10 BAB 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00270-IF-Bab 2.pdfKoneksi antara dua...
Transcript of 10 BAB 2 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00270-IF-Bab 2.pdfKoneksi antara dua...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar/Umum
Network (jaringan) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang
masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi.
Hubungan antar komputer tersebut tidak terbatas berupa kabel tembaga saja,
namun juga bisa melalui fiber optic, microwave, infrared, bahkan melalui satelit
(Tanenbaum, 2003, p10).
Secara umum mempunyai beberapa manfaat yang lebih dibandingkan
dengan komputer yang berdiri sendiri. Adapun manfaat yang didapat dalam
membangun network adalah sebagai berikut :
• Sharing resources
• Media komunikasi
• Integrasi data
• Pengembangan dan pemeliharaan
• Keamanan data
• Sumber daya lebih efisien dan informasi terkini
2.1.1 Klasifikasi Jaringan
Terdapat 3 tipe jaringan yang ada, yaitu :
• Local Area Network (LAN)
Menurut Stallings (2004, p16), Local Area Network (LAN)
adalah suatu jaringan komunikasi yang saling menghubungkan
7
berbagai jenis perangkat dan menyediakan suatu pertukaran data di
antara perangkat-perangkat tersebut. LAN biasanya menghubungkan
dua atau lebih komputer dan alat-alat yang terhubung dalam sebuah
area geografis yang terbatas (sampai beberapa kilometer),
berkecepatan tinggi dan memiliki error yang rendah di dalam sebuah
perusahaan. (Lammle, 2005, p670).
Dalam koneksi jaringan seperti itu, biasanya ada satu
komputer yang dijadikan sebagai sebuah server. Server tersebut
dapat digunakan untuk menyimpan berbagai macam piranti lunak
(software) yang dapat digunakan untuk mengatur jaringan ataupun
sebagai piranti lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer
yang terhubung dalam jaringan tersebut (komputer klien/workstation).
User yang membutuhkan aplikasi yang sering dipakai dan disimpan
di server, dapat men-download-nya dan menyimpannya di komputer
lokalnya yang kemudian dapat langsung dipakai. User juga dapat
melakukan pencetakan ke printer atau layanan lainnya dalam
jaringan.
Jenis – jenis LAN ada dua macam :
a. Point To Point
Koneksi antara dua komputer melalui kabel dan ethernet card.
b. Point To MultiPoint
Ciri-ciri yang ada pada LAN :
1. Lingkup LAN kecil, biasanya meliputi bangunan tunggal atau
gedung.
8
2. Manajemen jaringan LAN bertanggung jawab sampai dengan
tingkatan user.
3. Tingkat kecepatan data internal LAN biasanya lebih besar
daripada tingkat kecepatan data internal WAN.
• Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) biasanya mencakup area
metropolitan yaitu sebuah area yang biasanya lebih besar dari LAN
tetapi lebih kecil dari WAN, misalnya antar wilayah dalam satu
provinsi. Menurut (Lammle, 2005, p674), MAN juga dapat
menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang
lebih besar lagi. Cakupan geografis dari MAN itu sendiri tidak
menghubungkan area geografis yang berbeda. Contoh: sebuah kantor
X, memiliki cabang di provinsi Jawa Tengah yaitu di kota Semarang,
Purwokerto dan Pekalongan. Kantor cabang tersebut saling
terhubung satu sama lain.
• Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang ruang
lingkupnya terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai
penghubungnya sudah menggunakan media satelit ataupun kabel
bawah laut. Contoh: keseluruhan jaringan bank besar yang ada di
seluruh Indonesia ataupun yang ada di negara-negara lain.
WAN didesain untuk beroperasi pada wilayah geografis yang
sangat luas, memungkingkan akses melalui interface serial yang
9
beroperasi pada kecepatan yang rendah, menyediakan konektivitas
fulltime dan part time, menghubungkan peralatan yang dipisahkan
oleh wilayah yang luas, bahkan secara global.
2.1.2 Topologi Jaringan
Menurut Stallings (2004, p429), topologi adalah struktur yang
terdiri dari jalur switch, yang mampu menampilkan komunikasi
interkoneksi di antara simpul-simpul dari sebuah jaringan.
Ada beberapa jenis topologi, yaitu :
1. Bus
Gambar 2.1 Topologi Bus
(Sumber :http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/kelompok%20I%20TOPOL
OGI% 20JARINGAN%20eks%20A.pdf)
Akses : 06/10/2009.
Topologi ini menggunakan sebuah kabel backbone tunggal untuk
menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah
jaringan.
10
2. Ring
Gambar 2.2 Topologi Ring
(Sumber :http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/kelompok%20I%20TOPOL
OGI% 20JARINGAN%20eks%20A.pdf)
Akses : 06/10/2009
Topologi ini menghubungkan node yang satu dengan yang lainnya di
mana node terakhir terhubung dengan node pertama sehingga node-
node yang terkoneksi tersebut membentuk jaringan seperti sebuah
cincin.
11
3. Star
Gambar 2.3 Topologi Star
(Sumber :http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/kelompok%20I%20TOPOL
OGI% 20JARINGAN%20eks%20A.pdf)
Akses : 06/10/2009
Topologi star menghubungkan semua node ke satu node pusat. Pusat
ini biasanya berupa hub atau switch.
4. Extended Star
Gambar 2.4 Topologi Extended Star
(Sumber : http://www.mckinnonsc.vic.edu.au/vceit/networks/tree.gif)
Akses : 06/10/2009
12
Topologi ini menggabungkan beberapa topologi star menjadi satu.
Hub atau swich yang dipakai untuk menghubungkan beberapa
komputer pada satu jaringan dengan menggunakan topologi star,
akan dihubungkan lagi ke hub atau switch utama.
5. Mesh
Gambar 2.5 Topologi Mesh
(Sumber :http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/kelompok%20I%20TOPOL
OGI% 20JARINGAN%20eks%20A.pdf)
Akses : 06/10/2009
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat di
mana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat
lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh
setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat
yang dituju (dedicated links).
13
6. Hybrid
Gambar 2.6 Topologi Hybrid
(Sumber : http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/Artikel_reg_K1.pdf)
Akses : 06/10/2009
Topologi hybrid merupakan gabungan dari beberapa topologi
jaringan yang lain. Biasanya topologi ini digunakan pada WAN,
karena setiap topologi mempunyai kelemahan sehingga jika
digabungkan akan mendapatkan kualitas maksimum.
2.1.3 Protokol Komunikasi
Protokol adalah serangkaian aturan yang mengatur operasi unit-
unit fungsional agar komunikasi bisa terlaksana (Stallings, 2000, p33).
Protokol memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah sebagai berikut :
• Enkapsulasi
• Segmentasi dan reassembling
• Kontrol koneksi
• Pengiriman sesuai order
• Flow kontrol
• Error kontrol
14
• Pengalamatan
• Multi plexing
• Servis-servis transmisi
Ada dua arsitektur protokol jaringan yaitu:
1. Model referensi TCP/IP
Gambar 2.7 Model TCP/IP
(Sumber :http://static.commentcamarche.net/en.kioskea.net/faq/images/0-
NJNwrY5o-0-1ibmliim-tcpip-s-s-.png)
Akses : 06/10/2009
TCP/IP mengacu pada sekumpulan set protokol yang terdiri
dari dua protokol utama yaitu : Transmission Control Protocol dan
Internet Protocol. TCP/IP memungkinkan terjadinya komunikasi
antar komputer yang memiliki perbedaan karakteristik dari segi
15
hardware dan software.
Model TCP/IP dikembangkan oleh ARPA (Advanced
Research Projectsn Agency) untuk departemen pertahanan Amerika
Serikat pada tahun 1969. Sejak saat itu TCP/IP dijadikan model dasar
yang terus digunakan, seperti internet yang dibangun dengan model
dasar TCP/IP tersebut. Protokol TCP/IP mampu memenuhi
kebutuhan komunikasi yang diperlukan pada saat yang tepat, karena
memiliki fitur-fitur penting yang mampu memenuhi kebutuhan
tersebut (Tanenbaum, 2003, p41) di antaranya adalah :
Merupakan open protocol standart, tersedia secara bebas dan
dikembangkan terlepas dari perangkat keras komputer dan sistem
operasi. Karena dukungan yang luas inilah, TCP/IP sangat ideal
untuk menyatukan berbagai perangkat keras dan lunak komputer
yang beraneka ragam.
Terpisah dari perangkat keras jaringan yang khusus. Hal ini
memungkinkan penyatuan dari berbagai macam jenis jaringan.
TCP/IP dapat dipakai di atas ethernet, koneksi DSI, dial-up line,
dan semua jenis medium transmisi fisik lainnya.
Memiliki skema pengalamatan yang memungkinkan setiap
TCP/IP device dapat dikenali secara spesifik walaupun berada
dalam jaringan yang sangat besar seperti internet.
TCP/IP terdiri dari empat layer di mana tiap layer-nya
memiliki fungsi yang berbeda-beda, disusun dari layer teratas hingga
terbawah diantaranya adalah:
16
• Application Layer
Layer ini berfungsi untuk menangani protokol tingkat tinggi,
hal-hal mengenai representasi encoding, dan dialog control
yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar aplikasi
jaringan. Layer ini berisi spesifikasi protokol-protokol khusus
yang menangani aplikasi umum seperti telnet, File Tansfer
Protokol (FTP), Domain Name System (DNS) , dan lainnya.
• Transport Layer
Layer ini menyediakan layanan pengiriman dari sumber data
menuju ke tujuan data dengan cara membuat logical connection
antara keduanya. Layer ini bertugas untuk memecahkan data
dan membangun kembali data yang diterima dari application
layer ke dalam aliran data yang sama antara sumber dan
pengiriman data.
Layer ini terdiri dari dua protokol yaitu TCP dan UDP.
Protokol TCP memiliki orientasi terhadap reliabilitas data.
Sedangkan protokol UDP lebih berorientasi pada kecepatan
pengiriman data.
• Internet Layer
Layer ini bertugas untuk memilih rute terbaik yang akan
dilewati oleh sebuah paket data dalam sebuah jaringan. Selain
itu, layer ini juga bertugas untuk melakukan paket switching
untuk mendukung tugas tersebut.
17
• Network Access Layer
Layer ini bertugas untuk mengatur semua hal-hal yang
diperlukan sebuah paket IP agar dapat dikirimkan melalui
sebuah medium fisik jaringan, termasuk di dalamnya detil
teknologi LAN dan WAN.
2. Model Referensi OSI
Gambar 2.8 Model OSI
(Sumber :http://www.maestrosolutions.biz/tips/image2008/basics_osi
model.jpg)
Akses : 06/10/2009
Model refrensi OSI dikenalkan pada tahun 1984 yang
menyediakan suatu standar desain komunikasi pada jaringan
komputer yang memiliki kompabilitas yang tinggi antara produk dan
teknologi yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan pembuat
peralatan jaringan komputer yang berbeda. Model referensi OSI
dapat digunakan untuk memvisulisasikan bagaimana informasi atau
paket data berjalan di dalam aplikasi atau program melalui media
18
komunikasi menuju ke aplikasi atau program lainnya yang terletak
pada komputer yang lain pada satu jaringan meskipun penerima
maupun pengirim memiliki media jaringan yang berbeda
(Tanenbaum, 2003, p37).
Pada model OSI, ada tujuh layer yang pada tiap layer-nya
mengilustrasikan fungsi-fungsi jaringan. Ketujuh layer tersebut
adalah :
• Application Layer
Layer ini adalah layer yang paling dekat dengan pengguna, layer
ini menyediakan sebuah layanan jaringan kepada pengguna
aplikasi. Layer ini berbeda dengan layer lainnya yang dapat
menyediakan layanan kepada layer lain. Contohnya : program
pengolah data, email, FTP, dll.
• Presentation Layer
Layer ini mengelola informasi yang disediakan oleh layer
aplikasi supaya informasi yang dikirim dapat dibaca oleh layer
aplikasi pada sistem lain, jika diperlukan layer ini dapat
menerjemahkan beberapa data format yang berbaca, kompresi
dan enkripsi.
• Session Layer
Sesuai dengan namanya, layer ini berfungsi untuk
menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan sesi komunikasi.
Session layer menyediakan servis kepada layer presentation.
19
Layer ini juga mensikronisasi dialog antara dua host layer
presentation dan mengatur pertukaran data.
• Transport Layer
Layer ini berfungsi sebagai pemecah informasi menjadi paket-
paket data yang akan dikirim dan penyusun kembali paket-paket
data menjadi sebuah informasi yang diterima. Batasan antara
layer session dan layer transport dapat dikaitkan dengan batasan
antara logikal dan fisik protokol, di mana layer application,
presentation dan session berhubungan dengan cara pengiriman
data. Transport layer juga berfungsi menyediakan servis metode
pengiriman data untuk melindungi layer di atasnya dari
implementasi detil layer di bawahnya.
• Network Layer
Network layer menyediakan transfer informasi di antara ujung
sistem melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Layer
ini dapat melakukan pemilihan jalur terbaik dalam komunikasi
jaringan yang terpisah secara geografis (Path Selection).
• Data Link Layer
Data link layer berfungsi menghasilkan alamat fisik (physical
addressing), pesan-pesan kesalahan (error notification),
pemesanan pengiriman data (flow control).
• Physical Layer
Physical layer bertanggung jawab atas proses data menjadi bit
20
dan mentransfernya melalui media, seperti kabel dan menjaga
koneksi fisik antar sistem.
Membagi sebuah jaringan kedalam 7 buah layer memiliki
keuntungan sebagai berikut :
a. Memecah komunikasi jaringan ke bagian yang lebih kecil atau
sederhana.
b. Standarisasi komponen-komponen jaringan yang dikembangkan
oleh beberapa perusahaan yang berbeda.
c. Memungkinkan peralatan jaringan dan software yang berbeda
dapat berkomunikasi satu sama lain.
d. Mencegah perubahan pada satu layer dapat mengganggu kinerja
layer yang lain.
e. Memecah model komunikasi jaringan ke bentuk yang lebih
sederhana untuk lebih mudah dipelajari.
21
2.1.4 Peralatan Jaringan
Beberapa peralatan pokok jaringan yang berkaitan dengan operasi LAN,
antara lain :
• Repeater
Gambar 2.9 Repeater
(Sumber : http://nupista.files.wordpress.com/2009/10/sirius-echo-home-
repeater.jpg)
Akses : 06/10/2009
Repeater berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal-sinyal jaringan
pada level bit sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat menempuh jarak
yang lebih jauh daripada batas maksimum suatu media.
• Hub
Gambar 2.10 Hub
22
(Sumber :http://blankedet.files.wordpress.com/2009/01/hub.jpg)
Akses : 06/10/2009
Fungsi hub mirip dengan repeater, perbedaannya adalah hub
memiliki jumlah port lebih banyak daripada repeater. Hub disebut
juga multi-repeater. Sebuah hub dapat memiliki 4,8,12, bahkan 24
port.
• Bridge
Gambar 2.11 Bridge
(Sumber :http://www.zyxel.co.uk/upload/images_local/product/img_g-
570s_p%281%29_250x250.jpg)
Akses : 06/10/2009
Bridge berfungsi untuk menghubungkan dua segmen LAN dan
menjaga jalur data tetap lokal.
23
• Switch
Gambar 2.12 Switch
(Sumber :http://aclasscomputers.co.nz/catalog/images/Linksys8xGigabit
DesktopSwitch.gif)
Akses : 06/10/2009
Switch berfungsi sama seperti bridge hanya saja switch memiliki
lebih banyak port. Switch disebut juga multi-port bridge. Paket data
yang dikirimkan oleh switch berdasarkan MAC (Media Access
Control) address yang dituju untuk paket data.
• Router
Gambar 2.13 Router
(Sumber :http://edccomp.com/img/p/198-268-large.jpg)
Akses : 06/10/2009
24
Router berfungsi untuk menghubungkan network yang satu dengan
yang lain dan memilih jalur yang terbaik untuk mengirimkan paket
data yang datang dari satu port.
Router mengirimkan paket data berdasarkan IP address.
• Access Point
Gambar 2.14 Access Point
(Sumber:http://www.telenetronics.com/products/images/NL2611CB3-
PLUS.gif)
Akses : 06/10/2009
Access Point merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi
dari client ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika
jaringannya adalah milik perusahaan. Fungsinya mengkonversi
sinyal frekuensi radio menjadi sinyal digital yang akan disalurkan
melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain
dengan dikonversi kembali menjadi sinyal frekuensi radio.
25
2.1.5 Jaringan Berbasis Internet
Menurut Yuhefizar (2003), Internet (International Networking)
merupakan dua komputer atau lebih yang saling berhubungan
membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer di dunia,
yang saling berinteraksi dan menukar informasi. Sedangkan dari segi
ilmu pengetahuan, Internet merupakan sebuah perpustakaan besar yang di
dalamnya terdapat jutaan (bahkan milyaran) informasi atau data yang
berupa text, grafik, audio maupun animasi dan lain-lain dalam bentuk
media elektronik. Orang bisa ”berkunjung” ke perpustakaan tersebut
kapan saja dan di mana saja. Dari segi komunikasi, Internet adalah sarana
yang sangat efisien dan efektif untuk melakukan pertukaran informasi
jarak jauh maupun di dalam lingkungan perkantoran. Fasilitas yang
disediakan pada jaringan Internet adalah :
a. WWW (World Wide Web), halaman web yang dapat menampilkan
informasi gambar, tulisan, suara, video dan lain-lain.
b. FTP (File Transfer Protocol), aplikasi yang digunakan untuk
transfer file dari satu komputer ke komputer lainnya.
c. IRC (Internet Relay Chatting), aplikasi yang digunakan untuk saling
berkomunikasi dengan modus teks.
d. E-Mail (Electronic Mail), aplikasi yang digunakan untuk
mengirimkan surat atau pesan secara elektronik.
Untuk menghubungkan sebuah komputer dengan komputer di
belahan benua lain yang berbeda jaringan WAN, maka komputer
tersebut harus terhubung terlebih dahulu ke internet. Internet merupakan
26
hubungan internasional antara seluruh komputer di dunia. Komputer-
komputer ini saling terhubung melalui backbone internasional.
Kecepatan akses (bandwidth) internet adalah banyaknya data
yang dapat diakses dari sambungan backbone internet internasional.
Semakin besar bandwidth internet, semakin banyak dan cepat data dapat
diakses oleh komputer tersebut dari jaringan backbone internasional.
Bandwidth internet biasanya dibedakan sesuai dengan device untuk
koneksi internet. Diantaranya adalah dial-up, LAN dial-up, ISDN, kabel
modem, DSL, wireless dan memliki kecepatan yang berbeda sesuai
dengan kemampuan masing-masing device, misal 64 Kbps, T1, E1, dll.
Industri telekomunikasi telah berkembang dengan sangat cepat.
Terutama setelah munculnya fiber optic sebagai penghubung alternatif.
Namun demikian, bandwidth internet untuk banyak end-user tetap
terbatas karena disebabkan oleh faktor teknis. Masih banyak pengguna
internet yang menggunakan modem sebagai penghubung internet
(koneksi).
Untuk pemakai yang menggunakan kabel telepon tembaga,
ADSL merupakan yang terbaik untuk koneksi internet. Banyak
pengguna internet yang menggunakan wireless untuk mendapatkan
bandwidth yang rendah. Tetapi kebanyakan pengguna internet tidak
mengharapkan untuk mendapatkan bandwidth lebih dari 128 Kbps.
Karena bandwidth 128 Kbps sudah memberikan kepuasan untuk end-
user. Saat ini, tidak banyak bagi pengguna internet mendapatkan
bandwidth yang dapat digunakan untuk aplikasi yang ber-volume besar.
27
Perkembangan pasar yang terus ditingkatkan agar dapat menyediakan
bandwidth sesuai kebutuhan dari pengguna Internet.
2.2 Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
2.2.1 Routing
Menurut Norton dan Kearns (1999, p265), protokol routing
dinamik digunakan oleh router untuk menjalankan tiga fungsi dasar
yaitu :
1. Menemukan route yang baru.
2. Komunikasi informasi dengan route yang baru ditemukan dengan
router lain.
3. Forward paket dengan menggunakan route tersebut
Protokol routing dibagi menjadi tiga kategori luas : distance-
vector, link state dan hybrid. Sebuah router yang diprogram untuk static
routing meneruskan paket ke dalam port-port yang telah ditentukan.
Setelah static routing di konfigurasi, router tidak perlu lagi untuk
mencari route atau komunikasi informasi tentang route. Peran dari router
hanya secara mudah meneruskan paket-paket.
Static routing sangat bagus untuk jaringan yang kecil yang hanya
mempunyai jalur tunggal ke dalam tujuan yang telah ditentukan. Di
dalam kasus seperti ini, static routing dapat menjadi mekanisme routing
yang paling efisien karena tidak memakan bandwidth untuk menemukan
router atau komunikasi dengan router lain.
Sebagaimana jaringan bertambah luas dan redudansi ditambah ke
28
dalam tujuan, static routing menjadi kewajiban labor-intensive. Segala
perubahan yang terdapat di dalam router atau fasilitas transmisi di dalam
WAN harus secara manual ditemukan dan diprogram. WAN yang
mempunyai fitur topologi yang makin kompleks menawarkan potensi
yang lebih banyak memerlukan routing dinamik. Apabila menggunakan
static routing di dalam jaringan kompleks, WAN yang mempunyai
banyak jalur mengatasi redundansi route.
1. Static Routing
Sebuah router membuat keputusan dari alamat IP tujuan dari
suatu paket. Semua perangkat yang digunakan sepanjang jalan
menggunakan alamat IP tujuan untuk mengirimkan paket ke arah
yang benar sampai pada tujuan sebenarnya. Untuk membuat
keputusan yang benar, maka router harus mengetahui bagaimana cara
mencapai jaringan yang di luar. Ketika router menggunakan dynamic
routing, informasi ini didapat dari router lainnya.
Ketika static routing yang digunakan, seorang
administrator jaringan mengkonfigurasi informasi tentang jaringan
luar secara manual. Oleh karena static routing dikonfigurasi secara
manual, administrator jaringan harus menambah dan mengurangi
rute-rute statis untuk merefleksikan perubahan topologi pada jaringan.
Dalam sebuah jaringan besar, maintenance dari sebuah routing table
dapat memerlukan waktu yang lama. Dalam jaringan kecil dengan
kemungkinan perubahan yang kecil juga, rute statis memerlukan
sedikit waktu maintenance.
29
Static routing tidak mudah untuk diperbesar dan diperkecil
seperti dynamic routing karena membutuhkan administrasi lebih
dalam penerapannya. Bahkan didalam sebuah jaringan besar, rute
statis yang digunakan untuk menjalankan tujuan khusus sering
dikonfigurasikan bersama-sama dengan protokol dynamic routing.
2. Dynamic Routing
Bila static routing menggunakan sebuah rute yang
didefinisikan oleh administrator jaringan pada router, dynamic
routing menggunakan routing protocol yang secara otomatis
menyesuaikan bila ada perubahan topologi dan lalu lintas. Dengan
demikian dynamic routing dapat dengan mudah menyesuaikan diri
pada perubahan dibandingkan dengang static routing (Lammle, 2004,
p260).
2.2.2 Firewall
Menurut Tabratas Tharom (2002, p135-137), firewall adalah
sebuah host yang bertujuan utama untuk melindungi jaringan. Firewall
membatasi tipe tertentu suatu network traffic dari internet ke jaringan
yang dilindungi, demikian pula sebaliknya. Firewall tidak dapat membuat
jaringan selalu aman. Bagaimanapun, firewall hanya mengamankan
sejauh usaha kita untuk membuatnya menjadi aman. Firewall merupakan
pengganti host security artinya setiap layanan yang diizinkan melalui
firewall merupakan suatu service yang bersifat beresiko keamanan.
Ada beberapa alasan fundamental mengapa membutuhkan firewall untuk
suatu jaringan antara lain :
30
• Meningkatkan kemanan jaringan kita.
Beberapa layanan secara kesatuan tidak aman, dan tidak mungkin
untuk diamankan dalam host individu. Firewall dapat membantu
membagi jaringan untuk meningkatkan keamanan.
• Network Access Control
Firewall dapat membantu menguatkan keamanan policy network
dengan secara selektif membolehkan layanan network (untuk semua
atau host yang dipilih).
• Logging
Firewall memeriksa semua traffic jaringan yang diijinkan atau tidak.
Ini dapat membantu memantau aktivitas jaringan (yang melewati
jaringan).
Ada beberapa tipe Firewall, yakni :
1. Proxying firewall : proxy server bekerja dengan membuat request atas
nama client.
2. Packet filtering firewall : Packet filter bekerja dengan memeriksa
paket IP (netfilter).
31
2.2.3 Network Address Translation (NAT)
Menurut Govanus (1999,p72-73) NAT merupakan kombinasi dari
beberapa perangkat (tools). Network admin mampu menggunakan skema
pribadinya dan dapat terhubung dengan dunia luar (World Wide).
Tergantung dari tipe software yang memiliki fitur NAT yang
digunakan, IP–IP lain yang berada di belakang router boleh memiliki
alamat IP yang lain. Alamat IP yang hanya terlihat di internet merupakan
alamat IP dari router. Untuk lebih spesifik, gateway ke internet harus
memiliki alamat IP yang terdaftar, dan alamat IP harus tetap sama.
Setelah itu, karena host-host lain yang berada di dalam router ingin
mengakses ke dalam gateway tidak dapat bekerja dengan baik jika alamat
IP terus berubah.
Dengan menggunakan software–software yang memiliki fitur
NAT dan setiap komputer–komputer host yang berada di dalam router
yang terhubung ke gateway boleh memiliki alamat IP apa saja. Gateway
menyembunyikan alamat IP host ketika paket tiba di gateway, gateway
mengingat dimana paket itu berasal dan gateway mempunyai alamat IP
sumber yang valid dari paket.
2.2.4 Traffic Shaping
Traffic Shaping (http://en.wikipedia.org/wiki/Traffic_shaping)
adalah suatu uji coba untuk mengendalikan traffic jaringan komputer
untuk mengoptimalkan kemampuan, latency yang rendah dan bandwidth.
Traffic shaping berhadapan dengan konsep dari klasifikasi, aturan queue,
kebijakan kuat (enforce policy), dan Quality of Service (QoS). Traffic
32
shaping menyediakan suatu mekanisme untuk mengendalikan sejumlah
traffic yang akan dikirim ke jaringan. Oleh karena itu, traffic shaping
perlu untuk diimplementasikan ke jaringan untuk mengontrol traffic yang
masuk ke dalam jaringan (network). Hal ini mungkin perlu untuk
mengenal aliran traffic pada titik yang masuk ke jaringan.
Tujuan dari traffic shaping adalah memonitor traffic secara aktif,
menangani kondisi kongesti dan memberikan prioritas di antara aliran
traffic sesuai dengan policy QoS yang diatur oleh administrator jaringan.
Ada beberapa metode traffic shaping yaitu General Traffic Shaping,
Frame Relay Traffic Shaping, Commited Access Rate.
Keuntungan yang didapat dengan menggunakan traffic shaping
adalah : kerlipan (jitter) yang lebih sedikit, paket data yang hilang
berkurang dan latency yang lebih rendah.
2.2.5 Mikrotik
Mikrotik RouterOS™ (www.mikrotik.com) adalah sistem operasi
dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat komputer
menjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang
dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP
dan provider hotspot.
Mikrotik [dengan trade name Mikrotik®] didirikan tahun 1995
bertujuan mengembangkan sistem ISP dengan wireless. Mikrotik saat ini
telah mendukung sistem ISP dengan wireless untuk jalur data internet di
banyak negara, antara lain Iraq, Kosovo, Sri Lanka, Ghana dan banyak
negara lainnya yang menggunakan Mikrotik. Pengalaman dalam
33
melakukan instalasi di Latvia menempa dengan kondisi serupa di negara-
negara pecahan Uni Soviet dan negara berkembang lainnya.
Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia
perangkat lunak sistem operasi router versi 2 yang menjamin kestabilan,
kontrol dan fleksibilitas pada berbagai media antar muka dan sistem
routing dengan menggunakan komputer standard sebagai hardware.
Perangkat lunak ini mendukung berbagai aplikasi ISP, mulai dari
radius modem pool, hingga circuit backbone dengan DS3.
Mikrotik berlokasi di Riga, ibukota Latvia, dengan 50 orang
karyawan. Mikrotik juga menjalankan sebuah ISP kecil, sebagai media
percobaan untuk pengembangan router atau software. Mikrotik Indonesia,
dioperasikan oleh Citraweb Nusa Infomedia. Dan telah menggunakan
produk-produk Mikrotik sejak tahun 2001, dan menjadi reseller resmi
Mikrotik di Indonesia sejak tahun 2002. Mikrotik RouterOS hadir dalam
berbagai level. Tiap level memiliki kemampuannya masing-masing,
mulai dari level 3, hingga level 6. Secara singkat, level 3 digunakan untuk
router yang memiliki interface ethernet, level 4 untuk wireless client atau
serial interface, level 5 untuk wireless AP, dan level 6 tidak mempunyai
limitasi apapun.
Sebuah sistem jaringan baik itu skala kecil maupun skala besar,
memerlukan sebuah perangkat yang disebut sebagai router. Perangkat
router ini menentukan titik jaringan berikutnya di mana sebuah paket data
dikirim ke jalur-jalur jaringan yang dituju.
Sebuah perangkat router umumnya terhubung sedikitnya ke dua
34
jaringan, dalam konfigurasi dua buah LAN (Local Area Network) dengan
WAN (Wide Area Network, seperti akses pita lebar broadband) atau
sebuah LAN dengan jaringan penyedia akses Internet (Internet Service
Provider, ISP). Sebuah router biasanya terletak pada sebuah gateway,
tempat di mana dua atau lebih jaringan terkoneksi satu sama lainnya. Ada
banyak router yang tersedia di pasaran yang dijual dengan harga yang
bervariasi, tergantung dari kebutuhan sebuah jaringan. Untuk penggunaan
akses broadband yang dikombinasi dengan penggunaan fasilitas nirkabel
berupa access point, umumnya perangkat ini sudah dilengkapi dengan
sebuah fasilitas router yang sudah lengkap.
Namun, untuk sebuah usaha kecil menengah dengan kebutuhan
beberapa jasa jaringan seperti e-mail, web server dan sejenisnya untuk
menggunakan beberapa alamat protokol (IP address), perangkat router
yang tersedia akan menjadi sangat mahal. Apalagi, kalau IP address yang
digunakan hanya dalam jumlah yang terbatas, maka penggunaan
perangkat keras router bermerek menjadi terlalu mahal.
Salah satu kemungkinan adalah membuat sendiri apa yang disebut
PC router, menggunakan komputer sederhana, murah dan memiliki dua
perangkat ethernet masing-masing digunakan untuk jaringan lokal dan
lainnya untuk akses ke jaringan WAN (terhubung ke ISP). Perangkat PC
router ini kemudian diisi dengan sebuah perangkat lunak router buatan
Mikrotik ( www.mikrotik.com ) dengan membayar lisensi 45 Dolar AS.
Perangkat lunak router Mikrotik memiliki seluruh fasilitas
routing yang dibutuhkan, mampu mengendalikan jaringan kerja yang
35
kompleks. Penggunaan dan pemasangannya sederhana, cukup dengan
pelatihan sebentar saja, sebuah UKM mampu menggunakan fasilitas
route ini tanpa harus memiliki departemen teknologi informasi sendiri.
Fitur PC router Mikrotik ini mencakup load balancing untuk
membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk membuat akses
aman VPN (Virtual Private Network), bandwidth management untuk
mengatur berbagai protokol dan port, serta memiliki kemampuan untuk
dikombinasikan dengan jaringan nirkabel.
Miktrotik juga menyediakan fasilitas firewall untuk melindungi
akses dari berbagai ancaman yang tersebar di internet. Mereka yang
memiliki dana terbatas tapi menginginkan akses jaringan di dalam dan
luar yang aman, mudah digunakan, murah, dan tangguh, menggunakan
Mikrotik adalah pilihan yang menarik.
2.2.6 Multiprotocol Label Switching (MPLS)
Multiprotocol Label Switching (http://id.wikipedia.org/wiki/MPLS)
(disingkat menjadi MPLS) adalah teknologi penyampaian paket pada
jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan
beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-
switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya.
Sebelumnya, paket-paket diteruskan dengan protokol routing seperti
OSPF, IS-IS, BGP, atau EGP. Protokol routing berada pada lapisan
network (ketiga) dalam sistem OSI, sedangkan MPLS berada di antara
lapisan kedua dan ketiga.
36
Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching
pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3.
Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2
dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-
Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS
dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya, ke
mana paket tersebut harus dikirim. Kemudian paket diteruskan ke node
berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru
yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang
disebut LSP (Label Switching Path).