10E00473

87
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010. PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN SKRIPSI O L E H SIMON P. M 0 3 0 3 0 6 0 2 4 DEPARTEMEN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

description

jjj

Transcript of 10E00473

Page 1: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN

LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN

SKRIPSI

O L E H

SIMON P. M 0 3 0 3 0 6 0 2 4

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 2: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN

LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN

SKRIPSI O L E H

SIMON P. M 030306024

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Page 3: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan Nama : Simon P. M NIM : 030306024 Departemen : Peternakan Program Studi : Produksi Ternak

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS) (Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc Ketua Anggota

)

Mengetahui :

(Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP

Ketua Departemen Peternakan )

Tanggal ACC : Mei 2009

Page 4: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ABSTRACT

Simon P. M., 2008 “The Utilization of Tea Dregs (Camellia sinensis) in Feed Towards the Effort Analysis of Weaning Lokal Male Sheep for 3 Month’s Fattening” under adviced of Mr. Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S as supervisor and Mrs. Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc as co supervisor.

This research conducted at Laboratory of Livestock Biology Department of Animal Science Agricultural Faculty University of North Sumatera, during 3 Month’s it start on September 2007 until November 2007.

The aim of this research was to analysis the effort from the utilization of tea dregs (Camellia sinensis) in to feed weaning lokal male sheep fattening that seem from the sum production cost, the sum of production income, profit and loss, benefit cost ratio, break even point of production price and break even point of production volume, income over feed cost and return on investment.

The experiment design use 20 weaning local male sheepwith average weigh body beginning 13,1 ± 1,23 kg and was using completely randomized design (CRD) by four treatments and five replications, where the replication of four sheep. The treatment such as P0 (withoud tea dregs), P1 (using tea dregs for 10 percent), P2 (using tea dregs for 20 percent) and P3 (using tea dregs for 30 percent).

The result of this research showed that given of ration tea dregs (Camellia sinensis) giving not significantly (P>0,05) to the sum production cost, the sum of production income, profit and loss, benefit cost ratio, break even point of production price and break even point of production volume, income over feed cost and return on investment. In conclusions that of tea dregs (Camellia sinensis) with using level 20% be the best by no extend different in the value at profit and loss and benefit cost ratio.

Page 5: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ABSTRAK

Simon P. M., 2008 ”Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan”, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, selama 3 bulan dimulai dari bulan September 2007 sampai November 2007.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji nilai usaha dari pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) domba lokal jantan lepas sapih selama penggemukkan yang dapat dilihat dari total biaya produksi, total hasil produksi, laba-rugi, B/C ratio, BEP harga produksi dan BEP volume produksi, IOFC dan ROI. Metode penelitian ini menggunakan 20 ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan awal 13,1 ± 1,23 Kg dan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor domba. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (pakan tanpa ampas teh), P1 (pakan dengan 10% ampas teh), P2 (pakan dengan 20% ampas teh) dan P3 (pakan dengan 30% ampas teh). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap total biaya produksi, total hasil produksi, laba-rugi, B/C ratio, BEP harga produksi dan BEP volume produksi, IOFC dan ROI. Kesimpulan bahwa pakan ampas teh (Camellia sinensis) pemberian pada level 20% adalah yang terbaik, dengan tidak memberikan perbedaan besar pada nilai laba-rugi dan B/C ratio.

Page 6: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

RIWAYAT HIDUP

Simon P. M, lahir pada tanggal 28 Mei 1984 di Langsa, Kecamatan

Langsa Barat Kotamadya Langsa, Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam. Anak

pertama dari dua bersaudara dari Ayah B. Manullang dan Ibu R. Br. Hutabarat.

Pengalaman Hidup yang ditempuh penulis hingga saat ini.

Riwayat Pendidikan :

Tahun 1990 Memasukki SD Negeri No. 2 Kebun Baru Tamat Tahun 1996

Tahun 1996 Memasukki SMP Negeri 3 Langsa Tamat Tahun 1999

Tahun 1999 Memasukki SMK (STM) Negeri 2 Langsa Tamat Tahun 2002

Tahun 2003 Memasukki Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara

melalui jalur SPMB Pilihan 1

Pengalaman selama Kuliah :

Tahun 2003 menjadi anggota HMJ Peternakan (IMAPET)

Tahun 2003 menjadi anggota UKM KMK UP FP USU

Menjadi Wakil Ketua Panitia Natal Keluarga Besar Peternakan Tahun 2003

Menjadi Ketua Panitia Natal Keluarga Besar Peternakan Tahun 2004

Menjadi Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB) Tahun 2004 di

Bidang PTT (Peralatan Tempat dan Transportasi) UKM KMK USU

Menjadi Ketua Team Ulang Tahun dan Paskah UKM KMK UP FP USU

Tahun 2005

Menjadi Pengurus HMJ Peternakan (IMAPET) FP USU Tahun Periode 2005-

2006 di Sie Kerohanian

Page 7: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Menjadi Pengurus HMD Peternakan (IMAPET) FP USU Tahun Periode 2006-

2008 di Koordinator Bidang Pendidikan Minat dan Bakat (PMB)

Menjadi Sekretaris Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB)

Departemen Peternakan FP USU Tahun 2006

Tahun 2006-2009 menjadi Assisten Laboratorium Dasar Ternak Unggas

Tahun 2006-2008 menjadi Assisten Laboratorium Ilmu Produksi Ternak

Unggas

Tahun 2007-2008 menjadi Assisten Laboratorium Manajemen Ternak Unggas

Menjadi Panitia Kunjungan Kasih (Sie Konsumsi) UKM KMK USU UP FP

Tahun 2007 di Desa Saor Matio Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli

Serdang, Sumatera Utara

Pada tanggal 6 Juni - 31 Juli Tahun 2007 mengikuti Praktik Kerja Lapangan

(PKL) di Sei Putih Farm di Kampung Titi XVI, Desa Sei Putih, Kecamatan

Galang Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

Pada Bulan September 2007 – November 2007 melaksanakan Penelitian di

Laboratorium Biologi Ternak, Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

kasih setia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia

sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas

Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan”, yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Tri Hesti

Wahyuni MSc, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan dorongan maupun memberikan informasi

yang berharga bagi penulis. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP

selaku Ketua Departemen Peternakan dan sivitas akademika Departemen

Peternakan dan Fakultas Pertanian.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

terlibat dengan harapan skripsi ini berguna untuk perkembangan ilmu

pengetahuan dan pelaku bidang usaha peternakan.

Medan, April 2008

Penulis

Page 9: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRACK .................................................................................................. i ABSTRAK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ... .................................................................................. ix PENDAHULUAN

Latar Belakang....................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 2 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Ternak Domba ................................................................ 4 Pakan Berbasis Limbah Pabrik Minuman ............................................. 8 Pengolahan Ampas Teh Untuk Pakan Ternak Domba ........................... 13 Pakan Berbasis Limbah Pertanian ......................................................... 15 Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Kelapa Sawit ............................... 15 Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Tebu ............................................ 18

Bahan Pakan Pelengkap........................................................................ 19 Pakan Ruminansia ................................................................................ 21

Analisis Ternak Domba ....................................................................... 23 Biaya dan Penerimaan .............................................................. 25

Analisis Laba-Rugi .................................................................. 27 B/C Ratio (benefit cost ratio) ................................................... 28

AnalisisBEP (break even point) ............................................... 29 IOFC (income over feed cost) .................................................. 30

ROI (return on investment) ...................................................... 31

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 33

Page 10: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 33 Bahan ............................................................................................. 33 Alat ................................................................................................ 34

Metode Penelitian ................................................................................. 34 Parameter Penelitian ............................................................................. 36 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 38

Persiapan Kandang ......................................................................... 38 Pengacakan Domba ........................................................................ 38 Pemberian Pakan dan Minum ......................................................... 38 Pemberian Obat-Obatan .................................................................. 38

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil .. .................................................................................................. 39

Total Biaya Produksi ..................................................................... 40 Total Hasil Produksi ...................................................................... 43 Analisis Laba-Rugi ........................................................................ 44 B/C Ratio (benefit cost ratio) ......................................................... 44 BEP (break even point) .................................................................. 45 BEP Harga Produksi ...................................................................... 45 BEP Volume Produksi ................................................................... 46 IOFC (income over feed cost) ........................................................ 46 ROI (return on investment) ............................................................ 47

Pembahasan ......................................................................................... 48 Total Biaya Produksi ..................................................................... 48 Total Hasil Produksi ...................................................................... 49 Analisis Laba-Rugi ........................................................................ 50 B/C Ratio (benefit cost ratio) ......................................................... 51 BEP Harga Produksi ...................................................................... 52 BEP Volume Produksi ................................................................... 53 IOFC (income over feed cost) ........................................................ 54 ROI (return on investment) ............................................................ 54

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ......................................................................................... 56 Saran ................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 11: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR TABEL

Hal 1. Kandungan Nilai Gizi Ampas Teh .............................................................. 9

2. Kandungan Nilai Gizi Dedak Padi ............................................................. 13

3. Kandungan Nilai Gizi Lumpur Sawit ........................................................ 14

4. Kandungan Nilai Gizi Pelepah dan Daun Kelapa Sawit ............................. 14

5. Kandungan Nilai Gizi Bungkil Inti Sawit ................................................... 15

6. Kandungan Nilai Gizi Molasses ................................................................ 17

7. Kandungan Beberapa Mineral dalam Ultra Mineral ................................... 18

8. Kebutuhan Harian Zat-zat Makanan Untuk Ternak Domba (g) .................. 20

9. Kebutuhan Harian Zat-zat Makanan Untuk Ternak Domba (%) ................. 20

10. Total Biaya Produksi (Rp./ekor) ................................................................ 33

11. Total Hasil Produksi (Rp./ekor) ................................................................. 34

12. Laba-Rugi (Rp./ekor) ................................................................................ 34

13. B/C Ratio (Rp./ekor) ................................................................................. 35

14. BEP Harga Produksi (Rp./ekor) ................................................................. 36

15. BEP Volume Produksi (Kg/ekor) .............................................................. 36

16. IOFC (income over feed cost) .................................................................... 37

17. ROI (return on investment) ........................................................................ 37

18. Daftar Sidik Ragam Total Biaya Produksi ................................................. 39

19. Daftar Sidik Ragam Total Hasil Produks i .................................................. 40

20. Daftar Sidik Ragam Laba-Rugi ................................................................. 41

21. Daftar Sidik Ragam B/C Ratio .................................................................. 42

22. Daftar Sidik Ragam BEP Harga Produksi .................................................. 43

Page 12: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

23. Daftar Sidik Ragam Volume Produksi ....................................................... 44

24. Daftar Sidik Ragam IOFC (income over feed cost) .................................... 45

25. Daftar Sidik Ragam ROI (return on investment) ........................................ 45

Page 13: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Hal 1. Kurva Sigmoid Pertumbuhan Ternak Domba .............................................. 7

Page 14: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan pangan yang berasal dari produk hewani (daging)

dirasakan terus meningkat, hal ini diakibatkan oleh populasi penduduk yang terus

bertambah, tingkat pengetahuan dan keadaan masyarakat yang terus berkembang

terhadap pentingnya konsumsi protein hewani. Domba memberikan peran yang

besar dalam memproduksi bahan makanan protein hewani yang dibutuhkan untuk

peningkatan mutu sumber daya manusia.

Di Indonesia ternak domba belum begitu mendapat perhatian. Hal ini

dibuktikan bahwa 90% dari usaha peternakan di Indonesia merupakan peternakan

rakyat dengan ciri-ciri : skala usahanya masih relatif kecil motif usaha produksi

rumah tangga, dilakukan sebagai usaha sampingan, menggunakan teknologi

sederhana sehingga produktifitasnya rendah dan mutu produksinya bervariasi.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki kualitas pakan,

namun pakan komersial yang berkualitas harganya relatif mahal, dimana

penggunaan pakan komersial tidak selalu menjamin penambahan pendapatan

dalam usaha pembesaran atau penggemukkan domba.

Disamping itu kemampuan wilayah untuk menyediakan hijauan makin

hari makin terbatas, hal ini disebabkan terjadinya persaingan antara bidang

pertanian tanaman pangan dan bidang perkebunan untuk memenuhi kebutuhan

hidup masyarakat (Brahmana, 1990). Untuk mendukung produksi domba harus

diupayakan mencari pakan alternatif yang potensial dengan nilai nutrisi yang baik,

lebih murah dan mudah didapat serta selalu tersedia.

Page 15: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Industri pengolahan tanaman pangan maupun perkebunan memberikan

hasil sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, karena

ketersediaannya cukup banyak dan berkesinambungan. Ampas teh adalah salah

satu limbah pengolahan tanaman perkebunan yang berasal dari industri minuman

teh. Ampas teh dapat dijadikan sebagai sumber protein alternatif bagi ternak

domba karena kandungan protein kasar pada ampas teh cukup tinggi yaitu 27%

(Istirahayu, 1993).

Analisis pendapatan usaha merupakan salah satu kegiatan penting

perusahaan peternakan dan merupakan pekerjaan rutin perusahaan yang dilakukan

oleh sekretaris perusahaan dalam sekali periode penggemukkan. Keadaan

perusahaan seperti besarnya biaya yang dikeluarkan, pendapatan bersih, serta

ukuran efisien dan efektifnya usaha dapat digambarkan melalui analisis ekonomi.

Selain itu sebagai landasan dalam menentukan kebijakan usaha kedepannya.

Untuk itu penulis ingin melakukan analisis melalui penelitian terhadap usaha

penggemukan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan dengan

menggunakan pakan berbasis limbah industri minuman berupa ampas teh.

Tujuan Penelitian

Untuk menguji nilai usaha dari pemberian ampas teh (Camellia sinensis)

dalam pakan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan penggemukkan.

Hipotesis penelitian

Pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) meningkatkan pendapatan

dalam usaha penggemukkan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan.

Page 16: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Kegunaan Penelitian

1. Bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat

melaksanakan ujian sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bahan informasi bagi peneliti dan peternak domba mengenai pengaruh

pemberian ampas teh sebagai pakan dari hasil limbah industri minuman dalam

usaha peternakan.

Page 17: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Ternak Domba

Ternak Domba Lokal

Domba dan kambing merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak

ruminansia kecil, hewan pemamah biak dan merupakan hewan mamalia yang

menyusui anak-anaknya. Disamping sebagai penghasil daging yang baik, domba

dan kambing juga menghasilkan kulit yang dapat di manfaatkan untuk berbagai

macam keperluan industri kulit dan khusus untuk domba menghasilkan bulu

(wool) yang sangat baik untuk keperluan bahan sandang (tekstil)

(Cahyono, 1998).

Semua jenis domba memiliki beberapa karakteristik yang sama, adapun

numenklatur domba tersebut yaitu :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Family : Caprae

Sub-family : Caprinae

Genus : Ovis aries

Spesies : Ovis mouffon (domba Mouffon), Ovis orientalis, Ovis vignei

(domba Urial) dan Ovis canadensis (domba Bighorn)

(Blakely dan Bade, 1998).

Page 18: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Domba lokal, domba negeri, domba kampung atau domba kacang,

tubuhnya kecil dan warnanya bermacam-macam. Kadang-kadang terdapat lebih

dari satu warna pada seekor hewan. Domba jantan bertanduk kecil, sedang domba

betina tidak bertanduk. Berat domba jantan berkisar 15-20 Kg. Hasil daging hanya

sedikit. Ia tahan hidup didaerah yang kurang baik. Pertumbuhan domba ini sangat

lambat (Sumoprastowo, 1993).

Menurut Tomaszewska et al. (1993) ternak domba mempunyai beberapa

keuntungan dilihat dari segi pemeliharaannya, yaitu :

- Cepat berkembang biak, dapat beranak lebih dari satu ekor dan dapat

beranak dua kali dalam setahun

- Berjalan dengan jarak lebih dekat saat digembalakan sehingga mudah

dalam pemeliharaan

- Pemakan rumput, kurang memilih pakan yang diberikan sehingga mudah

dalam pemberian pakan

- Sumber pupuk kandang dan tabungan keuangan bagi peternak

Potensi Ternak Domba

Permintaan akan domba hidup dan daging domba di Sumatera Utara

diduga akan meningkat sejalan dengan hasil pembangunan yang disertai

peningkatan pendidikan, pendapatan dan sadar gizi masyarakat. Peningkatan

permintaan ternak domba juga terkait dengan keperluan acara agama dan adat

istiadat yang semakin meningkat (Elieser et al., 1993).

Pada waktu tertentu misalnya menjelang hari raya Idul Adha, permintaan

akan domba meningkat. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut diperlukan

suatu strategi produksi ternak sehingga pada waktunya tersedia ternak domba

Page 19: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

yang memenuhi persyaratan. Terutama berat badan dan kondisi tubuh ternak.

Salah satu alternatif adalah melakukan penggemukkan domba beberapa bulan

sebelum waktu tersebut. Untuk penggemukkan yang optimal dibutuhkan pakan

dengan nilai nutrisi yang sesuai baik secara biologis, maupun ekonomis

(Boer dan Ginting, 1992).

Tabel. 1. Perkembangan populasi Ternak domba per Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

No. KABUPATEN / KOTA

T A H U N % rataper thn 2001 2002 2003 2004* 2005**

1 N i a s 0 0 0 0 0 0 2 Nias Selatan 0 0 0 0 0 0 3 Mandailing Natal 7,279 7,86 7,498 8,028 7,959 2,34 4 Tapanuli Selatan 47,065 50,821 45,15 48,672 50,86 2,02 5 Tapanuli Tengah 2,255 2,435 9,812 10,642 2,892 7,06 6 Tapanuli Utara 2,362 2,55 1,878 2,024 762 -16,93 7 Humbahas 0 0 223 240 225 - 8 Toba Samosir 2,425 2,618 2,825 3,045 3,258 8,59 9 Samosir 0 0 1,711 1,844 1,973 -

10 Labuhan Batu 7,963 8,589 19,135 19,385 25,995 56,61 11 Asahan 27,281 29,458 31,785 34,264 31,85 4,19 12 Simalungun 17,212 18,586 17,095 18,428 23,883 9,69 13 Dairi 998 1,078 918 990 1,059 1,53 14 Pakpak Bharat 0 0 0 0 0 0 15 Karo 1,997 2,156 2,326 2,507 2,682 8,58 16 Deli Serdang 27,475 29,667 18,609 20,06 28,733 1,14 17 Serdang Bedagai 0 0 10,561 11,385 9,795 - 18 Langkat 48,374 52,234 46,489 50,115 59,247 5,62 19 Sibolga 0 - 0 0 0 - 20 Tanjung Balai 0 0 276 297 318 - 21 Pematang Siantar 129 139 143 154 1,059 180,23 22 Tebing Tinggi 554 598 671 723 773 9,88 23 Medan 1,105 1,195 6,25 6,736 6,678 126,09 24 Binjai 4,838 5,233 3,778 4,864 4,324 -2,66 25 P. sidempuan 0 0 5,098 6,532 6,989 -

JUMLAH 199,312 215,217 232,391 250,935 271,314 9,03 Keterangan : * Angka Perbaikan ** Angka Perkiraan Sumber : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara (2006). Pertumbuhan Ternak Domba

Laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor antara

lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang

tersedia (Cole, 1982). Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh

Page 20: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

faktor bangsa dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem

manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju

pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana

berat tubuh awal fase penggemukkan berhubungan dengan berat dewasa

(Tomaszewska et al., 1993).

Ternak yang mempunyai potensi genetik pertumbuhan yang tinggi akan

mempunyai respon yang baik terhadap makanan yang diberikan dan memiliki

efisiensi produksi yang tinggi dan adanya keragaman yang besar dalam konsumsi

bahan kering (Devendra, 1997).

Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih

cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini

menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (S). Tahap cepat

pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai

(Anggorodi, 1990).

Bobot Badan (Kg) Umur jual 25 Dewasa Umur Pubertas 15

Penyapihan Kelahiran 0-2 Pertumbuhan

0-3 3-6 8-12 Umur (Bulan)

Gambar 1. Kurva Sigmoid Pertumbuhan pada Domba (Anggorodi, 1990).

Page 21: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pakan Berbasis Limbah Pabrik Minuman

Kandungan Tanaman Teh

Ampas teh merupakan limbah dari industri atau pabrik minuman ringan

yang tersedia cukup banyak yaitu mencapai 470 ton/tahun (P. T. Sosro Bekasi)

dan belum dimanfaatkan secara optimal. Jumlah perusahaan minuman ringan di

Indonesia, termasuk didalamnya industri yang menjadikan teh sebagai bahan

bakunya, mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 1995-2000, yaitu hampir

5 x lipat dalam jangaka waktu 5 tahun (LPEM Fakultas Ekonomi UI, 2004).

Produksi teh di Indonesia relatif meningkat dari tahun ketahun yaitu mencapai

rata-rata 157.000 ton/tahun dari tahun 1993-2002 (Ditjen Bina Produksi

Perkebunan, 2002). Dilihat dari kandungan protein mencapai 27,42 %, serta zat-

zat makanan yang terdapat didalamnya, ampas teh mempunyai potensi yang

cukup besar untuk dijadikan bahan baku ransum ayam broiler. Namun, adanya zat

anti nutrisi seperti tannin, kafein, teobromin, teofilin dan saponin serta serat kasar

yang cukup tinggi tentunya akan menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya,

karena dapat menghambat proses pencernaan bagi ternak yang bersangkutan.

Menurut Belitz and Grosch (1986) kandungan kafein 2,5-5,5%, teobromin 0,07-

0,17% dan teofilin 0,02-0,13%. Sementara itu tannin menurut Istirahayu (1993)

mencapai 1,35% dan kandungan serat kasar menurut Soejiwo (1982) mencapai

23,01%.

Semua jenis teh, khususnya teh hijau, mengandung flouride, suatu

mineral yang dapat mencegah pertumbuhan karies pada gigi, mencegah radang

gusi dan gigi berlubang. Teh mengandung vitamin C dosis tinggi dan vitamin

lainnya dalam jumlah sedikit. Kandungan mangan (Mg) yang terdapat pada teh

Page 22: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dapat membantu penguraian gula menjadi energi, sehingga bisa membantu

menjaga kadar gula dalam darah. Selain itu, teh hijau memiliki sejumlah senyawa

kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Perlu diketahui, teh hijau

mengandung zat aktif berupa antioksidan alami. Hal ini membuat teh hijau yang

dikonsumsi mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas

yang berperan besar menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah dan

gangguan jantung. Makanan atau minuman yang mengandung antioksidan sangat

membantu dalam hal mengganti dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Teh hijau

lebih dikenal luas masyarakat dan lebih mudah diperoleh di pasaran, sementara

teh putih sulit diperoleh dan hanya terdapat dibeberapa bagian negara tertentu

misalnya di negara Cina (Departemen Pertanian, 2002).

Tabel 2. Kandungan nilai gizi ampas teh (Camellia sinensis) Uraian Kandungan (%) Protein Kasar 20.08 a

Lemak Kasar 0.82 a

Serat Kasar 15.45 a

Bahan Kering 93.59 a

Kadar Air 6.41 a

Abu 6.5 a

TDN 85.6b

Sumber : a. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2007). b. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2007).

Khasiat dan Manfaat Teh Hijau

Teh selain menyegarkan tubuh, juga memiliki khasiat sebagai obat. Hasil

penemuan di dunia farmakologi, membuktikan bahwa teh memiliki khasiat

menghancurkan lemak dan menghilangkan rasa lelah serta pusing. Khasiat ini

disebabkan materi padat dalam teh, sellulosa, serat dan protein murni. Ada tiga

jenis proses pembuatan teh. Teh hijau (green tea), teh hitam (black tea) dan teh

oolong. Yang paling banyak diteliti khasiatnya adalah teh hijau yang kaya akan

Page 23: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Katekins. Teh hijau inilah yang bisa diandalkan untuk menjadi senjata

"pamungkas" melawan berbagai penyakit kronis yang diderita oleh manusia dan

hewan (Bambang et al., 1996). Bahkan teh hijau dapat menyembuhkan penyakit

ginjal. Katekins atau katekin, merupakan satu unsur utama dalam daun teh.

Katekin terdiri dari empat bentuk, yaitu : epikatekin, epikatekin galat,

epigalokatekin dan epigalokatekin galat. Senyawa katekin dilaporkan oleh para

ahli sangat berperan sebagai antioksidan yang sangat baik dan memberikan efek

penetralisasi yang kuat terhadap senyawa radikal bebas endogen dan eksogen.

Radikal bebas tersebut menyerang sistem intraseluler dalam berbagai jaringan

tubuh. Itulah yang menyebabkan munculnya tumor, kanker dan berbagai

degeneratif lainnya (Supriatna, 2006).

Kadar senyawa katekin tinggi diketahui pada teh hijau. Pada teh oolong

atau teh pouchong kadarnya setengah dari teh hijau, sedangkan teh hitam tak ada

lagi, sebab diproses dengan fermentasi. Senyawa-senyawa teh dan manfaatnya

bagi kesehatan ternak :

Katekin : Mengurangi munculnya tumor dan kanker. Menurunkan kadar

kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam

darah. Membunuh bakteri dan virus influenza. Melawan bakteri

penyebab flaques dan mengobati penyakit ginjal

Kafein : Memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi kelelahan. Efek

deuratic-nya sedang

Vitamin C : Membantu mengurangi efek stress dan melawan influenza

Vit. B-Komp : Membantu metabolisme karbohidrat

Page 24: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Flavonoid : Menguatkan pembuluh darah, mencegah halitosis, memiliki

aktivitas antioksidan

Polifenol : Memiliki efek astringen, membunuh bakteri disentri, difeteri

dan kolera

Flouoride : Mencegah kerusakan gigi dan gigi keropos

Vitamin E : Sebagai antioksidan

(Dede, 2005).

Partea adalah teh hijau pilihan, dibuat dari pucuk teh (peko super) yang

diambil dari perkebunan teh Parahyangan Jawa Barat, dengan penanaman yang

sesuai pada ketinggian tanah dan suhu yang tepat sehingga menghasilkan pucuk

teh yang berkualitas tinggi. Mengkonsumsi teh hijau secara teratur dapat

mencegah berbagai macam penyakit (Hartoyo, 2003).

Produksi Ampas Teh

Minuman ringan yang berasal dari daun teh (Camellia sinensis) telah

banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu industri besar yang memproduksi

nya adalah PT. Sosro. Pengolahan minuman ringan ini menghasilkan limbah

industri berupa ampas teh, dimana produksi dari PT. Sosro mencapai 470 ton per

tahun. Produksi ampas teh yang tinggi tersebut berpotensi sebagai salah satu

bahan pakan alternatif, terlebih lagi didukung dengan kandungan protein kasar

yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 27,42%, serta kandungan energi bruto

sebesar 4994 Kkal/Kg (Istirahayu, 1993).

Salah satu perusahaan teh di Indonesia adalah PT. Sinar Sosro yang

menghasilkan ampas teh ± 1800 ton/tahun dan sampai saat ini perusahaan belum

memanfaatkannya dengan baik (PT. Sosro, 2003).

Page 25: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Komposisi Ampas Teh

Komposisi dalam setiap 100 g Teh Hijau terdapat 24 g kandungan protein,

10,6 g kandungan serat, 35,2 g kandungan gula dan kandungan lemak mencapai

4,6 g. Mengandung polifenol sebagai antioksidan yang 100 kali lebih efektif dari

Vitamin C dan 25 kali lebih kuat dari Vitamin E (Ansyah, 2007).

Jenis polifenol pada teh yang telah teridentifikasi dan tingkat kandungan

rata-rata adalah :

Senyawa Jumlah Katekin, antara 63-210 mg% Flavanol, antara 14-21 mg% Tearubigin, antara 0-28 mg% Polifenol lainnya antara 266-273 mg%

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina

(PPTK) Gambung - Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan

polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen aktif untuk kesehatan ±

1,34 kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain. Katekin merupakan senyawa

polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol. Rata-rata

kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02-11,60%, sedangkan

pada negara lain berkisar antara 5,06 - 7,47 % (Liplet Teh, 2007).

Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35%, juga mengandung

komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain : metilxantin, asam

amino, peptides, karbonhidrat, vitamin (C, E dan K), karotenoid, kalium,

magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, metilxantin dan

alkaloid lain (Prosiding Seminar Nasional dan Konggres PATPI, 2004).

Ampas teh dapat digunakan baik sebagai pakan dasar pengganti rumput

(20%) maupun sebagai suplemen, terutama sebagai sumber protein pada kambing

Page 26: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

(Kondo et al., 2004). Pemberian ampas teh meningkatkan konsumsi dan retensi

nitrogen (N) dan meningkatkan NH3 rumen. Peningkatan NH3 rumen ini dapat

berperan positif dalam mendorong fermentasi serat, bila ampas teh diberikan

dengan bahan pakan lain yang kandungan seratnya tinggi (pakan dasar).

Kandungan tannin pada ampas teh relatif tinggi, namun protein dalam ampas teh

masih dapat dicerna pasca rumen oleh enzim yang disekresikan kelenjar pankreas.

Pengolahan Ampas Teh Untuk Pakan Ternak Domba

Ampas teh untuk pakan ternak diperoleh setelah dari tahap pengeringan,

penggilingan untuk dicampur dengan bahan makanan lain. Ampas teh harus

tampak segar dengan warna tembaga yang merata, tidak hitam kecoklatan,

suram/coklat tua (Kuntadi, 1992). Menurut Sartika (1986) pengolahan Ampas teh

akan meningkatkan palatabilitas, melindungi zat-zat makanan yang terdapat dalam

ampas teh, membunuh mikroorganisme dan menghilangkan bau. Pengolahan

ampas teh ini sebaiknya dilakukan dengan cara pengeringan.

1. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah menghilangkan atau mengurangi kadar air

bahan agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup, sehingga bahan pakan

menjadi awet dan tahan lama (Kuntadi, 1992). Sedangkan menurut pendapat

Sartika (1986) pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara alternatif

terbaik, disamping biaya pengeringan murah, energi dan nitrogen yang hilang

akibat pengeringan lebih kecil dibanding dengan oven. Selain itu pengeringan

juga akan membunuh bakteri-bakteri yang terdapat dalam ampas teh, seperti

Salmonella sp.

Page 27: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pengeringan (terutama dengan pemanasan) dapat menyebabkan penurunan

kadar protein suatu bahan sebagai akibat adanya perubahan molekul protein

karena pemanasan berupa agregasi dan degradasi molekul

(Muller and Tobin, 1980).

2. Penggilingan atau penumbukkan

Proses pengolahan selanjutnya adalah penggilingan atau penumbukkan,

dimana bahan pakan dikurangi ukurannya dengan menggunakan alat penggiling

atau penumbuk yang bervariasi dari yang halus seperti tepung hingga yang kasar

seperti butiran pasir, disesuaikan dengan ukuran mesh atau lubang dari saringan

yang digunakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Sartika (1986) menyatakan

bahwa tujuan dari penggilingngan adalah untuk mempermudah metabolik pakan,

serta kesukaan ternak terhadap pakan tersebut.

Pengolahan teh meliputi 4 fase pokok, yaitu pelayuan, penggulungan,

fermentasi dan pengeringan. Proses diperolehnya ampas teh adalah sebagai

berikut :

Pemetikan daun

Pelayuan

Perubahan fisik - Daun melemas

- Pemekatan bahan

Perubahan kimia - Keaktifan enzim

- Kandungan kafein meningkat - Terurainya protein menjadi asam amino

Penggulungan (sel daun pecah)

Page 28: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Fermentasi (oksidasi enzimatis)

Pengeringan (menghentikan proses oksidasi)

Produk sampingan

(Ampas teh)

Pembuatan minuman teh botol

(Istirahayu, 1993). Pakan Berbasis Limbah Pertanian

Dedak Padi

Dedak padi adalah bahan pakan yang diperoleh dari pemisahan beras

dengan kulit gabahnya melalui proses penggilingan padi dan pengayakan hasil

ikutan dari penumbukkan padi (Parakkasi, 1985).

Tabel 3. Kandungan nilai gizi dedak padi

Uraian Kandungan (%) Bahan kering 89.60 Protein kasar 11.90

TDN 67.00 Serat kasar 8.50

Lemak Kasar 9.10 Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2001).

Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Kelapa Sawit

Lumpur Sawit

Lumpur sawit merupakan larutan buangan yang dihasilkan selama proses

pemerasan dan ekstraksi minyak. Bahan ini merupakan emulsi yang mengandung

sekitar 4-5% padatan, 0,5-1% sisa minyak dan sekitar 94% air. Untuk setiap ton

Page 29: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

hasil akhir minyak sawit akan dihasilkan antara 2-3 ton lumpur sawit. Lumpur

sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Sebagai bahan pakan

ternak lumpur minyak sawit ini dapat diberikan langsung atau setelah mendapat

perlakuan (Hutagalung dan Jalaludin, 1982).

Lumpur sawit dapat digunakan dalam pakan domba sebanyak 25-30%

(Devendra, 1997). Pada ternak domba yang diberikan 10-60%, ternyata sampai

40% masih memberikan hasil yang baik. Kekurangan dari lumpur sawit ini adalah

proses pengangkutan dan penyimpanannya, sehingga disarankan agar peternak

yang dekat dengan pabrik kelapa sawit dapat memanfaatkannya

(Hutagalung, 1978).

Tabel 4. Kandungan nilai gizi lumpur sawit

Uraian Kandungan (%)

Abu Protein Kasar

Lemak Kasar Serat Kasar

TDN

13.9 a 13.2 b

13 b 17.8 b

79 b Sumber: a Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2000).

b Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2005).

Pelepah dan Daun Kelapa Sawit

Daun kelapa sawit bila dilihat dari kandungan protein kasarnya maka bisa

dijadikan sebagai sumber protein dalam makanan ternak ataupun sebagai

pengganti sumber protein yang harganya relatif mahal. Kandungan serat kasarnya

cukup besar sehingga mempengaruhi kecernaan bahan pakan (Sutardi, 1980).

Tabel 5. Kandungan nilai gizi pelepah dan daun kelapa sawit

Page 30: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Uraian Kandungan (%)

Bahan Kering

Protein Kasar Lemak Kasar

Serat Kasar Minyak

TDN

93.4 a

6.5 a 4.47 a

32.55 a 14.43 b

56.00 a

Sumber : a Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2000).

b Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor (2000).

Bungkil Inti Sawit

Menurut Devendra (1997) bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses

ekstraksi inti sawit. Bahan ini diperoleh dengan proses kimia atau cara mekanik.

Meski kandungan proteinnya agak baik tapi karena serat kasarnya tinggi dan

palatabilitasnya rendah menyebabkannya kurang cocok untuk ternak monogastrik

dan lebih cocok pada ternak ruminansia.

Tabel 6. Kandungan nilai gizi bungkil inti sawit

Uraian Kandungan (%)

Bahan kering 92.60 Protein kasar 15.40

Lemak kasar 2.40 Serat kasar 16.90

TDN 72.00 EM ( Kkal/Kg ) 2810.00

Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang komponen utamanya

bungkil inti sawit dapat diperbaiki daya cernanya, serat kasarnya dan

palatabilitasnya dengan menggunakan molasses (Hutagalung, 1978). Dan

Silitonga (1993) menyatakan bahwa semakin tinggi persentase bungkil inti sawit

Page 31: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dalam ransum maka kenaikan berat badan perhari semakin besar, namun demikian

pemberian yang optimal dari bungkil inti sawit ialah 1,5% dari berat badan untuk

mempengaruhi pertumbuhan ternak domba. Batubara et al. (1992) melaporkan

bungkil inti sawit dapat digunakan sebesar 40% dalam konsentrat domba yang

ditambah dengan molasses 20%.

Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Tebu

Molasses

Molasses atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi

gula. Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan

karbohidrat, protein dan mineralnya cukup tinggi sehingga bisa juga dijadikan

pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pakan pendukung. Disamping

harganya murah, kelebihan lain tetes tebu terletak pada aroma dan rasanya

(Widayati dan Widalestari, 1996).

Molasses sebagai hasil ikutan proses pengolahan tebu menjadi gula sangat

palatabel bagi ternak domba. Penyertaan molasses dalam campuran dengan bahan

pakan tambahan lain dapat meningkatkan konsumsi pakan tambahan secara

keseluruhan akibat aroma yang ditimbulkannya, maupun terbentuknya ikatan fisik

diantara bahan penyusun pakan tambahan sehingga mengurangi hilangnya pakan

terutama bahan pakan yang bersifat pendebuan. Pemberian molasses sebagai

Page 32: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

bahan pakan tambahan tunggal atau dalam bentuk campuran dengan bahan pakan

lain meningkatkan laju pertambahan berat badan harian pada domba

(Batubara et al., 1993).

Molasses dapat dipergunakan sebagai pakan ternak. Keuntungan

penggunaan molasses untuk pakan ternak adalah kadar karbohidratnya tinggi (48-

60% sebagai gula), kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak. Tetes juga

mengandung vit B-kompleks dan unsur-unsur mikro yang penting bagi ternak

seperti Cobalt, Boron, Iodium, Tembaga, Mangan dan Seng, sedangkan

kelemahannya ialah kadar kaliumnya yang tinggi yang dapat menyebabkan diare

jika dikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti et al., 1985).

Tabel 7. Kandungan nilai gizi molasses

Uraian Kandungan (%)

Bahan Kering Protein Kasar

Lemak Kasar Serat Kasar

TDN

67.50 3-4

0.08 0.38

81 Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2000).

Bahan Pakan Pelengkap

Urea

Anggorodi (1979) menyatakan bahwa urea CO (NH2)2 yang ditambahkan

dalam ransum ruminansia dengan kadar yang berbeda-beda ternyata dirombak

menjadi protein oleh mikroorganisme rumen. Sejumlah protein dan urea dalam

ransum mempertinggi daya cerna sellulosa dalam hijauan. Menurut yang

dilaporkan Basir (1990) selain meningkatkan kualitas hijauan urea juga dapat

Page 33: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir-butiran. Urea juga dapat memenuhi

kebutuhan protein untuk pertumbuhan dan produksi ternak ruminansia.

Menurut Utomo (1991) menyatakan bahwa penggunaan urea dalam

ransum ternak domba sebanyak 4,5% dari pemberian konsentrat belum

menunjukkan gejala keracunan. Namun apabila urea yang diberikan terlalu

banyak akan menyebabkan kenaikan pH rumen dan serum darah yang

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme terhambat.

Ultra Mineral

Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil,

namun berperan penting agar proses fisiologis dapat berlangsung dengan baik.

Mineral digunakan sebagai kerangka pembentukan tulang dan gigi, pembentukkan

darah dan pembentukkan jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen

enzim yang berperan dalam proses metabolisme di dalam sel. Penambahan

mineral dalam ransum domba dapat mencegah kekurangan mineral di dalam

makanan (Setiadi dan Inounu, 1991).

Makanan yang diberikan untuk domba tidak akan sempurna bila tidak

terdapat kandungan mineral, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan

terhambat dan gejala-gejala lain yang bersifat dari mineral itu. Secara umum

mineral berfungsi sebagai :

- Sebagai bahan pembentuk tulang dan gigi yang menyebabkan adanya jaringan

yang keras dan kuat

- Mempertahankan keadaan koloidal dari beberapa senyawa dalam tubuh

- Memelihara keseimbangan asam basah dalam tubuh

Page 34: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

- Sebagai aktivator sistem enzim tertentu

- Sebagai komponen dari suatu sistem enzim

- Mempunyai sifat yang karakteristik terhadap kepekaan otot dan syaraf

(Tillman et al., 1991).

Tabel 8. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral

_________________________________________________________________ Uraian Kandungan (%)

Kalsium karbonat 50.00

Pospor 5.00 Mangan 0.35

Iodium 0.20 Kalium 0.10

Cuprum 0.15 Sodium 22.00

Magnesium 0.15 Clorida 1.05

Sumber : Eka Farma (2005).

Garam

Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dan selain

berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang

berlebihan bagi ternak, karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997).

Garam merangsang sekresi saliva. Terlalu banyak garam akan

menyebabkan retensi air sehingga menimbulkan udema. Defisiensi garam lebih

sering terdapat pada hewan herbivora daripada hewan lainnya, hal ini disebabkan

hijauan dan butiran mengandung sedikit garam (Anggorodi, 1979).

Page 35: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Garam dapur ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat

konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25-1,75 Kg/ekor/hari.

Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan

sampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).

Pakan Ruminansia

Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap

nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur,

fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh (normal atau

sakit) dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya

(Tomaszewska et al., 1993).

Jumlah bahan kering yang dikonsumsi seekor domba adalah sebesar 774 g

atau 3,6% dari bobot tubuh, dimana jumlah ini telah mencukupi kebutuhan domba

akan bahan kering. Namun dilihat dari jumlah protein kasar yang dikonsumsi

yakni sebesar 55,18 g adalah rendah sekali atau 2,6 g per Kilogram bobot badan.

Yang disarankan NRC (1968) yang dikutip Sabrani (1982) untuk domba yang

mempunyai bobot badan 27 Kg adalah sebesar 145 g PK per 5,3 g per Kilogram

bobot badan.

Dari penelitian yang pernah ada untuk domba didapatkan penggunaan

ampas teh pada taraf 50 % yang di kombinasikan dengan kembang sepatu 50 %

adalah yang paling baik (Setiani, 2002).

Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat

menyebabkan defisiensi zat makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit.

Page 36: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan sesuai dengan

standart gizi menurut status ternak yang dipelihara (Cahyono, 1998).

Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan menggunakan tempat atau

wadah pakan dengan maksud untuk menghindarkan terbuangnya ransum sehingga

tidak terjadi pemborosan dan semua pakan betul-betul habis dimakan. Minuman

berupa air bersih diberikan secara adlibitum (tersedia terus menerus) dan kualitas

airnya harus dijaga agar tidak terkontaminasi oleh bibit-bibit penyakit

(Suparman dan Azis, 2003).

Tabel 9. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (g)

BB

(Kg)

BK Energi Protein Ca

(g)

P

(g) (Kg) %BB ME

(Mcal)

TDN

(Kg)

Total

(g)

DD

5

10

15

20

25

30

0.14

0.25

0.36

0.51

0.62

0.81

-

2.50

2.40

2.60

2.50

2.70

0.60

1.01

1.37

1.80

1.91

2.44

0.61

1.28

0.38

0.50

0.53

0.67

51

81

115

150

160

204

41

68

92

120

128

163

1.91

2.30

2.80

3.40

4.10

4.80

1.40

1.60

1.90

2.30

2.80

2.30

Sumber : NRC (1995)

Tabel 10. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (%)

Berat badan (Kg)

Konsumsi

(Kg)

Energi Prote in

(%)

Ca (%)

P (%)

Vitamin A I.V./Kg

TDN

(%)

DE (Mcal)

ME

(Kg)

Page 37: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Domba jantan muda digemukkan

30 1.30 64 2.80 2.30 11.00 0.37 0.23 588

40 1.60 70 3.10 2.50 11.00 0.31 0.19 638

50 1.80 70 3.10 2.50 11.00 0.28 0.17 708

Domba jantan muda disapih awal

10 0.60 73 3.20 2.60 16.00 0.40 0.27 1417

30 1.40 73 3.20 2.60 14.00 0.36 0.24 1821

Sumber : NRC (1975)

Analisis Ternak Domba

Analisis dapat berarti suatu pemeriksaan. Pengertian analisis bisnis adalah

suatu pemeriksaan terutama dibidang keuangan sehingga dapat diketahui sampai

sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, masalah apa saja yang timbul dan

peluang apa saja yang ada, serta alternatif atau tindakan yang dapat dilakukan

untuk memperbaiki atau meningkatkan keuntungan dari produk (Cahyono, 2002).

Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu

usaha ternak komersial. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan

berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik

tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat

digunakan untuk merencanakan perluasan usaha, baik menambah cabang usaha

atau memperbesar skala usaha (Hermanto, 1996).

Analisis usaha ternak domba sangat penting bagi usaha ternak komersil.

Dengan adanya analisis dapat dievaluasi dan dicari langkah pemecahan berbagai

kendala, baik dalam usaha pengembangan, rencana penjualan maupun usaha

menanggulangi pemborosan tersamar (Murtidjo, 1993).

Menurut Hadisapoetra (1973) dalam Suparman dan Azis (2003) bahwa

suatu kegiatan usaha tani dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

Page 38: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

1. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk

membayar seluruh biaya usaha termasuk biaya alat-alat yang diperlukan

2. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk

membayar bunga modal yang digunakan dalam kegiatan usaha tani tersebut,

baik modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman

3. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipakai untuk

membayar upah tenaga kerja yang layak

4. Usaha tani harus memberikan pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan

hidup dan meningkatkan taraf hidup kepada pelaku usaha

Setiap usaha apapun dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya. Keuntungan dan kerugian ternak hanya mungkin bisa diketahui

apabila seluruh ongkos dan biaya produksi bisa diperhitungkan (Sugeng, 1990).

Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994) gambaran mengenai usaha

ternak yang memiliki prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis

usaha juga dapat memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan,

penggunaan modal, besar biaya untuk bibit, pakan, kandang, lamanya modal akan

kembali dan tingkat keuntunngan yang akan di peroleh.

Menurut Soekartawi et al. (1986) menyatakan tipologi usaha ternak dibagi

berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak dan diklasifikasikan

kedalam empat kelompok sebagai berikut : 1) Peternakan sebagai usaha

sampingan (<30 %); 2) Peternakan sebagai cabang usaha (30-70%); 3) Peternakan

sebagai usaha pokok (70-100%); Peternakan sebagai industri (100%).

Biaya dan Penerimaan

Page 39: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomis yang diperlukan yang

tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan

sesuatu produk. Biaya bagi perusahaan adalah nilai dari faktor-faktor produksi

yang digunakan untuk menghasilkan output (Budiono, 1990). Lipsey et al. (1995)

mendefinisikan pengeluaran atau biaya bagi perusahaan adalah sebagai nilai input

yang digunakan untuk memproduksi suatu output tertentu. Sedangkan Kadarsan

(1995) menyatakan bahwa pengeluaran perusahaan adalah semua uang yang

dikeluarkan sebagai biaya produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel

atau biaya-biaya lainnya.

Biaya tetap adalah jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan

sejumlah output tertentu, sedangkan biaya yang berkaitan langsung dengan output

yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan

menurunnya produksi disebut biaya variabel (Lipsey et al., 1995).

Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu

usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya

variable. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi

dan berkali-kali dapat dipergunakan. Biaya tetap ini antara lain berupa lahan

usaha, kandang, peralatan yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak

tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang yang antara lain

berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan

peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya-biaya lain berupa biaya penerangan

atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran (Siregar, 2007).

Sekitar 60-70 % dari seluruh biaya produksi tersedot untuk penyediaan

pakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Biaya pakan merupakan pembiayaan

Page 40: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

yang terbesar (60,3-65,0 %) dan disusul kemudian bunga pinjaman (19,0-27,8 %)

dan upah tenaga kerja (9,9-13,5 %). Sekiranya bunga pinjaman tidak ada, upah

tenaga kerja merupakan biaya yang terbesar setelah biaya pakan (Siregar, 1994).

Kata produksi berarti suatu proses transformasi input dari sumber manusia

dan fisik menjadi out put yang dibutuhkan manusia. Out put ini bisa berupa

barang dan jasa. Faktor-faktor produksi itu harus diorganisasi sehingga dapat

menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan manusia. Setiap kegiatan manusia

mempunyai tujuan dan perusahaan sebagai salah satu kegiatan, juga mempunyai

tujuan. Mendapatkan uang ini merupakan tujuan yang pokok bagi perusahaan.

Dengan demikian perusahaan harus mendapatkan laba bila ia mau hidup terus

(Irawan, 1997).

Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa penerimaan merupakan total

produk usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang

tidak dijual. Selisih antara pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total

usaha tani disebut pendapatan bersih usaha tani. Pendapatan adalah selisih antara

nilai barang yang dijual perusahaan dengan biaya untuk memproduksi barang

tersebut.

Menurut Kay and Edwards (1994) penerimaan dalan usaha tani meliputi

seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang sama,

sedangkan pendapatan adalah penerimaan ditambah dengan biaya produksi. Untuk

memperoleh ukuran pendapatan dan keuntungan usaha tani beberapa istillah yang

penting antara lain :

1. Pendapatan bersih tunai usaha tani adalah selisih antara total penerimaan

tunai dengan total pengeluaran tunai

Page 41: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

2. Pendapatan bersih usaha tani adalah pendapatan tunai dikurangi

pengeluaran tidak tunai ditambah nilai produk yang digunakan oleh rumah

tangga

Analisis pendapatan berguna untuk mengetahui atau mengukur berapa besar

pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pendapatan tersebut

dapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar keuntungan usaha

yang dilakukan atau apakah pendapatan tersebut dapat memberikan sumbangan

bagi kehidupan yang layak

Budiono (1990) menyatakan bahwa penerimaan adalah hasil penjualan

output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat

dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual

produksi tersebut.

Penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil

usaha, seperti panen tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan

serta hasil olahannya (Kadarsan, 1995).

Analisis Rugi-Laba

Laporan rugi laba adalah laporan yang memuat ikhtisar dari pendapatan

dan biaya-biaya dari suatu kesatuan usaha untuk suatu periode tertentu. Tujuan

dari penyusunan rugi atau laba disini adalah untuk mengukur kemajuan atau

perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya (Tunggal, 1997).

Lipsey et al. (1995) keuntungan adalah selisih antara hasil yang diterima

dari penjualan dengan biaya sumber daya yang telah digunakan untuk

memproduksinya, jika biaya lebih besar dari penerimaan maka keuntungan negatif

yang diperoleh dapat dinamakan rugi.

Page 42: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Keuntungan (laba) suatu usaha ditentukan oleh selisih antara total

penerimaan (total reserve) dan total pengeluaran (total cost) atau secara

matematis dapat dituliskan K = TR-TC (Soekartawi et al., 1986).

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan

hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah

pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Laporan

laba-rugi (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan

yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.

Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu

memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan

laba-rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan

dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui

dari hasil perbandingan tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Laba atau rugi digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu usaha

bisnis dalam periode tertentu, akan menimbulkan laba atau rugikah hasilnya.

(Rahardi et al., 1996).

B/C Ratio (benefit cost ratio)

Kadariah (1987) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi

suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya

pemasukan dibagi besarnya korbanan, dimana bila :

B/C Ratio > 1 = efisien

B/C Ratio ═ 1 = impas

B/C Ratio < 1 = tidak efisien

Page 43: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Analisis tingkat kelayakan usaha tani atau B/C ratio. Benefit Cost Ratio

(B/C ratio) bisa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu

perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.

B/C ratio = Total Pendapatan (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.)0

(Cahyono, 2002).

Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan

memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio

maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C

Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut. Rumus untuk mencari niali

B/C Ratio dapat dituliskan sebagai berikut :

B/C Ratio = Output Input

dimana :

Output adalah : keluaran yang diperoleh dari usaha tersebut yang berupa hasil

penjualan, sedangkan

Input adalah : korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya untuk proses produksi

Analisis BEP (break even point)

Analisis titik impas atau pulang modal (BEP) adalah suatu kondisi yang

menggambarkan bahwa hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang

dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan

keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.

1. BEP Volume Produksi

BEP Volume Produksi menggambarkan produksi minimal yang harus

dihasilkan, agar usaha tani tidak mengalami kerugian.

Page 44: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Harga di Tingkat Petani (Rp./Kg)

2. BEP Harga Produksi

BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang

dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP,

maka usaha tani akan mengalami kerugian.

BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Total Produksi (Kg)

(Cahyono, 2002).

BEP (break even point) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan

tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. Jadi analisis BEP atau titik

keseimbangan adalah suatu teknik yang digunakan seorang manajer perusahaan

yang mengetahui pada jumlah produksi berapa usaha yang dijalankan tidak

memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian (Sigit, 1979).

BEP (break even point) dimaksudkan untuk mengetahui titik impas (tidak

untung dan juga tidak rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan tersebut. Jadi dalam

keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha yang

dikeluarkan (Rahardi et al., 1993).

IOFC (income over feed cost)

IOFC adalah selisih antara pendapatan usaha peternakan terhadap biaya

pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara produksi peternakan dengan

harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan ternak tersebut (Prawirokusumo, 1990).

Page 45: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya pakan.

Pendapatan usaha merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (dalam

kilogram hidup), sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan kilogram ayam hidup tersebut. Apabila diperhatikan, tolok

ukur ini hanya memperhatikan biaya pakan saja. Padahal dalam biaya variabel

tidak hanya mencakup biaya pakan saja, tetapi ada juga biaya untuk pembelian

bibit yang juga besar. Menurut hasil penelitian dan yang terjadi di Indonesia,

biaya pakan ini merupakan 40-70 % dari keseluruhan biaya variabel itu. Jadi,

itulah sebabnya tolok ukur ini hanya dibandingkan dengan biaya pakan saja

(Rasyaf, 2004).

Selain pegangan berproduksi secara teknis juga diperlukan pegangan

berproduksi dari segi ekonomi, beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk

pegangan berproduksi adalah IOFC (income over feed cost) atau selisih

pendapatan usaha peternakan dengan biaya pakan. Pendapatan merupakan

perkalian antara hasil produksi peternakan (Kilogram hidup) dengan harga jual.

Sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan kilogram bobot hidup (Hermanto, 1996).

ROI (return on investment)

ROI (return on investment) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang

efisiensi manajemen. Ratio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang

dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya ratio ini

diukur dengan persentase. Ratio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana

perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah)

Page 46: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ratio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya ratio ini digunakan

untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan

(Kasmir dan Jakfar, 2003).

Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal ROI (return on investment)

dalam analisis usaha untuk mengetahui keuntungan usaha, berkaitan dengan

modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh

keuntungan yang dicapai dan perputaran modal, yang dapat dihitung dengan

rumus :

ROI = Keuntungan Usaha Tani Modal Usaha

x 100 %

(Cahyono, 2002).

ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dari modal yang telah

dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien penggunaan modal

dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus :

ROI = Modal Usaha

Laba Usaha

(Rahardi et al., 1993).

Page 47: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen

Peternakan Jln. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Penelitian

dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan September sampai November 2007.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan

• Dua puluh ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan

awal X = 13,1 ± 1,23 Kg.

• Pakan, yang terdiri dari :

Pakan 1 : Ampas teh (0%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur

Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam

dan Ultra Mineral

Pakan 2 : Ampas Teh (10%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur

Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam

dan Ultra Mineral

Pakan 3 : Ampas Teh (20%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur

Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam

dan Ultra Mineral

Pakan 4 : Ampas Teh (30%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur

Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam

Page 48: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dan Ultra Mineral

• Obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen), Vitamin B-Kompleks dan

Rodalon

• Air minum

Alat

• Kandang individual dua puluh unit dengan ukuran 0.75 m x 1 m

• Tempat pakan dan tempat minum

• Timbangan untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 Kg dengan

kepekaan 200 g dan timbangan berkapasitas 5 Kg dengan kepekaan 20 g

untuk menimbang pakan

• Alat kebersihan (ember, sapu lidi, karung goni plastik, sekop), alat tulis,

kalkulator dan alat penerangan.

• Mesin pencacah pakan (chopper)

• Mesin penggiling (grinder)

• Terpal plastik untuk menjemur bahan pakan

Metode Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak

lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Setiap ulangan terdiri

dari empat ekor domba. Perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut :

P0 = Pakan tanpa Ampas Teh (0%)

P1 = Pakan dengan 10 % Ampas Teh

P2 = Pakan dengan 20% Ampas Teh

Page 49: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh

Sedangkan ulangan didapat dengan rumus :

t (n-1) ≥ 15

4 (n-1) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

4n ≥ 19

n ≥ 4,75

n ≥ 5 (dibulatkan)

Model linear yang digunakan untuk rancangan acak lengkap (RAL) adalah :

Yij = µ + σi + ∑ij

Dimana :

Yij = Nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari

perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ = Rataan/nilai tengah

σI = Efek dari perlakuan ke-i

∑ij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

(Hanafiah, 2000).

Adapun susunan perlakuan setelah diacak adalah sebagai berikut :

P02 P32 P35 P14

P25 P15 P13 P03

P34 P33 P24 P31

P05 P04 P11 P01

P23 P21 P22 P12

Page 50: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dimana : Perlakuan (P0, P1, P 2 dan P3)

Ulangan (1, 2, 3, 4 dan 5)

Parameter Penelitian

Total Biaya Produksi

Total biaya produksi atau total pengeluaran yaitu biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, diperoleh dengan cara

menghitung :

- Biaya pembelian bibit

- Biaya pakan

- Biaya obat-obatan

- Biaya sewa kandang

- Biaya peralatan

- Biaya tenaga kerja

Total Hasil Produksi

Total hasil produksi atau total penerimaan yaitu seluruh pendapatan dari

penjualan produk yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi diperoleh dengan cara

menghitung :

- Harga jual domba

- Harga jual kotoran domba

Analisis Ekonomi (Laba-Rugi)

Analisis ekonomi atau laba-rugi dilakukan untuk mengetahui apakah

usaha tersebut rugi atau menguntungkan dengan cara menghitung selisih antara

total hasil produksi dengan total biaya produksi.

Page 51: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

B/C Ratio (benefit cost ratio)

B/C Ratio diperoleh dengan cara membagikan total hasil produksi dengan

total biaya produksi, atau dituliskan dengan rumus :

B/C Ratio = Output

Input

Dimana :

Output : Pengeluaran yang diperoleh dari usaha yang diberikan berupa hasil

penjualan

Input : Korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya

B/C Ratio > 1 = efisien

B/C Ratio = 1 = impas

B/C Ratio < 1 = tidak efisien

BEP (break even point)

BEP yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak

rugi dan disebut titik impas. BEP dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :

a) BEP Harga Produksi

Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan bobot

badan setelah pemeliharaan.

b) BEP Volume Produksi

Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan harga

jual/Kg nya.

Page 52: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

IOFC (income over feed cost)

IOFC didapat dengan cara menghitung nilai usaha peternakan yang

didapat dari berat badan ternak (bobot akhir-bobot awal) di kali harga ternak/Kg

dikurangi dengan biaya pakan (total konsumsi dikali harga pakan).

ROI (return on investment)

Didapat dengan cara membagikan nilai keuntungan produksi dengan

besarnya biaya yang di keluarkan untuk produk.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Kandang

Kandang diperbaiki dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat

pakan dan tempat minum dibersihkan dengan menggunakan desinfektan.

Pengacakan Domba

Domba yang digunakan selama penelitian adalah sebanyak 20 ekor.

Penempatan domba dilakukan dengan sistem pengacakan dengan tidak

membedakan bobot badan. Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan awal

domba.

Pemberian pakan dan minum

Pakan yang diberikan adalah dalam bentuk tepung tanpa hijauan dimana

semua bahan pakan yang digunakan dijadikan dalam bentuk seperti konsentrat.

Pemberian pakan dan air minum secara ad libitum dimana air minum diganti

setiap hari dan tempatnya dicuci bersih.

Pemberian Obat – obatan

Page 53: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Ternak domba sebelum masuk kandang penelitian terlebih dahulu

diberikan obat cacing selama adaptasi, sedangkan obat lainnya diberikan apabila

ternak sakit dan disesuaikan.

Page 54: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 11. Rataan Total Biaya Produksi, Total Hasil Produksi, Laba - Rugi, B/C ratio, Break Even Point (BEP) Harga Produksi, BEP Volume Produksi, Income Over Feed Cost (IOFC) dan Return On Investment (ROI). Total Biaya Produksi (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3

1 Biaya Bibit 291180.00 279220.00 318780.00 316480.00 2 Biaya Pakan 126351.79 125980.05 136719.39 147856.65 3 Obat-obatan 2000 2000 2000 2000 4 Sewa Kandang 20000 20000 20000 20000 5 Peralatan 29250 29250 29250 29250 6 Tenaga Kerja 13072.03 13072.03 13072.03 13072.03

Total A 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68 Total Hasil Produksi (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3

1 Penjualan Domba 519287.80 479821.93 556676.52 544213.61 2 Penjualan Feses Domba 10800 10800 10800 10800

Total B 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61 Laba-Rugi (Total B - Total A) (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3

1 Total Hasil Produksi 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61 2 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

Hasil 48233.98 21099.85 47655.10 26354.93 B/C Ratio (Total B/Total A)

No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3

1 Total Hasil Produksi 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61 2 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

Hasil 1.10 1.04 1.09 1.05

Page 55: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP Harga Produksi (Total A/Bobot Akhir) (Rp./ekor) No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 1 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68 2 Bobot Akhir Ternak

Domba 20 18.48 21.44 20.96

Hasil 24092.691 23476.104 25991.071 26432.934 BEP Volume Produksi (Total A/Harga Jual Ternak Domba/Kg) (Kg/ekor)

No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3

1 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

2 Harga Jual Ternak Domba/Kg 25964.39 25964.39 25964.39 25964.39

Hasil 18.56 18.08 20.02 20.36 IOFC ((Bobot Akhir - Bobot Awal) x Harga Jual Ternak/Kg - Total Konsumsi x Harga Pakan Perlakuan/Kg)

No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3

1 Pertambahan Bobot Badan 7.34 6.34 7.58 7.2

2 Harga Jual Ternak Domba/Kg 25964.39 25964.39 25964.39 25964.39

3 Total Konsumsi 72.49 69.15 72.83 75.68

4 Harga Pakan Perlakuan/Kg 1722.29 1796.71 1839.39 1911.57

Hasil 65729.821 40371.736 62847.303 42275.99 ROI (Laba Usaha/Modal Usaha x 100%) (%)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3 1 Laba Usaha 48233.98 21099.85 47655.1 26354.93 2 Modal Usaha 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

Hasil 10.01 4.49 9.17 4.99 1. Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi adalah keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan

untuk menghasilkan suatu produk yang diperoleh dengan cara menghitung : biaya

pembelian domba bakalan (bibit), biaya pakan, biaya obat–obatan, biaya sewa

kandang, biaya peralatan dan biaya tenaga kerja.

a. Biaya Pembelian Domba Bakalan (bibit)

Biaya pembelian domba bakalan (bibit) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk

membeli domba bakalan sebanyak 20 ekor, dimana harga per Kilogram bobot

Page 56: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

hidupnya ialah Rp. 23.000,- dengan berat bibit perlakuan yaitu : P0 = 63,3 Kg, P1

= 60,7 Kg, P2 = 69,3 Kg dan P3 = 68,8 Kg. Maka rataan biaya yang dikeluarkan

untuk domba bakalan setiap ekor penelitian adalah P0 = Rp. 291.180,- P1 = Rp.

279.220,- P2 = Rp. 318.780,- P3 = Rp. 316.480.-.

b. Biaya Pakan

Biaya pakan ialah biaya yang diperoleh dari total konsumsi pakan selama

penelitian dikali dengan harga per Kilogram dari pakan setiap perlakuan, sehingga

didapat biaya pakan setiap ekor dalam setiap perlakuan yaitu P0 = Rp.

631.758,98,- P1 = Rp. 629.900,25,- P2 = Rp. 683.596,95,- P3 = Rp. 739283,25,-

c. Biaya Obat–obatan

Biaya obat–obatan adalah biaya yang diperoleh dari harga obat–obatan yang

diberikan selama penelitian. Obat-obatan yang diberikan antara lain : Vitamin B

Kompleks, Kalbazen dan Rodalon dengan total biayanya sebesar Rp. 40.000,-

maka biaya keseluruhan obat–obatan untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp.

2000,- P1 = Rp. 2000,- P2 = Rp. 2000,- P3 = Rp. 2000,-

d. Biaya sewa kandang

Biaya sewa kandang yaitu biaya yang dikenakan dalam pemakaian kandang

diperoleh dari total biaya sewa kandang selama penelitian dibagi jumlah ternak

(20 ekor) yaitu Rp. 400.000,- selama 84 hari penelitian dan masa adaptasi. Maka

biaya sewa kandang untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp. 20.000,- P1 = Rp.

20.000,- P2 = Rp. 20.000,- P3 = Rp. 20.000,-

e. Biaya peralatan

Biaya peralatan ialah biaya untuk membeli seluruh peralatan yang

digunakan selama penelitian seperti tempat pakan, tempat minum juga peralatan

Page 57: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

lain seperti alat suntik, kebersihan, penerangan dan peralatan perbaikan kandang.

Total biaya peralatan adalah Rp.585.000,- maka biaya peralatan untuk tiap ekor

perlakuan adalah P0 = Rp. 29.250,- P1 = Rp. 29.250,- P2 = Rp. 29.250,- P3 = Rp.

29.250,-

f. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja diperoleh dari jumlah tenaga kerja dikali dengan UMRP

Sumut (Upah Minimum Regional Propinsi Sumatera Utara). UMRP saat

penelitian adalah sebesar Rp.761.000,-/bulan. Biaya tenaga kerja 1 (satu) hari

adalah Rp. 25.366,66,-. Maka biaya tenaga kerja selama penelitian dalam waktu

84 adalah Rp. 2.130.799,44,-. Pemeliharaan ternak domba dilakukan secara

intensif dimana satu tenaga kerja dapat memelihara domba sebanyak 163 ekor

(Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan,1983)

Maka untuk biaya tenaga kerja untuk tiap ekor perlakuan dikenakan biaya P0 =

Rp. 13.072,39,- P1 = Rp. 13.072,39,- P2 = Rp. 13.072,39,- P3 = Rp. 13.072,39,-

Dari keseluruhan biaya produksi di atas maka nilai total biaya produksi

diperoleh seperti pada Tabel 12.

Tabel 12. Total Biaya Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan 1 3 4 5

P0 503727.03 481854.19 432734.37 464658.22 507122.44 481854.19 P1 508084.81 469522.44 485699.29 406696.57 443870.87 469522.44 P2 569367.63 519821.78 558263.37 436208.00 535698.19 519821.78 P3 499024.74 525466.18 533812.25 457452.70 548543.57 525466.18 Rataan 520051.05 499166.15 502627.32 441253.87 508808.77 499166.15

Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa rataan total biaya produksi yang

tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp. 525.466,18,-/ekor, kemudian

Page 58: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

perlakuan P2 sebesar Rp. 519.821,78,-/ekor, dikuti perlakuan P0 sebesar Rp.

481.854,19,-/ekor dan terendah pada perlakuan P1 sebesar Rp. 469.522,44,-/ekor.

2. Total Hasil Produksi

Total hasil produksi adalah semua perolehan dari hasil penjualan yaitu

penjualan domba dan kotoran domba (feses).

a. Penjualan domba

Penjualan domba diperoleh dari harga jual domba hidup per Kilogram.

Harga pada waktu penjualan yaitu sebesar Rp. 25.964,39,-/Kg dikali bobot badan

akhir penelitian. Maka rataan harga penjualan tiap ekor domba perlakuan adalah

P0 = Rp. 519.287,8,- P1 = Rp. 479.821,93,- P2 = Rp. 556.676,52 P3 = Rp.

544.213,61

b. Penjualan feses

Penjualan feses diperoleh dari seluruh rupiah yang diterima selama

penelitian, yaitu Rp. 216.000,-. Maka harga penjualan feses untuk tiap ekor

domba perlakuan adalah P0 = Rp. 10.800,- P1 = Rp. 10.800,- P2 = Rp. 10.800,-

P3 = Rp. 10.800,-

Dari hasil penelitian diperoleh nilai total hasil produksi pada Tabel 13.

Tabel 13. Total Hasil Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 592402.34 576823.70 472966.14 426230.24 582016.58 530087.80

P1 592402.34 504123.41 530087.80 374301.46 452194.63 490621.93 P2 659909.75 556052.19 556052.19 509316.29 556052.19 567476.52 P3 504123.41 607980.97 576823.70 488544.78 597595.21 555013.61

Rataan 587209.46 561245.07 533982.46 449598.19 546964.65 535799.97

Page 59: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan total hasil produksi yang tertinggi

terdapat pada perlakuan P2 sebesar Rp. 567.476,52,-/ekor, kemudian P3 sebesar

Rp. 555.013,61,-/ekor diikuti perlakuan P0 sebesar Rp. 530.087,80,-/ekor dan

terendah pada perlakuan P1 sebesar Rp. 490.621,93,-/ekor.

3. Analisis Laba-Rugi

Analisis Laba-Rugi yaitu untuk mengetahui apakah usaha tersebut rugi

atau untung dengan cara menghitung selisih antara total penerimaan atau total

hasil produksi dan total pengeluaran atau total biaya produksi.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai laba-rugi pada Tabel 14.

Tabel 14. Laba-Rugi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 88675.31 75794.83 40231.77 -38427.98 74894.14 48233.61

P1 84317.53 862.74 44388.51 -32395.11 8323.76 21099.49 P2 90542.12 56480.48 -2211.18 73108.29 20354.00 47654.74 P3 5098.67 19483.31 43011.45 31092.09 49051.64 29547.43 Rataan 67158.41 38155.34 31355.14 8344.32 38155.89 36633.82

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa rataan laba-rugi yang tertinggi terdapat

pada perlakuan P0 sebesar Rp. 48.233,61,-/ekor, kemudian P2 sebesar Rp.

47.654,74,-/ekor diikuti perlakuan P3 sebesar Rp. 29.547,43,-/ekor dan terendah

pada perlakuan P1 sebesar Rp. 21.099,49,- /ekor.

4. B/C Ratio (benefit cost ratio)

Untuk mengetahui efisiensi dari usaha yang dilakukan, maka dihitung B/C

Ratio yang diperoleh dari output dibagi input.

Page 60: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai B/C Ratio pada Tabel 15.

Tabel 15. B/C Ratio Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 1.18 1.15 1.09 0.92 1.15 1.10 P1 1.17 1 1.09 0.92 1.02 1.04 P2 1.16 1.11 1 1.17 1.04 1.10 P3 1.01 1.03 1.08 1.07 1.09 1.06 Rataan 1.13 1.0725 1.065 1.02 1.075 1.0725

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa rataan B/C Ratio yang tertinggi terdapat

pada perlakuan P0 dan P2 sebesar 1,10 kemudian diikuti P3 sebesar 1,06 dan

terendah pada perlakuan P1 sebesar 1,04.

5. BEP (break even point ) Rp/ekor

Dalam penelitian ini dihitung 2 macam BEP, yaitu : BEP Harga Produksi

dan BEP Volume Produksi.

a. BEP Harga Produksi diperoleh dari total biaya produksi dibagi berat

ternak setelah digemukkan (bobot akhir).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai BEP Harga Produksi pada Tabel 16.

Tabel 16. BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 22487.81 22982.98 24310.92 29041.14 23051.02 24374.77

P1 22682.36 26487.40 24284.96 29049.76 26110.05 25722.91 P2 22774.71 23789.13 26583.97 22719.17 25509.44 24275.28 P3 26264.46 25586.85 24486.80 28237.82 24271.84 25769.55

Rataan 23552.34 24711.59 24916.66 27261.97 24735.59 25035.63

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan BEP Harga Produksi yang

tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp. 25.769,55,- kemudian P1 sebesar

Page 61: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Rp. 25.722,91,- diikuti perlakuan P0 sebesar Rp. 24.374,77,- dan rataan terendah

pada perlakuan P2 sebesar Rp. 24.275,28,-.

b. BEP Volume Produksi diperoleh dari total biaya dibagi harga penjualan

(per Kilogram).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai BEP Volume Produksi pada Tabel 17.

Tabel 17. BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Kg/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 19.40 19.30 16.67 17.90 19.53 18.56

P1 19.57 19.38 18.71 15.66 17.10 18.08 P2 21.93 19.24 21.50 16.80 20.63 20.02 P3 19.22 22.67 20.56 17.62 21.13 20.24 Rataan 20.03 20.15 19.36 17.00 19.60 19.23

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa rataan BEP Volume Produksi yang

tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 20,24 kemudian P2 sebesar 20,02

diikuti P0 sebesar 18,56 dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 18,08.

6. IOFC (income over feed cost)

IOFC adalah selisih antara pendapatan atau harga jual dengan total biaya

pakan.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai IOFC pada Tabel 18.

Tabel 18. IOFC Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 102474.87 90780.15 61145.88 -20774.71 87507.95 64226.83

P1 98413.53 13476.55 60559.59 -8516.62 29237.86 38634.18 P2 98709.34 72058.68 6252.48 94022.39 29410.54 60090.69 P3 17088.92 22128.54 51285.80 48422.02 56509.51 39086.96

Rataan 79171.67 49610.98 44810.94 28288.27 50666.47 50509.66

Page 62: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dari Tabel 18 dapat dilihat rataan IOFC tertinggi terdapat pada perlakuan

P0 sebesar Rp 64.226,83,- kemudian P2 sebesar Rp. 60.090,69,- diikuti perlakuan

P3 sebesar Rp 39.086,96,- dan rataan terendah pada perlakuan P1 sebesar

Rp 38.634,18,-.

7. ROI (return on investment)

ROI bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal yang

ditanamkan dengan membandingkan nilai keuntungan usaha dengan modal usaha

yang dikeluarkan

Dari hasil penelitian diperoleh nilai ROI pada Tabel 19.

Tabel 19. ROI Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (%)

Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5

P0 18 15 9 -8 15 10

P1 17 0 9 -8 2 4 P2 16 11 0 17 4 10 P3 1 3 8 7 9 6 Rataan 13 7.25 6.5 2 7.5 7.25

Dari table 19 dapat dilihat rataan ROI tertinggi terdapat pada perlakuan P0

dan P2 sebesar 0,10 kemudian diikuti P3 sebesar 0,06 dan terendah pada

perlakuan P1 sebesar 0,04.

Page 63: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pembahasan

Total Biaya Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap total biaya produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama

penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Daftar Sidik Ragam Total Biaya Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 11484001803.12 3828000601.04 1.85tn 3.24 5.29 Galat 16 33171250571.06 2073203161.69 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 9.1 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 20 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap total biaya produksi.

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa total biaya produksi pemeliharaan

domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian menunjukkan perbedaan besar,

dimana rataan total biaya produksi tertinggi terdapat pada P3

sebesar Rp. 525.466,18,- dan yang terendah pada P1 sebesar Rp. 469.522,44,-.

Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk

pembelian bibit dan pakan, sementara biaya obat-obatan, sewa kandang, peralatan

dan tenaga kerja adalah sama. Hal ini seperti dinyatakan oleh Siregar (2007) yang

menyatakan bahwa biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara

berulang-ulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja,

penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya-

biaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran

Page 64: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Total Hasil Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap total hasil produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama

penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Daftar Sidik Ragam Total Hasil Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 17231262137.15 5743754046.72 1.23tn 3.24 5.29 Galat 16 74339819127.02 4646238695.44 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 12.7 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 21 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap total hasil produksi.

Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan total hasil produksi pemeliharaan

domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian menunjukkan perbedaan yang

besar, dimana rataan total hasil pendapatan tertinggi terdapat pada P2 sebesar Rp.

567.476,52,- dan yang terendah pada P1 sesbesar Rp. 490.621,93,. Hal ini terjadi

karena adanya perbedaan pertambahan bobot badan domba, sehingga nilai

pendapatan dari penjualan domba berbeda pada setiap perlakuan. Ini sesuai

dengan pernyataan Budiono (1990) bahwa penerimaan adalah hasil penjualan

output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat

dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual

produksi tersebut. Demikian juga pendapat Kadarsan (1995) bahwa penerimaan

perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha, seperti panen

tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan serta hasil olahannya.

Page 65: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Analisis Laba-Rugi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap laba-rugi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian

dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Daftar Sidik Ragam Rugi Laba Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 2737741851.14 912580617.14 0.57tn 3.24 5.29 Galat 16 25713666055.25 1607104128.45 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 109.4 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 22 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap laba-rugi.

Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa rataan laba-rugi menunjukkan

perbedaan yang sangat besar, dimana rataan tertinggi terdapat pada perlakuan P2

sebesar Rp. 567.476,52,- dan rataan terkecil terdapat pada perlakuan P1 sebesar

Rp. 490.621,93,-. Hal ini di karenakan adanya perbedaan hasil penjualan ternak

domba yang diterima, dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini

seperti yang dikemukakan oleh Kasmir dan Jakfar (2003) bahwa laporan laba-rugi

(balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang

diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Hasil

usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama

jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil

perbandingan tersebut.

Page 66: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

B/C Ratio

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap B/C ratio pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian

dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Daftar Sidik Ragam B/C Ratio Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 0.012655 0.004218333 0.63tn 3.24 5.29 Galat 16 0.10652 0.0066575 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 9.1 %

Hasil analisa keragaman pada Tabel 23 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap B/C ratio.

Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa rataan B/C ratio tidak menunjukkan

perbedaan nyata. Dimana rataan B/C ratio terbesar terdapat pada P0 dan P2

sebesar 1.10, dan terendah terdapat pada P3 sebesar 1.06 dan P1 sebesar 1.04.

Hasil ini lebih rendah dari hasil penelitian Indra (2008) dengan hasil terbesar

pada P3 sebesar 1.12 dan P0 sebesar 1.03 dan terendah pada P2 sebesar 0.99 dan

P1 sebesar 0.93. Namun nilai rataan yang didapat lebih besar yaitu sebesar 1.07

sedang Indra (2008) sebesar 1.02. Dari hasil rataan B/C ratio yang didapat maka

dapat dianggap memiliki kelayakan usaha karena nilainya lebih besar dari 1.

Seperti yang dinyatakan oleh Soekartawi (1995) bahwa suatu usaha dikatakan

memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio

maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C

Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut.

Page 67: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP Harga Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap BEP harga produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama

penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Daftar Sidik Ragam BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 10129247.15 3376415.72 0.73tn 3.24 5.29 Galat 16 74165980.77 4635373.80 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 8.6 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 24 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap BEP harga produksi.

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan BEP harga produksi akan

tercapai bila harga bobot hidup P0 sebesar Rp. 24.374,77,- P1 sebesar Rp.

25.722,91,- P2 sebesar Rp. 24.275,28,- dan P3 sebesar Rp. 25.769,55,-. Agar

biaya yang telah dikeluarkan dapat kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Sigit,

(1979) bahwa BEP (break event point) adalah kondisi dimana suatu usaha

dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas, sedang menurut

pendapat Cahyono (2002) BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah

dari produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada

harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian.

Page 68: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP Volume Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap BEP volume produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih

selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Daftar Sidik Ragam BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 17.03 5.68 1.84tn 3.24 5.29 Galat 16 49.22 3.08 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 9.4 %

Hasil analisa keragaman pada Tabel 25 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap BEP volume produksi.

Break even poin volume produksi memberikan gambaran tentang total produksi

yang harus dicapai dalam usaha dengan harga jual domba yang telah ditentukan

agar biaya yang dikeluarkan dapat kembali.

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa titik modal akan tercapai jika berat

domba yang dihasilkan pada P0 sebesar 18.56 Kg P1 sebesar 18.08 Kg P2 sebesar

20.02 Kg dan P3 sebesar 20 Kg. Hasil ini didukung oleh pernyataan Cahyono

(2002) bahwa dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan

keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian, karena BEP Volume Produksi

menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan, agar usaha tani tidak

mengalami kerugian.

Page 69: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Income Over Feed Cost

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap IOFC pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian

dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Daftar sidik ragam income over feed cost (IOFC) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT F hitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 2757309279.31 919103093.10 0.59tn 3,24 5.29 Galat 16 24880265079.25 1555016567.45 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 78.1 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 26 menunjukkan bahwa F hitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap income over feed cost.

Rataan hasil IOFC ini lebih baik yaitu sebesar Rp. 50.509,66,- dari Indra

(2008) sebesar Rp. 49.602,50,- dan Hadi (2006) sebesar 45.308,78,-. Hal ini

dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan yang tidak

diimbangi dengan pertambahan bobot badan yang baik. Hal ini sesuai pernyataan

Prawirokusumo (1990) bahwa IOFC adalah selisih antara pendapatan usaha

peternakan terhadap biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara

produksi peternakan dengan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah

biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ternak tersebut.

ROI (return on investment)

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut

terhadap ROI pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian

dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 27.

Page 70: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Tabel 27. Daftar sidik ragam return on investment (ROI) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT F hitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 0.012655 0.004218333 0.63tn 3,24 5.29 Galat 16 0.10652 0.0066575 Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 100 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 27 menunjukkan bahwa F hitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap ROI.

Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa rataan ROI menunjukkan perbedaan,

dimana rataan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0 dan P2 sebesar 0.10 dan

terendah terdapat pada perlakuan P1 sebesar 0.04. Hal ini dikarenakan besarnya

laba yang didapat dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan tidak

efisien dengan besarnya nilai yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Rahardi, et al., (1993) bahwa ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi

dari modal yang telah dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien

penggunaan modal dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus :

ROI = Modal Usaha

Laba Usaha

Demikian juga pernyataan Kasmir dan Jakfar (2003) bahwa ratio ini menunjukkan

hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber

pendanaan dan biasanya ratio ini diukur dengan persentase. Ratio ini

menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman

maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) ratio ini semakin tidak baik,

demikian pula sebaliknya

Page 71: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian didapat bahwa pemberian pakan ampas teh (Camellia

sinensis) dalam usaha penggemukkan domba jantan lepas sapih yang paling

efektif dari setiap perlakuan adalah pada level pemberian 20%, dengan tidak

memberikan perbedaan besar pada nilai laba-rugi dan B/C ratio.

Saran

Dari hasil penelitian disarankan untuk menggunakan pakan dengan level

30% ampas teh (Camellia sinensis) dan dilakukan penelitian lanjutan dengan lebih

memperhatikan sekecil apapun biaya yang dikeluarkan untuk tetap dicatat guna

memperoleh data pembiayaan dan perhitungan yang lebih akurat lagi.

Page 72: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.

Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta.

Ansyah, L. 2007. Pemasaran Teh. CV. Primaherbal Jl. Pungkur 115c Bandung 40251, Jawa Barat Indonesia.

Bambang, K., Suhartika, T., Supria dan Tanjung, S. 1996. “Katekin Pucuk Teh

dan Perubahannya Selama Pengolahan”. Dalam : Laporan Hasil Penelitian. Proyek Penelitian dan Pengembangan Teknik Produksi dan Pasca Panen Teh dan Kina 1995/1996.

Basir, H. J. 1990. Penggunaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak, Laporan

Penelitian Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.

Batubara, L. P., Sianipar, J., Elieser, S., Karo-karo, S dan Barus, P. 1992.

Pemanfaatan Agroindustry by Product/Waste sebagai Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Sumatera Utara.

Batubara, L. P., Boer, M dan Eliesar, S. 1993. Pemberian BIS/Molasses

dengan/tanpa Mineral Dalam Ransum Kerbau. Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih. Vol 1 Nomor 3 Hal 11.

Belitz, H. D and Grosch, W. 1986. Feed Chemistry. Springer Verlag, Berlin. Blakely, J dan Bade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan, Edisi 4. UGM Press,

Yogyakarta. Boer, M dan Ginting, S. P. 1992. Tingkat Protein dalam ransum Domba yang

digemukkan (Levels of Protein in Fattening Sheep Diets), Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih (JPPS), Vol. 1 Maret 1992, Sumatera Utara.

Brahmana, S. S. 1990. Perspektif Peternakan Sapi dalam Ekosistem Simpang

Empat. USU, Medan. Budiono, 1990. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1.

Edisi kedua, Cetakan ke II. BPFE, Yogyakarta. Cahyono, B. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius, Yogyakarta. Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budi Daya Analisis Usah Tani. Kanisius,

Yogyakarta.

Page 73: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Cole, V. G. 1982. Beef Cattle Production Guide. Mc Arthur Press, Pramata New South Wales.

Devendra, C. 1997. Utilization of Feedingstuffs from The Oil Palm. Feedingstuffs

for Livestock In South East Asia. Serdang Selangor, Malaysia. Dede, Z. M. 2005. Manfaat Teh Hijau Partea. SST, Promo Partea. Departemen Pertanian, 2002. Teknologi Tepat Guna : Budi Daya Peternakan,

Jakarta. (http://www.orst.edu/dept/). Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan, 1983.

Usaha Peternakan Perencanaan Usaha, Analisa dan Pengelolaan. Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan, Aceh Tengah.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2002. Luas Areal Produksi dan

Ekspor-Impor Komoditi di Indonesia Tahun 1990-2000. Elieser, S., Sianipar, J., Batubara, L. P., Artari, M dan Peter, H. 1993. Ekonomi

Ternak Domba Lokal Sumatera Utara dan Persilangannya dengan Virgin Island “Hair Sheep” (Economics of Sumatera Sheep and Virgin Island Cross Breed), Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih (JPPS), Vol. 1, No. 4. Desember 1993, Sumatera Utara.

Hanafiah, A. H. 2000. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Fakultas

Pertanian Universitas Sriwijaya, Pelembang. Hartoyo, A. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Kanisius, Yogyakarta. Hermanto, F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta. Hutagalung, R. I. 1978. Non Traditional Feeding Stuffs for Livestock.

Symposium. On Feeding Stuffs for Livestock in South East Asia, Kuala Lumpur.

Hutagalung, R. I and Jalaluddin, S. 1982. Feeds for Farm Animals from The Oil

Palm. University Pertanian. Serdang, Malaysia. Istirahayu, D. N., 1993. Pengaruh Penggunaan Ampas Teh Dalam Ransum

Terhadap Persentase Karkas, Giblet, Limpa dan Lemak Abdominal Broiler. Tesis. Fakultas Peternakan. IPB, Bogor.

Irawan, 1997. Pengantar Ekonomi Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Kadariah, 1987. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 74: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Cetakan kedua. PT. Gramedia, Jakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Bogor. Kay, R. D and Edwards, W. M. 1994. Farm Management. Third Edition. Mc

Graw Hill. Inc. International edition. Kondo, M., Kita, K and Yokota, H. 2004. Feeding Value to Goats of Whole-crop

Oat Ensiled with Green Tea Waste. Anim. Feed Sci. Technol. 113: 71-81 Kuntadi, Y. A. 1992. Pemanfaatan Ampas Teh dari Industri Teh Botol Sebagai

Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel. Karya Ilmiah. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, 2004. Prospek Industri

Minuman Ringan. FE-UI. Pusat Informasi, Jakarta. Liplet Teh, kerjasama PTPN VIII, PPTK Gambung dan ATI.

Http://www.IPTEKnet.com. 2007. Lipsey, R., Courant, P., Purvis, D dan Steiner, P. 1995. Pengantar Mikroekonomi.

Jilid I. Binarupa Aksara, Jakarta. Muller, H. G and Tobin, G. 1980. Nutrition and Food Processing. The AVI Pub.

Co. Inc. Westport, USA. Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius, Jakarta. Parakkasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press,

Jakarta. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press,

Jakarta. Pardede, S. I dan Asmira, S. 1997. Pengolahan Produk Sampingan Industri

Pertanian Menjadi Permen Jilat untuk Sapi Potong yang dipelihara Secara Tradisional. Karya Tulis Ilmiah Bidang Study Peternakan. Universitas Andalas, Padang.

PT. Sinar Sosro, 2003. Sejarah dan Perkembangan Teh Sosro. http :

//www.sosro.com/sejarah/perkembangan [15 Desember 2004] Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Gizi Komperatif. BPFE, Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional dan Konggres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan

Indonesia (PATPI) di Jakarta 17-18 Desember 2004. http://www.IPTEKnet.com. 2007.

Page 75: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Rahardi, F., Satyawibawa, I dan Setyowati, R. N. 1993. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahardi, F., Satyawibawa, I dan Niwan, R. S. 1996. Agribisnis Peternakan.

Penebar Swadaya, Jakarta. Rangkuti, M., Musofie, A., Sitorus, P., Kompiang, I. P., Kusumawardhani, N dan

Roesjat, A. 1985. Pemanfaatan Daun Tebu untuk Pakan Ternak di Jawa Timur. Seminar Pemanfaatan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, 5 Maret 1985, Grati.

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sabrani, M. 1982. Laporan Survei Baseline Ternak Kambing dan Domba. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Sartika, T. 1986. Pedoman Beternak Kambing dan Domba. PT. Penebar Swadaya,

Jakarta. Setiadi, B dan Inounu, I. 1991. Beternak Kambing dan Domba Sebagai Ternak

Potong. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Setiani, E. 2002. Evaluasi in-vitro Kombinasi Ampas Teh dengan Daun Kembang

Sepatu Sebagai Pakan domba. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sigit, S. 1979. Analisa Break Event. Rancangan Linear Secara Ringkas dan

Praktis. BPFE, Yogyakarta. Silitonga, S. 1993. Penggunaan Inti Kelapa Sawit dalam Ransum Domba. Balai

Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Siregar, S. B. 2007. Penggemukkan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, S. B. 1994. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soejiwo, 1982. Studi Penggunaan Ampas Teh Sebagai Bahan Pakan Domba.

Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan. IPB, Bogor. Soekartawi, J., Dillon, L., Hardaker, J. B dan Soeharjo, A. 1986. Ilmu Usaha Tani

dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press, Jakarta. Sugeng, Y. B. 1990. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Suharno, B dan Nazaruddin, 1994. Ternak Komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.

Page 76: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Sumoprastowo, R. M. 1993. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara, Jakarta.

Suparman, M dan Azis, M. S. 2003. Formulasi Pakan Murah yang Berkualitas

untuk Usaha Penggemukkan Sapi Bali. BPTP, Sulawesi Selatan. Supriatna, E. 2006. Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan. CV. Insan Madani

Sejahtera, Jakarta. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1, Departemen Ilmu Makanan

Ternak, Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.

Tillman, A. D., Hartadi, H., Reksohadiprodjo dan Prawirokusumo, S. 1991. Ilmu

Makanan Ternak Dasar. UGM, Yogyakarta.

Tomaszewska, M. W., Mastika, I. M., Djajanegara, A., Gardiner, S dan Wiradarya, T. R. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University-Press, Surabaya.

Tunggal, A. W. 1997. Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil dan Menengah. Rineka

Cipta, Jakarta. Utomo, R. 1991. Pengaruh Tingkat Penggunaan Urea Dalam Pakan Terhadap

Kenaikan Bobot Badan, Kadar Amonia dan Urea Darah Domba. Buletin Peternakan UGM, Tahun XV No. 2, Yogyakarta.

Widayati, E dan Widalestari, Y. 1996. Limbah Untuk Pakan Ternak. Trubus

Agrisarana, Surabaya.

Page 77: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 1. Data Konsumsi Pakan Selama Penelitian Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (g).

T I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII Total

P01 5190 6250 5200 5900 5800 5100 5800 6400 7000 7500 7060 8070 75270 P02 5300 6150 5600 6500 6100 6200 7000 7600 6300 7200 6800 8250 79000 P03 4600 5100 5100 5350 4550 4900 5500 5800 6000 6200 6500 6610 66210 P04 5200 5350 5400 6300 6050 5600 5500 6300 6200 6000 6490 5620 70010 P05 4800 5800 5300 5900 5300 3600 6100 6500 6900 6900 7000 7840 71940 362430 P11 5100 5550 5350 5700 5900 5600 6100 7000 7200 7600 6600 7970 75670 P12 5000 5550 5200 6100 5200 4800 5400 5500 5480 5500 6100 6880 66710 P13 5200 5350 5250 5700 5600 4800 6100 6700 6400 7200 6800 7120 72220 P14 4700 4750 4800 4500 3900 3500 4000 4700 8100 6100 6500 6130 61680 P15 4700 5250 5350 5390 5000 4800 5600 6200 6600 6390 6820 7360 69460 345740 P21 5400 6250 5500 6290 5900 6100 7500 8500 7400 6900 7600 8240 81580 P22 5200 5950 5400 5600 5700 5700 6400 6700 6700 6400 7900 7380 75030 P23 5300 6100 5440 6120 5700 6000 6900 6900 6900 6700 7200 7630 76890 P24 4900 5150 5250 5200 5200 4690 5000 5200 5200 5200 6200 6140 63330 P25 5300 6350 5100 5490 4800 4900 4760 5900 6300 5000 6500 6920 67320 364150 P31 4500 5100 5600 5800 5400 5600 6400 6900 5800 6200 6800 6890 70990 P32 5400 5850 5800 6750 7100 6400 7400 8200 7400 6500 7100 7800 81700 P33 4800 5700 5300 6100 5700 5500 7000 7000 6600 6200 7100 7750 74750 P34 5000 5410 5300 5800 5700 5500 6000 6100 6300 5900 6800 7090 70900 P35 5200 5750 6000 6200 5900 6100 7600 7700 7000 6900 7100 8600 80050 378390 Total 1450710

Page 78: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 2. Formulasi Pakan Yang Diberikan Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

T Bahan Pakan Jumlah PK (%)

LK (%) SK(%)

TDN (%)

P0 = Pakan tanpa Ampas Teh 1 Lumpur Sawit 15.25 2.013 1.9825 2.7145 12.0475 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 22.5 1.4625 1.00575 7.32375 12.6 3 Bungkil Inti Sawit 46 7.084 1.104 7.774 33.12 4 Molasses 5 0.175 0.004 0.019 4.05 5 Garam 0.5 0 0 0 0 6 Urea 0.75 1.515 0 0 0 7 Dedak Padi 9.5 1.1305 0.8645 0.8075 6.365 8 Mineral 0.5 0 0 0 0

Total 100 13.38 4.9608 18.6388 68.1825 P1 = Pakan dengan 10% Ampas Teh

1 Lumpur Sawit 11.5 1.518 1.495 2.047 9.085 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 24.5 1.5925 1.09515 7.97475 13.72 3 Bungkil Inti Sawit 34.5 5.313 0.828 5.8305 24.84 4 Molasses 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 5 Ampas Teh 10 2.008 0.082 1.545 8.56 6 Garam 0.5 0 0 0 0 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 8 Dedak Padi 15 1.785 1.365 1.275 10.05 9 Mineral 0.5 0 0 0 0

Total 100 13.332 4.8676 18.6837 68.685 P2 = Pakan dengan 20% Ampas Teh

1 Lumpur Sawit 5.5 0.726 0.715 0.979 4.345 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 28.5 1.8525 1.27395 9.27675 15.96 3 Bungkil Inti Sawit 20.5 3.157 0.492 3.4645 14.76 4 Molasses 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 5 Ampas Teh 20 4.016 0.164 3.09 17.12 6 Garam 0.5 0 0 0 0 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 8 Dedak Padi 21 2.499 1.911 1.785 14.07 9 Mineral 0.5 0 0 0 0

Total 100 13.366 4.5584 18.6067 68.685 P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh

1 Lumpur Sawit 2 0.264 0.26 0.356 1.58 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 32.1 2.0865 1.43487 10.44855 17.976 3 Bungkil Inti Sawit 4 0.616 0.096 0.676 2.88 4 Molasses 1 0.035 0.0008 0.0038 0.81 5 Ampas Teh 30 6.024 0.246 4.635 25.68 6 Garam 0.5 0 0 0 0 7 Urea 0.4 0.808 0 0 0 8 Dedak Padi 29.5 3.5105 2.6845 2.5075 19.765 9 Mineral 0.5 0 0 0 0

Total 100 13.344 4.7222 18.6269 68.691

Page 79: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 3. Data Pertambahan Bobot Badan Domba Selama Penelitian Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

T PBB/2 MINGGU (Kg)

PBB 0 (Awal) II IV VI VIII X XII (Akhir) 1 13.4 15.2 15 17 18.2 20.4 22.4 9 2 13 15 16 17.6 19.4 20.6 21.8 8.8 3 11 12.4 13.4 14 16 15.8 17.8 6.8 4 12.1 12.6 14.4 15.2 16.8 15.8 16 3.9 5 13.8 14.2 15.8 15.8 18.4 19.2 22 8.2

11 13.3 14 15.2 16.6 18 20 22.4 9.1 12 13.8 13 14.8 15.8 15.8 17.2 19 5.2 13 12.6 13.6 14.8 15 17.2 19.6 20 7.4 14 10 10 10.2 11 12.2 13.4 14 4 15 11 12.4 13.4 12.6 15.4 16 17 6 21 15.3 16.6 17.4 19 21 23 25 9.7 22 12.8 14.4 15 16.4 18 19.6 21 8.2 23 15.2 16.6 16.6 16.8 18 19.6 21 5.8 24 11 12.2 13.6 14 14.6 16.4 19.2 8.2 25 15 17.2 18 16.6 18.2 19.4 21 6 31 13 13.6 15 15.4 17 18.2 19 6 32 16 15.6 15.8 17.6 18.8 21 23 7 33 14.2 14.8 15.6 15.8 17.8 19.6 21.8 7.6 34 11.2 12.4 13.8 14 14.6 16.2 18.4 7.2 35 14.4 15.2 17 16.8 18.8 19.4 22.6 8.2

Page 80: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 4. Data Total Pemasukkan Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp.)

T Penjualan Ternak Penjualan Feses Total Pemasukkan Rataan 1 581602.34 10800 592402.34 49366.86 2 566023.7 10800 576823.7 48068.64 3 462166.14 10800 472966.14 39413.85 4 415430.24 10800 426230.24 35519.19 5 571216.58 10800 582016.58 48501.38

11 581602.34 10800 592402.34 49366.86 12 493323.41 10800 504123.41 42010.28 13 519287.8 10800 530087.8 44173.98 14 363501.46 10800 374301.46 31191.79 15 441394.63 10800 452194.63 37682.89

21 649109.75 10800 659909.75 54992.48 22 545252.19 10800 556052.19 46337.68 23 545252.19 10800 556052.19 46337.68 24 498516.29 10800 509316.29 42443.02 25 545252.19 10800 556052.19 46337.68

31 493323.41 10800 504123.41 42010.28 32 597180.97 10800 607980.97 50665.08 33 566023.7 10800 576823.7 48068.64 34 477744.78 10800 488544.78 40712.07 35 586795.21 10800 597595.21 49799.6

Page 81: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 5. Data Laba-Rugi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp.). Total Hasil Produksi (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.) Laba-Rugi Rataan/Mgg

592402.34 503727.03 88675.31 7389.61 576823.70 501028.87 75794.83 6316.24 472966.14 432734.37 40231.77 3352.65 426230.24 464658.22 -38427.98 -3202.33 582016.58 507122.44 74894.14 6241.18

592402.34 508084.81 84317.53 7026.46 504123.41 503260.67 862.74 71.89 530087.80 485699.29 44388.51 3699.04 374301.46 406696.57 -32395.11 -2699.59 452194.63 443870.87 8323.76 693.65

659909.75 569367.63 90542.12 7545.18 556052.19 499571.71 56480.48 4706.71 556052.19 558263.37 -2211.18 -184.27 509316.29 436208.00 73108.29 6092.36 556052.19 535698.19 20354.00 1696.17

504123.41 499024.74 5098.67 424.89 607980.97 588497.66 19483.31 1623.61 576823.70 533812.25 43011.45 3584.29 488544.78 457452.70 31092.08 2591.01 597595.21 548543.57 49051.64 4087.64

Page 82: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 6. Data Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

T Total Hasil Produksi (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.) B/C Ratio Rataan 1 592402.34 503727.03 1.18 0.10 2 576823.70 501028.87 1.15 0.10 3 472966.14 432734.37 1.09 0.09 4 426230.24 464658.22 0.92 0.08 5 582016.58 507122.44 1.15 0.10

11 592402.34 508084.81 1.17 0.10 12 504123.41 503260.67 1.00 0.08 13 530087.80 485699.29 1.09 0.09 14 374301.46 406696.57 0.92 0.08 15 452194.63 443870.87 1.02 0.08

21 659909.75 569367.63 1.16 0.10 22 556052.19 499571.71 1.11 0.09 23 556052.19 558263.37 1.00 0.08 24 509316.29 436208.00 1.17 0.10 25 556052.19 535698.19 1.04 0.09

31 504123.41 499024.74 1.01 0.08 32 607980.97 588497.66 1.03 0.09 33 576823.70 533812.25 1.08 0.09 34 488544.78 457452.70 1.07 0.09 35 597595.21 548543.57 1.09 0.09

Page 83: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 7. Data BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Kg).

T Total Biaya

Produksi (Rp.) Harga Jual Ternak

(Rp./Kg) BEP Volume Produksi

(Kg) Rataan/Mgg 1 503727.03 25964.39 19.40 1.62 2 501028.87 25964.39 19.30 1.61 3 432734.37 25964.39 16.67 1.39 4 464658.22 25964.39 17.90 1.49 5 507122.44 25964.39 19.53 1.63

11 508084.81 25964.39 19.57 1.63 12 503260.67 25964.39 19.38 1.62 13 485699.29 25964.39 18.71 1.56 14 406696.57 25964.39 15.66 1.31 15 443870.87 25964.39 17.10 1.42 21 569367.63 25964.39 21.93 1.83 22 499571.71 25964.39 19.24 1.60 23 558263.37 25964.39 21.50 1.79 24 436208.00 25964.39 16.80 1.40 25 535698.19 25964.39 20.63 1.72 31 499024.74 25964.39 19.22 1.60 32 588497.66 25964.39 22.67 1.89 33 533812.25 25964.39 20.56 1.71 34 457452.70 25964.39 17.62 1.47 35 548543.57 25964.39 21.13 1.76

Page 84: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 8. Data BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp.).

T Total Biaya

Produksi (Rp.) BB Ternak di

Gemukkan (Kg) BEP Harga Produksi

Rataan (Mgg)

1 503727.03 22.4 22487.81 1873.98 2 501028.87 21.8 22982.98 1915.25 3 432734.37 17.8 24310.92 2025.91 4 464658.22 16 29041.14 2420.09 5 507122.44 22 23051.02 1920.92

11 508084.81 22.4 22682.36 1890.20 12 503260.67 19 26487.40 2207.28 13 485699.29 20 24284.96 2023.75 14 406696.57 14 29049.76 2420.81 15 443870.87 17 26110.05 2175.84 21 569367.63 25 22774.71 1897.89 22 499571.71 21 23789.13 1982.43 23 558263.37 21 26583.97 2215.33 24 436208.00 19.2 22719.17 1893.26 25 535698.19 21 25509.44 2125.79 31 499024.74 19 26264.46 2188.71 32 588497.66 23 25586.85 2132.24 33 533812.25 21.8 24486.80 2040.57 34 457452.70 18.4 24861.56 2071.80 35 548543.57 22.6 24271.84 2022.65

Page 85: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Lampiran 9. Data ROI Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (%).

T Laba Produksi Total Biaya Produksi ROI 1 88675.31 503727.03 18 2 75794.83 501028.87 15 3 40231.77 432734.37 9 4 -38427.98 464658.22 -8 5 74894.14 507122.44 15

11 84317.53 508084.81 17 12 862.74 503260.67 0 13 44388.51 485699.29 9 14 -32395.11 406696.57 -8 15 8323.76 443870.87 2 21 90542.12 569367.63 16 22 56480.48 499571.71 11 23 -2211.18 558263.37 0 24 73108.29 436208.00 17 25 20354 535698.19 4 31 5098.67 499024.74 1 32 19483.31 588497.66 3 33 43011.45 533812.25 8 34 31092.08 457452.70 7 35 49051.64 548543.57 9

Page 86: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Tabel 10. Daftar harga pakan Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan P0 = Pakan Tanpa Ampas Teh

Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan

(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 15.25 2.013 1.9825 2.7145 12.0475 385.51

2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 22.5 1.4625 1.00575 7.32375 12.6 183.91

3 Bungkil inti Sawit 46 7.084 1.104 7.774 33.12 807.92 4 Molases 5 0.175 0.004 0.019 4.05 89.7 5 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 6 Urea 0.75 1.515 0 0 0 19.28 7 Dedak Padi 9.5 1.1305 0.8645 0.8075 6.365 197.35 8 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59 Total 100 13.38 4.96075 18.63875 68.1825 1722.29 P1 = Pakan dengan 10% Ampas Teh

Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan

(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 11.5 1.518 1.495 2.047 9.085 290.71

2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 24.5 1.5925 1.09515 7.97475 13.72 200.26

3 Bungkil inti Sawit 34.5 5.313 0.828 5.8305 24.84 605.94 4 Molases 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 53.82 5 Ampas Teh 10 2.008 0.082 1.545 8.56 282.91 6 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 12.85 8 Dedak Padi 15 1.785 1.365 1.275 10.05 311.6 9 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59 Total 100 13.3315 4.86755 18.68365 68.685 1796.71 P2 = Pakan dengan 20% Ampas Teh

Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan

(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 5.5 0.726 0.715 0.979 4.345 139.04

2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 28.5 1.8525 1.27395 9.27675 15.96 232.95

3 Bungkil inti Sawit 20.5 3.157 0.492 3.4645 14.76 360.05 4 Molases 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 53.82 5 Ampas Teh 20 4.016 0.164 3.09 17.12 565.82 6 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 12.85 8 Dedak Padi 21 2.499 1.911 1.785 14.07 436.24 9 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59

Page 87: 10E00473

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Total 100 13.3655 4.55835 18.60665 68.685 1839.39 P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh

Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan

(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 2 0.264 0.26 0.356 1.58 50.56

2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 32.1 2.0865 1.43487 10.44855 17.976 262.38

3 Bungkil inti Sawit 4 0.616 0.096 0.676 2.88 70.25 4 Molases 1 0.035 0.0008 0.0038 0.81 17.94 5 Ampas Teh 30 6.024 0.246 4.635 25.68 848.72 6 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 7 Urea 0.4 0.808 0 0 0 10.28 8 Dedak Padi 29.5 3.5105 2.6845 2.5075 19.765 612.82 9 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59 Total 100 13.344 4.72217 18.62685 68.691 1911.57