11. KERANGKA TEORITIS - core.ac.uk · material, biaya tenga kerja dan biaya lainnya. Langkah...
-
Upload
nguyennguyet -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of 11. KERANGKA TEORITIS - core.ac.uk · material, biaya tenga kerja dan biaya lainnya. Langkah...
11. KERANGKA TEORITIS
A. Deskripsi Teknis Tembakau
1. Sistematika Klasifikasi Tanaman Tembakau
Menurut Setiawan et al. (1992), tanaman tembakau secara
sistematis dapat diklasifikasikan sebagai berukut;
Famili : Solanaceae
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotiana tobacum
Nicotiana rustica
Menurut Padmo et al. (1991) dari sejumlah besar jenis tembakau
yang ada, terdapat tiga varietas yang utama yaitu :
a. Nicotiana tobacum (Tembakau Virginia), tembakau varietas ini
banyak tumbuh di Hindia Belanda (antara lain Indonesia),
beberapa negara Eropa (Nederland, Nonvegia dan Elsas).
b. Nicotiana Macrophylla (Tembakau Maryland), tem-bakau ini
diduga diusahakan di Honggaria dan Yunani.
c. Nicotiana rustica (Tembakau Boeren), tembakau ini banyak
diusahakan di Amerika Selatan (Brasilia dan Guyana).
d. Jenis lain yang cukup dikenal yaitu Nicotiana Chinensis,
tembakau ini berasal dari Daratan China dan menyebar ke Jawa
dan Filipina
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Ciri-Ciri Tanaman
Menurut Setiawan et al. (1992), tanaman tembakau merupakan
tanaman berbatang tunggal dengan tin@ antara 1,5 - 3 m, berakar
tunggang dengan panjang akar 50 - 70 cm dan terdapat akar serabut.
Dam berbentuk bulat dan cenderung memanjang dengan lebar
dapat mencapai 35 cm dan panjang 50 cm, berwarna hijau dan
berbulu halus, jumlah daun dalam satu batang bisa mencapai 34
helai. Bunga benvarna putih ungu. Hasil tembakau diperoleh dari
daunnya yang mengandung nikotin. Daun tembakau berdasarkan
fungsinya pada cerutu digunakan untuk pengisi pembalut dan
pembungkus, sedangkan pada sigaret tembakau hanya menjadi
pengisi (tembakau rajang).
3. Jenis-JenisTembakau
Menurut Padmo et al. (1992), jenis tembakau sebagai berikut :
a. Berdasarkan tempat tumbuhnya; Tembakau Manila, Tembakau
India, Tembakau Cina, Tembakau Jepang, Tembakau Jawa dan
Sumatera.
b. Tembakau yang di jual di Pasar Eropa;
B Tembakau yang diproduksi di Jawa; Tembakau
Vorstenlanden (sekitar Yogyakarta dan Surakarta),
Tembakau Besdci.
http://www.mb.ipb.ac.id
B Tembakau yang diproduksi di Sumatera yaitu Tembakau
Deli (dikenal dengan nama cap Tembakau Sumatera).
B Tembakau lain yang diproduksi di Jawa adalah tembakau
rakyat atau tembakau asli antara lain; Tembakau G a t ,
Tembakau Lumajang, Tembakau Besuki, Tembakau
Bojonegoro, Tembakau Boyolali, Tembakau Weleri,
Tembakau Kendal, Tembakau Madura, dan lain-lain.
B Tembakau berdasarkan waktu tanam; Voor-Ooghst, Na-
Ooghst, Midded-Ooghst,
4. Lingkungan Tumbuh
Menurut Setiawan et al. (1992) tanaman tembakau sangat
dipengaruhi oleh W c u a c a , dan keadaadjenis tanah
a. Tanaman tembakau dapat tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi, sehingga dapat disimpulkan temperatur tempat
tumbuh tanaman tembakau berkisar antara 15"-30" C.
b. Tingkat keasaman (pH) tanah berkisar antara 5,O - 6,5.
c. CurahHujan
B Dataran rendah (dibawah 550 m dari permukan laut/.dpl)
dengan curah hujan rata-rata 200 mmltahun; curah hujan
pada bulan basah tidak melampaui 250 mmibulan, curah
hujan pada bulan kering rata-rata 80 mmhulan.
http://www.mb.ipb.ac.id
B Dataran tinggi (diatas 550 m dari permukaan lam) dengan
curah hujan sekitar 1500 - 3000 mmltahun; curah hujan
pada bulan basah tidak melampaui 350 mmhulan, curah
hujan pada bulan kering rata-rata 130 d u l a n .
d. JenisTanah
Setiap jenis tanaman tembakau menghendaki jenis tanah yang
berbeda, namun demikian terdapat syarat khusus yang
dikehendaki oleh tiap jenis tembakau yaitu; tanah hams cukup
longgar agar akar cukup memperoleh air dan udara.
I3 Tembakau cerutu dataran rendah (seperti Tembakau Deli)
menghendaki tanah subur dan banyak mengandung humus.
B Tembakau cerutu dataran tinggi (Klaten dan Besuki)
menghendaki tanah yang subur yang berasal dari gunung
berapi.
I3 Tembakau Besuki Na-Ooghst, cocok ditanam pada tanah
yang berasal dari bahan-bahan vulkanis, berdaya swap
baik, berstruktur lepas dan bertekstur lemah
I3 Tembakau Vorstenlanden, ditanam pada tanah yang berasal
dari abu vulkanis (regosol kelabu)
http://www.mb.ipb.ac.id
B Tembakau Virginia biasanya ditanam pada tanah lempung
berpasir atau lempung berpasir halus.
Secara teknis tanaman tembakau tumbuh baik pada tanah jenis
latosol dan regosol.
B. Budidaya Tembakau
Menurut Setiawan et al. (1992), pembudidayaan tanaman
tembakau secara lengkap mencakup kegiatan; pembibitan, pengolahan
tanah, penanaman, penanaman dan pemeliharaan, pemberantasan hama
dan penyakit, panen dan pasca panen, pengolahan hasil.
1. Pembibitan
Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan cara penangkaran
dan membeli bibit jadi. Bibit yang diperoleh dengan penangkaran
bijinya dapat dibeli maupun diperoleh dari tanaman sendiri yang
sudah tua.
Kegiatan dalam pengadaan bibit meliputi;
a. Persiapan persemaian.
b. Persemaian.
c. Pemeliharan persemaian.
2. Pengolahan tanah;
a. Pencangkulan (perbaikan guludadpematang, pembalikan dan
penggemburan) .
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Penyesuaian pH.
c. Pembuatan guludan dan pengaturan saluran.
Termasuk dalam pengolahan tanah yaitu kegiatan pemberian pupuk
organik.
3. Penanaman dan pemeliharaan
Kegiatan ini meliputi;
a. Pemelihara, yang meliputi pendaringan, pendangkan dan
pembubunan.
b. Pemupukan lanjutan.
c. Munggel (topping) dan pengambilan tunas 1 mritil (suchering).
4. Pemberantasan hama dan penyakit
Kegiatan dalam pemberatasan hama dm penyakit meliputi;
a. Penyemprotan dengan obat-obatan.
b. pengambilan/pemberantasan hama dan penyakit.
5. Panen dan Pasca Panen
Kegiatan dalam panen dan pasca panen meliputi pemetikan
daun di lahan dan dikumpulkan ditempat yang telah disiapkan,
ngrowek dan penggulungan.
http://www.mb.ipb.ac.id
6. Pengolahan Hasil
Dalam pengol&an hasil terdapat beberapa perbedaan teknik
tergantung pada jenis tanaman tembakau;
a. Tembakau rajangan; pemeraman, sortasi, perajangan,
pengeringan; pengebaladperanjangan.
b, Tembakau Virginia; penempatadpenyususnan rak-rak,
pengeringan, pengembunan, ageing, sortasi, pengeringan u l a n g
pengepakan, penyimpanan.
c. Tembakau cerutu; penyejeruan, pengelantangan, pe-ngeringan,
peromposan, stapel, sortasi, pengebalan, penyimpanan.
d. Tembakau asapan; sortasi, penguningan, peningkatan warna
dan pengasapan, pengeringan dan pemantauan aroma, stapel
dan sortasi, pengepakan.
e. Tembakau pipa Lumajang; pengeringan, penhgkatan warna dan
pengeringan tulang, dan penyortiran.
f. Tembakau Oriental; penguningan, pengeringan, pengembunan,
stapel, sortasi, pengebalan.
Tahapan kegiatan dan budidaya tembakau Temanggung secara
ringkas seperti tertera pada Tabel 1. Meskipun kegiatan budidaya
dilakukan secara tradisional dan bersifat turun menurun,namun
telah sesuai dengan pola umum budidaya tembakau
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 1. Teknis dan Rincian Biaya Tembakau di Temanggung
C. Biaya Produksi d m Harga Pokok Produk
Pembelian obat-obatan
1. Pengertian Produksi
Menurut Pappas et al. (1993) diperbaharui oleh Wiraraja
(1995), produksi berkaitan dengan cara bagaimana sumberdaya
(masukan) dipengaruhi untuk rnenghasilkan produk-produk
perusahaan (keluaran), dalam konsep yang lebih luas mengarah
pada pembuatan barang fisik maupun penyediaan jasa. Analisa
produksi berfokus pada penggunaan masukan yang efisien untuk
Agustus September
Pemeliharaan
Panen dan Pengolahan
Penyemprotan W s u c k e r i n g Munggelltoppmg
Pemetikan Pemeramanlfermentasi Perajangan Nganjang Penjemwan Peranjangan
Pembayaran tenaga keja Pembayaran tenaga kerja Pembayaran tenaga kerja Pembelian dan perbaikan sarana pengolahan (jemuran dan tempat olah) Pembelian keranjang Pembayaran tenaga kerja Pembayaran ongkos transpor menjemur Biaya lain-lam
-
http://www.mb.ipb.ac.id
menciptakan keluaran. Produksi tidak sekedar transformasi fisik
dan sumberdaya, tetapi produksi melibatkan kegiatan yang
berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa tersebut.
2. Pengertian Biaya
Menurut Horngren et al. (1987), alih bahasa oleh
Sinaga, menurut kalangan akuntan biaya didefinisikan sebagai
sumberdaya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran/tujuan
tertentu yang diukur dengan unit moneter (rupiah, dollar dan
sebagainya).
Menurut Mulyadi (1991), dalam arti luas biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu.
Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan,
biaya produksi adalah pengorbanan yang diukur dalam satuan uang
yang dipergunakan dalam menghasilkan barang atau jasa untuk
mencapai tujuan tertentu.
3. Penggolongan Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (1991), dalam perusahaan manufaktur
secara garis besar menurut obyek pengeluarannya biaya produksi
dibagi menjadi;
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja
c. Biaya overhead pabrik
Penggolongan biaya menurut perilakunya;
a. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
dengan perubahan waktu kegiatan.
b. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding
dengan biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan
biaya variabel.
c. Biaya semifixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada
volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.
4. Harga Pokok Produk
Menurut Mulyadi (1991), dalam pembuatan produk terdapat
dua kelompok biaya, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi.
Biaya produksi adalah biaya yang dilakukan untuk mengolah bahan
baku menjadi produk, biaya non produk adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan non produksi (misalnya biaya kegiatan
pemasaran, administrasi dan umum). Biaya produksi membentuk
harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga
http://www.mb.ipb.ac.id
pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode
akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan
pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok
produk.
D . Pembiayaan Perusahaan
Menurut Riyanto (1980), Pembiayaan perusahaan secara singkat
dimaksudkan qdalah bagaimana asset perusahaan dapat dibiayai. Termasuk
asset didalamnya adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk mendukung
kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuannya. Terdapat dua
sumber pembiayaan didalam perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu
pembiayaan yang berasal dari pemilik (disebut modal sendiri), dan
pembiayaan dari luar perusahaaan (disebut modal asing atau hutang).
Dikaitkan dengan kegiatan produksi , kebutuhan uang kas dapat
dipenuhi dengan modal sendiri maupun dengan jalan hutang. Permasalahan
dalam perusahaq apabila pemasukkan kas berasal dari hutang adalah
bagaimana perusahaan dapat memperoleh hutang dengan beban biaya (cost
of money) yang paing rendah.
E. Pengeluaran Usaha Taoi
Menurut Dillon et al. (1986), alih bahasa oleh Soekartawi et al.
Pengeluaran usahatani @rm payment) didefinisikan sebagai jumlah uang
yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani. Lebih
http://www.mb.ipb.ac.id
lanjut disebutkan bahwa pengeluaran total usahatani (total farm expenses)
didekisikan sebagai dai semua masukkan yang habis terpakai atau
dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga
petani.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka biaya hutang (cost of
money) termasuk dalam komponen pengeluaran total usahatani. Secara
teknis akuntansi pengeluaran kas dalam usahatani dapat dituangkan dalam
aliran pengeluaran kas (cash out $ow) sebagai komponen dari aliran kas
(cash flow) secara keseluruhan dari usaha.
F. Akuntansi Berbasis Kas Dan Berbasis Akrual
Menurut Kieso et.al. (1993), alih bahasa oleh Wibowo (1995)
disebutkan bahwa akuntansi berdasar akrual adalah sistem akuntansi yang
mengakui pendapatan pada suatu hal itu dihasilkan dan mengakui beban
pada periode ha1 itu terjadi, tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau
pembayaran kas. Sedangkan pendekatan berdasar kas, pendapatan dicatat
hanya bila kas diterima dan beban dicatat hanya bila kas dibayarkan.
Menurut Jusup (1981), menyatakan terdapat dua dasar penentuan
penghasilan dan biaya yaitu dasar tunai (berbasis kas) dan dasar waktu
(berbasis akrual). Yang dimaksudkan dengan dasar tunai adalah suatu cara
dimana penghasilan akan diakui apabila penghasilan tersebut telah diterima
secara tunai, sedangkan biaya akan diakui apabila atas biaya tersebut telah
dibayar tunai khusus untuk biaya, implikasi dari kedua pendekatan tersebut
http://www.mb.ipb.ac.id
adalah bisa tedadi besarnya biaya dengan pendekatan berbasis kas lebih
besar dibanding dengan pendekatan berbasis akrual atau sebaliknya.
Sebagai contoh, biaya sewa lahan selama lima tahun dengan nilai
Rp.5.000.000,- yang dibayar sekaligus pada tahun pertama, menurut
pendekatan akuntansi berbasis kas, pengeluaran sebesar Rp.5.000.000,-
seluruhya merupakan biaya pada tahun pertama. Sedangkan menurut
pendekatan dengan akuntansi berbasis akrual, biaya yang diakui pada tahun
pertama adalah Rp. 1.000.000,-.
http://www.mb.ipb.ac.id
111. KERANGKA KONSEPTUAL
Mekanisme perhitungan total biaya produksi budidaya tembakau
secara ringkas seperti pada Gambar 1. Tahapan-tahapan dalam operasional
penelitiannya adalah sebagai berikut:
Langkah pertama, yaitu melakukan penelitian untuk mengetahui secara
detail teknik budidaya tembakau, sejak pengolahan tanah sampai saat
panen dan pengolahan hasil termasuk kegiatan persiapannya.
Langkah kedua, dari detail teknik budidaya, kemudian dilakukan
penelusuran untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang digunakan
sebagai dasar dalam melakukan identi£ikasi biaya produksi. Dari
identifikasi biaya produksi ditentukan besarnya nilai tiap faktor produksi
rata-rata untuk tiap hektar lahan, yaitu dengan cara membagi total nilai
tiap faktor produksi dengan luas lahan dari sampel yang diteliti.
Langkah ketiga, melalui analisa data dilakukan pengelompokkan tiap
jenis biaya ke dalam struktur biaya yang meliputi tiga kelompok yaitu;
material, biaya tenga kerja dan biaya lainnya.
Langkah keempat, setelah diperoleh struktur biaya langkah selanjutnya
adalah menghitung total biaya produksi dengan akuntansi berbasis kas,
akuntansi berbasis akrual serta total biaya produksi menurut petani
(tradisional).
http://www.mb.ipb.ac.id
Langkah kelima, yaitu membandingkan ketiga hasil perhitungan untuk
mengetahui perbedaan-perbedaannya serta dilakukan analisa dan
pembahasan.
Langkah keenam, berdasarkan hasil temuan, analisa dan pembahasan
ditarik kesimpulan berikut implikasinya.
Langkah ketujuh, langkah terakhir yaitu memberikan saran berdasarkan
kesimpulan dan implikasi yang ditimbulkan.
BUDIDAYA TEMBAKAU
Teknik Budidaya c Identifikasi Biaya Produksi a + I Stsuktur Biaya Produksi 1
Biaya Produksi Biaya Produksi Biaya Produksi Dengan Pendekatan Dengan Pendekatan
Diperbandiigkan -- I Kesimpulan dan Implikasi r--l
4 S a r a n
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian.
http://www.mb.ipb.ac.id
IV. METODOLOGI
A. Lokasi dan Waktu Penelltian
Penelitian dilakukan pada petani tembakau rakyat di Desa Tuksari
Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Waktu penelitian selama dua
bulan (8 minggu) yaitu Januari-Pebruari 1997. Pemilihan Desa Tuksari
sebagai lokasipenelitian dimaksudkan pula sebagai pembatasan ruang
lingkup dari sisi cakupafdwilayah.
B. Penganibilan Contoh (Sampling)
Populasi yang dipilih adalah petani pemilik lahan tegdguuung.
Pemilihan pemilik lahan sebagai responden dimaksudkan agar dapat
diperoleh data dengan akurasi yang lebih tinggi, mengingat petani pemilik
lahan biasanya pengalaman usahataninya cukup lama sehingga lebih
mendalarni teknik budidaya dan pembiayamya.
Pengambilan contoh dilakukan secara acak dari populasi terpilih.
Tahapan pengambilan contoh sebagai berikut:
Tahap I, Melakukan pemisahan terhadap kepala keluarga (KK) penduduk
Desa Tuksari Kecamatan Parakan menjadi dua kelompok yaitu
petani dan non petani.
Tahap II, Kelompok petani dipisahkan menjadi non petani tembakau dan
petani tembakau.
http://www.mb.ipb.ac.id
Tahap III, Petani tembakau dipisahkan menjadi :
Petani tembakau pemilik lahan sawah.
Petani tembakau pemilik lahan tegdgunung.
Petani tembakau tidak memiliki lahan.
Petani tembakau pemilik lahan tegdgunung dijadikan populasi.
Tahap IV, Mengambil secara acak 50 KK sebagai contoh (sampel) dari
petani tembakau pemilik lahan tegdgunung.
Pengambilan contoh didasarkan pada kesamaan karakteristik anggota
populasi. Kesamaan karakteristik yang dimaksud adalah kesamaan pada;
Senis lahadtanah.
Kondisi lingkungan (iklimlcuaca, kelembaban udara, curah hujan,
suhu).
Sarana produksi pertanian yang digunakan.
Proses produksi . ,
Bibit tembakau yang ditanam.
Kualitas hasil.
Dengan dasar kesamaan karakteristik tersebut di atas, sampel
yang ditetapkan diasumsikan dapat menggambarkan populasinya. Desain
pengambilan contoh dapat dilihat pada gambar 2.
http://www.mb.ipb.ac.id
........................................ ............................... :E?&mB.@~ag: ...................................... lgmgm&fi ........................................ contoh (sampel) ..........................
Garnbar 2. Desain Pengambilan Contoh (Sampel) Petani Tembakau di Desa
Tuksari. Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Propinsi
Jawa Tengah.
C. Instrumen yang Digunakan
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung pada
petani, dengan menggunakan instrumen daftar pertanyan. Uji coba
pengumpulan data dilakukan lebih dahulu terhadap perangkat desa (lurah
dan sekretaris desa), sekaligus untuk memperoleh masukan dalam
operasionalnya.
http://www.mb.ipb.ac.id
D. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan analisis tabulasi yang disusun atas
dasar data yang dikumpulkan.
Analisis data dapat kami gambarkan sebagai berikut :
Identifikasi Biaya i L E . ! ? l Persiapan
Pembelian pupuk Kandang Pembayaran tenaga kerja Biaya Material Pembelian bibit Biaya Lain
Penanaman Pembayaran tenaga kerja Biaya Tenaga Ke rja BiayaLain
Pemeliharaan Pembelian pupuk Pembelian obat-obatan Pembayaran tenaga kerja Pembeliandan perbaikan sarana pengolahan BiayaLain
Panen dan pengolahan Pembelian Keranjang
Biaya Lainnya
Pembayaran tenaga ke rja Pembayaran ongkos transpor menjemur BiayaLain
http://www.mb.ipb.ac.id
Cara memperhitunnkan rata-rata biava
Landasan: biaya dihituug atas dasar pengorbanan yang dikeluarkan rata-
rata untuk tiap hektar lahan, dari semua faktor produksi yang
digunakan dalam proses budidaya untuk musim tanam,
berdasarkan data selwuh sempel.
Biava material
Biaya material = total pengeluaran pemb. Material per hektar total luas lahan Biaya tenaga kerja
Menglutung HOK (hari orang kerja)
HOK = jumlah tenaga kerja x jumlah hari kerja
Biaya tenaga kerja = jumlah HOK x upah per hari
Biaya tenaga kerja = total biava tenaga keria per Hektar total luas lahan
E. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan berasal dari dua stimber yaitu dari:
1. Respondenldata primer, meliputi :
Data biografi
Pemilikan tanah
Budidaya
Faktor produksi Cjenis dan nilai)
Data pendukung lain
2. Non respondeddata sekunder, meliputi:
Data bersifat makro (DISBUN, BAPPEDA, dan lain-lain)
http://www.mb.ipb.ac.id
V. GAMBARAN UMUM DESA TUKSARI
A. Kondisi Desa
1. Letak dan Luas
Secara geografis, Desa Tuksari terletak di tengah-tengah dari
36 desa sekecamatan Parakan pada lereng Gunung Sindoro. Luas
desa 398,7 hektar, terdiri dari 378,7 hektar berupa tanah pertanian
dan 20 hektar berupa tanah non pertanian (gambar 3).
Batas wilayah Desa Tuksari sebagai berikut;
Sebelah utara : Desa Tlogowero
Sebelah Selatan : Desa Jekerto
Sebelah Barat : Hutanlperhutani
Sebelah timur : Desa Kalirejo
2. Kondisi Geografis
Ketinggian tanah wilayah Desa Tuksari berkisar antara 1.150-
1.800 meter dari permukaan laut, sehingga Desa Tuksari beriklim
sejulv'dingin. Secara topografis Desa Tuksari merupakan dataran
tingsi dengan kemiringan tanah antara 10 sampai 40 derajat. Lokasi
tanah pemukiman penduduk, sarana sosial dan sarana pemerintahan
desa menjadi satu blok berada pada daerah dengan ketinggian
berkisar 1.150 meter dari permukaan laut (daerah terendah). Lokasi
tanah pertanian (tegalan) berada di atas tanah pemukiman penduduk
sampai batas tanah perhutanihutan (gambar 4).
http://www.mb.ipb.ac.id
I ( A 6 . W O N O S O
Gambar 3. Peta Kecamatan Parakan dan Denah Lokasi Desa Tuksari
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 4. Areal dan Topografi Deka Tuksari
http://www.mb.ipb.ac.id
3 1
Banyaknya curah hujan 2.850 mm/tahun, sehingga keadaan
udara cukup lembab. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Januari, Pebruari dan Maret, sedangkan curah hujan terendah pada
bulan Juni, Juli, dan Agustus tiap tahun.
Ditinjau dari aspek hidrologi, sebagian besar lahan pertanian
di Desa Tuksari adalah lahan tadah hujan, sedangkan untuk lahan
rendah (sawah) pengairan menggunakan pengairan non telmis.
B. Kependudakan
1. Jumlah Penduduk
Penduduk Desa Tuksari terdiri dari 703 kepala keluarga (KK)
atau 3.717 jiwa, dengan komposisi 1.898 laki-laki dan 1.819
perempuan.
Berdasarkan usia, penduduk Desa Tuksari dapat
diklasifikasikan seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi penduduk Desa Tuksari tahun 1996
Sumber : Data Kantor Kepala Desa Tuksari
http://www.mb.ipb.ac.id
32
Atas dasar klasifikasi di atas, maka dengan asumsi usia
produktif penduduk desa adalah 20 tahun ke atas, maka besarnya
penduduk usia produktif adalah 1953 jiwa atau 52,5 persen dari
jumlah penduduk. Sedangkan kepemilikan lahan pertanian rata-
rata tiap KK seluas 0.54 hektar.
2. Mata Pencaharian Penduduk
Dari 703 kepala keluarga (KK) penduduk Desa Tukasari,
terbanyak 630 KK atau 89,6 %-nya sebagai petani (petani
tembakau). Sedangkan sebanyak 73 KK atau 10,4 % non petani.
Dari 630 KK petani tembakau, 403 KK sebagai petani pemilik
lahan tegallgunung, 140 KK sebagai petani pemilik lahan sawah
dan 87 KK sebagai petani yang tidak memiliki lahan.
Dengan gambaran di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa mata pencaharian utama sebagian besar penduduk Desa
Tuksari adalah sebagai petani, khususnya petani tembakau.
3. Perilaku Penduduk
Pada umumnya masyarakat Desa Tuksari sebagai pekerja
yang keras, hal tersebut dapat dilihat dari upaya-upaya dalam
mengatasi kondisi lahan yang memiliki tingkat kesulitan cukup
tinggi. Gotong royong yang menjadi ciri interaksi antar penduduk
masih cukup tinggi, hal tersebut tampak pada kegiatan-kegiatan
http://www.mb.ipb.ac.id
33
perbaikan jalan desk sarana ibadah, dan kegiatan-kegiatan lain
untuk kepentingan masyarakat umum.
Harga diri atau gengsi sangat menjadi perhatian masyarakat
Desa Tuksari. Secara umum status sosial cenderung diukur atas
dasar materi, baik dalam bentuk bangunan rumah tinggal, luasnya
kepemilikan tanah, keramaian hajatan yang diadakan, dan lain
sebagainya. Namun demikian untuk mendukung status sosial dan
gengsi banyak di antara masyarakat sering mengorbankan usaha
taainya. Dalam hal ini jika memperoleh keuntungan usaha, maka
sisa usaha tersebut bukan diprioritaskan untuk kontinyuitas
usahanya dimasaltahun mendatang, tetapi justru untuk
kepentingan pemenuhan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi
kekurangan biaya usahatani dimasa yang akan datang, biasanya
petani meminjam kepada pihak lain (misalnya; bank, juragan).
Berdasarkan pengamatan di lapangan diduga sebagian besar
petani meminjam uang kepada pihak non bank seperti pelepas
uang, juragan dengan pengembalian mencapai 150% dari pokok
selama h a n g lebih 10 bulan. Meskipun demikian, kondisi
tersebut secara perlahan telah menyadarkan petani untuk
mengurangi ketergantungan modal pada pihak luar, atau mencoba
menanam tanaman lain seperti bawang putih untuk meningkatkan
penghasilan. Di lain pihak petani makin menyadari posisinya yang
http://www.mb.ipb.ac.id
34
lemah terhadap harga, baik harga sarana produksi pertanian
maupun harga jual tembakau.
Pengetahuan dan keterampilan budidaya tembakau bersifat
tradisional dan turun-temurun. Seperti halnya sifat petani pada
umumnya, petani tembakau Desa Tuksari bersifat konse~atif,
sehingga teknik budidaya tembakau dari dahdu sampai sekarang
tidak banyak berubah.
C. Pola Tanam Umum Di Desa Tuksari
Pola tanam umum pertanian Desa Tuksari untuk jenis tanaman
utama adalah sebagai berikut;
Tabel 3. Pola Tanam di Desa Tuksari.
Waktu tanam tembakau pada lahan tegal lebih awal satu bulan
dibanding pada lahan sawah, hal ini disebabkan umur tanaman
tembakau pada lahan tegal relatif dapat bertahan lebih lama dibanding
pada lahan sawah.
http://www.mb.ipb.ac.id
35
Tanaman padi dan jagung diusahakan untuk memenuhi kebutuhan
sendiri. Khusus untuk tanaman bawang putih, merupakan tanaman yang
mulai dikembangkan petani secara lebih intensif sekitar tahun 1990-an
yang ternyata dapat tumbuh dan hidup baik pada lahan tegdgunuug.
D. Tembakau Di Desa Tuksari
1. Asal Usul Tembakau di Desa Tuksari
Sampai saat ini belum ditemukan data otentik mengenai asal
usul tembakau di Temanggung umumnya dan di Desa Tuksari
khususnya. Berdasarkan beberapa wawancara dengan penduduk
Desa Tuksari, diperoleh gambaran bahwa tembakau diusahakan di
Desa Tuksari sejak lama oleh kakek-kakeknya.
Menurut Padmo et.al (1991), diduga tembakau di
Temanggung dikembangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada
dasawarsa abad XIX. Untuk tembakau Temanggung dikenal dengan
sebutan tembakau kedoe. Pada masa itu disebutkan daerah Rembang,
Besuki, Kedu, Semarang, Kediri, Banyumas dan Probolinggo
merupakan penghasil utama tembakau di Pulau Jawa. Varietas
tembakau di Desa Tuksari tidak diketahui secara jelas, namun
demikian petani menyebutnya sebagai gober genjah atau genjah
kemloko (bibit dari daerah Kemloko).
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Perkembangan Tembakau di Desa Tuksari
Sebelum dasawarsa tahun 1970-an, tembakau Temanggung
pada umumnya dan tembakau Tuksari khususnya disebut tembakau
garangan, yaitu tembakau yang digunakan untuk rokok linting. Pada
tahun 1970-an tumbuh dan berkembang rokok atau sigaret kretek
tangan (SKT) yang diproduksi secara manufaktur, dimana produksi
SKT menggunakan tembakau rajangan, yaitu tembakau yang proses
pengeringannya menggunakan sinar matahiui. Sejalan dengan
perkembangan SKT, konsumen tembakau garangan semakin
berkurang. Perkembangan selanjutnya, produksi SKT disusul dengan
sigaret kretek mesin (SKM) yang makin memacu pertumbuhan
industri rokok di Indonesia. Kondisi tersebut secara bertahap
merubah bentuk produksi tembakau dari tembakau garangan ke
tembakau rajangan.
3 . Pemasaran Tembakau
Pada umumnya dalam memasarkan tembakau petani tidak
mencari pembeli, tetapi pembeli yang mencari penjual. Pada musim
panen tiap hari pembeli datang ke rumah-rumah petani. Pembeli
disini dapat sebagai perantara pedagang pengumpul (disebut gaok).
Setelah tawar menawar dan terjadi kesepakatan harga, pembeli
memberi panjar antara Rp. 50.000,- - Rp.100.000,- per keranjang
sebagai tanda jadi. Petani menerima catatan (girik) yang berisi kode
tembakau, harga dan berat, pembayaran penuh oleh pembeli biasanya
http://www.mb.ipb.ac.id
37
setelah tembakau laku dijual oleh si pembeli ke agen pabrik rokok.
Sering terjadi pembayaran oleh pembeli h a n g dari harga
kesepakatan semula, hal tersebut didasarkan pada alasan pembeli
bahwa harga pabrik memang di bawah kesepakatan harga semula.
Dalam kasus demikian biasanya petani hanya dapat menerima,
sekaligus menunjukkan rendahya akses petani pada harga.
Perantara
Petani pembelian
pengumpul pabrik
1 Gambar 5. Alur distribusi pemasaran tembakau di Desa Tuksari.
Dalam hal pemasaran, hanya petani yang memiliki lahan
cukup luas dan dikenal baik yang dapat menjual tembakau secara
langsung kepada pedagang besar. Sedangkan petani yang memiliki
lahan sempit biasanya menjual melalui pedagang perantara, ha1
tersebut merupakan salah satu faktor kesulitan dalam pemasaran
hasil. Disamping faktor kesulitan dalam kegiatan pemasaran, sampai
saat ini belum ada informasi maupun standar harga tembakau yang
jelas, sehingga hal tersebut menyulitkan bagi petani untuk
memperkirakan pendapatannya.
http://www.mb.ipb.ac.id
VI. TEKNTK BUDIDAYA TEMBAKAU DI DESA TUKSARI
Teknik dan tahapan dalam budidaya tanaman tembakau di Desa
Tuksari, hampir sama dengan teknik budidaya tanaman tembakau pada
umumnya di Indonesia. Teknik budidaya tembakau di Desa Tuksari secara
garis besar adalah; pembibitan, pengolahan tanah, penanaman,
pemeliharaan, pemberantasan hama dan penyakit, panen dan pasar panen
dan pengolahan hasil.
A. Pembibitan
Pengadaan bibit tanaman tembakau merupakan salah satu
kegiatan awal di dalam budidaya tanaman tembakau. Terdapat dua cara
pengadaan bibit tanaman, yang pertama adalah dengan cara membeli
bibit yang telah siap ditanam, sedangkan kedua dengan jalan
penangkaran. Bagi sebagian besar petani di Desa Tuksari pengadaan
bibit tanaman tembakau dilakukan dengan jalan membeli bibit jadi
dengan harga berkisar Rp.7,O sampai Rp. 10,OO per batang (harga tahun
1996), dengan pertimbangan utama adalah faktor kepraktisan.
Sebagai bahan perbandingan, untuk rencana tanaman 10.000
batang, bila membeli bibit yang telah jadi diperlukan paling tidak
12.000 bibit, dimana kelebihan sebanyak 2.000 bibit sebagai cadangan
jika terdapat kerusakan bibit. Harga 12.000 bibit sebesar Rp. 84.000,-
http://www.mb.ipb.ac.id
(dengan asumsi harga bibit Rp.7,OO per batang). Sedangkan bila
menangkar sendiri hanya memerlukan biaya b a n g lebih Rp. 30.000,-.
1. Teknologi dan Kegiatan Pengadaan Bibit Tembakau
Bila pengadaan bibit dilakukan dengan jalan menangkar,
teknologi serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut;
a. Pengadaan Benih Tembakau
Benih tembakau dapat dibeli atau diambil dari tanaman
sendiri. Langkah-langkah yang dilakukan bila benih diambil dari
tanaman sendiri:
Pilih tanaman yang sehat pada saat awal bunga mekar.
Kerudungi bunga dari tanaman terpilih dengan kantong
plastik untuk menglundari proses penyllangan.
Potonghuang tandan bunga sulang agar lebih memperbaiki
pertumbuhan bunga utama.
Apabila butir-butir buah dari bunga utama telah berwarna
cokelat, tandan dipotong.
Jemur tandan buah pada tempat plastik dan diratakan agar
lebih cepat kering.
Rontokkan tandan buah sehingga butir-butir buah terkumpul.
Butir-butir buah ditampi sambil ditiup agar butir-butir buah
yang kosong (tidak baik) terbuang dan tersisa butir-butir
buah yang baik.
http://www.mb.ipb.ac.id
. Simpan butir-butir buah sebagai benih dalam kaleng dan
sebaiknya dilapisi dengan kertas, hindari tempat
penyimpanan yang lembab.
b. Penyemaian
Langkah-langkah dalam melakukan penyemaian adalah sebagai
berikut:
. Pilih lokasi tanah yang subur yang banyak memperoleh sinar
matahari serta diusahakan agar diselcitar lokasi bersih dari
tanaman pengganggu.
. Gemburkan tanah.
Apabila diperlukan, untuk mencegah serangan hama dan
penyakit pada bibit, tanah didesinfeksi dengan larutan terusi
2% dengan jalan disemprotkan.
Biarkan tanah selama h a n g lebih 3-7 hari.
. Buat bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm, panjang
disesuaikan dengan kebutuhan, bedengan membujur ke arah
utara-selatan.
Untuk bedengan seluar 5 mZ diberi pupuk kandang yang
telah jadi 1-2 kaleng (20 liter). Tambahkan pupuk ZA 175
gram dan DS 350 gam.
. Buatkan pelindung yang bisa dibuka dan ditutup dengan
bahan blaraklanyaman daun kelapa kering atau alang-alang,
http://www.mb.ipb.ac.id
41
jerami kering. Tinggi tiang sisi barat kurang lebih 0,80 m dan
tin@ tiang sisi timur kurang lebih 1,2 m. Tiang sisi timur
lebih tinggi dimaksudkan agar s i w matahari pagi lebih
bauyak masuk dan sinar matahari sore terhambat masuk ke
persemaian. (Periksa Gambar 6). Penyebaran benih
dilakukan setelah 5 hari sejak pemberian pupuk. Ushakan
agar penyebaran benih merata, untuk itu dapat ditempuh
dengan dua cara. Pertama, benih dicampurkan dengan air
secara merata, baru kemudian disiramkan pada lahan
persemaian dengan menggunakan gembor, Kedua, dilakukan
dengan cara mencampur benih dengan abu kering dan pasir
halus secara merata, baru kemudian disebarkan di atas lahan
persemaian. Setelah benih disebar ditutup dengan tanah dan
jerami.
Bedeng disiram, pada awal persemaian penyiraman
dilalrukan pada pagi dan sore, secara berangsur penyiraman
dikurangi. Dalam hal ini yang penting lahan tetap lembab.
. Setelah h a n g lebih 7 hwi biasanya bibit mulai tumbuh
menjadi kecambah.
. Sejak kecambah berumur 115 hari, atap dibuka sedikit demi
sedikit secara berangsur sampai kira-kira bibit b e m u r 35
hati.
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 6. Model Bedengan Pembenihan
http://www.mb.ipb.ac.id
Bila bibit tumbuh tidak merata atau terlalu banyak
(bergerombol), dilakukan penjarangan dengan cara mencabut
bibit yang tidak ba& usahakan bibit yang tertinggal
merupakan bibit yang sehat dan seragam.
. Pada umur antara 45 hari, bibit telah siap dipindahkan pada
lahan tanaman.
c. Penyemprotan Pestisida
Salah satu hama yang sering merusak persemaian bibit yaitu
kutu dengan wama putih (kutu putih). Untuk itu perlu
dilakukan penyemprotan dengan pestisida. Dalam hal ini
yang perlu diketahui yaitu agar selama 3 hari sejak
penyemprotan pestisida tidak dilakukan penyiraman, oleh
sebab itu penyiraman sebelurn penyemprotan pestisida agar
lebih diperbanyak.
d. Pencabutan Bibit
Pencabutan bibit dilakukan sebelum bibit ditanam pada lahan
tanam yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah
yang dilakukan sebagai berikut:
. Periksa bahwa bibit telah cukup tua dengan jalan menekuk
batang bibit, bila batang masih cukup lentur (tidak getas)
berarti bibit cukup tua. Atau secara praktis bila umur bibit
h a n g lebih 45 hari, maka bibit dinilai telah cukup tua.
http://www.mb.ipb.ac.id
. Siram lahan bibit sebelum dilakukan pencabutan agar tanah
gembur dan bibit mudah dicabut.
. Siapkan tempat/wadah bibit yang telah dicabut, bisa berupa
pelepah pisang atau daun pisang, daun talas, juga keranjang
pengangkut.
Pencabutan bibit dilakukan pagi hari dengan cara memegang
dam-daun tertua, dan pencabutan dilakukan kearah atas
secara tegak lurus dan berhati-hati agar bibit tidak patah.
Sisakan bibit yang masih relatif muda mtuk cadangan
penyulaman.
Bibit yang telah dicabut dibungkus tiap-tiap 25-50 batang
dengan pelepah atau daun pisang yang telah disiapkan,
kemudian diikat.
Sebelum bibit ditanam, h a s ditempatkan pada tempat yang
terlindung/teduh agar tidak l a d e r i n g .
2. Pengadaan Bibit dengan Jalan Membeli
Pengadaan bibit dengan jalan membeli bibit jadi memerlukan
kehati-hatian, mengingat ketidakjelasan asal usulnya.
Dikalangan petani tembakau Desa Tukasari, dikenal dua
varietas yaitu varietas Gober KemlokoIGenjah Kemloko dan Gober
SitiengIGenjah Sitieng. Kedua nama varietas tersebut berdasarkan
asal bibit diproduksi. Varietas Gober Kemloko berasal dari Desa
http://www.mb.ipb.ac.id
Kemloko di Temanggung, sedangkan Gober Sitieng berasal dari
daerah Sitieng di Kabupaten Wonosobo (daerah dataran tinggi
Dieng).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membeli bibit:
Harus mengetahui jenis dan asal usul bibit.
. Bibit harus sehat (belum layu).
Bibit hams relatif seragam.
Jumlah bibit yang dibeli 20% lebih banyak dari kebutuhan tanam,
kelebihan 20% digunakan sebagai cadangan penyulaman.
B. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pada lahan tegal umumnya dilakukan petani
pada bulan Pebmari dan Maret dimana curah hujan sudah mulai
berkurang. Pengolahan tanah dilakukan pada bulan Pebruari dan Maret
apabila petani sebelumnya tidak menanam tanaman lain. Apabila petani
menanam tanaman lain seperti bawang dan atau jagung, maka
pengolahan tanah untuk tujuan tanaman tembakau sekaligus dilakukan
pada menjelang menanam tanaman lain.
Teknologi pengolahan yang dibahas lebih lanjut diasumsikan
lahan hanya dipersiapkan bagi tanaman tembakau. Secara garis besar
urutan pengolahan tanah adalah; perbaikan terasering, pencangkulan,
pembuatan lubang tanam dan pemupukan dasar.
http://www.mb.ipb.ac.id
1. Perbaikan Terasering
Perbaikan terasering merupakan kegiatan awal dalam
pengolahan tanah. Setelah panen biasanya terasering rusak, bentuk
kerusakan terasering yang mum terjadi adalah longsomya susunan
batu-batu penyangga. Perbaikan yang dilakukan adalah menyusun
kembali batu-batu sebagai penyangga terasering, hal tersebut hams
dilakukan mengingat beberapa alasan antara lain;
Batu-batu merupakan penyangga yang kuat mengingat
kemiringan tanah.
. Disamping sebagai batas tanah dan sekaligus jalan, terasering
yang kuat dimaksudkan untuk menahan longsomya tanah sebagai
akibat erosi.
2. Pencangkulan
Di dalam kegiatan pencangkulan terdapat 3 hal penting yaitu;
membersihkan lahan dari tanaman pemsaklgulma, menggemburkan
tanah dan mengendalikan erosi.
a. Kegiatan pencangkulan
Pencangkulan dilakukan sekaligus membersihkan tanaman
perusak/gulma. Hal yang terpenting dalam pencangkulan yaitu
pembalikan tanah dan penggemburan tanah.
http://www.mb.ipb.ac.id
Setelah tanah bersih dan gembur, selanjutnya dibuat guludan
(istilah setempat disebut nglarik). Dalam pembuatan guludan ini
telah mempertimbangkan aspek pengendalian airlerosi.
b. Pembuatan Guludan
Teknik pembuatan guludan dalam istilah setempat disebut
nyabuk gunung, yaitu pembuatan guludan dengan lajur
melengkung kedalam kearah tanah yang lebih tinggi ikearah
puncak gunung.
c. Pengendalian AirErosi
Teknik pengendalian airlerosi sangat tergantung kemiringan
tanah. Apabila kemiringan tanah dibawah 30 derajat, maka
guludan dan saluran penahan air (saluran erosi) posisinya tegak
lurus dengan tanah yang lebih tinggdpuncak gunung. Sedangkan
bila kemiringan tanah di atas 30 derajat, guludan dan saluran
penahan air (saluran erosi) posisinya tidak tegak lurus dengan
tanah yang lebih tinggilpuncak gunung, melainkan agak miring
dengan tujuan menghambat aliran airlerosi (Gambar 7).
3. Pembuatan Lubang Pupuk
Setelah guludan selesai, langkah selanjutnya adalah pembuatan
lubang pupuk. Teknik pembuatan lubang pupuk sebagai berikut;
lubang dibuat dengan sekali cangkul sedalam kurang lebih 15-20 cm.
http://www.mb.ipb.ac.id
Oambar 7. Sistem Pengaturan Air dan Pembuatm '~uludan, Uniuk Tanah Dengan Kemiringan Sampai Dengan 30" (atas), Untuk Tanah dengan Kemiringan di Atas 30' pawah).
I
http://www.mb.ipb.ac.id
49
dengan lebar antara 25 cmZ. Jarak antara lubang 50 cm. x 80 cm,
jarak lubang 80 cm searah dengan kemiringan tanah.
4. Pemupukan Dasar
Pada umumnya petani di Desa Tuksari memberi pupuk
kandangllemi sebagai pupuk dasar. Jumlah pemberian pupuk
kandang tiap lubang sebanyak satu cawuk (2 telapak tangan) atau
setara dengan h a n g lebih 1,5 liter.
Namun demikian dalam kasus dimana tanahnya keras dan
kelembabannya rendah, sebelum diberi pupuk kandang, dibawahnya
diberi pupuk urea terlebih dahulu sebanyak satu sendok makan.
Tujuan dari pemberian pupuk urea yaitu untuk menggemburkan
tanah, merangsang pertumbuhan akar. Pada kenyataanya di lapangan
jarang sekali petani memberikan pupuk urea sebagai dasar, sebagian
besar petani hanya menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk
dasar.
Setelah lubang diberi pupuk, ditutup kembali dengan tanah.
hal tersebut terutama untuk menghindari agar pupuk tidak hanyut
oleh air hujan.
C. Penanaman
Pada umumnya penanaman tembakau pada lahan tegdgunung
dilakukan pada bulan April atau bahkan ada yang dimulai akhir bulam
Maret. Semakin tinggi lokasi lahan, waktu mulai tanam makin awal.
http://www.mb.ipb.ac.id
Dibandingkan dengan lahan sawah, penanaman tembakau pada lahan
tegdgunung lebih cepat satu bulan, hal tersebut disebabkan karena
pengaruh dam, umur tanaman tembakau pada lahan tegdgunung lebih
lama dibanding tembakau pada lahan sawah. Dengan selisih waktu
tanam tersebut, maka pada saat panen antara tembakau yang ditanam
pada lahan tegdgunmg dan pada lahan sawah bersamaan waktunya.
Di dalam budidaya tembakay tembakau Temanggung sering pula
disebut tembakau kering, yaitu tembakau yang ditanam pada akhir
m u s k hujan dan pada musim kering.
Teknik dan kegiatan penanaman tembakau sebagai berikut;
1. Dibuat lubang tanam pada lokasi pupuk dasar dengan menggunakan
ponjo sedalam 7 cm. Ponjo adalah alat pembuat lubang tanam
berbentuk tongkathggis, biasanya terbuat dari kayu dengan ujung
besi berbentuk runcing.
2 Bibit yang ditanam dipilih bibit yang sehat, jika dam terlalu banyak
dilakukan pemotongan dam yang terlalu lebar terutama dam
bawah.
3. Setelah bibit ditanam, tanah dipadatkan bisa dengan ibu jari kaki
atau dengan tangan agar posisi tanaman menjadi h a t .
4 Pada hari ke 7 biasanya tanaman telah menunjukkan tanda hidup
(nghlir), apabila terdapat yang mati, segera dilakukan
penyulamanlpenggantian bibit yang baru.
http://www.mb.ipb.ac.id
51
D. Pemeliharaan
Tinggi rendahnya nilai jual tembakau sangat ditentukan oleh
kualitas tembakau itu sendiri. Sedangkan kualitas tembakau sangat
ditentukan oleh kualitas daunnya, oleh sebab itu mtuk memperoleh
kualitas dam yang baik sangat dipengaruhi oleh pemeliharaan terhadap
tanaman.
Faktor yang sangat penting di dalam pemeliharaan tanaman
tembakau yaitu; pemupukan, penyiangan dan pemangkasan.
Teknik dan kegiatan dalam pemeliharaan tanaman tembakau
meliputi:
1. Pemupukan
Pemupukan dalam pemeliharaan atau sering disebut pemupukan
lanjutan I, dilakukan pada saat tanaman benunur antara 20-25 hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan lanjutan I;
. Pupuk yang digunakan pada umumnya adalah pupuk urea,
dengan takaran satu sendok makan tiap tanaman.
. Pupuk urea ditanam berjarak 10 cm di sisi tanaman, hal ini agar
pada saat penyiangan tidak mengalami kesulitan.
Dalam hal pemupukan, beberapa petani menggunakan pupuk
ZA, namun demikian sebagian besar petani di Desa Tuksari
menggunakan pupuk urea.
http://www.mb.ipb.ac.id
52
Pemupukan lanjutan 11, dilakukan pada saat tanaman berumur
45-60 hari, dengan cara yang sama dengan pemupukan lanjutan I.
2. Penyiangdpendangiran
Penyiangdpendangiran adalah kegiatan untuk membersihkan
tanamadahan dari tumbuhan penganggu (misalnya rumput liar) dan
penggemburan tanah agar memudahkan oksigen masuk ke dalam
tanah. Penyiangdpendangiran dilakukan setelah 2-5 hari
pemupukan lanjutan I.
Teknik dan kegiatan penyiangdpendangiran:
Tanah diantara tanaman dipacul dm digemburkan dengan hati-
hati agar tidak merusak akar tanaman.
Tumbuhan pengganggu dicabutkljhilangkan.
Tanah yang telah gembur dan bersih dari tumbuhan pengganggu
dibubunkan (ditinggikan ke arah batang tanaman) dengan tujuan
memberi media tumbuh dan sekaligus melindungi akar dan
memperkuat posisi batang tanaman.
Penyiangdpendangiran seperti tersebut di atas dilakukan
kembali pada saat tanaman berumur 45-60 hari, setelah sebelumnya
dilakukan pemupukan lanjutan 11.
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Pemangkasan Tanaman
Pemangkasan pada tanaman terdiri dari dua macam yaitu
pemangkasan bunga (topping), istilah setempat disebut munggel dan
pemangkasan tunas (suckering), istilah setempat disebut mritil.
Pada prinsipnya pemangkasan baik daun maupun tunas
dilakukan agar zat hara tidak tersedot untuk pembentukan bunga
maupun tunas dam. Pada tanaman tembakau pembentukan bunga
secara dominan menyedot zat hara, sedangkan penggunaan zat hara
untuk pembentukan tunas daun berarti zat hara terbuang percuma
karena daun dari tunas tidak digunakan sebagai tembakau. Dengan
pemangkasan tersebut zat hara lebih terarah guna mempertebal dan
melebarkan dam.
Tanaman yang telah berumur 70-80 hari biasanya bertepatan
dengan pertengahan bulan Juni sampai dengan pertengahan bulan
Juli kondisinya sebagai berikut:
Tanaman telah cukup tua, produksi daun telah maksimal. Rata-
rata terdapat antara 18-25 helai dam tiap batang tanaman.
Tanaman telah berbunga secara merata, sebagian bunga mulai
berkembang.
Pada tiap batang tanaman biasanya terdapat 2-4 daun teratas
yang ukurannya tidak normal dibanding daun dibawahnya (lebih
http://www.mb.ipb.ac.id
54
kecil). Daun tersebut dalam prakteknya menjadi acuan dalam
melakukan pemangkasan bunga.
Tehik dan kegiatan pemangkasan tanaman.
a. Pemangkasan bunga/MunggeVTopping
Terdapat dua cara pemangkasan bunga yaitu:
Pemangkasan Atas
Pada kondisi tanah tertentu (berdasarkan pengalaman), daun
tembakau terlalu cepat menguning. Untuk memperlambat
proses menguning tersebut pemangkasan tangkai bunga
dilakukan dengan menyisakan 2-3 daun yang tidak normal.
Pemangkasan Bawah
Pada kondisi tanah tertentu, dam tembakau terlalu tebal dan
mudah patah (getas). Untuk mengurangi ketebalan dan
sekaligus agar daun lebih lemas maka pemangkasan tangkai
bunga menyertakan seluruh daun yang tidak normal sehingga
yang tersisa hanya daun yang normal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan bunga;
Pemangkasan bunga sudah selesai saat panen (Agustus) minus
15 hari.
Pemangkasan bunga dilakukan bila 10-20% bunga telah
berkembang.
http://www.mb.ipb.ac.id
55
Pemangkasan dam dilakukan dengan tangan secara hati-hati
agar tidak merusak batang dan daun lainnya.
b. Pemangkasan Tunas
Pemangkasan bunga yang telah dilakukan akan segera
merangsang tumbuhnya tunas daun setelah 5 hari, tunas tersebut
biasanya tumbuh pada ketiak dam. Mengingat tunas tersebut tidak
berguna maka harus dipangkas.
Teknik dan kegiatan pemangkasan tunas daun:
Petik tunas dam yang tumbuh, lakukan pemangkasan
selanjutnya tiap 5 hari sekali. Biasanya sampai dengan saat
panen, pemangkasan tunas maksimal dilakukan tiga kali.
Pemangkasan tunas dilakukan dengan tangan.
Usahakan agar pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar
tidak merusak batang dan daun.
4. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Salah satu aspek penting dalam pemeliharaan adalah
penyemprotan dan pemberantasan hama dan penyakit. Kegiatan
pemberantasan hama dan penyakit bersifat kasuistik, artinya kegiatan
dilakukan bila terjadi serangan hama dan penyakit.
Beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang
tanaman tembakau;
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Penyakit Tanaman Tembakau.
b. Hama Tanaman Tembakau
Cara mengatasi
- Dilakukan fimgisida dengan
Manzate
- Pemberian kapur phosphat
NamafJenis
Penyakit
Jamur
Bagian yang diserang
Akar, batang, daun
NamaIJenis Penyakit
Uret
Udek-Udek
Cacing
Kroto
Bagiau yang diserang
Akar
Cara mengatasi
Disemprot dengan
furadan
Ulat batang
(ulat klamat)
Batang Disemprot denan dursban
Janggel
Belalang
Kutu Loncat
Daun Disemprot dengan
dursban, antio,
diazinon
Pembersihan lahau
dan terasering secara
teratur
http://www.mb.ipb.ac.id
E. Panen Dan Pasca Panen
Tanaman tembakau yang telah berumur 4 bulan telah siap di
panen. Secara fisik daun tembakau yang telah matang memiliki tanda-
tanda sebagai berikut:
Warna daun berubah dari hijau menjadi hijau kekuning-kuningan,
terutama pada sekitar tulang daun dan tepi dam.
Pucuk daun melengkung ke bawah.
Permukaan dam tidak rata.
Kematangan daun tidak terjadi secara serempak pada suatu batang
tanaman, melainkan dimulai dari dam terbawah berangsur-angsur ke
dam diatasnya.
Daun tembakau pada tiap tanaman dapat diklasifikasikan sebagai
berikut;
1-2 helai daun terbawah disebut daun bawah (istilah setempat
disebut rewosan).
Daun ke 3-14 disebut daun tengah (istilah setempat daun tengahan).
Daun ke 15 ke atas disebut daun atas (istilah setempat daun
protolan).
Daun paling bawah adalah daun berkualitas terendah, semakin ke
atas kealitas daun semakin baik (Gambar 8).
http://www.mb.ipb.ac.id
D a u n t e n g n h ( t e n g a h a n )
-
4 D a u n b a w a h
( r e w o s a n )
Gambar 8. K l a s f i s i Daun Tembakau
http://www.mb.ipb.ac.id
59
1. Persiapan Panen Dan Pasca Panen
Sebelum panen dilakukan, perlu dipersiapkan sarananya lebih
dahulu sekaligus persiapan pengolahan hasil.
Persiapan-persiapan yang diperlukan;
a. Perbaikan dan penyiapan tempat fermentasi
Tempatilokasi fermentasi bisa menjadi satu dengan tempat
pegolahan hasil
Pemilihan tempat fermentasi, biasanya apabila menjadi satu
ruang dengan lokasi pengolahan, maka tempat fermentasi
berada pada salah satu sisi ruang.
b. Sarana yang diperlukan;
Rak-rak fermentasi, bisa dibuat dari kayu atau bambu.
Alas yang terbuat dari anyaman bambu (kepang). (Gambar 9)
2. PanedPemetikan Daun (Priming)
Teknik panenlpemetikan daun sebagai berikut:
a. Pemetikan dilakukan antara jam 10.00 - 13.00 dimana daun sudah
tidak basah oleh embun.
b. Tiap kali pemetikan dilakukan berselang waktunya serta dimulai
dari daun terbawah.
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 9. Model Rak Pelayuan Daun (Fermentasi).
http://www.mb.ipb.ac.id
Skedul pemetikan pada tiap tanaman:
Yang perlu mendapat perhatian dalam panenlpemetikan dam
adalah saat (timing), saat pemetikan disamping memperhatikan umur
tanaman juga harus disesuaikan dengan saat pabrik rokok melakukan
pembelian, apabiia saat penjualan hasil sesuai dengan saat pabrik rokok
membeli tembakau dimuugkinkan memperoleh harga terba&, karena
jika penjualan dilakukan sebelum atau sesudah saat pembelian harga
dapat turun/lebih rendah. Dalam ha1 ini pabrik telah menentukan
periode hari pembelian untuk tembakau dengan kualitas tertentu.
3. Pasca Panen
Kegiatan di dalam pasca panen meliputi aktifitas penanganan daun
tembakau sebelum diolah menjadi tembakau, aktifitas yang utama
bertujuan untuk melayukan daun tembakaul pemeramanl fermentasil
ageing (ngeyem).
http://www.mb.ipb.ac.id
Teknik dan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Penggulungan (ngllnting)
Daun tembakau yang telah dipetik digulung dengan jumlah
daun antara 10-15 lembar tiap gulungan. Teknik penggulungan daun
sebagai berikut; dipilih satu daun yang terlebar sebagai gulungan
terluar, sisa daun lainnya secara berjajar ditumpuk, kemudian
digulung dengan daun terlebar secara melintang.
b. Pemeraman (ngimbu)
Gulmgan-gdungan daun kemudian ditata pada rak-rak yang
telah dipersiapkan. Posisi penataan gulungan agak rebah dengan
pangkal daun berada pada posisi di bawah.
c. Penutupan
Gulungan-gulungan yang teIah tertata ditutup dengan daun
pisang dan tidak terlalu rapat agar tidak terlalu panas. Pada hari
ketiga atau ke empat, biasanya warna daun berubah menjadi kuning
kecoklat-coklatan secara merata dan siap diolah menjadi tembakau.
Hal-hal yang palu diperhatikan dalam penggulungan dam;
Tangkai dam yang terlalu besar agar dipertipis dengan cara
menyayat, mengingat bila tangkai daun yang terlalu besar tidak
disayat setelah diolah sulit kering sehingga mengganggu warna
daun secara keseluruhan.
http://www.mb.ipb.ac.id
63
Rak-rak tempat pemeraman diusahakan bersih dari benda-benda
lain, terutama bahan-bahan kimia untuk menghmdari
pencemaran.
F. Pengolahan Hasil Panen
Kegiatan utama dalam pengolahan hasil adalah merajang daun
tembakau menjadi tembakau. Pengolahan hasil merupakan tahap akhir
dari budidaya tembakau, kualitas tembakau yang telah diupayakan sejak
pemilihan bibit masih sangat ditentukan oleh proses pengolahannya.
Oleh sebab itu terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian di
dalam pengolahan hasil antara lain,
Pengelolaan waktu, W t a s tembakau akan menjadi baik bila
kering dalam sehari, maka diusahakan agar hasil rajangan daun
telah siap dijemur selambat-lambatnya pada jam 07.00. Oleh sebab
itu saat awal perajangan hams disesuaikan dengan waktu
penjemuran. Biasanya perajangan berlangsung antara jam 00.00
sampai jam 06.00.
Persiapan sarana pengolahan, mengingat pengolahan hasil bersifat
kontinyu dan berpacu dengan waktu, maka persiapan sarana
pengolahan harus menjadi perhatian tersendiri sebelum pengolahan
hasil dimulai.
http://www.mb.ipb.ac.id
1. Persiapan Pengolahan Hasil
Hal-hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum
kegiatan pengolahan hasil dimulai;
Alat rajang telah dipersiapkan, terutama pisau rajang (gobang)
hams betul-betul tajam.
Rigen (alat jemur yang terbuat dari anyaman bambu) telah
dibersihkan dan tersedia dalam jumlah cukup sesuai dengan
banyaknya daun yang akan dirajang.
Tempat dan sarana penjemuran telah dipersiapkan. Sarana
penjemuran berupa bambu-bambu yang dibuat sedemikian rupa
@langgrangan) pada lahan penjemuran dimana rigen yang telah
berisi rajangan dam ditempatkan (Gambar 10).
Keranjang sebagai tempatlwadah tembakau yang telah
keringjadi.
2. Proses Perajangan
Teknik dan kegiatan dalam proses perajangan sebagai berikut;
Gulungan-gulungan tembakau yang telah menguning secara
merata dikumpulkan dan disiapkan lebih dahulu.
Tiap alat perajang diisi dua gulungan daun secara bertumpuk.
Perajangan dilakukan dengan teknik dan ukuran rajangan khas
tembakau Temanggung.
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 10. Model Jemuran (Planggrangan)
http://www.mb.ipb.ac.id
66
Hal penting yang harus diperhatikan antara lain, bahwa
setiap kali perajangan jumlah daun yang dirajang diperkirakan
menjadi kelipatan penuh satu keranjang. Mengingat setiap kali
perajangan akan menghasikan tembakau yang berbeda baik warna,
maupun aroma (berdasarkan perbedaan urutan daun), maka bila
terjadi sisa tembakau yang tidak tertampung dalam keranjang, maka
sisa tembakau tersebut tidak dapat dicampur dengan tembakau hasil
perajangan berikutnya.
3. Proses Penganjangan
Proses penganjangan adalah menyusun tembakau yang telah
dirajang ke atas rigen sehingga siap untuk di jemur. Teknik
menganjang sebagai berikut;
Tembakau yang telah dirajang dari beberapa perajang
dikumpulkan dan dicampur (diawul-awul) agar merata.
Tembakau rajangan yang telah tercampur merata ditata di atas
rigen. Dalam menata rajangan dam diupayakan agar helai-helai
rajangan melajw dan berjajar searah (tidak malang melintang).
Selain itu diupayakan tatanan rajangan daun tidak terlalu tebal
sehingga helai rajangan yang dibawahpun terkena sinar matahari,
ketebalan tatanan biasanya sekitar 2 cm.
http://www.mb.ipb.ac.id
Hal lain yang secara teknis tidak ada dalam proses
penganjangan, tetapi dilakukan oleh petani di desa Tuksari
khususnya dan petani di Temmggung umumnya, yaitu menambah
rajangan daun dengan gula pasir pada saat pedcampwan (diawul-
awul). Terdapat dua alasan mengapa rajangan daun dicampur dengan
gula yaitu; Pertama, alasan teknis; pencampwan dengan gula
dimaksudkan agar menambah kadar gula dan tembakau yang
dihasilkan lentur (tidak mudah patahlrontok). Kedua alasan bisnis;
pencampwan gula sebagai kompensasilpenggantian berat tembakau
yang berkurang karena penetapan rafaksi oleh pembeli sekitar 20%
dan comotan oleh pedagang perantara (gaok) yag bisa mencapai rata-
rata 1 kilogram tiap comotan.
Perihal kadar gula pada tembakau, Tabel 4 menunjukkan
kadar gula dari berbagai jenis tembakau rajangan.
Tabel 4. Kadar gula beberapa jenis tembakau rajangan.
Sumber : Tim Penulis PS dalam Pembudidayaan, Pengolahan,
dan Pemasaran Tembakau (1996).
http://www.mb.ipb.ac.id
68
Terdapat dua teknik penambahan gula yang dilakukan.
Pertama, penambahan gula kering, gula kering halus disebarkan
secara merata pada daun yang telah dirajang dan diratakan dengan
cara dicampw (diawul-awul). Kedua, penambahan gula basah, gula
dilarutkkan kedalam air panas dan diaduk sampai gula larut
seluruhnya, larutan gula ini dicampurkan pada rajangan daun dengan
cara disiramkm secara merata begitu saja, atau disemprotkan dengan
menggunakan hand-sprayer. Jurnlah gula yang dicampurkan pada
daun tembakau berkisar antara 5 kilogram untuk tiap keranjang
tembakau jadi atau setara dengan 300-350 kilogram dam.
G, Penjemuran
Tujuan dari penjemuran adalah mengeringkan daun tembakau
yang telah dirajang menjadi tembakau rajangan keringlsiap jual.
Beberapa hal penting di dalam penjemuran antara lain,
Pengeringan h m s dicapai dalam satu hari, jika tembakau tidak
kering dalam satu hari, maka kualitas tidak baik karena wama
tembakau tidak cerah.
Lokasi penjemuran harus cukup menampung seluruh rajangan dam.
http://www.mb.ipb.ac.id
Teknik penjemuran sebagai berikut;
Rigen ditata pada planggrangan, diusahakan sepagi mungkin
bersamaan dengan adanya sinar matahari.
Pada h a - h a jam 11.00 dilakukan pembalikan agar pengeringan
merata.
Apabila tembakau dinilai telah kering, diambil dan rigen ditumpuk
pada tempat yang teduh.
Pada sore hari setelah tidak ada sinar matahari, tembakau yang
masih dalam rigen diembun-embunkan. tujuan pengembunan adalah
agar tembakau tidak mudah patarontok tetapi lentur.
Tahap terakhir adalah penggulungan tembakau menjadi sebesar
kurang lebih 2 kilogram tiap gulungan. Tujuan pengylungan yaitu
agar memudahkan peranjangan dan agar rigen dapat dipakai lagi
untuk penjemuran selanjutnya.
H. Peranjangan
Peranjangan adalah kegiatan menempatkan tembakau ke dalam
keranjang, cara peranjangan sebagai berikut;
Tembakau yang telah digulung dimasukkan sedikit demi sedikit ke
dalam keranjang.
Sambil menumpuk gulungan tembakau sesekali dilakukan
pemadatan, dengan cara menekan menggunakan tangan.
http://www.mb.ipb.ac.id
70
Setelah dianggap cukup, penutup dari pelepah kering yang sekaligus
menjadi alas keranjang ditangkupkan satu per satu, selanjutnya pada
bagian atas ditancapkan sujen yang b e k g s i seperti paku.
Berat satu keranjang tembakau berkisar antara 35-60 kilogram.
Untuk tembakau yang berasal dari daun bagian bawah biasanya tiap
keranjang berisi 35 kilogram. Tiap keranjang semakin lebih berat
dengan semakin tingginya daun yang dipetik hingga mencapai 60
kilogram tiap keranjang mtuk daun tembakau pucuklatas.
I. Pengadaan Dan Pengelolaan Pupuk Kandaug
Pengadaan dan pengelolaan pupuk kandang dibahas pada sub
bab tersendiri pada Bab Teknik Budidaya Tembakau. Hal tersebut
disebabkan meskipun penggunaan pupuk pada kegiatan budidaya (sejak
bulan Pebruari), namun pengadaan dan pengolahannya dilakukan
sebelum kegiatan budidaya dilakukan. Petani tembakau di Desa Tuksari
khususnya membeli pupuk kandang (dikenal dengan nama lemi) setelah
musim panen selesai yaitu pada bulan Oktober dan November.
Pupuk kandang bagi petani tembakau merupakan sarana
produksi yang sangat penting, karena tanpa menggunakan pupuk
kandang tanaman tembakau turnbuh kerdil, daun kecil-kecil, pendek,
jumlah daun sedikit. Keadaan tersebut menurut penuturan beberapa
http://www.mb.ipb.ac.id
71
petani maupun beberapa pihak disebabkan kondisi tanah yang sudah
tidak sehat sebagai akibat eksploitasi secara terns-menerus.
Jwnlah penggunaan pupuk kandang untuk lahan dengan luas 1
hektar bervariasi antara 5-8 truk (1 truk = 3,5 meter kubik) tergantung
pada kemampuan keuangan petani. Pada umumnya petani lebih senang
menggunakan pupuk kandang dengan jumlah yang banyak, karena
terbukti dengan menggunakan pupuk lebih banyak, tanaman akan
tumbuh subur sehingga hasil tembakau yang diperoleh lebih banyak.
Sampai saat ini menurut keterangan beberapa warga belum ada patokan
berapa penggunaan pupuk kandang yang optimal untuk 1 hektar lahan,
penelitian untuk itu pun belum ada.
Ditinjau dari sisi biaya produksi, besarnya biaya pengadaan
pupuk kandang berada pada urutan kedua setelah biaya tenaga kerja.
Dengan asumsi setiap 1 hektar lahan menggunakan harga tahun 1996
maka biaya pengadaan pupuk sebesar:
Harga pupuk (6 x Rp. 150.000) = Rp. 900.000
Biaya pengolahan (6 x Rp 15.000) = Rp. 90.000
Biaya angkut ke lahan (6 x Rp. 25.000) = Rp. 150.000
Jumlah = Rp. 1.140.000
http://www.mb.ipb.ac.id
72
Diperkirakan hampir 90 persen pupuk kandang berasal dari
luar Kabupaten Temanggung, daerah asal pupuk kandang antara lain;
Kabupaten Wonosobo, Boyolali, Magelang. Meiihat lokasi asal pupuk
kandang, mahalnya harga pupuk tersebut disebabkan oleh biaya
transportasi
Teknik pengelolaan pupuk kandang;
Pupuk kandang ditampung pada ternpathangunan sederhana yang
beratap, berventilasi c&p.
Penimbunan pupuk dengan ketinggian 1 meter.
Timbunan dilakukan pembalikan tiap 1 minggu sebanyak 2 kali.
Setelah matang (terkomposasi), pupuk di sortir. Penyortiran
meliputi kegiatan pembuangan kotorantsampah yang tidak berguna,
sekaligus digemburkan.
Menjelang digunakan, pupuk diangkut dan dipindah ke lokasi lahan.
http://www.mb.ipb.ac.id
VII. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Untuk memudahkan dalam menggambarkan penentuan biaya
produksi, di dalam analisa data dan pembahasan dikelompoklcan menjadi
t ie tahapan yang meliputi; identi.fikasi biaya produksi tanaman tembakau,
analisa terhadap data yang dikumpulkan serta penentuan besarnya biaya
produksi.
A. Identitlkasi Biaya Produksi Tanaman Tembakau
Guna memberikan gambaran yang runtut terhadap biaya pmduksi,
identifikasi biaya produksinya disesuaikan dengan urutan W t a s dan
pengeluaran biaya. Secara garis besar urutan aktifitas dan pengeluaran biaya
dibagi menjadi lima tahap yaitu;
Persiapan.
Pengolahan Tanah.
Menanam.
Pemeliiaan.
Panen dan Pengolahan Hasil.
Khusus untuk biayalupah tenaga kerja, ditentukan asumsi-asumsi
sebagai berikut;
Upah tenaga kerja per hari termasuk 3 kali makan dengan asumsi dinilai
Rp. 1000,-
http://www.mb.ipb.ac.id
74
Upah tenaga kerja keluarga diasumsikan sama dengan upah tenaga luar
untuk tiap jenis pekerjaan.
Sedangkan secara keseluruhan, data yang dikumpulkan atas dasar
harga-harga tahun 1996.
1. Persiapan.
a. Pengadaan danaluang
Pengadaan danduang merupakan &tas pertama di dalam
tahap persiapan sebelum aktifitas berikutnya dilaksanakan.
Disamping danaluang berasal dari sisa hasil panen, biasanya
petani memperoleh danduang dari meminjam kepada bank maupun
kepada non bank (juragan, dan lain-lainnya). Pinjaman tersebut
biasanya telah dimulai sejak bulan November dan dibayar pada saat
panen yaitu bulan Agustus dan September secara berangsur.
Pinjaman kepada bank, menyebabkan timbulnya biaya pinjaman
berupa bunga dan biaya administrasi bank. Besarnya bunga bank
berkisar antara 18% - 24%, sedangkan besarnya biaya administrasi
berkisar antara 0,5% - 1% dari jumlah pinjaman. Pinjaman kepada
non bank seperti kepada juragan sebagai mana yang dilakukan oleh
sebagian besar petani, menimbulkan biaya bunga yang besarnya
sampai 50% dalam satu periode aWitas budidaya.
http://www.mb.ipb.ac.id
75
Dilihat dari sisi penarikan dana, bahwa dana yang berasal
dari bank biasanya ditarik sekaltgus setelah perjanjian kredit
dilaksanrlkan. Sedangkan pinjaman yang berasal dari juragan,
penarikaunya secara berangsur disesuaikan dengan tahapan aktiftas
budidaya. Penarikan yang berangsur tersebut biasanya diatur oleh
pemberi pinjaman dengan maksud untuk pengendalian
penggunaannya oleh petani.
Bunga pinjaman, bila pinjaman berasal dari bank bunga
dihitung atas dasar besarnya pinjaman, jangka waktu pemakaian
dan tingkat bunga yang berkisar antara 24% di luar biaya propisi
dart administrasi. Sedangkan pinjaman yang berasal dari juragan
biasanya dihitung 50% atas dasar jumlah komulatif pinjamau untuk
jangka waktu pinjaman h a n g lebih 10 bulan.
b. Pengadaan Pupuk Kandang (Pupuk Organik)
Pupuk kandang atau sering disebut lemi, bagi petani di
Temanggung merupakan kebutllhan pokok bag budidaya tanaman
tembakau, ha1 tersebut disebabkan keadaan tanah lahau tanaman
tembakau di Temangguug disinyalir tidak sehat.
Pada umumnya petani mernbeli pupuk kandang pada bulan
Nopember dan Desember bahkan ada yang melakukan pembelian
pupuk kandang pada akhir bulan Oktober. Pembelian pupuk lebih
awal dimaksudkan mempunyai beberapa tujuan antara lain,
http://www.mb.ipb.ac.id
Lebih leluasa memilih kualitas pupuk yang terb& karena
semakin ke belakang kualitas pupuk yang dijual semakin kurang
baik.
Dengan membeli pupuk lebih awal, memberi waktu yang cukup
untuk proses pengolahan serta pematangan pupuk tersebut.
Pengeluaran uang berkaitan dengan pengadaan pupuk kandang
terdiri dari;
Harga beli pupuk.
Biaya pengolahan (biaya tenaga kerja).
Biaya pengangkutan ke lahan tanam (biaya tenaga kerja).
c. Biaya Perbaikan Lahan
Perbaikan lahan merupakan kegiatan untuk memperbaiki
terasering dan saluran air utama yang rusak sebagai akibat aktifitas
panen tembakau sebelumnya. Tujuan perbaikan lahan ini terutarna
untuk mengatasi erosi tanah oleh air hujan. Biaya yang dikeluarkan
pada perbaikan lahan berupa biaya tenaga kerja.
2. Pengolahan Tanah dan Pengadaan Bibit
a. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan kegiatan untuk menyediakan
lahan siap tanam. M t a s pengolahan tanah meliputi kegiatan-
kegiatan;
http://www.mb.ipb.ac.id
Pencangkulan dan pembuatan guludan.
Pemupukan dasar (menggunakan pupuk kandang).
Pembuatan lubang tanam.
Ketiga kegiatan tersebut pada dasarnya dapat dilakukan
secara berurutan waktunya, dan dapat dilakukan oleh sekelompok
tenaga kerja yang sama bagian lahan yang selesai dicangkul pada
saat awal pencangkulan, dalam beberapa hari dapat segera
dilakukan pemupukan dasar. Tanah yang telah diberi pupuk saat
awal beberapa hari setelah selurulmya selesai kemudian setelah
selesai pemupukan dasar seluruhnya selesai dapat langsung
dilakukan pembuatan lubang tanam. Biaya yang dikeluarkan untuk
mengerjakan kegiatan tersebut hanya berupa upah tenaga kerja.
Berkenaan dengan kegiatan pengolahan tanah, maka biaya
tenaga kerja untuk melakukan ketiga kegiatan tersebut dijadikan
menjadi satu kelompok biaya pengolahan tanah.
b. Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit tanaman dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu membeli bibit yang telah siap tanam maupun dengan
jalan menangkar sendiri. Bagi sebagian besar petani tembakau di
Tuksari dalam memperoleh bibit dengan jalan membeli bibit siap
tanam. Dalam membeli bibit jumlahnya dilebihkan sampai 20%
http://www.mb.ipb.ac.id
78
dari kebutuhan jumlah tanamadkapasitas lahan sebagai cadangan
penyulaman.
Biaya untuk kegiatan ini adalah pengeluaran untuk
pembelian bibit.
3. Penanaman
Kegiatan dilakukan pada akti£itas penanaman meliputi;
Menanam bibit.
Penyulaman.
Kegiatan penanaman dan penyulaman memerlukan kehati-
hatian dan kecermatan yang tin@, oleh sebab itu kegiatan tersebut
memerlukan waktu yang agak lama.
a. Menanam Bibit
Bibit yang telah dipersiapkan ditanam pada lubang tanam yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu pada saat pengolahan tanah. Tiap
lubang ditanami berisi satu bibit, tetapi didaerah lain ada yang
menanam dua bibit pada satu lubang tanam. Biaya yang dikeluarkan
pada kegiatan menanam hanya berupa upah tenaga kerja.
b. Penyulaman
Tujuh hari setelah bibit ditanam, biasanya telah dapat
diketahui tanaman yang hidup dan tanaman yang mati. Tanaman
yang mati dicabut dan diganti dengan bibit yang telah dicadangkan,
http://www.mb.ipb.ac.id
79
kegiatan tersebut disebut sebagai penyulaman. Biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan penyulaman hanya berupa upah tenaga
kerja.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman merupakan aktifitas yang dilakukan
setelah penanaman sampai menjelang tanaman siap dipanen. Aktifitas
pemeliharaan sangat mendapat perhatian dari petani, mengingat
tanaman tembakau termasuk tanaman rentan terhadap pengaruh
lingkungan serta hama dan penyakit. Disamping itu tinggi rendahnya
intensitas pemeliharaan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas
maupun jumlah/volume hasil panen.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam W t a s
pemeliharaan meliputi;
Pengadaan pupuk anorganik.
Pemupukan lanjutan I dan II.
Penyiangan, pendankan dan pembubunan.
Pemangkasan tanaman.
Pemberantasan hama dan penyakit dan pengadaan obat-obatan.
a. Pengadaan Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik diperoleh dari toko-toko pertanian, pupuk
anorganik yang digunakan adalah urea dan ZA. Jumlah urea dan ZA
http://www.mb.ipb.ac.id
80
yang dibeli biasanya telah diperhitungkan untuk keperluan dua kali
pemupukan lanjutan (I dan II). Biaya yang diperlukan adalah
pengeluaran untuk pembelian pupuk urea dan ZA.
b. Pemupukan Lanjutan I dan 11
Kegiatan dalam pemupukan lanjutan adalah pemberian pupuk
urea dadatau ZA pada sekitar tanaman. Pemberian pupuk tersebut
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak akar serta
mempertimbangkan telmik penyiangan, pendangiran dan
pembubunan pada kegiatan selanjutnya. Biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan pemupukan lanjutan berupa upah tenaga kerja.
c. Penyiangan, Pendangiran dan Pembubunan
Kegitan penyiangan, pendangiran dan pembubunan dilakukan
dua kali dalam aktifitas pemeliharaan masing-masing setelah
pemupukan lanjutan I dan II. Biaya untuk kegiatan ini hanya berupa
upah tenaga kerja.
d. Pemangkasan Tanaman
Aktifitas pemangkasan tanaman terdiri dari pemetikan bunga
(topping) dan pemetikan tunas (Suckering). Pemetikan bunga
dilakukan hanya sekali, sedangkan pemetikan tunas bisa dua kali.
Tujuan pemangkasan tanaman adalah untuk efisiensi pemanfaatan
http://www.mb.ipb.ac.id
81
zat hara agar terkonsentrasi pada daun produktif. Biaya untuk
aktifitas pemangkasan tanaman hanya berupa upah tenaga kerja.
e. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Tanaman tembakau tiap tahun tidak terhindar dari serangan
hama dan penyakit, namun waktu, jenis tanaman hama dan penyakit
yang menyerang tanaman tiap tahun tidak sama, sehingga jenis obat-
obatan ymg dibeli tergantung jenis hama dan penyakit yang
menyerang. Beberapa nama obat-obatan yang digunakan petani
anatara lain; dursban, anthio, furudan.
Biaya yang dikeluarkan pada kegiatan pemberantasan hama dan
penyakit adalah biaya tenaga kerja dan pengeluaran untuk pembelian
obat-obatan.
5. Panen dan Pengolahan Hasil
Panen dan pengolahan hasil merupakan &tas akhir di dalam
budidaya tanaman tembakau. Kegiatan-kegiatan pada panen dan
pengolahan hasil adalah sebagai berikut;
Panen; pemetikan daun, menggulung dan pelayuan (fermentasi).
Pengolahan hasil; perajangan, penganjangan, penjemuran,
pengembunan, penggulungan dan peranjangan.
Kegiatan panen dan pengolahan dilakukan oleh sekelompok
tenaga kerja yang sama. Pada umumnya pemetikan dam dan perajangan
tidak dilakukan pada hari yang sama tapi secara bemtan . Implikasi
http://www.mb.ipb.ac.id
dari sifat kegiatan tersebut adalah bahwa tenaga kerja harus menguasai
teknik panen dan pengolahan hasil. Upah tenaga kerja bukan dihitung
atas dasar jenis kegiatan, tetapi dihitung harian.
Biaya yang dikeluarkan untuk aktifitas panen dan pengolahan
hasil meliputi;
Biaya persiapan panen,
Biaya tenaga kerja.
a. Biaya Persipan Panen
rn Pengeluaran-pengeluaran persiapan panen terdiri dari;
Pengeluaran untuk pembuatan jemuran dan perbaikan tempat
fermentasi yang meliputi;
- Pembelian bambu, tali, paku, dan lain-lain.
- Upah tenaga kerja.
Jemuran dan tempat fermentasi ukurannya disesuaikan dengan
jumlah tanaman yang dibudidayakan.
Pengeluaran untuk pembelian sarana pengolahan.
Sarana atau bahan-bahan yang harus dibeli terlebih dahulu
sebelum pelaksanaan aktivitas pengolahan hasil terdiri dari;
- Pembelian kerajang.
- Pembelian rigen.
- Pembelian gula pasir.
http://www.mb.ipb.ac.id
Pengeluaran lain-lain
Pengeluaran lain sebelum panen dilaksanakan adalah
untuk keperluan hajatan (slametan). Kegiatan ini tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas panen dan pengolahan
hasil, tetapi lebih berkaitan dengan adat dan kebiasan bagi
masyarakat setempat. Biaya untuk kegiatan hajatan berupa
pengadaan menu hajatan.
6. Biaya Penyusutan Peralatan
Peralatan-peralatan dalam budidaya tembakau secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu;
Peralatan yang berumur ekonomi 10 tahun, terdiri dari; alat perjang
(cacak), pisau rajang (gobang), alat penjemur (rigen), grenda, rak-
rak fermentasi.
Peralatan yang berumur ekonomis 5 tahun, berupa alat penyemprot
obat-obatan (hand sprayer).
Karena peralatan-peralatan tersebut memiliki keterbatasan umur
ekonomis, sewajarnya bila terhadap peralatan-peralatan tersebut
dilakukan penyusutan, sehingga timbul biaya penyusutan peralatan-
peralatan. 30 persen manfaat dari alat penyemprot obat-obatan (hand
sprayer) diasumsikan digunakan untuk usahatani tanaman jagung, oleh
sebab itu pembebanan biaya penyusutan pada budidaya tembakau
diperhitungkan sebesar 70 persen.
http://www.mb.ipb.ac.id
B. Analisa Data
Analisa data bertujuan untuk menhtung dan mengetahui besarnya
biaya rata-rata tiap jenis faktor produksi (input) yang digunakan per hektar
luas lahan budidaya tembakau.
Cara menghitung besarnya biaya rata-rata tiap hektar lahan dari tiap-
tiap faktor produksi yang digunakan, adalah dengan cara menghitung rata-
rata sederhana dengan formula sebagai berikut:
Biaya rata-rata per hektar Total biayalpengeluaran faktor lahan faktor produksi x - - produksi x (Rp)
Luas lahan (Ha)
x : Jenis faktor produksi
1. Biayaflengeiuaran Untuk Pengadaan Pupuk kandang
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 50 responden diperoleh data
sebagai berikut (Lampiran 7)
Luas lahan 53,4 hektar
J d a h penggunaan pupuk 342 truk seharga Rp. 5 1.890 ribu.
Biaya pengolahan Rp. 5 1.890 ribu
Biaya pengangkutan Rp. 4.092 ribu.
Total biaya pengadaan pupuk kandang :
Harga pupuk kandang Rp. 51.890 ribu
Biaya pengolahan Rp. 4.092 ribu
Biaya pengangkutan Rp. 10.331 ribu
J d a h Rp. 66.313 ribu
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Pengeluaran rata-rata untuk pengadaan pupuk per hektar lahan ;
b. Penggunaan pupuk kandang rata-rata per hektar lahan =
Rp. 66.3 13 ribu = 6,4 tmk
53.4
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa per hektar
lahan memerlukan pupuk kandang rata-rata 6,4 truk dengan nilai Rp.
1.241,82 ribu.
2. Biaya Perbaikan Lahan
Biaya perbaikan lahan terdiri dari biaya tenaga kerja luar dan biaya
tenaga kerja keluarga yang diperhitungkan (Lampiran 8), sebagai
berikut:
a. Besarnya biaya perbaikan lahan rata-rata per hektar lahan,
- Tenaga kerja luar = Rp. 2.682 ribu = Rp. 50,22 ribu 54.3
- Tenga kerja keluarga = Rp. 967 ribu = Rp. 18,ll ribu 54,3
- Tenaga kerja luar dan keluarga Rp. 68,33 ribu
Tenaga Kerja
(TK)
TIC. Luar
TK. Keluarga
J d a h
HOK
Jumlah
677
243
920
Biaya
%-se
73,59
26,41
100
(Rp.000)
2.682
967
3.649
%-se
73,50
26,50
100
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per hektar lahan:
- Tenaga kerja luar = 677 HOK = 12,68 HOK 54.3
- Tenaga kerja keluarga = 243 HOK = 435 HOK 54.3
- Tenaga kerja total 17,23 HOK
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkaq kegiatan perbaikan lahan
rata-rata untuk satu hektar lahan memerlukan:
Tenaga kerja :
- Luar 12,68 HOK, dengan biaya Rp. 50,22 ribu
- Keluarga 4,55 HOK, dengan biaya Rp. 18,ll ribu
- Total 17,23 HOK, dengan biaya Rp. 68,33 ribu
3. Biaya Pengolahan Tanah (Pencangkulan, Pemupukan Dasar,
Pembuatan Lubang Tanam)
Biaya pengolahan tanah berupa biaya tenaga kerja yang terdiri
dari biaya tenaga kerja luar dan keluarga yang diperhitungkan
(Lampiran 9), sebagai berikut:
Tenaga Ke rja
(n<) TK. Luar
TK. Keluarga
J d a h
HOK
Jurnlah
4.021
976
4.997
,Biaya
%-se
8.,47
19,53
100
(Rp.000)
16.084
3.904
19.988
%-se
80,47
19,53
100
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Besarnya biaya pengolahan tanah rata-rata per hektar lahan:
- Tenaga kerja luar = Rp. 16.084 ribu = Rp. 301,20 ribu 54.3
- Tenga kerja keluarga = Rp. 3.90; ribu = Rp. 73,l lribu
- Tenaga kerja luar dan keluarga Rp .374,3 lribu
b. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per hektar lahan:
- Tenaga kerja luar = 4.021 HOK = 75,30 HOK 54,3
- Tenaga kerja keluarga = 976 HOK = 18,28 HOK 54.3
- Tenaga kerja total 93,58 HOK
Dari perhitungan dapat disimpdkan. kegiatan pengolahan tanah
untuk satu hektar rata-rata memerlukan:
- Luar 75,30 HOK, dengan biaya Rp. 301,20 ribu
- Keluarga 18,28 HOK, dengan biaya Rp. 73,11 ribu
- Total 93,58 HOK, dengan biaya Rp. 374,3 1 ribu
4. Biaya Pengadaan Bibit
Pengeluaran untuk pembelian bibit tiap hekar lahan sebagai berikut
(Lampiran 10);
- Jumlah bibit yang dibeli 998.500 batang.
- Nilaifharga 998.500 batang bibit Rp. 8.528 ribu.
a. Pengeluaran rata-rata untuk Rp. 8.528 ribu = Rp. 159.70 ribu. pengadaan bibit per hektar lahan 53.4
b. Kebutuhan bibit rata-rata tiap 998.500 batang = 18.699 btg. hektar lahan 53,4
http://www.mb.ipb.ac.id
88
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tiap hektar lahan
memerlukan rata-rata 18.699 batang bibit dengan nilai Rp. 159,70 ribu.
5. Biaya Menanam
Biaya kegiatan menanam merupakan biaya tenaga kerja, yang
terdiri dari upah tenaga kerja luar dan upah tenaga keluarga yang
diperhitungkan (Tabel Lampiran 5). Biaya menanam sebagai berikut:
a. Besamya biaya penanaman rata-rata per hektar lahan;
Tenaga Kerja
(TK)
TK. Luar
TK. Keluarga
Jumlah
- Tenaga kerja luar = RD. 5.084 ribu = Rp. 95,21 ribu 54.3
- Tenaga kerja keluarga = Ru. 1.482 ribu = Rp. 27,75 ribu 54.3
- Tenaga kerja luar dan keluarga Rp. 122,96 ribu
b. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per hektar lahan;
HOK
- Tenaga kerja luar = 1.271 HOK = 23,80 HOK 54.3
Jumlah
1.271
21 1
1.482
Biaya
- Tenaga kerja keluarga = 2 1 1 HOK = 3,95 HOK 54.3
%-se
85,76
14,34
100
(Rp.000)
5.084
1.483
5.928
- Tenaga kerja luar dan keluarga 27,75 HOK
%-se
85,76
14,34
100
http://www.mb.ipb.ac.id
89
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa tiap
hektar lahan rata-rata memerlukan;
- TK. Luar 23,80 HOK, dengan biaya Rp. 95,21 ribu
- TK. Keluarga 3,95 HOK, dengan biaya Rp. 27,75 ribu
- Total 27,75 HOK, dengan biaya Rp. 122,96 ribu
6. Biaya Penyulaman
Biaya yang diperlukan dalam kegiatan penyulaman berupa tenaga
kerja, baik tenaga kerja luar maupun tenaga kerja keluarga yang
diperhitungkan (Lampiran 12), data biaya penyulaman sebagai berikut.
a. Besamya biaya penyulaman rata-rata per hektar lahan;
- Tenaga kerja luar = Rp. 2.028 ribu = Rp. 37,98 ribu 54.3
- Tenaga kerja keluarga = R 730 ribu = Rp. 13,67 ribu + - Tenaga kerja luar dan keluarga Rp. 51,65 ribu
b. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per hektar lahan;
- Tenaga kerjaluar = = 9,49 HOK
- Tenaga kerja keluarga = 223 HOK = 4,18 HOK
- Tenaga kerja luar dan keluarga 13,67 HOK
Tenaga Keqa
(TK)
TK. Luar
TK. Keluarga
Jumlah
HOK
Jumlah
507
223
730
Biaya
%-se
69,45
30,55
100
(Rp.000)
2.028
730
2.920
%-se
69,45
30,55
100
http://www.mb.ipb.ac.id
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
tiap hektaf lahan rata-rata memerlukan:
- TK. Lux 9,49 HOK, dengan biaya Rp. 37,98 ribu
- TK. Keluarga 4,s HOK, dengan biaya Rp. 13,67 ribu
- Tk.Luar dan 13,67 HOK, dengan biaya Rp. 5 1,65 ribu Keluarga
7. Pengeluaran mtuk Pembelian Pupuk Anorganik
Pengeluaran mtuk pembelian pupuk anorganik sebagai berikut
(Lampiran 13). Jumlah pupuk yang dibeli,
Urea 17.675 kg, dengan harga Rp. 6.401 ribu.
ZA 5.975 kg, dengan harga Rp. 2.101 ribu
Jumlah Rp. 8.502 ribu
a. Pengeluaran rata-rata untuk pembelian pupuk anorganik untuk per
hektar lahan;
Urea = Rp. 6.401 ribu = Rp. 119,87 ribu 53,4
Dengan penggunaan rata-rata = 17.675 = 33 1 kgiha. 53,4
=Rp. 2.lOlribu = Rp. 39,34ribu 53,4
Dengan penggunaan rata-rata = 5.975 kg = 112 kgiha. 53,4
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Penggunaan pupuk anorganik rata-rata tiap hektar lahan;
Urea
Dari hasil perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan,
bahwa rata-rata pengeluaran untuk pembelian pupuk anorganik
sebagai berikut;
Urea 330,99 kg, dengan biaya Rp. 119,87 ribu
ZA 11 1,89 kg, dengan biaya Rp. 39,34 ribu
8. Biaya Pemupukan Lanjutan
Pemupukan lanjutan dilakukan dua kali selama masa
pemeliharaan tanaman sebelum dilakukan penyiangan. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk anorganik Urea dan ZA. Biaya yang
dikeluarkan berupa upah tenga kerja (Tabel Lampiran 8). Pengeluaran
biaya pemupukan lanjutan sebagai berikut;
Tenaga Kerja
(TK)
TK. Luar
TK. Keluarga
Jumlah
HOK
Jumlah
717
267
948
Biaya
%-se
72,87
27,13
100
(Rp.000)
2.868
1.068
3.936
%-se
72,87
27,13
100
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Besarnya biaya pemupukan lanjutan rata-rata per hektar lahan;
- Tenaga kerja luar = RP. 2.868 ribu = Rp. 53,71 ribu 54.3
- Tenga kerja keluarga = Rp. 1.068 ribu = Rp. 20,OO ribu 54.3
- Tenaga ke rja luar dan keluarga Rp. 73,75 ribu
b. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per hektar lahan;
- Tenagakerjaluar = 717 HOK = 13,43HOK 54.3
- Tenaga kerja keluarga = 267 HOK = 5,00 HOK 54.3
- Tenaga kerja luar dan keluarga 18,43 HOK
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa,
kebutuhan tenaga kerja rata-rata untuk kegiatan pemupukan lanjutan
per hektar lahan rata-rata sebagai berikut:
- TK. Luar 13,43 HOK, dengan biaya Rp. 53,43 ribu
- TK. Keluarga 5,00 HOK, dengan biaya Rp. 20,OO ribu
- TK.Luar dan 18,43 HOK, dengan biaya Rp. 73,43 ribu Keluarga
9. Biaya Penyiangan, Pendangiran dan Pembubunan
Biaya penyiangan, pendangiran dan pembubunan berupa upah
tenaga kerja yang diperhitungkan (Lampiran 15). Tenaga kerja dan
biayanya sebagai berikut;
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Besarnya biaya penyiangan, pendangiran dan pembubunan rata-rata
per hektar lahan;
Tenaga Kerja
(TK)
TK. Luar
TK. Keluarga
Jumlah
- Tenaga keja luar = Rv. 1.728 ribu =Rp. 32,36 ribu 54.3
Biaya
- Tenaga keja keluarga = Rv. 740 ribu = Rp. 13,86 ribu 54.3
(Rp.000)
1.728
740
2,468
HOK
- Tenaga ke j a luar dan keluarga Rp. 46,22 ribu
b. Penggunaan tenaga kerja rata-rata per hektar lahan;
%-se
70,02
29,98
100
Jumlah
432
185
617
- Tenaga kerja luar = 432 HOK = 8,09 HOK 54.3
- Tenga ke j a keluarga = 185 HOK = 3,46 HOK 54.3
%-se
70,02
29,98
100
- Tenaga kerja luar dan keluarga 11,55 HOK
Dari perhitungan tersebut di atas, maka besarnya kebutuhan
tenaga kerja rata-rata untuk kegiatan penyiangan, pendangi'an dan
pembubunan per hektar lahan rata-rata sebagai berikut:
- TK. Luar 8,09 HOK, dengan biaya Rp. 32,60ribu
- TK. Keluarga 3,46 HOK, dengan biaya Rp. 11,55 ribu
- Tk.Luar dan 11,55 HOK, dengan biaya Rp. 46,22 ribu Keluarga
http://www.mb.ipb.ac.id
94
10. Biaya Pemangkasan Bunga (Topping)
Biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemangkasan bunga
(topping) adalah upah tenaga kerja luar dan tenaga kerja keluarga yang
diperhitungkan (Lampiran 16). Biaya pemangkasan bunga sebagai
berikut;
a. Besarnya biaya tenaga kerja pemangkasan bunga rata-rata per hektar
Tenaga Ke rja
(TK)
TK. Luar
TK Keluarga
Jumlah
lahan;
- Tenaga kerja luar = Rp. 1.728 ribu = Rp. 32,36 ribu 54.3
- Tenaga kerja keluarga = RP. 740 ribu = Rp. 13,86 ribu 54.3
HOK
- Tenaga kerja luar dan keluarga Rp. 46,22 ribu
Jumlah
432
185
617
Biaya
b. Penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan pemangkasan bunga rata-
%-se
70,02
2998
100
(Rp.000)
1.728
740
2.466
rata per hektar lahan;
%-se
70,02
29,98
100
- Tenaga kerja luar = 432 HOK = 8,09 HOK
54.3 - Tenaga kerja keluarga = 185 HOK = 3,46 HOK
54.3
- Tenaga kerja luar dan keluarga 11,55 HOK
http://www.mb.ipb.ac.id
Dari perhitungan tersebut di atas, maka besarnya kebutuhan
tenaga kerja rata-rata untuk kegiatan penyiangan, pendangi'an dan
pembubunan per hektar lahan rata-rata sebagai berikut:
- TK. Luar 8,09 HOK, dengan biaya Rp. 32,36 ribu
- TK. Keluarga 3,46 HOK, dengan biaya Rp. 11,55 ribu
- Tk.Luar & 11,55 HOK, dengan biaya Rp. 46,22 ribu Keluarga
1 I. Biaya Pemangkasan Tunas (Suckering)
Biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemangkasan tunas
(suckering) adalah upah tenaga kerja, baik tenaga kerja luar maupun
tenaga kerja keluarga yang diperhitungkan (Lampiran 17) pemangkasan
tunas sebagai berikut;
a. Besarnya biaya tenaga kerja pemangkasan tunas rata-rata per hektar
Tenaga Keja
(TK)
TK. Luar
TK. Keluarga
Jumlah
lahan;
- Tenaga kerja luar = Rp. 2.920 ribu = Rp. 54,68 ribu 54.3
- Tenaga kerja keluarga = Rp. 1.256 ribu = Rp. 23,52 ribu 54.3
HOK
- Tenaga kerja luar dan keluarga Rp. 78,20 ribu
Jurnlah
730
314
1.044
Biaya
%-se
69,92
30,OS
100
(Rp.000)
2.920
1.256
4.176
%-se
69,92
30,OS
100
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Besarnya tenaga kerja dalam kegiatan pemangkasan tunas rata-rata
per hektar lahan;
- Tenaga keja luar = 730 HOK = 13,67 HOK 54.3
- Tenaga keja keluarga = 3 14 HOK = 5,88 HOK 54,3
- Tenaga keja luar dan keluarga 19,55 HOK
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
per hektar lahan memerlukan;
- TK. Luar 13,67 HOK, dengan biaya Rp. 54,68 ribu
- TK. Keluarga 5,88 HOK, dengan biaya Rp. 23,52 ribu
- TK.Luar dan 19,55 HOK, dengan biaya Rp. 78,20 ribu Keluarga
12. Biaya Pemberantasan Hama dan Penyakit
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemberantasan hama
dan penyakit terdiri dari biaya tenaga kerja dan pengeluaran untuk
pembelian obat-obatan (Lampiran 17). Pengeluaran untuk pembelian
obat-obatan akan dibahas dibelakang. Penggunaan tenaga kerja dan
biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan pemberantasan hama dan
penyakit sebagai berikut;
Tenaga Kerja
(TK)
TK. Luar
TK. Keluarga
Jumlah
HOK
Jumlah
524
242
766
Biaya
%-se
68,41
31,59
100
(Rp.000)
2.096
766
3.064
%-se
68,41
31,59
100
http://www.mb.ipb.ac.id
a. Besarnya biaya tenaga kerja pada kegiatan pemberantasan hama dan
penyakit rata-rata per hektar lahan;
- Tenaga ke rja luar = Rv. 2.096 ribu = Rp. 39,25 ribu 54.3
- Tenaga kerja keluarga = Rv. 766 ribu = Rp. 14,34 ribu 54.3
- Tenaga ke rja luar dan keluarga Rp. 5339 ribu
b. Besarnya tenaga kerja dalam kegiatan pemberantasan hama dan
penyakit rata -rata per hektar lahan;
- Tenaga kerja luar = 524 HOK = 9,81 HOK 54.3
- Tenaga kerja keluarga = 242 HOK = 4,53 HOK 54.3
- Tenaga ke rja lux dan keluarga 14,34 HOK
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata
per hektar lahan memerlukan;
- TK. Luar 9,81 HOK, dengan biaya Rp. 54,68 ribu
- TK. Keluarga 433 HOK, dengan biaya Rp. 23,52 ribu
- Tk.Luar dan 14,34 HOK, dengan biaya Rp. 5339 ribu Keluarga
13. Pengeluaran untuk Pengadaan Obat-Obatan
Mengingat banyaknya jenis obat-obatan serta variasi
penggunaannya oleh petani, maka untuk keperluan perhitungan biaya
rata-rata tidak dicantumkan jenis obat-obatan yang digunakan, tetapi
harga besarnyalnilai obat-obatan yang digunakan (Lampiran 17).
http://www.mb.ipb.ac.id
Biaya obat-obatan rata-rata = Rp. 4.078 ribu = Rp. 76,37 ribu per hektar lahan 53,4
14. Biaya Dengeluaran Persiapan Panen Dan Pengolahan Hasil
Biaya dan pengeluaran persiapan panen dan pengolahan lahan
terdiri dari dua kelompok yaitu;
a. Pengeluaran untuk persiapan pengolahan yang meliputi; pembelian
bambu untuk pembuatan jemuran, bahan-bahan lain untuk
pembuatan jemuran dan perbaikan rak-rak fermentasi, ongkos
tenaga kerja, pembelian rigen dan pengeluamn untuk hajatan.
b. Pengeluaran untuk pembelian keranjang dan gula pasir.
Perhitungan biaydpengeluaran persiapan panen dan
pengolahan hasil rata-rata per hektar lahan sebagai berikut;
a. Biaydpengeluaran untuk persiapan pengolahan (Lampiran 19).
Pengeluaran pembelian barnbu rata-rata per hektar lahan
Rv. 2.946 ribu = Rp.55,17 ribu 53,4
Dengan jumlah penggunaan rata-rata 962 batang = 18,Ol batang 53,4
Pengeluaran pembelian bahan-bahan lain untuk pembuatan
jemuran dan perbaikan rak fermentasi;
Rv. 3.105 ribu = Rp.58,15 ribu 53,4
http://www.mb.ipb.ac.id
Biaya tenaga kerja rata-rata per hektar lahan untuk pembuatan
jemuran dan perbaikan rak fermentasi;
RP. 1.344 ribu = Rp.25,17 ribu 53,4
Dengan penggunaan = 336 HOK = 6,29 HOKihektar tenaga kerja rata-rata 53,4
Pengeluaran untuk hajatan (biaya lain-lain) rata-rata per hektar;
RP. 7.210 ribu = Rp. 135,02 ribu. 53,4
Pengeluaran untuk pembelian rigen (alat penjemur) rata-rata per
lahan;
RP. 2.880 ribu = Rp. 53,93 ribu 53,4
Dengan jumlah rigen rata-rata yang dibeli
80 buah = 16,48 buah (16-17 buah) per hektar lahan. 53,4
b. Pengelurn untuk pembelian keranjang dan gda pasir
(Lampiran 20)
Pengeluaran untuk pembelian keranjang rata-rata per hektar;
RP. 8.280 ribu = Rp. 155,06 ribu. 53,4
Dengan jumlah rigen keranjang rata-rata yang dibeli
838 buah = 15,59 buah (5-16 buah) per hektar lahan. 53,4
Pengeluaran untuk pembelian gula pasir rta-rata per hektar;
RD. 4.132.50 ribu = Rp. 77,39 ribu. 53,4
http://www.mb.ipb.ac.id
Dengan jumlah rigen rata-rata @a y q dibeli ;
2.755 kg = 51,59 buah (51 1-652 kg) per hektar lahan. 53.4
15. Biaya Panen dan Pengolahan Hasil
Biava yang - dikeluarkan untuk kegiatan panen dan pengolahan
basil berupa upah tenaga kerja, yang terdiri dari tenaga kerja luar d m
tenaga kerja keluarga yang diperhitungkan (Lampiran 21).
Penggunaan tenaga keja dan biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan panen dan pengolahan - hasil sebagai berikut;
a. Besarnya biaya tenaga kerja pada kegiatan panen dan pengolahan
hasil rata-rata per hektar lahan;
I
Tenaga Ke rja
(TI;)
TK. Luar
m. lieiuarga
hm!a.!!
- Tenaga ke rja luar = RP. 85.265 ribu = Rp.1.596,72 ribu 54.3
- Tenaga ke ja keluarga = RP. 23 367.5 ribu = Rp. 446,96 ribu 54.3
- Tenaga ke j a luar dan keluarga Rp. 2.403,68 ribu
HGK
Junrlal~
15.110
4.459
!?.56?
Biaya
%-se
77,21
Z,79
I??
(Rp.000)
82.265
23.867,s
!0?,!32,5
%-se
78,13
Zi,87
!??
http://www.mb.ipb.ac.id
b. Besarnya tenaga kerja dalam kegiatan panen dan pengolahan hasil
rata-rata per hektar lahan;
- Tenaga ke rja luar = 15.110 HOK = 282,96 HOK
54.3 - Tenaga kerja keluarga = 4.459 HOK = 83,50 HOK
54,3
- Tenaga kerja luar dan keluarga 366,46 HOK
Dari perhitungan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
rata-rata per hektar lahan memerlukan;
- TK. Luar 282,96 HOK, dengan biaya Rp. 1.596,72 ribu
- TK. Keluarga 83,50 HOK, dengan biaya Rp. 446.96 ribu
- Tk.Luardan Rp. 2.043,68 ribu Keluarga
16. Biaya Pinjaman /Modal
Biaya pinjamanlmodal (bunga) atas tambahan modal untuk
bididaya tanaman tembakau dipenuhi dari dua sumber, yaitu dari bank
dan juragan (non bank). Dari 50 responden yang diteliti, hanya 1
responden yang tidak memiliki pinjaman dari pihak lain, sedangkan 49
responden lainnya memiliki pinjaman dengan komposisi sebagai
5 responden (10,2%) meminjam kepada bank, dengan total
pinjaman sebesar Rp. 14.500 ribu (13,06%).
http://www.mb.ipb.ac.id
102
44 responden (89,94%) meminjam kepada juragan (non bank),
dengan total pinjaman sebesar Rp.96.500 ribu .(86,94%)
(Lampiran 22).
Lamanya pemakaian pinjaman (outstanding credit) diperhitungkan
selama 10 bulan, yaitu sejak dicairkan bulan Nopember sampai
dengan pelunasan ~ u l a i bulan Agustus.
a. Besarnya biaya bunga rata-rata per hektar lahan sebagai berikut;
RP. 52.200 ribu = Rp. 1.033,73 ribu (543 -3)
b. Besamya pinjaman modal rata-rata tiap hektar lahan,
Rp. 111.000 ribu = Rp. 2.202,38 ribu. (543 -3)
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan besarnya tingkat
bunga pinjaman rata-rata untuk jangka waktu rata-rata 10 bulan
adalah
Rp'1'033'73 x 100% = 46,96 % atau 56,32% per tahun Rp.2.202,38 ribu
Apabila dihitung per jenis pinjaman, maka tingkat bunga masing-
masing pinjaman untuk jangka waktu 10 bulan sebagai berikut:
Pinjaman pada bank = Ru. 3.850 ribu x 100% Rp. 14.500 ribu
= 26,55% atau 3 1,88% setahun (termasuk biaya propisi dan administrasi).
Pinjaman pada juragan = Ru.48.250 ribu x 100% Rp.96.500 ribu
http://www.mb.ipb.ac.id
= 50% atau 60% setahun.
Dari perhitungan di atas ternyata terdapat peluang bagi petani untuk
menghemat bunga pinjaman, bila dapat m e n g W a n pinjamannya
bank.
17. Biaya Penyusutan
Penyusutan terhadap alat penyemprot obat-obatanhand sprayer
(peralatan benunur ekonomis 5 tahun) hanya diperhitungkan 70 persen
dari penyusutan pertahunnya, karena 30 persen manfaat alat tersebut
untuk usahatani jagung.
Besarnya nilai peralatan-peralatan dan penyusutan per tahun
sebagai berikut:
Besarnya penyusutan peralatan rata-rata untuk kepe-an lahan per
Umur Ekonornis Peralatan
10 tahun
5 tahun
Jumlah
hektar (Lampiran 233);
Rp. 7.165.35 ribu = Rp. 134,18 ribu. 54,3
Nilai Peralatan (Rp.000)
65.269,50
4.560
69.829,5
Dari analisa data, dapat diketahui pula komposisi penggunaan
Penyusutan per tahun (Rp.OOO)
6.526,95
912
7.438,95
tenaga kerja dan biaya rata-rata per hektar lahan sebagai berikut
(Tabel 5).
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 5. Komposisi Penggunaan Tenaga Kerja Dan Biaya Per Hektar
Lahan
Jenis Kegiatan
Perbailcan lahan
Pengolahan tanah
Penanaman
Penyulaman
Pemupukan lanjutan
Penyiangan, pendangiran,
pembubunan
Pemangkasan bunga
Pemangkasan tunas
Pemberantasan hama &
penyakit
Persiapan panen &
pengolahan
Panen dan Pengolahan
Jnmlah
Prosentase
T.K. Luar
HOK
12.68
75.30
23.80
9.49
13.43
8.09
8.09
13.67
9.81
6.29
282.96
463.61
77.23
(Rp.000)
' 50.22
301.20
95.21
37.98
53.71
32.60
32.36
54.68
39.25
25.17
1596.72
2319.19
77.71
T.K. Keluarga
HOK
4.55
18.28
3.95
4.18
5.00
3.46
3.46
5.88
4.53
-
83.50
136.79
22.77
Total
(Rp.000)
18.11
73.11
27.75
13.67
20.00
13.86
13.86
23.52
13.34
446.96
665.18
22.29
HOK
17.23
93.58
27.75
13.67
18.43
11.55
11.55
19.55
13.34
6.29
366.46
600.40
100.00
(Rp.000)
68.33
374.31
122.96
51.65
73.71
46.46
46.22
78.20
53.59
25.17
2043.68
2984.28
100.00
http://www.mb.ipb.ac.id
C. Penentuan Biaya Produksi
Langkah dalam menentukan biaya produksi adalah sebagai berikut;
Menentukan jenis dan besarnya biaya produksi,
Menentukan total biaya produksi dengan akuntansi berbasis kas dan
berbasis akrual.
1. Unsur-unsur biaya produksi.
Berdasarkan identifikasi dan analisa biaya perilaku serta analisa
sebagaimana telah dikemukakan terdahuly dapat diketahui unsur-unsur
biaya produksi budidaya tembakau sepeti pada tabel 6.
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 6. Jenis dan Besarnya Produksi Budidaya Tembakau Per Hektar Lahan di Desa Tuksari, Kabupaten Temanggung.
(Rp.000)
1.241,82
50,22 18,ll
301,20 73,ll
159,77
95,21 27,75
37,98 13,67
159,21
53,71 20,OO
32,60 13,86
32.36 13.86
54.68 23.52
39.25 14.34 76.37
95.17 25.17 58.15
155.06 77.39
1596.72 446.96
135.02 1033.79 134.18
No.
1. 2 2.a 2.b 3. 3.a 3.b 4.
5. 5.a 5.b 6 6.a 6.b
7. 8. 8.a 8.b 9. 9.a 9.b 10 10.a 10.b 11 1l.a 1l.b 12 12.a 12.b 13
14 14.a 14.b 14.c 14.d 14.e 15 15.a 15.b
16 17 18
Jenis biaya Persiapan Tanam: Biaya pengadaan pupuk kandang Biaya perbailcan lahan: • TK. Luar TK. Keluarga
Biaya pengolahan tanah: . TK. Luar . TK. Keluarga Biaya pengadaan bibit penanam Biaya penanman;
TK. Luar . TK. Keluarga Biaya penynlaman; Tk. Luar TK.Kelnarga
PemelIharaan: Biaya pengadaan pupuk anorganik Biaya pemupukan lanjutan; .TK. Luar b T K . Keluarga B. penyiangan, pendandrsn, pembubunan; .TK. Luar .TK. Keluarga Biaya pemgkasan bunga; .TK. Luar .TK. Keluarga Biaya pemanglwan tunas, 1TK. Luar .TK. Keluarga Biaya pembemntasan hama & penyakit *TK. Luar .TK. Keluarga Biaya pengadaan obt-obatan Panen dan Pen~olahan Hasil Biaya persiapan panen dan pengolahan .Pembelian bambn .Biaya Tk (luar) .Pembelian bahan-bahan lain *Pembelian kerarjang .Pembeli gula pasir Biaya Panen dan pengolahan hasil .TK. Luar .TK. Keluarga Biava Lainnva Biaya unhk kegiatan hajatan Biaya bung Biaya penyusutan
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Menentukan Biaya Produksi dengan Akuntansi Berbasis Kas dan
Akuntansi Berbasis Akrual
a. Biaya produksi budidaya tembakau dengan akuntansi berbasis kas
Pokok pemikiran yang mendasari adalah bahwa biaya dicatat
apabila kas benar-benar dikeluarkan tanpa memperhatikan saat kejadian
yang berkonsekwensi dikeluarkannya kas tersebut.
Komponen biaya yang diperhitungkan meliputi:
Biaya Material
Yaitu seluruh pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan, barang-
barang lainnya).
Biaya Tenaga Kerja Luar.
Yaitu seluruh pengeluaran kas untuk pembayaran upah tenaga
kerja dari luar keluarga termasuk penyediaan makan yang
dikonversi dalam nilai rupiah sebesar Rp. 1000,OO per hari per
orang.
Biaya Lain-Lain
Yaitu pengeluaran kas untuk keperluan hajatan dan pembayaran
bunga pinjaman.
Komponen biaya yang tidak diperhitungkan meliputi;
- Upah untuk tenga keluarga
http://www.mb.ipb.ac.id
- Biaya penyusutan peralatan.
Upah tenaga keluarga dan biaya penyusutan tidak diperhitungkan,
karena tidak ada pengeluaran kas untuk keperluan tersebut. Sisa
hasil usaha dianggap sebagai upah atau kompensasi dari usahanya
termasuk resiko yang dihadapi.
Atas dasar pokok pemikiran di atas, maka total biaya produksi
budidaya tanaman tembakau atas clasar akuntansi berbasis kas adalah
sebagai berikut;
Tabel 7. Budidaya Tanaman Tembakau di Desa Tuksari-Akuntansi Berbasis Kas Total Biaya Produksi per hektar lahan (Rp.000)
Biaya pengadaan pupuk amrganik
http://www.mb.ipb.ac.id
109
Dari perhitungan biaya produksi dengan akuntansi berbasis kas
untuk tiap hektar lahan budidaya tembakau, total biaya produksinya
sebesar Rp. 5470.72 ribu. Kelompok biaya tenaga kerja merupakan
kelompok biaya tertinggi yaitu sebesar Rp. 2319.10 ribu atau 42.39%,
kelompok biaya material rp. 1982.87 ribu atau 36.25 YO, sedangkan
kelompok biaya lainnya Rp. 1168.75 ribu atau 21.36%.
Ditinjau dari jenis biaya, terdapat tiga jenis biaya yang dominan
pada masing-masing kelompok biaya yaitu;
Biaya pengadaan pupuk kandang Rp. 1241.82 ribu atau 22.70% dari
total biaya produksi.
Biaya tenaga kerja panen dan pengolahan hasil Rp. 1596.72 ribu
atau 29.19 % dari total biaya produksi
Biaya bunga pinjaman Rp. 1033.73 ribu atau 18.89% dari total
biaya produksi
Ketiga jenis biaya tersebut sebesar Rp. 3872.29 ribu atau 70.78% dari
total biaya produksi.
b. Biaya produksi budidaya tembakau dengan akuntansi berbasis akrual
Pokok pemikiran yang mendasari adalah bqhwa biaya dicatatldiakui
pada saat kejadian yang berkonsekwensi dikeluarkannya kas, tanpa
memperhatikan saat pengeluaran kas. Dalam hal ini seluruh komponen
biaya baik yang berupa kas, non kas termasuk biaya penyusutan (biaya 4
http://www.mb.ipb.ac.id
periode) diperhitungkan. namun demikian dalam hal ini perlu
diperhitungkan pula sumber biaya yang seolah-olah merupakan subsidi
terhadap biaya budidaya tanaman tembakau. Sumber biaya tersebut
berasal dari penerimaan bersih usaha tanaman jagung (by product)
sebesar Rp. 732,23 ribu (sebagai pengurang).
Penerimaan bersih usahatani tanaman jagung per hektar untuk
satu kali tanam adalah sebagai berikut.
Data dan asumsi van& dimakan;
- Produksi per hektar lahan rata-rata 3.200 kg jagung kering pipilan
(data Statistik Temanggung)
- Harga Rp. 340,- per kilogram (tahun 1996)
- Komposisi biaya (menurut Danarti. et.al., dalam Palawija Budidaya
dan Analisis Usahatani, Penebar Swadaya, 1996, Jakarta) sebagai
berikut:
Biaya sarana produksi 13,25% dari penerimaan kotor.
Biaya tenaga kerja 17,1% dari penerimaan kotor.
Biaya lain-lain 1,64% dari penerimaan kotor.
http://www.mb.ipb.ac.id
Perhitunaan Penerimaan Bersih
- Penerimaan kotor 3200 x Rp.340 = Rp. 1.088 ribu.
- Pengeluaran biaya:
a Biaya sarana produksi Rp. 144,16 ribu
a Biaya tenaga kerja Rp. 193,77 ribu
Biaya lain-lain RD. 17,84 ribu
Jumlah biaya Rp. 355.77 ribu
- Penerimaan Bersih Rp. 732.29 ribu
Atas dasar hal di atas, perhitungan biaya produksi budidaya
tanaman tembakau dengan akuntansi berbasis h a l dapat dilihat pada
Tabel 8.
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 8. Budidaya Tanaman Tembakau di Desa Tuksari-Akuntansi Berbasis A h a 1 i Total Biaya Produksi per hektar lahan (Rp.OOO) 4
iaya pengadaan pupuk kandang iaya pengadaan bibit iaya pengadaan pupuk anorganik iaya pengadaan obat-obatan iaya persiapan panen & pengolahan;
http://www.mb.ipb.ac.id
Dari perhitungan biaya produksi dengan akuntansi berbasis
akrual untuk tiap hektar lahan budidaya tembakau, total biaya
produksinya sebelum diperhitungkan penghasilan bersih dari usahatani
tanaman jagung sebesar Rp. 6275.2 ribu. Kelompok biaya tenaga kerja
merupakan kelompok biaya tertinggi yaitu sebesar Rp. 2984.28 ribu
atau 47.56%, kelompok biaya material Rp. 1982.87 ribu atau 31.60 %,
sedan* kelompok biaya lainnya Rp. 1308.06 ribu atau 20.84%.
Ditinjau dari jeNs biaya, terdapat tiga jeNs biaya yang dominan pada
masing-masing kelompok biaya y h ,
Biaya pengadaan pupuk kandang Rp. 1241.82 ribu atau 19.81% dari
total biaya produksi.
Biaya tenaga kerja panen dan pengolahan hasil Rp. 2043.28 ribu
atau 32.59 % dari total biaya produksi
Biaya bunga pinjaman Rp. 1033.73 ribu atau 16.49% dsui total
biaya produksi
Ketiga jenis biaya tersebut sebesar Rp. 4.319.23 ribu atau
68.83% dari total biaya produksi sebelum dikurangi penghasilan bersih
usahatani tanaman jagung.
Setelah diperhitungkan penghasilan bersih yang berasal dari
usahatani tanaman jagung, maka besarnya total biaya produksi budidaya
tanaman tembakau per hektar sebesar Rp. 5537.85,-.
http://www.mb.ipb.ac.id
c. Biaya Produksi Menurut Petani
Berdasarkan hasil observasi, di samping dapat ditentukan dua
pendekatan dalam menghitung biaya produksi, yaitu dengan akuntansi
berbasis kas dan akuntansi berbasis akrual, ternyata diperoleh perhitungan
biaya produksi yang dilakukan secara tradisionat oleh petmi. Secara
terperinci perhitungan biaya produksi menurut petani dapat dilihat pada
tabel 9.
Komponen biaya yang diperhitungkan meliputi:
- Biaya material
Upah seluruh pengeluaran untuk pembelian saprotan (pupuk, obat-
obatan, bibit, bag-barang lain).
- Biaya tenaga kerja
Berupa upah yang dibayarkan tidak termasuk penyediaan makan.
Komponen yang tidak diperhitungkan meliputi:
- Biaya makan untuk tenaga keluar.
- Biaya tenaga keluarga.
- Biaya Bunga.
- Biaya penyusutan.
Keempat komponen biaya di atas tidak diperhitungkan dengan alasan bahwa
memang tidak ada pengeluaran riil selama proses produksi (budidaya).
Berdasarkan perhitungan petani, biaya produksi per hektar Iahan
sebesar Rp. 3.973,38 ribu. Biaya produksi menurut petani lebih rendah
&banding biaya produksi dengan akuntansi berbasis kas dan berbasis
http://www.mb.ipb.ac.id
akrual. Hal tersebut disebabkan dalam biaya produksi menurut petani tidak
memperhitungkan;
Biaya makan tenaga luar untuk kuratlg lebih 463 HOK (Rp.463,7 ribu)
Biaya tenaga kerja keluarga (136,79 HOKtRp. 665,18 ribu)
w Biaya bunga Rp. 1.033,73 ribu.
w Biaya penyusutan Rp. 139,31 ribu.
Tabel 9. Budidaya Tanaman Tembakau di Desa Tuksari-Menwut Petani Biaya Produksi per Hektar Lahan (Rp.000)
Biaya persiapan panen & pengolah Pembelian bambu Pembelian bshan-bahan lain
iaya pemupukan lanjutan iaya penyiwga~ pen^^, wbubunan iaya pemangkasan bung8
Biaya pansngkasan tlmas 12.8 14.b 15.a
16
Biaya pemberantnsan hama & penyakit Biayapersiapan panen & pengolahan Biaya panen daa pengolahan hasil
Subtotal Biava lam& Pengeluaran unluk hajatan
Subtotal Total
41.01 29.44 18.88
1313.76 2319.10
135.02
135.02 3973.38
1.03 0.74 0.48
33.06- 128.68
3.40
3.40 100
http://www.mb.ipb.ac.id
Apabila diperbandingkan, ketiga perhitungan biaya produksi tersebut dapat
dilihat pada Grafik 1 dan Tabel 10. Selama ini petani tembakau justru
beranggapan bahwa biaya produksi tiap hektar adalah sesuai dengan
perhitupgannya. Akibatnya biaya produksi lebih rendah dibanding total
biaya produksi dengan akuntansi berbasis kas maupun dengan akuntansi
berbasis alaual, sehingga perhitungan tersebut tidak sesuai dengan kaidah
akuntansi yang lazim digunakan dalam dunia usaha.
MenurutiPetani Basis Kas Basis Akrual*
Grafik 1.Perbandingan Biaya Produksi per Hektar Lahan Menurut Petani, Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual
* sebelum diperhitungkan penghasilan bersih usahatani jagung
http://www.mb.ipb.ac.id
Tabel 10. Perbedaan Total Biaya Produksi per Hektar Lahan Menurut
Petani, Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual
* Setelah diperhitungkan penghasilan bersih usahatani jagung.
Perbesaan sebesar Rp.1497.34 ribu antara biaya produksi menurut
petani tidak memperhitungkan biaya makan tenaga luar Rp.463.67 ribu dan
biaya bunga pinjaman Rp. 1033.73 ribu.
Perbedaan sebesar Rp, 67.13 ribu antara biaya produksi dengan
akuntansi berbasis kas dan h t a n s i berbasis h a 1 disebabkan, pada biaya
produksi dengan akuntansi berbasis kas ditambah biaya tenga keluarga
Rp.665.18 ribu dan biaya penyusutan Rp. 134.18 ribu dan W a n g i dengan
Perhitungan
Jumlah
Selisih
penghasilan bersih usahatani jagung Rp. 732.23 ribu.
Menurut Akuntansi Akuntansi Petani Betbasis Kas Eerbasis Akmal*
3973.38 54470.72 5537.85
1497.34 67.13
http://www.mb.ipb.ac.id
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Mengetahui biaya produksi sangat penting bagi setiap
pengusaha, baik yang bergerak di bidang usaha industri, perdagangan
maupun pertanian. Pengelolaan secara baik terhadap biaya produksi
akan berpengaruh positif terhadap strategi perusahaan secara
keseluruhan.
Bagi pengusaha yang bergerak di bidang usaha pertanian
khususnya petani kecil, mengetahui serta dapat mengelola secara baik
biaya produksi, merupakan suatu keharusan. Hal tersebut disebabkan
posisi petani pada umumnya lemah terhadap harga, baik harga sarana
produksi pertanian maupun harga jual hasil pertaniannya, sehingga
biaya produksi merupakan ruang gerak bagi petani untuk menyiasati
usaha taninya agar diperoleh hasil yang lebih baik khususnya melalui
efesiensi.
Dari hasil analisa dan pembahasan terhadap data hasil
penelitian pada budidaya tanaman tembakau rakyat di Desa Tuksari,
Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung dapat disimpulkan
sebagai berikut.
http://www.mb.ipb.ac.id
1. Petani tembakau di Desa Tuksari belum mengetahui cara
menghitung biaya produksi secara benar, perhitungan yang
dilakukan umumnya berdasarkan uang yang betul-betul telah
dikeluarkan (cash out of pocket). Pengorbanan yang tidak berupa
kas, seperti penyediaan makan bagi tenaga kerja, penggunaan
tenaga sendiri danl atau keluarga, biaya bunga pinjaman, biaya
penyusutan, tidak diperhitungkan, sehingga biaya produksi tampak
rendah.
2. Berdasarkan perhitungan diperoleh besarnya biaya produksi
budidaya tanaman tembakau sebagai berikut:
Menurut petani Rp. 3973.38 ribu.
Dengan akuntansi berbasis kas Rp. 5470.72 ribu.
Dengan akuntansi berbasis h a 1 Rp. 5537.85 ribu.
Perbedaan antara biaya produksi menurut petani dengan
akuntansi berbasis kas sebesar Rp. 1497.34 ribu, disebabkan
biaya produksi menurut petani tidak memperhitungkan biaya
makan tenaga luar Rp. 463.61 ribu dan biaya bunga pinjaman
Rp. 1033.73 ribu.
3. Biaya tenaga kerja merupakan kelompok biaya yang dominan
dengan presentase berkisar 40-50 persen dari ketiga perhitungan
biaya produksi, sehingga budidaya tembakau me&
ketergantungan yang cukup tinggi pada tenaga kerja. Disusul
http://www.mb.ipb.ac.id
biaya material berkisar antara 3 1-50 persen, sedangkan sisanya
biaya lain-lain kurang lebih 21 persen khusunya pada biaya
produksi dengan pendekatan akuntansi berbasis kas dm berbasis
alaual.
4. Dilihat dari jenis biaya pada masing-masing kelompok biaya,
(khusus biaya produksi dengan akuntansi berbasis kas dan
berbasis alaual) terdapat tiga jenis biaya yang cukup dorninan
dari total biaya produksi, yaitu
Biaya pengadaan pupuk kandang (material) berkisar antara
19-23 persen dari total biaya produksi.
Biaya panen dan pengolahan (tenaga kerja) berkisar antara
29-33 persen dari total biaya produksi
Biaya bunga pinjaman (biaya lain0lain) berkisar antara 16-
19 persen.
Implikasi dari diperolehnya perhitungan biaya produksi
dengan akuntansi berbasis kas dan akuntansi berbasis alaual, adalah
adanya kecenderungan peningkatan harga jual tembakau. Hal tersebut
dapat terjadi karena kedua perhitungan tersebut temyata lebih tinggi
dibanding dengan perhitungan biaya produksi yang dilakukan para
petani selama ini
Dengan asumsi produksi rata-rata 550 kilogram tembakau per
hektar, untuk mencapai titik impas harga minimal menurut perhitungan
http://www.mb.ipb.ac.id
biaya produksi oleh petani adalah Rp. 7224.33 per kilogram (Rp.
3973.38 ribu : 550). Dengan perhitungan berbasis kas harga minimal
Rp. 9946.22 per kilogram (Rp. 5470.42 ribu : 550), sedangkan dengan
perhitungan berbasis h a l harga minimal sebesar Rp. 10068.82 per
kilogram (Rp. 5537.85 ribu : 550).
B. Saran
1. Perhitungan biaya produksi yang hanya memperhitungkan
besarnya kas yang dikeluarkan, tidak menggambarkan pengobanan
seluruh faktor produksi seperti tenaga kerja sendiri danlatau
keluarga yang nyata-nyata memberi konstribusi pada proses
produksi budidaya tembakau. Oleh sebab itu dalam menghitung
biaya produksi sebaiknya menggunakan pendekatan dengan
akuntansi berbasis h a l . Dengan cara tersebut akan memberikan
gambaran yang lebih wajar dari biaya produksi yang sebenarnya
serta sesuai dengan kaidah akuntansi dunia usaha.
2. Biaya tenaga kerja merupakan unsur biaya yang memililci
komposisi terbesar terutama biaya tenaga kerja panen dan
pengolahan. Oleh karena itu perlu diupayakan efesiensi pada biaya
tenaga kerja antara lain misalnya dengan jalan;
http://www.mb.ipb.ac.id
Mekanisasi pada peralatan, misalnya penggunaan perajang
daun.
Meningkatkan penggunaan tenaga sendiriflceluarga.
3. Biaya material khususnya pengadaan pupuk kandang merupakan
unsur biaya terbesar kedua setelah biaya panen d m pengolahan
hasil. Oleh sebab itu perlu dilakukan efesiensi dalam penggunaan
pupuk, efesiensi ini dapat ditempuh dengan jalan misalnya;
Petani menghasilkan pupuk kandang sendiri, misalnya
dengan cara mengembangkan usaha pemeliharaan ternak sapi
sebagai usaha sampingan.
Mencari teknologi pemupukan baru yang lebih murah.
4. Bunga pinjaman merupakan unsur biaya terbesar ketiga,
disebabkan sebagian besar petani menggantungkan pinjaman pada
juragan (non Bank) dengan bunga yang tinggi. Untuk mengurangi
biaya bunga maka petani harus mengurangi ketergantungan pada
pinjaman yang berbunga tinggi, maupun mengurangi jumlah
pinjamannya. Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain;
http://www.mb.ipb.ac.id
Mengurangi pengeluaran konsumtif pada tiap panen, untuk
meningkatkan cadangan biaya produksi tahun berikutnya.
Dengan jalan tersebut makin lama jumlah pinjaman semakin
kecil.
Mengurangi atau mengganti pinjaman kepada juragan yang
berbunga tinsgi dengan pinjarnan kepada bank yang
berbunga lebih rendah.
5. Usaha-usaha tersebut diatas pada akhirnya terpulang kepada
individu-individu petani, namun demikian perlu peningkatan
dukungan dan bimbingan dari pihak pemerintah melalui instansi
yang terkait, terutama untuk memecahkan problem-problem nyata
seperti penemuan teknologi baru baik teknologi pemupukan,
pengolahan hasil dan lain sebagainya agar petani termotivasi untuk
selalu meningkatkan efisiensi pada usaha lainnya.
6 . Penulis menyadari, bahwa penelitian ini hanya sebatas
memberikan gambaran singkat ditinjau dari aspek hansial, bahwa
lebih lanjut perlu dilakukan upaya-upaya yang mengarah pada
efisiensi dalam budidaya tanaman tembakau di Kabupaten
Temanggung pada umumnya.
http://www.mb.ipb.ac.id
Oleh sebab itu penulis berpendapat:
Perlunya penelitian ini lebih diperluas cakupannya baik dari
segi batasan geografis maupun aspek-aspeknya, sehingga
dapat memberikaan gambaran yang lebih dalam dan lebih
luas.
Perlunya penelitian terhadap teknik budidaya secara lebih
luas, dengan tujuan untuk mengembangkan inovasi-inovasi
dalam rangka menuju efisiensi.
Perlunya penelitian terhadap kemungkman digalinya potensi
untuk menghimpun dana bagi kepentingan pembentukan
bersama guna mengurangi ketergantungan modal yang tinggi
pada pihak lain.
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1982. Studi Orientasi Usaha Peningkatan Produlaivitas dan Mutu Tembakau Rakyat. Kerjasama antara Drektorat Jenderal Perkebunan dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
---------- 1986. Laporan Akhir Pengkajian Intensifikasi Tembakau di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kerjasama antara Badan Pengendali Bimas Departemen Pertanian Jakarta dengan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Danarti, et.al. 1996. Palawija Budidaya dan Analisis Usahatani. Cetakan Ke Enam. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Garrison, R.H. 1982. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting). Edisi Ketiga Buku Satu terjemahan. Business Publication, Inc. Plano, Texas.
Hansen, D.R., 1992, Management Accounting. Second Edition. College Divison South - Western Publishing Co. Cincinnati Ohio
Heizer, J., and B. Render. 1996. Production and Operation Management. Fourth Edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.
Homgren, C.T. dan G. Foster. 1988. Akuntansi Biaya suatu Pendekatan Manjerial. Edisi Keenam Jilid 1 Terjemahan. Penerbit Erlangga- Jakarta
Jusup, Haryono. 1981. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi Pertama. Jilid 1, Cetakan Ke Tiga. Bagian Penerbitan Akademi Akuntansi YKPN, Yogyakarta.
Keiso, et.al. 1992. Akuntansi Intermediate. Edisi Ketujuh. Jilid Satu terjemahan. Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Kadarsan H.W. 1995. Keuangan Pertanian Dan Pembiyaan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mdyadi. 1993. Akuntasi Manajemen. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN-Yogyakarta.
..------.--- . 1993. Akuntansi Manajemen. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
http://www.mb.ipb.ac.id
Padmo, S dan E. DJatmiko. 1991. Tembakau : Kajian Sosial-Ekonomi. Aditya Media-Yogyakarta.
Pappas, J.L. dan Hirschey M. 1993. Ekonomi Manajerial. Edisi Ke Enam. Jilid I. Terjemahan. Penerbit Binampa Aksara, Jakarta.
Rijanto, B. 1992. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Setiawan, A.I. dan Y. Trisnawati. 1996. Pembudidayaan Pengolahan dan Pemasaran tembakau. PT. Penebar Swadaya-Jakarta.
Soekartawi, A. Soeharjo, J.L. Dillon dan J.B. Handaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 1. Perkembangan Produksi Rokok Kretek dan Rokok Putih
Indonesia tahun 1990-1995
Sumber: CIC No. 160-11 September 1996 (diolah dari berbagai surnber)
http://www.mb.ipb.ac.id
128
Lampiran 2. Perkembangan dan Proyeksi Konsumsi Rokok Indonesia 1995-2000
Sumber : CIC No. 16 1- 1 1 September 1996 [diolah)
*) aoyeksi.
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 3. Konsumsi Rokok per Kapita Di Beberapa Negara 1990
Amerika Serikat
Sumber : CIC No 161-1 1 September 1996 (dikutip dari Buletin Sampoerna Edisi 1).
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 4. Perkiraan Penggunaan Tembakau Untuk Produksi Sigaret Kretek dan Sigaret Putih Indonesia Tahun 1990-1995
Sumber: CIC No. 161-1 1 September 1996, diolah. Lembaga Tembakau (1986) dalam Setiawan et.al. (1993). Pembudidayaan, Pengolahan, dan Pemasaran. Cetakan ke III. Penerbit Penebar Semangat. Jakarta.
Keterangan: SKM :Sigaret Kretek Mesin. SKT : Sigaret Kretek Tangan. SKWM :Sigaret Kretek KlobotMenyan. SP : Sigaret Putih.
http://www.mb.ipb.ac.id
131
Lampiran 5. Perkembangan Produksi Tembakau Indonesia tahun 1990-1995
Sumber : Statistik Indonesia 1995, diolah.
Tahun
1990
1991
1992
1993
1994
1995
Jumlah
Rata-Rata
Perkebunan
Rakyat 152.8
137.0
109.6
118.9
127.7
130.1
776.1
129.3
Perkebunan
Besar
3.5
4.9
7.5
3.1
5.1
9.9
34.0
5.7
Jumlah (Ribuan Ton)
156.3
141.9
117.1
122.0
132.8
140.0
810.1
135.0
Perkembangan (%)
-
-9.2
-17.5
4.2
8.9
5.4
-8.2
-1.6
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 6. Luas Lahan, Produksi dan Harga Tembakau di Temanggung
Tahun 1990-1995.
Sumber : Statistik Perkebunan Tahun 1995 Cabang Disbun Kabupaten Temanggung. (Catatan; kualitas tembakau tahun 1992, 1993, 1995 kurang baik)
Tahun
1990
1991
1992
1993
1994
1995
Jumlah
Rata-Rata
Luas Lahan
(he&) 21.542
19.204
16.668
19.696
19.322
21.064
117.496
19.582,7
Produksi
(ton)
10.616
7.643
6.610
10.371
9.826
8.370
53.436
8.906
Harga Rata-Rata K g
Kenaikkan (%)
- -
-13,5
56,9
-5,3
-14,8
23,3
5 3
@P) -
6.500
3.500
4.400
10.200
9.300
33.900
6.780
Kenaikkan (%)
- -
-46,l
25,7
131,8
-8,s
120,2 - 30,O
http://www.mb.ipb.ac.id
-
133
Lampim 7. Biaya Pengdaan Pupuk Kandang @arga beli, ongkos olah, ongkos angkut)
Code Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 I5 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jumlah
Luaslnhan (Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0 50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
, 53.4
Biaya Pengolahan
(Rp.000)
40 9
100 40 120 40 40 200 75 120 120 100 20 24 90 90 105 60 90 21 25 60 42 120 180 90 120 I2 18 6 90 27 120 60 30 36 27 225 50 150 150 90 180 135 180 50 75 100 90 50
, 4 092
Jumlah
(Rp.000)
600 320
2.250 450
1.800 450 450
2.700 900 900 900 900 480 900 600 600
2.400 700
1.600 750 480 960 320 900
2.040 600 960 350 350 150
1.600 750
2.240 450 750 640 900
2.400 750
1.500 1.800 900
1.800 1.350 1.800 600 900
1.500 900 600
, 51.890
fipukyang dibeli (ton)
4 2 I5 3 12 3 3 18 6 6 6 6 3 6 4 4 15 4 10 5 3 6 2 8 12 4 6 2 2 1 10 5 14 3 5 4 6 15 5 10 12 6 12 9 12 4 6 10 9 4
342
Harga per truk
(Rp.000)
150 160 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 160 150 150 150 160 175 160 150 160 160 160 150 170 150 160 175 175 150 160 160 160 150 150 160 150 160 150 150 150 150 150 150 I 50 I SO 150 1 50 150 150
Biaya angkutan
(Rp.000)
140 70 375 105 300 105 105 450 180 200 250 250 100 120 350 350 560 150 700 150 75 120 70 250 540 140 180 70 70 36 50 165 50 I5 35 300 210 375 125 250 300 150 350 270 300 100 150 250 225 100
, 10.331
Total
(Rp.000)
880 399
2.625 595
2.220 595 595 350
1.155 1.220 1.174 1.250 600
1.044 1.040 1.040 3.065 910
2.390 921 580
1.240 432
1.270 2.270 830
1.260 432 438 192
1.740 942
2.410 525 815 976
1.137 3.000 925
1.900 2.250 1.140 2.330 1.655 2.280 750
1.125 1.850 1.215 650
66.313
http://www.mb.ipb.ac.id
134
lampiran 8. Biaya Perbailcan Lahan (terasering dan saluran)
http://www.mb.ipb.ac.id
135
Lampiran 9. Biaya Pengolahan Tanah (Pencangkulan, Pemupukan dasar, pembuatan lubang tanah)
Code
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
, Jumlah
HOK
40 40 210 30 170 42 32 240 63 120 140 140 50 110 105 60 150 30 90 35 28 56 40 75 200 84 112 70 60 26 175 48 210 60 88 110 175 250 56 180 150 70 144 63 180 36 84 100 110 60
, 4.997
Luas lahan
(Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
, 53.4
Total
Upah Ihr./orma
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
,
Jumlah (Rp.000)
160 160 840 120 680 168 128 960 252 480 560 560 200 440 420 240 600 120 360 140 112 224 160 300 800 336 448 280 240 104 700 192 840 240 352 440 700 1000 224 720 600 280 576 252 720 144 336 400 440 240
, 19.988
HOK
25 40 200 20 150 28 24 225 54 80 80 100 30 100 75 50 135 25 75 25 20 28 20 60 120 48 84 50 50 25 123 40 150 40 80 100 150 250 48 160 135 60 128 49 160 30 60 80 90 40
, 4.021
Jumlah (Rp.000)
60
40 40 80 56 32 60 36 160 240 160 80 40 120 40 60 20 60 40 32 112 80 60 320 144 112 80 40 4 200 32 240 80 32 40 100
32 80 60 40 64 56 80 24 96 80 80 80
, 3.904
HOK
15
10 10 20 14 8 15 9 40 60 40 20 10 30 10 15 5 15 10 8 28 20 15 80 36 28 20 10 1 50 8 60 20 8 10 25
8 20 15 10 16 14 20 6 24 20 20 20
, 976
Tenaga keja
Upah hr./orang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
,
Tenaga Keluarga
Upah Ihr./orang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
,
(luar)
Jumlah (Rp.000)
100 160 800 80 600 112 96 900 216 320 320 400 120 400 300 200 540 100 300 100 80 112 80 240 480 192 336 200 200 100 500 160 600 160 320 400 600 1000 192 640 540 240 512 196 640 120 240 320 360 160
, 16.084
http://www.mb.ipb.ac.id
NO.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
Luas Lahan (Ha) 0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1 .OO 1.00 1 .oo 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 050 1.00 1.50 1 .OO 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 075 0.75 1 .OO 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
Rata-rata
Bibit yang dibeli @tang)
10.000 10.000 50.000 10.000 40.000 10.000 10.000 60.000 15.500 20.000 20.000 20.000 8.000 20.000 10.000 10.000 30.000 9.000 20.000 10.000 9.000 18.000 9.000 18.000 28.000 20.000 30.000 9.000 10.000 4.000 30.000 12.000 30.000 9.000 14.000 15.000 18.000 40.000 9.000 40.000 36.000 12.000 40.000 12.000 40.000 10.000 12.000 30.000 30.000 12.000 998.500
Harga per bibit @atan&
7 7 10 7.5 7 7 7 8 10 10 10 10 8 7 8 8 10 10 10 10 15 10 10 10 10 10 10 8 7 10 10 7.5 7 7 7 10 7 7.5 7 8 8 10 8 7 10 10 7 10 7 10
Jumlah (Rp.000)
70 70 500 75 140 70 70 240 155 200 200 200 64 150 80 80 300 90 200 100 135 180 90 180 280 200 300 72 70 40 300 90 21 63 98 150 126 300 63 160 144 120 160 84 200 100 84 150 105 120
8.528
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 11. Biaya Penanaman Untuk Kegiatan Menanam
Code
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jumlah
Luas lahm
(Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 200 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
53.4
Tenaga
HOK
20 20 150 10 30 10 10 30 12 10 10 10 6 25 10 10 40 10 25 15 15 28 8 30 60 16 18 15 15 10 25 25 40 20 20 20 40 80 20 40 40 24 40 14 40 10 15 32 36 12
1271
kerja
upah nY./ora ng
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
HOK
8
10 2 4 2 4 3 2 2 3 3 6 3 2 4 2 2
2 4 28 4 4 4 8 6 2 2 1 2 2
- 4 4 1 2 4 4 4 4 5 4 5 4 5 2 6 8 8 6
211
(luar)
J d a h (Rp 00 0)
80 80 600 10 120 40 40 120 48 40 40 40 24 100 40 40 160 40 100 60 60 112 32 120 240 64 72 60 60 40 100 100 160 80 80 80 160 320 80 160 160 96 160 56 160 40 60 128 144 48
5084
HOK
28 20 160 12 34 12 14 33 14 12 13 13 12 28 12 14 42 12 25 17 19 56 12 34 64 24 24 17 17 11 27 27 44 24 21 22 44 84 24 44 45 28 45 18 45 12 21 40 44 18
1482
Tenaga Keluarga
Upah h./orang
4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah (Rp.000)
32
40 8 16 8 16 12 8 8 12 12 34 12 8 16 8 8
8 16 112 16 16 16 32 24 8 8 4 8 8 16 16 4 8 16 16 16 16 20 16 20 16 20 8 24 32 32 24
844
Total
Upah nY.larang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah (Rp.000
) - 112 80 640 48 136 48 56 132 56 48 62 62 48 112 48 56 168 48 100 68 76 224 48 . 136 256 96 96 68 68 44 108 108 176 96 84 88 176 336 96 176 180 112 180 72 180 48 84 160 176 72
5928
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 12. Biaya Penanaman Untuk Kegiatan Penyutaman
Code
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
W a h
Luas lahan (Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0 50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 150 0.75
53.4
Tenaga
HOK
6 30 6 7 2 6 36 3 4
6 3 8 3 3 21 4 15 3 10 12 4 12 15 9 10 3 3 2 8 12 8 3 3 3 15 20 10 24 21 12 24 12 20 21 4 15 18 8
507
Tenaga
HOK
15 4 3 4 2 2 4 9
4 3 2 12 4 2 2 7 2 5 2 6 12 4 6 12 9 15 2 3 1 4 3 2 0 0 2 3 2 2 3 3 3 3 8 2 3 4 6 6 4
223
ke j a
Upah h . l o r a ng
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
(luar)
Jwdah (Rp.00 0)
24 120 24 28 8 24 144 12 16
24 12 32 12 12 84 16 60 12 40 48 16 48 60 36 40 12 12 8 32 48 32 12 12 12 60 80 40 96 84 48 96 48 80 84 16 60 72 32
2028
HOK
15 10 33 10 9 4 10 45 3 8 3 8 15 12 5 5 28 6 20 5 16 24 8 18 27 18 25 5 6 3 12 15 10 4 4 5 18 22
' 12 27 24 15 27 20 22 24 8 21 24 12
730
Keluarga
Wah hr./ora ng
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
W a h (Rp.00 0)
60 16 12 16 8 8 16 36
16 12 8 48 16 8 8 28 8 20 8 24 48 16 24 48 36 60 8 12 4 16 12 8 4 4 8 12 8 8 12 12 12 12 32 8 12 16 24 24 16
892
Total
Upah hrJoran
E
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah (Rp.000)
60 40 132 40 36 16 40 180 12 32 12 32 60 48 20 20 112 24 80 20 64 96 32 72 108 72 100 20 24 12 48 60 40 16 16 20 72 88 48 108 96 60 108 80 88 96 32 84 96 48
2920
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 13. Biaya Pemeliharaan untuk pembelian pupuk anorganik
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jumlah
LuasLahan
(Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1 .OO 0.40 1 .OO 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 050 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 075 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
Rata-Rata
Total
143 108 747 70
250 71 71
428 252 72
144 177 72
109 35 36
284 72
320 72
106 180 72
216 360 144 144 142 90 54
249 144 270 108 148 148 250 500 107 180 179 107 213
71 179 36
143 178 143 108
8.502
Jumlah Pembelian
K g ) 300 300
1200
500 100 100 800 700 200 400 200 100 200 100 100 400 200 800 200 100 500 200 600
1000 400 400 200 100 75
400 400 400 300 400 400 500
1000 200 500 400 200 300 100 400 100 300 300 300 300
17.675
Jumlah (Rp.000)
35
315 70 70 35 35
140
- 105 37 37
140
70
70 54 27
105
126
- 70
140 35
35 35
105 35 35
35 70 35 -
2.101
Jumlah Pembelian
(Kg) 100
900 200 200 100 100 400
300 100 100
400
- 200
200 150 75 300
350
200 400 100 - 100 100 300 100 100
100 200 100
5.975
Urea Harga
/Kg (Rp.000)
0.36 0.36 0.36
0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.35 0.36 0.35 0.6 0.36 0.36 0.40 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.37 0.37 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36 0.36
ZA Harga
/Kg (Rp.000)
0.35
0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35
- 0.35 0.37 0.37
0.35
-
0.35
0.35 0.36 0.36 0.35
0.36 - -
0.35 0.35 0.35
0.35 0.35 0.35 0.35 0.35
0.35 0.35 0.35
Jumlah (Rp.000)
108 108 432
180 36 36
288 252 72
144 72 35 72 35 36
144 72
320 72 36
180 72
216 360 144 144 72 36 27
144 144 144 108 148 148 180 360 72
180 144 72
108 36
144 36
108 108 108 108
6.401
http://www.mb.ipb.ac.id
-
140
Lampiran 14. Biaya Pemeliharaan unhk Kegiatan Pemupukan Lanjutan (I & 11)
http://www.mb.ipb.ac.id
141
Lampiran 15. Biaya Pemeliharaan untuk Kegiatan Penyiangan, Pendanginn dan Pembubunan.
http://www.mb.ipb.ac.id
142
Lampiran 16. Biaya Pemeliharaan untuk Kegiatan Pemangkasan Bunga (Topping)
Code
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jumlah
Luas lahan
(Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
53.4
.
Tenaga
HOK
6 40
20
2 20 4 4 4 20
20 6 6 6 2 2 6
4 4 12
10 12 10 2 1 2 5 6 3 6 6 8 20 6 20 24 10 18 5 24 2 8 10 12 4
, 432
ke j a
upah IIuJorang
4
4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
,
HOK
4
4 3 8 3 2 15
4 3
8
6 6 3 1 1 1 2 4 4 6 20 10 12 2 4 1 1 1 2 2 2 3 2
2 2 2 2 3 2 3 1 4 4 6 4
, 185
(luar)
J d n h (Rp.000)
24 160
80
8 80 16 49 49 80
80 24 24 24 8 8 24
16 16 48
40 48 40 8 4 8 20 24 12 24 24 32 80 24 80 96 80 72 20 96 8 32 40 48 16
, 1.728
HOK
4 6 44 3 28 3 4 35 4 8 7 20 8 20 12 12 9 3 2 6 2 8 8 18 20 20 24 12 8 2 3 5 12 5 8 9 10 20 8 22 26 12 21 10 27 3 12 14 18 8
617
Temga Keluarga
Upah h.lorang
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah (Rp.000)
16
16 12 32 12 8 60
16 12
32
24 24 12 4 4 4 8 16 16 24 80 40 48 8 16 4 4 4 8 8 8 12 8
8 8 8 8 12 8 12 4 16 16 24 16
740
Total
Upah IIu.lorang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah (Rp.000)
16 24 176 12 112 12 16 140 16 32 28 80 32 80
' 4 8 48 36 12 8 24 8 32 32 72 80 80 96 48 32 8 12 20 48 20 32 36 40 80 32 88 104 48 84 40 108 12 48 56 72 32
2.468
http://www.mb.ipb.ac.id
143
Lampiran 17. Biaya Pemeliharaan unh& Kepiatan Pemangkasan Tunas (Sucheting))
http://www.mb.ipb.ac.id
144
Lampiran 18. Biaya Pemeliharaan untuk Kegiatan Pemberantasan Hama dan Penyakit
http://www.mb.ipb.ac.id
145
Lampiran 19. Biaya dan Pengeluaran Persiapan Panen/Pengolahan nnhk Pembelian Sarana Pengolahan.
Code
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jumlah
Luas laha
n (Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
53.4
PembeIianB&u unluk P&lian keperl~an
lain ul
pmbuatan jmuran dan
tanpat fmentasi
(tali, paku,dll) (Rp.000)
14 14
I50 25
150 25 15
200 60 30 24 50 10 50 49 30 30 25 60 30 25 75 20 70
LOO 75 50 30 25 50 50 30
100 25 50 75 50
150 75
100 150 75
150 50
100 50 75 80
100 50
315
Jml. Bambu yaw dibeli
20 15 50 10 40 20 12 50 25 20 20 15 10 30 12 10 20 10 20 10 I5 20 10 I5 25 20 30 10 10 8 25
, 10 20 10 10 10 15 40 15 30 25 20 30 20 20 10 20 15 20 15
962
jemuran
Hat8 /btg. (Rp. 000)
3 3 3 3 4 3
3.5 3, 3 2 2 4 3
2.5 2.5
3 3.5
3 3.5
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3.5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
:Rp.OW)
60 45
150 30
160 60 42
I50 75 40 40 60 30 75 30 30 70 30 70 30 45 80 30 45 75 60 90 30 30 24 75 30 70 30 30 30 45
I20 45 90 75 60 96 60 60 30 60 45 60 45
2946
Ongkostenaga kerja ulpembuatan Peagcluara n
untuk hajatan
(~p.000)
130 140 150 160 200 170 160 200 200 175 200 150 100 200 100 100 I50 100 150 100 80 150 200 150 200 150 150 100 100 100 150 100 150 105 150 150 100 200 200 200 200 150 100 100 150 100 100 150 150 100
7220
j e m m
HOK
6 6
10 6 9 6 6
15 8 6 9 6 4 9 6 4
10 4
10 3 3 6 4 8
12 6 8 4 4 2
10 4 6 4 6 6 6 8 6 8 9 6
12 6
12 3 3 8 9 4
336
dan tRllpathatasi
Upah laronglheri (~p.000)
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
pembel$,, ~i~~~
Jumlah (Rp.OOO)
24 24 40 24 36 24 24 60 32 24 36 24 16 36 24 16 40 16 40 12 12 24 16 32 48 24 32 16 16 8 40 16 24 16 24 24 24 32 24 32 36 24 48 24 48 12 12 31 36 16
1344
Jumla h
Riga (Kg)
25 20 40 20
. 30
35 15 15 10 20 5 20 10 10 20 15 20 10 20 25 10 15 30 15 20 10 15
30 15 20 10 10 20 20 30 15 25 20 20 15 20 20 10 15 30 20 I5
880
Harga
pef unt
3 3 3 3 3
3 3 3 3
3.5 3 3 3 3 3 3 4 4
3.5 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
(Rp.00 0)
75 60
120 60 90
105 45 45 30 70 15 60 30 30 60 45 80 40 70
100 40 60
120 45 60 30 45
90 45 60 40 30 60 60 90 45 75 60 60 45 60 60 30 45 90 60 45
2880
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 20. Biayaengeluaran Persiapan PanenRengolahan untu Pembelian Sarana-Sarana
,
Code
Resp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
, Jml.
Luas laha n
(Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
, 53.4
Pembelian Keranjang
Jml Kmjaog
(unit)
6 8
48 8
30 7 9 45 15 15 16 15 7 15 7 7 25 7 15 8 8
20 8 18 25 20 24 7 8 4 18 12 24 8 15 I5 16 30 12 28 27 16 26 12 30 8 16 24 25 11
, 838
Pembelian Gula
Jml. Gula (Kg)
18 24 144 24 90 28 36 125 60 60 48 60 21 60 28 21 75 28 40 24 24 60 30 60 100 60 72 28 24 16 54 36 120 24 40 60 48 120 36 84 108 64 58 36 90 32 56 72 72 44
, 2755
HorgaNnit (Rp.000)
10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00
,
Jumlah (Rp.000)
60 80 480 80 300 70 90 450 150 150 160 150 70 150 70 70 25 7 15 80 80 200 80 180 250 200 240 70 80 40 180 120 240 80 150 150 160 300 150 280 270 160 260 120 300 80 160 240 250 110
8280
H a m g
m.000)
1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
,
Jumlah (Rp.000)
27 36 216 36 135 42 54
202.5 90 90 72 90
31.5 90 42
32.5 112.5 42 60 36 36 90 45 90 150 90 108 42 36 24 81 54 160 36 60 90 72 180 54 126 212 96 87 54 135 48 84 108
112.5 66
, 4132.50
http://www.mb.ipb.ac.id
147
Lampiran 21. Biaya Panen dan Pengotahan Hasil.
http://www.mb.ipb.ac.id
148
Lampiran 22. Biaya Pinjaman (Hutang) Modal
Code
Rev.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Jumlah
Luas lahan
(Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 0.50 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 0.75 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0.75 1.00 1.50 1.50 0.75
53.4
Besarnya Pinjaman (Rp.000)
2500 2500
1000 3000 1000 2000 3000 3000 3000 3000 4000 1000 2000 2000 2000 3000 1000 2500 2500 2000 2500 1000 1000 3000 2000 2000 1500 2000
4000 2500 2000 2000 3000 2500 2500 5000 1500 2500 2500 2000 3000 1500 2000 2000 2000 3000 2500 2000
11 1.000
Sumber
Bd (B)
B
B
B
B B
Lamanya Pinjaman
10 10
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Bmk (N)
N N
N N N N N N N N N N N
N
N N N
N N N N N N N N
N N N N N N
N N N N N N N N N N N N
Pinjaman B (Rp.000)
600
800
600
750 1100
3850
PinjamanN (Rp.000)
1250 1250
500 1500 500 1000 1500 1500 1500 1500 2000 500 500
1000
500 1250 1250
1250 500 500 1500 1000 1000 750 1000
2000 1250 1000 1000 15000 I250
750 1250 1250 1000 1500 750 1000 1000 1000 1500 1250 1000
48.250
~ o t a l ~~~~a
1250 1250
500 1500 5 00 1000 1500 1500 1500 1500 2000 500 500 600 1000 800 500 1250 1250 600 1250 500 500 1500 I000 1000 750 1000
2000 1250 1000 1000 1500 1250 750 1100 950 1250 1250 1000 I500 750 1000 1000 1000 1000 1250 1000
52.100
http://www.mb.ipb.ac.id
149
Lampiran 23. Biaya Penyusutan Peralatan
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
r.
Luas Lahan (Ha)
0.50 0.50 3.00 0.50 2.00 0.50 0.50 3 00 1.00 1 .OO 1.00 1 .OO 0.40 1.00 0.50 0.50 1.50 0.50 1.00 0.50 0.50 1 .OO 050 1.00 1.50 1.00 1.50 0.50 0.50 0.25 1.50 0.75 1.50 0.50 075 0.75 1.00 2.00 0.75 2.00 2.00 1.00 2.00 0.75 2.00 0 75 1.00 1.50 1.50 0.75
Peralatan
Nilai Petalatan (Rp.000)
70 65
240 60
140 70 70
240 65 70 70 70 60 70 70 65 65 60
140 70 60 65 60
130 130 60
140 65 60 -
120 60
120
120 60 60
120 70
120 130 120 130 60
140 60
130 130 140 70
4.560
Peralatan
Ndai Peratatan (RP.000)
808 658
3.668 692.50 2.456
855 785
3.489 1.163 1.320 1.013
968 293 913
1.085 563
1.345 468
1.676 961 943
1.003 618
1031 1.406
613 1.406 1.078
875 473
2.111 583
1.731 753
1.551 78 1 703
2.456 1.296 2.394 2.482 1.784 2.514
726 2.523 1.084 1.246 1.688 1.542
696
, 65.269,50
berumur 5 th.
P m y u h 1 ih (Rp.000)
14 13 48 12 28 14 14 48 13 14 14 14 12 14 14 13 13 12 28 14 12 13 12 26 26 12 28 13 12
24 12 24
24 12 12 24 14 24 26 24 26 12 28 12 26 26 28 14
912
bemur 10 th.
PayuSUtnn I ih (Rp.000)
80.8 65.80
366.80 69.25
245.60 85.50 78.50
348.90 116.30 132.00 101.30 96.80 29.30 91.30
108.50 56.30
134.50 46.80
167.60 96.10 94.30
100.30 61.80
103.10 140.60 61.30
140.60 107.80 87.50 47.30
211.10 58.30
173.10 75.30
155.10 78.10 70.30
245.60 69.60
239.40 248.20 178.40 251.40 72.60
252.30 108.40 124.60 168.80 154.20 69.60
. 6.526.95
http://www.mb.ipb.ac.id