101710101071 Pil a Arora Septiana a. Rev
-
Upload
alexandria-banks -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of 101710101071 Pil a Arora Septiana a. Rev
PENYAJIAN ILMIAH
“Upaya Peningkatan Mutu Fisik dan Organoleptik Soygurt
dengan Penambahan Bakteri Probiotik Lactobacillus Casei dan
Lactobacillus Plantarum
Oleh :
Arora Septiana Alfionita 101710101071
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber pangan berasal dari hewan dan tumbuhan. Sumber pangan yang
berasal dari hewan kita kenal dengan sumber pangan hewani sedangkan sumber
pangan yang berasal dari tumbuhan kita kenal dengan pangan nabati. Dahulu,
masyarakat banyak mengkonsumsi pangan hewani dibanding pangan nabati.
Namun dewasa ini orang-orang banyak beralih pada pangan nabati. Salah satu
alasan mengapa masyarakat banyak beralih mengkonsumsi pangan nabati yaitu
karena pangan nabati memiliki kadar kolesterol yang rendah dibanding pangan
hewani yang mempunyai resiko lebih tinggi terhadap kesehatan. Bahan pangan
nabati dapat berupa biji-bijian maupun kacang-kacangan, salah satunya kacang
kedelai.
Kedelai banyak dikonsumsi sebagai bahan olahan dibandingkan dengan
dikonsumsi langsung seperti tempe, minyak kedelai, dan bahan olahan kedelai
lainnya. Salah satu jenis olahan kedelai yaitu susu kedelai. Susu kedelai
mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Susu kedelai juga mempunyai nilai
gizi yang hampir sama dengan susu sapi. Namun, konsumsi masyarakat terhadap
susu kedelai masih tergolong rendah dikarenakan susu kedelai mempunyai bau
langu yang kurang disukai masyarakat. Rendahnya konsumsi terhadap susu
kedelai dapat dikurangi dengan pengolahan susu kedelai lebih lanjut menjadi susu
fermentasi yang lebih dikenal dengan sebutan soygurt. Jika berasal dari susu sapi
kita menyebutnya sebagai yogurt, namun jika berasal dari kedelai kita
mneyebutnya sebagai Soygurt.
Soygurt merupakan produk fermentasi susu kedelai dengan menggunakan
bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus yang telah
umum dipakai dalam proses pembuatan yogurt (Koswara 1995). Yogurt adalah
produk susu fermentasi yang mempunyai aroma, rasa, dan tekstur yang khas yang
berbeda dari bentuk susu sebelumnya. Aroma dan rasa dapat terbentuk selama
proses fermentasi. Hal ini dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap
susu kedelai, dengan kata lain dapat meningkatkan konsumsi susu kedelai.
Hal terpenting dalam pembuatan soygurt adalah karbohidrat. Karbohidrat
pada susu kedelai adalah oligosakarida dan polisakarida, sedangkan karbohidrat
pada susu sapi adalah laktosa. Jika pembuatan susu soygurt hanya berasal dari
susu kedelai segar yang langsung difermentasi menggunakan bakteri
Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus, hasilnya tidak akan
sempurna. Pembuatan soygurt harus dilakukan penambahan-penambahan gula
seperti sukrosa, laktosa, glukosa atau fruktosa agar hasilnya sempurna dan tidak
terjadi penggumpalan protein karena keterbatan gula selama proses fermentasi.
Pembuatan soygurt merupakan upaya untuk meningkatkan konsumsi
masyarakat terhadap susu kedelai, namun akan lebih baik jika soygurt yang
dihasilkan lebih menyehatkan. Upaya yang dilakukan untuk memperoleh soygurt
yang menyehatkan adalah dengan menambahkan bakteri probiotik pada soygurt.
Penambahan bakteri probiotik ini perlu rasio yang sesuai agar diperoleh soygurt
dengan mutu fisik dan organoleptik yang baik serta berfungsi sebagai prebiotik.
Beberapa bakteri probiotik yang akan dikombinasikan adalah Lactobacillus casei,
Lactobacillus plantarum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio penambahan bakteri
probiotik L. Plantarum dan L. Casei dalam meningkatkan mutu fisik dan mutu
organoleptik soygurt yang dibuat dari susu kedelai (soygurt).
1.2 Perumusan Masalah
Soygurt merupakan salah satu bentuk olahan kedelai yang sekarang
sedang banyak dikembangkan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat
terhadap susu kedelai. Untuk memperoleh soygurt yang menyehatkan perlu
penambahan bakteri probiotik dalam pembuatan soygurt. Beberapa jenis bakteri
probiotik yang digunakan antara lain L. Plantarum dan L. Casei. Namun, belum
diketahui rasio yang tepat untuk meningkatkan mutu fisik dan mutu organoleptik
soygurt. Oleh karena itu perlu diketahui rasio penambahan bakteri L. Plantarum
dan L. Casei pada pembuatan soygurt.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui rasio penambahan bakteri probiotik L. Plantarum dan L. Casei
dalam pembuatan soygurt.
2. Meningkatkan mutu fisik dan organoleptik soygurt yang dibuat dari susu
kedelai.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat memperoleh rasio yang tepat penambahan bakteri probiotik L. Plantarum
dan L. Casei dalam pembuatan soygurt, sehingga dapat meningkatkan mutu
fisik dan organoleptik soygurt.
2. Meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap susu kedelai
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Susu Kedelai
Susu kedelai adalah cairan hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan
menggunakan air panas. Sejak abad II sebelum masehi, susu kedelai sudah dibuat
di negeri Cina. Dari sana kemudian berkembang ke Jepang dan setelah Perang
Dunia II masuk ke Asia Tenggara. Komposisi gizi susu kedelai hampir sama
dengan susu sapi. Karena itu susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti
susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu
orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran
pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi.
Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi karena kandungan
proteinnya tinggi. Selain itu susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat,
kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12),
dan air. (Radiyati, 1992).
2.1.1 Kandungan Susu Kedelai
Kelebihan susu kedelai adalah tidak mengandung laktosa sehingga susu ini
cocok dikonsumsi penderita intoleransi laktosa, yaitu seseorang yang tidak
mempunyai enzim lactase dalam tubuhnya (Cahyadi, 2007). Untuk meningkatkan
kandungan gizinya, susu kedelai dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral
yang dibutuhkan tubuh. Perbandingan antara susu kedelai, susu sapi, dan air susu
ibu dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Komposisi Susu Kedelai, Susu Sapi, dan Air Susu Ibu per 100
gram
Komposisi Susu Kedelai Susu Sapi ASI
Air (%) 88,60 88,60 88,60
Kalori (kkal) 52,99 58,00 62,00
Protein (%) 4,40 2,90 1,40
Karbohidrat (%) 3,80 4,50 7,20
Lemak (%) 2,50 0,30 3,10
Vit. B1 (%) 0,04 0,04 0,02
Vit. B2 (%) 0,02 0,15 0,03
Vit. A (%) 0,02 0,20 0,20
Kalsium (mg) 15 100 35
Fosfor (mg) 49 90 25
Natrium (mg) 2 16 15
Besi (mg) 1,2 0,1 0,2
Asam lemak jenuh (%) 40 – 48 60 – 70 55,3
Asam lemak tidak jenuh (%) 52 – 60 30 – 40 44,7
Kolesterol (mg) 0 9,24 – 9,9 9,3–8,6
Abu (gram) 0,5 0,7 0,2
*)Koswara, 2006
Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu
sapi. Misalnya, protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3, sedangkan
PER susu sapi 2,5. PER 2,3 artinya, setiap gram protein yang dimakan akan
menghasilkan pertambahan berat badan pada hewan percobaan (tikus putih)
sebanyak 2,3 g pada kondisi percobaan baku. Susu kedelai tidak mengandung
vitamin B12 dan kandungan mineralnya terutama kalsium lebih sedikit daripada
susu sapi, karena itu dianjurkan penambahan atau fortifikasi mineral dan vitamin
pada susu kedelai yang diproduksi oleh industri besar.
Dari seluruh karbohidrat dalam susu kedelai, hanya 12 - 14% yang dapat
digunakan tubuh secara biologis. Karbohidratnya terdiri atas golongan
oligosakarida dan golongan polisakarida. Golongan oligosakarida terdiri dari
sukrosa, stakiosa, dan raffinosa yang larut dalam air. Sedangkan golongan
polisakarida terdiri dari erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut
dalam air dan alkohol, serta tidak dapat dicerna.
2.1.2 Manfaat Susu Kedelai
Ikatan sejumlah asam amino dengan vitamin dan beberapa zat gizi lainnya
dalam biji kedelai dapat membentuk flavonoid. Flavonoid adalah sejenis pigmen
seperti zat hijau daun yang terdapat pada tanaman yang berwarna hijau.
Bau langu yang terdapat pada biji kedelai adalah salah satu tanda bahwa
biji kedelai mengandung flavonoid. Secara ilmiah, flavonoid sudah dibuktikan
mampu mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Salah satu jenis flavonoid
yang sangat banyak terdapat pada biji kedelai dan sangat bermanfaat bagi
kesehatan adalah isoflavon. Protein kedelai dan isoflavon dapat melindungi tubuh
dari kerusakan radikal, meningkatkan sistem kekebalan, menurunkan resiko
pengerasan arteri, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Kedelai
mengandung antioksidan yang dapat memperbaiki tekanan darah dan
meningkatkan kesehatan pembuluh darah (Ferlina, 2009).
2.2 Bakteri Probiotik
Bakteri probiotik adalah bakteri yang dapat meningkatkan kesehatan
manusia (Kneifel et.al., 1999; Hoover, 2000). Bakteri probiotik mampu bertahan
hidup selama pengolahan, penyimpanan dan di dalam ekosistim saluran
pencernaan, meskipun terdapat berbagai rintangan seperti air liur, asam lambung
dan asam empedu. Selain itu bakteri probiotik dapat berkembang biak, tidak
beracun serta tidak patogen (Kullen dan Klaenhamer, 1999). Bakteri probiotik
yang tumbuh didalam usus dapat menempel (adhesi) pada sel epitel dan
membentuk koloni pada usus manusia bersifat antagonis terhadap bakteri patogen
(Fuller, 1999), serta dapat ,mencegah kolonisasi bakteri patogen pada dinding
mikroba usus (Crittenden, 1999). Efek ini sering disebut “resistensi kolonisasi”
(Kneifel et.al., 1999). Mekanisme bakteri probiotik untuk meningkatkan
kesehatan adalah a) memproduksi senyawa antimikroba seperti asam laktat,
H2O2, bakteriosin, renterin dan senyawa penghambat pertumbuhan bakteri
patogen bersifat meningkatkan sistem imune efeknya terhadap kesehatan dan
aman dikonsumsi; b) unggul dalam kompetisi penyerapan nutrien dan sisi
penempelan pada sel epitel usus dan c) menstimulasi sistim imunitas dan mampu
mengubah aktivitas metabolisme mikroba dalam saluran pencernaan (Hoover,
1999).
Didalam saluran pencernaan, hidup bakteri yang menguntungkan (bakteri
asam laktat (BAL)) dan merugikan kesehatan (Colostridium, Sheigella dan
Veilllonitla), yang jumlahnya mencapai milyaran. Kedua bakteri tersebut ada
dalam jumlah yang seimbang. Apabila keseimbangan terganggu maka bakteri
patogen meningkat sehingga kesehatan seseorang akan terganggu. Hal ini terjadi
karena racun yang diketahui sebagai bakteri maupun virus yang dapat
menyebabkan diare. Bakteri Lactobacillus dapat menghasilkan hidrogen
peroksida (H202). Lactobacillus plantarun ternyata penghasil hidrogen peroksida
tertinggi.
Beberapa spesies menghasilkan senyawa anti bakteri seperti bakteriosin,
risin dan renfisin sehingga terhindar dari diare, yang salah satu penyebabnya
adalah bakteri Helicobacter pylori. Senyawa-senyawa racun yang dihasilkan dari
metabolisme protein dan lemak hasil pemecahan enzim tertentu dapat diikat oleh
bakteri probiotik sehingga meringankan tugas organ hati. Selanjutnya bakteri
asam laktat (BAL) memproduksi enzim bile salt hydrolase (BSH) ynag
mengakibatkan dekonjugasi garam empedu. BSH mengakibatkan asam empedu
terkonjugasi sehingga tidak mudah diserap oleh usus halus dan dibuang lewat
faeces. Akibatnya jumlah asam empedu yang kembali ke hati menjadi berkurang.
Untuk menyeimbangkan jumlah asam empedu maka diambil kolesterol tubuh
sebagai prekursor sehingga kadar kolesterol menjadi berkurang. Hal ini mencegah
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
Peranan lainnya adalah terbentuknya asam laktat hasil fermentasi laktosa
susu dengan enzim laktase dari bakteri asam laktat. Hal ini membantu orang yang
tidak mampu minum susu karena tiadanya enzim laktase yang umum disebut
sebagai Lactose intolerance. Asam laktat juga berperan terhadap aktifitas
pencernaan dan absorpsi makanan di dalam usus, dapat menekan pembusukan
makanan dan merangsang eskresi kotoran keluar melalui gerak peristaltik usus
sehingga terhindar dari sembelit. Yoghurt dengan keasaman rendah dapat
mengakibatkan bakteri patogen seperti Salmonella sp. menjadi tidak aktif dan
Coliform tidak mampu hidup pada kondisi pH rendah (Robinson dan Tamime,
1989). Selain itu gerak peristaltif usus dapat meningkatkan absorpsi kalsium
sehingga terhindar dari keropos tulang (osteoporosis). Racun pemicu kanker
(karsinogenik) dapat diserap oleh senyawa dinding sel bakteri probiotik
(peptidoglycan) berupa selaput protein dan vitamin.
Beberapa bakteri asam laktat ternyata tidak bersifat probiotik, seperti
Lactobacillus casei sub sp casei strain shirota, Bifidobacterium, Lactobacillus
acidophilus, juga Lactobacillus casei. Pseudoplantarum merupakan bakteri genus
Lactobacillus yang dapat ditemui salah satunya di produk susu. Flora ini dapat
hidup di saluran pencernaan dari ternak maupun manusia (Sneat et.al, 1986).
Yoghurt yang mengandung bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Sterptococcus
thermophilus tidak termasuk probiotik. Agar yoghurt mempunyai effek fungsional
bagi kesehatan sebaiknya ditambahkan Lactobacillus acidophilus.
Konsumsi susu dapat menjaga kesehatan dan memanjangkan umur
seseorang. Untuk mempertahankan kesehatan diperlukan bakteri probiotik
sebanyak 10o-10o cfu/ml atau 108-1010cfu(g) preparat kering (Svensson,1999).
Jumlah tersebut setara dengan sekitar 300-400 g per minggu (Vinderolla et.al.,
2000). Konsumsi makanan probiotik sangat dianjurkan karena waktu kolonisasi
bakteri probiotik bersifat terbatas dan adanya kompetisi dengan bakteri patogen
dalam saluran pencernaan.
Bakteri probiotik mampu bertahan hidup selama pengolahan,
penyimpanan dan di dalam ekosistim saluran pencernaan, meskipun terdapat
berbagai rintangan seperti air liur, asam lambung dan asam empedu. Selain itu
bakteri probiotik dapat berkembang biak, tidak beracun serta tidak patogen
(Kullen dan Klaenhamer, 1999). Bakteri probiotik yang tumbuh didalam usus
dapat menempel (adhesi) pada sel epitel dan membentuk koloni pada usus
manusia bersifat antagonis terhadap bakteri patogen (Fuller, 1999), serta
dapat ,mencegah kolonisasi bakteri patogen pada dinding mikroba usus
(Crittenden, 1999). Efek ini sering disebut “resistensi kolonisasi” (Kneifel et.al.,
1999). Mekanisme bakteri probiotik untuk meningkatkan kesehatan adalah a)
memproduksi senyawa antimikroba seperti asam laktat, H2O2, bakteriosin,
renterin dan senyawa penghambat pertumbuhan bakteri patogen bersifat menin-
gkatkan sistem imune efeknya terhadap kesehatan dan aman dikonsumsi; b)
unggul dalam kompetisi penyerapan nutrien dan sisi penempelan pada sel epitel
usus dan c) menstimulasi sistim imunitas dan mampu mengubah aktivitas
metabolisme mikroba dalam saluran pencernaan (Hoover, 1999).
Didalam saluran pencernaan, hidup bakteri yang menguntungkan (bakteri
asam laktat (BAL)) dan merugikan kesehatan (Colostridium, Sheigella dan
Veilllonitla), yang jumlahnya mencapai milyaran. Kedua bakteri tersebut ada
dalam jumlah yang seimbang. Apabila keseimbangan terganggu maka bakteri
patogen meningkat sehingga kesehatan seseorang akan terganggu. Hal ini terjadi
karena racun yang diketahui sebagai bakteri maupun virus yang dapat
menyebabkan diare. Bakteri Lactobacillus dapat menghasilkan hidrogen
peroksida (H202). Lactobacillus plantarun ternyata penghasil hidrogen peroksida
tertinggi.
Beberapa spesies menghasilkan senyawa anti bakteri seperti bakteriosin,
risin dan renfisin sehingga terhindar dari diare, yang salah satu penyebabnya
adalah bakteri Helicobacter pylori. Senyawa-senyawa racun yang dihasilkan dari
metabolisme protein dan lemak hasil pemecahan enzim tertentu dapat diikat oleh
bakteri probiotik sehingga meringankan tugas organ hati. Selanjutnya bakteri
asam laktat (BAL) memproduksi enzim bile salt hydrolase (BSH) ynag
mengakibatkan dekonjugasi garam empedu. BSH mengakibatkan asam empedu
terkonjugasi sehingga tidak mudah diserap oleh usus halus dan dibuang lewat
faeces. Akibatnya jumlah asam empedu yang kembali ke hati menjadi berkurang.
Untuk menyeimbangkan jumlah asam empedu maka diambil kolesterol tubuh
sebagai prekursor sehingga kadar kolesterol menjadi berkurang. Hal ini mencegah
penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
Peranan lainnya adalah terbentuknya asam laktat hasil fermentasi laktosa
susu dengan enzim laktase dari bakteri asam laktat. Hal ini membantu orang yang
tidak mampu minum susu karena tiadanya enzim laktase yang umum disebut
sebagai Lactose intolerance. Asam laktat juga berperan terhadap aktifitas
pencernaan dan absorpsi makanan di dalam usus, dapat menekan pembusukan
makanan dan merangsang eskresi kotoran keluar melalui gerak peristaltik usus
sehingga terhindar dari sembelit. Yoghurt dengan keasaman rendah dapat
mengakibatkan bakteri patogen seperti Salmonella sp. menjadi tidak aktif dan
Coliform tidak mampu hidup pada kondisi pH rendah (Robinson dan Tamime,
1989). Selain itu gerak peristaltif usus dapat meningkatkan absorpsi kalsium
sehingga terhindar dari keropos tulang (osteoporosis). Racun pemicu kanker
(karsinogenik) dapat diserap oleh senyawa dinding sel bakteri probiotik
(peptidoglycan) berupa selaput protein dan vitamin.
Beberapa bakteri asam laktat ternyata tidak bersifat probiotik, seperti
Lactobacillus casei sub sp casei strain shirota, Bifidobacterium, Lactobacillus
acidophilus, juga Lactobacillus casei. Pseudoplantarum merupakan bakteri genus
Lactobacillus yang dapat ditemui salah satunya di produk susu. Flora ini dapat
hidup di saluran pencernaan dari ternak maupun manusia (Sneat et.al, 1986).
Yoghurt yang mengandung bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Sterptococcus
thermophilus tidak termasuk probiotik. Agar yoghurt mempunyai effek fungsional
bagi kesehatan sebaiknya ditambahkan Lactobacillus acidophilus.
Beberapa spesies probiotik dan manfaatnya:
Bifidobacterium bifidum adalah organisme probiotik sangat penting yang
ditemukan dalam jumlah besar di usus dan mukosa vagina. Bifidobacterium
bifidum mencegah perkembangbiakan E. coli, salmonella dan clostridium. Bakteri
ini juga memproduksi asam laktat dan asam asetat yang menurunkan pH usus dan
mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Penelitian lain
pada Bifidobacteriummenunjukkan bahwa organisme ini juga merangsang
penyerapan mineral seperti besi, kalsium, magnesium, dan seng.
Bifidobacterium longum merupakan bakteri probiotik dalam usus besar. Penelitian
menunjukkan bahwa bakteri ini berkontribusi meningkatkan nilai gizi makanan
dengan memproduksi vitamin melalui sintesis enzim pencernaan seperti fosfatase
kasein atau lisozim. Bifidobacterium longum juga berpartisipasi dalam pencernaan
usus.
Bifidobacterium breve memungkinkan berfungsinya sistem pencernaan,
membantu menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya dan merangsang sistem
kekebalan tubuh. Bifidobacterium breve juga berperan penting dalam
sintesis vitamin D dan K.
Bifidobacterium lactis dikenal menjaga keseimbangan mikroflora usus,
mendorong penyerapan nutrisi, merangsang sistem kekebalan tubuh dan
mendetoksifikasi usus, darah dan hati.
Lactobacillus acidophilus membantu pencernaan laktosa susu, merangsang respon
kekebalan tubuh terhadap mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membantu
mengendalikan kadar kolesterol darah. Banyak publikasi yang menunjukkan
bahwa Lactobacillus acidophilusmenghasilkan zat seperti lactocidine atau
acidophiline yang meningkatkan stamina dan kekebalan.
Lactobacillus casei merupakan bakteri probiotik yang telah lama digunakan
dalam susu fermentasi seperti pada produk Yakult, Jepang. Lactobacillus
casei membantu membatasi pertumbuhan bakteri jahat dalam usus.
Lactobacillus plantarum menghasilkan asam laktat di saluran pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa Lactobacillus plantarum membantu mengurangi
perut kembung. Spesies probiotik ini juga membantu penyerapan vitamin
dan antioksidan serta menghilangkan komponen beracun dari makanan(Anonim,
2013).
2.2.1 Laktobacillus Casei
Lactobacillus casei adalah bakteri Gram-positif, anaerob, tidak memiliki
alat gerak, tidak menghasilkan spora, berbentuk batang dan menjadi salah satu
bakteri yang berperan penting dalam pencernaan. Lactobacillus adalah bakteri
yang bisa memecah protein, karbohidrat, dan lemak dalam makanan, dan
menolong penyerapan elemen penting dan nutrisi seperti mineral, asam amino,
dan vitamin yang dibutuhkan manusia dan hewan untuk bertahan hidup (Evillya,
2010).
Bakteri ini berukuran 0,7 – 1,1 x 2,0 – 4,0 µm dan merupakan bakteri yang
penting dalam pembentukan asam laktat. Seperti bakteri asam laktat
lain, Lactobacillus casei toleran terhadap asam, tidak bisa mensintesis perfirin,
dan melakukan fermentasi dengan asam laktat sebagai metabolit akhir yang
utama. Bakteri ini membentuk gerombolan dan merupakan bagian dari spesies
heterofermentatif fakultatif, dimana bakteri ini memproduksi asam laktat dari gula
heksosa dengan jalurEmbden-Meyerlhof dan dari pentose dengan jalur 6-
fosfoglukonat, fosfoketolase. pertumbuhan Lactobacillus casei pada suhu 15oC,
dan membutuhkan riboflavin, asam folat, kalsium pantotenat, dan faktor
pertumbuhan lain. Lactobacillus caseiadalah spesies yang mudah beradaptasi, dan
bisa diisolasi dari produk ternak segar dan fermentasi, produk pangan segar dan
fermentasi. Dari segi industrial,Lactobacillus casei mempunyai peran dalam
probiotik manusia, kultur starter pemroduksi asam untuk fermentasi susu, dan
kultur khas untuk intensifikasi dan akselerasi perkembangan rasa dalam varietas
keju yang dibubuhi bakteri (Evillya, 2010).
Lactobacillus casei ditemukan dalam susu fermentasi dan memiliki sifat
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Saluran pencernaan manusia terdiri
dari Lactobacillus casei; flora alami yang mencegah berlebihnya suatu bakteri
asam laktat yang tidak sengaja tertelan dan tinggal di salura
pencernaan. Lactobacillus casei dapat mengurangi diare dan membantu
memodifikasi mikroflora dalam tubuh. Lactobacillus casei menghasilkan DL-
asam laktat dan amilase yang melengkapi pertumbuhanLactobacillus
acidophilus (Anonim,2011).
Sebagian besar Lactobacillus casei strain dapat memfermentasi galaktosa,
glukosa, fruktosa, manosa, manitol, N-asetilglukosamin, dan tagatose.
Kemampuan untuk memfermentasi laktosa kurang umum pada strain yang
diisolasi dari bahan nabati dibandingkan pada yang berasal dari keju dan saluran
pencernaan manusia. (Cai,2007)
Lactobacillus casei adalah penghasil asam laktat, diperoleh dengan fermentasi
glukosa dan pembentukan laktat. Asam laktat merupakan asam hidroksi yang
dapat diproduksi secara kimia dari asetaldehida dan hidrogen sianida atau dengan
fermentasi mikroba. Hal ini digunakan untuk berbagai proses industri seperti
kimia dan produksi biologis asam organik, penggunaan sebagai penyedap dalam
makanan, pembuatan kosmetik, dan produksi plastik biodegradable (Chan, 2003).
Lactobacillus casei adalah spesies yang mudah beradaptasi, dan bisa diisolasi dari
produk ternak segar dan fermentasi, produk pangan segar dan fermentasi. Dari
segi industrial, Lactobacillus casei mempunyai peran dalam probiotik manusia,
kultur starter pemroduksi asam untuk fermentasi susu, dan kultur khas untuk
intensifikasi dan akselerasi perkembangan rasa dalam varietas keju yang dibubuhi
bakteri. (Krisno, 2011)
Lactobacillus casei diduga dapat mengontrol organisme yang dapat menimbulkan
efek toksik di dalam saluran pencernaan manusia, diantaranya yaitu Escherichia
coli.
Lactobacillus casei adalah suatu jasad renik jenis temporer penghasil asam
laktat,Lactobacillus casei dapat ditemukan di mulut dan di usus manusia. Selain
itu bakteriLactobacillus casei dapat menghalangi pertumbuhan H. pylori, dan
membantu microflora di usus besar. (Krisno, 2011)
Media Pertumbuhan Lactobacilus casei
Lactobacillus casei dapat disimpan pada media de Man Rogosa Sharpe,
Agar/MRS agar (Oxoid, 1982). Komposisi media MRS agar adalah sebagai
berikut: Pepton 10 g, beef extract 10 g, yeast extract 5 g, K2HPO4 2 g, amonium
sitrat 2 g, glukosa 2 g, sodium asetat 3H2O 20 g, MgSO4 7H2O 0,58 g, MnSO4
4H2O 0,28 g, agar 15 g, akuades 1000 ml (Widodo, 2003).
Nutrisi
Pertumbuhan Lactobacillus casei pada suhu 15oC, dan membutuhkan riboflavin,
asam folat, kalsium pantotenat, dan faktor pertumbuhan lain. (Evillya,2010).
2.2.1 Laktobacillus Plantarum
Bakteri Lactobacillus plantarum adalah bakteri asam laktat dari famili
Lactobacilliceae dan genus Lactobacillus. Bakteri ini bersifat Gram positif, non
motil, dan berukuran 0,6-0,8 μm x 1,2-6,0 μm. Bakteri ini memiliki sifat antagonis
terhadap mikroorganisme penyebab kerusakan makanan seperti Staphylococcus
aureus, Salmonella, dan Gram negatif (Buckle et al., 1987). Lactobacillus
plantarum bersifat toleran terhadap garam, memproduksi asam dengan cepat dan
memiliki pH ultimat 5,3 hingga 5,6 (Buckle et al., 1987).
Pengolahan pangan dan pakan menggunakan BAL adalah teknologi yang
telah ada sejak dulu yang dapat meningkatkan kandungan obat dan anti penyakit
serta mencegah kebusukan dan perjangkitan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri patogen (Elegado et al., 2004). Bakteri L. plantarum umumnya lebih tahan
terhadap keadaan asam dan oleh karenanya menjadi lebih banyak terdapat pada
tahapan terakhir dari fermentasi tipe asam laktat. Bakteri ini sering digunakan
dalam fermentasi susu, sayuran, dan daging (sosis). Fermentasi dari L. plantarum
bersifat homofermentatif sehingga tidak menghasilkan gas (Buckle et al., 1987).
Bakteri Lactobacillus plantarum terutama berguna untuk pembentukan
asam laktat, penghasil hidrogen peroksida tertinggi dibandingkan bakteri asam
laktat lainnya dan juga menghasilkan bakteriosin yang merupakan senyawa
protein yang bersifat bakterisidal (James et al., 1992). Lactobacillus plantarum
dapat memproduksi bakteriosin yang merupakan bakterisidal bagi sel sensitif dan
dapat menyebabkan kematian sel dengan cepat walaupun pada konsentrasi rendah.
Bakteriosin yang berasal dari L. plantarum dapat menghambat Staphylococcus
aureus dan bakteri Gram negatif (Branen dan Davidson, 1993). L. plantarum
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bakteriosin yang berfungsi sebagai
zat antibiotik (Jenie dan Rini, 1995).
2.3 Susu Fermentasi
Susu fermentasi merupakan salah satu produk susu yang berkonsistensi gel
seperti fla custard dengan rasa dan aroma khas. Susu fermentasi dikenal dengan
berbagai nama seperti yoghurt, yogur, yourt, yaort, yaourti atau yaghourt, dengan
penulisan bervariasi, ada yang mengganti huruf Y dengan J. Kata yoghurt berasal
dari bahasa Turki jugurt. Yogurt merupakan makanan tradisional di negara
Balkan dan Timur Tengah. (Djatmiko et.al., 1984).
Produk susu fermentasi yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah,
yoghurt, yakult juga kefir, dengan bahan baku susu sapi. Yakult dibuat dengan
starter bakteri Lactobacillus casei adapun yoghurt dengan starter bakteri
Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang diinokubasi pada
suhu 43oC selama + 4 jam dengan perbandingan susu dengan starter adalah 1:
1(Sunarlim dan Setiyanto, 2001).
Adapun susu yang digunakan untuk keperluan fermentasi dapat pula dibuat dari
susu kambing, kuda, yaks, unta, kerbau, domba, onta lama, vicuna, rusa, kopard
dan hewan lainnya (Pederson, 1971).
Platt (1990) menyatakan ada empat manfaat yang diperoleh dari fermentasi susu
yaitu sebagai pengawet alami, meningkatkan nilai gizi, mendapatkan rasa dan
tekstur yang disukai serta meningkatkan variasi makanan. Susu fermentasi juga
digunakan sebagai minuman untuk tujuan diet (dietetic purpose) dan pengobatan
(therrapeutic purpose).
Produk pangan dari bakteri asam laktat ternyata memenuhi status GRAS
(Generally Recognize As Safe). Di Amerika Serikat, produk pangan asal
fermentasi bakteri asam laktat diakui mempunyai efek yang baik untuk kesehatan,
karena menghasilkan komponen metabolit yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri patogen, menurunkan kadar kolesterol, anti mutagenik dan anti
karsinogenik serta memperbaiki sistim kekebalan tubuh (Surono, 1998).
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Pangan Hasil
Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, pada bulan Mei 2013.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2 1.Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kedelai kuning varietas
impor, sukrosa, glukosa, laktosa, gelatin yang berasal dari sapi, bakteri
Streptococcus thermophiles, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus Casei, dan
Lactobacillus plantarum.
3.2.2 Alat Penelitian
Alat yang digunakan adalah baskom, panci, kompor, blender, saringan,
inkubator, laminar flow, oven, timbangan analitik, pH meter, desikator, botol
timbang, labu kjeldahl, labu destilasi, alat titrasi, automatic stirer, dan alat-alat
gelas.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor
pertama adalah konsentrasi Lactobacillus Casei (2, 5, dan 7%) dan faktor kedua
adalah konsentrasi Lactobacillus plantarum (0, 3, dan 6%) sehingga diperoleh
sembilan kombinasi perlakuan dan masing masing diulang tiga kali. Parameter
yang diamati adalah nilai pH, total BAL, viskositas, warna, tingkat kesukaan.
Susu kedelai disediakan sebanyak 400 ml ditambah gula 5% untuk 1 kali
ulangan kemudian dibagi menjadi 4 botol jar dengan masing-masing botol jar
sebanyak rasio perlakuan. Kemudian masing-masing botol jar ditambahkan
Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum sesuai rasio perlakuan,
kemudian diaduk hingga semua larut. Selanjutnya susu disterilisasi pada suhu
115ºC selama 10 menit. Kemudian susu kedelai didinginkan dengan cepat
hingga mencapai suhu 45ºC. Setelah itu diinokulasikan dengan starter sebanyak
5% yang terdiri dari 1% Lactobacillus bulgaricus, 3% Lactobacillus acidophilus
dan 1% Streptococcus thermophillus dari volume susu kedelai, kemudian diaduk
rata. Selanjutnya diinkubasi selama 18 jam pada suhu 37ºC. Soyghurt yang
dihasilkan kemudian dilakukan pengamatan sesuai parameter yang dianalisis.
Kedelai
Perendaman dengan perbandingan 1 : 3
selama 12 jam
Pembersihan
Pencucian
Perebusan 15 menit
pengupasan
Penyaringan
Pemblenderan
Penambahan air panas 80˚C