1036_NURDINI_HINCO
-
Upload
nurdini-lestari -
Category
Documents
-
view
258 -
download
54
description
Transcript of 1036_NURDINI_HINCO
ANALISIS KABUPATEN KUNINGAN DALAM ANGKA
DENGAN MENGGUNAKAN HINCO APPROACH
TUGAS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Perencanaan Spasial dan Tata Wilayah
Oleh,
NURDINI LESTARI
13/352639/PGE/1036
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS GEOGRAFI
PROGRAM PASCASARJANA GEOGRAFI
2013
HINCO APPROACH
A. HUMAN ASPECT
1. Jumlah Penduduk dan Karakteristik Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Kuningan berdasarkan pengolahan data
kependudukan Dinas kependudukan dan Catatan Sipil tercatat sebanyak 1280158
jiwa. Berdasarka jenis kelamin, penduduk di Kabupaten Kuningan terdiri dari
penduduk laki-laki sebanyak 651937 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak
628221 jiwa dan seluruhnya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Adapun
jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
ini :
Tabel 1
Jumlah Penduduk Kabupaten Kuningan
No Nama
Kecamatan
Penduduk (Jiwa) Jumlah
Penduduk
Persentase
(%) Laki-laki Perempuan
1 Darma 30127 28656 58783 4,59
2 Kadugede 15299 14882 30181 2,36
3 Nusaherang 11297 10977 22274 1,74
4 Ciniru 11934 11525 23459 1,83
5 Hantara 8178 7938 16116 1,26
6 Selajambe 7783 8000 15783 1,23
7 Subang 10306 10394 20700 1,62
8 Cilebak 7046 6933 13979 1,09
9 Ciwaru 18598 18145 36743 2,87
10 Karangkancana 15218 14971 30189 2,36
11 Cibingbin 22091 21444 43535 3,40
12 Cibeureum 11165 11160 22325 1,74
13 Luragung 27347 26436 53783 4,20
14 Cimahi 18729 18448 37177 2,90
15 Cidahu 23730 22452 46182 3,61
16 Kalimanggis 12732 11899 24631 1,92
17 Ciawigebang 51478 48104 99582 7,78
18 Cipicung 17916 16901 34817 2,72
19 Lebakwangi 25278 24322 49600 3,87
20 Maleber 24732 26650 51382 4,01
21 Garawangi 22332 21300 43632 3,41
22 Sindangagung 20696 18755 39451 3,08
23 Kuningan 57243 55220 112463 8,79
24 Cigugur 25214 23722 48936 3,82
25 Kramatmulya 25423 24312 49735 3,89
26 Jalaksana 26888 26192 53080 4,15
27 Japara 11621 11265 22886 1,79
28 Cilimus 28822 28112 56934 4,45
29 Cigandamekar 18918 17781 36699 2,87
30 Mandirancan 15011 14165 29176 2,28
31 Pancalang 15677 14579 30256 2,36
32 Pasawahan 13108 12581 25689 2,01
Jumlah 651937 628221 1280158 100 %
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Kuningan
merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak dengan
jumlah penduduk sebanyak 112463 jiwa dengan presentasenya sebesar 8,79%,
sedangkan Kecamatan Cilebak merupakan kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk paling sedikit dengan jumlah penduduknya sebanyak 13979 jiwa dengan
presentase 1,09%. Berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah, maka dapat
dihitung kepadatan penduduk pada wilayah tersebut. Kepadatan penduduk
menunjukkan pada banyaknya penduduk per satuan unit wilayah.
Dengan demikian maka kepadatan penduduk di Kabupaten Kuningan dapat
dihitung sebagai berikut:
a. Kepadatan Penduduk Kasar
= Jumlah Penduduk (jiwa )
Luas Wilayah (Km 2)
= 1280158 (jiwa )
1195,71 (𝐾𝑚2)
= 1070,63 ≈1071 jiwa/km2.
Jadi kepadatan penduduk kasar di Kabupaten Kuningan adalah adalah 1071
jiwa setiap 1 Km2
luas wilayah.
b. Kepadatan Penduduk Fisiologis
= Jumlah Penduduk (jiwa )
Luas Lahan Pertanian (sawah ,tegal /kebun (𝐾𝑚2)
= 1280158 (𝑗𝑖𝑤𝑎 )
698,79 (𝐾𝑚2)
= 1831,96 ≈ 1832 jiwa/km2
Jadi kepadatan penduduk fisiologis di Kabupaten Kuningan adalah 1832 jiwa
tiap 1 Km2 lahan pertanian.
c. Kepadatan Penduduk Agraris
= Jumlah Petani (jiwa )
Luas Lahan Pertanian (𝐾𝑚2)
= 451674 (jiwa )
484,39(𝐾𝑚2)
= 931,42 ≈ 931 jiwa/Km2
Jadi Kepadatan penduduk agraris di Kabupaten Kuningan adalah 931 jiwa tiap
1 Km2 lahan pertanian.
Berdasarkan perhitungan kepadatan penduduk di atas, baik kepadatan
penduduk kasar, fisiologis maupun agraris, Kabupaten Kuningan masih
menyediakan lahan yang cukup bagi pertumbuhan penduduk diwilayah ini.
Komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin sangat penting untuk
diketahui, karena dari data tersebut akan diperoleh berbagai macam informasi seperti
: rasio jenis kelamin (sex ratio), jumlah usia produktif, jumlah usia belum produktif,
jumlah usia tidak produktif, dan sebagainya. Dari data komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin akan mencerminkan kemampuan suatu daerah
dari segi sumberdaya manusia, dan sering digunakan untuk analisis dalam
perencanaan pembangunan.
Untuk mengetahui komposisi penduduk berdasarkan usia (dengan interval 5
tahun) dan jenis kelamin di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut
ini :
Tabel 2
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
No Kelompok
Usia
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase
(%) L P
1 0 – 4 46734 43556 90290 7,05
2 5 – 9 52204 49676 101880 7,96
3 10 – 14 54896 52223 107119 8,37
4 15 – 19 54210 52290 106500 8,32
5 20 – 24 53726 53092 106818 8,34
6 25 – 29 64593 60731 125324 9,79
7 30 – 34 61472 54629 116101 9,07
8 35 – 39 53338 49873 103211 8,06
9 40 – 44 46310 43321 89631 7,00
10 45 – 49 39308 38937 78245 6,11
11 50 – 54 39372 39208 78580 6,14
12 55 – 59 21389 19444 40842 3,19
13 60 – 64 19817 19836 39653 3,10
14 65+ 44568 51405 95973 7,50
Jumlah 651937 628221 1280158 100,00%
Total 1280158
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Dari Tabel 2 dapat diketahui jumlah penduduk Kabupaten Kuningan
berdasarkan usia dan jenis kelamin yaitu 1280158 jiwa dengan jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 651937 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 628221
jiwa, penduduk yang belum produktif (usia 0 – 14 tahun) sebanyak 299289 jiwa,
jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun) sebanyak 845243 jiwa,
sedangkan penduduk usia tidak produktif (usia 65 tahun keatas) sebanyak 135626
jiwa. Untuk lebih jelas mengenai komposisi jumlah penduduk berdasarkan usia
produktif di wilayah penelitian, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Produktif
No Usia
(Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase
(%)
1 0 – 14 153834 145455 299289 23,38
2 15 – 64 433718 411525 845243 66,03
3 65+ 64385 71241 135626 10,59
Jumlah 651937 628221 1280158 100,00
Dari data tersebut, dapat dihitung rasio jenis kelamin (Sex Ratio) dengan
menggunakan rumus:
𝑆𝑅 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛× 100
𝑆𝑅 =651937
628221× 100
SR = 103,76 ≈ 104
Dengan menggunakan rumus di atas dapat diketahui rasio jenis kelamin di
Kabupaten Kuningan adalah 104. Dalam arti, di Kabupaten Kuningan terdapat 104
orang laki-laki tiap 100 orang perempuan.
Selain ratio jenis kelamin, dari data berikut dapat juga diketahui rasio
ketergantungan. Rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu suatu angka yang
menunjukan besarnya angka ketergantungan dari kelompok usia non produktif (usia
0 – 14 tahun ditambah usia > 65 tahun) terhadap usia produktif (usia 15 – 64 tahun),
untuk mengetahui besarnya rasio ketergantungan digunakan rumus jumlah penduduk
usia non produktif (usia 0 – 14 tahun ditambah usia > 65 tahun) dibagi jumlah
penduduk usia produktif dikalikan 100. Untuk mengetahui besarnya angka beban
tanggungan dapat menggunakan rumus berikut ini :
𝐷𝑅 = 𝑢𝑠𝑖𝑎 0 − 14 + (𝑢𝑠𝑖𝑎 > 65)
(𝑢𝑠𝑖𝑎 15 − 64)× 100
Dari perhitungan tersebut maka dapat diketahui besarnya rasio beban
tanggungan di Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut :
𝐷𝑅 =299289 + 135626
845243× 100
𝐷𝑅 =434915
845243× 100
𝐷𝑅 = 51,45 ≈ 52
Hasilnya adalah 51,45 ≈ 52, artinya setiap 100 orang usia produktif harus
menanggung 52 yang belum produktif dan tidak produktif. Berdasarkan Tabel 3
tersebut dapat diketahui bahwa 60,62 % atau lebih dari setengah penduduk
Kabupaten Kuninga berada pada usia produktif. Jumlah usia produktif ini
diharapkan mampu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat setempat serta
mampu membangun daerahnya sendiri sebagai bagian dari proses pembangunan
nasional.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah salah satu tolak ukur untuk mengetahui tinggi
rendahnya kualitas sumberdaya manusia pada suatu daerah. Hal ini tentunya akan
memberikan dampak pula pada kemajuan pembangunan daerah tersebut. Penduduk
yang mengenyam pendidikan tinggi akan memberikan pengaruh pada kondisi
kesejahteraan yang tinggi, sebaliknya penduduk yang memiliki pendidikan rendah
maka akan menimbulkan tingkat kesejahteraan yang minim. Tingkat pendidikan
juga dapat mencerminkan kondisi ketahanan suatu wilayah berdasarkan sumberdaya
manusia.
Untuk mengetahui komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di Kabupaten
Kuningan, dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Belum Tamat SD 211361 16,51
2 Tamat SD/Sederajat 590045 46,09
3 Tamat SMP/Sederajat 243984 19,06
4 Tamat SMA/Sederajat 190176 14,84
5 Tamat Perguruan Tingggi 44592 3,48
Jumlah 1.280.158 100
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk
Kabupaten Kuningan berpendidikan sebagian besar tamat SD sebanyak 46,09%, dan
tamat SMP sebanyak 19,04%.
Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan suatu wilayah adalah
keberadaan sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Kabupaten Kuningan memiliki
banyak unit sekolah dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi (PT).
untuk mengetahui jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5
Sarana Pendidikan di Kabupaten Kuningan
No Sekolah Berdasarkan Jenjang
Pendidikan Jumlah
Persentase
(%)
1 SD (Sekolah Dasar) Sederajat 753 77,2
2 SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Sederajat 140 14,4
3 SMA (Sekolah Menengah Atas)
Sederajat 46 4,7
4 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) 31 3,2
5 Perguruan Tinggi 5 0,5
Jumlah 975 100,00 %
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, jumlah Sekolah Dasar (SD) sederajat
merupakan jumlah paling banyak yang terdapat di Kabupaten Kuningan yaitu
sebanyak 753 (77,2%). Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar penduduk
Kabupaten Kuningan adalah lulus SD.
3. Ketenagakerjaan dan Matapencaharian
Definisi penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun dan
lebih, yang terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Kategori
Angkatan Kerja adalah mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi, yang diukur
dengan banyaknya porsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja, yakni bekerja
atau mencari pekerjaan.
Berdasarkan hasil estimasi Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada
Tahun 2010, diperkirakan terdapat sebanyak 748.052 orang penduduk usia kerja.
452.967 orang diantaranya merupakan kelompok angkatan kerja, dengan demikian
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Tahun 2010 mencapai 60,55
persen. Sedangkan selebihnya yaitu sebanyak 295.085 orang dikategorikan sebagai
penduduk bukan angkatan kerja, yang kegiatan utamanya adalah sekolah, mengurus
rumah tangga dan kegiatan lainnya. Dari 452.967 orang ada pada kelompok
angkatan kerja, 417.310 diantaranya aktif bekerja, sedangkan 35.657 orang lainnya
merupakan penganggur yaitu mereka yang tidak bekerja tetapi aktif mencari
pekerjaan, mempersiapkan usaha dan lainnya dalam upaya memperoleh
penghidupan, sehingga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Tahun 2010
mencapai 7,87 persen.
Matapencaharian merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi sumber
penghasilan setiap penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Untuk mengetahui komposisi penduduk berdasarkan matapencaharian dapat dilihat
pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6
Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)
1 Petani 451674 60,34
2 Karyawan/Buruh 107346 14,34
3 Wiraswasta 171600 22,92
4 TNI/ Polri 1128 0,15
5 PNS (Pegawai Negeri Sipil) 15296 2,04
6 Lain-lain 1525 0,20
Jumlah 748569 100
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa 60,34 % (451674 jiwa) penduduk
Kabupaten Kuningan bermatapencaharian sebagai petani, hal ini sangat wajar karena
Kabupaten Kuningan memiliki lahan pertanian yang luas.
B. INSTITUSIONAL ASPECT
1. Lembaga Pemerintahan Daerah
Pemerintah kabupaten memasuki era baru dalam otonomi daerah, berbagai
fungsi dan kewenangan yang semula dikendalikan pemerintah pusat sekarang di
distribusikan ke daerah. Tantangan sekaligus kesempatan untuk lebih mendekatkan
layanan pemerintah kepada masyarakat, dan dalam semangat good governance itulah
Pemerintah Kabupaten Kuningan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Susunan
Organisasi Pemerintahan Kabupaten Kuningan ditata berdasarkan PP No 41/2007
yang telah diperdakan melalui perda Nomor 9, 10, 11 dan 12 Tahun 2008. Sebagai
kepala daerah Bupati H. Aang Hamid Suganda saat ini melaksanakan masa
pemerintahan periode kedua sedangkan bersama pasangan wakil bupati Drs.
H.Momon Rochmana, M.M. merupakan pasangan pertama yang terpilih dalam era
pemilihan kepala daerah langsung oleh masyarakat Kabupaten Kuningan. Sekretaris
daerah yang bertugas sekarang adalah Drs. H Yosep Setiawan M.Si, pejabat karier di
Kabupaten Kuningan yang sebelumnya memimpin BKD dan Bappeda Kabupaten
Kuningan.
Untuk menjalankan roda pemerintahan, kewenangan dan fungsi eksekutif
dikelola melalui 2 sekretariat, 15 dinas daerah, 16 lembaga teknis daerah dan secara
administratif wilayah Kabupaten Kuningan terbagi dalam 32 kecamatan dan 15
kelurahan dan 361 desa. Untuk mengetahui satuan kerja perangkat daerah Kabupaten
Kuningan dapat dilihat Tabel 7 berikut ini :
Tabel 7
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kuningan
No Badan/Kantor/Lembaga Daerah No Dinas Teknis
1 Sekretariat Daerah 1 Inspektorat Kabupaten
2 Sekretariat DPRD 2 Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
3 Dinas Tata Ruang dan Cipta
Karya
3 Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah
4 Dinas Bina Marga 4 Rumah Sakit Umum 45
5 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olahraga
5 Rumah Sakit Ibu dan Anak
Linggarjati
6 Dinas Pertanian, Perikanan, dan
Peternakan
6 Badan Kesatuan Bangsa,
Politik, dan Perlindungan
Masyarakat
7 Dinas Perikanan dan Perkebunan 7 Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu
8 Dinas Perhubungan 8 Badan Kepegawaian Daerah
9 Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
9 Badan Keluarga Berencana dan
Pemberdayaan Perempuan
10 Dinas Kesehatan 10 Badan Perencanaan Masyarakat
Desa
11 Dinas Pendapatan 11 Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah
12 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 12 Badan Pelaksanaan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
13 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
13 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah
14 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 14 Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah
15 Dinas Komunikasi dan Informasi 15 Sekretariat KORPRI
16 Dinas Sumberdaya Air dan
Pertambangan
16 Satuan Polisi Pamong Praja
17 Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil
Sumber : Profil Kabupaten Kuningan, 2012
2. Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah
Kabupaten Kuningan merupakan daerah otonom yang ditunjang oleh sektor
agraris secara dominan. Jika melihat kondisi kemandirian keuangan daerah yang
dihitung dari perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total
penerimaan daerah akan tergolong dalam kategori/tingkat kemandirian kecil/lemah
(dibawah 10%) yaitu baru mencapai 6,36%. Namun demikian usaha untuk
peningkatan PAD dari tahun 2007 telah dan terus diupayakan dengan kondisi hingga
tahun 2011, target PAD telah meningkat dengan besaran diatas seratus persen atau
dengan laju diatas dua puluh lima persen per tahunnya. Upaya peningkatan
penerimaan daerah diluar PAD juga terus dilakukan, salah-satunya adalah melalui
peningkatan pungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diindikasikan dari
tahun ke tahun dengan diterimanya penghargaan dari Provinsi Jawa Barat sebagai
Kabupaten Terbaik dan Tercepat dalam Pemungutan dan Pengelolaan Administrasi
PBB. Sumber pendapatan asli daerah masih didominasi dari retribusi daerah dan dana
perimbangan dari Pemerintah Pusat. Untuk mengetahui gambaran Pendapatan Asli
Daerah Tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini :
Tabel 8
Pendapatan Asli daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2011 dan 2012
No Uraian 2011 2012
1 Pajak Daerah 17.125.154.000 20.546.000.000
2 Retribusi Daerah 56.245.943.242 17.203.597.500
3 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
2.824.625.725 3.245.654.050
4 Lain-lain PAD yang Sah 7.411.395.659 47.202.475.050
83.607.118.626 88.187.727.600
Sumber : Profil Kabupaten Kuningan, 2012
Kabupaten Kuningan sampai saat ini masih dalam proses untuk terus
meningkatkan proporsi belanja pembangunan seiring dengan penguatan kontribusi
PAD dalam struktur belanja daerah. Untuk mengetahui proporsi belanja Kabupaten
Kuningan Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9
Proporsi Belanja Kabupaten Kuningan Tahun 2012
No. Uraian Jumlah
Belanja Tidak Langsung 936.495.966.256,75
1 Belanja Pegawai 872.777.308.522,00
2 Belanja Hibah 9.527.500.000,00
3 Belanja Bantuan Sosial 1.000.000.000,00
4 Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah
Desa
1.700.000.000,00
5 Belanja Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa
39.277.950.000,00
6 Belanja Tidak Terdugi 12.213.207.734,75
Belanja Langsung 329.702.187.159,00
1 Belanja Pegawai 64.228.124.036,00
2 Belanja Barang dan Jasa 135.285.284.439,00
3 Belanja Modal 130.188.778.684,00
JUMLAH 1.266.198.153.415,75
Sumber : Profil Kabupaten Kuningan, 2012
3. Fasilitas Sosial
Di Kabupaten Kuningan terdapat berbagai macam fasilitas sosial, seperti
fasilitas peribatan, fasilitas kesehatan, fasilitas ekonomi, dan fasilitas penunjang
lainnya. Fasilitas sosial tersebut akan dijelaskan dalam tabel-tabel di bawah ini :
Tabel 10
Sarana Peribadatan di Kabupaten Kuningan
No Sarana Peribadatan Jumlah Persentase
(%)
1 Mesjid 784 97,9
2 Gereja Protestan 5 0,6
3 Gereja Katholik 10 1,3
4 Vihara 1 0,1
5 Pura 1 0,1
Jumlah 801 100,00 %
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 10 di atas, Sarana peribadatan yang paling banyak adalah
mesjid sebanyak 784 (97,9%) dan gereja katolik berada pada urutan kedua sebanyak
10 (1,3%).
Tabel 11
Sarana Kesehatan di Kabupaten Kuningan No Sarana Kesehatan Jumlah Persentase (%) 1 Rumah Sakit 6 0,3 2 Rumah Sakit Bersalin 1 0,1 3 Puskesmas 327 16,9 4 Posyandu 1392 71,8 5 Balai Pengobatan 7 0,4
6 Polindes 206 10,6 Jumlah 1939 100%
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 11 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah posyandu di
Kabupaten Kuningan sebanyak 1392 (71,8%). Sedangkan rumah sakit berjumlah
6 (0,3%) dan rumah sakit bersalin sebanyak 1 (0,1%). Fasilitas ini diharapkan
mampu mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten
Kuningan.
Fasilitas ekonomi di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 12
berikut ini :
Tabel 12
Fasilitas Ekonomi di Kabupaten Kuningan
No Fasilitas Jumlah Persentase (%)
1 Pasar Umum 39 10,96
2 Pasar Hewan 3 0,84
4 Koperasi 41 11,52
5 Bank 127 35,67
6 Pasar Swalayan 12 3,37
7 Mini Market 134 37,64
Jumlah 356 100
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 12 tersebut, fasilitas ekonomi yang paling banyak adalah
mini market sebanyak 134 (37,64%) yang semakin hari semakin menjamur hingga ke
pelosok-pelosok.
Selain kondisi sosial dan kondisi fasilitas ekonomi yang terdapat di
Kabupaten Kuningan, terdapat pula fasilitas lainnya seperti pelayanan jas, dan lain-
lain. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini :
Tabel 13
Fasilitas Lainnya di Kabupaten Kuningan
No Fasilitas Jumlah Persentase(%)
1 Kantor Pos 32 21,92
2 Hotel 36 24,66
3 Rumah Makan 44 30,14
4 Terminal tipe A 11 7,53
5 Jasa Trevel 11 7,53
6 PDAM 12 8,22
Jumlah 146 100
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa fasilitas rumah makan memiliki
jumlah yang paling banyak yaitu sebanyak 44 buah (24,66%) dan hotel sebanyak 36
buah (24,66%), hal ini sesuai dengan banyaknya jumlah tempat wisata di Kabupaten
Kuningan yang dapat mendorong banyaknya rumah makan dan hotel-hotel atau
penginapan.
4. Kegiatan Ekonomi
Pembangunan dan peningkatan kemampuan ekonomi menjadi hal yang tidak
terpisahkan, keberhasilan pembangunan yang paling umum diketahui dan diakui
adalah kemajuan tingkat ekonomi yang dicapai di daerah tersebut. Kabupaten
Kuningan dengan berbagai potensi pembangunan dan program kegiatan, inisiatif dan
kerjasama antar pelaku pembangunan menghasilkan kondisi perekonomian yang
menjanjikan. Sebagai kabupaten yang kegiatan perekonomiannya masih didukung
sektor agraris secara dominan keberadaan area pertanian dan produk unggulan
menjadi salah satu bentuk identitas ekonomi daerah. Produk unggulan yang dimiliki
Kabupaten Kuningan diantaranya yaitu : padi gogo, padi sawah, jagung, ubi jalar dan
ubi kayu.
C. NATURAL ASPECT
1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan suatu daerah akan disesuaikan dengan kebutuhan serta
pemanfaatan akan lahan tersebut. Dalam hal penggunaan lahan tentunya tidak
terlepas dari kegiatan sosial ekonomi masyarakat itu sendiri, seperti bersekolah,
berkeluarga, beribadah, bertani, berkebun, dan lain-lain. Ada pun penggunaan lahan
di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini :
Tabel 14
Penggunaan Lahan Kabupaten Kuningan
No. Penggunaan Lahan Luas
(Km2)
Persentase
(%)
1. Hutan 511,53 42,78
2. Sawah 209,46 24,29
3. Tegalan 212,45 17,77
4. Lahan kering dan padang rumput 5,04 0,42
5. Perkebunan 62,48 5,23
6. Pemukiman 111,04 9,29
7. Lain-lain 2,71 0,23
Jumlah 1195,71 100
Sumber : Kuningan Dalam Angka, 2012
Dari data Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan di Kabupaten
Kuningan digunakan sebagai lahan kehutanan seluas 511,53 km2 (42,78%) baik
hutan rakyat maupun hutan lindung. Keberadaan hutan yang luas dapat mendukung
Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi, dengan catatan melakukan
pengolahan hutan dengan baik dan benar.
2. Sumberdaya Alam
a. Sumberdaya Kehutanan
Salah satu sumberdaya alam yang dapat menjadi modal bagi
pembangunan Kabupaten Kuningan adalah sumberdaya kehutanan. Namun,
pemerintah Kabupaten Kuningan belum memanfaatakan sumberdaya kehutanan
secara maksimal dan masih sangat terbatas pada pemanfaatan kayunya saja,
padahal sumberdaya alam yang terkandung di hutan tidak hanya kayu saja.
Kabupaten kuningan memiliki kawasan hutan dengan luas 511,53 km2
yang terdiri dari hutan produksi, hutan produksi terbatas, taman nasional, taman
wisata alam, dan hutan rakyat. Tabel 15 merupakan rincian dari luas kawasan
hutan di Kabupaten Kuningan.
Tabel 15
Luas kawasan Hutan Kabupaten Kuningan
Kawasan Hutan Luas (Km2) Persentase (%)
Hutan Produksi 61,91 12,10
Hutan Produksi Terbatas 194,53 38,03
Taman Nasional 86,99 17,01
Taman Wisata Alam 0,115 0,02
Hutan Rakyat 167,98 32,84
Jumlah 511,53 100
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Kuningan, 2013
Produksi hasil hutan Kabupaten Kuningan yang berupa kayu dan non
kayu tersebut masih sangat rendah. Untuk mengetahui kapasitas produksi
beberapa hasil hutan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 16 :
Tabel 16
Kapasitas Produksi Hasil Hutan di Kabupaten Kuningan
Hasil Hutan Kapasitas Produksi
Kayu 34658,93 (m3)
Madu 66,70 (liter)
Jamur 10530 (kg)
Bambu 14981,33 (m3)
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Kuningan, 2013
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa kayu adalah hasil hutan yang
kapasitas produksinya paling banyak yaitu sebesar 34658,93 m3. Jenis kayu
yang terdapat di Kabupaten Kuningan diantaranya yaitu kayu jati, mahoni,
sonokeling, pinus, dan rawa campuran.
b. Sumberdaya Perkebunan
Selain areal hutan yang luas, Kabupaten Kuningan memiliki areal
perkebunan yang cukup luas yaitu 62,48 Km2 yang dapat menjadi sumber
pendapatan bagi masyarakat dan daerah. Komoditas yang di hasilkan dari
perkebunan di Kabupaten Kuningan terdiri dari : kopi, cengkih, kelapa, tebu,
pala, aren, pinang, lada, vanili, pandan, kenanga, kemiri, kapok, tembakau,
nilam, dan kakao. Untuk melihat potensi perkebunan di setiap kecamatan dapat
dilihat pada Tabel 17 berikut ini :
Tabel 17
Komoditas Produksi Perkebunan di Kabupaten Kuningan
No Kecamatan Komoditas Produksi Perkebunan
1 Darma Kopi, Cengkih, Kelapa, Pala, Aren, Pinang, Lada, Kemiri, Kapok, Tembakau
2 Kadugede Kopi, Cengkih, Kelapa, Pala, Vanili, Kemiri, Kapok
3 Nusaherang Kopi, Cengkih, Kelapa, Pala, Lada, Vanili, Kemiri, Kapok
4 Ciniru Kopi, Cengkih, Kelapa, Aren, Kemiri, Kapok 5 Hantara Kopi, Cengkih, Kelapa, Aren, Kapok
6 Selajambe Kopi, Cengkih, Kelapa, Pala, Aren, Pinang, Lada, Vanili, Kapok
7 Subang Kopi, Cengkih, Kelapa, Pala, Aren, Pinang, Lada, Kemiri, Kapok, Kakao
8 Cilebak Kopi, Cengkih, Kelapa, Aren, Kemiri, Kapok, Nilam, Kakao
9 Ciwaru Kopi, Cengkih, Kelapa, Aren, Kemiri, Kapok, Nilam
10 Karangkancana Kopi, Cengkih, Kelapa, Aren, Lada, Kemiri, Kapok, Nilam
11 Cibingbin Kopi, Cengkih, Kelapa, Kapok
12 Cibeureum Kopi, Cengkih, Kelapa, Lada, Kemiri, Kapok, Tembakau, Nilam
13 Luragung Kopi, Kelapa, Tebu, Kapok 14 Cimahi Kelapa, Kapok 15 Cidahu Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Kapok 16 Kalimanggis Kelapa, Tebu, Lada, Kapok 17 Ciawigebang Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Kapok 18 Cipicung Kopi, Cengkih, Kelapa, Aren, Kemiri, Kapok 19 Lebakwangi Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Aren, Kemiri, Kapok 20 Maleber Kopi, Cengkih, Kelapa, Kapok 21 Garawangi Kopi, Cengkih, Kelapa, Kemiri, Kapok, Tembakau 22 Sindangagung Kopi, Cengkih, Kelapa, Kapok 23 Kuningan Kopi, Cengkih, Kelapa, Lada, Kapok
24 Cigugur Kopi, Cengkih, Kelapa, Pala, Aren, Lada, Kemiri, Kapok
25 Kramatmulya Kopi, Cengkih, Kelapa, Kapok
26 Jalaksana Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Pala, Vanili, Kemiri, Kapok
27 Japara Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Kemiri, Kapok
28 Cilimus Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Pala, Lada, Kemiri,Vanili, Kapok, Tembakau
29 Cigandamekar Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Kapok 30 Mandirancan Kopi, Cengkih, Kelapa, Lada, Vanili, Kemiri, Kapok
31 Pancalang Kopi, Cengkih, Kelapa, Tebu, Lada, Kemiri, Kapok, Tembakau
32 Pasawahan Kopi, Cengkih, Kelapa, Lada, Kemiri, Kapok Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa kelapa, cengkih, dan kopi adalah
komoditas perkebunan di Kabupaten Kuningan yang tersebar hampir di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Kuningan. Semua komoditas ini masih
memungkinkan untuk ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat dan menjadi modal pembangunan daerah.
Selain perkebunan yang dimiliki oleh masyarakat perorangan,
Kabupaten Kuningan juga memiliki areal perkebunan yang dikelola oleh
perusahaan, diantaranya yaitu PT. Geger Halang dengan luas 42,5 Ha atau 0,425
Km2
dan komoditas yang dihasilkannya adalah cengkeh dan kopi.
c. Sumberdaya Pertanian
Sumberdaya alam lainnya selain sumberdaya kehutanan dan perkebunan
adalah sumberdaya pertanian yang dapat membantu menambah penghasilan dan
masyarakat serta membantu meningkatkan pembangunan daerah di Kabupaten
Kuningan. Luas lahan pertanian berdasarkan data yang didapat oleh penulis dari
Dinas Pertanian, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Kuningan adalah 698,79
Km2, lahan tersebut terbagi dari lahan sawah 290,46 Km
2, dan lahan pertanian
bukan sawah 408,33 Km2.
Kabupaten Kuningan memilki potensi pertanian yang beranekaragam
dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Data potensi komoditas
pertanian di Kabupaten Kuningan akan dituangkan dalam Tabel 18 berikut ini :
Tabel 18
Potensi Komoditas Pertanian di Kabupaten Kuningan
No Komoditas Sentra Produksi
1 Padi Sawah Semua Kecamatan
2 Padi Gogo Tersebar Seluruh Kecamatan
3
Jagung
Darma, Cibingbin, Cigugur, Cimahi, Karangkancana,
Lebakwangi, Cibeureum
4 Ubi Jalar Cilimus, Japara Jalaksana, Pancalang, Cipicung,
Mandirancan, Cigandamekar
5 Ubi Kayu Darma, Japara, Pancalang, Garawangi, Hantara, Ciniru,
Cidahu, Cimahi, Cibeureum, Karangkancana, Subang
6 Kacang
Tanah
Pancalang, Lebakwangi, Kalimanggis,Cimahi, Cidahu
Cibeureum, Subang Cibingbin
7 Kacang Hijau Cimahi, Cibeureum, Lebakwangi
8 Kacang
Kedelai Cibingbin, Subang, Cilebak
9 Kacang
Merah Darma, Cilebak,
10 Kentang Darma, Cigugur, Hantara, Pancalang
11 Pisang Kramatmulya, Darma
12 Ganyong Darma, Nusaherang, Cilebak
13 Bawang
Merah Kramatmulya, Garawangi, Cidahu, Hantara
14 Bawang
Daun Cigugur, Darma, Jalaksana
15 Kentang Darma, Cigugur, Jalaksana,
16 Kubis Cigugur
17 Sawi Darma, Cigugur, Kramatmulya, Jalaksana, Japara,
Cilimus, Cigandamekar
18 Wortel Cigugur, Kramatmulya, Jalaksana
19 Kacang
Panjang
Subang, Cilebak, Cibingbin, Cibeureum, Luragung,
Cimahi, Kalimanggis, Ciawigebang
20 Cabe Rawit Kramatmulya, Darma, Ciniru, Subang, Cilebak, Jalaksana,
Ciawigebang
21 Cabe Besar Darma, Subang, Luragung, Cidahu, Cimahi,
Kramatmulya, Cigandamekar
22 Tomat Darma, Kadugede, Luragung, Cimahi, Cipicung, Cigugur,
Kramatmulya, Jalaksana, Mandirancan, Pasawahan
23 Terung
Hantara, Cilebak, Luragung, Cimahi, Cidahu,
Kalimanggis, Cipicung, Maleber, Sindangagung, Japara,
Cigandamekar, Pancalang, Mandirancan
24 Buncis Darma, Kadugede, Subang, Cilebak, Cigugur,
Kramatmulya, Jalaksana, Japara,
25 Ketimun
Kadugede, Ciniru, Subang, Cilebak, Cibingbin,
Cibeureum, Luragung, Cimahi, Cidahu, Kalimanggis,
Mandirancan
26 Mangga Kramatmulya, Cilimus, Ciwaru, Lebakwangi, Cimahi,
Pasawahan
27 Durian Pasawahan, Cidahu Japara dan Luragung
28 Rambutan Luragung, Cimahi, Ciniru,
29 Melinjo Cilimus, Cilebak, Kramatmulya, Hantara, Mandirancan
dan Subang
30 Pisang Seluruh kecamatan
31 Jeruk Nipis Cilebak, Karangkancana, Luragung, Sindangagung,
Kuningan, Cigugur, Jalaksana
32 Rambutan Luragung, Lebakwangi, Kramatmulya, Mandirancan,
Ciwaru, Karangkancana
Sumber : Profil Pertanian Kabupaten Kuningan, 2012
Dari data Tabel 18 dapat diketahui bahwa komoditas pertanian yang
tersebar diseluruh kecamatan adalah padi, hal ini karena padi merupakan sumber
makanan pokok masyarakat Kabupaten Kuningan. Sedangkan yang memiliki
produktivitas paling tinggi adalah ubi jalar dan padi sawah. Ubi jalar memiliki
jumlah produksinya hingga mencapai 90000 ton dan padi mencapai 75112 ton
dalam setiap tahunnya.
Untuk meningkatkan harga jualnya, banyak diantara masyarakat
Kabupaten Kuningan yang mengolah hasil pertaniann tersebut, diantaranya :
padi menjadi tape ketan; jagung menjadi jagung giling dan goreng jagung; ubi
kayu menjadi tapioka, ubi jalar menjadi pasta, kue, tepung, dan chip; kedelai
menjadi tahu, tempe, dan kecap; bawang merah menjadi bawang goreng;
melinjo menjadi emping; jeruk nipis menjadi sirup; dan pisang menjadi sale
pisang.
Secara umum produktivitas pertanian Kabupaten Kuningan sudah dapat
memenuhi kebutuhan di dalam Kabupaten Kuningan itu sendiri, bahkan banyak
diantara hasil pertanian dari Kabupaten Kuningan yang dijual ke luar daerah
seperti beras dipasarkan ke Cirebon, Jakarta, Bekasi; ubi jalar dipasarkan ke
Jakarta, Cirebon, Bekasi, Bandung Ciamis; ubi kayu dipasarkan ke Ciamis dan
Majalengka; kacang tanah dipasarkan ke Cirebon; dan lain-lain.
d. Sumberdaya Perikanan
Sumberdaya lain yang dapat membantu dalam proses pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu daerah adalah sumberdaya
perikanan. Namun sumberdaya perikanan di Kabupaten Kuningan masih
dikatakan belum begitu berkembang, hal ini tercermin dari jumlah produktivitas
perikanannya yang hanya mencapai 9016 ton per tahun untuk jumlah
keseluruhan ikan yang dihasilkan.
Jenis perikanan yang terdapat di Kabupaten Kuningan hanya berupa
perikanan air tawar saja, hal ini disebabkan karena Kabupaten Kuningan tidak
berbatasan langsung dengan lautan. Untuk pembudidayaan ikan air tawar
tersebut, pada umumnya masyarakat menggunakan kolam sebagai medianya,
sedangkan yang menggunakan jaring terapung hanyalah masyarakat Kecamatan
Darma yang tepat berada di dekat Waduk Darma sebagai media budidaya.
Untuk mengetahui potensi produksi perikanan dapat dilihat pada Tabel 19
berikut ini :
Tabel 19
Potensi Produksi Perikanan di Kabupaten Kuningan
No Potensi Perikanan Sentra Produksi
1 Mas Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Selajambe, Kuningan
2 Tawes Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Kuningan, Selajambe
3 Mujaer Darma, Ciawigabang, Kramatnulya,
Lebakwangi, Selajambe
4 Tambak Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Kuningan, Lebakwangi
5 Nilem Darma, Ciawigebang, Kuningan,
Kramatmulya, Selajambe
6 Gurame Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Kuningan, Selajambe
7 Nila Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Kuningan, Lebakwangi,
8 Sepat Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Lebakwangi, Selajambe
9 Lele Darma, Ciawigebang, Kramatmulya,
Kuningan, Lebakwangi
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Dari data Tabel 19 dapat diketahui bahwa Kecamatan Darma,
Ciawigebang, Kramatmulya, Selajambe, Lebakwangi, dan Kuningan merupakan
kecamatan yang memiliki produktivitas berbagaimacam jenis ikan yang tinggi.
Sebenarnya semua kecamatan memproduksi ikan, namun kecamatan-kecamatan
itu lah yang menempati lima (5) tertinggi produktivitas ikan di Kabupaten
Kuningan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya empang atau kolam di kecamatan
tersebut, bahkan waduk yang berada di Kecamatan Darma.
Potensi perikanan yang terdapat di Kabupaten Kuningan masih dapat
dikembangkan melalui pengembangan kolam-kolam atau media budidaya ikan
lainnya guna meningkatkan pendapatan masyarakat dan bahkan daerah.
e. Sumberdaya Peternakan
Sumberdaya peternakan ikut juga berperan dalam pembangunan daerah.
Hal ini disebabkan karena banyak manfaat yang dapat diambil dari berbagai
jenis hewan ternak. Jenis hewan ternak yang selama ini sudah dibudidayakan
oleh masyarakat Kabupaten Kuningan adalah sapi perah, sapi potong, kerbau,
kuda, kambing, domba, babi, ayam kampung, ayam ras petelur, ayam ras
pedaging, dan itik. Tabel 20 berikut ini akan memperlihatkan potensi peternakan
di Kabupaten Kuningan beserta kecamatan yang merupakan sentra produksinya:
Tabel 20
Potensi Peternakan Kabupaten Kuningan
No Potensi Peternakan Sentra Produksi
1 Sapi Perah Cigugur, Jalaksana, Kuningan,
Kramatmulya, Cilimus,
2 Sapi Potong Subang, Cilebak, Cibingbin, Cimahi,
Lebakwangi
3 Kerbau Karangkancana, Cimahi, Ciawigebang,
Ciniru, Ciwaru
4 Kuda Kuningan, Garawangi, Cigandamekar,
Ciawigebang, Pancalang
5 Kambing Cimahi, Nusaherang, Mandirancan,
Cibingbin, Karangkancana
6 Domba Darma, Kramatmulya, Cilimus,
Cibingbin, Cimahi,
7 Babi Cigugur
8 Ayam Kampung Darma, Cibingbin, Cibeureum,
Lebakwangi, Selajambe, Ciawigebang
9 Ayam Ras Petelur Garawangi, Kuningan, Kramatmulya,
Jalaksana, Pancalang
10 Ayam Ras Pedaging Kuningan, Cigugur, Garawangi, Darma,
Nusaherang
11 Itik Pasawahan, Cibingbin, Mandirancan,
Pancalang, Sindangagung
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Dilihat dari Tabel 20 sumberdaya peternakan yang terdapat di
Kabupaten Kuningan hampir tersebar di seluruh kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Kuningan. Populasi sapi perah terbanyak terdapat di Kecamatan
Cigugur yaitu sebanyak 5167 ekor, hal ini didukung juga oleh keberadaan
perusahaan susu murni Laras Ati dan industri es yoghurt yang ikut serta dalam
mengembangkan peternakan sapi perah ini.
Di Kabupaten Kuningan juga terdapat peternakan kuda dan Kecamatan
Kuningan merupakan sentra produksi peternakan terbanyak dengan jumlah
populasi 279 ekor. Perkembangan peternakan kuda didukung oleh penggunaan
kuda sebagai alat transportasi tradisional di Kabupaten Kuningan, maka dari itu
Kuningan dikenal dengan Kota Kuda. Selain peternakan kuda, peternakan babi
juga ikut berkembang di Kabupaten Kuningan, meskipun hanya Kecamatan
Cigugur yang merupakan sentra produksi tetapi memiliki populasi yang cukup
banyak yaitu sebesar 2531 ekor. Perkembangan peternakan babi ini dipengaruhi
oleh keberadaan umat non islam yang jumlahnya cukup banyak di Kecamatan
Cigugur Kabupaten Kuningan.
Peternakan ayam baik ayam kampung, ayam ras petelur, dan ayam ras
pedaging memiliki jumlah populasi paling banyak yaitu berkisar diantara 3000 –
300000 populasi yang tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Kuningan.
Intensifikasi pada kegiatan peternakan ini masih memungkinkan dilakukan
untuk meningkatkan produksi dari sektor itu sehingga akan berdampak positif
juga pada pendapatan masyarakat.
f. Sumberdaya Air
Sumberdaya air adalah sumberdaya berupa air yang berguna atau
potensial bagi semua makhluk hidup. Air dapat digunakan dalam bidang
pertanian industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Kabupaten
Kuningan memiliki sumber air yang cukup melimpah. Kabupaten Kuningan
memilki tiga buah Satuan Wilayah Sungai (SWS) dan 43 sub DAS. Satuan
Wilayah Sungai tersebut adalah SWS Ciberes, SWS Cisanggarung, SWS
Cijolang. Selain itu, Kabupaten Kuningan memiliki sebuah waduk yang cukup
terkenal dan potensial baik dalam bidang perairannya dan pariwisata. Waduk
tersebut adalah Waduk Darma yang berada di Desa Jagara Kecamatan Darma.
Waduk darma memiliki volume air sebanyak 26 juta m3. Selain sungai dan
waduk, Kabupaten Kuningan juga memilki 102 situ dan embung.
Selain itu, Kabupaten Kuningan juga memiliki sumber mata air sebanyak
523 sumber mata air yang tersebar di seluruh kecamatan di Kebupaten
Kuningan. Sumber mata air itu memiliki debit air yang berbeda-beda. Debit air
paling banyak adalah mata ait paniis singkup Kecamatan Pasawahan dengan
debit airnya mencapai 1415 liter/detik, sedangkan rata-rata debit air pada mata
air yang terdapat di Kabupaten Kuninagn yaitu sebesar 23,65 liter/detik.
Potensi sumberdaya air di Kabupaten Kuningan sudah dapat memenuhi
kebutuhan air domestik, bahkan sudah dapat melakukan kerjasama dengan
daerah tetangga seperti dengan Kabupaten Cirebon untuk memenuhi kebutuhan
air di wilayah itu. Selain itu kekayaan sumber air di Kabupaten Kuningan
berpengaruh kepada keberadaan perusahaan air minum yang turutr serta
memanfaatkan kekayaan alam Kuningan berupa air. Potensi sumberdaya air di
Kabupaten Kuningan yang melimpah juga dipengaruhi oleh keberadaan Gunung
Ciremai yang merupak gunung tertinggi di Jawa Barat.
3. Keindahan Alam
Potensi lainnya yang dimiliki Kabupaten Kuningan adalah keindahan
alam. Potensi ini dapat dikembangkan untuk kegiatan wisata alam dan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Bentang alam yang indah dan
beragam tersebar hampir di setiap kecamatan se Kabupaten Kuningan, terutama
daerah-daerah yang berada di kawasan kaki Gunung Ciremai yang sudah
terkenal dengan keindahan alamnya dan udara sejuk cocok dijadikan sebagi
tempat peristirahatan atau tempat menghilangkan penat kejenuhan daerah kota.
Sehingga tidak salah jika Kabupaten Kuningan dianugerahi berbagai objek dan
daya tarik wisata yang alami serta didukung oleh budaya dan kesenian daerah
yang beragam dan memiliki kekhasan.
Pemanfaatan sumberdaya alam yang berupa kegiatan wisata memiliki
kelebihan dibandingkan dengan pemanfaatan sumberdaya alam hayati terutama
berupa kayu, kelebihannya adalah dapat meminimalisir bahkan menghindari
tingkat kerusakan sumberdaya alam. Berbagai potensi sumbedaya wisata baik
yang telah dikembangkan maupun yang belum atau sedang dikembangkan dapat
dilihat pada Tabel 21 berikut ini :
Tabel 21
Potensi Pariwisata Kabupaten Kuningan
No Potensi Wisata Lokasi
Dalam Tahap Pengembangan
1 Waduk Darma Ds Jagara Kec. Darma
2 Balong Keramat Darmaloka Ds. Darma Kec. Darma
3 Talaga Remis Ds. Kaduela Kec. Pasawahan
4 Balong Ikan Cigugur Kel. Cigugur Kec. Cigugur
5 Cibulan Ds. Manis Kidul Kec.
Jalaksana
6 Curug Lembah Cilengkrang Ds. Pajambon Kec.
Kramatmulya
7 Curug Landung Ds. Cisantana Kec. Cigugur
8 Curug Bangkong Ds. Kertawirama Kec.
Nusaherang
9 Curug Putri Ds. Cisantana Kec. Cigugur
10 Curug Sidomba Ds. Peusing Kec. Cilimus
11 Wisata Pedasaan Sitonjul Ds. Sangkanhurip Kec.
Cilimus
12 Gedung Perundingan Linggarjati Ds. Linggarjati Kec. Cilimus
13 Gedung Syahrir Ds. Bandorasawetan Kec.
Cilimus
14 Taman Purbakala Cipari Ds. Cipari Kec. Cigugur
15 Linggarjati Indah Ds. Linggamekar Kec. Cilimus
16 Taman Nasional Gunung Ciremai Ds. Pajambon Kec.
Kramatmulya
17 Pemandian Air Panas Sangkanhurip
Alami
Ds. Sangkanhurip Kec.
Cilimus
18 Kolam Renang Sanggariang Kel. Kuningan Kec. Kuningan
19 Bumi Perkemahan Palutungan Ds. Cisantana Kec. Cigugur
20 Arung Jeram Cisanggarung Ds. Surakatiga Kec. Luragung
21 Kolam Renang dan Ourbond Tirta
Agung Mas
Ds. Luragung Kecamatan
Luragung
Dalam Tahap Eksplorasi
1 Balomng Dalem Ds. Babakanmulya Kec.
Jalaksana
2 Balong Kambang Ds. Pasawahan Kec.
Pasawahan
3 Situ Cicerem Ds. Kaduela Kec. Pasawahan
4 Air Panas Ciniru Ds. Ciniru Kec. Ciniru
5 Air Panas Ciangir Ds. Ciangir Kec. Cibingbin
6 Air Panas Subang Ds. Subang Kec. Subang
7 Wisata Pedesaan Sayana Ds. Sayana Kec. Cilimus
8 Gua Inderakila Kec. Karangkancana
9 Gedung Paseban Tri Panca Kel. Cigugur Kec. Cigugur
Tunggal
10 Taman Makam Pahlawan
Samudra
Ds. Babakanmulya Kec.
Jalaksana
11 Gua Maria Ds. Cisantana Kec. Cigugur
12 Gunung Mayana Ds. Sindangjaya Kec.
Kagugede
13 Bumi Perkemahan Cibunar Ds. Linggarjati Kec. Cilimus
14 Bumi Perkemahan Cibeureum Ds. Cibeureum Kec. Cilimus
15 Bumi Perkemahan Paniis Ds. Paniis Kec. Pasawahan
16 Bumi Perkemahan Padamatang Ds. Padamatang kec.
Pasawahan
17 Bumi Perkemahan Lembah
Lambusir
Kec. Cilimus
18 Bumi Perkemahan Buyut Jaksa Ds. Bantarpanjang Kec.
Cibingbin
19 Kebun Raya Kuningan Ds. Padabeunghar kec.
Pasawahan
20 Agro Cikananga Ds. Ciporang Kec. Maleber
21 Open Space Gallery Ds. Linggasana Kec. Cilimus
22 Gua Walet Kec. Ciwaru
23 Balong Kembang Kec. Pasawahan
24 Agrowisata Mandala Jaya Ds. Mandala Jaya Kec.
Garawangi
25 Hutan Lindung Ciniru Kec. Ciniru
Sumber : Profil Kabupaten Kuningan, 2012
Dari Tabel 21 dapat diketahui bahwa mayoritas potensi pariwisata di
Kabupaten Kuningan merupakan objek wisata alam, seperti Waduk Darma
yang ada di Desa Jagara Kecamatan Darma Kuningan merupakan salah satu
wisata alam yang sudah terkenal. Waduk darma berjarak ± 12 km ke arah
barat daya dari Kota Kuningan atau ± 47 km dari Kota Cirebon. Lokasi
Waduk Darma tepat berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Cirebon-
Kuningan-Ciamis sehingga aksesnya mudah dijangkau dari mana saja.
4. Jenis Tanah
Tanah merupakan bagian dari lapisan bumi yang terdapat paling atas dan
berasal dari batu-batuan yang telah mengalami pelapukan. Tanah memiliki fungsi
yang sangat penting bagi makhluk hidup. Fungsi tersebut diantaranya sebagai media
tanam tumbuhan, habitat bagi jasad renik, serta secara tidak langsung memiliki
fungsi sebagai penyaring/penjernih air. Fungsi penting tanah tersebut secara
langsung memberikan kontribusi terhadap kelangsungan kehidupan makhluk hidup
di muka bumi.
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kuningan terdiri dari tujuh jenis tanah,
yaitu :
a. Andosol
Tanah andosol merupakan jenis tanah mineral yang berwarna coklat
kelabu hingga hitam, mengandung bahan organik tinggi dan telah mengalami
perkembangan profil. Jenis tanah ini terdapat di bagian barat Kecamatan
Kuningan.
a. Alluvial
Tanah alluvial merupakan jenis tanah muda yang belum mengalami
perkembangan profil, jenis tanah ini juga umumnya mengalami tingkat
kesuburan sedang hingga tinggi. Tanah ini berasal dari bahan induk alluvium.
Jenis tanah alluvial ini terdapat di bagian timur Kecamatan Kuningan, Kadugede
Utara, Lebakwangi Utara, garawangi dan Cilimus.
b. Podsolik
Tanah jenis ini berwarna merah sampai kuning, tanah ini berasal dari
batuan pasir kuars, tuf volkanis, dan bersifat masam. Tanah jenis ini tersebar di
bagian selatan Kecamatan Kadugede, Ciniru Timur, Lebakwangi Selatan,
Luragung Timur, dan Ciwaru.
c. Grumosol
Tanah ini berasal dari batuan kapur, mergel, batuan lempung atau batuan
volkanis bersifat basa. Tanah jenis ini terdapat di bagian tengah Kecamatan
Luragung, Cibingbin Utara, Jalaksana Timur, dan Cidahu.
d. Latosol
Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan dan terjadi diferensiasi
horizon dan memiliki warna tanah coklat, merah hingga kuning. Tanah jenis ini
tersebar di Kecamatan Ciniru dan Jalaksana.
e. Regosol
Jenis tanah ini belum mengalami diperensiasi horizon, dengan tingkat
kesuburannya sedang. Tanah ini berasal dari bahan induk material volkanis
piroklatis. Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Jalaksana dan Kramatmulya.
f. Mediteran
Tanah mediteran telah mengalami perkembangan profil. Tanah ini
berwarna coklat hingga merah. Tanah ini berasal dari batu kapur keras
(limestone) dan tuf volkanis bersifat basa.
Kedalaman efektif tanah berkisar antara 30 sampai di atas 90 cm. Sebagain
besar tekstur tanah di Kabupaten Kuningan termasuk ke dalam tekstur sedang dan
sebagian kecil tekstur halus. Kondisi ini berpengaruh terhadap tingkat kepekaan
tanah terhadap erosi. Sebagain besar tanah mengalami tingkat kepekaan yang rendah
dan sebagian kecil memiliki tingkat kepekaan yang sangat tinggi terhadap erosi.
5. Kondisi Hidrologis
Kondisi hidrologi suatu daerah tidak terlepas dari kondisi morfologi daerah itu
sendiri. Begitu juga Kabupaten Kuningan yang terletak di kaki Gunung Ciremai
dengan ketinggian sekitar 25 – 100 m dpl memiliki sumberdaya air yang potensial.
Potensi sumberdaya air yang terdapat di Kabupaten Kuningan adalah 1 buah waduk,
102 buah situ dan embung, 3 buah Satuan wilayah Sungai (SWS) dan 43 sub DAS.
Satuan Wilayah sungai tersebut adalah SWS Ciberes, SWS Cisanggarung, dan SWS
Cijolang.
Dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari, masyarakat Kabupaten Kuningan
menggunakan air yang bersumber dari mata air langsung, air sungai, dan juga air
tanah (sumur). Sedangkan untuk pertanian, masyarakat juga memanfaatkan waduk,
situ serta embung-embung yang terdapat di daerah sekitar lahan pertaniannya.
Sumberdaya air yang terdapat di Kabupaten Kuningan selain dapat memenuhi
kebutuhan air di Kuningan itu sendiri juga dipasok ke daerah sekitar seperti Kota
Cirebon.
6. Topografi
Kondisi geomorfoligi berkaitan erat dengan tofografi atau ketinggian tempat.
Tofografi adalah ketinggian suatu tempat yang diukur dari atas permukaan laut.
Dilihat dari segi morfologinya, Kabupaten Kuningan yang merupakan daerah
penelitian memiliki morfologi dataran tinggi di wilayah bagian barat dan selatan
karena terletak di bawah Gunung Ciremai dengan ketinggian 3078 m dpl, sedangkan
morfologi dataran rendah terletak di wilayah Kabupaten Kuningan bagian timur dan
utara. Kondisi morfologi daerah penelitian memiliki rata-rata ketinggian ± 120 –
222 m dpl di bagian Utara dan Timur, serta ± 700 m dpl di bagian Selatan dan
Barat. Berikut Tabel 22 data administrasi kecamatan berdasarkan ketinggian di atas
permukaan laut :
Tabel 22
Data Administrasi Kecamatan Berdasarkan Ketinggian di atas Permukaan
Laut
No Nama Kecamatan Ketinggian (m dpl)
1 Darma 736
2 Kadugede 573
3 Nusaherang 623
4 Ciniru 301
5 Hantara 369
6 Selajambe 297
7 Subang 295
8 Cilebak 564
9 Ciwaru 203
10 Karangkancana 289
11 Cibingbin 112
12 Cibeureum 156
13 Luragung 108
14 Cimahi 111
15 Cidahu 89
16 Kalimanggis 120
17 Ciawigebang 231
18 Cipicung 271
19 Lebakwangi 138
20 Maleber 176
21 Garawangi 295
22 Sindangagung 257
23 Kuningan 511
24 Cigugur 648
25 Kramatmulya 532
26 Jalaksana 465
27 Japara 362
28 Cilimus 399
29 Cigandamekar 338
30 Mandirancan 308
31 Pancalang 325
32 Pasawahan 400
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa Kecamatan Darma, Kecamatan
Cigugur, Kecamatan Nusaherang, Kecamatan Kadugede, dan Kecamatan Cilebak
merupakan lima kecamatan yang memiliki ketinggian paling rendah, sedangkan
Kecamatan Cidahu, Kecamatan Luragung, Kecamatan Cimahi, Kecamatann
Cibingbin, dan Kecamatan Kalimanggis merupakan kecamatan yang memiliki
ketinggian paling rendah.
D. CAPITAL ASPECT
1. Infrastruktur
Salah satu penggerak pembangunan yang menentukan kemajuan daerah adalah
ketersediaan infrastruktur terutama yang menunjang transportasi dan pelayanan
publik lainnya. Kabupaten Kuningan yang menetapkan pertanian dan pariwisata alam
sebagai sektor unggulan memberikan perhatian lebih pada kondisi jalan dan jembatan
serta irigasi untuk menunjang dua sektor unggulan tersebut. Untuk mengetahui
kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 23
berikut ini :
Tabel 23
Kondisi Prasarana Jalan di Kabupaten Kuningan
No Kondisi Jalan Panjang (Km) Persentase (%)
1 Baik 173,54 41,71
2 Sedang 110,83 26,64
3 Rusak 76,05 18,28
4 Rusak Berat 55,68 13,38
Jumlah 416,1 100
Sumber : Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 23 di atas, kondisi prasarana jalan di Kabupaten Kuningan
terdiri dari 41,71% dengan kondisi baik dan jalan dengan kondisi sedang sebesar
26,64%. Prasarana jalan ini dapat menunjang kegiatan interaksi wilayah satu dengan
wilayah lainnya, baik dalam maupun luar wilayah Kabupaten Kuningan.
Selain infrastruktur jalan, infrastruktur jembatan dan irigasi pun berperan
penting dalam menunjang peningkatan sektor unggulan di Kabupaten Kuningan.
Tabel 24 dan 25 dibawah ini akan menginformasikan kondisi insfrastruktur jembatan
dan irigasi di Kabupaten Kuningan.
Tabel 24
Kondisi Jembatan di Kabupaten Kuningan
Kondisi Tahun (Buah)
2011 2012
Baik 133 134
Sedang 60 60
Rusak 21 20
JUMLAH 214 214
Sumber : Profil Kabupaten Kuningan, 2012
Tabel 25
Kondisi Irigasi di Kabupaten Kuningan
Status Jaringan Jumlah (Unit) Kondisi
Baik Sedang Rusak
Bendungan 641 339 190 112
Bangunan 1796 989 479 328
Saluran Induk 104439 57680 28327 18432
Saluran Sekunder 447076 186237 148776 112063
Sumber : Profil Kabupaten Kuningan, 2012
2. Jaringan Transportasi
Peranan perhubungan darat cukup dominan di Kabupaten Kuningan, terutama
dalam penyaluran produk pertanian dan melayani kebutuhan masyarakat dalam
menggerakan perekonomian baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Panjang
jalan kabupaten di Kabupaten Kuningan pada tahun 2011, tidak ada penambahan dari
tahun sebelumnya yaitu mencapai 416,10 km. Berdasarkan jenis permukaan, panjang
jalan kabupaten terdiri dari 396,60 km jalan diaspal sedangkan sisanya sepanjang
19,50 km berupa permukaan kerikil.
Sementara itu, perkembangan jumlah kendaraan menunjukkan peningkatan
yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan, jumlah kendaraan
bermotor dari berbagai jenis mencapai 181.237 unit atau naik sebesar 17,98% dari
tahun sebelumnya yaitu sebanyak 153.613 unit. Pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor didominasi oleh peningkatan jumlah sepeda motor yang mencapai 164.255
unit, dari sebelumnya sebanyak 138.228 unit, atau terjadi kenaikan sebesar 18,83%.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena sangat berpotensi meningkatkan
kecelakaan lalu lintas.
3. Perumahan
Untuk mengetahui keadaan tempat tinggal penduduk di Kabupaten Kuningan
dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini :
Tabel 26
Keadaan Tempat Tinggal Penduduk
No Kondisi Bangunan Jumlah Persentase (%)
1 Permanen 134057 42,43
2 Semi Permanen 95932 30,36
3 Sederhana 85982 27,21
Jumlah 315971 100
Sumber : Kabupaten Kuningan dalam Angka, 2012
Berdasarkan Tabel 26 tersebut, kondisi bangunan di Kabupaten Kuningan
sebanyak 134057 (42,43%) merupakan bangunan permanen dan 85982 (27,21%)
merupakan bangunan sederhana.
E. OTHER ASPECT
1. Rencana Pembangunan
RPJPD Kabupaten Kuningan adalah landasan atau pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan daerah dalam kurun waktu 20 tahun mulai tahun
2005 sampai 2025. RPJPD Kabupaten Kuningan telah ditetapkan dan diundangkan
melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 yang merupakan perubahan atas
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009. Visi Daerah untuk mewujudkan cita-cita
pembangunan bersama dalam kurun waktu 20 tahun ke depan tersebut adalah:
“Dengan iman dan taqwa, Kuningan sebagai Kabupaten Agropolitan dan Wisata
termaju di Jawa Barat”.
Visi ini menegaskan cita-cita yang hendak diwujudkan selama 20 tahun ke
depan oleh Kabupaten Kuningan yaitu menjadi Kabupaten pertanian dan wisata yang
paling maju diantara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, dengan pengertian
bahwa produksi Kabupaten Kuningan akan didominasi oleh dua besar sektor
produksi yaitu sector pertanian dan jasa pariwisata. Termaju di Jawa Barat
mengandung pengertian sampai dengan tahun 2025 Kabupaten Kuningan akan
berupaya keras untuk memacu keunggulan-keunggulan pada seluruh atau sebagian
besar ciri kabupaten pertanian dan pariwisata tersebut diatas sehingga secara
keseluruhan bisa menjadi yang terunggul dibandingkan dengan seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat. Visi tersebut menyiratkan makna bahwa
untuk menjadi maju dalam konteks percaturan pembangunan dengan wilayah
lainnya, Kabupaten Kuningan harus focus pada kedua sektor/bidang tersebut yang
menjadi keunggulannya. Hal ini dengan tidak mengabaikan pelaksanaan
pembangunan secara memadai pada sektor-sektor lainnya, karena pada hakikatnya
pembangunan daerah adalah membangun masyarakat secara menyeluruh. Fokus
terhadap sektor pertanian dan pariwisata bukan perwuju dan semangat sektoral yang
sempit, namun semata-mata merupakan upaya menempatkan kedua sektor unggulan
tersebut sebagai penggerak utama pembangunan menyeluruh di Kabupaten
Kuningan. Untuk mencapai Visi Pembangunan Jangka Panjang tersebut ditempuh
langkahlangkah besar yang dituangkan dalam wujud Misi Pembangunan Jangka
Panjang Kabupaten Kuningan Tahun 2005-2025, yaitu :
a. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlaq mulia.
b. Mewujudkan agribisnis yang tangguh dalam kerangka agropolitan.
c. Mewujudkan pariwisata alam yang maju.
d. Mewujudkan pemerataan pembangunan Daerah.
e. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang lestari dengan berorientasi pada
jasa lingkungan.
f. Mewujudkan masyarakat yang agamis, mandiri, dan dinamis.
2. Sumberdaya Energi
a. Energi Listrik
Kebutuhan akan ketersediaan energi terutama listrik, dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan bertambahnya jumlah
penduduk serta perkembangan Kabupaten Kuningan. Pasokan utama energi listrik
di Kabupaten Kuningan adalah dari PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero),
yang terdiri dari dua Rayon yaitu PLN Rayon Kuningan dan PLN Rayon Cilimus.
Pada tahun 2011, jumlah listrik yang disalurkan dari kedua rayon tersebut
mencapai 314.075.699 kWH, dengan jumlah konsumen sebanyak 265.910
pelanggan.
b. Energi Panas Bumi
Kabupaten Kuningan juga memilki sumberdaya energi berupa panas bumi.
Potensi sumberdaya panas bumi tersebut berada di wilayah Sangkanhurip
Kecamatan Cilimus, Pajambon Kecamatan Kramatmulya, Kecamatan Ciniru, dan
Kecamatan Subang. Panas bumi ini bersumber dari Gunung ciremai. Daerah
panas bumi Gunung Ciremai dicirikan oleh adanya mata air panas dengan
temperatur 42 ºC hingga 56.30
C yang muncul di daerah Sangkan Hurip dan
Pajambon. Kedua daerah tersebut kemungkinan mempunyai sumber panas yang
sama, yaitu magma sisa di bawah kerucut Gunung Ciremai.
Untuk daerah panas bumi Sangkanhurip mempunyai luas prospek sebesar
10 km2, suhu reservoir 210
0 C dan akan menghasilkan energi listrik potensialnya
sebesar 25 MW, dan cadangan energi listrik potensial di sangkanhurip lainnya
sebesar 150 MW. Sedangkan untuk daerah Ciniru Jalaksana energi listrik
potensialnya sebesar 75 MW, dan Pajambon berdasarkan luasnya sekitar 20 km2
dan temperatur reservoir sekitar 2100
C dan akan menghasilkan energi listrik
potensial sebesar 135 MW dengan potensi cadangannya diduga sebesar 300 MW.
Oleh karena adanya potensi panas bumi yang potensial dan dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi disertai dengan jarak yang dekat
antara lokasi jaringan listrik daerah Sangkanhurip dengan lokasi jaringan listrik
grid Nasional Jawa – Bali yang hanya berkisar sekitar ± 7 km, maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Kuningan bekerja sama dengan PT. Chevron yang merupakan
pemenang lelang proyek ini berencana untuk membangun pembangkit listrik
tenaga panas bumi.