106676338-OBAT-TRADISIONAL

39
Program Studi DIII Analisa Farmasi Tahun akademik 2008/2009 Mata Kuliah : OBAT TRADISIONAL No. Kode : AFK 216 Penyaji Mata Kuliah : Drs. Suryadi Achmad MSc., Apt = SIMPLISIA = Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan . Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah isi sel yang secara sepontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya Simplisia hewani ialah simpesia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum

description

cjcj

Transcript of 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Page 1: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Program Studi DIII

Analisa Farmasi

Tahun akademik 2008/2009

Mata Kuliah : OBAT TRADISIONAL

No. Kode : AFK 216

Penyaji Mata Kuliah : Drs. Suryadi Achmad MSc., Apt

= SIMPLISIA =

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia

merupakan bahan yang dikeringkan . Simplisia dapat berupa simplisia nabati,

simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah isi

sel yang secara sepontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu

dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan dari tanamannya

Simplisia hewani ialah simpesia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni.

Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan

atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan

belum berupa zat kimia murni.

Materia medika Indonesia berlaku sebagai pedoman untuk simplisia yang

akan digunakan untuk keperluan pengobatan. Tetapi tidak berlaku bagi bahan

yang dipergunakan untuk keperluan lain yang menjual dengan nama yang sama.

Namun simplisia ( untuk selanjutnya dalam naskah ini berarti simplisia nabati )

secara umum merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah melalui

bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau siap diproses selanjutnya,

yaitu:

1. Siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum

(jamu).

Page 2: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

2. Siap dipakai untuk dicacah atau digodok sebagai jamu godokan ( infus ).

3. Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang

umumnya melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian, yaitu menjadi

ekstrak. Fraksi atau bahan isolat senyawa murni. Departemen kesehatan

telah menerbitkan buku petunjuk umum “ Cara Pembuatan Simplisia “

dan buku “ Sediaan Galenik “.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun

kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Dan untuk

dapat memenuhi persyaratan minimal tersebut, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi, antara lain adalah:

1. Bahan baku simplisia

2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku

simplisia.

3. Cara pengepakan dan penyimpanan simplisia.

Agar simplisia memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan, maka ketiga

faktor tersebut harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan.

CARA PEMBUATAN SIMPLISIA SECARA UMUM

1. BAHAN BAKU

Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisia.

Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau

berupa tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh

dengan sendirinya dihutan atau ditempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam

untuk tujuan lain. Misalnya sebagai tanaman hias. Tanaman pagar tetapi bukan

dengan tujuan untuk memproduksi simplisia. Tanaman budidaya adalah

tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan memproduksi simplisia. Tanaman

budidaya dapat diperkebunkan secara luas. Dapat diusahakan oleh petani secara

kecil-kecilan berupa tanaman tumpang sari atau tanaman obat keluarga. Tanaman

obat keluarga adalah pemanfaatan perkarangan keluarga yang sengaja digunakan

untuk menanam tanaman obat. Tanaman obat keluarga selain bertujuan untuk

dijadikan tempat memperoleh bahan baku simplisia. Dapat berfungsi pula sebagai

Page 3: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

tanaman hias, tanaman gizi, tanaman buah-buahan, pagar perkarangan dan

sebagainya.

Tumbuhan liar umumnya kurang baik untuk dijadikan sumber simplisia

jika dibandingkan dengan tanaman budidaya, karena simplisia yang dihasilkan

mutunya tidak tetap.

Hal ini terutama disebabkan :

1. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen tidak tepat dan

berbeda-beda. Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen

berpengaruh pada kadar senyawa aktif. Ini berarti bahwa mutu simplisia yang

dihasilkan sering tidak sama, karena umur pada saat panen tidak sama.

2. Jenis ( Species ) tumbuhan yang dipanen sering kurang diperhatikan.

Sehingga simplisia yang diperoleh tidak sama. Contoh pada Rusuk Angina (

Usnea sp.) bila diperhatikan dapat dipisakan menjadi 3 jenis Usnea.

Sering juga dapat terjadi kekeliruan dalam menetapkan suatu jenis tumbuhan,

karena dua jenis tumbuhan dalam satu marga (genus) sering mempunyai

bentuk morfologi yang sama. Untuk itu pengumpulan harus seorang yang ahli

atau berpengalaman dalam mengenal jenis-jenis tumbuhan. Perbedaan jenis

tumbuhan akan memberikan perbedaan pada kandungan senyawa aktif. Yang

berarti mutu simplisia yang dihasilkan akan berbeda pula.

3. Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda, sering mengakibatkan perbedaan

kadar kandungan senyawa aktif. Pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi tinggi

tempat. Keadaan tanah dan cuaca.

Perusahaan obat tradisional yang mengunakan simplisia yang berasal dari

tumbuhan liar. Selain mutu yang berbeda, sering pula menyebabkan harga yang

bervariasi. Usaha membudidayakan tanaman obat untuk memenuhi keperluan

simplisia. Diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. keseragaman umur pada

saat panen. Lingkungan tempat tumbuh dan jenis yang benar dapat ditentukan dan

diatur sesuai dengan tujuan untuk memperoleh mutu simplisia yang seragam.

Selain itu, tanaman budidaya dapat diusahakan untuk meningkatkan mutu

simplisia dengan jalan:

1. Bibit dipilih untuk mendapatkan tanaman unggul, sehingga simplisia yang

dihasilkan memiliki kandungan senyawa aktif yang tinggi.

Page 4: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

2. Pengolahan tanah, pemiliharaan, pemupukan dan perlindungan tanaman

dilakukan dengan seksama dan bila mungkin menggunakan teknologi tepat

guna.

2. DASAR PEMBUATAN

Simplisia dibuat dengan cara pengeringan.

Pengolahan simplisia dengan cara ini pengeringannya dilakukan dengan

cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan yang dilakukan

dengan waktu yang lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi

kapang. Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan

perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah hal

tersebut. Untuk bahan simplisia yang memerlukan perajangan perlu diatur

perajangannya. Sehingga diperoleh tebal irisan yang pada pengeringan tidak

mengalami kerusakan.

Simplisia dibuat dengan proses fermentasi

Proses fermentasi dilakukan dengan seksama, agar proses tersebut tidak

berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.

Simplisia dibuat dengan proses khusus

Pembuatan simplisia dengan cara penyulingan, pengentalan eksudat

nabati, pegeringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan cara

berpengangan pada prinsip simplisia yang dihasilkan harus memiliki mutu sesuai

dengan persyaratan.

Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air

Pati, talk dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air. Air

yang digunakan harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman patogen,

logam berat dan lain-lain.

3. TAHAPAN PEMBUATAN

Pada umumnya pembuatan simplisia melaui tahapan berikut : pegumpulan

bahan baku, sortasi basah, pencucian perajangan, pengeringan, sortasi kering,

pengepakan, penyimpanan dan pemeriksaan mutu.

Page 5: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

a) Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain

tergantung pada :

1. Bagian tanaman yang digunakan

2. Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen

3. Waktu panen

4. Lingkungan tampat tumbuh.

Waktu panen sangat sangat erat hubungannya dengan pembentukan

senyawa aktif didalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen

yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif

dalam jumlah yang terbesar. Senyawa aktif terbentuk secara maksimal

didalam bagian tanaman atau tanaman pada umur tertentu. Sebagai contoh

pada tanaman Atropa belladonna, alkaloid hiosiamin mula-mula terbentuk

dalam akar. Dalam tahun pertama, pembentukan hiosiamin berpindah pada

batang yang masih hijau. Pada tahun kedua batang mulai berlignin dan kadar

hiosiamin makin meningkat. Kadar alkaloid hiosiamin tertinggi dicapai

dalam pucuk tanaman pada saat tanaman berbunga dan makin turun ketika

buah makin tua. Contoh lain, terutama Mentha piperita muda mengandung

mentol banyak dalam daunnya. Kadar minyak atsiri dan mentol tertinggi

pada daun tanaman ini dicapai pada tanaman tepat akan berbunga. Pada

Cinnamomun camphora, kamfer akan terkumpul dalam kayu tanaman yang

telah tua. Penentuan bagian tanaman yang dikumpulkan dan waktu

pengumpulan secara tepat memerlukan penelitian. Di samping waktu panen

yang dikaitkan dengan umur, perlu diperhatikan pula saat panen dalam

sehari. Contoh, simplisia yang mengandung minyak atsiri lebih baik dipanen

pada pagi hari. Demikian untuk menentukan waktu panen dalam sehari perlu

dipertimbangkan stabilitas kimiawi dan fisik senyawa aktif dalam simplisia

terhadap panas sinar matahari.

Secara garis besar, pedoman panen sebagai berikut :

1. tanaman yang pada saat panen diambil bijinya yang telah tua

seperti kedawung ( Perkia roxburgii ), pengambilan biji ditandai dengan

telah mengeringnya buah. Sering pula pemetikan dilakukan sebelum

Page 6: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

kering benar, yaitu sebelum buah pecah secara alami dan biji terlempar

jauh, misalnya jarak ( Ricinus communis ).

2. Tanaman yang pada saat panen diambil buahnya, waktu

pengambilan sering dihubungkan dengan tingkat kemasakan, yang

ditandai dengan terjadinya perubahan pada buah seperti perubahan

tingkat kekerasan misal labu merah ( Cucurbita moschata ). Perubahan

warna, misalnya asam ( Tamarindus indica ), kadar air buah, misalnya

belimbing wuluh (Averrhoa belimbi ), jeruk nipis ( Citrus aurantifolia )

perubahan bentuk buah, misalnya mentimun (Cucumis sativus), pare

(Momordica charantia ).

3. Tanaman yang pada saat panen diambil pucuknya pengambilan

dilakukan pada saat tanaman mengalami perubahan pertumbuhan

vegetatif ke generatif. Pada saat itu penumpukan senyawa aktif dalam

kondisi tinggi, sehingga mempunyai mutu yang terbaik. Contoh tanaman

yang dambil daun pucuknya ialah kumis kucing (Orthosiphon

stamineus).

4. Tanaman yang pada saat panen diambil daun yang telah tua, daun

yang diambil dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak

dibagian cabang atau batang yang menerima sinar matahari sempurna.

Pada daun tersebut terjadi kegiatan asimilasi yang sempurna. Contoh

panenan ini misalnya sembung (Blumea balsamifera ).

5. Tanaman yang pada saat panen diambil kulit batang, pengambilan

dilakukan pada saat tanaman telah cukup umur. Agar pada saat

pengambilan tidak mengganggu pertumbuhan, sebaiknya dilakukan pada

musim yang lebih menguntungkan pertumbuhan antara lain menjelang

musim kemarau.

6. Tanaman yang pada saat panen diambil umbi lapis, pengambilan

dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimum dan pertumbuhan

pada bagian di atas tanah berhenti misalnya bawang merah (Allium cepa)

7. Tanaman yang pada saat panen diambil rimpangnya, pengambilan

dilakukan pada musim kering dengan tanda-tanda mengeringnya bagian

Page 7: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

atas tanaman. Dalam keadaan ini rimpang dalam keadaan besar

maksimum.

Panen yang dilakukan dengan tangan, mengunakan alat atau

mengunakan mesin. Dalam hal ini keterampilan pemetik diperlukan, agar

diperoleh simplisia yang benar, tidak tercampur dengan bagian lain dan

tidak merusak tanaman induk. Alat atau mesin yang digunakan untuk

memetik perlu dipilih yang sesuai. Alat yang terbuat dari logam sebaiknya

tidak digunakan bila diperkirakan akan merusak senyawa aktif simplisia

seperti fenol, glikosida dan sebagainya.

Cara pengambilan bagian tanaman untuk pembuatan simplisia dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

No. Bagian Tanaman Cara Pengumpulan

1 Kulit Batang Dari batang utama dan cabang, dikelupas dengan ukuran

panjang dan lebar tertentu; untuk kulit batang mengandung

minyak atsiri atau golongan senyawa fenol digunakan alat

pengelupas bukan logam.

2 Batang Dari cabang, dipotong-potong dengan panjang tertentu dan

diameter cabang tertentu

3 Kayu Dari batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut ( disugu )

setelah dikelupas kulitnya.

4 Daun Tua atau muda ( daerah pucuk ), dipetik dengan tangan satu

persatu.

5 Bunga Kuncup atau bunga mekar atau mahkota bunga, atau daun

bunga, dipetik dengan tangan.

6 Pucuk Pucuk berbunga; petik dengan tangan ( mengandung daun muda

dan berbunga )

7 Akar Dari bawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran

tertentu.

8 Rimpang Dicabut,dibersihkan dari akar; dipotong melintang dengan

ketebalan tertentu.

9 Buah Masak, hampir masak ; dipetik dengan tangan

10 Biji Buah dipetik; dikupas kayu kulit buahnya dengan mengupas

mengunakan tangan, pisau atau menggilas, biji dikumpulkan

dan dicuci

11 Kulirt buah Seperti biji, kulit buah dikumpulkan dan dicuci

12 Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisah dari daun dan akar dengan

memotongnya, dicuci

Page 8: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

b) Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-

bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat

dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput,

batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang.

Tanah yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah yang

tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat

mengurangi jumlah mikroba awal.

c) Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya

yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih,

misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM. Bahan simplisia yang

mengandung zat yang mudah larut didalam air yang mengalir, pencucian agar

dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin. Menurut Frazier (1978) pencucian

sayur-sayuran satu kali dapat manghilangkan 25% dari jumlah mikroba awal;

jika dilakukan pencucian sebanyak 3 kali, jumlah mikroba yang tertinggal

hanya 42% dari jumlah mikroba awal. Pencucian tidak dapat membersihkan

simplisia dari semua mikroba karena air pencucian yang digunakan biasanya

mengandung juga sejumlah simplisia mikroba.

Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah

mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian

kotor, maka jumlah mikroba pada permukaaan bahan simplisia dapat

bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat

mempercepat pertumbuhan mikroba. Bakteri yang umum yang terdapat dalam

air adalah Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus, Streptococcus,

Enterobacter dan Escherichia. Pada simplisia akar dan batang atau buah dapat

pula dilakukan pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah mikroba

awal karena sebahagian besar jumlah mikroba biasanya terdapat pada

permukaan bahan simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut mungkin tidak

memerlukan pencucian jika cara pengupasannya dilakukan dengan tepat dan

bersih.

Page 9: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

d) Perajangan

Beberapa jenis simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan

bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,

pengepakan dan pengilingan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung

dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari. Perajangan dapat

dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin perajang khusus sehingga

diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang dikehendaki. Sebagai

contoh alat yang disebut RESINGKO ( perajangan singkong ) yang dapat

digunakan untuk merajang singkong atau bahan lainnya sampai ketebalan

3mm atau lebih, alat ini juga dapat digunakan untuk merajang bahan simplisia

yang berasal dari akar, umbi, rimpang dan lain-lain.

Semangkin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan

air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang terlalu

tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat berkhasiat

yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau dan rasa yang

diinginkan. Oleh karena itu bahan simplisia seperti Temulawak, Temu giring ,

Jahe, Kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis

untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama perajangan

seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah.

Penjemuran sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan

akibat reaksi antara bahan dan logam pisau. Pengeringan dilakukan dengan

sinar matahari selama satu hari.

e) Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama dengan. Dengan

mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah

penurunan mutu atau perusakan simplisia.

Air yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat

merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Enzim

tertentu dalam sel, masih dapat bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat

setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar

air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup pertumbuhan kapang dan reaksi

Page 10: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya keseimbangan antara

proses-proses metabolisme, yakni proses sintetik, transformasi dan pengunaan

isi sel. Keseimbangan ini hilang segera setelah isi sel tumbuhan mati. Sebelum

tahun 1950, sebelum bahan dikeringkan, terhadap bahan simplisia tersebut

lebih dahulu dilakukan proses stabilisasi yaitu proses untuk menghentikan

reaksi enzimatik. Cara yang lazim dilakukan ada saat itu. Merendam bahan

simplisia dengan etanol 70% atau dengan mengaliri uap panas. Dari hasil

penelitian selanjutnya diketahui bahwa reaksi enzimatik tidak berlangsung bila

kadar air dalam simplisia kurang dari 10%. Dengan demikian proses

pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila kadar

airnya dapat mencapai kurang dari 10%.

Untuk membuat simplisia tertentu proses enzimatik ini justru dikehendaki

setelah pemetikan (pengumpulan ). Dalam hal ini, sebelum proses

pengeringan bagian tanaman dibiarkan dalam suhu dan kelembaban tertentu

agar reaksi enzimatik dapat berlangsung. Cara lain dapat pula dilakukan

dengan pengeringan perlahan-lahan agar peroses enzimatik masih berlangsung

selama proses pengeringan. Proses enzimatik disini masih diperlukan karena

senyawa aktif yang dikehendaki masih dalam ikatan kompleks dan baru

dipecah dari ikatan kompleksnya serta dibebaskan oleh enzim tertentu dalam

suatu reaksi enzimatik setelah tanaman itu mati. Contoh simplisia ini ialah

vanili, buah kola dan sebagainya. Pada jenis bahan simplisia tertentu, setelah

panen langsung dikeringkan. Proses ini dilakukan pada bahan simplisia yang

mengandung senyawa aktif yang mudah menguap. Penundaan proses

pengeringan untuk bahan simplisia ini akan menurunkan kadar senyawa aktif

tersebut dan berarti menurunkan mutu simplisia. Merkipun banyak bahan

simplisia yang masih dapat ditunda pengeringannya. Akan tetapi prinsipnya

pengeringan sebaiknya dilakukan segera setelah pengumpulan kecuali kalau

dikehendaki lain seperti diperlukannya tahap fermentasi seperti diatas.

Pengeringan simplisia dilakukan dengan mengunakan sinar matahari atau

mengunakan suatu alat pengering. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama

proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, Aliran udara

Page 11: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

waktu pengeringan dan luas permukaan bahan. Pada pengeringan bahan

simplisia tidak dianjurkan mengunakan bahan dari plastik.

Selama proses pengeringan bahan simplisia. Faktor-faktor tersebut harus

diperhatikan sehingga diperoleh simplisia kering yang tidak mudah

mengalami kerusakan selama penyimpanan. Cara pengeringan yang salah

dapat mengakibatkan terjadinya “ face hardening ”, yakni bagian luar bahan

bahan sudah kering sedangkan bagian dalam masih basah. Hal ini dapat

disebabkan oleh irisan bahan simplisia yang terlalu tebal, suhu pengeringan

yang terlalu tinggi, atau oleh suatu karena keadaan lain yang menyebabkan

penguapan air permukaan bahan jauh lebih cepat dari pada difusi air dari

dalam kepermukaan tersebut. Sehingga permukaan bahan menjadi keras dan

menghambat pengeringan selanjutnya. “face hardening” dapat mengakibatkan

kerusakan atau kebusukan dibagian dalam bahan yang dikeringkan.

Suhu pengeringan tergantung bahan simplisia dan cara pengeringannya.

Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30o sampai 90oC, tetapi suhu

yang terbaik adalah tidak melebihi dari 60oC. bahan simplisia yang

mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap harus

dikeringkan pada suhu serendah mungkin misalnya 30o sampai 45oC atau

dengan cara pengeringan vakum yaitu dengan mengurangi tekanan udara

didalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga tekanan kira-kira 5 mm Hg.

Kelembaban juga tergantung pada bahan simplisia. Cara pengeringan, dan

tahapan-tahapan selama pengeringan. Kelembaban akan menurun selama

berlangsungnya proses pengeringan.

Berbagai cara pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. Pada

dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan secara alaimiah dan

buatan.

1. Pengeringan alamiah

Tergantung dari senyawa aktif yang terkandung dalam bagian tanaman

yang dikeringkan. Dapat dua cara pengeringan:

a. Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakukan

untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras seperti kayu, kulit

kayu , biji dan sebagainya, dan mengandung senyawa aktif yang relative

Page 12: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

stabil. Pengeringan dengan sinar matahari yang banyak dipraktekkan di

Indonesia merupakan suatu cara yang mudah dan murah, yang dilakukan

dengan membiarkan bahan yang sudah dipotong-potong diudara terbuka

diatas tampah-tampah, tanpa kondisi yang terkontrol seperti suhu,

kelembaban dan aliran udara. Dengan dengan cara ini kecepatan

pengeringan sangat tergantung kepada keadaan iklim, sehingga cara ini

hanya baik dilakukan didaerah yang udaranya panas atau kelembabnnya

rendah, serta tidak turun hujan. Hujan atau cuaca yang mendung dapat

memperpanjang waktu pengeringan sehingga memberikan kesempatan

kepada kapang atau mikroba lainnya untuk tumbuh sebelum simplisia

tersebut kering.

FTDC ( Food Technology Development Center - IPB) telah

merancang dan membuat suatu alat pengeringan dengan mengunakan sinar

matahari, sinar matahari tersebut ditampung pada permukaan yang gelap

dengan sudut kemiringan tertentu. Panas ini kemudian dialirkan keatas

rak-rak pengering yang diberi atap tembus cahaya diatasnya sehingga

mencegah bahan menjadi basah jika tiba-tiba turun hujan. Alat ini telah

digunakan untuk mengeringkan singkong yang telah dirajang dengan

demikian dapat pula digunakan untuk mengeringkan simplisia.

b. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan

sinar matahari langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan

bagian tanaman yang lunak seperti bunga, daun dan sebagainya dan

mengandung senyawa aktif mudah menguap.

Pada kedua cara tersebut, tempat pengeringan mempunyai dasar berlubang-

lubang seperti anyaman bambu, kain kasa, dan sebagainya. Umumnya dasar

tempat pengeringan tersebut bukan dari logam karena logam akan bereaksi

dan merusak senyawa aktif tertentu. Letak pengeringan juga diatur sehingga

memungkinkan terjadinya aliran udara dari atas kebawah atau sebaliknya. Ini

berarti bahwa bahan simplisia yang dikeringkan harus dihamparkan setipis

mungkin diatas tempat pengeringan dan dibawah tempat pengeringan diberi

jarak tertentu dengan lantai atau dengan pengering dibawahnya sehingga

memungkinkan terjadinya sirkulasi udara.

Page 13: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

2. Pengeringan Buatan

Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan sinar

matahari dapat diatasi jika melakukan pengeringan buatan, yaitu dengan

mengunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu kelembaban. Tekanan

dan aliran udaranya dapat diatur. Prinsip pengeringan buatan adalah sebagai

berikut: udara dipanaskan oleh suatu sumber panas seperti lampu kompor,

mesin diesel atau listrik, udara panas dialirkan dengan kipas kedalam ruang

atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah disebarkan

diatas rak-rak pengering. Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat

pengering yang sederhana, praktis dan murah, dengan hasil yang baik. Cara

yang lain misalnya dengan menempelkan bahan-bahan yang akan dikeringkan

diatas pita atau ban berjalan dan melewatkannya melalui suatu lorong atau

ruangan yang telah berisi udara yang telah dipanaskan dan diatur alirannya.

FTDC telah merancang dan membuat suatu alat pengering yang disebut

RINSALI ’80 ( pengeringan suhu terkendali ) yang dapat digunakan untuk

mengeringkan simplisia dengan suhu maksimal 65oC.

Dengan mengunakan pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan

mutu yang lebih baik kerena pengeringan akan lebih cepat, tanpa dipengaruhi

oleh keadaan cuaca. Sebagai contoh misalnya jika kita membutuhkan waktu 2

sampai 3 hari untuk penjemuran dengan sinar matahari sehingga diperoleh

simplisia kering dengan kadar air 10 sampai 12%, dengan mengunakan suatu

alat pengering dapat diperoleh simplisia dengan kadar air yang sama dalam

waktu 6 sampai 8 jam.

Daya tahan suatu simplisia selama penyimpanan sangat tergantung pada

jenis simplisia, kadar airnya dengan cara penyimpanan. Beberapa simplisia

yang dapat bertahan lama dalam penyimpanan jika kadar airnya dan cara

penyimpanannya jika kadar airnya diturunkan 4 sampai 8 %, sedangkan

simplisia lainnya mungkin masih dapat tahan selama penyimpanan dengan

kadar air 10 sampai 12 %.

f) Sortasi Kering

Page 14: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahapan akhir

pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing

seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-

pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Proses

ini dilakukan sebelum simplisia dibungkus untuk kemudian disimpan. Seperti

halnya pada sortasi awal, sortasi disini dapat dilakukan dengan atau secara

mekanik. Pada simplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang melekat

pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya

partikel-partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus

dibuang sebelum simplisia dibungkus.

g) Pengepakan dan Penyimpanan.

Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai

faktor luar dan dalam, antara lain :

1. Cahaya: Sinar dari panjang gelombang tertentu dapat menimbulkan

perubahan kimia pada simplisia, misalnya isomerasi,

polimerasi, rasemerasi dan sebagainya.

2. Oksigen udara : Senyawa tertentu dalam simplisia dapat mengalami

perubahan kimiawi oleh pengaruh oksigen udara terjadi

oksidasi dan perubahan ini dapat berpengaruh pada bentuk

simplisia, misalnya, yang semula cair dapat berubah menjadi

kental atau padat, berbutir-butir dan sebagainya.

3. Reaksi Kimia Intern : Perubahan kimiawi dalam simplisia yang dapat

disebabkan oleh reaksi kimia intern, misalnya oleh enzim,

polimerasi, oto-oksidasi dan sebagainya.

4. Dehidrasi : Apabila kelembaban luar lebih rendah dari simplisia, maka

simplisia secara perlahan-lahan akan kehilangan sebahagian

airnya sehingga makin lama mangkin mengecil ( kisut ).

5. Penyerapan Air : Simplesia yang hidroskopik, misalnya agar-agar, bila

disimpan dalam wadah yang terbuka akan menyerap lengas

udara sehingga menjadi kempal, basah atau mencair ( lumer ).

6. Pengotoran : Pengotoran pada simplisia dapat disebabkan oleh berbagai

sumber, misalnya debu atau pasir. Ekskresi hewan, bahan-

Page 15: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

bahan asing ( misalnya minyak yang tertumpah ), dan fragmen

wadah ( karung goni ),

7. Serangga : Serangga dapat menimbulkan kerusakan dan pengotoran pada

simplisia, baik oleh bentuk ulatnya maupun oleh bentuk

dewasanya. Pengotoran tidak hanya berupa kotoran serangga,

tetapi juga sisa metamorfosa seperti cangkang telur, berkas

kepompong, anyaman benang bungkus kepompong, berkas

kulit serangga dan sebagainya.

8. Kapang : Bila kadar air dalam simplisia terlalu tinggi, maka simplisia

dapat berkapang. Kerusakan yang timbul tidak hanya terbatas

pada jaringan simplisia, tetapi juga akan merusak susunan

kimia zat yang dikandung dan malahan dari kapangnya dapat

mengeluarkan toksin yang dapat menggangu kesehatan.

Selama penyimpanan ada kemungkinan terjadi kerusakaan pada simplisia.

Kerusakan tersebut dapat mengakibatkan kemunduran mutu, sehingga

simplisia bersangkutan tidak lagi memenuhi syarat yang diperlukan atau yang

ditentukan.

Oleh karena itu penyimpanan simplisia perlu diperhatikan beberapa hal

yang dapat mengakibatkan kerusakan simplisia, yaitu cara pengepakan,

pembungkusan dan pewadahan, persyaratan gudang simplisia, cara sortasi dan

pemeriksaan mutu, serta cara pengawetannya. Penyebab kerusakan pada

simplisia yang utama adalah air dan kelembaban.

Untuk dapat disimpan dalam waktu yang lama simplisia harus dikeringkan

dulu sampai kering, sehingga kandungan airnya tidak lagi dapat menyebabkan

kerusakan yang merugikan.

Seperti yang diuraikan dimuka, dalam simplisia segar terdapat enzim yang

dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia yang dapat mengubah atau

merugikan senyawa aktif yang dikandung dengan pengaruh air yang terdapat

dilingkungannya. Pada simplisia yang cukup kering atau kadar airnya rendah,

enzim tidak dapat bekerja lagi. Oleh karena itu kadar air simplisia yang

disimpan perlu diperhatikan dan dijaga. Disamping itu kadar air simplisia

yang tinggi pada simplisia yang dapat memungkinkan tumbuhnya kapang atau

Page 16: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

mikroorganisme lain pada simplisia. Pertumbuhan kapang dan

mikroorganisme ini dapat menyebabkan perubahan kimia pada senyawa aktif

dan mengakibatkan kemunduran mutu simplisia. Beberapa kapang tertentu

dapat menghasilkan zat beracun yang disebut mikotoksin yang merugikan atau

membahayakan kesehatan manusia maupun hewan.

Simplisia yang berupa kulit kayu, akar, kayu serta yang mengandung

damar, pada umumnya bersifat kurang menyerap uap air udara dan lebih tahan

dalam penyimpanan.

Bebrapa simplisia daun atau herba kering dapat menyerap uap air udara

disekitarnya hingga 10% sampai 15% dari bobot bahannya dan bahkan ada

yang sampai 30% dari bobot bahan.

Senyawa glikosida tumbuhan mudah sekali terurai dengan kadar air 8%

atau lebih.

Secara umum dapat diambil sebagai pedoman bahwa kadar air dalam

simplisia seharusnya tidak lebih dari 5% bobot bahan simplisia.

Banyak simplisia bila disimpan mudah berubah warnanya, menjadi lebih

tua atau lebih muda. Perubahan warna tersebut menyebabkan simplisia

bersangkutan menjadi kurang menarik. Disamping itu pada simplisia tersebut

kemungkinan telah terjadi perubahan kimia pada senyawa aktifnya. Perubahan

warna simplisia sering kali disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari,

terutama cahaya matahari langsung. Cahaya matahari dapat menaikkan suhu,

sehingga mempercepat terjadinya reaksi-reaksi kimia yang dapat mengubah

susunan kimia senyawa aktif simplisia.

Sebagian dari zat alam mudah teroksidasi oleh oksigen udara berubah

menjadi zat-zat teroksidasi. Reaksi oksidasi ini dapat berjalan lebih mudah

apabila simplisia mengandung enzim oksidase.

Cara penyimpanan simplisia dalam wadah yang kurang sesuai

memungkinkan simplisia rusak karena dimakan kutu atau ngengat yang

termasuk hewan golongan serangga dapat menimbulkan kerusakan pada

hampir semua jenis simplisia yang berasal dari tumbuhan atau hewan,

biasanya jenis serangga tertentu merusak jenis simplisia tertentu pula.

Page 17: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Kerusakan pada penyimpanan simplisia yang perlu mendapatkan perhatian

juga ialah kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan pengerat seperti tikus.

Tikus tidak saja merusak bungkus atau wadahnya melainkan kerapkali

memakan juga simplisia.

Cara pengemasan simplisia tergantung pada jenis simplisia dan tujuan

pengunaan pengemasan. Bahan dan bentuk pengemasan harus sesuai, dapat

melindungi dari kemungkinan kerusakan simplisia, dan dengan

memperhatikan segi pemanfaatan ruang untuk keperluan pengangkutan

maupun penyimpanannya.

Wadah harus bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi ( inert ) dengan

isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan

warna, bau, rasa, dan sebagainya pada simplisia. Selain dari itu wadah harus

melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga serta

mempertahankan senyawa aktif yang mudah menguap atau mencegah

pengaruh sinar, masuknya uap air dan gas-gas lainya yang dapat menurunkan

mutu simplisia. Untuk simplisia yang tidak tahan terhadap sinar, misalnya

yang mengandung banyak vitamin, pigmen dan minyak, diperlukan wadah

yang melindungi simplisia terhadap cahaya, misalnya aluminium foil, plastik

atau botol yang berwarna gelap, kaleng dan sebagainya.

Bungkus yang paling lazim digunakan untuk simplisia ialah karung goni,

sering juga digunakan karung atau kantong plastik, peti atau drum dari kayu

atau karton dan drum atau kaleng dari besi berlapis. Beberapa jenis simplisia

terutama yang berbentuk cairan dikemas dalam botol atau guci porselin.

Simplisia yang berasal dari akar, rimpang, umbi, kulit akar, kulit batang,

kayu, daun, herba, buah, biji, dan bunga sebaiknya dikemas dalam karung

plastik. Simplisia dari daun atau herba dimampatkan dulu dalam bentuk yang

padat dan mampat, dibungkus dalam karung plastik dan dijahit. Untuk

perdagangan dan ekspor simplisia dalam bungkus plastik tersebut berbobot

antara 50 sampai 125 kg tiap balnya.

Simplisia yang mudah menyerap uap air udara perlu dibungkus rapat

untuk mencegah terjadinya penyerapan kelembaban tersebut. Sesudah

dikeringkan sampai cukup kering di bungkus dengan karung atau kantong

Page 18: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

plastik, dalam peti, drum atau kaleng besi berlapis. Pada penyimpanannya

simplisia tersebut dimasukkan dalam wadah yang tertutup rapat dan seringkali

perlu diberi kapur tohor sebagai bahan pengering.

Gom dan damar dikemas dalam wadah drum, peti yang terbuat dari karton,

kayu atau besi berlapis sedangkan simplisia yang aromanya atau baunya perlu

dipertahankan, harus dikemas dalam peti kayu berlapis timah atau kertas

timah.

Beberapa simplisia tertentu dikemas dalam wadah yang khusus, sebagai

contoh beberapa jenis jadam yang berasal afrika selatan dulu dikemas dalam

kantong kulit kera, akar sarsaparilla dari amerika selatan dibungkus dalam

kulit sapi, minyak mawar dari Bulgaria dalam guci dari timbal, dan

sebagainya.

Kaleng atau aluminium dapat digunakan sebagai wadah untuk simplisia

kering, terutama jika diperlukan penutupan secara vakum. Akan tetapi kaleng

dan aluminium bersifat korosif dan mudah bereaksi dengan bahan yang

disimpan didalamnya, sehingga kaleng dan aluminium biasanya harus diberi

lapisan khusus misalnya lapisan oleoresin, vinil, malam atau bahan lain. Sifat

wadah gelas yang menguntungkan adalah tidak bereaksi ( inert ). Tetapi

pengunaan wadah gelas terbatas, karena gelas mudah pecah dan berat,

sehingga menyulitkan dalam pengangkutan. Kertas atau karton tidak dapat

dipergunakna sebagai pembungkus simplisia secara sempurna oleh karena itu

biasanya bahan pembungkus kertas tidak perlu dilapis lagi dengan lilin,

damar, lak, atau plastik untuk mencegah keluar masuknya gas atau uap air.

Plastik biasanya digunakan untuk membungkus simplisia kering. Tetapi

penggunaan plastik juga mempunyai kelemahan, karena plastik tidak tahan

panas dan mudah mengalami pengembunan uap air didalamnya jika suhu

diturunkan. Akhir-akhir ini aluminium foil banyak digunakan untuk

membungkus bahan kering karena sifat-sifatnya yang menguntungkan,

diantara mudah dilipat-lipat, ringan serta dapat mencegah keluar masuknya

uap air dan zat-zat yang mudah menguap lainnya.

Pengepakan dapat dilakukan dengan berat/jumlah tertentu dan disusun

secara berlapis-lapis untuk memudahkan penentuan dosis dan penjualannya.

Page 19: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Sebagai contoh misalnya serbuk simplisia dapat dibungkus dengan kertas

untuk setiap berat tertentu. Wadah tersebut dapat dimasukkan kedalam

pembungkus kertas yang beretiket, kemudian dibungkus lagi didalam kantong

plastik. Setiap sepuluh bungkus dipak didalam kantong plastik yang lebih

besar dan setiap lima kantong plastik yang masing-masing berisi sepuluh

bungkus dipak lagi didalam kantong plastik yang lebih besar. Untuk

memudahkan penyimpanan dan pengangkutan biasanya dilakukan pengepakan

terakhir didalam kotak kayu, kotak karton, karung atau keranjang bambu.

Penyimpanan simplisia kering biasanya dilakukan pada suhu kamar ( 15o

sampai 30oC ), tetapi dapat pula dilakukan ditempat sejuk ( 5o sampai 15oC ),

atau tempat dingin ( 0o sampai 5oC ) tergantung dari sifat-sifat dan ketahanan

simplisia kering sebaiknya diusahakan serendah mungkin untuk mencegah

terjadinya penyerapan uap air. Di Indonesia daun tembakau dikemas dalam

keranjang bambu yang bagian dalamnya diberi pelepah daun pisang yang telah

dikeringkan.

Simplisia harus disimpan dalam ruangan penyimpanan khusus atau dalam

gudang simplisia, terpisah dari tempat penyimpanan bahan lainnya ataupun

penyimpanan alat-alat. Gudang simplisia harus mempunyai bentuk dan ukuran

yang sesuai dengan fungsinya, dibuat dengan kontruksi permanen yang cukup

kuat dan dipilihara dengan baik. Baik di bagian dalam maupu dilingkungan

sekitarnya perlu dijaga kebersihannya dan sanitasinya, serta dibebaskan dan

kemungkinan pengotoran atau pencemaran lingkungan.

Gudang harus mempunyai ventilasi udara yang cukup baik dan bebas dari

kebocoran dan kemungkinan kemasukan air hujan. Walaupun memerlukan

penerangan yang cukup pada siang hari harus dicegah masuknya matahari

yang langsung menyinari simplisia yang disimpan.

Perlu dilakukan pencegahan kemungkinan kerusakan simplisia yang

ditimbulkan oleh hewan, baik serangga maupun tikus yang sering memakan

simplisia yang disimpan. Untuk mencegah tertariknya serangga pemakan

simplisia ataupun lalat dan nyamuk, gudang harus bersih dan bebas dari

sampah buangan yang mungkin menjadi sarang serangga tersebut.

Page 20: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Untuk mencegah kemungkinan masukknya tikus kedalam gudang

simplisia, sedapat mungkin semua lubang ventilasi, lubang-lubang lainya

diberi tutup yang sesuai seperti kasa kawat atau lainnya.

Cara penyimpanan mutu simplisia dalam gudang harus diatur sedemikian

rupa, sehingga tidak menyulitkan pamasukan dan pengeluaran bahan simplisia

yang sejenis harus diberlakukan prinsip “ pertama masuk pertama keluar ”,

untuk itu perlu dilakukan administrasi pergudangan yang teratur dan rapi.

Semua simplisia dalam bungkus atau wadah masing-masing harus diberi label

yang mudah dibaca, pada label dicantumkan nama jenis dan asal bahan,

tanggal penerimaan dan pemasukan dalam gudang, tanda pengesahan

pemeriksaan atau uji mutu, dan data lain yang diperlukan, sedapat mungkin

simplisia yang disimpan digudang jangan terlampau lama dengan

memperhitungkan jumlah persediaan dan menggunakan masing-masing

simplisia.

Dalam jangka waktu tertentu dilakukan pemeriksaan gudang secara umum,

dilakukan pengecekan dan pengujian mutu terhadap semua simplisia yang

dipandang perlu. Simplisia yang setelah diperiksa ternyata tidak lagi

memenuhi syarat yang ditentukan misalnya ditumbuhi kapang, dimakan

serangga, berubah warna atau baunya dan lain sebagainya harus dikeluarkan

dari gudang dan dibuang.

Simplisia yang beracun atau mengandung racun harus disimpan dalam

tempat atau lemari terkunci dan diberi tanda racun secara khusus.

h) Pemeriksaan Mutu

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau

pembeliannya dari pengumpul atau perdagangan simplisia.

Simplisia yang diterima harus berupa simplisia murni dan memenuhi

persyaratan umum yang simplisia seperti yang disebutkan dalam Farmakope

Indonesia, Ekstrak Farmakope Indonesia ataupun Material Medika Indonesia

Edisi terakhir. Apabila untuk simplisia yang bersangkutan terdapat paparan

dalam salah satu atau ketiga buku tersebut, maka simplisia tadi harus

memenuhi persyaratan yang disebutkan pada paparannya.

Page 21: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Suatu simplisia dapat dinyatakan bermutu Farmakope Indonesia, Ekstrak

Farmakope Indonesia, atau Materia Medika Indonesia, apabila simplisia

bersangkutan memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam buku yang

bersangkutan.

Agar selalu diperoleh simplisia dengan mutu yang mantap, seyogyanya

disediaakan contoh tiap-tiap simplisia dengan mutu yang pasti dan memenuhi

persyaratan yang digunakan sebagai simplisia pembanding. Pada tiap-tiap

penerimaan atau pembelian simplisia tertentu perlu dilakukan pengujian mutu

yang dicocokkan dengan simplisia pembanding yang bersangkutan. Contoh

simplisia pembanding tersebut disimpan secara khusus untuk menjaga

mutunya, dan tiap jangka waktu tertentu diperiksa kembali mutunya dan

apabila kedapatan kemunduran mutu perlu diganti dengan simplisia

pembanding yang baru.

Pengambilan contoh untuk keperluan pemeriksaan mutu simplisia

dilakukan dengan cara uji petik sehingga contoh tersebut dapat mewakili

keseluruhan simplisia yang diperiksa mutunya.

Secara umumnya simplisia yang tidak memenuhi syarat kekeringan kurang

ditumbuhi kapang, mengandung lendir, sesudah berubah warna atau baunya

berserangga, harus ditolak penerimaannya.

Pada pemeriksaan mutu simplisia pemeriksaan dilakukan dengan cara.

a. Organoleptik, mikroskopik

Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan

mengunakan indera manusia pemeriksaan kemurnian dan mutu simplisia

dengan mengamati bentuk dan cirri-ciri luar serta warna dan bau simplisia.

Ada kalanya diperlukan alat optik berupa alat kaca pembesaran atau alat

ukur sebagai alat Bantu. Bagi pemeriksaan yang berpengalaman, dalam

waktu singkat seringkali dapat dilakukan pengujian mutu simplisia dengan

cara organoleptik dan makroskopik dengan hasil yang mantap dam

memuaskan, dan ada kalanya sampai menetapkan derajat atau kelas mutu

simplisia yang diperiksa.

b. Pemeriksaan mikroskopik dengan mengunakan mikroskop mengamati ciri-

ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan kebenaran, keaslian

Page 22: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

simplisia, dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu berdasarkan senyawa

aktifnya.

c. Penetapan kadar abu

d. Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam

e. Penetapan kadar abu yang larut dalam air

f. Penetapan kadar air

g. Penetapan kadar sari yang larut dalam air

h. Penetapan kadar sari yang larut dalam etenol

i. Memisahkan bahan organik asing

j. Cemaran Mikroba

k. Cemaran Jamur

l. Cemaran Pestisida

PEMBUATAN SIMPLISIA SECARA KHUSUS

1. Perlakuan khusus

a. Jamur, lumut kerak dan spora paku-pakuan.

Bahan simplisia cukup dijemur dibawah sinar matahari, sebab

materialnya kecil dan tipis. Diwadahi dalam kantong plastik atau kaleng,

bila perlu diberi bahan penyerap air dan penyerap oksigen.

b. Akar

Akar dicuci bersih, diiris tipis-tipis atau dipotong pendek-pendek sesuai

dengan ukuran akar, kemudian dijemur. Pengeringan dilakukan dengan

sinar matahari atau pengeringan buatan.

c. Buah

Buah yang kecil atau yang sudah agak kering sewaktu dipanen misalnya

lada dan adas, langsung dikeringkan. Buah yang agak besar dan masih

basah misalnya cabe merah, sebaliknya dibelah jadi dua atau beberapa

bagian kemudian dijemur. Beberapa buah ada yang perlu diperam sebelum

dijemur.

d. Bunga

Bunga dikeringkan dengan sinar matahari diangin-anginkan, atau

dikeringkan dengan pengeringan buatan.

Page 23: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

e. Biji

Bila biji hanya tercemar oleh bahan organik asing, langsung dijemur.

Selama proses pengeringan biji yang pecah langsung dibuang hal ini untuk

menghindari pencemaran oleh kapang penghasil alfatoksin. Pengerjaan

selanjutnya seperti pada kayu

f. Daun

Pengerjaan seperti bunga.

g. Kayu

Diiris tipis atau dalam bongkah-bongkah. Pengeringan dengan sinar

matahari. Pengeringan dengan pengeringan buatan harus memperhatikan

segi ekonominya.

h. Herba

Pengerjaan seperti kayu.

i. Kulit

Pengerjaan seperti kayu.

j. Rimpang

Rimpang dicuci bersih; rimpang ukuran kecil dibiarkan utuh sedang

rimpang besar diiris-iriskan tipis memanjang atau malintang, tergantung

pada permintaan pasaran. Pada beberapa rimpang tertentu perlu direndam

air kapur atau dicelupkan air mendidih. Pengeringan dengan sinar matahari

atau pengeringan buatan.

k. Umbi

Umbi dicuci bersih diiris tipis-tipis, jika perlu irisan tipis yang bergaris

tengah besar dipotong menjadi dua atau beberapa bagian. Selanjutnya

pengerjaan seperti pada kayu.

l. Umbi lapis

Bila umbi lapis dalam keadaan utuh, misalnya bawang merah, maka

setelah dicuci lalu dijemur.

m. Balsam, Malam, Getah dan Gom

Biasanya tidak memerlukan proses pengeringan. Tetapi bila diperhatikan

berbagai jenis Gom dapat dijemur agar lebih kering.

n. Hasil pengolahan

Page 24: 106676338-OBAT-TRADISIONAL

Misalnya agar-agar, jadam, kolofonium dan sebagainya. Disimpan

seperti apa adanya,wadah disesuaikan dengan membentuk dan konsistensi

simplisia. Hasil pengolahan yang berupa bahan padat cukup disimpan

dengan disertai penyerapan air.

o. Hewan

1) Tubuh hewan atau sebagainya.

Dikeringkan dengan penjemuran atau pengeringan buatan.

2) Minyak lemak

Pengolahan tergantung kepada bahan bakunya. Penyimpanan dalam

wadah terisi penuh dan tertutup baik.

3) Lemak dan lilin hewan.

Pengolahan tergantung kepada bahan bakunya. Penyimpanan dalam

wadah yang tertutup baik.

4) Hasil olahan cair

Contoh madu. Penyimpanan dalam wadah terisi penuh dan tertutup

baik.

p. Minyak mineral

Biasanya pengolahan dilakukan oleh industri minyak bumi,

penyimpanan dalam wadah yang tertutup baik.

q. Minyak atsiri

Cara pengolahan diuraikan tersendiri. Penyimpanan dalam wadah terisi

penuh, tertutup baik dan terlindung dari cahaya, pada suhu kamar.

r. Minyak Nabati Padat

Minyak lemak coklat dan lemak pala. Penyimpanan dalam wadah

tertutup baik.