1 · Web viewMeningkatkan Kinerja dan memperkuat upaya-upaya Pengendalian Penyakit dan mewujudkan...

24
Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan Sektor kesehatan termasuk prioritas utama dalam proses pembangunan di Kabupaten Bintan. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya. Pembangunan Kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta berperan penting terhadap penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan pembangunan kesehatan adalah suatu investasi bagi pembangunan masyarakat di Kabupaten Bintan. Mendukung terwujudnya “Indonesia Sehat 2010 “, maka penerapan pembangunan berwawasan kesehatan melalui pendekatan Kabupaten / Kota Sehat akan memberi dampak luas bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat baik Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 12 BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN BINTAN

Transcript of 1 · Web viewMeningkatkan Kinerja dan memperkuat upaya-upaya Pengendalian Penyakit dan mewujudkan...

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Sektor kesehatan termasuk prioritas utama dalam proses pembangunan di Kabupaten

Bintan. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap

upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-

tingginya. Pembangunan Kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi serta berperan penting terhadap

penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan pembangunan kesehatan adalah suatu

investasi bagi pembangunan masyarakat di Kabupaten Bintan.

Mendukung terwujudnya “Indonesia Sehat 2010 “, maka penerapan pembangunan

berwawasan kesehatan melalui pendekatan Kabupaten / Kota Sehat akan memberi dampak luas

bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat baik diperkotaan maupun dipedesaan/kelurahan.

Untuk itu perlu adanya persamaan persepsi terhadap Pengertian “Kabupaten Sehat“, yaitu

kesatuan wilayah administrasi pemerintah yang terdiri dari desa/kelurahan yang masyarakatnya

secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat yang didukung oleh

lingkungan, prasarana wilayah, askes, pelayanan sosial, ekonomi dan kesehatan yang memadai,

sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku sehat yang hidup di lingkungan yang

aman, nyaman dan sehat. Guna mewujudkan “Kabupaten Sehat “ tersebut di Kabupaten Bintan ,

maka perlu adanya Visi, Misi dan Strategi pembangunan kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 12

BAB IIIPEMBANGUNAN KESEHATAN KABUPATEN BINTAN

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

3.1. Visi

Visi pembangunan kesehatan di Kabupaten Bintan sebagaimana telah ditetapkan dan

dituangkan dalam rencana strategis Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Tahun 2006 – 2010 adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Bermutu yang Merata dan Terjangkau Menuju Kabupaten Bintan Sehat”. Harapan berdasarkan Visi tersebut dapat

dijelaskan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai pada jangka waktu lima tahun kedepan atau

pada akhir tahun 2010 adalah terwujudnya pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keluarga

berencana bermutu yang merata di seluruh wilayah Kabupaten Bintan, serta terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat dalam rangka pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya menuju Kabupaten Bintan Sehat .

3.2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan dan Keluarga

Berencana Kabupaten Bintan, menetapkan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan memantapkan Manajemen dan Kinerja serta Mutu Pelayananan

Kesehatan dan Keluarga Berencana di semua tingkat administrasi/Strata dan unit-unit

pelayanan.

2. Meningkatkan dan mengembangkan Promosi Kesehatan dan Membudayakan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat.

3. Meningkatkan Kinerja dan memperkuat upaya-upaya Pengendalian Penyakit dan

mewujudkan lingkungaan sehat, serta penanggulangan masalah gizi masyarakat.

4. Meningkatkan Kualitas Sistem Informasi Kesehatan (SIK).

5. Memantapkan Kemitraan Lintas Sekstor dan Pemberdayaan masyarakat.

3.3. Arah Kebijakan

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 13

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan menuju Visi terwujudnya

Pelayanan Kesehatan bermutu yang merata dan terjangkau menuju Kabupaten Bintan Sehat

2010, kebijakan pembangunan kesehatan diarahkan pada :

1. Pengembangan dan Peningkatan Sumber Daya Kesehatan

Agar pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasil guna dan berdaya

guna, diperlukan sumber daya manusia/tenaga kesehatan yang bermutu, cukup jumlah dan

jenisnya, serta tersebar secara adil dan merata sesuai kebutuhan dan tuntutan dan tantangan

dimasa mendatang.

2. Pelaksanaan Upaya Kesehatan

Sesuai dengan paradigma, Dinas Kesehatan dan KB Kabupaten Bintan agar

pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasilguna dan berdaya guna, diperlukan

sumber daya manusia/tenaga kesehatan yang bermutu, cukup jumlah dan jenisnya, serta tersebar

secara adil dan merata sesuai kebutuhan dan tuntutan dan tantangan dimasa mendatang.

3. Penanggulangan Kemitraan Lintas Sektor

Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan

kerjasama lintas sektor yang mantap. Demikian pula optimalisasi pembangunan berwawasan

kesehatan yang mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.

4. Pemberdayaan Masyarakat Swasta.

Dalam era reformasi yang sedang berjalan pada dewasa ini, masyarakat termasuk

swasta diharapkan berperan aktif dan berkontribusi secara nyata dalam pembangunan kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara

mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan pelayanan kesehatan

melalui pelaksanaan subsidi silang dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat ( JPKM).

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 14

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

5. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas.

Pelaksanaan Program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan akan efektif

dan efisien bila upaya pengawasan internal secara terus menerus ditingkatkan intensitas dan

kualitasnya melelui pemantapan system dan prosedur pengawasan melekat dari pimpinan kepada

bawahan dan jajarannya secara berjenjang. Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara

komprehensif dan berbasis kinerja.

3.4. Strategi

1. Meningkatkan Alokasi Pembiayaan Pembangunan Kesehatan dan Keluarga Berencana

melalui APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN serta PHLN.

2. Meningkatkan Jumlah, Jenis, Mutu dan Profesionalisme Sumber Daya Tenaga Kesehatan.

3. Meningkatkan dan Memantapkan Peranan dan Fungsi Pelayanan serta Manajemen

Kesehatan.

4. Memantapkan dan Merealisasikan Komitmen Bersama untuk Pembangunan Kesehatan

umumnya, dan secara khusus Meningkatkan Upaya Pelayanan Kesehatan dan Keluarga

Berencana Bermutu yang Merata dan Terjangkau.

3.5. Program-program Pembangunan Kesehatan

Untuk mengimpelementasikan arah kebijakan dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan tersebut, dijabarkan dalam 11 program pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan

(RPJMD) Tahun 2006 – 2010 sebagai berikut:

1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 15

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Program promosi Kesehatan dan Pemberdayaan individu, keluarga dan masyarakat

agar mampu menumbuhkan kembangkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta mengembangkan

upaya kesehatan bersumber masyarakat dengan melaksanakan kegiatan pokok :

a. Peningkatan upaya promosi kesehatan dan pengembangan media promosi

kesehatan;

b. Pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan

generasi muda.

2. Program Peningkatan Lingkungan Sehat

Program ini bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat melalui

peningkatan dan pembinaan serta penggalangan kemitraan untuk menggerakkan pembangunan

berwawasan kesehatan dengan kegiatan pokok :

a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan;

b. Peningkatan dan pemantapan penyelenggaran akselerasi desa sehat;

c. Peningkatan upaya pengawasan penyehatan makanan dan minuman;

d. Peningkatan upaya penyehatan lingkungan daerah wisata;

e. Peningkatan pembinaan dan pengembangan klinik sanitasi;

f. Peningkatan pengawasan dan pengendalian dampak pencemaran.

3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah, pemerataan, dan mutu pelayanan

kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas

Keliling, dan Bidan di Desa/Polindes.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini antara lain meliputi:

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 16

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin dan daerah terpencil di Puskesmas dan

jaringannya;

b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya

promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,

kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan pengobatan dasar.

4. Program Upaya Kesehatan Perorangan dan Rujukan.

Program bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan mutu pelayanan

kesehatan perorangan dan rujukan.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan penduduk miskin yang dirawat inap di Puskesmas;

b. Peningkatan mutu pelayanan rawat inap di Puskesmas Perawatan;

c. Peningkatan dan Pengembangan pelayanan kesehatan rujukan, kedokteran

keluarga, peran serta sektor swasta dan UKP.

5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

Tujuan program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan

akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang akan

ditanggulangi adalah malaria, DBD, TB.Paru, Diare, Polio, HIV/AIDS, Pneumonia, penyakit –

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan penyakit tidak menular dan

degeneratif yang prioritas ditanggulangi adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi darah,

diabetes mellitus, dan penyakit – penyakit lainnya.

Kegiatan pokok program ini meliputi :

a. Peningkatan imunisasi;

b. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Malaria;

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 17

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD;

d. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Filariasis;

e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC;

f. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit IMS;

g. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Diare;

h. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA/Pneumonia;

i. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta;

j. Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah/KLB;

k. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Degeneratif.

6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya

meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :

a. Peningkatan kemampuan tenaga penglola dan pelaksana program gizi di

Puskesmas dan jaringannya;

b. Penanggulangan masalah kurang energi protein (KEP), Anemia gizi besi, gangguan

akibat kurang yodium (GAKY), kurang Vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro

lainnya;

c. Penanggulangan masalah gizi lebih;

d. Peningkatan Surveilens gizi.

e. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.

7. Program Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 18

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Tujuan program ini untuk melindungi masyarakat dari penyalahgunaan pemakaian

sediaan farmasi dan alat-alat kesehatan, serta produk makanan dan minuman yang beredar di

masyarakat, sarana kefarmasian, serta pelayanan kesehatan swasta lainnya.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :

a. Peningkatan pengetahuan dan wawasan bagi produsen/pengedar

makanan/minuman;

b. Meningkatkan pengawasan peredaran dan pemakaian sediaan farmasi, obat-

obatan, obat tradisional, alat kesehatan, serta makanan dan minuman.

8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

Program ini ditujukan untuk menjamin ketersediaan obat, mutu pemerataan dan

keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan

rumah tangga dan kosmetika.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :

a. Merencanakan dan melakukan pengadaan kebutuhan obat dan perbekalan

kesehatan untuk puskesmas dan jaringannya;

b. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan.

9. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga.

Tujuan program ini adalah untuk mendukung upaya menurunkan angka kematian ibu

melahirkan, angka kematian bayi dan balita.

Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah :

a. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak (bayi);

b. Peningkatan pelayanan kesehatan balita dan anak pra sekolah;

c. Peningkatan pelayanan kesehatan remaja;

d. Peningkatan pelayanan kesehatan usia subur;

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 19

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

e. Peningkatan pelayanan kesehatan usia lanjut (Usila).

10. Program Peningkatan dan Pembinaan Sumber Daya Kesehatan.

Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung peningkatan jumlah, mutu, dan

penyebaran tenaga kesehatan serta sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan

pembangunan kesehatan.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :

a. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan;

b. Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan

tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan;

c. Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karir tenaga kesehatan dan

PNS;

d. Peningkatan, pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan;

e. Peningkatan manajemen pembangunan sarana dan prasarana kesehatan.

11. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.

Program ini ditujukan untuk mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan

kesehatan guna mendukung penyelenggaraan system kesehatan daerah dan system kesehatan

nasional.

Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :

a. Penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan;

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 20

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

b. Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan kesehatan;

c. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan ( SIK);

d. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan pra-

upaya, terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan;

e. Peningkatan dan pemantapan penataan organisasi dan kelembagaan Dinas

Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan.

3.6. Sasaran Pembangunan Kesehatan ( RPJMD 2006 – 2010 ).

1. Sasaran Program

Sasaran pembangunan kesehatan Kabupaten Bintan sampai akhir tahun 2010 adalah

meningkatnya derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui peningkatan

jangkauan/akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan prioritas pada kelompok

sasarannya yaitu masyarakat/keluarga miskin, kelompok rentan ( bayi, balita, ibu hamil, usila) dan

masyarakat di daerah terpencil, dengan sasaran program sebagai berikut :

a. Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta

Peraturan Daerah yang menunjang pembangunan kesehatan;

b. Terbentuk dan terselenggarakannya system informasi

manajemen keuangan daerah;

c. Tersedianya sarana dan prasarana upaya pelayanan

kesehatan yang memadai sesuai kebutuhan dan tuntutan pelayanan di kecamatan

sampai daerah terpencil. Rasio sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bintan

adalah :

Rasio Puskesmas dengan penduduk (1 : 15.000)

Rasio Puskesmas Pembantu dengan penduduk (1 : 1.500)

Rasio Pondok Bersalin Desa dengan penduduk (1 : 1.000)

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 21

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Rasio Posyandu dengan anak Balita (1 : 100)

d. Tersedianya sumber daya tenaga kesehatan yang bermutu, jumlah mencukupi,

komposisi sesuai kebutuhan tenaga kesehatan Kabupaten Bintan adalah :

Rasio Dokter dengan penduduk (1 : 3.000)

Rasio Perawat dengan penduduk (1 : 1.000)

Rasio Bidan dengan penduduk (1 : 1.200)

Puskesmas yang memiliki tenaga dokter (100 %)

e. Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi

secara adil dan merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya-guna.

f. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan

pengembangan serta membudayakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

g. Terselenggaranya system surveilan epidemiologi penyakit menular dan tidak menular

serta sistem kewaspadaan dini, penanggulangan kejadian luar biasa ( KLB) dan

wabah.

h. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu dan bermanfaat,

serta terjangkau oleh masyarakat.

i. Ketersediaan obat esensial-generik disarana pelayanan kesehatan 90%.

i. Cakupan pengawasan : 100 % (pada seluruh satuan

kerja di lingkungan Kantor Dinas Kesehatan dan KB, di Puskesmas, Pustu dan

Polindes).

j. Terwujudnya keluarga kecil berkualitas pada tahun

2015.

2. Sasaran Pembangunan Kesehatan ( RPJMD 2006 – 2010)

Dengan sasaran-sasaran program yang akan dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

pada tahun 2010, dan kontribusi pelaku pembangunan kesehatan lainnya , diharapkan sasaran

keluaran pembangunan kesehatan berikut ini dapat tercapai :

a. Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS menjadi 65 %;

b. Meningkatnya persentase Posyandu Purnama 80 % dan mandiri menjadi 40 %;

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 22

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

c. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah sesuai syarat kesehatan

menjadi 80 %, persentase keluarga menggunakan air bersih : 80 %, menggunakan

jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 80 %;

d. Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menjadi 80 %;

e. Sarana Air Bersih yang diawasai menjadi 80 %;

f. Jumlah institusi yang dibina menjadi 100 %;

g. Cakupan rawat jalan menjadi 15 %;

h. Cakupan persalinan yang ditolong tenga kesehatan menjadi 90 %;

i. Cakupan pelayanan antenatal ( K4) 90 %, cakupan kunjungan neonatus ( KN2)

menjadi 90 %, dan cakupan kunjungan bayi menjadi 85 %;

j. Pelayanan Kesehatan GAKIN secara Cuma-Cuma di Puskesmas dan Rumah Sakit

sebesar 100 %;

k. Cakupan rawat inap 1,5 %;

l. Puskesmas yang melaksanakan pelayanan gawat darurat : 100 %, Puskesmas

Perawatan yang melaksanakan pelayanan Obstetri dan neonatal emergensi

komprehensif 100 , dan jumlah puskesmas yang terakreditasi 100 %;

m. Desa yang mencapai Universal Child Immunization ( UCI) : 100 %;

n. Angka Case Detection Rate penyakit TB : 80 %, dan angka keberhasilan

pengeobatan TB diatas 85 %;

o. Penemuan kasus Acute Flaccid Paralysis ( AFP) : >/100.000 anak usia < 15 tahun;

p. Penderita DBD yang ditangnani : 100 %;

q. Penderita Malaria yang diobatai : 100 %.

r. Case Fatalyti Rate ( CFR) Diare pada saat KLB < 1,2 %;

s. Orang dengan HIV AIDS ( ODHA) mendapat pengobatan ART:100 %;

t. Persentase Bumil yang mendapat tablet Fe : 95 %;

u. Persentase bayi yang mendapat ASI ekklusif : 80 %;

v. Balita yang mendapat Vitamin A : 100 %;

w. Balita gizi kurang dan gizi buruk yang ditangani : 100 %;

x. Bumil KEK yang ditangani : 100 %;

y. Sekolah yang melaksanakan UKS : 100 %;

z. Cakupan peserta/akseptor KB minimal 70% PUS.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 23

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Dengan demikian diharapkan sasaran-sasaran dampak pembangunan kesehatan jangka

menengah di Kabupaten Bintan sampai dengan akhir tahun 2010 dapat dicapai , yaitu :

a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 66, 2 tahun menjadi 70,6 tahun;

b. Menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi kurang dari 26 per 1.000 kelahiran

hidup;

c. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 307 menjadi kurang dari 226 per

100.000 kelahiran hidup;

d. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi < 5,0 %; dan

e. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk menjadi ≤ 2%.

3.7. Permasahalan dan Isu Strategis

1. Pemerataan dan keterjangkauan upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana yang

bermutu belum optimal. Terutama akses pelayanan kesehatan dan keluarga berencana bagi

keluarga miskin dan daerah terpencil masih perlu mendapatkan perhatian dan penanganan

secara sungguh-sungguh. Termasuk dukungan pendaya-gunaan SDM tenaga kesehatan di

tingkat provider.

2. Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana belum

optimal. Salah satu sebabnya Sistem Informasi Kesehatan (SIK) sebagai pendukung utama

manajemen pembangunan kesehatan belum terlaksana dengan baik, berdampak pada

kurangnya dukungan informasi dan ketersediaan data yang memadai. Akibatnya sistem

perencanaan program dan kegiatan tidak optimal, yang akhirnya berpengaruh terhadap peng-

alokasian pembiayaan. Pembiayaan Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana masih relatif

kecil untuk menjalankan seluruh program dan kegiatan termasuk pembangunan sarana dan

prasarana serta fasilitas kesehatan yang berkualitas.

3. Penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita dan ibu hamil belum

terlaksana dengan baik, hal tersebut berkaitan dengan masih lemahnya pelaksanaan Sistem

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 24

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD). Akibatnya

adalah ketidak mampuan dalam merumuskan tindakan-tindakan yang bersifat antisipatif untuk

penanggulangan masalah gizi kurang dan buruk.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum membudaya di kehidupan masyarakat. Upaya

promosi kesehatan dan kampanye PHBS belum terlaksana dengan optimal, akibat dari

keterbatasan anggaran operasional serta sarana dan prasarana. Penerapan PHBS pada lima

tatanan yaitu : Tatanan Rumah tangga, Tempat-tempat umum, Sarana Kesehatan, Institusi

Pendidikan serta Tempat Kerja secara terus menerus dan berkesinambungan mestilah tetap

dilaksanakan agar membudaya dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

5. Penyakit-penyakit menular berbasis lingkungan dan berpotensi wabah masih merupakan

masalah kesehatan masyarakat, antara lain Penyakit Malaria, DBD, Diare, TB.Paru, HIV/AIDS

dan sebagainya, sementara disisi lain penyakit-penyakit tidak menular (degeneratif) cenderung meningkat. Selain itu pelaksanaan Surveilans Epidemiologi belum optimal,

Cakupan Imunisasi perlu dipertahankan, serta penanggulangan masalah kesehatan keluarga

termasuk kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, usila dan kelompok remaja/usia

sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus.

3.8. Indikator Kesehatan

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikator-indikator.

Indikator bidang kesehatan yang digunakan meliputi :

1. Indikator Derajat Kesehatan ( sebagai hasil akhir ) terdiri dari :

a. Indikator Mortalitas.

b. Indikator Morbiditas.

c. Indikator Status Gizi.

2. Indikator Hasil Antara, yang terdiri dari :

a. Indikator Kesehatan Lingkungan.

b. Indikator Perilaku Hidup.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 25

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bintan

c. Indikator Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan.

3. Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri dari :

a. Indikator Pelayanan Kesehatan.

b. Indikator Sumber Daya Kesehatan.

c. Indikator Manajemen Kesehatan.

d. Indikator kontribusi Sektor Terkait.

Profil Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2006 26