10a_ecodrain

9
1 ECODRAIN A. Latar Balakang Sesuai dengan sasaran pembangunan nasional bidang drainase 2005-2010, yaitu terbebasnya saluran- saluran drainase dari sampah sehingga mampu meningkatkan fungsi saluran drainase sebagai pematus air hujan dan berkurangnya wilayah genangan permanen dan temporer hingga 75% dari kondisi saat ini. Kenyataan sekarang ini, masih banyak warga sekitar yang membuang sampah di sekitar aliran saluran drainase atau sungai. Hal itu kemudian diperparah lagi dengan pembuangan air limbah baik limbah domestik maupun limbah pabrik ke dalam badan sungai sehingga fungsi sungai yang tidak sesuai dengan peruntukannya, lebih jauh lagi dapat menurunkan kualitas dari sungai tersebut yang dapat membebani proses produksi air minum. Selain itu juga pembuangan sampah di badan sungai atau saluran drainase dapat menyebabkan saluran tersebut menjadi tersumbat sehingga air dapat meluap keluar yang mengakibatkan banjir. Usaha-usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya air melalui Peraturan Pemerintah (PP) N0. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, namun kualitas air sungai belum mengalami peningkatan yang berarti. Salah satu metode penanganan saluran drainase terpadu berwawasan lingkungan adalah dengan metode ecodrain. Penerapan ecodrain dapat dilakukan dengan cara pemasangan dan pengoperasian saringan sampah, penerapan pengelolaan sampah yang benar dengan pendekatan 3R yang berbasis pada masyarakat, penerapan perbaikan sanitasi yang berbasis masyarakat dan pemulihan kualitas air sungai melalui bioremediasi. B. Permasalahan Penanganan masalah sampah dan limbah yang dilakukan instansi terkait dirasakan masih belum optimal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya anggaran yang dialokasikan dalam penanganan sampah dan limbah tersebut. Tidak tegasnya hukum membuat masyarakat tetap membuang sampah dan limbahnya ke badan sungai atau saluran drainase. Sampah-sampah dan limbah yang terdapat di badan sungai atau saluran drainase jika tidak ditangani dengan baik, selain memberikan dampak kesehatan lingkungan (disebabkan kualitas air menurun akibat tidak diperlakukannya badan sungai atau saluran drainase sesuai dengan peruntukannya, pembuangan sampah dan limbah menyebabkan saluran tersumbat akibat sampah dan terjadi pendangkalan sungai sehingga air dapat meluap yang lebih dapat menimbulkan genangan atau banjir. Untuk sungai yang tidak memiliki pintu air maka sampah mengambang tersebut akan langsung ke badan air di hilirnya. Adanya sampah di sungai atau badan air di daerah perkotaan yang telah

Transcript of 10a_ecodrain

Page 1: 10a_ecodrain

1

ECODRAIN

A. Latar Balakang Sesuai dengan sasaran pembangunan nasional bidang drainase 2005-2010, yaitu terbebasnya saluran-saluran drainase dari sampah sehingga mampu meningkatkan fungsi saluran drainase sebagai pematus air hujan dan berkurangnya wilayah genangan permanen dan temporer hingga 75% dari kondisi saat ini. Kenyataan sekarang ini, masih banyak warga sekitar yang membuang sampah di sekitar aliran saluran drainase atau sungai. Hal itu kemudian diperparah lagi dengan pembuangan air limbah baik limbah domestik maupun limbah pabrik ke dalam badan sungai sehingga fungsi sungai yang tidak sesuai dengan peruntukannya, lebih jauh lagi dapat menurunkan kualitas dari sungai tersebut yang dapat membebani proses produksi air minum. Selain itu juga pembuangan sampah di badan sungai atau saluran drainase dapat menyebabkan saluran tersebut menjadi tersumbat sehingga air dapat meluap keluar yang mengakibatkan banjir.

Usaha-usaha telah dilakukan oleh pemerintah dalam upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan sumber daya air melalui Peraturan Pemerintah (PP) N0. 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, namun kualitas air sungai belum mengalami peningkatan yang berarti. Salah satu metode penanganan saluran drainase terpadu berwawasan lingkungan adalah dengan metode ecodrain. Penerapan ecodrain dapat dilakukan dengan cara pemasangan dan pengoperasian saringan sampah, penerapan pengelolaan sampah yang benar dengan pendekatan 3R yang berbasis pada masyarakat, penerapan perbaikan sanitasi yang berbasis masyarakat dan pemulihan kualitas air sungai melalui bioremediasi.

B. Permasalahan Penanganan masalah sampah dan limbah yang dilakukan instansi terkait dirasakan masih belum optimal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya anggaran yang dialokasikan dalam penanganan sampah dan limbah tersebut. Tidak tegasnya hukum membuat masyarakat tetap membuang sampah dan limbahnya ke badan sungai atau saluran drainase. Sampah-sampah dan limbah yang terdapat di badan sungai atau saluran drainase jika tidak ditangani dengan baik, selain memberikan dampak kesehatan lingkungan (disebabkan kualitas air menurun akibat tidak diperlakukannya badan sungai atau saluran drainase sesuai dengan peruntukannya, pembuangan sampah dan limbah menyebabkan saluran tersumbat akibat sampah dan terjadi pendangkalan sungai sehingga air dapat meluap yang lebih dapat menimbulkan genangan atau banjir. Untuk sungai yang tidak memiliki pintu air maka sampah mengambang tersebut akan langsung ke badan air di hilirnya. Adanya sampah di sungai atau badan air di daerah perkotaan yang telah

Page 2: 10a_ecodrain

2

diuraikan di atas tidak terlepas dari kurangnya cakupan pelayanan sampah oleh dinas kebersihan. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh tidak cukupnya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sehingga sampah berserakan di daerah permukiman. Kalau tumpukan sampah berada di dekat bantaran sungai, jalan termudah kalau sampah tidak terangkut adalah langsung membuang ke sungai di dekatnya.

Penurunan (degradasi) kualitas lingkungan yang terjadi menyebabkan kerusakan dan tercemarnya lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan masyarakat, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Kondisi tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran serta belum dilaksanakannya pengelolaan pencemaran lingkungan secara terpadu dan sistematis. Untuk itu diperlukan suatu program pengelolaan drainase, yang dilaksanakan secara terpadu dengan sektor lainnya yang berwawasan lingkungan. C. Konsep Ecodrain Harus disadari bahwa masalah pencemaran air tidak dapat ditangani secara terpisah dengan sektor lainnya. Air limbah buangan yang tidak diolah terlebih dahulu akan mencemari sumber air dan sering kali tidak teratasi. Untuk itu perlu disiapkan program penanganan saluran drainase, persampahan dan air limbah perkotaan yang teritegrasi dalam suatu paket kegiatan yang komprehensif dengan tetap memperhatikan upaya-upaya pelestarian lingkungan. Ecodrain pada prinsipnya adalah program pemulihan dan peningkatan kualitas aliran saluran drainase perkotaan dari pencemaran yang diakibatkan oleh sampah atau air limbah akibat tidak disiplinnya penduduk perkotaan yang membuang sampah atau air limbah kedalam saluran atau sungai yang melintasi kawasan perkotaan. Penanganan drainase, yang dilaksanakan secara terpadu dengan penanganan sampah dan air limbah dengan konsep berwawasan lingkungan (ecodrain), dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: • pemasangan dan pengoperasian saringan sampah, • penerapan pengelolaan sampah yang benar dengan pendekatan 3R (Reduce, Reuse &

Recycle) yang berbasis pada masyarakat, • penerapan perbaikan sanitasi yang berbasis masyarakat (Sanimas), • pemulihan kualitas air sungai melalui bioremediasi, • pembuatan sumur-sumur resapan penampung air hujan guna mengurangi volume limpasan

air hujan yang akan mengalir ke saluran drainase dan sungai.

Page 3: 10a_ecodrain

3

Gambar 1. Skematik Lay-Out Drainase Minor dan Mayor Sistem Drainase Perkotaan D. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Ecodrain

Gambar 2. Kerangka Pikir Pengelolaan Saluran Drainase Model Ecodrain Pelaksanaan kegiatan Ecodrain seperti halnya dengan kegiatan-kegiatan lainnya, dimulai dari kegiatan survey lokasi dan identifikasi kondisi eksisting, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan dan pengolahan data (melalui observasi atau pengamatan), mencari solusi yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi serta keamanan bagi manusia dan lingkungannya.

Identifikasi permasalahan

Observasi/ Pengamatan

Analisa Pemecahan

Model Ecodrain

Konsep Penanganan

Catchment Area Sistem Minor

Catchment Area Sistem Major

Saluran Drainase Major

Saluran Drainase Minor

Page 4: 10a_ecodrain

4

Untuk survey lokasi dan kondisi eksisting, perlu dilakukan identifikasi permasalahan dan penentuan target dengan: 1. Melakukan review terhadap sistem drainase, limbah dan persampahan eksisting dan survai

lapangan atau penelitian serta kajian secara teknis terhadap sistem drainase, limbah dan persampahan internal dan eksternal mencakup aspek karakteristik dan kondisi fisik lokasi dan sebagainya.

2. Melakukan survei topografi, dari hasil survai topografi digambarkan potongan memanjang dan melintangnya sesuai dengan keperluannya.

3. Melakukan survei hidrologi, hidrolika dan meteorologi serta kondisi struktur bangunan existing drainase, sampah dan air limbah yang ada.

4. Periksa kualitas air di laboratorium, apakah air tersebut masih pantas digunakan sebagai air baku atau tidak.

Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan pendefinisian kriteria dan pola penanganan, dengan melakukan perencanaan penanganan secara kuantitif dalam rangka pencapaian target dengan: 1. Melakukan analisis data sehingga menghasilkan aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang

dapat digunakan sebagai bahan untuk konsep dalam rangka penanganan yang terpadu. 2. Melakukan analisa dan evaluasi data hidrologi, hidrolika dan perhitungan struktur untuk

pehitungan dimensi dan hidrolis bangunan pelengkap sistem drainase. 3. Melakukan perencanaan yang efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan keamanan

manusia dan pelestarian lingkungan. 4. Melakukan kajian teknis, keuangan, institusi, peraturan dan peran serta swasta dan

masyarakat di dalam penanganan sampah atau air limbah dari sumbernya di kawasan permukiman di sepanjang saluran drainase atau badan sungai dengan program 3R dan Sanimas.

E. Model Pelaksanaan Kegiatan Ecodrain Secara prinsip, model pelaksanaan kegiatan Ecodrain dapat dilaksanakan dengan menggunakan model Three in One dan model Zona Pengolahan Plug Flow Reactor Model. Model three in one adalah kegiatan ecodrain yang dilaksanakan dengan: 1. Pemasangan dan pengoperasian Trash Rack Trash Rack adalah alat penyaring atau penangkap sampah yang ditempatkan pada saluran drainase perkotaan. Adapun sistem pengoperasiannya, trash rack dapat dioperasikan secara manual, otomatis dan semi otomatis. Sedangkan untuk sistem penggeraknya, trash rack digerakkan dengan Sistem Penggerak Statis (static screen) dan Sistem Penggerak yang dapat berpindah (moving screen). Komponen Trash Rack terdiri dari bagian-bagian: Screen (saringan), Scrapper (sekop atau garpu penggaruk sampah), Conveyor (ban berjalan), Container (bak sampah), Truk pengangkut container serta Mesin pengolah sampah (bila diperlukan).

Page 5: 10a_ecodrain

5

Gambar 3. Kondisi sampah di saluran drainase

2. Perbaikan kualitas air dihilir Trash Rack (Bioremediasi)

Bioremediasi, pada dasarnya adalah upaya pengembalian kalitas dan keseimbangan unsur Carbon (C), Nitrogen (N), Sulphur (S) dan Fosfor (F). Bioremediasi adalah merupakan siklus biokimia, dimana dilakukan upaya-upaya agar terjadi keseimbangan alam kembali yang dicerminkan pada: Siklus Carbon, Siklus Nitrogen, Siklus Sulphur dan Siklus Fosfor. Bioremediasi dapat berupa: • Biostimulasi dilakukan dengan cara penambahan nutrien dan oksigen ke dalam air yang

tercemar secara biologis untuk menstimulasi atau mengembangkan populasi bakteri tertentu yang akan mempercepat proses perbaikan kualitas air tersebut.

• Bioaugmentasi dilakukan dengan membubuhkan mikro organisme khusus yang sudah dipilih kedalam air yang tercemar secara biologis untuk membantu memperlambat proses degradasi kualitas air tersebut.

• Fitoremediasi, yaitu suatu sistem dimana tanaman tertentu bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar atau polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi. Terdapat enam tahap proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan yang berada disekitarnya yaitu Phytoacumulation, Rhizofiltration, Phytostabilization, rhyzodegradation, Phytodegradation dan Phytovolatization.

Upaya penanganan sampah di saluran yang sekarang sering dilakukan dengan pemasangan

saringan sampah secara mekanik

Tumpukan sampah memperkecil kapasitas saluran atau sungai berpotensi menimbulkan

banjir

Page 6: 10a_ecodrain

6

Contoh tanaman yang digunakan di fitoremediasi adalah Anturium merah atau kuning, Alamanda kuning atau ungu, akar wangi, bambu air, cana presiden merah atau kuning atau putih, dahlia, papirus, pisang mas, ponaderia, sempol merah atau putih, spider lili, dll.

Gambar 4. Pelaksanaan Ecodrain dengan Metode Three in One

3. Penanganan Sampah atau air limbah disumbernya dalam catchment area dengan program 3R dan SANIMAS.

Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle) adalah pengelolaan sampah skala kawasan maupun lingkungan di perkotaan dengan cara meningkatkan proses pemberdayaan masyarakat dalam pemilahan sampah sejak dari sumbernya. Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle), adalah pola penanganan sampah yang dilakukan melalui siklus pengelolaan sampah mulai dari proses penyebab terjadinya timbulan sampah (produsen) baik dari industri, masyarakat (rumah tangga), maupun penyebab timbulan lainnya, proses pengangkutan atau distribusi ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) hingga ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Metoda 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dilakukan untuk sampah organik maupun non organik. Untuk sampah organik, dapat dilakukan pengolahan On Site, yaitu pengolahan sampah organik yang ditimbulkan oleh skala rumah tangga baik dengan metode pengomposan maupun dengan daur ulang. Sedangkan untuk sampah non organik non B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya),

MODEL PELAKSANAAN PERBAIKAN KUALITAS MODEL PELAKSANAAN PERBAIKAN KUALITAS

AIR PADA PROGRAM AIR PADA PROGRAM ““ECODRAINECODRAIN””

Laut/Danau/

Kolam Retensi

/Bozem

Penanganan Sampah/Air

Limbah dari sumbernya

dikawasan tangkapan(catchment area) dgn

progarm 3-R dan Sanimas

Sampahbertebaran

disaluran danmenumpuk

dihilir

Penanganan sampah/ air limbah dari sumbernyadikawasan tangkapan

(catchment area) denganprogram 3-R dan Sanimas

Sampah yang tertangkap dibawa

ke TPA ataudiolah/dibakar

ditempat

Bioremediasi

untukperbaikan

kualitas air

Kualitas air

lebih baik

MuaraLOKASI TRASH RACK

Three in One : 1. Pemasangan dan pengoperasian Trash Rack, 2. Perbaikan kualitasair dihilir Trash Rack (Bioremediasi), dan 3. Penanganan Sampah/air limbahdisumbernya dalam catchment area.

Page 7: 10a_ecodrain

7

dapat dilakukan proses daur ulang sampah skala lingkungan yang berpotensi memiliki nilai ekonomi serta pemanfaatan kembali produk bekas (reuse). SANIMAS adalah penyelenggaraan sanitasi berbasis masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan pada masyarakat miskin perkotaan berdasarkan kebutuhan dan kesesuaian masyarakat itu sendiri. SANIMAS (Sanitasi Berbasis Masyarakat) adalah suatu kegiatan dalam proses penyelenggaraan sanitasi yang dilakukan oleh masyarakat sendiri mulai dari perencanaan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan sanitasi dengan difasilitasi pemeritah pusat, daerah, dan konsultan (tenaga ahli sanitasi). Kegiatan SANIMAS dilaksanakan untuk memfasilitasi masyarakat miskin perkotaan dalam merencanakan, melaksanakan dan merawat sistem sanitasi yang mereka pilih. SANIMAS pada prinsipnya membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyediakan prasarana dan sarana sanitasi melalui Sanitasi oleh Masyarakat sebagai pilihan yang dapat dijalankan oleh masyarakat miskin perkotaan atau perdesaan. Pemilihan Teknologi SANIMAS didasarkan pada prinsip keterjangkauan harga, efisiensi, mengutamakan prinsip pengeoperasian dan perawatan yang mudah, tidak memerlukan input energi serta tidak perlu menghidupkan atau mematikan kontak energi serta mengolah air limbah organik dari sumber limbah.

Sedangkan Model pelaksanaan kegiatan Ecodrain dengan menggunakan model Zona Pengolahan Plug Flow Reactor dilakukan dengan melakukan pemasangan biomedia sebagai tempat menempelnya bakteri.

Page 8: 10a_ecodrain

8

Gambar 5. Pelaksanaan Ecodrain dengan Model Zona Pengolahan Plug Flow Reactor Model

Gambar 6. Studi Kasus- Sungai Xiba, Kunming, RRC

MODEL PELAKSANAAN PERBAIKAN KUALITAS MODEL PELAKSANAAN PERBAIKAN KUALITAS

AIR PADA PROGRAM AIR PADA PROGRAM ““ECODRAINECODRAIN””

Menggunakan Model Zona Pengolahan“ Plug Flow Reactor Model “

Laut/Danau/

Kolam Retensi

/Bozem

Titik Pembubuhan (Dosing) Bioremediator dan/atau

penempatan Aerator pada1.4 km dari muara

Titik

pengambilan

sampel air pada Zona

belum

terolah pada

1.5 km darimuara (T1)

Titik

pengambilan

sampel air pada0.9 km darimuara (T2)

Awal ZonaBio Media Zone pada

1.26km darimuara

Akhir ZonaBio Media pada 0.75

km dari

muara

Titik pengambilansampel air pada

0.65 km dari muara(T3)

Titik

pengambilansampel air

pada 0.3 km dari muara (T4)

TITIK O.OO Km.

(muara)

LOKASI TRASH RACK

Biomedia Pemasangan Biomedia

Page 9: 10a_ecodrain

9

F. Kegiatan Ecodrain Yang Berkelanjutan Mengingat semakin menurunnya kualitas lingkungan (degradasi) dengan kenyataan semakin tingginya tingkat pencemaran serta belum dilaksanakannya pengelolaan pencemaran lingkungan secara terpadu dan sistematis, maka pola penanganan ecodrain perlu dibagi menjadi program penanganan mendesak dan program penanganan jangka panjang yang berkelanjutan.

Pelaksanaan Program Penanganan Mendesak • Membersihkan Saluran atau Sungai dari Sampah. • Memperbaiki kualitas air di hilir bangunan penangkap sampah atau trash rack.

Pelaksanaan Penanganan Jangka Panjang yg berkelanjutan • Merencanakan dan melaksanakan penanganan sampah dari sumbernya, antara lain dengan

program-program yang berbasis masyarakat (program 3R, Sanimas) di kawasan catchment area saluran tersebut.

• Melakukan evaluasi berkala (tahunan) untuk pengembangan selanjutnya. • Memastikan adanya institusi yang mengoperasikan atau mengelola. • Kajian masalah keuangan, institusi, peraturan dan peran serta swasta atau masyarakat.

Gambar 7. Rencana Lokasi Pelaksanaan Ecodrain di Surabaya, Jawa Timur

KONDISI BOZEM MOROKREMBANGAN KOTA SURABAYA

Kondisi Kali Dami Surabaya sebelum

trash rack

Trash Rack sederhana di Kali Dami Surabaya

Kondisi Kali Dami Surabaya setelah trash

rack