100073047-Bissinosis

17
Anamnesis Anamnesis merupakan kunci terpenting ditemukannya diagnosis penyakit akibat kerja, pertanyaan sederhana apakah pekerjaan pasien dan lebih rinci lagi, tugas apa yang dia lakukan sehari-hari, dapat memberi informasi awal untuk seorang dokter menelusuri lebih dalam hubungan penyakit yang diderita saat ini dengan pekerjaan yang dijalaninya sehari-hari. Bagi seorang dokter yang bekerja di suatu perusahaan data mengenai semua karyawannya haruslah lebih terinei tidak hanya sekedar di bagian apa seorang karyawan ditempatkan akan tetapi apa yang dilakukan seharihari dan bahan berbahaya apa yang terpapar pada karyawan tersebut haruslah ada pada riwayat pekerjaan. Informasi mengenai zat toksik yang digunalcan dalam industri biasanya melekat langsung dalam kemasan barang tersebut yang didalamnya berisi keterangan zat aktif, cara penyimpanan dan penggunaan, cara pertolongan pertama bila terpapar pada anggota badan, efek toksis bila masuk dalam tubuh manusia. Keterangan tersebut disebut material safely data sheets, keterangan ini sangat penting bagi kesehatan, keselamatan dan toksistas pada individu yang terpapar secara erat. Selain zat toksik yang harus pula diperhatikan oleh dokter perusahaan adalah lingkungan fisik seperti kebisingan, panas, penerangan yang baik, makanan dan minuman sehari-hari dikomsumsi karyawan, atau paparan bakteri, virus, jamur, parasit pada industri atau laboratorium kesehatan atau paparan serangga, reptilia pada agro industri maupun industri yang beroperasi lapangan seperti hutan, gua dan lain-lain. Terdapat beberapa anamnesis khas seperti pada asma akibat kerja serangan asma

description

bisinosis

Transcript of 100073047-Bissinosis

Page 1: 100073047-Bissinosis

Anamnesis

Anamnesis merupakan kunci terpenting ditemukannya diagnosis penyakit akibat kerja,

pertanyaan sederhana apakah pekerjaan pasien dan lebih rinci lagi, tugas apa yang dia

lakukan sehari-hari, dapat memberi informasi awal untuk seorang dokter menelusuri lebih

dalam hubungan penyakit yang diderita saat ini dengan pekerjaan yang dijalaninya sehari--

hari. Bagi seorang dokter yang bekerja di suatu perusahaan data mengenai semua

karyawannya haruslah lebih terinei tidak hanya sekedar di bagian apa seorang karyawan

ditempatkan akan tetapi apa yang dilakukan seharihari dan bahan berbahaya apa yang

terpapar pada karyawan tersebut haruslah ada pada riwayat pekerjaan. Informasi mengenai

zat toksik yang digunalcan dalam industri biasanya melekat langsung dalam kemasan barang

tersebut yang didalamnya berisi keterangan zat aktif, cara penyimpanan dan penggunaan,

cara pertolongan pertama bila terpapar pada anggota badan, efek toksis bila masuk dalam

tubuh manusia. Keterangan tersebut disebut material safely data sheets, keterangan ini sangat

penting bagi kesehatan, keselamatan dan toksistas pada individu yang terpapar secara erat.

Selain zat toksik yang harus pula diperhatikan oleh dokter perusahaan adalah lingkungan fisik

seperti kebisingan, panas, penerangan yang baik, makanan dan minuman sehari-hari

dikomsumsi karyawan, atau paparan bakteri, virus, jamur, parasit pada industri atau

laboratorium kesehatan atau paparan serangga, reptilia pada agro industri maupun industri

yang beroperasi lapangan seperti hutan, gua dan lain-lain. Terdapat beberapa anamnesis khas

seperti pada asma akibat kerja serangan asma memberat pada akhir minggu atau pada

bisinosis yaitu penyakit paru akibat paparan debu tekstil, serangan sesak dan tidak enak pada

pernapasan terjadi pada hari awal minggu masuk kerja. Masa laten yaitu waktu yang

dibutuhkan dan pasien tersebut terpapar sampai timbulnya klinis asma bronkial dikenal pada

asma akibat kerja. Masa laten ini biasanya lebih dari satu tahun. Kadang kala informas jenis

pekerjaan dan data lain mengenai paparan agen tidak memberikan informasi dengan penyakit

yang ada saat ini maka tidak boleh dilupakan pekerjaan sampingan seperti hobi seorang

karyawan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat kerja seperti disinfektan,

pelarut, timah hitam, pestisida dan lain-lain.

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dapat membantu mendiagnosis penyakit akibat kerja, pemeriksaan

seperti faal fungsi paru menggunakan spirometri maupun peak flow meter sering digunakan

dalam mendiagnosis penyakit paru akibat kerja seperti asma akibat kerja, bisinosis, dan lain-

lain. Terdapat karakteristik tertentu seperti pemeriksaan faal paru pada asma apabila

Page 2: 100073047-Bissinosis

kita ingin menghubungkan dengan pengaruh tempat kerja maka hasil pemeriksaan spirometri

atau peak flow meter sebelum dan sesudah jam kerja akan berbeda sebesar > 15 %. Terdapat

beberapa teknik lain dapat membantu mendiagnosis asma yang diperkirakan akibat

lingkungan pekerjaan menggunakan alat bantu yang sama dengan bila kita mendiagnosis

asma pada yang tidak dihubungkan dengan lingkungan pekerjaan. Pemeriksaan rontgen dada

dapat membantu penegakan diagnosis pneumokoniosis seperti silikosis, asbestosis,

pneumokoniosis karena batu bara. Pemeriksaan kimia darah seperti fungsi faal hati; SGOT,

SGPT, bilirubin, fosfatase alkali dan fungsi ginjal seperti urin, ureum, kreatinin dan juga

klirens kreatinin digunakan pada pemeriksaan beberapa penyakit akibat kerja yang mengenai

kedua organ di atas. Demikian pula beberapa pemeriksaan lain yang biasa kita gunakan

sebagai pemeriksaan pembantu dalam mendiagnosis penyakit yang tidak dihubungkan

dengan lingkungan pekerjaan.

Dalam menemukan adanya penyakit akibat kerja pada suatu perusahaan peran dokter

perusahaan sangat penting dalam menentukan pemeriksaan laboratorium apa yang akan

dipakai untuk memantau adanya pengaruh lingkungan kerja pada karyawan yang dikelolanya.

Pemeriksaan kesehatan sebelum diterima kerja dan pemeriksaan berkala setelahnya pada

setiap karyawan mungkin akan berbeda tergantung paparan apa yang diterima selama

bekerja, jadi seperti yang apa sering kita lihat pada pemeriksaan berkala dengan memeriksa

pemeriksaan laboratorium pembantu yang sama pada setiap karyawan tidak akan membantu

pencarian atau mendapatkan diagnosis penyakit akibat kerja. Kadang kala diperlukan

pemeriksaan laboratorium khusus seperti pemeriksaan paparan logam pada rambut atau kadar

zat toksis lainya pada urin dan darah. Pemeriksaan khas tersebut dapat dilakukan bekerja

sama dengan laboratorium khusus yang dapat memeriksa bahan tersebut seperti laboratorium

pada pusat pendidikan dan departemen tenaga kerja atau tempat lainnya yang mempunyai

fasilitas untuk pemeriksaan tersebut. Pada pemaparan zat inhalan juga memerlukan

pemeriksaan kadar zat tersebut di udara untuk pemantauan berkala maupun untuk diagnosis

penyakit akibat kerja. Kadar ambang zat inhalan yang ada dilingkungan kerja mempunyai

ambang batas yang diperbolehkan dan penetapannya dilakukan oleh otoritas yang berwenang

seperti NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health), OSHA

(Occupational Safety and Health Administration) di Amerika Serikat atau Departemen

Tenaga Kerja di Indonesia.

Penatalaksanaan

Pengobatan penyakit akibat kerja tidak berbeda dengan penyakit bukan akibat lingkungan

Page 3: 100073047-Bissinosis

kerja seperti pemakaian oleh obat antihipertensi, obat kardiovaskular lain pada kelainan

kardiologi atau pemekaian kortikosteroid pada penyakit alergi akibat kerja atau anti biotika

pada infeksi akibat kerja. Yang terpenting pada penyakit akibat kerja adalah pemutusan

kontak dengan agen yang menimbulkan penyakit akibat kerja yaitu dengan cara

memindahkannya, pemakaian alat pelindung, pemantauan kadar zat tersebut pada lingkungan

tempat kerja sehingga bahan tersebut tidak sampai melewati ambang batas.

Sumber : papdi

Bisinosis

Penyakit bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu

kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau

serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan

pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil;

seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.

Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal

penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin

(yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang

menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi

alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala

awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga

diikuti dengan penyakit bronkitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.

Bisinosis adalah gejala saluran napas serupa asma dalam berbagai derajat yang disebabkan

oleh pajanan terhadap serat kapas. Oleh karena gejala awal bisinosis terjadi pada hari kerja

pertama yang biasanya hari Senin, bisinosis disebut juga Monday morning fever atau Monday

moning chest tightness atau Monday morning asthma. Bisinosis lebih sering ditemukan pada

karyawan pemintalan yang terpajan debu kapas kadar tinggi dibanding karyawan pertenunan.

Gangguan Pernapasan

Gangguan pernapasan akibat pekerjaan terjadi karena terhirupnya bahan-bahan beracun yang

terdapat di tempat kerja. Para-paru, seperti juga kulit, dapat menjadi organ target penyakit

dan pintu masuk bahan beracun. Karakteristik penyakit paru adalah sifat kronisnya dan

kesulitan dalam pengenalan dininya (periode laten penyakit semacam itu mungkin 15 sampai

30 tahun). Selain itu, ada masalah pajanan ganda atau campuran di rumah dan di tempat

Page 4: 100073047-Bissinosis

kerja.

Salah satu kategori paling penting penyakit adalah pneumokoniosis, penyakit paru

fibrotik yang disebabkan oleh terhirupnya debu, terutama debu mineral. Selama periode

tahun 1968 sampai 1996, sejumlah 114.557 kasus kematian akibat pneumokoniosis

dilaporkan terjadi pada penduduk A.S.

Tipe pneumokoniosis mencakup pneumokoniosis pekerja batubara, asbestosis,

silikosis, dan bissinosis.

Pekerja pabrik tekstil yang menghirup debu dari kapas, lenin, atau rarni kerap

menderita bisinosis (terkadang disebut sebagai penyakit paru coklat), suatu penyakit paru

akut atau kronis. Jika dibandingkan dengan tipe lain pneumokoniosis, kasus kematian akibat

bisinosis tidak umum – hanya 10-20 kasus kematian yang dilaporkan dalam setahun.

Sumber : Kesehatan masyarakat : suatu pengantar edisi 4 tahun 2003 penerbit EGC

Definisi

Bisinosis adalah penyakit paru berupa bronkitis kronis sebagai akibat terpaparnya

individu oleh debu kapas, rami, sisal atau nenas. Umumnya byssinosis diderita oleh pekerja-

pekerja pabrik tekstil yang selama bekerja menghirup (inhalasi) debu kapas. Oleh karena

penyakit ini manifes saat pekerja berada di tempat kerjanya dan terpapar oleh debu kapas

tadi, maka byssinosis ini juga termasuk penyakit pam kerja.

Epidemiologi

Pekerja-pekerja yang bekerja di lingkungan pabrik tekstil, yang mengolah kapas sejak

penguraian kapas, pembersihan, pemintalan dan penenunan, semuanya termasuk mempunyai

risiko timbulnya bisinosis. Diketahui bahwa di masing-masing bagian tersebut

kadar/konsentrasi debu kapas tidak sama, maka besarnya risiko juga berbeda-beda. Studi

klinis sebelumnya melaporkan bahwa angka kejadian bronkitis kronis pada para pekerja

pabrik tekstil sekitar 4,5-26%. Pekerja yang bekerja pada bagian pembersihan kapas untuk

dipintal, pembersihan mesin-mesin tersebut mempunyai risiko paling tinggi terjadinya

byssinosis.

Patogenesis

Kelainan paru pada pasien bisinosis berupa bronkitis kronis, yang kadangkadang

disertai wheezing, diduga erat hubungannya dengan adanya endotoksin (suatu

lipopolisakarida) yang dikeluarkan oleh bakteri yang mengkontaminasi partikel debu kapas.

Endotoksin inilah yang diduga sebagai penyebab timbulnya kelainan pam tadi. Para ahli telah

yakin bahwa endotoksin ini adalah sebagai penyebabnya dikuatkan oleh percobaan-

Page 5: 100073047-Bissinosis

percobaan simulasi yang telah dikerjakan pada pekerja atau hewan coba di laboratorium.

Gambaran Klinis

Ciri gambaran klinis penyakit ini adalah para pekerja pabrik tekstil yang sensitif akan

merasakan sesak napas (napas pendek) setiap kembali ke tempat kerja sesudah beberapa hari

tidak bekerja atau tiap hari Senin sesudah satu hari sebelumnya (Minggu) libur. Biasanya

timbul demam selain sesak napas, dan kadang-kadang gejala menetap untuk hari-hari

berikutnya. Telah diketahui bahwa pada para pekerja yang terdapat lebih banyak gejala (paru)

yang dialami akan mempercepat penurunan fungsi parunya. Selain itu lama kerja dan tingkat

kadar debu kapas yang memberikan paparan terdapat korelasi dengan timbulnya byssinosis.

Paparan asap rokok diketahui mempunyai efek sinergis terhadap timbulnya byssinosis

apabila terjadi bersama pada para pekerja yang sedang mendapat paparan debu kapas. Efek

asap rokok terhadap timbulnya gangguan fungsi paru telah lama diketahui, tetapi bagaimana

penjelasannya belum diketahui bahwa pada 7% pekerja pabrik yang terpapar debu kapas

menderita obstruksi saluran napas yang ireversibel.

Pada bisinosis terdapat penurunan nilai KVP maupun VEP1, dan ciri ini jelas terlihat

apabila pemeriksaan dilakukan pada hari Senin saat kembali bekerja di lingkungan pabrik

tekstil sesudah libur hari Minggu. Mekanisme dari kejadian ini belum jelas.

Gambaran histopatologis yang ditemukan pada bisinosis mirip dengan pengaruh asap

rokok yang menginduksi terjadinya bronkitis, yaitu terjadinya hiperplasia kelenjar mukus

dan infiltrasi sel polimorfonuklear neutrofil di dinding bronkus.

Pengobatan

Pengobatan terpenting bagi pasien bisinosis adalah menyingkirkannya dari

lingkungan kerja yang potensial risiko tinggi. Dalam pelaksanaannya biasanya para pekerja

dilakukan putar kerja. Uji faal paru serial perlu dilakukan untuk mengetahui perubahan faal

paru masing- masing pekerja pada akhir waktu tertentu. Tidak ada obat spesifik untuk

bisinosis dan bila ada tanda-tanda obstruksi bronkus dapat diberikan bronkodilator.

Sumber : papdi

Bisinosis (byssinosis) adalah penyakit paru akibat kerja yang penyebabnya penghirupan

debu kapas, vlas, henep atau sisal. Melihat luas dan besar kemungkinan penghirupan aneka

debu penyebab bisinosis tersebut debu kapas terutama menempati posisi terpenting

mengingat banyaknya pabrik tekstil yang beroperasi dengan jumlah pekerja cukup banyak.

Penyakit bisinosis pada pemintalan terutama bertalian erat dengan pekerjaan karding dan

blowing, tapi mungkin pula terdapat pada pekerjaan lainnya, bahkan dari permulaan proses,

Page 6: 100073047-Bissinosis

yaitu pengolahan kapas dengan membuang bijinya sampai kepada pekerjaan menenun. Masa

laten adalah beberapa tahun, yaitu bagi para pekerja pada karding dan blowing; sedangkan

pada pekerja lainnya masa laten lebih panjang lagi. Penyebab dari bisinosis yang sesungguh-

sungguhnya, mengapa debu kapas menimbulkan bisinosis masih tetap merupakan tantangan

untuk terus dilakukan penelitian lebih lanjut. Selama puluhan tahun berlaku hipotesis

mengenai etiologi bissinosis berikut:

a. Efek mekanis debu kapas yang dihirup ke dalam paru;

b. Akibat pengaruh endoktosin bakteri Gram-negatif kepada alat pernafasan;

c. Merupakan gambaran reaksi allergi dari pekerja kepada debu kapas;

d. Akibat bekerjanya zat kimia dari debu kepada paru seperti zat kimia brokokonstriktor

atau enzim;

e. Reaksi psikis dari para pekerja.

Tidak satu pun secara tunggal dari etilogi sebenarnya dapat dibuktikan secara benar-

benar pasti sebagai penyebab bissinosis, oleh karena itu penulis mengusulkan teori penyebab

jamak bisinosis (multiple causation of byssinosis), jadi kelima faktor tersebut di atas

dianggap bekerja sama dalam menimbulkan gejala penyakit. Para peneliti dapat menunjukkan

bahwa zat penyebab konstriksi bronkhioli (broncho-constricting agent) terdapat dalam daun

kapas tetapi tidak pada serat atau biji kapas dan zat tersebut dapat dianggap sebagai penyebab

gejala bisinosis. Selain itu, endotoksin bakteri juga mempunyai peran dalam menimbulkan

penyakit bisinosis. Zat kimia dan endotoksin dimaksud menyebabkan terbentuk dan bebasnya

histamin yang manifestasinya adalah gejala dan tanda penyakit bisinosis.

Patogenesis penyakit bisinosis adalah pelepasan histamin yang menyebabkan gejala pada

hari pertama kerja setelah libur hari minggu. Paparan terhadap debu kapas, vlas, henep atau

sisal yang terus menerus selama bertahun-tahun menyebabkan iritasi saluran pernafasan

bagian atas dan bronkhus; setelah paparan berlanjut terjadi penyakit paru obstruktif kronis.

Pada stadium dini, tanda penyakit bisinosis adalah gejala berat di dada (chest tightness) dan

pendek (sesak) nafas (shortness of breath) yang biasanya menjelang akhir kerja pada hari

pertama masuk kerja setelah libur hari Sabtu dan Minggu atau hari-hari libur lainnya.

Seringkali terjadi penurunan volume ekspirasi paksa 1 detik, yang mungkin tanpa gejala pada

tenaga kerja. Pada hari berikutnya, gejala menghilang kecuali adanya iritasi di saluran nafas

bagian atas. Pada keadaan sakit selanjutnya, keluhan disertai pula oleh kesulitan bernafas,

dan gejala demikian lebih menetap pada hari-hari lain dalam seminggu yaitu Selasa, Rabu

dan seterusnya. Pada perkembangan penyakit selanjutnya, bisinosis menyerupai bronkhitis

kronis dan emfisema, dengan karakteristika adanya riwayat gejala khan berat di dada dan

Page 7: 100073047-Bissinosis

pendek nafas serta menurunnya kapasitas ventilasi paru yang memburuk pada hari pertama

minggu kerja. Foto rontgen paru pada stadium dini penyakit tidak memperlihatkan perubahan

spesifik; juga tidak ditemukan patologi khusus pada paru pekerja yang meninggal dunia

dengan penyakit bisinosis stadium dini. Gejala dan tanda sakit bisinosis mirip asma

bronkhial, tetapi pada penyakit yang disebut terakhir ini tidak ditemukan riwayat penyakit

yang khas bagi bisinosis yaitu keluhan berat di dada dan pendek nafas yang dirasakan

menurut hari kerja yang awalnya hart Senin dan selanjutnya pada hari-hari lainnya.

Menurut parahnya efek debu kapas, vlas, henep dan sisal, bisinosis digolongkan menurut

tingkat penyakit sebagai berikut (Tabel 1) :

Tabel 1. Tingkat Sakit Bisinosis Menurut Gejala Sakit

Tingkat Gejala

a. Tingkat 0 : Tidak ada gejala

b. Tingkat ½ : Kadang-kadang berat di dada (chest tightness) dan pendek nafas

(shortness of breath) pada hari Senin atau rangsangan pada alat-alat

pernafasan pada hari-hari Senin (hari pertama bekerja sesudah tidak

bekerja 2 hari)

c. Tingkat 1 : Berat di dada atau pendek nafas pada hari-hari Senin hampir pada setiap

minggu

d. Tingkat 2 : Berat di dada atau pendek nafas pada hari-hari Senin dan hari-hari lainnya

pada setiap minggu

e. Tingkat 3 : Bisinosis dengan cacat paru

Tingkat penyakit bisinosis di atas, dapat pula dinyatakan dalam penurunan fungsi paru

ventilasi ekspirasi paksa 1 detik (FEV 1,0) berikut (Tabel 2):

Tabel 2. Tingkat Sakit Bisinosis, Perubahan Akut Dan Nilai FEV 1,0 Terhadap Prediksi

Tingkat Perubahan akut (persentase Nilai FEV 1,0 sebagai persentase

penurunan FEV 1,0 sebelum shift) terhadap prediksi

F0 < 5% 80%

F1/2 5 - < 10% 80%

F1 10% atau lebih 80%

F2 10% atau lebih 60 - 79%

F3 10% atau lebih 60% atau kurang

Penjelasan:

Page 8: 100073047-Bissinosis

Perubahan akut : Persentase penurunan FEV 1,0 sebelum shift dan sesudah bekerja pada hari

pertama minggu kerja

Nilai FEV 1,0 : Nilai sesudah tidak bekerja (tidak terpapar 2 atau lebih hari kerja); dalam hal

mungkin digunakan nilai diukur setelah digunakan obat bronkhodilator

F0 : Tidak menunjukkan efek akut; tidak ada kelainan kronis ventilasi fungsi paru

F1 : Efek akut

F2 : Kerusakan ringan hingga sedang menetap kapasitas ventilasi paru

F3 : Kerusakan sedang hingga berat menetap kapasitas ventilasi paru

Karakteristika penyakit bisinosis adalah adanya rasa hari Senin atau sindrom hari

Senin (Monday feelings atau Monday syndrome) pada bisinosis tingkat dini (1/2 dan 1), yaitu

keluhan berat di dada dan pendek nafas pada hari-hari Senin (hari pertama sesudah tidak

bekerja 2 hari Sabtu dan Minggu), tetapi keluhan tersebut tidak dirasakan pada hari-hari

lainnya. Sebagaimana telah dinyatakan, sesungguhnya keluhan itu tidak semata-mata untuk

hari Senin saja, melainkan pada hari-hari yang pekerja baru masuk kembali bekerja sesudah

beberapa hari libur. Di negara yang iiburnya jatuh pada hari Jumat, jadi bukan hari Minggu,

keluhan berat di dada dan pendek nafas demikian dirasakan pada hari Sabtu.

Diagnosis penyakit bisinosis pada tingkat dini ditegakkan dengan jalan bertanya

kepada para pekerja untuk menemukan rasa hari Senin tersebut, sedangkan pemeriksaan

klinis, laboratoris dan rontgen paru boleh dikatakan tidak menunjukkan kelainan, kecuali uji

fungsi paru yaitu ventilasi ekspirasi paksa (FEV1,0). Pada bisinosis lanjut atau parah biasanya

ditemukan bronkhitis kronis dan emfisema paru yang keduanya tidak khas untuk bisinosis,

dalam hal tingkat penyakit ini pun idealnya penderita mengalami pula rasa hari Senin pada

masa yang lalu ketika penyakit masih berada pada tingkat dini. Demikian pula pada bisinosis

dengan cacat paru, rasa hari Senin harus pernah dikeluhkan oleh penderita pada masa lalu.

Perlu diperhatikan bahwa pekerja dengan bisinosis dengan kecacatan paru, umumnya tidak

dapat bekerja seperti pekerja yang tidak terkena efek debu penyebab bisinosis, bahkan

mungkin mereka sudah tidak mampu bekerja lagi. Kebiasaan merokok tampaknya

mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan menderita penyakit bisinosis.

Bisinosis tidak menjadi masalah penting selama perusahaan-perusahaan tekstil baru

berumur beberapa tahun, tetapi sangat luar biasa dampaknya, setelah perusahaan tekstil

beroperasi puluhan tahun. Angka sakit bissinosis dapat mencapai 60-70% dari seluruh

pekerja yang menghadapi risiko bahaya, sedangkan derajat kecacatan sangat parah. Maka

dari itu upaya pencegahan sangat perlu dan penting diselenggarakan dengan memadai.

Page 9: 100073047-Bissinosis

Program preventif mencakup hal-hal berikut

a. Pemeliharaan kerumah-tanggaan yang baik di perusahaan tekstil sehingga debu serat

kapas udara tempat kerja berada pada kadar aman; NAB debu kapas (katun) adalah 0,2

mg/m3 serat yang respirabel. Pengambilan sampel debu serat kapas menggunakan alat

pengambil sampel khusus yang dapat memisahkan debu kapas respirabel dari yang tidak

respirabel.

b. Pembersihan mesin carding sebaiknya dengan pompa hampa udara, jadi tidak secara

mekanis yang menyebabkan berhamburannya debu serat kapas;

c. Membersihkan lantai dengan sapu tidak dilakukan oleh karena menyebabkan berdebunya

udara;

d. Ventilasi dengan meniupkan udara ke ruang kerja (ventilasi umum) tidak dilakukan,

seharusnya dipakai cara ventilasi dengan cara menghisap udara;

e. Pekerjaan membuka kapas dari bal-balnya dilakukan pada tempat kerja khusus dan

pekerja memakai tutup hidung agar terlindung dari kemungkinan menghirup debu

kapas;

f. Pemeriksaan kesehatan pekerja sebelum bekerja, terutama tidak mempekerjakan calon

pekerja dengan penyakit paru antara lain TBC paru, asma bronkhial, bronkhitis kronis

atau penyakit paru kronis obstruktif;

g. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan melakukan wawancara yang dengan rinci

mengungkapkan keluhan alat pernafasan dan melakukan uji fungsi paru terutama

ventilasi ekspirasi paksa guna mendapat data awal dan perubahannya selama bekerja

dalam rangka mendeteksi penyakit bisinosis pada stadium dini;

h. Pekerja yang ternyata menderita penyakit bisinosis harus segera dihentikan

pemaparannya terhadap debu kapas atau debu penyebab bisinosis lainnya dengan

menempatkannya pada pekerjaan yang udara ruang kerjanya tidak dicemari debu

tersebut.

Sumber : higiene perusahaan dan kesehatan kerja 2009 dr suma’mur P.K.,MSc sagung seto

Definisi

Bisinosis adalah penyakit paru akibat kerja dengan karakterisasi penyakit saluran udara akut

atau kronis yang dijumpai pada pekerja pangolahan kapas, rami halus, dan rami.

Agens penyebab/pekerjaan berisiko

Penyebab yang sebenarnya tidak diketahui tapi secara umum diterima bahwa penyakit ini

disebabkan pajanan terhadap kapas, rami halus, dan rami. Ada beberapa bukti bahwa debu

Page 10: 100073047-Bissinosis

goni dapat juga mengakibatkan keadaan yang sama. Pekerja kapas yang paling berisiko

adalah mereka yang berada di kamar peniup dan penyisir tempat pajanan terhadap debu kapas

mentah paling tinggi. Mereka yang bertanggung jawab untuk membersihkan mesin peniup

dan mesin penyisir, misalnya pembersih dan penggiling memiliki risiko yang paling tinggi.

Gambaran klinis

Penyakit ini memiliki ciri napas pendek dan dada sesak. Gejala paling nyata dialami pada

hari pertama hari kerja seminggu ("Sesak pada senin pagi"). Mungkin disertai batuk yang

lama-kelamaan menjadi basah berdahak. Pengukuran fungsi paru (sebelum dan sesudah

giliran tugas) dapat menghasilkan penurunan FEV1 melampaui giliran tugas. Pada sebagian

besar individu, temuan ini akan berkurang atau hilang pada hari kedua bekerja. Dengan

pajanan yang berkepanjangan, baik gejala maupun perubahan fungsi akan menjadi lebih

berat dan mungkin akan menetap selama seminggu kerja. Pada pekerja yang sudah lama

terpajan selama bertahun-tahun, adanya riwayat dispnoe saat melakukan kegiatan adalah

temuan yang biasa. Tidak ditemukan tanda yang khas atau ciri tertentu pada pemeriksaan

fisik. Efek kronis memiliki ciri obstruksi jalan napas dan secara klinis tidak bisa dibedakan

dengan bronkitis kronis dan emfisema.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat klinis dan riwayat pajanan. Gambaran

penurunan FEV1 yang berrnakna (10% atau lebih) setelah terpajan selama 6 jam pada hari

pertama bekerja setelah akhir minggu, memberikan bukti objektif tentang efek akut. Derajat

perbaikan penyumbatan jalan napas dapat dikaji dengan tes FEV1 sebelum giliran tugas

dilakukan setelah dua hari tidak terpajan.

Tatalaksana

Bisinosis ringan atau dini kemungkinan masih reversibel sedangkan penyakit yang berat dan

kronis tidak. Pasien dengan gejala khas dan menunjukkan penurunan FEV1 10% atau lebih

harus dipindahkan ke daerah yang tidak terpajan. Pasien dengan penyumbatan jalan napas

sedang atau berat, misalnya FEV1 lebih rendah dari 60% dari nilai yang diperkirakan, juga

harus lebih baik tidak terpajan lebih lanjut.

Sumber : praktek kedokteran kerja