1. Sederhana Dan Dermawan

download 1. Sederhana Dan Dermawan

of 4

Transcript of 1. Sederhana Dan Dermawan

  • 8/14/2019 1. Sederhana Dan Dermawan

    1/4

    Sederhana dan Dermawan

    Sederhana dan Dermawan

    Oleh : H.Masoed Abidin

    Firman Allah ;Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu

    pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkan karena itu kamu

    menjadi tercela dan menyesal (Q.S. Al Israa: 29). Islam mengajarkan

    sikap pertengahan (sederhana) dalam segala perkara, termasuk dalam hal

    membelanjakan harta yang dimiliki dengan tidak boros berlebihan dan

    tidak pula kikir cekil kedekut.

    Harta dalam pandangan Islam adalah karunia Allah yang harusdisyukuri dan menjadi amanah Allah yang wajib dipelihara. Pada

    hakikinya, harta kekayaan dan selluruh nikmat yang ada pada kita adalah

    semata karunia Allah yang dipercayakan kepada manusia untuk mengurus

    dan mengembangkannya. Allah SWT telah memberikan petunjuk dalam

    hal pencarian, penumpukan, penggunaan bahkan pemanfaatan dari harta

    ini. Berkaitan dengan upaya mendapatkannya mesti dengan cara yang

    halal, yakni sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh agama Islam

    (Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW). Upaya mengembangkan harta,

    kiat membelanjakan, cara menyalurkannya dan kaedah mewariskannya

    diatur dengan pedoman hidayah Allah SWT dalam Alquran yang

    diturunkan di dalam bulan suci Ramadhan ini.

    Boleh jadi manusia telah berusaha mengumpulkan harta dari cara-

    cara yang halal, akan tetapi setelah itu dia menjadi kikir cekil kedekut di

    dalam memenuhi hak hidupnya, bakhil membelanjakan untuk hal-hal yang

    diridhai Allah. Boleh jadi pula manusia didalam menggunakan hartanyatelah melakukan hal yang bertolak belakang, melanggar perintah Allah

    SWT yang menganugerahkan harta itu, atau dia telah menghambur-

    hamburkan hartanya kesana kemari tanpa ada manfaat secara syari

    maupun insani. Hal seperti ini tidaklah disukai oleh ajaran agama yang

    hanif, yakni Islam. Manakala seseorang pemilik harta selalu berupaya

    hidup sederhana, tidak bakhil, tidak pula kikir, dan tidak boros serta tidak

    pula hidup dengan berlebih-lebihan, maka keadaan seperti itu akan

    menjadi penilaian bagi dirinya bahkan menjadi pertanda (dalail) akan

    kedalaman pengetahuan dan cahaya ilmu yang dipunyainya. Seorang

    H.Masoed Abidin, Padek - 1426 H 1

  • 8/14/2019 1. Sederhana Dan Dermawan

    2/4

    Sederhana dan Dermawan

    yang memilikin kedalam berfikir dalam hidupnya, senantiasa akan

    berjalan di tengah (bahasa Minangnya manangah tulang puangguang).

    Sebaik-baik urusan adalah pertengahan (khaira al umuur awshatuha).

    Islam meminta ummat Muslim untuk menafkahkan sebagian dari

    harta mereka. Isalam tidak menuntut ummatnya untuk menginfaqkan

    atau menafkahkan semua harta yang di miliki, sehingga dia tidak memiliki

    lagi apapun untuk keperluan dirinya.Sungguhpun dia sangat yakin bahwa

    Allah akan tetap memberinya sesuatu. Lihatlah ajaran syariat, ketika

    Allah mewajibkan manusia untuk mengeluarkan zakat, maka zakat yang

    dikeluarkan itu hanya beberapa persen saja dari harta yang dimiliki, dan

    tidak membebankan mereka dengan jumlah yang terlalu banyak. Karena

    itulah, hamba Allah yang terpuji selalu berada sangat jauh dari sifat kikirdan bakhil. Hamba-hamba Allah yang pemurah itu, mempunyai sifat yang

    dermawan, dan tidak boros dalam membelanjakan hartanya. Inilah satu

    hikmah besar dalam mengakhiri shaum Ramadhan setelah sebulan penuh,

    ditutup denganzakat fithrah

    Sementara orang-orang yang kikir sangat erat menggenggam

    hartanya, tak setetespun yang mengalir. Sikap seperti ini sangat dimurkai

    Allah. Mereka yang kikir seakan hidup dalam filosofi bahwa yang ada

    padanya sekarang ini mutlak miliknya, karena diperoleh dengan usahanya

    sendiri. Kebakhilan menjadikannya lupa akan kewajiban yang telah

    diperintahkan Allah kepadanya bertalian hartanya. Kekikiran

    menjadikannya enggan membelanjakan hartanya pada jalan Allah, malas

    berinfaq, kikir bersedekah, bahkan mereka tidak mau mengeluarkan

    zakat. Allah SWT mengancam mereka yang bakhil dan kikir dengan azab

    api neraka yang dahsyat. . Dan orang-orang yang menyimpan emas

    dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan Allah (fi sabilillah), maka

    beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa

    yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam beraka

    H.Masoed Abidin, Padek - 1426 H 2

  • 8/14/2019 1. Sederhana Dan Dermawan

    3/4

    Sederhana dan Dermawan

    jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung

    merela (lalu dikatakan) kepada mereka; Inilah harta bendamu yang

    kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat

    dari) apa yang kamu dimpan itu.(QS. surat At Taubah ayat 34-35:).

    Rasullah SAW memperingatkan ummatnya agar menjauhi sifat kikir,

    karena akan mengakibatkan manusia saling benci, putus hubungan

    kekeluargaan dan persaudaraan, timbul kesenjangan, jurang pemisah

    antara si miskin dan si kaya, bahkan bisa terjadi saling menumpahkan

    darah. Sikap kikir inilah diantara yang mesti dibuang habis dalam kita

    melakukan ibadah Ramadhan.

    Rasulullah SAW mencontohkan betapa beliau mengamalkan sikap

    pemurah dan dermawan dalam Ramadhan ini, seperti mudahnya angin

    berembus. Allah SWT telah menggambarkan kepada kita tentang suatu

    masyarakat yang kehidupannya penuh dengan persaudaraan dan kasih

    sayang di antara mereka. Solidaritas mereka sangat kuat, yang kaya suka

    memperhatikan yang miskin, dan yang mampu akan membantu yang

    lemah. Itulah masyarakat Madani yang Islami yang telah dibangun oleh

    Rasulullah SAW di Madinah al Munawwarah. Ikatan persaudaraan mereka

    kuat sekali, sebagaimana kuatnya ikatan muakh-khah antara Anshar dan

    kaum Muhajirin.

    Masyarakat kita di Ranah Minang Sumatera Barat, sejak lama telah

    memiliki keperibadian seperti itu. Interaksi sosial masyarakat kita

    dibangun oleh kekerabatan adat dan syariat, sehingga anggota

    masyarakatnya dibentuk menjadi orang-orang yang jauh dari sifat kikir.

    Gotong royong, barek sa pikue ringan sa jinjiang, singkek uleh ma uleh,

    kurang tukuak ma nukuak, adalah di antara ungkapan yang

    menggambarkan prilaku interaksi di tengah kehidupan bermasyarakat di

    ranah bundo ini. Masyarakat seperti itu lahir di antaranya oleh ibadah

    shaum Ramadhan, seperti di sabdakan oleh Rasulullah SAW, barang siapa

    yang mau memberikan perbukaan kepada orang yang berpuasa disaat

    iftharnya telah datang, walau hanya dengan seteguk air ataupun sebutir

    korma (bagi kita mungkin sebuah pisang), niscaya Allah akan beri pahala

    dia sebesar pahala puasa orang yang berpuasa itu. Ementara orang yang

    H.Masoed Abidin, Padek - 1426 H 3

  • 8/14/2019 1. Sederhana Dan Dermawan

    4/4

    Sederhana dan Dermawan

    berpuasa, yang diberi perbukaan dengan segala kesantunan karena Allah

    ihi, tidak perlu takuit akan berkurang pula pahalanya. Bukankah di nagari-

    nagari, hingga kini, masih terbiasa kita mengantarkan pabukoan, baik

    kerumah sanak famili, mertua bahkan ke surau tempat mengaji.

    Demikianlah sikap pemurah yang lahir dari ibadah shaum Ramadhan,

    semata mengharap redha Allah saja, dan mereka itulah orang-orang yang

    mendapatkan keberuntungan dari Allah SWT.

    Marilah kita hayati dan renungkan firman Allah dalam hadits Qudsi

    seperti yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi yang bersumber dari Abu

    Hurairah r.a: yang artinya, Wahai anak Adam! Jika engkau mendermakan

    kelebihan hartamu, maka kebaikanlah bagimu. Tetapi sekiranya engkau

    menggenggamkan tanganmu (karena kikir), maka keburukanlah bagimu.Engkau tidak akan dicela (oleh Allah) atas kehidupan yang pas-pasan

    (tidak berkelebihan tapi qanaah selalu puas dengan apa yang ada), dan

    mulailah (menafkahkan harta) dengan orang yang engkau tanggung

    (dengan memberikan nafkah belanja seadanya). Dan tangan di atas

    (memberi) lebih baik dari tangan di bawah (meminta).

    Sikap dermawan, bukanlah perangai berlebih-lebihan. Sikap

    pemurah dicontohkan oleh Rasul sebagai seorang yang sedang

    memegang salah satu dari ranting pohon sorga, yang kemudian

    menariknya masuk kedalam sorga itu. Pemurah dan dermawan adalah

    tidak membelanjakan hartanya dalam kedurhakaan kepada Allah. Seorang

    yang dermawan sangat yakin bahwa setiap harta yang ia nafkahkan di

    jalan Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik dan

    yang lebih banyak, baik ketika di dunia, ataupun di akhirat kelak. Selamat

    menunaikan ibadah shaum Ramadhan.Allahu Alam bi as Shawab

    H.Masoed Abidin, Padek - 1426 H 4