dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-06-10_14:37:32_Trias... · Web viewproposal....
Transcript of dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/file_2013-06-10_14:37:32_Trias... · Web viewproposal....
PROPOSAL
KOMPETISI TECHNOPRENEURSHIP PEMUDA
DIET APP SEBAGAI PENGEMBANGAN APLIKASI PROGRAM
DIET PREDIABETES UNTUK PENCEGAHAN DIABETES
MELITUS TIPE 2 DAN TERJADINYA KOMPLIKASI PADA
ORANG DEWASA
Tim Kegiatan
1. Ika Mustikasari, S.KM
2. dr. Nurina Risanty
3. Sri Hapsari SP, S.Gz
4. Trias Madanika, S.E.S.Pd
5. Ahmad Mansyur Maulana, S.I
PROVINSI JAWA TENGAH
KREATIVITAS DAN INOVASI PEMUDA
2012
FORMAT HALAMAN USULAN PROPOSAL
Judul Kegiatan : Diet App sebagai Pengembangan Aplikasi
Program Diet Prediabetes untuk
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 dan
Terjadinya Komplikasi pada Orang Dewasa
Bidang Fokus Kegiatan : Kesehatan dan Teknologi
Lokasi Kegiatan : Semarang
Biaya : Rp 49.160.000,-
Tim Kegiatan :
No Nama Usia
(tahun)
Posisi dalam
Kegiatan
Pendidikan
1 Ika Mustikasari, S.KM 24 Ketua Kesehatan
Masyarakat
2 dr. Nurina Risanty 24 Anggota Kedokteran
3 Sri Hapsari SP, S.Gz 27 Anggota Gizi
4 Trias Madanika, S.E 23 Anggota Ekonomi
5 Alan Maulana, S.I 24 Anggota Teknik
Informatika
Alamat : Jalan Taman Pleburan No 12 Semarang
No Telepon : 085645477253
085640096140
Email : [email protected]
2
RINGKASAN EKSEKUTIF
Diet App adalah suatu produk pengembangan aplikasi dengan tujuan
memudahkan penderita Diabetes mellitus untuk memberikan solusi berupa
petunjuk terhadap pola makan (diet) terkait dengan berapa jumlah yang
dibutuhkan dan menu makanan yang dapat dikonsumsi sehingga
memudahkan untuk dilakukan sendiri di rumah. Mayoritas prediabetes dan
penderita DM yang sudah melakukan diet makanan sehari-hari, tidak
mengetahui berapa jumlah kebutuhan energi yang dibutuhkan prediabetes
dan penderita DM, karena masing-masing mempunyai kebutuhan energi
yang berbeda sesuai dengan berat badan, tinggi badan, aktifitas, dan kadar
gula darah. Ini sekaligus sebagai upaya promosi kesehatan pada tahap
preventif dan juga mengingat pentingnya diet pola makan bagi prediabetes
dan penderita DM yang diciptakan dengan sentuhan teknologi, sehingga
orang dengan Diabetes mellitus mampu mengendalikan penyakitnya agar
tidak semakin parah dengan melakukan diet sendiri dirumah sehingga lebih
efisien (ekonomis dan praktis).
Selama ini software yang sudah ada penggunaannya untuk mengetahui
jumlah kebutuhan energi berbagai macam penyakit seperti hipertensi, asam
urat, untuk ibu hamil, lansia, balita dan diet menurunkan berat badan.
Aplikasi tersebut biasanya hanya digunakan oleh tenaga kesehatan dengan
keahlian tertentu karena penggunaan softwarenya yang masih belum
simpel. Belum ada aplikasi yang hanya dikhususkan untuk prediabetes dan
penderita DM, mengingat pentingnya diet pola makan pada prediabetes dan
penderita DM dan dapat digunakan oleh masyarakat awam. Oleh karena itu
kami membuat sebuah diet app yaitu aplikasi program diet khusus bagi
prediabetes dan penderita DM yang dirancang secara simpel sehingga dapat
digunakan oleh siapa saja tanpa harus mempunyai keahlian tertentu.
Aplikasi ini sementara kami sediakan dalam aplikasi layanan HP karena
semakin banyak orang yang menggunakan teknologi komunikasi dan
semakin mudah dalam pengaplikasiaannya. Selain khusus untuk
prediabetes dan penderita DM Diet App juga dapat digunakan oleh
penderita penyakit yang lain seperti hipertensi, asam urat, ibu hamil, lansia, 3
balita dll. Kedepannya kami akan mengembangkan aplikasi tersebut dalam
bentuk hardware tersendiri khusus untuk penatalaksanaan diet prediabetes
dan penderita DM, namun kami harus melakukan riset pasar sehingga
benar-benar bisa tepat sasaran mengingat juga modal yang dikeluarkan
untuk pembuatan hardware lumayan besar.
Pentingnya Diet App adalah untuk pencegahan bagi prediabetes dan
penderita DM dalam pencegahan terjadinya DM 2 dan komplikasi,
dikarenakan rata-rata penderita terlambat mengetahui penyakitnya,
sehingga telah terjadi komplikasi lanjut. Hal ini mengakibatkan penderita
memperoleh pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan dengan biaya
perawatan yang semakin mahal. Oleh karena itu diet pola makan
merupakan hal penting yang harus dilakukan baik untuk prediabetes dan
penderita DM.
Diet App dapat digunakan dalam aplikasi HP dengan berlangganan
secara mingguan atau bulanan sehingga dapat megakses menu-menu
makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi prediabetes atau penderita
DM. Selain dapat mengakses bahan makanan yang sesuai dengan Angka
Kecukupan Gizi (AKG), pengguna layanan ini juga mendapatkan edukasi
berupa informasi penatalaksanaan DM gratis.
Segmentasi pasar Diet App adalah prediabetes dan penderita DM atau
keluarganya yang sudah menyadari pentingnya diet. Selain itu segmentasi
pasar adalah mereka yang peka terhadap perkembangan teknologi
komunikasi yaitu yang mayoritas tinggal di kota-kota besar. Oleh karena
itu, pemilihan segmentasi pasar lebih fokus pada kelompok inovator dan
kelompok early adapters, karena pada kelompok tersebut lebih mudah
dalam menerima produk ini sebagai kebutuhan mereka karena mereka lebih
menyadari pentingnya diet.
Karena segmentasi pasar kami adalah pada kelompok inovator dan
early adapters maka sebaran geografis target pasar kami di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Yogjakarta dll yang notabene
lebih cepat menerima aplikasi program kami yang dikemas dalam bentuk
teknologi. Pemasaran yang kami lakukan untuk produk ini adalah melalui
4
iklan dalam majalah kesehatan atau koran, personal selling melalui
komunitas DM, Word of Mouth, bekerjasama dengan Rumah Sakit dan
penyedia alat kesehatan untuk mempromosikan produk ini.
Modal awal yang kami butuhkan sebesar Rp 49.160.000,- dengan
target penjualan pertahunnya adalah 32.076 produk dan mencapai titik
impas atau Break Event point (BEP) jika berhasil melakukan penjualan
sebanyak 16.386 produk atau dalam waktu 11 bulan. Diet App mempunyai
Visi, Misi dan Motto sebagai acuan dari pengembangan produk.
Visi dan misi
a. Visi
Memudahkan prediabetes dan penderita DM dalam merencanakan
pola makan yang SMART (Simple, MAk nyos, Teknologi) dalam
upaya pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 dan terjadinya komplikasi.
1. Simple : Prediabetes atau penderita DM dapat melakukan diet
sendiri dengan mudah di rumah
2. MAk nyosss: Prediabetes atau penderita dapat memilih ragam
menu dengan komposisi yang menarik dalam variasi rasa sesuai
dengan gizi seimbang DM
3. Teknologi : Pengembangan aplikasi berbasis teknologi yang
portable, measurable, rapitable, dalam satu genggaman.
b. Misi
1. Mengembangkan sebuah aplikasi teknologi sebagai diet prediabetes
dan penderita DM yang dapat digunakan dengan mudah dan praktis
untuk memenuhi kebutuhan , protein, lemak sehari-hari dirumah
sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
2. Mengembangkan sebuah aplikasi diet DM dengan menyediakan
dalam teknologi yang mudah diakses kapanpun dan dimanapun
sehingga lebih praktis, ekonomis dan efisien.
Moto usaha
Diet App SMART (Simpel, MAk Nyoss, Teknologi)
5
DAFTAR ISI
HALAMANCOVER............................................................................................................... iHALAMAN USULAN PROPOSAL................................................................ iiRINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................ iiiDAFTAR ISI..................................................................................................... ivPeluang Usaha .................................................................................................. viSolusi Inovatif.................................................................................................. viiKeunggulan Inovatif ...................................................................................... viiiAnggota Tim...................................................................................................... xSegmentasi Pasar............................................................................................... xiStrategi Marketing........................................................................................... xiiStruktur Biaya dan Cara Penjualan................................................................. xiiiRisiko dan Tantangan........................................................................................ xiDAFTAR PUSTAKA...................................................................................... xiiLAMPIRAN.................................................................................................... xiii
6
A. PELUANG YANG AKAN DIKELOLA
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa didalam darah. (Perkeni, 2011).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yangterjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan bahwa
diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam
satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan
sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan
akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau
relatif dangangguan fungsi insulin.
Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan angka insidens dan prevalensi DM tipe-2 di
berbagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah
penyandang diabetes yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang.
Untuk Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2003)
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah
sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi DM pada daerah urban sebesar
14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, maka diperkirakan pada tahun 2003
terdapat penyandang diabetes sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5
juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan
penduduk,diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk
yang berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada
urban (14,7%) dan rural (7,2%). Mengingat bahwa DM akan memberikan
dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya
kesehatan yang cukup besar,semua pihak, baik masyarakat maupun
pemerintah, seharusnya ikut serta dalam usaha penanggulangan DM,
khususnya dalam upaya pencegahan.
7
DM dapat terjadi pada semua kelompok umur, terutama di atas 40
tahun karena risiko terkena DM akan meningkat dengan bertambahnya
usia. DM tipe 1 biasanya terjadi pada usia muda yaitu pada usia < 40
tahun, sedangkan DM tipe 2 biasa terjadi pada usia ≥ 40 tahun. Menurut
hasil penelitian Renova di RS Santa Elisabeth tahun 2007 terdapat 239
orang (96%) pasiem DM berusia ≥ 40 tahun dan 10 orang (4%) yang
berusia < 40 tahun. Secara medis, jika seseorang sudah didiagnosa
menderita DM maka harus menjalani terapi seumur hidupnya. Oleh karena
itu banyak penderita DM yang merasa hidupnya telah berakhir ketika
didiagnosa DM oleh dokter. Padahal DM bukanlah penyakit yang
menular dan bukan penyakit kutukan. Penyakit ini dapat dicegah, dan bila
sudah didiagnosa DM penderita tetap dapat hidup sebagaimana orang
sehat asalkan mematuhi pola hidup bagi penderita DM. Menurut parkeni
(1998) melaporkan bahwa lebih dari 50% penderita DM tipe 2 tidak
mengetahui penyakit dan komplikasi lanjut, sehingga datang ke rumah
sakit dengan glukosa darah yang tinggi disertai berbagai komplikasi.
Pilar utama pengelolaan DM adalah edukasi, perencanaan makan,
latihan jasmani, obat-obatan. Diabetes Tipe 2 biasa terjadi pada usia
dewasa, suatu periode dimana telah terbentuk kokoh pola gaya hidup dan
perilaku. Keberhasilan dalam mencapai perubahan perilaku, membutuhkan
edukasi, pengembangan keterampilan (skill), dan motivasi yang berkenaan
dengan: makan makanan sehat; kegiatan jasmani secara teratur,
menggunakan obat diabetes secara aman, teratur, dan pada waktu-waktu
yang spesifik; melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan
memanfaatkan berbagai informasi yang ada dan sebagainya. Edukasi
(penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian
masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil (Perkeni, 2011).
Pilar Utama pengelolaan DM yang kedua adalah pengaturan makan
disertai dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4
minggu). Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum dapat
memenuhi kadar sasaran metabolik yang diinginkan, baru dilakukan
intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes oral atau suntikan
8
insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik
berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres berat, berat badan yang
menurun dengan cepat, insulin dapat segera diberikan. Pada keadaan
tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan
indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa
darah bila dimungkinkan dapat dilakukan sendiri di rumah, setelah
mendapat pelatihan khusus untuk itu (Perkeni, 2011).
Perencanaan makan harus disesuaikan menurut masing-masing
individu. Penelitian pada orang sehat maupun mereka dengan risiko
diabetes mendukung perlu dimasukannya makanan yang mengandung
karbohidrat terutama yang berasal dari padi-padian, buah-buahan, dan susu
rendah lemak dalam menu makanan orang dengan diabetes. Standar yang
dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang sesuai dengan
kecukupan gizi yang baik. Namun hal tersebut sering tidak disadari
pentingnya oleh pasien, sehingga banyak menyebabkan kegagalan
penatalaksanaan DM.
Faktor penyebab utama terjadinya kegagalan pengobatan diabetes
mellitus adalah ketidak-disiplinan atau ketidak-tahuan klien diabetes
mellitus tentang penyakit, program pengobatan dan perawatan. Informasi
mengenai program diet yang diberikan pada klien diabetes mellitus adalah
intervensi penting dalam meningkatkan kepatuhan klien pada program diet
(Travis, 1997).
Kepatuhan yaitu tingkat/derajat dimana penderita DM mampu
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter
atau tim kesehatan lainnya (Smet, 1994). Kepatuhan merupakan tingkat
dimana perilaku seseorang sesuai dengan saran praktisi kesehatan.
Shillinger (1983) yang dikutip Travis (1997) bahwa kepatuhan mengacu
pada proses dimana seorang penderita DM mampu mengasumsikan dan
melaksanakan beberapa tugas yang merupakan bagian dari sebuah regimen
terapeutik. Kepatuhan seseorang terhadap suatu regimen terapi bergantung
pada berbagai variabel seperti umur, pendidikan, tingkat ekonomi,
kompleksitas terapi dan kesesuaian penderita DM dengan program
9
tersebut serta nilai-nilai penderita DM mengenai kesehatan. Trekas (1984)
dalam Ratanasuwan, dkk (2005) bahwa kemampuan penderita DM untuk
mengontrol kehidupannya dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan.
Seseorang yang berorientasi pada kesehatan cenderung mengadopsi semua
kebiasaan yang dapat meningkatkan kesehatan dan menerima regimen
yang akan memulihkan kesehatannya. Orang yang melihat penyakit
sebagai kelemahan akan menyangkal penyakit atau hadirnya penyakit itu.
Pengingkaran ini dapat mempengaruhi terjadinya ketidakpatuhan.
Berdasarkan Penelitian studi kualitatif dengan judul Determinan
Ketidakpatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Srondol Kota Semarang, dilakukan untuk mengetahui
determinan ketidakpatuhan diet penderita DM tipe 2 dengan
menggunakan wawancara mendalam. Data yang dihasilkan
mempunyai keterbatasan karena dilakukan kepada responden dalam
jumlah dan waktu yang terbatas. Berdasarkan hasil penelitian belum ada
responden yang mengatur makanan menurut jumlah , jenis makanan, dan
jadwal makan sesuai dengan anjuran. Sebagian besar responden hanya
mengurangi nasi dan makanan manis tanpa memperhatikan keteraturan
jadwal makan, pemilihan jenis makanan, dan total dalam satu hari.
Faktor predisposisi kepatuhan diet penderita DM adalah kurangnya
pengetahuan responden DM mengenai pengaturan makan pada diet
DM, kurangnya kepercayaan terhadap efektivitas diet DM, dan
persepsi yang salah terhadap keseriusan penyakit DM yakni dengan
anggapan bahwa DM yang diderita merupakan DM kering yang tidak
mempunyai risiko komplikasi. Faktor pemungkin kepatuhan diet
penderita DM tipe 2 adalah kurang ketersediaan dan keterjangkauan
fasilitas edukasi dan konseling gizi. Faktor penguat kepatuhan diet
penderita DM adalah anjuran teman dalam mengkonsumsi berbagai
macam makanan fungsional, kurangnya dukungan keluarga dan
kurangnya edukasi dan konseling dari petugas kesehatan (Banu Hanifah
Al Tera, 2011).
10
Dalam survey pasar yang telah kami lakukan kepada sejumlah
penderita DM sebanyak 16 pasien Diabetes Militus Type II melalui Indept
Interview dapat diketahui bahwa responden yang pernah dirawat di rumah
sakit menyatakan bahwa makanan di rumah sakit hambar, minuman yang
tidak manis, buah yang disajikan kecil dan sedikit, “..Makanan ga da
rasanya...tehnya ga manis.....buahnya kecil-kecil dan tidak banyak”,
setelah responden dinyatakan sudah boleh pulang dari rumah sakit,
responden tidak mengkonsultasikan diet pada ahli gizi padahal telah
dianjurkan oleh dokter. Biasanya lebih senang bertanya tentang jenis
makanan yang boleh, pantangan makanan pasien DM serta obat
tradisional/ jamu kepada tetangga, keluarga yang sama-sama memiliki
penyakit DM, tidak mengetahui bahwa pasien DM mengatur pola makan
tidak hanya bertujuan mengontrol gula darah, tetapi juga untuk mencegah
terjadinya komplikasi seperti Gagal Ginjal, Hipertensi, katarak, ulcus
diabeticum. Responden telah mengetahui bahwa mengatur pola makan
sangat penting, namun hanya mengetahui tentang “Jadwal” makan pasien
DM yangn sesering mungkin. Padahal pola makan harus meliputi 3 J
(Jenis, Jumlah dan Jadwal). Mengalami kesulitan ketika memasak
makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan karena belum ada solusi
yang memudahkan pemahaman responden tentang ukuran rumah tangga.
Dari permasalahan yang terjadi, munculah sebuah ide Diet app
sebagai pengembangan aplikasi diet khusus untuk prediabetes dan
penderita DM dari sebuah pengembangan software kesehatan yang sudah
ada sebagai sebuah solusi permasalahan yang biasanya terjadi pada
penderita DM. Pengembangan aplikasi ini merupakan sebuah inovasi dari
promosi kesehataan pada prediabetes atau penderita DM sebagai upaya
preventif agar tidak terjadi DM tipe 2 dan komplikasi lanjutan dengan
penerapan yang lebih efisien, praktis dan sesuai dengan kebutuhan diet
penderita DM. Membuat sebuah aplikasi dengan dasar penghitungan nilai
gizi untuk menentukan energi makanan dan menu makanan yang harus
dikonsumsi oleh prediabetes atau penderita diabetes sehari-hari. Alat ini
menggunakan dasar software nutrisurvey, namun dibuat dalam bentuk
11
yang lebih simple, fleksibel dan ekonomis sehingga dapat digunakan
secara umum oleh prediabetes atau penderita DM yang dapat dilakukan
sendiri dirumah untuk memenuhi kebutuhan energi asupan makanan
sehari-hari. Sebagai edukasinya selain penderita DM melakukan konsultasi
dokter, dalam alat ini juga menyediakan berbagai informasi mengenai
diagnosis dan penatalaksanaan DM. Sehingga penderita DM dapat
mengakses informasi mengenai DM dimanapun, kapanpun dengan
penjelasan penggunaannya oleh ahli gizi dan promosi kesehatan sehingga
dapat dilakukan sendiri di rumah untuk kebutuhan asupan makanan sehari-
hari.
B. SOLUSI INOVATIF YANG DITAWARKAN
Saat ini banyak program pengolahan zat gizi seperti nutrisurvey,
food Processor, Nutrisoft yang merupakan sebuah aplikasi untuk
menganalisis kandungan zat gizi bahan makanan dan/atau resep makanan.
Program ini juga untuk menentukan kebutuhan zat gizi berdasarkan umur,
jenis kelamin dan aktivitas fisik. Selain itu program ini untuk menentukan
status gizi berdasarkan umur dan jenis kelamin serta untuk menyusun
kuesioner survei gizi. Selain itu program ini juga berfungsi untuk
mengetahui nilai gizi (, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral)
dari bahan makanan secara praktis. Program ini sangat cocok digunakan
untuk melakukan survey konsumsi sehingga dapat mengetahui tingkat
konsumsi seseorang atau beberapa orang dengan cepat. Kita cukup
memasukkan jenis bahan makanan lalu ukurannya sudah dapat melihat
nilai gizinya.
Dengan adanya program-program tersebut, kami melakukan
pengembangan aplikasi yang dibuat khusus untuk prediabetes dan
penderita DM. Target utama kami adalah prediabetes dan penderita DM
karena pentingnya penatalaksanaan diet bagi prediabetes dan penderita
DM untuk mencegah terjadinya DM tipe 2 dan komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian. Diet yang dilakukan oleh prediabetes dan
penderita DM harus dilakukan setiap hari dan dengan disiplin, oleh karena 12
itu alat ini dibuat sebagai pedoman menu-menu dan bahan makanan yang
harus dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan energi masing-masing
penderita yang berbeda-beda. Selain dapat digunakan untuk prediabetes
dan penderita DM, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung
jumlah dan kebutuhan bahan makanan berdasarkan kebutuhan energi pada
penderita penyakit lainnya atau digunakan utuk program diet menurunkan
berat badan.
Sistem penggunaan Diet App adalah aplikasi program pada HP
dengan berlangganan mingguan atau bulanan. Alur penggunaan aplikasi
program diet DM (Diet App) merupakan pengisian data secara tahap demi
tahap kemudian keluar hasil kalori dan bahan makanan yang harus
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan energi prediabetes dan penderita DM
:
1. INPUT DATA : Nama, Jenis kelamin, Umur, Berat Badan (BB),
Tinggi Badan (TB), aktifitas (berat,sedang,ringan). Setelah mengisi data
tersebut kemudian lanjut pada menu berikutnya mengisi kadar gula
darah.
2. Kadar gula darah : (digit) penderita biasanya sudah tahu berapa
kadar gulanya, bisa dikosongi jika tidak tahu.
3. Penyakit penyerta : asam urat, tidak ada penyakit penyerta (dipilih
salah satu)
4. OUT PUT Kalori : (digit) dimasukkan rumus ke dalam software
sehingga keluar hasil jumlah kalori. Rumus ada dalam lampiram
Perhitungan kebutuhan kalori penderita. Setelah keluar kalori kemudian
tahap selanjutnya keluar bahan makanan yang dikonsumsi sesuai Angka
Kecukupan Gizi.
5. MENU MAKANAN: hasilnya pilihan menu ada 10 siklus dan disertai
alarm waktu makan jika pada saatnya makan atau memasak makanan.
Ada dalam lampiran MENU, excel dan untuk penderita DM dengan
penyakit penyerta asam urat ada dalam lampiran MENU DM dan
as.urat (excel).
6. Edukasi berupa informasi penatalaksanaan DM
13
Diet App merupakan sebuah pengembangan aplikasi yang belum
biasa digunakan dan belum pernah dipasarkan secara luas pada masyarakat
umum. Penggunaan aplikasi semacam itu biasanya hanya terbatas pada
para tenaga kesehatan misalnya ahli gizi, dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya. Oleh karena itu kami membuat aplikasi program
sesimpel mungkin dan dapat diakses oleh masyarakat luas dengan cara
bekerjasama dengan provider telekomunikasi. Sistem kerjasama kami
adalah mengiklankan sebagai promosi dan sistem bagi hasil dalam bentuk
aplikasi yang disediakan di provider tersebut untuk pelanggannya.
Pelanggan dapat berlangganan setiap minggu atau setiap bulan untuk
mendapatkan diet menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan energi
prediabetes dan penderita DM. Oleh karena itu kami memfokuskan
aplikasi ini pada target pasar tertentu dengan menggunakan analisis teori
difusi inovasi. Teori difusi inovasi menyatakan bahwa inovasi disebarkan
melalui jalur tertentu sepanjang waktu dan dalam suatu sistem sosial
tertentu. Setiap manusia memiliki tingkat keinginan yang berbeda untuk
mengadopsi inovasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa porsi
penduduk yang mengadopsi suatu inovasi mendekati distribusi normal dari
waktu ke waktu. Jika distribusi normal ini dibagi sesuai dengan
segmennya, didapatkan lima kategori keinovatifan seseorang yang
diurutkan berdasarkan kecepatan pengadopsian suatu inovasi yaitu
Innovator adalah berani mengambil resiko, terpelajar, informasi didapat
dari berbagai sumber. Mengadopsi awal (early adopters) adalah pemimpin
sosial, populer, dan terpelajar. Pengikut awal (early majority) adalah
berhati-hati, memiliki banyak rekan sosial informal. Pengikut akhir (late
majority). Skeptic adalah tradisional, status ekonomi-sosial rendah. Orang-
orang kuno/kolot adalah lamban dalam mengadopsi inovasi, sumber utama
informasi berasal dari tetangga dan teman, takut kepada hutang (Rogers,
1995). Sesuai dengan teori tersebut, pendekatan yang lebih efektif adalah
pada target pasar inovator dan early adaptor yaitu penderita atau keluarga
penderita yang mudah menggunakan teknologi dan sudah melakukan diet
14
namun belum mengerti ketepatan menu makanan sehari-hari yang sesuai
kebutuhan kalori penderita.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebutuhan dan keinginan
penderita DM, maka perlunya diadakan penelitian survey pasar lebih
lanjut dan lebih mendalam dengan cara wawancara atau FGD kepada
beberapa subyek penelitian. Wawancara sederhana sudah kami lakukan
namun dengan subyek yang sangat terbatas. Oleh karena itu pentingnya
dilakukan penelitian lebih mendalam dengan tujuan benar-benar
memberikan solusi atas dassar kebutuhan dan kemauan target pasar. Kami
berharap alat ini benar-benar menjadi solusi yang efisien, ekonomis dan
praktis dan dapat digunakan secara mandiri oleh siapa saja, dimana saja
dan kapan saja untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan mereka
dengan pencegahan pada komplikasi lanjutan.
C. KEUNGGULAN INOVATIF DARI PERSPEKTIF PELANGGAN
DAN KOMPETITOR
Keunggulan aplikasi yang kami buat adalah lebih simpel dapat
digunakan kapanpun dan dimanapun sehingga prediabetes atau penderita
DM dapat melakukan diet sendiri yang sesuai dengan kebutuhan energi
mereka sehari-hari di rumah. Sudah ada software sebelumnya yang dapat
meghitung kalori dan menu makanan tetapi untuk semua jenis penyakit,
untuk ibu hamil, lansia dan untuk diet menurunkan berat badan. Software
ini dapat diakses melalui internet secara gratis. Namun biasanya program
tersebut, dipakai oleh para tenaga kesehatan dan kurang simpel sehingga
memerlukan keahlian tertentu dan harus menyambung dalam komputer
dan tidak dapat digunakan oleh masyarakat awam. Oleh karena itu, kami
mengembangkan aplikasi yang dapat digunakan secara lebih simpel, dan
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas tanpa harus mempunyai keahlian
tertentu.
Diet App digunakan melalui aplikasi HP dengan berlangganan
perminggu atau perbulan kemudian mendapatkan menu makanan
mingguan yang harus dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan energi.
15
Aplikasi ini akan selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan target
pasar, sehingga selalu up date terutama dengan kecanggihan teknologi.
Aplikasi ini juga dapat digunakan oleh penderita penyakit lain seperti
hipertensi, asam urat, lansia, ibu hamil, balita dan untuk diet menurunkan
berat badan. Kedepannya, kami ingin mengembangkan aplikasi ini dalam
bentuk hardware.
Tabel 1 Analisis Pesaing
PESAING KEUNGGULAN KELEMAHANSoftware nutrisurvey, food Processor, Nutrisoft, Antropometri
Dapat diakses secara gratis di internet
Hanya bisa digunakan oleh tenaga kesehatan atau orang yang mempunyai keahlian tertentu dalam mengoperasikannya
Konsultan Gizi Memberikan menu yang sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) prediabetes atau penderita DM dan dapat langsung berkonsultasi.
Biaya yang relatif mahal dan harus meluangkan waktu tertentu untuk berkonsultasi
D. ANGGOTA TIM
E. SEGMENTASI PASAR YANG DISASAR
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang
bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen
pasar) yang bersifat homogen (Kotler, 2001). Dengan kata lain, segmentasi
pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang
16
Direktur :Ika Mustikasari, S.KM
Manager Operasional :Sri Hapsari SP, S.GzAlan Maulana, S.I
Manager Keuangan :
dr. Nurina Risanty
Manager Pemasaran :Madanika Trias, S.E
terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda
yang mungkin membutuhkan suatu produk. Dari pengertian tersebut
kelompok pembeli yaitu prediabetes dan penderita atau keluarganya yang
mempunyai masalah atau yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes
Militus (DM).
Segmentasi pasar lebih kami fokuskan pada target pasar inovator
dan early adaptor yaitu penderita atau keluarga penderita yang mudah
menggunakan teknologi dan sudah melakukan diet namun belum mengerti
ketepatan menu makanan sehari-hari yang sesuai kebutuhan kalori
penderita. Kami fokus pada 2 kategori tersebut karena pemasaran aplikasi
kami melalui teknologi komunikasi atau yang lebih banyak digunakan
oleh masyarakat dengan berbagai aplikasi dalam HP. Kelompok pembeli
ini membutuhkan produk ini karena alat ini dapat mendeteksi kebutuhan
asupan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan penyakit DM atau
prediabetes dengan memberikan menu-menu yang bervariasi sesuai
dengan kebutuhan energi makanan yang dikonsumsi, alat ini dapat
memberikan panduan jumlah energi yang terkandung dalam setiap bahan
makanan. Pedoman menu diet ini, dapat digunakan lebih mudah dan
simpel tanpa harus melalui ahli gizi karena dapat digunakan dalam aplikasi
HP. Di jaman teknologi sekarang ini, semakin banyak orang menggunakan
teknologi karena semakin mudah dan simpel termasuk alat ini yang akan
kami masukkan daam kecanggihan teknologi yang lebih mudah dan
simpel.
Karakteristik atau tingkah laku kelompok pembeli ini biasanya
sudah menyadari pentingnya diet bagi prediabetes dan penderita DM
namun kesulitan menghitung jumlah atau tidak mengetahui kebutuhan
yang seharusnya dikonsumsi prediabetes dan penderita penyakit DM
dalam sehari-hari.
Masalah
17
1. Kesulitan dalam menghitung asupan kalori yang seharusnya
dikonsumsi bagi prediabetes dan penderita DM yang digunakan untuk
diet penting dalam pencegahan komplikasi lanjutan.
2. Kesulitan mengatur menu yang sehat berdasarkan jumlah kalori yang
dibutuhkan.
3. Selama ini jika ada pasien yang ingin mengatur pola makan sesuai
dengan kalori yang dibutuhkan selalu menghubungi ahli seperti
dokter, ahli gizi dan lain-lain dan dapat dipastikan dapat
menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk sekali konsultasi.
Persyaratan Segmentasi Yang Efektif
Ada banyak cara untuk mensegmentasi pasar, namun tidak semua
segmentasi efektif. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
untuk melakukan segmentasi pasar yang efektif. Keempat faktor tersebut
adalah:
1. Dapat diukur (Measurability), yaitu informasi mengenai sifat sifat
pembeli yang mencakup ukuran, daya beli dan segmen yang dapat
diukur. Dalam hal ini jumlah segmen pasar sebagai calon pembeli
aplikasi ini adalah orang-orang yang pempunyai riwayat penyakit DM
dan keluarganya sertaa sudah mempunyai kesadaran untuk diet namun
belum mengetahui diet bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan
kalori mereka.
2. Dapat dijangkau (Accessibility) dan Substantiality , yaitu segmen pasar
dapat dijangkau dan dilayani secara efektif dengan cara mendata
penderita penyakit tersebut melalui komunitas, dijual secara personal
selling kepada keluarga atau prediabetes dan penderita DM dan bekerja
sama dengan apotik atau dokter yang menangani penyakit tersebut.
Sebaran Geografis Pasar
Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografik seperti negara, regional, propinsi, kota, wilayah kecamatan,
wilayah kelurahan dan kompleks perumahan. Untuk produk ini, maka
18
sebaran geografis meliputi kota besar di wilayah Indonesia yang
mempunyai data penderita DM. Karena di Kota besar lebih banyak
dijumpai target pasar dengan karakter yang sudah tidak awam dengan
aplikasi-aplikasi dalam teknologi HP serta penderita atau keluarga
penderita mayoritas sudah menyadari pentingnya diet dan melakukan diet
walaupun masih banyak yang belum sesuai dengan kebutuhan kalorinya.
Mereka ini termasuk dalan target pasar inovator serta early adaptor.
Perkiraan Ukuran Pasar
Tujuan dari memperkirakan ukuran pasar yaitu agar dapat
memprediksi peluang pasar sehingga pertumbuhan dan potensi laba dapat
terpenuhi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (2003)
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah
sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi DM pada daerah urban sebesar
14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, maka diperkirakan pada tahun 2003
terdapat penyandang diabetes sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5
juta di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan penduduk,
diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang
berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM pada urban
(14,7%) dan rural (7,2%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
kecenderungan penderita DM semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Target pasar kami sebesar 2,7 % dari 5,5 juta penyandang diabetes
didaerah rural yaitu sebanyak 1500 orang perbulan berlangganan aplikasi
ini pada HP.
Dalam hal ini, segmen pasar yaitu penderita DM dan juga orang
yang ingin menjaga kesehatan dengan mengontrol makanan sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan tubuh dan juga peka terhadap kemajuan
teknologi. Sehingga kelompok ini termasuk dalam inovator dan early
adaptor yang berada di kota-kota besar.
Untuk berlangganan Diet App perbulan melalui provider
telekomunikasi, hanya mengeluarkan biaya 17.000 dan mendapatkan
bahan menu makanan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan energi
19
prediabetes atau penderita DM serta mendapatkan edukasi dan informasi
gratis mengenai penatalaksanaan DM. Konsumen juga bisa berlangganan
Diet App mingguan dengan biaya 4.500, sehingga lebih memudahkan
dalam pengaksesan. Selain menyediakan menu untuk prediabetes dan
penderita DM, Diet App juga bisa digunakan langganan bagi penderita
penyakit lainnya, ibu hamil, balita, lansia, dan juga untuk diet menurunkan
berat badan.
Perkiraan Pertumbuhan Ukuran Pasar
Pertumbuhan ukuran produk berkaitan dengan PLC (product life
circle). Dimana daur hidup produk terdapat empat tahap yaitu Introducing,
growth, maturity, dan decline. Ukuran pasar pada awalnya focus pada
tingkat komsumen pada time level short run pada tahap introducing pada
PLC. Estimasi produk ini berada pada level introducing yaitu pada kisaran
25%. Diharapkan produk ini dapat berkembang (pada tahap growth)
sehingga ukuran pasar akan meningkat dari prosentase 25% yaitu
diharapkan dapat tumbuh dua kali lipat pada saat introducing. Pada tahap
growth hingga maturity terjadi pada saat barang sudah terdistribusi di
tingkat kota dan juga propinsi pada jangka waktu menengah sehingga bisa
dikatakan tumbuh dua kali lipat. Pada jangka panjang, produk ini
diharapkan sudah dapat menjangkau kota-kota besar di wilayah Indonesia.
20
Grafik 1 Rencana Penjualan Diet App perbulan selama 1 tahun
Grafik 3 Kenaikan laba hasil penjualan dari tahun ke tahun
Grafik 2 menjelaskan mengenai pertumbuhan penjualan dari tahun
ke tahun ukuran pasar akan meningkat dari prosentase 25%. Sehingga
pada grafik 3 dapat diketahui juga mengenai kenaikan labanya daru tahun
ke tahun.
BEP = Modal / Laba Owner
= 49.160.0000 / 3000
= 16.386 produk
22
BEP (Break Event Point) = Modal/keuntungan
Jadi "Diet App" akan mencapai titik impas jika berhasil melakukan
penjualan sebanyak 16.386 produk yaitu dalam waktu 10,924 atau 11
bulan
ROI = (Hasil Penjualan/Total Biaya Produksi) x 100%
Nilai 1,3 % menunjukkan bahwa dengan modal Rp 1,00 yang
dikeluarkan, akan kembali sebesar 1,3%
F. STRATEGI PEMASARAN
Pengembangan Produk
Melakukan pengembangan aplikasi sesuai dengan perkembangan
teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan target pasar. Oleh karena itu
kami selalu melakukan riset pasar sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang selalu berubah-ubah. Selain itu aplikasi ini juga dapat
digunakan untuk penderita penyakit lain seperti hipertensi, asam urat,
lansia, balita, ibu hamil atau digunakan untuk diet menurunkan berat
badan dan masih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Kedepannya kami ingin mengembangkan produk dalam bentuk hardware
namun harus dengan riset pasar yang jelas agar tepat sasaran.
Pengembangan Wilayah Pemasaran
Kami berfokus pada wilayah kota besar pada umumnya yang terdapat di
tiga pulau besar yaitu Sumatra, Jawa, Bali
Kegiatan Promosi
Selalu mengadakan program diskon setiap beberapa bulan sekali, dan
untuk pertama kali munculnya produk ini supaya banyak dikenal terlebih
dahulu. Selain itu kami juga akan mengiklankan dalam media cetak yaitu
koran atau majalah kesehatan dan selalu ikut dalam pameran-pameran.
Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga dari aplikasi ini yang cenderung dapat dijangkau, karena
program aplikasi ini termasuk sesuatu hal yang baru dimasyarakat
sehingga masih belum banyak dikenal
23
G. STRUKTUR BIAYA DAN CARA PENJUALAN
Struktur biaya berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri berasal modal yang dimiliki oleh anggota tim untuk
memproduksi produk ini. Modal pinjaman berasal dari modal yang
diperoleh dari pihak luar seperti mengajukan kredit ke lembaga keuangan
(bank) dan juga investor ataupun partnership yang menyatakan diri
bersedia bekerja sama untuk memproduksi produk ini.
Tabel 2 Analisis Keuangan Diet App
Fix Cost (FC) Harga Satuan Jumlah
dibeli Total Rp Umur
(Tahun) Depresiasi (per Bulan)
Ijin Usaha (Hak Paten)
1.500.000 1.500.000 5 25.000
Gedung 15.000.000 1 15.000.000 1 1.250.000 Komputer 6.000.000 2 12.000.000 2 500.000 Printer Multi Fungsi
2.000.000 1 2.000.000 3 55.556
Meja dan Kursi
600.000 2 1.200.000 3 33.333
Kertas 60.000 1 60.000 1 5.000 Tinta 150.000 1 150.000 1 12.500 ATK 50.000 1 50.000 1 4.167 Maintenance 200.000 1 200.000 1 16.667 Total FC 32.160.000 1.902.222
Variable Cost per Bulan
Listrik 300.000
Air 50.000
Telepon 50.000
Sampah dan Keamanan 100.000
Promosi 5.000.000
Tenaga Kerja (2 programmer) 6.000.000
Tenaga Kerja (1 analis) 4.000.000
Tenaga Kerja (1 ahli gizi) 3.000.000
Tenaga Kerja (1 marketing) 1.500.000
Tenaga Kerja (1 surveyor) 1.500.000
Tenaga Kerja (1 ahli medis) 1.500.000
24
Total VC per bulan 17.000.000
Total Cost (TC) per Bulan = TFC + TVC
TFC 32.160.000
TVC 17.000.000
TC 49.160.000
NERACA
Kas 5.000.000 Modal Pemilik 5.000.000
Fix Cost (investasi) 32.160.000 Hibah yang diharapkan
dari Kemenristek
49.160.000
Operational/Variable
Cost 1 bulan
17.000.000
54.160.000 54.160.000
FC/Bulan 1.902.222
FC/Hari 63.407
VC /Bulan 17.000.000
Total 18.965.630
Target penjualan perbulan adalah 2,7 % dari jumlah penderita DM di
Indonesia bagian rural , dan belum termasuk jumlah prediabetes yaitu
sebesar 1500 orang.
Unit Cost : Total / target pasar
: 18.965.630/1500
: 12.643
Laba owner 20 % = 25 % x 12.643 = 3.160
Laba Provider 20 % = 20 % x 12.643 = 2.52
Tabel 3 Unit Cost dan Harga Jual Diet App
Total/Hari 632.187,65
Target penjualan per bulan 1.500 Diet App
25
Unit Cost = 12.000
Laba Owner 3.000
Laba Provider 2.500
Total 17.400
Harga jual langganan bulanan 17.000
Harga jual langganan mingguan 4.500
Diet App bekerjasama dengan provider telekomunikasi yang akan
disediakan dalam layanan aplikasi pada kartu atau HP. Model penjualan
Diet App ini, seperti pada penjualan Ring Back Tone (RBT) yang tersedia
dalam layanan HP. Diet App ini dapat digunakan secara berlangganan
mingguan atau bulanan dengan tarif 4500 perminggu atau 17.000 per
bulan.
Cara penjualan : 1. Personal selling : dengan cara turun langsung ke lapangan dan
menawarkan langsung aplikasi program yang dapat digunakan dalam
portabel HP, melalui komunitas/pasien penderita DM pada pertemuan-
pertemuan tertentuatau bekerja sama dengan dokter dan apoteker.
2. Pemeran : Selalu mengikuti pameran-pameran yang diadakan agar
produk aplikasi program ini dikenal banyak orang atau mendapatkan
investasi atau kerjasama usaha.
3. Word of mouth (WOM) : Penyebaran informasi dari mulut ke mulut
4. Promosi dengan memanfaatkan sosial media, misal melalui iklan yang
dilakukan di media cetak yaitu koran atau majalah kesehatan.
5. Kerjasama dengan lembaga pemerintahan terutama di bidang gizi,
rumah sakit, Puskesmas, apotek yang diharapkan bersedia
mempromosikan produk ini setiap melakukan edukasi atau penyuluhan
kesehatan.
6. Bekerjasama dengan produsen yang telah dipercaya oleh masyarakat
yang selama ini telah memproduksi alat kesehatan , misalnya Kimia
Farma dan One Med.
26
H. RESIKO DAN TANTANGAN
Adanya software perhitungan serupa yang gratis didapatkan
dengan mendownload dari internet. Namun software tersebut biasanya
hanya digunakan oleh para tenaga kesehatan karena penggunaannya yang
harus memerlukan keahlian tertentu. Untuk penggunaannya software
tersebut harus menyambung ke komputer, dan aplikasi progamnya tidak
khusus untuk penderita DM, jadi lebih umum bisa untuk penderita
hipertensi, ibu hamil, diet mengurangi berat badan, sehingga perlu
pengoperasian khusus oleh tenaga kesehatan atau ahli gizi. Solusi yang
ditawarkan yaitu membuat aplikasi ini dapat digunakan dengan mudah
oleh semua kalangan dengan bahasa yang mudah dipahami tanpa harus
tersambung dengan jaringan internet. Melengkapi alat ini dalam segi
program, misalnya saja perhitungan akurat jumlah kalori yang dibutuhkan
penderita DM. Memberikan informasi tentang penyakit DM maupun
panduan diet mudah di rumah.
Tantangan dari alat ini adalah penggunaan teknologi yang selalu
canggih dari tahun ke tahun sehingga perlunya selalu mengembangkan
program sejalan dengan perkembangan teknologi. Kedepannya kami ingin
mengembangkan aplikasi ini dalam bentuk hardware namun harus
dilakukan dengan riset pasar yang jelas sehingga benar-benar tepat
sasaran.
27
I. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2002
Darmono, Pengaturan Pola Hidup Penderita Diabetes untuk Mencegah Komplikasi Kerusakan Organ-Organ Tubuh. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro. 2005.
Hanifah, Banu. Determinan Ketidakpatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol Kota Semarang. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2011.
Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit. Yogyakarta: EGC; 2005.
Mihardja, Laurenta. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus di Perkotaan Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol : 59, Nomor: 9, September 2009.
Murwani, Arita. Pengaruh Konseling Keluarga terhadap Perbaikan Peran Kelauraga dalam Pengelolaan Anggota Keluarga dengan DM di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap I Kulom Progo. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. 2007.
Notoatmojo S. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2010.
Soewondo, Pradana et all. The DiabCare Asia 2008 study-Outcomes on Control and complication of type 2 diabetic patiens in Indonesia. The DiabCare Asia 2008 study. Vol. 19, No 4, November 2010.
Suyono S. Patofisiologi diabetes melitus. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004. Hal.7-15.
World Health Organization Department of Noncommunicable Disease Surveillance (1999). "Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its Complications.
Shahab, Alwi. Diagnosis dan penatalaksanaan Diabetes melitus. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia Perkeni 2006. Subbagian Endokrinologi Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsri. 2006.
28