109318254-82562310-Waste-Heat-Boiler

39
Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah singkat PT Pupuk Kujang Pada tahun enam puluhan pemerintah mencanangkan pelaksanaan suatu program peningkatan produksi pertanian di dalam usaha swasembada pangan. Untuk menunjang program pemerintah tersebut, maka kebutuhan akan pupuk harus terpenuhi. Untuk itulah pembangunan pabrik pupuk mutlak harus dipenuhi dalam upaya peningkatan produksi di sektor pertanian. Hal tersebut dilakukan mengingat produksi pupuk Sriwjaya I waktu itu diperkirakan tidak akan mencukupi. Disamping itu, pada tahun 1969 telah ditemukan sumber minyak dan gas alam di Jatibarang-Cirebon selatan dari lepas pantai Cilamaya Kabupaten Karawang Jawa Barat maka munculah gagasan membangun sebuah pabrik pupuk urea di daerah Jawa Barat. Pada tahun 1973 pemerintah menunjuk Departemen Pertambangan eq. Pertamina untuk melaksanakan proyek pembangunan pabrik pupuk tersebut. Departemen Pertambangan kemudian melimpahkan wewenang pelaksanaan proyek tersebut kepada Pertamina dan BEICIP, sebuah perusahaan Perancis sebagai konsultan untuk meneliti kemungkinan pembangunan sebuah pabrik pupuk di Jawa Barat. Tim teknis dibentuk dan langkah-langkah selanjutnya diambil oleh Pertamina dengan menentukan Jatibarang Balongan sebagai lokasi proyek. Tahun 1978 keluar surat keputusan No. 16/1975 tertaggal 17 April 1975 yang memutuskan untuk mengalihkan tugas pelaksanaan proyek Pupuk Jawa Barat dari Departemen Pertambangan ke Departemen Perindustrian. Kemudian pada bulan April 1975 Menteri Perindustrian mengeluarkan Surat Keputusan No. 25/M/SK//1975 untuk membentuk tim penyelesaian proyek dengan ketua tim Dirjen Industri Kimia dengan pimpinan proyek adalah Ir. A. Salmon Mustafa dan Ir. Didi Suwardi sebagai pimpinan lapangan. Sumber biaya pelaksanaan proyek tersebut diperoleh dari pinjaman pemerintah Iran sebanyak 250 juta dollar US, yang digunakan untuk membeli mesin-mesin dan pipa gas. Pada tanggal 9 Juni 1975, dengan akta Notaris Sulaiman Ardjasasmita SH Nomor 19 tahun 1975 berdirilah PT. Pupuk Kujang (Persero) sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di lingkungan Direktorat Jendral Industri Kimia-Departemen Perindustrian yang berlokasi 1

description

punya orang

Transcript of 109318254-82562310-Waste-Heat-Boiler

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Sejarah singkat PT Pupuk Kujang

    Pada tahun enam puluhan pemerintah mencanangkan pelaksanaan suatu program

    peningkatan produksi pertanian di dalam usaha swasembada pangan. Untuk menunjang

    program pemerintah tersebut, maka kebutuhan akan pupuk harus terpenuhi. Untuk itulah

    pembangunan pabrik pupuk mutlak harus dipenuhi dalam upaya peningkatan produksi di

    sektor pertanian. Hal tersebut dilakukan mengingat produksi pupuk Sriwjaya I waktu itu

    diperkirakan tidak akan mencukupi. Disamping itu, pada tahun 1969 telah ditemukan

    sumber minyak dan gas alam di Jatibarang-Cirebon selatan dari lepas pantai Cilamaya

    Kabupaten Karawang Jawa Barat maka munculah gagasan membangun sebuah pabrik

    pupuk urea di daerah Jawa Barat.

    Pada tahun 1973 pemerintah menunjuk Departemen Pertambangan eq. Pertamina

    untuk melaksanakan proyek pembangunan pabrik pupuk tersebut. Departemen

    Pertambangan kemudian melimpahkan wewenang pelaksanaan proyek tersebut kepada

    Pertamina dan BEICIP, sebuah perusahaan Perancis sebagai konsultan untuk meneliti

    kemungkinan pembangunan sebuah pabrik pupuk di Jawa Barat. Tim teknis dibentuk dan

    langkah-langkah selanjutnya diambil oleh Pertamina dengan menentukan Jatibarang

    Balongan sebagai lokasi proyek. Tahun 1978 keluar surat keputusan No. 16/1975 tertaggal

    17 April 1975 yang memutuskan untuk mengalihkan tugas pelaksanaan proyek Pupuk

    Jawa Barat dari Departemen Pertambangan ke Departemen Perindustrian. Kemudian pada

    bulan April 1975 Menteri Perindustrian mengeluarkan Surat Keputusan No.

    25/M/SK//1975 untuk membentuk tim penyelesaian proyek dengan ketua tim Dirjen

    Industri Kimia dengan pimpinan proyek adalah Ir. A. Salmon Mustafa dan Ir. Didi Suwardi

    sebagai pimpinan lapangan.

    Sumber biaya pelaksanaan proyek tersebut diperoleh dari pinjaman pemerintah Iran

    sebanyak 250 juta dollar US, yang digunakan untuk membeli mesin-mesin dan pipa gas.

    Pada tanggal 9 Juni 1975, dengan akta Notaris Sulaiman Ardjasasmita SH Nomor 19 tahun

    1975 berdirilah PT. Pupuk Kujang (Persero) sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

    di lingkungan Direktorat Jendral Industri Kimia-Departemen Perindustrian yang berlokasi

    1

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    di jalan Jendral Achmad Yani, Desa Dawuhan Cikampek Kabupaten Karawang Jawa

    Barat.

    Sebagai hasil Tender Internasional terbatas yang diadakan pada tanggal 30 Mei

    1975, Pemerintah telah memilih kontraktor untuk melaksanakan proyek pabrik pupuk di

    Jawa Barat. Kontraktor asing tersebut yaitu:

    1. Kellog Overseas Coorperation dari USA dengan tugas-tugas engineering,

    design, procurement, konstruksi pabrik ammonia dan utilitas serta konsultasi start

    up.

    2. Toyo engineering coorperation dari Jepang dengan tugas-tugas engineering,

    procurement, dan konsultasi pabrik urea. Pabrik ini mulai dibangun pada bulan

    Juli 1976 hingga selesai awal November 1978.

    Pada tanggal 7 November 1978 pabrik Pupuk Kujang mulai berproduksi dengan

    kapasitas terpasang sebagai berikut :

    1. Pabrik Ammonia 1000 ton / hari atau 330.000 ton / tahun.

    2. Pabrik Urea 1725 ton / hari atau 570.000 ton / tahun.

    3. Hasil samping sekitar 30 ton ammonia cair / hari.

    Akhirnya, pada tanggal 12 Desember 1978 Presiden Soeharto berkenan

    meresmikan pengoperasian pabrik, dan mulai tanggal 1 April 1979, PT. Pupuk Kujang

    (Persero) mulai resmi beroperasi secara komersial.

    1.2 Lokasi Pabrik

    PT. Pupuk Kujang berlokiasi di desa Dawuhan, Kecamatan Cikampek, Kabupaten

    Karawang, Jawa Barat dengan luas keseluruhan sekitar 700 Ha meliputi perkantoran,

    daerah industri atau pabrik dan perumahan.

    Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan lokasi tersebut adalah

    sebagai berikut:

    a. Dekat dengan sumber bahan baku gas alam dilepas pantai Cilamaya.

    b. Dekat ke sumber bahan baku air di Waduk Jatiluhur dan Bendungan Curug.

    c. Dekat dengan sumber tenaga listrik di Jatiluhur.

    d. Tersedianya jalur angkutan darat seperti jalan raya dan jalan kereta api.

    e. Tersedianya sungai sebagai pembuangan limbah, yaitu sungai Cikaranggelam.

    f. Berada di daerah pemasaran pupuk

    Tata letak pabrik atau lay out perlu dirancang dengan tujuan :

    2

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    a. Pengolahan produk dapat efisien.

    b. Memudahkan penanggulangan bahaya yang mungkin saja terjadi seperti

    kebakaran, peledakan, kebocoran gas.

    c. Pencegah polusi gas maupun suara.

    d. Mempermudah jalan keluar dan masuk kendaraan di area pabrik.

    PT. Pupuk Kujang termasuk dalam Kawasan Industri Kujang Cikampek

    (KIKC). Di dalam kawasan ini juga terdapat anak perusahaan dari PT. Pupuk

    Kujang yaitu perusahaan-perusahaan patungan yang bekerja sama dengan Pabrik

    Pupuk Kujang. Kawasan pabrik terdiri dari pabrik ammonia, urea, utilitas, dan

    pengepakan/pengantongan yang tersusun berdasarkan keterkaitan proses. KIKC

    berada dekat dengan kawasan pabrik, agar memudahkan penyediaan bahan baku

    dan utilitas yang dikirim dari kawasan pabrik, sementara perkantoran dan

    perumahan berada agak jauh dari kawasan pabrik agar tidak terganggu oleh suasana

    pabrik.

    1.3 Strukur Organisasi Perusahaan

    PT. Pupuk Kujang merupakan BUMN di bawah Departemen Perindustrian

    dan Direktorat Industri Kimia Dasar yang seluruh modalnya adalah milik negara.

    Perusahaan ini mempunyai struktur organisasi berbentuk lini dan staf.

    Struktur organisasi di PT. Pupuk Kujang secara garis besar sesuai dengan Surat

    Keputusan Direksi No. 001/SK/DU/VII/89 tanggal 1 juli 1989, terdiri dari:

    1. Dewan Direksi

    2. General Manager

    3. Manager

    4. Superintendent

    5. Supervisor

    Dewan Direksi dipimpin oleh Direktur Utama. Yang dibantu oleh tiga orang

    direktur yang terdiri dari:

    1. Direktur Produksi

    2. Direktur Komersial

    3

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    3. Direktur Teknik dan Pengembangan

    4. Direktur Umum dan SDM

    Dewan direksi ini bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris yang mewakili

    Pemerintah sebagai pemegang saham melalui Departemen Pertanian, Depatermen

    Keuangan dan Departemen Perindustrian.

    Masing- masing direktur membawahi kompartemen sesuai dengan bidangnya,

    sedangkan kompartemen terdiri dari unit kerja yang bertugas sebagai pelaksana. Unit kerja

    di pabrik disebut divisi, sedangkan unit kerja di kantor disebut biro. Bagan struktur

    organisasi selengkapnya tercantum pada lampiran.

    1.4 Tujuan Organisasi

    Organisasi PT. Pupuk Kujang mempunyai dua tujuan yaitu tujuan jangka panjang

    dan jangka pendek yang menjadi arah pengembangan perusahaaan. Tujuan jangka pendek

    yaitu menyelesaikan dan menyempurnakan pembangunan pabrik urea.

    Sedangkan tujuan jangka panjang yaitu:

    1. Mengolah bahan mentah menjadi bahan baku untuk pembuatan urea dan bahan

    kimia lainnya.

    2. Menyediakan jasa dalam proyek industri pupuk kimia, penelitian pemeliharaan

    serta fabrikasi alat- alat produksi.

    3. Menyediakan jasa angkutan dan pergudangan guna melengkapi pelaksanaan

    usaha- usaha diatas.

    4. Menyalurkan dan menyediakan jasa pergudangan ekspor maupun impor untuk

    hasil produksi.

    1.5 Keselamatan Kerja

    Masalah keselamatan kerja sangat penting dalam pengoperasian pabrik, baik untuk

    melindungi keselamatan karyawan sendiri maupun demi keselamatan dan kelangsungan

    pabrik. Hal ini ditunjang dengan adanya Undang-Undang No. 1 tahun 1970 yang

    menetapkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat pekerjaan demi kesejahteraan

    hidup dan peningkatan produktivitas nasional.

    Sistem keselamatan kerja di lingkungan PT. Pupuk Kujang melibatkan enam

    kelompok kerja, yaitu :

    4

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    1. Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran (Fire and

    Safety)

    Bagian ini berkedudukan di bawah Divisi Inspeksi dan Keselamatan dengan

    jumlah 33 orang yang dibagi menjafi dua seksi yaitu seksi pencegahan dan seksi

    penanggulangan. Bagian ini bertugas melakukan pencegahan dan penanggulangan

    kecelakaan ataupun kebakaran.

    Bagian ini juga memiliki sarana-sarana penunjang keselamatan seperti ambulans,

    fire truck multi purpose, fire jeep fressure car, Fire detector dan instrumennya, racun api,

    masker gas dan api, unit pengisi udara tekan, kotak PPPK, poster- poster keselamatan

    kerja, ruang kelas dan garasi tambahan untuk latihan.

    Tugas dan wewenang bagian ini adalah :

    a.Menghilangkan sejauh mungkin kondisi tidak aman di pabrik dan sekitarnya.

    b. Memadamkan kebakaran.

    c.Menanggulangi kebocoran gas.

    d. Memberi ijin kerja kepada karyawan yang akan melakukan penggalian,

    pembongkaran, perbaikan alat.

    e.Mengumandangkan safety talk atau peringatan kembali tentang peraturan

    keselamatan kerja pada waktu- waktu tertentu.

    f. Memberikan pendidikan dan latihan penanggulangan secara berkala kepada

    seluruh karyawan.

    2. Biro Keamanan

    Biro keamanan terbagi menjadi dua pasukan, yaitu pasukan penjagaan dan

    pasukan penyelidikan dan penanggulangan. Tugas utama biro ini adalah menjaga

    keamanan lingkungan.

    3. Bagian Pemeliharaan dan Lapangan

    Bagian ini menyediakan sarana bagi karyawan berupa perlengkapan kerja,

    misalnya pakaian kerja dan peralatan lainnya. Bagian ini juga menyediakan konsultasi

    bagi karyawan yang ditangani oleh seorang psikolog.

    4. Bagian Kesehatan

    Bagian kesehatan dilengkapi dengan dokter umum, perawat, dan dokter gigi,

    bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh karyawan dan

    keluarganya.

    5. Bagian Ekologi

    5

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Bagian ekologi bertugas untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah

    terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran perairan, udara maupun suara.

    6. Bagian Perbendaharaan dan Asuransi

    Bertugas mengurusi masalah asuransi tenaga kerja dan pemberian santunan

    kepada karyawan yang mendapat musibah kecelakaan. Dengan adanya asuransi

    diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada karyawan dalam menjalankan

    tugasnya.

    1.6 Tujuan Kerja Praktik

    Tujuan dari kerja praktik antara lain :

    1.6.1 Tujuan Subjektif :

    1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah pada semester 5 yaitu

    mata kuliah Kerja Praktek

    2. Sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan potensi diri

    yang didapat didalam perkuliahan agar terbiasa apabila sudah berada di

    Industri

    1.6,2 Tujuan Objektif

    1. Mengetahui dan mempelajari Prinsip Kerja Waste Heat Boiler 2003-U

    2. Menghitung Efisiensi dari Waste Heat Boiler 2003-U

    Untuk itu Penulis memilih objek kerja praktik dengan judul Menghitung Efisiensi

    Waste Heat Boiler 2003-U di PT Pupuk Kujang

    1.7 Batasan Masalah

    Adapun pembatasan masalah dalam Laporan Kerja Praktek sebagai berikut:

    1. Objek penelitian selama Kerja Praktek ini adalah menghitung Efisiensi dari Waste Heat Boiler 2003-U beserta prinsip kerjanya

    6

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    2. Tempat penelitian Kerja Praktek adalah PT Pupuk Kujang dinas Utilitas 1-A

    1.8 Metoda Pengambilan Data

    Dari laporan Kerja Praktek ini diperlukan data dan informasi yang lengkap, objektif,

    sahih, dan dapat dipertanggung jawabkan agar dapat diolah dan disajikan menjadi

    gambaran dan pandangan yang benar. Untuk mengolah data empiris dengan analisis kritis

    komparatif, diperlukan juga data teoritik yang benar-benar menjadi tolak ukur. Maka dari

    itu, agar data empiris dan data teoritik yang diperlukan untuk penyusunan laporan ini dapat

    terkumpul, penulis telah menggunakan metode-metode pengumpulan data yang berupa :

    1. Studi Lapangan

    Teknik pengumpulan data dengan cara mengevaluasi keadaan yang terjadi langsung

    di tempat penelitian melalui :

    Wawancara

    Data-data diperoleh dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pejabat serta

    karyawan yang berwenang, mengenai masalah yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan

    praktek kerja lapangan.

    Observasi

    Pengumpulan data diperoleh langsung dari track record alat perusahaan tempat

    penulis melakukan penelitian.

    2. Studi Literatur

    Teknik Pengumpulan Data yang bersumber dari buku-buku serta catatan selama

    perkuliahan, data tersebut diambil berdasarkan kaitan topik yang Penulis buat.

    7

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    BAB II

    DASAR TEORI

    BOILER

    2.1 Pengertian Boiler

    Boiler atau ketel uap adalah suatu alat konversi energi kimia dari bahan bakar

    menjadi energi termal/panas yang ditransfer kepada fluida kerja yaitu air, dalam bejana

    yang tertutup rapat. Boiler terdiri dari peralatan penyaluran udara, sistem penyaluran bahan

    bakar, sistem suplai air, drum uap dan pipa-pipa. Boiler harus dibuat dengan konstruksi

    yang kuat agar dapat menahan tekanan operasi secara konstan, berubah-ubah atau pada

    perubahan keadaan yang tiba-tiba.

    Boiler mempunyai dua bagian penting yaitu:

    1. Tungku (burner) adalah bagian yang berfungsi untuk menghasilkan panas

    dengan cara membakar bahan bakar.

    2. Evaporator, superheater, dan ekonomiser adalah alat yang berfungsi untuk

    mentransfer panas dari tungku ke dalam suatu boiler.

    2.2 Penggolongan Boiler

    2.2.1 Boiler pipa api (Fire Tube Boiler)

    Boiler pipa api yaitu boiler yang pipanya berisi api atau gas panas. Gas panas ini

    digunakan untuk memanaskan air sehingga menjadi uap. Boiler jenis pipa api adalah

    boiler sederhana yang hanya mampu memproduksi uap maksimum sebanyak 10 ton uap

    per jam pada tekanan maksimum 24 kg/cm2 atau 23,5 bar. Boiler pipa api tergolong

    boiler untuk tekanan rendah. Boiler jenis ini merupakan awal dari pembuatan boiler-

    boiler selanjutnya. Boiler ini umumnya mempunyai isi air yang cukup besar sehingga

    disebut boiler tangki).

    8

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Gambar 2.1 Mekanisme kerja boiler pipa api

    2.2.2 Boiler pipa air (Water Tube Boiler)

    Boiler pipa air yaitu boiler yang pipa-pipanya berisi air atau uap dan dipanaskan oleh

    api atau gas panas yang berada di luar pipa air. Boiler jenis ini dapat memperbanyak

    kapasitas uap dan memperbesar tekanan uap yang dihasilkan dari energi pembakaran lebih

    sedikit jika dibandingkan boiler jenis pipa api.

    Mekanisme kerja dari boiler jenis water tube boiler yaitu, air yang mengisi pipa-pipa

    di dalam boiler dipanaskan oleh api/gas panas dari tungku/burner. Luas bidang pemanasan

    lebih banyak dan merata sehingga kenaikan temperatur dan tekanan pada air di dalam pipa-

    pipa tersebut dapat lebih cepat. Semakin tinggi temperatur air tersebut maka tekanannya

    pun akan semakin besar.

    Sirkulasi air yang berada di dalam boiler terjadi secara alamiah, yaitu pada lapisan air

    yang paling bawah, lebih dulu menerima panas dari api sehingga temperatur air pada

    lapisan tersebut naik dan massa jenis air tersebut turun. Pada air lapisan atas masa jenisnya

    lebih besar dari lapisan bawah, sehingga air paada lapisan bawah terdorong ke atas dan

    kekosongan air akan diisi oleh lapisan air yang massa jenisnya lebih besar. Sirkulasi air

    tersebut akan berlangsung terus hingga air tersebut berubah fasa hingga menjadi uap yang

    bertekanan dan dapat mengalir keluar (gambar 2.2). Energi kinetik dari tekanan uap inilah

    yang digunakan untuk menggerakan turbin uap.

    9

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Gambar 2.2 Mekanisme kerja boiler pipa air

    Ada beberapa keuntungan yang didapat dari disain boiler pipa air, yaitu:

    Dapat bekerja pada tekanan tinggi.

    Dapat memproduksi uap dengan cepat, karena sirkulasi fluida yang cepat.

    Dapat memperbanyak kapasitas uap dengan cara memperbanyak pipa tanpa

    mengubah diameter tabung, ini merupakan keuntungan terbesar boiler jenis pipa air

    yang tidak bisa didapat dari boiler jenis pipa api.

    Kerugian dari boiler jenis pipa air, yaitu:

    Air pengisi pipa air harus selalu dalam keadaan bersih.

    Biaya perawatannya yang relatif mahal.

    2.3 Termodinamika

    Termodinamika adalah salah satu bidang terpenting dalam ilmu pengetahuan

    kerekayasaan yang membahas hubungan antara energi panas dengan bentuk-bentuk energi

    lainnya. Termodinamika memusatkan perhatian kepada faham tentang energi, gagasan

    bahwa energi itu kekal adalah hukum termodinamika yang pertama. Hukum

    termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan

    dihilangkan, tetapi dapat dirubah dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain, dimana

    energi yang masuk sama dengan energi yang keluar.

    10

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Konsep kedua dalam termodinamika adalah kemungkinan atau kemustahilan

    berlangsungnya suatu proses dapat ditentukan dengan entropi. Proses yang menghasilkan

    entropi mungkin terjadi, tetapi yang membinasakan entropi mustahil dapat berlangsung,

    dengan kata lain energi yang masuk pasti lebih besar dari pada energi yang keluar.

    Gagasan inilah yang mendasari hukum termodinamika yang kedua.

    Gagasan penting lainnya adalah sifat termodinamika merupakan awal petunjuk bagi

    perpindahan energi sebagai panas. Berbagai gerakan molekul cenderung semakin tinggi

    aktivitasnya pada temperatur tinggi. Energi panas cenderung untuk bergerak dari molekul

    yang bertemperatur tinggi ke molekul yang temperaturnya lebih rendah. Hukum

    termodinamika ke nol menyatakan Jika dua buah sistem berada dalam kesetimbangan

    termal, keduanya haruslah mempunyai temperatur yang sama, jika setiap sistem tersebut

    berada dalam kesetimbangan dengan sistem ketiga, maka ketiganya mempunyai temperatur

    yang sama. Hukum ini merupakan dasar dari pengukuran temperatur .Termodinamika

    mempunyai dua sifat substansi yang sangat penting yaitu:

    1. Sifat Ekstensif

    Nilainya untuk seluruh sistem yang merupakan penjumlahan dari seluruh

    bagian dari sistem tersebut, contohnya adalah massa, volume, dan energi.

    2. Sifat Intensif

    Nilainya tidak tergantung dari besar dan ukuran sistem, contohnya adalah

    massa jenis, tekanan, dan temperatur.

    Pada boiler terjadi proses perubahan bentuk energi, yaitu energi kimia dari bahan

    bakar menjadi energi kinetik dari uap. Uap ini dihasilkan dari pemanasan fluida kerja (air),

    dimana panas tersebut dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar. Pada proses ini

    terjadi perubahan fase pada fluida kerja, perubahan fase ini berawal dari fase cairan

    terkompresi sampai fase uap kering.

    1. Cairan terkompresi dan cairan jenuh

    Suatu piston silinder berisi air (fase cair) misalnya pada temperatur 20OC dan

    tekanan 1 atm (gambar 2.3) disebut cairan terkompresi, yang berarti pada kondisi ini

    air tidak akan menguap. Jika panas ditransfer ke air tersebut sehingga temperaturnya

    naik, misalnya 40OC (gambar 2.4) dengan tekanan yang sama, maka kenaikan

    temperatur tersebut, air akan berekspansi (mengembang) yang mengakibatkan

    volume spesifik air tersebut bertambah sehingga menyebabkan piston naik dan

    tekanannya tetap 1 atm.

    11

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Air yang berada di dalam piston tersebut, jika terus diberi panas hingga

    temperaturnya naik hingga 100OC akan mengakibatkan cairan tersebut menguap

    (gambar 2.5), yang berarti terjadi proses perubahan fase dari cair ke uap. Cairan yang

    siap menguap ini disebut cairan jenuh.

    2. Uap jenuh, uap campuran dan uap kering

    Cairan jenuh yang berada didalam piston tadi, jika diberi panas yang lebih banyak

    lagi, kenaikan temperatur akan berhenti sampai cairan tersebut berubah semua

    menjadi uap. Cairan jenuh pada kondisi ini temperaturnya akan konstan jika selama

    proses perubahan fase dari cairan jenuh menjadi uap, tekanannya dijaga konstan,

    selama proses penguapan terjadi kenaikan volume spesifik dan berkurangnya level

    cairan akibat perubahan fase menjadi uap. Silinder yang terdiri dari uap dan cairan

    jenuh dengan jumlah yang sama pada pertengahan proses penguapan (gambar 2.7),

    jika terus ditambahkan panas maka proses penguapan akan terus berlanjut hingga

    seluruh cairan akan menguap (gambar 2.7). Isi silinder pada titik ini akan penuh

    dengan uap, bila terjadi kehilangan panas seberapapun kecilnya akan menyebabkan

    sebagian uap mengembun (perubahan fase dari uap ke cairan). Uap yang hampir

    terkondensasi disebut uap jenuh, oleh karena itu keadaan seperti pada gambar 2.6

    dinamakan kondisi uap jenuh. Keadaan seperti pada gambar 2.6 dinamakan kondisi

    uap campuran, yaitu dimana fasa ini merupakan campuran antara fase cairan jenuh

    dengan fase uap. Kondisi uap jenuh jika masih terus ditambahkan energi panas pada

    tekanan konstan maka pada kondisi ini uap air akan mengalami kenaikkan temperatur

    dan kondisi uap akan berubah menjadi uap panas lanjut atau uap kering. Grafik

    proses perubahan fase dari fase cairan sampai fase uap kering, berdasarkan

    perubahan temperatur dan volume spesifik dapat dilihat pada gambar 2.8.

    12

    P = 1 atmT = 20 oC

    Gambar 2.3 Cairan terkompresi

    P = 1 atmT = 40 oC

    Gambar 2.4 Cairan terkompresi-suhu dinaikan

    P = 1 atmT = 100OC

    Gambar 2.5 Cairan jenuh

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    2.4 Bahan Bakar

    Waste Heat Boiler biasanya didesain untuk bahan bakar cair, karena penggunaan

    batu bara mengalami kesulitan pada saat penambahan penanganan abu serta kebersihan

    tube. Bahan bakar yang ada terdiri dari unsur /Hidrogen (H), Karbon (C), Nitrogen ( N ),

    Oksigen (O), dan Belerang ( S ). Dalam proses pembakaran, bahan bakar disenyawakan

    dengan oksigen dari udara sehingga timbul gas asap panas, panas ini kemudian diberikan

    kepada dinding ketel melalui aliran gas.

    Jumlah udara yang dimasukkan ke ruang bakar untuk pembakaran harus tepat

    dengan jumlah bahan bakar karena jika kurang, maka akan terjadi pembakaran tidak

    sempurna yang akan mengurangi jumlah panas yang dihasilkan dan sebagian unsur,

    khususnya unsure karbon tidak dapat seluruhnya terbakar sehingga menimbulkan asap

    hitam. Biasanya untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, jumlah udara dibuat

    13

    Uap

    Cair jenuh

    Gambar 2.6 Uap campuran

    Uap

    Gambar 2.7. Uap jenuh

    1

    2 3

    4

    5

    T

    v

    Keterangan:

    Cairan terkompresi

    Cairan jenuh

    Uap campuran

    Uap jenuh

    Uap kering

    Gambar 2.8 Grafik proses perubahan fase uap T-v

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    berlebih dari pada untuk reaksi kimia, tetapi bila terlalu berlebihan mka sebagian panas

    akan akan terpakai untuk memanaskan kelebihan udara tersebut akhirnya malah terbuang.

    Untuk mengetahui apakah pembakaran berjalan secara baik atau tidak, maka gas

    asap yang keluar dari ketel harus dianalisa baik dengan alat pengukur maupun

    laboratorium dengan indikasi oksigen terbuang.

    Nilai kalor bahan bakar

    Nilai kalor bahan bakar adalah nilai energi yang dilepaskan pada waktu terjadi oksidasi

    atau pembakaran sempurna. Nilai kalor bahan bakar dibagi dua, yaitu: HHV dan LHV.

    Energi bahan bakar

    Energi bahan bakar adalah energi yang digunakan untuk menghasilkan panas dari proses

    pembakaran campuran udara dan bahan bakar yang dimanfaatkan dalam pemanasan air

    sehingga berubah fasa menjadi uap. Besarnya jumlah energi kalor akibat proses

    pembakaran dapat dihitung menggunakan persamaan

    Ebb= mbb x LHV

    Keterangan : E = jumlah energi kalor

    mbb = laju aliran bahan bakar

    LHV = nilai kalor bawah bahan bakar

    14

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    2.5 Efisiensi Boiler

    Kinerja dari suatu boiler dapat ditentukan oleh parameter-parameter seperti

    banyaknya uap yang terbentuk, banyaknya suplai bahan bakar, temperatur uap keluar,

    temperatur gas buang, nilai kalor bahan bakar (tergantung dari jenis bahan bakar yang

    digunakan), kandungan bahan bakar, dan kandungan gas buang. Kinerja dari suatu alat

    atau sistem biasanya dinyatakan dengan parameter effisiensi (), jika semakin tinggi

    efisiensi maka kinerja dari dari suatu alat atau sistem dapat dinyatakan bagus, artinya rugi

    atau losses yang dihasilkan dari suatu alat atau sistem untuk proses semakin kecil.

    Persamaan yang dipakai untuk menghitung efisiensi pada boiler :

    x100% ....................................... (2.1)

    Dimana :

    Q input = Gas flow x LHV (2.2)

    Qout = Qsteam - QBFW . (2.3)

    Dimana :

    QBFW = mBFW x Cpair x (TBFW-T0) ............................ (2.4)

    Qsteam = msteam x hsteam ... (2.5)

    15

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    BAB III

    WASTE HEAT BOILER 2003 U

    3.1 Gas Turbin Generator 2006 J

    Turbin gas adalah mesin yang iner mengubah energi panas menjadi energi mekanik

    atau dorong. Turbin gas berfungsi sebagai penggerak mula bagi mesin mesin yang lain.

    Turbin gas yang digunakan di PT Pupuk Kujang adalah GTG 2006 J ( Gas Turbin

    Generator 2006 J ). Buatan Hitachi ( Jepang ). Siklus yang digunakan Turbin Gas adalah

    siklus terbuka dengan Fluida kerja adalah udara dari atmosfer.Selain itu juga turbin gas di

    PT Pupuk Kujang tidak memiliki reheater, regenerator, maupun intercooler.sehingga

    merupakan system turbin gas sederhana. Hal ini membuat efisiensi turbin gas di PT Pupuk

    Kujang rendah.

    Turbin Gas 2006 J menggunakan bahan bakar gas alam yang dipasok oleh

    pertamina. Dari sumber gas alam di desa Cilamaya, Cikampek. Daya yang dihasilkan oleh

    turbin digunakan sebagai alat putar untuk menggerakan generator yang berfungsi untuk

    membangkitkan listrik.

    Turbin gas yang terdapat di unit Ultilitas PT Pupuk Kujang IA, Berguna untuk

    menyuplai listrik baik di PT Pupuk Kujang maupun KIKC ( Kawasan Industri Kujang

    Cikampek ).

    Generator yang digunakan di PT Pupuk Kujang sama halnya dengan turbin gas

    yang dibuat oleh HITACHI ( Jepang ), sehingga turbin gas merupakan satu kesatuan

    dengan generator. Generator ini memiliki kapasitas 21588 KVA, frekuensi 50 Hz, putaran

    3000 rpm dan menggunakan pendingin air.

    Generator merupakan alat pengkonversi energi mekanik turbin menjadi energi

    listrik. Energi mekanik dari putaran poros dari turbin sebesar 5100 rpm diubah menjadi

    3000 rpm pada putaran poros generator melalui gigi reduksi. Selanjutnya putaran poros

    generator diubah menjadi energi listrik dengan tegangan keluaran sebesar 13.800 volt.

    Adapun Komponen Gas Turbin Generator 2006 J, yaitu:

    Kompresor

    Kompresor berfungsi untuk menghisap udara atmosfir dan menaikan

    tekanannya sehingga dihasilkan udara dengan tekanan tinggi. Jenis kompresor

    16

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    yang digunakan adalah kompresor aksial dengan 16 tingkat. Rasio kompresi

    adalah 1 : 7,5. Kecepatan putar kompresor adalah 5100 rpm.

    Udara yang diisap kompresor adalah udara biasa dari atmosfer sehingga

    dipasang penyaring udara pada sisi isap kompresor, agar udara yang masuk

    kompresor bersih dari kotoran.

    Ruang Bakar

    Ruang bakar berfungsi untuk mensuplai energi panas yang diperlukan pada

    siklus turbin gas. Hal ini dilakukan dengan membakar gas alam pada udara yang

    telah dimampatkan oleh kompresor, yang akan mendapatkan udara yang panas

    dan kering serta bertekanan tinggi

    Ruang bakar turbin gas di PT Pupuk Kujang memiliki 10 buah ruang bakar

    dengan dua buah flame detector yang menggunakan ultra violet sebagai

    sensornya. Untuk tiap buah ruang bakar terdapat satu buah fuel nozzle.

    Proses pembakaran pada ruang bakar dijelaskan sebagai berikut :

    Bahan bakar dari tangki bahan bakar disalurkan ke ruang bakar dengan melewati

    pipa bahan bakar dan fuel nozzle, pada fuel nozzle itu bahan bakar dikabutkan dan

    disemprotkan ke ruang bakar. Udara yang bertekanan dan bersuhu tinggi dari

    kompressor akan masuk ke ruang bakar dan dicampur dengan bahan bakar yang

    disemprotkan dari fuel nozzle kemudian akan terjadi pembakaran yang

    berlangsung pada tekanan konstan. Untuk penyalaan api pada ruang bakar satu

    dan dilakukan dengan busi.sedangkan untuk ruang bakar lainnya api dilewatkan

    melalui crossfire tube. Untuk flame detector dipasang pada ruang bakar nomor

    tujuh dan delapan.

    Ruang pembakaran terdiri atas nozzle ( sebagai pengabut bahan bakar ),

    flame detector ( untuk mengetahui apakah api sudah menyala atau tidak ), spark

    ignation ( sebagai alat penyala api ), transition piece ( sebagai alat penyalur gas

    panas hasil pembakaran ke nosel turbin ), crosfire tube ( pipa penghubung untuk

    menghantarkan api dari satu ruang bakar ke ruang bakar lain ).

    Ruang bakar dari turbin gas merupakan dua tabung konsentris yang

    membentuk dua ruang.tabung luar berupa combustion chamber. Tabung dalam

    sering disebut sebagai Combustion linear. Adanya lubang lubang pada

    combustion linear maka kedua ruang yang terjadi saling berhubungan.

    17

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Turbin

    Turbin digunakan untuk mengubah energi kinetik gas panas hasil

    pembakaran di ruang bakar menjadi energi mekanik yang berupa putaran poros

    dan turbin.

    Turbin yang digunakan adalah jenis turbin impuls berporos tunggal ( single

    shaft ), mempunyai dua tingkat sudu turbin dengan putaran 5100 rpm. Sedangkan

    trip terjadi pada saat putaran mencapai 5610 rpm dan kecepatan minimum operasi

    adalah 3890 rpm.

    Ada dua bagian utama pada turbin, yaitu sudu tetap ( nozzle ) dan sudu

    gerak ( bucket ). Sudu tetap ( nozzle ) didesain dengan rongga menyempit yang

    berfungsi untuk mengarahkan dan menaikan kecepatan aliran gas panas hasil

    pembakaran. Sedangkan sudu gerak ( bucket ) merupakan bagian roda turbin yang

    tersusun melingkar dan berfungsi untuk mengubah energi kinetik gas panas

    menjadi energy mekanik poros turbin.

    Generator

    Generator yang digunakan di PT Pupuk Kujang sama halnya dengan turbin

    gas yang dibuat oleh HITACHI ( Jepang ), sehingga turbin gas merupakan satu

    kesatuan dengan generator. Generator ini memiliki kapasitas 21588 KVA,

    frekuensi 50 Hz, putaran 3000 rpm dan menggunakan pendingin air.

    Generator merupakan alat pengkonversi energi mekanik turbin menjadi energi

    listrik. Energi mekanik dari putaran poros dari turbin sebesar 5100 rpm diubah

    menjadi 3000 rpm pada putaran poros generator melalui gigi reduksi. Selanjutnya

    putaran poros generator diubah menjadi energi listrik dengan tegangan keluaran

    sebesar 13.800 volt.

    Penggerak Mula ( Starting Device )

    PT Pupuk Kujang menggunakan turbin uap untuk mendapatkan putaran mula,

    adapun spesifikasinya sebagai berikut :

    Type : Gas expander, Mark 25 G Turbine

    Break away : 500 hp 3000 rpm

    Gas supply : 24,6 atg minimum 26,4 atg maksimum

    18

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Inlet condition set by regulating stop valve ( VPR 15 )

    Lube system : force feed from GT lube system

    Speed control : governor, setting 1100 1300 rpm

    Maximum operation speed : 3100 3400 rpm

    Adjustment : hand speed changer valve

    Jaw Coupling

    Penggerak mula dengan turbin gas dihubungkan dengan jaw coupling. Jaw

    coupling ini akan bekerja, jika kecepatan putaran poros turbin ini tidak lebih besar

    dari kecepatan putar penggerak mula. Pada saat turbin gas mulai bekerja, terjadi

    slip pada jaw coupling yang berakibat putusnya hubungan turbin gas penggerak

    mula. Jaw coupling bagian penggerak mula secara otomatis keluar.

    Reduction Gear

    Ada dua bagian reduction gear dalam mesin yaitu : penghubung antara turbin gas

    dengan dengan penggerak mula dan penghubung antara turbin gas dengan

    generator.

    Reduction gear dibutuhkan untuk mereduksi adanya perbedaan kecepatan kerja

    dari masing masing mesin. Untuk mengubah putaran poros turbin sehingga

    dihasilkan putaran poros yang sesuai dengan putaran poros generator.

    Putaran untuk penggerak mula adalah 3000 rpm, turbin gas 5100 rpm, dan

    generator 3000 rpm. Dengan adanya reduction gear ini maka hubungan kerja bisa

    berjalan baik.

    Sistem Udara

    Udara dialirkan ke mesin melewati saluran yang mempunyai air silencer

    ( peredam udara ) dan penyaringan debu. Udara memasuki saluran udara utama

    dari samping dengan terlebih dahulu melewati penyaring kotoran. Dalam saluran

    utama masih ada penyaring udara tahap kedua. Adanya penyaring kotoran ini akan

    mengurangi gangguan yang terjadi akibat kotoran yang terbawa oleh udara

    kompresor yang terbawa oleh udara pada kompresor. Sedangkan air silencer

    berfungsi untuk mengurangi kebisingan suara berfrekuensi tinggi yang

    ditimbulkan kompresor.

    19

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Udar adigunakan turbin gas untuk proses pembakaran dan sebagai fluida

    pendingin. Pendingin udara dilakukan untuk bagian ruang bakar dan bagian lain

    yang berhubungan dengan panas.

    Booster Compresor

    Booster Compressor berfungsi untuk membantu sistem pengabutan udara bahan

    bakar sebelum ke kompresor cukup mampu untuk melakukan pengabutan sendiri.

    Booster kompresor membantu pengabutan awal hingga mencapai putaran poros

    sekitar 20 % dari putaran kerja kompresor.

    Sistem Bahan Bakar

    Dalam sistem penyaluran bahan bakar diatur oleh sistem speedtronic. Speedtronic

    control system merupakan sistem elektronik yang mengatur laju aliran bahan

    bakar yang masuk ke dalam sistem turbin gas.

    Komponen komponen pada sistem bahan bakar antara lain :

    Strainer berfungsi untuk menyaring dan memisahkan kotoran kotoran

    yang terbawa di dalam ruang bakar.

    Pressure ratio valve berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar yang

    masuk agar tetap konstan

    Gas stop valve berfungsi untuk menutup bahan bakar yang masuk apabila

    turbin berhenti atau diberhentikan.

    Gas control valve berfungsi mengatur jumlah bahan bakar yang masuk

    sesuai kondisi operasi turbin

    Manifold berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan bahan bakar ke masing

    masing ruang bakar secara merata.

    Flow meter berfungsi sebagai alat untuk mengukur laju bahan bakar

    Bahan bakar turbin gas di PT Pupuk Kujang adalah gas alam dimana hasil

    proses pembakaran harus bebas dari sisa sisa bahan bakar ( abu ) yang keras

    dan tidak menimbulkan korosi yang diakibatkan peristiwa kimia.

    Nilai kalor bahan bakar gas alam yang masuk ke PT Pupuk Kujang adalah

    1000 1046 BTU/SCF dengan kondisi normal gas alam pada tekanan 1 atm

    dan temperature 200 C

    20

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Gambar 3.1

    Skematik 2006 J

    3.2 Waste Heat Boiler 2003 U

    Waste heat boiler memenuhi 45 % dari keperluan steam seluruh unit , sedangkan

    sisanya didapat dari 2 buah package boiler. Kapasitas boiler ini 90,7 ton/jam dan

    beroperasi pada suhu 4000C dan tekanan 49,27 kg/cm3. media pemanas yang digunakan

    adalah sensibel dari exhaust gas turbin Hitachi, dan dipanaskan lagi oleh panas

    pembakaran gas alam.

    21

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Gambar 3.2 Skematis Waste Heat Boiler

    Tabel 3.1 Spesifikasi boiler di PT Pupuk Kujang

    Spesifikasi WHB Package boiler

    2007-U

    Package boiler 2007-

    UA

    Equipment name Water tube

    boiler

    Water tube boiler Water tube boiler

    Capasity 90.7 ton/jam 102.06 ton/jam 102.06 ton/jam

    Steam temp. 400 0C 400 0C 400 0C

    Production year 1975 1975 1975

    Working pressure

    max

    49.27 kg/cm2 49.27 kg/cm2 49.27 kg/cm2

    Operation

    pressure

    600 psi 600 psi 600 psi

    Temperature 750 0C 750 0C 750 0C

    Efficiency Desaign 84% 84.5% 84.5%

    Fuel Gas alam Gas alam Gas alam

    Made in Foster Wheeler,

    Amerika

    Zum Industry Incerie

    City Energy,

    Zum Industry Incerie

    22

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Amerika City Energy, Amerika

    Autohorized

    inspector

    Depnaker Depnaker Depnaker

    3.2.1 Deskripsi Proses Waste Heat Boiler 2003-U

    Gas buang yang berasal dari turbin dialirkan kedalam Waste heat boiler, jika

    jumlah uap yang diperlukan oleh boiler lebih besar maka pemanasan tambahan dilakukan

    dengan menambahkan bahan bakar berupa gas alam melalui burner. Setelah memanaskan

    ketel maka gas dibuang melalui cerobong asap. Jika ketel dalam keadaan tidak bekerja ,

    maka gas buang turbin langsung dibuang melalui cerobong by-pass. Air umpan boiler dari

    storage deaerator dialirkan menuju economizer. BFW masuk ke economizer dengan suhu

    102C dan tekanan 43 kg/cm2 dan tempeatur keluar sekitar 152C. Melalui tube-tube dari

    boiler, BFW dari economizer yang sudah melewati steam drum dipanaskan dalam furnace.

    Karena pemanasan tersebut maka air berubah menjadi uap yang kemudian masuk ke steam

    drum. Karena berat jenis uap lebih kecil maka uap akan naik ke steam drum bagian atas

    dan air akan masuk melewati tube-tube dan masuk ke steam drum bagian bawah dimana

    akan terjadi sirkulasi antara air dengan uap pada tekanan 42 kg/cm2 Setelah itu dipanaskan

    lagi di superheater sehingga menjadi superheated steam. Jika suhu yang keluar dari

    superheater lebih dari 400C maka uap dialirkan terlebih dahulu ke desuperheater.

    Total solid dalam boiler harus kecil(< 2000 ppm) maka harus diinjeksikan phosfat

    untuk mengikat zat-zat padat yang ada dalam air boiler sehingga menggumpal dan turun ke

    bawah yang kemudian dihilangkan dengan intermitten blow down. Hal ini dilakukan jika

    hasil analisa laboratorium menunjukan kadar silika dan konduktivity tinggi. Untuk

    membuang kotoran yang terapung dan buih-buih yang terbentuk dalam steam drum

    dilakukan continous blow down dilengkapi dengan metering blowdown dan shut off valve

    yang akan membuka jika level air yang ada pada steam drum melebihi batas yang

    ditentukan.

    23

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Aliran blowdown akan masuk ke blowdown flash drum dimana kotoran akan

    dibuang ke waste treatment. Jika terjadi blowdown maka akan terbentuk flash steam

    dengan tekanan sekitar 3,5 kg/cm2 dan temperatur antara 150-175C.

    Medium steam yang dihasilkan 90% digunakan untuk pabrik urea dan sisanya

    dipakai oleh pabrik ammonia dan utility. Medium steam digunakan untuk menggerakkan

    turbin uap yang dipakai untuk memutar impeller dari pompa-pompa dan kompresor.

    Sedangkan Low steam digunakan untuk stripping deaerator, ammonia heater, condesat

    stripper, servis steam.

    3.2.2 Kelengkapan Alat Waste Heat Boiler 2003 U

    a. Economizer

    Gas asap ( flue gas ) yang keluar biasanya suhunya masih cukup tinggi,

    bahkan lebih tinggi dari temperature air pengisi ketel. Dengan demikian

    sebelum dibuang ke atmosfer, gas asap ini bisa dimanfaatkan untuk

    memanaskan air pengisi ketel. Economizer pada dasarnya berbentuk pipa-pipa

    yang diluarnya dialirkan gas asap dan didalamnya mengalir air pengisi ketel

    yang akan dimasukkan ke dalam ketel maka sebagian panas dari gas asap

    ditangkap dan bisa dimanfaatkan. Peralatan ini dapat menambah efisiensi ketel

    uap secara keseluruhan, karena temperatur gas asap yang dibuang dapat ditekan

    menjadi lebih rendah.

    3. Superheater

    Superheater atau alat pemanas lanjut adalah alat yang mengubah uap jenuh

    atau basah menjadi uap panas lanjut. Uap yang keluar dari drum suatu ketel

    berupa uap yang mudah mengembun, disebut uap basah. Jika uap ini akan

    dipakai untuk menggerakkan turbin maka harus dipanaskan lebih lanjut dengan

    tekanan tetap. Dengan pemanas ini, uap selain menjadi lebih kering juga

    temperaturnya menjadi lebih tinggi temperaturnya dari temperature jenuhnya,

    sehingga tak mudah mengembun. Uap yang dipanaskan seperti ini disebut uap

    24

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    panas lanjut ( superheated steam ) yang akan mempertinggi efiiensi

    pemakaiannya, serta mengurangi pengikisan (erase) dan korosi pada alat-alat

    yang dilaluinya.

    4. Desuperheater

    Desuperheater adalah alat yang cara kerjanya merupakan kebalikan dari

    superheater, yaitu berfungsi untuk menurunkan temperature uap lanjut yang

    terlalu tinggi. Prinsip kerjanya sangat sederhana, berupa penyemprotan air (

    spray ) kedalam aliran uap, sehingga pengontrolan suhu bisa dilakukan sesuai

    dengan kebutuhan steam yang diharapkan. Proses ini merupakan tahap akhir

    sebelum produk steam dialirkan melalui pipa-pipa menuju ke header.

    5. Steam drum

    Steam Drum merupakan tempat penampungan sementara uap pada proses

    pembakaran air dalam boiler

    6. Burner

    Burner merupakan tempat pembakaran gas alam.

    7. By pass Stack

    By pass Stack merupakan tempat pembuangan panas keluaran dari gas turbin

    generator jika boiler dalam keadaan tidak bekerja.

    25

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    BAB IV

    PERHITUNGAN EFISIENSI WASTE HEAT BOILER 2003-U

    4.1 Data Komposisi Gas Alam

    Tabel 4.1.1 Data Komposisi Gas Alam Pada Tanggal 18 Agustus 2009

    Komposisi Gas Alam

    Fraksi Mol(X)(%)

    LHV (kkal/Nm3) LHV x X (kkal/Nm3)

    CH4 86.93 8550.7 7433.12

    C2H6 2.07 15217.5 315.00

    C3H8 1.47 21784.5 320.23

    i-C4H10 0.31 28229.4 87.51

    n-C4H10 0.34 28318.7 96.28

    i-C5H12 0.13 34788.0 44.22

    n-C5H12 0.08 34874.5 27.87

    TOTAL 8325.23

    Tabel 4.1.2 Data Komposisi Gas Alam Pada Tanggal 19 Agustus 2009

    Komposisi Gas Alam

    Fraksi Mol(X)(%)

    LHV (kkal/Nm3) LHV x X (kkal/Nm3)

    CH4 86.52 8550.7 7398.07

    C2H6 2.14 15217.5 325.65

    C3H8 1.36 21784.5 296.27

    i-C4H10 0.28 28229.4 79.04

    n-C4H10 0.30 28318.7 84.96

    i-C5H12 0.11 34788.0 38.27

    n-C5H12 0.07 34874.5 24.41

    26

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    TOTAL 8248.56

    Tabel 4.1.3 Data Komposisi Gas Alam Pada Tanggal 20 Agustus 2009

    Komposisi

    Gas Alam

    Fraksi Mol

    (X)

    (%)

    Berat

    Molekul

    (BM)

    LHV

    (kkal/Nm3)

    LHV x X

    (kkal/Nm3)

    CH4 86.16 16 8550.7 7366,852C2H6 2.21 30 15217.5 336,307C3H8 1.48 44 21784.5 322,411i-C4H10 0.31 58 28229.4 87.516n-C4H10 0.34 58 28318.7 96.284i-C5H12 0.12 72 34788.0 41,746n-C5H12 0.08 72 34874.5 27.879

    TOTAL 8279,01

    Tabel 4.1.4 Data Komposisi Gas Alam Pada Tanggal 21 Agustus 2009

    Komposisi Gas Alam

    Fraksi Mol(X)(%)

    LHV (kkal/Nm3) LHV x X (kkal/Nm3)

    CH4 86.01 8550.7 7354.46

    C2H6 2.18 15217.5 331.74

    C3H8 1.38 21784.5 300.63

    i-C4H10 0.30 28229.4 84.69

    n-C4H10 0.32 28318.7 90.62

    i-C5H12 0.13 34788.0 45.22

    n-C5H12 0.08 34874.5 27.89

    TOTAL 8246.51

    27

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    4.2 Data Konsumsi Gas Alam

    Tabel 4.2.1 Data Konsumsi Gas Alam GTG

    No Tanggal Gas Flow Nm3/jam1 18 Agustus 2009 48302 19 Agustus 2009 48003 20 Agustus 2009 48804 21 Agustus 2009 4910

    Tabel 4.2.2 Data Konsumsi Gas Alam WHB

    No Tanggal Gas Flow Nm3/jam1 18 Agustus 2009 3017.082 19 Agustus 2009 1684.583 20 Agustus 2009 1906.674 21 Agustus 2009 2031.25

    4.3 Data Boiler Feed Water

    Tabel 4.3 Data Boiler Feed Water

    No Tanggal Boiler Feed

    Water Flow

    (Ton/jam)

    Boiler Feed Water Press

    (Kg/cm2)

    BFW.Temp. Econ. Inlet

    (0C)

    1 18 Agustus 2009 64.6 61.46 107.58

    2 19 Agustus 2009 56.2 58.292 107.325

    3 20 Agustus 2009 58.7 58.88 107.208

    4 21 Agustus 2009 61.2 58.875 107.17

    4.4 Data Steam

    Tabel 4.4 Data Steam

    28

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    No Tanggal Steam Press (Kg/cm2)

    Steam Flow (Ton/jam)

    Steam Temp. Boiler Outlet

    (0C)

    1 18 Agustus 2009 43 62.2 401.67

    2 19 Agustus 2009 43 52.8 401.17

    3 20 Agustus 2009 43 55.3 403.58

    4 21 Agustus 2009 43 45.17 402.42

    4.5 Data Beban Pengeluaran Gas Turbin Generator

    Tabel 4.5 Data Beban Pengeluaran Gas Turbin Generator

    No Tanggal Energi Listrik (MW)1 18 Agustus 2009 8.762 19 Agustus 2009 8.733 20 Agustus 2009 8.784 21 Agustus 2009 8.85

    4.6 Analisa Perhitungan

    Berikut adalah contoh perhitungan yang dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2009.

    A. Data Komposisi Gas Alam

    Komposisi

    Gas Alam

    Fraksi

    Mol

    (X)

    (%)

    Berat

    Molekul

    (BM)

    LHV

    (kkal/Nm3)

    LHV x X

    (kkal/Nm3)

    CH4 86.16 16 8550.7 7366,852C2H6 2.21 30 15217.5 336,307C3H8 1.48 44 21784.5 322,411i-C4H10 0.31 58 28229.4 87.516n-C4H10 0.34 58 28318.7 96.284i-C5H12 0.12 72 34788.0 41,746n-C5H12 0.08 72 34874.5 27.879

    TOTAL 8279,01

    LHV gas alam =8279,01 kkal/Nm2

    29

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Gambar 4.1 Skema Waste Heat Boiler

    1. Energi gas alam yang masuk GTG

    Data Gas Alam masuk GTG

    No Range Gas Flow (m3/h)

    Fra-2012 GAS to 2006 J

    Gas Flow x 1200(faktor

    pengali) (Nm3/h )

    1 00.00 4,0 48002 02.00 4,0 48003 04.00 4,0 48004 06.00 4,0 48005 08.00 4,1 49206 10.00 4,1 49207 12.00 4,1 49208 14.00 4,1 49209 16.00 4,1 492010 18.00 4,1 492011 20.00 4,1 492012 22.00 4,1 4920RATA-RATA 4880

    Q Gas Alam masuk GTG = Gas flow x LHV gas alam

    = 4880 Nm3/h x 8279,01 kkal/Nm3

    = 40401568 kkal/jam

    30

    Gas Turbine Generator

    Waste Heat Boiler

    Listrik (Q2) Steam (Q

    5)

    Natural Gas (Q

    1) Q

    3

    Natural Gas(Q

    4)

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    2. Beban pengeluaran GTG

    Data Beban pengeluaran GTG

    No Range Beban pengeluaran GTG (MW)1 00.00 8,82 02.00 8,83 04.00 8,64 06.00 8,65 08.00 8,76 10.00 8,57 12.00 8,58 14.00 9,19 16.00 8,810 18.00 9,111 20.00 9,012 22.00 8,8

    RATA-RATA 8,78

    Beban Pengeluaran GTG (Q2) =8,78 MW

    8,78 x 106 Watt x 0,8983 kcal/jam = 7549658 kkal/jam

    3. Energi gas buang Hitachi yang masuk WHB

    Q gas buang Hitachi masuk WHB (Q3) = Q input GTG (Q1) Beban GTG (Q2)

    = 40401568 kkal/jam 7549688 kkal/jam

    = 32851910,8 kkal/jam

    4. Energi gas alam yang masuk WHB

    Data Gas Alam masuk WHB

    No Range Gas Flow ( Reading)

    Fra-2016 GS to 2003 U

    Gas Flow

    (Nm3/jam)1 00.00 38 24702 02.00 38 24703 04.00 32 20804 06.00 31 20155 08.00 27 18856 10.00 25 16257 12.00 19 12358 14.00 30 19509 16.00 28 1820

    31

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    10 18.00 27 175511 20.00 26 169012 22.00 29 1885RATA-RATA 1906,67

    Q Gas Alam masuk WHB(Q4) = Gas flow x LHV gas alam

    = 1906,67 Nm3/jam x 8779,01 kkal/Nm3

    = 15785340 kkal/jam

    5. Menghitung Energi Boiler Feed Water

    Data Boiler Feed Water

    No Range Boiler Feed

    Water Flow

    (Ton/h)

    Boiler Feed Water

    press

    (kg/cm2)

    BFW.temp. econ.

    Inlet

    (0C)

    1 00.00 60 56 108.22 02.00 61,2 57 107.43 04.00 58,8 57,5 107,44 06.00 55,2 58 108,25 08.00 62,4 60 1086 10.00 51,6 58,5 1087 12.00 54 61 1088 14.00 61,2 57 1089 16.00 60 60 10810 18.00 60 60 10811 20.00 60 60 10812 22.00 60 60 108RATA-RATA 58,7 58,7 107.9

    Dengan Feed water press (PBFW) = 58,7 kg/cm2 = 56,87 bar dan

    TBFW =107,9 0C = 380,9 K diperoleh Cp air (KJ/kg.K):

    (sumber : perry)

    32

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    P (bar) T (0C)

    100 110

    50 4.218 4.233

    100 4.206 4.221

    Interpolasi I :

    P = 50 bar T = 100 0C Cp = 4.218 KJ/kg.K

    P =100 bar T = 100 0C Cp = 4.206 KJ/kg.K

    Didapat Cp1= 4.216KJ/kg.K (interpolasi)

    Interpolasi II

    P = 50 bar T = 1100C Cp = 4.233 KJ/kg.K

    P =100 bar T = 1100C Cp = 4.221 KJ/kg.K

    Didapat Cp2= 4.231 KJ/kg.K (interpolasi)

    Interpolasi III

    P = 56,87bar T = 1000C Cp1= 4.216 KJ/kg.K

    P =56,87bar T = 1100C Cp2= 4.231 KJ/kg.K

    Didapat Cpair= 4.228 KJ/kg.K (interpolasi)

    Maka,

    QBFW = mBFW x Cpair x (TBFW-T0)

    33

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    = 58,7x 103 kg/jam x 4.228 KJ/kg.K x (380.9-298) K

    = 20574420,44KJ/kg

    = 4913292,99 kkal/jam

    HBFW = cp air x (TBFW-T0)

    = 4,228 KJ/kg.K x (380,9 298) K

    = 350,50 KJ/kg

    6. Menghitung energi steam

    Data steam

    No Range Steam Press

    (kg/cm2)

    Steam Flow

    (Ton/h)

    Steam temp.

    boiler outlet

    (0C)1 00.00 43 58,8 4042 02.00 43 60 4063 04.00 43 55,2 4044 06.00 43 54 4045 08.00 43 56,4 4086 10.00 43 51,6 4037 12.00 43 52,8 4028 14.00 43 58,8 4069 16.00 43 54 40010 18.00 43 52,8 40211 20.00 43 52,8 40212 22.00 43 51,6 402RATA-RATA 43 55,32 403,58

    Dik : Steam Flow (msteam)= 55,32ton/jam = 55320 kg/jam

    Steam temp. boiler outlet (Tsteam) = 403,58 oC

    Steam Pressure (Psteam) = 43 kg/cm2 = 4216,80 kPa

    Dengan Tsteam = 408,125 oC dan Psteam = 43 kg/cm2 = 4217.7 kPa

    Didapat H steam (KJ/kg)=3219, 08 Kj/kg (Himmeblau,2000)

    Qsteam = msteam x (Hsteam - HBFW )

    34

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    = 55320 kg/h x ( 3219,08 - 350,50) KJ/kg

    = 158689845,6 KJ/jam

    = 37902418,99 Kkal/jam

    Maka energi yang dibutuhkan untuk membuat steam adalah :

    Qout (Q5) = Qsteam - QBFW

    = 37902418,99 Kkal/jam - 4913292,99 Kkal/jam

    = 32989126 kkal/jam

    Catatan:

    Panas yang dibawa oleh arus blow down diabaikan karena massa air yang di

    blowdown sangat kecil bila dibandinglan dengan massa steam yang terbentuk

    Maka Nilai Efisiensinya sebesar :

    = x100%

    = Q5 / (Q3 + Q4)

    = 32989126 kkal/jam / (32851910,8 + 15785340) kkal/jam x 100 %

    = 67.8%

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan analisa perhitungan yang dilakukan pada Waste Heat Boiler 2003-U di PT

    Pupuk Kujang maka diperoleh hasil sebagai berikut:

    35

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    No Tanggal Konsumsi

    Gas Alam

    Masuk

    GTG

    (Nm3/jam)

    Beban

    Pengeluaran

    GTG

    (MW)

    Konsumsi

    Gas Alam

    Masuk

    WHB

    (Nm3/jam)

    Boiler

    Feed

    Water

    Flow

    (Ton/jam

    )

    Steam

    Flow

    (Ton/jam

    )

    (%)

    1 18

    Agustus

    2009

    4830 8.76 3017.08 64.6 62.2 64.36

    2 19

    Agustus

    2009

    4800 8.73 1684.58 56.2 52.8 68.49

    3 20

    Agustus

    2009

    4880 8.78 1906.67 58.7 55.3 67.83

    4 21

    Agustus

    2009

    4910 8.85 2031.25 61.2 45.17 67.94

    Boiler yang digunakan di dinas utilitas PT. Pupuk Kujang yaitu boiler jenis pipa

    air/water tube boiler berbahan bakar gas alam dan exhaust temperatur gas turbin generator.

    Kualitas dan banyaknya uap yang dihasilkan sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas

    air yang digunakan. Sedangkan tekanan yang dihasilkan dipengaruhi oleh panas yang

    dihasilkan oleh burner/tungku dan jumlah bahan bakar yang digunakan untuk

    burner/tungku.

    Unjuk kerja boiler ditentukan oleh efisiensi pembentukan uap terhadap jumlah

    energi yang dipakai untuk pembakaran. Efisiensi boiler pada selang waktu empat hari

    didapat efisiensi rata-rata sebesar 67.16%. Hal ini mungkin dikarenakan oleh :

    1. Adanya kerak pada pipa-pipa air di dalam boiler, yang dapat menyebabkan

    terhambatnya proses perpindahan panas dari api/gas panas kepada air yang ada di

    dalam pipa air.

    2. Boiler yang sudah tidak terisolasi dengan baik.

    36

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    3. Variasi komposisi dari gas alam dan temperatur exhaust Gas Turbin

    Generator yang akan mempengaruhi efisiensi thermal dari boiler.

    5.2 Saran

    Penulis menemukan beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan

    kerja praktik dan selama pelaksanaan kerja praktik, antara lain :

    1) Pemeliharaan pada setiap komponen dan pengaturan beban keluaran Gas Turbin

    Generator harus diperhatikan sebaik mungkin, karena exhaust dari gas turbin

    generator sangat mempengaruhi banyak tidaknya gas alam yang harus dibakar pada

    Waste Heat Boiler agar panas yang diinginkan pada proses pembakaran tercapai.

    2) Pemeliharaan pada setiap komponen Waste Heat Boiler harus dilakukan secara

    reguler atau terjadwal agar efisiensi Waste Heat Boiler dapat terjaga dengan baik.

    Dengan kata lain lakukan pemeliharaan tersebut sebelum ada kerusakan-kerusakan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kadir, Abdul, 1995, Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik Dan Potensi

    Ekonomi, Jakarta: UI.

    37

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    Maridjo. 2005. Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Bandung : Politeknik Negeri

    Bandung

    Perry, R.H. 1984, Chemical Engineering Handbook, 6th ed, Mc. Graw Hill,inc

    Smith, J.M. and H.C. Van Ness. 1987, Introduction to Chemical Engineering

    Thermodinamics. 4th edition. Singapore, Mc. Graw Hill, inc

    38

  • Menghitung Efisiensi Waste Heat Boiler 2003-U 2010

    LAMPIRAN

    39

    LAMPIRAN