11041-5-693744549880

18
MODUL 5 METODE, TEKNIK PERENCANAAN WAKTU DAN MENYUSUN JADWAL PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Pendahuluan : Beberapa definisi : Sebagaimana diketahui, pada diagram jaringan dengan metode arrow diagram, kegiatan disusun berurutan. Padahal dalam kenyataannya dalam pelaksanaan proyek konstruksi keterkaitan antara kegiatan dapat saja dalam beberapa bentuk : FS (Finish to Start) – Kegiatan A selesai – kegiatan B mulai. FF (Finish to Finish) – Kegiatan A selesai – kegiatan B juga harus selesai. SS (Start to Start) – Kegiatan A mulai – Kegiatan B juga harus mulai. SF (Start to Finish) – Kegiatan A mulai apabila kegiatan B selesai (jarang terjadi). Oleh sebab itu dalam perkembangan selanjutnya, diagram jaringan dikembangkan menjadi Metode Diagram Jaring – Presedence Diagram Method untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak digambarkan dengan baik oleh diagram jaring Arrow. Beberapa hal yang diantisipasi : Bentuk keterkaitan Kegiatan berulang Prioritas Kegiatan Dummy Waktu tunggu atau mendahului sebelum durasi kegiatan. Kegiatan tumpang tindih. Beberapa Definisi : Metode Diagram Preseden (PDM), yang kegiatannya digambarkan dalam bentuk node, yang umumnya berbentuk segiempat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dummy tidak diperlukan pada diagram PDM. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MT PERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Transcript of 11041-5-693744549880

Page 1: 11041-5-693744549880

MODUL 5

METODE, TEKNIK PERENCANAAN WAKTU

DAN MENYUSUN JADWAL

PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

Pendahuluan :

Beberapa definisi : Sebagaimana diketahui, pada diagram jaringan dengan metode

arrow diagram, kegiatan disusun berurutan. Padahal dalam kenyataannya dalam

pelaksanaan proyek konstruksi keterkaitan antara kegiatan dapat saja dalam beberapa

bentuk :

• FS (Finish to Start) – Kegiatan A selesai – kegiatan B mulai.

• FF (Finish to Finish) – Kegiatan A selesai – kegiatan B juga harus selesai.

• SS (Start to Start) – Kegiatan A mulai – Kegiatan B juga harus mulai.

• SF (Start to Finish) – Kegiatan A mulai apabila kegiatan B selesai (jarang terjadi).

Oleh sebab itu dalam perkembangan selanjutnya, diagram jaringan dikembangkan

menjadi Metode Diagram Jaring – Presedence Diagram Method untuk mengantisipasi

hal-hal yang tidak digambarkan dengan baik oleh diagram jaring Arrow. Beberapa hal

yang diantisipasi :

• Bentuk keterkaitan

• Kegiatan berulang

• Prioritas

• Kegiatan Dummy

• Waktu tunggu atau mendahului sebelum durasi kegiatan.

• Kegiatan tumpang tindih.

Beberapa Definisi :

• Metode Diagram Preseden (PDM), yang kegiatannya digambarkan dalam bentuk

node, yang umumnya berbentuk segiempat, sedangkan anak panah hanya sebagai

petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Dummy tidak

diperlukan pada diagram PDM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 2: 11041-5-693744549880

• Bentuk yang dipergunakan :

ES EFGaris/Daerah

Mulai

Kegiatan

(Nama atau Kode)

Garis/Daerah

SelesaiLS LF

• Waktu tunggu atau waktu mendahului (Lead and Lag)

Dalam hubungan antara 2 kegiatan dalam metode PDM, dimungkinkan bahwa

kegiatan tersebut mempunyai waktu tunggu atau waktu mendahului sesuai dengan

bentuk keterkaitannya.

A Lead : 3 B

Kegiatan B mulai 3 satuan waktu sebelum pekerjaan A selesai

A Lag : 4 B

Kegiatan B mulai 4 satuan waktu setelah kegiatan A mulai

A Lag : 5 B

Kegiatan B selesai 5 satuan waktu setelah kegiatan A selesai

Menyusun Jaringan Precedence Diagram Method (PDM) :

Seperti pada metode arrow, dalam menganalisis jaringan PDM terdapat 2 macam cara

yaitu : Hitungan Maju dan Hitungan Mundur.

Aturan perhitungannya tidak jauh berbeda dengan diagram anak panah. Hitungan maju

diambil nilai yang terbesar (dengan memperhatikan bentuk keterkaitan antar kegiatan)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 3: 11041-5-693744549880

mulai dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Hitungan mundur diambil yang terkecil

mulai dari kegiatan terakhir sampai kegiatan yang pertama.

Perbedaan yang sangat jelas adalah penulisan kegiatan bukan pada anak panah tetapi

pada titik kegiatan (node).

F ij

ESi EFi ESj EFji C ij j

LSi LFi LSj LFjS ij

Hubungan precedence dan Lead/Lag

Keterangan : i = Kegiatan yang lebih dahulu.

j = Kegiatan yang belakangan.

F ij = Lead/Lag hubungan Finish to Finish.

C ij = Lead/Lag hubungan Finish to Start.

S ij = Lead/Lag hubungan Start to Start.

9.4. Metode Lintasan Kritis / Critical Path Method (CPM)

Lintasan kritis adalah lintasan sepanjang diagram jaring yang mempunyai waktu

terpanjang (durasi proyek), atau lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang tidak

mempunyai float (waktu jeda).

Float

• Total Float (TF)

Total Float suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi

waktu/durasi, dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan.

TF = LET j – d ij – EET i

TF adalah sejumlah waktu dimana suatu aktivitas non kritis boleh terlambat tanpa

mempengaruhi waktu selesainya proyek.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 4: 11041-5-693744549880

• Free Float (FF)

Float bebas dari suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal (j),

dikurangi waktu/durasi, dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan (i).

FF = EET j – d ij – EET i

FF adalah sejumlah waktu dimana suatu aktivitas non kritis boleh terlambat tanpa

mempengaruhi aktivitas yang berikutnya.

Lintasan Kritis

Untuk menentukan lintasan kritis dari jaringan kerja dapat dilakukan dengan 2 (dua)

cara:

• Lintasan kritis adalah lintasan yang melalui kegiatan-kegiatan yang mempunyai

jumlah durasi terbesar.

• Dengan menghitung nilai float berdasarkan rumus TF dan FF diatas. Nilai TF = 0

merupakan indikasi bahwa kegiatan tersebut kritis.

il Metode Diagram Preseden (PDM)

Pada pembahasan jaringan kerja di Bab 12, •elah disinggung bahwa di samping

bentuk 10A juga dikenal AON atau kegiatan berada ii node (activity on node).

Metode preseden liagram (PDM) adalah jaringan kerja yang ,ermasuk klasifikasi

AON. Di sini kegiatan iituliskan di dalam node yang umumnya ber)entuk segi empat,

sedangkan anak panah uanya sebagai petunjuk hubungan antara ke;iatan-kegiatan

yang bersangkutan. Dengan iemikian, dummy yang dalam CPM dan PERT

nerupakan tanda yang penting untuk nenunjukkan hubungan ketergantungan, di !

alam PDM tidak diperlukan. Di bab ini akan i isajikan dasar-dasar menyusun PDM

beserta ,onstrain yang dapat terjadi antara kegiatanegiatan, cara menghitung jalur

kritis serta ontoh perhitungan, dengan memasukkan wsur kemungkinan adanya

splitting dalam lelaksanakan kegiatan. Pembahasan diakhiri engan menyajikan

konsep time reserved manp:ment yaitu metode yang diperkenalkan oleh H. Bush

(1991) untuk merencanakan dan

mengendalikan jadwal proyek, khususnya penggunaan cadangan waktu.

A. Kegiatan Tumpang Tindih

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 5: 11041-5-693744549880

Aturan dasar CPM atau AOA mengatakan bahwa suatu kegiatan boleh dimulai

setelah pekerjaan terdahulu (predecessor) selesai, maka untuk proyek dengan

rangkaian kegiatan yang tumpang tindih (overlaping) dan berulangulang akan

memerlukan garis dummy yang banyak sekali, sehingga tidak praktis dan kompleks.

Sebagai contoh, Gambar 13-21a memperlihatkan jaringan kerja AOA proyek

memasang pipa, yang terdiri dari kegiatankegiatan menggali tanah, meletakkan pipa

dan menimbun kembali. Misalkan setelah diteliti untuk mempersingkat waktu,

komponen kegiatan proyek dilaksanakan secara tumpang tindih, yaitu pekerjaan

meletakkan pipa dimulai setelah pekerjaan menggali tanah selesai 40 persen dari

panjang keseluruhan, jadi tidak perlu menunggu selesai 100 persen.

Gambar 13-21a Proyek memasang pipa dengan metode AOA/CPM.

Mp 60%

~ambar 13-21b Kegiatan-kegiatan dipecah menjadi 40 persen dan 60 persen bagian.Bagian III: Perencanaan, Perangkat, dae

Menggali tanah (Mt)

(Mt 40% selesai)Meletakkan pipa (Mp)

(Mp 40% selesai)Menimbun kembali (Mk)

Gambar 13-21c Kegiatan seperti pada Gambar 13-21 b disajikan dengan metode PDM.Demikian halnya pekerjaan berikutnya. Untuk maksud tersebut, bila dipakai metode

CPM, kegiatan harus dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yang dalam contoh di

atas ditunjukkan dengan angka-angka bagian 40persen dan 60 persen. Terlihat bahwa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 6: 11041-5-693744549880

jaringan kerja yang dihasilkan Gambar 13-216 menjadi kompleks dan memerlukan

banyak durnmy. Bila proyek tersebut disajikan dengan metode PDM, seperti pada

Gambar 13-21c, akan menghasilkan diagram yang relatif sederhana. Oleh karena itu,

metode ini banyak dijumpai pada proyek-proyek engineeringkonstruksi yang kaya akan

pekerjaan tumpang tindih dan pengulangan, seperti pemasangan pipa, pembangunan

gedung bertingkat, pengaspalan, dan lain-lain.

Kegiatan, Peristiwa, dan Atribut

Kegiatan dan peristiwa pada PDM ditulis dalam node yang berbentuk kotak

segiempat. Definisi kegiatan dan peristiwa sama seperti pada CPM. Hanya perlu

ditekankan di sini

bahwa dalam PDM kotak tersebut men-r,: suatu kegiatan, dengan demikian ha- .

dicantumkan identitas kegiatan dan ku:._waktunya. Adapun peristiwa merupah_ujung-

ujung kegiatan. Setiap node mempur.,

dua peristiwa yaitu peristiwa awal dan ak:Ruangan dalam node dibagi menjadi

komp._temen-kompartemen kecil yang berisi ka rangan spesifik dari kegiatan dan

peristn, yang bersangkutan dan dinamakan atri;-:. Pengaturan denah (lay out)

kompartemen d._: macam serta jumlah atribut yang hend.:, dicantumkan bervariasi

sesuai keperluan ~~ keinginan pemakai. Beberapa atribut ya: . sering dicantumkan di

antaranya adalah kur-_ waktu kegiatan (D), identitas kegiatan (non,.. - dan nama),

mulai dan selesainya kegiatan (ELS, EF, LF, clan lain-lain).

Kadang-kadang di dalam kotak no.: dibuat kolom kecil sebagai tempat me:-

cantumkan tanda persen (%) penyelesai,:: pekerjaan. Kolom ini akan membantu mer.-

permudah mengamati clan memonitor progrk - pelaksanaan kegiatan.

ES

LS

Nomor Urut Nomor clan Nama Kegiatan

Nama Kurun waktu EF Tgl. mulai: ES/LS Kurun waktu : D

kegiatan (D)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 7: 11041-5-693744549880

Tgl. selesai: EF/LF Float total: F

(tanggal) (tanggal) LF Progres Penyelesaian (%)

b.Gambar 13-22 Denah yang lazim pada node PDM.

B. Konstrain, Lead, dan Lag

I-elah disinggung di awal bab ini bahwa pada "DM, anak panah hanya sebagai

penghubung itau memberikan keterangan hubungan antarNegiatan, dan bukan

menyatakan kurun waktu ,,egiatan seperti halnya pada CPM. Tetapi ~arena PDM

tidak terbatas pada aturan dasar aringan kerja CPM (kegiatan boleh mulai .etelah

kegiatan yang mendahuluinya selesai), itaka hubungan antarkegiatan berkembang

,nenjadi beberapa kemungkinan berupa ,onstrain. Konstrain menunjukkan hubungan

intarkegiatan dengan satu garis dari node ,erdahulu ke node berikutnya. Satu

konstrain ianya dapat menghubungkan dua node. -,arena setiap node memiliki dua

ujung, yaitu ijung awal atau mulai = (S) clan ujung akhir itau selesai = (F), maka ada

4 macam ,onstrain, yaitu awal ke awal (SS), awal ke vkhir (SF), akhir ke akhir (FF)

dan akhir ke v wal (FS). Pada garis konstrain dibubuhkan )enjelasan mengenai

waktu mendahului (lead) itau terlambat tertunda (lag). Bila kegiatan (i) nendahului (f

) dan satuan waktu adalah hari, naka penjelasan lebih lanjut adalah sebagai )erikut:

t. Konstrain Selesai ke Mulai - FS

Konstrain ini memberikan penjelasan hu,ungan antara mulainya suatu kegiatan

iengan selesainya kegiatan terdahulu. Diumuskan sebagai FS(i-j) = a yang berarti

egiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang oendahuluinya (i) selesai. Proyek

selalu nenginginkan besar angka a sama dengan 0 ,ecuali bila dijumpai hal-hal

tertentu, nisalnya:

Akibat iklim yang tak dapat dicegah. Proses kimia atau fisika seperti waktu

pengeringan adukan semen.

Mengurus perijinan.

kegiatan terdahulu. Atau = h vang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah f,

hari kegiatan terdahulu (i) mulai lon,train semacam ini terjadi bila sebelum kyiatan

terdahulu selesai 100 persen, maka l,t,~:,iatan (j) boleh mulai. Atau kegiatan (j) huleh

mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan w

sele~ai Besar angka b tidak boleh melebihi an4i.J kurun waktu kegiatan terdahulu,

karena i•ar definisi b adalah sebagian dari kurun w3ktu kegiatan terdahulu. Jadi, di

sini terjadi kegiatan tumpang tindih.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 8: 11041-5-693744549880

3. Konstrain Selesai ke Selesai - FF

Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan

selesainva kegiatan terdahulu. Atau FF(t-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai

setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah

selesainya suatu kegiatan mencapai 100%, sebelum kegiatan yang terdahulu telah

sekian (= c) hari selesai. Besar angka c tidak boleh melebihi angka kurun waktu

kegiatan yang bersangkutan U). Dari Gambar 13-21c sebagai contoh terlihat bahwa

kegiatan (j) boleh mulai sembarang waktu, tetapi pada waktu kegiatan (i) selesai,

harus masih ada porsi kegiatan (j) yang belum selesai. Jadi, misalkan selesainya

kegiatan (i) terlambat, maka selesainya kegiatan (j) ikut terlambat.

4. Konstrain Mulai ke Selesai - SF

Menjelaskan hubungan antara selesainya kegiatan dengan mulainya kegiatan

terdahulu. Dituliskan dengan SF(i j)= d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai

setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi, dalam hal ini sebagian dari porsi

kegiatan terdahulu harus selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang dimaksud

boleh diselesaikan.

c nis konstrain ini identik dengan kaidah itama jaringan kerja-CPM atau PERT,

yaitu ,uatu kegiatan dapat mulai bila kegiatan yang wendahuluinya (predecessor)

telah selesai.

_'. Konstrain Mulai ke Mulai - SS

Memberikan penjelasan hubungan antara nulainya suatu kegiatan dengan

mulainya

Tanda Konstrain dalam Jaringan Kerja

Gambar 13-23 memperlihatkan penulisan konstrain pada PDM, yaitu

dicantumkan di atas anak panah yang menghubungkan dua kegiatan. Kadang-

kadang dijumpai satu kegiatan memiliki hubungan konstrain dengan lebih dari satu

kegiatan seperti ditunjukkan oleh Gambar 13-24a atau suatu multikonstrain,

Konstrain FS

Kegiatan (i)Konstrain SS

Kegiatan (i) ',Konstrain SF

giatan (j)Catatan:

b dan d disebut lead time a dan c disebut lag time

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 9: 11041-5-693744549880

Gambar 13-23 Konstrain pada PDM.

yaitu dua kegiatan dihubungkan oleh lebih dari satu konstrain seperti pada Gambar 13-24b.Jadi, dalam menyusun jaringan PDM, khususnya meaentukan urutan ketergantungan,mengingat adanya bermacam konstrain di atas, maka lebih banyak faktor harus diperhatikandibanding CPM. Faktor ini dapat dikaji misalkan dengan menjawab berbagai pertanyaan sepertiberikut:Kegiatan mana boleh mulai, sesudah kegiatan tertentu A selesai, berapa lama jarak waktuantara selesainya kegiatan A dengan mulainya kegiatan berikutnya.

FF(i-j) = c

Gambar 13-24a Satu kegiatan mempuny_--. hubungan konstrain dengan lebih dari sa' kegiatanyang berbeda.

Gambar 13-24b Multikonstrain antarkegiatan.

Kegiatan mana harus diselesaikan sebelum kegiatan tertentu B boleh mulai dan berapa lamatenggang waktunya. Kegiatan mana harus mulai sesudah kegiatan tertentu C mulai clanberapa lama jarak waktunya.

Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakar, bagian dari serentetan faktor-faktor yang.perludianalisis sebelum mulai menyusun jaringan PDM.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 10: 11041-5-693744549880

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 11: 11041-5-693744549880

Menyusun Jaringan PDMSetelah membahas terminologi, atribut, dan parameter yang berkaitan dengan PDM maka

Gambar 13-25c adalah contoh PDM suatu proyek terdiri dari tiga kegiatan lengkap denganatribut dan parameter yang bersangkutan, yang semula disajikan dalam bentuk AOA sepertiGambar 13-25a. Sedangkan potensi penghematan waktu, dijelaskan dengan metode baganbalok berskala waktu yaitu pada Gambar 13-25b.

Bila kegiatan di atas dikerjakan tumpang tindih, hasilnya akan mempersingkat waktu.Misalnya, seperti Gambar 13-25b yang disajikan dengan bagan balok, terlihat bahwa pe-nyelesaian proyek total berkurang menjadi 17 hari. Hal ini disebabkan adanya tumpangKegiatan IIVletode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun /ndzoal

283Menggali tanah (Mt )

2

Meletakkan pipa (Mp)Menimbun kembali (Mk)

8 10 12 14 16 18 20 22

Gambar 13-25a Kegiatandikerjakan berurutan, penyelesaian proyek total = 22 hari.

Mt

MP

Mk

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Gambar 13-25b Kegiatantumpang tindih, penyelesaian proyek total = 17 hari

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 12: 11041-5-693744549880

Gambar 13•25c Kegiatan seperti pada Gambar )royek total = 17 hari.13-25a/b disusun menjadi PDM/AON. Penyelesaia~

;indih antara kegiatan Mt dengan Mp dan Mp iengan Mk, yaitu setelah Mt berjalan selamak hari maka kegiatan Mp mulai. Demikian nalnya dengan Mk terhadap Mp, yaitu setelah'vlp berjalan 6 hari, mulailah kegiatan Mk. Jadi wulainya kegiatan yang satu tidakmenunggu Kegiatan yang lain selesai 100%.

Bila Gambar 13c-6b disajikan dengan ['DM/AON akan terlihat seperti Gambar a 3-25c. Penyelesaian proyek total = 17 hari.

C. Identifikasi )alur Kritis

Dengan adanya parameter yang bertamhah banyak, perhitungan untuk mengidentifika-: kegiatandan jalur kritis akan lebih komhlaNkarena semakin banyak faktor yang diperhatikan. Untukmaksud terserul-_kerjakan analisis serupa dengan metode CPM, dengan memperhatikan kon~tr ~:v . terkait, sepertiterlihat pada vambo.- : --_

Bagian III: PPrencanaan, PeranRkat, dan Peser•.:

SS(H)

u)ESKeterangan

SF(i j )D(i)

EFS(i j )

FF(i j )00

ES

KeteranganD(j)

EFGambar 13-26 Menghitung ES dan EF.

Hitungan MajuHitungan Mundur

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut.

Berlaku dan ditujukan untuk hal-ha: sebagai berikut:

Menghasilkan ES, EF dan kurun waktu penyelesaian proyek.

Diambil angka ES terbesar bila lebih satu kegiatan bergabung.

Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu (predecessor) dan (j) kegiatan yang sedang ditinjau.Waktu awal dianggap nol.

1. Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES(j), adalah sama dengan

angka terbesar dari jumlah angka kegiatan terdahulu ES(i) atau EF(i) ditambah konstrain

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 13: 11041-5-693744549880

yang bersangkutan. Karena terdapat empat konstrain, maka bila ditulis dengan rumus

menjadi:ES(j)=

2. Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF(j), adalah sama dengan

angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES(i'), ditambah kurun waktu kegiatan

yang bersangkutan DU). Atau ditulis dengan rumus, menjadi:

EF(/) = ES(/) + D(/)

Pilih angka terbesar dari

ES(i) + SS(i-j) atau

ES(i) + SF(i j) - D(j) atau

EF(i) + FS(i-j) atau

EF(i) + FF(i-j) - D(j)

Menentukan LS, LF dan kurun waktu flont Bila lebih dari satu kegiatan bergabum: diambil

angka LS terkecil.

Notasi (i) bagi kegiatan yang sedan,: ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatar berikutnya.

1. Hitung LF(i), waktu selesai paling akhi.kegiatan (i) yang sedang ditinjau, van,: merupakan

angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF plus konstrain van,: bersangkutan.

LF(i)=

2. Waktu mulai paling akhir kegiatan yan~ sedang ditinjau LS(i), adalah sama denga:waktu

selesai paling akhir kegiata:tersebut LF(i), dikurangi kurun wakt.. yang bersangkutan. Atau

LS(i) = LF(i) - D(i)

Jalur dan Kegiatan Kritis

Jalur dan kegiatan kritis PDM mempuma: sifat sama seperti CPM/ AOA, yaitu:Pilih angkaterkecil dari

LF(j) - FF(i-j)atau

LS(i') - FS(i-j) atau

LF(j)-SF(i-j) + Di:

atau

LS(j)-SS(i j) + D(Metode, Te'<mk 1'crencanaan Waktu dan Menyusun /adeual

285

Ss(H)

KeteranganD(i )

FS(i j )

KeteranganD(j)

LS

LF

LS

LF

SF(i j )

FF(i j )

Gambar 13-27 Menghitung LS dan LF.Waktu mulai paling awal dan akhir harus

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 14: 11041-5-693744549880

D. Contoh Menghitung dan

Menyusun Jaringan PDM

lustrasi di bawah ini memberikan petunjuk )agaimana mempergunakan rumus-rumus di tas,guna menyusun jaringan PDM dari suatuinformasi tertentu yang telah diketahu

.

isalnya, sebagai berikut:Proyek terdiri dari enam kegiatan A,B,C,D,E, dan F dengan nomor urut 1,2,3,4,5, dan 6.

Kurun waktu kegiatan tercantum pada Tabel 13-16.Telah diketahui pula konstrain antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan.

sama ..................................... ES = LS

. Waktu selesai paling awal dan akhir harus

sama ...................................... EF = LF M•

Kurun waktu kegiatan adalah sama

dengan perbedaan waktu selesai palingakhir dengan waktu mulai paling awal

................................................ LF-ES=D

. Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat

kritis, maka kegiatan tersebut secara utuhdianggap kritis.Diminta menyusun jaringan PDM, meentukan jalur kritis dan kurun waktu

penyelesaian proyek.

Untuk menjawab soal di atas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:1. Membuat denah node sesuai de ngan jumlah kegiatan. Jadi, dalam hal ini akan terdapatenam node, dengan kurun waktu yang bersangkutan.

Tabel 13-16 Data proyek terdiri dari enam kegiatan yang diminta untuk disusun dalam bentukPDM.

No Nama KegiatanKurun waktu

(D)Konstrain

1 A 5 -

2 B 6 SS(1-2) = 3

3 C 6 FS(1-3) = 2

FF(2-3) = 2

4 D 7 SF(2-4) =

115 E 6 FS(2-5) = 1

SF(3-5) = 9

SS(4-5) = 4

6 F 8 SS(5-6) = 5

Gambar 13-28 Denah node proyek sesuai Tabel 13-16.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 15: 11041-5-693744549880

Gambar 13-29 Menentukan kendala sesuai Tabel 13-16.2. Menghubungkan node-node tersebut dengan anak panah sesuai dengan ketergantungan

dan konstrain.

3. Menyelesaikan diagram PDM dengan melengkapi atribut dan simbol yang diperlukan.

4. Menghitung ES, EF, LS, dan LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur kritis, float,

clan waktu penyelesaian proyek.

Perincian langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut:

1. Membuat denah node sesuai jumlah kegiatan seperti diperlihatkan pada Gambar 13-28.

2. Menentukan urutan kegiatan, konstrain, dan melengkapinya dengan atribut seperti

diperlihatkan pada Gambar 13-29.

Langkah berikutnya menghitung ES, LS, EF, dan LF sebagai berikut:

Hitungan MajuKegiatan A

Dianggap mulai awal = 0 ES(1) = 0EF(1) = ES(1) + D(A) = 0 + 5 = 5

Kegiatan B

ES(2) = ES(1) + SS(1-2) = 0 + 3 = 3 EF(2) = ES(2) + D(B) = 3 + 6 = 9

•Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun Jadznal

Kegiatan C

ES(3) = pilih EF(2) + FF(2-3) - D(C).

287Hitungan MundurDimulai dari kegiatan terakhir F

angka =9+2-6=5 LF(6) adalah sama dengan EF(6) = 24(titikter akhir proyek)

besar EF(1) + FS (1-3) _dari 5+2=7 . Kegiatan E

LF(5) = LS(6) - SS(5-6) + D(E)

EF(3) = ES(3) + D(C) = 7 + 6 = 13 =76-5+6=17

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 16: 11041-5-693744549880

LS(5) = LF(5) - D(E) = 17 - 6 = 11

• Kegiatan D

ES(4) = ES(2) + SF(2-1) - D(D) • Kegiatan D

= 3+11-7=7 LF(4) = LS(5) - SS(4-5) +D(D)

EF(4) = ES(4) + D(D) = 7 + 7 = 14 = 11 - 4 + 7 = 14

Ls(4) = LF(4) - D(D) = 14 - 7 = 7

Kegiatan E. Kegiatan C

ES(5) _ pilih ES(4) + SS(4-5)angka =7+4=11 LF(3) = LF(5) - SF(3-5) + D(C)

= 17-9+6=14terbesar EF(2) + FS(2-5) LS(3) = LF(3) - D(C) = 14 - 6 = 8

dari =9+1=10

ES(3) + SF(3-5) - D(E) • Kegiatan B

= 7 + 9 - 6 = 10 LF(2) = LF(3) - FF(2-3) = 14 - 2 = 12

EF(5) = ES(5) + D(E) = 11 + 6 = 17 LF(2) = LS(5) - FS(2-5) = 11 - 1 = 10

LF(2) = LF(4) - sF(2--4) + D(B)

• Kegiatan F = 14 - 11 + 6 = 9

ES(6) = ES(5) + SS(5-6) = 11 + 5 = 16 Dipakai angka terkecil yaitu LF(2) = 9EF(6) = ES(6) + D(F) = 16 + 8 = 24 LS(2) = LF(2) - D(B) = 9 - 6 = 3

SS(4-5) = 4

Gambar 13-30 Jaringan PDM lengkap dengan atribut da n simbol.288Bag ian 1 I1 : Peren canaan , Perangkat, dan i - . • - ,

• Kegiatan A

LF(1) = LS(2) - SS(1-2) + D(A) =3-3+5=5

LF(1) = LS(3) - FS(1-3) = 8 - 2 = 6Dipakai angka terkecil yaitu LF(1) = 5

Ls(1) = LF(1) - D(A) = 5 - 5 = o

Akhimya, setelah angka-angka ES, EF, LS, dan LF dimasukkan ke dalam node yang ber-

sangkutan, maka diperoleh diagram PDM yang lengkap seperti pada Gambar 13-30.

Jalur Kritis clan Float

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 17: 11041-5-693744549880

Kegiatan C bukanlah kegiatan kritis karena LS tidak sama besar dengan ES, demikian

juga LF tidak sama besar dengan EF. Float kegiatan C = LF(3) - EF(3) = LS - ES = 14 - 13 = 8 -

7 = 1. Jalur kritis mengikuti rangkaian kegiatan dengan konstrain sebagai berikut.

A -~ SS(1-2) --~ B -> SF(2-4) -->

D --~ SS(4-5) - 4 E --~ SS(5-6) --~ F

-7 +4 0 +5 8 = 24

Terlihat bahwa angka 24 hari lebih kecil dari pada angka masing-masing kegiatan kritis

bila dijumlahkan (5 + 6 + 7 + 6 + 8 = 32). Hal ini karena kegiatan-kegiatan tersebut tumpang

tindih.

E. Interupsi Kegiatan

Oleh karena alasan tertentu, dalam PDM kadang-kadang dijumpai suatu kegiatan dihentikan

dan pelaksanaan selanjutnya dari sisa kegiatan tersebut ditunda. Hal ini dikenal sebagai

splitting atau interupsi. Contoh di bawah ini menjelaskan hal tersebut.

Gambar 13-31a Proyek terdiri dari dua kegiatan, yaitu menggali tanah dan meletakkan pipa.

Kedua kegiatan menggali tanah dan mele!.:, kan pipa dikerjakan secara tumpang tir.,: -

mengikuti konstrain antara keduan . : Penyajian dengan PDM pada Gambar 13-=: dan analisis

selanjutnya dengan CPM/AU ~ pada Gambar 13-31c, akan mengungkapk~beberapa hal yang

perlu diperhatikan, ya:v_ adanya interupsi pada pekerjaan memasar ~ pipa 4-5-6. Ini

disebabkan karena konstra:SS(1-2) = 3, sehingga pekerjaan meletakkapipa harus dimulai 3

hari (bila dipakai hasebagai satuan waktu) sesudah pekerjaa: menggali tanah mulai. Jadi,

konstrain i:menentukan kedudukan peristiwa E(4). Ada

- pun konstrain lain, yaitu FF(1-2) menentukar kedudukan E(6), di mana pekerjaan memasancpipa harus selesai 4 hari setelah pekerjaar menggali tanah selesai E(3). Sehingga peristiwa E(6)jatuh pada hari ke-15 (11 + 4), dar peristiwa E(5) yang waktunya sama dengar E(3), haruslah

terjadi pada hari ke-11. Akibatnya, kegiatan memasang pipa 4-5-6 mengalami penundaan atauberhenti selama 3 har: (15 - 5 - 4 - 3 = 3). Pada contoh di atas jalur kritis adalah 1 - 2 - 3 - 5 -6 dengan tota: waktu 15 hari. Umumnya dikatakan interupsi akan terjadi bila kombinasi

berbagai konstrain terhadap kegiatan yang bersangkutan menghasilkan EF dan ES atau LFclan LS, yang perbedaannya melebihi kurun waktu kegiatan tersebut. Untuk contoh di atas,hal ini terlihat konstrain-konstrain FF(1-2) menentukan EF dan SS(1-2) menentukan ES

pekerjaan meletakkan pipa, di mana angka EF - ES = 15 - 3 = 12 lebih besar dari kurun waktupekerjaan yang bersangkutan (= 9). Dan ini mengakibatkan interupsi selama 12 - 9 = 3 hari.

Pengaruh Interupsi Terhadap Pekerjaan

Dalam praktek di lapangan, adanya interupsi demikian sering menurunkan produktivitas

tenaga kerja. Oleh karenanya, diusahakan dihindari dengan berbagai cara, misalnya untuk

contoh di atas, dengan memperpanjang kurun waktu kegiatan meletakkan pipa dari 9 hari

menjadi 12 hari, (Gambar 13-31d) dengan mengurangi jumlah tenaga dan sumber daya yang

dipergunakan. Atau mengundurkan mulainya pekerjaan meletakkan pipa dari hari ke-3

menjadi hari ke-6. Cara pertama mungkin berpengaruh

No. 1

Mt

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK

Page 18: 11041-5-693744549880

SS(1-2) = 3

3 3No. 2

MP9

15 15FF(1-2) = 4

Gambar 13-31b Proyek memasang pipa dengankendala-kendala yang bersangkutan.

2 4v v

10 12 14 16 18Gambar 13-31c Interupsi kegiatan.

Gambar 13-31d Proyek seperti Gambar 13-31bdianalisis dengan metode CPM/AOA.Orhadap efisiensi pekerjaan, sedangkan cara edua harus diteliti betul-betul apakah tidak

E:rakibat terhadap penyelesaian proyek secara eseluruhan. Ini terjadi, misalnya pada hari e-4

pelaksanaan proyek, telah direncanakan iemulai pekerjaan inspeksi pipa-pipa yang

telah diletakkan di parit galian. Jadi, kalau pekerjaan meletakkan pipa baru dimulai pada hari

ke-6, maka pekerjaan inspeksi helu~-dapat dimulai, sehingga akan menk,:.::.:• : v jadwal

pekerjaan inspektor, dtem:~.:.:r . terhadap jadwal penvelc•~,aian .,- .

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Mawardi Amin MTPERENCANAAN PENGENDALIAN PROYEK