1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

36
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIOREMEDIASI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR TAHU MENGGUNAKAN FUNGI Aspergillus sp. DAN Penicillium sp. BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Disuslkan Oleh : Evi Selvia (J1C111042/2011) Rezky Rahmayanti (J1C111043/2011) Ana Fatmasari (J1C111203/2011) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2013

Transcript of 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

Page 1: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIOREMEDIASI KANDUNGAN BAHAN ORGANIK LIMBAH CAIR

TAHU MENGGUNAKAN FUNGI Aspergillus sp. DAN Penicillium sp.

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENELITIAN

Disuslkan Oleh :

Evi Selvia (J1C111042/2011)

Rezky Rahmayanti (J1C111043/2011)

Ana Fatmasari (J1C111203/2011)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2013

Page 2: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

ii

PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Bioremediasi Kandungan Bahan Organik

Limbah Cair Tahu Menggunakan Fungi

Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp.

2. Bidang Kegiatan : PKM-P

3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Ana Fatmasari

b. NIM : J1C111203/2011

c. Jurusan : MIPA/Biologi

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Lambung Mangkurat

e. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Jl. Lintas Kalimantan, Km. 1 Desa Maluen

Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas

Kalimantan Tengah

HP : 085251429334

f. Alamat email : [email protected]

4.Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 (dua) orang

5. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap & Gelar : Witiyasti Imaningsih, S.Si.,M.Si

b. NIP : 19820413200501 2 001

c. No. Telp./HP : 081348168106

6. Biaya Kegiatan Total :

a. Dikti : Rp. 13.707.000,-

(tiga belas juta tujuh ratus tujuh ribu rupiah)

b. Sumber lain : ,-

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Tiga (3) bulan

Banjarbaru, 22 Mei 2014

Menyetujui

Ketua Program Studi, Ketua Pelaksana,

(Dr.Ir. Badruzsaufari, M.Sc) (Ana Fatmasari)

NIP 19640520 199103 1 002 NIM J1C1110203/2011

Pembantu Rektor III Dosen Pembimbing,

Bidang Kemahasiswaan,

(Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si) (Witiyasti Imaningsih, S.Si., M.Si)

NIP 19590409 198103 1 002 NIP19820413200501 2 001

Page 3: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

RINGKASAN ......................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 2

1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian .................................................... 2

1.4 Luaran Penelitian ........................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4

2.1 Fungi ............................................................................................. 4

2.1.1 Taksonomi Fungi ............................................................... 4

2.1.2 Morfologi Fungi ................................................................ 5

2.1.3 Reproduksi Fungi .............................................................. 6

2.1.4 Pertumbuhan Fungi ............................................................ 6

2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Fungi Uji ........................................ 8

2.2.1 Aspergillus sp ..................................................................... 8

2.2.2 Penicillium sp .................................................................... 9

2.3 Karakteristik Limbah Cair Tahu ..................................................... 10

2.4 Bioremediasi ................................................................................. 11

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................ 12

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 12

3.1 Alat dan Bahan ................................................................................. 12

3.3 Tahapan Kegiatan Penelitian ............................................................ 12

3.3.1 Persiapan ............................................................................ 12

3.3.1.1 Sterilisasi Alat dan Ruangan .................................. 12

3.3.1.2 Pembuatan media ................................................... 13

3.3.2 Penelitian Pendahuluan ...................................................... 13

3.3.2.1 Pemilihan Fungi ..................................................... 13

Page 4: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

iv

3.3.2.2 Pembuatan Preparat Fungi ..................................... 13

3.3.2.3 Identifikasi Fungi ................................................... 14

3.3.2.4 Kultur Fungi ........................................................... 14

3.3.2.5 Uji Coba Pendahuluan ........................................... 15

3.3.3 Penelitian Utama ................................................................ 15

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....................................... 17

4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 17

4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18

LAMPIRAN ............................................................................................ 19

Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota ................................................. 19

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................. 23

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian tugas ...... 27

Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti .......................................... 28

Lampiran 5 Alat, Bahan, dan Metode Analisis Kualitas Air ................... 31

Page 5: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

v

RINGKASAN

Fungi merupakan mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam

mendekomposisi bahan organik dan kemudian memanfaatkannya untuk

pertumbuhan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

penambahan fungi Aspergillus sp. Dan Penicillium sp. terhadap penurunan

kandungan bahan organik limbah cair tahu. Pengolahan limbah cair tahu secara

biologi merupakan pengolahan alternatif yang dapat digunakan karena sesuai

dengan karakteristik limbah tersebut, yaitu limbah organik.

Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu persiapan, penelitian

pendahuluan, dan penelitian utama. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan

Mei-Juli 2014. Pengambilan sampel limbah cair tahu dilakukan di pabrik tahu di

daerah Loktabat, Kabupaten Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Alat dan

bahan yang digunakan selama penelitian meliputi alat dan bahan untuk

identifikasi dan kultur fungi, pengumpulan air limbah, dan pelaksanaan penelitian

utama.

Perlakuan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu limbah cair tanpa

penambahan fungi (TF), dengan penambahan fungi Aspergillus sp. (A), dan

dengan penambahan fungi Penicillium sp. (P).

Page 6: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan manusia dalam segala

aspek kehidupan terus meningkat. Salah satu kebutuhan tersebut adala kebutuhan

makanan yang menyebabkan meningkatnya kegiatan industri makanan. Industri

makanan yang cukup banyak berkembang di Indonesia adalah industri pembuatan

tahu. Pada umumnya, pengolahan kedelai menjadi tahu dilakukan secara

tradisional sehingga industri pembuatan tahu tergolong ke dalam industri kecil

atau industri rumah tangga. Sebagaimana industri lainnya, industri tahu juga

menghasilkan limbah. Limbah utama dari industri ini adalah limbah organik baik

berupa Iimbah cair maupun padat. Limbah padat masih dapat dimanfaatkan untuk

membuat oncom maupun pakan ternak, sedangkan limbah cair umumnya belum

dimanfaatkan, dan langsung dibuang ke perairan. Pembuatan limbah tanpa

pengolahan ini berpotensi mengakibatkan terjadinya pencemaran (Dhahiyat,

1990).

Pada dasarnya setiap badan air memiliki kemampuan untuk memulihkan

kondisi perairannya sendiri (self purification). Bila beban pencemar yang masuk

terlalu tinggi dan melebihi kapasitas perairan tersebut untuk melakukan pulih diri,

maka kualitas lingkungan perairan menurun dan mengganggu kehidupan

organisme yang hidup di dalamnya. Akibat yang lebih buruk adalah rusaknya

ekosistem di perairan tersebut. Oleh karena itu, air limbah yang tidak digunakan

akan lebih baik jika diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan.

Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu secara fisika,

kimia, dan biologi. Untuk limbah cair tahu, pengolahan air limbah secara biologi

merupakan alternatif pengolahan yang dapat digunakan karena sesuai dengan

karakteristik limbah tersebut, yaitu limbah organik (Dhahiyat, 1990).

Bioremediasi merupakan proses penyehatan secara biologis terhadap

komponen lingkungan yang telah tercemar oleh kegiatau manusia. Bioremediasi

adalah salah satu pengolahan air limbah secara biologi. Salah satu agen biologis

Page 7: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

2

yang memiliki potensi sebagai bioremediator adalah fungi (mikoremediasi)

(Dhahiyat, 1990).

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menggunakan fungi

sebagai agen bioremediator. Ayu (2008) telah mengujikan beberapa fungi akuatik

dari Telaga Warna yaitu Absidia spinosa, Acremonium strictum,

Cephalosphorium acremonium, Penicillium viridicatum, dan Penicillium

augulosum untuk menurunkan kandungan bahan organik limbah tahu. Dalam

penelitian ini digunakan fungi yang berbeda sebagai bioremediator limbah cair

tahu yang diharapkan dapat memberikan iuformasi mengenai fungi sebagai agen

biologis dalam pengolahan limbah cair organik.

1.2 Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan fungi

Aspergillus sp. dan Penicillium sp. terhadap penurunan kandungan bahan organik

limbah cair tahu.

1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian

Kegiatan industri pabrik tahu meughasilkan limbah padar dan cair. Limbah

padat berupa berupa ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan

bahan membuat oncom, sedangkan limbah cair berupa “whey” masih sedikit yang

memanfaatkan. Limbah cair yang tidak dimanfaatkan ini biasanya langsung

dibuang ke sungai.

Limbah cair tahu memiliki kandungan bahan organik yang tinggi dan pada

umumnya dibuang ke perairan tanpa melalui pengolahan. Hal ini dapat

menyebabkan terjadinya pencemaran yang berakibat buruk bagi ekusistem badan

air penerima. Dampak paling buruk akibat kandungan bahan organik yang tinggi

adalah dapat menyebabkan kondisi perairan menjadi anaerob yang

membahayakan bagi organisme di dalamnya.

Dalam penelitian ini, fungi hasil kultur dimasukkan ke dalam limbah cair

tahu. Fungi akan memanfaatkan bahan organik yang berasal dari limbah cair tahu

untuk pertumbuhannya. Jika proses bioremediasi berjalan dengan baik, maka

bahan organik akan menurun dan kualitas limbah cair tahu akan membaik.

Page 8: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

3

1.4 Luaran Penelitian

Luaran dari penelitian ini adalah publikasi ilmiah melalui artikel ilmiah

nasional.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tentang

manfaat fungi Aspergillus sp. Dan Penicillium. sp yang dapat menurunkan

kandungan bahan organik limbah cair tahu.

Isolat fungi

dapat

menurunkan

bahan organik

Bahan

Organik Turun

Kandungan

bahan organik

Isolat fungi Biomassa

fungi

Kualitas air

membaik

Page 9: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fungi

Berdasarkan Sigee (2005) fungi dan organisme yang mempunyai fungi tidak

memiliki klorofil dan memiliki peran utama sebagai saprofit di lingkungan

akuatik. Fungi diketahui sebagai kelompok organisme yang bersatu dalam bentuk

pertumbuhan miselium dan berasosiasi dalam menyerap nutrisi (heterotrofik).

Berdasarkan pertumbuhan miseliumnya, fungi dibagi menjadi tiga

kelompok, yaitu true fungi, Actinomycetes, dan Oomycetes. True fungi bersifat

eukariotik, Actynomycetes bersifat prokariotik, dan Oomycetes bersifat eukariotik

namun lebih dekat dengan alga (Sigee, 2005).

2.1.1 Taksonomi Fungi

Alexopoulos (1996) membagi true fungi ke dalam kelompok sebagai

berikut :

1. Filum Chytridiomycota

Anggota dari filum ini ditemukan di habitat akuatik dan tanah; merupakan

spesies yang parasit dan saprofit. Banyak anggota filum ini yang tidak

memiliki miselium. Talus tereduksi menjadi single globular structure atau

rhizoid dengan sistem yang tidak beraturan yang menembus inang atau

substrat. Filum ini pada habitat akuatik memiliki empat ordo yang penting,

yaitu ordo Chytridiales, ordo Blastocladiales, ordo Spizellomycetales, dan

Monoblepharidales.

2. Filum Zygomycota

Dua kelas pada filum ini yang berada di habitat akuatik adalah kelas

Zygomycetes dan Trichomycetes.

3. Filum Asbomycota

Ciri dari filum ini adalah bentuknya multiselular, memiliki miselium yang

bersepta, dan ascocarp. Fungi pada kelompok ini jarang ditemukan di

perairan air tawar.

4. Filum Basidiomycota

Page 10: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

5

Keberadaan filum ini juga terbatas di air tawar. Biasanya berada di kayu dan

material organik lain di dalam dan sekitar sungai.

5. Filum Deuteromycota

Filum ini memiliki peranan panting baik sebagai saprofit maupun sebagai

parasit dau predator hewan kecil. Khusus Hyphomycetes diketahui memiliki

spora aseksual di habitat akuatik. Bentuk konidia yang tetra-radiate dan

sigmoig merupakan fungi saprofitik yang utama. Kelimpahan

Hyphomycefss biasanya ditemukan di daun busuk yang tenggelam dari

pohon dan semak di sungai. Fungi ini memainkan peranan penting di

ekologi perairan yang teraerasi baik dimana daun yang rontok menyediakan

kebutuhan bahan organik utama.

2.1.2 Morfologi Fungi

Secara umum, fungi menyerupai tumbuhan hijau namun dengan beberapa

pengecualian yaitu fungi memiliki dinding sel tertentu, biasanya non motil

walaupun fungi memiliki sel reproduksi yang motil, dan bereproduksi dengan

spora. Fungi terdapat dalam berbagai bentuk dan ditemukan hampir di semua

tempat. Pada dasamya fungi tersebut memiliki persamaan, namun secara

struktural terlihat adanya perbedaan. Fungi dibagi menjadi tiga, yaitu kapang

(mold), khamir (yeasts), dan jamur (mushrooms). Khamir secara umum

merupakan organisme sel tunggal, kapang berbentuk cabang yang tersusuu oleh

beberapa atau banyak sel, dan jamur dibangun oleh sejumlah massa sel dan

filamen (Alexopoulos, 1996).

Pada dasamya, sel fungi sama seperti sel tumbuhan tingkat tinggi. Sel fungi

memiliki nuklei yang dapat dilihat, dinding sel dengan ketebalan bervariasi, dan

sitoplasma yang mengandung beragam pemasukan. Filamen dibangun oleh sel-sel

yang tersusun dari ujung ke ujung, bercabang dan berjalin-jalin. Individu filamen

disebut hifa dan kompleks dari beberapa filamen disebut miselium (Alexopoulos,

1996).

Kapang memiliki susunan jaringan miselium yang longgar sedangkan jamur

nemiliki susunan jaringan miselium dengan struktur yang kompak. Miselium pada

Page 11: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

6

beberapa fungi terdiri dari individual sei yang terpisah oleh hifa dan tiap sel

tersusun oleh sebuah nuklei. Pada fungi lainnya, hifa merupakan sel tunggal yang

mengandung banyak nuklei (Alexopoulos, 1996).

2.1.3 Reproduksi Fungi

Secara umum, fungi bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi

aseksual disebut somatik atau vegetatif. Cara reproduksi ini tidak melibatkan inti

kelamin, sel, ataupun organ. Reproduksi selsual dicirikan dengan penyatuan dua

inti. Cara reproduksi aseksual pada fungi yaitu l) fragmentasi miselium, masing-

masing fragmen tumbuh menjadi individu baru; 2) pembelahan sel somatik

menjadi sel anak; 3) tunas dari sel somatis atau membentuk spora, masing-masing

tunas akan memberrtuk individu baru; dan 4) membentuk spora, masing-masing

spora berkecambah membentuk germ tube yang tumbuh menjadi miselium. Cara

reproduksi seksual pada fungi terjadi melalui tiga fase, yaitu 1) plasmogamy, yang

membawa dua inti haploid ke dalam satu sel; 2) karyogamy, yang menyatukan dua

inti haploid menjadi satu diploid; dan 3) meiosis, yang mereduksi sejumlah

kromosom menjadi haploid (Alexopoulos 1996).

2.1.4 Pertumbuhan Fungi

Fungi bersifat heterotrofik. Dalam hal ini fungi mampu mensintesis material

organik untuk tumbuh hanya dari komponen organik. Menurut Moore-Landecker

(2002) fungi dapat menyerap bahan organik dalam molekul yang Iebih kecil yang

larut dalam air secara langsung dari lingkungan melalui hifanya. Fungi harus

mencerna terlebih dahulu polimer yang tidak larut seperti selulosa, kanji, dan

protein sebelum digunakan. Mekanisme pemanfaatan bahan organik oleh fungi

dapat dilihat pada Gambar 1.

Fungi juga bersifat kemotrofik. Dalam hal ini fungi menerima energi secara

independen dari cahaya melalui reaksi kimia. Selain karbon organik dan mineral

nitrogen, fungi juga membutuhkan sejumlah mineral dan trace element untuk

tumbuh seperti yang biasa dilakukan tanaman pada tingkat yang lebih tinggi.

Fungi memerlukan nutrien untuk mendukung pertumbuhannya. Bentuk anorganik

dari fosfor, kalsium, dan magnesium digunakan untuk mendukung pertumbuhan

normal fungi (Moore-Landecker, 2002).

Page 12: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

7

Gambar 1. Mekanisme pemanfaatan bahan organik oleh fungi

Menurut Moore-Landecker (2002) pertumbuhan fungi mempunyai beberapa

fase (Gambar 3), yaitu: (I) fase lag, merupakan fase yang terjadi setelah inokulasi

sebelurn terjadinya pembelahan sel; (II) fase akselerasi, merupakan fase mulainya

sel-sel membelah dan transisi antara kondisi dorman dan pertumbuhan aktif; (III)

fase eksponensial, merupakan fase peningkatan jumlah sel yang paling besar, dan

peningkatan jumlahnya terjadi secaca eksponensial; (IV) fase deselerasi,

merupakan fase terjadinya penurunan pembelahan sel; (V) fase stasioner

merupakan fase ketika produksi sel baru dengan jumlah sel yang mati relatif

seimbang; Kurva pada fase ini merupakan garis lurus yang horizontal; (VI) fase

kematian dipercepat, ditandai dengan penurunan iumlah sel hidup.

Gambar 2. Kurva pertumbuhan fungi: (I) fase lag, (II) faseakselerasi, (III) fase

eksponensial, (IV) fase deselerasi, (V) fase stasioner, (VI) fase kematian dipercepat

Page 13: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

8

2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Fungi Uji

2.2.1 Aspergillus sp.

Klasifikasi fungi Aspergillus sp (Gambar 3) menurut Fassatiova (2006)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Mycophyta

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Famili : Trichomaceae

Genus : Aspergillus

Spesies : Aspergillus sp.

Aspergillus sp. merupakan genus yang tersebar luas di seluruh dunia.

Karakteristik dari koloni Aspergillus sp. adalah adanya pertumbuhan yang cepat

dengan koloni berwarna kuning, putih, kuning-coklat, dan coklat-hitam.

Aspergillu sp. memiliki konidiofor dan konidia. Ujung konidiofor berada di

vesikel yang ditutupi oleh sebuah palisade seperti lapisan phialide (uniseriate).

Vesikel, phialide, metula, dan konidia membentuk kepala konidia. Konidia terdiri

dari satu sel, berbentuk lembut hingga kasar. Deskripsi untuk identifikasi

didasarkan pada pigmentasi koloni dan bentuk kepala konidia (Fassatiova, 2006).

Aspergillus sp. merupakan fungi yang sangat aerobik dan ditemukan di

hampir semua lingkungan yang kaya oksigen. Sebagaimana kapang lainnya,

Aspergillus sp. tumbuh di permukaan substrat karena membutuhkan oksigen. Pada

umumnya fungi tumbuh di substrat yang kaya akan karbon seperti monosakarida

(glukosa) dan po1isakarida (amilase). Namun, Aspergillus sp, juga mampu

tumbuh di lingkungan yang mengalami penurunan nutrien bahkan di lingkungan

yang sangat kurang nutrien. Aspergillus sp, dapat menghasilkan mycotoxin.

Mycotoxin merupakau enzim yang dihasilkan oleh spesies fungi. Beberapa spesies

dari Aspergillus sp. merupakan patogen bagi manusia dan hewan namun ada yang

bermanfaat bagi agrikultur (Fassatiova, 2006).

Page 14: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

9

B

Gambar 3. Aspergillus sp. Pada perbesaran 10 x10

2.2.2 Penicillium sp.

Klasifikasi fungi Penicillium sp. (Gambar 4) menurut Fassatiova (2006)

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Mycophyta

Kelas : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Familia : Trichomaceae

Genus : Penicillium

Species : Penicillium sp.

Koloni Penicillium sp. Memiliki pertumbuhan yang cepat. Warna koloni

hijau, kadang-kadang putih. Penicillium sp. memiliki rantai yang terdiri dari

konidia bersel satu (ameroconidia) yang merupakan suksesi dari sel konidigenous

khusus disebut phialide. Phialides pada Penicillium sp. berbentuk botol dan

konidia berbentuk bulat, elips, silindris atau fusiform, berdinding halus atau kasar,

dengan wama hialin atau kehijauan. Pada Penicillium sp, phialides djproduksi

secara Salman, kelompok aiau dari metula bercabang, sehingga tampak seperti

sikat. Sikat ini disebut penicillus. Semua sel antara metula dan konidifor bersatu

seperti cabang-cabang. Pola percabangannya dapat berupa tidak bercabang

monoverticilate), dua percabangan (biverticillate) baik simetris maupun simetris,

dan tiga hingga lebih percabangan (Fassatiova, 2006).

Penicillium sp. merupakan genus fungi yang memiliki persebaran sangat

luas dun birsifat kosmopolit. Penicillium sp. dapai ditemukan di tanah, dan

Page 15: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

10

permukaan organisme hidup atau mati. Perkembangbiakannya mengunakan spora

yang tahan terhadap beragam substrat (Fassatiove, 2006).

Gambar 3. Penicillium sp. Pada perbesaran 10 x 10

2.3. Karakteristik Limbah Cair Tahu

Pada pengolahan tahu diperlukan air dengan jumlah yang banyak karena

hampir semua tahap pada pembuatan tahu memerlukan air. Terdapat hasil

sampingan dari proses pembuatan tahu yaitu “whey” yang berupa cairan dan

ampas tahu yang berupa padatan. Sebagian pabrik tahu ada yang menggunakan

“whey” sebagai biang, sedangkan ampas tahu dapat diolah menjadi oncom merah

dan sebagai bahan makanan ternak babi, kuda, dan ikan (Citroreksoko, 2006).

Limbah tahu adalah limbah yang dihasilkm dalam proses pambuman tahu

ataupun pada saat pencucian kedelai. Setiap kuintal kedelai akan menghasilkan

3,5 - 2 m3 air limbah. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair,

Limbah cair tahu dapat berupa sisa air tahu yang tidak menggumpal karena

kurang sempurnanya proses penggumpalan maupun potongan tahu yang hancur.

Limbah cair yang mengandung bahan organik akan mengalami proses

pembusukan sehingga menimbulkan bau tidak sedap sebagai hasil perombakan

bahan organik (Citroreksoko, 2006).

Page 16: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

11

2.4. Bioremediasi

Bioremediasi merupakan proses penyehatan (remediasi) secara biologi

terhadap komponen lingkungan, tanah, dan air yang telah tercemar oleh kegiatan

Manusia. Bioremediasi menggunakan mikroorganisme merupakan salah satu dari

beberapa teknologi penyehatan lingkungan yang ekonomis. Bioremediasi

menggunakan mikroorganisme sangat tepat untuk perombakan polutan secara in

situ. Proses tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi: (I) pengkayaan, yaitu

merangsang pertumbuhan dan aktivitas miluoorganisme perombak polutan

setempat (indigenous), misalnya dengan penyuntikan nutrien ke daerah yang

tercemar, (2) bioaugmentasi, yaitu menginokulasi daerah tercemar dengan

mikroorganisme perombak polutan (non indigenous). Melalui aktivitas mikro-

organisme, senyawa-senyawa beracun dan berbahaya akan terkonversi menjadi

senyawa yang tidak berbahaya (Citroreksoko, 2006).

Prinsip dari proses bioremediasi adalah dekomposisi bahan organik di

biosfer yang diIakukan oleh bakteri dan jamur heterotrofik. Mikroorganisme ini

memiliki kemampuan memanfaatkan senyawa organik alami (misalnya

hidrokarbon dan minyak bumi, fenol, kresol, aseton, dan selulosa buangan)

sebagai sumber karbon dan energi. Proses dekomposisi yang terjadi menghasilkan

karbondiosida, metan, air, biomassa mikroba, dan hasil samping berupa senyawa-

senyawa yang lebih sederhana daripada dengan senyawa asalnya (Citroreksoko,

2006).

Teknologi bioremediasi sangat bermanfaat. Hal ini dikarenakan 1) dapat

dilaksanakan di lapangan (in situ); 2) mencegah kerusakan lingkungan; 3)

memperkaya biaya transportasi; 4) menghilangkan limbah secara permanen; 5)

memperkecil kerugian jangka panjang (Citroreksoko, 2006).

Page 17: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu persiapan, penelitian

pendahuluan, dan penelitian utama. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan

Mei-Juli 2014. Pengambilan sampel limbah cair tahu dilakukan di pabrik tahu di

daerah Loktabat, Kabupaten Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, selanjutnya

penelitian pendahuluan dan penelitian utama dilakukan di Laboratorium Biologi

FMIPA UNLAM, Laboratorium Fisika-kimia dan Laboratorium Mikrobiologi.

Bagian Produktivias dan Lingkungan Perairan (Proling), Program Studi Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung

Mangkurat.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian meliputi alat dan bahan

untuk identifikasi dan kultur fungi, pengumpulan air limbah, dan pelaksanaan

penelitian utama. Buku identifikasi Moulds and Filamenlous Fungi in Technical

Microbiology (Fassatiova, 1986) digunakan untuk mengidentifikasi fungi.

3.3. Tahapan Kegiatan Penelitian

3.3.1.Persiapan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu sterilisasi alat dan ruangan

serta pembuatan media, Penjelasan dari kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan

pada sub dan selanjutnya.

3.3.1.1. Sterilisasi Alat dan Ruangan

Sterilisasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum memulai suatu

pekerjaan kegiatan baik pada penelitian pendahuluan maupun utama. Sterilisasi

ruangan dilakukan sebelum kegiatan penelitian dimulai dengan cara

membersihkan, menyemprot ruangan dengan alkohol 70%. Sterilisasi terhadap

aIat-alat untuk kultur-fungi seperti cawan petri dan pipet, dilakukan dengan

menggunakan oven. Cawan petri dan pipet dibungkus dengan menggunakan

kertas dan dimasukkan ke dalam oven Ialu dioven selama ± 3 jam pada suhu 160-

Page 18: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

13

175°C. Sterilisasi Wadah uji berupa stoples dilakukan dengan membilasnya

menggunakan HCL dan akuades.

3.3.1.2. Pembuatan Media

Media PDB dibuat dengan cara melarutkan 24 gram PDB bubuk ke dalam 1

liter air. PDB diaduk dengan magnetic stirer dan dipanaskan hingga larut lalu

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian media PDB disterilisasi dengan

menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama ± 15 menit.

Media PDA dibuat dengan cara melarutkan 39 gram PDA bubuk kedalam 1

liter air. Kemudian PDA diaduk dengan magnetic stirrer dan dipanaskan. Setelah

PDA benar-benar larut (ditandai dengan tidak terlihatnya bubuk dan media

berwarna coklat bening), pengadukan dan pemanasan dihentikan. Kemudian PDA

disterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama ± 15 menit.

3.3.2. Penelitian Pendahuluan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah pemilihan fungi, pembuatan

preparat fungi, identifikasi fungi, kultur fungi, dan uji coba pendahuluan.

Penjelasan dari kegiatan-kegiatan tersebut dijabarkan pada sub bab selanjutnya.

3.3.2.1. Pemilihan Fungi

Fungi yang digunakan untuk penelitian merupakan koleksi inokulan

fungi milik Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNLAM. Fungi yang berasal dari

Genus Penicillium dan Aspergillus. Hal ini didasarkan pada Genus Penicillium

dan Aspergillus tergolong Hyphomycetes yang bersifat saprofitik. Fungi yang

bersifat saprofitik adalah fungi yang memiliki kemampuan mendegradasi bahan

organik. Selain itu hasil penelitian Ayu (2008) menunjukkan bahwa fungi dari

genus Penicillium memiliki kemampuan lebih baik dalam mendekomposisi bahan

organik dibandingkan fungi uji lainnya.

3.3.2.2. Pembuatan Preparat Fungi

Preparat fungi dibuat untuk mempermudah pengamatan dalam proses

identifikasi fungi dibawah mikroskop. Cawan petri disiapkan dan diberi alas

kertas saring yang telah diukur dan dibentuk lingkaran menyesuaikan ukuran dan

bentuk alas cawan petri. Pipa V diletakkan di atas kertas saring. Setelah itu, gelas

Page 19: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

14

objek diletakkan di atas pipa V dan gelas penutup diletakkan secara berdiri

diujung pipa tersebut. Cawan petri di sterilisasi menggunakan autoclave pada

suhu 121°C selama ± 15 menit. Stelah di sterilisasi, cawan petri dibiarkan hingga

dingin. Kemudian diteteskan media PDA cair yang steril diteteskan di atas gelas

objek dengan menggunakan pipet didekat nyala api Bunsen. Isolat fungi

diinokulasi pada permukaan agar dengan menggunakan jarum ose yang steril.

Kemudian 5-7 ml gliserol 10% diteteskan ke bagian permukaan kertas saring agar

kondisi cawan petri menjadi lembab. Cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu

kamar selama 2-3 hari. Selanjutnya dilakukan proses identifikasi dibawah

mikroskop.

3.3.2.3. Identifikasi fungi

Identifikasi ulang dilakukan untuk memastikan keakuratan jenis fungi

yang telah di identifikasi sebelumnya. Untuk menentukan jenis fungi, struktur

tubuh fungi yang tumbuh pada preparat fungi diamati menggunakan mikroskop.

Fungi yang diamati didokumentasikan menggunakan kamera untuk

mempermudah pengamatan dan identifikasi. Selain itu, pengamatan juga

dilakukan secara makroskopis untuk melihat morfologi dan warna fungi.

Identifikasi dilakukan hingga tingkat genus menggunakan buku identifikasi.

3.3.2.4. Kultur Fungi

Kultur dilakukan untuk memperbanyak isolat murni yang dibutuhkan

untukl perlakuan fungi terhadap limbah. Isolat fungi, jarum ose, dan media broth

sebanyak 200 ml dalam Erlenmeyer 500 ml disiapkan. Isolat fungi diambil dengan

menggunakan jarum ose yang disterilkan dengan cara membakar jarum ose pada

nyala api Bunsen. Lalu isolate fungi tersebut dikerik dan diinokulasikan sebanyak

1 ose ke dalam Erlenmeyer berisi media PDB. Media berisi fungi tersebut dikocok

dan diinkubasi pada suhu kamar 27-300 C selama 3-5 hari. Selanjutnya sebanyak

1 ml PDB yang sudah ditumbuhi fungi tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri.

Media agar sebanyak 15 ml dimasukkan kedalam cawan petri tersebut lalu di

inkubasi pada suhu kamar selama 3 hari. Hasil kultur fungi ini siap digunakan

untuk uji coba pendahuluan dan penelitian utama.

Page 20: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

15

3.3.2.5. Uji Coba pendahuluan

Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah Aspergillus sp. dan

Penicillium sp. yang akan digunakan dalam penelitian utama dapat hidup pada

media uji. Selain itu, uji coba ini dilakukan untuk mengetahui lama pengadukan

yang paling baik bagi pertumbuhan fungi. Pengadukan dilakukan dengan tujuan

untuk meningkatkan kontak antara fungi uji dengan bahan organic karena fungi

berada di atas permukaan media uji.

Dalam uji coba ini, media uji yang digunakan adalah 1 L limbah cair tahu

dengan konsentrasi air limbah 100% (tanpa pengenceran) yang dimasukkan

kedalam wadah uji berupa stoples berpengaduk. Kemudian fungi dimasukkan ke

dalam media uji dengan taraf perlakuan berupa perbedaan lam pengadukan, yaitu

15 menit, 30 menit, 45 menit, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, dan 10 Jam.

Pemilihan waktu ini didasarkan pada uji coba yang telah dilakukan selama 24 jam

tanpa henti, pertumbuhan fungi menjadi terhambat. Selanjutnya pengamatan

pertumbuhan fungi dilakukan selam 3 hari.

Hasil dari uji coba ini adalah bahwa unit percobaan dengan taraf

perlakuan lama pengadukan selama 2 jam memilki pertumbuhan fungi lebih baik

dari pertumbuhan fungi pada taraf perlakuan lainnya. Oleh karena itu , lama

pengadukan yang akan digunakan dalam penelitian utama adalah 2 jam.

3.3.3 Penelitian utama

Penelitian utama merupakan tahap akhir dari kegiatan penelitian ini. Pada

tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah inokulasi kedua fungi terhadap limbah

cair tahu selama 6 hari retensi.

Perlakuan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu limbah cair tanpa

penambahan fungi (TF), dengan penambahan fungi Aspergillus sp. (A), dan

dengan penambahan fungi Penicillium sp. (P).

Hal pertama yang dilakukan sebelum perlakuan fungi terhadap limbah

adalah pemisahan limbah cair dari limbah padat melalui penyaringan dengan

saringan ukuran 30 µm. Setelah itu limbah cair dimasukkan ke dalam wadah

berukuran 120 L untuk dihomogenkan. Konsentrasi limbah yang digunakan

adalah 100% (tanpa pengenceran).

Page 21: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

16

Setelah semua komponen uji siap, stoples diisi dengan limbah cair tahu

sebanyak 1,5 L. Setelah itu, inokulan fungi sebesar 1/3 potongan agar cawan petri

atau ±12,5 % dari luas penutupan total permukaan media uji dimasukkan kedalam

media uji. Selanjutnya setiap hari masing-masing perlakuan diberikan pengadukan

selama 2 jam. Pengadukan dilakukan mulai hari ke-2 hingga hari ke-6. Hari ke-1

tidak dilakukan pengadukan dengan tujuan agar fungi dapat beradaptasi dahulu

dengan media uji. Kemudian setiap harinya dilakukan pengambilan contoh air

dengan menggunakan selang berukuran kecil untuk dianalisis kualitas airnya.

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian utama dapat dilihat pada bagan

dibawah ini:

Parameter kimia dan fisika kualitas air yang diukur yaitu BOD5, COD,

amonia, TSS, TDS, DO, pH, dan suhu. Parameter biologi yang diamati adalah

luas penutupan fungi. Analisis kualitas air untuk parameter BOD5, COD, amonia,

TDS, dan TSS dilakukan pada awal perlakuan (T0), hari ke-1 (T1), hari ke-2 (T2),

hari ke-4 (T4), hari ke-6 (T6). Pengukuran parameter DO, pH, suhu dan

pengamatan luas penutupan fungi dilakukan setiap hari (T0-T6).

Pengumpulan

Limbah Cair

Penyaringan

Limbah Cair

Pengadukan

Selama 2 Jam

Setiap Hari

Homogenisasi

Limbah Cair

Inokulasi

Fungi

Pengumpulan

Limbah

Pengisian

Limbah Cair

ke Dalam

Stoples

Page 22: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

17

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Penelitian memerlukan biaya sebesar Rp. 13.707.000,- (dua belas juta lima

ratus rupiah), seperti tertera pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang 7.020.000,-

2 Bahan Habis Pakai 4.812.000,-

3 Lain-lain 1.875.000,-

Jumlah 13.707.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3

1. Persiapan (perizinan)

2. Pelaksanaan penelitian

1. Penyediaan alat dan bahan

2. Ekstraksi dan perlakuan

3. Pengumpulan data dan analisis data

3. Pelaporan dan publikasi

1. Pembuatan laporan

2. Pembuatan artikel publikasi

Page 23: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

18

DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulos. 1996. Introductory Mycology. Prentice-Hall, Inc. New York.

Ayu, I. P. 2008. Biodiversitas dan Peran Mikrofungi Isolat Telaga Warna Dalam

Mendekomposisi Bahan Organik Pada Limbah Cair Tahu. [Tesis]. Sekolah

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Citroreksoko, P. 2006. Pengantar Bioremediasi Prosiding Pelatihan Lokakarya:

Peranan Bioremediasi Dalam Pengelolaan Lingkungan. Indonesia

Puslitbang Bioteknologi LIPI, BPPT, dan Hanns Seidel Foundation Jerman.

Cibinong, Bogor.

Dhahiyat. 1990. Kandungan Limbah Cair Pabrik Tahu dan Pengolahannya

Dengan Eceng Gondok (Eichornia crassipes (Mart) Solms). [Tesis].

Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Fassatiova, O. 2006. Moulds and Filamentous Fungi in Technical Microbiology :

Progress in Industrial Microbiology. Volume 22. Elsevier Science

Publisher. Amsterdam.

Moore-Landecker E. 2002. Fundamentals of The Fungi. Prentice-Hall, Inc. USA

Sigee DC. 2005. Frehwater Microbiology. Prentice-Hall, Inc. USA.

Page 24: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

19

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota

1.1 Biodata Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ana Fatmasari

2 Jenis Kelamin L/P Perempuan

3 Program Studi Biologi

4 NIM J1C110203

5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung, 22 Novemver 1993 6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085251429334

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Angsau 5 SMPN 1 Pelaihari SMAN 1

Pelaihari

Jurusan IPA

Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu

dan Tempat

1

2

3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1

2

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapatdipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaiandengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratandalam pengajuan Hibah Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah

Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp.

Banjarbaru, 23 Mei 2014

Pengusul,

(Ana Fatmasari)

Page 25: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

20

1.2 Biodata Anggota Pelaksana 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Evi Selvia

2 Jenis Kelamin L/P Perempuan

3 Program Studi Biologi

4 NIM J1C111042

5 Tempat dan Tanggal Lahir Kuala Kapuas, 04 Mei 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085349824040

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Selat

Tengah 2

Kuala Kapuas

SMPN 1 Selat

Tengah

Kuala Kapuas

MAN Selat

Tengah

Kuala Kapuas

Jurusan IPA

Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu

dan Tempat

1

2

3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1

2

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah

Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp.

.

Banjarbaru, 23Mei 2014

Pengusul,

(Evi Selvia)

Page 26: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

21

1.3 Biodata Anggota Pelaksana 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rezky Rahmayanti

2 Jenis Kelamin L/P Perempuan

3 Program Studi Biologi

4 NIM J1C111043

5 Tempat dan Tanggal Lahir Muara Teweh, 26 Maret 1994

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085651207223

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Teladan

Beriwit 4

Puruk Cahu

SMPN 1

Murung

Puruk Cahu

SMAN 1

Murung

Puruk Cahu

Jurusan IPA

Tahun Masuk - Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu

dan Tempat

1

2

3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1

2

3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Hibah Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah

Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp.

Banjarbaru, 23 Mei 2014

Pengusul,

(Rezky Rahmayanti)

Page 27: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

22

1.4 Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Witiyasti Imaningsih, S. Si., M.Si

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Lektor

4 NIP 19820413200501 2 001

5 Golongan Pangkat Penata Muda/IIIa

6 Tempat dan Tanggal Lahir

7 E-mail

8 No Telepon/Hp 0081348168106

9 Alamat Kantor Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru Kalsel

10 No Telepon/Faks 0511-4782899

12 Mata Kuliah yang diampu

1 Mikrobiologi

2

3

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan

Tinggi

IPB Bogor

Bidang Ilmu S2 Mayor

Mikrobiologi Tahun Masuk-Lulus

Judul Skripsi/

Tesis/Disertasi

Nama Pembimbing/

Promotor

Banjarbaru, 23 Mei 2014

Dosen Pembimbing

(Witiyasti Imaningsih, S.Si., M.Si)

Page 28: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

23

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga

Satuan (Rp) Keterangan

Cawan petri 5 jam/hari 35 jam 10.000,-/jam 350.000,-

Autoclave 10 jam/hari 35 jam 10.000,-/jam 350.000,-

Oven 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Neraca ohaus 5 jam/hari 20 jam 25.000,-/jam 500.000,-

Shaker 3 jam/hari 10 jam 15.000,-/jam 150.000,-

Pipet 5 jam/hari 50 jam 5.000,-/jam 250.000,-

Bulb 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Labu 3 jam/hari 5 jam 10.000,-/jam 50.000,-

Erlenmeyer 2 jam/hari 10 jam 20.000,-/jam 200.000,-

Jarum ose 3 kali/hari 5 kali 30.000,-/kali 150.000,-

Pemanas Bunsen 3 bulan 5 buah 100.000,-

/buah

500.000,-

Magnetik stirer 1 bulan 2 buah 12.500,-/buah 25.000,-

Pipa V 1 bulan 10 buah 10.000,-/buah 100.000,-

Gelas Objek 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Gelas Penutup 3 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,-

Kertas Saring 5 jam/hari 8 jam 10.000,-/jam 80.000,-

Pinset 4 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Mikroskop 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Kamera digital 3 jam/hari 10 jam 15.000,-/jam 150.000,-

Buku identifikasi 3 jam/hari 10 jam 15.000,-/jam 150.000,-

Gayung 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Jerigen 30 L 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Saringan 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Ember 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Stoples kaca berukuran

2,5 L

5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Pengaduk listrik 5 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,-

Selang 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Page 29: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

24

Kertas milimeter block 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

BOD inkubator 3 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Botol BOD 4 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Aerator 3 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Plastik hitam 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Labu erlenmeyer 5 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,-

Gelas piala 5 jam/hari 20 jam 10.000,-/jam 200.000,-

Pipet 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Buret 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Gelas Arloji 5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Spektrofotometer 5 jam/hari 5 jam 25.000,-/jam 125.000,-

Kertas saring Whatman 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

TDS meter 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Vacuum pump 3 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Kertas milliopore 0,45 µm 2 jam/hari 4 jam 10.000,-/jam 40.000,-

Dessicator 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Timbangan digital 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

DO meter 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

pH tester 5 jam/hari 10 jam 10.000,-/jam 100.000,-

Termometer pada DO

meter

5 jam/hari 15 jam 10.000,-/jam 150.000,-

Sub Total (Rp) 7.020.000

2. Bahan Habis Pakai

Material Volume Harga Satuan (Rp) Keterangan

Inokulan fungi 15 jam 20.000,-/jam 300.000,-

Aspergillus sp. 15 jam 20.000,-/jam 300.000,-

Penicillium sp. 15 jam 20.000,-/jam 300.000,-

PDA (Potato

Dextrose Broth)

24 gram 1000,-/gram 24.000,-

Alkohol 70 % 2 botol 9.000,-/botol 18.000,-

Spirtus 1 liter 100.000,-/liter 100.000,-

Page 30: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

25

Gliserol 10 % 300 mL 15.000,-/mL 450.000,-

Limbah cair tahu 4 L 5.000,-/L 20.000,-

Hasil kultur

Aspergillus sp. Dan

Penicillium sp.

2 cawan petri 150.000,-/ 300.000,-

MnSO4 3 gram 100.000,-/gram 300.000,-

NaOH-KI 3 gram 100.000,-/gram 300.000,-

H2SO4 pekat 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Amylum 3 gram 100.000,-/gram 300.000,-

Nutrien 3 gram 100.000,-/gram 300.000,-

Akuades 5 L 40.000,-/L 200.000,-

K2CrO7 0,025 N 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

FAS 0,0245 N 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Feroin 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Fenol 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Sodium nitroprusid 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Alkalin sitrat 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Sodium hipoklorit 100 mL 20.000,-/mL 200.000,-

Sub Total (Rp) 4.812.000

3. Lain-lain

Material Kuantitas Harga Satuan

(Rp) Keterangan

Penggandaan laporan

kemajuan, laporan

keuangan, laporan

akhir, loogbook

10 eks 15.000,-/eks 150.000,-

Penjilidan Laporan

kemajuan, keuangan,

akhir, loogbook

15 eks 20.000,-/eks 300.000,-

Penggandaan Artikel 50.000,- 50.000,-

Pengiriman Artikel

(Revisi)

150.000,- 150.000,-

Biaya Pemuatan

Artikel pada Jurnal

Ilmiah

1.000.000,- 1.000.000,-

Page 31: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

26

ATK 275.000,- 225.000,-

SUB TOTAL (Rp) 1.875.000,-

TOTAL KESELURUHAN 13.707.000

Page 32: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

27

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program

Studi Bidang Ilmu

Alokasi

Waktu

(minggu)

Uraian Tugas

1. Ana Fatmasari/

J1C111203

PS Biologi

FMIPA

UNLAM

Bioremediasi 12 Peneliti Utama,

penanggung

jawab seluruh

program

2. Rezky Rahmayanti/

J1C111043

PS Biologi

FMIPA

UNLAM

Bioremediasi 12 Peneliti,

bertanggung

jawab pada

proses

pemeliharaan

dan remediasi

3. Evi Selvia/

J1C111042

PS Biologi

FMIPA

UNLAM

Bioremediasi 12 Peneliti,

bertanggung

jawab pada

proses

pemeliharaan

dan remediasi

Page 33: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

28

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ana Fatmasari

NIM : J1C111203

Program Studi : Biologi

Fakultas : FMIPA UNLAM

Dengan ini menyatakan bahwa usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian

(PKM-P) saya dengan judul: Bioremediasi Kandungan Bahan Organik Limbah

Cair Tahu Menggunakan Fungi Aspergillus Sp. Dan Penicillium Sp. yang

diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah dibiayai

oleh lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-

benarnya.

Banjarbaru, 23 Mei 2014

Mengetahui, Yang menyatakan,

Pembantu Rektor III,

Bidang Kemahasiswaan

(Prof. Dr. Ir. H. Idiannor Mahyudin, M.Si) (Ana Fatmasari)

NIP 19590409 198103 1 002 NIM J1C111203/2011

Page 34: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

29

Lampiran 5. Alat, Bahan, dan Metode Analisis Kualitas Air yang Digunakan

Dalam Penelitian

Kegiatan Alat Bahan

Kultur dan

Identifikasi

Cawan petri, Autoclave,

Oven, Neraca ohaus, Shaker,

Pipet, Bulb, Labu,

Erlenmeyer, Jarum ose,

Pemanas Bunsen, Magnetik

stirer, Pipa V, Gelas Objek,

Gelas Penutup, Kertas Saring,

Pinset, Mikroskop, Kamera

digital, dan Buku identifikasi.

Inokulan fungi, Aspergillus

sp., Penicillium sp., PDA

(Potato Dextrose Agar),

PDB (Potato Dextrose

Broth), Alkohol 70 %,

Spirtus, dan Gliserol 10 %

Pengumpulan Air

Limbah

Gayung, Jerigen 30 L,

Saringan, dan Ember

Limbah cair tahu

Pelaksanaan

Penelitian Utama

Stoples kaca berukuran 2,5 L,

Pengaduk listrik, dan Selang.

Hasil kultur Aspergillus sp.

dan Penicillium sp.

Perhitungan Luas

Penutupan Fungi

Kamera digital dan Kertas

milimeter block

-

Pengukuran BOD BOD inkubator, Botol BOD,

Aerator, Plastik hitam, Labu

erlenmeyer, Gelas piala,

Pipet, Buret, dan Bulb

MnSO4, NaOH-KI, H2SO4

pekat, Amylum, Nutrien,

dan Akuades.

Pengukuran COD Buret, Gelas Arloji, Labu

erlenmeyer, dan Pipet.

H2SO4 pekat, K2CrO7 0,025

N, FAS 0,0245 N, dan

Feroin.

Pengukuran

Amonia

Spektrofotometer, Kertas

saring Whatman, dan Gelas

Piala

Fenol, Sodium nitroprusid,

Alkalin sitrat, Sodium

hipoklorit, dan Akuades

Pengukuran TDS TDS meter, Vacuum pump,

dan Kertas milliopore 0,45

µm.

-

Pengukuran TSS Vacuum pump, Oven, Akuades

Page 35: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

30

Dessicator, Kertas milliopore

0,45 µm, dan Timbangan

digital.

Pengukuran DO DO meter

Pengukuran pH pH tester

Pengukuran Suhu Termometer pada DO meter

Page 36: 1. PKM Bioremediasi Dengan Fungi (Evi Selvia, Rezky Rahmayanti, Ana Fatmasari)

31

Lampiran 6. Gambar Limbah Tahu di Loktabat Banjarbaru Kalimantan

Selatan

Keterangan :

a. Limbah tahu yang dialirkan

ke drum-drum pembuangan

b. Limbah tahu yang diambil

oleh praktikan

c. Tempat pengolahan kedelai

menjadi sari kedelai

Keterangan :

a. Sari kedelai dimasukkan ke

dalam cetakan tahu

b. Cetakan tahu

c. Sari kedelai yang dijadikan tahu

Keterangan :

a. Sari kedelai dimasukkan ke

dalam cetakan tahu

b. Cetakan tahu

c. Sari kedelai yang dijadikan

tahu