masih kurangnya penggunaan sistem akuntansi yang baik

    pada kontraktor. Diperlukan komitmen yang kuat dari tim proyek dalam menggunakan metode ini, jika

    ingin mendapatkan manfaat yang optimal dari metode ini.

    Kata kunci : Earned Value, EVM, EVA, Pengendalian Proyek Konstruksi

    Pendahuluan

    Dalam suasana dengan tingkat kompleksitas

    yang tinggi sebuah perusahaan pelaksana

    konstruksi (kontraktor) dituntut harus

    memenuhi tiga batasan untuk dapat

    menyelesaikan suatu proyek dengan baik.

    Ketiga batasan tersebut yaitu biaya (cost),

    mutu (quality), dan waktu (time).

    Faktor waktu dan biaya dapat saling

    mempengaruhi antara satu dengan yang

    lainnya. Karena kedua faktor tersebut dapat

    saling mempengaruhi maka diperlukan

    manajemen kontrol proyek yang terintegrasi

    antara faktor biaya dan waktu. Salah satu

    metode dalam mengontrol suatu proyek

    adalah dengan menggunakan metode earned

  • value. Metode ini mengintegrasikan faktor

    biaya dan waktu. Metode earned value

    menyajikan tiga dimensi, yaitu progres fisik

    dari proyek yang mencerminkan pengeluaran

    biaya yang direncanakan (budgeted cost),

    biaya aktual yang telah dikeluarkan (actual

    cost), serta apa yang didapat dari biaya yang

    telah dikeluarkan (earned value).

    Metode earned value dapat menyajikan

    prediksi kinerja biaya dan waktu penyelesaian

    pada suatu proyek yang sedang berjalan. Hasil

    dari evaluasi ini menjadi peringatan awal

    (early warning) jika terdapat inefisiensi dari

    segi waktu dan biaya, sehingga dapat dicari

    kebijakan-kebijakan manajemen agar

    pelaksanaan konstruksi berjalan sesuai

    dengan waktu dan biaya yang direncanakan.

    Konsep Earned Value

    Flemming dan Koppelman (1994)

    menjelaskan kelebihan konsep earned value

    dibandingkan dengan manajemen biaya

    tradisional. Manajemen biaya tradisional

    hanya membandingkan hubungan sederhana

    antara dua dimensi, yaitu biaya rencana dan

    biaya aktual. Dari hubungan dua dimensi

    yang sederhana ini tidak dapat menjelaskan

    status kinerja yang telah dilakukan. Hal ini

    berbeda dengan konsep earned value yang

    menambahkan dimensi ketiga selain dimensi

    biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi

    ketiga ini adalah besarnya pekerjaan fisik

    yang telah selesai dikerjakan atau biasa

    disebut sebagai earned value / percent

    complete. Dengan penambahan dimensi

    ketiga ini, seorang manajer proyek dapat

    memahami lebih jauh performa kinerja yang

    dihasilkan dari sejumlah biaya yang

    dikeluarkan

    Ada tiga indikator yang dipakai dalam konsep

    earned value, yaitu:

    1. Budgeted Cost for Work Scheduled

    (BCWS)

    2. Actual Cost for Work Performed (ACWP)

    3. Budgeted Cost for Work Performed

    (BCWP)

    Penilaian kinerja proyek dengan

    menggunakan konsep earned value dapat

    dijelaskan dalam gambar 2. Beberapa istilah

    yang digunakan dalam penilaian kinerja

    proyek dengan konsep earned value adalah

    Cost Variance (CV), Schedule Variance (SV),

    Cost Performance Index (CPI), Schedule

    Performance Index (SPI), Estimation at

    Completion (EAC), dan Variance at

    Completion (VAC).

    Gambar 1, Grafik Kurva S Earned Value

  • Kriteria Metode Earned Value

    Fleming dan Koppelman (1994) menjelaskan

    10 kriteria pengelolaan proyek yang

    berdasarkan pada konsep earned value, yaitu:

    a. Komitmen manajemen untuk earned

    value

    b. Menetapkan lingkup proyek dengan

    Work Breakdown Structure (WBS)

    c. Menciptakan management control

    cells (cost account)

    d. Menetapkan tanggung jawab

    fungsional untuk setiap bagian terkecil

    dari manajemen proyek (projects

    management control cells)

    e. Membuat earned value baseline dari

    proyek

    f. Penggunaan proses formal

    penjadwalan proyek

    g. Pengelolaan biaya tidak langsung

    (indirect cost)

    h. Secara periodik, mengestimasi biaya

    penyelesaian proyek

    i. Pelaporan status proyek

    Sistem Akuntansi

    Sistem akuntansi memiliki hubungan yang

    jelas dengan penerapan metode earned value

    dalam proyek konstruksi. Terdapat empat

    metode akuntansi yang biasa digunakan

    dalam bisnis konstruksi (Coombs dan Palmer,

    1989).

    Tabel 1, Perbandingan Metode Akuntansi

    Cash Method Accrual

    Method

    Percentage

    of

    Completion

    Method

    Completed

    Contract

    Method

    Pendapatan

    Pembayaran

    dari pemilik

    proyek

    Tagihan

    kepada

    pemilik

    proyek

    Kemajuan

    pekerjaan

    Setelah

    proyek

    selesai

    Biaya

    Pengeluaran

    uang

    Biaya yang

    didatangkan

    (sudah dibayar

    ataupun

    belum)

    Biaya yang

    didatangkan

    (sudah

    dibayar

    ataupun

    belum)

    Setelah

    proyek

    selesai

    Penggunaan

    Kontraktor

    kecil dengan

    durasi kontrak

    pendek

    Kontrak

    dengan durasi

    menengah

    Kontrak

    jangka

    panjang

    Untuk

    kontrak

    yang baru

    dapat

    diketahui

    nilainya

    saat akhir

    proyek

    Gambaran Umum Proyek

    Pengendalian waktu dan biaya dengan

    menggunakan konsep earned value ini

    mengambil studi kasus proyek pembangunan

    gedung penunjang I PT Semen Indonesia

    (Persero), kantor operasional Tuban. Proyek

    ini terletak di Jl. Raya Sumberarum,

    Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa

    Timur. Pemilik proyek ini adalah PT Semen

    Indonesia (Persero). Konsultan perencana dari

    proyek sesnilai Rp15.541.000.000,00 (tidak

    termasuk PPn) ini adalah PT Adya Graha,

    sedangkan kontraktor pelaksana dari proyek

    ini adalah PT Saranakarya Bangun Persada.

    Proyek ini dimulai pada awal bulan

    September 2012. Pada awalnya proyek ini

    diharapkan selesai pada akhir bulan Maret

    2013.

  • Pengolahan Data

    Langkah awal penggunaan metode earned

    value adalah menentukan lingkup pekerjaan

    yang akan dianalisis. Dalam tugas akhir ini

    lingkup pekerjaan yang akan dikontrol

    diklasifikasikan menjadi dua yaitu pekerjaan

    yang dikerjakan sendiri dan pekerjaan yang

    di-subkontrakkan. Berikut ini adalah paket-

    paket pekerjaan yang akan dianalisis

    menggunakan metode earned value:

    Tabel 2, Paket pekerjaan yang akan dianalisis

    menggunakan metode earned value

    No. Level 1 Level 2 Level 3

    I PEKERJAAN

    PERSIAPAN /

    TANAH

    I.A PEKERJAAN PERSIAPAN

    I.IB PEKERJAAN TANAH

    II PEKERJAAN

    STRUKTUR

    II.A PEKERJAAN STRUKTUR BETON

    I.A.1

    PONDASI

    I.A.2

    LANTAI I

    I.A.3

    LANTAI II

    I.A.4

    LANTAI

    ATAP

    II.B PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

    (RANGKA DAN PENUTUP ATAP)

    III PEKERJAAN

    ARSITEKTUR

    III.A PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

    III.B PEKERJAAN KOSEN & KACA

    III.C PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

    III.D PEKERJAAN PENGECATAN

    III.E PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI

    III.F PEKERJAAN RAILLING

    III.G PEKERJAAN SANITAIR

    III.H PEKERJAAN PARTISI

    IV

    PEKERJAAN

    MEKANIKAL

    ELEKTRIKAL

    V PEKERJAAN

    FASILITAS

    PENUNJANG 1

    V.A PEKERJAAN SALURAN

    V.B PEKERJAAN TANAH

    V.C PEKERJAAN PAVING

    Selain diperlukan penjabaran menggunakan

    metode WBS, diperlukan juga pembuatan

    cost control atau cost account.

    Langkah selanjutnya yang harus dilakukan

    adalah menentukan cost baseline atau biaya

    acuan yang akan dikontrol dalam analisa

    earned value. Cost baseline yang dipakai

    menggunakan data RAP kontraktor. Biaya

    yang akan dikontrol dalam analisa ini

    didefinisikan sebagai biaya yang akan

    dikontrol di lapangan. Biaya tidak langsung

    perlu dikelompokkan terpisah dari biaya

    langsung proyek.

    Tabel 3, Cost Baseline

    PENUNJANG 1

    Item Harga Persentase

    Penawaran Rp15.541.000.000,00 100%

    Direct Cost Rp11.820.748.450,15 76,06%

    OH Lap Rp932.460.000,00 6.00%

    Total (BAC Proyek) Rp12.753.208.450,15 82,06%

    Penyajian dan Interpretasi Data

    Setelah dilakukan perhitungan, maka

    diperoleh penilaian kinerja pada setiap

    periode yang ditinjau. Berikut ini adalah tabel

    hasil perhitungan menggunakan metode

    earned value pada periode bulan ke-7.

    Tabel 4, Hasil Perhitungan Earned Value

    Bulan ke-7 Indikator

    Earned

    Value:

    Hasil Perhitungan Keterangan

    - BCWS Rp12.753.399.765 Biaya rencana

    - BCWP Rp10.473.116.620 Earned value

    - ACWP Rp10.980.387.854 Pengeluaran aktual

    Penilaian

    Kinerja:

    - CV (Rp507.271.234)

    Biaya yang dikerluarkan lebih kecil

    daripada biaya yang dianggarkan

    - SV (Rp2.280.283.145) Pekerjaan lebih cepat

    - CPI 0,95 Terjadi inefisiensi biaya (overbudget)

    - SPI 0,82

    Terjadi inefisiensi waktu

    (keterlambatan)

    - EAC Rp13.260.479.684

    Perkiraan biaya akhir proyek lebih

    besar daripada yang direncanakan

  • - VAC (Rp507.271.234)

    Selisih antara biaya penyelesaian

    proyek

    - ETC Rp2.280.091.830

    Perkiraan biaya untuk pekerjaan

    tersisa yang belum dikerjakan

    Setelah diketahui pekerjaan mana saja yang

    mengalami pembengkakan biaya ataupun

    keterlambatan pada masing-masing periode

    yang ditinjau maka dapat dilakukan

    pengidentifikasian masalah dan dilakukan

    perbaikan untuk mengatasi masalah yang

    telah diidentifikasi.

    Kesimpulan dan Saran

    Dengan fungsi metode earned value sebagai

    early warning, maka kesalahan-kesalahan

    yang ada dapat segera ditangani pada periode

    yang ditinjau sehingga inefisiensi tidak terjadi

    berlarut-larut. Hambatan utama dalam

    menerapkan metode earned value pada tugas

    akhir ini terletak pada sistem akuntansi

    kontraktor yang kurang baik. Hal ini

    mengakibatkan penelusuran biaya aktual ke

    dalam paket-paket pekerjaan menjadi sulit

    dan kurang akurat.

    Penggunaan perangkat lunak komersial

    diharapkan dapat membantu dalam

    menerapkan metode earned value

    kedepannya.

    Referensi

    1. Soemardi, B.W., Wirahadikusumah,

    R.D., dkk. (2006) : Pengembangan

    Sistem Earned Value untuk Pengelolaan

    Proyek Konstruksi di Indonesia, Laporan

    Akhir Riset ITB, ITB.

    2. Project Management Institute (PMI)

    (2008) : A Guide to the Project

    Management Body of Knowledge -

    Fourth Edition.

    3. Lester, Albert (2006) : Project

    Management Planning and Control

    Fifth Edition. Elsevier Science and

    Technology Books.

    4. Pujoartanto, Nuruddin (2008) : Kajian

    Potensi Pengembangan Earned Value

    Management System (EVMS) pada

    Sistem Akuntansi Biaya Kontraktor

    Kecil, Tesis, ITB

    5. Malik, Alfian (2009) : Pengantar Bisnis

    Jasa Pelaksana Konstruksi, Penerbit

    Andi, Pekanbaru.

    6. The US Department of Defense (2006).

    Earned Value Implementation Guide,

    DoD

    7. www.manajemenproyekindonesia.com

    8. www.ProjectManagementDocs.com