1. Sop Pelayanan Kejang Demam

download 1. Sop Pelayanan Kejang Demam

of 14

Transcript of 1. Sop Pelayanan Kejang Demam

SOP PELAYANAN KEJANG DEMAM

SOP PELAYANAN KEJANG DEMAM

I. DEFINISI:Kejang deman merupakan bangkitan kejang yang terjadi oleh karena kenaikan suhu tubuh 38C yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakraniumII. STANDAR SARANA1.Sarana Non Medis (alat bahan):a.Ruangan 3 x 4 m, dengan ventilasi dan penerangan yang cukup : 1 buahb.Bed pemeriksaan sesuai standar ( tinggi 70 cm, lebar 70 cm, panjang 2 m ) : 1 buahc.Bantal, sprei, perlak, selimut : masing-masing 1 buahd.Meja Kursi : 1 set , meja alat : 1 buahe.Lampu bohlam 18 w : 1 buahf.Kantong obat emergencyg.Bolpoint, pensil, penghapus, penggaris : masing-masing 2 buahh.Buku resep : 1 buahi.Rekam medik: 10 setj.Lembar rujukan : 10 lembark.Inform concent: 10 lembarl.Standar infus : 1 buahm.Timbangan injak : 1 buahn.Timbangan badan bayi : 1 buaho.Jam dinding dengan jarum detik : 1 buahp.Senter : 1 buahq.Wastafel dengan air mengalir : 1 buahr.Sabun (batang atau cair, yang antiseptik maupun non antiseptik)s.Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluart.Handuk / lap sekali pakai (tisu, atau kain yang dicuci setelah sekali pakai) untuk mengeringkan tanganu.Tempat sampah medikberalas plastik dan tertutup, tutup dapat di buka dengan menginjak pembuka tutup di bagian bawah tempat sampah : 1 buahv.Tempat sampahnon medik beralas plastik :1 buah2.Sarana medisa.Diazepam injeksi 2 ml : 5 ampulb.Diazepam supp 5 mg dan 10 mg : 5 buahc.Phenobarbital injeksi : 5 ampuld.Phenitoin injeksi : 5 ampule.Diazepam 2 mg tablet : 1 botolf.Parasetamol tablet : 1 botolg.Parasetamol sirup : 3 botolh.Ibuprofen 200 mg tablet : 1 botoli.Ibuprofen sirup : 3 botolj.Termometer oral : 1 buahk.Termometer rectal : 1 buahl.Infus set : 5 buahm.Abbocath no.22 dan 24 : 5 buahn.Wing needle : 5 buaho.Cairan NaCl : 5 kolfp.Cairan D 5% : 5 kolfq.Cairan RL : 5 kolfr.Spuit injeksi disposable1 cc, 2.5 cc, 3 cc dan 5 cc :masing-masing 2 buahs.Kapas : 1 toplest.Alkohol 70 % : 250 ccu.Bengkok : 2 buahv.Handscoon : 1 boxw.Reflex hammer : 1 buahx.Stetoskop : 2 buahy.Tabung O2 denganface mask: 1 buahz.Tounge spatle dengan balutan kassa steril : 3 buahaa.Kassa steril : 3 pakIII. PROSEDUR TETAP (URUTAN KEGIATAN)1.Anamnesa2.Tindakan gawat darurat segera3.Anamesa lanjutan setelah keadaan gawat darurat teratasi4.Pemeriksaan fisik5.Diagnosa6.Pemeriksaan laboratorium7.Pengobatan lanjutan8.Penyuluhan9.Kegiatan paska pelayanan10.Pencatatan dan pelaporanIV.CARA MELAKSANAKAN TIAP KEGIATAN1.Anamnesaa.Mengucap Salam: Ass atau selamat pagi / siangb.Menyapa ibu / pengantar dengan ramahsambil menatap mata klienc.Mengucapkan Apa yang bisa saya bantu ?d.Bila anak datang dalam keadaan masih kejang lakukan penanganan darurat kejang2.Tindakan gawat darurat untuk mengatasi kejanga.Meminta ibu membaringkan klien ke atas tempat tidurpemeriksaanb.Memberitahu keluarga tentang tindakan yang akan dilakukanuntuk mengatasi kejangdan membuatinform concentc.Memperbaiki sirkulasi udara ruangan dengan mempersilakan selain petugas untuk keluar ruangandan membaringkan anak terlentang di tempat tidur membuka baju anak dan meletakkan posisi leher sedikitekstensi(mendongak ke atas) dengan cara meminta bantuan petugas lain / pengantar untuk memegang dagu anakd.Memakaihandscoonpada kedua tangan petugase.Menjelaskan kepada pengantar bahwa akan dimasukanspatelke dalam mulut anak untuk mencegah gigitan pada lidah dan membaringkan anak terlentang di atas tempat tidur sambil mengambilspatellidah dan membungkusnya dengan kasa steril, lalu membuka mulut anak dengan cara menekan kedua belah pipi dan meletakanspateldi atas lidahf.Membaringkan anak di tempat tidur yang datar dengan posisi miring, kaki bagian atas ditekuk untuk mencegah bahaya tersedak ludah atau muntahang.Membebaskan jalan nafas dengan cara melonggarkan pakaianh.Menjelaskan kepada pengantar / keluarga bahwa akan dilakukan tindakan pemberian obat melalui dubur untuk mengobati kejangnya, dengan mengucapkan, Bu / pak, kami akan memasukkan obat melalui dubur anak bapak / ibu untuk mengobati kejangnya i.Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi kejangnyadengan carasebagai berikut :1).Mengambildiazepam suppositoria(dosis sebanyak 5 mg untuk BB < 10 kg atau 10 mg untuk BB > 10 kg atau 5 mg untuk anak di bawah 3 tahun dan 7,5 mg untuk anak di atas 3 tahun2).Petugas membuka celana dalam anakdengan posisi bokong anak menghadap ke petugas3).Memposisikan anak di tempat tidur yang datar dibantu oleh seorang paramedis dengan posisi miring, kaki bagian atas dibengkokkan pada bagian pangkal paha anak dan kaki bagian bawah lurus4).Membuka dubur penderita dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri sampai tampak lubang dubur5).Membersihkan dubur anak denganbetadinyang dilarutkan dengan airdengan sekali usap dari atas ke bawah6).Membuka tutup kemasandiazepam suppositoriadengan memutar tutup berlawanan arah jarum jam7).Memasukkan ujung kemasandiazepam suppositoriake dalam dubur anakdengan arah sejajar tulang belakang anak sampai seluruh leher kemasan masuk ke dalam dubur anak8).Menekan tube kemasandiazepamsuppositoriabagian luar sampai seluruh isi kemasan masuk ke dalam dubur anak9).Dandalam keadaan tube kemasan bagian luar masih tertekan mencabut tube kemasan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri merapatkan lipatan bokong anak selama beberapa saat sampaidiazepamtidak mengalir keluar10).Setelahdiazepamtidak mengalir keluar, melepaskan tangan kiri yang merapatkan lipatan bokong anakj.Apabila tidak tersediadiazepam suppositoriamaka bisa diberikandiazepam injeksisecara intravena dengan dosis 0,3 0,5 mg per kg BB, dengan cara sebagai berikut :1).Menjelaskan kepada pengantar / keluarga bahwa akan dilakukan tindakan pemberian obat melalui pembuluh darah anaknya untuk mengobati kejangnya:Bu / pak, kami akan memasukkan obat melalui pembuluh darah anak bapak / ibu untuk mengobati kejangnya 2).Menyiapkandiazepam injeksi, spuit 3 cc, kapas alkohol, tourniquet, wing needle ukuran 20 atau 24 atau 26 ( sesuai dengan besar kecilnya vena )3).Mengambildiazepam injeksikemudian mematahkan leher ampulnya lalu dihisap dengan spuit 3 cc, mengeluarkan gelembung udara dari dalam spuit dengan cara menghadapkan jarum spuit ke atas lalu piston di tarik ke bawah kemudian didorong ke atas sehingga semua udara keluar dari spuit4).Mencari vena anak yang paling tampak jelas pada tangan atau kaki5).Setelah menemukan pembuluh darah vena dipasangtourniquetdi atas lokasi vena510 cm (tergantung usia anak)6).Melakukan desinfeksi lokasi yang akan di pasangwing needledengan cara mengusapkan kapas alkohol, melingkar dari dalam ke luar7).Membuka penutupwing needlelalu menusukkannya ke pembuluh darah vena yang telah dipilih dengan lubang jarum menghadap ke atas8).Mengamati apakah tampak darah mengalir keluar dariwing needle, apabila tidak keluar darah dariwing needlemaka dilakukan pemasanganwing needledi bagian pembuluh darah vena yang lain, apabila sudah keluar darahnya makawing needledi tutup kembali.9).Segera membuka kembalitourniquet10).Memfiksasiwing needleke tangan anak dengan plesterdengan cara melekatkan plester di bataswing needleyang masuk ke dalam venak.Menunggu selama 5 menit sambil memastikan jalan napas tidak tersumbatl.Memberikan oksigen melaluiface mask2 ml/menitm.Menurunkan suhu tubuh dengan melepaskan pakaian anak lalu mengompres memakai air biasa atau hangat,dengancara :1).Mengisi air dalam waskom kemudian mencelupkan handuk ke dalam waskom lalu di peras2).Mengompreskan handuk basah di seluruh tubuh terutama pelipatan ketiak kanan-kiri, pelipatan paha dan dahi3).Memberikanantipiretik parasetamolsirupdosis 10 15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali sehari atau obat antipiretik lain seperti ibuprofen dosis 5 20 mg/kgBB/kali, 3 4 kali sehari, bila anak sudah tidak kejang.n.Mengawasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit, melihat ada tidaknya tarikan dinding dada, melihat ada tidaknya pernafasan cuping hidungo.Apabila kejang teratasi maka dilanjutkan pemberian fenobarbitalsecara IV langsung setelah kejang berhenti dengan dosis awal :1).bayi 1 bln - 1 thn: 50 mg2).> 1 tahun: 75 mgDilanjutkan dengandosis rumatan diberikan 4 jam kemudian :1).2 hari pertama 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis2).Hari berikutnya 4-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosisp.Apabila kejang belum teratasi maka ulangi pemberiandiazepam perektalatau IV seperti prosedur sebelumnyaq.Menunggu selama 5 menit sambil diulangi observasi pada point 3 di atasr.Apabila kejang belum teratasi jugamaka diberikan phenitoin dosis awal 10 20 mg/kgBB IV secara pelan-pelan 1 mg/kgBB/menits.Apabila kejang berhenti dengan phenitoin maka dilanjutkan pemberian phenitoin dengan dosis 4 8 mg/kgBB/hari,12 24 jam setelah dosis awalt.Apabila kejang tidak teratasi dengan pemberian phenitoin,merujuk rumah sakitdengan cara :1).Membuatkan surat rujukan ke RS sambil memberitahukan kepada keluarga penderita bahwa anak akan di rujuk ke rumah sakit oleh karena pertolongan pertama yang dilakukan di puskesmas belum berhasil: Bu / pak, anak bapak / ibu harus dirujuk ke RS..............., karena keadaannya semakin memburuk dan untuk menanganinya dibutuhkan peralatan serta obat-obatan yang belum tersedia disini, apakah bapak / ibu setuju? Bila setuju, kami akan membuatkan surat rujukan ke RS yang dituju.Anak bapak / ibu akan kami antarkan ke RS dengan menggunakan pusling2).Memasang infus NaCl dengan cara :a).Menyiapkan cairan NaCl dan infus set kemudian robek pembungkus infus set dan buka penutup NaCl lalu tusukkan infus set ke ujung botol cairan dalam posisi tegak lurus lalu kaitkan cairan ke tiang infusb).Membuka klem infus dengan memutar rel klem ke arah bawah secara perlahan agar cairan masuk ke dalam slang infus sementara ujung slang infus di pegang dengan tangan yang lain sehingga cairan infus keluar kemudian memutar rel klem ke atas agar cairan tidak lagi keluarc).Memasang ujung slang infus pada ujungwing needled).Mengatur tetesan cairan :1.BB 10 kg pertama4ml/kgBB/jam2.BB 10 kg kedua 2ml/kgBB/jam3.BB 10 kg selanjutnya 1ml/kgBB/jamMisalnyaberat badan 15 kg maka kebutuhan cairan rumatan adalah (10x4) + (5x2) = 40+10 = 50 ml/jam3.Anamnesa lanjutan setelah kejang teratasia.Memberikan penjelasandengan ramah dan sabar sambil menatap mata pengantarbahwa akan diajukan beberapa pertanyaan tentang anaknya dan data keluarga1).Bila ini kunjungan yang pertama, maka tanyakan :a).Nama, umur, jenis kelamin anakb).Alamatc).Riwayat imunisasi : sudah pernah mendapat imunisasi jenis apa saja (atau bila membawa buku KIA, lihat pencatatan tentang imunisasi dalam buku KIA)2).Menanyakan identitas orang tua :a).Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama ayahb).Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama ibu3).Menanyakan riwayat penyakit sekarang :a).Mulai kapan kejang ?b).Berapa lama kejang ?c).Berapa kali kejang ?d).Sifat kejang umum atau lokal ?e).Jarak waktu antara bangkitan kejang pertama dengan timbulnya panasf).Apakah sebelumnya pernah kejang ? Bila ya, kapan terjadi kejang sebelumnya dan berapa kali ?g).Apakah disertai panas ? Bila ya perlu ditanyakan :Kapan mulai panas dan berapa lama ?Sifat panas ( terus menerus atau naik turun ) ?Panas mendadak atau berangsur-angsur ?h).Apakah ada batuk ? Bila ya perlu ditanyakan :Kapan mulai batuk dan berapa lama ?Batuk berdahak atau tidak ?Bila ya, apa warna dahaknya ( putih, kuning, kehijauan, bercampur darah segar / kecoklatan ) ?Apakah batuknya terus menerus atau pada waktu tertentu, kapan ?i).Apakah disertai sesak ? Bila ya :Apakah ada ngik - ngik (mengi) ?Apakah ada nggrok - nggrok ( nafas berbunyi kasar ) ?Apakah sesaknya terus menerus atau pada waktu tertentu, kapan ?j).Apakah cuping hidung anak pada waktu bernafas kembang kempis ?k).Apakah pada waktu menarik nafas dinding dada tertarik ke dalam ?l).Apakah ada mencret ? Bila ya perlu ditanyakan :Berapa lama terjadi mencret ?Berapa kali terjadi mencret ?Apakah beraknya cair seperti air tajin atau lembek ?Apakah berlendir ?Apakah ada darah ?Apakah bercampur darah ?Apakah warnanya kehitaman atau merah segar ?m).Apakah sebelum berak anak menangis keras ?n).Apakah anak minta minum terus ?o).Berapa kali dalam sehari anak BAK ?p).Apakah ada muntah ? Bila ya, perlu ditanyakan :Berapa kali muntahnya dan seberapa banyak ?Apakahmuntah bercampurdarah?Apakah warnanya merah segar atau seperti kopi ?q).Apakah anak mengalami mimisan ?r).Apakah dahulu anak pernah mengalami penyakit seperti ini ?s).Apakah anak dahulu pernah menderita penyakit ? sebutkan ...........4).Menanyakan tentang riwayat penyakit pada keluarga :a).Apakah ada riwayat kejang dalam keluarga ?b).Apakah keluarga atau tetangga ada yang sakit Demam Berdarah, Malaria, Diare beberapa hari ini ?5).Mencatat semua jawaban yang dikatakan oleh ibu pada kartu status pasien dan menanyakan kepada ibu apakah masih ada yang perlu disampaikan. Bu, apakah masih ada yang ingin ibu tambahkan mengenai penyakit anak ibu ? 6).Bila sudah tidak ada, berikan penjelasan pada ibu / keluarganya bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik pada anaknya yang sakit.4.Pemeriksaan fisika.Mengukur berat badan anak1).Menimbang bayi dengan timbangan bayi dan anak > 2 tahun dengan timbangandewasa2).Memberi tahu ibu tujuan menimbang berat badan, yaitu untuk menentukan jumlah dosis obat yang akan diberikan pada anak3).Meminta ibu menggendong anaknya dan membawa ke alat timbang4).Mempersilahkan ibu melepas sepatu / sandalnya serta meletakkan barang bawaannya.5).Memastikan jarum alat timbang di titik nol. Bila belum dititik nol, dilakukan penyesuaian sampai jarum berada di titik nol6).Mempersilahkan ibu naik ke atas timbangan7).Melihatjarum penunjuk dengan tegak lurus terhadap jarum (bukan dari samping )8).Menentukan berat badan ibu sesuai skala yang ditunjukkan jarum dan mencatat hasilnya9).Meminta ibu meletakkan anaknya di tempat tidur lalu menimbang kembali ibu tanpa menggendong anakna10).Mencatat hasilnya. Hasil ahir = hasil menimbang I hasil menimbangII11).Memberitahu ibu / pengantar hasilnya12).Mempersilahkan ibu untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahuinya lebih lanjutb.Menghitung frekwensi nadi dalam 1 menit dengan cara palpasi padaarteri radialis1).Memberitahu ibu / pengantarakan diukur frekwensi nadi dan pernapasan anak2).Membaringkan anak dalam posisi disebelah kanan pemeriksa3).Memegang tangan kanan anak dengan tangan kanan4).Meraba pada bagian pergelangan tangan anak bagian luar dengan jari telunjuk dan jari tegah5).Menghitung denyut nadi dengan menggunakanstopwatch/ jam berdetik selama 1 menit , mencatat hasil nya6).Menghitung naik turun dada anak dalam 1 menit ( 1 x naik dan 1 x turun dihitung 1x nafas)7).Mencatat hasilnya8).Memberiahu ibu / pengantar tentanghasilnya9).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjutc.Pemeriksaan daerah muka1).Memberitahu pasien dan menjelaskan maksud pemeriksaan bahwa pasien akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda anemia, kuning, kelelahan, maupaun gangguan pencernaan yang ditemukan di sekitar wajah2).Memeriksa kulit muka ada oedema/tidak, pucat / tidak3).Memeriksa selaput lender kelopak mata dengan cara :a).Ibu jari pemeriksa diletakkan di kelopak mata bagian bawah anak lalu ditekan secara lembut ke bawah , berwarna merah / merah muda / pucatb).Memeriksascleraanak dengan cara ibu jari tangan kanan pemeriksa diletakkan di kelopak mata bagian atas anak lalu ditekan secara lembut ke atas sambil anak diminta melihat ke bawah, melihat apa berwana kuning / putih4).Memeriksa apakah mata tampak cekung5).Memperhatikan bibir anak apakah pucat/pecah-pecah6).Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahu ibu / pengantar hasil pemeriksaan7).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjutd.Pemeriksaan rongga hidung1).Memberitahu pasien dan menjelaskan maksud pemeriksaan bahwa pasien akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada kelainan pada rongga hidung anak2).Mendorong ujung hidung anak dengan jari telunjuk pemeriksa ke arah atas3).Memeriksaconchahidung kemerahan / tidak, tomor rongga hidung / tidak, mimisan / tidak4).Mencatat hasi pemeriksaan dan memberitahukan ibu hasilnya5).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjute.Pemeriksaan rongga mulut1).Mempersiapkantongue spateldan senter2).Memberitahu ibu / pengantar anak akan diperiksa rongga mulutnya untuk mengetahui adakah kelainan di rongga mulut3).Meminta anak membuka mulut dan memeriksa gigi apakah ada lubang / caries, nafas berbau / tidak4).Memeriksa lidah anak : tampak kotor / tidak, warna merah / pucat, ada bercak putih / tidak5).Tangan kiri pemeriksa memegang senter, menyalakannya dan mengarahkan ke mulut anak sementara tangan kanan memegangtongue spatel, memasukkannya ke dalam mulut anak dan mendorong lidah anak ke bawah secara lembut6).Memeriksamukosa pharingadakah kemerahan/tidak, adakah pembesarantonsil, adakah dahak yang menutupfaring, adakah benda asing7).Mencatat hasi pemeriksaan dan memberitahukan ibu hasilnya8).Mempersilahkan ibu/pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjutf.Pemeriksaan telinga1).Membeitahu ibu / pengantar , anak akan diperiksa telinganya untuk mengetahui adakah kelainan pada telinganya2).Meminta ibu duduk dan memangku anaknya menghadap ke samping kiri ibu3).Pemeriksa duduk di depan ibu, tangan kiri membuka daun telinga kanan anak sementara tangan kanan memegang senter, menekan tombol senter dan mengarahkannya ke lubang telinga kanan anak4).Melihat adakah sekret, warna sekret, telinga tertutup sekret/tomor, tanda infeksi, keadaan gendang telinga: utuh/robek5).Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan ke ibu / pengantar hasilnya6).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjutg.Pemeriksaan kepala1).Memberitahu Ibu / pengantar,anak akan diperiksa kepalanya untuk mengetahui adakah kelainan pada kepalanya2).Memakaihandscoonsebelum melakukan pemeriksaan kepala3).Memeriksa bentuk kepala apakah bulat / lonjong, besar / kecil, simetris / tidak4).Menyisihkan rambut untuk memperhatikan kulit kepala apakah ada luka / tidak5).Bersih / kotor,ada ketombe / tidak6).Melakukan penarikan ringan pada rambut apakah rontok / tidak, pecah pecah / tidak7).Meraba ubun ubun apakah cekung / datar / cembung8).Merotasikanujung jari jari ke bawah dari garis tengah kulit kepala kemudian ke sisi samping kepala dan memperhatikan apakah ada nodul , tumor .9).Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan ke ibu / pengantar hasilnya10).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjuth.Pemeriksaan leher1).Memberitahu ibu / pengantar akan dilakukan pemeriksaan leher untuk mengetahui adakah kelainan di leher2).Anak dalam posisi tidur terlentang, ibu / pengantar diminta untuk mendongakkan kepala anak sementara pemeriksa melihat dan merabatracheaanak apakah ditengah / terdorong ke kanan / ke kiri3).Meraba daerahsubmandibularkanan dan kiri,sekitara carotiskanan dan kiri serta daerahsupra claviculerkanan dan kiri, apakah teraba benjolan4).Kepala anak diposisikan membentuk sudut 45 dari badan , dilihat adanya pembengkakanvena jugulariskanan dan kiri5).Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan ke ibu / pengantar hasilnya6).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjuti.Menghitung frekwensi pernapasan1).Memberitahu ibu / pengantar akan dilakukan penghitungan frekwensi nafas2).Mempersiapkantimer, memegangtimerdengan tangan sebelah kiri3).Memperhatikan naik turun dada anak, bersamaan dengan memencet tomboltimermulai menghitung nafas anak, satu kali gerakan naik turun dihitung satu kali nafasj.Pemeriksaan Paru1).Memberitahu ibu / pengantar akan dilakukan pemeriksaan dada untuk mengetahui kelaianan pada dada2).Meminta ibu untuk membuka baju anak dan membaringkan anak pada posisi terlentang3).Memperhatikan bentuk dada anak, apakah normal, dada seperti burung, seperti tabung,funnel chest4).Mengamati pernafasan apakah ada tarikan dinding dada ke dalam yaitu dinding dada bagian bawah / rusuk terbawah masuk ke dalam ketika anak menarik nafas dan terlihat jelas serta berlangsung setiap menarik nafas5).Menempelkan jari tangan kiri pemeriksa pada celah intercosta sementara jari tangan kanan mengetuk jari tengah kiri serta membandingkan antara permukaanthoraxkanan dan kiri6).Mendengarkan suara ketukan apakah terdengar sonor, pekak, timpani7).Mendengarkan suara nafas dengan cara meletakkan bagiandiafragma stethoscopepada bagian atas ke bawah paru-paru serta membandingkan antara paru-paru kanan dan kiri8).Mendengarkanadakah suara tambahan :a).ralesyaitu bunyi merintik halusb).ronchiyaitu nada rendah dan sangat kasar terdengar pada saatinspirasidanexspirasic).wheezingyaitu bunyi ngi.k/ngik terdengar pada saatexspirasid).pleural friction rubyaitu bunyi yang terdengar kering seperti suara gesekan amplas pada kayu kering9).Mencatat hasil pemeriksaan dan memberitahukan kepada ibu / pengantar hasilnya10).Mempersilahkan ibu / pengantar untuk menanyakan hal-hal yang perlu diketahui lebih lanjutk.Pemeriksaan jantung1).Mendengarkan bunyi jantung I dengan meletakkandiafragma stethoscopepada ICS IVlinea sternaliskiri dan ICS Vlinea mid clavikula2).Mendengarkan bunyi jantung II pada ICS IIlineasternaliskanan dan ICS IIlinea sternaliskiri atau ICS IIIlinea sternaliskanan3).Mendengarkan bunyi jantung III pada daerahapex cordis4).Mendengarkan suara murmur, ada / tidakl.Pemeriksaan tanda tanda rangsangan selaput otak/meningeal sign:1).Memberi tahu ibu / pengantar akan dilakukan pemeriksaan rangsangan selaput otak pada anaknya2).Membaringkan penderita posisi terlentang dan mengamati apakah penderita muntah / tidak3).Mengamati apakah penderita kejang / tidak , bila ya sifat kejang lokal / keseluruhan4).Memeriksa kaku kuduk dengan cara : meletakkan telapak tangan kiri di bawah leher anak, secara perlahan menekuk kepala anak ke arah dagu sambil memperhatikan adakah penahanan atau tidak, kaku kuduk + bila ada penahanan5).Memeriksa tandaLasequedngan cara : anak dibaringkan posisi telentang dengan kedua kaki lurus, salah satu kaki di angkat ke atas( fleksi pada sendi panggul) sampai mencapai sudut 70 , tandaLaseque+ bila ada tahanan / rasa sakit sebelum mencapai sudut 706).Memeriksa tandaKernigdengan cara : anak dibaringkan posisi terlentang, salah satu kaki difleksikan pada sendi panggul 90 dan sendi lutut juga dalam keadaan fleksi, secara perlahan mengekstensikan sendi lutut ke arah atas.TandaKernig+ bila ada tahanan / rasa nyeri sebelum mencapai sudut 135m.Melakukan pengukuran suhu tubuh melaluirectal1).Mengambilthermometer rectal2).Membersihkan thermometer dengan kapas alcohol3).Menjelaskan pada ibu maksud dan cara pengukuran suhu yang akan dilakukan yaitu untuk mengetahui suhu badan anaknya4).Sebelum dipakai permukaan air raksa pada thermometer diturunkan sampai kurang lebih 34 C dengan cara mengibas ngibaskan thermometer5).Suhurectumdiukur dengan thermometer yang ujung besinya diolesi denganvaselin6).Momposisikan anak dalam posisi tidur miring dengan lutut kaki bagian atas sedikit dibengkokkan7).Memasukkan thermometer ke dalam anus dengan arah sejajarcollumna vertebralissampai reservoir air raksa berada dibelakangsphincter ani8).Merapatkan lipatan bokong anak9).Menunggu selama 3 menit10).Memberi tahu Ibu/ pengantar hasil pengukurannya11).Mempersilahkan ibu untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui lebih lanjut.5.Penegakan diagnosaBila terdapat gejala kejang yang terjadi kurang dari 15 menit disertai demam dengan suhu rectal di atas 38C pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, maka diagnosa DEMAM KEJANGdan bila ditemukan kelainan pada rongga mulut (misalnya radang kerongkongan atau amandel) maka diagnose RADANG KERONGKONGAN/RADANG AMANDEL disertai Kejang Demam6.Pengobatana.Segera menghilangkan kejang (lihat atas,penanganan darurat kejang)b.Obat lini pertama untuk kejang demam adalah diazepam dengan pemberian terbaik secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit dengan dosis maksimal 20 mgc.Jika pemberian intravena tidak memungkinkan maka diazepam rektal dapat diberikan. Dosis yang diberikan sebanyak 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg. Jika lebih dari 10 kg maka diberikan dengan dosis 10 mg. Dosis lain untuk diazepam rektal 5 mg untuk anak di bawah 3 tahun dan 7,5 mg untuk di atas 3 tahund.Dosis ulangan dapat diberikan jika kejang belum teratasi dengan cara dan dosis yang sama dalam interval waktu 5 menit. Bila kejang tetap belum berhenti, diberikan obat lain yaitu fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali. Jika kejang teratasi pemberian fenitoin tetap dilanjutkan dengan dosis 4-8 mg/kg/hari dimulai 12 jam setelah dosis awale.Akan tetapi, jika kejang belum juga berhenti maka berikan antikonvulsan lain seperti fenobarbital secara intravena 10-20 mg/kg dan pasien harus dirawat di ruang intensif.f.Apabila kejang berlangsung lebih dari 30 menit dapat diberikan kortikosteroid untuk mencegah oedem otak dengan menggunakan cortisone 20-30 mg/kgBB atau dexametason 0,5-0,6 mg/kgBBg.Jika kejang teratasi pemberian fenitoin tetap dilanjutkan dengan dosis 4-8 mg/kg/hari dimulai 12 jam setelah dosis awalh.Akan tetapi, jika kejang belum juga berhenti maka berikan antikonvulsan lain seperti fenobarbital secara intravena 10-20 mg/kg. Kemudian, jika kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruang intensif dengan thiopentone dan alat bantu pernapasani.Penanganandemam :1).Buka pakaian anak, celupkan kain / handuk bersih kedalam air hangat, lalu peras dengan pelan, lalu kompreskan pada badan anak, di bagian ketiak, dada, pelipatan paha.2).Pemberian antipiretika (asetaminofen/parasetamol)dosis 10-15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Obat antipiretik lain seperti ibuprofen dapat diberikan dengan dosis 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.Kemasan berupa sirup 60 ml lebih amanj.Antibiotik diberikan setelah hasil pemeriksaan laboratorium diketahui, berikan antibiotik sesuai kausalk.Pengobatan rumatan hanya diberikan bila kejang demam kejang demam lebih dari 15 menit, kejang demam fokal, dan adanya riwayat epilepsi. Dipertimbangkan pengobatan rumatan bila kejang demam pertama pada umur di bawah 12 bulan, kejang berulang dalam 24 jam, dan kejang demam lebih dari 3 kali dalam setahunl.Asam valproat saat ini merupakan obat lini pertama untuk menurunkanrisiko berulangnya kejang. Dosis yang diberikan 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3dosis. Akan tetapi, efek samping hepatotoksis dapat terjadi terutama pada anak dibawah 2 tahun. Obat lain seperti fenobarbital dapat diberikan dengan dosis 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis.7.Pemeriksaan laboratoriuma.Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui lebih pasti penyebab kejang dan demam pada anaknyab.Lakukan pengambilan darah vena lalu buat surat permintaan pemeriksaan laboratorium yaitu darah lengkap, urine lengkap, hapusan darahc.Lalukan pemeriksaan pungsi lumbald.Pemeriksaan Elektroencephalogram (EEG) dilakukan 10 sampai 14 hari setelah bebas panas8.Penyuluhana.Menjelaskan kepada ibu / pengantar apabila ada tanda-tanda yang semakin parah ( kejang berulang, panas terus menerus ) maka segera membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.b. Bu/pak, bila nanti terjadi gejala kejang-kejang lagi, panas terus menerus atau gejala lain dan semakin memburuk keadaannya maka ibu harus segera membawa anak ibu ke tempat pelayanan yang terdekat dengan rumah ibu c. Apabila tidak terjadi apa-apa maka tolong anaknya dibawa untuk kontrol ke sini setelah 3 hari kemudiand.Apakah masih ada yang perlu ditanyakan?, kalo tidak ada terima kasih, semoga anak ibu / bapak cepat sehat kembali9.Kegiatan paska pelayanana.Merapikan dan bersihkan alat dan bahan medis setelah dipakaib.Membersihkan ruanganc.Mencucitangand.Mensterilkan peralatan medis yang telah digunakane.Mengumpulkan sampah medis pada tempat sampah medis basah dan keringf.Mengumpulkansampah non medis pada tempat sampah non medis10.Pencatatan dan pelaporana.Mengisi register kunjunganb.Entri data dalam komputer (SIMPUS)c.Membuat laporan yang diperlukan oleh Dinas Kesehatan Kabupatend.Mengirim laporan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya DAFTAR PUSTAKA Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.(2006).Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam.Knudsen FU.Rectal Administration of Diazepamin Solution in The Acute Treatment of Convulsion in Infants and Children.Soetomenggolo TS. (1999).Buku Ajar Neurologi Anak.Fukuyama Y, dkk.Practical Guidelines for Fhysician in The Management of Febrile Seizures.Depkes RI.Prosedur Perawatan Dasar.