10657588_10204561504691908_1720783769_n (1)

2
Persyaratan Betina untuk Sinkronisasi Birahi Mempunyai kesehatan alat reproduksi yang baik. Sapi betina harus mempunyai kesehatan alat reproduksi yang baik jika akan dilakukan sinkrnisasi birahi. Adanya peradangan alat reproduksi, endometritis, metritis, vaginitis, akan sangat berpengaruh pada hasil konsepsi sinkronisasi. Pemeriksaan klinis alat reproduksi perlu dilakukan sebelum dilakukan perlakuan sinkronisasi estrus. Sapi dalam keadaan tidak bunting. Sapi tidak dalam keadaan bunting jika akan dilakukan sinkronisasi birahi. Jika sapi betina yang bunting diberi perlakuan sinkronisasi birahi, akan berakibat abortus. Pemeriksaan kebuntingan dan alat reproduksi sebelum perlakuan harus dilakukan secara cermat untuk memastikan bahwa hewan tidak dalam keadaan bunting. Memiliki organ reproduksi normal terutama sedang memiliki corpus luteum. Khusus untuk sinkronisasi estrus menggunakan PGF2α, hewan harus mempunyai corpus luteum pada salah satu ovariumnya. Pemeriksaan adanya korpus luteum sangat diperlukan, mengingat PGF2α mempunyai target organ corpus luteum. Sapi yang bersiklus estrus namun belum mempunyai korpus luteum maka perlakuannya ditunda sampai terbentuk korpus luteum yang berukuran cukup besar. Sapi Betina telah beranak minimal satu kali.

description

10657588_10204561504691908_1720783769_n (1)

Transcript of 10657588_10204561504691908_1720783769_n (1)

Persyaratan Betina untuk Sinkronisasi Birahi

Mempunyai kesehatan alat reproduksi yang baik.

Sapi betina harus mempunyai kesehatan alat reproduksi yang baik jika akan

dilakukan sinkrnisasi birahi. Adanya peradangan alat reproduksi, endometritis, metritis,

vaginitis, akan sangat berpengaruh pada hasil konsepsi sinkronisasi. Pemeriksaan klinis

alat reproduksi perlu dilakukan sebelum dilakukan perlakuan sinkronisasi estrus.

Sapi dalam keadaan tidak bunting.

Sapi tidak dalam keadaan bunting jika akan dilakukan sinkronisasi birahi. Jika

sapi betina yang bunting diberi perlakuan sinkronisasi birahi, akan berakibat abortus.

Pemeriksaan kebuntingan dan alat reproduksi sebelum perlakuan harus dilakukan secara

cermat untuk memastikan bahwa hewan tidak dalam keadaan bunting.

Memiliki organ reproduksi normal terutama sedang memiliki corpus luteum.

Khusus untuk sinkronisasi estrus menggunakan PGF2α, hewan harus mempunyai

corpus luteum pada salah satu ovariumnya. Pemeriksaan adanya korpus luteum sangat

diperlukan, mengingat PGF2α mempunyai target organ corpus luteum. Sapi yang

bersiklus estrus namun belum mempunyai korpus luteum maka perlakuannya ditunda

sampai terbentuk korpus luteum yang berukuran cukup besar.

Sapi Betina telah beranak minimal satu kali.

Sapi Betina yang akan dilakukan sinkronisasi birahi pernah beranak minimal satu

kali untuk memastikan bahwa sapi tersebut tidak infertil dan mempunyai siklus birahi

normal. Sapi betina juga dipastikan telah berumur 4-7 tahun jika akan dilakukan

sinkronisasi birahi. Jika sapi terlalu tua, folikel-folikel akan semakin menurn jumlahnya.

Daftar Pustaka

Kune. P. dan Solihati. N. 2007. Tampilan Berahi dan Tingkat Kesuburan Sapi Bali Timor

yang Diinseminasi (The Performance of Estrus and Fertility Rate of Timor

Bali Cow Inseminated). Jurnal Ilmu Ternak, Juni 2007, Vol. 7 No. 1, 1 - 5.