106722921-funksional
-
Upload
jovita-dian -
Category
Documents
-
view
10 -
download
4
description
Transcript of 106722921-funksional
Perkembangan jaman masyarakat dunia mulai memperhatikan makanan yang alami. Salah
satunya di dunia barat yang mana memiliki trend “back to nature” hingga akhirnya
berkembang di Asia. Hingga sekarang di Asia masih tetap menggunakan obat-obatan herbal.
Hal tersebut dikarenakan masyarakat mulai tumbuh kepercayaannya terhadap obat-obatan
alami dimana obat-obatan tersebut kurang memberikan efek samping jika dibandingkan
dengan obat-obatan farmasetik. Obat-obatan alami dapat mempengaruhi mekanisme
pertahanan alamiah tubuh. Dimana mekanisme pertahanan alamiah tubuh meliputi reaksi-
reaksi spesifik maupun non spesifik yang berperan dalam proses penghilangan penyebab
penyakit terutama mikroba (Hargono,1996). Bumbu dan rempah-rempah merupakan bahan
tambahan alami yang signifikan untuk taste dan flavor makanan. Beberapa kebudayaan
menggunakan bumbu dan rempah untuk pengobatan dan pengawet. Dimana beberapa rempah
dapat menguntungkan bagi kesehatan khususnya metabolisme lemak, kontrol diabetes dan
antioksidan (Ahuja et al, 2011).
Bahan pangan yang kini banyak diminati masyarakat bukan hanya memiliki komposisi gizi
yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi harus memiliki fungsi fisiologi
antara lain dapat menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula darah serta
meningkatkan penyerapan kalsium.. Walaupun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi
kesehatan tetapi pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet atau bubuk yang berasal
dari senyawa alami bahkan komoditas pangan fungsional dikonsumsi sebagaimana makanan
atau minuman yang memiliki karakteristik sensoris berupa penampakan, warna, tekstur dan
cita rasa. Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan atau obat berdasarkan
penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Tanaman rempah dan obat sudah lama
dikenal mengandung komponen fitokimia yang berperan penting untuk pencegahan dan
pengobatan berbagai penyakit. Senyawa fitokimia sebagai senyawa kimia yang terkandung
dalam tanaman memiliki peranan yang sangat penting bagi kesehatan termasuk fungsinya
dalam pencegahan terhadap penyakit degeneratif. Beberapa senyawa fitokimia yang memiliki
fungsi fisiologis yaitu karotenoid, fitosterol, saponin, glikosinolat, polifenol, inhibitor
protease, monoterpen, fitoestrogen, sulfida dan asam fitrat. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa rempah-rempah dapat digunakan sebagai penyedap rasa dalam jumlah yang banyak
dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh khususnya untuk melindungi tubuh dari penyakit kronis
(Winarti & Nurdjanah, 2005).
Pada dasarnya, sistem imunitas tubuh terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Pertahanan terluar yang disebut dengan barier epitel (kulit dan selaput lendir).
2. Pertahanan lapis kedua yang disebut mekanisme pertahanan tidak spesifik yang
meliputi sistem komplemen dan fagositosis..
3. Pertahanan lapis ketiga merupakan reaksi-reaksi immunologik (Hargono,1996).
Jahe merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan. Secara empiris jahe
digunakan sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, analgesik, antipiretik,
antiinflamasi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi ekstrak jahe dalam minuman
fungsional dan obat tradisional dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mengobati diare.
Dimana ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem
kekebalan yaitu memberikan respon kekebalan yang masuk ke dalam tubuh yang dikarenakan
ekstrak jahe dapat memacu proliferasi limfosit dan menekan limfosit yang mati serta
meningkatkan aktivitas fagositas makrofag. Fungsi jahe yang lainnya yaitu dapat
meningkatkan aktivitas salah satu sel darah putih yaitu sel natural killer (NK)dalam melisis
sel targetnya yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus. Dengan adanya peningkatan
aktivitas NK membuat tubuh tahan terhadap serangan virus karena sel dapat menghancurkan
sel yang terinfeksi oleh virus (Winarti & Nurdjanah, 2005).
Salah satu manfaat jahe bagi kesehatan adalah sebagai ramuan obat tradisional, yang dapat
menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Selain itu, ekstrak jahe juga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respon
kekebalan inang terhadap mikroba pathogen yang masuk ke dalam tubuh. Rasa jahe yang
pedas disebabkan oleh komponen bioaktif kandungan minyak atsiri. Komponen bioaktif
tersebut dapat berfungsi sebagai bahan pengawet yang tidak toksik, dan dapat menghambat
pertumbuhan mikroba (Radiati et al, 2003)
Aktivitas antimikrobia jahe terhadap mikroba pathogen dan perusak menunjukkan memiliki
kemampuan mengawetkan, sehingga tidak perlu lagi menambahkan bahan pengawet dan
mencegah kerusakan makanan. Hal ini terlihat dari aktivitas antimikrobanya yang sangat
peka menghambat pertumbuhan Salmonella thypii (bakteri gram negative penyebab penyakit
tipus), Bacillus cereus, Lactobacillus acidophilus, dan Staphylococcus aureus. Jahe dapat
menghambat pertumbuhan Aspergillus(jamur penyebab aflatoksin). Selain itu, jahe juga
dapat menghambat Saccharomyces cereviceae, dan Mycoderma spp (Mathur, 2003).
Menurut Budhwaar (2006), fungsi farmakologis jahe sebagai berikut
Sistem peredaran darah
Jahe dapat mengurangi risiko pembekuan darah.Hal ini jahe lakukan dengan cara
meningkatkan waktu pendarahan dengan menghambat penggumpalan trombosit. Selain itu,
jahe berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Jahe juga berfungsi menurunkan
tekanan darah, dengan mencegah pengerasan pembuluh darah. Lalu jahe memiliki dampak
stimulasi dan kardiotonik serta peningkat efisiensi kerja jantung.
Sistem pencernaan
Jahe adalah suatu karminatif, yakni bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut,
hal ini akan meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulant aromatic yang kuat,
di samping dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltic usus.
Kelenjar
Jahe memiliki semua efek “sekretoris”. Jahe adalah suatu;
diaforetik (perangsang keluarnya keringat)
sialagog (perangsang keluarnya ludah/saliva)
kolagog (perangsang keluarnya cairan empedu).
Semua efek ini dapat meningkatkan daya cerna tubuh.
Efek metabolism
Sari jahe segar memiliki khasiat hipoglikemik dan dapat mengendalikan kadar gula darah.
Selain itu, jahe dapat meningkatkan metabolism lemak dan protein, yang membantu tubuh
untuk menggunakannya secara lebih baik. Enzim Zingibaine di dalam jahe merupakan enzim
penghidrolisasi protein yang kuat.
Fungsi Lokal
Jika diterapkan pada kulit, jahe dapat menjadi stimulant dan rubafasien yang dapat
meningkatkan aliran darah sehingga warna kulit menjadi lebih merah. Jahe membantu
kemampuan berbagai obat untuk menembus kulit sehingga dapat digunakan sebagai
tambahan untuk obat salep dan obat kulit lainnya.
Sistem Saraf
Minyak jahe dapat menembus sawar darah otak secara efektif dan menajamkan indra. Jahe
memiliki semua efek penambah tenaga, merangsang dan memotivasi. Jahe juga merupakan
euforian-membuat seseorang memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri sendiri dan
mengembangkan rasa sejahtera dengan mengurangi keberanian dan kepercayaan diri. Di
samping itu, jahe dapat meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri, sekaligus membuat
seseorang lesu dan acuh tak acuh terhadap penderitaan orang lain.
Ginjal
Jahe memiliki efek diuretic yang meningkatkan kemampuan untuk dapat mengeluarkan lebih
banyak air seni(urine).
Sistem Pernapasan
Jahe adalah antitusif yang bekerja langsung pada pipa paru-paru (bronkus). Hal ini jahe
lakukan dengan mengurangi produksi dahak
Sendi dan Jaringan Ikat
Jahe memiliki aksi mirip aspirin pada sendi, yakni dengan mengurangi rasa sakit, radang, dan
kekakuan pada sendi.
Kunyit (Curcuma longa, L) adalah tanaman dengan rimpang yang dapat dimakan, termasuk
dalam family Zingiberaceae. Kunyit ini pada umumnya digunakan untuk bahan memasak
ataupun bahan pengobatan. Tinggi tanaman kunyit ini berkisar 60-100 cm. kunyit
mempunyai warna alami kuning. Pewarna alami itu mengandung kurkumin, bis (4-hidroxy-3-
methoxycinnamoyl) methane. Kunyit menghasilkan lebih kurang 5% minyak essensial yang
mengandung turmerone, asam bebas, borneol, cineol, phellandrene, kurkumin, zingerone
(Farrel, 1990). Ampas kunyit mengandung bahan-bahan anorganik yaitu N (0,884%),
P(0,211%), Ca (0,12%), dan bahan organik seperti lemak (3,61%), serat kasar (4,28%),
protein (5,524%), abu (8,03%) dan air (15,41%) (Erniasih & Tyas, 2006).
Kandungan utama dalam rimpang kunyit yaitu berasal dari minyak atsiri, kurkumin, resin,
oleoresin, desmetoksikurkumin dan biodesmetksikurkumin, lemak, protein, kalsim, fosfor
dan besi. Zat warna kuning (kurkumin) dimanfaatkan sebagai pewarna makanan. Kandungan
kimia minyak atsiri terdiri dari ar-tumeron,a, dan a-tumeron, tumerol, a-atlanton, a-kariofilen,
linaol, 1,8 sineol (Akhadiarto & Rofiq, 2008). Selain minyak atsiri ada senyawa kurkuminoid
yang mana senyawa tersebut memiliki pengaruh terhadap efek analgetik yang belum terbukti
secara klinis (Thomas,2008). Menurut Bharat et al (2006) yang menyatakan bahwa
kandungan kurkuminoid terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin. Dimana manfaat kunyit sebagai antioksidan, antimikroba,
antikolesterol, antitumor, antiinvasi, antirheumatoid arthritis, antifungal, antiparasit,
antispasme, chemopreventif dan analgetik.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong
dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae)]. Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya
Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan
wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada
di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat
ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan
beberapa negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng
gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada
dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan
tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang
gembur (Dalimartha,2000). Menurut Afifah dkk (2003), temulawak memiliki khasiat antara
lain mengatasi berbagai gangguan kesehatan, menambah nafsu makan, menyembuhkan sakit
maag, batuk, asma, sariawan, panas, malaria, dan diare.
Bagian dari temulawak yang paling penting dalam pangan fungsional adalah rimpang
temulawak. Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein pati (48%-
54%), dan minyak atsiri (3%-12%) yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol,
dan kurkumin. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat
mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang
mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan
nyamuk Aedes aegypti (Dalimartha, 2000).
Manfaat dari kedua rempah-rempah tersebut disebabkan adanya komponen aktif yaitu
kurkuminoid. Kurkuminoid disni merupakan komponen yang memberikan warna kuning
yang bersifat sebagai antioksidan dan berkhasiat antara lain sebagai hipokolesteromik,
kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik dan antiinflamasi.
Kurkumin adalah kurkuminoid kunyit yang utama pada kunyit dan temulawak. Kurkuminoid
yang lain yang dikenal antara lain desmethoxycurcumin dan bisdesmethoxycurcumin.
Kurkuminoid adalah fenol alami dan merupakan elemen penting terhadap terbentuknya
warna kuning pada kunyit. Kurkumin terdapat pada bentuk tautomer, termasuk 1,3-diketo dan
dua bentuk enol setara. Bentuk enol lebih stabil dari segi energy dalam afse padat dan di
dalam larutan. Kurkumin dapat digunakan untuk kuantifikasi boron dalam metode kurkumin.
Bereaksi pula dengan asam borat membentuk senyawa merah yang dikenal sebagai
rosocyanine. Kurkumin berwarna kuning cerah dan dapat digunakan sebagai pewarna
makanan (Winarti & Nurdjanah, 2005).
Kurkumin pada bentuk keto
Kurkumin pada bentuk enol
Sifat kimia kurkuminoid yaitu perubahan warna akibat perubahan pH. Dalam suasana basa
kurkuminoid berwarna kuning atau kuning jingga sedangkan pada suasana basa berwarna
merah. Pada suasana basa dapat mengalami proses disosiasi dan degradasi membentuk asam
ferulat dan ferulloilmetan. Degradasi kurkumin terjadi pada pH 8,5-10 dalam waktu yang
relatif lama. Salah satu hasil degradasi yaitu feruloilmetan yang memiliki warna kuning
coklat. Sifat kurkumin yang lain yaitu aktivitasnya terhadap cahaya. Bila terkena cahaya
maka akan mengalami dekomposisi struktur berupa siklisasi kurkumin atau degradasi
struktur. Kadar zat antioksidan dalam rempah-rempah tersebut cukup tinggi dimana khasiat
kurkuminoid bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti
keracunan empedu). Temulawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor
(mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti
radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi.
Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan
darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temulawak juga dimanfaatkan sebagai
sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan
untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan (Kiswanto, 2011).
Menurut Aggarwal dkk (2006), manfaat kurkumin dapat dilihat seperti gambar berikut:
Kurkumin dalam pengobatan juga berfungsi sebagai antihepatoksik dan antikolesterol serta
obat tumor dan kanker. Komponen fenolik dalam kurkumin dapat menghambat pertumbuhan
kanker dan aktivitas antimutagenik sehingga dapat menekan pertumbuhan kanker usus,
payudara, paru-paru dan kulit (Winarti & Nurdjanah, 2005). Kurkumin juga dapat berperan
sebagai anti-inflammatory yang merupakan bagian dari sintesis prostaglandin. Sintesis
prostaglandin berasal dari arachidonic acid yang dikatalis oleh 2 isoenzim yaitu COX-1 dan
COX-2 yang keduanya ditemukan pada kolon. Kunyit menghambat COX-2 pada sel kanker
kolon pada manusia. Kunyit dapat menghambat pertumbuhan Helicobacterpylori (Aggarwal
dkk, 2006).
Selain kurkuminoid, ada pula kandungan L-turmeron pada temulawak berkhasiat untuk
mengobati penyakit. Temulawak banyak digunakan dalam berbagai minuman kesehatan
karena khasiat sebagai penambah nafsu makan. Menurut penelitian Ananggia dan Murnah
(2007), temulawak juga memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli dan menjadi
pertimbangan masyarakat dalam menggunakannya sebagai antibiotik.
Menurut Lorz et al (2005), kerja kunyit dan temulawak dalam melindungi ginjal dari efek
toksik dapat melalui 2 cara yaitu:
Penghambatan kerja sitokrom di ginjal terutama di sel epitel tubulus proksimal yang
berakibat menurunnya proses hidroksilasi antara toksik dengan sitokrom tersebut
sehingga terjadi penurunan jumlah metabolit toksik yang dihasilkan.
Menginduksi aktivitas dan memperbanyak glutathione S-transferase di ginjal yang
berperan penting dalam proses detoksifikasi suatu xenobiotik. Dengan meningkatnya
jumlah dan aktivitas glutathione maka cadangan glutathione akan tetap terjaga.
Menurut Akhadiarto & Rofiq (2008) yang menyatakan bahwa selenium yang terdapat pada
rimpang kunyit dapat berfungsi sebagai salah satu bahan pebentuk enzim gluthatione
peroxidase yang diduga mampu mencegah terjadinya kerusakan membran sel mikroba rumen
dengan cara menghilangkan peroksida lemak.
Berikut ini merupakan farmakologi Kurkumin yaitu:
1. Kerja antioksidan
Kunyit dan temulawak memiliki kemampuan antioksidan karena adanya kurkuminoid
sebagai komponen utamanya. Tetra-hidrokurkumin hasil hidrogenasi kurkumin dan turmerin
bersifat stabil terhadap panas karena memiliki rantai peptida siklik dengan residu 40 asam
amino. Turmerin efektif dalam konsentrasi nanomolar sedangkan kurkuminoid efektif dalam
konsentrasi mikromolar. Kerja kurkuminoid dapat mencangkup dari mekanisme berikut:
Menetralkan radikal bebas
Berinteraksi dengan enzim oksidatif dan membuat enzim tersebut tidak aktif
Berikatan dengan oksigen membuatnya kurang berfungsi dalam reaksi oksidatif
Mengikat ion-ion logam yang mengkatalisis reaksi oksidasi (Budhwaar,2006).
Hasil kerja antioksidan kurkuminoid adalah sebagai berikut :
Serum lipid peroksida adalah enzim oksidatif yang dibutuhkan dalam proses pembentukan
kolesterol-bahan lemak yang ditemukan dalam jaringan hewan yang penting bagi tubuh
manusia. Kolesterol dibentuk di dalam hati dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran
darah. Kolesterol merupakan pemicu utama yang dibutuhkan dalam proses pembentukan
berbagai vitamin penting seperti vitamin D dan hormon-hormon seperti hormon korteks
adrenaldan hormon seks. Kolesterol yang berlebih dan menumpuk di dalam pembuluh darah
akan menghalangi aliran darah. Penambahan kunyit dapat menurunkan pembentukan
kolesterol yang disebabkan oleh penonaktifan enzim peroksida dan penurunan resiko
hipertensi, arterosklerosis (penumpukan lemak pada dinding dalam arteri) dan gagal jantung.
Kunyit memiliki khasiat antioksidan yang secara efektif menghambat radikal bebas perusak
biomolekul baik secara in vitro maupun in vivo. Kerja kurkuminoid dan peptida turmerin
yang larut air menjadikan kunyit bahan obat yang berharga. Kurkuminoid menghilangkan
radikal-radikal bebas yang terlibat dalam reaksi oksidasi. Kurkuminoid juga mampu
mencegah gejala-gejala penuaan (Budhwaar,2006).
2. Khasiat antikanker
Kunyit dan temulawak dapat melawan kanker darah, kanker paru-paru, kanker tenggorokan
dan kanker payudara. Kunyit dapat melawan unsur kimia penyebab kanker. Mekanisme kerja
kurkumin yaitu memblokir aktivitas faktor nuklir kappa B. Dimana jika aktif akan
mengaktifkan gen yang berkaitan dengan kanker. Khasiat antikanker juga disebabkan oleh
perannya dalam menghambat pembentukan poliamina yang berkaitan dengan pertumbuhan
dan pembentukan sel yang terlalu pesat. Karena memiliki khasiat antioksidan maka
kurkuminoid dapat menghilangkan radikal-radikal bebas. Dengan khasiat tersebut maka
kunyit sering digunakan untuk mengurangi efek samping kemoterapi kanker
(Budhwaar,2006).
3. Khasiat antiradang
Kunyit dan temulawak memiliki mekanisme kerja yang serupa dengan aspirin. Kurkuminoid
menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan turunan asam arakadonat yang dapat
menyebabkan peradangan dalam tubuh. Selain itu, kurkuminoid dapat menghambat proses
peroksidasi lipid dimana proses tersebut dapat menyebabkan pembentukan prostaglandin dari
asam arakadonat. Dimana keduanya menyebabkan peradangan bagi tubuh(Budhwaar,2006).
4. Khasiat antimutagen
Kurkuminoid mencegah masuknya mutasi materi genetis dengan bereaksi dengan mutagen
dan membentuk adduct DNA.
5. Khasiat antimikroba
Minyak essential kunyit dan temulawak dapat efektif melawan balteri gram positif dan
bakteri gram negatif. Menurut penelitian kunyit dapat sebagai antivirus untuk melawan HIV
dimana kunyit dapat mengnonaktifkan sistem perinyah dalam HIV yang disebut dengan
Long Terminal Repeat. Akan tetapi penelitian kunyit dapat menghambat virus HIV masih
berlanjut sampai sekarang. Selain itu, ekstrak kloroform kunyit dapat menghambat aktivitas
jamur serta dapat menghambat produksi alfatoksin (Budhwaar,2006).
Beberapa jenis rempah telah terbukti memiliki aktivitas antimikrobia dan antioksidan
sehingga banyak diaplikasikan pada pada produk pangan sebagai alternative sumber senyawa
antimikrobia dan antioksidan alami (Brannen, 1983). Shelef (1980) dan Suwardi (1992),
menyatakan bahwa kunyit merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang memiliki sifat
antimikrobia dan antioksidan yang lebih tinggi daripada bawang putih, cabe merah, lada
hitam, dan kemiri. Komponen antimikrobia dan antioksidan alami itu dapat diaplikasikan ke
dalam produk pangan dalam bentuk konsentrat untuk digunakan sebagai bahan pengawet
alami (Brannen, 1983).
Menurut Pramono (2008), zat aktif pada tanaman obat umumnya terdapat dalam bentuk
metabolit sekunder, sedangkan satu tanaman bias menghasilkan beberapa metabolit sekunder;
sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek
tersebut ada kalanya saling mendukung, tetapi ada juga yang seakan-akan saling berlawanan
atau kontradiksi. Dalam hal ini, rimpang temulawak yang telah disebutkan memiliki efek
farmakologi antara lain sebagai hiperlipidemia (penurun lipida darah) dan stomakikum
(memacu nafsu makan). Jika diperhatikan kedua efek tersebut sangat kontradiktif, yaitu
antara anti hiperlipidemia dan stomakikum. Bagaimana mungkin bias terjadi pada satu
tanaman terdapat zat aktif yang dapat menurunkan kadar lemak/kolesterol darah sekaligus
dapat bersifat memacu nafsu makan. Hal ini juga dapat ditemukan pada tanaman kelembak
(Rheum officinale).
Menurut Tang et al (2011), kelebihan konsumsi kunyit dapat menyebabkan batu ginjal. Hal
tersebut dikarenakan kunyit mengandung oxalat yang tinggi yang mana oxalat berasal dari
kombinasi exogenous dan endogenous yang disintesis oxalat yang merupakan penjenuhan
kalsium oxalat primer. Walaupun, diketahui bahwa dietary oxalat tidak lebih dari 10-20%
pada urine dibawah kondisi normal. Tingginya oxalat akan menyebabkan resiko
hyperoxaluria dan resiko urolithiasis. Penyebab batu ginjal disini komponen utamanya yaitu
kalsium oxalat dan hyperxaluria. Selain itu, kandungan oxalat yang tinggi dapat memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan oxalat total dan eksresi kemih dan penting
untuk formasi kalsium oxalat yang menyebabkan penyakit batu ginjal. Dimana kunyit
merupakan akses plasma glukosa, kolesterol dan triasilgliserol.
KESIMPULAN
Jahe merupakan jenis rempah-rampah yang paling banyak digunakan.
Khasiat jahe antara lain obat masuk angin, gangguan pencernaan, analgesik,
antipiretik, antiinflamasi.
Dimana ekstrak jahe dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena
dapat memacu proliferasi limfosit, menekan limfosit yang telah mati serta
meningkatkan aktivitas fagositas makrofag.
Kunyit merpakan tanaman dengan rimpang yang dapat dimakan, termasuk dalam
family Zingiberaceae.
Kandungan utama dalam rimpang kunyit yaitu berasal dari minyak atsiri, kurkumin,
resin, oleoresin, desmetoksikurkumin dan biodesmetksikurkumin, lemak, protein,
kalsim, fosfor dan besi.
Khasiat kunyit yaitu antihepatoksik dan antikolesterol serta obat tumor dan kanker,
dan antiinflammatory.
Temulawak merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-
temuan (Zingiberaceae).
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein pati (48%-54%), dan minyak
atsiri (3%-12%) yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin.
Khasiat temulawak yaitu hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan
kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh
kencing), dan menghilangkan nyeri sendi, meningkatkan nafsu makan, melancarkan
ASI, dan membersihkan darah.
DAFTAR PUSTAKA