10_teori_ttg_arsitektur

39
1. ARSITEKTUR POST MODERN TEORI PENDAPAT BUDI SUKADA Dua ciri pokok Arsitektur Post-Modern adalah anti rasional dan neo-sculptural, berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional. Ciri-ciri bangunan yang sculptural sangat menonjol karena dihiasi dengan ornamen-ornamen dari zaman Baroque dan Renaissance. Budi Sukada (1988) menyebutkan ada 10 ciri Arsitektur Post-Modern, yaitu : 1. Mengandung unsur-unsur komunikatif dan bersifat lokal atau populer 2. Membangkitkan kembali kenangan historic 3. Berkonteks urban 4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi 5. Bersifat representasional 6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentukan lain) 7. Dihasilkan dari partisipasi 8. Mencerminkan aspirasi umum Teori Perkembangan Arsitektur II | 1

Transcript of 10_teori_ttg_arsitektur

Page 1: 10_teori_ttg_arsitektur

1. ARSITEKTUR POST MODERN TEORI PENDAPAT BUDI SUKADA

Dua ciri pokok Arsitektur Post-Modern adalah anti rasional dan neo-

sculptural, berbeda dengan Arsitektur Modern yang rasional dan fungsional.

Ciri-ciri bangunan yang sculptural sangat menonjol karena dihiasi dengan

ornamen-ornamen dari zaman Baroque dan Renaissance. Budi Sukada (1988)

menyebutkan ada 10 ciri Arsitektur Post-Modern, yaitu :

1. Mengandung unsur-unsur komunikatif dan bersifat lokal atau populer

2. Membangkitkan kembali kenangan historic

3. Berkonteks urban

4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi

5. Bersifat representasional

6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentukan lain)

7. Dihasilkan dari partisipasi

8. Mencerminkan aspirasi umum

9. Bersifat plural

10. Bersifat eklektik

Untuk dapat dikategorikan sebagai Arsitektur Post-Modern tidak harus

memenuhi kesepuluh ciri diatas. Sebuah karya arsitektur yang mempunyai

enam atau tujuh ciri di atas sudah dapat dikategorikan ke dalam Arsitektur

Post-Modern.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 1

Page 2: 10_teori_ttg_arsitektur

2. ARSITEKTUR HIGH TECH TEORI PENDAPAT CHARLES JENKS

Charles Jenks menyebutkan ada 6 hal penting yang menjadi ciri dari

arsitektur hi-tech, yaitu:

1. Inside-out (penampakan bagian luar-dalam)

Pada bangunan hi-tech, struktur, area servis dan utilitas dari suatu

bangunan hampir selalu ditonjolkan pada eksteriornya baik dalam bentuk

ornamen ataupun sculpture.

2. Celebration of Process (keberhasilan suatu perencanaan)

Hi-tech menekankan pada pemahaman konstruksinya, bagaimana,

mengapa dan apa dari suatu bangunan. Di antaranya hubungan dari

struktur, pemakuan, flanges, dan pipa-pipa salurannya, sehingga dapat

dimengerti, baik oleh orang awam maupun para ilmuwan.

3. Transparancy, Layering, and Movement (transparan, pelapisan dan

pergerakan)

Bangunan hi-tech selalu menampilkan ketiga unsur ini semaksimal

mungkin. Karakter dari bangunan hi-tech dapat dilihat pada penggunaan

yang lebih luas material kaca (transparan dan tembus cahaya), pelapisan

pipa-pipa jaringan utilitas (layering), alat transportasi bangunan seperti

tangga, eskalator atau lift (movement).

Teori Perkembangan Arsitektur II | 2

Page 3: 10_teori_ttg_arsitektur

4. Flat Bright Colouring (pewarnaan yang menyala dan merata)

Warna cerah yang digunakan dalam bangunan hi-tech memiliki makna

asosiatif, di samping dari segi fungsionalnya untuk membedakan jenis

struktur dan utilitas bangunan. Warna kuning, merah, biru yang cerah

merupakan warna dari mesin-mesin industri, mobil, kapal, traktor, dan

benda-benda teknologi masa sekarang. Warna-warna ini kemudian

diasosiasikan sebagai suatu elemen yang membatasi masa sekarang dan

masa depan terhadap masa lalu.

5. A Lightweight Filigree of Tensile Member (baja-baja tipis sebagai

penguat)

Baja-baja tipis yang bersilangan diibaratkan sebagai kolom Doric bagi

high tech, dilihat dari penampakan dan penyusunannya. Pengekspresian

dan pengaplikasian menurut hierarki yang menjadikan kejelasan dari

bagian-bagian tersebut. Landasan pemikiran yang luas pada kreasi adalah

dalam pembentukan elemen yang mudah dan logis, mudah

penyimpanannya serta mudah pemasangannya.

6. Optimistic Confidence in Scientific Culture (optimis terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi)

Penggunaan hi-tech merupakan harapan di masa yang akan datang,

meliputi penggunaan material, warna dan penemuan-penemuan baru

lainnya.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 3

Page 4: 10_teori_ttg_arsitektur

3. SIMBIOSIS DARI KHISO KUROKAWA

Mikrokosmos sebagai pencerminan dari makrokosmos dijabarkan pula

oleh Kisho Kurokawa. Kurokawa menyatakan bahwa arsitektur

menjelang dan awal abad ke 21 berada dalam periode Age of Life di

mana proses kehidupan : metabolisme, metamorfosis dan simbiosis

dapat dicerminkan dalam perwujudan arsitektur. Kita ketahui

Kurokawa merupakan salah satu pencetus gerakan Arsitektur

Metabolis di tahun 1960-an.

In the age of life, it is the very plurality of life that possesses a superior

and rich worth. The rising interest in the environment and the new

importance given ecology aim at preserving the diversity of life.

Life is the creation of meaning. The life of the individual and the

diversity each species possesses is linked to the diversity of all of the

different human cultures, languages, traditions, and arts that exist on

the earth. In the coming age, the machine-age ideal of universality will

be exchanged for a symbiosis of different cultures.

Filosofi simbiosis dalam arsitektur dijabarkan Kurokawa secara

mendetail dalam bukunya Intercultural Architecture – The Philosophy

Teori Perkembangan Arsitektur II | 4

Page 5: 10_teori_ttg_arsitektur

of Symbiosis (1991). Arsitektur simbiosis sebagai analogi biologis dan

ekologis memadukan beragam hal kontradiktif, atau keragaman lain,

seperti bentuk plastis dengan geometris, alam dengan teknologi,

masa lalu dengan masa depan, dll. Seperti dikatakan Jencks (sebagai

pembuka tulisan), arsitektur simbiosis merupakan konsep both-and,

mix and match dan bersifat inklusif. Kurokawa mengadaptasi sain

kontemporer (the non-linear, fractal, dll.) pun mengambil hikmah dari

pemikiran Claude Levi Strauss berkait dengan pernyataan bahwa tiap

tempat, wilayah, budaya punya autonomous value dan memiliki

struktur masing-masing walau dengan ciri yang berbeda. Dengan

demikian mengakomodir keragaman adalah suatu keharusan. Perlu

ada jalan untuk menjembatani perbedaan karakter wilayah, budaya

dll. Simbiosis diupayakan untuk secara kreatif menjaga hubungan

harmonis antar tiap perbedaan, merupakan intercultural, hybrid

architecture.

Dalam karyanya pemukiman di Al-Sarir, Libya 1979 – 84 (1991, 93 -

94) Kurokawa memadukan teknologi baru dengan alam padang pasir,

antara lain dengan memanfaatkan bahan dasar bangunan sand-

bricks, dipadukan dengan materi prefabrikasi untuk bahan atap, juga

pengaturan sirkulasi udara, dll. Tiap lay out dan desain diupayakan

memenuhi keinginan tiap penghuni sehingga tiap rumah memiliki

bentuk yang berbeda walau dengan bahan dan struktur yang sama.

Merupakan perpaduan struktur geometric hasil teknologi dengan

bentuk kubah sebagai simbol tradisi Islam (dalam bentuk hyperbolic

paraboloid shell) juga area hijau seperti penerapan taman dalam

airport serta lansekap hutan tropik

Kondisi alam yang semakin tidak pasti di jaman konseptual dan high

touch seperti sekarang menjadikan pemikiran desain mengarah pada

Teori Perkembangan Arsitektur II | 5

Page 6: 10_teori_ttg_arsitektur

kebijakan dalam mengolah alam, sustainable construction, eko

desain. Konsep simbiosis Kurokawa, uraian Mangunwijaya dalam

Wastu Citra, pemikiran Green Architecture Jencks dan Broadbent

(pada perkembangan terakhir Broadbent pun terlibat pada pemikiran

Green Architecture) secara jelas dan komprehensif menyoroti

masalah tersebut.

Benang merah dari ciri pemikiran Broadbent, Jencks, Mangunwijaya

dan Kurokawa (selain mampu memberi gambaran lebih luas,

menyeluruh dan multidimensi tentang estetika bentuk dan proses

desain pada umumnya) adalah kemampuan berpikir metaforis. Bagi

saya hal ini yang mampu menjadikan pemikiran-pemikiran keempat

tokoh ini fenomenal, memiliki visi masa depan dan memenangkan

benak saya sebagai ‘penikmat’ pemikiran sekaligus merupakan

pengalaman estetis. Seperti juga kata Twyla Tharp yang dikutip oleh

Daniel H. Pink dalam bukunya Misteri Otak Kanan (judul asli adalah A

Whole New Mind – 2007), metafor adalah kekuatan yang vital dan

pemberi hidup dari semua seni. Selanjutnya Pink menguraikan (2007 :

182 -188)

Proses pemikiran manusia pada umumnya adalah metaforis utuh

yang disebut oleh sebagian saintis kognotif sebagai rasionalitas

imajinatif – menjadi bernilai.

Pemikiran metaforis dapat membantu kita tuk memahami orang lain

dan diri kita,

juga menyadari makna. Imajinasi metaforis penting untuk menempa

hubungan hubungan empatik dan mengkomunikasikan pengalaman-

pengalaman.

Era konseptual juga menuntut kemampuan untuk memahami suatu

hubungan diantara hubungan-hubungan, atau dikenal pula dengan

Teori Perkembangan Arsitektur II | 6

Page 7: 10_teori_ttg_arsitektur

istilah pemikiran sistem, pemikiran struktur, pemikiran holistik ataupun

melihat keseluruhan perspektif.

Pengenalan pola, pemikiran keseluruhan perspektif dengan

bergantung pada penalaran kontekstual yang intuitif memungkinkan

para pemimpin untuk memilih kecenderungan-kecenderungan yang

bermakna dari campuran informasi di sekitarnya dan berpikir secara

strategis jauh ke masa depan.

Saat menelaah proses berpikir metaforis arsitek-arsitek tersebut kita

akan menemukan bahwa beragam teori yang dijabarkan punya

‘value’. Dalam hal ini ‘value’ mengarah pada kemampuan membentuk

pola pikir kita menjadi lebih menyeluruh dan integral, sekaligus juga

membangun kesadaran akan kompleksitas dan konteks

permasalahan desain sesuai tuntutan kondisi jaman.

Kekuatan pemikiran desain (yang memberi pula perspektif baru

tentang estetika bentuk) ditunjang oleh perwujudan nyata dalam karya

oleh arsitek pemikir seperti Mangunwijaya, Jencks, Kurokawa, dkk.

menunjukkan bahwa keseimbangan otak kiri dan kanan yang

menentukan kekuatan logika, intuisi dan kreativitas kita sungguh

penting dalam mendesain. Pada akhirnya membangun perenungan

kita untuk berupaya lebih bijak menyikapi beragam permasalahan

desain yang semakin kompleks dan tidak pasti.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 7

Page 8: 10_teori_ttg_arsitektur

4. RICHARD MEIER

Richard Meier lahir di Newark, New Jersey pada tahun 1934. Setelah

menamatkan pendidikan arsitektur di Cornell University, Richard Meier

bekerja dengan beberapa arsitek, antara lain SOM (Skidmore, Owings, and

Merril) dan Marcel Breuer. Barulah pada tahun 1963, Richard Meier

mendirikan biro arsiteknya sendiri.

Karya-karya Richard Meier meliputi perumahan dan rumah tinggal, museum,

rumah sakit, dan fasilitas-fasilitas berteknologi tinggi, serta bangunan

komersial lainnya. Beberapa karya Richard Meier yang terkenal antara lain

High Museum di Atlanta, Frankfurt Museum for Decorative Arts di Jerman,

Teori Perkembangan Arsitektur II | 8

Page 9: 10_teori_ttg_arsitektur

Canal+ Television Headwuarters di Paris, Hartford Seminary di connecticut,

The Atheneun di New Harmony-Indiana, dan the Bronx Development Center

di New York. Yang mengagumkan, semua karya di atas telah menerima

National Honor Awards dari American Institute of Architects (AIA).

Pada tahun 1984, Richard Meier menerima penghargaan the Pritzker

Architecture Prize, yang sering dianggap sebagai penghargaan tertinggi dan

setara dengan Penghargaan Nobel. Pada tahun yang sama, Richard Meier

menjadi arsitek terpilih untuk mendisain Getty Center di Los Angeles,

California.

Ada tiga konsep yang paling sering dimanfaatkan oleh Richard Meier, yaitu

Cahaya, Warna, dan Tempat. Disain arsitekturnya memperlihatkan

bagaimana bentuk geometry sederhana, lapisan-lapisan ruang, dan efek

cahaya dan bayangan, menghasilkan ruang yang ‘jernih’ dan

berkesinambungan. Salah satu pemikiran terpenting Richard Meier dalam

dunia arsitektur adalah teminology ‘placeness’: “What is it that makes a space

a place.”

Pemilihan material dalam disain arsitektur Richard Meier seringkali sangat

kompleks dan tidak typikal. Walaupun struktur bangunannya sangat jelas,

seringkali denahnya cukup rumit dan sangat kaya ‘tekstur’. Permainan

volume dan proporsi, tertuang dalam susunan teras-teras dan balkon, ramp

yang mengalir, galeri-galeri, arkade, dan tangga-tangga. Satu hal yang dapat

disimpulkan dari Richard Meier, yaitu adanya tiga kunci penting dalam disain

arsitektur yang baik: interaksi, konsistensi, dan unity. Menurutnya, kualitas

arsitektur terjadi ketika “arsitektur dapat digunakan dalam rentang waktu

yang lama, yang menua secara alami, original, berkesinambungan, dan mudah

digunakan”.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 9

Page 10: 10_teori_ttg_arsitektur

5. ARSITEKTUR ORGANIK DARI FRANK LLOYD WRIGHT

Wright lebih dikenal sebagai arsitek organic, suatu arsitektur yang dihasilkan

murni dari konteks alami. Dan yang paling penting adalah hubungan antara

tapak dan bangunan dipengaruhi oleh pakat furniture dan arsitek amerika

Gustav Stickley serta kebutuhan pelanggan. Prinsip-prinsip dari gaya

arsitektur organik :

1. Kesederhanaan dan ketenangan

Prinsip ini berada dibelakang seni. Keterbukaan harus dimasukan

kedalam struktur menjadi bentuk yang terpadu sehingga menjadi jenis

dekorasi yang alami dan tenang. Detail dan dekorasi dikurangi dan

bahkan fixtures,gambar dan mebel dalam struktur harus diintegrasikan.

2. Ada banyak gaya rumah

Prinsip ini memungkinkan ekspresi dari kepribadian masing-masing

klien,walaupun rancangan wright selalu memberikan kontribusi yang

signifikan.

3. Korelasi alam,topografi dengan arsitektur

Sebuah bangunan yang didirikan harus selaras dengan lingkungan di

sekitarnya.

4. Warna alam

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan harus selaras dengan

warna alam.

5. Sifat bahan

Kayu harus seperti kayu dan batu bata harus seperti batu bata,warna dan

tekstur mereka tidak boleh berubah.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 10

Page 11: 10_teori_ttg_arsitektur

6. Integritas rohani dalam arsitektur

Wright percaya bawah kualitas bangunan harus sejalan dengan kualitas

manusia. Artinya bangunan harus memberikan sukacita dan suasana yang

layak bagi penghuni. Hal ini menurutnya lebih penting dari banyak gaya.

Dalam proses perancangan Wright memfokuskan perhatian mulai dari hal

yang besar sampai kepada rincian yang terkecil (termasuk detail furniture luar

dan dalam,misalnya (perabot,karpet,jendela,pintu,meja,kursi,lampu

hias,elemen perabot dll).Dia adalah seorang arsitek yang berpandangan

bawah rancangan, pembuatan dan tujuan serta furniture dan benda-benda

yang dipergunakan dalam bangunan adalah satu kesatuan dalam seluruh

desain. Dalam mendesain rumah gaya Prairie ia menggunakan tema yang

dikoordinasikan dengan elemen bangunan (biasanya berdasarkan bentuk

tanaman) yang diulang dalam jendela,karpet dan perlengkapan lainnya). Ia

selalu membuat inovasi baru dalam rancangannya. Seperti penggunaan bahan

bangunan baru yang dibuat di pabrik : blok beton,kaca,batu bata dan seng

cames untuk pencahayaan di jendela.

Wright juga merupakan salah satu arsitek yang merancang dan memasang

listrik untuk pencahayan benda-benda, termasuk penggunaan lampu lantai

yang menggunakan kap bulat (yang sebelumnya tidak dimungkinkan karena

pembaasan pencahayaan fisik gas).

Sebagai konsekwensi dari kemajuan karirnya,Wright menggunakan

mekanisasi dari industri kaca. Alasannya karena kaca sangat cocok dengan

filosofi arsitektur organiknya, dan kaca dapat membuat orang melihat keluar

rumah dan elemennya tetap terlindung. Pada tahun 1928, Wright menulis

karangan yang berisi tentang perbandingan atau persamaan kaca dengan alam

: termasuk danau,sungai dan kolam. Salah satu karya awal Wright yang

menggunakan kaca adalah String Panes.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 11

Page 12: 10_teori_ttg_arsitektur

Dengan memanfaatkan kaca,maka Wright berusaha untuk mencapai

keseimbangan antara keringanan dari kaca dan kesolidan dinding yang kelar

kesolidan dinding yang keras.

Wright juga merupakan seorang yang menggunakan arsitektur guna

mengatasi masalah di jamannya. Contohnya pada akhir abad ke-20 ketika

pembantunya banyak yang malas atau absen dari pekerjaannya, maka Wright

membangun rumah dengan rencana yang lebih terbuka sehingga ia dengan

mudah dapat mengawasi pembantu yang bekerja.

Salah satu rancangan wright yang unik untuk rumah adalah tempat yang

disediakan buat tamu. Karena menurutnya, selain sebagai property, agar tamu

bisa menikmati keberadaan mereka, juga sebagai sarana agar para tamu yang

datang tetap ingin tinggal disitu walaupun hanya satu atau dua malam.

Contohnya rumah Louis Penfield di Ohio,rumah Haynes di Indiana,rumah

Bernard Schwarts di Wisconsin,dan lain-lain.

Wright paling umum dikenal sebagai arsitektur organik, tetapi juga dikenal

sebagai seorang pemimpin dan pendiri dari gerakan arsitektur gaya Prairie

dan sekolahnya, dan juga sebagai orang yang mengembangkan konsep rumah

Usonian.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 12

Page 13: 10_teori_ttg_arsitektur

6. ARSITEKTUR ISLAM DARI ACHMAD NOE’MAN

Menurut Acmad Noe’man, Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur

yang berlandaskan pada Al-qur’an dan As-sunnah....Acmad Noe’man

adalah seorang Arsitek yang berlatar belakang pendidikan Arsitektur

Praktik.. Dalam berkarya beliau selalu berusaha memasukkan nilai-

nilai Islam kedalam desainnya. Hal tersebut dimaksudkan beliau agar

karya-karyanya lebih bermakna dan dapat dipertangung jawabkan

dihadapan Tuhan kelak. Acmad Noe’man, sebagai seorang Arsitek,

banyak tertarik dengan ajaran-ajaran agama Islam, terutama pada

kedua landasan agama itu yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. sedangkan

orang yang cukup berpengaruh pada kehidupannya adalah

Muhammad SAW. Khusus pada bidang arsitek Acmad Noe’man

mengagumi Lee Corbusier, Miss Van de Rohe, teori-teori Beahus,

karena semua itu tidak bertubrukan dengan nilai-nilai islami yang

mengajarkan agar tidak menciptakan sesuatu yang berlebih-lebihan.

Nilai-nilai islam banyak mempengaruhi manifestasinya dalam

berpraktek di dunia arsitektur.Salah satu Manifesto Acmad Noe’man

adalah ” Arsitektur yang islami Adalah Arsitektur berlandaskan pada

Al-qur’an dan As-sunnah”.

Lingkungan binaan tempat seorang arsitek tumbuh dan berkembang,

Teori Perkembangan Arsitektur II | 13

Page 14: 10_teori_ttg_arsitektur

baik secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi

sikap dan pemikirannya. Terdapat beberapa hal yang membentuk

konteks pemahaman seorang arsitek dalam melakukan pendekatan

terhadap desain. Misalnya masa lalu yang kering dengan agama

menyebabkan Acmad Noe’man ingin menerapkannya baik didalam

kehidupan sehari-hari dan dalam praktik  arsitektur. Sebagai seorang

muslim Acmad Noe’man berusaha menjadi seorang arsitek agar bisa

membela agamanya dalam bidang arsitektur. Berbekal pengalaman di

masa mudanya yang sering menyaksikan dan mendampingi ayahnya

dalam membangun masjid dan sekolah Madrasah Acmad Noe’man

inilah yang membuat dirinya sedikit banyak mengenal bangunan-

bangunan yang diperuntukan untuk ibadah dan belajar.

Dalam berkarya arsitektur, Acmad noe’man berusaha memasukkan

nilai-nilai yang terkandung pada Al-qur’an dan As-sunnah dan

mengimplementasikan pada obyek atau sebuah karya yang berbeda

dengan menyesuaikan kebutuhan yang harus dipenuhi pada masing-

masing obyek itu. Menurut Acmad Noe’man Arsitektur islami bukan

hanya berbicara pada bentuk-bentuk lengkung dan atap kubah karena

hal ini tidak berdasar pada Al-qur’an dan As-sunnah. Dua landasan ini

selalu dibawa oleh Acmad Noe’man pada karya-karyanya. Tanpa

membedakan rancangan yang akan dihasilkannya. Baik itu Masjid

sebagai tempat peribadatan atau rumah sebagai tempat tinggal dan

juga bangunan-bangunan lain. Dengan dua landasan pada islam ini

yang membedakan karya-karya beliau antara arsitektur yang islami

dan yang tidak islami. dengan tujuan untuk bisa mengapresiasi secara

lebih tinggi, dan di dalam prosesnya elemen Al-qur’an dan As-sunnah

diangkat dan dimasukan ke dalam proses desain sejak awal

pembentukan konsep bangunan. 

Teori Perkembangan Arsitektur II | 14

Page 15: 10_teori_ttg_arsitektur

Acmad Noe’man menyebutkan bahwa ber-arsitektur bukan hanya

berpikir bagaimana menghasilkan sebuah karya rancangan agar

terbangun, tapi lebih memikirkan bagaiman berkarya yang semuanya

diniatkan untuk Tuhan, tanpa harus mengesampingkan kebutuhan

dan keinginan Klien.  Beliau selalu mencoba mengajarkan nilai-nilai

islami atau dengan kata lain berdakwah pada rancangan-

rancangannya, Dengan menghadirkan apa yang ada pada kedua

landasan islam itu sendiri.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 15

Page 16: 10_teori_ttg_arsitektur

7. YUSWADI SALIYA

Konsep Architype [1] Yuswadi Saliya adalah pendekatan desain

secara geometris. Selain itu ada faktor lain dalam pendekatan

desainnya, yaitu bentuk topografi tapak, riwayat tempat tersebut

yang berkaitan dengan sejarahnya, serta respon terhadap lingkungan

sekitarnya dan dalill-dalil dari teori arsitektur modern.

Langkah awal mendesain adalah dengan membaca bentuk tapaknya.

Menurut pengakuan beliau bila tidak mengetahui bentuk tapaknya,

akan sukar untuk dapat mendesain, kecuali merancang  sebuah

bangunan yang desainnya mengacu kepada salah satu bentuk tipologi

bangunan dan dapat diletakkan di banyak tempat. Menurutnya setiap

bentuk tapak mempunyai anatomi yang khas, seperti dimana letak

tulang punggungnya (garis sumbu imajinernya), dimana sendi-

sendinya. Setelah peta itu dapat dibaca sumbunya bagaimana,

kemudian dapat ditetapkan bagaimana hirarki, orientasi, dan

sebagainya. Dari informasi yang terdapat pada peta tersebut. Lalu dari

orientasi yang ada sumbu tadi dikoreksi kembali. Langkah selanjutnya

adalah meresponnya terhadap riwayat dan kondisi lingkungan

sekitarnya, baru kemudian Beliau dengan cepat dapat menarik-narik

garis yang membentuk geometri sesuai dengan bentuk dan orientasi

tapak tersebut.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 16

Page 17: 10_teori_ttg_arsitektur

Setiap tempat mempunyai orientasi yang berbeda tergantung dari

kondisi topografinya. Dalam menarik garis-garis pembentuk geometris

ada dalil-dalil dan tuntutan-tuntutan, sehingga mempunyai alasan,

seperti bila membuat bentuk kurva, apa pegangannya. Menurut beilau

bahasa geometri ada aturan-aturannya ada istilah geometri thinking

(berpikir geometris). Bisa dibayangkan, seperti ada suatu pola-pola

perulangan, pola-pola yang konsisten dalam skala, dalam volumetri,

dll.

Untuk pengolahan tampak bangunan, beliau menggunakan aturan-

aturan dari teori arsitektur modern seperti komposisi, keseimbangan,

proporsi, perbandingan golden section, dll. Sedikit banyaknya

rumusan teknis modernis tadi beliau gunakan yang menurutnya belum

ada tandingannya apalagi dibandingkan dengan rumusan post-

modern yang dinilainya masih liar. Kemudian dalam memberikan

unsur estetika dan warna menurutnya semua orang akan setuju atau

mempunyai persepsi yang sama bila penjabarannya menggunakan

teori arsitektur modern. Tanpa mengikuti itu beliau tidak dapat

menjelaskan desainnya kepada orang lain, dan dari ketentuan-

ketentuan tersebut beliau dapat menyiapkan kategorisasinya,

kemudian terdapat kronologisnya yang akhirnya dijadikan bentuk

verbalnya sebagai bahan untuk menjelaskan kepada orang lain.

Menurutnya agar mendapatkan kepuasan dalam mendesain, hasil

desain itu harus bisa dibaca, kalau tidak bisa dibaca sepertinya hanya

terjadi dengan kebetulan saja sehingga tidak bermakna. 

Architype

Biasanya para Arsitek dalam merancang sesuai dengan semangat

dan visinya. Kemudian sikap dia terhadap arsitektur itu apa, sikap dia

dalam proses merancang itu bagaimana. Apa yang disebut teori

sebenarnya suatu generalisasi dari berbagai cara para arsitek, dari

Teori Perkembangan Arsitektur II | 17

Page 18: 10_teori_ttg_arsitektur

pendekatan-pendekatan beberapa arsitek yang sifatnya umum.

Seperti yang dikatakannya berikut ini.

“Pandangan seorang arsitek sangat tergantung kepada pandangan

dia (jadi bisa subyektif). Misalnya pandangan geometri saya, itu

karena saya senang geometri. Bagi saya Geometri adalah suatu

bentuk bahasa yang mudah diolah. Jadi menterjemahkan suatu

gagasan dengan geometri bagi saya dekat hubungannya, tidak terlalu

jauh. Kemudian, bahwa bentuk geometri menjadi sifat utama arsitektur

saya, adalah suatu kebetulan saja. Misalnya saya menjadi pelukis,

karena saya suka geometri maka nantinya akan banyak bentuk

geometri dalam lukisan saya.”

Seperti teori Paul Gustav Jung dalam bukunya tentang Architype,

bahwa architype hinggap di setiap orang dan dapat muncul dalam

berbagai bentuk kehidupannya, baik dalam perilakunya,

kegemarannya terhadap lagu-lagu, pada warna, dll. Misalnya

seseorang senang dengan warna merah, sebenarnya menurut teori

Jung dapat ditelusuri kebelakang, dia pernah mengalami apa, pernah

mempunyai alasan apa hingga menyukai warna merah. Architype-nya

yang tua/purba didalam ingatan seseorang, kelihatannya sadar atau

tidak, akan ada hubungannya (dengan kesenangannya, red.). Nilai

rapor ilmu ukur bidang dan stereometri saya bagus-bagus, makanya

saya dekat. Bahwa saya mendekati secara geometris karena itu

Architype saya.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 18

Page 19: 10_teori_ttg_arsitektur

8. BASKORO TEDJO

Rumah harus mencerminkan karakter dari si pemakainya, dan

karakter itu tidak boleh lebih dari satu, karena rumah harus

mempunyai satu karakter tunggal bukan 2 atau lebih yang bisa

menimbulkan konflik. Dalam setiap perancangan rumah tinggal,

sebenarnya ada dua kemungkinan karakter kepribadian yang bisa

dijadikan konteks desain, apakah dari owner atau dari sang

arsiteknya. Namun demikian, sebaiknya karakter owner adalah yang

paling utama sebab sang owner inilah yang nantinya banyak

menghabiskan waktunya dirumah tersebut. 

Karakter sang arsitek bisa dimasukkan apabila karakter dari owner

tidak kelihatan, artinya bisa saja sang pemilik rumah menginginkan

suatu karakter lain pada konsep huniannya. Sesuatu yang perlu

diingat disini adalah apabila ada pemaksaan karakter dalam sebuah

karya rumah tinggal bisa dipastikan bahwa konsep rumah itu akan

mengalami kegagalan, konkretnya bisa dilihat dengan perubahan

fungsi ruang yang berbeda dalam bangunan dengan konsep awal

akibat ada pemaksaan karakter dari sang arsitek kepada owner.

Seperti contoh pada bangunan minimalis, apabila dipaksakan pada

Teori Perkembangan Arsitektur II | 19

Page 20: 10_teori_ttg_arsitektur

sebuah rumah dengan karakter penghuni yang bukan minimalis maka

fungsinya akan berubah, misalnya dengan penempatan barang yang

sembarangan dari sang pemilik dalam kesehariannya (red: bisa

”ancur” menurut Baskoro Tedjo). 

Fungsi dari arsitek sendiri dalam perancangan rumah tinggal adalah

memberi karakter rumah tersebut sesuai dengan karakter pemiliknya,

supaya bisa tampil lebih gaya. Caranya adalah dengan membaca

kepribadian owner secara keseluruhan. Dengan menggunakan teori

spasial order, maka karakter hunian dari sang pemakai harus

mendapat perhatian lebih dan bersifat tetap serta tidak boleh dirubah. 

Kebudayaan juga merupakan elemen penting yang harus menjadi

pertimbangan dalam merancang selain site. Karakteristik arsitektur

yang unik muncul salah satunya dengan menggunakan pendekatan

budaya dan mengetahui kekuatan dari site. Metode desain yang

dipakai oleh Baskoro Tedjo dalam setiap perancangannya adalah

dengan menggunakan kekuatan kedua elemen ini.

Arsitektur selalu berawal dari site. Itulah yang menjadi keyakinan

Baskoro Tedjo dalam desainnya. Lingkungan sekitar (environment)

baik didalam site maupun diluar site sangat berpengaruh dalam setiap

rancangannya. Korelasi antara site dan budaya menghasilkan aliran

yang menurut dia disebut dengan Contemporary Traditional.

Manifesto pada Fungsi Bangunan Publik

Bangunan publik harus menjadi ikon...

Ikon yang dimaksud disini bukanlah iconic building seperti karya-

karya arsitektur avant garde. Ikon yang dimaksud disini lebih pada

Teori Perkembangan Arsitektur II | 20

Page 21: 10_teori_ttg_arsitektur

ikon dalam arti ketimuran. Artinya adalah bahwa ikon tidak harus

berwujud fisik, akan tetapi ikon lebih pada sesuatu yang harus disukai,

dihargai, dihormati (affective) dan dipakai serta melekat pada

masyarakat. Jadi suatu ikon tidak harus berwujud suatu bentukan

visual yang “wah” saja, akan tetapi harus menciptakan suatu “attach”

atau keterikatan antara masyarakat dengan bangunan itu.  Ikon bisa

berwujud visual, historikal, emosional, intelektual, kontekstual, dan lain

sebagainya.

Metodenya adalah tetap dengan bangunan harus mengikuti site,

karena site sudah menentukan karakter awal bangunan. Metode ini

sangat relevan mengingat Baskoro Tedjo banyak mendapat ilmu dari

Jepang yang nota bene ciri arsitektural bangunan di Jepang sangat

memperhatikan site beserta lingkungan sekitarnya sebagai elemen

pendukung desain. Selain itu gaya contemporary traditional yang

kerap dipakainya juga berkorelasi dengan penguasaan dia dalam

environment behaviour. Sebuah pemahaman mengenai contemporary

atau kontemporer disini adalah usaha untuk memaknai kembali

(sebuah/sesuatu), sesuai dengan pemahaman dan kesejamanan yang

berlaku saat ini (kekinian). Selain itu, pengaruh arsitek-arsitek Jepang

idolanya seperti Tadao Ando, Kisho Kurokawa, dan Arata Isozaki juga

ikut memberikan corak yang berbeda dalam setiap desainnya.

Ketertarikan Baskoro Tedjo terhadap para arsitek Jepang tersebut,

sedikit banyak juga telah mempengaruhi manifestonya dalam di dunia

keprofesionalannya. 

Makna dari arsitektur bisa sangat sempit, luas serta dapat berbeda-

beda, bergantung pada pendekatan perancangan yang dilakukan

arsitek dalam merancang sebuah bangunan. Berbagai konteks

arsitektur memang mengharuskan mengacu kepada aspek keindahan

(secara visual). Aspek keindahan dalam konteks arsitektur ini

Teori Perkembangan Arsitektur II | 21

Page 22: 10_teori_ttg_arsitektur

biasanya diupayakan sejalan dengan fungsi ruang. Salah satu

contohnya dapat dilihat pada proyek Rumah Andonowati yang

karyanya berkaitan sebagai sebuah fungsi rumah tinggal dan

bangunan publik (red: privat yang di publikkan) pada Selasar Sunaryo

Art Space sebagai fungsi art & cultural center. Lokasi site bangunan

yang sama-sama berada di atas bukit Dago ini mempengaruhi bentuk

bangunan yang harus dipertimbangkan secara arif oleh Baskoro

selaku arsitek.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 22

Page 23: 10_teori_ttg_arsitektur

9. M. RIDWAN KAMIL

.

Ada 4 teori yang selalu dipakai oleh Ridwan Kamil dalam

merancang : 

1. Teori Analogi. Dalam merancang sebuah ruang diperlukan nilai-

nilai, simbol yang merupakan analogi dari bangunan tersebut.

Dengan merespon terhadap konteks yang ada, mencari sesuatu

yang unik dari poyek yang ada. Dengan analogi bisa membuka

cakrawala kemungkinan-kemungkinan bentuk yang baru.

2. Teori Folding. Rancangan suatu ruang bisa dihasilkan dari proses

melipat. Membuat proses membentuk dengan melipat sebelum

membuat denah bangunan.

3. Green Architecture

Teori Perkembangan Arsitektur II | 23

Page 24: 10_teori_ttg_arsitektur

4. Creating Programming, Isi dari suatu ruang atau lay out dari

sebuah ruang menjadi expresi luar dari bangunan

M. Ridwan Kamil termasuk tipe arsitek Non Signature Architect dimana

dalam merancang/ mendesain, desainnya tidak dapat ditebak karena

stylenya berubah-ubah. Menurut M. Ridwan Kamil, teori arsitektur

selalu menjadi dasar bagi rancangan karya arsitekturnya karena

dengan adanya dasar teori, karya arsitektur yang dihasilkan memiliki

nilai lebih tinggi. M. Ridwan Kamil hampir selalu menggunakan dasar

analogi dalam beberapa karyanya. Baginya analogi merupakan suatu

cara menghubungkan karya arsitektur dengan ‘konteks’nya. Dengan

dasar analogi ‘konteks’ bisa berarti budaya, spirit, ciri khas, sampai

philosofi. Dengan dasar analogi juga akan membuat argumentasi

desain bisa dipahami oleh klien, membuat kita sebagai arsitek

tertantang mencari cara baru dalam menginterpretasikan sebuah

desain. Bagi M. Ridwan Kamil semua projet harus ada ceritanya.

Dengan adanya analogi akan membuat sebuah cerita bagi project

tersebut.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 24

Page 25: 10_teori_ttg_arsitektur

10. ARSITEKTUR HIJAU DARI BUDI PRADONO

‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),

earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan

dengan performa sangat baik). Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor,

dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih

hijau. Di negara-negara maju terdapat award, pengurangan pajak, insentif

yang diberikan pada bangunan-bangunan yang tergolong 'green'.

Yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana mendesain sebuah

bangunan yang 'green' sekaligus memiliki estetika bangunan yang baik?

Karena bisa saja bangunan memiliki fasilitas yang mendukung konsep green,

namun ternyata secara estetika terlihat kurang menarik. Dalam hal ini, peran

arsitek menjadi penting. Standar bangunan yang 'green' juga bisa menuntut

Teori Perkembangan Arsitektur II | 25

Page 26: 10_teori_ttg_arsitektur

lebih banyak dana, karena fasilitas yang dibeli agar bangunan menjadi 'green'

tidak murah, misalnya penggunaan photovoltaic (sel surya pembangkit

listrik). Teknologi agar bangunan menjadi 'green' biasanya tidak murah.

Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek

arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang

dapat diperbaharui, passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit

listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan,

menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.

Konsep 'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan energi

(misalnya energi listrik), low energy house dan zero energy building dengan

memaksimalkan penutup bangunan (building envelope). Penggunaan energi

terbarukan seperti energi matahari, air, biomass, dan pengolahan limbah

menjadi energi juga patut diperhitungkan.

Arsitektur hijau tentunya lebih dari sekedar menanam rumput atau menambah

tanaman lebih banyak di sebuah bangunan, tapi juga lebih luas dari itu,

misalnya memberdayakan arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat

bagi lingkungan, menciptakan ruang-ruang publik baru, menciptakan alat

pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya.

Budi Pradono menjelaskan tentang konsep 'green' dalam rancangannya

melalui contoh, misalnya pada rancangan Bloomberg Office, dimana

diterapkan desain yang mendukung pencahayaan alami dapat bermanfaat

untuk keseluruhan lantai kantor, penggunaan alat yang dapat mendeteksi

cahaya alami untuk mengurangi penggunaan pencahayaan buatan, yang

merupakan salah satu contoh efisiensi pencahayaan.

Pada 'K-house' yang dirancangnya untuk rumah mungil dengan 3 orang

penghuni dan 5 ekor anjing, konsep arsitektur hijau diterapkan pada

Teori Perkembangan Arsitektur II | 26

Page 27: 10_teori_ttg_arsitektur

rancangan desain yang dibuat agar anjing-anjing tidak mudah lepas dan

mengganggu tetangganya. Rumah ini mengetengahkan konsep rumah

'kandang' dengan jeruji-jeruji besinya, yang didesain dengan artistik sehingga

menghilangkan kesan kandang dan menimbulkan artikulasi arsitektur baru

dengan estetika yang unik.

Ahmett Salina Studio di Jakarta Selatan adalah salah satu rancangan dimana

open space ditambahkan agar ruang hijau didepan bangunan lebih luas dan

dapat digunakan bersama dengan tetangga-tetangganya. Rumah ini juga

'menggunakan dinding tetangga' untuk penghematan resource, serta

memanfaatkan elemen bambu untuk secondary skin yang dapat menetralisir

panas matahari.

AA house di Cipinang, Jakarta Timur dikonsep dengan keleluasaan ruang-

ruang untuk saling overlap satu sama lainnya. Ruang tamu dan musholla

dapat dibuka dan mencairkan ruang lebih luas. Roof garden dibuat pada tiap

lantai hingga atapnya.

Dari konsep-konsep desain tersebut, terdapat upaya Budi Pradono untuk

menghadirkan 'green design' dalam rancangan arsitekturnya, dimana letak

'green' pada tiap bangunan bisa berbeda sesuai dengan tuntutan dan kondisi

yang ada.

Teori Perkembangan Arsitektur II | 27