1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38682/2/BAB I.pdf1 Miriam Budiarjo,...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik. 1 Media untuk antar parpol bersaing memperoleh kedudukan politik, adalah melalui Pemilihan Umum (PEMILU) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan untuk memenangkan pemilu, parpol harus memperoleh dukungan dari masyarakat. Tentu tugas berat bagi sebuah parpol bagaimana partai tersebut bisa diterima dan didukung oleh masyarakat sebagai konstituennya agar kader-kadernya dapat menjadi pemegang otoritas di lingkungan pemerintahan guna mewujudkan visi dan misi partai politik tersebut. Permasalahan ini sangat krusial, karena hal ini menjadi langkah awal bagaimana partai harus menanamkan citranya sebagai organisasi politik dalam benak masyarakat. Mengelola persoalan ini bukan tugas yang sederhana dan mudah, mempublikasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai partai membutuhkan penanganan yang khusus mengingat bahwa parpol memiliki dinamika yang tidak mudah diduga. Oleh sebab itulah, keberadaan strategi untuk menjaring konstituen atau pemilih dalam dunia kepartaian menjadi sesuatu yang sangat strategis dan teramat penting. 1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1997, hal 160-161.

Transcript of 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/38682/2/BAB I.pdf1 Miriam Budiarjo,...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partai politik merupakan kelompok yang terorganisir yang anggota-

anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan

kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan

politik.1 Media untuk antar parpol bersaing memperoleh kedudukan politik, adalah

melalui Pemilihan Umum (PEMILU) yang diselenggarakan oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU), dan untuk memenangkan pemilu, parpol harus

memperoleh dukungan dari masyarakat. Tentu tugas berat bagi sebuah parpol

bagaimana partai tersebut bisa diterima dan didukung oleh masyarakat sebagai

konstituennya agar kader-kadernya dapat menjadi pemegang otoritas di

lingkungan pemerintahan guna mewujudkan visi dan misi partai politik tersebut.

Permasalahan ini sangat krusial, karena hal ini menjadi langkah awal bagaimana

partai harus menanamkan citranya sebagai organisasi politik dalam benak

masyarakat.

Mengelola persoalan ini bukan tugas yang sederhana dan mudah,

mempublikasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai partai membutuhkan

penanganan yang khusus mengingat bahwa parpol memiliki dinamika yang tidak

mudah diduga. Oleh sebab itulah, keberadaan strategi untuk menjaring konstituen

atau pemilih dalam dunia kepartaian menjadi sesuatu yang sangat strategis dan

teramat penting.

1 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1997, hal 160-161.

2

Strategi merupakan suatu rencana yang sifatnya serba komprehensif,

bagaimana sesuatu organisasi dapat mencapai misi dan objeknya serta

mengusahakan sekecil mungkin hambatan.2 Strategi memegang peranan penting

dalam suatu organisasi untuk mewujudkan tujuan dan tercapainya suatu visi, misi,

dan tujuan organisasi, termasuk organisasi partai politik. Dalam rangka mencapai

tujuan tersebut maka partai politik membutuhkan suatu strategi tertentu untuk

meraih dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat dalam setiap pemilihan

langsung (pemilihan presiden, anggota legislatif, kepala daerah).

Strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau teknik yang digunakan

untuk mewujudkan suatu cita-cita politik. Strategi politik sangat penting untuk

sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang

sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan strategi suatu proses dan

perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan kekuasaan,

sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga

segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Partai Amanat Nasional yang berdiri sejak 23 Agustus 1998, pada periode

2010-2015 dimana Hatta Rajasa menjadi Ketua Umum, Hatta dianggap berhasil

memimpin PAN selama periodenya, hal itu yang membuat nama Hatta Rajasa

kembali masuk dalam bursa pencalonan ketua umum PAN untuk periode 2015-

2020, bersaing dengan dua nama calon ketua umum lain, Zulkifli Hasan dan

Dradjad Wibowo, pemilihan ketua umum PAN yang baru dilaksanakan saat Rapat

Kerja Nasional (RAKERNAS) di Bali, 28 Februari 2015.

2 Ermaya Suradinata, Organisasi Manajemen Pemerintahan, Ramadan, Bandung, 1996, hal 148.

3

Partai Amanat Nasional juga merupakan salah satu partai politik yang

mengikuti Pemilu 2014. Dalam pemilu 2014, strategi politik yang di lakukan oleh

PAN adalah dengan membangun kekuatan politik lokal di tingkat daerah, dengan

mengkader tokoh daerah yang tentu memiliki cukup banyak masa, selain itu PAN

juga melakukan strategi segmentasi pemilih dengan dasar segmentasi Demografi

yang dibedakan berdasarkan umur, yang terfokus pada pemilih pemula dengan

mengakomodasi kepentingan pemilih pemula tersebut, PAN berharap agar mereka

dapat diingat oleh pemilih pemula sebagai partai politik yang mengakomodasi

kepentingan pemuda. Strategi pengkaderan tokoh daerah memang diakui secara

terbuka oleh PAN menjadi salah satu strategi PAN untuk meningkatkan

elektabilitas dan suara mereka pada Pemilu 2014.

Pemilihan umum tahun 2014 menjadi masa peningkatan bagi Partai

Amanat Nasional. Di pemilu tahun ini, PAN berhasil mendulang suara 9.481.621

(7,59 persen), sehingga mendapat jatah kursi sebanyak 49 di DPR, hasil itu

meningkat dari pemilu sebelumnya. Pada Pemilu Legislatif 2009, PAN

memperoleh 6.254.580 (6,01 persen) suara, sehingga hanya mendapat jatah kursi

sebanyak 43 kursi di DPR. Berdasarkan strategi nasional, PAN di Kota Tarakan

juga menerapkan strategi pengkaderan tokoh daerah dalam Pemilihan Walikota,

PAN mengusung pasangan calon walikota dan wakil walikota, Ir. Sofian Raga,

M,si dan H. K. Arief Hidayat, SE., M,si. Sofian Raga yang merupakan wajah

lama dalam lingkup pemerintahan Kota Tarakan yang juga dikenal sebagai sosok

tokoh putra daerah yang sudah tentu memiliki banyak masa di Kota Tarakan.

Ditahun yang sama di Kota Tarakan sedang berkembang isu-isu pertikaian antar

4

etnis, antar suku penduduk lokal terhadap suku pendatang. Arif Hidayat selaku

Ketua DPD PAN Kota Tarakan mengambil langkah dari fenomena isu yang

berkembang tersebut dengan mengkader Sofian Raga menjadi pasangan

walikotanya, yang dirasa sebagai tokoh yang mampu menjadi penengah terhadap

isu tersebut. Dalam Pemilihan Kepala Daerah tersebut PAN sukses memenangkan

pasangan tersebut dengan perolehan suara sebanyak 31,57%, lebih unggul dari 8

pasangan calon Walikota Tarakan lainnya.

Keberhasilan PAN dalam PEMILUKADA tersebut berdapak juga terhadap

peningkatan hasil suara PAN pada Pemilu Legislatif Kota Tarakan. Dengan

perolehan suara 14.652, mendapatkan jatah 4 kursi di DPRD Kota Tarakan,

meningkat dari hasil pemilu legislatif dengan perolehan suara 6.404 dan hanya

mendapatkan 3 jatah kursi3. Hubungan antara hasil pemilihan kepala daerah

terhadap meningkatnya perolehan suara hasil pemilu legislatif Kota Tarakan,

memang menjadi tujuan dari efek berkelanjutan dari strategi pengkaderan tokoh

daerah, sejalan dengan pernyataan Wakil Ketua Umum PAN, Drajad Wibowo,

"Jika kandidat yang kami usung menang, itu sudah menjadi modal bagi

PAN untuk meraih kursi DPR pada saat pileg nanti. Kalau pun kalah, hal

tersebut setidaknya bisa menambah peluang perolehan suara kami di dapil

yang bersangkutan"4

Selain faktor pendukung tersebut, dikarenakan PAN Kota Tarakan

berusaha mengevaluasi strategi diterapkan pada 2009, bertujuan agar pada pemilu

legislatif periode 2014 mendapatkan hasil yang maksimal, dengan merumuskan

3 , KPUD Kota Tarakan, Rekapitulatsi Perolehan Kursi Partai Politik dalam Pemilu Legislatif 2014

Kota Tarakan 4 Strategi PAN Untuk Pemilu 2014. Diakses pada 2 Februari 2015 dari

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/01/10/mz6x3z-mengintip-strategi-pan-untuk-

pemilu-2014.

5

dan menemukan gagasan-gagasan strategi yang tepat yang di implemetasikan

pada tahun 2012-2014 (pra pemilu legislatif) sehingga mampu meningkatkan

perolehan suara para pemilih pemula sasaran empuk bagi partai politik.

Fenomena ini menunjukkan adanya peningkatan dukungan pemilih

terhadap PAN pada Pemilu Legislatif 2014 di Kota Tarakan. Hasil wawancara

pendahuluan peneliti dengan salah satu caleg PAN yang terpilih menjadi anggota

DPRD, Bapak H.Jamaluddin bahwa dalam Pemilu Legislatif 2014, PAN berupaya

mengevaluasi strategi yang digunakan dalam Pileg sebelumnya. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa meningkatnya dukungan pemilih terhadap PAN dalam Pileg

2014 di Kota Tarakan salah satunya disebabkan oleh adanya penerapan strategi.

Strategi politik penting sekali dilakukan organisasi politik . Hal ini

mengingat bahwa diperlukan rencana menyeluruh dan terpadu mengernai kegiatan

organisasi yang akan menentukan keberhasilan dalam mencapai tuuan.5

Oleh karena itu, sangat menarik untuk meneliti bagaimana strategi

pemenangan yang dilakukan oleh DPD PAN Kota Tarakan dalam meraih

dukungan untuk memenangkan Pileg 2014 di Kota Tarakan. Berdasarkan uraian

di atas maka diambil judul penelitian yaitu: “Strategi Pemenangan Partai

Amanat Nasional Dalam Pemilu Legislatif 2014 (Studi di DPD PAN Kota

Tarakan)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

5 Firmanzah, Mengelola Partai Politik, Obor, Jakarta, 2011, hal 157.

6

1. Bagaimana strategi pemenangan Partai Amanat Nasional dalam Pemilu

Legislatif Kota Tarakan 2014?

2. Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh Partai Amanat Nasional di Kota

Tarakan dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Strategi pemenangan Partai Amanat Nasional di Kota Tarakan dalam Pemilu

Legislatif Kota Tarakan 2014.

2. Kendala-kendala yang dihadapi Partai Amanat Nasional di Kota Tarakan dalam

meningkatkan dukungan pemilih pada Pemilu Legislatif 2014

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademis

a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada mata kuliah yang terkait

dengan strategi pemasaran politik.

b. Sebagai referensi atau acuan bagi penelitian berikutnya terkait dengan

strategi pemasaran politik.

c. Menambah pengetahuan masyarakat tentang penerapan strategi politik, yang

diterapkan partai politik dalam pemilu.

7

2. Secara praktis

Memberikan rekomendasi bagi partai politik dalam meningkatkan jumlah

perolehan suara dalam pemilu melalui strategi pengkaderan tokoh dan

pendekatan pemilih pemula.

1.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1.5.1 Definisi Konseptual

Definisi konsep merupakan unsur atau bagian dalam penelitian dan

merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara

abstrak suatu fenomena. Definisi konseptual ini dimaksudkan untuk memberikan

penegasan tentang makna arti dari kalimat yang ada dalam permasalahan yang

disajikan. Dengan adanya penegasan arti tersebut akan mempermudah dalam

memahami maksud kalimat yang tercantum dalam penelitian.

1. Strategi Organisasi: Pengertian strategi dalam konteks organisasi adalah

penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar

bagi sebuah organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan

pengalokasian sumber daya yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran

tersebut.6

2. Partai Politik: Partai politik merupakan suatu kelompok yang terorganisir

yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama

dengan tujuan memperoleh kekuasaan politik merebut kedudukan politik untuk

dapat melaksanakan programnya.7

6 Firmanzah, Op.cit, hal. 156-157. 7 Miriam Budiardjo, Op.cit, hal 43.

8

3. Pemilu Legislatif: Merupakan pemilihan umum yang diselenggarakan oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU) dan KPUD sebagai ajang bagi warga negara Indonesi untuk

memberikan hak suaranya dalam rangka memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD).

Pemilu Legislatif adalah wujud dari prinsip demokrasi yang diselenggarakan oleh

pemerintah.

1.5.2 Definisi Operasional

Strategi organisasi merupakan perencanaan dan penetapan berbagai tujuan

dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah organisasi, yang

dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya

yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut8. Untuk

menggambarkan strategi organisasi secara menyeluruh, dalam konteks penelitian

ini yang dimaksud adalah organisasi kepartaian, strategi dibagi menjadi empat

tingkatan..yaitu:

1). Enterprise Strategy, tingkatan ini mengacu pada:

a). Hubungan atau interaksi partai dengan masyarakat.

b). Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap partai.

2). Corporate Strategy, tingkatan strategi ini berdasarkan pada:

a). Visi dan misi partai.

b). Peranan pengurus partai.

3). Business Strategy, tingkatan strategi ini berdasarkan:

a). Keunggulan kompetitif partai.

8 Firmanzah, Op.cit, hal. 156-157

9

b). Keuntungan komperatif partai.

4). Functional Strategy, pada tingkatan ini sebagai strategi pendukung untuk

keberhasilan stategi lainnya, yang mencakup:

a). Aspek ekonomi.

b). Aspek manajemen.

c). Perubahan situasi lingkungan.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.. Penelitian

kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih kepada

penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya diambil berdasarkan sampel.9

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan oleh adanya data-data

yang didapatkan nantinya adalah data kualitatif berupa kata-kata atau tulisan tidak

berbentuk angka dan untuk mengetahui serta memahami fenomena secara terinci,

mendalam dan menyeluruh.

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan mengerakkan, melukiskan keadaan subyek, obyek

penelitian (seorang, lembaga masyarakat dan lain-lain) saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak.10 Peneliti akan memberikan gambaran keadaan yang

9 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis, Rajawali Pers, Jakarta, 2000, hal 36. 10 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,

2003, hal 63.

10

nyata mengenai strategi PAN dalam meningkatkan dukungan pemilih pada Pileg

2014 di Kota Tarakan serta kendala dan upaya yang dihadapi.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Penelitian tentang strategi pemenangan PAN pada Pileg 2014 di Kota

Tarakan dilaksanakan di Kantor DPD PAN Kota Tarakan, Jl. Yos Sudarso RT.14

No.25, Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan Tengah.

1.6.3 Subyek Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari

hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal adanya

populasi dan sampel.11 Sampel pada riset penelitian kualitatif disebut subjek

penelitian. Istilah subjek penelitian merujuk pada orang/individu atau kelompok

yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti. Subjek penelitian ini yang

akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.12

Untuk memilih sampel (dalam hal ini informan kunci atau situasi sosial)

lebih tepat dilakukan secara sengaja. Selanjutnya, bilamana dalam proses

pengumpulan data tidak lagi ditemukan variasi informasi baru, proses

pengumpulan informasi dianggap sudah selesai. Dengan demikian, penelitian

kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampel. Dalam hal ini, jumlah sampel (subjek

penelitian) bisa sedikit, tetapi juga bisa banyak, terutama tergantung dari: a) tepat

tidaknya pemilihan informan kunci, dan b) kompleksitas dan keragaman

fenomena sosial yang diteliti.13

11 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, Kencana, Jakarta, 2005 hal 171. 12 Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Rajawali Press, Jakarta, 1992 hal 109. 13 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

2005 hal 53.

11

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subjek penelitian berupa

individu, yaitu pihak dari DPD PAN Kota Tarakan dan beberapa anggota

masyarakat Kota Tarakan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Sumber

data primer tersebut adalah:

1) Ketua DPD PAN Kota Tarakan 1 orang

2) Anggota DPRD PAN Kota Tarakan 1 orang

3) Bidang Pemenangan Pemilu DPD PAN Kota Tarakan 3 orang

4) Anggota PAN 5 orang

1.6.4 Sumber Data

a. Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data primernya adalah orang-orang yang

dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang ada kaitannya

dengan masalah-masalah di dalam penelitian.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku

literatur, data dari instansi yang berupa dokumen, peraturan perundang-undangan

dan informasi lain serta laporan yang terkait dengan masalah penelitian ini.

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan tanya jawab antara dua orang

atau lebih secara langsung. Dalam kaitannya dengan teknik interview, dapat

ditegaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

12

Percakapan itu oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan

yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.14

Jenis wawancara yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen wawancara

berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dan wawancara tidak

terstruktur dengan didasarkan atas masalah dalam penelitian. Hasil wawancara

disajikan dalam bentuk naratif dalam pembahasan sesuai dengan masalah yang

diteliti.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data melalui

peninggalan-peninggalan, terutama berupa arsip dan termasuk buku-buku tentang

pendapat/delik, hukum, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian.15 Data yang didapat dari hasil penelitian melalui dokumentasi ini

adalah data pelengkap dari bahan penelitian yaitu dengan cara pencatatan atau

pengutipan dari dokumen-dokumen, arsip-arsip dan sumber-sumber lainnya untuk

melengkapi data primer yang diperoleh langsung dari responden.

c. Observasi

Observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan

pengukuran. Akan tetapi, observasi atau pengamatan disini diartikan lebih sempit,

yaitu pengamatan dengan menggunakan indera pengelihatan yang berarti tidak

mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

14 Lexy J. Moloeng, Metode penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal 135 15 Moloeng, Ibid, hal 130.

13

1.6.6 Teknik Analisa Data

Bogdan dan Taylor dalam Moloeng,16 mendefinisikan metode kualitatif

sebagi prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Adapun tahapan analisis data ini adalah:

a. Pengumpulan data yang terdiri dari:

1) Mengedit data merupakan pemeriksaan data yang terkumpul apakah sudah

lengkap dan benar sehingga siap untuk diproses lebih lanjut.

2) Mengkode data yakni data yang terkumpul diberi kode tertentu dan

dikelompokkan.

3) Klasifikasi data, yakni menyeleksi data yang terkumpul sesuai dengan sumber

data masing-masing.

b. Pengelolaan dan penyajian data yaitu setelah data terkumpul diklasifikasikan

dengan macam kebutuhan, kemudian dilakukan pengelolaan data dengan cara

mengklasifikasikan dalam bentuk uraian.

c. Pengembangan dan pengambilan alternatif yakni setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik dijadikan sebagai bahan penyampaian

informasi dan pengambilan keputusan.17

Setelah meninjau pendapat di atas maka metode penelitian yang digunakan

peneliti adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan

fenomena-fenomena yang diperoleh di lapangan. Selanjutnya dengan analisis dan

16 Moloeng, Ibid, hal 5. 17Moloeng, Ibid, hal. 190.

14

interpretasi data peneliti berupaya untuk mencari jalan keluar atau pemecahan

masalah sehingga mendapatkan kesimpulan.