1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
-
Upload
anggit-pra -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 1/37
T
PEREN
INTEGRASI
KLA STRUCTURES & SAP20
ANAAN STRUKTUR GEDU
BERTULANG DENGAN
TINJA
JURUSAN
FAKU
UNIVERSIT
3
ROGRAM
00 DALAM
G BETON
TAP BAJA
TUGAS AKHIR
BAB II
UAN PUSTAKA
EKNIK SIPIL
TAS TEKNIK
AS UDAYANA
2015
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 2/37
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BIM ( Building Information Modeling)
Menurut Eastman (2008), BIM merupakan perubahan paradigma yang
memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk mereka yang bergerak dalam bidang
industri konstruksi bangunan tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luas lagi,
bangunan yang lebih baik adalah bangunan yang dalam tahap pembangunannya
menggunakan energi, tenaga kerja dan modal yang lebih sedikit. BIM pada
dasarnya adalah digital platform untuk pembangunan virtual. Jika BIM
diterapkan, modelnya harus dapat berisi semua informasi bangunan tersebut,
informasi tersebut digunakan untuk bekerjasama, memprediksi, dan membuat
keputusan tentang desain, konstruksi, biaya, dan tahap pemeliharaan bangunan.
Menurut Tjell (2010), BIM dianggap lebih dari sekedar teknologi biasa,
melainkan cara baru untuk menangani proses pembangunan. Dengan
menggunakan BIM dapat diperoleh 3D, 4D, 5D, dan 6D. Dimana 3D berbasis
obyek pemodelan parametic, 4D adalah urutan dan penjadwalan material, pekerja,
luasan area, waktu, dan lain-lain, 5D termasuk estimasi biaya dan part-list , dan
6D mempertimbangkan untuk fasilitas manajemen, biaya siklus hidup, dan
dampak lingkunan. Konsep ini sangat tergantung pada teknologi program yang
digunakan. Inti dari konsep tersebut adalah bahwa model BIM berisi informasi-
informasi. Model suatu obyek tidak hanya geometris tetapi model tersebut juga
berisi informasi tentang bahan yang digunakan, berat, biaya, waktu dan
bagaimana diapasang, dan lain-lain.
Adapun beberapa program dalam Building Information Modeling yangsecara umum digunakan oleh para kontraktor untuk menggambar dan merancang
struktur dan MEP, seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 berikut.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 3/37
5
Tabel 2.1 Program – program BIM
Product Name Manufacturer Primary Function
Cadpipe Commercial Pipe AEC Design Group 3D Pipe Modeling
Revit MEP Autodesk 3D Detailed MEP Modeling
SDS/2 Design Data3D Detailed Structural
Modeling
Fabrication for AutoCAD East Coast CAD/CAM 3D Detailed MEP Modeling
MEP CAD-Duct Micro Application Packages 3D Detailed MEP Modeling
Duct Designer 3D, Pipe
Designer 3D QuickPen International 3D Detailed MEP Modeling
Tekla Structures Tekla3D Detailed Structural
Modeling
Sumber: Reinhardt (2009)
2.2 Tekla Structures
Program Tekla merupakan revolusi baru dalam bidang rekayasa struktur
yang memiliki beberapa keunggulan dibanding program aplikasi lainnya. Tekla
BIM ( Building Information Modeling ) merupakan program yang berbasis
ensiklopedi proyek. Program Tekla Structures merupakan perangkat lunak
Building Information Modeling (BIM) yang memungkinkan untuk membuat dan
mengelola data secara akurat dan rinci, serta dapat membuat model struktur 3D
tanpa melupakan material dan struktur yang kompleks. Model Tekla Structures ini
dapat mencakup seluruh proses konstruksi bangunan dari konsep desain untuk
fabrikasi, pemasangan, dan manajemen konstruksi. (Saputri, 2012)Menururt Riza (2011), Tekla Structures adalah aplikasi pemodelan 3D yang
mampu mendesain bermacam bentuk struktur fabrikasi mulai dari baja, beton,
atau berbagai jenis material lainnya. Diperolehnya analisa dan hasil perhitungan,
gambar, laporan, atau output lainnya dari satu model struktur. Tekla Structures
memiliki tampilan standar API ( Application Programming Interface) untuk
menghubungkan analisis dan desain software. Dapat ditunjukkan pada gambar 2.1
model struktur 3 dimensi pada Tekla Structures.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 4/37
6
Tekla merupakan program solusi untuk informasi model pada manajemen
konstruksi. Tekla dapat digunakan oleh kontraktor, sub-kontraktor, dan para
profesional manajemen proyek yang membantu dalam pelaksanaan dan
pemeriksaan data proyek. Tekla dapat memproses sejumlah besar data model dan
non model terlepas dari sumber. Program ini dapat digunakan untuk
meningkatkan transfer informasi desain dan data perencanaan antara desain dan
tim konstruksi. Hal ini dapat memperjelas komunikasi dan pengambil keputusan
pada setiap pelaksanaan, desain, dan manajemen proyek bangunan.
Gambar 2.1 Model struktur 3D pada Tekla Structures
2.2.1 Kelebihan Tekla Structures
Keunggulan Tekla antara lain yaitu terintegrasinya pemodelan, analisis,
desain struktur dengan menyertakan setiap detail penting saat mengelola proses
konstruksi secara keseluruhan, volume material , jenis pekerjaan sampai kegiatan
scheduling (gambar 2.2), dan bahkan dapat digabungkan dengan program lainnya.
Program Tekla Structures ini terhubung dengan berbagai jenis sistem melewati
Tekla Open API, contoh format bisaa yang didukung oleh Tekla Structures adalah
IFC, CIS/2, SDNF dan DSTV (gambar 2.3). Contoh dari format yang sudah jadi
hak milik yang didukung oleh Tekla Structures adalah DWG, DXF, dan DGN.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 5/37
7
Sehingga kegiatan AEC (architect, engineering, contruction) dapat terintegrasi
dalam satu pemodelan yang dapat diakses secara real time.
Gambar 2.2 Scedhuling pada Tekla Struktures
Gambar 2.3 API pada Tekla Structures
Dalam program Tekla terdapat data-data yang akurat, rinci, dan 3D yang
dapat digunakan bersama oleh kontraktor, Structural Engineers, Steel Detailers
and Fabricators, Precast and Cast-in-Place Concrete Contractors, Detailers and
Manufacturers, Educational Institutions, dan Application Developers. Semua
perubahan secara otomatis akan update sewaktu-waktu dan butuh dilakukan
revisi. Pemodelan yang membutuhkan waktu singkat dan kemampuan
mengoperasikannya akan memberikan hasil manajemen proyek yang efisien.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 6/37
8
Apabila diaplikasikan hal tersebut sangat menghemat biaya, waktu dan sumber
daya manusia. (Saputri, 2012)
2.2.2 Pemodelan Struktur Baja dan Beton Pada Tekla Structures
Tekla Structures dipergunakan untuk pemodelan dari awal berupa
pembuatan model struktur gedung dengan struktur beton bertulang hingga struktur
baja pada atapnya. Kemudian model tersebut akan dianalisa desain dengan
mengintegrasikan ke SAP2000.
Antar muka dan tahap-tahap pemodelan struktur Baja dan Beton dalam
Tekla Structures secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Antar Muka Tekla Structures
Gambar 2.4 Tampilan antar muka Tekla Structures
Pada gambar 2.4 tampilan antar muka Tekla Structures dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Toolbar, didalamnya terdapat navigasi dasar untuk mengakses berbagai
modul dan fitur dalam Tekla Structures. Navigasi dalam toolbar tersebut
antara lain File, Edit, View, Modelling, Analisys, Drawing & Reports,
Tools, Window dan Help.
1
2 3 4 5
6
7
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 7/37
9
2. Icon Bar Elemen Beton, didalamnya terdapat bagian – bagian untuk
membuat model balok, kolom, pelat serta penulangan yang berhubungan
dengan beton.
3. Icon Bar Elemen Baja, didalamnya terdapat bagian – bagian untuk
membuat model balok dan kolom yang berhubungan dengan baja.
4. Icon Bar Detailing Sambungan, yang didalamnya terdpat jenis
sambungan pada baja yakni baut dan las.
5. Icon Bar Editing, yang berisi bagian – bagian untuk merubah bentuk
model baik itu menambahkan maupun mengrangi.
6. Bidang kerja Tekla Structures, yang merupakan tempat memodel.
7. Icon Bar Snapping Pemodelan
B. Pembuatan Grid
Pembuatan Grid pada Tekla Structures dilakukan dengan melakukan
pengeditan pada grid default yang otomatis tersedia ketika sebuah model baru
dibuat. Prinsip grid pada Tekla Structures menggunakan koordinat Cartesian
dengan arah sumbu utama X, Y dan Z (gambar 2.5).
Pada sumbu X dan Y, jarak antar grid bersifat relative dengan memasukkan
jarak antar grid sementara pada arah sumbu Z bersifat absolute dengan mengacu
pada ketinggian total grid dihitung dari nol. Masing-masing grid,
berkorespondensi dengan label direncanakan untuk grid tersebut. Dapat dilihat
pada gambar 2.4 bagian nomor 6 yang merupakan Grid arah X dan Y.
C Pemodelan Elemen Baja
Pemodelan element baja pada Tekla Structures seperti terlihat pada (gambar
2.5) terdiri dari pemodelan berbagai komponen antara lain:
1.
Column, dipergunakan untuk membuat model sebuah kolom baja2. Steel Beam, digunakan untuk membuat element balok
3. Poly Beam, digunakan untuk membuat elemen balok dengan bengkokan
4. Curved Beam, digunakan untuk membuat elemen balok lengkung
5. Contour Plate, digunakan untuk membuat pelat dengan polygon
6. Bolts Connection, digunakan untuk membuat detail sambungan baut
7. Weld Connection, digunakan untuk membuat detail sambungan las
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 8/37
10
Gambar 2.5 Icon Bar pemodelan elemen baja
D. Pemodelan Elemen Beton
Pemodelan elemen beton pada Tekla Structures seperti terlihat pada (gambar
2.6) terdiri dari pemodelan berbagai komponen antara lain:
1. Pad Footing , untuk membuat elemen pondasi telapak
2. Strip Foting , digunakan untuk membuat pondasi lajur
3. Concrete Column, digunakan untuk membuat kolom beton
4. Concrete Beam, digunakan untuk membuat balok beton
5. Concrete Poly Beam, digunakan untuk membuat balok beton dengan
bengkokan.
6. Concrete Slab, digunakan untuk membuat pelat beton
7. Concrete Panel , digunakan untuk membuat panel dinding beton
8. Reinforcing Bar , digunkan untuk membuat penulangan
9. Reinforcing Bar Group, digunakan untuk membuat satu rangkaian
penulangan seperti sengkang
10. Reinforcing Mesh, digunakan untuk membuat penulangan mesh
Gambar 2.6 Icon Bar pemodelan elemen beton
2.2.3 Pembebanan Model Pada Tekla Structures
Sebelum dilakuakan analisis pada program analasis dan desain, sebuah
model dalam Tekla Structures dapat dikerjakan beban-beban yang direncanakan
bekerja pada sebuah element struktur. (Gambar 2.7)
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 9/37
Gamb
2.2.4 Integrasi Tekl
Poses analisis d
Tekla Structures. Un
khusus untuk itu mis
Gambar 2.8 Detail
Detail dan taha
dapat dijelaskan seba
1. Nama mode
2. Pemilihan o
3. Pengaturan
4. Ekspor seba
5. Membuka
desain dila
1
4
6
r 2.7 Pengerjaan beban pada Tekla Structur
Structures dan SAP2000
an desain sebuah model struktur tidak dapat
uk melakukan analisis dan desain digunakan
lnya SAP2000. (Gambar 2.8)
an tahap pengintegrasian Tekla Structures d
pengintegrasian antara Tekla Structures de
gai berikut:
l yang akan dianalisa
byek model yang akan di ekspor ke SAP200
kombinasi beban
gai sebuah model SAP2000
plikasi SAP2000 dan dalam SAP 2000 pr
ukan. Pada tahap ini desain seperti ac
2
3
7
11
es
dilakukan dalam
software lain
ngan SAP2000
gan SAP2000
oses analisa dan
an kode dapat
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 10/37
12
ditambah dan diatur ulang. Apabila dalam proses desain ditemukan
element struktur yang gagal, perubahan dapat segera dilakukan dalam
SAP2000 tanpa perlu mengulang tahapan dari awal.
6. Get Result, untuk mengambil kembali struktur yang telah didesain pada
SAP2000. Jika pada tahap analisis dan desain ditemukan adanya
pergantian elemen, Tekla Structures akan menampilkan jendelan dialog
tentang adanya perubahan ini.
2.2.5 Detailing Model Pada Tekla Structures
Proses detailing model baik itu pada penulangan beton maupun sambungan
baja yang dikerjakan pada Tekla dapat dipilih secara otomatis maupun manual.
Detailing penulangan dan sambungan secara manual sudah dijelaskan pada sub
bab sebelumnya yang ditunjukkan pada gambar 2.5 dan 2.6 yang secara manual
dapat dilakukan detailing pemodelannya.
Namun pada Tekla juga terdapat jenis penulangan dan sambungan secara
otomatis yang artinya dengan sekali klik pada model maka sambungan ataupun
penulangan akan langsung termodel sesuai kebutuhan. Dapat ditunjukkan pada
gambar 2.9, 2.10 dan 2.11
Gambar 2.9 Jenis detailing penulangan balok
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 11/37
13
2.10 Jenis detailing penulangan kolom
2.11 Jenis detailing sambungan baja
2.2.6 Hasil Ekstraksi Pada Tekla Structures
Tekla mampu menghasilkan pelaporan dan gambar kerja dengan efektif dan
efeisien yang merupakan informasi dari bangunan. Pelaporan yang dihasilkan
yaitu laporan luas papan bekisting, volume material, penulangan beton, ukuran
dan jenis profil baja, jumlah baut, panjang pengelasan dan lain sebagainya
(gambar 2.12). Kemudian gambar yang dihasilkannya sangat detail dari gambar
denah hingga detailing. Berikut adalah navigasi untuk mengeluarkan gambar dan
laporan pada Tekla yang ditunjukkan pada gambar 2.13.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 12/37
14
Gambar 2.12 Jenis pelaporan pada Tekla Structures
Gambar 2.13 Navigasi mengeluarkan gambar dan laporan
Berdasarkan gambar 2.13 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Numbering, bertujuan untuk memberikan penomoran pada setiap bagian
model.
2. Drawing List, merupakan lis gambar yang telah dikeluarkan.
3. Create Drawings, untuk mengeluarkan hasil gambar secara keseluruhan
4. Create Single-Part Drawing, untuk mengeluarkan hasil gambar pada
satu bagian model saja namun hasilnya sangat detail.
1
2
3
4
5
6
7
8
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 13/37
15
5. Creat Assembly, untuk menghasilkan gambar berupa sambungan secara
detail.
6. Creat General Arrangement Drawing, untuk menghasillkan gambar
berupa denah dan tampak.
7. Creat Cast Unit Drawing , hanya untuk menghasilkan gambar beton
setiap bagian.
8. Creat Report, untuk menghasilkan pelaporan mengenai informasi
bangunan.
2.2.7 Scheduling Pada Tekla Structures
Pembuatan Time Schedule yang terdapat pada Tekla dapat dijelaskan pada
gambar 2.14 a dan 2.14 b sebagai berikut:
Gambar 2.14 a Navigasi scheduling 1
Berdasarkan gambar 2.14 a navigasi scheduling 1 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Scenario, untuk memasukkan Time Schedule yang telah direncanakan
pada program lain dan diedit kembali pada Tekla.
2. General Setting and Actioin, untuk memberikan perilaku pada setiap
jenis pekerjaan.
3. Change the Timescale of the Gantt chat, untuk merubah waktu
berdasakan hari, minggu, bulan ataupun tahun.
4. View, untuk melihat.
5. Print , untuk mengeluarkan hasil berupa hard copy.
6. Expand Task Hieracies, untuk menunjukkan keseluruhan Time Schedule.
7. Collapse Task Hieracies, untuk menunjukkan beberapa bagian yang
ingin ditunjukkan.
1 2 3 4 5 6 7
1
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 14/37
16
Gambar 2.14 b Navigasi scheduling 2
Berdasarkan gambar 2.14 b navigasi scheduling 2 dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Filter Visible Task, untuk menyaring bagian pekerjaan yang mungkin
tidak selesai ataupun yang selesai.
2. Automatic Selection in Model, untuk langsung terkoneksi pada model.
3. Create Task, untuk membuat jenis pekerjaan.
4. Create Sub Task, untuk membuat sub pekerjaan.
5. Add Object, untuk menambahkan objek secara manual.
2.3 SAP2000
SAP2000 merupakan salah satu program paket analisis dan desain struktur
yang berorientasi obyek berdasar metode elemen hingga. Program SAP2000
menyediakan fitur dan modul terintegrasi yang lengkap untuk desain struktur baja
dan beton bertulang. Pengguna diberi kemudahan untuk membuat, menganalisis,
dan memodifikasi model struktur yang direncanakan dengan memakai user
interface yang sama. (Dewobroto, 2007)
SAP2000 digunakan untuk menganalisis dan mendesain komponen-
komponen struktur baja dan beton yang telah dimodel pada Tekla Structures.
Pekerjaan yang dilakukan pada SAP2000 yang perlu diketahui untuk melengkapi
kesempurnaan model dalam tugas akhin ini seperti mendefinisikan material,
memasukkan beban gempa, analisis struktur dan kontrol hasil analisis. Berikut
adalah gambar 2.15 yang menunjukkan menu yang membantu melengkapi model
hasil ekspor dari Tekla.
2
4
5
3
1 2 3
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 15/37
17
Gambar 2.15 Menu pada SAP2000
Berdasarkan gambar 2.15 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Define, untuk mendefinisikan material, mendefinisikan jenis batang,
mendefinisikan beban dan membuat kombinasi beban.
2. Analyze, untuk menganalisis model.
3. Design, untuk kontrol hasil analisis baik itu baja maupun beton.
2.3.1 Menu Define Pada SAP2000
Sebagai program pembantu dari Tekla Structures, model yang terekspor ke
SAP2000 akan dilengkapi yaitu bagian jenis material dan memasukkan beban
gempa melalui Menu Define pada SAP2000. Menu Define akan mendefinisikan
jenis material yang akan digunakan pada model dan memasukkan beban gempa
yang diinputkan dalam model. Ditunjukkan pada gambar 2.16 dan 2.17.
Gambar 2.16 Mendefinikan material
Gambar 2.17 Mendefinisikan beban gempa
2.3.2 Menu Analyze Pada SAP2000
Model yang telah siap dari jenis material baik itu beton maupun baja, jenis
batang yang digunakan, jenis beban yang dimasukkan dan kombinasi beban yang
dibuat maka model siap dianalisis yang analisisnya akan menghasilkan diagram
momen, geser dan normal pada setiap batang. Kotak dialog analisis SAP2000
ditunjukkan pada gambar 2.18
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 16/37
18
Gambar 2.18 Kotak dialog analisis model
2.3.3 Menu Design Pada SAP2000
Pada tahap ini akan dilihat bagaimana stabilitas struktur, perilaku dan gaya-
gaya dalam serta desain struktur yang dihasilkan. Kontrol hasil analisis yang
berupa kontrol rasio tulangan pada beton dan rasio tegangan pada baja dikerjakan
pada Menu Design. Apabila dipandang perlu, perubahan atau penggantian elemen
struktur dapat dilakukan. Navigasi kontrol hasil analisis ditunjukkan pada gambar
2.19 dan 2.20.
Gambar 2.19 Navigasi kontrol hasil analisis pada baja
Berdasarkan gambar 2.19 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. View/Revise Preferences, untuk mengubah ketentuan sesuai SNI Baja
2. Select Design Combos, untuk memasukkan kombinasi beban untuk baja
3. Start Design/Check of Structure, memulai cek desain struktur baja yang
menghasilkan rasio tegangan.
1
2
3
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 17/37
19
Gambar 2.20 Navigasi kontrol hasil analisis pada beton
Berdasarkan gambar 2.20 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. View/Revise Preferences, untuk mengubah ketentuan sesuai SNI Beton
2. Select Design Combos, untuk memasukkan kombinasi beban untuk
beton
3. Start Design/Checkof Structure, memulai cek desain struktur beton yang
menghasilkan rasio tulangan.
2.4 Struktur Beton Bertulang
Berdasarkan SNI Beton 03 – 2847 – 2002 pasal 3.13 menyebutkan, beton
bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak
kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan
direncanankan berdasarkan asumsi bahwa material bekerja bersama-sama
dalam menahan gaya yang bekerja.
2.4.1 Pelat
Langkah-langkah perencanaan pelat adalah sebagai berikut:
A. Penentuan Syarat Penulangan Pelat.
Penulangan pelat satu arah jika Ly/Lx >2 dan penulangan pelat dua arah jika
Ly/Lx<2B. Penentuan Tebal Pelat
Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 maka tebal pelat ditentukan berdasarkan
ketentuan sebagai berikut:
hmin =
936
15008.0
fy
n
(2-1)
1
2
3
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 18/37
20
hmak =36
15008.0
fy
n
(2-2)
hmin pada pelat lantai ditetapkan sebesar 12 cm, sedangkan hmin pada pelat atap
ditetapkan sebesar 9 cm.
C. Perhitungan Momen
Berdasarkan Buku Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang Oleh Ir.
W.C. Vis dan Ir. Gideon H. Kusuma M.eng, pada pelat yang menahan dua arah
dengan terjepi pada keempat sisinya bekerja empat macam momen yaitu:
Momen lapangan arah x (Mlx) = koef.Wu.lx2 (2-3)
Momen lapangan arah y (Mly) = koef.Wu.lx2 (2-4)
Momen tumpuan arah x (Mtx) = koef.Wu.lx2 (2-5)
Momen tumpuan arah y (Mty) = koef.Wu.lx2 (2-6)
D. Penulangan Pelat
ρ =
fy
m R
m
n211
1 (2-7)
m =c f
fy'85.0
(2-8)
R n =2
d b
M n
(2-9)
Mn =
u M (2-10)
maxmin
fy
c f
4
'min (2-11)
fy
4.1min (2-12)
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 19/37
21
ρ b = fy fy
c f
600
600'85.0 (2-13)
ρmax = b 75.0 (2-14)
As = d b perlu (2-15)
2.4.2 Balok
A. Pendimensian Balok
Balok didesain berdasarkan syarat jarak atau bentang antar kolom atau
tumpuan.
h = L10
1 sampai dengan L
15
1
(2-16)
b = h2
1 sampai dengan h
3
2
(2-17)
Keterangan:
l = jarak antar kolom atau tumpuan
h = tinggi balok minimum
b = lebar balok minimum
B. Penulangan Balok
Lentur Murni Beton Bertulang
Gambar 2.21 Tegangan, regangan dan gaya yang terjadi pada perencanaan lentur
murni beton bertulang
Dari gambar 2.21 didapat:
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 20/37
22
Cc = 0,85 fc’. b . a (2-18)
Ts = As . fy (2-19)
Sehingga:
0.85.fc’.a.b = As.fy (2-20)
Dimana,
a = β.c (2-21)
As = ρ.b.d (2-22)
f’c ≤ 30 Mpa, β = 0.85
f’c > 30 Mpa, β = 0.85 – 0.008 (fc’ – 30) (2-23)
Dengan f’c = 25 MPa didapat:
0.85.fc’.β.c.b = As.fy
0.85.fc’.0.85c.b = ρ.b.d.fy
c =.... ...′
(2-24)
Besarnya momen yang mampu dipikul oleh penampang adalah:
Mu = Cc
2
ad
atau Ts
2
ad
= As.fy (d – 0.5.0.85c) (2-25)
Berdasarkan SNI Beton 03-2847-2002 pasal 11.3 suatu perencanaan diambil
faktor reduksi kekuatan Ø dimana besarnya Ø untuk lentur tanpa beban aksial
adalah sebesar 0.8. Sehingga didapat:
Mu = Ø.As.fy (d – 0.5.0.85c) (2-26)Dengan mensubstitusi harga c,
= 0.8.ρ.fy(1-0.588.ρ.′
)
dimana:
Mu = momen yang dapat ditahan penampang (Nmm)
b = lebar penampang beton (mm)
d = tinggi efektif beton (mm)
ρ = rasio luas tulangan terhadap luas efektif penampang beton
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 21/37
23
fy = mutu tulangan (MPa)
fc’ = mutu beton (MPa)
Dari rumus di atas, apabila momen yang bekerja dan luas penampang beton
telah diketahui, maka besarnya rasio tulangan ρ dapat diketahui untuk mencari
besarnya kebutuhan luas tulangan.
Presentase tulangan minimum, balance dan maksimum
- Rasio tulangan minimum (ρmin)
Rasio tulangan minimum ditetapkan sebesar.
- Rasio tulangan balance (ρ b)
Dari gambar regangan penampang balok (gambar 2.21) didapat:
Pada kondisi balance εcu = 0.003
εc ≥ εy fs = fy
Es = 200000 MPa
cb =. =
.../ (2-27)
= (2-28)
Keadaan balance:
Cc = Ts
0.85.fc’.β.cb.b = ρ b.b.d.fy
ρb =..′ .....
ρb = ..′ (2-29)
Syarat memeriksa kondisi penampang:
ρ < ρb = Under Reinforced
ρ = ρb = Balnaced
ρ > ρb = Over Reinforced
- Rasio tulangan maksimum (ρmax)
Berdasarkan SNI Beton 03-2847-2002 padal 3.3.3-3 besarnya ρmax ditetapkan
sebesar 0.75ρb.
Tulangan rangkap
Apabila ρ > ρmax maka terdapat dua alternative:
-
Menyesuaikan ukuran penampang balok
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 22/37
24
- Bila tidak memungkinkan, maka dipasang tulangan rangkap.
Dalam menghitung tulangan rangkap, total momen lentur yang dilawan akan
dipisahkan dalam dua bagian : Mu1 + Mu2
Dengan:
Mu1= momen lentur yang dapat dilawan oleh ρmax dan berkaitan dengan lengan
momen dalam z. Jumlah tulangan tarik yang sesuai adalah As1 = ρmax.b.d
Mu2= momen sisa yang pasa dasarnya harus ditahan baik oleh tulangan tarik
maupun tekan yang sama banyaknya, Lengan momen dalam yang
berhubungan dengan ini sama dengan (d-d’).
Jumlah tulangan tarik tambahan As2 sama dengan jumlah tulangan tekan
As’, yaitu:
As2 = As’ =
Ø ..(′ ) (2-30)
Tulangan geser
Berdasarkan Rancangan Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung Tahun 2002 pasal 13.3 ditentukan
besarnya kekuatan gaya nominal sumbangan beton adalah:
d b fc '6
1=Vc (2-31)
Jika Vu > Vc maka diperlukan tulangan geser
VS = VU – ØVC (2-32)
Besarnya tulangan geser yang dibutuhkan ditentukan dengan rumus:
Av =( Ø ).
Ø (2-33)
Namun apabila Vu > 0.5 Vc maka besarnya tulangan geser minimum sebesar:
Av =..
dimana:
Vu = gaya lintang pada penampang yang ditinjau.
Vc = kekuatan geser nnominal sumbangan beton
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 23/37
25
Vs = kekuatan geser nominal sumbangan tulangan geser
Ø = faktor reduksi kekuatan = 0.6
b = lebar balokn (mm)
d = tinggi efektif balok (mm)
fc’ = kuat muu beton (MPa)
Av = luas tulangan geser yang berpenampang ganda dalam mm2
s = jarak sengkan dalam mm
2.4.3 Kolom
A. Nilai Kekakuan
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.11.1 nilai besaran penampang (I)
dikalian dengan factor reduksi, sebagai berikut :
o Inersia balok = 0.35 Ig
o Inersia kolom = 0.7 Ig
Dan nilai momen inersia tersebut harus dibagi dengan (1+βd)
EC Ik I = EC Ik II
=d
k g C I E
1
7.0
E I b =d
b g C I E
1
35.0
B. Nilai Faktor Panjang Efektif (k)
B
H1
H2
b b
K1
K2
A
Gambar 2.22 Potongan penampang portal
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 24/37
26
φA =
A
EI
B
EI H
EI
H
EI
bb
II k I k
21
φB = 0 (terjepit penuh)
dari nomogram faktor panjang relatif (k ) SNI 03-2847-2002 Pasal 12
Gambar 5-Faktor Panjang Efektif
Berdasarkan SNI 03-2847-2002 untuk komponen struktur tekan yang tidak tahan
terhadap goyangan samping, maka apabila :
22
r
Luk Kolom Pendek
22r
Luk Kolom Langsing
LU = 6 –
balok h2
1
r = 0.3 × hkolom
C. Penulangan Kolom
Rasio tulangan kolom dibatasi oleh ( SK SNI) nilai-nilai minimum min =
1% Ag dan maximum max = 8% Ag. Dan jumlah tulangan longitudinal, minimum
adalah 4 untuk tulangan di dalam sengkang ikat dan 6 untuk tulangan dengan
sengkang spiral.
2.4.4 Pondasi
A. Pendimensian pondasi
tegangan tanah efektif
σ1 = 6.1t (berat tanah di atas pondasi) (2-34)
σ2 = 4.0b (berat poer pondasi) (2-35)
σeff = σt – σ1 – σ2 (2-36)
menentukan dimensi pondasi
B ≥ 6 e
P
M
e (2-37)
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 25/37
27
Didapatkan nilai B kumudian dikontrol terhadap σeff
32
6
B
M
B
P ≤ σeff (B dapat digunakan)
σ1,2 =2
61 bh
M
A
P
(2-38)
Kontrol geser 1 arah untuk beton yang langsung dicor di atas tanah dan
selalu berhubungan dengan tanah SNI 03-2847-2002 – Pasal 9.7.1.a) ,
sehingga :
d = bkolom – P – Dtul 2
1
(2-39)
L1 = d b B 2 (2-40)
b
b
d L1
A1B
B
Gambar 2.23a Penampang atas pondasi
P
M
B
t
d L1
B
Kolom
A1
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 26/37
28
Gambar 2.23b Diagram geser1 arah pondasi
Menentukan nilai σ 1
σ1 = 1max
max Lbb
(2-41)
A1 = L1 × b (2-42)
VU = 11max
2 A
(2-43)
Gaya geser yang mampu dipikul oleh pondasi :
Vc = d b fc '
6
1
(2-44)
Jika, Vu ≤ ϕVc (maka tebal pondasi terhadap geser 1 arah aman)
B. Penulangan Pondasi
Dimana rasio tulangan ρ besarnya adalah maxmin .
ρ =
fy
m Rn
m
211
1
Rn =2
d b Mn
m =c f
fy
'85.0
Mu = 2
2
1l u
Mn =
8.0
Mu
2.2 Struktur Baja
Jenis baja untuk bangunan bisanya diberi nomor yang sesuai dengan
tegangan ultimitnya. Menurut SNI 03 – 1729 – 2002, baja struktur dapat
dibedakan berdasarkan kekuatannya menjadi beberapa jenis yaitu BJ 34, BJ 37,
BJ 41, BJ 50, BJ55.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 27/37
29
2.5.1 Desain Elemen Struktur Akibat Momen Lentur
Berdasarkan Kelangsingan Penampang
A.
Penampang KompakUntuk penampang-penampang yang memenuhi λ ≤ λp , kuat lentur
nominal penampang adalah,
= (2-45)
B. Penampang Tak-Kompak
Untuk penampang yang memenuhi λp < λ ≤ λr , kuat lentur nominal
penampang ditentukan sebagai berikut:
= − ( − ) λ λ λ λ (2-46)
C. Penampang Langsing
Untuk pelat sayap yang memenuhi λr ≤ λ, kuat lentur nominal penampang
adalah,
= λ
λ (2-47)
Berdasarkan Pengaruh Tekuk Lateral
A. Bentang Pendek
Untuk komponen struktur yang memenuhi L ≤ Lp kuat nominal komponen
struktur terhadap momen lentur adalah
= (2-48)
B. Bentang Menengah
Untuk komponen struktur yang memenuhi Lp ≤ L ≤ Lr , kuat nominal
komponen struktur terhadap momen lentur adalah
= + ( − ) ()() ≤ (2-49)
C. Bentang Panjang
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 28/37
30
Untuk komponen struktur yang memenuhi Lr ≤ L , kuat nominal
komponen struktur terhadap lentur adalah
= ≤ (2-50)
2.5.2 Desain Elemen Struktur Akibat Gaya Geser
A. Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel h/tw memenuhi;
(ℎ/) ≤ 1,10 . (2-51)
dengan,
= 5 +
( ) (2-52)
Kuat Geser Nominal,
= 0,6.. (2-53)
B. Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel h/tw memenuhi;
1,10 . ≤ (ℎ/) ≤ 1,37 . (2-54)
Kuat Geser Nominal,
= 0,6. . 1,10 . (2-55)
atau,
= 0,6. . + (), (2-56)
dengan,
= 1,10 . (2-57)
C. Jika perbandingan maksimum tinggi terhadap tebal panel h/tw memenuhi;
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 29/37
31
1,37 . ≤ ℎ (2-58)
Kuat Geser Nominal,
= ,... (2-59)
atau,
= 0,6. . + (), (2-60)
dengan,
= 1,5 . (2-61)
2.5.3 Desain Elemen Struktur Akibat Gaya Tekan
= . = (2-62)
Untuk λc ≤ 0,25 maka ω = 1 (2-63a)
Untuk 0,25 < λc < 1,2 maka = 1,43/(1,6 − (0,67. λ c) ) (2-63b)
untuk λc ≥ 1,2 maka ω = 1,25λc2 (2-63c)
dengan,
= (2-64)
2.5.4 Desain Elemen Struktur Akibat Gaya Tarik
A. Kuat Tarik Rencana
Nu ≤ ϕ Nn (2-65)
Nilai ϕ Nn, kuat tarik rencana diambil dari nilai terendah berikut:
Nn = Ag . fy ϕ = 0.9 (2-66)
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 30/37
32
Nn = Ae . fu ϕ = 0.75 (2-67)
B. Penampang Efektif
Ae = A . U (dimana U = (1-x/L) ≤ 0.9 (2-68)
Luas penampang “A” dengan alat sambung baut
A = Ant (dinama nilai Ant yang terkecil)
Ant = Ag – n . d . t
Ant = Ag – n . d . t +
∑
(apabila terdapat jarak antar lubang pada arah
sejajar dan tegak lurus)
Luas penampang “A” dengan alat sambung las
Ae = A . U
U = 1 bila l ≥ 2w
U = 0.87 bila 2w ≥ l ≥ 1.5w
U = 0.75 bila 1.5w ≥ l ≥ w
2.5.5 Desain Elemen Struktur Dengan Kombinasi Geser Dan Lentur
Ø + 0,625
Ø ≤ 1,375 (2-69)
2.5.6 Desain Elemen Struktur Dengan Kombinasi Aksial dan Lentur
Untuk
Ø ≥ 0,2
Ø +
Ø + Ø ≤ 1 (2-70)
Untuk
Ø
≤ 0,2
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 31/37
33
Ø Ø +
Ø ≤ 1 (2-71)
2.5.7 Jenis Sambungan
Mengacu pada SNI 03 – 1729 – 2002 (Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja Untuk Bangunan Gedung) berikut adalah rumus umum sambungan struktur
baja :
A. Sambungan Baut
Kuat geser rencana
Vd = f Vn = f r1 fub Ab (2-91)
Kuat tarik rencana
Td = f Tn = f 0,75 fub Ab (2-92)
Kombinasi geser dan tarik
Mn = Mcr Mp (2-93)
B. Sambungan Las
f Rnw = 0,75 tt (0,6 fuw) (las) (2-94)
f Rnw = 0,75 tt (0,6 fu) (bahan dasar) (2-95
2.5.8 Desain Sambungan
Mengacu pada American Institute of Steel Construction (AISC, American
Concrete Institute (ACI), dan NCCI . Desain sambungan baja yang digunakan akan
berdasar pada ketentuan refrensi tersebut.
A. Desain Baut Angkur Rangka Atap
Berdasarkan AISC, Steel Design Guide 7: Industrial Building Roofs to
Anchor Rods, dapat dijelaskan dibeberapa kasus perlu untuk digunakan penguatan
untuk angkur untuk mencapai kapasitas geser serta kekakuan yang diinginkan.
Kehati-hatian dianggap harus diberikan untuk ukuran lubang baut angkur di plat
dasar yang digunakan pada saat mentransfer gaya geser dari kolom plat dasar ke
baut angkur. Jika tergelincir kolom bawah terhadap baut angkur sebelum
berperilaku terhadap baut angkur perlu diperhatikan pendesain untuk
menggunakan plat diantara plat dasar dan baut angkur. Penyetingan ketebalan plat
harus ditentukan untuk bantalan yang tepat terhadap baut angkur. Dapat
ditunjukkan pada gambar 2.24.
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 32/37
34
Gambar 2.24 Desain baut angkur dan plat dasar
B. Desain Sambungan Pada Ujung Rangka Portal
Berdasarkan NCCI: Design of Portal Frame Apex Connection, dapat
dijelaskan pada perlawanan momen dan perlawanan geser pada join tergantung
dalam koneksi bagian batang dan komponen dasar yang membuat yang
berkontribusi untuk melakukan perlawanan pada join yaitu: baut, plat akhir,
haunch, las badan dan sayap. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.25.
Gambar 2.25 Desain Apex Haunch
Berdasarkan gambar 2.25 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Plat akhir
2. Apex Hauch
3. Kuda-kuda
4. Las sayap
5. Las badan
6. Baut geser
7. Baut
A. Daerah tarik B. Daerah geser C. Daerah tekan
C. Desain Sambungan Gording
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 33/37
33
Menurut Johnson, (1998) yang telah mengacu pada AISC dan American
Iron and Steel Institute ( AISI), dapat dijelaskan jika beban terkonsentrasi melebihi
kapasitas pada sebuah gording, maka beban akan tersebar ke beberapa gording
atau gording tersebut diperkuat. Penyebaran beban lebih murah dibandingkan
penguatan dan bisa dipasangkan batang kaku pada bawah sayap pada dua atau
lebih dari dua gording. Sebuah gording bisa dipasangkan pada badan atau gording
dikatkan dengan profil L di atas sayap. Pemasangan batang kaku pada purlin bisa
selesai pada beberapa cara seperti: las, baut dan skrup. Pengelasan adalah solusi
struktural yang paling baik, namun akan sangat susah untuk tukang las yang
belum berpengalaman untuk mengelas sebuah material yang tebal. Maka dari itu
pembautan lah yang paling mudah dilakukan. Sangat penting dalam penguatan
bagian akhir, pemasangan koneksi 2 buah baut, dan 2 baut ini diberikan jarak
vertikal dan terpisah sejauh mungkin. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.26.
Gambar 2.26 Desain sambungan gording
Dan berdasarkan pabrikasi profil baja yaitu pada Negara Australia:
LYSAGHT dapat ditunjukkan desain pasangan gording dalam gambar 2.27.
Gambar 2.27 Desain sambungan gording LYSAGH
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 34/37
34
2.3
Pembebanan
Beban – beban yang bekerja pada stuktur bangunan dapat berupa kombinasi
dari beberapa beban yang terjadi secara bersamaan. Untuk memastikan bahwa
suatu struktur bangunan dapat bertahan selama umur rencananya, maka pada
proses perancangan dari struktur perlu ditinjau beberapa kombinasi pembebanan
yang mungkin terjadi.
2.3.1 Jenis – Jenis Beban
Berdasarkan PPIUG (1983), pada pasal 1.0. jenis – jenis pembebanan
untuk gedung dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini:
A. Beban Mati (M) : berat sendiri gedung, termasuk segala unsur tambahan
yang merupakan bagian yang terpisahkan dari unsur gedung tersebut.
Tabel 2.2 Beban Mati Pada Struktur
Beban Mati Berat
Beton Bertulang 2400 kg/m
Dinding pasangan ½ bata 250 kg/m
Langit-langit + penggantung 18 kg/m
Keramik 24 kg/m
Spesi per cm tebal 63 kg/m
Tegel per cm tebal 48 kg/m
Atap genteng 50 kg/m
Sumber: PPIUG , 1983
B. Beban Hidup (H): penghunian, barang – barang yang dapat berpindah, air
hujan yang tergenang pada atap gedung.
Tabel 2.3 Beban hidup pada struktur
Beban Hidup Berat
Lantai gedung kantor 250 kg/m
Tangga dan bordes 300 kg/m
Beban hidup pada atap 100 kg/m
Sumber : PPIUG, 1983
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 35/37
35
C. Beban Angin (A) : beban yang bekerja pada gedung yang disebabkan oleh
selisih dalam tekanan udara.
D. Beban Gempa (G) : semua bebean statik ekivalen yang bekerja pada
gedung. Beban gempa akan dianalisis menggunakan analisis Auto Load
yang datanya terdapat dalam situs puskim.pu.go.id dan mengacu pada SNI
Gempa 03-1726-2012. Dan parameter gempa yang tersedia pada situs
gempa tersebut yaitu:
- Ss adalah parameter repon spectrum pada peride pendek
- S1 adalah parameter repon spektruk pada periode 1 detik
- Fa adalah koefien lokasi untuk periode pendek
- Fv adalah koefisien lokasi untuk periode 1 detik
- SMS = Fa x Ss
- SM1 = Fv x S1
- Sds = Parameter respons spectral percepatan desain pada periode
pendek (2/3 x SMS
- SD1 = Parameter respons spectral percepatan desain pada periode
pendek 2/3 x SD1
- T0 = 0,2 x DS1/SDS
- Ta = Perioda fundamental (SD1/Sds)
- R adalah faktor reduksi gempa namun harus menentukan dahulu
kategori resiko gempa apakah nanti akan menggunakan SRPMK
dengan kategori (D,E,F), SRPMM/K dengan kategori (C) atau
SRPMB/M/K dengan kategori (A,B).
E. Beban Khusus (K) : beban yang bekerja pada gedung akibat selisih suhu,
pengangkatan, pemasangan, penurunan pondasi, susut, dan gaya – gayatambahan yang berasal dari beban hidup.
2.3.2 Kombinasi Pembebanan
Dengan mengacu pada kombinasi pembebanan SNI 1729-2002, standar
kombinasi pembebanan sebagai berikut:
- U = 1.4 D
- U = 1.2 D + 1.6 L
- U = 1.2 D + 1.0 L ± 1.0 EX ± 0.3
EY
8/16/2019 1104105025-3-BAB II TEKLA SAP2000
http://slidepdf.com/reader/full/1104105025-3-bab-ii-tekla-sap2000 36/37
32
- U = 1.2 D + 1.0 L ± 0.3 EX ± 1.0
EY
- U = 0.9 D ± 1.0 EX ± 0.3 EY
- U = 0.9 D ± 0.3 EX ± 1.0 EY
- U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 R
- U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 R
- U = 1.2 D + 0.5 L + 1.6 R
- U = 1.2 D + 1 L + 0.5 R ± 1.6W
- U = 0.9 D + 1.6 W