1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38682/2/BAB I.pdf1 Miriam Budiarjo,...
Transcript of 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38682/2/BAB I.pdf1 Miriam Budiarjo,...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggota-
anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan
kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan
politik.1 Media untuk antar parpol bersaing memperoleh kedudukan politik, adalah
melalui Pemilihan Umum (PEMILU) yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU), dan untuk memenangkan pemilu, parpol harus
memperoleh dukungan dari masyarakat. Tentu tugas berat bagi sebuah parpol
bagaimana partai tersebut bisa diterima dan didukung oleh masyarakat sebagai
konstituennya agar kader-kadernya dapat menjadi pemegang otoritas di
lingkungan pemerintahan guna mewujudkan visi dan misi partai politik tersebut.
Permasalahan ini sangat krusial, karena hal ini menjadi langkah awal bagaimana
partai harus menanamkan citranya sebagai organisasi politik dalam benak
masyarakat.
Mengelola persoalan ini bukan tugas yang sederhana dan mudah,
mempublikasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai partai membutuhkan
penanganan yang khusus mengingat bahwa parpol memiliki dinamika yang tidak
mudah diduga. Oleh sebab itulah, keberadaan strategi untuk menjaring konstituen
atau pemilih dalam dunia kepartaian menjadi sesuatu yang sangat strategis dan
teramat penting.
1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1997, hal 160-161.
2
Strategi merupakan suatu rencana yang sifatnya serba komprehensif,
bagaimana sesuatu organisasi dapat mencapai misi dan objeknya serta
mengusahakan sekecil mungkin hambatan.2 Strategi memegang peranan penting
dalam suatu organisasi untuk mewujudkan tujuan dan tercapainya suatu visi, misi,
dan tujuan organisasi, termasuk organisasi partai politik. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut maka partai politik membutuhkan suatu strategi tertentu untuk
meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat dalam setiap pemilihan
langsung (pemilihan presiden, anggota legislatif, kepala daerah).
Strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau teknik yang digunakan
untuk mewujudkan suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk
sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang
sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu proses dan
perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan kekuasaan,
sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga
segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.
Partai Amanat Nasional yang berdiri sejak 23 Agustus 1998, pada periode
2010-2015 dimana Hatta Rajasa menjadi Ketua Umum, Hatta dianggap berhasil
memimpin PAN selama periodenya, hal itu yang membuat nama Hatta Rajasa
kembali masuk dalam bursa pencalonan ketua umum PAN untuk periode 2015-
2020, bersaing dengan dua nama calon ketua umum lain, Zulkifli Hasan dan
Dradjad Wibowo, pemilihan ketua umum PAN yang baru dilaksanakan saat Rapat
Kerja Nasional (RAKERNAS) di Bali, 28 Februari 2015.
2 Ermaya Suradinata, Organisasi Manajemen Pemerintahan, Ramadan, Bandung, 1996, hal 148.
3
Partai Amanat Nasional juga merupakan salah satu partai politik yang
mengikuti Pemilu 2014. Dalam pemilu 2014, strategi politik yang di lakukan oleh
PAN adalah dengan membangun kekuatan politik lokal di tingkat daerah, dengan
mengkader tokoh daerah yang tentu memiliki cukup banyak masa, selain itu PAN
juga melakukan strategi segmentasi pemilih dengan dasar segmentasi Demografi
yang dibedakan berdasarkan umur, yang terfokus pada pemilih pemula dengan
mengakomodasi kepentingan pemilih pemula tersebut, PAN berharap agar mereka
dapat diingat oleh pemilih pemula sebagai partai politik yang mengakomodasi
kepentingan pemuda. Strategi pengkaderan tokoh daerah memang diakui secara
terbuka oleh PAN menjadi salah satu strategi PAN untuk meningkatkan
elektabilitas dan suara mereka pada Pemilu 2014.
Pemilihan umum tahun 2014 menjadi masa peningkatan bagi Partai
Amanat Nasional. Di pemilu tahun ini, PAN berhasil mendulang suara 9.481.621
(7,59 persen), sehingga mendapat jatah kursi sebanyak 49 di DPR, hasil itu
meningkat dari pemilu sebelumnya. Pada Pemilu Legislatif 2009, PAN
memperoleh 6.254.580 (6,01 persen) suara, sehingga hanya mendapat jatah kursi
sebanyak 43 kursi di DPR. Berdasarkan strategi nasional, PAN di Kota Tarakan
juga menerapkan strategi pengkaderan tokoh daerah dalam Pemilihan Walikota,
PAN mengusung pasangan calon walikota dan wakil walikota, Ir. Sofian Raga,
M,si dan H. K. Arief Hidayat, SE., M,si. Sofian Raga yang merupakan wajah
lama dalam lingkup pemerintahan Kota Tarakan yang juga dikenal sebagai sosok
tokoh putra daerah yang sudah tentu memiliki banyak masa di Kota Tarakan.
Ditahun yang sama di Kota Tarakan sedang berkembang isu-isu pertikaian antar
4
etnis, antar suku penduduk lokal terhadap suku pendatang. Arif Hidayat selaku
Ketua DPD PAN Kota Tarakan mengambil langkah dari fenomena isu yang
berkembang tersebut dengan mengkader Sofian Raga menjadi pasangan
walikotanya, yang dirasa sebagai tokoh yang mampu menjadi penengah terhadap
isu tersebut. Dalam Pemilihan Kepala Daerah tersebut PAN sukses memenangkan
pasangan tersebut dengan perolehan suara sebanyak 31,57%, lebih unggul dari 8
pasangan calon Walikota Tarakan lainnya.
Keberhasilan PAN dalam PEMILUKADA tersebut berdapak juga terhadap
peningkatan hasil suara PAN pada Pemilu Legislatif Kota Tarakan. Dengan
perolehan suara 14.652, mendapatkan jatah 4 kursi di DPRD Kota Tarakan,
meningkat dari hasil pemilu legislatif dengan perolehan suara 6.404 dan hanya
mendapatkan 3 jatah kursi3. Hubungan antara hasil pemilihan kepala daerah
terhadap meningkatnya perolehan suara hasil pemilu legislatif Kota Tarakan,
memang menjadi tujuan dari efek berkelanjutan dari strategi pengkaderan tokoh
daerah, sejalan dengan pernyataan Wakil Ketua Umum PAN, Drajad Wibowo,
"Jika kandidat yang kami usung menang, itu sudah menjadi modal bagi
PAN untuk meraih kursi DPR pada saat pileg nanti. Kalau pun kalah, hal
tersebut setidaknya bisa menambah peluang perolehan suara kami di dapil
yang bersangkutan"4
Selain faktor pendukung tersebut, dikarenakan PAN Kota Tarakan
berusaha mengevaluasi strategi diterapkan pada 2009, bertujuan agar pada pemilu
legislatif periode 2014 mendapatkan hasil yang maksimal, dengan merumuskan
3 , KPUD Kota Tarakan, Rekapitulatsi Perolehan Kursi Partai Politik dalam Pemilu Legislatif 2014
Kota Tarakan 4 Strategi PAN Untuk Pemilu 2014. Diakses pada 2 Februari 2015 dari
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/01/10/mz6x3z-mengintip-strategi-pan-untuk-
pemilu-2014.
5
dan menemukan gagasan-gagasan strategi yang tepat yang di implemetasikan
pada tahun 2012-2014 (pra pemilu legislatif) sehingga mampu meningkatkan
perolehan suara para pemilih pemula sasaran empuk bagi partai politik.
Fenomena ini menunjukkan adanya peningkatan dukungan pemilih
terhadap PAN pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Tarakan. Hasil wawancara
pendahuluan peneliti dengan salah satu caleg PAN yang terpilih menjadi anggota
DPRD, Bapak H.Jamaluddin bahwa dalam Pemilu Legislatif 2014, PAN berupaya
mengevaluasi strategi yang digunakan dalam Pileg sebelumnya. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa meningkatnya dukungan pemilih terhadap PAN dalam Pileg
2014 di Kota Tarakan salah satunya disebabkan oleh adanya penerapan strategi.
Strategi politik penting sekali dilakukan organisasi politik . Hal ini
mengingat bahwa diperlukan rencana menyeluruh dan terpadu mengernai kegiatan
organisasi yang akan menentukan keberhasilan dalam mencapai tuuan.5
Oleh karena itu, sangat menarik untuk meneliti bagaimana strategi
pemenangan yang dilakukan oleh DPD PAN Kota Tarakan dalam meraih
dukungan untuk memenangkan Pileg 2014 di Kota Tarakan. Berdasarkan uraian
di atas maka diambil judul penelitian yaitu: “Strategi Pemenangan Partai
Amanat Nasional Dalam Pemilu Legislatif 2014 (Studi di DPD PAN Kota
Tarakan)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
5 Firmanzah, Mengelola Partai Politik, Obor, Jakarta, 2011, hal 157.
6
1. Bagaimana strategi pemenangan Partai Amanat Nasional dalam Pemilu
Legislatif Kota Tarakan 2014?
2. Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh Partai Amanat Nasional di Kota
Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Strategi pemenangan Partai Amanat Nasional di Kota Tarakan dalam Pemilu
Legislatif Kota Tarakan 2014.
2. Kendala-kendala yang dihadapi Partai Amanat Nasional di Kota Tarakan dalam
meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Secara akademis
a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada mata kuliah yang terkait
dengan strategi pemasaran politik.
b. Sebagai referensi atau acuan bagi penelitian berikutnya terkait dengan
strategi pemasaran politik.
c. Menambah pengetahuan masyarakat tentang penerapan strategi politik, yang
diterapkan partai politik dalam pemilu.
7
2. Secara praktis
Memberikan rekomendasi bagi partai politik dalam meningkatkan jumlah
perolehan suara dalam pemilu melalui strategi pengkaderan tokoh dan
pendekatan pemilih pemula.
1.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1.5.1 Definisi Konseptual
Definisi konsep merupakan unsur atau bagian dalam penelitian dan
merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara
abstrak suatu fenomena. Definisi konseptual ini dimaksudkan untuk memberikan
penegasan tentang makna arti dari kalimat yang ada dalam permasalahan yang
disajikan. Dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam
memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian.
1. Strategi Organisasi: Pengertian strategi dalam konteks organisasi adalah
penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar
bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan
pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran
tersebut.6
2. Partai Politik: Partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama
dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik merebut kedudukan politik untuk
dapat melaksanakan programnya.7
6 Firmanzah, Op.cit, hal. 156-157. 7 Miriam Budiardjo, Op.cit, hal 43.
8
3. Pemilu Legislatif: Merupakan pemilihan umum yang diselenggarakan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) dan KPUD sebagai ajang bagi warga negara Indonesi untuk
memberikan hak suaranya dalam rangka memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD).
Pemilu Legislatif adalah wujud dari prinsip demokrasi yang diselenggarakan oleh
pemerintah.
1.5.2 Definisi Operasional
Strategi organisasi merupakan perencanaan dan penetapan berbagai tujuan
dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yang
dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya
yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut8. Untuk
menggambarkan strategi organisasi secara menyeluruh, dalam konteks penelitian
ini yang dimaksud adalah organisasi kepartaian, strategi dibagi menjadi empat
tingkatan..yaitu:
1). Enterprise Strategy, tingkatan ini mengacu pada:
a). Hubungan atau interaksi partai dengan masyarakat.
b). Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai.
2). Corporate Strategy, tingkatan strategi ini berdasarkan pada:
a). Visi dan misi partai.
b). Peranan pengurus partai.
3). Business Strategy, tingkatan strategi ini berdasarkan:
a). Keunggulan kompetitif partai.
8 Firmanzah, Op.cit, hal. 156-157
9
b). Keuntungan komperatif partai.
4). Functional Strategy, pada tingkatan ini sebagai strategi pendukung untuk
keberhasilan stategi lainnya, yang mencakup:
a). Aspek ekonomi.
b). Aspek manajemen.
c). Perubahan situasi lingkungan.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.. Penelitian
kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih kepada
penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya diambil berdasarkan sampel.9
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan oleh adanya data-data
yang didapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan tidak
berbentuk angka dan untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci,
mendalam dan menyeluruh.
1.6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan mengerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek
penelitian (seorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak.10 Peneliti akan memberikan gambaran keadaan yang
9 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, Rajawali Pers, Jakarta, 2000, hal 36. 10 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,
2003, hal 63.
10
nyata mengenai strategi PAN dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pileg
2014 di Kota Tarakan serta kendala dan upaya yang dihadapi.
1.6.2 Lokasi Penelitian
Penelitian tentang strategi pemenangan PAN pada Pileg 2014 di Kota
Tarakan dilaksanakan di Kantor DPD PAN Kota Tarakan, Jl. Yos Sudarso RT.14
No.25, Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan Tengah.
1.6.3 Subyek Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal adanya
populasi dan sampel.11 Sampel pada riset penelitian kualitatif disebut subjek
penelitian. Istilah subjek penelitian merujuk pada orang/individu atau kelompok
yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. Subjek penelitian ini yang
akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.12
Untuk memilih sampel (dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial)
lebih tepat dilakukan secara sengaja. Selanjutnya, bilamana dalam proses
pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi baru, proses
pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan demikian, penelitian
kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel. Dalam hal ini, jumlah sampel (subjek
penelitian) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari: a) tepat
tidaknya pemilihan informan kunci, dan b) kompleksitas dan keragaman
fenomena sosial yang diteliti.13
11 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, Kencana, Jakarta, 2005 hal 171. 12 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Rajawali Press, Jakarta, 1992 hal 109. 13 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2005 hal 53.
11
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek penelitian berupa
individu, yaitu pihak dari DPD PAN Kota Tarakan dan beberapa anggota
masyarakat Kota Tarakan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sumber
data primer tersebut adalah:
1) Ketua DPD PAN Kota Tarakan 1 orang
2) Anggota DPRD PAN Kota Tarakan 1 orang
3) Bidang Pemenangan Pemilu DPD PAN Kota Tarakan 3 orang
4) Anggota PAN 5 orang
1.6.4 Sumber Data
a. Data Primer
Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah orang-orang yang
dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang ada kaitannya
dengan masalah-masalah di dalam penelitian.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku
literatur, data dari instansi yang berupa dokumen, peraturan perundang-undangan
dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini.
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara atau interview dapat diartikan tanya jawab antara dua orang
atau lebih secara langsung. Dalam kaitannya dengan teknik interview, dapat
ditegaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
12
Percakapan itu oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan
yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.14
Jenis wawancara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen wawancara
berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan wawancara tidak
terstruktur dengan didasarkan atas masalah dalam penelitian. Hasil wawancara
disajikan dalam bentuk naratif dalam pembahasan sesuai dengan masalah yang
diteliti.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data melalui
peninggalan-peninggalan, terutama berupa arsip dan termasuk buku-buku tentang
pendapat/delik, hukum, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.15 Data yang didapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini
adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau
pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan sumber-sumber lainnya untuk
melengkapi data primer yang diperoleh langsung dari responden.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih sempit,
yaitu pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berarti tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
14 Lexy J. Moloeng, Metode penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal 135 15 Moloeng, Ibid, hal 130.
13
1.6.6 Teknik Analisa Data
Bogdan dan Taylor dalam Moloeng,16 mendefinisikan metode kualitatif
sebagi prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Adapun tahapan analisis data ini adalah:
a. Pengumpulan data yang terdiri dari:
1) Mengedit data merupakan pemeriksaan data yang terkumpul apakah sudah
lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.
2) Mengkode data yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan
dikelompokkan.
3) Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber
data masing-masing.
b. Pengelolaan dan penyajian data yaitu setelah data terkumpul diklasifikasikan
dengan macam kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara
mengklasifikasikan dalam bentuk uraian.
c. Pengembangan dan pengambilan alternatif yakni setelah data diolah maka
diambil beberapa alternatif yang terbaik dijadikan sebagai bahan penyampaian
informasi dan pengambilan keputusan.17
Setelah meninjau pendapat di atas maka metode penelitian yang digunakan
peneliti adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan
fenomena-fenomena yang diperoleh di lapangan. Selanjutnya dengan analisis dan
16 Moloeng, Ibid, hal 5. 17Moloeng, Ibid, hal. 190.