10 Pende Katan

3
1 Pendekatan STBM, Solusi Meningkatkan Kepemilikan Jamban Sehat Oleh Gde Suarja-JANMA Istilah STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan adopsi dari program CLTS (Community Led Total Sanitation), yang telah lama diperkenalkan di beberapa Negara, termasuk di Indonesia. Menkes RI kemudian membuat Surat Keputusan terkait gerakan pengembangan STBM di Indonesia Apakah STBM ? STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. STBM terdiri dari 5 pilar: 1. Stop buang air besar sembarangan; 2. Cuci tangan pakai sabun; 3. Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga; 4. Pengelolaan sampah rumah tangga; 5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga. Program nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga program ini adalah program yang berbasis masyarakat, dan tanpa memberikan subsidi sama sekali bagi rumah tangga. Kata kunci untuk STBM: sanitasi total berbasis masyarakat skala rumah tangga metode pemicuan

description

pdkt

Transcript of 10 Pende Katan

Page 1: 10 Pende Katan

1

Pendekatan STBM, Solusi Meningkatkan Kepemilikan Jamban Sehat

Oleh Gde Suarja-JANMA

Istilah STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan adopsi dari program CLTS (Community Led Total Sanitation), yang telah lama diperkenalkan di beberapa Negara, termasuk di Indonesia. Menkes RI kemudian membuat Surat Keputusan terkait gerakan pengembangan STBM di Indonesia

Apakah STBM ?

STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

STBM terdiri dari 5 pilar:

1. Stop buang air besar sembarangan; 2. Cuci tangan pakai sabun; 3. Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga; 4. Pengelolaan sampah rumah tangga; 5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Program nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga program ini adalah program yang berbasis masyarakat, dan tanpa memberikan subsidi sama sekali bagi rumah tangga.

Kata kunci untuk STBM:

• sanitasi total • berbasis masyarakat • skala rumah tangga • metode pemicuan

Page 2: 10 Pende Katan

2

• monitoring partisipatif

Pendekatan STBM ini juga dikembangkan oleh JANMA yang didukung CSR PT Tirta Investama, di wilayah Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung sejak pertengahan tahun 2013. Merujuk pada konsep STBM, awalnya didasari atas pengalaman proyek-proyek pembangunan sanitasi di masa lalu yang ternyata :

• Banyaknya proyek sanitasi yang gagal, seperti sarana yang dibangun tidak digunakan dan tidak dipelihara oleh masyarakat

• Menurunnya kepedulian masyarakat terhadap persoalan sanitasi pasca proyek

• Tidak adanya kebersamaan masyarakat dalam menanggulangi persoalan sanitasi

• dan kecenderungan masyarakat terhadap bantuan subsidi pemerintah atau pihak lain

Apa inti dari konsep STBM ?

STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) merupakan suatu pendekatan untuk menginisasi/memicu (ignite/trigger) rasa jijik dan malu masyarakat atas kondisi sanitasi dimana mereka buang air besar ditempat terbuka (open defecation) sehingga pada akhirnya mereka mencari solusi secara bersama untuk mengubah prilaku mereka.

Hal tersebut didasarkan atas asumsi dasar bahwa ternyata :

• Tidak ada seorangpun yang tidak tergerak apabila mereka mengetahui bahwa mereka telah saling memakan kotoran mereka satu dengan yang lainnya (eating each other shit).

• STBM memicu masyarakat untuk menyadari bahwa masalah sanitasi merupakan tanggung jawab mereka sehingga hanya akan selesai dengan kesadaran dan usaha mereka sendiri, tidak ada hubungan dengan subsidi.

• Upaya memicu perubahan perilaku masyarakat secara massal (ini yang paling susah)

Jadi tujuan utamanya adalah terjadinya perubahan perilaku masyarakat agar sesuai dengan konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Bukan dari banyaknya jamban yang bisa dibangun . Istilahnya bebas dari Open Defecation Free (ODF).

Page 3: 10 Pende Katan

3

Jadi STBM sama sekali berbeda dengan proyek-proyek sanitasi sebelumnya, di mana perencanaan proyek lebih top to down, ada subsidi, bestek dll. Dengan model STBM, diharapkan pendekatannya bukan proyek, bahkan lebih fleksibel dan bottom to up, menggunakan solidaritas social dan pemberdayaan masyarakat, sesuai dengan kepentingan dan perencanaan local. Diperlukan fasilitator handal dan energik yang bisa memotivasi orang untuk bergerak. Alat-alat yang digunakan bisa berupa diagram, peta, model, dan alat peraga lainnya sebagai alat bantu untuk “pencerahan“.

Dengan demikian kunci utamanya adalah pada peranan fasilitator/kader sanitarian yang bisa bertidak dan berprilaku supel serta tidak ada jarak social dengan masyarakat.

Fasilitator perlu membuat agenda dan memetakan daerah sasaran, menggalang partisipasi masyarakat di lokasi dan kemudian melakukan motivasi (dengan orasi yang terjaga) dan melakukan igniting atau triggering (memprovokasi atau memicu) masyarakat, dengan dibuat jijik atau malu dan jadi lebih peduli pada lingkungan tempat tinggalnya. Karena melakukan BAB di tempat terbuka akan mencemari seluruh ekosistem perairan dan lingkungan sekitar. Memindahkan kebiasaan dari BABS ke lokasi Jamban sehat, bisa dibuat kolektif (1-2 RT).

Untuk membuat Jamban Sehat, sebisa mungkin tidak menggunakan fasilitas atau bantuan cuma-cuma pemerintah, kecuali ada sponsor, dan tentu saja yang terbaik bisa menggunakan dana swadaya atau gotong royong masyarakat sehingga tanggung jawab untuk memelihara dan merawat bangunan jamban akan semakin baik dan berkelanjutan.