10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada...

23
DKVudinus

Transcript of 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada...

Page 1: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

DKVudinus

Page 2: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

s i g n a g e (rambu-rambu); bisa diartikan sebagai salah satu jenis produk komunikasi

visual yang berfungsi sebagai petunjuk arah, penunjuk tempat / lokasi, larangan – larangan,

dan aturan-aturan lain padal lokasi tertentu (jalan, kawasan, didalam gedung maupun diluar

gedung). Signage bisa berupa gambar, tulisan, atau komposisi diantara keduanya, yang

dikondisikan sedemikian sehingga mudah ditangkap oleh khalayak. Di dalam signage,

pictogram adalah gambar yang dipakai untuk menyampaikan pesan.

Page 3: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Untuk menghindari kesalahan komunikasi sehubungan dengan signage ini, ada banyak

tanda yang disepakati sebagai standart internasional – Standart Signage. Rambu-

rambu standart ini diatur dalam warna, ukuran, proporsi , bentuk border outline, dan gambar-

gambar yang sama di negara-negara manapun. Tentu saja masih juga ada batasan-batasan

lain yang diatur oleh masing-masing area. Di eropa misalnya - menyangkut proporsi - lebar

dari tanda gambar pictogram tersebut tidak lebih dari 80% tinggi bidang cetaknya.

Agar berfungsi, pictogram haruslah mudah dikenali dan dimengerti oleh khalayak. Untuk itu,

gambar – gambar yang dipakai harus dijaga konsisten dan tetap, dan tidak boleh berubah-

ubah bentuk, ukuran, warna, maupun proporsinya. Meskipun kadang signage dihadirkan

tanpa tulisan-tulisan, picktogram diharapkan dengan mudah dapat diasosiasikan dengan

pesan yang yang dimaksud.pesan yang yang dimaksud.

Page 4: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Signage (standart) diciptakan dalam aturan-aturan bentuk outline border yang spesifik.

Bentuk outline border ini mewakili fungsi-fungsi pesan yang berbeda. Berikut ini

beberapa bentuk border outline yang dikenal :

1. Kotak; dipakai untuk menggambarkan bahwa tanda didalamnya adalah sebuah informasi 1. Kotak; dipakai untuk menggambarkan bahwa tanda didalamnya adalah sebuah informasi

kepada khalayak. Bentuk kotak banyak ditemui pada tanda-tanda keamanan, informasi

publik, dan penanda alat-alat kebakaran. Tanda-tanda ini biasanya merupakan penanda :

dimana suatu tempat berada, jenis dan karakter tempat, dan informasi sejenisnya.

2. Lingkaran; dipakai untuk menggambarkan bahwa tanda didalamnya tidak boleh

diabaikan atau harus diikuti.

3. Segitiga; dipakai untuk menggambarkan peringatan keras, menunjukkan bahaya dan

ancaman, dan mengharuskan khalayak untuk berhati-hati ketika mereka menjumpai

tanda-tanda tersebut.

Page 5: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Dalam kasus-kasus tertentu dikenal juga Custom Made Signage, yang

karakteristiknya tetap saja merupakan petunjuk arah, penanda tempat, peringatan-

peringatan, dll tetapi diterapkan pada satu area tertentu (gedung-gedung pemerintahan,

umum, area wisata, mal, dll). Biasanya pengelola lebih punya kebebasan membuat sign-

system yang disesuaikan dengan citra area / kawasan tersebut. Custom Made Signage

mempunyai area disain yang lebih bervariasi, meskipun dalam tanda-tanda tertentu

(tanda larangan misalnya) diharapkan tetap mengikuti aturan standart dalam informasi-

informasi yang sifatnya universal.

Page 6: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 7: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 8: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 9: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 10: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 11: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

(01) Analisis

Sebenarnya ada beberapa metode analisis yang bisa dipakai untuk mengeksporasi

persoalan-persoalan dalam desain. Pilihan metode mana yang akan kita pakai

tergantung dari skala persoalan yang dihadapi. Pada kasus-kasus tertentu

dimungkinkan juga penggunaan beberapa merode secara bersamaan untuk

lebih mempertajam analisa. Beberapa Metode Analisis untuk eksplorasi dan

evaluasi :

BrainstormingUntuk melaksanakan brainstorming ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

- Memilih sekelompok indifidu yang dianggap berkompeten dan menguasai - Memilih sekelompok indifidu yang dianggap berkompeten dan menguasai

masalah.

- Menetapkan aturan bahwa tidak diizinkan mengkritik gagasan yang

dikemukakan orang lain, dan gagasan yang paling extrem pun bisa diterima.

- Secara kuantitas gagasan dibuat sebanyak mungkin dan kemudian seluruh

anggota tim diarahkan agar berusaha menggabungkan gagasanyang layak.

- Seluruh gagasan dirangkum untuk dijadikan kesimpulan

Metode brainstorming bisa diaplikasikan pada semua level perancangan, termasuk

pembuatan pertanyaan-pertanyaan angket.

Page 12: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Synectics

Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam

kompetensi yang lebih luas (termasuk individu diluar disiplin desain).

Analisis SWOT

Terutama digunakan untuk menilai dan menilai ulang (re-evaluasi) suatu hal yang telah ada

dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimalkan resiko yang timbul.

Langkah-langkahnya adalah mengkaji hal-hal yang akan dinilai berdasarkan Kekuatan

(Strength), Kelemahan (weakness), Peluang (opportunity), dan ancaman (threat).

Cost – benefit Analysis

Prinsipnya hampir sama dengan SWOT, yaitu mengevaluasi dan re-evaluasi beberapa produk Prinsipnya hampir sama dengan SWOT, yaitu mengevaluasi dan re-evaluasi beberapa produk

desain, tetapi analisa dilakukan dengan membandingkan harga (termasuk juga

‘pengorbanan’) dengan dampak / keuntungan yang didapat.

(02) Generator Bentuk

Dalam metodologi desain dinyatakan ada hal yang secara signifikan menjadi panduan dalam

penciptaan desain untuk objek, antara lain constraint dan analogy. Kedua hal tersebut

dikenal juga sebagai generator bentuk.

Page 13: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

1. Constraint

Dalam Bahasa Inggris, constraint berarti paksaan atau tidak bebas. Dalam metodologi

desain, constraint diartikan sebagai kondisi spesifik yang menjadi arahan atau alasan

terciptanya bentuk tertentu pada objek yang diinginkan. Ada 4 kategori constraint, yaitu :

a) Radical Constraint; Penciptaan bentuk yang dikaitkan dengan tujuan utama / mendasar -

diciptakannya suatu objek (bersifat internal).

b) Practical Constraint; Penciptaan bentuk yang dikaitkan dengan segala kondisi dan

permasalahan yang dihadapi dalam proses penciptaan objek (lebih mengarah kepada

teknologi)

c) Formal Constraint; Penciptaan bentuk yang dikaitkan dengan keinginan dan kepatutan

untuk menciptakan bentuk tertentu pada objek yang ingin diciptakan, yang antara lain

misalnya mengacu kepada bentuk dasar geometris, proporsi, skala, ukuran.

d) Symbolic Constraint; Penciptaan bentuk yang dikaitkan dengan tujuan atau tuntutan

agar bentuk yang diciptakan mempu melambangkan sesuatu. Misalnya sebuah bangunan

berbentuk binatang atau kapal.

Dalam proses perancangan objek, keempat kategori constraint ini dapat dipakai

bersamaan dalam kadar yang berbeda-beda.

Page 14: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

2. Analogy

Analogi berarti adanya penyejajaran / persamaan prinsip atau persamaan sebagian

komponen yang dikandung oleh dua (atau lebih) hal yang berbeda. Analogi juga

mengenal empat kategori pendekatan :

a) Personal analogy; Penyejajaran / persamaan yang dirasakan / ditemukan secara

pribadi oleh individu, setelah mengalami sendiri situasi atau kondisi yang

dihadapi dalam perancangan.

b) Direct Analogy; Penyejajaran / persamaan yang dilakukan dengan pemanfaatan

fakta atau konsep yang sama (paralel) untuk menjawab masalah yang berbeda.fakta atau konsep yang sama (paralel) untuk menjawab masalah yang berbeda.

c) Symbolic Analogi; Penyejajaran / persamaan yang dilakukan dengan

mengidentifikasi hal lain dalam merespon situasi yang dihadapi.

d) Fantasy Analogi; Penyejajaran / persamaan yang memungkinkan desainer untuk

menangguhkan sementara pertimbangan logis serta mengexplorasi suatu

gagasan bebas dan fantastis, bahkan yang belum pernah ada sekalipun.

Page 15: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

contoh baganproses desain custom made systemproses desain custom made system

Page 16: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 17: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Detail Tugas

Page 18: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Time Schedule | Tugas Utama_Desain : Custom Made Signage

Page 19: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Sistematika Laporan

Page 20: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 21: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi
Page 22: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Contoh Pertanyaan Angket

Page 23: 10 signage metodologi - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-09-18_13...Pada intinya sama dengan metode brainstorming, tetapi melibatkan pihak-pihak dalam kompetensi

Contoh Tabulasi Data