11104146

6
 Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 41 HUBUNGAN ANTARA USIA MENIKAH DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOEROTO NGAWI Suhartini*, Tutiek Herlina** *=Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi *=Prodi Kebidanan Magetan Jurusan kebidanan Poltekkes Depkes Surabaya SIA  ABSTRAK Kanker mulut rahim (serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita. Sebab  penyakit akibat human papilloma virus (HPV) menjadi “mesin pembunuh” di kalangan kaum wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia menikah dan paritas dengan kejadian kanker serviks. Jenis penelitian analitik epidemiologi kasus kontrol dengan rancangan  penelitian retrospektif, populasi adalah dokumen pasien kanker serviks dan ibu bersalin normal di RSUD dr.Soeroto Ngawi tahun 2008, jumlah sampel 56 responden kasus dan 145 responden kontrol diambil de ngan tehnik simple random samplin g. Variabel bebas adalah usia menikah dan paritas, variabel terikat adalah kejadian kanker serviks. Metode  pengumpu lan data menggunaka n dokumentasi rekam medik, analisa data dengan uji statisti k chi square dan odd ratio dengan kemaknaan P < 0,05. Hasil penelitian dengan uji Chi square menunjukkan kemaknaan P = 0,000 disimpulkan ada hubungan usia menikah dan paritas dengan kejadian kanker serviks. Sedang besar resiko paparan usia menikah 16 tahun beresiko 0,155 dan paritas lebih dari dua anak berisiko 0,18,sehingga dapat disimpulkan bahwa usia menikah 16 tahun dan paritas lebih dari 2 anak bukan faktor resiko. Disarankan untuk institusi terkait menggalakkan motivasi penundaan perkawinan dan pembatasan  persalinan d engan program KB. Kata kunci: usia menikah, paritas, kejadian kanker serviks. Telepon: 081556012 53 PENDAHULUAN HULUAN Latar Belakang Kanker mulut rahim (serviks) masih menjadi problem kesehatan bagi wanita, sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi “mesin pembunuh” di kalangan kaum wanita. Kasus kanker tersebut sangat mengkhawatirkan, karena angka kejadiannya menunjukkan trend  meningkat. Be rdasar data di RSU dr So etomo, tiap ha ri tak kurang dari delapan pasien baru kanker leher rahim berobat, dalam setahun diperkirakan terdapat 700- 800 pasien baru. Kebanyakan pasien yang berobat berusia 40-50 tahun (Askandar, 2008). Kanker serviks mempunyai insiden tertinggi di negara berkembang dan khususnya Indone sia. Frekuensi relatif di Indonesia adalah 27% berdasarkan data patologik atau 16% berdasarkan data rumah sakit. Lebih dari tiga perempat kanker ginekologi di RSCM adalah kanker serviks dan 62% di antaranya dengan stadium lanjut (stadium II-III), dan ia merupakan penyebab kematian terbanyak di antara kematian kanker ginekologik yaitu 66% (Azis, 2003). Di RSUD dr.Soeroto Ngawi pada tahun 2007 jumlah penderita kanker serviks sebanyak 54

Transcript of 11104146

5/11/2018 11104146 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/11104146 1/6

Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 41

HUBUNGAN ANTARA USIA MENIKAH DAN PARITAS DENGAN KEJADIANKANKER SERVIKS DI RSUD DR. SOEROTO NGAWI

Suhartini*, Tutiek Herlina***=Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi

*=Prodi Kebidanan Magetan Jurusan kebidanan Poltekkes Depkes SurabayaSIA

 ABSTRAK 

Kanker mulut rahim (serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita. Sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) menjadi “mesin pembunuh” di kalangan kaumwanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia menikah dan paritas dengankejadian kanker serviks. Jenis penelitian analitik epidemiologi kasus kontrol dengan rancangan  penelitian retrospektif, populasi adalah dokumen pasien kanker serviks dan ibu bersalinnormal di RSUD dr.Soeroto Ngawi tahun 2008, jumlah sampel 56 responden kasus dan 145 responden kontrol diambil dengan tehnik simple random sampling. Variabel bebas adalahusia menikah dan paritas, variabel terikat adalah kejadian kanker serviks. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi rekam medik, analisa data dengan uji statistik chi square dan odd ratio dengan kemaknaan P < 0,05. Hasil penelitian dengan uji Chi squaremenunjukkan kemaknaan P = 0,000 disimpulkan ada hubungan usia menikah dan paritasdengan kejadian kanker serviks. Sedang besar resiko paparan usia menikah ≤ 16 tahunberesiko 0,155 dan paritas lebih dari dua anak berisiko 0,18,sehingga dapat disimpulkanbahwa usia menikah ≤ 16 tahun dan paritas lebih dari 2 anak bukan faktor resiko. Disarankanuntuk institusi terkait menggalakkan motivasi penundaan perkawinan dan pembatasan

 persalinan dengan program KB.

Kata kunci: usia menikah, paritas, kejadian kanker serviks.Telepon: 08155601253

PENDAHULUAN HULUAN 

Latar BelakangKanker mulut rahim (serviks) masih menjadi problem kesehatan bagi wanita, sebab

penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi “mesin pembunuh” di kalangankaum wanita. Kasus kanker tersebut sangat mengkhawatirkan, karena angka kejadiannyamenunjukkan trend meningkat. Berdasar data di RSU dr Soetomo, tiap hari tak kurang daridelapan pasien baru kanker leher rahim berobat, dalam setahun diperkirakan terdapat 700-800 pasien baru. Kebanyakan pasien yang berobat berusia 40-50 tahun (Askandar, 2008).Kanker serviks mempunyai insiden tertinggi di negara berkembang dan khususnya Indonesia.

Frekuensi relatif di Indonesia adalah 27% berdasarkan data patologik atau 16%berdasarkan data rumah sakit. Lebih dari tiga perempat kanker ginekologi di RSCM adalahkanker serviks dan 62% di antaranya dengan stadium lanjut (stadium II-III), dan ia merupakan

penyebab kematian terbanyak di antara kematian kanker ginekologik yaitu 66% (Azis, 2003).Di RSUD dr.Soeroto Ngawi pada tahun 2007 jumlah penderita kanker serviks sebanyak 54

5/11/2018 11104146 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/11104146 2/6

Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 42 

orang, pada tahun 2008 mengalami peningkatan yaitu 65 penderita (40%), dan mendudukiurutan pertama dari 5 penyakit ginaekologi, lebih banyak menyerang ibu multipara.

Penyebab langsung dari kanker serviks belum diketahui, namun kejadiannya mempunyaihubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrensik, yang penting meliputi: 1) insidensi lebih

tinggi pada mereka yang kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama pada usia muda(<16 tahun), 2) tingginya paritas, apalagi jarak persalinan terlampau dekat, 3) sosial ekonomirendah, 4) berganti-ganti pasangan, 5) wanita yang mengalami infeksi virus HPV (HumanPapilloma Virus)-tipe 16 atau 18, dan 6) kebiasaan merokok (Wiknjosastro,1999).

 Apabila kanker serviks tidak ditangani, pada stadium lanjut ketika tumor keluar serviksdan melibatkan jaringan di rongga pelvis dapat dijumpai tanda lain seperti, nyeri yang menjalar ke pinggul atau kaki, hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul atau nervusskiatik. Beberapa penderita mengeluhkan nyeri berkemih, hematuri, perdarahan rektum,sampai sulit berkemih dan buang air besar. Penyebaran ke kelenjar getah bening, tungkaibawah dapat menimbulkan oedema tungkai bawah, atau terjadi uremia bila terjadipenyumbatan kedua ureter (Wiknjosastro, 2006).

Untuk mengendalikan kejadian kanker serviks perlu dimasyarakatkan upaya pengenalankasus secara dini melalui program skrining. Tingkat keberhasilan pengobatan sangat baikpada stadium dini dan hampir tidak terobati bila tumor telah menyebar sampai dinding panggulatau organ disekitarnya. Salah satu upaya untuk mendeteksi secara dini kanker serviks dapatdi lakukan dengan pap smear . Pap smear bertujuan untuk mengenali adanya perubahan awalsel epitel serviks hingga dapat dilakukan tindakan pencegahan terjadinya kanker invasif. Papsmear menjadikan kanker serviks sebagai penyakit yang dapat dicegah (Wiknjosastro, 2006).

Rumusan masalah Apakah ada hubungan antara usia menikah dan paritas dengan kejadian kanker serviks

di RSUD dr.Soeroto Ngawi?

Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara usia menikah dan paritas

dengan kejadian kanker serviks di RSUD dr.Soeroto Ngawi Tahun 2008. Diharapkan hasilpenelitian ini dapat menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman tentang hubunganantara usia menikah dan paritas dengan kejadian kanker serviks.

BAHAN DAN METODE

Penelitian analitik epidemiologi kasus kontrol ini menerapkan rancangan retrospektif, dandilaksanakan di RSUD dr.Soeroto Ngawi pada bulan Maret sampai dengan Juli 2009. Populasipenelitian ini adalah semua penderita kanker serviks sebanyak 65 dan 226 ibu bersalin normaldi RSUD dr.Soeroto Ngawi tahun 2008. Sampel penelitian ini adalah sebagian dari populasipenderita kanker serviks sebanyak 56 dan ibu bersalin normal sebanyak 145 di RSUDdr.Soeroto Ngawi tahun 2008 yang diambil dengan teknik simple random sampling. 

Variabel bebas adalah usia menikah dan paritas. Variabel terikat adalah kejadian kanker serviks. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari status pasien di RSUD dr. Soeroto

5/11/2018 11104146 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/11104146 3/6

Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 43 

Ngawi tahun 2008. Analisis data menggunakan uji Chi Kuadrat dan Odd Ratio dengan tingkatkemaknaan p=0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen pasien kanker serviks selama tahun 2008 menunjukkan adanya 65 kasus,dan 56 menjadi sampel. Kontrol berupa ibu bersalin normal pada bulan Januari – Desember 2008 sejumlah 226 orang, dan 145 diambil sebagai sampel.

Faktor Usia MenikahGambar 1 menunjukkan bahwa pada 56 kasus kanker serviks diketahui bahwa persentase

terbesar terdapat pada usia menikah ≤16 tahun yaitu 39 orang (50,6%). Sedangkan Gambar 2menunjukkan bahwa pada 145 ibu bersalin normal diketahui bahwa persentase terbesar terdapat pada usia menikah >16 tahun sebanyak 107 ibu (86,3%).

30,4%

69,6%

kr dr sm 16 thn

lb dr 16 thn

 Gambar 1. Faktor Usia Menikah Pada Kasus Kanker Serviks

73,8%

26,2%kr dr sm 16 thn

lb dr 16 thn

 Gambar 2. Faktor Usia Menikah Pada Ibu Bersalin Normal

Faktor ParitasGambar 3 menunjukkan bahwa pada 56 kasus kanker serviks, didapatkan persentase

terbesar terdapat pada paritas >2 orang anak, yaitu 40 orang (71,4%). Sedangkan Gambar 4menunjukkan bahwa dari 145 ibu bersalin normal persentase terbesar pada paritas ≤2 anaksebanyak 100 orang (86,2%).

5/11/2018 11104146 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/11104146 4/6

Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 44 

71,4%

28,6%kr sm 2 anak

lbh 2 anak

 Gambar 3. Faktor Paritas Pada Kasus Kanker Serviks

31%

69%

kr dr sm 2 anak

lbh dr 2

 Gambar 4. Faktor Paritas Pada Ibu Bersalin Normal

Hubungan Antara Usia Menikah Dengan Kejadian Kanker ServiksTabel 1 menunjukkan bahwa kasus kanker serviks lebih besar terjadi pada usia menikah

≤16 tahun. Uji Chi Kuadrat dengan α=0,05 menunjukkan hasil p=0,000 (p<α), maka dapatdisimpulkan ada hubungan antara usia menikah dengan kejadian kanker serviks. Besar resiko

paparan usia menikah terhadap kejadian kanker serviks didapatkan hasil, bahwa usia menikah≤16 tahun berisiko 0,155 kali daripada usia menikah >16 tahun. Hasil nilai Odd Ratio kurangdari 1 berarti faktor yang diteliti bukan merupakan faktor resiko, sehingga dapat disimpulkanbahwa usia menikah bukan faktor resiko.

Tabel 1. Kejadian Kanker Serviks Menurut Usia Menikah

Usia menikah Kejadian kanker serviks Total

Ya Tidak

>16 th≤16 th

17 (8,50%)39 (19,40%)

107 (53,2%)38 (18,9%)

124 (61,7%)77 (38,3%)

Total 56 (27,9%) 145 (72,1%) 201 (100%)

Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Kanker ServiksTabel 2 menunjukkan bahwa kasus kanker serviks lebih besar terjadi pada ibu dengan

paritas >2. Uji Chi Kuadrat dengan α=0,05 menunjukkan hasil p=0,000 (p<α), maka dapatdisimpulkan ada hubungan antara paritas dengan dengan kejadian kanker serviks. Diketahuibahwa paritas >2 anak berisiko 0,180 kali daripada paritas ≤2 anak. Nilai Odd Ratio kurang

dari 1 berarti faktor yang diteliti bukan merupakan faktor resiko, sehingga dapat disimpulkanbahwa paritas bukan faktor resiko.

5/11/2018 11104146 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/11104146 5/6

Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 45 

Tabel 2. Kejadian Kanker Serviks Menurut Paritas

Paritas Kejadian kanker serviks Total

ya tidak> 2 anak≤ 2 anak

40 (19,9%)16 (8,0%)

45 (22,4%)100 (49,7%)

85 (42,3%)116 (57,7%)

total 56 (27,9%) 145 (72,1%) 201 (100%)

Di RSUD dr.Soeroto Ngawi pada tahun 2007 jumlah penderita kanker serviks sebanyak54 orang, sedang pada tahun 2008 peningkatannya (40%) dari 65 penderita, dan mendudukiurutan pertama dari 5 penyakit ginekologi. Keadaan ini hampir sama untuk kejadian di JawaTimur berdasar data RSU dr Soetomo, tiap hari tak kurang dari 8 pasien baru kanker leher 

rahim berobat, dalam setahun diperkirakan terdapat 700-800 pasien (Askandar, 2008). Dapatdisimpulkan bahwa kejadian kanker serviks masih tinggi.  Ada hubungan antara usia menikah dengan kejadian kanker serviks, dengan besar 

resiko paparan usia menikah ≤16 tahun terhadap kanker serviks sebesar 0,155. Hal inimenunjukkan bahwa usia menikah ≤16 tahun sangat kecil kemungkinan untuk terjadi kanker serviks. Menurut Wiknjosastro, (2007) wanita yang kawin pada usia muda atau mulai kegiatanseks pada usia muda mempunyai resiko tinggi terkena kanker serviks karena SCJ (SquoamoColumnar Junction) wanita ini berada diluar OUE (osteum uteri eksternum), sehingga mudahterkena infeksi serviks. Sedangkan menurut Sidohutomo (2008) penyebab kanker serviks 85-95% disebabkan oleh HPV (Human Pappiloma Virus), virus yang ditularkan melalui hubunganseksual. Sehingga pada penelitian ini usia menikah ≤16 bukan merupakan faktor yangdominan untuk terjadi kanker serviks, dan kemungkinan disebabkan faktor yang lain.

  Ada hubungan antara paritas dengan kejadian kanker serviks, dengan besar resikopaparan paritas >2 terhadap kanker serviks sebesar 0,180. Hal ini menunjukkan bahwa paritas>2 anak tidak beresiko atau sangat kecil untuk terjadi kanker serviks. Menurut Wiknjosastro(2006) wanita dengan banyak anak diperkirakan serviks pada wanita ini sering menggalamiinfeksi, sehingga terjadinya infeksi yang terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Pada penelitian ini paritas >2 bukan merupakan faktor dominan untuk terjadinyakanker serviks dan kemungkinan disebabkan faktor yang lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan penelitian adalah: 1) kasus kanker serviks di RSUD dr Soeroto Ngawi tahun2008 sebanyak 65 orang, dan jumlah ibu bersalin normal sebanyak 226, 2) kasus kanker serviks dengan usia menikah ≤16 tahun sebanyak 69,6%, dan usia menikah >16 tahun ada30,4%, 3) kasus kanker serviks karena faktor paritas >2 anak sebanyak 71,4%, dan ≤2 anakterdapat 28,6%, 4) ada hubungan antara usia menikah dengan kejadian kanker serviks, 5) adahubungan paritas dengan kejadian kanker serviks, 6) besar resiko paparan usia menikah ≤16

tahun terhadap kejadian kanker serviks 0,180 kali daripada >16 tahun, 7) besar resikopaparan paritas >2 anak terhadap kejadian kanker serviks 0,155 kali daripada paritas >2 anak.

5/11/2018 11104146 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/11104146 6/6

Vol.I No.1 Januari 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 46 

Selanjutnya disarankan:1. Meningkatkan pengetahuan atau penyuluhan terhadap masyarakat tentang kelompok

resiko tinggi terkena kanker serviks, diantaranya: a) Mencegah perkawinan muda, b) batasi  jumlah anak sampai 2 orang anak saja dengan ikut KB, c) tingkatkan kebersihan/hygiene

pada umumnya, yang khusus kebersihan genital antara lain khitan bagi kaum pria, d)merawat infeksi mulut rahim yang ditemukan pada pap tes dengan baik, e) tidak merokok,f) menghindari bahan-bahan karsinogenik, g) meningkatkan sosialisasi tentang vaksinasiHPV dan penyuluhan pentingnya melakukan vaksinasi HPV.

2. Meningkatkan pemeriksaan IVA dan Pap smear pada wanita kelompok resiko tinggi (highrisk group)

3. Perlu pengembangan penelitian lebih lanjut terhadap hubungan usia menikah dan paritasdengan kejadian kanker serviks, dengan instrumen penelitian, desain sampling dan jumlahresponden yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta. Askandar Brahmana, 2008. Kanker Mulut Rahim, Momok Semua Wanita, Jawa Pos, Laporan

Khusus. Azis, Farid M, 2003. Deteksi Dini Kanker, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Hartono Poedjo, 2004. Kanker Leher Rahim, Surabaya: Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi FK

Unair/RSUD dr Soetomo.Manuaba, Gde Bagus Ida, 2008. Gawat Darurat Obstetri dan obstetri Ginekologi Sosial Untuk

Profesi Bidan, Jakarta: EGC.Notoatmodjo Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka CiptaRidwan R, 2005, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah - Makalah - Skripsi - tesis - Disertasi,

Bandung: Sinar Baru Algesindo.Sugiyono, 2000. Statistika Untuk Penelitian, Bandung:CV ALFABETASukardja I Dewa Gede, 2000. Onkologi klinik, Surabaya: Airlangga University Press.Sidohutomo Ananto. MARS, For Never Ending Wars Againts Cancer, Bidadariku, 2008, http: //

www.bidadariku. Com / index. php.Wiknjosastro Hanifa, 1999. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.Sastroasmoro, 2000. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta: Bina Rupa Aksara