10 (4-6).pdf

download 10 (4-6).pdf

of 12

Transcript of 10 (4-6).pdf

  • Health System and Disaster

    Daftar Isi:

    Environmental Medicine

    Audit Klinis

    Legal Aspect in Medicine

    Drug Management & Policy in Primary Health Care

    Untuk cakul ke-4, sebenernya

    masukkan week 1 aja gpp ya, lebih cepat diterbitkan lebih baik, yg belum ngumpul

    ayooo segera nyusul, makasih

    Health System and Disaster

    Week 1

    Tim HSC 2010

    Environmental Medicine

    Legal Aspect in Medicine

    Drug Management & Policy in Primary Health Care

    4, sebenernya week 2, tapi karena udah masuk email, langsung aku

    masukkan week 1 aja gpp ya, lebih cepat diterbitkan lebih baik, yg belum ngumpul

    ayooo segera nyusul, makasih

    Health System and Disaster

    4.2

    Tim HSC 2010

    1

    3

    6

    Drug Management & Policy in Primary Health Care 8

    week 2, tapi karena udah masuk email, langsung aku

    masukkan week 1 aja gpp ya, lebih cepat diterbitkan lebih baik, yg belum ngumpul

  • Di jadwal judul lecturenya Environmental M

    Global Health, tapi waktu lecture dosennya

    menjelaskan tentang environmental medicine, dan di

    slidenya Cuma ada bahasan tentang environmental

    medicine, jadi yang aku bahas yang di slide sama

    tambahan contoh-contoh dari

    Pengalaman pertama nulis HSC

    mencoba berkontribusi sebelum terlambat, jadi

    kalau kurang lengkap atau ada salah

    DEFINISI

    Environmental medicine berfokus

    penyebab dari suatu penyakit

    lingkungan dan berfungsi sebagai

    pencegahan dan pengobatan. Environmental medicine

    berguna untuk meng-assess efek

    lingkungan yang dapat berpengaruh

    manusia. Keadaan lingkungan yang dimaksud

    makanan, gaya hidup, bahan-bahan

    udara di dalam dan di luar ruangan

    mempertimbangkan adanya factor

    pasien kita, karena setiap individual memiliki

    paparan lingkungan yang unik dan

    lain, dan paparan lingkungan

    berpengaruh terhadap pengobatan.

    Jenis-Jenis Faktor Lingkungan:

    a. Biological Factors

    Faktor-faktor yang berasal

    seperti bakteri, virus, jamur, parasit, makanan,

    animal dander (kulit mati

    terkelupas), debu dan serbuk sari d

    b. Chemical Factors

    Hampir setiap hari kita

    kimia ke dalam tubuh. Selain

    bahan kimia di sekitar kita

    solvents, produk dari petroleum, pestisida, logam

    berat, asbestos, chlorine, sulfur dioxide, alkohol,

    rokok, obat-obatan, dll.

    Asbestos misalnya yang sering

    sebagai bahan atap ternyata

    penyakit Mesothelioma, suatu

    menyerang sel-sel mesothelium.

    Beberapa contoh bahan

    yang bisa disebabkan

    Bahan Kimia Disease

    Plasticizers TMA Complex antigens

    Dry Cleaning Fluids Cardiovascular

    Solvents Panic disorder

    Hydrocarbons Glomerulonephritis

    Formaldehyde Fatigue, cancer

    Pesticides Brain fog (loss

    concentration, poor

    memory, irritability,

    depression)

    1

    Environmental MedicineProf. dr. Hari Kusnanto

    Muthia Mukharoma

    ironmental Medicine and

    waktu lecture dosennya Cuma

    tentang environmental medicine, dan di

    tentang environmental

    bahas yang di slide sama

    dosennya aja yaa.

    nulis HSC ni, hohoho, ingin

    terlambat, jadi maaf ya

    salah-salah.

    Environmental medicine berfokus pada

    penyakit dalam konteks

    sebagai dasar untuk

    . Environmental medicine

    assess efek-efek dari factor

    berpengaruh terhadap kesehatan

    lingkungan yang dimaksud seperti

    bahan kimia, air, serta

    ruangan. Kita harus selalu

    factor lingkungan dalam

    setiap individual memiliki pola

    dan berbeda satu sama

    lingkungan ini akan sangat

    pengobatan.

    faktor yang berasal dari mahluk hidup

    bakteri, virus, jamur, parasit, makanan,

    mati dari hewan yang

    serbuk sari dari tanaman.

    kita memasukkan bahan

    Selain itu ada banyak sekali

    seperti formaldehyde,

    dari petroleum, pestisida, logam

    berat, asbestos, chlorine, sulfur dioxide, alkohol,

    misalnya yang sering kita temui

    ternyata bias menyebabkan

    , suatu keganasan yang

    sel mesothelium.

    ahan kimia dan penyakit

    Disease

    Complex antigens

    Cardiovascular

    Panic disorder

    Glomerulonephritis

    Fatigue, cancer

    Brain fog (loss

    concentration, poor

    memory, irritability,

    depression)

    c. Physical Factors

    Contoh physical factors seperti

    siklus cuaca, suara, ion positive dan

    elektromagnetik, X

    Suara

    bias menimbulkan noise

    Pembangkit

    menyebarkan

    seperti

    terkenal

    d. Psychosocial Fact

    Hidup

    stressor, mulai

    pekerjaan, antar

    Belum

    kehilangan

    kesehatan

    FOOD TOXIN

    Selain

    makanan yang setiap

    hati ada banyak

    berbagai penyakit

    bovine growth hormone

    untuk meningkatkan produksi susu sapi ternyata bisa

    menimbulkan kanker atau

    bisa menimbulkan Minamata Disease yaitu penyakit

    yang menimbulkan neurological deficit seperti ataxia,

    hearing loss, penyempitan

    paralisis. Berikut adalah beberapa racun yang ada di

    makanan da

    HEAVY METAL

    Logam

    buruk bagi tubuh

    sangat banyak.

    digunakan

    mengekstrak

    saraf.

    Lalu

    beracun, dalam

    Environmental Medicine

    Physical Factors

    Contoh physical factors seperti panas, dingin,

    cuaca, suara, ion positive dan negatif, radiasi

    elektromagnetik, X-Rays, nuklir, dan gas radon.

    Suara yang terlalu keras atau bising misalnya,

    menimbulkan noise-induced hearing loss.

    Pembangkit nuklir yang bermasalah bias

    menyebarkan radiasi nuklir kelingkungan sekitarnya

    kasus di Fukushima Jepang, atau yang

    terkenal kejadian di Chernobyl tahun 80-an.

    Psychosocial Factors

    Hidup jaman sekarang sangat erat dengan

    stressor, mulai dari stressor di lingkungan

    pekerjaan, antar teman, antar keluarga, pacar, dll.

    lagi tekanan ekonomi, kebangkrutan,

    kehilangan pekerjaan, yang juga bisa memengaruhi

    kesehatan seseorang.

    FOOD TOXIN

    Selain faktor-faktor di atas ada juga racun dari

    makanan yang setiap hari kita makan, bila tidak berhati-

    banyak sekali racun yang bias menimbulkan

    penyakit dalam makanan. Seperti recombinant

    bovine growth hormone yang digunakan peternak

    untuk meningkatkan produksi susu sapi ternyata bisa

    menimbulkan kanker atau merkuri yang ada di ikan

    bisa menimbulkan Minamata Disease yaitu penyakit

    yang menimbulkan neurological deficit seperti ataxia,

    hearing loss, penyempitan lapang pandang, serta

    paralisis. Berikut adalah beberapa racun yang ada di

    makanan dan penyakit yang bisa ditimbulkan.

    HEAVY METAL

    Logam berat juga memiliki banyak pengaruh

    tubuh bila kita terpapar dalam jumlah yang

    banyak. Contohnya adalah merkuri yang banyak

    penambang emas tradisional untuk

    mengekstrak emas, padahal dapat merusak system

    Lalu ada juga logam Arsen yang sangat

    beracun, dalam kehidupan nyata, Arsen sudah

    panas, dingin,

    negatif, radiasi

    misalnya,

    induced hearing loss.

    bias

    sekitarnya

    Jepang, atau yang

    dengan

    dari stressor di lingkungan

    .

    ekonomi, kebangkrutan,

    memengaruhi

    dari

    -

    menimbulkan

    recombinant

    yang digunakan peternak

    untuk meningkatkan produksi susu sapi ternyata bisa

    merkuri yang ada di ikan

    bisa menimbulkan Minamata Disease yaitu penyakit

    yang menimbulkan neurological deficit seperti ataxia,

    lapang pandang, serta

    paralisis. Berikut adalah beberapa racun yang ada di

    pengaruh

    jumlah yang

    merkuri yang banyak

    untuk

    system

    Arsen yang sangat

    sudah

  • menimbulkan banyak korban

    Munirdan Napoleon Bonaparte.

    produksi ATP dan menghambat

    Dehydrogenase yang berfungsi

    pyruvate menjadi asetil-KoA, bila proses ini

    maka dapat terjadi apoptosis sel

    organ failure. Yang perlu diperhatikan

    tidak berwarna, tidak berbau, dan

    akan sangat mudah untuk

    dan tidak terdeteksi. Arsen

    campuran insektisida.

    Berikut beberapa

    negatif yang dapat ditimbulkannya

    EVERYDAY EXPOSURE

    Saat ini benda-benda yang ada di sekitar

    banyak mengandung zat

    kesehatan. Di kamar mandi

    produk kecantikan, minyak

    mandi dll. Lalu di ruangan

    kimia penghambat api (flame retardant) yang ada di

    thermos dan pakaian, dll. Lalu di d

    bahan kimia dalam makanan, ada petroleum residues,

    pestisida, dll.

    2

    korban aktivis HAM Indonesia,

    Munirdan Napoleon Bonaparte. Arsen ini mengurangi

    menghambat enzim Pyruvate

    Dehydrogenase yang berfungsi membantu oksidasi dari

    KoA, bila proses ini dihambat

    terjadi apoptosis sel dan berujung pada

    diperhatikan adalah, Arsen ini

    berbau, dan tidak berasa, maka

    untuk mengkontaminasi sesuatu

    terdeteksi. Arsen biasanya digunakan sebagai

    contoh logam berat dan efek

    ditimbulkannya

    benda yang ada di sekitar kita

    zat-zat yang dapat merusak

    mandi ada shampoo, pasta gigi,

    kecantikan, minyak wangi, pembersih kamar

    ada pelembut pakaian, bahan

    api (flame retardant) yang ada di

    pakaian, dll. Lalu di dapur ada berbagai

    makanan, ada petroleum residues,

    ratusan

    berbagai

    tidak

    perokok

    menghirup

    bahan

    yaa..

    adalah

    biasanya

    namun

    bebas

    terhadap

    termasuk di sel

    ADAPTASI

    sebenarnya

    yaitu

    hal yang disebut masking phenomenon dimana

    gejala

    Hal ini

    substansi.

    Byssnosis

    suatu

    debu

    tekstil. Penyakit

    wheezing,

    byssinosis, yaitu

    frekuensi

    1 tubuh

    Lalu ada rokok yang di dalamnya mengandung

    ratusan bahan kimia berbahaya yang bias menimbulkan

    berbagai penyakit, dan yang sedih justru orang yang

    merokok tapi ada di lingkungan yang sama dengan

    perokok memiliki resiko yang lebih besar

    menghirup berbagai bahan kimia tadi. Untuk

    bahan berbahaya yang ada di rokok bisa dilihat di slide

    Selanjutnya ada radikal bebas, yang ternyata

    adalah produk dari detoksifikasi fase 1 oleh

    biasanya radikal bebas akan dinetralkan pada

    namun bila ada ketidakseimbangan proses maka

    bebas akan tetap ada dan bersifat sangat

    terhadap sekitarnya yaitu mengikat elektron-elektron

    termasuk di sel membran.

    ADAPTASI

    Dengan banyaknya paparan lingkungan

    sebenarnya manusia memiliki suatu defence mechanism

    adaptasi, namun adaptasi ini sering menimbulkan

    hal yang disebut masking phenomenon dimana

    gejala penyakit yang ditimbulkan ditoleransi oleh

    Hal ini menyebabkan tubuh kehilangan efek dari

    substansi. Contohnya pada penyakit Byssinosis.

    Byssnosis atau sering disebut Monday fever adalah

    suatu penyakit okupasional yang terjadi akibat paparan

    dari kapas, biasanya dialami oleh pekerja

    tekstil. Penyakit ini gejalanya sesak nafas, batuk,

    wheezing, dan nyeri dada. Ada grading untuk penyakit

    byssinosis, yaitu

    Dari grading itu, dapat dilihat meningkatnya

    frekuensi nyeri atau rasa sesak yang dialami. Pada grade

    1 tubuh masih dapat mentoleransi sehingga

    mengandung

    menimbulkan

    justru orang yang

    dengan

    untuk

    bahan-

    dilihat di slide

    bebas, yang ternyata

    hepar,

    fase 2,

    radikal

    reaktif

    elektron

    lingkungan tadi,

    defence mechanism

    menimbulkan

    hal yang disebut masking phenomenon dimana gejala-

    oleh tubuh.

    dari suatu

    Byssinosis.

    disebut Monday fever adalah

    paparan

    pekerja pabrik

    nafas, batuk,

    penyakit

    meningkatnya

    Pada grade

    gejala

  • 3

    hanya timbul sesekali, namun pada grade yang lebih

    tinggi toleransi tubuh mulai menurun sehingga gejala

    yang muncul semakin sering.

    Di akhir slide ada 3 contoh kasus penyakit yang

    diakibatkan oleh paparan lingkungan.

    1. Bayi 7 bulan yang awalnya sehat tiba-tiba 3 bulan

    lalu menjadi batuk dan mengalami respiratory

    distress, tidak ada perokok di rumah, tidak ada

    riwayat asma, TB, atau alergi. Bayi kemudian diberi

    pengobatan antihistamin dan antibiotic namun

    tidak membaik, akhirnya bayi-pun dirawat di rumah

    sakit. Di RS bayi diberi pengobatan dan akhirnya

    gejalan membaik, namun saat bayi kembali ke

    rumah gejala kembali timbul dalam 12 jam. Gejala

    bayi juga berkurang jika dibawa ke rumah tetangga

    yang memakai kompor minyak, ternyata di rumah

    bayi masih memakai kompor kayu yang berasa.

    Setelah diganti kompor minyak, gejala respiratory

    distressnya menghilang.

    2. Pensiunan 66 tahun yang tidak memiliki riwayat

    penyakit jantung mengeluhkan sakit di bawah

    sternum, 3 jam sebelum masuk rumah sakit beliau

    bekerja di bengkel kayu yang tidak memiliki

    ventilasi mengunakan kayu, cat, dan paint remover.

    Dua minggu setelah keluar rumah sakit beliau

    bekerja lagi di bengkel selama 3 jam dan mengalami

    nyeri dada, dibawa ke rumah sakit karena MI, heart

    failure, cardiogenic shock, dan dysrhytmia. Setelah

    keluar rumah sakit 6 bulan kemudian bekerja lagi di

    bengkel selama 2 jam, lalu mengalami nyeri dada

    dan kemuadian meninggal. Paint remover tidak

    bersifat cardiogenic namun metabolitnya yaitu

    carbon monoksida bersifat kardiogenik

    3. Anak 2 tahun mengalami Hb rendah, plumbernia,

    dirawat di RS dan diberi pengobatan EDTA. Ayahnya

    seorang pemotong kuningan, selalu pulang ke

    rumah dengan banyak kuningan (mengandung

    timbal 5-10%) menempel di badan, sebelum ganti

    baju dia bermain dengan anaknya. Setelah dia

    menghentikan kebiasaan itu dan mencuci mobil

    serta semua pakaiannya dalam 6 bulan Hb anak

    sudah normal. (Lead poisoning Penurunan

    hemoglobin)

    Audit Klinis Prof. dr. Adi Utarini

    Hilma Tsurayya

    Definisi Audit Klinis: Suatu pelaporan yang

    sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk

    memperbaiki pelayanan kesehatan kepada pasien,

    dengan cara membandingkan apa yang sudah dilakukan

    di lapangan dengan criteria dalam evidence based

    medicine (EBM).

    Langkah-langkah untuk audit klinis sudah

    terangkum jelas dalam bagan berikut

    Singkatnya, audit klinis terdiri dari 3 hal yakni

    mencatat apa yang kita lakukan (dalam rekam medis),

    mempelajari catatan tersebut, dan memperbaiki apa

    yang salah atau apa yang kurang. Sebagai dokter, kita

    harus tahu dan bias melakukan audit klinis ini, karena

    audit klinis bias menjadi medium perlindungan hokum

    bagi dokter. Seorang dokter selain harus paham betul

    tentang basic science dan clinical science dari dunia

    kedokteran, juga harus tahu bagaimana ilmu tentang

    mutu pelayanan kesehatan (quality science).

    Tim Audit Klinis terdiri dari: Komite Medik

    (sebagai sub-commite pada audit klinis), tim ad- hoc

    audit klinis (tim kerja / tim pelaksana, bias lintas

    sektoral), dan asisten audit klinis (tim rekam medis)

    LANGKAH-LANGKAH

    1. Menentukan topic untuk audit klinis

    Informasi untuk penetapan topic audit klinis

    biasanya diambil dari adanya data rutin rumah

    sakit, survey kepuasan pasien, observasi pemberian

    pelayanan kesehatan, masukan dari stakeholders,

    dan antusiasm dari kelompok tertentu.

    Kriteria untuk menentukan topic audit klinis

    antara lain: bias diperbaiki, ada consensus dari para

    dokter, ada clinical guidelines yang jelas, dan topic

    tersebut memiliki sifat 4 H (high risk, high cost, high

    volume, dan high problem).

    Setelah menentukan topiknya, komite audit

    klinis harus menentukan latar belakang, tujuan dan

    target dari audit klinis yang akan dilakukan.

    Tujuannya yang jelas adalah memastikan dan

    memperbaiki mutu, bukan hanya mengukur dan

    memeriksa ulang. Perlu diingat bahwa audit klinis

    bukanlah penelitian, sehingga tidak memerlukan

    sample size tertentu.

  • 4

    Tujuan melakukan audit klinis secaras pesifik :

    - Kesesuaian dengan guideline (appropriateness),

    - Kesesuaian dengan waktu /time manner

    (timeliness),

    - Kesesuaian outcome dengan harapan

    (effectiveness),

    - Kepuasan pasien (acceptability)

    - Cost effective (efficiency)

    - Kesamarataan pelayanan kepada semua pasien

    (equity)

    2. Menentukan criteria dan standar

    Kriteria adalah bukti yang menunjukkan bahwa

    dokter telah melakukan pelayanan kepada pasien

    secara optimal. Kriteria yang bias diaudit antara lain

    diagnosis, treatment, intervensi, reaksipasien, dll.

    Kriteria yang sulit untuk diaudit antara lain

    kematian. Dalam pelayanan kesehatan, ada

    komponen input, process, dan output. Dari ketiga

    komponen tersebut yang paling sering diaudit

    adalah proses, seperti misalnya diagnosis,

    pengobatan, tindakan, dll. Sedangkan dua

    komponen lain lebih jarang diaudit.

    Dalam menentukan kriteria, kita harus SMART,

    maksudnya: S (Specific), M (Measurable), A

    (Agreed by consensus), R (Relevant), T

    (Theoretically sound/ sesuai EBM dan clinical

    guidelines).

    Kriteria sendiri terdiri dari 3 hal, yaitu:

    1. Standard, standar adalah sesuatu yang harus

    ada (100%) dan sesuatu yang harus tidak ada

    (0%). Standar digunakan untuk mengevaluasi

    rekam medis, apakah kriterianya ada atau

    tidak. Standar hukumnya wajib, namun boleh

    tidak dipenuhi apabila ada EXCEPTION

    2. Exception, Exception adalah kondisi klinis atau

    kondisi lain yang membenarkan suatu standar

    tidak bias ditemukan dalam medical record.

    3. Instruction for data collector, Instruksi untuk

    data collector berupa petunjuk pengumpulan

    data, tentang informasi rekam medis yang

    mana yang valid dan reliable untuk digunakan

    sebagai data. Petunjuk ini harus mengandung

    cara objektif dalam mengumpulkan data serta

    istilah-istilah yang yang berhubungan.

    3. Mengumpulkan data

    Metode pengumpulan data untuk audit klinis

    ada 2;

    - Metode retrospektif berarti datanya berasal dari

    data yang sudah dikumpulkan secara rutin dan

    tersedia di bagian registrasi, atau bias dikatakan

    catatan yang sudah ada, contohnya rekam medis.

    - Metode prospektif berarti datanya baru akan

    dicatat selama proses pelayanan. Metode

    prospektif lebih mudah dan lebih valid.

    Data bias dikumpulkan oleh asisten audit klinis

    menggunakan instrument audit klinis. Data yang

    sudah dikumpulkan lalu diberi kode audit.

    - Code 1 untuk yang sesuai standar.

    - Code 2 untuk yang tidak memenuhi standar

    namun ada justifikasi exception.

    - Code 3 untuk yang tidak memenuhi standar.

    Setelah data terkumpul, kita menentukan

    variable supaya kita bias mengetahui pattern dan

    variasi yang ada. Sumber variable bias dari dokter,

    perawat, ataupun karakteristik pasien.

    Langkah selanjutnya adalah population and

    sample size. Sebenarnya sample sizing itu perlu,

    namun menurut prof uut tidak terlalu perlu, karena

    kita bukan melakukan penelitian, melainkan clinical

    audit. Tapi jika tujuan audit klinis untuk penelitian,

    maka hal tersebut harus dilakukan.

    4. Analisis Data

    Analisis data untuk audit klinis dilakukan dengan

    cara:

    - Melakukan pemeriksaan kembali data yang sudah

    dikumpulkan

    - Identifikasi sampel, jika merupakan representasi

    - Mengukur tingkat pemenuhan standar

    - Mengukur pola kesalahan

    - Mengidentifikasi penyebab kesalahan

    menggunakan quality tools

    Analisis data dilakukan dengan metode bone-

    fish approach, yang mengadung berbagai aspek

    yang bias mempengaruhi kualitas seperti sumber

    daya manusia, peralatan, teknik pemeriksaan/

    pengukuran, lingkungan, material, proses, dan hal-

    hal lain yang lalu dirangkum dalam skema bone-fish

    tadi.

    5. Membuat rencana atau strategi perubahan

    Suatu audit klinis tidak akan berarti jika tidak

    ada perubahan yang dibuat untuk memperbaiki

    kualitas pelayanan kesehatan. Menurut Langley

    1996, perubahan yang dibuat bias dikategorikan

    sebagai berikut: menghilangkan hal-hal yang tidak

    perlu, memperbaiki alur kerja, mengoptimalkan

    peralatan yang ada, mengubah suasana kerja,

    meningkatkan hubungan produser dan customer,

    mengatur waktu, mengatur variasi, mendesign

    system untuk menghindari kesalahan, focus

    terhadap produk atau jasa.

    Tapi suatu perubahan tetap harus dikawal.

    Agar rencana perubahan tersebut terlaksana

    dengan baik, perlu untuk member batasan waktu

    pelaksanaan, mempertegas siapa saja yang

    bertanggung jawab, membentuk tim peninjau/

    pengawas yang tentunya berkompeten di

    bidangnya.

    6. Re-audit

    Melakukan audit kembali dalam topik yang

    sama, untuk melihat apakah perubahan yang

    direncanakan sudah terlaksana atau belum.

  • Berikut ini adalah urutan pelaksanaan

    Langkah 1.

    No Topics

    Tinggi

    1 SC +

    2

    Langkah 2.

    No Kriteria

    1 (Sesuai clinical guideline)

    Misal : posisi bayi yang tidak

    memungkinkan persalinan normal)

    2

    Langkah 3.

    Masukkan data dari MR, lalu

    3)

    Langkah 4.

    Langkah 5.

    No Actions

    1 Melakukan

    pengawasan

    manajeman persalinan

    ibu (misalnya)

    2

    Thats all. Kalo ada kata misalnya pada

    (ONGISNADE)

    5

    Berikut ini adalah urutan pelaksanaan clinical audit seperti di buku praktikum.

    Risk Volume

    Sedang Rendah TInggi Sedang

    +

    Standard Pengecualian

    (Sesuai clinical guideline)

    bayi yang tidak

    persalinan normal)

    100%

    dikasih kode audit klinis seperti yang sudah

    Tujuan Indikator Person in

    Charge

    Mengurangi

    SC yang tidak

    perlu

    Berkurangnya

    jumlah

    pasien rawat

    inap di

    tanggal

    cantik

    (misalnya)

    dr. AM

    ada kata misalnya pada teks diatas, itu hanya contoh cara

    clinical audit seperti di buku praktikum.

    Cost Problem

    Rendah

    4 juta

    (misalnya)

    Salah

    indikasi

    (misalnya)

    Pengecualian Petunjuk

    pengumpulan data

    MR. no. 2

    dijelaskan di atas (code 1, code 2, atau code

    Person in

    Charge

    Duration Cost

    3 minggu 2 juta

    (misalnya)

    cara pengisian belaka yaa.

    1, code 2, atau code

  • 6

    Legal Aspect in Medicine dr. Hendro Widagdo, Sp.F

    ditulis kembali (sama banget dg slidenya) oleh Tika Vandasari

    Slide dr. Hendro sebenernya udah cukup jelas sekali,

    hehe, karena beliau menjelaskan yg di slide aja dan

    slidenya juga Bahasa Indonesia yg mudah dipahami juga,

    maaf banget kalo cakulnya ngeplek banget sama slide.

    A. PENDAHULUAN

    Ilmu kedokteran adalah ilmu yang paling mulia

    dan hanya orang-orang yang sanggup menjunjung

    kehormatan diri dan profesinya layak menjadi dokter

    (hyppocrates). Praktik kedokteran mengombinasikan

    sains dan seni. Seni kedokteran adalah penerapan

    gabungan antara ilmu kedokteran, intuisi, serta

    keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang

    tepat dan perencanaan perawatan untuk pasien.

    Inti dari praktik kedokteran adalah hubungan

    antara pasien dengan dokter. Pasien datang ke

    dokter dengan tujuan untuk mencari solusi dari

    masalah kesehatan yg ia derita dan ia akan memilih

    dokter dengan pelayanan yg baik serta nyaman.

    Terkadang pasien butuh pertolongan dokter tanpa

    mengenal waktu dan idealnya dokter yang baik bisa

    melayani pasien pada jam berapapun, sehingga

    dokter nyaris bekerja sebagai pekerja sosial.

    Dulu dunia kedokteran seakan tidak terjangkau

    oleh hukum, susah divari kesalahannya, gak seperti

    jaman sekarang. Para ahli hukum kemudian mulai

    mengagaskan suatu aturan untuk mengawasi kerja

    para dokter dan masyarakatpun mulai melek hukum,

    sekarang banyak dokter yg jadi sasaran empuk para

    ahli hukum, entah itu benar salah atau tidak, maka

    dari itu kita perlu belajar kuliah ini supaya jadi dokter

    yg melek hukum kedokteran.

    B. PRAKTIK KEDOKTERAN

    Praktik kedokteran merupakan inti dari

    berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya

    kesehatan. Karena itu harus dilakukan oleh dokter

    yang memiliki etik dan moral yang tinggi, serta

    kompetensi yang secara terus menerus harus

    ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan

    pelatihan berkelanjutan.

    Praktik kedokteran (promotif, preventif, kuratif,

    rehabilitatif) dilaksanakan sebagai suatu kesepakatan

    berdasarkan hubungan kepercayaan antara dokter

    dengan pasien. Kesepakatan yang dimaksud adalah

    upaya maksimal pengabdian profesi kedokteran yang

    harus dilakukan dokter dalam penyembuhan dan

    pemulihan kesehatan pasien sesuai dengan standar

    pelayanan, standar profesi, serta standar prosedur

    operasional. Dalam praktek, seorang dokter harus:

    Membangun relasi dengan pasien

    Mengumpulkan data (riwayat kesehatan dan

    pemeriksaan fisik termasuk hasil laboratorium

    atau penunjang medis)

    Menganalisa data

    Membuat rencana perawatan (tes yang harus

    dijalani berikutnya, terapi, rujukan)

    Merawat pasien

    Memantau dan menilai jalannya perawatan dan

    dapat mengubah perawatan bila diperlukan.

    Dokter mempunyai tanggung jawab yang besar

    terhadap:

    Tuhan Yang Maha Esa

    Manusia (pasien/masyarakat)

    Diri (hati nuraninya)

    Hukum

    Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan

    mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya

    untuk kepentingan pasien. Bila dokter tidak mampu

    melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,

    maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk

    pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian

    dalam penyakit tersebut.

    Dokter harus memandang pasiennya sebagai

    manusia seutuhnya yang selain mempunyai unsur

    jasmani juga memiliki unsur spiritual, mental dan

    sosial (Iingkungan), sehingga dapat membantu kita

    dalam menemukan latar belakang kelainan

    kesehatan pasien secara lebih tepat. Diagnosa yang

    tepat akan mengarah pada pengobatan/tindakan

    yang tepat pula.

    Bila sudah timbul rasa percaya akan keahlian

    dan kemampuan terhadap seorang dokter, maka

    pasien dan atau keluarganya akan menerima apapun

    hasil dari pengobatan dokter itu, bahkan bila usaha

    tersebut menghasilkan kegagalan. (Kayak lecturenya

    dr. Andre, kalo kita pasien udah puas dan nyaman,

    dia bakal loyal)

    C. ASPEK HUKUM PRAKTIK KEDOKTERAN

    Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat

    akan kebutuhan tentang perlindungan hukum, dunia

    kedokteran saat inipun menjadi objek hukum, karena

    itu sudah selayaknya kita mengetahui aspek

    medicolegal praktik kedokteran di Indoneisia.

    Pengaturan praktik dokter di indonesia berdasarkan

    undang-undang no. 29/2004 tentang praktik

    kedokteran (UUPK).

    Undang-Undang Praktik Kedokteran

    Pengaturan penyelenggaraan praktik

    kedokteran dilandaskan pada asas kenegaraan,

    keilmuan, kemanfaatan, kemanusiaan dan

    keadilan. Keberadaan UUPK bertujuan untuk:

    1. Memberikan perlindungan kepada pasien,

    2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu

    pelayanan medis yang diberikan oleh dokter,

    3. Memberikan kepastian hukum kepada

    masyarakat maupun dokter.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, diatur

    pembentukan dua lembaga independen, yaitu:

    1. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan

    2. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran

    Indonesia (MKDKI)

    Masing-masing dengan fungsi, tugas dan

    kewenangan yang berbeda.

  • Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

    Keberadaan KKI dimaksudkan untuk melindungi

    masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan

    dan meningkatkan mutu pelayanan dokter.. Fungsi

    KKI meliputi fungsi pengaturan, pengesahan,

    penetapan, dan pembinaan.

    Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran

    Indonesia (MKDKI)

    Keberadaan MKDKI dimaksudkan u

    menegakkan disiplin dokter dalam

    penyelenggaraan praktik kedokteran,

    pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus

    Surat Ijin Praktik Dokter

    Setiap dokter yang melakukan praktik

    kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin

    praktik.

    Dokter yang telah memiliki SIP dan

    menyelenggarakan praktik perorangan wajib

    memasang papan nama praktik

    Papan nama harus memuat

    nomor registrasi, sesuai dengan SIP

    diberikan.

    Semua yang dilakukan dokter

    dalam sebuah rekam medis

    dokumen yang berkedudukan dalam hukum.

    Setiap dokter yang berprakt

    mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran

    berkelanjutan yang diselenggarakan oleh

    organisasi profesi dan lembaga lain yang

    diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka

    7

    Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)

    Keberadaan KKI dimaksudkan untuk melindungi

    masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan

    layanan dokter.. Fungsi

    KKI meliputi fungsi pengaturan, pengesahan,

    penetapan, dan pembinaan.

    Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran

    Keberadaan MKDKI dimaksudkan untuk

    menegakkan disiplin dokter dalam

    penyelenggaraan praktik kedokteran, menerima

    pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus

    pelanggaran disiplin dokter yang diajukan, serta

    menyusun pedoman dan tata cara penanganan

    kasus pelanggaran disiplin dokter.

    Registrasi Dokter

    Setiap dokter yang melakukan prakti

    kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda

    registrasi (STR) dokter yang diterbitkan oleh KKI.

    Dokter yang telah memiliki STR mempunyai

    wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai

    dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki

    Begini alurnya:

    Setiap dokter yang melakukan praktik

    kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin

    Dokter yang telah memiliki SIP dan

    menyelenggarakan praktik perorangan wajib

    papan nama praktik kedokteran.

    Papan nama harus memuat nama dokter dan

    nomor registrasi, sesuai dengan SIP yang

    Semua yang dilakukan dokter harus tercatat

    rekam medis, yang merupakan

    dokumen yang berkedudukan dalam hukum.

    Setiap dokter yang berpraktik wajib

    mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran

    berkelanjutan yang diselenggarakan oleh

    organisasi profesi dan lembaga lain yang

    diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka

    penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi kedokteran terk

    IDI mewajibkan dokter yang berpraktik

    mengumpulkan bukti kegiatan pengembangan diri

    (Pengembangan Pendidikan Keprofesian

    Berkelanjutan/ P2KB) minimal sebesar 250 skp

    dalam 5 tahun.

    Hak Dokter

    - Memperoleh perlindungan hukum sepanjang

    melaksanakan tugas

    profesi dan standar prosedur operasional;

    - Memperoleh panduan untuk memberikan

    pelayanan medis menurut standar profesi dan

    standar prosedur operasional;

    - Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur

    dari pasien atau keluarganya; dan

    - Men

    Kewajiban Dokter

    - Memberikan pelayanan medis sesuai dengan

    standar profesi dan standar prosedur

    operasional serta kebutuhan medis pasien;

    - Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai

    keahlian atau kemampuan yang lebih baik,

    apabila

    pemeriksaan atau pengobatan;

    - Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

    tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu

    meninggal dunia;

    pelanggaran disiplin dokter yang diajukan, serta

    enyusun pedoman dan tata cara penanganan

    kasus pelanggaran disiplin dokter.

    Registrasi Dokter

    Setiap dokter yang melakukan praktik

    kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda

    registrasi (STR) dokter yang diterbitkan oleh KKI.

    Dokter yang telah memiliki STR mempunyai

    wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai

    dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki.

    Begini alurnya:

    penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi kedokteran terkini.

    IDI mewajibkan dokter yang berpraktik

    mengumpulkan bukti kegiatan pengembangan diri

    (Pengembangan Pendidikan Keprofesian

    Berkelanjutan/ P2KB) minimal sebesar 250 skp

    dalam 5 tahun.

    Hak Dokter

    Memperoleh perlindungan hukum sepanjang

    melaksanakan tugas sesuai dengan standar

    profesi dan standar prosedur operasional;

    Memperoleh panduan untuk memberikan

    pelayanan medis menurut standar profesi dan

    standar prosedur operasional;

    Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur

    dari pasien atau keluarganya; dan

    Menerima imbalan jasa.

    Kewajiban Dokter

    Memberikan pelayanan medis sesuai dengan

    standar profesi dan standar prosedur

    operasional serta kebutuhan medis pasien;

    Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai

    keahlian atau kemampuan yang lebih baik,

    apabila tidak mampu melakukan suatu

    pemeriksaan atau pengobatan;

    Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

    tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu

    meninggal dunia;

    pelanggaran disiplin dokter yang diajukan, serta

    enyusun pedoman dan tata cara penanganan

    k

    kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda

    registrasi (STR) dokter yang diterbitkan oleh KKI.

    Dokter yang telah memiliki STR mempunyai

    wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai

    .

    Begini alurnya:

    penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    IDI mewajibkan dokter yang berpraktik

    mengumpulkan bukti kegiatan pengembangan diri

    (Pengembangan Pendidikan Keprofesian

    Berkelanjutan/ P2KB) minimal sebesar 250 skp

    Memperoleh perlindungan hukum sepanjang

    sesuai dengan standar

    Memperoleh panduan untuk memberikan

    pelayanan medis menurut standar profesi dan

    Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur

    Memberikan pelayanan medis sesuai dengan

    standar profesi dan standar prosedur

    Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai

    keahlian atau kemampuan yang lebih baik,

    tidak mampu melakukan suatu

    Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

    tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu

  • 8

    - Melakukan pertolongan darurat atas dasar

    perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang

    lain yang bertugas dan mampu melakukannya;

    dan

    - Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti

    perkembangan ilmu kedokteran (P2KB).

    Hak Pasien

    - Mendapatkan penjelasan secara lengkap

    tentang tindakan medis;

    - Meminta pendapat dokter lain;

    - Mendapatkan pelayanan sesuai dengan

    kebutuhan medis;

    - Menolak tindakan medis; dan

    - Mendapatkan isi rekam medis (isinya aja, kalo

    berkasnya tetep milik dokter)

    Kewajiban Pasien

    - Memberikan informasi yang lengkap dan jujur

    tentang masalah kesehatannya;

    - Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter;

    - Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana

    pelayanan kesehatan; dan

    - Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang

    diterima.

    D. KETENTUAN PIDANA UU RI NO 29 TAHUN 2004

    Pengaturan praktik kedokteran bertujuan

    untuk: memberikan perlindungan kepada pasien;

    mempertahankan dan meningkatkan mutu

    pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan

    dokter gigi; dan memberikan kepastian hukum

    kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi. Sehingga

    untuk mencapai hal di atas, dokter hanya diijinkan

    praktik di 3 tempat. Jadi nanti kita terima 3 STR

    untuk ngurus SIPnya.

    Setiap dokter yang dengan sengaja

    melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat

    tanda registrasi dipidana penjara paling lama 3

    (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp.

    100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

    Dokter dapat dipidana kurungan paling lama

    1 (satu) tahun atau denda paling banyak

    Rp.50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah), bila:

    dengan sengaja tidak memasang papan nama;

    dengan sengaja tidak membuat rekam medis;

    dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban.

    TAPI Berdasarkan putusan Mahkamah

    Konstitusi No.4/PUU-V/2007 ketentuan pidana

    tersebut dipandang bertentangan dengan UUD 45

    sehingga tidak berkekuatan hukum mengikat lagi

    (dekriminalisasi), maksudnya ancaman pidana

    perbuatan yang semula tindak pidana menjadi

    tindakan biasa.

    E. KELALAIAN MEDIS, yg mau baca lebih lengkap, buka

    http://kelalaianmedik.webs.com/unsurkelalaian.htm

    Kelalaian medis adalah salah satu bentuk dari

    malpraktek medis yang paling sering terjadi. Unsur-

    unsur kelalaian medis:

    1. DUTY. Kewajiban tenaga medis untuk

    melakukan sesuatu tindakan medis atau untuk

    tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu

    terhadap pasien tertentu pada situasi dan

    kondisi yang tertentu.

    2. DERELICTION OF THE DUTY. Penyimpangan

    kewajiban tersebut.

    3. DAMAGE. Kerugian akibat dari layanan

    kesehatan / kedokteran.

    4. DIRECT CAUSAL RELATIONSHIP. Hubungan

    sebab akibat yang nyata.

    Gugatan ganti rugi akibat suatu kelalaian medik

    harus membuktikan adanya ke-empat unsur di atas,

    dan apabila salah satu saja diantaranya tidak dapat

    dibuktikan maka gugatan tersebut dapat dinilai

    tidak cukup bukti. Dasar hukum kelalaian medis:

    1. KUH Perdata: pasal 1365-1367, pasal 1370-

    1372 (denda)

    2. UU Kesehatan No.23/1992: pasal 55 (denda)

    3. KUH Pidana: pasal 359-361 (penjara)

    Drug Management & Policy in Primary Health Care Dosen: Dr. Dra. Erna Kristin, M. Si., Apt.

    Oleh: Michael Kevin R. S.

    Sebelumnya mohon maaf, aku nggak tau kalo lecturenya dimajukan ke hari Senin. Jadi mungkin yang aku tulis ini agak

    berbeda dengan alur pikiran dosen dan yang disampaikan dosennya. Tapi aku akan berusaha sebaik mungkin

    menjelaskan bagaimana manajemen & peraturan obat di Puskesmas.

    I. PREFACE

    Puskesmas (Primary Helath Care) merupakan

    komponen penting dalam sistem pelayanan

    kesehatan. Puskesmas menjadi barisan terdepan

    dalam tingkatan fasilitas kesehatan, dan (idealnya)

    menjadi tempat pertama yang dikunjungi

    masyarakat bila sedang membutuhkan pelayanan

    kesehatan.

    Karena perannya yang penting, pemerintah

    berupaya sebaik mungkin menjaga agar pelayanan

    Puskesmas tetap berkualitas dan terjangkau bagi

    seluruh masyarakat Indonesia (baik lokasi maupun

    biaya). Di Puskesmas, masyarakat dapat menerima

    pelayanan kesehatan dengan biaya yang tidak

    banyak, hanya dengan membayar biaya retribusi

    untuk pemeriksaan dan pengobatan juga.

    Oleh sebab itu, dibutuhkan manajemen dan

    peraturan obat di Puskesmas agar obat tersedia

    dalam jenis & jumlah yang cukup, tersedia setiap

    saat, terjamin mutunya, serta harganya terjangkau.

  • II. SIKLUS LOGISTIK (KETERSEDIAAN) OBAT

    Berikut adalah siklus manajemen logistik obat:

    A. Selection

    Seleksi yaitu pemilihan obat beserta bentuk

    sediaannya dan penetapan jumlah setiap jenis

    obat. Hal-hal yang mendasari seleksi obat yaitu:

    1. DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional)

    2. Penyakit yang paling sering dijumpai. Di

    Puskesmas terdapat SP2TP yaitu Sistem

    Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

    Puskesmas. Di dalamnya terdapat salah satu

    form yaitu LB1 (Laporan Bulanan 1) yang

    berisi Data Kesakitan (daftar penyakit yang

    ditemui selama 1 bulan). LB1 ini dapat dipakai

    sebagai dasar seleksi obat.

    3. Hasil penelitian dan literatur yang terbaru

    tentang obat-obatan (efektivitas, resiko efek

    samping, etc.)

    4. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar

    Permintaan Obat). Dari LPLPO akan terlihat

    obat yang sering dibutuhkan dan yang jarang

    digunakan.

    Masalah yang dapat ditemui pada proses seleksi:

    1. Jenis obat terlalu banyak

    2. Bentuk sediaan yang mahal

    3. Bukan obat essensial

    4. Jumlah obat (kuantitas) terlalu banyak

    B. Procurement (Pengadaan)

    Procurement (pengadaan) yaitu

    pembelian obat terseleksi dari supplier

    Puskesmas akan mengirimkan LPLPO ke Dinas

    Kesehatan setempat, yang kemudian akan

    dikompilasi menjadi data kebutuhan obat

    Kota/Kabupaten. Data ini akan dipakai untuk

    merencanakan pengadaan obat. Dalam

    pengadaan, juga dipertimbangkan besar dana

    (dari APBN, APBD, dan program jaminan

    kesehatan).

    Dari proses pengadaan, akan terpilih

    supplier dan dibuat kontrak kerja. Dinkes akan

    memberikan dana pada supplier dan supplier

    akan mengirimkan obat-obat yang diminta

    kontrak pengadaan. Obat dikirimkan ke GFK

    (Gudang Farmasi Kota/Kabupaten) dan GFK juga

    akan memeriksa kualitas obat (kondisi & tanggal

    kadaluwarsa) serta apakah jenis dan jumlahnya

    tercukupi/sesuai kontrak.

    Selection

    Distribution

    Use

    9

    (KETERSEDIAAN) OBAT

    Berikut adalah siklus manajemen logistik obat:

    pemilihan obat beserta bentuk

    sediaannya dan penetapan jumlah setiap jenis

    hal yang mendasari seleksi obat yaitu:

    DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional)

    Penyakit yang paling sering dijumpai. Di

    Puskesmas terdapat SP2TP yaitu Sistem

    Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

    Puskesmas. Di dalamnya terdapat salah satu

    form yaitu LB1 (Laporan Bulanan 1) yang

    berisi Data Kesakitan (daftar penyakit yang

    bulan). LB1 ini dapat dipakai

    sebagai dasar seleksi obat.

    Hasil penelitian dan literatur yang terbaru

    obatan (efektivitas, resiko efek

    LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar

    Permintaan Obat). Dari LPLPO akan terlihat

    ng dibutuhkan dan yang jarang

    Masalah yang dapat ditemui pada proses seleksi:

    Jenis obat terlalu banyak

    Bentuk sediaan yang mahal

    Jumlah obat (kuantitas) terlalu banyak

    Procurement (Pengadaan)

    Procurement (pengadaan) yaitu proses

    pembelian obat terseleksi dari supplier. Tiap

    Puskesmas akan mengirimkan LPLPO ke Dinas

    Kesehatan setempat, yang kemudian akan

    dikompilasi menjadi data kebutuhan obat

    Kota/Kabupaten. Data ini akan dipakai untuk

    merencanakan pengadaan obat. Dalam

    gadaan, juga dipertimbangkan besar dana

    (dari APBN, APBD, dan program jaminan

    Dari proses pengadaan, akan terpilih

    supplier dan dibuat kontrak kerja. Dinkes akan

    memberikan dana pada supplier dan supplier

    obat yang diminta dalam

    kontrak pengadaan. Obat dikirimkan ke GFK

    (Gudang Farmasi Kota/Kabupaten) dan GFK juga

    akan memeriksa kualitas obat (kondisi & tanggal

    kadaluwarsa) serta apakah jenis dan jumlahnya

    C. Distribution

    Distribusi yaitu

    GFK ke Puskesmas

    Kebutuhan obat tiap Puskesmas tercatat pada

    LPLPO masing

    biasanya juga terdapat gudang farmasi.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan saat distribusi

    obat:

    1. Informas

    yang ada di GFK

    2. Penyimpanan obat di GFK untuk menjaga

    kualitasnya

    3. Transportasi dari GFK ke Puskesmas

    4. Stock : data tentang jumlah obat yang masuk

    & keluar, tanggal kadaluwarsa, supplier, etc.

    Sistem pendistribusian obat d

    menggunakan sistem FIFO (First In First Out),

    yaitu obat yang datang pertama akan

    didistribusikan terlebih dahulu dan sisem FEFO

    (First Expired First Out), yaitu obat yang

    mendekati expired date akan didistribusikan

    terlebih dahulu.

    D. Use

    Penggunaan/pe

    meliputi:

    1. Packaging and Labeling

    Packaging yaitu pengemasan obat sesuai

    dengan bentuk sediaannya (eg: botol untuk

    sirup, etc.) dan penyimpanan obat agar

    kualitasnya terjaga (suhu kamar, tidak

    terpapar cahaya matahari, kelembaban,

    Labeling yaitu pemberian informasi pada

    obat, meliputi:

    a.

    b.

    Selection

    Procurement (Pengadaan)

    Distribution

    Data Kebutuhan Kota/Kabupaten

    Distribution

    Distribusi yaitu proses pengiriman obat dari

    GFK ke Puskesmas sesuai dengan kebutuhannya.

    Kebutuhan obat tiap Puskesmas tercatat pada

    LPLPO masing-masing Puskesmas. Di Puskesmas

    biasanya juga terdapat gudang farmasi.

    hal yang perlu diperhatikan saat distribusi

    obat:

    Informasi : catatan/data tentang jenis obat

    yang ada di GFK

    Penyimpanan obat di GFK untuk menjaga

    kualitasnya

    Transportasi dari GFK ke Puskesmas

    Stock : data tentang jumlah obat yang masuk

    & keluar, tanggal kadaluwarsa, supplier, etc.

    Sistem pendistribusian obat di GFK

    menggunakan sistem FIFO (First In First Out),

    yaitu obat yang datang pertama akan

    didistribusikan terlebih dahulu dan sisem FEFO

    (First Expired First Out), yaitu obat yang

    mendekati expired date akan didistribusikan

    terlebih dahulu.

    Penggunaan/pemakaian obat di Puskesmas

    meliputi:

    Packaging and Labeling

    Packaging yaitu pengemasan obat sesuai

    dengan bentuk sediaannya (eg: botol untuk

    sirup, etc.) dan penyimpanan obat agar

    kualitasnya terjaga (suhu kamar, tidak

    terpapar cahaya matahari, kelembaban, etc.)

    Labeling yaitu pemberian informasi pada

    obat, meliputi:

    a. Nama obat

    b. Kekuatan

    Pengadaan

    Data Kebutuhan Kota/Kabupaten

    Dinas Kesehatan Daerah

    LPLPO

    Puskesmas

    Gudang Farmasi Kota/Kabupaten

    Pengiriman obat

    Pembayaran obat

    Terpilih supplier

    Pengadaan

    pengiriman obat dari

    sesuai dengan kebutuhannya.

    Kebutuhan obat tiap Puskesmas tercatat pada

    masing Puskesmas. Di Puskesmas

    hal yang perlu diperhatikan saat distribusi

    i : catatan/data tentang jenis obat

    Penyimpanan obat di GFK untuk menjaga

    Stock : data tentang jumlah obat yang masuk

    i GFK

    menggunakan sistem FIFO (First In First Out),

    yaitu obat yang datang pertama akan

    didistribusikan terlebih dahulu dan sisem FEFO

    (First Expired First Out), yaitu obat yang

    mendekati expired date akan didistribusikan

    makaian obat di Puskesmas

    Packaging yaitu pengemasan obat sesuai

    dengan bentuk sediaannya (eg: botol untuk

    sirup, etc.) dan penyimpanan obat agar

    kualitasnya terjaga (suhu kamar, tidak

    Labeling yaitu pemberian informasi pada

  • 10

    c. Jumlah obat (berapa tablet / berapa ml

    per botol)

    d. Cara penggunaan obat

    e. Peringatan (kontraindikasi, efek samping,

    etc.)

    f. Nama pasien

    g. Nama fasilitas kesehatan (Puskesmas)

    h. Tanggal pemberian obat (dispensing)

    2. Dispensing

    Dispensing yaitu pemberian obat kepada

    pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

    a. Obat diberikan pada pasien yang tepat

    b. Dosis, jumlah, dan cara pemakaian sesuai

    c. Pelabelan informasi/labelling yang tepat

    d. Instruksi pada pasien secara verbal dan

    tertulis

    3. Peresepan

    Peresepan harus sesuai dengan

    indikasi/diagnosis penyakit pasien.

    4. Pemakaian obat oleh pasien

    Sesuai dengan instruksi dan label obat

    Masalah yang dapat ditemui pada penggunaan

    obat:

    1. Overuse

    2. Underuse

    3. Misuse (penggunaan tidak tepat/tidak sesuai

    diagnosis dan kondisi pasien)

    Masalah di atas dapat menimbulkan masalah

    lain, seperti inefisiensi obat, medical error, etc.

    III. STRATEGI MANAJEMEN OBAT

    Ada beberapa cara/strategi dalam manajemen obat:

    A. Seleksi obat

    Dalam proses seleksi obat, kita dapat

    berdasar pada diagnosis penyakit yang sering

    ditemui di masyarakat. Selain itu obat-obat yang

    diseleksi juga disesuaikan dengan jenis

    pelayanan. Juga lebih diutamakan obat yang

    generik dengan sediaan yang sederhana.

    Dengan proses seleksi yang baik, obat yang

    diseleksi sesuai kebutuhan dan dapat menekan

    biaya pengeluaran. Sehingga, tersedia dana yang

    cukup untuk menjamin ketersediaan obat (baik

    jenis maupun jumlah).

    B. Penerapan pedoman pengobatan

    Contoh dari strategi ini yaitu Pedoman

    Pengobatan Dasar di Puskesmas yang

    dikeluarkan oleh Depkes RI pada tahun 2007

    (bisa dicari di internet). Pedoman ini berisi daftar

    diagnosis penyakit, kompetensi dokter umum,

    nomor laporan penyakit, ICD 10, definisi,

    penyebab, gambaran klinis, cara diagnosis,

    hingga penatalaksanaan.

    Manfaat Pedoman Pengobatan:

    1. Mutu pelayanan kesehatan terjamin (karena

    berfungsi sebagai guideline/SOP)

    2. Standar profesi kedokteran (SOP)

    3. Pengamanan hukum (hubungannya juga

    sebagai SOP)

    4. Kebijakan dan manajemen obat

    Dengan pedoman pengobatan ini, diharapkan

    diagnosis penyakit pasien menjadi lebih tepat

    dan penatalaksanaannya juga menjadi lebih

    tepat. Sehingga penggunaan obat efektif dan

    efisien, yang kemudian dapat

    mengoptimalkan pembiayaan pengobatan.

    5. Logistik

    Dengan penggunaan obat yang efektif dan

    efisien, tersedia dana yang cukup sehingga

    ketersediaan obat terjamin.

    C. Penggunaan obat yang rasional

    Penggunaan obat yang rasional yaitu tepat pada:

    1. Diagnosis

    2. Indikasi

    3. Pemilihan obat

    4. Dosis, cara, dan lama pemberian

    5. Kondisi pasien

    6. Informasi

    7. Tindak lanjut

    D. Seleksi supplier dan tender

    Strategi ini difokuskan pada proses procurement

    (pengadaan), antara lain meliputi:

    1. Cakupan jasa supplier

    2. Standar performa & kualitas jasa supplier

    3. Manajemen kontrak kerja dengan supplier

    4. Staffing & staff qualification pada supplier

    5. Property rights over equipment (?)

    6. Peraturan pembayaran ke supplier (block

    contracts, percentage of turnover contracts,

    costs per quantity, etc.)

    E. Efektivitas dan efisiensi

    Berikut beberapa arti istilah:

    - Efektivitas : menyediakan obat sesuai

    kebutuhan

    - Efisiensi : efektif dengan biaya

    minimal/murah

    - Cost reduction : efisien tanpa mempengaruhi

    efektivitas

    Beberapa teknik manajemen untuk

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi

    penggunaan dana dalam perencanaan kebutuhan

    obat:

    1. Sistem VEN

    Sistem VEN dilakukan dengan

    mengelompokkan obat pada dampak tiap

    jenis obat pada kesehatan.

    a. Grup V (very essential) :

    obatvital/berpotensi menyelamatkan jiwa.

    b. Grup E (essential) : obat yang

    diperlukan/bermanfaat untuk sebagian

    besar penyakit

    c. Grup N (non-essential) : obat untuk

    penyakit self-limited/ringan dan obat yang

    manfaat klinisnya kurang sebanding

    dengan harganya

    Contohnya bisa dilihat di slide. Dengan sistem

    ini, kita dapat mengetahui prioritas

    kebutuhan obat.

  • 11

    2. Sistem ABC

    Sistem ABC dilakukan dengan

    mengelompokkan obat berdasarkan

    kebutuhan dananya.

    a. Kelas A : Grup obat yang membutuhkan

    biaya 70-80% dari jumlah dana.

    b. KelasB : Grup obat yang membutuhkan

    biaya 25-70% dari jumlah dana.

    c. Kelas C : Grup obat yang membutuhkan

    biaya 5-25% dari jumlah dana.

    Dari sistem ini, dapat diketahui kelas obat

    yang investasi/kebutuhan dananya lebih

    besar (kelas A), sehingga dapat

    mempengaruhi kebijakan tentang kuantitas

    dan waktu pemesanan obat, serta pengadaan

    dan pemilihan supplier.

    F. Advokasi

    Advokasi yaitu bantuan atau sokongan

    dalam bentuk strategi manajemen obat. Bisa

    datang dari Kadinkes, DPRD, Bapeda (Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah), atau

    komponen pemerintah yang lain.

    IV. KESIMPULAN

    - Manajemen dan kebijakan tentang obat di

    Puskesmas sangat penting

    - Terdapat siklus logistik obat agar proses

    penyediaan obat di Puskesmas berjalan lancar

    dan teratur

    - Terdapat berbagai strategi manajemen obat di

    Puskesmas, beberapa di antaranya dapat kita

    lakukan ketika bekerja sebagai dokter, yaitu

    dalam peresepan obat yang sesuai dengan

    pedoman/SOP/diagnosis penyakit pasien.

    Mungkin segitu aja yang bisa aku kasih. Kalau ada

    pertanyaan, kritik, dan saran bisa email ke

    [email protected]