10E00473
description
Transcript of 10E00473
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN
LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN
SKRIPSI
O L E H
SIMON P. M 0 3 0 3 0 6 0 2 4
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN
LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN
SKRIPSI O L E H
SIMON P. M 030306024
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan Nama : Simon P. M NIM : 030306024 Departemen : Peternakan Program Studi : Produksi Ternak
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS) (Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc Ketua Anggota
)
Mengetahui :
(Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP
Ketua Departemen Peternakan )
Tanggal ACC : Mei 2009
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
ABSTRACT
Simon P. M., 2008 “The Utilization of Tea Dregs (Camellia sinensis) in Feed Towards the Effort Analysis of Weaning Lokal Male Sheep for 3 Month’s Fattening” under adviced of Mr. Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S as supervisor and Mrs. Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc as co supervisor.
This research conducted at Laboratory of Livestock Biology Department of Animal Science Agricultural Faculty University of North Sumatera, during 3 Month’s it start on September 2007 until November 2007.
The aim of this research was to analysis the effort from the utilization of tea dregs (Camellia sinensis) in to feed weaning lokal male sheep fattening that seem from the sum production cost, the sum of production income, profit and loss, benefit cost ratio, break even point of production price and break even point of production volume, income over feed cost and return on investment.
The experiment design use 20 weaning local male sheepwith average weigh body beginning 13,1 ± 1,23 kg and was using completely randomized design (CRD) by four treatments and five replications, where the replication of four sheep. The treatment such as P0 (withoud tea dregs), P1 (using tea dregs for 10 percent), P2 (using tea dregs for 20 percent) and P3 (using tea dregs for 30 percent).
The result of this research showed that given of ration tea dregs (Camellia sinensis) giving not significantly (P>0,05) to the sum production cost, the sum of production income, profit and loss, benefit cost ratio, break even point of production price and break even point of production volume, income over feed cost and return on investment. In conclusions that of tea dregs (Camellia sinensis) with using level 20% be the best by no extend different in the value at profit and loss and benefit cost ratio.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
ABSTRAK
Simon P. M., 2008 ”Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan”, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, selama 3 bulan dimulai dari bulan September 2007 sampai November 2007.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji nilai usaha dari pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) domba lokal jantan lepas sapih selama penggemukkan yang dapat dilihat dari total biaya produksi, total hasil produksi, laba-rugi, B/C ratio, BEP harga produksi dan BEP volume produksi, IOFC dan ROI. Metode penelitian ini menggunakan 20 ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan awal 13,1 ± 1,23 Kg dan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor domba. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (pakan tanpa ampas teh), P1 (pakan dengan 10% ampas teh), P2 (pakan dengan 20% ampas teh) dan P3 (pakan dengan 30% ampas teh). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap total biaya produksi, total hasil produksi, laba-rugi, B/C ratio, BEP harga produksi dan BEP volume produksi, IOFC dan ROI. Kesimpulan bahwa pakan ampas teh (Camellia sinensis) pemberian pada level 20% adalah yang terbaik, dengan tidak memberikan perbedaan besar pada nilai laba-rugi dan B/C ratio.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
RIWAYAT HIDUP
Simon P. M, lahir pada tanggal 28 Mei 1984 di Langsa, Kecamatan
Langsa Barat Kotamadya Langsa, Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam. Anak
pertama dari dua bersaudara dari Ayah B. Manullang dan Ibu R. Br. Hutabarat.
Pengalaman Hidup yang ditempuh penulis hingga saat ini.
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1990 Memasukki SD Negeri No. 2 Kebun Baru Tamat Tahun 1996
Tahun 1996 Memasukki SMP Negeri 3 Langsa Tamat Tahun 1999
Tahun 1999 Memasukki SMK (STM) Negeri 2 Langsa Tamat Tahun 2002
Tahun 2003 Memasukki Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara
melalui jalur SPMB Pilihan 1
Pengalaman selama Kuliah :
Tahun 2003 menjadi anggota HMJ Peternakan (IMAPET)
Tahun 2003 menjadi anggota UKM KMK UP FP USU
Menjadi Wakil Ketua Panitia Natal Keluarga Besar Peternakan Tahun 2003
Menjadi Ketua Panitia Natal Keluarga Besar Peternakan Tahun 2004
Menjadi Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB) Tahun 2004 di
Bidang PTT (Peralatan Tempat dan Transportasi) UKM KMK USU
Menjadi Ketua Team Ulang Tahun dan Paskah UKM KMK UP FP USU
Tahun 2005
Menjadi Pengurus HMJ Peternakan (IMAPET) FP USU Tahun Periode 2005-
2006 di Sie Kerohanian
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Menjadi Pengurus HMD Peternakan (IMAPET) FP USU Tahun Periode 2006-
2008 di Koordinator Bidang Pendidikan Minat dan Bakat (PMB)
Menjadi Sekretaris Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB)
Departemen Peternakan FP USU Tahun 2006
Tahun 2006-2009 menjadi Assisten Laboratorium Dasar Ternak Unggas
Tahun 2006-2008 menjadi Assisten Laboratorium Ilmu Produksi Ternak
Unggas
Tahun 2007-2008 menjadi Assisten Laboratorium Manajemen Ternak Unggas
Menjadi Panitia Kunjungan Kasih (Sie Konsumsi) UKM KMK USU UP FP
Tahun 2007 di Desa Saor Matio Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang, Sumatera Utara
Pada tanggal 6 Juni - 31 Juli Tahun 2007 mengikuti Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Sei Putih Farm di Kampung Titi XVI, Desa Sei Putih, Kecamatan
Galang Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
Pada Bulan September 2007 – November 2007 melaksanakan Penelitian di
Laboratorium Biologi Ternak, Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
kasih setia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia
sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas
Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan”, yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Tri Hesti
Wahyuni MSc, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan dorongan maupun memberikan informasi
yang berharga bagi penulis. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP
selaku Ketua Departemen Peternakan dan sivitas akademika Departemen
Peternakan dan Fakultas Pertanian.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dengan harapan skripsi ini berguna untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan pelaku bidang usaha peternakan.
Medan, April 2008
Penulis
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRACK .................................................................................................. i ABSTRAK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ... .................................................................................. ix PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 2 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Ternak Domba ................................................................ 4 Pakan Berbasis Limbah Pabrik Minuman ............................................. 8 Pengolahan Ampas Teh Untuk Pakan Ternak Domba ........................... 13 Pakan Berbasis Limbah Pertanian ......................................................... 15 Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Kelapa Sawit ............................... 15 Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Tebu ............................................ 18
Bahan Pakan Pelengkap........................................................................ 19 Pakan Ruminansia ................................................................................ 21
Analisis Ternak Domba ....................................................................... 23 Biaya dan Penerimaan .............................................................. 25
Analisis Laba-Rugi .................................................................. 27 B/C Ratio (benefit cost ratio) ................................................... 28
AnalisisBEP (break even point) ............................................... 29 IOFC (income over feed cost) .................................................. 30
ROI (return on investment) ...................................................... 31
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 33
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Bahan dan Alat Penelitian .................................................................... 33 Bahan ............................................................................................. 33 Alat ................................................................................................ 34
Metode Penelitian ................................................................................. 34 Parameter Penelitian ............................................................................. 36 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 38
Persiapan Kandang ......................................................................... 38 Pengacakan Domba ........................................................................ 38 Pemberian Pakan dan Minum ......................................................... 38 Pemberian Obat-Obatan .................................................................. 38
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil .. .................................................................................................. 39
Total Biaya Produksi ..................................................................... 40 Total Hasil Produksi ...................................................................... 43 Analisis Laba-Rugi ........................................................................ 44 B/C Ratio (benefit cost ratio) ......................................................... 44 BEP (break even point) .................................................................. 45 BEP Harga Produksi ...................................................................... 45 BEP Volume Produksi ................................................................... 46 IOFC (income over feed cost) ........................................................ 46 ROI (return on investment) ............................................................ 47
Pembahasan ......................................................................................... 48 Total Biaya Produksi ..................................................................... 48 Total Hasil Produksi ...................................................................... 49 Analisis Laba-Rugi ........................................................................ 50 B/C Ratio (benefit cost ratio) ......................................................... 51 BEP Harga Produksi ...................................................................... 52 BEP Volume Produksi ................................................................... 53 IOFC (income over feed cost) ........................................................ 54 ROI (return on investment) ............................................................ 54
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ......................................................................................... 56 Saran ................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
DAFTAR TABEL
Hal 1. Kandungan Nilai Gizi Ampas Teh .............................................................. 9
2. Kandungan Nilai Gizi Dedak Padi ............................................................. 13
3. Kandungan Nilai Gizi Lumpur Sawit ........................................................ 14
4. Kandungan Nilai Gizi Pelepah dan Daun Kelapa Sawit ............................. 14
5. Kandungan Nilai Gizi Bungkil Inti Sawit ................................................... 15
6. Kandungan Nilai Gizi Molasses ................................................................ 17
7. Kandungan Beberapa Mineral dalam Ultra Mineral ................................... 18
8. Kebutuhan Harian Zat-zat Makanan Untuk Ternak Domba (g) .................. 20
9. Kebutuhan Harian Zat-zat Makanan Untuk Ternak Domba (%) ................. 20
10. Total Biaya Produksi (Rp./ekor) ................................................................ 33
11. Total Hasil Produksi (Rp./ekor) ................................................................. 34
12. Laba-Rugi (Rp./ekor) ................................................................................ 34
13. B/C Ratio (Rp./ekor) ................................................................................. 35
14. BEP Harga Produksi (Rp./ekor) ................................................................. 36
15. BEP Volume Produksi (Kg/ekor) .............................................................. 36
16. IOFC (income over feed cost) .................................................................... 37
17. ROI (return on investment) ........................................................................ 37
18. Daftar Sidik Ragam Total Biaya Produksi ................................................. 39
19. Daftar Sidik Ragam Total Hasil Produks i .................................................. 40
20. Daftar Sidik Ragam Laba-Rugi ................................................................. 41
21. Daftar Sidik Ragam B/C Ratio .................................................................. 42
22. Daftar Sidik Ragam BEP Harga Produksi .................................................. 43
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
23. Daftar Sidik Ragam Volume Produksi ....................................................... 44
24. Daftar Sidik Ragam IOFC (income over feed cost) .................................... 45
25. Daftar Sidik Ragam ROI (return on investment) ........................................ 45
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Kurva Sigmoid Pertumbuhan Ternak Domba .............................................. 7
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan pangan yang berasal dari produk hewani (daging)
dirasakan terus meningkat, hal ini diakibatkan oleh populasi penduduk yang terus
bertambah, tingkat pengetahuan dan keadaan masyarakat yang terus berkembang
terhadap pentingnya konsumsi protein hewani. Domba memberikan peran yang
besar dalam memproduksi bahan makanan protein hewani yang dibutuhkan untuk
peningkatan mutu sumber daya manusia.
Di Indonesia ternak domba belum begitu mendapat perhatian. Hal ini
dibuktikan bahwa 90% dari usaha peternakan di Indonesia merupakan peternakan
rakyat dengan ciri-ciri : skala usahanya masih relatif kecil motif usaha produksi
rumah tangga, dilakukan sebagai usaha sampingan, menggunakan teknologi
sederhana sehingga produktifitasnya rendah dan mutu produksinya bervariasi.
Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki kualitas pakan,
namun pakan komersial yang berkualitas harganya relatif mahal, dimana
penggunaan pakan komersial tidak selalu menjamin penambahan pendapatan
dalam usaha pembesaran atau penggemukkan domba.
Disamping itu kemampuan wilayah untuk menyediakan hijauan makin
hari makin terbatas, hal ini disebabkan terjadinya persaingan antara bidang
pertanian tanaman pangan dan bidang perkebunan untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat (Brahmana, 1990). Untuk mendukung produksi domba harus
diupayakan mencari pakan alternatif yang potensial dengan nilai nutrisi yang baik,
lebih murah dan mudah didapat serta selalu tersedia.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Industri pengolahan tanaman pangan maupun perkebunan memberikan
hasil sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, karena
ketersediaannya cukup banyak dan berkesinambungan. Ampas teh adalah salah
satu limbah pengolahan tanaman perkebunan yang berasal dari industri minuman
teh. Ampas teh dapat dijadikan sebagai sumber protein alternatif bagi ternak
domba karena kandungan protein kasar pada ampas teh cukup tinggi yaitu 27%
(Istirahayu, 1993).
Analisis pendapatan usaha merupakan salah satu kegiatan penting
perusahaan peternakan dan merupakan pekerjaan rutin perusahaan yang dilakukan
oleh sekretaris perusahaan dalam sekali periode penggemukkan. Keadaan
perusahaan seperti besarnya biaya yang dikeluarkan, pendapatan bersih, serta
ukuran efisien dan efektifnya usaha dapat digambarkan melalui analisis ekonomi.
Selain itu sebagai landasan dalam menentukan kebijakan usaha kedepannya.
Untuk itu penulis ingin melakukan analisis melalui penelitian terhadap usaha
penggemukan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan dengan
menggunakan pakan berbasis limbah industri minuman berupa ampas teh.
Tujuan Penelitian
Untuk menguji nilai usaha dari pemberian ampas teh (Camellia sinensis)
dalam pakan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan penggemukkan.
Hipotesis penelitian
Pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) meningkatkan pendapatan
dalam usaha penggemukkan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Kegunaan Penelitian
1. Bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
melaksanakan ujian sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Bahan informasi bagi peneliti dan peternak domba mengenai pengaruh
pemberian ampas teh sebagai pakan dari hasil limbah industri minuman dalam
usaha peternakan.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Ternak Domba
Ternak Domba Lokal
Domba dan kambing merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak
ruminansia kecil, hewan pemamah biak dan merupakan hewan mamalia yang
menyusui anak-anaknya. Disamping sebagai penghasil daging yang baik, domba
dan kambing juga menghasilkan kulit yang dapat di manfaatkan untuk berbagai
macam keperluan industri kulit dan khusus untuk domba menghasilkan bulu
(wool) yang sangat baik untuk keperluan bahan sandang (tekstil)
(Cahyono, 1998).
Semua jenis domba memiliki beberapa karakteristik yang sama, adapun
numenklatur domba tersebut yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Caprae
Sub-family : Caprinae
Genus : Ovis aries
Spesies : Ovis mouffon (domba Mouffon), Ovis orientalis, Ovis vignei
(domba Urial) dan Ovis canadensis (domba Bighorn)
(Blakely dan Bade, 1998).
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Domba lokal, domba negeri, domba kampung atau domba kacang,
tubuhnya kecil dan warnanya bermacam-macam. Kadang-kadang terdapat lebih
dari satu warna pada seekor hewan. Domba jantan bertanduk kecil, sedang domba
betina tidak bertanduk. Berat domba jantan berkisar 15-20 Kg. Hasil daging hanya
sedikit. Ia tahan hidup didaerah yang kurang baik. Pertumbuhan domba ini sangat
lambat (Sumoprastowo, 1993).
Menurut Tomaszewska et al. (1993) ternak domba mempunyai beberapa
keuntungan dilihat dari segi pemeliharaannya, yaitu :
- Cepat berkembang biak, dapat beranak lebih dari satu ekor dan dapat
beranak dua kali dalam setahun
- Berjalan dengan jarak lebih dekat saat digembalakan sehingga mudah
dalam pemeliharaan
- Pemakan rumput, kurang memilih pakan yang diberikan sehingga mudah
dalam pemberian pakan
- Sumber pupuk kandang dan tabungan keuangan bagi peternak
Potensi Ternak Domba
Permintaan akan domba hidup dan daging domba di Sumatera Utara
diduga akan meningkat sejalan dengan hasil pembangunan yang disertai
peningkatan pendidikan, pendapatan dan sadar gizi masyarakat. Peningkatan
permintaan ternak domba juga terkait dengan keperluan acara agama dan adat
istiadat yang semakin meningkat (Elieser et al., 1993).
Pada waktu tertentu misalnya menjelang hari raya Idul Adha, permintaan
akan domba meningkat. Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut diperlukan
suatu strategi produksi ternak sehingga pada waktunya tersedia ternak domba
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
yang memenuhi persyaratan. Terutama berat badan dan kondisi tubuh ternak.
Salah satu alternatif adalah melakukan penggemukkan domba beberapa bulan
sebelum waktu tersebut. Untuk penggemukkan yang optimal dibutuhkan pakan
dengan nilai nutrisi yang sesuai baik secara biologis, maupun ekonomis
(Boer dan Ginting, 1992).
Tabel. 1. Perkembangan populasi Ternak domba per Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
No. KABUPATEN / KOTA
T A H U N % rataper thn 2001 2002 2003 2004* 2005**
1 N i a s 0 0 0 0 0 0 2 Nias Selatan 0 0 0 0 0 0 3 Mandailing Natal 7,279 7,86 7,498 8,028 7,959 2,34 4 Tapanuli Selatan 47,065 50,821 45,15 48,672 50,86 2,02 5 Tapanuli Tengah 2,255 2,435 9,812 10,642 2,892 7,06 6 Tapanuli Utara 2,362 2,55 1,878 2,024 762 -16,93 7 Humbahas 0 0 223 240 225 - 8 Toba Samosir 2,425 2,618 2,825 3,045 3,258 8,59 9 Samosir 0 0 1,711 1,844 1,973 -
10 Labuhan Batu 7,963 8,589 19,135 19,385 25,995 56,61 11 Asahan 27,281 29,458 31,785 34,264 31,85 4,19 12 Simalungun 17,212 18,586 17,095 18,428 23,883 9,69 13 Dairi 998 1,078 918 990 1,059 1,53 14 Pakpak Bharat 0 0 0 0 0 0 15 Karo 1,997 2,156 2,326 2,507 2,682 8,58 16 Deli Serdang 27,475 29,667 18,609 20,06 28,733 1,14 17 Serdang Bedagai 0 0 10,561 11,385 9,795 - 18 Langkat 48,374 52,234 46,489 50,115 59,247 5,62 19 Sibolga 0 - 0 0 0 - 20 Tanjung Balai 0 0 276 297 318 - 21 Pematang Siantar 129 139 143 154 1,059 180,23 22 Tebing Tinggi 554 598 671 723 773 9,88 23 Medan 1,105 1,195 6,25 6,736 6,678 126,09 24 Binjai 4,838 5,233 3,778 4,864 4,324 -2,66 25 P. sidempuan 0 0 5,098 6,532 6,989 -
JUMLAH 199,312 215,217 232,391 250,935 271,314 9,03 Keterangan : * Angka Perbaikan ** Angka Perkiraan Sumber : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara (2006). Pertumbuhan Ternak Domba
Laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor antara
lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang
tersedia (Cole, 1982). Potensi pertumbuhan dalam periode ini dipengaruhi oleh
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
faktor bangsa dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem
manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju
pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana
berat tubuh awal fase penggemukkan berhubungan dengan berat dewasa
(Tomaszewska et al., 1993).
Ternak yang mempunyai potensi genetik pertumbuhan yang tinggi akan
mempunyai respon yang baik terhadap makanan yang diberikan dan memiliki
efisiensi produksi yang tinggi dan adanya keragaman yang besar dalam konsumsi
bahan kering (Devendra, 1997).
Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih
cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini
menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (S). Tahap cepat
pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai
(Anggorodi, 1990).
Bobot Badan (Kg) Umur jual 25 Dewasa Umur Pubertas 15
Penyapihan Kelahiran 0-2 Pertumbuhan
0-3 3-6 8-12 Umur (Bulan)
Gambar 1. Kurva Sigmoid Pertumbuhan pada Domba (Anggorodi, 1990).
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Pakan Berbasis Limbah Pabrik Minuman
Kandungan Tanaman Teh
Ampas teh merupakan limbah dari industri atau pabrik minuman ringan
yang tersedia cukup banyak yaitu mencapai 470 ton/tahun (P. T. Sosro Bekasi)
dan belum dimanfaatkan secara optimal. Jumlah perusahaan minuman ringan di
Indonesia, termasuk didalamnya industri yang menjadikan teh sebagai bahan
bakunya, mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 1995-2000, yaitu hampir
5 x lipat dalam jangaka waktu 5 tahun (LPEM Fakultas Ekonomi UI, 2004).
Produksi teh di Indonesia relatif meningkat dari tahun ketahun yaitu mencapai
rata-rata 157.000 ton/tahun dari tahun 1993-2002 (Ditjen Bina Produksi
Perkebunan, 2002). Dilihat dari kandungan protein mencapai 27,42 %, serta zat-
zat makanan yang terdapat didalamnya, ampas teh mempunyai potensi yang
cukup besar untuk dijadikan bahan baku ransum ayam broiler. Namun, adanya zat
anti nutrisi seperti tannin, kafein, teobromin, teofilin dan saponin serta serat kasar
yang cukup tinggi tentunya akan menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya,
karena dapat menghambat proses pencernaan bagi ternak yang bersangkutan.
Menurut Belitz and Grosch (1986) kandungan kafein 2,5-5,5%, teobromin 0,07-
0,17% dan teofilin 0,02-0,13%. Sementara itu tannin menurut Istirahayu (1993)
mencapai 1,35% dan kandungan serat kasar menurut Soejiwo (1982) mencapai
23,01%.
Semua jenis teh, khususnya teh hijau, mengandung flouride, suatu
mineral yang dapat mencegah pertumbuhan karies pada gigi, mencegah radang
gusi dan gigi berlubang. Teh mengandung vitamin C dosis tinggi dan vitamin
lainnya dalam jumlah sedikit. Kandungan mangan (Mg) yang terdapat pada teh
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
dapat membantu penguraian gula menjadi energi, sehingga bisa membantu
menjaga kadar gula dalam darah. Selain itu, teh hijau memiliki sejumlah senyawa
kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Perlu diketahui, teh hijau
mengandung zat aktif berupa antioksidan alami. Hal ini membuat teh hijau yang
dikonsumsi mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas
yang berperan besar menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah dan
gangguan jantung. Makanan atau minuman yang mengandung antioksidan sangat
membantu dalam hal mengganti dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Teh hijau
lebih dikenal luas masyarakat dan lebih mudah diperoleh di pasaran, sementara
teh putih sulit diperoleh dan hanya terdapat dibeberapa bagian negara tertentu
misalnya di negara Cina (Departemen Pertanian, 2002).
Tabel 2. Kandungan nilai gizi ampas teh (Camellia sinensis) Uraian Kandungan (%) Protein Kasar 20.08 a
Lemak Kasar 0.82 a
Serat Kasar 15.45 a
Bahan Kering 93.59 a
Kadar Air 6.41 a
Abu 6.5 a
TDN 85.6b
Sumber : a. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2007). b. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2007).
Khasiat dan Manfaat Teh Hijau
Teh selain menyegarkan tubuh, juga memiliki khasiat sebagai obat. Hasil
penemuan di dunia farmakologi, membuktikan bahwa teh memiliki khasiat
menghancurkan lemak dan menghilangkan rasa lelah serta pusing. Khasiat ini
disebabkan materi padat dalam teh, sellulosa, serat dan protein murni. Ada tiga
jenis proses pembuatan teh. Teh hijau (green tea), teh hitam (black tea) dan teh
oolong. Yang paling banyak diteliti khasiatnya adalah teh hijau yang kaya akan
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Katekins. Teh hijau inilah yang bisa diandalkan untuk menjadi senjata
"pamungkas" melawan berbagai penyakit kronis yang diderita oleh manusia dan
hewan (Bambang et al., 1996). Bahkan teh hijau dapat menyembuhkan penyakit
ginjal. Katekins atau katekin, merupakan satu unsur utama dalam daun teh.
Katekin terdiri dari empat bentuk, yaitu : epikatekin, epikatekin galat,
epigalokatekin dan epigalokatekin galat. Senyawa katekin dilaporkan oleh para
ahli sangat berperan sebagai antioksidan yang sangat baik dan memberikan efek
penetralisasi yang kuat terhadap senyawa radikal bebas endogen dan eksogen.
Radikal bebas tersebut menyerang sistem intraseluler dalam berbagai jaringan
tubuh. Itulah yang menyebabkan munculnya tumor, kanker dan berbagai
degeneratif lainnya (Supriatna, 2006).
Kadar senyawa katekin tinggi diketahui pada teh hijau. Pada teh oolong
atau teh pouchong kadarnya setengah dari teh hijau, sedangkan teh hitam tak ada
lagi, sebab diproses dengan fermentasi. Senyawa-senyawa teh dan manfaatnya
bagi kesehatan ternak :
Katekin : Mengurangi munculnya tumor dan kanker. Menurunkan kadar
kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam
darah. Membunuh bakteri dan virus influenza. Melawan bakteri
penyebab flaques dan mengobati penyakit ginjal
Kafein : Memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi kelelahan. Efek
deuratic-nya sedang
Vitamin C : Membantu mengurangi efek stress dan melawan influenza
Vit. B-Komp : Membantu metabolisme karbohidrat
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Flavonoid : Menguatkan pembuluh darah, mencegah halitosis, memiliki
aktivitas antioksidan
Polifenol : Memiliki efek astringen, membunuh bakteri disentri, difeteri
dan kolera
Flouoride : Mencegah kerusakan gigi dan gigi keropos
Vitamin E : Sebagai antioksidan
(Dede, 2005).
Partea adalah teh hijau pilihan, dibuat dari pucuk teh (peko super) yang
diambil dari perkebunan teh Parahyangan Jawa Barat, dengan penanaman yang
sesuai pada ketinggian tanah dan suhu yang tepat sehingga menghasilkan pucuk
teh yang berkualitas tinggi. Mengkonsumsi teh hijau secara teratur dapat
mencegah berbagai macam penyakit (Hartoyo, 2003).
Produksi Ampas Teh
Minuman ringan yang berasal dari daun teh (Camellia sinensis) telah
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu industri besar yang memproduksi
nya adalah PT. Sosro. Pengolahan minuman ringan ini menghasilkan limbah
industri berupa ampas teh, dimana produksi dari PT. Sosro mencapai 470 ton per
tahun. Produksi ampas teh yang tinggi tersebut berpotensi sebagai salah satu
bahan pakan alternatif, terlebih lagi didukung dengan kandungan protein kasar
yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 27,42%, serta kandungan energi bruto
sebesar 4994 Kkal/Kg (Istirahayu, 1993).
Salah satu perusahaan teh di Indonesia adalah PT. Sinar Sosro yang
menghasilkan ampas teh ± 1800 ton/tahun dan sampai saat ini perusahaan belum
memanfaatkannya dengan baik (PT. Sosro, 2003).
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Komposisi Ampas Teh
Komposisi dalam setiap 100 g Teh Hijau terdapat 24 g kandungan protein,
10,6 g kandungan serat, 35,2 g kandungan gula dan kandungan lemak mencapai
4,6 g. Mengandung polifenol sebagai antioksidan yang 100 kali lebih efektif dari
Vitamin C dan 25 kali lebih kuat dari Vitamin E (Ansyah, 2007).
Jenis polifenol pada teh yang telah teridentifikasi dan tingkat kandungan
rata-rata adalah :
Senyawa Jumlah Katekin, antara 63-210 mg% Flavanol, antara 14-21 mg% Tearubigin, antara 0-28 mg% Polifenol lainnya antara 266-273 mg%
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina
(PPTK) Gambung - Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan
polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen aktif untuk kesehatan ±
1,34 kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain. Katekin merupakan senyawa
polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol. Rata-rata
kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02-11,60%, sedangkan
pada negara lain berkisar antara 5,06 - 7,47 % (Liplet Teh, 2007).
Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35%, juga mengandung
komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain : metilxantin, asam
amino, peptides, karbonhidrat, vitamin (C, E dan K), karotenoid, kalium,
magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, metilxantin dan
alkaloid lain (Prosiding Seminar Nasional dan Konggres PATPI, 2004).
Ampas teh dapat digunakan baik sebagai pakan dasar pengganti rumput
(20%) maupun sebagai suplemen, terutama sebagai sumber protein pada kambing
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
(Kondo et al., 2004). Pemberian ampas teh meningkatkan konsumsi dan retensi
nitrogen (N) dan meningkatkan NH3 rumen. Peningkatan NH3 rumen ini dapat
berperan positif dalam mendorong fermentasi serat, bila ampas teh diberikan
dengan bahan pakan lain yang kandungan seratnya tinggi (pakan dasar).
Kandungan tannin pada ampas teh relatif tinggi, namun protein dalam ampas teh
masih dapat dicerna pasca rumen oleh enzim yang disekresikan kelenjar pankreas.
Pengolahan Ampas Teh Untuk Pakan Ternak Domba
Ampas teh untuk pakan ternak diperoleh setelah dari tahap pengeringan,
penggilingan untuk dicampur dengan bahan makanan lain. Ampas teh harus
tampak segar dengan warna tembaga yang merata, tidak hitam kecoklatan,
suram/coklat tua (Kuntadi, 1992). Menurut Sartika (1986) pengolahan Ampas teh
akan meningkatkan palatabilitas, melindungi zat-zat makanan yang terdapat dalam
ampas teh, membunuh mikroorganisme dan menghilangkan bau. Pengolahan
ampas teh ini sebaiknya dilakukan dengan cara pengeringan.
1. Pengeringan
Tujuan pengeringan adalah menghilangkan atau mengurangi kadar air
bahan agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup, sehingga bahan pakan
menjadi awet dan tahan lama (Kuntadi, 1992). Sedangkan menurut pendapat
Sartika (1986) pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara alternatif
terbaik, disamping biaya pengeringan murah, energi dan nitrogen yang hilang
akibat pengeringan lebih kecil dibanding dengan oven. Selain itu pengeringan
juga akan membunuh bakteri-bakteri yang terdapat dalam ampas teh, seperti
Salmonella sp.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Pengeringan (terutama dengan pemanasan) dapat menyebabkan penurunan
kadar protein suatu bahan sebagai akibat adanya perubahan molekul protein
karena pemanasan berupa agregasi dan degradasi molekul
(Muller and Tobin, 1980).
2. Penggilingan atau penumbukkan
Proses pengolahan selanjutnya adalah penggilingan atau penumbukkan,
dimana bahan pakan dikurangi ukurannya dengan menggunakan alat penggiling
atau penumbuk yang bervariasi dari yang halus seperti tepung hingga yang kasar
seperti butiran pasir, disesuaikan dengan ukuran mesh atau lubang dari saringan
yang digunakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Sartika (1986) menyatakan
bahwa tujuan dari penggilingngan adalah untuk mempermudah metabolik pakan,
serta kesukaan ternak terhadap pakan tersebut.
Pengolahan teh meliputi 4 fase pokok, yaitu pelayuan, penggulungan,
fermentasi dan pengeringan. Proses diperolehnya ampas teh adalah sebagai
berikut :
Pemetikan daun
Pelayuan
Perubahan fisik - Daun melemas
- Pemekatan bahan
Perubahan kimia - Keaktifan enzim
- Kandungan kafein meningkat - Terurainya protein menjadi asam amino
Penggulungan (sel daun pecah)
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Fermentasi (oksidasi enzimatis)
Pengeringan (menghentikan proses oksidasi)
Produk sampingan
(Ampas teh)
Pembuatan minuman teh botol
(Istirahayu, 1993). Pakan Berbasis Limbah Pertanian
Dedak Padi
Dedak padi adalah bahan pakan yang diperoleh dari pemisahan beras
dengan kulit gabahnya melalui proses penggilingan padi dan pengayakan hasil
ikutan dari penumbukkan padi (Parakkasi, 1985).
Tabel 3. Kandungan nilai gizi dedak padi
Uraian Kandungan (%) Bahan kering 89.60 Protein kasar 11.90
TDN 67.00 Serat kasar 8.50
Lemak Kasar 9.10 Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2001).
Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Kelapa Sawit
Lumpur Sawit
Lumpur sawit merupakan larutan buangan yang dihasilkan selama proses
pemerasan dan ekstraksi minyak. Bahan ini merupakan emulsi yang mengandung
sekitar 4-5% padatan, 0,5-1% sisa minyak dan sekitar 94% air. Untuk setiap ton
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
hasil akhir minyak sawit akan dihasilkan antara 2-3 ton lumpur sawit. Lumpur
sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Sebagai bahan pakan
ternak lumpur minyak sawit ini dapat diberikan langsung atau setelah mendapat
perlakuan (Hutagalung dan Jalaludin, 1982).
Lumpur sawit dapat digunakan dalam pakan domba sebanyak 25-30%
(Devendra, 1997). Pada ternak domba yang diberikan 10-60%, ternyata sampai
40% masih memberikan hasil yang baik. Kekurangan dari lumpur sawit ini adalah
proses pengangkutan dan penyimpanannya, sehingga disarankan agar peternak
yang dekat dengan pabrik kelapa sawit dapat memanfaatkannya
(Hutagalung, 1978).
Tabel 4. Kandungan nilai gizi lumpur sawit
Uraian Kandungan (%)
Abu Protein Kasar
Lemak Kasar Serat Kasar
TDN
13.9 a 13.2 b
13 b 17.8 b
79 b Sumber: a Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2000).
b Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2005).
Pelepah dan Daun Kelapa Sawit
Daun kelapa sawit bila dilihat dari kandungan protein kasarnya maka bisa
dijadikan sebagai sumber protein dalam makanan ternak ataupun sebagai
pengganti sumber protein yang harganya relatif mahal. Kandungan serat kasarnya
cukup besar sehingga mempengaruhi kecernaan bahan pakan (Sutardi, 1980).
Tabel 5. Kandungan nilai gizi pelepah dan daun kelapa sawit
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Uraian Kandungan (%)
Bahan Kering
Protein Kasar Lemak Kasar
Serat Kasar Minyak
TDN
93.4 a
6.5 a 4.47 a
32.55 a 14.43 b
56.00 a
Sumber : a Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2000).
b Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor (2000).
Bungkil Inti Sawit
Menurut Devendra (1997) bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses
ekstraksi inti sawit. Bahan ini diperoleh dengan proses kimia atau cara mekanik.
Meski kandungan proteinnya agak baik tapi karena serat kasarnya tinggi dan
palatabilitasnya rendah menyebabkannya kurang cocok untuk ternak monogastrik
dan lebih cocok pada ternak ruminansia.
Tabel 6. Kandungan nilai gizi bungkil inti sawit
Uraian Kandungan (%)
Bahan kering 92.60 Protein kasar 15.40
Lemak kasar 2.40 Serat kasar 16.90
TDN 72.00 EM ( Kkal/Kg ) 2810.00
Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2005).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang komponen utamanya
bungkil inti sawit dapat diperbaiki daya cernanya, serat kasarnya dan
palatabilitasnya dengan menggunakan molasses (Hutagalung, 1978). Dan
Silitonga (1993) menyatakan bahwa semakin tinggi persentase bungkil inti sawit
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
dalam ransum maka kenaikan berat badan perhari semakin besar, namun demikian
pemberian yang optimal dari bungkil inti sawit ialah 1,5% dari berat badan untuk
mempengaruhi pertumbuhan ternak domba. Batubara et al. (1992) melaporkan
bungkil inti sawit dapat digunakan sebesar 40% dalam konsentrat domba yang
ditambah dengan molasses 20%.
Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Tebu
Molasses
Molasses atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi
gula. Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan
karbohidrat, protein dan mineralnya cukup tinggi sehingga bisa juga dijadikan
pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pakan pendukung. Disamping
harganya murah, kelebihan lain tetes tebu terletak pada aroma dan rasanya
(Widayati dan Widalestari, 1996).
Molasses sebagai hasil ikutan proses pengolahan tebu menjadi gula sangat
palatabel bagi ternak domba. Penyertaan molasses dalam campuran dengan bahan
pakan tambahan lain dapat meningkatkan konsumsi pakan tambahan secara
keseluruhan akibat aroma yang ditimbulkannya, maupun terbentuknya ikatan fisik
diantara bahan penyusun pakan tambahan sehingga mengurangi hilangnya pakan
terutama bahan pakan yang bersifat pendebuan. Pemberian molasses sebagai
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
bahan pakan tambahan tunggal atau dalam bentuk campuran dengan bahan pakan
lain meningkatkan laju pertambahan berat badan harian pada domba
(Batubara et al., 1993).
Molasses dapat dipergunakan sebagai pakan ternak. Keuntungan
penggunaan molasses untuk pakan ternak adalah kadar karbohidratnya tinggi (48-
60% sebagai gula), kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak. Tetes juga
mengandung vit B-kompleks dan unsur-unsur mikro yang penting bagi ternak
seperti Cobalt, Boron, Iodium, Tembaga, Mangan dan Seng, sedangkan
kelemahannya ialah kadar kaliumnya yang tinggi yang dapat menyebabkan diare
jika dikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti et al., 1985).
Tabel 7. Kandungan nilai gizi molasses
Uraian Kandungan (%)
Bahan Kering Protein Kasar
Lemak Kasar Serat Kasar
TDN
67.50 3-4
0.08 0.38
81 Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2000).
Bahan Pakan Pelengkap
Urea
Anggorodi (1979) menyatakan bahwa urea CO (NH2)2 yang ditambahkan
dalam ransum ruminansia dengan kadar yang berbeda-beda ternyata dirombak
menjadi protein oleh mikroorganisme rumen. Sejumlah protein dan urea dalam
ransum mempertinggi daya cerna sellulosa dalam hijauan. Menurut yang
dilaporkan Basir (1990) selain meningkatkan kualitas hijauan urea juga dapat
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir-butiran. Urea juga dapat memenuhi
kebutuhan protein untuk pertumbuhan dan produksi ternak ruminansia.
Menurut Utomo (1991) menyatakan bahwa penggunaan urea dalam
ransum ternak domba sebanyak 4,5% dari pemberian konsentrat belum
menunjukkan gejala keracunan. Namun apabila urea yang diberikan terlalu
banyak akan menyebabkan kenaikan pH rumen dan serum darah yang
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme terhambat.
Ultra Mineral
Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil,
namun berperan penting agar proses fisiologis dapat berlangsung dengan baik.
Mineral digunakan sebagai kerangka pembentukan tulang dan gigi, pembentukkan
darah dan pembentukkan jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen
enzim yang berperan dalam proses metabolisme di dalam sel. Penambahan
mineral dalam ransum domba dapat mencegah kekurangan mineral di dalam
makanan (Setiadi dan Inounu, 1991).
Makanan yang diberikan untuk domba tidak akan sempurna bila tidak
terdapat kandungan mineral, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan
terhambat dan gejala-gejala lain yang bersifat dari mineral itu. Secara umum
mineral berfungsi sebagai :
- Sebagai bahan pembentuk tulang dan gigi yang menyebabkan adanya jaringan
yang keras dan kuat
- Mempertahankan keadaan koloidal dari beberapa senyawa dalam tubuh
- Memelihara keseimbangan asam basah dalam tubuh
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
- Sebagai aktivator sistem enzim tertentu
- Sebagai komponen dari suatu sistem enzim
- Mempunyai sifat yang karakteristik terhadap kepekaan otot dan syaraf
(Tillman et al., 1991).
Tabel 8. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral
_________________________________________________________________ Uraian Kandungan (%)
Kalsium karbonat 50.00
Pospor 5.00 Mangan 0.35
Iodium 0.20 Kalium 0.10
Cuprum 0.15 Sodium 22.00
Magnesium 0.15 Clorida 1.05
Sumber : Eka Farma (2005).
Garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dan selain
berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang
berlebihan bagi ternak, karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997).
Garam merangsang sekresi saliva. Terlalu banyak garam akan
menyebabkan retensi air sehingga menimbulkan udema. Defisiensi garam lebih
sering terdapat pada hewan herbivora daripada hewan lainnya, hal ini disebabkan
hijauan dan butiran mengandung sedikit garam (Anggorodi, 1979).
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Garam dapur ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat
konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25-1,75 Kg/ekor/hari.
Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan
sampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).
Pakan Ruminansia
Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap
nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur,
fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh (normal atau
sakit) dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya
(Tomaszewska et al., 1993).
Jumlah bahan kering yang dikonsumsi seekor domba adalah sebesar 774 g
atau 3,6% dari bobot tubuh, dimana jumlah ini telah mencukupi kebutuhan domba
akan bahan kering. Namun dilihat dari jumlah protein kasar yang dikonsumsi
yakni sebesar 55,18 g adalah rendah sekali atau 2,6 g per Kilogram bobot badan.
Yang disarankan NRC (1968) yang dikutip Sabrani (1982) untuk domba yang
mempunyai bobot badan 27 Kg adalah sebesar 145 g PK per 5,3 g per Kilogram
bobot badan.
Dari penelitian yang pernah ada untuk domba didapatkan penggunaan
ampas teh pada taraf 50 % yang di kombinasikan dengan kembang sepatu 50 %
adalah yang paling baik (Setiani, 2002).
Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat
menyebabkan defisiensi zat makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan sesuai dengan
standart gizi menurut status ternak yang dipelihara (Cahyono, 1998).
Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan menggunakan tempat atau
wadah pakan dengan maksud untuk menghindarkan terbuangnya ransum sehingga
tidak terjadi pemborosan dan semua pakan betul-betul habis dimakan. Minuman
berupa air bersih diberikan secara adlibitum (tersedia terus menerus) dan kualitas
airnya harus dijaga agar tidak terkontaminasi oleh bibit-bibit penyakit
(Suparman dan Azis, 2003).
Tabel 9. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (g)
BB
(Kg)
BK Energi Protein Ca
(g)
P
(g) (Kg) %BB ME
(Mcal)
TDN
(Kg)
Total
(g)
DD
5
10
15
20
25
30
0.14
0.25
0.36
0.51
0.62
0.81
-
2.50
2.40
2.60
2.50
2.70
0.60
1.01
1.37
1.80
1.91
2.44
0.61
1.28
0.38
0.50
0.53
0.67
51
81
115
150
160
204
41
68
92
120
128
163
1.91
2.30
2.80
3.40
4.10
4.80
1.40
1.60
1.90
2.30
2.80
2.30
Sumber : NRC (1995)
Tabel 10. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (%)
Berat badan (Kg)
Konsumsi
(Kg)
Energi Prote in
(%)
Ca (%)
P (%)
Vitamin A I.V./Kg
TDN
(%)
DE (Mcal)
ME
(Kg)
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Domba jantan muda digemukkan
30 1.30 64 2.80 2.30 11.00 0.37 0.23 588
40 1.60 70 3.10 2.50 11.00 0.31 0.19 638
50 1.80 70 3.10 2.50 11.00 0.28 0.17 708
Domba jantan muda disapih awal
10 0.60 73 3.20 2.60 16.00 0.40 0.27 1417
30 1.40 73 3.20 2.60 14.00 0.36 0.24 1821
Sumber : NRC (1975)
Analisis Ternak Domba
Analisis dapat berarti suatu pemeriksaan. Pengertian analisis bisnis adalah
suatu pemeriksaan terutama dibidang keuangan sehingga dapat diketahui sampai
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, masalah apa saja yang timbul dan
peluang apa saja yang ada, serta alternatif atau tindakan yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki atau meningkatkan keuntungan dari produk (Cahyono, 2002).
Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu
usaha ternak komersial. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan
berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik
tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat
digunakan untuk merencanakan perluasan usaha, baik menambah cabang usaha
atau memperbesar skala usaha (Hermanto, 1996).
Analisis usaha ternak domba sangat penting bagi usaha ternak komersil.
Dengan adanya analisis dapat dievaluasi dan dicari langkah pemecahan berbagai
kendala, baik dalam usaha pengembangan, rencana penjualan maupun usaha
menanggulangi pemborosan tersamar (Murtidjo, 1993).
Menurut Hadisapoetra (1973) dalam Suparman dan Azis (2003) bahwa
suatu kegiatan usaha tani dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
1. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk
membayar seluruh biaya usaha termasuk biaya alat-alat yang diperlukan
2. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk
membayar bunga modal yang digunakan dalam kegiatan usaha tani tersebut,
baik modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman
3. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipakai untuk
membayar upah tenaga kerja yang layak
4. Usaha tani harus memberikan pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan
hidup dan meningkatkan taraf hidup kepada pelaku usaha
Setiap usaha apapun dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Keuntungan dan kerugian ternak hanya mungkin bisa diketahui
apabila seluruh ongkos dan biaya produksi bisa diperhitungkan (Sugeng, 1990).
Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994) gambaran mengenai usaha
ternak yang memiliki prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis
usaha juga dapat memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan,
penggunaan modal, besar biaya untuk bibit, pakan, kandang, lamanya modal akan
kembali dan tingkat keuntunngan yang akan di peroleh.
Menurut Soekartawi et al. (1986) menyatakan tipologi usaha ternak dibagi
berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak dan diklasifikasikan
kedalam empat kelompok sebagai berikut : 1) Peternakan sebagai usaha
sampingan (<30 %); 2) Peternakan sebagai cabang usaha (30-70%); 3) Peternakan
sebagai usaha pokok (70-100%); Peternakan sebagai industri (100%).
Biaya dan Penerimaan
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomis yang diperlukan yang
tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan
sesuatu produk. Biaya bagi perusahaan adalah nilai dari faktor-faktor produksi
yang digunakan untuk menghasilkan output (Budiono, 1990). Lipsey et al. (1995)
mendefinisikan pengeluaran atau biaya bagi perusahaan adalah sebagai nilai input
yang digunakan untuk memproduksi suatu output tertentu. Sedangkan Kadarsan
(1995) menyatakan bahwa pengeluaran perusahaan adalah semua uang yang
dikeluarkan sebagai biaya produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel
atau biaya-biaya lainnya.
Biaya tetap adalah jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu, sedangkan biaya yang berkaitan langsung dengan output
yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan
menurunnya produksi disebut biaya variabel (Lipsey et al., 1995).
Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu
usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya
variable. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi
dan berkali-kali dapat dipergunakan. Biaya tetap ini antara lain berupa lahan
usaha, kandang, peralatan yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak
tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang yang antara lain
berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan
peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya-biaya lain berupa biaya penerangan
atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran (Siregar, 2007).
Sekitar 60-70 % dari seluruh biaya produksi tersedot untuk penyediaan
pakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Biaya pakan merupakan pembiayaan
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
yang terbesar (60,3-65,0 %) dan disusul kemudian bunga pinjaman (19,0-27,8 %)
dan upah tenaga kerja (9,9-13,5 %). Sekiranya bunga pinjaman tidak ada, upah
tenaga kerja merupakan biaya yang terbesar setelah biaya pakan (Siregar, 1994).
Kata produksi berarti suatu proses transformasi input dari sumber manusia
dan fisik menjadi out put yang dibutuhkan manusia. Out put ini bisa berupa
barang dan jasa. Faktor-faktor produksi itu harus diorganisasi sehingga dapat
menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan manusia. Setiap kegiatan manusia
mempunyai tujuan dan perusahaan sebagai salah satu kegiatan, juga mempunyai
tujuan. Mendapatkan uang ini merupakan tujuan yang pokok bagi perusahaan.
Dengan demikian perusahaan harus mendapatkan laba bila ia mau hidup terus
(Irawan, 1997).
Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa penerimaan merupakan total
produk usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang
tidak dijual. Selisih antara pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total
usaha tani disebut pendapatan bersih usaha tani. Pendapatan adalah selisih antara
nilai barang yang dijual perusahaan dengan biaya untuk memproduksi barang
tersebut.
Menurut Kay and Edwards (1994) penerimaan dalan usaha tani meliputi
seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang sama,
sedangkan pendapatan adalah penerimaan ditambah dengan biaya produksi. Untuk
memperoleh ukuran pendapatan dan keuntungan usaha tani beberapa istillah yang
penting antara lain :
1. Pendapatan bersih tunai usaha tani adalah selisih antara total penerimaan
tunai dengan total pengeluaran tunai
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
2. Pendapatan bersih usaha tani adalah pendapatan tunai dikurangi
pengeluaran tidak tunai ditambah nilai produk yang digunakan oleh rumah
tangga
Analisis pendapatan berguna untuk mengetahui atau mengukur berapa besar
pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pendapatan tersebut
dapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar keuntungan usaha
yang dilakukan atau apakah pendapatan tersebut dapat memberikan sumbangan
bagi kehidupan yang layak
Budiono (1990) menyatakan bahwa penerimaan adalah hasil penjualan
output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual
produksi tersebut.
Penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil
usaha, seperti panen tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan
serta hasil olahannya (Kadarsan, 1995).
Analisis Rugi-Laba
Laporan rugi laba adalah laporan yang memuat ikhtisar dari pendapatan
dan biaya-biaya dari suatu kesatuan usaha untuk suatu periode tertentu. Tujuan
dari penyusunan rugi atau laba disini adalah untuk mengukur kemajuan atau
perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya (Tunggal, 1997).
Lipsey et al. (1995) keuntungan adalah selisih antara hasil yang diterima
dari penjualan dengan biaya sumber daya yang telah digunakan untuk
memproduksinya, jika biaya lebih besar dari penerimaan maka keuntungan negatif
yang diperoleh dapat dinamakan rugi.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Keuntungan (laba) suatu usaha ditentukan oleh selisih antara total
penerimaan (total reserve) dan total pengeluaran (total cost) atau secara
matematis dapat dituliskan K = TR-TC (Soekartawi et al., 1986).
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah
pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Laporan
laba-rugi (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan
yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.
Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu
memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan
laba-rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan
dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui
dari hasil perbandingan tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Laba atau rugi digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu usaha
bisnis dalam periode tertentu, akan menimbulkan laba atau rugikah hasilnya.
(Rahardi et al., 1996).
B/C Ratio (benefit cost ratio)
Kadariah (1987) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi
suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya
pemasukan dibagi besarnya korbanan, dimana bila :
B/C Ratio > 1 = efisien
B/C Ratio ═ 1 = impas
B/C Ratio < 1 = tidak efisien
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Analisis tingkat kelayakan usaha tani atau B/C ratio. Benefit Cost Ratio
(B/C ratio) bisa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu
perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.
B/C ratio = Total Pendapatan (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.)0
(Cahyono, 2002).
Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan
memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio
maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C
Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut. Rumus untuk mencari niali
B/C Ratio dapat dituliskan sebagai berikut :
B/C Ratio = Output Input
dimana :
Output adalah : keluaran yang diperoleh dari usaha tersebut yang berupa hasil
penjualan, sedangkan
Input adalah : korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya untuk proses produksi
Analisis BEP (break even point)
Analisis titik impas atau pulang modal (BEP) adalah suatu kondisi yang
menggambarkan bahwa hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang
dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan
keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.
1. BEP Volume Produksi
BEP Volume Produksi menggambarkan produksi minimal yang harus
dihasilkan, agar usaha tani tidak mengalami kerugian.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Harga di Tingkat Petani (Rp./Kg)
2. BEP Harga Produksi
BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang
dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP,
maka usaha tani akan mengalami kerugian.
BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Total Produksi (Kg)
(Cahyono, 2002).
BEP (break even point) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan
tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. Jadi analisis BEP atau titik
keseimbangan adalah suatu teknik yang digunakan seorang manajer perusahaan
yang mengetahui pada jumlah produksi berapa usaha yang dijalankan tidak
memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian (Sigit, 1979).
BEP (break even point) dimaksudkan untuk mengetahui titik impas (tidak
untung dan juga tidak rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan tersebut. Jadi dalam
keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha yang
dikeluarkan (Rahardi et al., 1993).
IOFC (income over feed cost)
IOFC adalah selisih antara pendapatan usaha peternakan terhadap biaya
pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara produksi peternakan dengan
harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan ternak tersebut (Prawirokusumo, 1990).
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya pakan.
Pendapatan usaha merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (dalam
kilogram hidup), sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan kilogram ayam hidup tersebut. Apabila diperhatikan, tolok
ukur ini hanya memperhatikan biaya pakan saja. Padahal dalam biaya variabel
tidak hanya mencakup biaya pakan saja, tetapi ada juga biaya untuk pembelian
bibit yang juga besar. Menurut hasil penelitian dan yang terjadi di Indonesia,
biaya pakan ini merupakan 40-70 % dari keseluruhan biaya variabel itu. Jadi,
itulah sebabnya tolok ukur ini hanya dibandingkan dengan biaya pakan saja
(Rasyaf, 2004).
Selain pegangan berproduksi secara teknis juga diperlukan pegangan
berproduksi dari segi ekonomi, beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk
pegangan berproduksi adalah IOFC (income over feed cost) atau selisih
pendapatan usaha peternakan dengan biaya pakan. Pendapatan merupakan
perkalian antara hasil produksi peternakan (Kilogram hidup) dengan harga jual.
Sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan kilogram bobot hidup (Hermanto, 1996).
ROI (return on investment)
ROI (return on investment) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang
efisiensi manajemen. Ratio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang
dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya ratio ini
diukur dengan persentase. Ratio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana
perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah)
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
ratio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya ratio ini digunakan
untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan
(Kasmir dan Jakfar, 2003).
Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal ROI (return on investment)
dalam analisis usaha untuk mengetahui keuntungan usaha, berkaitan dengan
modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh
keuntungan yang dicapai dan perputaran modal, yang dapat dihitung dengan
rumus :
ROI = Keuntungan Usaha Tani Modal Usaha
x 100 %
(Cahyono, 2002).
ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dari modal yang telah
dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien penggunaan modal
dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus :
ROI = Modal Usaha
Laba Usaha
(Rahardi et al., 1993).
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen
Peternakan Jln. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Penelitian
dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan September sampai November 2007.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
• Dua puluh ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan
awal X = 13,1 ± 1,23 Kg.
• Pakan, yang terdiri dari :
Pakan 1 : Ampas teh (0%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur
Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam
dan Ultra Mineral
Pakan 2 : Ampas Teh (10%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur
Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam
dan Ultra Mineral
Pakan 3 : Ampas Teh (20%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur
Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam
dan Ultra Mineral
Pakan 4 : Ampas Teh (30%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur
Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
dan Ultra Mineral
• Obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen), Vitamin B-Kompleks dan
Rodalon
• Air minum
Alat
• Kandang individual dua puluh unit dengan ukuran 0.75 m x 1 m
• Tempat pakan dan tempat minum
• Timbangan untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 Kg dengan
kepekaan 200 g dan timbangan berkapasitas 5 Kg dengan kepekaan 20 g
untuk menimbang pakan
• Alat kebersihan (ember, sapu lidi, karung goni plastik, sekop), alat tulis,
kalkulator dan alat penerangan.
• Mesin pencacah pakan (chopper)
• Mesin penggiling (grinder)
• Terpal plastik untuk menjemur bahan pakan
Metode Penelitian
Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Setiap ulangan terdiri
dari empat ekor domba. Perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut :
P0 = Pakan tanpa Ampas Teh (0%)
P1 = Pakan dengan 10 % Ampas Teh
P2 = Pakan dengan 20% Ampas Teh
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh
Sedangkan ulangan didapat dengan rumus :
t (n-1) ≥ 15
4 (n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
n ≥ 5 (dibulatkan)
Model linear yang digunakan untuk rancangan acak lengkap (RAL) adalah :
Yij = µ + σi + ∑ij
Dimana :
Yij = Nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Rataan/nilai tengah
σI = Efek dari perlakuan ke-i
∑ij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
(Hanafiah, 2000).
Adapun susunan perlakuan setelah diacak adalah sebagai berikut :
P02 P32 P35 P14
P25 P15 P13 P03
P34 P33 P24 P31
P05 P04 P11 P01
P23 P21 P22 P12
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Dimana : Perlakuan (P0, P1, P 2 dan P3)
Ulangan (1, 2, 3, 4 dan 5)
Parameter Penelitian
Total Biaya Produksi
Total biaya produksi atau total pengeluaran yaitu biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, diperoleh dengan cara
menghitung :
- Biaya pembelian bibit
- Biaya pakan
- Biaya obat-obatan
- Biaya sewa kandang
- Biaya peralatan
- Biaya tenaga kerja
Total Hasil Produksi
Total hasil produksi atau total penerimaan yaitu seluruh pendapatan dari
penjualan produk yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi diperoleh dengan cara
menghitung :
- Harga jual domba
- Harga jual kotoran domba
Analisis Ekonomi (Laba-Rugi)
Analisis ekonomi atau laba-rugi dilakukan untuk mengetahui apakah
usaha tersebut rugi atau menguntungkan dengan cara menghitung selisih antara
total hasil produksi dengan total biaya produksi.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
B/C Ratio (benefit cost ratio)
B/C Ratio diperoleh dengan cara membagikan total hasil produksi dengan
total biaya produksi, atau dituliskan dengan rumus :
B/C Ratio = Output
Input
Dimana :
Output : Pengeluaran yang diperoleh dari usaha yang diberikan berupa hasil
penjualan
Input : Korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya
B/C Ratio > 1 = efisien
B/C Ratio = 1 = impas
B/C Ratio < 1 = tidak efisien
BEP (break even point)
BEP yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak
rugi dan disebut titik impas. BEP dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :
a) BEP Harga Produksi
Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan bobot
badan setelah pemeliharaan.
b) BEP Volume Produksi
Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan harga
jual/Kg nya.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
IOFC (income over feed cost)
IOFC didapat dengan cara menghitung nilai usaha peternakan yang
didapat dari berat badan ternak (bobot akhir-bobot awal) di kali harga ternak/Kg
dikurangi dengan biaya pakan (total konsumsi dikali harga pakan).
ROI (return on investment)
Didapat dengan cara membagikan nilai keuntungan produksi dengan
besarnya biaya yang di keluarkan untuk produk.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Kandang
Kandang diperbaiki dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat
pakan dan tempat minum dibersihkan dengan menggunakan desinfektan.
Pengacakan Domba
Domba yang digunakan selama penelitian adalah sebanyak 20 ekor.
Penempatan domba dilakukan dengan sistem pengacakan dengan tidak
membedakan bobot badan. Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan awal
domba.
Pemberian pakan dan minum
Pakan yang diberikan adalah dalam bentuk tepung tanpa hijauan dimana
semua bahan pakan yang digunakan dijadikan dalam bentuk seperti konsentrat.
Pemberian pakan dan air minum secara ad libitum dimana air minum diganti
setiap hari dan tempatnya dicuci bersih.
Pemberian Obat – obatan
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Ternak domba sebelum masuk kandang penelitian terlebih dahulu
diberikan obat cacing selama adaptasi, sedangkan obat lainnya diberikan apabila
ternak sakit dan disesuaikan.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 11. Rataan Total Biaya Produksi, Total Hasil Produksi, Laba - Rugi, B/C ratio, Break Even Point (BEP) Harga Produksi, BEP Volume Produksi, Income Over Feed Cost (IOFC) dan Return On Investment (ROI). Total Biaya Produksi (Rp./ekor)
No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3
1 Biaya Bibit 291180.00 279220.00 318780.00 316480.00 2 Biaya Pakan 126351.79 125980.05 136719.39 147856.65 3 Obat-obatan 2000 2000 2000 2000 4 Sewa Kandang 20000 20000 20000 20000 5 Peralatan 29250 29250 29250 29250 6 Tenaga Kerja 13072.03 13072.03 13072.03 13072.03
Total A 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68 Total Hasil Produksi (Rp./ekor)
No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3
1 Penjualan Domba 519287.80 479821.93 556676.52 544213.61 2 Penjualan Feses Domba 10800 10800 10800 10800
Total B 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61 Laba-Rugi (Total B - Total A) (Rp./ekor)
No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3
1 Total Hasil Produksi 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61 2 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68
Hasil 48233.98 21099.85 47655.10 26354.93 B/C Ratio (Total B/Total A)
No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3
1 Total Hasil Produksi 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61 2 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68
Hasil 1.10 1.04 1.09 1.05
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
BEP Harga Produksi (Total A/Bobot Akhir) (Rp./ekor) No. Rincihan Perlakuan
P0 P1 P2 P3 1 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68 2 Bobot Akhir Ternak
Domba 20 18.48 21.44 20.96
Hasil 24092.691 23476.104 25991.071 26432.934 BEP Volume Produksi (Total A/Harga Jual Ternak Domba/Kg) (Kg/ekor)
No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3
1 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68
2 Harga Jual Ternak Domba/Kg 25964.39 25964.39 25964.39 25964.39
Hasil 18.56 18.08 20.02 20.36 IOFC ((Bobot Akhir - Bobot Awal) x Harga Jual Ternak/Kg - Total Konsumsi x Harga Pakan Perlakuan/Kg)
No. Rincihan Perlakuan P0 P1 P2 P3
1 Pertambahan Bobot Badan 7.34 6.34 7.58 7.2
2 Harga Jual Ternak Domba/Kg 25964.39 25964.39 25964.39 25964.39
3 Total Konsumsi 72.49 69.15 72.83 75.68
4 Harga Pakan Perlakuan/Kg 1722.29 1796.71 1839.39 1911.57
Hasil 65729.821 40371.736 62847.303 42275.99 ROI (Laba Usaha/Modal Usaha x 100%) (%)
No. Rincihan Perlakuan
P0 P1 P2 P3 1 Laba Usaha 48233.98 21099.85 47655.1 26354.93 2 Modal Usaha 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68
Hasil 10.01 4.49 9.17 4.99 1. Total Biaya Produksi
Total Biaya Produksi adalah keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan suatu produk yang diperoleh dengan cara menghitung : biaya
pembelian domba bakalan (bibit), biaya pakan, biaya obat–obatan, biaya sewa
kandang, biaya peralatan dan biaya tenaga kerja.
a. Biaya Pembelian Domba Bakalan (bibit)
Biaya pembelian domba bakalan (bibit) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
membeli domba bakalan sebanyak 20 ekor, dimana harga per Kilogram bobot
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
hidupnya ialah Rp. 23.000,- dengan berat bibit perlakuan yaitu : P0 = 63,3 Kg, P1
= 60,7 Kg, P2 = 69,3 Kg dan P3 = 68,8 Kg. Maka rataan biaya yang dikeluarkan
untuk domba bakalan setiap ekor penelitian adalah P0 = Rp. 291.180,- P1 = Rp.
279.220,- P2 = Rp. 318.780,- P3 = Rp. 316.480.-.
b. Biaya Pakan
Biaya pakan ialah biaya yang diperoleh dari total konsumsi pakan selama
penelitian dikali dengan harga per Kilogram dari pakan setiap perlakuan, sehingga
didapat biaya pakan setiap ekor dalam setiap perlakuan yaitu P0 = Rp.
631.758,98,- P1 = Rp. 629.900,25,- P2 = Rp. 683.596,95,- P3 = Rp. 739283,25,-
c. Biaya Obat–obatan
Biaya obat–obatan adalah biaya yang diperoleh dari harga obat–obatan yang
diberikan selama penelitian. Obat-obatan yang diberikan antara lain : Vitamin B
Kompleks, Kalbazen dan Rodalon dengan total biayanya sebesar Rp. 40.000,-
maka biaya keseluruhan obat–obatan untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp.
2000,- P1 = Rp. 2000,- P2 = Rp. 2000,- P3 = Rp. 2000,-
d. Biaya sewa kandang
Biaya sewa kandang yaitu biaya yang dikenakan dalam pemakaian kandang
diperoleh dari total biaya sewa kandang selama penelitian dibagi jumlah ternak
(20 ekor) yaitu Rp. 400.000,- selama 84 hari penelitian dan masa adaptasi. Maka
biaya sewa kandang untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp. 20.000,- P1 = Rp.
20.000,- P2 = Rp. 20.000,- P3 = Rp. 20.000,-
e. Biaya peralatan
Biaya peralatan ialah biaya untuk membeli seluruh peralatan yang
digunakan selama penelitian seperti tempat pakan, tempat minum juga peralatan
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
lain seperti alat suntik, kebersihan, penerangan dan peralatan perbaikan kandang.
Total biaya peralatan adalah Rp.585.000,- maka biaya peralatan untuk tiap ekor
perlakuan adalah P0 = Rp. 29.250,- P1 = Rp. 29.250,- P2 = Rp. 29.250,- P3 = Rp.
29.250,-
f. Biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja diperoleh dari jumlah tenaga kerja dikali dengan UMRP
Sumut (Upah Minimum Regional Propinsi Sumatera Utara). UMRP saat
penelitian adalah sebesar Rp.761.000,-/bulan. Biaya tenaga kerja 1 (satu) hari
adalah Rp. 25.366,66,-. Maka biaya tenaga kerja selama penelitian dalam waktu
84 adalah Rp. 2.130.799,44,-. Pemeliharaan ternak domba dilakukan secara
intensif dimana satu tenaga kerja dapat memelihara domba sebanyak 163 ekor
(Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan,1983)
Maka untuk biaya tenaga kerja untuk tiap ekor perlakuan dikenakan biaya P0 =
Rp. 13.072,39,- P1 = Rp. 13.072,39,- P2 = Rp. 13.072,39,- P3 = Rp. 13.072,39,-
Dari keseluruhan biaya produksi di atas maka nilai total biaya produksi
diperoleh seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Total Biaya Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).
Perlakuan Ulangan Rataan 1 3 4 5
P0 503727.03 481854.19 432734.37 464658.22 507122.44 481854.19 P1 508084.81 469522.44 485699.29 406696.57 443870.87 469522.44 P2 569367.63 519821.78 558263.37 436208.00 535698.19 519821.78 P3 499024.74 525466.18 533812.25 457452.70 548543.57 525466.18 Rataan 520051.05 499166.15 502627.32 441253.87 508808.77 499166.15
Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa rataan total biaya produksi yang
tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp. 525.466,18,-/ekor, kemudian
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
perlakuan P2 sebesar Rp. 519.821,78,-/ekor, dikuti perlakuan P0 sebesar Rp.
481.854,19,-/ekor dan terendah pada perlakuan P1 sebesar Rp. 469.522,44,-/ekor.
2. Total Hasil Produksi
Total hasil produksi adalah semua perolehan dari hasil penjualan yaitu
penjualan domba dan kotoran domba (feses).
a. Penjualan domba
Penjualan domba diperoleh dari harga jual domba hidup per Kilogram.
Harga pada waktu penjualan yaitu sebesar Rp. 25.964,39,-/Kg dikali bobot badan
akhir penelitian. Maka rataan harga penjualan tiap ekor domba perlakuan adalah
P0 = Rp. 519.287,8,- P1 = Rp. 479.821,93,- P2 = Rp. 556.676,52 P3 = Rp.
544.213,61
b. Penjualan feses
Penjualan feses diperoleh dari seluruh rupiah yang diterima selama
penelitian, yaitu Rp. 216.000,-. Maka harga penjualan feses untuk tiap ekor
domba perlakuan adalah P0 = Rp. 10.800,- P1 = Rp. 10.800,- P2 = Rp. 10.800,-
P3 = Rp. 10.800,-
Dari hasil penelitian diperoleh nilai total hasil produksi pada Tabel 13.
Tabel 13. Total Hasil Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 592402.34 576823.70 472966.14 426230.24 582016.58 530087.80
P1 592402.34 504123.41 530087.80 374301.46 452194.63 490621.93 P2 659909.75 556052.19 556052.19 509316.29 556052.19 567476.52 P3 504123.41 607980.97 576823.70 488544.78 597595.21 555013.61
Rataan 587209.46 561245.07 533982.46 449598.19 546964.65 535799.97
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan total hasil produksi yang tertinggi
terdapat pada perlakuan P2 sebesar Rp. 567.476,52,-/ekor, kemudian P3 sebesar
Rp. 555.013,61,-/ekor diikuti perlakuan P0 sebesar Rp. 530.087,80,-/ekor dan
terendah pada perlakuan P1 sebesar Rp. 490.621,93,-/ekor.
3. Analisis Laba-Rugi
Analisis Laba-Rugi yaitu untuk mengetahui apakah usaha tersebut rugi
atau untung dengan cara menghitung selisih antara total penerimaan atau total
hasil produksi dan total pengeluaran atau total biaya produksi.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai laba-rugi pada Tabel 14.
Tabel 14. Laba-Rugi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 88675.31 75794.83 40231.77 -38427.98 74894.14 48233.61
P1 84317.53 862.74 44388.51 -32395.11 8323.76 21099.49 P2 90542.12 56480.48 -2211.18 73108.29 20354.00 47654.74 P3 5098.67 19483.31 43011.45 31092.09 49051.64 29547.43 Rataan 67158.41 38155.34 31355.14 8344.32 38155.89 36633.82
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa rataan laba-rugi yang tertinggi terdapat
pada perlakuan P0 sebesar Rp. 48.233,61,-/ekor, kemudian P2 sebesar Rp.
47.654,74,-/ekor diikuti perlakuan P3 sebesar Rp. 29.547,43,-/ekor dan terendah
pada perlakuan P1 sebesar Rp. 21.099,49,- /ekor.
4. B/C Ratio (benefit cost ratio)
Untuk mengetahui efisiensi dari usaha yang dilakukan, maka dihitung B/C
Ratio yang diperoleh dari output dibagi input.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai B/C Ratio pada Tabel 15.
Tabel 15. B/C Ratio Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 1.18 1.15 1.09 0.92 1.15 1.10 P1 1.17 1 1.09 0.92 1.02 1.04 P2 1.16 1.11 1 1.17 1.04 1.10 P3 1.01 1.03 1.08 1.07 1.09 1.06 Rataan 1.13 1.0725 1.065 1.02 1.075 1.0725
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa rataan B/C Ratio yang tertinggi terdapat
pada perlakuan P0 dan P2 sebesar 1,10 kemudian diikuti P3 sebesar 1,06 dan
terendah pada perlakuan P1 sebesar 1,04.
5. BEP (break even point ) Rp/ekor
Dalam penelitian ini dihitung 2 macam BEP, yaitu : BEP Harga Produksi
dan BEP Volume Produksi.
a. BEP Harga Produksi diperoleh dari total biaya produksi dibagi berat
ternak setelah digemukkan (bobot akhir).
Dari hasil penelitian diperoleh nilai BEP Harga Produksi pada Tabel 16.
Tabel 16. BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 22487.81 22982.98 24310.92 29041.14 23051.02 24374.77
P1 22682.36 26487.40 24284.96 29049.76 26110.05 25722.91 P2 22774.71 23789.13 26583.97 22719.17 25509.44 24275.28 P3 26264.46 25586.85 24486.80 28237.82 24271.84 25769.55
Rataan 23552.34 24711.59 24916.66 27261.97 24735.59 25035.63
Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan BEP Harga Produksi yang
tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp. 25.769,55,- kemudian P1 sebesar
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Rp. 25.722,91,- diikuti perlakuan P0 sebesar Rp. 24.374,77,- dan rataan terendah
pada perlakuan P2 sebesar Rp. 24.275,28,-.
b. BEP Volume Produksi diperoleh dari total biaya dibagi harga penjualan
(per Kilogram).
Dari hasil penelitian diperoleh nilai BEP Volume Produksi pada Tabel 17.
Tabel 17. BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Kg/ekor).
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 19.40 19.30 16.67 17.90 19.53 18.56
P1 19.57 19.38 18.71 15.66 17.10 18.08 P2 21.93 19.24 21.50 16.80 20.63 20.02 P3 19.22 22.67 20.56 17.62 21.13 20.24 Rataan 20.03 20.15 19.36 17.00 19.60 19.23
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa rataan BEP Volume Produksi yang
tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 20,24 kemudian P2 sebesar 20,02
diikuti P0 sebesar 18,56 dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 18,08.
6. IOFC (income over feed cost)
IOFC adalah selisih antara pendapatan atau harga jual dengan total biaya
pakan.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai IOFC pada Tabel 18.
Tabel 18. IOFC Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 102474.87 90780.15 61145.88 -20774.71 87507.95 64226.83
P1 98413.53 13476.55 60559.59 -8516.62 29237.86 38634.18 P2 98709.34 72058.68 6252.48 94022.39 29410.54 60090.69 P3 17088.92 22128.54 51285.80 48422.02 56509.51 39086.96
Rataan 79171.67 49610.98 44810.94 28288.27 50666.47 50509.66
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Dari Tabel 18 dapat dilihat rataan IOFC tertinggi terdapat pada perlakuan
P0 sebesar Rp 64.226,83,- kemudian P2 sebesar Rp. 60.090,69,- diikuti perlakuan
P3 sebesar Rp 39.086,96,- dan rataan terendah pada perlakuan P1 sebesar
Rp 38.634,18,-.
7. ROI (return on investment)
ROI bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal yang
ditanamkan dengan membandingkan nilai keuntungan usaha dengan modal usaha
yang dikeluarkan
Dari hasil penelitian diperoleh nilai ROI pada Tabel 19.
Tabel 19. ROI Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (%)
Perlakuan Ulangan Rataan 1 2 3 4 5
P0 18 15 9 -8 15 10
P1 17 0 9 -8 2 4 P2 16 11 0 17 4 10 P3 1 3 8 7 9 6 Rataan 13 7.25 6.5 2 7.5 7.25
Dari table 19 dapat dilihat rataan ROI tertinggi terdapat pada perlakuan P0
dan P2 sebesar 0,10 kemudian diikuti P3 sebesar 0,06 dan terendah pada
perlakuan P1 sebesar 0,04.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Pembahasan
Total Biaya Produksi
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap total biaya produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama
penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Daftar Sidik Ragam Total Biaya Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 11484001803.12 3828000601.04 1.85tn 3.24 5.29 Galat 16 33171250571.06 2073203161.69 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 9.1 %
Hasil analisis keragaman pada Tabel 20 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap total biaya produksi.
Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa total biaya produksi pemeliharaan
domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian menunjukkan perbedaan besar,
dimana rataan total biaya produksi tertinggi terdapat pada P3
sebesar Rp. 525.466,18,- dan yang terendah pada P1 sebesar Rp. 469.522,44,-.
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk
pembelian bibit dan pakan, sementara biaya obat-obatan, sewa kandang, peralatan
dan tenaga kerja adalah sama. Hal ini seperti dinyatakan oleh Siregar (2007) yang
menyatakan bahwa biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara
berulang-ulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja,
penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya-
biaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Total Hasil Produksi
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap total hasil produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama
penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Daftar Sidik Ragam Total Hasil Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 17231262137.15 5743754046.72 1.23tn 3.24 5.29 Galat 16 74339819127.02 4646238695.44 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 12.7 %
Hasil analisis keragaman pada Tabel 21 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap total hasil produksi.
Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan total hasil produksi pemeliharaan
domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian menunjukkan perbedaan yang
besar, dimana rataan total hasil pendapatan tertinggi terdapat pada P2 sebesar Rp.
567.476,52,- dan yang terendah pada P1 sesbesar Rp. 490.621,93,. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan pertambahan bobot badan domba, sehingga nilai
pendapatan dari penjualan domba berbeda pada setiap perlakuan. Ini sesuai
dengan pernyataan Budiono (1990) bahwa penerimaan adalah hasil penjualan
output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat
dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual
produksi tersebut. Demikian juga pendapat Kadarsan (1995) bahwa penerimaan
perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha, seperti panen
tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan serta hasil olahannya.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Analisis Laba-Rugi
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap laba-rugi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian
dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Daftar Sidik Ragam Rugi Laba Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 2737741851.14 912580617.14 0.57tn 3.24 5.29 Galat 16 25713666055.25 1607104128.45 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 109.4 %
Hasil analisis keragaman pada Tabel 22 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap laba-rugi.
Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa rataan laba-rugi menunjukkan
perbedaan yang sangat besar, dimana rataan tertinggi terdapat pada perlakuan P2
sebesar Rp. 567.476,52,- dan rataan terkecil terdapat pada perlakuan P1 sebesar
Rp. 490.621,93,-. Hal ini di karenakan adanya perbedaan hasil penjualan ternak
domba yang diterima, dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Kasmir dan Jakfar (2003) bahwa laporan laba-rugi
(balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang
diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Hasil
usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama
jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil
perbandingan tersebut.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
B/C Ratio
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap B/C ratio pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian
dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Daftar Sidik Ragam B/C Ratio Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 0.012655 0.004218333 0.63tn 3.24 5.29 Galat 16 0.10652 0.0066575 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 9.1 %
Hasil analisa keragaman pada Tabel 23 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap B/C ratio.
Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa rataan B/C ratio tidak menunjukkan
perbedaan nyata. Dimana rataan B/C ratio terbesar terdapat pada P0 dan P2
sebesar 1.10, dan terendah terdapat pada P3 sebesar 1.06 dan P1 sebesar 1.04.
Hasil ini lebih rendah dari hasil penelitian Indra (2008) dengan hasil terbesar
pada P3 sebesar 1.12 dan P0 sebesar 1.03 dan terendah pada P2 sebesar 0.99 dan
P1 sebesar 0.93. Namun nilai rataan yang didapat lebih besar yaitu sebesar 1.07
sedang Indra (2008) sebesar 1.02. Dari hasil rataan B/C ratio yang didapat maka
dapat dianggap memiliki kelayakan usaha karena nilainya lebih besar dari 1.
Seperti yang dinyatakan oleh Soekartawi (1995) bahwa suatu usaha dikatakan
memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio
maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C
Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
BEP Harga Produksi
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap BEP harga produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama
penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Daftar Sidik Ragam BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 10129247.15 3376415.72 0.73tn 3.24 5.29 Galat 16 74165980.77 4635373.80 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 8.6 %
Hasil analisis keragaman pada Tabel 24 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap BEP harga produksi.
Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan BEP harga produksi akan
tercapai bila harga bobot hidup P0 sebesar Rp. 24.374,77,- P1 sebesar Rp.
25.722,91,- P2 sebesar Rp. 24.275,28,- dan P3 sebesar Rp. 25.769,55,-. Agar
biaya yang telah dikeluarkan dapat kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Sigit,
(1979) bahwa BEP (break event point) adalah kondisi dimana suatu usaha
dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas, sedang menurut
pendapat Cahyono (2002) BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah
dari produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada
harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
BEP Volume Produksi
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap BEP volume produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih
selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Daftar Sidik Ragam BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 17.03 5.68 1.84tn 3.24 5.29 Galat 16 49.22 3.08 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 9.4 %
Hasil analisa keragaman pada Tabel 25 menunjukkan bahwa Fhitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap BEP volume produksi.
Break even poin volume produksi memberikan gambaran tentang total produksi
yang harus dicapai dalam usaha dengan harga jual domba yang telah ditentukan
agar biaya yang dikeluarkan dapat kembali.
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa titik modal akan tercapai jika berat
domba yang dihasilkan pada P0 sebesar 18.56 Kg P1 sebesar 18.08 Kg P2 sebesar
20.02 Kg dan P3 sebesar 20 Kg. Hasil ini didukung oleh pernyataan Cahyono
(2002) bahwa dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan
keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian, karena BEP Volume Produksi
menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan, agar usaha tani tidak
mengalami kerugian.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Income Over Feed Cost
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap IOFC pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian
dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Daftar sidik ragam income over feed cost (IOFC) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT F hitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 2757309279.31 919103093.10 0.59tn 3,24 5.29 Galat 16 24880265079.25 1555016567.45 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 78.1 %
Hasil analisis keragaman pada Tabel 26 menunjukkan bahwa F hitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap income over feed cost.
Rataan hasil IOFC ini lebih baik yaitu sebesar Rp. 50.509,66,- dari Indra
(2008) sebesar Rp. 49.602,50,- dan Hadi (2006) sebesar 45.308,78,-. Hal ini
dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan yang tidak
diimbangi dengan pertambahan bobot badan yang baik. Hal ini sesuai pernyataan
Prawirokusumo (1990) bahwa IOFC adalah selisih antara pendapatan usaha
peternakan terhadap biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara
produksi peternakan dengan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah
biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ternak tersebut.
ROI (return on investment)
Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut
terhadap ROI pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian
dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 27.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Tabel 27. Daftar sidik ragam return on investment (ROI) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan. SK DB JK KT F hitung F0.05 F0.01 Perlakuan 3 0.012655 0.004218333 0.63tn 3,24 5.29 Galat 16 0.10652 0.0066575 Total 19
Keterangan : tn = tidak nyata kk = 100 %
Hasil analisis keragaman pada Tabel 27 menunjukkan bahwa F hitung lebih
kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan
pengaruh tidak nyata terhadap ROI.
Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa rataan ROI menunjukkan perbedaan,
dimana rataan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0 dan P2 sebesar 0.10 dan
terendah terdapat pada perlakuan P1 sebesar 0.04. Hal ini dikarenakan besarnya
laba yang didapat dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan tidak
efisien dengan besarnya nilai yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Rahardi, et al., (1993) bahwa ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi
dari modal yang telah dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien
penggunaan modal dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus :
ROI = Modal Usaha
Laba Usaha
Demikian juga pernyataan Kasmir dan Jakfar (2003) bahwa ratio ini menunjukkan
hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber
pendanaan dan biasanya ratio ini diukur dengan persentase. Ratio ini
menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman
maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) ratio ini semakin tidak baik,
demikian pula sebaliknya
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapat bahwa pemberian pakan ampas teh (Camellia
sinensis) dalam usaha penggemukkan domba jantan lepas sapih yang paling
efektif dari setiap perlakuan adalah pada level pemberian 20%, dengan tidak
memberikan perbedaan besar pada nilai laba-rugi dan B/C ratio.
Saran
Dari hasil penelitian disarankan untuk menggunakan pakan dengan level
30% ampas teh (Camellia sinensis) dan dilakukan penelitian lanjutan dengan lebih
memperhatikan sekecil apapun biaya yang dikeluarkan untuk tetap dicatat guna
memperoleh data pembiayaan dan perhitungan yang lebih akurat lagi.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta.
Ansyah, L. 2007. Pemasaran Teh. CV. Primaherbal Jl. Pungkur 115c Bandung 40251, Jawa Barat Indonesia.
Bambang, K., Suhartika, T., Supria dan Tanjung, S. 1996. “Katekin Pucuk Teh
dan Perubahannya Selama Pengolahan”. Dalam : Laporan Hasil Penelitian. Proyek Penelitian dan Pengembangan Teknik Produksi dan Pasca Panen Teh dan Kina 1995/1996.
Basir, H. J. 1990. Penggunaan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak, Laporan
Penelitian Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.
Batubara, L. P., Sianipar, J., Elieser, S., Karo-karo, S dan Barus, P. 1992.
Pemanfaatan Agroindustry by Product/Waste sebagai Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Sumatera Utara.
Batubara, L. P., Boer, M dan Eliesar, S. 1993. Pemberian BIS/Molasses
dengan/tanpa Mineral Dalam Ransum Kerbau. Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih. Vol 1 Nomor 3 Hal 11.
Belitz, H. D and Grosch, W. 1986. Feed Chemistry. Springer Verlag, Berlin. Blakely, J dan Bade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan, Edisi 4. UGM Press,
Yogyakarta. Boer, M dan Ginting, S. P. 1992. Tingkat Protein dalam ransum Domba yang
digemukkan (Levels of Protein in Fattening Sheep Diets), Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih (JPPS), Vol. 1 Maret 1992, Sumatera Utara.
Brahmana, S. S. 1990. Perspektif Peternakan Sapi dalam Ekosistem Simpang
Empat. USU, Medan. Budiono, 1990. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1.
Edisi kedua, Cetakan ke II. BPFE, Yogyakarta. Cahyono, B. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius, Yogyakarta. Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budi Daya Analisis Usah Tani. Kanisius,
Yogyakarta.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Cole, V. G. 1982. Beef Cattle Production Guide. Mc Arthur Press, Pramata New South Wales.
Devendra, C. 1997. Utilization of Feedingstuffs from The Oil Palm. Feedingstuffs
for Livestock In South East Asia. Serdang Selangor, Malaysia. Dede, Z. M. 2005. Manfaat Teh Hijau Partea. SST, Promo Partea. Departemen Pertanian, 2002. Teknologi Tepat Guna : Budi Daya Peternakan,
Jakarta. (http://www.orst.edu/dept/). Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan, 1983.
Usaha Peternakan Perencanaan Usaha, Analisa dan Pengelolaan. Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan, Aceh Tengah.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2002. Luas Areal Produksi dan
Ekspor-Impor Komoditi di Indonesia Tahun 1990-2000. Elieser, S., Sianipar, J., Batubara, L. P., Artari, M dan Peter, H. 1993. Ekonomi
Ternak Domba Lokal Sumatera Utara dan Persilangannya dengan Virgin Island “Hair Sheep” (Economics of Sumatera Sheep and Virgin Island Cross Breed), Jurnal Penelitian Peternakan Sungai Putih (JPPS), Vol. 1, No. 4. Desember 1993, Sumatera Utara.
Hanafiah, A. H. 2000. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya, Pelembang. Hartoyo, A. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Kanisius, Yogyakarta. Hermanto, F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta. Hutagalung, R. I. 1978. Non Traditional Feeding Stuffs for Livestock.
Symposium. On Feeding Stuffs for Livestock in South East Asia, Kuala Lumpur.
Hutagalung, R. I and Jalaluddin, S. 1982. Feeds for Farm Animals from The Oil
Palm. University Pertanian. Serdang, Malaysia. Istirahayu, D. N., 1993. Pengaruh Penggunaan Ampas Teh Dalam Ransum
Terhadap Persentase Karkas, Giblet, Limpa dan Lemak Abdominal Broiler. Tesis. Fakultas Peternakan. IPB, Bogor.
Irawan, 1997. Pengantar Ekonomi Perusahaan. BPFE, Yogyakarta. Kadariah, 1987. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Cetakan kedua. PT. Gramedia, Jakarta.
Kasmir dan Jakfar, 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Bogor. Kay, R. D and Edwards, W. M. 1994. Farm Management. Third Edition. Mc
Graw Hill. Inc. International edition. Kondo, M., Kita, K and Yokota, H. 2004. Feeding Value to Goats of Whole-crop
Oat Ensiled with Green Tea Waste. Anim. Feed Sci. Technol. 113: 71-81 Kuntadi, Y. A. 1992. Pemanfaatan Ampas Teh dari Industri Teh Botol Sebagai
Bahan Baku Pembuatan Papan Partikel. Karya Ilmiah. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, 2004. Prospek Industri
Minuman Ringan. FE-UI. Pusat Informasi, Jakarta. Liplet Teh, kerjasama PTPN VIII, PPTK Gambung dan ATI.
Http://www.IPTEKnet.com. 2007. Lipsey, R., Courant, P., Purvis, D dan Steiner, P. 1995. Pengantar Mikroekonomi.
Jilid I. Binarupa Aksara, Jakarta. Muller, H. G and Tobin, G. 1980. Nutrition and Food Processing. The AVI Pub.
Co. Inc. Westport, USA. Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius, Jakarta. Parakkasi, A. 1985. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press,
Jakarta. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press,
Jakarta. Pardede, S. I dan Asmira, S. 1997. Pengolahan Produk Sampingan Industri
Pertanian Menjadi Permen Jilat untuk Sapi Potong yang dipelihara Secara Tradisional. Karya Tulis Ilmiah Bidang Study Peternakan. Universitas Andalas, Padang.
PT. Sinar Sosro, 2003. Sejarah dan Perkembangan Teh Sosro. http :
//www.sosro.com/sejarah/perkembangan [15 Desember 2004] Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Gizi Komperatif. BPFE, Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional dan Konggres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan
Indonesia (PATPI) di Jakarta 17-18 Desember 2004. http://www.IPTEKnet.com. 2007.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Rahardi, F., Satyawibawa, I dan Setyowati, R. N. 1993. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahardi, F., Satyawibawa, I dan Niwan, R. S. 1996. Agribisnis Peternakan.
Penebar Swadaya, Jakarta. Rangkuti, M., Musofie, A., Sitorus, P., Kompiang, I. P., Kusumawardhani, N dan
Roesjat, A. 1985. Pemanfaatan Daun Tebu untuk Pakan Ternak di Jawa Timur. Seminar Pemanfaatan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, 5 Maret 1985, Grati.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sabrani, M. 1982. Laporan Survei Baseline Ternak Kambing dan Domba. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Sartika, T. 1986. Pedoman Beternak Kambing dan Domba. PT. Penebar Swadaya,
Jakarta. Setiadi, B dan Inounu, I. 1991. Beternak Kambing dan Domba Sebagai Ternak
Potong. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Setiani, E. 2002. Evaluasi in-vitro Kombinasi Ampas Teh dengan Daun Kembang
Sepatu Sebagai Pakan domba. Skripsi Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sigit, S. 1979. Analisa Break Event. Rancangan Linear Secara Ringkas dan
Praktis. BPFE, Yogyakarta. Silitonga, S. 1993. Penggunaan Inti Kelapa Sawit dalam Ransum Domba. Balai
Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Siregar, S. B. 2007. Penggemukkan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Siregar, S. B. 1994. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisa Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.
Soejiwo, 1982. Studi Penggunaan Ampas Teh Sebagai Bahan Pakan Domba.
Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan. IPB, Bogor. Soekartawi, J., Dillon, L., Hardaker, J. B dan Soeharjo, A. 1986. Ilmu Usaha Tani
dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press, Jakarta. Sugeng, Y. B. 1990. Beternak Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Suharno, B dan Nazaruddin, 1994. Ternak Komersil. Penebar Swadaya, Jakarta.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Sumoprastowo, R. M. 1993. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara, Jakarta.
Suparman, M dan Azis, M. S. 2003. Formulasi Pakan Murah yang Berkualitas
untuk Usaha Penggemukkan Sapi Bali. BPTP, Sulawesi Selatan. Supriatna, E. 2006. Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan. CV. Insan Madani
Sejahtera, Jakarta. Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid 1, Departemen Ilmu Makanan
Ternak, Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.
Tillman, A. D., Hartadi, H., Reksohadiprodjo dan Prawirokusumo, S. 1991. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. UGM, Yogyakarta.
Tomaszewska, M. W., Mastika, I. M., Djajanegara, A., Gardiner, S dan Wiradarya, T. R. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University-Press, Surabaya.
Tunggal, A. W. 1997. Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil dan Menengah. Rineka
Cipta, Jakarta. Utomo, R. 1991. Pengaruh Tingkat Penggunaan Urea Dalam Pakan Terhadap
Kenaikan Bobot Badan, Kadar Amonia dan Urea Darah Domba. Buletin Peternakan UGM, Tahun XV No. 2, Yogyakarta.
Widayati, E dan Widalestari, Y. 1996. Limbah Untuk Pakan Ternak. Trubus
Agrisarana, Surabaya.
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 1. Data Konsumsi Pakan Selama Penelitian Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (g).
T I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII Total
P01 5190 6250 5200 5900 5800 5100 5800 6400 7000 7500 7060 8070 75270 P02 5300 6150 5600 6500 6100 6200 7000 7600 6300 7200 6800 8250 79000 P03 4600 5100 5100 5350 4550 4900 5500 5800 6000 6200 6500 6610 66210 P04 5200 5350 5400 6300 6050 5600 5500 6300 6200 6000 6490 5620 70010 P05 4800 5800 5300 5900 5300 3600 6100 6500 6900 6900 7000 7840 71940 362430 P11 5100 5550 5350 5700 5900 5600 6100 7000 7200 7600 6600 7970 75670 P12 5000 5550 5200 6100 5200 4800 5400 5500 5480 5500 6100 6880 66710 P13 5200 5350 5250 5700 5600 4800 6100 6700 6400 7200 6800 7120 72220 P14 4700 4750 4800 4500 3900 3500 4000 4700 8100 6100 6500 6130 61680 P15 4700 5250 5350 5390 5000 4800 5600 6200 6600 6390 6820 7360 69460 345740 P21 5400 6250 5500 6290 5900 6100 7500 8500 7400 6900 7600 8240 81580 P22 5200 5950 5400 5600 5700 5700 6400 6700 6700 6400 7900 7380 75030 P23 5300 6100 5440 6120 5700 6000 6900 6900 6900 6700 7200 7630 76890 P24 4900 5150 5250 5200 5200 4690 5000 5200 5200 5200 6200 6140 63330 P25 5300 6350 5100 5490 4800 4900 4760 5900 6300 5000 6500 6920 67320 364150 P31 4500 5100 5600 5800 5400 5600 6400 6900 5800 6200 6800 6890 70990 P32 5400 5850 5800 6750 7100 6400 7400 8200 7400 6500 7100 7800 81700 P33 4800 5700 5300 6100 5700 5500 7000 7000 6600 6200 7100 7750 74750 P34 5000 5410 5300 5800 5700 5500 6000 6100 6300 5900 6800 7090 70900 P35 5200 5750 6000 6200 5900 6100 7600 7700 7000 6900 7100 8600 80050 378390 Total 1450710
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 2. Formulasi Pakan Yang Diberikan Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.
T Bahan Pakan Jumlah PK (%)
LK (%) SK(%)
TDN (%)
P0 = Pakan tanpa Ampas Teh 1 Lumpur Sawit 15.25 2.013 1.9825 2.7145 12.0475 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 22.5 1.4625 1.00575 7.32375 12.6 3 Bungkil Inti Sawit 46 7.084 1.104 7.774 33.12 4 Molasses 5 0.175 0.004 0.019 4.05 5 Garam 0.5 0 0 0 0 6 Urea 0.75 1.515 0 0 0 7 Dedak Padi 9.5 1.1305 0.8645 0.8075 6.365 8 Mineral 0.5 0 0 0 0
Total 100 13.38 4.9608 18.6388 68.1825 P1 = Pakan dengan 10% Ampas Teh
1 Lumpur Sawit 11.5 1.518 1.495 2.047 9.085 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 24.5 1.5925 1.09515 7.97475 13.72 3 Bungkil Inti Sawit 34.5 5.313 0.828 5.8305 24.84 4 Molasses 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 5 Ampas Teh 10 2.008 0.082 1.545 8.56 6 Garam 0.5 0 0 0 0 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 8 Dedak Padi 15 1.785 1.365 1.275 10.05 9 Mineral 0.5 0 0 0 0
Total 100 13.332 4.8676 18.6837 68.685 P2 = Pakan dengan 20% Ampas Teh
1 Lumpur Sawit 5.5 0.726 0.715 0.979 4.345 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 28.5 1.8525 1.27395 9.27675 15.96 3 Bungkil Inti Sawit 20.5 3.157 0.492 3.4645 14.76 4 Molasses 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 5 Ampas Teh 20 4.016 0.164 3.09 17.12 6 Garam 0.5 0 0 0 0 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 8 Dedak Padi 21 2.499 1.911 1.785 14.07 9 Mineral 0.5 0 0 0 0
Total 100 13.366 4.5584 18.6067 68.685 P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh
1 Lumpur Sawit 2 0.264 0.26 0.356 1.58 2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 32.1 2.0865 1.43487 10.44855 17.976 3 Bungkil Inti Sawit 4 0.616 0.096 0.676 2.88 4 Molasses 1 0.035 0.0008 0.0038 0.81 5 Ampas Teh 30 6.024 0.246 4.635 25.68 6 Garam 0.5 0 0 0 0 7 Urea 0.4 0.808 0 0 0 8 Dedak Padi 29.5 3.5105 2.6845 2.5075 19.765 9 Mineral 0.5 0 0 0 0
Total 100 13.344 4.7222 18.6269 68.691
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 3. Data Pertambahan Bobot Badan Domba Selama Penelitian Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.
T PBB/2 MINGGU (Kg)
PBB 0 (Awal) II IV VI VIII X XII (Akhir) 1 13.4 15.2 15 17 18.2 20.4 22.4 9 2 13 15 16 17.6 19.4 20.6 21.8 8.8 3 11 12.4 13.4 14 16 15.8 17.8 6.8 4 12.1 12.6 14.4 15.2 16.8 15.8 16 3.9 5 13.8 14.2 15.8 15.8 18.4 19.2 22 8.2
11 13.3 14 15.2 16.6 18 20 22.4 9.1 12 13.8 13 14.8 15.8 15.8 17.2 19 5.2 13 12.6 13.6 14.8 15 17.2 19.6 20 7.4 14 10 10 10.2 11 12.2 13.4 14 4 15 11 12.4 13.4 12.6 15.4 16 17 6 21 15.3 16.6 17.4 19 21 23 25 9.7 22 12.8 14.4 15 16.4 18 19.6 21 8.2 23 15.2 16.6 16.6 16.8 18 19.6 21 5.8 24 11 12.2 13.6 14 14.6 16.4 19.2 8.2 25 15 17.2 18 16.6 18.2 19.4 21 6 31 13 13.6 15 15.4 17 18.2 19 6 32 16 15.6 15.8 17.6 18.8 21 23 7 33 14.2 14.8 15.6 15.8 17.8 19.6 21.8 7.6 34 11.2 12.4 13.8 14 14.6 16.2 18.4 7.2 35 14.4 15.2 17 16.8 18.8 19.4 22.6 8.2
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 4. Data Total Pemasukkan Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp.)
T Penjualan Ternak Penjualan Feses Total Pemasukkan Rataan 1 581602.34 10800 592402.34 49366.86 2 566023.7 10800 576823.7 48068.64 3 462166.14 10800 472966.14 39413.85 4 415430.24 10800 426230.24 35519.19 5 571216.58 10800 582016.58 48501.38
11 581602.34 10800 592402.34 49366.86 12 493323.41 10800 504123.41 42010.28 13 519287.8 10800 530087.8 44173.98 14 363501.46 10800 374301.46 31191.79 15 441394.63 10800 452194.63 37682.89
21 649109.75 10800 659909.75 54992.48 22 545252.19 10800 556052.19 46337.68 23 545252.19 10800 556052.19 46337.68 24 498516.29 10800 509316.29 42443.02 25 545252.19 10800 556052.19 46337.68
31 493323.41 10800 504123.41 42010.28 32 597180.97 10800 607980.97 50665.08 33 566023.7 10800 576823.7 48068.64 34 477744.78 10800 488544.78 40712.07 35 586795.21 10800 597595.21 49799.6
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 5. Data Laba-Rugi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp.). Total Hasil Produksi (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.) Laba-Rugi Rataan/Mgg
592402.34 503727.03 88675.31 7389.61 576823.70 501028.87 75794.83 6316.24 472966.14 432734.37 40231.77 3352.65 426230.24 464658.22 -38427.98 -3202.33 582016.58 507122.44 74894.14 6241.18
592402.34 508084.81 84317.53 7026.46 504123.41 503260.67 862.74 71.89 530087.80 485699.29 44388.51 3699.04 374301.46 406696.57 -32395.11 -2699.59 452194.63 443870.87 8323.76 693.65
659909.75 569367.63 90542.12 7545.18 556052.19 499571.71 56480.48 4706.71 556052.19 558263.37 -2211.18 -184.27 509316.29 436208.00 73108.29 6092.36 556052.19 535698.19 20354.00 1696.17
504123.41 499024.74 5098.67 424.89 607980.97 588497.66 19483.31 1623.61 576823.70 533812.25 43011.45 3584.29 488544.78 457452.70 31092.08 2591.01 597595.21 548543.57 49051.64 4087.64
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 6. Data Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.
T Total Hasil Produksi (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.) B/C Ratio Rataan 1 592402.34 503727.03 1.18 0.10 2 576823.70 501028.87 1.15 0.10 3 472966.14 432734.37 1.09 0.09 4 426230.24 464658.22 0.92 0.08 5 582016.58 507122.44 1.15 0.10
11 592402.34 508084.81 1.17 0.10 12 504123.41 503260.67 1.00 0.08 13 530087.80 485699.29 1.09 0.09 14 374301.46 406696.57 0.92 0.08 15 452194.63 443870.87 1.02 0.08
21 659909.75 569367.63 1.16 0.10 22 556052.19 499571.71 1.11 0.09 23 556052.19 558263.37 1.00 0.08 24 509316.29 436208.00 1.17 0.10 25 556052.19 535698.19 1.04 0.09
31 504123.41 499024.74 1.01 0.08 32 607980.97 588497.66 1.03 0.09 33 576823.70 533812.25 1.08 0.09 34 488544.78 457452.70 1.07 0.09 35 597595.21 548543.57 1.09 0.09
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 7. Data BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Kg).
T Total Biaya
Produksi (Rp.) Harga Jual Ternak
(Rp./Kg) BEP Volume Produksi
(Kg) Rataan/Mgg 1 503727.03 25964.39 19.40 1.62 2 501028.87 25964.39 19.30 1.61 3 432734.37 25964.39 16.67 1.39 4 464658.22 25964.39 17.90 1.49 5 507122.44 25964.39 19.53 1.63
11 508084.81 25964.39 19.57 1.63 12 503260.67 25964.39 19.38 1.62 13 485699.29 25964.39 18.71 1.56 14 406696.57 25964.39 15.66 1.31 15 443870.87 25964.39 17.10 1.42 21 569367.63 25964.39 21.93 1.83 22 499571.71 25964.39 19.24 1.60 23 558263.37 25964.39 21.50 1.79 24 436208.00 25964.39 16.80 1.40 25 535698.19 25964.39 20.63 1.72 31 499024.74 25964.39 19.22 1.60 32 588497.66 25964.39 22.67 1.89 33 533812.25 25964.39 20.56 1.71 34 457452.70 25964.39 17.62 1.47 35 548543.57 25964.39 21.13 1.76
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 8. Data BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp.).
T Total Biaya
Produksi (Rp.) BB Ternak di
Gemukkan (Kg) BEP Harga Produksi
Rataan (Mgg)
1 503727.03 22.4 22487.81 1873.98 2 501028.87 21.8 22982.98 1915.25 3 432734.37 17.8 24310.92 2025.91 4 464658.22 16 29041.14 2420.09 5 507122.44 22 23051.02 1920.92
11 508084.81 22.4 22682.36 1890.20 12 503260.67 19 26487.40 2207.28 13 485699.29 20 24284.96 2023.75 14 406696.57 14 29049.76 2420.81 15 443870.87 17 26110.05 2175.84 21 569367.63 25 22774.71 1897.89 22 499571.71 21 23789.13 1982.43 23 558263.37 21 26583.97 2215.33 24 436208.00 19.2 22719.17 1893.26 25 535698.19 21 25509.44 2125.79 31 499024.74 19 26264.46 2188.71 32 588497.66 23 25586.85 2132.24 33 533812.25 21.8 24486.80 2040.57 34 457452.70 18.4 24861.56 2071.80 35 548543.57 22.6 24271.84 2022.65
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Lampiran 9. Data ROI Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (%).
T Laba Produksi Total Biaya Produksi ROI 1 88675.31 503727.03 18 2 75794.83 501028.87 15 3 40231.77 432734.37 9 4 -38427.98 464658.22 -8 5 74894.14 507122.44 15
11 84317.53 508084.81 17 12 862.74 503260.67 0 13 44388.51 485699.29 9 14 -32395.11 406696.57 -8 15 8323.76 443870.87 2 21 90542.12 569367.63 16 22 56480.48 499571.71 11 23 -2211.18 558263.37 0 24 73108.29 436208.00 17 25 20354 535698.19 4 31 5098.67 499024.74 1 32 19483.31 588497.66 3 33 43011.45 533812.25 8 34 31092.08 457452.70 7 35 49051.64 548543.57 9
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Tabel 10. Daftar harga pakan Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) Pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan P0 = Pakan Tanpa Ampas Teh
Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan
(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 15.25 2.013 1.9825 2.7145 12.0475 385.51
2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 22.5 1.4625 1.00575 7.32375 12.6 183.91
3 Bungkil inti Sawit 46 7.084 1.104 7.774 33.12 807.92 4 Molases 5 0.175 0.004 0.019 4.05 89.7 5 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 6 Urea 0.75 1.515 0 0 0 19.28 7 Dedak Padi 9.5 1.1305 0.8645 0.8075 6.365 197.35 8 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59 Total 100 13.38 4.96075 18.63875 68.1825 1722.29 P1 = Pakan dengan 10% Ampas Teh
Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan
(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 11.5 1.518 1.495 2.047 9.085 290.71
2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 24.5 1.5925 1.09515 7.97475 13.72 200.26
3 Bungkil inti Sawit 34.5 5.313 0.828 5.8305 24.84 605.94 4 Molases 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 53.82 5 Ampas Teh 10 2.008 0.082 1.545 8.56 282.91 6 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 12.85 8 Dedak Padi 15 1.785 1.365 1.275 10.05 311.6 9 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59 Total 100 13.3315 4.86755 18.68365 68.685 1796.71 P2 = Pakan dengan 20% Ampas Teh
Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan
(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 5.5 0.726 0.715 0.979 4.345 139.04
2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 28.5 1.8525 1.27395 9.27675 15.96 232.95
3 Bungkil inti Sawit 20.5 3.157 0.492 3.4645 14.76 360.05 4 Molases 3 0.105 0.0024 0.0114 2.43 53.82 5 Ampas Teh 20 4.016 0.164 3.09 17.12 565.82 6 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 7 Urea 0.5 1.01 0 0 0 12.85 8 Dedak Padi 21 2.499 1.911 1.785 14.07 436.24 9 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59
Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.
Total 100 13.3655 4.55835 18.60665 68.685 1839.39 P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh
Bahan Pakan Jumlah PK LK SK TDN Harga Pakan
(%) (%) (%) (%) (%) (Rp.) 1 Lumpur sawit 2 0.264 0.26 0.356 1.58 50.56
2 Pelepah dan Daun Kelapa Sawit 32.1 2.0865 1.43487 10.44855 17.976 262.38
3 Bungkil inti Sawit 4 0.616 0.096 0.676 2.88 70.25 4 Molases 1 0.035 0.0008 0.0038 0.81 17.94 5 Ampas Teh 30 6.024 0.246 4.635 25.68 848.72 6 Garam 0.5 0 0 0 0 11.03 7 Urea 0.4 0.808 0 0 0 10.28 8 Dedak Padi 29.5 3.5105 2.6845 2.5075 19.765 612.82 9 Mineral 0.5 0 0 0 0 27.59 Total 100 13.344 4.72217 18.62685 68.691 1911.57